Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak...

28
i | Page STRATEGI KOMUNIKASI CALO DALAM KAWIN KONTRAK DI PUNCAK BOGOR Oleh CRISTY AYUNI 362010043 SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Transcript of Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak...

Page 1: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

i | P a g e

STRATEGI KOMUNIKASI CALO DALAM KAWIN KONTRAK

DI PUNCAK BOGOR

Oleh

CRISTY AYUNI

362010043

SKRIPSI

Diajukan Kepada

Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU
Page 3: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU
Page 4: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU
Page 5: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

STRATEGI KOMUNIKASI CALO DALAM KAWIN KONTRAK DI

PUNCAK BOGOR

Cristy Ayuni1

Drs. Daru Purnomo, M.Si2

Sampoerno, S.Pd., M.Si3

ABSTRACT

Influenced of mass media has made condition of phenomena “kawin kontrak” at Puncak Bogor

much attendance‟s threatened. But in the fact that kawin kontrak still ranged until now. That

because of „calo‟ whom not just to be a bridge actor to actor but also did communication strategy

to the woman (subject). The aim of this research is explain about communication strategy by

„calo‟ in kawin kontrak in Puncak Bogor. Method of research use by qualitative method and type

of research is descriptive. Researcher use interview method to „calo‟ on behalf of know how to

persuade subject, interview to the other actor whom indeed in kawin kontrak, to see what relation

was made by actors and consider result of observation while the research begin. The result of this

research was mass media help „calo‟ to ingrain awareness to subject about kawin kontrak and

getok tular is type of communication that used by actors whom indeed in kawin kontrak.

conclusion of this research that communication strategy was used by „calo‟ in kawin kontrak at

Puncak Bogor is : ingrain knowledge, ingrain opinion of like, build of preference and ingrain

agreement to woman (subject).

KeyWords : Communication Strategy, Relation, Kawin Kontrak.

1 Sarjana Ilmu Komunikasi

2 Staff program Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi

3 Staff program Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi

Page 6: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

1. PENDAHULUAN

Puncak Bogor dikenal sebagai tempat wisata yang menarik banyak minat bagi wisatawan

dalam maupun luar negri. Menariknya, banyak wisatawan berdatangan dari Timur Tengah yang

disebut “Orang Arab” oleh masyarakat sekitar. Hawa sejuk menjadi alasan mengapa Orang Arab

mau berlibur di Puncak. Tidak hanya itu, harga barang-barang Timur Tengah yang murah dan

tersedianya perempuan yang bisa dibeli untuk memuaskan hasrat seksual juga ada. Diantaranya

ada yang menggunakan jasa Pekerja Seks Komersial (PSK) dan tidak sedikit juga yang

menggunakan jasa Kawin Kontrak.

Kawin kontrak di Puncak Bogor dapat diartikan sebagai kesepakatan antar pelaku kawin

kontrak (perempuan Indonesia dengan Orang Arab) untuk menjalani kehidupan sebagai sepasang

suami istri yang terikat dalam waktu jeda yang sudah disepakati bersama. Kawin kontrak terjadi

juga dipengaruhi oleh kehadiran aktor lainnya seperti calo, penghulu, dan orangtua perempuan.

Beberapa kalangan mengatakan kawin kontrak diklaim illegal, berikut pernyataan Masdar F

Mas‟udi sebagai anggota dewan Fatma MUI “Secara teoritis dikalangan muslim syiah normative

halal, hal ini dikatakan normative karena hampir tidak ada yang melaksanakan, sedangkan

dikalangan sunni haram.” (Muamar, 2005: 25) Aktifis Kaukus Perempuan Parlemen menyatakan

bahwa kawin kontrak merupakan masalah nasional bukan ahanya sekedar isu perempuan.

mereka juga mengkritik pedas ucapan yang dilontarkan oleh Yusuf Kalla pada sambutan

pembuka seminar pemasaran turisme untuk Timur Tengah pada tanggal 28 Juni 2006 yang dirasa

menghina kaum janda dan merendahkan martabat perempuan.

Berita mengenai kawin kontrak pernah disiarkan dibeberapa media massa seperti Kabar

Siang dari TVone pada 24 September 2013, berita online seperti Detik.com dan Merdeka.com.

Berperannya media massa dalam menyebarluaskan berita mengenai kawin kontrak membuat

kawin kontrak di Bogor semakin terkenal. Masyarakat mengenal kawin kontrak di Puncak Bogor

melalui media, karena sebelumnya berita mengenai kawin kontrak masih simpang siur.

Berperannya media juga menyudutkan tokoh agama yaitu penghulu.4 Penghulu asli kini tidak

lagi bebas mengawin kontrakan pelaku karena sudah ada hukum bagi penghulu yang melakukan

praktek tersebut. Jika penghulu tersebut diketahui telah melakukan praktek kawin kontrak oleh

aparat pemerintah, maka dia akan diadili. Agar kawin kontrak tetap berlanjut, maka kawin

4 Penghulu disini adalah penghulu yang mendapat pengakuan oleh masyarakat sekitar. Biasanya posisi ini

didapatkan dari turun temurun (berdasarkan keturunan darah), jika seorang bapak adalah seornag penghulu, maka anak laki-lakinya akan mendapat pengakuan yang sama jika sudah dewasa menggantikan bapaknya.

Page 7: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

kontrak disiasati dengan memunculkan penghulu bohong-bohongan. Dalam kasus ini, banyak

tukang ojeg yang berperan menjadi penghulu.5 Bukan hanya penghulu saja yang bohong-

bohongan, tapi juga keluarga pelaku perempuan juga. Hal ini dikarenakan beberapa pelaku

perempuan merahasiakan pekerjaannya ini kepada keluarganya sehingga peran ayah atau kakak

bohong-bohongan perlu di pakai.

Alasan utama pelaku perempuan melakukan kawin kontrak adalah karena desakan ekonomi.

Hal ini diperkuat dari asal daerah mereka berada yaitu Cianjur, Sukabumi, Indramayu, dan

Kadipaten6 yang tergolong daerah pinggiran kota dengan kondisi ekonomi yang minim. Sebagian

besar pelaku kawin kontrak (perempuan) beralih menjadi PSK7 atau yang sering disebut cabol

oleh masyarakat Puncak. (Susanto, 2008: 211)

Kawin kontrak terjadi karena adanya permintaan dari pelaku laki-laki untuk dicarikan pelaku

perempuan. Aktor yang menjebatani kedua pelaku berasal dari calo. Calo akan berusaha

memenuhi permintaan sesuai yang diinginkan oleh pelaku laki-laki. Ketika calo menemukan

calon pelaku perempuan, maka disini calo melakukan strategi komunikasi dengan tujuan agar

pelaku perempuan mau terjun dalam praktek kawin kontrak. rumusan masalah penelitian adalah

bagaimana strategi komunikasi calo dalam kawin kontrak di Puncak Bogor, sedangkan tujuan

penelitian ini adalah menjelaskan startegi komunikasi yang digunakan oleh calo dalma kawin

kontrak di Puncak Bogor.

5 http://megapolitan.kompas.com/read/2011/07/04/13453348/Kadang.Tukang.Ojeg.Pun.Jadi.Penghulu.html

(diunduh 12 januari 2015) 6 http://mbox.thejakartapost.com/news/2011/10/17/are-contract-marriages-dying-puncak.html (diunduh 12 Mei

2014) 7 http://jpnn.com/news.php?id=149715 (diunduh 12 januari 2015)

Page 8: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

Kerangka Pikir Penelitian

Bagan 1

Kerangka Pikir Penelitian

Pelaku laki-laki yaitu Orang Arab melakukan permintaan kepada calo untuk dicarikan pelaku

perempuan. Pada kasus ini, strategi komunikasi dilakukan oleh calo kepada pelaku perempuan

agar pelaku perempuan mau terjun dalam praktek kawin kontrak. Aspek strategi komunikasi

yang digunakan untuk mengkaji data penelitian adalah menanamkan kesadaran, menanamkan

pengetahuna, menanamkan perasaan suka, membangun preferensi, dan menanamkan perasaan

yakin.

Pelaku Laki-laki

„Orang Arab‟

CALO

Pelaku

Perempuan

Pihak Keluarga

perempuan

Strategi Komunikasi

Penghulu

Permintaan

KAWIN

KONTRAK

Teori ANT Aspek Strategi Komunikasi :

1. Menanamkan kesadaran

2. Menanamkan pengetahuan

3. Menanamkan perasaan suka

4. Membangun preferensi

5. Menanamkan perasaan yakin

*Teori ANT berfungsi untuk

menganalisis jaringan dalam kawin

kontrak

Aspek teori ANT :

1. Aktor

2. Jaringan

3. Aktan

4. Translasi

5. Intermerdiery

Keterangan :

Relasi bersifat koordinasi

Page 9: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

Kawin kontrak tak akan berjalan jika tak ada peran dari aktor-aktor lain yang mendukung,

diantaranya kehadiran keluarga pihak perempuan (Orang tua atau kakak yang berperan sebagai

wali nikah) dan penghulu sebagai aktor yang mengawinkan kedua pelaku kawin kontrak. Calo,

pelaku laki-laki, pelaku perempuan, penghulu, dan keluarga pihak perempuan merupakan

keseluruhan aktor yang masing-masing membawa peran dan saling berhubungan membentuk

sebuah jaringan untuk tujuan utama yaitu terjadinya praktek kawin kontrak. Oleh karena itu,

penulis menggunakan Teori Aktor Jaringan (Actor Network Theory) sebagai teori tambahan

untuk membantu menganalisis data penelitian.

2. KAJIAN TEORI

2.1 Strategi Komunikasi

Menurut Onong Effendi strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan

komunikasi dan managemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu strategi

komunikasi harus dapat menunjukkan operasi operasional yang harus di lakukan secara taktis,

dalam artian pendekatan startegi komunikasi ini berbeda-beda tergantung dari situasi dan

kondisi. Strategi komunikasi juga berbicara mengenai langkah – langkah yang akan diambil

untuk keberhasilan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain, untuk

memberitahu, mengubah sikap atau pendapat atau perilaku, baik secara langsung maupun tidak

langsung. (Effendi, 1993: 300-301)

Komunikator pemasaran perlu mengetahui bagaimana menggerakan target dari tempat

semula ke tempat yang lebih tinggi yaitu membeli. Tapi membeli adalah hasil akhir yang

membutuhkan proses yang panjang dalam mengambil keputusan konsumen. Proses tersebut

masuk dalam 6 tahap kesiapan pembeli. (Kotler & Amstrong, 1997: 79) 6 tahap kesiapan

pembeli diantaranya yaitu :

1. Menyadari

Ini tahap dimana bila sebagian besar khalayak sasaran tidak menyadari adanya obyek itu,

Tugas komunikator adalah menanamkan „kesadaran‟ itu. Dimulai dari pengenalan lama

yang sederhana dan di ulang-ulang dapat menanamkan kesadaran khalayak, dan ini

membutuhkan waktu. (Kotler & Amstrong, 1989: 246)

Page 10: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

2. Mengetahui

Khalayak telah mengenal mengenai produk tetapi tak tahu banyak. Tidak hanya dari

pengenalan nama tapi juga asal usul dan kelebihan dari produk itu. Disini komunikator

menanamkan pengetahuan mengenai produk sebagai tujuan komunikasi langsung.

(Kotler & Amstrong, 1989: 246)

3. Menyukai

Seandainya khalayak tidak menyukai produk, maka komunikator harus mengetahui apa

sebabnya dan mencari cara untuk dapat menanamkan perasaan suka itu. (Kotler &

Amstrong, 1989: 247)

4. Memilih

Khalayak mungkin mengenal produk tersebut, tapi tidak memilih. Dalam hal ini

komunikator perlu membangun preferensi konsumen. Komunikator bisa menjunjung

kualitas produk yang ditawarkan, nilai, prestasi dan ciri-ciri lainnya. (Kotler & Amstrong,

1989: 247)

5. Meyakini

Khalayak yang sudah memilih belum tentu memiliki keyakinan untuk membeli. Tugas

komunikator adalah menanamkan keyakinan bahwa membeli produk tersebut adalah

tindakan yang tepat. (Kotler & Amstrong, 1989: 247)

6. Membeli

Beberapa khalayak sasaran yang sudah memiliki keyakinan untuk membeli tapi tak

tergerak untuk membeli. Alasannya bisa jadi karena kurangnya informasi tambahan,

rencana tindakan lebih lanjut, dan sebagainya. Komunikator harus menggerakan khalayak

untuk mau membeli dengan cara menawarkan produk dengan harga lebih rendah, adanya

premi, kesempatan unsur mencoba produk dan lain – lain. (Kotler & Amstrong, 1989:

247)

Berangkat dari 6 tahap kesiapan diatas, didapatkan 5 komponen penting strategi komunikasi

yang dilakukan secara nyata oleh produsen kepada konsumen. 5 komponen penting tersebut

diantaranya adalah :

1. Menanamkan Kesadaran

2. Menanamkan Pengetahuan

Page 11: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

3. Menanamkan perasaan suka

4. Membangun Preferensi

5. Menamkan Perasaan Yakin

Kelima komponen diatas menjadi panduan atau kata kunci yang akan penulis gunakan sebagai

teori untuk mengkaji data penelitian yang telah didapat di lapangan.

2.2 Actor Network Theory (ANT)

Teori ini untuk menganalisis jaringan dari relasi yang dijalin antar aktor. Ada 5 komponen

penting yang terdapat dalam teori ANT. 5 komponen tersebut diantaranya adalah :

1. Aktor

Pada teori ini, aktor menjabarkan berapa banyak pelaku dalam melaksanakan sebuah

aksi. Aktor juga bisa dikatakan sebagai sekutu untuk memberi kekuatan pada satu posisi.8

2. Jaringan

Pada konteks ini, berkaitan erat dengan faktor-fakto yang terhubung, dimana faktor –

faktor tersebut merupakan apa-apa saja hal yang mempengaruhi aktor saat beraksi.9

3. Aktan

Aktor pengendali. Ada aktor yang berdaya maupun tidak berdaya dalam mengendalikan

sistem jaringan.10

4. Translasi

Secara harafiah, translasi artinya terjemahan. Menurut Gabriela Bosca ada 2 bentuk

translasi, direc translation dan oblique translation. Direc translation merupakan teknik

penerjemah lagsung yang digunakan ketika eleman struktural dan konseptual dari bahasa

sumber dapat dialihkan dalam bahasa sasaran. Sedangkan teknik Oblique translation

digunakan ketika elemen struktural atau konseptual dari bahasa sumber tidak dapat secara

8 www.academia.edu/5530013/TEORI_ANT_BRUNO_LATOUR di upload oleh Toton Tjang diunduh pada

tanggal 8 Juli 2015, hal. 3 9 www.academia.edu/5530013/TEORI_ANT_BRUNO_LATOUR di upload oleh Toton Tjang diunduh pada

tanggal 8 Juli 2015, hal. 3 – 4 10

www.academia.edu/5530013/TEORI_ANT_BRUNO_LATOUR di upload oleh Toton Tjang diunduh pada tanggal 8 Juli 201, hal. 4 – 5

Page 12: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

langsung diterjemahkan tanpa mengubah arti atau mengganggu unsur-unsur tata bahasa

dan gaya bahasa dari bahasa target.11

Dapat disimpulkan teknik translasi adalah bagian dari semiotika bahasa yang dipakai

untuk menerjemahkan kode tanda, dari berbagai bahasa dan budaya untuk menentukan

aktor dalam jaringan.12

5. Intermediary

Intermediary merupakan sebuah layer, atau perantara. Seorang perunding bertindak

sebagai penghubung antara pihak aktor atau sekumpulan aktor, seseorang yang atau hal

yang akan menengahi; antar inter-agent, atau perantara.13

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian menggunakan penelitian

deskriptif untuk menggambarkan secara mendalam mengenai strategi komunikasi yang

digunakan calo. Menyangkut kajian utama maka unit amatan penelitian adalah calo dan unit

analisanya adalah strategi komunikasi yang digunakan calo dalam praktek kawin kontrak.

Jenis data akan diperoleh dari hasil turun lapangan melalui wawancara dan observasi

lapangan kepada aktor yang terlibat dalam praktek kawin kontrak, data sekunder juga diperlukan

yaitu masyarakat sekitar yang tinggal lama serta beberapa informan yang memiliki pengetahuan

mengenai kawin kontrak. Key informan dalam praktek ini adalah calo. Penelitian ini berlangsung

dua kali, yang pertama di bulan Desember 2014 sebagai prapenelitian. Kedua penelitian

langsung serta wawancara pada bulan April hingga Mei.

11

www.academia.edu/5530013/TEORI_ANT_BRUNO_LATOUR di upload oleh Toton Tjang diunduh pada tanggal 8 Juli 201, hal. 6

12 www.academia.edu/5530013/TEORI_ANT_BRUNO_LATOUR di upload oleh Toton Tjang diunduh pada

tanggal 8 Juli 201, hal. 6 – 7 13

www.academia.edu/5530013/TEORI_ANT_BRUNO_LATOUR di upload oleh Toton Tjang diunduh pada tanggal 8 Juli 201, hal. 7

Page 13: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Fenomena Kawin Kontrak di Puncak Bogor

Istilah kawin kontrak bukan penamaan dari masyarakat tapi dari media massa. Masyarakat

Puncak menamai hal itu sebagai „dikontrak sama Arab‟.14

Praktek kawin kontrak dinyatakan

illegal, ini dapat diketahui dari UU perkawinan no 1/1974 serta pandangan MUI mengenai hal

ini.15

Secara umum kawin kontrak terjadi karena kebutuhan seksual, tapi di Puncak Bogor Motif

terjadinya kawin kontrak ada 2 macam yaitu meraup untung bisnis di Puncak dan sindikat

narkoba. Meraup untung disini adalah dimana Orang Arab yang menikah dengan pelaku

perempuan dilatarbelakangi membeli tanah dan menanam usaha disitu. Usaha yang dibangun

adalah toko khusus bahan makanan Arab, villa khusus Orang Arab, restaurant dan lain-lain.

Motif lainnya yang juga ditemukan di lapangan adalah sindikat narkoba. Untuk menyebarkan

narkoba, beberapa oknum menggunakan fenomena kawin kontrak sebagai cara untuk

menyebarkan narkoba. Hal ini dipengaruhi oleh permintaan Orang Arab akan ganja.16

Terdapat 3 motivasi pelaku perempuan melakukan kawin kontrak, dinataranya yaitu gaya

kehidupan mereka yang hedonis dan desakan dari keluarga. Sedikit berbeda dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Cahya Milia Tirta Safitri dengan judul skripsinya yaitu “Latar

belakang Kawin Kontrak (Strudi Fenomologis pada WAnita Pelaku Kawin Kontrak di

Kabupaten Jepara)” pada tahun 2013, UNNES, hasil penelitian yang penulis dapatkan

dilapangan bahwa latar belakang psikologis yang dimiliki pelaku perempuan di Puncak Bogor

adalah pelarian dari trauma dan rasa sakit yang terjadi di masa lalu, hal ini berbeda dengan

penelitian Cahya yang menyatakan bahwa berdasarkan motivasi dari latar belakang

psikologisnya adalah kebutuhan rasa aman, kebutuhan cinta dan keberadaan, kebutuhan akan

penghargaan.

Proses kawin kontraknya adalah pelaku laki-laki sebelumnya melakukan permintaan untuk

dikawin kontrakan dengan ciri-ciri perempuan yang diinginkannya. Pada hari yang sudah

ditentukan calo membawa kedua temannya dan pelaku perempuan yang akan dikawin kontrakan.

Pelaku perempuan dan pelaku laki-laki bernegosiasi mengenai mahar, jika sudah terjadi

14

Hasil wawamcara dengan Bapak Agus pada tanggal 24 April 2015 15

Hasil penelitian Renny Widhayanti EF yang berjudul ‘Kawin Kontrak Menurut Pandangan UU no 1/1974 Tentang Perkawinan (Kajian Hukum Keluarga Menurut Tata Hukum Indonesia)’ tahun 2011, Universitas Indonesia. 16

Hasil wawancara dengan Mr. X pada tanggal 3 Mei 2015

Page 14: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

kesepakatan (biasanya dengan melakukan jabat tangan) maka dipanggilah penghulu. Sesudah itu

mereka melakukan ijab kabul. Dalam kawin kontrak tidak adanya surat kesepakatan sehingga

setengah harga mahar dibayar di muka kepada pelaku perempuan sebagai tanda kepercayaan.

Setelah ijab kabul selesai maka kehidupan suami istri berlaku saat itu juga.

Kawin kontrak mengenal istilah talak dan cerai sama seperti pernikahan biasanya. Ini

biasanya jika salah satu pelaku melanggar kesepakatan yang sudah disepakati sebelumnya,

misalnya dalam kesepakatan pelaku perempuan mendapatkan uang bulanan sebesar 2 juta, tapi

pada bulan kedua pelaku perempuan hanya mendapatkan 1 juta, itu berarti talak 1. Dan jika

sudah ada kata cerai walau kesepakatan waktu sudah berlalu maka mereka bisa pisah.

Konsekuensinya pelaku laki-laki tidka bisa meminta kembali uang mahar yang sudah diberikan.

4.2 Strategi Komunikasi yang Digunakan

Calo melakukan strategi komunikasi kepada pelaku perempuan bukan kepada pelaku laki-

laki, hal ini dikarenakan permintaan datang dari pelaku laki-laki, jika pelaku perempuan yang

didatangkan kepada pelaku laki-laki tidak sesuai dengan permintaan laki-laki maka laki-laki

mencari lagi pelaku perempuan hingga pelaku laki-laki setuju untuk melakukan kawin kontrak.

4.2.1 Menanamkan Kesadaran

Secara teori ini adalah tahap pertama yang harus dilalui komunikator terhadap

komunikan tetapi pada kasus kawin kontrak di Puncak Bogor dimana calo sebagai

komunikator tidak melalui tahap ini. Hal ini dikarenakan tahap ini sudah dilalui oleh

media.

4.2.2 Menanamkan Pengetahuan

Pada tahap ini calo dan pelaku perempuan bertemu secara langsung. Calo memberikan

pengetahuan seputar gambaran mengenai kawin kontrak di Puncak Bogor dan kelebihan

yang didapat dari melakukan kawin kontrak. Kelebihan yang ditawarkan diantaranya

adalah :

1. Sistemnya kontrak, sehingga setelah kontrak berakhir pelaku dapat mencari pekerjaan

lainnya atau kembali melakukan kawin kontrak.

2. Melayani 1 orang pada kurun waktu tertentu. Jika PSK akan mendapatkan uang setiap

melakukan hubungan seksual, tapi kawin kontrak hanya melayani 1 orang saja dalam

kurun waktu lama.

Page 15: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

3. Tidak perlu melakukan hubungan suami istri, bisa mendapatkan keuntungan lainnya

seperti dibelikan macam-macam barang, jalan-jalan dan belanja yang ditanggung oleh

pelaku laki-laki, tidak perlu memasak atau mencuci baju karena sudah ada yang

melakukan tugas tersebut.

4. Mahar yang didapatkan besar dibandingkan jenis pekerjaan lain seperti PSK

contohnya.

4.2.3 Menanamkan Perasaan Suka

Moto „Tidak Usah Kerja Berat Tapi Dapat Uang yang Besar‟ menjadi karakter yang

dimiliki oleh masyarakat Puncak. Hal ini juga diduga dimiliki oleh pelaku perempuan.

Siapa yang tidak mau uang besar terlebih lagi pekerjaan yang dilakoni tidak mengerus

banyak keringat. Inilah menjadi point utama pelaku perempuan mencoba dan menyukai

praktek ini. berdasarkan penelitian juga para pelaku perempuan yang pernah melakukan

kawin kontrak tidak akan menolak jika ada yang memintanya kembali terjun dalam

praktek kawin kontrak.

4.2.4 Membangun Preferensi

Pada tahap membangun preferensi tentu ada pembanding, pembanding dari kawin

kontrak adalah jasa PSK. Tugas komunikator pada tahap ni adalah menjunjung kualitas

produk yang ditawarkan, nilai, prestasi, dan ciri-ciri lainnya. (Kotler & Amstrong, 1989:

274) Sesuai dengan teori, hal ini berkaitan dengan nilai dan kualitas produk. Untuk kawin

kontrak sendiri, nilai dan kualitas yang ditawarkan oleh calo adalah bukti sukses yang

pernah dialami orang lain. Bukti sukses pelaku yang pernah melakukan kawin kontrak

sebelumnya menjadi referensi dan daya tarik calon pelaku kawin kontrak perempuan

untuk terjun dan juga melakukan kawin kontrak.

4.2.5 Menanamkan Perasaan Yakin

Untuk meyakinkan pelaku perempuan, calo menekankan kenyamanan kepada pelaku

perempuan kawin kontrak. Kenyamanan yang ditawarkan adalah keamanan dan

kerahasiaan dari kawin kontrak. Untuk menjamin keamanan, sudah ada orang yang

bergerak khusus untuk menjaga keamanan. Penjaga villa yang ditempati oleh Orang Arab

yang bersangkutan, juga ada orang yang mengumpulkan uang keamanan kepada pelaku

perempuan yang ditunjuk. Aktor-aktor yang terlibat juga sama-sama merahasiakan

identitas masing-masing. Sehingga siapa saja tidak perlu takut identitasnya akan

Page 16: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

dibongkar dan diketahui masyarakat luas sehingga menjaga kerahasiaan indentitas

penting. Selain identitas, proses kawin kontrak yang berlangsung juga dirahasiakan.

Hanya orang-orang tertentu saja yang memahami kinerja didalamnya dan hanya orang

yang terlibat saja yang tahu bagaimana proses kawin kontrak terjadi.

Bentuk strategi komunikasi yang dilakukan oleh calo beragam tergantung bagaimana kondisi

dilapangan seperti apa. Untuk beberapa kasus seperti :

1. Pelaku laki-laki (lama) dan pelaku perempuan lama

Strategi komunikasi yang dijelaskan diatas tidak lagi berlaku untuk pelaku laki-laki dan

pelaku perempuan yang sudah pernah melakukan kawin kontrak, hal tersebut karena

mereka tahu pengetahuan, keuntungan, dan aspek-aspek yang ditarawkan dalam praktek

kawin kontrak. Sehingga calo tidak perlu melakukan aksi strategi komunikasi kepada

pelaku.

2. Pelaku laki-laki (lama) dan pelaku perempuan baru

Pelaku perempuan yang baru atau belum pernah melakukan kawin kontrak sebelumnya

memang perlu adanya aksi strategi komunikasi oleh calo, karena pengetahuan yang masih

sedikit dan masih belum mengerti bagaimana terjun dan bekerja dalam praktek ini. Maka

dari itu, calo harus melakukan strategi komunikasi agar pelaku perempuan tertarik dan

bergabung dalam praktek ini. Dengan terlibatnya pelaku perempuan maka kawin kontrak

bisa terjadi dan menjadi keuntungan calo juga.

3. Pelaku laki-laki (baru) dan pelaku perempuan lama

Untuk kasus seperti ini, pelaku laki-laki walaupun baru tapi perannya disini adalah

sebagai aktor yang meminta dicarikan pelaku perempuan yang sesuai dengan

keinginannya. Jika pelaku laki-laki tidak suka dengan pelaku perempuan sebelum

kesepakatan kawin kontrak terjalin, pelaku laki-laki bisa menolak dan meminta pelaku

perempuan lainnya. Dalam kasus ini, pelaku laki-laki yang memiliki kuasa untuk setuju

atau tidak dengan perempuan yang dicari oleh calo. Dan calo harus mencari perempuan

yang sesuai dengan keinginan pelaku laki-laki. Tapi, strategi komunikasi tidak dilakukan

oleh calo kepada pelaku laki-laki, hal ini dikarenakan calo hanya bertugas mencari pelaku

perempuan sesuai dengan yang diinginkan oleh pelaku laki-laki. Tapi jika dalam

perkawinannya dengan pelaku perempuan mengalami ketidaksukaan, perceraian berada

ditangan kedua belah pihak, bukan lagi tanggung jawab calo. Sehingga kesan pertama

Page 17: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

penting bagi pelaku laki-laki untuk memilih pelaku perempuan. Jika perceraian terjadi

entah itu dari pihak laki-laki atau perempuan, mahar yang sudah diberikan kepada pelaku

perempuan tidak bisa diambil oleh pelaku laki-laki.

4. Pelaku laki-laki (baru) dan pelaku perempuan baru

Untuk kasus ini, calo melakukan aksi strategi komunikasi kepada pelaku perempuan, ini

serupa dengan poin yang kedua. Aksi strategi komunikasi yang dilakukan calo kepada

pelaku laki-laki juga bisa jadi terjadi bisa juga tidak, hal ini dikarenakan penulis memiliki

hambatan yaitu tidak bisa mendapatkan wawancara dengan pelaku laki-laki sehingga data

ini belum sepenuhnya terjawab. Tapi jika mengingat paradigma Orang Arab yang

memandang praktek kawin kontrak sebagai perkawinan (siri) yang menggunakan ijab

kabul, bagi mereka sah secara agama sehingga tidak ada rasa bersalah atau khawatir

dalam menjalani praktek ini. Posisi Orang Arab yang tinggal sementara di Puncak Bogor

(menggunakan visa liburan) kecil kemungkinannya mereka terciduk atau terjerat hukum.

Berbeda dengan paradigma pelaku perempuan yang berasal dari Indonesia, dengan

informasi dari media massa yang menyatakan kawin kontrak adalah bentul lain dari

prostitusi serta hukum yang telah ditetapkan membuat kekhawatiran serta ketidakamanan

dirasa oleh pelaku perempuan. Hal tersebut juga menjadikan kawin kontrak sebagai

pekerjaan yang beresiko, lebih beresiko bagi pelaku perempuan dibandingkan dengan

pelaku laki-laki. Maka dari itu, perlunya strategi komunikasi yang dilakukan oleh calo

untuk pelaku perempuan agar semua kekhawatiran dan perasaan terancam akan

digantikan dengan perasaan nyaman aman dan teryakinkan.

Dilihat dari penjelasan kasus yang ditemukan dilapangan diatas bahwa sejauh ini strategi

komunikasi yang dilakukan calo hanya kepada calon pelaku perempuan (baru). Walaupun calo

memiliki stok (pelaku perempuan yang sudah pernah melakukan kawin kontrak dan mau

melakukan lagi jika dihubungi) tapi banyak juga pelaku laki-laki yang meminta perempuan yang

masih perawan, itu berarti calo harus menemukan pelaku perempuan yang baru. Strategi

komunikasi yang dibangun tergantung sesuai dengan kondisi lapangan seperti apa, karena

praktek kawin kontrak sangat fleksibel dan luas sehingga strategi yang digunakan juga

tergantung kondisinya.

Page 18: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

4.3 Relasi (Jaringan) yang Dibangun Antar Aktor

Untuk memahami jaringan yang dibangun antar aktor, terlihat dari bagan dibawah ini :

Bagan 1

Relasi Antar Aktor yang Terlibat dalam Praktik Kawin Kontrak

Calo

Pelaku Laki2 yg pernah

KK sebelumnya

Pelaku Perempuan yg

pernah KK sebelumnya

Penghulu Asli

Penghulu Palsu

Calo

Saksi

Calon Pelaku Laki2

(Orang Arab)

Calon Pelaku

Perempuan

Aktor

Aktor

Aktor

Relasi yang pernah terjalin pada

KK sebelumnya

Relasi yang akan dibangun

Page 19: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

Dari gambar diatas terlihat bahwa calon pelaku laki-laki mengenal calo dari pelaku laki-laki

yang pernah melakukan kawin kontrak sebelumnya, begitu juga dengan calon pelaku perempuan

mengenal calo dari pelaku perempuan yang pernah kawin kontrak sebelumnya. Hubungan calo

dengan aktor lain seperti penghulu dan saksi, bersifat koordinasi. Jika kawin kontrak akan terjadi

maka calo menghubungi saksi dan penghulu. Dalam kasus ini jika pekerjaan perempuan

dirahasiakan dari keluarga, maka calo atau pelaku perempuan tersebut juga menghubungi kakak

atau ayah bohong-bohongan.

Penulis menggunakan teori ANT (Actor Network Theory) untuk menganalisis relasi yang

dijalin oleh aktor-aktor yang terlibat dalam praktek kawin kontrak. Teori ANT menekankan 5 hal

yaitu :

1. Aktor

Teori ANT menyatakan bahwa aktor adalah pelaku yang melakukan sebuah aksi. Pada

teori ini menjabarkan berapa banyak pelaku yang terlibat dalam melaksanakan aksi

tersebut. Data lapangan menunjukkan bahwa untuk mengoperasikan praktek kawin

kontrak dibutuhkan lebih dari satu aktor yang terlibat. Aktor-aktor yang terlibat tersebut

diantaranya adalah :

Pelaku perempuan

Pelaku perempuan dari praktek kawin kontrak ini bukanlah warga asli puncak tapi

berasal dari kota lain seperti Cianjur, Cipanas dan sekitarnya tapi juga tidak menutup

kemungkinan Jakarta dan bahkan luar provinsi seperti Surabaya juga ada. Tugas yang

dilakukan pelaku perempuan adalah melayani pelaku laki-laki untuk memuaskan

birahi, menemani jalan-jalan, menemani minum dan makan, menemani berjoget,

pendamping pelaku laki-laki selama praktek kawin kontrak berlangsung hingga

kawin kontrak berakhir masa kontraknya.

Pelaku laki-laki

Pelaku laki-laki dari praktek kawin kontrak ini berasal dari Negara Timur –

Tengah yang biasa di panggil oleh masyarakat sekitar sebagai „Orang Arab‟. Warga

asing yang melakukan kawin kontrak memang biasanya dari Arab Saudi asli, entah

dia berasal dar Jeddah, Saudi ataupun nyaman. Pelaku laki-laki disini sebagai pembeli

atau konsumen.

Page 20: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

Calo

Calo adalah aktor yang berperan sebagai jembatan yang menghubungkan antara

pelaku laki-laki dengan perempuan. Ada calo yang berprofesi hanya sebagai calo, ada

juga calo yang beroperasi dengan memiliki pekerjaan lainnya seperti tukang ojeg,

tukang supir Orang Arab atau pegawai restaurant khusus makanan Orang Arab. Calo

bertugas untuk mengatur kerja sama diantara semua aktor yang terlibat. Karena calo

adalah penghubung antar pelaku kawin kontrak, calo memiliki kontak pribadi dengan

aktor bersangkutan. Calo juga memiliki kontak aktor lainnya seperti penghulu dan

kakak atau ayah bohong-bohongan perempuan. Berbeda dengan pelaku kawin

kontrak yang membutuhkan strategi komunikasi, komunikasi yang dijalin dengan

penghulu, saksi atau kakak atau ayah perempuan bersifat koordinasi.

Penghulu

Penghulu adalah aktor yang bertugas mengawinkan antar pelaku kawin kontrak.

Penghulu yang dipakai ada yang berprofesi sebagai penghulu asli (penghulu yang

mendapat status sebagai penghulu oleh masyarakat Puncak dan merupakan faktor

keturunan penghulu juga) dan ada juga penghulu yang dipakai penghulu bohong-

bohongan. Penghulu bohong-bohongan adalah oknum yang berperan untuk

mengawinkan dalam kawin kontrak seperti penghulu asli tapi tidak mendapat

pengakuan oleh masyarakat sekitar dan bukan dari keturunan penghulu juga. Peran ini

dipakai oleh siapa saja yang berjenis kelamin pria dewasa, dan bekerja sama dengan

calo yang bersangkutan untuk khusus menikahkan Orang Arab dengan pelaku

perempuan kawin kontrak.

Kakak atau ayah dari perempuan bohongan

Kakak atau ayah perempuan yang digunakan bukanlah ayah atau kakak

perempuan beneran. Inilah yang membedakan dengan kawin siri bahwa keluarg a asli

dari pelaku perempuan tidak tahu menahu jelas dengan siapa anak atau saudara

mereka menikah. Kakak atau ayah bohong-bohongan merupakan orang-orang yang

sudah di atur oleh calo, dan digunakan ketika kawin kontrak akan berlangsung.

2. Jaringan

Teori ANT menyatakan bahwa jaringan merupakan Jejala, terangkai atau terhubung.

Pada konteks ini, berkaitan erat dengan faktor-fakto yang terhubung, dimana faktor –

Page 21: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

faktor tersebut merupakan apa-apa saja hal yang mempengaruhi aktor saat beraksi. Dalam

kawin kontrak, faktor yang mempengaruhi sehingga terdorongnya praktek kawin kontrak

yaitu :

Uang

Alasan utama semua aktor yang terlibat mau terjun dan berperan dalam praktek

kawin kontrak adalah karena uang. Bahkan diantaranya menganggap kawin kontrak

seperti mata pencaharian (pelaku perempuan dan calo). Kebutuhan akan uang dan

desakan ekonomi yang kian meningkat menjadi faktor utama para pelaku untuk terjun

dan mengambil peran dalam praktek kawin kontrak. Menariknya menurut Bapak

Agus bahwa kebutuhan ekonomi yang dimaksud pelaku kawin kontrak bukanlah

kebutuhan ekonomi yang memenuhi kebutuhan primer saja.

Hal ini tidak hanya berlaku untuk pelaku kawin kontrak saja, aktor lainnya juga

demikian. Misalnya penghulu, penghulu mendapatkan uang yang lebih besar jika

mengawinkan pelaku kawin kontrak dibandingkan orang biasa (masyarakat sekitar

yang diminta untuk dikawinkan). Calo juga sama halnya dengan penghulu, mereka

akan mendapatkan uang tambahan yang tidak sedikit dibandingkan pekerjaan

biasanya yang sebagai tukang ojeg atau tukang supir. Keuntungan yang didapat tidak

hanya ketika menjadi calo tapi juga ketika dirinya kembali ke profesi aslinya yang

adalah supir Orang Arab.

Uang merupakan faktor utama aktor-aktor yang terlibat dalam kawin kontrak

bertemu. Keuntungan yang didapat dengan pekerjaan lain tidak semudah dengan

bekerja sama dan terlibat dalam praktek kawin kontrak. terlebih lagi kawin kontrak

tersebut dengan Orang Arab yang dikenal loyal dalam memberi.

Lingkungan dan Keluarga

Tidak hanya karena alasan uang, tapi juga desakan dari keluarga atau masa lalu

yang tidak baik dibantu dengan lingkungan yang tidak sehat seperti inilah

menyebabkan pelaku kawin kontrak akhirnya terjun bergabung dalam praktek kawin

kontrak di Puncak Bogor. Pengaruh lingkungan dan keluarga juga berlaku pada calo.

Calo masuk ke dalam praktek ini karena faktor teman yang mengajaknya menjadi

bagian dalam praktek kawin kontrak di Puncak Bogor.

Page 22: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

Rendahnya pemahaman agama

Para pelaku menyadari bahwa dengan melakukan kawin kontrak merupakan

sesuatu yang illegal dan merupakan dosa dalam agama, tapi walaupun menyadari hal

tersebut, para pelaku tetap melakukannya dan berani menerima resikonya.

Pemahaman masyarakat mengenai agama dirasa kurang dan rendah karena aturan

agama tidak lagi bisa menjadi alat yang membantu masyarakat untuk memutuskan

suatu keputusan dalam kehidupannya, tapi mereka membiarkan realitas menjadi

patokan untuk mengatur kehidupan mereka. Sehingga pandangan masyarakat

mengenai etika dalam agama kalah dibandingkan dengan kondisi realita yang

sebenarnya.

Budaya dan sosial yang membentuk mental „Tidak Usah Kerja Susah Dapat Uang

Besar”

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa dengan pendekatan budaya ini

juga menjadi faktor penting lainnya yang mempengaruhi aksi yang dilakukan oleh

aktor dalam praktik kawin kontrak.

3. Aktan

Aktan adalah aktor yang memiliki daya atau pengaruh untuk mengembalikan

aktor lainnya. Fakta dilapangan menunjukkan 2 hal, ada kawin kontrak yang

membutuhkan aktan yang dapat mengendalikan sistem jaringan kawin kontrak ada juga

yang tidak. Hal ini berdasarkan motif dari kawin kontrak. Jika motif kawin kontrak

adalah karena sindikat narkoba maka aktannya adalah mafia narkoba. Walau begitu tidak

semua kawin kontrak merupakan bagian dari sindikat narkoba. Untuk motif lainnya

seperti usaha atau hanya memang desakan ekonomi, maka tidak ada aktan yang berperan.

4. Translasi

Teori ANT menyatakan bahwa translasi merupakan bagian dari semiotika bahasa

yang dipakai untuk menerjemahkan kode tanda, dari berbagai bahasa dan budaya untuk

menentukan aktor dalam jaringan.

Fakta lapangan menyatakan bahwa memang ada kode yang digunakan ketika

proses kawin kontrak terjadi. Kode tersebut berbeda-beda dalam setiap kondisinya. Salah

satunya adalah jabat tangan. Kode itu digunakan pada saat kata kesepakatan dari kedua

belah pihak pelaku setuju untuk melakukan kawin kontrak.

Page 23: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

5. Intermediary

Intermediary merupakan sebuah layer atau perantara. Seorang perunding bertindak

sebagai penghubung antara pihak aktor atau sekumpulan aktor, seseorang yang atau hal

yang akan menengahi; antar inter-agent, atau perantara.17

Dalam kawin kontrak yang

menjadi intermediary adalah calo. Sesuai fungsinya calo berperan sebagai jembatan yang

menghubungi antara pelaku perempuan dan pelaku laki-laki. Begitu juga dengan aktor-

aktor lainnya ang terlibat seperti penghulu, saksi, dan ayah atau kakak bohong-bohongan.

Untuk melihat aktor yang proaktif dan tidak, penulis berpatokan pada aksi yang dilakukan

oleh calo tergantung pada bagian proses komunikasi yang dijalinnya. Penjabaran mengenai hal

ini diantaranya :

1. Calo mencari pelaku perempuan

Calo berperan sebagai aktor yang proaktif karena mencari pelaku perempuan.

2. Calo dicari oleh Orang Arab

Hal ini sesuai dengan prosesnya dimana pelaku laki-laki (Orang Arab) yang mencari /

menghubungi calo karena permintaan datangnya dari pelaku laki-laki. Disini calo

berperan sebagai aktor yang nonaktif dan pelaku laki-laki sebagai pelaku yang proaktif.

Calo mudah ditemui karena profesinya yang berada dekat dengan pelaku laki-laki yaitu

sebagai tukang supir yang mengantar Orang Arab, tukang ojeg, atau pekerja restaurant /

café khusus Timur Tengah.

Refleksi Hasil Penelitian

Untuk melihat bagaimana strategi komunikasi digunakan oleh calo dalam praktek kawin

kontrak ini adalah mengkomunikasikan teori dan kondisi lapangan yang ada. Secara teori

terdapat 5 komponen penting untuk merumuskan strategi komunikasi yang digunakan. Tapi jika

melihat realitas yang ada bahwa tidak semua komponen strategi komunikasi yang diungkapkan

oleh Kotler cocok untuk kasus kawin kontrak di Puncak Bogor. Hasil penelitian dari lapangan

menyatakan bahwa calo tidak melewati tahap pertama yaitu penanaman kesadaran. Sehingga

salah satu refleksi yang didapat dari hasil penelitian adalah bahwa Media membantu

menyuburkan praktek kawin kontrak. Hal tersebut terlihat dari peran media yang membantu

mengenalkan mengenai „produk‟ kawin kontrak kepada masyarakat luas. Melihat peran media

17

www.academia.edu/5530013/TEORI_ANT_BRUNO_LATOUR di upload oleh Toton Tjang diunduh pada tanggal 8 Juli 201, hal. 7

Page 24: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

massa seperti itu, maka tugas pertama calo yang seharusnya menanamkan kesadaran kepada

calon pelaku kawin kontrak tidak perlu direalisasikan karena masyarakat umum sudah mengerti

secara garis besar mengenai kawin kontrak di Puncak Bogor.

Sistem Getok tular. Getok Tular adalah istilah bahasa jawa yang dapat diartikan sebagai

penyebaran informasi dari mulut ke mulut secara langsung. Sehingga komunikasi yang dibangun

merupakan komunikasi langsung secara tatap muka. Begitu hal nya dengan penelitian ini, dalam

menjalankan strategi komunikasi calo menggunakan sistem getok tular terhadap aktor-aktor yang

yang terlibat. Strategi ini dirasa ampuh bahkan calon pelaku kawin kontrak bisa menjangkau

langsung dan terlibat dengan praktek kawin kontrak. Setiap aktor yang terlibat dalam sistem

Getok tular saling berhubungan dan membentuk sebuah relasi besar guna mencapai tujuan

bersama yaitu praktek kawin kontrak

Praktek kawin kontrak tidak hanya berkaitan dengan yang dijelaskan oleh Dede Mulkana

dalam penelitiannya bahwa kawin kontrak berkaitan dengan nilai kepercayaan yang dianut, yang

nilai kebenaran dan toleransi terletak pada ajaran dan aturan yang sudah ditentukan agama. Dari

hasil penelitian ini, didapatkan bahwa kawin kontrak juga berkaitan dengan aspek lainnya seperti

pengorganisasian, relasi antar aktor yang terlibat, motif-motif yang terdapat didalam praktek

kawin kontrak saling berhubungan membentuk suatu usaha untuk menjaga eksistensi kawin

kontrak tetap ada. Sifat praktek kawin kontrak yang fleksibel membuat operasional kawin

kontrak tersebut tidak memiliki aturan dan cara yang tetap tapi sangat variatif dan berbeda-beda

tergantung situasi yang tengah dihadapi.

Praktek kawin kontrak yang terjadi di Puncak Bogor tidak hanya seperti yang dijelaskan

dalam penelitian Dede Mulkana bahwa kawin kontrak di Puncak Bogor berkaitan dengan nilai

kepercayaan yang dianut, yang nilai kebenaran dan toleransi terletak pada ajaran dan aturan yang

sudah ditentukan agama. Kawin kontrak yang berada di Puncak Bogor tidak terlepas dari peran

penting dari aktan yang mengatur aktor-aktor dalam kawin kontrak. Aktan yang penulis temukan

bisa berupa mafia dalam sindikat narkoba. Dan inilah penemuan yang baru dari semua penelitian

mengenai kawin kontrak lainnya. Keterlibatan pihak pemerintah yang merupakan oknum polisi

juga menjadi refleksi bahwa praktek ini merupakan praktek yang luas dan begitu riskan karena

pihak pemerintah yang seharusnya meniadakan praktek ini karena dianggap illegal tetapi malah

dilindungi dengan syarat ada pemasukan setiap bulannya yang akan diberikan kepada oknum

polisi.

Page 25: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

Pada penelitian ini calo selalu menekankan Orang Arab adalah „orang yang baik‟. Pelaku

perempuan juga menyatakan Orang Arab itu orang-orang yang baik. Penulis melihat bahwa

aktor-aktor yang terlibat akan menjawab bahwa Orang Arab adalah orang yang tidak jahat.

Sehingga kesan orang yang mendengar bahwa Orang Arab adalah orang yang baik maka kesan

kita sebelumnya mengenai prostitusi terselubung maka bisa berubah. Banyak kaum perempuan

yang menyatakan bahwa kawin kontrak tidak jauh berbeda dengan human trafficking, sehingga

perempuan dan anak merupakan korban dari praktek tersebut. Tapi seakan pernyataan aktor-

aktor yang terlibat dalam kawin kontrak menghapus asumsi-asumsi bahwa pelaku kawin kontrak

laki-laki adalah aktor yang menjajah perempuan. Pada kasus kawin kontrak, calo dan pelaku

kawin kontrak menunjukan bahwa citra Orang Arab yang mereka kenal bukanlah aktor yang

menjajah seperti yang di ungkapkan komnas perempuan tapi mereka akan dianggap sebagai

orang loyal dan baik jika kita mau menerima mereka dengan baik. Disini calo membentuk citra

Orang Arab dengan berbeda.

Dengan melakukan kawin kontrak, pelaku perempuan tidak merasa bahwa dia sedang

menjual tubuhnya karena sistem kerjanya tidak seperti Pekerja Seks Komersial yang untuk

mendapatkan uang harus melakukan hubungan seks terlebih dahulu. Pelaku perempuan merasa

dianggap seorang istri atau teman yang punya kegiatan lain selain melayani berhubungan badan.

Pelaku perempuan juga tidak menolak untuk terjun dalam praktek kawin kontrak karena bagi

mereka kawin kontrak lebih baik dibandingkan menjadi PSK atau hanya pekerjaan biasa yang

hanya mendapatkan penghasilan yang tidak banyak. Keuntungan-keuntungan yang ditawarkan

menjadi pertimbangan matang bagi pelaku perempuan. Terlebih lagi, dalam kasus kawin kontrak

pelaku perempuan tidak usah bersusah payah dalam mencari pelanggan, karena mereka akan

dicari atau dihubungi. Inilah mengapa kawin kontrak tetap bertahan hingga sekarang. Dari sisi

pelaku laki-laki juga mendapatkan hal yang sama. Mereka tidak mau menyalahi aturan adat

mereka dengan berzinah, sehingga kawin kontrak menjadi pilihan yang cocok. Tidak terikat

dengan tanggung jawab ketika pernikahan sudah selesai, dan calon pelaku perempuan yang

dianggap murah untuk di pesan dibandingkan dengan di tempat lain.

Sesama aktor saling berhubungan dan menjalin relasi yang disebut mutualisme. Hubungan

inilah yang dipertakankan terus selama masih sama-sama saling membutuhkan. Dengan adanya

faktor-faktor yang mendukung aktor-aktor terlibat dalam kawin kontrak, membuat kawin kontrak

masih bertahan hingga sekarang dengan proses pernikahan dan ketentuan yang beragam

Page 26: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

tergantung kondisi yang ada. Komunikasi yang baik dari antara aktor-aktor yang berperan

membawa kinerja dan kerja sama yang baik antar aktor, hal ini dilakukan demi tujuan bersama

yaitu menghasilkan sebuah fenomena yang disebut praktek kawin kontrak di Puncak Bogor.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan analisa yang telah dipaparkan pada

bab - bab sebelumnya, maka strategi komunikasi yang dilakukan oleh calo meliputi :

1. Menanamkan Pengetahuan. Calo menanamkan pengetahuan dengan cara

menggambarkan kawin kontrak yang berada di Puncak Bogor dan kelebihan kawin

kontrak sebagai produknya kepada calon kawin kontrak. Keunggulan yang ditawarkan

diantaranya adalah :

a. Sistem kontrak yang sudah ditentukan waktunya sehingga pelaku kawin kontrak

tidak selamanya terikat dengan praktek tersebut.

b. Hanya melayani 1 orang saja dalam kurun waktu yang ditentukan.

c. Biaya jalan-jalan dan belanja dibebankan kepada pelaku laki-laki.

d. Karena sistemnya kontrak maka pembayaran yang diperoleh besar.

2. Menanamkan Perasaan Suka. Calo menanamkan perasaan suka dengan melakukan

pendekatan budaya dan sosial. Moto „Tidak Usah Kerja Berat Tapi Dapat Uang yang

Besar‟ menjadi rayuan yang ampuh untuk menarik minat calon pelaku untuk terjun dalam

praktek kawin kontrak, bahkan moto ini sudah menjadi karakter yang dimiliki oleh

sebagian besar masyarakat puncak.

3. Membangun Preferensi. Preferensi yang ditawarkan adalah dengan menjunjung kualitas

produk yang ditawarkan, dalam hal ini kawin kontrak. Untuk melihat kualitas produk,

penulis membutuhkan produk pembanding. Pada penelitian ini, pembanding dari kawin

kontrak yaitu jasa Pekerja Seks Komersial. Aksi yang dilakukan calo untuk menjunjung

kualitas kawin kontrak adalah dengan ditunjukkannya bukti-bukti positif dari hasil kawin

kontrak yang telah terjadi, contohnya : pelaku yang pernah melakukan kawin kontrak

sekarang telah diangkat menjadi istri ke 4 sah, dapat rumah, tanah, dan hak waris.

Page 27: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

4. Menanamkan Perasaan Yakin. Untuk menanamkan perasaan yakin agar calon pelaku

mau melakukan kawin kontrak adalah dengan menekankan kenyamanan yang akan

didapatkan pelaku berupa keamanan dan kerahasiaan praktek kawin kontrak.

5. Secara teori, sebelum produsen melakukan aksi menanamkan pengetahuan, mereka akan

menanamkan kesadaran terlebih dahulu. Tapi hasil penelitian ini menyatakan berbeda

bahwa penanaman kesadaran sudah dilakukan oleh media massa sehingga calo tidak

perlu lagi melakukan aksi tersebut. Peran media massa ini sekaligus membantu

menyuburkan fenomena kawin kontrak di Puncak Bogor.

Selama penelitian, peneliti mendapatkan hasil penelitian lainnya yang juga penting. Hasil

penelitian tersebut yaitu :

6. Model komunikasi yang dibangun antar aktor dalam praktek kawin kontrak adalah Getok

Tular. Getok Tular adalah istilah dari bahasa jawa yang maknanya menyampaikan

informasi secara langsung dari mulut ke mulut. Model komunikasi ini dirasa sangat

ampuh dalam membangun suatu jaringan ada terdapat didalam praktek ini. tidak hanya

itu, model komunikasi ini merupakan kunci keberhasilan dari praktek kawin kontrak yang

dibangun secara rahasia. Model komunikasi ini tidak jauh dari pemanfaatan jaringan yang

sudah tercipta antar aktor yang memiliki hubungan mutualisme.

7. Pada praktek kawin kontrak yang terjadi di Puncak Bogor ini terdapat aktan yang

merupakan aktor pengendali dalam sistem kinerja jaringannya. Aktan tersebut adalah

mafia yang bergerak dalam jaringan sindikat narkoba. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa tidak semua kawin kontrak dikendalikan oleh sindikat narkoba, dalam beberapa

kasus, kawin kontrak murni sebuah fenomena sosial dan tidak bercampur tangan dari

sindikat narkoba.

5.2 Saran

Penelitian penulis hanya mengkaji praktik kawin kontrak dari segi strategi komunikasi.

Sekiranya ada dari pembaca sekalian yang mau mengkaji kawin kontrak dari sudut pandang

komunikasi atau ilmu yang lain, penulis membuka kesempatan selebar-lebarnya. Fenomena

kawin kontrak di Puncak eksistensinya masih bisa dibuktikan hingga saat ini, sehingga masih

memungkinkan bagi calon peneliti-peneliti lainnya untuk meneliti dan mengkaji praktik kawin

kontrak sehingga mendapatkan gambaran utuh mengenai kawin kontrak di Puncak Bogor.

Page 28: Strategi Komunikasi Calo dalam Kawin Kontrak di Puncak Bogorrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/10117/2/T1_362010043_Full... · ILMU KOMUNIKASI . FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN . ILMU

Pada penelitian ini penulis hanya menjabarkan mengenai praktik kawin kontrak yang tengah

berlangsung di Puncak Bogor, dan penelitian penulis hanya bersifat desktiptif saja, belum ada

yang menyangkut mengenai etik atau mempelajari lebih dalam mengenai jaringan sindikat yang

terjadi dalam praktik kawin kontrak. Atau jika tidak, penulis membuka bagi siapa saja untuk

melanjutkan penelitian yang telah penulis lewati.

Saran penulis untuk negara atau pemerintah adalah bahwa praktek ini merupakan praktek

yang illegal dan butuh adanya penanganan khusus karena ternyata ada juga oknum-oknum yang

terlibat dan itu dibawah tangan pemerintah sendiri. Untuk memajukan bangsa tentu tidak hanya

dari materi saja yang diperlukan, tapi juga perombakan karakter dan kepedulian kepada kaum

minoritas, yang dalam praktek ini adalah masyarakat dan kaum perempuan. Bagi penulis tidak

cukup praktek ini dihentikan hanya dengan sekedar pembuatan peraturan terhadap aktor-aktor

yang terlibat tapi juga perlunya pembentukan paradigma dan perombakan karakter mengenai

sumber daya masyarakatnya. Hal ini juga harus dibantu dengan adanya kesadaran dari

masyarakat sendiri bahwa praktek ini jangan hanya ditutupi, disembunyikan keberadaannya dan

pura-pura tidak melihat serta mendengar, tapi masyarakat jugalah yang bergerak aktif

memanfaatkan lokasi Puncak Bogor sebagai tempat wisata dengan kegiatan atau pekerjaan yang

positif dan inovatif.

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Onong Uchjana, 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : Citra

Aditya Bakti.

Kotler, Philip, 1989. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, dan Pengendalian

Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Kotler, Philip & Gary Amstrong, 1996. Dasar – Dasar Pemasaran Jilid 2. Jakarta :

Prenhallindo.

Muamar, Akhsin, 2005. Nikah Bawah Tangan (Versi Anak Kampus). Jakarta : Qultum

Media.

Susanto, Budi S.J., 2008. Ge(mer)lap Nasionalitas Postkolonial. Yogyakarta : Kanisius.