STRATEGI KOMUNIKASI DAKWAH LEMBAGA AMIL ZAKAT...
Transcript of STRATEGI KOMUNIKASI DAKWAH LEMBAGA AMIL ZAKAT...
STRATEGI KOMUNIKASI DAKWAH
LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL
DAARUT TAUHID PEDULI JAWA TENGAH
DALAM MENSEJAHTERAKAN UMAT ISLAM DI SEMARANG
SKRIPSI
Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)
OLEH:
INTAN HARTATI
NIM. 43010150002
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
روا روا وبش روا ولا تعس صلى الله عليه وسلم قال يس عن انس عن النبي
ولا تنف روا
“Dari Anas radhiyaallahu’anhu dari Nabi shollaallahu ‘alaihi wa
sallam, beliau bersabda: Mudahkanlah dan jangan mempersulit, beri
berita gembiralah dan jangan membuat berita yang menjadikan orang
lari.” (HR. Bukhari)
vii
PERSEMBAHAN
Dengan segenap rasa syukur kepada Allah SWT dan segenap ketulusan
hati, skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua penulis, Bapak Sukarwat dan Ibu Karniti yang tak pernah
lelah membimbing, memberi nasehat, mengingatkan, memberi do’a, dan
cintanya dalam kehidupan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik dan lancar. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan
rahmat, kasih sayang serta kesehatan bagi beliau berdua.
2. Kakak tersayang, Dyana Fitria Ningrum yang telah membantu serta memberi
dukungan kepada penulis disaat penulis mulai jenuh.
3. Adik tersayang, Akbar, Mulya, dan Agung yang selalu memberikan doa
terbaiknya.
4. Wahyu Hidayat partner terhebat yang selalu menemani penulis, selalu
berjuang membahagiakan, dan selalu memotivasi dalam hal kebaikan.
5. Ibu Dra. Maryatin, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
membimbing dengan ikhlas, mengarahkan dan meluangkan waktunya untuk
penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.
6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen keluarga besar Fakultas Dakwah IAIN Salatiga
yang telah membimbing dan mendidik penulis dari awal perkuliahan hingga
sekarang.
7. Keluarga besar Lembaga Amil Zakat Nasional Daarut Tauhid Peduli Jawa
Tengah.
viii
8. Sahabat terkasih dan tercinta, Mieke Laela Dini, Nuzliawati, Puteri Haryani,
dan Intan Fadilah yang senantiasa membersamai, membantu dan memberi
nasehat di setiap waktu.
9. Sahabat perjuanganku, Aliyatur Rohmaniah, Eni Nur Fuadah dan Umi
Kamilah yang selalu memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi
ini.
10. Sahabat terbaikku, Arif Sihid Purnomo yang senantiasa tulus menyemangati
dan sangat baik kepada penulis.
11. Sahabat Relawan Laznas DT Peduli Salatiga, Nuzlia, Nawawi, Labib, Nida
dan Rozi yang telah menyemangati penulis untuk segera menyelesaikan
skripsi ini.
12. Teman-teman S1 Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam angkatan 2015
khususnya konsentrasi Broadcasting 2015.
13. Adik-adik asuhku yang tersayang, Nurin, Nikmah, Rina,Nana, Wichda, Arini,
Hafidzah, Meggy, Rini, Windy, Febri dan lainnya yang tak bisa disebutkan
satu persatu.
14. Seluruh teman penulis di IAIN Salatiga dan dimanapun berada.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segenap rasa syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah Swt yang
selalu memberikan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Strategi Komunikasi
Dakwah Lembaga Amil Zakat Nasional Daarut Tauhid Peduli Jawa Tengah
dalam Mensejahterakan Umat Islam di Semarang.
Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Baginda Agung Rasulullah
Muhammad SAW, manusia inspiratif penuh keteladanan yang senantiasa
dinantikan syafa’atnya di hari akhir. Tidak lupa sholawat dan salam juga
disampaikan kepada keluarga, sahabat, dan orang-orang yang senantiasa
istiqomah di jalan kebaikan.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam proses
penulisan skripsi banyak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena
keterbatasan dan kemampuan yang belum sempurna. Namun berkat adanya
bantuan, motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak, syukur alhamdulillah
skripsi ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr.Zakiyuddin,M.Ag.selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Mukti Ali, M. Hum. selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
3. Ibu Dra. Hj Maryatin, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Komunikasi
Penyiaran dan Islam IAIN Salatiga sekaligus dosen pembimbing skripsi
x
xi
ABSTRAK
Hartati, Intan. 2019. Strategi Komunikasi Dakwah Lembaga Amil Zakat Nasional
Daarut Tauhid Peduli Jawa Tengah dalam Mensejahterakan Umat Islam
di Semarang. Skripsi Fakultas Dakwah Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing :
Dra. Maryatin, M.Pd
Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Dakwah, Lembaga Amil Zakat Nasional DT
Peduli Jawa Tengah, Kesejahteraan Umat Islam.
Strategi komunikasi dakwah merupakan hal yang sangat penting bagi
lembaga amil zakat agar dalam pengelolaan dan pendistribusian Zakat, Infaq,
Sedekah (ZIS) lebih efektif, tepat sasaran dan merata. Permasalahan yang dikaji
dalam penelitian ini adalah: 1) apa saja program kerja yang dilakukan Laznas DT
Peduli Jawa Tengah dalam mensejahterakan umat Islam di Semarang?, 2)
bagaimana strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli Jawa Tengah dalam
mensejahterakan umat Islam di Semarang?, 3) apa faktor pendukung dan
penghambat strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli Jawa Tengah dalam
mensejahterakan umat Islam di Semarang?,
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis kualitatif dan
pendekatan field research dengan metode deskriptif. Jadi setelah menyusun
perencanaan, peneliti kemudian terjun ke lapangan untuk menggambarkan secara
sistematis tentang permasalahan yang akan diteliti. Metode pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti
menganalisis data dengan menggunakan model Miles dan Huberman. Untuk
menguji keabsahan data, penelitian ini menggunakan teknik Triangulasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Laznas DT Peduli Jateng
memiliki program kerja empat kepedulian yaitu peduli ekonomi, pendidikan,
kemanusiaan dan dakwah. 2) Strategi komunikasi dakwah yang digunakan Laznas
DT Peduli Jateng yaitu dengan mensosialisasi keutamaan dan manfaat dari Zakat,
Infaq, Sedekah, dan Wakaf (ZISWAF). Proses sosialisasi yang dilakukan seperti
merumuskan sasaran, strategi informasi dan edukasi, strategi komunikasi dakwah
dengan menggunakan media, dan strategi komunikasi persuasif. 3) Faktor
pendukung dalam strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli Jateng yaitu
dengan adanya regulasi pemerintah, pemilihan metode yang tepat, lemahnya
kesadaran masyarakat, pemilihan media yang tepat, dan mempunyai program
kerja unggulan. Faktor penghambat dari strategi komunikasi dakwah Laznas DT
Peduli Jateng yaitu perbedaan sudut pandang pemikiran antar sesama karyawan,
faktor kepentingan perorangan/masjid/yayasan dan adanya regulasi pemerintah
yang mengharuskan ASN/PNS untuk berzakat di Baznas.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
LOGO INSTITUT ................................................................................................. ii
NOTA PEMBIMBING ......................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... v
MOTTO ................................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
ABSTRAK............................................................................................................xi
DAFTAR ISI .........................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 4
D. Penegasan Istilah ................................................................................. 5
E. Kerangka Berfikir................................................................................ 8
F. Sistem Penulisan ................................................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 11
B. Landasan Teori .................................................................................... 14
xiii
1. Strategi Komunikasi ....................................................................... 14
2. Dakwah........................................................................................... 25
3. Lembaga Amil Zakat Nasional DT Peduli Jawa Tengah ............... 35
4. Kesejahteraan Umat Islam ............................................................. 40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ....................................................... 45
B. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................. 46
C. Sumber Data ....................................................................................... 46
D. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 47
E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 48
G. TeknikValiditas Data ......................................................................... 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian.............................................................................. 51
1. Profil Laznas DT Peduli Jawa Tengah ........................................... 51
2. Visi dan Misi Laznas DT Peduli .................................................... 53
3. Struktur Organisasi Laznas DT Peduli Jawa Tengah .................... 54
4. Program Kerja Laznas DT Peduli .................................................. 54
5. Strategi Komunikasi Dakwah......................................................... 60
6. Faktor Pendukung dan Fakor Pendukung Strategi Komunikasi
Dakwah Laznas DT Peduli Jateng ................................................. 66
B. Pembahasan ........................................................................................ 69
1. Program Kerja Laznas DT Peduli Jawa Tengah ............................ 69
2. Strategi Komunikasi Dakwah Laznas DT Peduli Jawa Tengah ..... 77
xiv
3. Fakor Pendukung dan Faktor Penghambat Strategi Komunikasi
Dakwah Laznas DT Peduli Jawa Tengah ...................................... 91
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 97
B. Saran ................................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 99
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Berfikir ......................................................................... 9
Gambar 4.1 Struktur Kepengurusan Laznas DT Peduli Jateng ................ .. 54
Gambar 4.2 Sosialisasi Laznas DT Peduli Jateng melalui Radio ................... 81
Gambar 4.3 Facebook Sobat Peduli Jateng ...................................................... 82
Gambar 4.4 Instagram Sobat Peduli ................................................................ 83
Gambar 4.5 Channel Youtube DT Peduli Jateng Jawa Tengah ....................... 84
Gambar 4.6 Web DT Peduli ............................................................................. 85
Gambar 4.7 Brosur Laznas DT Peduli Jateng .................................................. 86
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampian 1 ...............................................................................Daftar Nilai SKK
Lampian 2 ...............................................................................Curriculum Vitae
Lampian 3 .............................................................................Lembar Konsultasi
Lampian 4 ...................................................................................Daftar Gambar
Lampian 5 .........................................................................Pedoman Wawancara
Lampian 6 ......................................................................................Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman sekarang ini, peran komunikasi menjadi hal yang vital
dalam kehidupan manusia. Manusia melakukan interaksi dan bersosialisasi
dengan menggunakan komunikasi berupa bahasa ucapan (verbal), atau bisa
juga dengan komunikasi tindakan (non verbal). Dalam kehidupan masyarakat,
manusia yang tidak pernah berkomunikasi dengan manusia lainnya biasanya
akan terisolasi dari masyarakatnya. Pengaruh dari isolasi ini dapat
menimbulkan depresi mental yang pada akhirnya dapat membawa manusia
kehilangan keseimbangan jiwanya (Book, 1980). Peneliti menyimpulkan
bahwa kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dapat mempengaruhi
keberhasilan atau kegagalan seseorang itu dalam mencapai sesuatu yang
diinginkan termasuk impian mereka.
Sohrah (2012 : 5) mengemukakan bahwa dari segi perspektif sosial
kemasyarakatan dan ekonomi, zakat akan menjadi sarana untuk meningkatkan
pendapatan masyrarakat. Proses peningkatan pendapatan masyarakat inilah
yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan umat. Meningkatnya kesejahteraan umat terjadi karena zakat
mengakomodir golongan umat yang lemah untuk memenuhi kebutuhannya.
2
Kewajiban membayar zakat dapat dijadikan sebagai wujud ketaatan
manusia kepada Allah Swt, dan juga dapat digunakan sebagai pemerataan
kekayaan antara yang kaya dan yang miskin. Besarnya peranan zakat bagi umat,
telah disadari pula oleh negara, termasuk di Indonesia yang telah
memberlakukan UU RI No. 23/2011 tentang pengelolaan zakat. Pemerintah
menyadari bahwa jika pengelolaan zakat dilakukan dengan baik, transparan, dan
bertangggung jawab, maka banyak persoalan sosial dan ekonomi dalam
masyarakat dapat terpecahkan. Sumber-sumber keuangan Islam yang diperoleh
dari Zakat Infaq dan Sedekah (ZIS) merupakan aset berharga umat Islam sebab
berfungsi sebagai sumber dana potensial, yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kesejahteraan seluruh umat.
Contoh keberhasilan dari ZIS terlihat pada zaman pemerintahan
khalifah Umar ibn Abdul Aziz, hanya dalam waktu sekitar dua tahun lima
bulan masa pemerintahannya, program ZIS terbukti telah dapat menghilangkan
kemiskinan di wilayah yang dipmpinnya, dan bahkan kemudian hasil ZIS yang
telah terkumpul, dikirim ke negara tetangga, khususnya Afika Utara yang
masih miskin (Multifiah, 2009 : 2)
Lembaga Amil Zakat Nasional yang akan di teliti oleh penulis yakni
Daarut Tauhid Peduli Jawa Tengah (Laznas DT Peduli Jateng) merupakan
lembaga amil zakat nasional dan lembaga nirlaba yang bergerak di bidang
penghimpun zakat, infaq dan shadaqah serta dana CSR. Penghargaan yang
banyak diraih serta respon positif yang didapat dari masyarakat terhadap
pelayanan dan kepedulian yang diberikan oleh Laznas DT Peduli Jawa Tengah,
3
menarik perhatian peneliti untuk meneliti strategi komunikasi dakwah Laznas
ini dibandingkan dengan Laznas lainnya. Peneliti ingin mencari tahu apa saja
program kerja yang dilakukan dan bagaimana strategi komunikasi dakwah
yang diterapkan oleh Laznas DT Peduli Jawa Tengah dalam kepeduliannya
melayani dan mensejahterakan umat islam di Semarang, serta faktor apa yang
mendorong dan faktor yang menghambat strategi komunikasi dakwah Laznas
DT Peduli dalam upaya mensejahterakan umat Islam di Semarang.
Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian ini dirasa penting agar
dapat memberikan informasi tentang perlunya perencanaan atau penentuan
strategi komunikasi dakwah bagi para lembaga amil zakat supaya dalam
pendistribusian Zakat, Infaq, Sedekah (ZIS) lebih efektif, tepat sasaran dan
merata. Sehingga dengan adanya ZIS diharapkan dapat mensejahterakan
kehidupan masyarakat, mengurangi masalah sosial yang kini terjadi, serta
masyarakat dapat merasakan manfaat ZIS melalui program kerja yang
dilakukan oleh Laznas DT Peduli Jawa Tengah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah :
1. Apa saja program kerja yang dilakukan Laznas DT Peduli Jawa Tengah
dalam mensejahterakan umat Islam di Semarang ?
2. Bagaimana strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli Jawa Tengah
dalam mensejahterakan umat Islam di Semarang ?
4
3. Apa faktor pendukung dan penghambat strategi komunikasi dakwah
Laznas DT Peduli Jawa Tengah dalam mensejahterakan umat Islam di
Semarang ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini
yaitu :
1. Untuk mengetahui sekaligus menjelaskan program kerja Laznas DT Peduli
Jawa Tengah dalam mensejahterakan umat islam di Semarang.
2. Untuk mengetahui strategi komunikasi dakwah yang digunakan oleh
Laznas DT Peduli Jawa Tengah dalam mensejahterakan umat islam di
Semarang.
3. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung strategi komunikasi
dakwah Laznas DT Peduli Jawa Tengah dalam mensejahterakan umat
islam di Semarang.
Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangsih
pemikiran kepada berbagai pihak, yaitu :
1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan teori di bidang
komunikasi dakwah, khususnya pengembangan strategi komunikasi
dakwah Laznas DT Peduli Jawa Tengah dalam mensejahterakan
kehidupan umat islam di Semarang.
b. Pengembangan referensi penelitian di bidang dakwah terkhusus untuk
jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
5
2. Secara Praktis
a. Bagi Lembaga
Penelitian ini diharapkan menjadi tolak ukur dalam meningkatkan
kualitas pelayanan Laznas DT Peduli Jawa Tengah, sehingga dapat
memberikan kontribusi yang positif, penyaluran bantuan lebih tepat
sasaran, merata dan bermanfaat bagi umat islam.
b. Bagi umat Islam
Hasil penelitian ini diharapkan bisa diterima oleh seluruh umat
islam serta mendapat dukungan penuh dalam mensejahterakan
kehidupan para mustahiq dari segi rohani maupun jasmani.
D. Penegasan Istilah
Untuk menghindari timbulnya berbagai interpretasi dan membatasi
ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, maka perlu adanya penjelasan-
penjelasan agar tidak keluar dari koridor-koridor yang ditentukan. Hal ini
dimaksudkan guna mendapatkan gambaran terfokus dari penelitian dan
menghindari terjadinya kesalahpahaman. Untuk itu, peneliti akan menjelaskan
pengertian yang terkandung dalam judul skripsi diatas, yaitu :
1. Strategi Komunikasi
Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning)dan manajemen
(management)untuk mencapai suatu tujuan. Strategi merupakan kunci yang
sangat penting dalam mencapai segala sesuatu, hal ini dikarenakan berhasil
atau tidaknya segala sesuatu bisa dilihat dan dinilai dari pemilihan strategi
yang digunakan. Onong (1995 : 32) menegaskan bahwa strategi komunikasi
6
adalah perencanaan (planning)dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan
komunikasi.
2. Dakwah
Secara etimologi, kata dakwah merupakan bentuk masdar dari kata دعا
(fiil madhi) dan يدعو (fi’il mudhari’) yang artinya adalah memanggil (to
call), mengundang (to invite), mengajak (to summer), menyeru (to propo)
dan memohon (to pray).
Secara terminologi dakwah adalah upaya mengajak, menganjurkan atau
menyerukan kepada manusia agar mau menerima kebaikan dan petunjuk
yang termuat dalam Islam. Dengan kata lain mereka mau menerima ajaran
agama islam sehingga mereka mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan baik
di dunia maupun akhirat. (Safrodin, 2008 : 32).
3. Lembaga Amil Zakat Nasional Daarut Tauhid Peduli Jawa Tengah
Organisasi pengelola zakat terbagi menjadi dua jenis, Badan Amil
Zakat (BAZ) sebagai organisasi yang dibentuk oleh pemerintah, dan
Lembaga Amil Zakat (LAZ) yaitu organisasi pengelola zakat yang dibentuk
sepenuhnya atas pemikiran masyarakat dan merupakan bentuk hukum
sendiri, serta dikukuhkan oleh peerintah. BAZ dan LAZ memiliki peran dan
kedudukan yang sama, yaitu membantu pemerintah mengelola zakat. Daarut
Tauhid Peduli Jawa Tengah merupakan cabang dari Lembaga Amil Zakat
Nasional (LAZNAS) Daarut Tauhid Peduli yang didirikan oleh KH.
Abdullah Gymnastar di Bandung pada tanggal 16 Juni 1999.
7
4. Kesejahteraan Umat Islam
Hidup sejahtera adalah suatu kondisi orang-orang yang terlibat di
dalamnya berada dalam keadaan sehat, damai dan makmur. Dalam arti
yang lebih luas hidup sejahtera dapat diartikan terbebasnya seseorang dari
jeratan kemiskinan, kebodohan dan rasa takut sehingga dia memperoleh
kehidupan yang aman dan tentram secara lahiriah maupun batiniah (Shodiq,
2018 : 383).
Umat Islam menurut KBBI adalah para penganut
(pemeluk/pengikut) agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW,
berpedoman pada kitab suci Alqur’an yang diturunkan ke dunia melalui
wahyu Allah SWT.
Peneliti menyimpulkan bahwa kesejahteraan umat Islam adalah
terpenuhinya seluruh kebutuhan baik jasmani maupun rohaninya.
Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan pokok, seperti kebutuhan makanan,
pakaian, tempat tinggal, maupun air minum yang bersih. Kebutuhan rohani
adalah kebutuhan yang meliputi intelektual, pengetahuan, mental , kejiwaan
dan moral.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi
komunikasi dakwah adalah suatu perencanaan dalam proses penyampaian
pesan atau informasi yang dilakukan komunikator untuk mempengaruhi
komunikan agar mengimani, mengilmui, mengamalkan, menyebarkan dan
berjuang membela kebenaran agama Islam. Pemilihan strategi merupakan
langkah penting serta memerlukan penanganan secara hati-hati dalam
8
perencanaan komunikasi, sebab jika dalam pemilihan strategi salah atau
keliru maka hasil yang diperoleh cenderung tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan. Bukan keberhasilan yang didapat, melainkan kerugian dari segi
waktu, materi dan tenaga. Dengan menggunakan strategi komunikasi
dakwah yang tepat diharapkan dapat mensukseskan kegiatan dakwah dalam
mensejahterakan kehidupan umat Islam.
E. Kerangka Berfikir
Dakwah merupakan suatu usaha untuk mengajak manusia berada
dijalan yang di ridhoi Allah Swt. Ada beberapa strategi komunikasi yang dapat
dilakukan agar kegiatan dakwah bisa berjalan dengan lancar, tepat sasaran dan
sesuai dengan tujuan. Strategi komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah suatu cara, taktik, atau metode secara menyeluruh yang akan dilakukan
oleh Laznas DT Peduli Jateng dalam upayanya mensejahterakan umat islam di
Semarang. Dalam rangka menyusun strategi komunikasi dakwah diperlukan
suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan
penghambat, sehingga akan memudahkan kegiatan dakwah yang hendak
dilakukan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan strategi komunikasi
informasi, persuasif, dan edukasi untuk mengungkapkan faktor pendukung
serta penghambat strategi komunikasi dakwah. Dengan mengetahui faktor
pendukung dan penghambat strategi komunikasi dawah, penulis mencari data
untuk mengungkapkan strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli Jawa
Tengah dalam mensejahterakan umat Islam di Semarang. Teori adalah suatu
9
bahan acuan untuk menjawab segala permasalahan, dalam suatu penelitian ini
penulis menggunakan teori strategi komunikasi, teori dakwah, teori Lembaga
amil zakat nasional DT Peduli Jawa Tengah dan teori kesejahteraan umat
Islam. Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif, pendekatan field
research, metode deskriptif guna mendapatkan data yang valid dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Tabel 1.1 Kerangka Berfikir
Dakwah
Faktor Pendukung dan Penghambat
Strategi Komunikasi Dakwah
Strategi Komunikasi
Informasi Persuasif Edukatif
Untuk mengetahui Strategi Komunikasi Dakwah
Laznas DT Peduli Jawa Tengah dalam
Mensejahterakan Umat Islam di Semarang
10
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Adapun sistematika dalam skripsi ini yaitu terdiri dari 4 bab dengan
uraian sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, kerangka berfikir, sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tinjauan pustaka landasan teori yang mencakup tentang
deskripsi teori mengenai strategi komunikasi, dakwah, Laznas DT Peduli Jawa
Tengah, dan kesejahteraan umat Islam.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan metode yang digunakan untuk mendalami data.
Metodologi penelitian yang digunakan meliputi jenis penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, sumber data, instrumen pengumpulan data, teknik analisis
data dan teknik validitas data.
BAB IV : PEMBAHASAN DAN TEMUAN PENELITIAN
Bab ini berisi tentang hasil temuan penelitian dan pembahasan analisis
dari penjabaran mengenai strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli Jawa
Tengah dalam mensejahterakan umat Islam di Semarang.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisi : kesimpulan dan saran.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Penulis telah melakukan penelusuran karya ilmiah yang ada kaitannya
dengan strategi komunikasi dakwah. Adapun karya ilmiah tersebut adalah
sebagai berikut :
Pertama, skripsi berjudul “Strategi Komunikasi Dakwah Ustadz Restu
Sugiharto Melalui Pesantren Ustadz Cinta”. Ditulis oleh Salsabila Khoirun
Nisa, tahun 2016. Dalam skripsi tersebut membahas tentang bagaimana strategi
komunikasi dakwah yang digunakan Ustadz Restu Sugiharto Melalui Pesantren
Ustadz Cinta, yakni dengan menyiapkan strategi dan memastikan pemahaman
komunikan terhadap pesan dakwah yang diterima. Kemudian memberikan
pembinaan terhadap penerimaan, memberikan motivasi kepada komunikan,
membuat rencana komunikasi bentuk tindakannya dengan menerapkan prinsip
SMS (Sesegera mungkin, Memulai dari yang memungkinkan, Sederhana), dan
mengukur pencapaian strategi yang diterapkan dengan menentukan change
evaluation.
Kedua, skripsi berjudul “Optimalisasi Strategi Pegelolaan Zakat
Sebagai Sarana Mencapai Kesejahteraan Masyarakat”. Ditulis oleh Nur Atika,
tahun 2017. Dalam skripsi tersebut membahas tentang bagaimana strategi
pengelolaan zakat dapat mencapai kesejahteraan masyarakat.Hasil dari skripsi
tersebut menggunakan tiga strategi, strategi pertama dengan sosialisasi, strategi
12
kedua dengan bidang aksi dan strategi yang ketiga dengan menggunakan
administrasi.
Ketiga, skripsi bejudul “Peranan Koperasi dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat di sekitar Pondok Pesantren Assalam”. Ditulis oleh
Rahayu Diahastuti, tahun 2011. Hasil penelitian ini adalah peranan besar yang
diberikan oleh Koperasi Assalam dalam mensejahterakan masyarakat di
Pondok Pesantren Assalam khususnya kesejahteraan anggotanya. Peran
tersebut yakni menjalin kerjasama/kemitraan, membantu memberikan
pinjaman kepada anggota yang membutuhkan, membuka lapangan kerja bagi
masyarakat setempat, sebagai tempat pelatihan dalam pengembangan SDM,
dan sebagai sponsorship untuk kegiatan yang berkaitan dengan pondok
pesantren.
Keempat, skripsi berjudul “Strategi Komunikasi Dakwah di Radio
Suara As’Adiyah FM Sengkang (Telaah Format Siaran Program Religi
Mimbar Agama Islam)”. Ditulis oleh Rasdiana, tahun 2014. Hasil dari
penelitian strategi komunikasi dakwah yang digunakan Radio Suara As’Adiyah
FM Sengkang yakni dengan menggunakan metode canalizing. Strategi
komunikasi dakwahnya terdapat dalam proses siaran yang berlangsung
menggunakan pendekatan persuasif dan pendekatan informatif.
Kelima, skripsi berjudul “Strategi Komunikasi Dakwah PWNU
Provinsi Sumatera Selatan (Study pada PWNU Provinsi Sumatera Selatan)”. Di
tulis oleh Iklan Beri, tahun 2016. Hasil dari penelitian strategi komunikasi
dakwah yang digunakan oleh PWNU Provinsi Sumatera Selatan yaitu dengan
13
memperkuat komunikasi dakwah secara struktural maupun kultural. Secara
struktural srategi komunikasi dakwah yang digunakan adalah dengan
memperkuat kader pemegang tradisi dengan memberikan pelatihan dan
monitoring secara intensif kepada kader baik tingkat wilayah, cabang, wakil
cabang, ranting bahkan banom NU. Secara kultural strategi komunikasi
dakwah yang digunakan dengan memaksimalkan dan mengembangkan tradisi
yang sudah ada, seperti tahlilan, yasin, ziarah kubur, sholawatan dan lainnya.
Berdasarkan pemaparan di atas, berikut ini adalah kesamaan dan
perbedaan penelitian penulis dengan peneltian lainnya yaitu : Penelitian
pertama, dilakukan oleh Salsabila Khoirun Nisa memiliki kesamaan dengan
penelitian yang dilakukan penulis dalam hal strategi komunikasi,beberapa
landasan teori dan metode penelitian. Perbedaannya terletak pada rumusan
masalah, subjek penelitian dan objek penelitiannya. Penelitian kedua,
dilakukan oleh Nur Atika memiliki kesamaan dengan penelitian yang
dilakukan penulis dalam hal penentuan objek penelitian, dan metode penelitian.
Perbedaannya terletak pada subjek penelitian, dan landasan teori yang
digunakan sebagai acuan penelitian.Penelitian ketiga, dilakukan oleh Rahayu
Diahastuti memiliki kesamaan dengan penelitian penulis dalam hal penentuan
objek penelitian dan metode penelitian. Sedangkan perbedaan terletak pada
subjek penelitian dan landasan teori yang digunakan sebagai bahan acuan
penelitian. Penelitian keempat, dilakukan oleh Rasdiana memiliki kesamaan
dengan penelitian penulis dalam hal strategi komunikasi, bebeberapa landasan
teori dan metode penelitian. Sedangkan perbedaan terletak pada subjek
14
penelitian, dan objek penelitian. Penelitian kelima, dilakukan oleh Iklan Beri
memiliki kesamaan dengan penelitian penulis dalam hal strategi komunikasi,
rumusan masalah, metode penelitian dan beberapa dasar teori. Sedangkan
perbedaan terletak pada subjek penelitian, dan objek penelitian.
B. Landasan Teori
1. Strategi Komunikasi
a. Pengertian Strategi Komunikasi
David L. Sills mengemukakan dalam bukunya International
Emcyclopedia of the Social Science bahwa strategi berasal dari bahasa
Yunani, yang artinya “seni sang jenderal” atau “kapal sang jenderal”.
Jadi strategi adalah konsep militer yang bisa diartikan sebagai seni para
Laksmana dan Komandan Angkatan Udara untuk memenangkan sebuah
peperangan. Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan dan
manajemen untuk mencapai sebuah tujuan (Suhandang, 2014 : 80).
Johnson mengemukakan dalam bukunya Systematic Introduction
to The Psychology of Thinking bahwa strategi merupakan pengambilan
keputusan untuk menata dan mengatur unsur-unsur yang bisa menunjang
pelaksanaan kerja pencapaian tujuan. Strategi merupakan proses berfikir
yang mencakup apa saja yang disebut simultaneous scanning
(pengamatan simultan) conservative focusing (pemusatan perhatian).
Maksudnya strategi dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara
terpusat dan hati-hati, sehingga bisa memilih dan memilah tindakan-
15
tindakan yang lebih efektif untuk mencapai suatu tujuan (Suhandang,
2014 : 81).
Cassandra Book mengemukakan bahwa komunikasi adalah suatu
transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur
lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama manusia,
melalui pertukaran informasi, untuk menguatkan sikap dan tingkah laku
orang lain, serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Cangara,
2014 : 21).
Komunikasi memiliki cakupan makna yang sangat luas daripada
sekedar apa yang selama ini kita ucapkan. Komunikasi adalah bagaimana
kita “mengatakannya”. Suatu proses komunikasi tidak akan berlangsung
tanpa didukung oleh unsur-unsur komunikasi, yaitu pengirim (source),
pesan (message), saluran/media (channel), penerima (receiver), dan
akibat/pengaruh (effect). Unsur-unsur ini bisa juga disebut dengan
komponen atau elemen komunikasi (Cangara, 2014 : 25).
Berdasarkan penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa
strategi komunikasi bisa dikatakan sebagai suatu pola pikir dalam
merencanakan suatu kegiatan mengubah sikap, sifat, pendapat dan
perilaku khalayak (komunikan, hadirin, atau mad’u) atas dasar-dasar
yang luas melalui penyampaian gagasan-gagasan.
Onong (2000 : 300) dalam bukunya ilmu komunikasi teori dan
pratik menegaskan bahwa strategi komunikasi adalah perencanaan
(planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan komunikasi.
16
Menurutnya, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi
sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus
mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya, dalam arti bahwa
pendekatan (approach) bisa bereda-beda sewaktu-waktu, tergantung pada
situasi dan kondisi.
b. Teori Strategi Komunikasi
Teori merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang
sudah diuji kebenarannya. Maka dalam bidang apapun, setiap stategi
harus didukung dengan adanya teori. Dalam penelitian ini, penulis
memilih teori komunikasi yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell
dan teori kontsruktivisme yang akan dijadikan sebagai pendukung dari
strategi komunikasi.
1) Teori Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk
menerangkan kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Who,
Says What, Which Channel, To Whom, With What Effect”.
Who (Siapa komunikatornya) yaitu orang yang menyampaikan
pesan dalam segala situasi dan kondisi baik itu perorangan atau
perwakilan lembaga, organisasi, maupun instansi. Says What (Pesan
apa yang disampaikannya) merupakan pesan yang berupa suatu ide
informasi, opini pesan dan sikap yang sangat erat kaitannya dengan
masalah analisis pesan bersifat verbal dan non verbal.In Which
Channel (Media apa yang digunakannya) merupakan media
komunikasi atau saluran yang digunakan untuk melaksanakan
17
kegiatan komunikasi.To Whom (Siapa komunikannya) merupakan
individu atau kelompok tertentu yang merupakan sasaran pengiriman
seseorang, dalam proses komunikasi komunikan ini adalah sebagai
penerima pesan.With What Effect (Efek apa yang diharapkan)
merupakan hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pada sasaran
yang dituju.
Jika dikaji lebih jauh, pertanyaan “Efek apa yang diharapkan”
secara implisit mengandung pertanyaan lain, yang peru dijawab
dengan seksama. Pertanyaan tersebut adalah When (Kapan
dilaksanakannya?), How (Bagaimana Melaksanakannya?), Why
(Mengapa dilaksanakan demikian?). Tambahan pertanyaan tersebut
dalam strategi komunikasi sangat penting, karena pendekatan
(approach) terhadap efek yang diharapkan dari suatu kegiatan
komunikasi bisa berjenis-jenis, yakni menyebarkan informasi,
melakukan persuasi dan melaksanakan instruksi.
Pemilihan cara yang tepat dalam berkomunikasi akan
memudahkan komunikator mengetahui sifat-sifat komunikan, media
apa yang akan digunakan, dan efek apa yang akan didapatkan. Onong,
(2000 : 302) mengemukakan dua cara bagaimana kita berkomunikasi
(how to communicate) yaitu :
a) Komunikasi tatap muka (face to face communication)
Komunikasi tatap muka digunakan apabila komunikator
mengharapkan efek perubahan tingkah laku (behavior change) dari
18
komunikan. Dengan saling melihat, komunikator dapat mengetahui
umpan balik langsung dari komunikan.
b) Komunikasi bermedia (mediated communication)
Komunikasi bermedia (mediated communication) adalah
komunikasi yang penyampaian informasinya menggunakan media
komunikasi. Dengan komunikasi ini komunikator dapat mencapai
komunikan dalam jumlah besar.
2) Teori Konstruktivisme
Teori ini dikembangkan oleh Jesse Delia yang memberikan
pengaruh besar terhadap perkembangan ilmu komunikasi. Teori
konstruktivisme berusaha menjelaskan perbedaan individu dalam
kemampuannya untuk berkomunikasi terampil dalam situasi sosial.
Teori ini menyatakan bahwa individu melakukan interpretasi dan
bertindak menurut berbagai kategori konseptual yang ada dalam
pikirannya. Menurut teori ini, realitas tidak menunjukkan dirinya
dalam bentuknya yang kasar tetapi harus disaring terlebih dahulu
melalui bagaimana cara seseorang melihat sesuatu (Morissan, 2013 :
160-166).
c. Bentuk Strategi
Suhandang (2014 : 102) membagi strategi dalam dua bentuk,
yaitu strategi yang dikehendaki dan strategi yang direalisasikan.
1) Strategi yang dikehendaki (intended strategic) terdiri dari tiga
elemen, yakni :
19
a) Sasaran–sasaran (goals), adalah apa yang ingin dicapai dalam
pelaksanaan pencapaian tujuan. Sasaran dalam mencapai sebuah
tujuan terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu visi, misi dan tujuan.
Visi merupakan kerangka acuan kegiatan nyata yang terpadu.
Misi, yaitu banyaknya sasaran yang harus dicapai sebagai tugas
dan prinsip utama guna mewujudkan visi. Dan tujuan merupakan
segala sesuatu yang harus dicapai demi tercapainya tujuan akhir
yang telah ditentukan sebelumnya.
b) Kebijakan (policies) merupakan garis pedoman untuk bertindak
guna mencapai sasaran atau tujuan-tujuan.
c) Rencana-rencana (plans) merupakan pernyataan dari tindakan
terhadap apa yang diharapkan akan terjadi.
2) Strategi yang direalisasikan (realized strategic) merupakan apa yang
telah terwujud pencapaiannya. Strategi ini sering mengalami
perubahan dalam keseluruhan implementasinya, sesuai dengan
peluang dan ancamannya.
d. Tahap Penyusunan Strategi Komunikasi
Ahmad (1979 : 39) menyusun strategi komunikasi melalui enam
tahapan yaitu :
1) Pengumpulan Data Dasar dan Perkiraan Kebutuhan
Informasi yang bersifat data dasar (base-line data) dan
perkiraan kebutuhan (need assessment) adalah faktor-faktor yang
penting untuk menentukan perumusan sasaran dan tujuan komunikasi,
20
dalam mendesain strategi komunikasi dan mengevaluasi keefektifan
usaha komunikasi. Tiga komponen utama yang memerlukan koleksi
data yakni khalayak sasaran (target audience), pengetahuan sikap dan
praktik, inventarisasi media dan dampak.
2) Perumusan Sasaran dan Tujuan Komunikasi
Tahapan kedua dan tahapan pertama bekerja secara timbal
balik, sehingga harus dilakukan secara simultan, terutama dalam
menjawab persoalan “siapa” dan “dimana”. Untuk menentukan arah
sasaran dan tujuan komunikasi terdapat 4 persoalan pokok yang perlu
dipertanyakan, yakni:
a) Siapa yang menjadi khalayak sasaran tertentu yang harus dicapai ?
b) Dimana kelompok tertentu berlokasi ?
c) Mengapa kelompok tertentu itu dipilih menjadi kelompok sasaran ?
d) Jenis pesan apa yang harus disampaikan kepada kelompok sasaran
tertentu itu ?
3) Analisis Perencanaan dan Penyusunan Strategi
Setelah menentukan sasaran komunikasi tertentu, maka
langkah berikutnya ialah menerjemahkan sasaran dan pernyataan
kebutuhan tersebut kedalam suatu strategi komunikasi yang bisa
dikerjakan. Ada dua aspek yang saling berhubungan dari penyusunan
strategi komunikasinya, yaitu pemilihan pendekatan-pendekatan
komunikatif dan penentuan jenis pesan yang akan disampaikan.
21
4) Analisis Khalayak dan Segmentasinya
Analisis khalayak sasaran adalah salah satu faktor yang paling
penting dalam mendesain suatu strategi komunikasi yang efektif.
Segmentasi khalayak biasanya perlu, karena adanya ciri-ciri maupun
kebutuhan yang berbeda-beda dari khalayak sasaran.
5) Seleksi Media
Dalam menyeleksi media, harus didaftarkan saluran-saluran
komunikasi yang bisa mencapai khalayak sasaran. Kemudian setiap
medium dievaluasi didalam batas-batas aplikabilitasnya untuk
melaksanakan pencapaian tujuan komunikasi yang spesifik.
6) Desain dan Penyusunan Pesan
Dalam tahapan mendesain dan menyusun pesan maka tema
pesan, tuturan dan penyajiannya harus ditentukan. Kegiatan pokok
dari tahapan ini adalah mendesain prototipe pada khalayak sasaran.
Hasil pretesting bisa menuntun kegiatan revisi yang perlu terhadap
bahan prototipe sebelum memasuki proses produksi yang berskala
luas dan final.
e. Faktor Pendukung dan Penghambat Strategi Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu proses interaksi antar individu satu
dengan individu lainnya. Dalam upaya membentuk strategi komunikasi
diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor pendukung
serta faktor penghambat komunikasi. Empat faktor penting yang harus
22
diperhatikan dalam strategi komunikasi adalah sebagai berikut (Ruslan,
2010 : 14) :
1) Mengenali Sasaran Komunikasi
Sebelum kita melakukan komunikasi, kita perlu mempelajari
siapa-siapa yang akan menjadi sasaran komunikasi. Dalam proses
komunikasi khalayak itu sama sekali tidak pasif, melainkan aktif
sehingga komunikator dan komunikan tidak hanya saling
berhubungan tetapi juga saling mempengaruhi. Artinya khalayak
dapat di pengaruhi oleh komunikator dan komunikator juga dapat
dipengaruhi oleh komunikan.
2) Penyusunan Pesan
Strategi komunikasi dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
rencana jika dilakakukan penyusunan pesan terlebih dahulu, dalam
penyusunan pesan haruslah memperhatikan tatanan bahasa yang akan
digunakan dalam berkomunikasi sehingga pesan yang disampaikan
dapat menarik perhatian sasaran komunikasi.
3) Menetapkan Metode
Metode dalam penyampaian dapat dilihat dari dua aspek, menurut
cara pelaksanaannya dan menurut bentuk isinya.
a) Menurut cara pelaksanaannya dapat diwujudkan dalam dua
bentuk yaitu metode redudancy dan canalizing. Metode
redudancy adalah cara mempengaruhi khalayak dengan jalan
mengulang-ulang pesan pada khalayak. Sedangkan metode
23
canalizing yaitu mempengaruhi khalayak untuk menerima pesan
yang disampaikan, kemudian perlahan-lahan mengubah sikap dan
pola pemikirannya ke arah yang kita kehendaki.
b) Menurut bentuk isinya diwujudkan dalam empat bentuk yaitu
metode informatif, persuasif, edukatif dan kursif. Metode
informatif lebih ditujukan kepada penyampaian sebuah informasi
kepada khalayak. Metode persuasif yaitu mempengaruhi khalayak
dengan jalan membujuk baik dari segi pikiran maupun
perasaannya. Metode edukatif yaitu memberikan sesuatu idea
kepada khalayak berdasarkan fakta, pendapat, dan pengalaman
yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebenarannya
dengan disengaja, teratur dan berencana, dengan tujuan merubah
tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan. Metode kursif
yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa tanpa
memberi kesempatan berfikir untuk menerima gagasan-gagasan
yang dilontarkan, dimanifestasikan dalam bentuk peraturan-
peraturan, intimidasi dan biasanya dibelakangnya berdiri
kekuatan tangguh.
4) Pemilihan Media Komunikasi
Media merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak (Cangara,
2008 : 119). Media dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu : media
audio, visual, dan media audio-visual. Media audio adalah media
24
publisitas yang dapat ditangkap dengan didengar, misalnya : radio,
tape recorder, telepon, dan voice note. Media visual adalah media
publisitas yang dapat dilihat, misalnya pameran, surat kabar, brosur,
majalah, pamflet, dan spanduk. Media audio-visual adalah media
penyiar berita /informasi yang dapat ditangkap baik dengan indera
telinga maupun dengan indra mata, misalnya : televisi, film, youtube
dan sebagainya (Wijaya, 2008 : 79-84).
f. Tujuan Strategi Komunikasi
Liliweri (2011 : 248-249) mengemukakan lima tujuan dari
strategi komunikasi yaitu :
1) Memberitahu (Announcing) adalah pemberitahuan tentang kapasitas
dan kualitas informasi. Informasi yang akan dipromosikan berkaitan
dengan informasi dari seluruh informasi utama yang demikian
penting.
2) Memotivasi (Motivating) merupakan pemberian motivasi ataupun
dorongan. Sehingga apa yang direncanakan dalam komunikasi dapat
diterima dan menjadi motivasi dalam penerapannya.
3) Mendidik (Educating), ini berarti setiap informasi yang disampaikan
haruslah mendidik.
4) Menyebarluaskan Informasi (Informing) adalah menyebarluaskan
informasi kepada masyarakat atau audiens yang menjadi sasaran kita.
5) Mendukung pembuatan keputusan (Supporting Decision), Strategi
komunikasi ini adalah strategi yang mendukung pembuatan
25
keputusan. Dalam pembuatan keputusan ini, maka informasi yang
dikumpulkan dikategorisasi, dianalisis sedimikian rupa, sehingga
dapat dijadikan informasi utama pembuat keputusan.
g. Fungsi Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi baik secara makro (planed multi-media
strategy) maupun secara mikro (single communication medium strategy)
mempunyai fungsi ganda : Pertama, menyebarluaskan pesan komunikasi
yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematik
kepada sasaran untuk memperoleh hasil optimal. Kedua, menjembatani
cultural gap akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan
dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika
dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya
2. Dakwah
a. Pengertian Dakwah
Dakwah secara etimologis berasal dari bahasa arab يدعو-دعاyang
artinya memanggil atau panggilan. Nazaruddin (1974 : 87)
mengemukakan pengertian dakwah sebagai berikut:
اة دعو (1 (Da’waatun) bermakna seruan, panggilan, ajakan, anjuran,
undangan, diskusi, jemputan, dan sumpahan.
الداعي atau (Daa’in) داع (2 (Addaa’ii) bermakna orang yang
melaksanakan pekerjaan, اع د (da’aa) bermakna orang yang menyeru,
26
memanggil, mengajak dan sebagainya. Didunia islam dikenal dengan
sebutan da’i.
,bermakna orang yang dikenai pekerjaan da’aa (Mauduu’un) مودوع (3
berarti orang yang dipanggil, diajak, diundang, dan sebagainya.
Dakwah adalah sebuah proses yang bersifat terus menerus, dalam
upaya untuk mengubah dan mengajak objek dakwah agar bersedia
menerima ajaran Allah Swt dengan berbagai strategi komunikasi dakwah
yang dilakukan. Strategi komunikasi dakwah dapat diartikan sebagai
Manhaj dakwah (suatu perencanaan dan ketentuan). Dari perspektif
terminlogi , definisi dakwah menurut cendikiawan muslim yaitu, suatu
upaya memotivasi umat dalam berbuat kebaikan dan kembali ke jalan
yang benar, serta beramar ma’ruf nahi mungkar dengan pengharapan
mendapatkan kebahagiaan haqiqi di dunia sampai akhirat (Munir dan
Illahi, 2016 : 19).
Ditinjau dari segi bahasa, Ali Aziz (2017 : 5) mengemukakan
dakwah berasal dari bahasa Arab اة دعو . Kata اة دعو mempunyai tiga huruf
asal, yaitu dal, ain, dan wawu. Dari ketiga huruf ini, terbentuk beberapa
kata dan ragam makna. Makna tersebut adalah memanggil, mengundang,
meminta tolong, memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong,
menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi, dan meratapi.
27
Dakwah merupakan suatu kebutuhan masyarakat, karena dengan
adanya pengetahuan keagamaan melalui dakwah kita bisa lebih mengerti
dan paham terhadap apa yang disampaikan oleh seorang narasumber
(Muchtar, 2018 : 148).
Quraish Shihab mendefinisikan bahwa dakwah adalah sebagai
seruan atau ajakan kepada keinsafan, atau usaha mengubah situasi yang
tidak baik kepada situasi yang leih baik dan seumpama baik terhadap
pribadi maupun masyarakat (Munir, 2006 : 20).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peneliti menyimpulkan
bahwa dakwah adalah suatu aktivitas manusia untuk mengajak manusia
lainnya menuju jalan yang di ridhoi Allah yakni beramar ma’ruf nahi
mungkar sesuai dengan ajaran-ajaran Allah yang berpedoman pada al-
Qur’an dan Hadist.
Berdakwah yang menjadi titik fokus perhatian adalah metode
penyampaian dakwah (strategi komunikasi dakwah). Seorang pendakwah
perlu menggunakan metode atau sarana dakwah yang efektif, ia dapat
menyampaikan dakwahnya secara arif bijaksana sehingga mempermudah
mad’u dalam menyerap isi pesan dakwah yang disampaikan. Melalui
penyampaian pesan dakwah yang tepat, seorang pendakwah bisa
membantu sesama manusia untuk saling mengingatkan di jalan yang
lurus,bukan jalan yang dimurkai bukan pula jalan yang sesat. Untuk itu
kegiatan dakwah hendaknya menyentuh pola “berfikir” dan “berasa”
28
seseorang, agar ia mampu menyadarkan manusia akan tujuan, tugas dan
peranan hidupnya diciptakan dunia ini.
b. Unsur-unsur Dakwah
Dr. H. Tata Sukayat (2015 : 22-35) mengemukakan dalam
bukunya bahwa unsur-unsur dakwah dalam istilah komunikasi adalah
segala sesuatu yang harus terpenuhi dan jika tidak terpenuhi tidak bisa
terjadi suatu kegiatan. Menurut kajian Ilmu Dakwah , terdapat lima unsur
dakwah, yaitu : Dai sebagai (penyampai dakwah), Mad’u (objek
dakwah), Maddah (pesan dakwah), Wasilah al-Da’wah (media dakwah),
Uslub al-Da’wah (metode dakwah), dan Atsar (efek dakwah).
1) Da’i (Penyampai Dakwah)
Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik melalui
lisan, tulisan, maupun perbuatan yang dilakukan secara individu ,
kelompok atau lewat organisasi atau lembaga. Secara umum kata da’i
sering disebut dengan sebutan mubaligh (orang yang menyampaikan
ajaran Islam), masyarakat cenderung mengartikannya sebagai orang
yang menyampaikan ajaran Islam melalui lisan, padahal kewajiban
dakwah adalah milik siapa saja yang mengaku sebagai umat
Rasulullah Saw.
2) Mad’u (objek dakwah)
Mad’u adalah manusia sebagai penerima dakwah, baik
individu maupun kelompok, bahkan umat Islam maupun bukan, atau
manusia secara keseluruhan (Munir, 2009 :23).
29
Dakwah kepada manusia yang belum beragama Islam adalah
untuk mengajak mereka kepada tauhid dan beriman kepada Allah Swt,
sedangkan dakwah kepada manusia yang beragama Islam adalah
untuk meningkatkan kualitas iman, Islam, dan ihsan.
Wahyu Illahi dalam bukunya yang berjudul Komuikasi
Dakwah (2010 : 91) Muhammad Abduh mengatahkan bahwa mad’u
dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
a) Golongan cerdik cendikia yang cinta pada kebenaran, dapat berfikir
secara kritis dan dapat cepat menangkap persoalan.
b) Golongan awam, yaitu orang yang belum berfikir secara kritis dan
mendalam, serta belum dapat menangkap pengetian-pengertian
yang tinggi.
c) Golongan yang berbeda dengan keduanya, mereka senang
membahas sesuatu, tetap hanya dalam batas tertentu dan tidak
mampu membahasnya secara mendalam.
3) Maddah (pesan dakwah)
Maddah adalah isi pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i
kepada mad’u.Secara umum materi dakwah dibagi mejadi 3 bagian,
yaitu :
a) Pesan Aqidah, melalui iman kepada Allah SWT, iman kepada
Malaikat, iman kepada Kitab-kitab, iman kepada Rasul, iman
kepada Hari Akhir, dan iman kepada Qadha-qadar.
30
b) Pesan Syariah, meliputi ibadah thaharah, shalat, zakat, puasa, haji.
Syariah ini bersifat universal, yang menjelaskan hak-hak umat
muslim dan non muslim.
c) Pesan Akhlak, akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap manusia
yang meliputi akhlak terhadap diri sendiri, tetangga, masyarakat
lainnya, dan akhlak terhadap lingkungan meliputi flora, fauna, dan
sebagainya (Aziz, 2012 : 94-95)
4) Wasilah al-Da’wah (media dakwah)
Wasilah (media) dakwah adalah alat yang digunakan untuk
menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad’u. Untuk
mnyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah daat menggunakan
beberapa wasilah. Hamzah Ya’qub membagi wasilah dakwah menjadi
lima macam, yaitu :
a) Lisan, merupakan media yang paling sederhana yang menggunakan
lidah dan suara. Media ini seperti pidato, ceramah, seminar, kuliah,
penyuluhan, kajian, dan sebagainya.
b) Tulisan, adalah media dakwah melalui tulisan, buku, majalah, surat
kabar, koresponden (surat, email, sms), spanduk, dan seagainya.
c) Lukisan, merupakan media dakwah melalui gambar, karikatur, da
sebagainya.
d) Audio Visual, merupakan media dakwah yang dapat merangsang
indra pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya, bisa
berbentuk telivisi, slide, hp, media sosial, internet, dan sebagainya.
31
e) Akhlak, yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata
yang mencerminkan perilaku baik sesuai ajaran Islam (Illahi dan
Munir, 2006 : 32).
5) Uslub al-Da’wah (metode dakwah).
Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru
dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam (Illahi dan
Munir, 2006 : 33) Metode dakwah hendaklah menggunakan metode
yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi mad’u sebagai
penerima pesan-pesan dakwah. Secara garis besar metode dakwah
dibagi menjadi tiga metode, yaitu :
a) Bi al-Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan
kondisi sasaran dakwah dengan menitikberatka pada kemampuan
mereka, shingga didalam menjalan ajaran-ajaran Islam selanjutnya
mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.
b) Mau’izatul Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan
nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan
rasa kasih sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang
disampaikan itu dapatmenyentuh hati mereka.
c) Mujadallah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara
bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya
dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan
pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah (Illahi dan Munir,
2006 : 34)
32
6) Atsar (efek dakwah).
Setiap aksi dakwah akan menimbulkan reaksi. Atsar (efek)
sering disebut dengan feed back (umpan balik) yang diberikan mad’u
kepada da’i. Jika dakwah telah dilakukan oleh seorang da’i dengan
materi dakwah, wasilah, dan thariqah tertentu, maka akan timbul
respons dan efek dari seorang mad’u.
Moh. Ali Aziz dalam bukunya yang berjudul Ilmu Dakwah
(2004 : 139) Jalaluddin Rahmat, menyatakan :
a) Efek Kognitif, setelah menerima pesan dakwah, mad’u akan
menyerap isi pesan dakwah tersebut melalui proses berfikir. Efek
ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan,
kepercayaan, atau informasi.
b) Efek afektif, setelah menerima pesan dakwah, mad’u mengalami
perubahan sikap yaitu memberikan keputusan untuk mnerima atau
menolak pesan dakwah yang telah disampaikan oleh da’i.
c) Efek Behavioral, berkenaan dengan pola tingkah laku mad’u dalam
merealisasikan isi pesan dakwah yang telah diterima dalam
kehidupan sehari-hari.
Dari pemaparan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa
seseorang akan bertindak dan bertingkah laku setelah orang itu
mengerti dan memahami pesan dakwah yang telah disampaikan,
kemudian timbullah keinginan untuk bertingkah laku. Seseorang
33
akan bertingkah laku positif jika ia cenderung berbuat baik, dan
akan bertingkah laku negatif jika ia cenderung berbuat tidak baik.
c. Dasar Hukum Dakwah
Keberadaan dakwah sangat penting dalam Islam. Dakwah dan
Islam adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sebagaimana
diketahui, dakwah merupakan suatu usaha untuk mengajak, menyeru,
memanggil, dan mempengaruhi manusia agar selalu berpegang pada
ajaran Allah guna memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Setiap muslim diwajibkan menyampaikan dakwah Islam kepada seluruh
umat manusia, sehingga mereka dapat merasakan ketentraman dan
kedamaian (Munir, 2009 : 50).
Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surah Ali-Imran : 104 yaitu :
ة يدعون الى الخيرويأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر نكم ام ولتكن م
واولئك هم المفلحون
Artinya : “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepad yang ma’ruf dan
mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang
beruntung.” (QS. Ali-Imran : 104)
Rasulullah Saw yang diutus oleh Allah pun bersabda kepada
umatnya untuk berusaha dalam menegakan dakwah.
ن راى منكم منكرا فليغي ره بيده، فان لم يستطع فبلسانه، فان لم يستطع م
يمان فبقلبه، وذلك اضعف الا
34
Artinya : “Barang siapa diantara kamu melihat kemunkaran maka
hendaklah ia merubah dengan tangannya, jika tidak kuasa
maka dengan lisannya, jika tidak kuasa dengan lisannya
maka dengan hatinya,yang demikian itu adalah selemah-
lemahnya iman.” (HR. Muslim).
Hadits tersebut menunjukkan perintah kepada umat Islam untuk
melakukan dakwah sesuai dengan kemampuan masing-masing. Apabila
seorang muslim mempunyai suatu kekuasaan maka dengan kekuasaannya
itu ia diperintah untuk berdakwah. Jika ia hanya mampu dengan lisannya
maka dengan lisan itu ia diperintahkan untuk berdakwah. Dan jika
dengan kekuasaan serta dengan lisan ia tidak mampu, maka ia
diperintahkan untuk berdakwah dengan hati (Munir, 2009 : 53).
d. Tujuan Dakwah
Tujuan merupakan sesuatu yang dicapai melalui tindakan,
perbuatan dan usaha. Dalam kaitannya dengan dakwah, maka Ahmad
Ghasully mengemukakan tujuan dakwah adalah membimbing manusia
untuk mencapai kebaikan dalam rangka merealisir kebahagiaan.
Sementara itu, Ra’uf Syalaby mengatakan bhawa tujuan dakwah adalah
meng-Esakan Allah SWT, membuat manusia tunduk kepada-Nya,
mendekatkan diri kepada-Nya dan intropeksi terhadap apa yang
diperbuat (pimay, 2006 : 9).
Tujuan dakwah secara umum dikemukakan oleh Moh. Ali Aziz
(2004 : 60-63) dalam bukunya Ilmu Dakwah, yaitu :
a) Dakwah bertujuan untuk menghidupkan hati yang mati.
35
b) Agar manusia mendapat ampunan dan menghindarkan azab dari
Allah.
c) Untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
d) Untuk menegakkan agama dan tidak pecah belah.
e) Mengajak dan menuntun ke jalan yang lurus.
f) Untuk menghilangkan pagar penghalang sampainya ayat-ayat Allah
ke dalam lubuk hati masyarakat.
3. Lembaga Amil Zakat Nasional DT Peduli Jawa Tengah
a. Pengertian Lembaga Amil Zakat Nasional DT Peduli Jawa Tengah
Organisasi pengelola zakat terbagi menjadi dua jenis, Badan Amil
Zakat (BAZ) sebagai organisasi yang dibentuk oleh pemerintah dan
Lembaga Amil Zakat (LAZ) yaitu organisasi pengelola zakat yang
dibentuk sepenuhnya atas pemikiran masyarakat dan merupakan badan
hukum sendiri, serta dikukuhkan oleh pemerintah. BAZ dan LAZ
memliki peran dan kedudukan yang sama, yaitu membantu pemerintah
mengumpulkan, mengelola dan mendistribusikan zakat. Keduanya
berdiri sendiri dalam melakukan aset zakat.
Lembaga amil zakat (LAZ) menurut wiwoho, Yatim dan
Hendargo (Sidiq, 2005 : 14) merupakan suatu bentuk organisasi, sistem
manajemen dan mekanisme kerja yang menjamin pengumpulan zakat
dari yang berkewajiban membayarnya dan menjamin pula pembagian
atau penyebarannya sehingga tercapai tujuan yang lebih jauh yaitu ikut
memberantas kemiskinan dan kefakiran dengan mengembangkan usaha-
36
usaha produksi sehingga berkelanjutan ikut meningkatkan kualitas
kehidupan umat. Sebagai organisasi pengelola zakat, lembaga amil zakat
dapat menerima berbagai jenis dana selain zakat yaitu infaq/sedekah,
dana wakaf dan dana pengelola.
Daarut Tauhid Peduli (DT Peduli) merupakan sebuah lembaga
amil zakat nasional (LAZNAS) dan lembaga nirlaba yang bergerak di
bidang penghimpunan ZISWAF (zakat, infaq, sedekah dan wakaf). Hasil
penghimpunan dana ziswaf tersebut kemudian di gulirkan kepada
penerima manfaat dalam bentuk program pelayanan dan pemberdayaan
dalam bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan kemanusiaan. Laznas
DT Peduli Jawa Tengah merupakan cabang dari laznas DT Peduli yang
didirikan oleh KH. Abdullah Gymnastar di Bandung pada tanggal 16 Juni
1999.
Zakat adalah memberikan sebagian harta kepada orang tertentu
dalam waktu tertentu. Infaq berarti mengeluarkan harta yang mencakup
zakat dan bukan zakat. Infaq terdiri atas infaq wajib seperti kafarat,
nadzar serta zakat, dan infaq sunnah seperti infaq bencana alam. Sedekah
memiliki makna yang lebih luas kaena sedekah berupa infaq, zakat, dan
kebajikan (Ar Rahman, 2003 :8)
Berdasarkan Keputusan Menteri Agama No. 333/2015, LAZ
dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu LAZ Nasional (LAZNAS), LAZ
Provinsi, dan LAZ Kabupaten/Kota. Saat ini LAZ yang telah
mendapatkan rekomendasi dari BAZNAS yakni terdiri dari 16 LAZNAS,
37
7 LAZ Provinsi, 10 LAZ Kabupaten/Kota. 16 LAZNAS tersebut terdiri
dari LAZ Rumah Zakat, Daarut Tauhid Peduli (DT Peduli), Yayasan
Baitul Mal Hidayatullah, LAZ Dompet Dhuafa Republika, LAZ Nurul
Hayat, LAZ IZI, Yatim Mandiri, Yayasan Lembaga Manajemen Infaq
Ukhuwah Islamiyah, Yayasan Dasa Sosial Alfalah, Yayasan Pesantren
Islam Al-Azhar, Yayasan Baitul Mal Muamalat, LAZIZ NU, LAZ
Global Zakat, LAZIS Muhammadiyah, LAZIS Dewan Dakwah dan LAZ
PZU.
b. Syarat Terbentuknya Lembaga Amil Zakat
Sesuai UU No. 23/2011, BAZNAS menjadi koordinator dalam
mengelola zakat tingkat nasional, termasuk mengkoordinir pengumpulan
secara berkala oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ). Keputusan Menteri
Agama (KMA) No. 333/2015 berisi tentang pedoman pemberian izin
LAZ, sehingga BAZNAS memiliki wewenang dalam merekomendasikan
LAZ untuk memiliki izin resmi. Persyaratan pembentukan LAZ dalam
(KMA) No. 333/2015 adalah sebagai berikut :
1) Terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan Islam yang mengelola
bidang pendidikan, dakwah, dan sosial atau lembaga berbadan hukum;
2) Mendapat rekomendasi dari BAZNAS;
3) Memiliki pengawas syariat;
4) Memiliki kemampuan teknis, administratif dan keuangan untuk
melaksanakan kegiatannya;
5) Besifat nirlaba;
38
6) Memiliki program untuk mendayagunakan zakat bagi kesejahteraan
umat;
7) Bersedia diaudit syari’at dan keuangan secara berkala.
Keputusan Menteri Agama RI No. 581 juga mengemukakan
bahwa lembaga amil zakat harus memiliki beberapa persyaratan, antara
lain :
1) Berbadan hukum
2) Memiliki data muzaki dan mustahik
3) Memiliki program kerja yang jelas
4) Memiliki pembukuan yang baik
5) Melampikan surat pernyataan bersedia di
c. Larangan dan Ketentuan Pidana dalam UU RI No 23/2011 tentang
Pengelolaan Zakat.
BAB VIII
LARANGAN
Pasal 37
Setiap orang dilarang melakukan tindakan memiliki, menjaminkan,
menghibahkan, menjual, dan/atau mengalihkan zakat, infak, sedekah
dan/atau dana sosial keagamaan lainnya yang ada dalam pengelolaannya.
Pasal 38
Setiap orang dilarang dengan sengaja bertindak selaku amil zakat
melakukan pengumpulan, pendistribusian, atau pendayagunaan zakat
tanpa izin pejabat yang berwenang (UU RI No 23/2011, BAB VIII : pasal
38).
39
BAB IX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 40
Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 37 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Pasal 41
Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum melanggar
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 38 dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak
Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) (UU RI No 23/2011, BAB IX
: pasal 41).
d. Tujuan Lembaga Amil Zakat
Tujuan dari pengelolaan zakat menurut UU RI No. 23/2011 pasal
3 adalah :
1) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan
zakat
2) Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.
Menurut Bramasetia (2014), banyaknya LAZ tidak menimbulkan
persaingan namun memberikan pilihan kepada masyarakat untuk
menyalurkan zakatnya melalui lembaga zakat yang dipercayai sehingga
40
setiap LAZ akan berusaha menunjukkan program dan kinerja optimal
dalam pengelolaan zakat. LAZ juga akan berusaha menjaga kepuasan
muzakki dalam menyalurkan zakatnya sehingga tidak berpindah ke
lembaga zakat lain atau menyalurkannya secara langsung kepada
penerima zakat (mustahik).
Peneliti menyimpulkan bahwa lembaga amil zakat adalah sebuah
lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat, bertugas
menghimpun zakat dari para muzaki(pemberi zakat), mengelola dan
menyalurkan kepada mustahik (penerima zakat) serta berkewajiban
menginformasikan laporan keuangannya kepada publik melalui media
komunikasi yang dimiliki LAZ tersebut.
4. Kesejahteraan Umat Islam
Dalam pandangan Islam, banyak sekali kata dari Alqur’an yang
mengandung arti sejahtera seperti Sa’ada (bahagia), faza (gembira), falaha
(sentosa), roghodan (suka/senang). Disini kata yang benar-benar mewakili
arti sejahtera adalah al-falah dan roghodan. Al-falah dapat diartikan sebagai
mendapat keuntungan , kebahagiaan dan kejayaan bukan sahaja di dunia
tetapi kejayaan yang dicapai di akhirat (Al-Fairuzabadi, 1983 : 230).
Kesejahteraan adalah sebuah kondisi dimana seseorang dapat
memenuhi kebutuhan pokok, baik itu kebutuhan makanan, pakaian, tempat
tinggal, air minum yang bersih serta kesempatan untuk melanjutkan
pendidikan dan memiliki pekerjaan memadai yang dapat menunjang kualitas
hidupnya sehingga hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan, ketakutan,
41
atau kekhawatiran sehingga hidupnya aman tentram, baik lahir maupun
batin (Rosni, 2012 : 57).
Menurut prabawa kesejahteraan sering diartikan secara luas yaitu
sebagai kemakmuran, kebahagiaan, dan kualitas hidup manusia baik pada
tingkat individu, kelompok keluarga ataupun masyarakat. Keadaan sejahtera
dapat ditunjukan oleh kemampuan mengupayakan sumber daya keluarga
untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang diangggap penting dalam
kehidupan keluarga. Dengan demikian kesejahteraan adalah terpenuhinya
seluruh kebutuhan baik barang maupun jasa dalam memenuhi kebutuhan
keluarga (Rosni, 2012 : 57).
Rambe mengemukakan bahwa kesejahteraan adalah suatu tata
kehidupan dan penghidupan sosial, material, maupun spiritual yang diliputi
rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin yang
memungkinkan setiap warga negara untuk mengadakan usaha-usaha
pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi
diri, rumah tangga serta masyarakat (Rosni, 2012 : 57).
Kesejahteraan manusia dapat dilihat dengan kemampuan mereka
untuk mengakses pendidikan, serta mampu menggunakan pendidikan itu
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tingkat pendidikan dapat dijadikan
sebagai salah satu indikator untuk mengetahui kesejahteraan suatu
penduduk dimana tingkat pendidikan yang tinggi dapat membentuk manusia
terampil dan produktif sehingga dapat mempercepat peningkatan
kesejahteraan penduduk (Rosni, 2012 : 60).
42
Umat Islam menurut KBBI adalah para penganut
(pemeluk/pengikut) agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW,
berpedoman pada kitab suci Alqur’an yang diturunkan ke dunia melalui
wahyu Allah SWT. Dari pemaparan diatas peneliti menyimpulkan bahwa
kesejahteraan umat islam adalah suatu kondisi dimana seseorang merasa
aman, bahagia, dan tentram lahir batinnya karena kebutuhan ekonomi,
pendidikan, kesehatan dan sosialnya dapat terpenuhi dengan baik.
Tingkat kesejahteraan dipengaruhi langsung oleh pendapatan.
Adanya perbedaan pendapatan dipengaruhi oleh jumlah tanggungan
keluarga, tingkat pengeluaran untuk tanggungan keluarga yang besar dan
tidak sama dengan tingkat pengeluaran tanggungan keluarga kecil. Menurut
Sumardi mendefinisikan pendapatan adalah seluruh penerimaan baik yang
berupa uang maupun barang baik dari pihak luar maupun dari hasil sendiri
dengan jalan yang dinilai atas jumlah harga yang berlaku saat itu dalam
bentuk uang. Jika seseorang mempunyai pendapatan yang lebih tinggi, maka
kemampuannya untuk memperoleh barang-barang lebih baik dalam
mencukupi kebutuhan sosial ekonomi keluarganya akan terpenuhi (Rosni,
2012 : 60).
Menurut Al-ghazali, kesejahteraan dari suatu masyarakat tergantung
pada pencarian dan pemeliharaan lima tujuan dasar, yakni agama, hidup
atau jiwa, keluarga atau keturunan, harta atau kekayaan, dan intelek atau
akal (Karim, 2014 : 317).
43
Tingkat kesejahteraan seseorang dapat diukur dengan tingkat
kepuasan (utility) dan kesenangan (pleasure). Guna meraih kehidupan yang
sejahtera, maka dibutuhkan suatu perilaku yang dapat memaksimalkan
tingkat kepuasan seseorang sesuai dengan sumberdaya yang tersedia.
Menurut Kolle dalam (Rosni 2012 : 58) kesejahteraan dapat diukur dari
beberapa apek kehidupan :
a) Dengan melihat kualitas hidup dari segi materi, seperti kualitas rumah,
bahan pagan dan sebagainya.
b) Dengan melihat kualitas hidup dari segi fisik, seperti kesehatan tubuh,
lingkungan alam, dan sebagainya.
c) Dengan melihat kualitas hidup dari segi mental, seperti fasilitas
pendidikan, lingkungan budaya, dan sebagainya.
d) Dengan melihat dari segi spiritual, seperti moral, etika, keserasian
penyesuaian, dan sebagainya.
Indikator kesejahteraan diatas menjelaskan bahwa untuk mengukur
kesejahteraan dilihat dari segi materi, fisik, mental dan spiritual. Dengan
demikian bahwa kesejahteraan bukan saja dilihat dari keseluruhan
kebutuhan tanpa terganggunya kebutuhan lain.
Konsep kesejahteraan menurut Nasikun dapat dirumuskan sebagai
padanan makna dari konsep martabat manusia yang dapat dilihat dari empat
indikator yaitu : (1) Rasa aman (security), (2) kesejahteraan (welfare), (3)
kebebasan (freedom), dan (4) jati diri (identity). Indikator tersebut
merupakan hal yang digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan yang
44
mana terciptanya rasa aman, kesejahteraan, kebebasan dan jati diri
memenuhi kebutuhannya (Rosni, 2012 : 57)
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
kesejahteraan umat islam adalah terpenuhinya seluruh kebutuhan baik
jasmani maupun rohaninya. Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan pokok,
seperti kebutuhan makanan, pakaian, tempat tinggal, maupun air minum
yang bersih. Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang meliputi intelektual,
pengetahuan, mental , kejiwaan dan moral.
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Metode penelitian
kualitatif yaitu penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang penting
dari sifat suatu barang atau jasa. Hal yang penting dari sifat suatu barang atau
jasa yakni berupa kejadian/fenomena/gejala sosial yang dapat dijadikan
pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep teori. Denzin dan
Lincoln menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang
terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada,
dengan berbagai karakteristik khas yang dimiliki (Satori, 2017 : 22-24).
Penelitian ini menggunakan pendekatan Field Research dengan metode
deskriptif, jadi setelah menyusun perencanaan penelitian, peneliti kemudian
terjun ke lapangan (field) untuk menggambarkan secara sistematis tentang
permasalahan yang akan diteliti (Nyoman, 2008 : 53). Dengan metode
deskriptif ini peneliti dapat membuat deskripsi, gambaran secara sistematis,
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sfat-sifat serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki (Saebani, 2008 : 122).
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti melakukan penelitian secara
langsung di Jl. Sriwijaya No. 130, Semarang dengan cara berinteraksi dengan
informan, mengumpulkan beberapa informasi mengenai strategi komunikasi
46
dakwah yang digunakan Laznas DT Peduli Jawa Tengah dari beberapa data,
gambar maupun audio visual, kemudian mendiskripsikan fakta apa yang
terjadi sebenarnya.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi yang dipilih peneliti adalah Kantor Laznas DT Peduli Jawa
Tengah Jl. Sriwijaya No. 130, Semarang. Kantor ini merupakan pusat program
kerja sehari-hari yang dilakukan oleh Laznas DT Peduli Jawa Tengah. Peneliti
terjun langsung ke lapangan guna mengamati program kerja yang dilakukan
Laznas DT Peduli Jawa Tengah dalam mensejahterakan umat Islam di
Semarang. Penelitian ini dilakukan di Kantor Laznas DT Peduli Jawa Tengah
dalam rentang waktu April-Agustus 2019.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah :
1. Sumber data primer yakni sumber yang langsung memberikan data kepada
peneliti (Sugiyono, 2007 : 308). Sumber data ini meliputi Kepala
DivisiPenghimpunan, KepalaDivisi Pendayagunaan dan sebagian
masyarakat yang menerima bantuan manfaat pelayanan dari Laznas DT
Peduli Jawa Tengah.
2. Sumber data sekunder yakni data tambahan yang diperoleh dari pihak lain,
bukan diusahakan sendiri pengumpulannya (Supranto, 2003 : 67). Seperti
dokumentasi, buku, teori-teori, buletin, majalah dan sumber lainnya yang
berkaitan dengan Laznas DT Peduli Jawa Tengah. Data kedua ini
47
digunakan peneliti guna memperkuat dan melengkapi informasi yang
didapat dari data utama.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengumpulan data
seperti berikut :
1. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan secara
sistemik terhadap gejala sosial maupun psikologik melalui penglihatan dan
pencatatan secara langsung (Sabari, 2010 : 380). Untuk mengetahui
Strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli Jawa Tengah, peneliti
menggunakan observasi partisipan karena peneliti ikut terjun langsung
untuk mengamati dan mengikuti kegiatan program pelayanan Laznas DT
Peduli Jawa Tengah.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer)yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2004 : 186).
Pada penelitian ini, peneliti melakukan interaksi secara langsung
kepada Kepala DivisiPenghimpunan, KepalaDivisi Pendayagunaan dan
sebagian masyarakat penerima manfaat pelayanan dari Laznas DT Peduli
Jawa Tengah, untuk mendapatkan data secara detail mengenai strategi
48
komunikasi dakwah yang dilakukan Laznas DT Peduli Jawa Tengah dalam
mensejahterakan umat Islam di Semarang.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yakni metode yang digunakan peneliti untuk mencari
data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya
(Arikunto, 2010 : 274).Dalam penelitian kualitatif, dokumentasi
dilaksanakan untuk memperoleh data tambahan seperti brosur, bukti
gambar wawancara, dan lain sebagainya.
E. Teknik Analisis Data
Bogdan dan Briklen (dalam Moleong, 2011 : 248) mengemukakan
bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari serta menemukan
pola, menemukan apa yang penting untuk dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Analisis data kualitatif juga dapat dikatakan sebagai upaya untuk
membangun kata-kata dari hasil wawancara atau pengamatan terhadap data
yang dibutuhkan untuk dideskripsikan dan dirangkum (Patilima, 2016 : 92).
49
Ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitataif menurut Miles
dan Huberman (dalam Emzir, 2011 : 129), yaitu :
1. Reduksi Data
Dalam tahap ini, peneliti mengumpulkan semua data yang berkaitan
dengan strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli Jawa Tengah dalam
mensejahterakan umat Islam di Semarang. Kemudian menyusunnya secara
ringkas dan memilih mengambil data yang digunakan. Peneliti juga
menambahkan beberapa deskripsi agar lebih jelas hingga laporan penelitian
selesai.
2. Penyajian Data
Setelah proses reduksi, peneliti menyusun data secara teliti, agar
kesimpulan yang diberikan tepat serta dapat mengambil langkah
selanjutnya.
3. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi
Setelah tahap penyajian data, peneliti memberikan kesimpulan secara
bertahap, sesuai dengan data sementara yang didapat. Sehingga peneliti
dapat memberikan kesimpulan yang tepat mengenai strategi komunikasi
dakwah Laznas DT Peduli Jawa Tengah seiring terkumpulnya seluruh data
penelitian.
F. Teknik Validitas Data
Untuk memperoleh keabsahan dan validitas data, peneliti menggunakan
teknik triangulasi. Analisis triangulasi merupakan teknik menganalisis jawaban
subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data
50
lainnya) yang tersedia. Disini jawaban subjek di cross-check dengan dokumen
yang ada (Kiryantono, 2014 : 72).
Triangulasi yang digunakan peneliti adalah triangulasi sumber data,
yakni membandingkan dan mengecek ulang derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Setiap data yang
didapatkan dibandingkan dengan data-data lainnya sehingga menjadi data
yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu sebagai
pembuktian data yang benar-benar valid, maka peneliti menggunakan cara
observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk mengumpulkan data atau
informasi.
1) Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil wawancara informan
lain.
2) Membandingkan data hasil wawancara dengan hasil pengamatan. Yaitu
membandingkan hasil wawancara Kepala DivisiLaznas DT Peduli Jawa
Tengah dengan pengamatan yang dilakukan peneliti.
3) Membandingkan data wawancara dengan dokumen. Peneliti
membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang didapat.
51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian
1. Profil Laznas DT Peduli Jawa Tengah
DT Peduli merupakan sebuah Lembaga Amil Zakat Nasional dan
Lembaga Nirlaba yang bergerak dibidang penghimpun zakat, infaq, sedekah
dan wakaf. Hasil penghimpunan dana ziswaf tersebut selanjutnya digulirkan
kepada penerima manfaat dalam bentuk program pelayanan dan
pemberdayaan dalam bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan dan sosial
kemanusiaan. Prioritas utama Laznas DT Peduli adalah untuk meningkatkan
ekonomi dan pembelajaran bagi masyarakat sehingga dapat mewujudkan
kemandirian masyarakat secara bersama-sama. Program dikemas secara
aktif berkarakter baku (baik & kuat), mandiri dan berkesinambungan.
Laznas DT Peduli Didirikan oleh KH. Abdullah Gymnastiar pada tanggal 16
Juni 1999 sebagai bagian dari Yayasan Daarut Tauhid dan bertekad untuk
menjadi lembaga yang amanah, potensial, dan jujur.
Kantor Pusat Laznas DT Peduli yaitu berada di Jl. Gegerkalong
Girang No. 32 Sukasari Bandung-Pesantren Daarut Tauhid. Laznas DT
Peduli mempunyai beberapa cabang kantor perwakilan yaitu Jawa Barat,
DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY Yogyakarta, Jawa Timur, Lampung,
Sumatera Selatan, Banten, Kepulauan Riau, Jambi, Kalimantan Selatan,
Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, dan Australia. Laznas DT
52
Peduli juga mempunyai kantor prlaksana program, yaitu Bekasi, Bogor,
Cirebon, Garut, Karawang, Kuningan, Priangan Timur, Sukabumi, Cipaku,
Solo, Metro Lampung, Lubuk Linggau, dan Surabaya.
Laznas DT Peduli telah mempunyai legal formal, yaitu :
a. Sertifikat ISO 9001 : 2008 Register No QMS/316 Tanggal 22 Agustus
2011.
b. Sertifikat ISO 9001 : 2008 Register 15Q15817 Tanggal 4 Maret 2014.
c. Sertfikat ISO 9001 : 2008 Register 15Q15817 Tanggal 13 Februari 2017.
d. S.K. Gubernur Jawa Barat No.451.12/Kep.846-YANSOS/2002, tentang
Pengukuhan DT Peduli sebagai LAZDA (Lembaga Amil Zakat Daerah).
e. Berita Negara Republik Indonesia No.102 Tahun 2004.
f. S.K MENTERI AGAMA RI, No. 410, tentang Pengukuhan sebagai
Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS)
g. S.K MENTERI AGAMA RI No.257, Tahun 2016, tentang Legalitas
DPU DT sebagai Lembaga Amil Zakat.
Lokasi yang dipilih penulis untuk melakukan penelitian adalah
Kantor Laznas DT Peduli Jawa Tengah Jl. Sriwijaya No. 130 Wonodri
Semarang. Kantor ini merupakan pusat program kerja sehari-hari yang
dilakukan oleh Laznas DT Peduli Jateng.
53
2. Visi dan Misi Laznas DT Peduli
a. Visi Laznas DT Peduli
Visi dari Laznas DT Peduli yaitu menjadi Model Lembaga
Amil Zakat Nasional (LAZNAS) yang Amanah, Profesional, Akuntabel
dan Terkemuka dengan Daerah Operasi yang Merata.
b. Misi Laznas DT Peduli
Misi dari Laznas DT Peduli yaitu mengoptimalkan potensi
Ummat melalui Zakat, Infaq dan Shodaqoh (ZIS) untuk memberdayakan
masyarakat dalam bidang Ekonomi, Pendidikan, Dakwah dan Sosial
menuju masyarakat mandiri.
54
3. Struktur Organisasi Laznas DT Peduli Jawa Tengah
Gambar 4.1 Struktur Kepengurusan Laznas DT Peduli
Jawa Tengah Tahun 2019
4. Program Kerja Laznas DT Peduli
Sebagai lembaga yang lahir dari masyarakat, Laznas DT Peduli
Jawa Tengah terus mengembangkan beberapa program yang terintegrasi
dengan empat pilar utama, yaitu Peduli Ekonomi (Caring Through
Economic), Peduli Pendidikan (Caring Through Education), Peduli
Kemanusiaan (Humanity Care), dan Peduli Dakwah (Caring Through
Dakwah). Program-program dari Laznas DT Peduli Jawa Tengah dalam 4
bidang tersebut diuraikan sebagai berikut :
VITA FEBRIARINI KEPALA CABANG
HEMAS NUR WULAN KESEKRETARIATAN
LEMBAGA
HEMAS NUR WULAN KEUANGAN
AHMAD MUSLIHIN KADIV PENGHIMPUNAN
ACHMAD HASANUDIN KADIVPENDAYAGUNAAN
STAFF SYAIFULLAH
DENDI PRASOJO FIDIANA
MA’RIFATUL HIDAYAH
STAFF ERNI OCTAVIANI SARI
RITA TRIJAYANTI WAHYU PRIHATININGSIH NURCHIOLID SYAWALDI
55
a. Peduli Ekonomi
Program peduli ekonomi ini bertujuan untuk membuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat berdaya sehingga mereka dapat mandiri dan
financial. Laznas DT Peduli Jawa Tengah dalam bidang ekonomi
melakukan pemberdayaan yang terdiri dari lima program, yaitu :
1) MISYKAT (Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat).
Misykat merupakan program pemberdayaan ekonomi
produktif yang dikelola secara sistematis, intensif dan
berkesinambungan. Dalam program ini peserta (mustahik) diberi dana
bergulir, keterampilan dan wawasan berusaha, pendidikan menabung,
penggalian potensi, pembinaan akhlak dan karakter sehingga mereka
menjadi berdaya dan didorong untuk lebih mandiri.
2) DTM (Desa Ternak Mandiri)
Merupakan program penggemukan hewan ternak yang
sasarannya adalah memberdayakan peternak di pedesaan. Program
dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan hewan ternak yang
berkualitas sampai pada proses pemasaran melalui program
pendampingan yang intensif dan berkesinambungan. Hasil akhirnya
adalah terlaksananya keberlansungan dan kemandirian mustahik.
3) UTM (Usaha Tani Mandiri)
Merupakan program pemberdayaan ekonomi produktif
berbasis pertanian sebagai upaya untuk memperkuat ketahanan
pangan masyarakat khususnya di perdesaan dengan memperkuat
56
potensi yang ada dan kearifan lokal. Bentuk kegiatan berupa : hibah
bibit dan pupuk, pendampingan anggota, pembentukan kelompok,
pembinaan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga
menambah penghasilan masyarakat.
4) Balai Kreatif
Balai Kreatif adalah salah satu program yang menfasilitasi
mustahik untuk hidup mandiri secara ekonomi. Melalui program ini
peserta (mustahik) akan dibina dan dilatih agar bisa mendapatkan
keterampilan khusus, sehingga mereka bisa kerja dan berkarya dan
menghasilkan pendapatan untuk kehidupan keluarganya. Pelatihan
meliputi : pelatihan menjahit, pelatihan service hp, pelatihan sablon,
dan pelatihan dekorasi.
5) Difabel Ceative Center (Lembaga Pemberdayaan Kaum Difabel)
Program ini memberikan fasilitas berupa alat untuk
mendukung aktivitas seperti kursi roda, tongkat, alat dengar, serta
diberikan pelatihan, ketrampilan dan pembinaan yang sistematis dan
berkesinambungan. Sehingga mereka memiliki bekar untuk berkarya
dan mandiri dengan skill yang dimilikinya.
b. Peduli Pendidikan
Laznas DT Peduli Jawa Tengah dalam program peduli
pendidikan terbagi menjadi empat program pemberdayaan yaitu :
57
1) Beasiswa Generasi Prestasi
Program ini Laznas DT Peduli Jawa Tengah memberikan
beasiswa kepada pelajar dhuafa berprestasi mulai tingkat TK, SMP,
SMA/SMK bahkan hingga perguruan tinggi. Disamping itu, Laznas
DT Peduli Jawa Tengah juga memberikan pembekalan akhlak serta
mental berbasis leadership dan enterpreneurship, sehingga harapannya
penerima beasiswa tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki jiwa
leadership berkarakter baik dan kuat.
2) Adzkia Islamic School
Program beasiswa tingkat SMP dan SMA yang memberikan
pembinaan dan pegembangan potensi pendidikan anak dhuafa dengan
dijalankan melalui metode pendidikan mental dan akhlak yang
berbasis karakter BAKU (Baik dan Kuat) dengan pengawasan serta
pembinaan yang normatif dan edukatif.
3) Bangun Sekolah
Program bangun sekolah akan dilaksanakan didaerah terpencil
yang ada di pelosok negeri. Pembangunan dilakukan berdasarkan
tingkat kerusakan : kerusakan ringan, kerusakan sedang atau
kerusakan berat. Bantuan yang diberikan Laznas DT Peduli Jawa
Tengah yakni berupa sarana dan prasarana. Jenis sekolah yang
mendapatkan program ini adalah madrasah atau sekolah negeri.
58
4) Baitul Qur’an
Program Baitul Qur’an merupakan program pencetak
penghafal Alqur’an. Para penerima program ini adalah ikhwan dan
akhwat yang usianya 12-17 tahun. Dengan masa pendidikan 30 bulan
peserta di karantina diberikan pendampingan serta muatan-muatan
aplikatif berupa karakter baik dan kuat, peserta ditarget untuk hafal 1
juzz/bulan.
c. Peduli Kemanusiaan
Progam ini merupakan program kemanusiaan Laznas DT Peduli
yang bantuannya diperuntukkan saudara-saudara muslim kita tidak hanya
di Indonesia tetapi juga seluruh dunia, diantaranya Palestia, Suriah,
Somalia,dan Myanmar. Beberapa program Laznas DT Peduli Jawa
Tengah dalam upaya peduli kemanusiaan, yaitu :
1) Layanan Sosial
Merupakan kegiatan-kegiatan sosial untuk masyarakat
dhuafa yang dijalankan secara periodik, rutin dan insidental. Kegiatan
ini berupa program gempita muharram, khitanan massal, layanan
ambulan gratis, layanan jenazah gratis, pengobatan gratis, donor darah
dan pemberian bantuan dana sosial, dan mobil layanan antar jenazah.
2) Penanggulangan Bencana
Program penanggulan bencana ini dibuat untuk merespon para
korban bencana mulai pada tahap emergency hingga recorverydengan
59
melakukan berbagai aktivitas program meliputi evakuasi, trauma
healing hingga membantu mendirikan kembali sarana dan prasarana.
d. Peduli Dakwah
Laznas DT Peduli Jawa Tengah dalam program peduli dakwah
terbagi menjadi tiga program yaitu :
1) Ramadhan Peduli Negeri
Merupakan salah satu program unggulan Laznas DT Peduli
Jateng yang dijalankan secara rutin setiap bulan suci Ramadhan.
Program ini meliputi tebar paket lebaran untuk kaum dhuafa,
bersahabat (berbuka bersama sahabat yatim dan dhuafa) dan pedagang
berdikari yaitu program bergulir untuk para pedagang kecil musiman
di Bulan Ramadhan sehingga usahanya di Bulan Suci Ramadhan terus
meningkat.
2) Qurban Peduli Negeri
Merupakan program tahunan yang senantiasa dilakukan oleh
Laznas DT Peduli Jateng yakni setiap Hari Raya Idul Adha.
Keunggulan dari program ini adalah sistem pendistribusian daging
qurban yang menjangkau hingga pelosok negeri dan memberdayakan
peternak kecil.
3) MTMQ (Majelis Taklim Manajemen Qolbu)
Program ini merupakan upgrading karyawan,komunitas,
mahasiswa atau siswa yang dilaksanakan di Instansi, perusahaan dan
sekolah dengan melibatkan tim Asatidz Daarut Tauhid sehingga
60
cerdas secara spritual dan emosional. Program ini dikemas dengan
komunikatif, imajinatif dan ceria.
5. Strategi Komunikasi Dakwah
Dakwah adalah suatu usaha untuk mengajak manusia berada
dijalan yang diridhoi Allah, yaitu beramar ma’ruf dan nahi mungkar.
Program Kerja Laznas DT Peduli Jawa Tengahmerupakan suatu kegiatan
dakwah yang menggunakan metode dakwah bil mal dan bil hal. Metode
dakwah bil mal adalah metode dakwah yang dilakukan melalui harta (seperti
zakat, infaq, sedekah dan wakaf). Sedangkan metode dakwah bil hal adalah
metode dakwah melalui perbuatan. Ada beberapa strategi komunikasi agar
kegiatan dakwah berjalan dengan lancar, tepat sasaran dan sesuai dengan
tujuan. Peneliti melakukan wawancara dengan sejumlah pimpinan dari
Laznas DT Peduli Jawa Tengah diantaranya: Bapak Ahmad Muslihin
sebagai Kepala Divisi Penghimpunan dan Bapak Achmad Hasanudin
sebagai Kepala Divisi Pendayagunaan di kantor Laznas DT Peduli Jawa
Tengah. Dari wawancara tersebut mereka menjelaskan strategi komunikasi
dakwah yang digunakan oleh Laznas DT Peduli Jawa Tengah yaitu dengan
mensosialisasikan tentang keutamaan dan manfaat dari ZISWAF,
diantaranya :
a. Merumuskan sasaran dari strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli
Jawa Tengah
Sebelum melancarkan komunikasi dakwah, langkah terpenting
yang harus dilakukan adalah dengan cara mengenali sasaran dari strategi
61
komunikasi dakwah. Dalam proses komunikasi, komunikan itu sama
sekali tidak pasif melainkan aktif. Artinya komunikan dapat dipengaruhi
oleh komunikator, dan komunikator juga dapat dipengaruhi oleh
komunikan. Komunikator dan komunikan bukan hanya saling
berhubungan melainkan juga saling mempengaruhi.
“strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli Jateng dalam
proses sosialisasi yaitu dengan mengenali sasaran komunikasinya
terlebih dahulu. Sebelum melancarkan komunikasi, perlu
mempelajari siapa-siapa yang akan menjadi sasaran dari
komunikasi. Dalam pelaksanaannya Laznas DT Peduli Jateng
menggunakan komunikasi untuk memberi, mempengaruhi,
mengajak, dan mengubah pengetahuan sikap dan perilaku publik
sasarannya. Adapun sasaran dari strategi komunikasi dakwah
Laznas DT Peduli Jateng adalah para masyarakat yang telah
diprediksi sebagai muzakki, yang diharapkan dapat bekerjasama
guna mensejahterakan umat islam lainnya yang kurang mampu.
Selain itu sasaran dari strategi komunikasi dakwah Laznas DT
Peduli Jateng adalah para pegawai lembaga baik pemerintah
maupun swasta yang memiliki nilai pendapatan mencapai nisab
zakat seperti PNS, POLRI, TNI, pegawai bank dan lain
sebagainya”. (wawancara Muslihin, 30 Juni 2019).
b. Strategi Informasi dan Edukasi
Kegiatan dakwah yang dilakukan oleh Laznas DT Peduli Jawa
Tengah yaitu dengan selalu memberikan informasi dan pengetahuan
kepada masyarakat umum, melalui kajian rutin, talk show, pengobatan
gratis, tebar bingkisan lebaran dan misykat.
“Laznas DT Peduli Jateng selalu memberikan informasi kepada
masyarakat umum dengan cara edukasi. Strategi ini dilakukan
oleh Laznas DT Peduli Jateng untuk memberikan informasi dan
pendidikan dalam segala kegiatan, seperti kajian rutin, talk show,
pengobatan gratis, tebar bingkisan lebaran dan misykat”
(wawancara Muslihin, 30 Juni 2019).
62
c. Strategi Komunikasi dakwah dengan menggunakan media
Penggunaan media yang tepat akan berdampak pada berhasil
tidaknya sebuah pesan, tersampaikan kepada seluruh masyarakat secara
luas dan cepat. Media komunikasi yang digunakan oleh Laznas DT
Peduli Jawa Tengah dalam mensosialisai ZISWAF yakni melalui media
massa, media sosial dan media advertaising.
“Media komunikasi yang digunakan oleh Laznas DT Peduli
Jateng dalam mensosialisai ZISWAF yakni melalui media massa,
media sosial, dan media advertaising. Media massa yang
digunakan oleh Laznas DT Peduli Jateng yaitu seperti siaran
radio (Up Radio 98.5 FM). Media Sosial yang digunakan oleh
Laznas DT Peduli Jateng adalah facebook, Instagram, Youtube
dan Web. Media advertaising yang digunakan oleh Laznas DT
Peduli Jateng adalah browsur dan spanduk. Laznas DT Peduli
Jateng mengeluarkan browsur setiap tahunnya sebagai upaya
sosialisasi kepada masyarakat dan muzakki. Laznas DT Peduli
Jateng memasang beberapa spanduk di ruas jalan kota
Semarang, seperti masjid, pasar, dan pinggir jalan untuk
menginformasikan kepada masyarakat lain tentang Laznas DT
Peduli Jateng. Media massa, media sosial dan media advertaising
ini dimanfaatkan Laznas DT Peduli Jateng karena dapat
menjangkau seluruh masyarakat hingga ke plosok-plosok kota
Semarang” (wawancara Muslihin, 30 Juni 2019).
d. Strategi Komunikasi Persuasif
Laznas DT Peduli Jateng melakukan komunikasi persuasif dalam
mensosialisasi zakat kepada masyarakat, komunikasi ini dilakukan
dengan jalan membujuk baik dari segi pikiran maupun perasaannya.
Strategi komunikasi persuasif diterapkan oleh Laznas DT Peduli Jateng
dalam beberapa acara seperti talkshow, kajian safari dakwah, dan
sosialisasi seperti di CFD Simpang Lima Semarang dan kegiatan dakwah
lainnya
63
“Laznas DT Peduli Jateng juga melakukan komunikasi persuasif
dalam proses sosialisasi zakat kepada masyarakat. Komunikasi
persuasif yang dilakukan Laznas DT Peduli Jateng yaitu dengan
cara memberikan informasi yang dapat menggugah kesadaran
masyarakat tentang kewajiban membayar zakat melalui Laznas
DT Peduli Jateng. Strategi komunikasi persuasif ini diterapkan
oleh Laznas DT Peduli Jateng dalam beberapa acara seperti
acara talkshow, kajian safari dakwah, pengobatan gratis,misykat
dan sosialisasi di CFD Simpang Lima Semarang dan kegiatan
dakwah lainnya” (wawancara Muslihin, 30 Juni 2019).
Muslihin mengungkapkan bahwa tujuan dari penerapan strategi
komunikasi dakwah Laznas DT Peduli Jateng yaitu agar bisa menarik
perhatian muzakki sebanyak-banyak untuk membayar zakat di Laznas
DT Peduli Jateng, kemudian pihak Laznas DT Peduli Jateng mengelola
zakat yang telah diberikan oleh muzakki dengan mendata siapa saja
yang akan menerima manfaat. Laznas DT Peduli Jateng beserta para
relawan Laznas DT Peduli Jateng mensurvei secara langsung sasaran
lokasi penerima manfaat untuk mendapatkan data statistik pemerintah
yang lebih akurat. Tujuan akhir dari penerapan strategi komunikasi
dakwah ini adalah untuk menyaring mustahiq yang tepat dan paling
membutuhkan guna mensejahterakan umat Islam di wilayah Jawa
Tengah.
Setelah tercapainya suatu tujuan dari penerapan strategi
komunikasi dakwah, tentunya akan timbul efek dari penerapan strategi
komunikasi dakwah tersebut. Efek dari penerapan strategi komunikasi
dakwah Laznas DT Peduli Jateng adalah sangat positif. Dengan
merumuskan sasaran yang tepat serta menggunakan strategi informasi
64
dan edukasi, penggunaan media yang menarik kemudian mengemasnya
menjadi sebuah komunikasi persuasif maka kegiatan dakwah yang
dilakukan oleh Laznas DT Peduli Jateng menjadi terstruktur, sistematis
dan lebih diterima banyak masyarakat.
Berdasarkan strategi komunikasi dakwah yang dilakukan Laznas
DT Peduli Jateng, peneliti mencari data kepada masyarakat penerima
manfaat (mustahiq) secara langsung mengenai respon dari masyarakat
penerima manfaat Laznas DT Peduli Jateng terhadap pelayanan yang
diberikan oleh Laznas DT Peduli Jateng dalam upayanya mengelola
dana zakat guna mensejahteraan umat islam di Semarang. Penelitian ini
menghasilkan respon positif.
Beberapa respon positif dari masyarakat penerima manfaat
(mustahiq) Laznas DT Peduli Jateng, hal itu dibuktikan dengan adanya
hasil wawancara, diantaranya :
“Barakallah sebagai penerima mafaat “beasiswa” dari Laznas
DT Peduli Jateng selama dua tahun lebih, menurut saya strategi
komunikasi dakwah yang dilakukan Laznas DT Peduli Jateng
sangat mendidik. Saya di bimbing untuk menjadi pejuang bukan
hanya penerima manfaat beasiswa saja. Dengan pembekalan
akhlak serta mental berbasis leadership dan enterpreneurship,
penerima manfaat beasiswa Laznas DT Peduli Jateng dididik
menjadi cerdas, berakhlakul karimah serta berkarakter baik dan
kuat. Sebagai penerima manfaat beasiswa Laznas DT Peduli
Jateng, saya dilibatkan dalam beberapa program kegiatan
Laznas DT Peduli Jateng, seperti sosialisasi mengenai zakat di
CFD Simpang Lima, tebar kencleng harian sedekah, pengobatan
gratis, program tebar alqur’an dan iqro’, tebar bingkisan
lebaran, kajian rutin dan masih banyak lagi. Harapan untuk
Laznas DT Peduli Jateng semoga berkembang di suruh negara.
tidak hanya nasional tetapi semoga bisa internasional, sehingga
seluruh masyarakat dunia yang kurang mampu bisa merasakan
65
manfaat dari Laznas DT Peduli Jateng” (Wawacara, Diah 16
Agustus 2019).
“Alhamdulillah saya adalah penerima manfaat “beasiswa” dari
Laznas DT Peduli Jateng selama satu tahun lebih, menurut saya
strategi komunikasi dakwah yang dilakukan Laznas DT Peduli
Jateng sudah bagus karena sebagai penerima beasiswa saya
tidak hanya mendapatkan hak saya dalam wujud beasiswa, saya
juga mendapatkan pendidikan akhlak serta mental. Sebagai
penerima manfaat sekaligus relawan Laznas DT Peduli Jateng,
saya menilai ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari
pelayanan Laznas DT Peduli Jateng. Kelebihan dari strategi
komunikasi Laznas DT Peduli Jateng yaitu sangat tanggap ketika
ada pengaduan masyarakat yang memerlukan bantuan.
Sedangkan Kekurangan dari strategi komunikasi dakwah Laznas
DT Peduli Jateng adalah sasaran penerima manfaat menjadi
kurang merata ke pelosok negeri, hal ini dikarenakan banyaknya
informasi yang diperoleh Laznas DT Peduli Jateng dari segi
pengajuan atau pengaduan bukan dari pencarian lokasi yang
membutuhkan secara langsung. Harapan untuk Laznas DT Peduli
Jateng semoga kedepannya lebih sukses dan lebih peduli serta
merata lagi hingga pelosok-pelosok negeri” (Wawanara Azki, 16
Agustus 2019).
“Iya benar sekali saya adalah penerima manfaat “misykat” dari
Laznas DT Peduli Jateng, menurut saya strategi komunikasi
dakwah yang dilakukan Laznas DT Peduli Jateng sangatlah baik.
Pelayanan yang diberikan oleh Laznas DT Peduli Jateng sangat
baik dan ramah. Hal itu dibuktikan dengan peminjaman modal
usaha laundry sebesar Rp. 700.000, pendampingan keterampilan
usaha, pendidikan menabung dan juga kajian dakwah seminggu
sekali untuk masyarakat penerima manfaat. Dalam hal pemberian
modal usaha Laznas DT Peduli Jateng tidak ada program sistem
bagi hasil, jadi keseluruhan hasil untuk penerima manfaat.
Penerima manfaat hanya berkewajiban mengembalikan modal
yang dipinjamkan dengan cara berangsur-angsur, seadanya
uang, tanpa ada patokan. Harapan untuk Laznas DT Peduli
Jateng semoga dibalas kesuksesan oleh Allah karena telah
melayani para penerima manfaat dengan sangat baik dan
ramah” (Wawancara Fitri Astuti, 16 Agustus 2019).
“Alhamdulillah saya adalah penerima manfaat “misykat” dari
Laznas DT Peduli Jateng, menurut saya strategi komunikasi
dakwah yang dilakukan Laznas DT Peduli Jateng sangat bagus.
Bukti kepedulian Laznas DT Peduli Jateng yaitu masyarakat
penerima manfaat misykat tidak hanya diberikan pinjam modal
66
usaha saja melainkan diberikan pendampingan keterampilan
usaha dan kajian rutin selama seminggu sekali. Saya
mendapatkan peminjaman modal usaha sebesar Rp 500.000
untuk mendirikan usaha warung sembako. Jika masyarakat
penerima manfaat aktif mengikuti kegiatan dakwah seperti kajian
rutin dakwah selama satu tahun full maka akan ada bonus yang
didapat oleh penerima manfaat sebesar Rp. 500.000. Masyarakat
penerima manfaat merasa sangat dibantu dengan kemudahan
pelayanan yang diberikan oleh Laznas DT Pedul Jateng.
Harapan untuk Laznas DT Peduli Jateng semoga amanah dalam
mengelola dana zakat, tambah sukses dalam menyebarkan
kebaikan” (Wawancara Sri Hariyanti, 16 Agustus 2019).
“Sebagai penerima manfaat layanan sosial “pengobatan gratis”,
menurut saya strategi komunikasi dakwah yang dilakukan Laznas
DT Peduli sangat baik. Karena penerima manfaat pengobatan
gratis tidak hanya mendapatkan pelayanan pengobatan gratis,
tetapi Laznas DT Peduli Jateng juga mengadakan kegiatan
dakwah seperti kegiatan mauidzah hasanah singkat menyediakan
bazar pakaian baru/bekas layak pakai, dan beberapa masyarakat
kurang mampu di data untuk mendapatkan kupon penerima
sembako. Harapan untuk Laznas DT Peduli Jateng semoga selalu
jaya dan banyak yang menunaikan zakat di Laznas DT Peduli
Jateng sehingga lebih banyak lagi masyarakat miskin bisa
menerima manfaat kebaikan dari Laznas DT Peduli Jateng”
(Wawancara Salimah, 16 Agustus 2019).
“Saya adalah penerima manfaat “qurban peduli negeri”,
menurut saya strategi komunikasi dakwah yang dilakukan Laznas
DT Peduli Jateng sudah baik dan sangat tanggap. Laznas DT
Peduli sangat tanggap ketika masyarakat melakukan pengajuan
mengenai penerima manfaat daging qurban. Masyarakat
penerima manfaat sangat senang karena biasanya di desa saya
minim yang berqurban. Harapan untuk Laznas DT Peduli Jateng
lancar dan sukses slalu, agar banyak masyarakat miskin yang
disejahterakan oleh Laznas DT Peduli Jateng” (Wawancara
Sugiarti, 11 Agustus 2019).
6. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Strategi Komunikasi Dakwah
Laznas DT Peduli Jawa Tengah
Berdasarkan hasil penelitian lapangan, Laznas DT Peduli Jateng
dihadapkan dengan beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat
67
strategi komunikasi dakwah dalam mensejahterakan umat Islam di
Semarang. Peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Divisi
Pedayagunaan Laznas DT Peduli Jateng Bapak Achmad, untuk mengetahui
faktor pendukung serta faktor penghambat strategi komunikasi dakwah
Laznas DT Peduli Jateng.
a. Faktor Pendukung Strategi Komunikasi Dakwah Laznas DT Peduli
Jateng
1) Adanya regulasi pemerintah mengenai UU tentang pengelolaan zakat
“Dengan adanya regulasi dari pemerintah mengenai UU
tetang pengelolaan zakat, sangat membantu para lembaga
amil zakat untuk memberikan informasi kepada masyarakat
bahwa menunaikan zakat sesuai dengan syari’at Islam
merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mampu”
(Wawancara Achmad, 30 Juli 2019).
2) Pemilihan media yang tepat
“Faktor pendukung dari strategi komunikasi dakwah Laznas
DT Peduli Jateng selanjutnya adalah pemilihan metode yang
tepat dalam menyampaikan suatu pesan kepada komunikan.
Laznas DT Peduli jateng menggunakan metode canalizing
untuk menyampaikan pesan serta mengubah sikap sesseuai
yang dikehendaki (Wawancara Achmad, 30 Juli 2019).
3) Lemahnya kesadaran masyarakat
“Masyarakat memahami bahwa membayar zakat kepada
keluarga atau orang terdekat lebih utama, ini menjadi faktor
pendukung strategi komunikasi dakwah untuk mengubah
pemikiran masyarakat agar tidak membayar zakat melalui
keluarga atau orang terdekat tetapi seharusnya membayar
zakat melalui amil zakat yang mempunyai legalitas resmi dari
pemerintah (Wawancara Achmad, 30 Juli 2019).
68
4) Pemilihan media yang tepat
“Memanfaatkan media komunikasi dan layanan rekening
bank dapat menjadi faktor pendukung stategi komunikasi
dakwah Laznas DT Peduli Jateng. Dengan memaksimalkan
media massa, media sosial dan media advertaising, dan
layanan rekening bank maka penyusunan strategi komunikasi
dakwah untuk menyampaikan informasi mengenai tujuan
strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli Jateng dalam
mensejahterakan umat Islam dapat tersampaikan kepada
khalayak dengan jumlah besar dan lebih cepat (Wawancara
Achmad, 30 Juli 2019).
b. Faktor penghambat Strategi Komunikasi Dakwah Laznas DT Peduli
Jateng
1) Perbedaan sudut pandang pemikiran antar sesama karyawan
“Adanya perbedaan sudut pandang pemikiran antar sesama
karyawan menimbulkan beberapa mis komunikasi dalam
peyusunan strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli
Jateng. Hal tersebut menjadi faktor penghambat tercapainya
tujuan dari strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli
Jateng yaitu mensejahterakan umat Islam.
2) Faktor Kepentingan perorangan/masjid/yayasan
“Ada beberapa masjid/yayasan yang kurang berkenan ketika
Laznas DT Peduli Jateng meminta izin untuk melaksanakan
kegiatan dakwah, dan mensosialisasi tentang kewajiban
menunaikan zakat kepada masyarakat. Hal tersebut menjadi
faktor penghambat dari strategi komunikasi dakwah Laznas
DT Peduli Jawa Tengah karena mempersempit sasaran
komunikasi guna mensejahterakan umat Islam di Semaran.
Padahal perlu diketahui dengan adanya peraturan dalam UU
RI No 23/2011 tentang zakat, bahwa lembaga, masjid, yayasan
atau apapun yang tidak mempunyai legalitas resmi dari
pemerintah, tidak diperkenankan menghimpun dan
menyalurkan dana Zakat, Infaq, Sedekah, dan lain-lain,
bahkan bisa terancam pidana” (Wawancara Achmad, 30 Juli
2019).
69
3) Adanya regulasi pemerintah yang mengharuskan ASN/PNS untuk
berzakat di Baznas
“Dengan adanya rencana pembuatan perpres tentang zakat
ASN/PNS, Menteri Agama RI mengatakan bahwa pemerintah
akan memotong 2,5 persen dari gaji ASN/PNS untuk
membayar zakat melalui Baznas. Hal ini menjadi sedikit
poblem untuk lembaga swasta dalam menghimpun dana zakat,
karena mempersempit sasaran komunikasi. Padahal ketika
Laznas DT Peduli Jateng mensosialisasi kewajiban
menunaikan zakat, sasarannya itu untuk siapa saja, baik itu
ASN/PNS, swasta, pengusaha dan lain-lain. Dengan adanya
regulasi pemerintah ini akan menjadi tantangan tersendiri
untuk Laznas DT Peduli Jateng dalam mencapai tujuan dari
strategi komunikasi dakwah yaitu mensejahterakan umat Islam
di Semarang” (Wawancara Achmad, 30 Juli 2019).
B. Pembahasan
1. Program Kerja Laznas DT Peduli Jawa Tengah
Berkembangnya zaman, harta yang masuk dalam kategori zakat cukup
beragam, salah satunya adalah zakat penghasilan/profesi. Edukasi mengenai
pentingnya menyalurkan zakat perlu dilakukan, guna membantu pemerintah
dalam menyelesaikan permasalahan tentang kemiskinan. Pokok terpenting
dalam pengelolaan zakat adalah penghimpunan dana (fundraising) dan
pendistribusian. Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan menghimpun
dana dari masyarakat baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan
ataupun pemerintah yang akan digunakan untuk membiayai program dan
kegiatan operasional lembaga. Pendistribusian dalam penelitian ini
merupakan suatu kegiatan penyaluran dana zakat yang diperoleh dari
muzakki kemudian diberikan ke mustahiq.
70
Program-program yang semakin beragam dengan tingkat kepercayaan
umat Islam yang semakin tinggi, menjadikan Laznas DT Peduli Jateng ingin
selalu meningkatkan pelayanan dan meyakinkan para muzakki. Pelayanan
dan kepercayaan tidak bisa timbul begitu saja tanpa adanya strategi
komunikasi dakwah yang matang dan pemilihan program kerja yang tepat.
Program kerja yang dilakukan Laznas DT Peduli Jawa Tengah yaitu peduli
ekonomi, peduli pendidikan, peduli kemanusiaan, dan peduli dakwah.
a. Peduli ekonomi
Di Indonesia, Masalah kemiskinan merupakan masalah sosial
yang telah lama dihadapi. Berbagai program dan kebijakan dari
pemerintah yang telah dilakukan belum mampu sepenuhnya mengatasi
masalah kemiskinan. Oleh karena itu, Laznas DT Peduli Jawa Tengah
mengeluarkan solusi bahwa zakat bisa mengatasi masalah kemiskinan
yang terjadi pada masyarakat yaitu melalui program peduli ekonomi yang
tersebar hampir di seluruh pelosok Jawa Tengah dalam bebagai program
usaha.
Laznas DT Peduli Jateng dalam program peduli ekonomi
melakukan pemberdayaan yang terdiri dari lima program, yaitu Misykat,
DTM (Desa Ternak Mandiri), UTM (Usaha Tani Mandiri), Balai Kreatif,
dan Lembaga Pemberdayaan Kaum Difabel.
1) Misykat
Merupakan program pemberdayaan ekonomi produktif yang
dikelola secara sistematis, intensif dan berkesinambungan. Dalam
71
program ini mustahiqdiberi dana bergulir, keterampilan dan wawasan
berusaha, pendidikan menabung, penggalian potensi, pembinaan
akhlak dan karakter sehingga mereka menjadi berdaya dan didorong
untuk lebih mandiri.
2) Desa Ternak Mandiri
Merupakan program penggemukan hewan ternak yang
sasarannya adalah memberdayakan peternak di pedesaan. Program
dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan hewan ternak yang
berkualitas sampai pada proses pemasaran melalui program
pendampingan yang intensif dan berkesinambungan. Hasil akhirnya
adalah terlaksananya keberlansungan dan kemandirian mustahiq.
3) Usaha Tani Mandiri
Merupakan program pemberdayaan ekonomi produktif
berbasis pertanian sebagai upaya untuk memperkuat ketahanan
pangan masyarakat khususnya di perdesaan dengan memperkuat
potensi yang ada dan kearifan lokal. Bentuk kegiatan berupa : hibah
bibit dan pupuk, pendampingan anggota, pembentukan kelompok,
pembinaan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga
menambah penghasilan masyarakat.
4) Balai Kreatif
Merupakan suatu program yang menfasilitasi mustahiq untuk
hidup mandiri secara ekonomi. Melalui program ini mustahiqakan
dibina dan dilatih agar bisa mendapatkan keterampilan khusus,
72
sehingga mereka bisa kerja dan berkarya dan menghasilkan
pendapatan untuk kehidupan keluarganya. Pelatihan meliputi :
pelatihan menjahit, pelatihan service hp, pelatihan sablon, dan
pelatihan dekorasi.
5) Lembaga Pemberdayaan Kaum Difabel
Merupakan program pemberian fasilitas berupa alat untuk
mendukung aktivitas seperti kursi roda, tongkat, alat dengar, serta
diberikan pelatihan, ketrampilan dan pembinaan yang sistematis dan
berkesinambungan. Sehingga mereka memiliki bekar untuk berkarya
dan mandiri dengan skill yang dimilikinya.
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa
program peduli ekonomi dari Laznas DT Peduli Jateng adalah sebuah
solusi guna membantu pemerintah untuk mengatasi masalah kemiskinan.
Program ini merupakan suatu program untuk membuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat berdaya sehinga dapat mandiri dan financial.
Tidak hanya itu, Laznas DT Peduli Jateng juga memberikan sebuah
edukasi dengan beberapa keterampilan usaha dan pembinaan akhlak.
Sehingga tujuan dari peduli ekonomi ini adalah mustahiq dapat sejahtera
baik dari segi rohani maupun jasmani.
b. Peduli Pendidikan
Laznas DT Peduli Jateng dalam progam peduli pendidikan terdiri
dari empat program, yaitu :
73
1) Beasiswa Generasi Prestasi
Program ini Laznas DT Peduli Jateng memberikan beasiswa kepada
pelajar dhuafa berprestasi mulai tingkat TK, SMP, SMA/SMK bahkan
hingga perguruan tinggi. Disamping itu, Laznas DT Peduli Jawa
Tengah juga memberikan pembekalan akhlak serta mental berbasis
leadership dan enterpreneurship, sehingga harapannya penerima
beasiswa tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki jiwa leadership
berkarakter baik dan kuat.
2) Adzkia Islamic School
Program beasiswa tingkat SMP dan SMA yang memberikan
pembinaan dan pengembangan potensi pendidikan anak dhuafa
dengan dijalankan melalui metode pendidikan mental dan akhlak yang
berbasis karakter baku (Baik dan Kuat) dengan pengawasan serta
pembinaan yang normatif dan edukatif.
3) Bangun Sekolah
Program bangun sekolah dilaksanakan didaerah terpencil yang ada di
pelosok negeri. Pembangunan dilakukan berdasarkan tingkat
kerusakan : kerusakan ringan, kerusakan sedang atau kerusakan berat.
Bantuan yang diberikan Laznas DT Peduli Jawa Tengah yakni berupa
sarana dan prasarana. Jenis sekolah yang mendapatkan program ini
adalah madrasah atau sekolah negeri.
74
4) Baitul Qur’an
Program Baitul Qur’an merupakan program pencetak penghafal
Alqur’an. Para penerima program ini adalah ikhwan dan akhwat yang
usianya 12-17 tahun. Dengan masa pendidikan 30 bulan peserta di
karantina diberikan pendampingan serta muatan-muatan aplikatif
berupa karakter baik dan kuat, peserta ditarget untuk hafal 1
juzz/bulan.
Berdasarkan pemaparan di atas peneliti menyimpulkan bahwa
Laznas DT Peduli Jateng juga ikut andil dalam upaya pemerintah
mencerdaskan kehidupan anak bangsa, yaitu dengan cara mendirikan
beberapa jejaring program pendidikan gratis serta beasiswa untuk siswa
unggul tidak mampu. Tidak seperti beasiswa biasa, yang hanya
memberikan bantuan dalam bentuk materi saja. Laznas DT Peduli Jateng
juga memberikan pembekalan akhlak serta mental dengan menjadikan
penerima manfaat beasiswa sebagai relawan Laznas DT Peduli Jateng,
sehingga banyak pelajaran yang dapat diambil dari segala kegiatan
dakwah yang diikuti penerima manfaat beasiswa di Laznas DT Peduli
Jateng. Dalam program peduli pendidikan Laznas DT Peduli Jateng
membagi ke dalam empat program yaitu beasiswa generasi prestasi,
adzkia islamic school, bangun sekolah dan baitul qur’an.
c. Peduli Kemanusiaan
Progam ini merupakan program kemanusiaan Laznas DT Peduli
Jateng yang bantuannya diperuntukkan tidak hanya kepada saudara-
75
saudara muslim di Indonesia saja melainkan juga ke seluruh dunia,
diantaranya yaitu Palestia, Suriah, Somalia,dan Myanmar. Beberapa
program Laznas DT Peduli Jawa Tengah dalam upaya peduli
kemanusiaan, yaitu:
1) Layanan Sosial
Merupakan kegiatan-kegiatan sosial untuk masyarakat dhuafa
yang dijalankan secara periodik, rutin dan insidental. Kegiatan ini
berupa program gempita muharram, khitanan massal, layanan
ambulan gratis, layanan jenazah gratis, pengobatan gratis, donor darah
dan pemberian bantuan dana sosial, dan mobil layanan antar jenazah.
2) Penanggulangan Bencana
Program penanggulan bencana ini dibuat untuk merespon para
korban bencana mulai pada tahap emergency hingga recorverydengan
melakukan berbagai aktivitas program meliputi evakuasi, trauma
healing hingga membantu mendirikan kembali sarana dan prasarana.
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa
Laznas DT Peduli Jateng sangat peduli terhadap permasalahan yang ada
di masyarakat, salah satunya adalah masalah kemanusiaan. Berhubungan
dengan masalah kemanusiaan, Allah memerintahkan kepada manusia
untuk berhubungan baik dengan manusia lainnya (Hablum Minannas).
Manusia tidak bisa hidup sendiri, karena manusia adalah makhluk sosial
yang berhubungan secara timbal balik dengan manusia lainnya. Dalam
76
program ini Laznas DT Peduli Jawa Tengah membaginya dalam dua
program, yaitu layanan sosial dan penanggulangan bencana.
d. Peduli Dakwah
Laznas DT Peduli Jateng dalam program peduli dakwah terdiri dari tiga
program yaitu :
a) Ramadhan Peduli Negeri
Merupakan salah satu program unggulan Laznas DT Peduli Jateng
yang dijalankan secara rutin setiap bulan suci Ramadhan. Program ini
meliputi tebar paket lebaran untuk kaum dhuafa, bersahabat (berbuka
bersama sahabat yatim dan dhuafa) dan pedagang berdikari yaitu
program bergulir untuk para pedagang kecil musiman di Bulan
Ramadhan sehingga usahanya di Bulan Ramadhan terus meningkat.
b) Qurban Peduli Ekonomi
Merupakan program tahunan yang senantiasa dilakukan oleh Laznas
DT Peduli Jateng yakni setiap Hari Raya Idul Adha. Keunggulan dari
program ini adalah sistem pendistribusian daging qurban yang
menjangkau hingga pelosok negeri dan memberdayakan peternak
kecil.
c) MTMQ (Majelis Taklim Manajemen Qolbu)
Program ini merupakan upgrading karyawan,komunitas, mahasiswa
atau siswa yang dilaksanakan di Instansi, perusahaan dan sekolah
dengan melibatkan tim Asatidz Daarut Tauhid sehingga cerdas secara
77
spritual dan emosional. Program ini dikemas dengan komunikatif,
imajinatif dan ceria.
Berdasarkan pemaparan di atas peneliti menyimpulkan bahwa
program peduli dakwah bertujuan untuk mencerdaskan mustahiq, baik
secara spriritual maupun emosional. Dengan menggunakan komunikasi
tatap muka (face to face communication) komunikator dapat melihat
serta mengetahui umpan balik langsung dari komunikan. Laznas DT
Peduli Jateng membagi program peduli dakwah menjadi tiga program
yaitu ramadhan peduli negeri, qurban peduli negeri, dan majelis taklim
manajemen qolbu.
2. Strategi Komunikasi Dakwah Laznas DT Peduli Jawa Tengah
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan
manajemen (manajement) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai
suatu tujuan, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya
menunjukkan arah jalan saja, melainkan harus mampu menunjukkan
bagaimana taktik operasionalnya (Onong, 2003 : 301). Komunikasi
merupakan suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang
mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama
manusia, melalui pertukaran informasi, untuk menguatkan sikap dan tingkah
laku orang lain, serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu
(Cangara, 2014 :21). Sedangkan dakwah adalah sebuah proses yang bersifat
terus menerus, dalam upaya untuk mengubah dan mengajak objek dakwah
agar bersedia menerima ajaran Allah SWT (Illahi, 2006 : 19)
78
Strategi komunikasi dakwah sangat penting dalam menentukan
tindakan agar mencapai suatu keberhasilan. Langkah pertama ketika
membuat sebuah strategi adalah merencanakan apa saja yang harus dicapai.
Perencanaan strategi dapat membantu sebuah organisasi/lembaga untuk
mencapai tujuan yang telah dicita-citakan. Namun tidak semua yang telah
direncanakan akan terjamin tercapai, karena perencanaan strategi hanyalah
sebuah konsep, prosedur dan alat. Ketika memutuskan untuk membuat
sebuah strategi maka harus dengan hati-hati dan teliti, karena tidak semua
pendekatan memiliki kegunaan yang sama dalam situasi yang berbeda.
Hal yang harus diperhatikan dalam menentukan sebuah strategi
adalah dengan cara melakukan survei dan melakukan diagnosa lapangan.
Diagnosa adalah tahap merumuskan hakekat persoalan yang dihadapi oleh
organisasi (Iskandar, 1982 : 249). Dalam tahap ini, peneliti melakukan
beberapa pengamatan terhadap gejala-gejala yang timbul dan
menghubungkannya dengan aspek teknis, sosial, dan manajemen serta
lingkungan organisasi Laznas DT Peduli Jawa Tengah.
Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa
strategi komunikasi dakwah merupakan suatu pola pikir dalam
merencanakan suatu kegiatan mengubah sikap, sifat, pendapat dan perilaku
khalayak (komunikan atau mad’u) atas dasar-dasar yang luas melalui
penyampaian gagasan-gagasan. Strategi komunikasi dakwah yang dilakukan
oleh Laznas DT Peduli Jateng yaitu dengan mensosialisasi tentang
keutamaan dan manfaat dari Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf (ZISWAF).
79
Berikut ini adalah beberapa strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli
Jateng dalam mensosialisasi keutamaan dan manfaat ZISWAF :
a. Merumuskan sasaran dari strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli
Jateng.
Sebelum melancarkan komunikasi dakwah, langkah terpenting
yang harus dilakukan adalah dengan cara mengenali sasaran dari strategi
komunikasi dakwah. Dalam proses komunikasi, komunikan itu sama
sekali tidak pasif melainkan aktif. Artinya komunikan dapat dipengaruhi
oleh komunikator, dan komunikator juga dapat dipengaruhi oleh
komunikan. Komunikator dan komunikan bukan hanya saling
berhubungan melainkan juga saling mempengaruhi. Dalam
pelaksanaannya Laznas DT Peduli Jateng menggunakan komunikasi
untuk memberi, mempengaruhi, mengajak, dan mengubah pengetahuan
sikap dan perilaku publik sasarannya. Dalam pelaksanaannya Laznas DT
Peduli Jateng menggunakan metode canalizing yaitu mempengaruhi
khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan, kemudian perlahan-
lahan mengubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang dikehendaki.
b. Strategi Informasi dan Edukasi
Strategi informasi dan edukasi adalah suatu pesan yang
disampaikan kepada komunikan dengan sifat memberi informasi dan
memberi pengetahuan mengenai kejadian atau fenomena yang terjadi.
Kegiatan dakwah yang dilakukan oleh Laznas DT Peduli Jateng yaitu
dengan selalu memberikan informasi dan pengetahuan kepada
80
masyarakat umum, melalui kajian rutin, talk show, pengobatan gratis,
misykat dan tebar bingkisan lebaran.
c. Strategi komunikasi dakwah dengan menggunakan media
Media merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak (Cangara, 2008
: 119). Penggunaan media yang tepat akan berdampak pada berhasil
tidaknya sebuah pesan, tersampaikan kepada seluruh masyarakat secara
luas dan cepat.
Media komunikasi yang digunakan oleh Laznas DT Peduli Jateng
dalam mensosialisai ZISWAF yakni melalui media massa, media sosial,
dan media lainnya.
1) Media Massa
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian
pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan
menggunakan alat-alat komunikasi mekas seperti surat kabar, film,
radio, TV dan lain-lain.Media massa yang digunakan oleh Laznas DT
Peduli Jateng dalam sosialisasi ZISWAF kepada masyarakat adalah
melalui siaran radio. Adapun siaran yang digunakan untuk sosialisasi
ZISWAF yaitu Up Radio 98.5 FM. Media ini dimanfaatkan karena
dapat menjangkau seluruh masyarakat hingga ke plosok-plosok
Semarang. Dalam penyiaran radio ini, Kepala Cabang Laznas DT
Peduli Jateng terjun langsung ke studio Up Radio 98.5 FM untuk
menyiarkan informasi seputaran zakat dan penyiaran tersebut
81
dilakukan secara live sehingga dapat didengarkan oleh semua
kalangan baik orang tua, pelajar, maupun mahasiswa.
Gambar 4.2 Sosialisasi Laznas DT Peduli Jateng
melalui Radio
2) Media Sosial
Media sosial adalah sebuah media untuk berinteraksi satu sama
lain yang dilakukan secara online tanpa dibatasi ruang dan waktu.
a) Facebook
Merupakan salah satu media sosial yang populer dan
banyak digunakan oleh masyarakat. Facebook menjadi sarana
untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai
Laznas DT Peduli Jateng. Dalam akun facebook Laznas DT Peduli
Jateng menggambarkan tentang program dan kinerja Laznas DT
Peduli Jateng seperti program berqurban, pelatihan manajemen
masjid, dan beberapa informasi tentang kajian. Adapun alamat
facebok Laznas DT Peduli Jateng adalah @sobat peduli jateng,
berikut gambar facebook Laznas DT Peduli Jateng :
82
Gambar 4.3 Facebook Sobat Peduli Jateng
b) Instagram
Merupakan salah satu media yang tidak kalah populer
dengan facebook. Laznas DT Peduli Jateng memanfaatkan media
ini sebagai cara untuk mempromosikan Laznas DT Peduli Jateng,
menginformasikan tentang anjuran-anjuran berzakat, infaq sedekah
dan wakaf, serta menginformasikan berbagai program kegiatan
dakwah yang telah dilakukan oleh Laznas DT Peduli Jateng dengan
tujuan dapat memikat para muzaki agar dalam penyaluran ZISWAF
nya bisa melalui Laznas DT Peduli Jateng. Adapun alamat
instagram Laznas DT Peduli Jateng adalah @sobatpeduli, berikut
gambar instagram Laznas DT Peduli Jateng :
83
Gambar 4.4 Instagram Sobat Peduli
c) Youtube
Merupakan salah satu media audio visual yang
menyampaikan informasi lebih menarik, lebih akurat serta lebih
mudah diakses yakni melalui sebuah video. Laznas DT Peduli
Jateng menggunakan media youtube dalam menyampaikan
informasi. Adapun channel youtube Laznas DT Peduli Jateng
adalah “DT Peduli Jateng Jawa Tengah’ berikut gambar youtube
Laznas DT Peduli Jateng :
84
Gambar 4.5 Channel Youtube Laznas DT Peduli
Jawa Tengah
d) Web
Merupakan akun resmi yang dimiliki oleh Laznas DT
Peduli Jateng yang berfungsi untuk menyampaikan informasi dan
penjelasan mengenai apa yang dilakukan serta bagaimana program
kerja Laznas DT Peduli Jateng. Melalui media ini Laznas DT
Peduli Jateng juga menginformasikan kepada masyarakat luas
mengenai pentingnya berzakat terdapat dalam kolom inspirasi dan
beragam artikel tentang khazanah islam, menginformasikan alamat
kantor cabang serta rekening yang dapat digunakan masyarakat
untuk mentransfer sejumlah hartanya guna kepentingan transaksi
zakat dan menyediakan sarana kepada masyarakat agar penyaluran
zakatnya lebih mudah yakni dengan menggunakan media donasi
online. Jika masyarakat yang hendak berzakat bingung bagaimana
85
cara untuk menghitung zakat, maka dalam web ini disediakan pula
media kalkulator zakat untuk menghitung berapa zakat yang harus
dikeluarkan serta menjelaskan waktu jatuh tempo zakat (nisab).
Alamat Web Laznas DT Peduli adalah @dtpeduli.org, berikut
gambar web Laznas DT Peduli Jateng :
Gambar 4.6 Web DT Peduli
3) Media Advertaising
Media Advertaising adalah jasa periklanan yang berguna untuk
mengekpresikan peluang melalui penggunaan percetakan dengan
warna yang berseni supaya dapat menarik perhatian konsumen dan
pelanggan. Adapun media advertaising yang digunakan oleh Laznas
DT Peduli Jateng adalah sebagai berikut :
a) Brosur
Adalah buku kecil atau lembaran yang diterbitkan secara
tidak berkala, tidak terkait dengan terbitan lain dan selesai dalam
sekali terbit. Kelebihan dari brosur ini terletak pada visualnya
86
dimana setiap informasi yang ditunjukkan didukung oleh foto
visual sebagai informasi pendukung. Laznas DT Peduli Jateng juga
mengeluarkan browsur setiap tahunnya sebagai upaya sosialisasi
kepada masyarakat dan muzakki. Brosur yang telah di cetak
kemudian dibagikan kepada muzakki perseorangan pada saat
program kegiatan dakwah berlangsung, seperti Kajian rutinan safari
dakwah, Talkshow, dan CFD di Simpang Lima Semarang. Brosur
ini menginformasikan tentang program kegiatan dakwah, tabel
perhitungan zakat, serta nomor rekening mana saja yang dapat
muzakki gunakan apabila ingin menyalurkan zakat sehingga lebih
mudah dan efisien. Berikut gambar brosur Laznas DT Peduli
Jateng:
Gambar 4.7 Brosur Laznas DT Peduli Jateng
87
b) Spanduk
Adalah sebuah kain rentang yang berisi propaganda slogan
atau berita yang perlu diketahui oleh umum, biasanya berada di tepi
jalan yang berisi sebuah text. Laznas DT Peduli Jateng juga
mensosialisasi zakat melalui spanduk kepada masyarakat lain, hal
ini terlihat di sejumlah ruas jalan di kota Semarang. Spanduk
mengenai zakat dan progam unggulan Laznas DT Peduli Jateng
terpasang di berbagai tempat umum, seperti masjid, pasar, dan
pingir jalan.
d. Strategi Komunikasi Persuasif
Komunikasi persuasif merupakan komunikasi yang dilakukan
sebagai ajakan atau bujukan agar mau bertindak sesuai dengan keinginan
komunikator. Dalam melaksanakan komunikasi persuasif, pencapaian
tujuan hanya dapat berhasil lebih efektif apabila pihak komunikator
mampu menguasai teknik-teknik yang dapat menumbuhkan motivasi
minat (Brata, 2003 : 70-71). Seorang komunikator dituntut untuk
memiliki daya tarik, baik secara fisik maupun psikologis.
Laznas DT Peduli Jateng juga melakukan komunikasi persuasif
dalam mensosialisasi zakat kepada masyarakat, komunikasi yang
dilakukan dengan cara memberikan informasi yang dapat menggugah
hati masyarakat agar mau membayar zakat. Strategi komunikasi persuasif
ini diterapkan oleh Laznas DT Peduli Jateng dalam acara talkshow,
88
kajian safari dakwah, dan sosialisasi seperti di CFD Simpang Lima
Semarang dan kegiatan dakwah lainnya.
Berdasarkan pemaparan di atas peneliti menyimpulkan bahwa
Laznas DT Peduli Jateng memahami betul dalam mensosialisasi zakat harus
melihat siapa yang akan disosialisasi, bagaimana pesan sosialisasi, media
apa yang digunakan dalam sosialisasi dan efek apa yang diharapkan setelah
sosialisasi. Berdasarkan strategi komunikasi dakwah yang dilakukan oleh
Laznas DT Peduli Jateng, hal itu sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh Harold D. Lasswell bahwa cara terbaik untuk menyusun strategi
komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan “Who, Says What, Which
Channel, To Whom, With What Effect”.
Who (Siapa komunikatornya) yaitu orang yang menyampaikan pesan
dalam segala situasi dan kondisi baik itu perorangan atau perwakilan
lembaga, organisasi, maupun instansi. Komunikator dalam penelitian ini
adalah Lembaga Amil Zakat Nasional Daarut Tauhid Peduli Jawa Tengah
(Laznas DT Peduli Jateng).
Says What (Pesan apa yang disampaikannya) merupakan pesan yang
berupa suatu ide informasi, opini pesan dan sikap yang sangat erat kaitannya
dengan masalah analisis pesan bersifat verbal dan non verbal. Pesan yang
disampaikan Laznas DT Peduli Jateng adalah sosialisasi mengenai
kewajiban menunaikan zakat guna mensejahterakan umat Islam.
89
In Which Channel (Media apa yang digunakannya) merupakan
media komunikasi atau saluran yang digunakan untuk melaksanakan
kegiatan komunikasi. Media yang digunakan oleh Laznas DT Peduli Jateng
adalah media massa, media sosial dan media advertaising.
To Whom (Siapa komunikannya) merupakan individu atau kelompok
tertentu yang merupakan sasaran pengiriman seseorang, dalam proses
komunikasi komunikan ini adalah sebagai penerima pesan. Komunikan
Laznas DT Peduli Jateng adalah seluruh umat Islam baik itu
donatur/muzakki maupun mustahiq.
With What Effect (Efek apa yang diharapkan) merupakan hasil
yang dicapai dari usaha penyampaian pada sasaran yang dituju. Setelah
Laznas DT Peduli Jateng menyampaikan pesan kepada umat Islam baik
muzakki dan mustahiq dengan menggunakan beberapa media, maka yang
terakhir adalah timbulnya beberapa efek. Efek yang timbul dari komunikasi
dakwah Laznas DT Peduli Jateng yaitu dengan tercapainya suatu tujuan
yang diinginkan oleh Laznas DT Peduli Jateng. Tujuan dari Laznas DT
Peduli Jateng adalah mensejahterakan umat Islam dengan cara
memberdayakan kehidupan mustahiq melalui edukasi keterampilan usaha
dan pembinaan akhlak, sehingga harapannya mustahiq dapat hidup mandiri
dengan sejahtera rohani dan jasmani.
Tujuan dari penerapan strategi komunikasi dakwah Laznas DT
Peduli Jateng adalah agar bisa menarik perhatian muzakki sebanyak-banyak
untuk membayar zakat di Laznas DT Peduli Jateng, kemudian pihak Laznas
90
DT Peduli Jateng mengelola zakat yang telah diberikan oleh muzakki
dengan mendata siapa saja yang akan menerima manfaat. Laznas DT Peduli
Jateng beserta para relawan Laznas DT Peduli Jateng mensurvei secara
langsung sasaran lokasi penerima manfaat untuk mendapatkan data statistik
pemerintah yang lebih akurat. Tujuan akhir dari penerapan strategi
komunikasi dakwah ini adalah untuk menyaring mustahiq yang tepat dan
paling membutuhkan guna mensejahterakan umat islam di wilayah Jawa
Tengah.
Efek dari penerapan strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli
Jateng adalah efek behavioral. Dengan merumuskan sasaran yang tepat serta
menggunakan strategi informasi dan edukasi, penggunaan media yang
menarik kemudian mengemasnya menjadi sebuah komunikasi persuasif
maka kegiatan dakwah yang dilakukan Laznas DT Peduli Jateng menjadi
terstruktur dan sistematis. Hal itu dibuktikan ketika peneliti mencari data
kepada masyarakat penerima manfaat (mustahiq) secara langsung mengenai
respon dari masyarakat penerima manfaat Laznas DT Peduli Jateng terhadap
pelayanan yang diberikan oleh Laznas DT Peduli Jateng dalam upayanya
mengelola dana zakat guna mensejahteraan umat islam di Semarang.
Penelitian ini menghasilkan efek behavioral. Peneliti menyimpulkan bahwa
masyarakat penerima manfaat tidak hanya diberikan bantuan saja, tetapi
juga diberikan pemberdayaan dengan beberapa edukasi, keterampilan usaha
dan kajian dakwah sehingga masyarakat enerima manfaat dapat sejahtera
dari segi rohani maupun jasmani.
91
3. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Strategi Komunikasi Dakwah
Laznas DT Peduli Jawa Tengah
a. Faktor Pendukung Strategi Komunikasi Dakwah Laznas DT Peduli
Jateng
1) Adanya regulasi pemerintah mengenai UU tentang Pengelolaan Zakat
Dengan adanya regulasi dari pemerintah mengenai UU tetang
pengelolaan zakat, sangat membantu strategi komunikasi dakwah
Laznas DT Peduli Jawa Tengah dalam memberikan informasi kepada
masyarakat bahwa umat Islam yang mampu wajib menunaikan zakat
sesuai dengan syari’at Islam.
Dalam UU RI No 23/2011 tentang Pengelolaan Zakat BAB I
Pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa zakat adalah harta yang wajib
dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan
kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam.
2) Pemilihan metode yang tepat
Pemilihan metode yang tepat dalam menyampaikan suatu
pesan kepada komunikan menjadi salah satu faktor pendukung dalam
penyusunan strategi komunikasi dakwah. Metode yang digunakan
oleh Laznas DT Peduli Jawa Tengah dalam mensejahterakan umat
Islam di Semarang yaitu metode canalizing. Ruslan (2010 : 14)
mengemukakan bahwa metode canalizing adalah cara mempengaruhi
khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan, kemudian
92
perlahan-lahan mengubah sikap dan pola pemikirannya ke arah yang
kita kehendaki.
3) Lemahnya kesadaran masyarakat
Lemahnya kesadaran masyarakat Jawa Tengah dalam
menunaikan kewajibannya membayar zakat, menjadi faktor
pendukung bagi Laznas DT Peduli Jawa Tengah dalam menyusun
strategi komunikasi dakwah yang tepat. Masyarakat memahami bahwa
membayar zakat kepada keluarga atau orang terdekat lebih utama
dibandingkan membayar pada amil zakat resmi. Faktor pendukung ini
menunjukkan bahwa sebagian masyarakat bertindak sesuai dengan
pemahamannya sendiri. Hal tersebut sesuai dengan teori
Konstruktivisme yang dikembangkan oleh Jesse Delia, menyatakan
bahwa individu melakukan interpretasi dan bertindak menurut
berbagai kategori konseptual yang ada dalam pikirannya. Teori ini
menjelasan bahwa realitas tidak menunjukkan dirinya dalam bentuk
yang kasar tetapi harus disaring terlebih dahulu melalui bagaimana
cara seseorang melihat sesuatu.
Lemahnya kesadaran masyarakat dapat dijadikan sebagai
strategi komunikasi dakwahLaznas DT Peduli Jawa Tengah untuk
mengubah konsep pemikiran masyarakat dari pemikiran membayar
zakat kepada keluarga atau orang terdekat menjadi membayar zakat
kepada amil atau lembaga yang mempunyai legalitas resmi dari
pemerintah.
93
4) Pemilihan media yang tepat
Strategi komunikasi dakwah dapat berjalan dengan baik jika
menggunakan media yang tepat dalam menyampaikan suatu pesan
kepada khalayak sasaran komunikasi. Pemanfaatan media sosial dan
rekening bank menjadi faktor pendukung dalam strategi komunikasi
dakwah Laznas DT Peduli Jawa Tengah. Dengan memaksimalkan
media massa (Up Radio), media sosial (facebook, instagram, youtube,
web), media advertaising (brosur, spanduk) dan layanan rekening
bank maka memudahkan Laznas DT Peduli Jateng dalam
mempromosikan program kerja serta menarik perhatian
donatur/muzakkiuntuk menunaikan kewajibannya membayar zakat
melalui Laznas DT Peduli Jateng.
Pemilihan cara yang tepat dalam berkomunikasi akan
memudahkan komunikator mengetahui sifat-sifat komunikan, media
apa yang digunakan dan efek apa yang akan didapatkan (Onong, 2000
: 302). Dengan menggunakan komunikasi bermedia (mediated
communication) maka komunikator dapat menyampaikan pesan
informasi kepada komunikan dengan yang jumlah besar dan lebih
cepat.
5) Mempunyai program kerja unggulan
Tujuan strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli Jawa
Tengah yaitu mensejahterakan umat Islam. Melalui program kerja
unggulan peduli ekonomi, peduli pendidikan, peduli kemanusiaan dan
94
peduli dakwah, Laznas DT Peduli Jawa Tengah dapat mempermudah
strategi komunikasi dakwahnya untuk mencapai tujuan yaitu umat
Islam tidak hanya disejahterakan dari segi rohani tetapi juga dari segi
jasmani.
b. Faktor penghambat Strategi Komunikasi Dakwah Laznas DT Peduli
Jawa Tengah
1) Perbedaan sudut pandang pemikiran antar sesama karyawan
Perbedaan sudut pandang pemikiran antar sesama karyawan
mejadi faktor penghambat yang sering terjadi dalam penyusunan
strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli Jawa Tengah. Seiring
perbedaan pendapat dan juga perbedaan pemikiran antar semua
karyawan Laznas DT Peduli Jawa Tengah mengakibatkan terjadinya
mis komunikasi. Mis komunikasi yang terjadi dapat menimbulkan
masalah dan penghambat dalam mencapai tujuan bersama yaitu
mensejahterakan umat Islam di Semarang.
2) Faktor kepentingan perorangan/masjid/yayasan
Di beberapa masjid/yayasan ada yang lebih mengutamakan
faktor kepentingan masjid/yayasan dibandingkan dengan mengizinkan
Laznas DT Peduli Jawa Tengahdalam melaksanakan kegiatan dakwah,
dan mensosialisasi kewajiban menunaikan zakat kepada masyarakat di
sebuah masjid/yayasan. Hal tersebut menjadi faktor penghambat dari
strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli Jawa Tengah karena
mempersempit sasaran komunikasi guna mensejahterakan umat Islam
95
di Semarang. Padahal perlu diketahui bahwa perorangan, lembaga,
masjid, yayasan atau apapun yang tidak mempunyai legalitas resmi
dari pemerintah, tidak diperkenankan menghimpun dan menyalurkan
dana Zakat, Infaq, Sedekah, dan lain-lain, bahkan bisa terancam
pidana. Hal tersebut dikuatkan dengan adanya UU RI No 23/2011
BAB VIII tentang Larangan yang tercantum dalam pasal 37 dan pasal
38.
Setiap orang dilarang melakukan tindakan memiliki,
menjaminkan, menghibahkan, menjual, dan/atau mengalihkan zakat,
infak, sedekah dan/atau dana sosial keagamaan lainnya yang ada
dalam pengelolaannya (UU RI No 23/2011, BAB VIII : pasal 37).
Setiap orang dilarang dengan sengaja bertindak selaku amil zakat
melakukan pengumpulan, pendistribusian, atau pendayagunaan zakat
tanpa izin pejabat yang berwenang (UU RI No 23/2011, BAB VIII :
pasal 38).
Setiap orang yang dengan sengaja dan melawan hukum
melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 37 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana
denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) (UU
RI No 23/2011, BAB IX : pasal 40). Setiap orang yang dengan
sengaja dan melawan hukum melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 38 dipidana dengan pidana penjara paling lama
96
1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) (UU RI No 23/2011, BAB IX : pasal 41).
3) Adanya regulasi pemerintah yang mengharuskan ASN/PNS untuk
berzakat di Baznas
Rencana pembuatan perpres tentang zakat mengenai
ASN/PNS, bahwa pemerintah akan memotong 2,5 persen dari gaji
ASN/PNS untuk membayar zakat melalui Baznas, menjadi salah satu
faktor penghambat strategi komunikasi dakwah bagi lembaga swasta
dalam menghimpun dana zakat. Efek dengan adanya regulasi tersebut,
maka akan mempersempit sasaran komunikasi dakwah yang akan
dilakukan Laznas DT Peduli Jateng dalam penyusunan strategi
komunikasi dakwahnya mensosialisasi keutamaan dan manfaat
ZISWAF kepada donatur/muzakki secara umum.
97
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan pembahasannya, ada beberapa hal
yang menjadi titik tekan sebagai kesimpulan dalam skripsi ini guna menjawab
pokok permasalahan dalam penelitian yang dilakukan.
1. Program Kerja Laznas DT Peduli Jawa Tengah terbagi menjadi empat
program kepedulian yaitu peduli ekonomi, peduli pendidikan, peduli
kemanusiaan, dan peduli dakwah.
2. Strategi komunikasi dakwah yang dilakukan Laznas DT Peduli Jawa
Tengahyaitu dengan mensosialisasi tentang keutamaan dan manfaat dari
Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf (ZISWAF). Proses sosialisasi yang
dilakukan adalah merumuskan sasaran dari strategi komunikasi dakwah
Laznas DT Peduli Jateng, strategi informasi dan edukasi, strategi
komunikasi dakwah dengan menggunakan media, dan strategi komunikasi
persuasif.
3. Faktor pendukung dalam strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli
Jateng yaitu dengan adanya regulasi pemerintah dalam UU RI No 23/2011
tentang pengelolaan zakat, pemilihan metode yang tepat, lemahnya
kesadaran masyarakat, pemilhan media yang tepat dan mempunyai program
kerja unggulan.Faktor penghambat dari strategi komunikasi dakwah Laznas
DT Peduli Jateng adalah perbedaan sudut pandang pemikiran antar semua
98
karyawan, faktor kepentingan perorangan/masjid/yayasan, dan adanya
regulasi pemerintah yang mengharuskan ASN/PNS untuk berzakat di
Baznas.
B. Saran
Berdasarkan permasalahan yang peneliti bahas dalam skripsi ini yaitu
strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli Jateng dalam mensejahterakan
umat Islam di Semarang, maka peneliti hendak menyampaikan saran sebagai
berikut :
1. Meningkatkan sosialisasi kepada seluruh umat Islam, agar seluruh umat
islam mengetahui dan memahami tentang keutamaan dan manfaat dari
ziswaf.
2. Memaksimalkan media komunikasi sebagai proses promosi ziswaf dan
melaporkan kegiatan yang dilakukan Laznas DT peduli Jateng kepada
seluruh umat Islam. Peneliti melihat banyak akun media sosial yang sudah
pasif dan tidak aktif lagi dalam mempromosikan ziswaf dan melaporkan
kegiatan-kegiatan kepedulian dari Laznas DT Peduli Jateng.
3. Meningkatkan pelayanan terhadap mustahiq. Laznas DT Peduli Jateng tidak
hanya menunggu pengajuan atau pengaduan dari masyarakat yang
membutuhkan saja, tetapi seharusnya langsung ke lapangan hingga ke
pelosok-pelosok untuk mensejahterakan umat Islam yang membutuhkan.
99
DAFTAR PUSTAKA
Alo Liliweri. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta : Prenada Media
Group, 2011.
Ali Aziz Muhammad. Ilmu Dakwah. Yogyakarta : Kencana, 2009.
Amir, Munir Samsul . Ilmu Dakwah. Jakarta : Amzah, 2009.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT
Rineka Cipta, 2010.
Ar Rahman, Muhammad Abdul Malik. Pustaka Cerdas Zakat : 1001Masalah
Zakat dan Solusinya. Jakarta : Lintas Pustaka, 2003.
Azis, Moh. Ali. Ilmu Dakwah Edisi Revisi. Jakarta : Kencana, 2004.
Book, Cassandra L. Human Communication : Principles, Contexs and skills. New
York : Martin’s Press, 1980.
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikai. Surabaya : Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2014.
Effendi, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PTCitra
Aditya Bakti, 2000.
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantatif dan Kualitatif. Jakarta :
Rajawali Press, 2010.
Hamzah, Rosni : Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayandi Desa
Dahari Selebar Kecamatan TalawiKabupaten Batubara, Jurnal. Volume
9 No 1. Universitas Negeri Medan, Medan, 2017.
Kiyantono, Rachmad. Teknik Praktis Riset Komunikasi –Disetasi Contoh Praktis
Riset Media, Public elation, Advertaising, Komunikasi Organisasi,
Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2011.
Muchtar, Khoirudin. 2018. Respon Mahasiswa Terhadap Tayangan Dakwah
Islamiyah Khazanah (TRANS 7) dan Damai Indonesiaku (TV ONE).
INJECT. Vol. 3. No 2 Desember 2018.
100
Morissan dan Wardhani, Andy Corry. Teori Komunikasi. Jakarta : Ghalia
Indonesia, 2009.
Nazaruddin. Publisistil dan Da’wah. Jakarta : Erlangga, 1974.
Patilima, Hamid. Metode Penelitaan Kualitatif. Bandung : Alvabeta, 2007.
Pimay, Awaludin. Metodologi Dakwah. Semarang : Rasail, 2006.
Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta :
Rajawali Pers, 2010.
Satori, Djam’an, Aan Komariah. Metodologi Penelitaan Kualitatif. Bandung :
Alvabeta, 2017.
Saebani. Beni Ahmad. Metode Penelitian. Bandung : CV Pustaka Setia, 2008.
Sidiq, Mahfud. Konsep Pertanggungjawaban pada Lembaga Zakat, Infaq,
Sadaqah Lampung (skripsi). Univesitas Lampung : Bandar Lampung,
2005.
Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alvabeta, 2007.
Suhandang, Kustadi. Strategi Dakwah Penerapan Strategi Komunikasi Dakwah.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2014.
Sumardi. 1982. Sumber Pendapatan, Kebutuhan Pokok dan Perilaku
Menyimpang. Jakarta : Rajawali,2012.
Wahyu Illahi, M. Munir. Manajemen Dakwah. Jakarta : Prenada Media, 2006.
Wardi, Bachtiar. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta : Logos Wacana
Ilmu, 1997.
Wijaya, H.A.W. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta : Bumi Aksara,
2008.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
Nama : Intan Hartati
Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 20 Agustus 1997
Alamat : Desa Kepunduhan Rt 05 Rw. 01 Kec. Kramat
Kab. Tegal
Agama : Islam
NomorHandphone : 085328979157
e-mail : [email protected]
SD/MI : SD N Kepunduhan 02
SMP/MTS : SMP N 2 Kramat
SMA/SMK/MA : MA Nudia Semarang
1. Pengurus HMJ KPI Fakultas Dakwah 2016/2017
2. Pengururus DEMA Fakultas Dakwah 2017/2018
DATA PRIBADI
RIWAYAT PENDIDIKAN
PENGALAMAN ORGANISASI
Tabel 1.1 Kerangka Berfikir
Faktor Pendukung dan Penghambat
Strategi Komunikasi Dakwah
Strategi Komunikasi
Informasi Persuasif Edukatif
Untuk mengetahui Strategi Komunikasi Dakwah
Laznas DT Peduli Jawa Tengah dalam
Mensejahterakan Umat Islam di Semarang
Dakwah
Gambar 4.1 Struktur Kepengurusan Laznas DT Peduli
Jawa Tengah Tahun 2019
VITA FEBRIARINI KEPALA CABANG
HEMAS NUR WULAN KESEKRETARIATAN
LEMBAGA
HEMAS NUR WULAN KEUANGAN
AHMAD MUSLIHIN KADIV PENGHIMPUNAN
ACHMAD HASANUDIN KADIVPENDAYAGUNAAN
STAFF ERNI OCTAVIANI SARI
RITA TRIJAYANTI WAHYU PRIHATININGSIH NURCHIOLID SYAWALDI
STAFF SYAIFULLAH
DENDI PRASOJO FIDIANA
MA’RIFATUL HIDAYAH
Gambar 4.2 Sosialisasi Laznas DT Peduli Jateng melalui Radio
Gambar 4.3 Facebook Sobat Peduli Jateng
Gambar 4.4 Instagram Sobat Peduli
Gambar 4.5 Channel Youtube Laznas DT Peduli Jawa Tengah
Gambar 4.6 Web DT Peduli
Gambar 4.7 Brosur Laznas DT Peduli Jateng
Pedoman Wawancara
Laznas DT Peduli Jawa Tengah
1. Sejarah terbentuknya Laznas DT Peduli Jateng.
2. Program kerja yang dilakukan Laznas DT Peduli Jateng.
3. Sasaran utama dalam program kegiatan dakwah yang dilakukan Laznas
DT Peduli Jateng.
4. Strategi komunikasi dakwah yang diterapkan Laznas DT Peduli Jateng
dalam mensejahterakan kehidupan Umat Islam di semarang.
a. Macam-macam strategi komunikasi dakwah yang diterapkan di Laznas
DT Peduli Jateng.
b. Tujuan penerapan strategi komunikasi dakwah di DT Peduli Laznas
Jateng.
c. Dampak penerapan strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli
Jateng.
5. Faktor pendukung strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli Jateng
guna mensejahterakan kehidupan umat islam di Semarang.
6. Faktor penghambat strategi komunikasi dakwah Laznas DT Peduli Jateng
dalam mensejahterakan kehidupan umat islam di Semarang.
7. Tanggapan masyarakat terhadap kepedulian Laznas DT Peduli Jateng
dalam mensejahterakan kehidupan umat Islam di Semarang.
Masyarakat Penerima Manfaat
1. Bukti Kepedulian Laznas DT Peduli Jawa Tengah dalam mensejahteraan
kehidupan umat islam di Semarang.
2. Kekurangan dan kelebihan Laznas Dt Peduli Jawa Tengah dalam
meningkatkan kepeduliaannya mensejahterakan kehidupan umat islam di
Semarang.
3. Harapan penerima manfaat untuk Laznas Dt Peduli Jatengke depannya.
Wawancara dengan Pihak Laznas DT Peduli Jateng
Ahmad Muslihin sebagai Kepala Divisi Penghimpunan
Achmad Hasanudin sebagai Kepala Divisi Pendayagunaan
Wawancara dengan Penerima Manfaat Laznas DT Peduli Jawa Tengah
Diah sebagai Penerima Manfaat Beasiswa
Azki sebagai Penerima Manfaat Beasiswa
Wawancara Fitri Astuti sebagai Penerima Manfaat Misykat
Wawancara Sri Hariyanti sebagai Penerima Manfaat Misykat
Wawancara Salimahsebagai Penerima Manfaat Pengobatan Gratis
Wawancara Sugiarti sebagai Penerima Manfaat Qurban Peduli