TERHADAP KINERJA LEMBAGA AMIL ZAKAT INSAN MADANI …
Transcript of TERHADAP KINERJA LEMBAGA AMIL ZAKAT INSAN MADANI …
PENGARUH PENDEKATAN BALANCED SCORECARD
TERHADAP KINERJA LEMBAGA AMIL ZAKAT INSAN
MADANI JAMBI
SKRIPSI
Oleh :
SITI WAHYUNI
NIM. EES. 150878
Pembimbing:
DR. Rafidah, S.E.,M.EI
Mellya Embun Baining, S.E.,M.EI
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
iii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat kesehatan
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini untuk mendapatkan gelar sarjana
strata satu (S1). Sholawat berserta salam tidak lupa pula saya haturkan kepada
junjungan baginda Rasulullah SAW beserta para keluarganya.
Saya persembahkan skripsi ini kepada:
Ayahanda Sakimin, semoga selalu dalam lindungan dan bimbingan Allah SWT.
Ibunda Kartiyah, sosok ibu yang luar biasa tangguh, ibu yang tidak pernah ada
kata lelah didalam mengasuh, memberi semangat, memotivasi serta memberikan
kasih sayang dan ibu yang tak pernah lupa untuk selalu memohonkan Do’a-Nya
kepada Allah SWT agar Allah Permudah saya dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Kakak saya Eko Wahyono. Serta kakak ipar saya Casyatun dan keluarga besar
yang selalu memberi semangat dan motivasi, semoga Allah SWT selalu
melimpahkan nikmat dan karunianya kepada kita semua.
Terimakasih untuk sahabatku tersayang (Ani maryani, Nurhalimatul muti’ah,
Anuar Gandi, Hendra, Iko Wulandari, Agus Purnonomo, Sri Fatimah), teman
sekaligus kakak serta adikku (Siti Agustina, Annisa, Siti Mutoharoh, Ulfa, Rizal
Arifin, Agus Setiabudi, Utari, Juliana, Ridho) Serta tak lupa terima kasih kepada
keluarga besar kelas (G’2015) yang selalu memotivasi untuk selalu cepat dan
tepat dalam mengerjakan sesuatu dan memberi semangat dalam penulisan skripsi
ini.
iv
v
MOTTO
Artinya: “dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.1
1 Al-Quran Dan Terjemahaannya Qs At-Taubah Ayat 105
vi
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of the Balanced Scorecard
method to measure the performance of the Amil Zakat Institution Madani
Jambi Society. The sample selection method used in this study was random
sampling, in which 47 employees from lazan madani Jambi were sampled.
Primary data used in this study were obtained directly from the 47
respondents studied, and secondary data obtained from books, journals,
and other sources. The data obtained were processed using SPSS 22. The
results showed that the financial perspective, customer perspective and
internal business process perspective had a significant effect on the
performance of the institution. Defending and growth perspectives do not
affect the performance of the institution. The most dominant variable
affecting the performance of the institution is the customer variable.
Keywords: Balanced Scorecard, Institutional Performance
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode
Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja Lembaga Amil Zakat Insan
Madani Jambi. Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah random sampling, dimana 47 karyawan dari laz insan madani
Jambi menjadi sampel penelitian. Data primer yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh langsung dari 47 responden yang diteliti, dan data
sekunder diperoleh dari buku-buku, jurnal-jurnal, dan sumber lainnya.
Data yang diperoleh , diproses menggunakan spss 22. Hasil penelitian
menunjukan bahwa perspektif keuangan, perspektif pelanggan dan
perspektif proses bisnis internal berpengarh secara signifikan terhadap
kinera lembaga. Perspektif pembelaaran dan pertumbuhan tidak
berpengaruh terhadap kinerja lembaga. Variabel yang paling dominan
mempengaruhi kinerja lembaga yaitu variabel pelanggan.
Kata kunci : balanced scorecard, kinerja lembaga
viii
.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas berkat Rahmat Allah yang senantiasa
memberikan nikmat dan karunia-Nya serta Kekuatan Lahir batin kepada
penulis. Sholawat beserta salam selalu dan kita curahkan kepada junjungan
kita Nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan
umatnya yang selalu taat dengan ajarannya. Semangat pejuang dan
harapan untuk selalu berusaha dan berupaya, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan Judul “PENGARUH PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD TERHADAP KINERJA LEMBAGA
AMIL ZAKAT INSAN MADANI JAMBI”. Ini dimaksudkan untuk
memenuhi sebagian dari persyaratan guna menyelesaikan program sarjana
(S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri
(UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penyusun skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan dan saran yang diberikan oleh selaku dosen Pembimbing I
Dr. Rafidah, SE.,M.EI dan selaku dosen Pembimbing II Mellya Embun
Baining, S.E.,M.EI dalam penulisan skripsi ini. Dan juga kepada
Lembaga Amil Zakat Insan Madani Jambi yang telah memberikan izin
melakukan penelitian berkenaan dengan judul skripsi tersebut dan
membantu dalam memberikan keterangan lisan maupu tulisan yaitu berupa
data-data guna untuk menyelesaikan skripsi ini. Dengan adanya kritik dan
saran, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal
ix
yang pantas penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Subhan, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Jambi.
2. Ibu Rafidah, SE., M. EI, Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE., ME, Ibu Dr.
Halimah Ja’far, M. Fil. I, Selaku Wakil Dekan I, II, Dan III di
Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
3. Bapak Dr. Sucipto, S. Ag., MA sebagai Ketua Jurusan Ekonomi
Syariah dan GWI Awal Habibah, SE, M, EI, sebagai Sekretaris Jurusan
Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
4. Ibu Rafidah, SE., M. EI, dan Ibu Mellya Embun Baining, S.E.,M.EI,
selaku pembimbing satu dan pembimbing dua skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan bisnis Islam UIN STS
Jambi yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis
6. Bapak dan Ibu Staf TU dan Akademik di Lingkungan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi
7. Bapak dan Ibu Pimpinan dan Karyawan di Lembaga Aamil Zakat
Insan Madani Jambi yang telah membatu menberikan data untuk
penulis menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh mahasiswa Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang
telah memberikan semangat serta sumbangsihnya, baik berupa moril
x
maupun materil sejak penulis mengajukan judul, penelitian sampai
pada penyusunan skripsi ini selesai.
9. Teman-teman lokal Ekonomi Syariah G 2015 FEBI UIN STS JAMBI,
terima kasih atas segala dukungannya.
10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung. Di samping itu, penulis sadari juga bahwa
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, diharapkan
kepada semua pihak untuk dapat memberikan kontribusi pemikiran
demi perbaikan skripsi ini. Hanya Allah SWT yang memiliki
kesempurnaan sedangkan kehilafan tak lepas dari pemikiran manusia.
Oleh karena itu kita mohon ampunan kepada-Nya dan kepada sesama
manusia kita mohon kemaafannya. Semoga amal kebajika kita dibalas
oleh Allah SWT.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... i
NOTA DINAS ................................................................................................ ii
PERSEMBAHAN .......................................................................................... iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .............................................................. iv
MOTTO ......................................................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan penelitian ................................................................................. 5
D. Batasan Masalah .................................................................................. 6
E. Kerangka Teori .................................................................................... 6
F. Tinjauan Pustaka ................................................................................. 24
G. Kerangka Berfikir ................................................................................ 27
H. Hipotesis penelitian………………………………………………… .. 29
BAB II METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ................................................................................ 31
B. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 31
1. Data Primer ..................................................................................... 31
2. Data Sekunder ................................................................................ 31
C. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 32
1. Kuisioner ....................................................................................... 32
2. Dokumentasi ................................................................................. 32
xii
D. Variabel Penelitian ............................................................................. 33
1. Independen .................................................................................... 33
2. Dependen ..................................................................................... 34
E. Populasi dan sampel…………………………………………………. 37
3. Populasi…………………………………………………………. 37
4. Sampel………………………………………………………… .. 37
F. Uji Instrumen Penelitian ...................................................................... 38
5. Uji Validitas .................................................................................... 38
6. Uji Realibilitas ................................................................................ 38
G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 39
1. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 39
a. Uji Normalitas ............................................................................... 39
b. Uji Multikolonieritas ..................................................................... 40
c. Uji Heteroskedastisitas .................................................................. 40
2. Uji Hipotesis ....................................................................................... 41
a. Analisis Regresi Berganda ............................................................ 41
b. Uji Parsial (t) ................................................................................. 41
c. Uji Kelayakan (Uji F) .................................................................... 42
d. Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................................... 42
H. Sistematika Penulisan ......................................................................... 43
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Historis dan Geografis LAZ Insan Madani Jambi .............................. 44
B. Moto LAZ Insan Madani Jambi ......................................................... 46
C. Visi dan Misi LAZ Insan Madani Jambi .............................................. 46`
D. Dasar Hukum LAZ Insan Madani Jambi ............................................ 47
E. Jenis program LAZ Insan Madani Jambi ............................................ 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden .................................................................... 53
B. Uji instrument penelitian ..................................................................... 55
C. Tenik analisis data ............................................................................... 59
D. Uji Hipotesis ....................................................................................... 62
E. Pembahasan ......................................................................................... 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 73
B. Saran .................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA
xiii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Penerimaan LAZ Insan Madani Jambi .................................... 4
Tabel 1.2 format jawaban tipe likert ............................................................... 32
Tabel 1.3 definisi operasional variabel ........................................................... 35
Tabel 4.1 Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 53
Tabel 4.2 Karakteristik responden Berdasarkan Umur ................................... 54
Tabel 4.3 Karakteristik resssssponden Berdasarkanlama berkerja .................. 55
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Variabel finansial (X1) ..................................... 56
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel pelanggan (X2) ................................... 56
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel proses bisnis internal (X3) ................. 57
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel pembelajaran dan pertuumbuhan (X4)
.......................................................................................................................... 57
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel kinerja(Y) .......................................... 58
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................... 59
Tabel 4. 10 Hasil Uji Normalitas .................................................................... 60
Tabel 4. 11 Hasil Uji Multikolineritas ............................................................ 61
Tabel 4.12 Hasil Uji Heterokedasitas............................................................... 63
Tabel 4. 13 Analisis Linear Berganda ............................................................. 64
Tabel 4. 14 Hasil Uji Parsial (t) ...................................................................... 66
Tabel 4.15 Uji Simultan (f) ............................................................................. 68
Tabel 4.16 Koefisien Determinasi (R square) ................................................. 69
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 kerangka berfikir ......................................................................... 28
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Zakat merupakan salah satu dari rukun islam dan lima nilai instrumental
pengentas kemiskinan yang strategis dan berpengaruh pada tingkah laku
ekonomi masyarakat sehingga tujuan zakat tidak hanya menyantuni secara
konsumtif namun juga memiliki tujuan permanen untuk mengentaskan
kemiskinan. Oleh karena itu zakat harus dikelola secara produktif dan
profesional agar zakat memiliki peranserta dalam mewujudkan cita-cita islam
menuju kehidupan umat manusia yang sejahtera.2
Secara demografis, mayoritas penduduk Indonesia khusunya di Kota
Jambi adalah 83% beragama Islam. Berdasarkan data BPS di Kota Jambi
jumlah penduduk tahun 2015 sebesar 576.067 jiwa dan 478.361 jiwa
diantaranya beragama islam. Secara kultural kewajiban zakat dapat mengakar
kuat jika pelaksanaan pemberdayaan manajemen terlaksana dengan baik. Jika
manajemen tersebut terlaksana dengan baik, maka akan mampu untuk
mencapai suatu tujuan yang efesien dan efektif. Penerimaan zakat yang
semakin meningkat membuat beberapa lembaga pengelolaan zakat non
pemerintah tumbuh dan berkembang hingga ke berbagai provinsi.
Di Provinsi Jambi sendiri lembaga pengelolaan zakat atau yang lebih di
kenal dengan lembaga amil zakat (LAZ) sangat banyak diantaranya : Rumah
Zakat Cabang Jambi (RZ), Dompet Peduli Umat Cabang Jambi (DPU),
2 Ari Kristin Prasetyoningrum, Pendekatan Balanced Scocercard Pada Lembaga Amil
Zakat Di Masjid Agung Jawa Tengah, Economica, Vol VI, Edisi 1, 2015, Hlm 2.
2
Optimalisasi Sedekah, Zakat Dan Infak (OPSEZI), dan Insan Madani.
Lembaga Insan Madani merupakan lembaga kemanusiaan dan amil zakat non
pemerintah, nirlaba, yang berkhidmat untuk mengangkat harkat sosial demi
kemanusiaan. Program kerjanya mencakup bidang sosial, ekonomi
kemasyarakatan, keagamaan, kemanusiaan, kesehatan dan pendidikan.
Program ini mencakup program yang bersifat konsumtif dan lebih banyak
bersifat produktif.3 Insan Madani merupakan lembaga yang mendapatkan izin
resmi berdasarkan surat rekomendasi Baznas Nomor:
001/HVR/SDB/BASNAZ/I 2018 dan SK DIRJEN BIMNAS ISLAM NO. 25
Tahun 2018.
Sebagai sebuah lembaga kemanusiaan dan amil zakat, Insan Madani
berusaha menempatkan diri menjadi lembaga sosial yang mandiri, amanah,
akuntabel, transparan, dan profesional. Hal ini dilakukan untuk menjamin
kepercayaan para donatur untuk mempercayakan donasinya. Upaya tersebut
juga harus didukung dengan sebuah pengukuran kinerja yang bertujuan untuk
tetap bertahan dan dapat bersaing dengan lembaga amil zakat lainnya. Berikut
adalah tabel penerimaan dan penyaluran dana zalat LAZ insan Madani Jambi
pada tahun 2014-2018
3 Wawancara Direktur Eksekutif H. Ibnu Isnaini, SE, 15 Januari 2019.
3
Tabel 1.1
Jumlah Penerimaan Dan Penyaluran LAZ Insan Madani
Tahun 2014 s/d 20184
No Tahun Penerimaan Penyaluran
1 2014 Rp 4.793.527.750 Rp 4.255.326.742
2 2015 Rp 4.427.623.817 Rp 3.583.508.752
3 2016 Rp 4.638.491.683 Rp 3.200.333.260
4 2017 Rp 6.601.091.890 Rp 4.800.276.110
5 2018 Rp 6.672.295.928 Rp 6.534.060.932
Sumber: dokumentasi laz insan madani jambi (2017/2018)
Dari tabel diatas dana penerimaan diperoleh dari zakat perorangan, zakat
badan, zakat badan, zakat fitrah , zakat maal lainnya, infak umum, infak
khusus, csr, dskl. Kemudian dana tersebut disalurkan ke (a) penyaluran
program seperti; pendidikan, kesehatan, kemanusiaan, ekonomi, dakwah-
advokasi, kegiatan momentual. (b) penggunaan dana amil; belanja pegawai,
biaya publikasi dan dokumentasi, biaya perjalanan dinas, beban administrasi
umum, beban penyusutan, pemeliharaan dan penghapusan, pengadaan aset
tetap, biaya jasa kegiatan pihak ketiga, biaya rumah tangga atau protokoler
yayasan, penggunaan lain hak amil.
Namun sejauh ini keberadaan organisasi pengelola zakat (OPZ) tersebut
belum optimal karena masih banyak sekali potensi zakat yang belum tergarap
dengan baik. Sehingga manfaatnya belum dapat dirasakan untuk meningkatkan
kesejahteraan umat manusia. Hal ini dikarenakan belum maksimalnya
standarisasi keamilan, pengembangan penghimpunan zakat dan pengembangan
penyaluran zakat yaitu terutama dalam rangka capacity building LAZ di
4 dokumentasi laz insan madani jambi tahun 2017/2018.
4
daerah-daerah, membangun sistem rekrutmen dan meningkatkan kapasitas
amil, menegakkan etika profesi amil secara nasional.
Oleh sebab itu perlu adanya pengukuran kinerja guna melihat
perkembangan LAZ dalam megelola dana zakat yang telah terkumpul dari
donatur. Untuk mengatasi masalah tersebut, Robert S. Kaplan dan David P.
Norton menciptakan sebuah pengukuran kinerja balanced scorecard dengan
mempertimbangkan empat aspek yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis
internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.5 Dimana balanced scorecard
digunakan sebagai kerangka untuk menerjemahkan strategi tersebut.6
Balanced scorecard merupakan sebuah ukuran yang cukup komprehensif
dalam mewujudkan kinerja perusahaan, yang mana keberhasilan keuangan
yang dicapai perusahaan bersifat jangka panjang. Balanced scorecard tidak
hanya sekedar alat pengukuran kinerja perusahaan tetapi merupakan suatu
bentuk transformasi strategik secara total kepada seluruh tingkatan dalam
organisasi.7 Pendekatan balanced scorecard dapat digunakan sebagai salah
satu strategi penghubung antara pihak eksekutif dengan pihak karyawan dalam
menerjemahkan visi dan misi perusahaan.8 Sehingga karyawan dan
stakeholder dapat mempunyai hubungan baik dan dapat mengerti apa yang
harus dilakukan untuk memenuhi target organisasi. Hal tersebut dilakukan
5Mulyadi, Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda
Kinerja Keuangan Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta 2001, Hlm 2. 6 Erlina, Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Metode Balanced Score Card (Bsc) Dan
Swot Jurnal, Penelitian Ilmu Teknik Vol.9, No.1 Juni 2009, Hlm 49 7 Mulyadi, Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda
Kinerja Keuangan Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta 2001, Hlm 3 8 Mulyadi, Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda
Kinerja Keuangan Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta 2001, Hlm 3
5
untuk menghindari kesalahan yang mengakibatkan peneurunan image
lembaga atau organisasi dalam mempertahankan loyalitas pelanggan seperti
muzzaki dan mustahik. Oleh karena itu, perlu digunakan pengukuran kinerja
dengan metode pendekatan balanced scorecard yang lebih akurat dan terukur
yang dapat diterapkan pada lembaga pengelolaan zakat secara mandiri. Oleh
sebab itu penulis tertarik untuk menulis skripsi yang berjudul “PENGARUH
PENDEKATAN BALANCE SCORECARD TERHADAP KINERJA
LEMBAGA AMIL ZAKAT INSAN MADANI JAMBI”
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana pengaruh balance scorecard terhadap kinerja lembaga
pengelolaan zakat insan madani bila diukur dengan empat prespektif
metode balanced scorecard yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis
internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan?
2. Dari empat prespektif tersebut manakah yang paling dominan
mempengaruhi kinerja lembaga pengelolaan zakat insan madani ?
C. Tujuan penelitian
1. Bagi peneliti sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan
Ekonomi Islam di UIN STS Jambi.
6
2. Bagi kalangan civitas akademika untuk memberikan informasi tambahan
yang akan digunakan untuk bahan tinjauan serta refrensi bagi pihak-pihak
yang ingin meneliti kinerja lembaga amil zakat Insan Madani Jambi.
D. Batasan masalah
Untuk mempermudah pembahasan serta tidak menyalahi sistematika
penulisan karya ilmiah sehingga membawa hasil yang diharapkan, maka
penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas, sehingga tidak keluar
dari topik pembahasan yaitu : prespektif keuangan (x1), prespektif pelanggan
(x2), proses bisnis internal (x3), serta pembelajaran dan pertumbuhan (x4).
E. Kerangka teori
1. Pengertian balanced scorecard
Balanced Scorecard merupakan kartu skor yang digunakan untuk
mencatatat skor hasil kinerja seseorang yang berimbang antara dua aspek
yaitu aspek keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka
panjang, intren dan ekstren.9 Balanced scorecard adalah suatu mekanisme
sistem yang mampu menerjemahkan visi dan strategi organisasi ke dalam
tindakan nyata di lapangan.10
Balanced scorecard adalah salah satu
manajemen yang telah terbukti telah membantu banyak perusahaan dalam
mengimplementasikan strategi bisnisnya.
Menurut Atkinson, Banker, Kaplan And Young; balanced
scorecard adalah suatu set target dan hasil kinerja yang digunakan sebagai
9 Mulyadi, Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda
Kinerja Keuangan Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta 2001, Hlm 1 10
Mulyadi, Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda
Kinerja Keuangan Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta 2001, Hlm 3
7
pendekatan untuk mengukur kinerja yang diarahkan kepada gabungan
faktor kritis dari tinjauan organisasinya.11
Terdapat kesepakatan bahwa kerangka dari sebuah balanced
scorecard paling tidak terdiri dari empat perspektif yang umum yaitu;
a. Perspektif finansial atau keuangan
Ukuran keuangan sangatlah penting dalam memberikan
ringkasan konsekuensi tindakan ekonomis yang sudah diambil. Ukuran
finansial memberikan pentunjuk apakah strategi perusahaan dan
pelaksanaanya memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan
laba perusahaan. Oleh sebab itu Kaplan dan Norton mengatakan
pengukuran kinerja finansial mempertimbangkan adanya tahapan dari
siklus kehidupan bisnis yaitu:12
1) Growth (berkembang) adalah tahapan awal siklus kehidupan
perusahaan dimana perusahaan memiliki produk atau jasa yang
secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan yang baik. Di sini
manajemen terikat dengan komitmen untuk mengembangkan suatu
produk/jasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuan operasi,
mengembangkan system, insfrastruktur, dan jaringan distribusi
yang akan mendukung hubungan global, serta membina dan
mengembangkan hubungan dengan pelanggan.
11
Ari Kristin Prasetyoningrum, Pendekatan Balanced Scocercard Pada Lembaga Amil
Zakat Di Masjid Agung Jawa Tengah, Economica, Vol VI, Edisi 1, 2015, Hlm 11. 12
Mulyadi, Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda
Kinerja Keuangan Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta 2001, Hlm 17
8
2) Sustain (bertahan) adalah tahapan kedua diaman persahaan masih
melakukan investasi dan reinvestasi dengan mengisyaratkan
tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini, perusahaan
mencoba mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan
mengembangkannya, jika mungkin. Investasi yang dilakukan
umumnya diarahkan untuk menghilangkan bottleneck,
mengembangkan kapasitas, dan meningkatkan perbaikan
operasional secara konsisten. Sasaran keuangan pada tahap ini
diarahkan pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang
dilakukan. Tolak ukur yang kerap digunakan pada tahap ini,
misalnya ROI, profit margin, dan operating ratio.
3) Harvest (panen) adalah tahapan ketiga di mana perusahaan benar-
benar memanen/menuai hasil investasi di tahap-tahap sebelumnya.
Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi maupun
pembangunan kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk
pemeliharaan dan perbaikan fasilitas. Sasaran keuangan adalah hal
yang utama dalam tahap ini, sehingga diambil sebagai tolak ukur,
yaitu memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal
kerja.
b. Perspektif pelanggan
Perspektif pelanggan memiliki fokus kepada bagaimana
organisasi melakukan identifikasi pelanggan dan mengetahui
segmen pasar yang melingkupinya. Tolak ukur kepuasan pelanggan
9
menunjukan apakah perusahaan mampu memenuhi harapan
pelanggan atau tidak. Oleh Kaplan dan Norton perspektif
pelanggan dibagi menjadi dua kelompok pengukuran, yaitu:
Customer Core Measurement memiliki beberapa komponen
pengukuran, yaitu:13
1) Market Share (pangsa pasar); Pengukuran ini mencerminkan
bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang
ada, yang meliputi: jumlah pelanggan, jumlah penjualan, dan
volume unit penjualan.
2) Customer Retention (retensi pelanggan); Mengukur tingkat di
mana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan
konsumen.
3) Customer Acquisition (akuisisi pelanggan); mengukur tingkat di
mana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru atau
memenangkan bisnis baru.
4) Customer Satisfaction (kepuasan pelanggan); Menaksir tingkat
kepuasan pelanggan terkait dengan kriteria kinerja spesifik
dalam value proposition.
5) Customer Profitability (profitabilitas pelanggan); mengukur
keuntungan yang diperoleh perusahaan dari penjualan
produk/jasa kepada konsumen.
13
Aditya Arisudhana ,Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Salah Satu Tolak Ukur
Dalam Pengukuran Kinerja Tahun 2013 (Studi Kasus Rumah Sakit Cakra Husada). (Universitas
Negeri Yogyakarta, 2014). Hlm21
10
Sedangkan Customer Value Proposition merupakan pemicu kinerja
yang terdapat pada Core Value Proposition yang didasarkan pada
atribut sebagai berikut:
1) Product/service attributes
Meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga, dan kualitas.
Pelanggan memiliki preferensi yang berbeda-beda atas produk
yang ditawarkan. Ada yang mengutamakan fungsi dari produk,
kualitas, atau harga yang murah. Perusahaan harus
mengidentifikasikan apa yang diinginkan pelanggan atas produk
yang ditawarkan. Selanjutnya pengukuran kinerja ditetapkan
berdasarkan hal tersebut.
2) Konsumen relationship
Menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian
produk yang ditawarkan perusahaan. Perasaan konsumen ini
sangat dipengaruhi oleh responsivitas dan komitmen perusahaan
terhadap pelanggan berkaitan dengan masalah waktu
penyampaian. Waktu merupakan komponen yang penting dalam
persaingan perusahaan. Konsumen biasanya menganggap
penyelesaian order yang cepat dan tepat waktu sebagai faktor
yang penting bagi kepuasan mereka.
3) Image and reputasi
Menggambarkan faktor-faktor intangible yang menarik seorang
konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. Membangun
11
image dan reputasi dapat dilakukan melalui iklan dan menjaga
kualitas seperti yang dijanjikan.
c. Perspektif proses bisnis internal
Pada pendekatan balanced scorecard, tuntutan kinerja proses
bisnis internal dipengaruhi oleh harapan pihak eksternal tertentu.
Orgaisasi perlu mengidentifikasi berbagai proses penting yang
harus dikuasai dengan baik agar dapat memenuhi stakeholder.
Dalam proses bisnis internal, organisasi harus mengedentifikasi
proses internal yang mengharuskan perusahaan menjalankan dengan
baik karena proses bisnis internal tersebut mempunyai value yang
diinginkan pelanggan, sehingga dapat menarik dan
mempertahankan, sehingga dapat memberikan pengembalian yang
diharapkan oleh penanam modal atau pemegang saham. Kaplan dan
Norton membagi proses bisnis internal ke dalam tiga tahapan,
yaitu: 14
1) Proses inovasi
Dalam proses penciptaan nilai tambah bagi pelanggan, proses
inovasi merupakan salah satu kritikal proses, dimana efisiensi
dan efektifitas serta ketepatan waktu dari proses inovasi ini akan
mendorong terjadinya efisiensi biaya pada proses penciptaan
nilat tambah bagi pelanggan.
14
Soraya Hanuma Endang Kiswara SE., M.Si., Akt., Analisis Balanced Score cadr
Sebagai Alat Pengukur Kinarja Perusahaan (Studi Kasus pada PT Astra Honda Motor). Hlm13
12
Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman tentang
kebutuhan dari pelanggan dan menciptakan produk dan jasa
yang mereka butuhkan. Proses inovasi dalam perusahaan
biasanya dilakukan oleh bagian marketing sehingga setiap
keputusan pengeluaran suatu produk ke pasar telah memenuhi
syarat-syarat pemasaran dan dapat dikomersialkan (didasarkan
pada kebutuhan pasar).
2) Proses Operasi
Proses operasi adalah proses untuk membuat dan
menyampaikan produk/jasa. Aktivitas di dalam proses operasi
terbagi ke dalam dua bagian yaitu proses pembuatan produk,
dan proses penyampaian produk kepada pelanggan. Pengukuran
kinerja yang terkait dalam proses operasi dikelompokkan pada
waktu, kualitas, dan biaya.
3) Proses Pelayanan Purna Jual
Proses ini merupakan jasa pelayanan pada pelanggan setelah
penjualan produk/jasa tersebut dilakukan. Aktivitas yang terjadi
dalam tahapan ini, misalnya penanganan garansi dan perbaikan
penanganan atas barang rusak dan yang dikembalikan serta
pemrosesan pembayaran pelanggan. Perusahaan dapat
mengukur apakah upayanya dalam pelayanan purna jual ini
telah memenuhi harapan pelanggan, dengan menggunakan tolak
ukur yang bersifat kualitas, biaya, dan waktu seperti yang
13
dilakukan dalam proses operasi. Untuk siklus waktu, perusahaan
dapat menggunakan pengukuran waktu dari saat keluhan
pelanggan diterima hingga keluhan tersebut diselesaikan.
d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Perspektif ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhannya.
Tujuan perspektif ini adalah menyediakan infrastruktur untuk
mendukung pencapaiannya tiga prespektif lainnya.
Menurut Kalpan dan Norton terdapat tiga perspektif pembelajaran
dan pertumbuhan, yaitu :
1) Kemampuan pekerja, dapat diukur dengan:
a) Tingkat kepuasan pegawai
b) Tingkat perputaran pegawai
c) Besarnya pendapatan perusahaan per pegawai
2) Kemampuan sistem informasi, dapat diukur dengan
a) Tingkat ketersediaan informasi
b) Tingkat ketepatan / keakuratan informasi
c) Kecepatan / jangka waktu memperoleh informasi
d) Motivasi, pemberdayaan, dan keserasian individu
perusahaan, dapat diukur dengan: pemahaman pegawai
tentang visi dan misi perusahaan, adanya kebebasan pegawai
menyampaikan saran, banyaknya saran per pegawai dan
jumlah saran yang diimplentasikan.
14
2. Keunggulan balanced scorecard
Keunggulan balanced scorecard dalam setiap sistem perencanaan
strategi adalah mampu mengahasilkan rencana strategis yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:15
a. Komprehensif
Balanced scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam
perencanaan strategi, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada
perspektif keuangan, meluas ketiga perspektif yang lain; pelanggan,
proses bisnis intenal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. 16
b. Koheren
Balanced scorecard mewajibkan personel untuk membangun
hubungan sebab akibat (casual relationship) diantara berbagai sasaran
strategik yang dihasilkan dalam perencanaan stategik. Setiap sasaran
strategi yang ditetapkan dalam perspektif nonkeuangan harus
mempunyai hubungan kasual dengan sasaran keuangan, apik secara
langsung maupun tidak langsug.17
c. Seimbang
Keseimbangan sasaran strategi yang dihasilkan oleh sistem
strategi penting untuk menghasilkan kinerja keuangan berjangka
panjang. Ada empat srtategi yang perlu diwujudkan oleh perusahaan
15
Mulyadi, Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda
Kinerja Keuangan Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta 2001, Hlm 30 16
Mulyadi, Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda
Kinerja Keuangan Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta 2001, Hlm 31 17
Mulyadi, Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda
Kinerja Keuangan Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta 2001, Hlm 33
15
yaitu: (1) fiansial retruns yang berlipat ganda dan berjangka panjang
(perspektif keuangan), (2) produk dan jasa yag mampu menghasilkan
value terbaik bagi pelanggan (perspektif pelanggan), (3) proses
produktif dan cost effective (perspektif proses bisnis internal), (4)
sumber daya manusia yang produktif dan berkomitmen (pespektif
pembelajaran dan pertumbuhan).18
d. Terukur
Keterukuran sasaran strategi dihasilkan oleh sistem perencanaan
strategi menjanjikan ketercapaian beberbagai sasaran strategi yang
dihasilkan oleh sistem tersebut. Semua sasaran strategi ditentukan oleh
ukurannya, baik untuk sasaran strategik di perspektif keuangan
maupun sasaran strategi perspektif nonkeuangan. Dengan Balanced
scorecard, sasaran-sasaran strategik yang sulit diukur, seperti sasaran
strategi nonkeungan, ditentukan ukurannya agar dapat dikelola,
sehingga dapat diwujudkan. Dengan demikian keterukuran sasaran-
sasaran strategik di perspektif nonkeuangan tersebut menjanjikan
perwujudan berbagai sasaran strategik nonkeuangan, sehingga kinerja
keuangan dapat berlipat ganda/jangka panjang.19
3. Kinerja
Kinerja menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah melakukan
sesuatu yang dilakukan. Sedangkan konsep kinerja merupakan singkatan
18
Mulyadi, Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda
Kinerja Keuangan Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta 2001, Hlm 34 19
Mulyadi, Balanced Scorecard Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda
Kinerja Keuangan Perusahaan, Salemba Empat, Jakarta 2001, Hlm 36
16
dari kinetika energi kerja yang sinonimnya dalam bahasa Inggis adalah
performance. Istilah performance sering diIndonesiakan sebagai performa.
Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh indikator-indikator suatu
pekerjaan dalam kurun waktu tertentu.20
Menurut Sudarmanto, dalam berbagai literatur, pengertian tentang
kinerja sangat beragam akan tetapi, dari berbagai perbedaan pengertian,
dapat dikategorikan dalam dua garis pengertian dibawah ini :21
a. Kinerja merujuk pengertian sebagai hasil, kinerja merupakan catatan
hasil yang diproduksi atas fungsi pekerjaan tertentu atau aktifitas
selama periode waktu tertentu.
b. Kinerja merujuk pengertian sebagai prilaku, kinerja merupakan
seperangkat prilaku yang relevan dengan tujuan organisasi tempat
orang bekerja.
Sedangkan menurut Moeheriono, pengukuran kinerja (performance
measurement) mempunyai pengertian suatu proses penilaian tentang
kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran dalam pengeleloaan
sumber daya manusia untuk menghasilkan barang dan jasa, termasuk
informasi atas efisiensi serta efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan
organisasi. 22
1) Tujuan dan Manfaat Pengukuran Kinerja
20
Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Salemba Empat, Jakarta, 2009, Hlm
5 21
Sudarmanto, Kinerja Dan Pengembangan Kompetensi SDM, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2009, Hlm 8. 22
Soraya Hanuma Endang Kiswara SE., M.Si., Akt., Analisis Balanced Score cadr
Sebagai Alat Pengukur Kinarja Perusahaan (Studi Kasus pada PT Astra Honda Motor). Hlm 4
17
Ada beberapa tujuan penilaian kinerja yaitu:
a) Mengetahui keterampilan dan potensi yang dimiliki karyawan.
b) Sebagai dasar perencanaan bidang kepegawaian khususnya
memaksimalkan kondisi kerja, peningkatan kualitas, mutu dan
hasil kerja.
c) Mendorong terciptanya hubungan timbal balik antara pimpinan dan
karyawan secara sehat.
Menurut Lynch dan Cross, manfaat sistem pengukuran kinerja
yang baik adalah sebagai berikut:
a) Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian
dari mata-rantai pelanggan dan pemasok internal.
b) Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong
upaya-upaya pengukuran terhadap pemborosan tersebut.
c) Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur
menjadi lebih konkrit sehingga mempercepat proses pembelajaran
organisasi.
d) Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan
memberi “reward” atas perilaku yang diharapkan tersebut.
2) Unsur pengukuran kinerja
Menurut Ruky Pendekatan orientasi kinerja dibagi menjadi 3 yaitu:23
a) Kinerja berorientasi pada input, yang menekankan pada
pengukurana atau penilaian ciri-ciri kepribadian karyawan. Ciri-
23
Hersinta Pusdika, Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Kinerja
Manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia TBK, UIN Hidayatullah Jakarta, Hlm 25.
18
ciri atau karakteristik kepribadian yang banyak diajdikan objek
pengekuran kinerja adalah: kejujuran, ketaatan, kedisplinana,
loyalitas, kreativitas, sopan santun, adaptasi, dan lain-lain.
b) Kinerja berorentasi pada proses, diukur dengan cara menilai sikap
dan prilaku seorang pegawai dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.
c) Kinerja berorentasi pada output, disebut juga sistem manajemen
kinerja yang berbasiskan pencapaian sasaran kerja individu.
Berfokus pada hasil yang diperoleh atau dicapai karyawan.
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja
Menurut Simamora yang dikutip oleh mangkunegara, kinerja
(performance) dipengaruhi tiga faktor, yaitu:24
a) Faktor individual, yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar
belakang, dan demografi.
b) Faktor psikologi, yaitu terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian,
pembelajaran, dan inovasi.
c) Faktor organisasi, yaitu yang terdiri dari sumber daya,
kepemimpinan, penghargaan, struktur, dan job disign.
4. Konsep dasar zakat
1) Pengertian zakat
Zakat adalah isim masdar dari kata zaka-yazku-zakah. Oleh
karena kata dasar zakat adalah zakat yang berarti berkah, tumbuh,
24
Hersinta Pusdika, Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Kinerja
Manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia TBK, UIN Hidayatullah Jakarta, Hlm 26.
19
bersih, baik, dan bertambah. Dengan makna tersebut, orang yang telah
mengeluarkan zakat diharapkan hati dan jiwanya akan menjadi
bersih25
. Secara terminologis, zakat adalah sejumlah harta tertentu
yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak.
Menurut UU No. 38 Tahun 1998 tentang pengelolaan zakat, pengertian
zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau
badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai ketentuan agama untuk
di berikan kepada yang berhak menerimanya.26
Didin Hafidhuddin mendefinisikan zakat yaitu bagian dari
harta dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan
kepada pemiliknya untuk di serahkan kepada yang berhak
menerimanya, dengan persyaratan tertentu pula.27
Sedangkan lembaga amil zakat (laz) adalah institusi
pengelolaan zakat yang sepenuhnya dibentuk atas prakarsa masyarakat
yang bergerak dalam bidang dakwah, pendidikan, sosial, dan
kemaslahatan umat islam.28
2) Landasan Kewajiban Zakat
Ada beberapa ayat dalam al-quran dan assunnah yang menjadi
dasar kewajiban untuk menunaikan zakat :
25
Fakhruddin,fiqh dan manajem en zakat di indonesia,(UIN-MALANG PRESS 2008),
hlm 3. 26
Fakhruddin,fiqh dan manajem en zakat di indonesia,(UIN-MALANG PRESS 2008),
hlm14 27
Fakhruddin,fiqh dan manajem en zakat di indonesia,(UIN-MALANG PRESS 2008),
hlm 13 28
Fakhruddin,fiqh dan manajem en zakat di indonesia,(UIN-MALANG PRESS 2008),
hlm 17
20
Qs. al-taubah ayat 10329
Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
itu kamu membersihkan dan mensucikan
mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi
mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Bukhari
Muslim dari Abdullah bin Umar,
,ةِلَاالصَّ امِقَإِوَ ,الِله ىلُسُدًارَمَّحَمُ نَّأَوَ هُلاَّاللَّإِ هَلَاإِلَ نْأَةِادَهَشَ سٍمْخَ ىلَعَ امُلِإسْلَاابُنِىَ
انَضَمَرَ مِىْصَ, وَجًّحَالْوَ ,اةِكَزَّالاءِيتَإِوَ
Artinya: “Islam dibangun atas lima rukun : syahadat, tiada tuhan
kecuali Allah dan Muhammad SAW adalah utusan Allah, menegakkan
sholat, membayar zakat, menunaikan haji dan puasa Ramadhan”.30
5. Keterkaitan Antar Variabel
a. Perspektif finansia dengan kinerja lembaga
Laporan keuangan (finansial) merupakan ringkasan dari
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan.31
Ukuran kinerja keuangan (finansial) menunjukan
apakah strategi, sasaran, inisiatif strategi dan implementasi mampu
meberikan kontribusi dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Jadi
jika perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik maka investor
akan tertarik untuk menanamkan modalnya, karena adanya harapan
29
Al-quran dan terjemahannya (penerbit Raja Publishing semarang ) 30
Seviawati Polinggapo Pengukuran Kinerja Lembaga Pengelola Zakat, Infak, dan
Sedekah dengan menggunakan metode balanced scorecard (study kasus pada Yayasan Dana
Sosial Al-Falah Malang) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015. Hlm 16 31
Zaki Badriwan, Intermediate Accounting, Edisi 7, Yogyakarta: BPFE, 1997, Hlm17.
21
akan memperoleh keuntungan di masa mendatang berupa capital gain
dari penanaman modal tersebut. oleh karena itu laporan keuangan
sangat penting karena merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu
proses akutansi.32
Begitu pula dengan kinerja keuangan lembaga insan madani,
jika kinerja lembaga tersebut baik otomatis para donatur akan percaya
memberikan sebagian hartanya untuk di berikan kepada pihak yang
membutuhkan melalui lembaga insan madani.
b. Perspektif pelanggan dengan kinerja lembaga
Pelanggan adalah semua orang yang menuntut kita
(perusahaan) untuk memenuhi suatu standar kualitas perusahaan.33
Produk atau jasa tersebut akan semakin mempunyai nilai apabila
manfaatnya nilai mendekati ataupun melebihi dari apa yang
diharapkan oleh konsumen. Disamping itu untuk memenuhi keinginan
dan harapan pelanggan maka kualitas pelayanannya harus memuaskan
dan tidak hanya berfikir pada sisi penjualan produk yang dihasilkan
saja, akan tetapi sisi kepuasan pelanggan pun harus diperhatikan agar
timbul kepercayaan bagi pelanggan.34
Jadi dapat dikata apabila
pelayanan dari sebuah perusahan baik kepada pelanggan, tentu
pelanggan merasa terpuaskan sehingga nantinya akan loyal pada
32
Ari Kristin Prasetyoningrum, Pendekatan Balanced Scorecard Pada Lembaga Amil
Zakatdi Masjid Agung Jawa Tengah, Vol VI, Edisi 1, 2015. Hlm 32 33
Vincent Gasperz, Total Quality Manajemen, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002,
Hlm 33. 34
Cahyo Halim Istiqlal, Penilaian Kinerja Perbankan Syariah Dengan Metode Balanced
Scocercard, La-Riba, Vol.III, No.2, Hlm 178
22
perusahaan. Namun sebaliknya jika karyawan tidak memberikan
pelayanan dengan baik maka pelanggan merasa tidak puas. Jadi jika
pelanggan tidak puas maka mereka akan mencari produsen yang lain
yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Jadi kinerja yang buruk dalam perspektif ini akan menurunkan
jumlah pelanggan di masa depan meskipun kinerja keuangan terlihat
baik.
c. Perspektif proses bisnis internal dengan kinerja lembaga
Proses bisnis internal merupakan rangkaian aktivitas yang
digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan produk dan jasa bagi
costumer.35
Bebrbagai ukuran kinerja dalam perspektif anggota harus
diterjemahkan kedalam ukuran-ukuran tentang apa yang seharusnya
dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi harapan anggotanya,
kinerja perusahaan dari perspektif anggota diperoleh dari proses bisnis
internal yang dilakukan oleh perusahaan. Manajer harus memfokuskan
perhatiannya kepada proses bisnis internal yang menjadi penentu
kepuasan pelanggan.36
Jadi dalam perspektif ini kinerja karyawan yang
baik sangat berpengaruh untuk perusahaan kedepannya, kerana ketika
seorang karyawan mempunyai kinerja yang baik maka akan tercipta
suatu produk/jasa yang dapat memberikan kepuasan tertentu terhadap
pelanggan.
35
Mustaq Ahmad, Etika Bisnis Dalam Islam, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. 2001 Hlm 137 36
Puji Lestari, Pengukuran Kinerja Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kabupaaten X
Di Wilayah Eks Karesidenan Banyumas Dalam Perspektif Balanced Scorecard, Jurnal Investasi,
Vol 6, No 1 Juni 2010, Hlm 10
23
d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan kinerja
lembaga
Proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari
faktor-faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi,
termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan dan budaya perusahaan
yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi.37
Jadi
ketika perusahaan memberikan pelatihan kepada unit karyawannya
maka hal tersebut akan meningkatkan pengetahuan karyawan dimana
jika pengetahuan karyawan meningkat makan meningkat pula kinerja
atau kemampuan karyawan untuk berpartisipasi dalam pencapaian
akan hasil ketiga perspektif diatas dan tujuan perusahaan.38
e. Pengaruh Balanced Scorecard Terhadap Kinerja Lembaga Amil
Zakat
Balanced scorecard merupakan sistem manajemen kontemporer
yang dpat diterapkan diseluruh organisasi, baik organisasi yang
berorientasi profit maupun organisasi nirlaba. Balanced scorecard
sebagai alat ukur kinerja yang mempertimangkan faktor keuangan
maupun nonkeuangan dapat dimodifikasi menyesuaikan dimana
balanced scorecard akan diterapkan.39
Faktor-faktor non-keuangan itu
37
Sony Yuwono, et al. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard Menuju
Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004, Cet. Ke-4,
Hlm 5. 38
Puji Lestari, Pengukuran Kinerja Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kabupaaten X
Di Wilayah Eks Karesidenan Banyumas Dalam Perspektif Balanced Scorecard, Jurnal Investasi,
Vol 6, No 1 Juni 2010, Hlm 11 39
Cahyo Halim Istiqlal, Penilaian Kinerja Pebankan Syariah Dengan Metode Balanced
Scorecard, La-Riba, Vol III, No 2, Hlm 174
24
meliputi perspektif finansial, perspektif pelanggan, perspektif proses
bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Dalam
konteks lembaga amil zakat, penerapan balanced scorecard dapat
memantau keberhasilan strategi lembaga dan mengukur kinerja secara
komprehensif dan seimbang sehingga kinerja lembaga amil zakat
setiap saat dapat diketahui dengan jelas.
F. Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu diurai secara ringkas yang dijadikan acuan
dalam penelitian dan sebagai bentuk bukti bahwa sudah pernah ada yang
melakukan penelitian dengan menggunakan metode balanced scorecard.
Penelitian tersebut menunjukan bahwa pengukuran kinerja dengan konsep
pendekatan balanced scorecard lebih memberikan informasi yang akurat,
karena tidak hanya mengukur kinerja keuangan, tetapi juga kinerja non
keuangan. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan dalam tabel
dibawah ini:
No Nama Judul Hasil penelitian
1 Ari Kristin
Prasetyoningr
um
(2015)
Pendekatan
Balanced
Scorecard Pada
Lembaga Amil
Zakat di Masjid
Agung Jawa
Tengah
a. Pengelolaan zakat pada
LAZISMA yang diteliti
berdasarkan Balance Scorecard
secara umum belum cukup baik.
Tidak maksimalnya pengelolaan
zakat pada ketiga lembaga tersebut
karena lembaga tersebut adalah
organisasi sosial kemasyarakatan
Islam yang tidak berorientasi pada
profit.
b. Hambatan Pengelolaan ZIS lebih
pada kurangnya SDM pada
LAZISMA Jateng yang hanya
25
memiliki seorang karyawan
sehingga tidak dapat
melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen dengan optimal.
2 Cahyo Halim
Istiqal (2009)
Penilaian kinerja
perbankan
syariah dengan
metode balanced
scorecard
a. BRI Syariah Cabang Yogyakarta
dan BPR syariah Bangun Derajat
Warga masih menggunakan
penilaian kinerja tradisional.
Penilaian yang hanya bertumpu
pada ukuran-ukuran keuangan
saja.
b. Dilihat dari prespektif keuangan
kinerja BRI Cabang Yogyakarta
dan BPR Syariah Bangun Derajat
Warga dalam kondisi baik.
c. Dilihat dari prespektif Nasabah
Kinerja BRI Syariah Cabang
Yogyakarta dalam kondisi cukup
baik dan kinerja BPR Syariah
Bangun Derajat Warga dalam
kondisi kurang baik. Hal ini
dikarenakan tolak ukur yang
belum terpenuhi, yaitu survey
terhadap nasabah untuk
mengetahui apa yang diinginkan
dan dibutuhkan oleh nasabah dan
terjadi penurunan pangsa pasar
dari tahun 2006 ketahun 2007
sebesar 0,15%.
d. Dilihat dari prespektif proses
bisnis internal kinerja BRI Syariah
Cabang Yogyakarta dalam kondisi
kurang baik dikarenakan ada tolak
ukkur kinerja yang belum tercapai
, yaitu rendahnya tingkat investasi
produk baru,.demikian halnya
dengan BPR Syariah Bangun
Derajat Warga dalam kondisi
kurang baik . hal ini dikarenakan
dengan tidak tercapainya beberapa
26
tolak ukur kinerja dari prespektif
proses bisnis internal, seperti
belum adanya optimal untuk
menunjang proses bisnis.
e. Dilihat dari prespektif
pembelajaran dan pertumbuhan
kinerja BRI Syariah Cabang
Yogyakarta dan BPR Syariah
Bangun Derajad Warga dalam
kondisi baik.
3 Mukhamad
Zakaria
(2015)
Strategi
peningkatan
kinerja badan
amil zakat
daerah (bazda)
kabupaten
nganjuk (studi
analisis dengan
metode balance
scorecard).
a. Dari prespektif keuangan dengan
menilai memberikan hal yang
sangat baik karena lembaga sudah
memenuhi target realisasi bahkan
melampaui target realisasi
penerimaan.
b. Dari prespektif pelanggan
menunjukan bahwa kinerja sudah
cukup baik karena pelayanan yang
diberikan, keramahan, dan
kesabaran karyawan serta
kemudahan dalam menyalurkan
dana yang diamanahkan melalui
berbagai program yang inovatif
dan pelayanan kepada mustahik
melalui kegiatan keagamaan
memberi manfaat bagi mustahik
serta dalam memberikan informasi
yang jelas tentang agenda bagi
mustahik sangat baik.
c. prespektif proses bisnis dan
internal menunjukan hasil yang
sangat baik dalam proses inovasi
yang dilakukan oleh lembaga,
hanya saja dalam proses operasi
menunjukan hasil yang kurang
baik pada penerimaan dari produk
zakat.
d. Dari prespektif pembelajaran dan
pertumbuhan menunjukan hasil
27
yang sangat baik karena
terjalinnya hubungan baik antara
karyawan dan atasan maupun
sesama rekan kerja.
4 Seviawati
Polinggapo
Pengukuran
Kinerja
Lembaga
Pengelola Zakat,
Infak Dan
Sedekah Dengan
Metode
Balanced
Scorecard
(Studi Kasus
Pada Ydsf
Malang
Dari segi perspektif finansial
memberikan hasil yang sangat baik
karena lembaga mampu memenuhi
target bahkan melampaui target
realisasi penerimaan.
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
1. Penelitian sebelumnya berjudul“Pendekatan Balanced Scorecard Pada
Lembaga Amil Zakat Masjid Agung Jawa Tengah. Sedangakan penelitian
sekarang berjudul“Pengaruh Pendekatan Balanced Scorecard Terhadap
Kinerja Lembaga Amil Zakat Insan Madani”.
2. Pada sebelumnya objek penelitian di Masjd Agung Jawa Tengah.
Sedangkan penelitian sekarang memilih pada Lembaga Amil Zakat Insan
Madani Jambi.
G. Kerangka Berfikir
Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan penelitian bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi kinerja pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) pada
Insan Madani Jambi adalah finansial, pelanggan, proses bisnis internal,
pembelajran dan pertumbuhan. Maka secara sederhana kerangka berfikir
dalam penelitian dijelakan pada gambar dibawah ini
28
Gambar 1.1
Kerangka Berfikir
Keterangan
H1 : Diduga prespektif finansial berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kinerja Laz Insan Madani
H2 : Diduga prespektif pelanggan berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kinerja Laz Insan Madani
H3 : Diduga prespektif proses bisnis internal berpengaruh secara positif
dan signifikan terhadap kinerja Laz Insan Madani
Finansial (X1)
Pelanggan (X2)
Proses Bisnis Internal
(X3)
Pemebelajaran Dan
Pertumbuhan (X4)
Kinerja (Y)
29
H4 : Diduga prespektif pertumbuhan dan pembelajaran berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap kinerja Laz Insan Madani
H5 : Diduga prespektif finansial, pelanggan, proses bisnis internal,
pembelajaran dan pertumbuhan secara bersama-sama berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap kinerja Laz Insan Madani
H. Hipotesis penelitian
1. Ho :Diduga prespektif finansial tidak berpengaruh terhadap kinerja
Lembaga Amil Zakat Insan Madani.
Ha :Diduga prespektif finansial berpengaruh terhadap kinerja Lembaga
Amil Zakat Insan Madani.
2. Ho :Diduga prespektif pelanggan tidak berpengaruh terhadap kinerja
Lembaga Amil Zakat Insan Madani.
Ha :Diduga prespektif pelanggan berpengaruh terhadap kinerja Lembaga
Amil Zakat Insan Madani.
3. Ho :Diduga prespektif proses bisnis internal tidak berpengaruh terhadap
kinerja Lembaga Amil Zakat Insan Madani.
Ha :Diduga prespektif proses bisnis internal berpengaruh terhadap kinerja
Lembaga Amil Zakat Insan Madani.
4. Ho :Diduga prespektif pertumbuhan dan pembelajaran tidak berpengaruh
terhadap kinerja Lembaga Amil Zakat Insan Madani.
Ha :Diduga prespektif pertumbuhan dan pembelajaran berpengaruh
terhadap kinerja Lembaga Amil Zakat Insan Madani.
30
5. Ho :Diduga prespektif finansial, pelanggan, proses bisnis internal,
pertumbuhan dan pembelajaran secara bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap kinerja Lembaga Amil Zakat Insan Madani.
Ha :Diduga prespektif finansial, pelanggan, proses bisnis internal,
pertumbuhan dan pembelajaran secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kinerja Lembaga Amil Zakat Insan Madani.
31
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Metode penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Metode deskritif adalah metode yang menggambarkan suatu data
yang akan di buat baik oleh penulis sendiri maupun secara kelompok.40
Sedangkan metode kuatitatif adalah metode yang menggunakan alat analisis
bersifat kuantitatif, dimana hasil analisis disajikan dalam bentuk angka yang
kemudian dijelaskan diinterprestasikan dalam suatu uraian.41
B. Jenis dan sumberdata
1. Data primer adalah data pokok yang diperlukan dalam penelitian, yang
diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun lokasi objek
penelitian. Data primer tidak diperoleh melalui perantara ataupun pihak
kedua.42
2. Sedangkan data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung dengan cara melalui media perantara.
Adapun data sekunder yang diperoleh dari jurnal, serta penelitian
terdahulu yang membuat informasi atau data-data yang berkaitan dengan
penelitian berupa bukti, catatan, ataupun laporan historis yang telah
tersusun dalam arsip baik yang dipublikasikan maupun tidak
dipublikasikan.
40
Asep Suryana Dan Ridwan, Statistik Bisnis, Bandung, Alfabeta : 2010, Hlm 10 41
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta : Bumi Aksara, 2004,
Hlm 30 42
Abdurrahmat, Fathoni, Metode Penelitian Danteknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta :
Rineka Cipta 2011), Hlm 104
31
32
C. Instrumen pengumpulan data
1. Metode angket (quesioner)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab.43
Menurut Sugiono skala likert untuk
mengukur sikap, pendapatan, dan persepsi seseorang atau kelompok orang
tentang fenomenal social. Dengan skala likert, maka variabel yang diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang
dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Untuk memungkinkan para
karyawan menjawab dalam berbagai tingkatan bagi setiap butir kepuasan,
format tipe likert dipergunakan sebagai berikut:44
Tabel 2.1
Format Jawaban Tipe Likert
Sangat Tidak
Setuju(STS)
Tidak Setuju
(TS)
Netral (N) Setuju(S) Sangat
Setuju (SS)
(1) (2) (3) (4) (5)
a. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan
memanfaatkan data sekunder yang sudah tersedia dalam perpustakaan dari
instansi yang diteliti atau dari tempat lain yang dijamin kebenarannya.
43
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan R Dan D, (Bandung, Alfabeta : 2017),
Hlm 142. 44
Seviawati Polinggapo, Pengukuran Kinerja Lembaga Pengolaan Zakat, Infak, Dan
Sedekah Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard (Study Kasus Pada Yayasan Dana
Sosial Al-Falah Malang), UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015, Hlm 71.
33
D. Variabel penelitian
1. Variabel independen
Variabel idependen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi perubahan atas timbulnya variabe l dependen (terikat).45
Variabel
indpenden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Perspektif finansial (X1)
Perspektif finansial adalah ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Menurut Kaplan
perspektif finansial digolongkan dalam 3 tahap perkembangan industri
yaitu: growth, sustain, dan harvest.46
b. Perspektif pelanggan (X2)
Pelanggan adalah semua orang yang menuntut kita untuk memenuhi
suatu standar kualitas perusahaan. kaplan dan norton menyarankan
untuk menentukan segmen pasar terlebih dahulu yang akan dijadikan
target serta mengedentifikasi keinginan dan kebutuhan pelanggan
sehingga dalam pengukuran kinerja pelanggan pengukuran yang
dilakukan meliputi :kepuasan pelanggan, akusisi pelanggan, retensi
pelanggan.47
Dalam penelitian ini pelanggan adalah muzakki dan
mustahik. Dalam pengukuran perspektif pelanggan dilakukan dengan
45
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D, (Bandung Alfabeta,
2014), Hlm 38. 46
Kaplan, Robert S. Dan David P. Norton. Balanced Scocerd: Menetapkan Strategi
Menjadi Aksi, Erlangga, Jakarta, 2000. Hlm 14 47
Puji Lestari, Pengukuran Kinerja Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kabupaaten X
Di Wilayah Eks Karesidenan Banyumas Dalam Perspektif Balanced Scorecard, Jurnal Investasi,
Vol 6, No 1 Juni 2010, Hlm 3.
34
cara menyebarkan kuesioner kepada pelanggan dengan memberi nilai
pada jawaban kuesioner sesuai dengan tingkat kepuasan.
c. Perspektif proses bisnis internal(X3)
Menurut Kaplan dan Norton indifikasi proses dilakukan terlebih
dahulu untuk mendapatkan ukuran yang tepat dalam perspektif proses
bisnis internal48
. Dalam pengukuran kinerja perspektif proses bisnis
internal pengukuran yang dilakukan meliputi : inovasi, proses operasi.
d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan(X4)
Perspektif ini bertujuan mendorong lembaga menjadi organisasi
belajar (learning organization) sekaligus mendorong pertumbuhannya.
Menurut Kaplan dan Norton Proses pembelajaran dan pertumbuhan
bersumber dari 3 prinsip yaitu: kemampuan pekerja, kemampuan
sistem informasi, motivasi pemberdayaan.49
2. Variabel dependen
Variabel dependen adalah variabel yan dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya varabel bebas.50
Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah Kinerja (Y). Menurut Siegal, et al. Dalam Barbara
kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu
organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran,
48
Yuli Hernanto, Pengukuran Kinerja Dengan Pendekatan Balanced Scorecard Pada Pt
Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor, Institut Pertanian Bogor 2009, Hlm 13 49
Hersinta Pusdika, Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Kinerja
Manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia TBK, UIN Hidayatullah Jakarta, Hlm 25 50
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D, (Bandung Alfabeta,
2014), Hlm 38
35
kreteria dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.51
Tolak ukur dalam
pendekatan orientasi kinerja menurut Ruky yaitu ada 3 sebagai berikut:
kinerja berorentasi pada input, kinerja berorentasi pada output, dan kinerja
berorentasi pada proses.52
Tabel 2.2
Definisi Operasional Variabel
Variabel Devinisi
variabel
Sub variabel Indikator
Perspektif
keungan(X1
)
Pada perspektif
keuangan
terkait dengan
bagaimana laz
dalam
meningkatkan
pendapatan.
1. Growth
1. g
r
o
w
t
h
1. sumber modal
perusahaan
2. pengendalian biaya
operasional
1. harvest
1. usaha dalam
meningkatkan laba
1. sustai 1. membuat kebijakan
strategis sesuai
petunjuk laporan
keuangan.
Perspektif
pelanggan(
X2)
Bagaimana
lembaga
menjadi
supplier yang
apling bernilai
bagai para
customer.
1. Kepuasan
pelanggan 53
1. Bertempat dilokasi
yang strategis
2. Kenyamanan ruangan
tunggu muzkki dan
muatahik
3. Minimnya keluhan
2. Customer
relationship
1. Menjaga hubungan
baik dengan muzakki
dan mustahik.
3. Kecepatan
layanana
1. Kecepatan layanan
51
Barbara G, Balanced Scorecard: Perspektif Baru Dalam Menilai Kinerja Organisasi,
Jurnal Akutansi Dan Investasi, Vol 1 No 1, Januari 2000, Hlm 45-57 52
Hersinta Pusdika, Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Kinerja
Manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia TBK, UIN Hidayatullah Jakarta, Hlm 25 53
Hersinta Pusdika, Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Kinerja
Manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia TBK, UIN Hidayatullah Jakarta, Hlm 46
36
Perspektif
proses
bisnis
internal(X3)
Pesoektif proses
bisnis internal
merupakan
proses apa saja
yang terbaik
yang harus
dilakukan
dalam jangka
panjang atau
pendek untuk
mencapai tujuan
finansial dan
kepuasan
customer.
1. Inovasi 54
1. Dikembangkannya
program layanan.
2. Proses
operasi
1. Lamanya proses
perkembangan
program
2. Tingkat penyampaian
program terhadap
muzakki dan mustahik
Perspektif
pembelajara
n dan
pertumbuha
n(X4)
Perspektif
pertumbuhan
dan
pembelajaran
merupakan
bagaimana kita
dapat
meningkatkan
kemampuan dan
motivasi
karyawan.
1. Kemampuan
pekerja55
1. Tingkat kepuasan
pekerja
2. Tingkat perputaran
pegawai
2. Kemampuan
sistem
informasi
1. Tingkat ketersediaan
informasi
2. Tingkat ketetapan/
keakuratan informasi
3. Kecepatan
memperoleh
informasi
3. Motivasi
pemberdayaa
n
1. Pemahaman
karyawan terhadap
visi misi lembaga
2. Adanya kebebasan
pegawai dalam
menyampaikan
saran.
Kinerja(Y) Kinerja
merupakan
suatu gambaran
mengenai
tingkat
keberhasilan
1. Kinerja
berorentasi
pada input56
1. Jujur
2. Disiplin
3. Loyalitas
4. Kreativitas
5. Adaptasi
6. Komitmen
54
Hersinta Pusdika, Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Kinerja
Manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia TBK, UIN Hidayatullah Jakarta, Hlm 47 55
Roswitha bukit, azhar maksum, & sri mulyani, analisis pengaruh proses bisnis internal
terhadap kinerja keuangan rumah sakit umum swasta si kota medan, jurnal telaah & riset akutansi,
vol 7 no 2, hal 161 56
Hersinta Pusdika, Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Kinerja
Manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia TBK, UIN Hidayatullah Jakarta, Hlm 48
37
karyawan dalam
menyelesaikan
target kegiatan
atau program
organisasi.
7. Sopan santun
2. Kinerja
yang
berorentasi
pada proses
1. Menilai sikap
karyawan dalam
melaksanakan
tugasnya
2. Prilaku seorang
karyawan dalam
melaksanakan
tanggung
jawabnya
3. Kinerja
yang
berorentasi
pada output
1. Hasil yang
diperoleh atau
dicapai oleh
karyawan.
E. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi merujuk sekumpulan orang atau objek yang memiliki
kesamaan dalam suatu atau beberapa hal yang sama membentuk masalah
pokok dalam suatu penelitian.57
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi
adalah seluruh karyawan Insan Madani yang berjumlah 47 karyawan.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang
diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci. Teknik sampling
adalah teknik pengambilan sampel. Dalam penelitian ini sampel yang
digunakan adalah seluruh populasi yaitu seluruh karyawan Insan Madani
Jambi berjumlah 47 orang.
57
Misti Sari Utami,Pengaruh Kualitas dan Layanan Harga Terhadap Kepuasan
Pengguna Jasa Transpor tasi Ojek Online (Study Pada Pelanggan Go-Jek Di Kota Jambi), Hal
22
38
F. Ujian instrumen penelitian
1. Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tindakannya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut.58
Pengambilan keputusan bahwa setiap indikator valid
apabila nilai r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel atau r hitung
berada 0.05. Untuk menentukan nilai r hitung dibantu dengan SPSS yang
dinyatakan dengan nilai correted item total correlation. Dapat juga
menggunakan rumus teknik kolerasi product moment.59
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑
Keterangan
r = koefisien kolerasi
n = jumlah observasi/responden
x = skor pertanyaan
y = skor total
2. Uji reabilitas
Reabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali lebih terhadap
58
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D, (Bandung Alfabeta,
2014), Hlm 93. 59
Misti Sari Utami,Pengaruh Kualitas dan Layanan Harga Terhadap Kepuasan
Pengguna Jasa Transportasi Ojek Online (Study Pada Pelanggan Go-Jek Di Kota Jambi), Hlm
24
39
gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula.60
Uji reabilitas hanya dilakukan pada data yang dinyatakan valid. Untuk
menguji reabilitas teknik cronbach Alpha >0.60, dimana pada pengujian ini
menggunakan rumus sebagai berikut:
(
)(
∑
)
Keterangan
r11 = reliabilitas
k = banyak butiran pertanyaan
ab2 = jumlah varian butir
at2 = varian total
G. Teknik Analis Data
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji data variabel bebas (X)
dan data variabel (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan.
Berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi
dikatakan baik jika mempunyai data variabel terikat berdistribusi
mendekati normal atau normal sama sekali. Kreteria pengujian yaitu
jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka berdistribusi tidak
normal, sedangkan jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka
berdistribusi normal.
60
Misti Sari Utami,Pengaruh Kualitas dan Layanan Harga Terhadap Kepuasan
Pengguna Jasa Transportasi Ojek Online (Study Pada Pelanggan Go-Jek Di Kota Jambi), Hlm
25
40
b. Uji multikolineritas
Multikolineritas ini merupakan bentuk pengujian untuk asumsi
dalam analisis regresi berganda, asumsi multikolineritas menyatakan
bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala multikolineritas.
Gejala multikolineritas adalah gejala korelasi antar variabel
independen. Uji bertujuan untuk menguji apakah model dengan
menggunakan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel, model
regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi antar variabel. Jika
nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 maka tidak
terjadi multikolineritas.
c. Uji heterokedasitas
Uji heterokedeaitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu
pengamatan lain. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
heterokedasitas. Uji heterokedasitas dilakukan dengan grafik scattplot.
Dasar kreteria dalam pengambilan keputusan yaitu:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebur kemudian
menyempit), maka terjadi heterokesaditas.
2) Jika tidak pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dab
dibawah angka 0 pada sumbu Y maa tidak terjadi heterokedasitas.
41
H. Uji Hipotesis
1. Uji regresi linear berganda
Analisis berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas yaitu: prespektif keuangan (X1), pelanggan(X2),
proses bisnis interna(X3), pembelajaran dan pertumbuhan(X4), terhadapa
kinerja LAZ Insan Madani.
Y = βo β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+
Keterangan :
Y : kinerja
βo : bilangan konstanta
β1, β2, β3, β4 : koefesien regresi
X1 : Prespektif keuangan
X2 : Prespektif pelanggan
X3 : Prespektif proses bisnis internal
X4 : Prespektif pembelajaran dan pertumbuhan
2. Uji parsial
Uji parsial bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-
masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel
dependen. Hipotesi yang digunakan adalah menentukan HO:H1
a. HO:H1=0, berarti tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel
independen dengan variabel dependen.
42
b. HO:H1≠0, berarti terdapat pengaruh yang nyata antara variabel
independen dengan variabel dependen. Pada tingkat signifikan 5 persen
dengan kretria pengujian yang digunakan sebagai berikut:
1) Jika sig > 0.05, maka H1 diterima
2) Jika sig < 0.05, maka H0 ditolak
3. Uji silmutan (F)
Uji statistik F digunakan untuk mencari apakah semua variabel
independen yang digunakan dalam model regresi secara bersama-sama
berpengaruh terhadap variabel dependen.
a. Jika Fhitung < Ftabel, maka variabel-variabel independen secara simultan
tidak perpengaruh terhadap variabel dependent.
b. Jika Fhitung < Ftabel , maka variabel-variabel indepennya secara simultan
berpengaruh terhadap variabel dependen.
4. Uji koefesian determinasi
Uji koefesien determinasi bertujuan untuk melihat seberapa besar
kemampuan variabel menjelaskan variabel dependen dilihat melalui
Adjusted R Square. Nilai R2 berada antara 0 dan 1 semakin mendekati nilai
atau 1atau 100 % maka semaki besar pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen.untuk mengetahui besarnya variabek bebas
dalam mempengaruhi variabel terikat dapat diketahui melalui nilai
koefisien determinasi yang ditunjukan dengan Adjusted R Square (R2)
43
I. Sitematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, kerangka teori, tinjauan pustaka, metode penelitian.
BAB II KERANGKA TEORI
Bab ini menguraikan teori-teori yang digunakan sebagai dasar pembahasan.
Adapun sumber-sumber teori-teori adalah berasal dari buku referensi, jurnal,
dan sumber lain yang dianggap representif.
BAB III METODE PENELITIAN
Berisi metode penelitian yang menjelaskan lokasi, sifat penelitian, jenis
penelitian, sumber penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis
data.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan tentang analisis kinerja pengelolaan lembaga zakat
insan madani dan gambaran umum laz Insan Madani Jambi
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian skripsi dan berisikan juga
saran-saran serta dilengkapi dengan daftar pustaka
44
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Historis dan Geografis
LAZ Insan Madani Jambi merupakan lembaga nirlaba non
pemerintah yang bergerak di bidang penghimpunan dan pendayagunaan dana
zakat, infak dan shadaqah (SIZ). Yang berkhimat untuk mengangkat harkat
sosial demi kemanusiaan. Program kerjanya mencakup pendidikan, layanan
kesehatan dan pemberdayaan masyakat. Program ini mencakup program yang
bersifat konsumtif dan lebih banyak bersifat produktif .
Laz Insan Madani Jambi merupakan satu-satunya lembaga amil zakat
yang mendapatkan izin dari Dirjen Bimas Islam Kemenag RI SK No.205
Tahun 2018 dan Rekomendasi BAZNAS nomor; 001 / HVR / SBD /
BAZNAS / 2018 Menjadi LAZDA skala provinsi terbaik se-Indonesia pada
BAZNAS Award 2018, sehingga terlihat LAZ Madani menajadi semakin
berkembang di Provinsi Jambi. menjadi sebuah lembaga yang melayani
masyarakat dan kaum dhuafa yang membutuhkan adalah upaya keras dari
penggerak sosial ini. Dibawah naungan Lembaga Amil Zakat Madani Jambi,
pelayanan terhadap kaum dhuafa khususnya di Provinsi Jambi selalu
menunjukan sebuah wujud nyata ditengah masyarakat.61
Masa awal pendiriannya, LAZ Insan Madani hanya dimulai dari
penggiat
61
Wawancara bersama Direktur eksekutif Lembaga Amil Zakat Insan Madani Jambi
pada hari senin tgl 26-11-2018.
44
45
sosial yang memiliki impian untuk mewujudkan masyakat yang lebih seahtera
ditengah sulitnya kehidupan. Ide-ide ini pun dituangkan melalui tindakan
nyata dimasyarakat itu sendiri. Berawal dengan mendirikan Lembaga Zakat
yaitu Pondok Zakat Shoutul Fitrah (SHOUFI) dengan pendiri : Dwi Atmoko,
Ibnu Isnaini, Supawaluddin, Hizbullah. Menurut Bapak Ibnu Isnaini S.E
Direktur eksekutif Lembaga Amil Zakat Insan Madani Jambi yang juga salah
satu pemilik ide dan pendiri yayasan, upaya-upaya telah dilakukan dan banyak
pengalaman yang dirasakan dalam membangun sebuah masyrakat yang mau
peduli kepada sesama ini. Seperti pengalaman dalam pencari dana kepada
calon donatur kegiatan kemanusiaan yang dilakukan dengan kerja keras.
Kini jejaring Lembaga Amil Zakat Madani Jambi melalui lemgbaga
yang dinaungi telah menunjukan perannya dalam melayani masyrakat. Rumah
Sehat Terpandu (RST), Insan Madani merupakan salah satu wujud nyatanya.
Lembaga kesehatan yang menjadi tempat berobat secara gratis untuk dhuafa.
Pelayanan kesehatan dengan tenaga medis yang kompeten di bidangnya
seperti tersedianya pelayanan kesehatan umum, rawat jalan, rawat inap,
melahirkan dan kesehatan gigi.
Jejaring lembaga zakat insan madani juga mengambil dalam bidang
pendidikan. Melalui SD Insan Madani yang dimulai sejak tahun ajaran 2011/
2012 telah memberi kesempatan bagi anak-anak dhuafa untuk memperoleh
pendidikan. Sekolah gratis ini benar-benar telah memfasilitasi dan
membuktikan adanya alan untuk mewujudkan masa depan anak-anak bangsa
ditengah-tengah sulitnya perekonomian saat ini. Lembaga pendidikan formal
46
yang dibangun oleh lembaga Insan Madani Jambi ini tidak terlepas dari segala
dukungan yang ada.
Pera-peran yang dilakukan jejaring penggiat sosial Insan Madani
Jambi ini membutuhkan kreatifitas atau program yang menarik sehingga
mendapatkan dukungan. Program yang dilakukan tidak hanya bantuan
sesaat tetapi uga berjangka panjang sehingga dapat dirasakan masyarakat
khususnya kaum dhuafa. Program inipun ini di coba dibangun dengan
melakukan kerjasama serta sinegritas program dengan lembaga lain atau
institusi terkait. Dalam mendukung pelayanan ini, Lembaga Insan Madani
Jambi selalu menggalakan Fund Rissing atau pencarian donatur kepada
masyrakat baik wilayah Jambi maupun luar Jambi.
B. Motto Lembaga Insan Madani Jambi
Menjadikan lembaga Amil zakat yang tepat distribusinya, kongkret
programnya, jelas pelaporannya.
C. Visi Dan Misi lembag amil zakat Isan Madani (RSIM) Jambi
1. Visi rumah sosial insan madani jambi
Menjadikan lembaga amil zakat insan madani jambi yang profesional
dalam mewujudkan masyarakat berkarakter berbasis pengelolaaan zakat,
infak, shodaqah secara nasioanal.
2. Misi rumah sosial insan madani jambi
a. Menjadikan mentalitas sebagai landasan dasar pengelolaan SDM dan
manajemen yang profesional.
47
b. Memwujudkan penghimpunan minimal Rp.20 M per tahun berbasis
data terukur.
c. Meningkatkan kualitas program dan pelayanan pemberdayaan zakat.
d. Mengembangkan jaringan pengelolaan zakat, infak, shodaqah Insan
Madani Jambi.
D. Dasar Hukum Lembaga Amil Zakat Insan Madani Jambi
1. Akta Notaris : Notaris Hasan, SH Nomor. 03 tanggal 03 Oktober 2011 &
Akta Perubahan Notaris Firdaus Abu Bakar, SH, M.KN Nomor 03 tanggal
04 April 2017.
2. Pengesahaan Menkumham : Depkumham Nomor. AHU-1658.ah.01.04
Tahun 2012 & Perubahan Nomor : AHU-0007921.AH.01.12. Tahun 2017
tanggal 10 April 2017 tentang pengesahaan Yayasan Menkumham
Republik Indonesia.
3. NPWP : 03.175.901.2-331-000
4. LAZ Skala Provinsi : SK Dirjen Bimnas Islam Kemenaq RI Nomor 205
tahun 2018 tentang pemberian izin sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ)
Skala Provinsi.
5. Tergabung dalam NGO Asia Fasifik.
6. LAZDA Provinsi terbaik Nasional tahun 2018.
E. Jenis Kegiatan LAZ Insan Madani Jambi
1. Layanan Kesehatan
Lembaga pengembangan kesehatan (LPK) Insan Madani adalah
lembaga jaminan sosial kesehatan masyarakat dalam bentuk layanan
48
Klinik Umat, yang diguliran pada tahun 2007. Pada awal 2011 klinik
umat berkembang menjadi rumah sehat terpadu insan madani (RST Insan
Madani), memberikan layanan klinik umum dan rawat inap 24 jam
dengan 2 tenaga perawat, 1 dokter dan 1 bidan yang prefesional.
Misi yang diemban lembaga pengembangan kesehatan:
a. Mengangkat harkat sosial masyarakat melalui pelayanan yang
maksimal untuk kesehatan masyarakat.
b. Mengembangkan metode yang berbasis kesehatan dengan
pendekatan promotif-kuratif secara holistik.
c. Mengoptimalkan dana soaial masyrakat melalui kesehatan
masyarakat
d. Menjadi fasilator potensi umat dalam mengekspresikan kepedulian
sosial.
e. Mengembangkan kemitraan baik masyarakat maupun dengan
pemerintah untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat.
Beberapa program yang telah dijalankan lemabaga pengembangan
kesehatan diantaranya :
a. Rumah sehat terpadu insan madani
- Melayani pasien dhuafa dan umum
- Poli gigi
- Poli kebidanan
b. Klinik umat
- Melayani pasien dhuafa dan umum
49
- Pemeriksaaan GDS, asam urat, kolesterol
c. Home visit
- Pemeriksaaan kesehatan dari pintu ke pintu
- Target pemeriksaan dikhususkan untuk kaum dhuafa
d. Senam hamil
- Terapi latian gerak untuk persiapan ibu hamil
2. Pendidikan
Lembaga amil zakat Insan madani Jambi meberikan pelayanan
pendidkan untuk anak dhuafa yang berada dikota Jambi. Layanan
pendidikan terdiri dari 2 kategori pendidikan yaitu pendidikan informal
dan formal. Pendidkan formal mulai Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan
dasar (sekola dasar), Pendidikan menengan (Sekolah Menengah Pertama)
hingga menengah keatas ( sekolah menegah atas).
a. Pendidikan formal
1) Pendidikan Anak usia dini (PAUD) Insan Madani
Pendidikan anak usia dini (PAUD) Insan Madani berdiri pada
tahun 2018. Berdirinya PAUD Insan Madani ini mempunyai
tujuan untuk menunang pendidikan khususunya bagi anak-anak
yang kurang mampu dan kaum dhuafa yang tidak bisa bersekola.
Lembaga Amil Zakat Insan Madani memberikan seacara full
beasiswa terhadap anak-anak terseebut.
50
2) Sekolah dasar Insan Madani
Atas izizn SK Walikota Jambi No.17 tahun 2015, tanggal 30
Januari 2015, Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN)
:69888781. Hingga izin operasional Nomor:381/DisDik.SD/2017
telah diterima sehingga sd insan madani telah terdaftar secara
resmi di Nasional. sekolah dasar insan madani memberikan
fasilitas dari kelas 1-6 lengkap dengan perlengkapan, peralatan,
dan pengajar yang profesional secara gratis untuk kaum dhuafa.
3) SMP dan SMA Boarding Schoocl Insan Madani
SMP dan SMA Insan Madani ini tergabung dalam satu gedung
yang terletak di Jln Kampung Bugis RT 35 Kelurahan Kenali
Besar, Kecamatan Alam Barajo. Memberikan beasiswa ful bagi
anak yatim/ dhuafa. Dalam SMP dan SMA Insan Madani tidak
hanya memberikan umum namun pelajaran agama dimana ada
setoran hafalan Al-quran, sholat dhuhah setiap pagi hari, puasa
senin-kamis dan lainnya.
b. Pendidikan informal
1) TPA Plus Insan Madani
Taman pendidikan al-quran plus insan madani didirikan pada
tanggal 16 Juli 2012 yang merupakan lembaga pendidikan Qur’an
tingkat dasar untuk anak-anak usia 4-15 th dibawah naungan
lembaga zakat insan madani Jambi. Proses pembelajaran terletak
di kawasan terpadu Insan Madani Jambi.
51
2) Rumah madani purti terpadu (RTPT)
Merupakan asrama yang ditinggali oleh siswi SMP dan SMA
boarding school Insan Madani. Tidak hanya itu rumah putri
terpadu uga menanmpung anak-anak yatim piatu yang tidak
mempunyai tempat tinggal.
3) Qira’ah Tahsin Tartil Al-qur’an
Qira’ah Tahsin Tartil Al-qur’an merupakan salah satu program
yang berfokus pada pembentukan peserta didik LAZ Insan
Madani mahir dalam membaca dan menghafalkan al-qur’an
dengan baik dan benar.
3. Pemberdayaan Masyarakat
Untuk program pemberdayaan masyarakat Insan Madani
memiliki Desa binaan yaitu:62
a. Kampung ternak Semau Tanjung Jabung Barat, dimana LAZ Insan
Madani memberikan bantuan ternak kambing kepada masyarakat,
dari mulai cara berternak hingga cara penualannya pun pihak dari
pihak Insan Madani melakukan pendampingan.
b. Desa binaan sehat Rajawali Kota Jambi, LAZ Insan Madani
memfasilitasi MCK, Kesehatan, usaha kreatif dan termasuk
pembinaan pengaian.
62
Http://Insanmadaniambi.Org/Pendidikan. Diakses Pada 26 Mei 2019, Pukul 10;30
52
c. Kampung binaan SAD (Suku Anak Dalam) dengan membangun
pendopo dan penyediaan guru/ ustad yang dikirim LAZ Insan
Madani.
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
1. Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan data dari pengisian kuesioner dapat diketahui bahwa
jumlah sampel sebanyak 47 responden dengan gambaran jenis kelamin
yang laki-laki berjumlah 13 responden, dan jenis perempuan berjumlah 34
respponden. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dominan
karyawan di LAZ Insan Madani Jambi yang menjadi sampel dalam
penelitian ini yaitu karyawan yang berjenis perempuan.
Tabel 4.1
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 13 11,6%
Perempuan 34 88,4%
Jumlah 47 100
Sumber data: data primer 2019
2. Menurut umur
Berdasarkan data dari pengeisian kuesioner diketahui bahwa
jumlah sampel sebanyak 47 responden dengan gambaran rentang usia
yang dibawah umur 25 tahun berjumlah 11 responden, usia 25-35 tahun
berjumlah30 responden, usia 36-45 tahun berjumlah 4 responden dan usia
diatas 45 tahun berjumlah 2 responden. Dengan demikian dapat
53
54
disimpulkan bahwa dominan karyawan laz insan madani Jambi yang
menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu karyawan yang berusia 25-35
tahun, dimana usia tersebut merupakan usia angkatan kerja.
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Usia Frekuensi Persentase
< 25 tahun 11 14,5%
25-35 tahun 30 78,2%
36-45 tahun 4 4.2%
>45 tahun 2 3,1%
Jumlah 47 100%
Sumber: data primer 2019
3. Berdasrkan lama berkerja
Berdasarkan data dari pengisian kuisioner dapat diketahui bahwa
jumlah sampel sebanyak 47 responden dengan tingkat lama bekerja kurang
dari 1 bulan berjumlah 3 responden, lama berkerja diatas 1 bulan
berjumlah 20 responden, lama bekerja 1-5 tahun berjumlah 14 responden,
serta karyawan yang bekerja diatas 5 tahun berjumlah 10 responden.
Tabel 4.3
Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja
Usia Frekuensi Persentase
< 1bulan 3 5,2%
>1 bulan 20 40,2%
1-5 tahun 14 30,3%
>5 tahun 10 24,3%
Jumlah 47 100
Sumber: data primer 2019
55
B. Uji instrumen penelitian
1. Uji Validasi
Uji validitas digunakan untuk mengetahui ketepatan dan kelayakan
setiap butir angket yang diaukan sehingga suatu variabel dapat
diidentifikasikan. Alat ukur yang dapat digunakan dalam pengujian
valididas suatu angket atau kuesioner adalah angka hasil korelasi antara
skor angket dengan skor keseluruhan responden terhadap informasi dalam
kuesioner.
Suatu bulir angket dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel dengan
taraf signifikan sebesar 0,287.
Hasil output yang diperoleh untuk uji validasi variabel keuangan (x1),
pelanggan (x2), proses bisnis internal (x3), dan permberdayaan dan
pertumbuhan (x4) terhadap kinerja LAZ Insan Madani Jambi dapat dilihat
di bawah ini.
Tabel 4.4
Hasil Uji Variabel finansial (X1)
Item pernyataan Rhitung Rtabel Keretangan
X1.1 0,735 0,287 Valid
X1.2 0,851 0,287 Valid
X1.3 0,813 0,287 Valid
X1.4 0,913 0,287 Valid
X1.5 0,876 0,287 Valid
Dari tabel 4.4 diatas dapat disimpulkan bahwa semua instrumen
variabel X1 dinyatakan valid karena masing-masing butir memiliki
56
pearson correlation > 0,287. Dengan demikian data yang diperoleh melalui
instrum en pengkururan ini dapat digunakan untuk pengujian dan analisis
selanjutnya.
Tabel 4.5
Hasil Uji Variabel Pelanggan (X2)
Item pernyataan Rhitung Rtabel Keretangan
X2.1 0,770 0,287 Valid
X2.2 0,822 0,287 Valid
X2.3 0,623 0,287 Valid
X2.4 0,853 0,287 Valid
X2. 5 0,703 0,287 Valid
Dari tabel 4.5 diatas dapat disimpulkan bahwa semua instrumen
variabel X2 dinyatakan valid karena masing-masing butir memiliki
pearson correlation > 0,287. Dengan demikian data yang diperoleh melalui
instrumen pengkururan ini dapat digunakan untuk pengujian dan analisis
selanjutnya.
Tabel 4.6
Hasil Uji Variabel Proses Bisnis Internal (X3)
Item pernyataan Rhitung Rtabel Keretangan
X3.1 0,513 0,287 Valid
X3.2 0,706 0,287 Valid
X3.3 0,527 0,287 Valid
X3.4 0,720 0,287 Valid
X3.5 0,656 0,287 Valid
57
Dari tabel 4.6 diatas dapat disimpulkan bahwa semua instrumen
variabel X3 dinyatakan valid karena masing-masing butir memiliki
pearson correlation > 0,287. Dengan demikian data yang diperoleh melalui
instrumen pengkururan ini dapat digunakan untuk pengujian dan analisis
selanjutnya.
Tabel 4.7
Hasil Uji Variabel Pembelajaran dan Pertumbuhan (X4)
Item pernyataan Rhitung Rtabel Keretangan
X4.1 0,648 0,287 Valid
X4.2 0,893 0,287 Valid
X4.3 0,913 0,287 Valid
X4.4 0,934 0,287 Valid
X4.5 0,937 0,287 Valid
Dari tabel 4.7 diatas dapat disimpulkan bahwa semua instrumen
variabel X4 dinyatakan valid karena masing-masing butir memiliki
pearson correlation > 0,287. Dengan demikian data yang diperoleh melalui
instrumen pengkururan ini dapat digunakan untuk pengujian dan analisis
selanjutnya.
Tabel 4.8
Hasil Uji Variabel Kinerja (Y)
Item pernyataan Rhitung Rtabel Keretangan
Y1.1 0,777 0,287 Valid
Y1.2 0,860 0,287 Valid
Y1.3 0,813 0,287 Valid
Y1.4 0,779 0,287 Valid
Y1.5 0,803 0,287 Valid
58
Dari tabel 4.7 diatas dapat disimpulkan bahwa semua instrumen
variabel Y dinyatakan valid karena masing-masing butir memiliki pearson
correlation > 0,287. Dengan demikian data yang diperoleh melalui
instrumen pengkururan ini dapat digunakan untuk pengujian dan analisis
selanjutnya.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang
digunakan reliabel atau tidak. Penguian reliabilitas dalam penelitian ini
adalah dengan menggnakan rumus Cronbach’s Alpha. Penggunaan teknik
ini akan menunukan bahwa suatu instrumen dapat dikatakan reabel. Batas
minimum nilai Cronbach’s Alpha yang digunakan sebagai nilai reliabilitas
dalam suatu penelitian adalah > 0,60. Hasil pengujian reliabilitas untuk
masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.9
Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Standard Keterangan
Finansial (X1) 0,892 0,60 Reliabel
Pelanggan (X2) 0,813 0,60 Reliabel
Proses Bisnis
Internal (X3)
0,604 0,60 Reliabel
Pembelaaran an
pertumbuhan (X4)
0,918 0,60 Reliabel
Kinera (Y) 0,865 0,60 Reliabel
59
Berdasarkan hasil uji reliabilitas diatas dapat disimpulkan bahwa
semua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini reliabel atau dapat
diandalkan.
C. Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah nilai residual
berdistribusi normal atau tidak. Metode regresi yang baik adalah memiliki
nilai residual yang berdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusannya
adalah :
a) Jika nilai signifikan > 0,05, maka nilai residual berdistribusi
normal.
b) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka nilai residual tidak
berdistribusi normal.
60
Tabel 4.10
Uji normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 47
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 1.43316897
Most Extreme
Differences
Absolute .062
Positive .056
Negative -.062
Kolmogorov-Smirnov Z .427
Asymp. Sig. (2-tailed) .993
a. Test distribution is Normal.
Dapat dilihat dari tabel diatas nilai signifikansi pada kolmogorov-
smirnov yaitu 0,993 > 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa data tersebut
berdistribusi normal.
b. Uji Multikolineritas
Uji multikolineritas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan korelasi yang signifikan antara variabel bebas. Model regresi
yang baik searusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Untuk mendeteksi adanya multikolineritas dapat dilakukan dengan melihat
nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) serta besaran kolerasi
antara variabel independen. Nilai cutoff yang umumnya dipakai untuk
menunjukan adanya nilai toleransi atau sama dengan VIF
Hasil uji multikolineritas adalah sebagi berikut:
61
Tabel 4.11
Uji Multikolineritas
Variabel Tolerance VIF Kreteria
Finansial (X1) 0,391 2,559
Non
Multikolinineritas
Pelanggan (X2) 0,484 2,068
Non
Multikolinineritas
Proses Bisnis Internal
(X3) 0,571 1,751
Non
Multikolinineritas
Pemvelajaran Dan
Pertumbuhan (X4) 0,969 1,032
Non
Multikolinineritas
Berdasarkan tabel diatas nilai tolerance semua variabel bebas (
finansial: 0,391, pelanggan: 0,484, proses bisnis internal: 0,571, dan
pembelajaran dan pertumbuhan: 0,969 lebih besar dari nilai batas yang
ditentukan yaitu sebesar 0,10. Untuk nilai VIF terlihat bahwa semua
variabel bebas memiliki nilai VIF kurang dari 10 ( finansial:2,559,
pelanggan: 2,068, proses bisnis internal: 1,751, dan pembelajaran dan
pertumbuhan: 1,032). Maka dapat disimpulkan tidak terdapat gejala
multikolineritas antara variabel bebas di dalam penelitian ini.
c. Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskedasitas dilakukan untuk menguji apakah didalam
suatu regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan
kepengamatan yang lain. Uji heteroskedasitas dilakukan dengan melihat
grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya.
Jika nilai-nilai pada grafik tidak menunjukan pola yang jelas dan
62
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu y maka tidak terjadi
heteroskedasitas.
Tabel 4.12
Uji Heteroskedasitas
Dari grafik diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar diatas anggka
0 pada sumbu Y, hal ini berarti dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
heteroskedasitas.
D. Uji Hipotesis
1. Analisis dan Pembahasan Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu keuangan,
pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan terhadap
63
variabel dependen yaitu kinerja lembaga amil zakat insan madani jambi
dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.13
Analisis regresi linear berganda
Berdasarkan hasil uji regresi lininear berganda pada tabel diatas,
diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: +
+ +
Rumus dapat dielaskan sebagai berikut:
a. Nilai konstanta sebesar 6,232 menunjukan bahwa variabel
yaitu perspektif fiansial (X1), Pelanggan (X2), proses bisnis
internal (X3), dan pembelajaran dan pertumbuhan (X4) jika
nilainya 0 maka kinerja LAZ Insan Madani memiliki tingkat
kinerja sebesar 0.
b. Nilai variabel finansial sebesar 0,177 dengan nilai positif. Hal
ini berarti bahwa setiap peningkatan finansial sebesar 1 kali
64
maka kinera LAZ Insan Madani akan meningkat sebesar0,177
dengan asumsi variabel costanta lainnya.
c. Nilai variabel pelanggan sebesar -0,277 dengan nilai negatif.
Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan pelanggan sebesar 1
kali maka kinerja LAZ Insan Madani akan menurun sebesar
0,277 dengan asumsi variabel costanta lainnya.
d. Nilai variabel proses bisnis internal sebesar 0,902 dengan
nilai positif. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan proses
bisnis internal sebesar 1kali maka kinerja LAZ Insan Madani
akan meningkat sebesar 0,902 dengan asumsi variabel
costanta lainnya.
e. Nilai variabel pembelajaran dan pertumbuhan sebesar -0,118
dengan nilai negatif. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan
pembelajaran dan pertumbuhan sebesar 1 kali maka kinerja
LAZ Insan Madani akan menurun sebesar -0,118 dengan
asumsi variabel costanta lainnya.
2. Uji parsial (t)
Uji parsial t digunakan untuk menguji ada tidakya pengaruh
masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Dari
hasil perhitungan menggunakan program SPSS 22 dapat dilihat pada tabel
berikut :
65
Tabel 4.14
Uji parsial
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardi
zed
Coefficie
nts
T Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 6.232 3.523 1.769 .084
Keuangan .177 .086 .274 2.063 .045
Pelanggan -.277 .086 -.384 -3.221 .002
proses bisnis
iinternal .902 .120 .828 7.542 .000
pembelajaran dan
pertumbuhan -.118 .129 -.077 -.916 .365
a. Dependent Variable:
kinerja
Dari tabel diatas dapat di ketahui bahwa :
a. Uji t variabel keuangan
Menurut imam ghozali jika nilai sig. < 0,05 maka artinya variabel
independen (X) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen
(Y). Dimana dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai dari variabel
keuangan (X1) sebesar 0,045< 0,05. Hal ini berarti HO ditolak dan Ha
diterima maka disimpulkan bahwa variabel keuangan berpengaruh
terhadap Kinerja Lembaga Amil Zakat Insan Madani Jambi.
66
b. Uji t variabel pelanggan
Menurut imam ghozali jika nilai sig. < 0,05 maka artinya variabel
independen (X) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen
(Y). Dimana dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai dari variabel
pelanggan (X2) sebesar 0,002 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti HO
ditolak dan Ha diterima, maka disimpulkan bahwa variabel pelanggan
berpengaruh terhadap Kinerja Lembaga Amil Zakat Insan Madani
Jambi.
c. Uji t variabel proses bisnis internal
Menurut imam ghozali jika nilai sig. < 0,05 maka artinya variabel
independen (X) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen
(Y). Dimana dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai dari variabel
proses bisnis internal (X3) sebesar 0,000 lebih kecilr dari 0,05. Hal ini
berarti HO ditolak dan Ha diterima, maka disimpulkan bahwa variabel
proses bisnis internal berpengaruh terhadap Kinerja Lembaga Amil
Zakat Insan Madani Jambi.
d. Uji variabel pembelajaran dan pertumbuhan
Menurut imam ghozali jika nilai sig. < 0,05 maka artinya variabel
independen (X) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen
(Y). Dimana dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai dari variabel
pembelajaran dan pertumbuhan (X4) sebesar 0,365 lebih besar dari
0,05. Hal ini berarti HO di terima dan Ha ditolak, maka disimpulkan
67
bahwa variabel pembelajaran dan pertumbuhan tidak berpengaruh
terhadap Kinerja Lembaga Amil Zakat Insan Madani Jambi.
3. Uji simultan (F)
Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel
dependen. Hasil penguian dengan menggunakan program SPSS 22 dengan
tingkat signifikasi 5% ( . Hasil penghitungan ui F dapat dilihat
pada tabel berikut ini
Tabel 4.15
Uji simultan
ANOVAb
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 231.985 4 57.996 25.781 .000a
Residual 94.483 42 2.250
Total 326.468 46
a. Predictors: (Constant), pembelajaran dan pertumbuhan, proses bisnis
iinternal, pelanggan, keuangan
b. Dependent Variable: kinerja
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari ui ANOVA
atau Uji F-Test didapat nilai F hitung sebesar 25,781 dan signifikansi pada
0,000 < dari . Hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel independen keuangan,
pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan secara
68
bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependent yaitu
kinerja lembag amil zakat insan madani jambi.
4. Uji koefisien Determinasi (R Square)
Tabel 4.16
koefisien Determinasi (R Square)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .843a .711 .683 1.49986
a. Predictors: (Constant), pembelajaran dan pertumbuhan,
proses bisnis iinternal, pelanggan, keuangan
b. Dependent Variable: kinerja
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa R Square sebesar 0,711
atau 71,1% (disebut juga koefisien determinasi) memberikan arti bahwa
pengaruh pengaruh variabel independen yakni keuangan (X1),
pelanggan(X2), proses bisnis internal (X3), pembelajaran dan
pertumbuhan (X4) terhadap variabel dependent yaitu Kinerja lembaga
amil zakat insan madani (Y) sebesar 71,1% sementara sisanya 28,9%
dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar variabel yang diteliti.
69
E. PEMBAHASAN
1. Hubungan Perspektif finansial Terhadap Kinerja Lembaga
Hasil uji regresi linear berganda menunjukan bahwa hipotesis
pertama, perspektif finansial berpengaruh terhadap kinerja Laz Insan
Madani Jambi. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Ari
kristin Prastioningrum, dimana dikatakan bahwa jika kinerja keuangan
pada sebuah lembaga baik maka akan membuat para investor atau donatur
percaya membayar zakat kepada Lembaga Amil Zakat karena melihat
adanya kinerja keuangan yang baik.
2. Hubungan Pespektif Pelanggan Terhadap Lembaga
Hasil uji regresi untuk hipotesis kedua menunjukan bahwa
perspektif pelanggan berpengaruh terhadap kinerja. Hal tersebut semakin
tinggi kepuasan pelanggan maka semakin tinggi kinerja lembaga.
Hal ini di dukung dengan pendapat Puji Lestari tentang ekspetasi
pelanggan terhadap pelayanan yang diterima lebih baik dari perkiraannya,
maka pelanggan menjadi senang. Namun pelanggan akan merasa biasa
saja jika pelayanan yang diterima sama dengan perkiraannya. Pelanggan
menjadi kecewa jika kualitas pelayanan yang diterima lebih jelek dari
perkiraanya.
70
3. Hubungan Perspektif Proses Bisnis Internal Terhadap Kinerja
Lembaga
Hasil uji regresi untuk hipotesis ketiga menunjukan bahwa
perspektif proses bisnis internal berpengaruh terhadap kinerja lembaga.
Hal tersebut didukung dengan pendapat puji lestari dimana jika lembaga
memberikan pelatihan dan perhatian terhadap karyawan maka akan
meningkatkan kinerja lembaga tersebut, sehingga karyawan dapat mampu
untuk menghasilkan produk dan jasa yang dapat memberika kepuasan
terhadap pelanggan.
Begitu pula dengan Lembaga Amil Zakat Insan Madani Jambi
yang selalu mencoba menciptakan inovasi dalam berzakat yaitu zakat
online yang dapat mempermudahkan para donatur untuk berzakat. Dan
juga Insan Madani selalu mebuat E-Newsletter dimana E-Newsletter ini
berisikan berita-berita tentang kegiatan yang dilakukan lembaga insan
madani dengan para anak-anak yatim-piatu dan kaum dhuafa.
4. Hubungan Pespektif Perspektif Pembelaaran Dan Pertumbuhan
Terhadap Kinerja Lembaga
Dari hasil penelitian hipotesis keempat menunjukan bahwa
pembelajaran dan pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap kinerja. Hal
tersebut berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh Sony Yuwono,
dimana proses pembelajaran dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor-
faktor sumber daya manusia, sistem, dan prosedur organisasi, termasuk
dalam perspektif ini adalah pelatihan dan budaya perusahaan yang
71
berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi.63
Dimana
pemberian pelatihan terhadap karyawan akan meningkatkan pengetahuan
karyawan, jika pengetahuan karyawan meningkat maka karyawan akan
mampu untuk berpartisipasi dalam pencapaian lembaga.
63
Sony Yuwono, et al. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard Menuju
Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004, Cet. Ke-4,
Hlm 5.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari rumusan masalah yang diaukan, analisis data yang telah
dilakukan dan pembahasan yang telah di kemukakan pada bab sebelumnya,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perspektif finansial berpengaruh terhadap Kinerja Lembaga Amil Zakat
Insan Madani Jambi dengan nilai 0,045, persepektif pelanggan
berpengaruh terhadap Kinerja Lembaga Amil Zakat Insan Madani Jambi
dengan nilai 0,002, perspektif proses bisnis internal berpengaruh positif
terhadap Kinerja Lembaga Amil Zakat Insan Madani Jambi dengan nilai
0,000, kecuali perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang tidak
berpengaruh terhadap kinerja Lembaga Amil Zakat Insan Madani Jambi
dengan nilai 0,365
2. Faktor yang paling dominan yang mempengaruhi kinerja Lembaga Amil
Zakat Insan Madani Jambi adalah variabel proses bisnis internal dengan
nilai thitung 0,902 paling besar dibandingkan dengan variabel yang lainnya.
B. Saran
1. Bagi Lembaga Amil Zakat Insan Madani Jambi bisa menerapkan metode
balanced scorecard dalam menilai kinerjanya karena dengan menerapkan
metode balanced scorecard lembaga amil zakat insan madani jambi bisa
menilai kinerja lembaga tidak hanya dari segi aspek finansial tetapi juga
dari aspek nonkeuangan (fiansial), dan bisa mengetahui pertumbuhan atau
73
73
penurunan lembaga secara keseluruhan dari semua aspek, bisa mengelola
dana yang dipercayakan dengan lebih baik supaya bisa memberikan
kontribusi pemberdayaan mustahik yang lebih baik serta tepat guna dan
tepat sasaran.
2. Penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian yang lebih
mendalam dengan menggunakan data yang lebih lengkap tentang ketaatan
syariah yang dimasukkan dalam pengukuran balanced scorecard syariah.
74
DAFTAR PUSTAKA
Al-quran dan terjemahannya (penerbit Raja Publishing semarang )
A. Sumber literatur
Abdurrahmat, Fathoni, Metode Penelitian Danteknik Penyusunan Skripsi, (Jakarta
: Rineka Cipta 2011).
Asep Suryana Natawiria Dan Ridwan, Statistik Bisnis, Bandung: Alfabeta :
2010.
Fakhruddin, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia,(UIN-MALANG PRESS
2008).
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta : Bumi Aksara,
2004.
Moh. Nasir, Metode Penelitian, Bogor :Ghalia Indonesia, 2015.
Mustaq Ahmad, Etika Bisnis Dalam Islam, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar 2001
Mulyadi, Balanced Scorec ard, Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatganda
Kinerja Keuangan Perusahaan, Salemba, Jakarta, 200
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan r & d, (Bandung
Alfabeta, 2014).
Sudarmanto, Kinerja Dan Pengembangan Kompetensi SDM, Pustaka Pelajar:
Yogyakarta, 2009.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prektek, Jakarta
:Rineka Cipto, 2006
Sony Yuwono, et al. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard Menuju
Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2004, Cet. Ke-4
Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, Salemba Empat: Jakarta,
2009.
Zaki Badriwan,Intermediate Accounting, Edisi 7, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta,
1997
Vincent Gaspersz, Total Quality Manajemen, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2002
75
B. Sumber lain
Ari Kristin Prasetyoningrum, Pendekatan Balanced Scocercard Pada Lembaga
Amil Zakat Di Masjid Agung Jawa Tengah, Economica, Vol VI, Edisi 1,
2015.
Aditya Arisudhana, Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Salahsatu Tolak Ukur
Dalam Pengukuran Kinerja Tahun 2013 (Studi Kasus Rumah Sakit Cakra
Husada). (Universitas Negeri Yogyakarta, 2014).
Cahyo Halim Istiqlal, Penilaian Kinerja Perbankan Syariah Dengan Metode
Balanced Scocercard, La-Riba, Vol.III, No.2.
Hersinta Pusdika, Pengaruh Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Kinerja
Manajemen PT. Bank Rakyat Indonesia TBK, UIN Hidayatullah Jakarta,
2016
Mukhamad Zakaria, Strategi Peningkatan Kinerja Badan Amil Zakat Daerah
(BAZDA) Kabupaten Nganjuk (Studi Analisis Dengan Metode Balanced
Scorecard), UIN Sunan Ampel Surabaya, 2015.
Misti Sari Utami,Pengaruh Kualitas dan Layanan Harga Terhadap Kepuasan
Pengguna Jasa Transportasi Ojek Online (Study Pada Pelanggan Go-Jek
Di Kota Jambi), 2017
Seviawati Polinggapo Pengukuran Kinerja Lembaga Pengelola Zakat, Infak, dan
Sedekah dengan menggunakan metode balanced scorecard (study kasus
pada Yayasan Dana Sosial Al-Falah Malang) UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang, 2015.
Soraya Hanuma Endang Kiswara SE., M.Si., Akt., Analisis Balanced Score cadr
Sebagai Alat Pengukur Kinarja Perusahaan (Studi Kasus pada PT Astra
Honda Motor).
Siti Khadijah dan Mufti Aif, Analysis Of Amil Zakat Institution Performance
Using The Balanced Scorecard Method (Case Study In Baznas Sragen),
Baabu Al-Ilmi Vol 3 No.2 Oktober 2018
Puji Lestari, Pengukuran Kinerja Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA)
Kabupaaten X Di Wilayah Eks Karesidenan Banyumas Dalam Perspektif
Balanced Scorecard, Jurnal Investasi, Vol 6, No 1 Juni 2010.
Yuli Hernanto, Pengukuran Kinerja Dengan Pendekatan Balanced Scorecard
Pada Pt Bank Syariah Mandiri Cabang Bogor, Institut Pertanian Bogor
2009.