STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

111
STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI PERMASALAHAN TRANSNATIONAL ORGANIZED CRIME (TOC) DI INDONESIA PERIODE 2014-2016 STUDI KASUS : PERMINTAAN EKSTRADISI DARI AMERIKA SERIKAT ATAS NAMA LIM YONG NAM Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh : Saras Aprinita Nabillah 1112113000084 PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Transcript of STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

Page 1: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI

PERMASALAHAN TRANSNATIONAL ORGANIZED CRIME

(TOC) DI INDONESIA PERIODE 2014-2016 STUDI KASUS :

PERMINTAAN EKSTRADISI DARI AMERIKA SERIKAT

ATAS NAMA LIM YONG NAM

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh :

Saras Aprinita Nabillah

1112113000084

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

ii

Page 3: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

iii

Page 4: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

iv

Page 5: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

v

ABSTRAK

Skripsi ini membahas mengenai strategi Interpol Indonesia dalam

melakukan proses ekstradisi Lim Yong Nam sebagai pelaku kejahatan

transnasional. Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis dan

memberikan gambaran terhadap strategi apa yang diterapkan oleh Interpol

Indonesia dalam proses ekstradisi tersebut. Kemudian penelitian ini

menggunakan metode kualitatif, yakni studi pustaka.

Dalam penelitian ini membahas berbagai tindakan kejahatan yang sudah

dilakukan oleh Lim Yong Nam di Amerika. Dimana penangkapan terjadi

ketika Lim Yong Nam berada di Indonesia, khususnya Batam.

Penangkapan tersebut dilanjutkan dengan penahanan dan berakhir pada

proses ekstradisi atas permintaan Amerika. Adapaun Interpol Indonesia

sebagai organisasi yang berfokus pada ekstradisi menerapkan beberapa

strategi terkait proses ekstradisi tersebut.

Teori dalam skripsi ini menggunakan perspektif liberalisme dan beberapa

konsepnya, meliputi kerjasama internasional, organisasi internasional,

diplomasi, dan negosiasi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Interpol

Indonesia dalam strateginya terbagi dalam tiga tahapan, seperti pra

ekstradisi, proses ekstradisi dan pelaksanaan ekstradisi. Strategi pra

ekstradisi disebut sebagai kerjasama, strategi proses ekstradisi melalui

berbagai negosiasi dengan berbagai pihak, dan strategi pelaksanaan berupa

pengawalan terhadap pelaku kejahatan Lim Yong Nam.

Kata Kunci: Strategi, Lim Yong Nam, Kerjasama, Organisasi

Internasional, Diplomasi, Negosiasi, dan Kejahatan Transnasional

Page 6: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah Rahmat, Karunia, dan

Izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi

INTERPOL Indonesia Dalam Menangani Permasalahan

Transnational Organized Crime (TOC) Di Indonesia Periode

2014-2016 (Studi Kasus: Permintaan Ekstradisi Dari Amerika

Serikat Atas Nama Lim Yong Nam)” ini. Shalawat serta salam juga

penulis panjatkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.

Selama masa studi hingga penyusunan dan selesainya skripsi ini,

penulis menyadari bahwa banyak pihak yang mendukung dan

membantu penulis baik secara spiritual, moral dan materil. Oleh sebab

itu, dalam kesempatan kali ini dengan segenap hati penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak

yang saat ini telah mendukung penulisan skripsi ini, di antaranya:

1. Yang tercinta, kedua orang tua penulis Bapak Ir. H. Ahmad

Syarkowi Syaufie dan (Almh) Ibu Hj. Puspa Juita, SH, MM. Skripsi

ini penulis persembahkan untuk Papa dan (Almh) Mama yang

tercinta, terkasih dan tersayang. Untuk Papa terima kasih telah

memberikan dukungan semangat dan tiada henti mendoakan penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk (Almh) Mama terima kasih

telah menjadi orang tua yang terhebat dan maafkan anakmu ini

karena belum sempat membahagiakanmu semasa hidup.

2. Yang tersayang, dr. Sarizky Puspita, dr. Nurcholis Hendry

Nugraha, Santi Triyulita, S.Kom, Becky Jumantri, ST, Selvia

Febrinita, M.Psi, Ilmas Abdurofi, Msc, dr. Rama Mandela dan dr.

Sartika Nopradilova sebagai saudari-saudari beserta kakak ipar

Page 7: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

vii

penulis. Serta adik penulis Farhan dan para keponakan Khansa,

Jauza, Kemil dan Ghanniyah yang selama ini telah mendukung dan

memberi semangat kepada penulis

3. Keluarga besar (Alm) H. Abu Bakar Hosen, (Alm) Prof. KH.

Ibrahim Hosen, LML, (Alm) H. Mustafa Hosen dan (Alm) Ir. H.

Syaufie Saleh yang mendoakan kelancaran penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terutama keluarga besar Bapak Masan

Effendi dan Ibu Jamilah Hosen, Bapak Ikbal, Ibu Upi Hosen, Kak

Hilmi, Kak Izzat, Fiqar, dan Noval turut memberikan semangat

kepada penulis.

4. Yang terhormat dan terbaik yang penulis sayangi dan banggakan

yaitu, Bapak M. Adian Firnas, M.Si sebagai Dosen Pembimbing

Skripsi penulis. Terima kasih telah meluangkan waktu dan pikirannya

di tengah-tengah kesibukannya. Terima kasih juga atas bimbingan,

ilmu, nasihat, motivasi, dukungan, dan pengertiannya selama ini,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Yang terhormat Ketua Prodi Hubungan Internasional Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Ahmad Alfajri, MA

dan Sekretaris Prodi Hubungan Internasional, Ibu Eva Mushoffa,

MHSPS. Terima kasih atas apresiasi dan bimbingannya. Juga kepada

seluruh Dosen di Prodi Hubungan Internasional beserta jajaran Staff

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Sahabat-sahabat seperjuangan, Muslimah yang penulis sayangi,

Marniza Fitri, Dini Saraswati, Shavira Lisdiany, dan Dara Atika Suri

yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi. Terima

kasih atas segala dukungan, canda tawa, dan pengalaman berharga

yang telah kalian berikan kepada penulis. Terima kasih sudah menjadi

tempat berkeluh kesah bagi penulis. Kalian terhebat.

Page 8: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

viii

7. Sahabat penulis, Anggani Nurwulandari, Putih Noprianti, M. Serli

Putra, M. Rifki Ade Rahman dan Tedi Ari yang selalu menjadi sahabat

terbaik dan terkasih bagi penulis. Terima kasih selalu mengingatkan

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih telah menjadi

tempat berkeluh kesah, membantu dan mendukung, serta menyayangi

penulis dalam keadaan apapun.

8. Teman-teman seperjuangan, Rikh Reza, Ash-Shiddiq, Djordi, Rere,

dan teman-teman HI UIN Jakarta 2012 yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu. Terima kasih telah memberikan pengalaman

berharga selama masa perkuliahan.

9. Keluarga Besar Divisi Hubungan Internasional Markas Besar Polisi

Republik Indonesia, terutama Bapak AKBP Jajang Ruhyat dan Bapak

AKBP Dadang Sutrasno yang telah bersedia meluangkan waktunya

untuk wawancara dan memberikan data-data guna menyelesaikan

skripsi ini. Terima kasih juga kepada Ibu AKBP Sri Diana selaku

mother of anak magang dan bang Ramos Situmorang yang juga telah

membantu penulis selama magang dan penulisan skripsi. Terima kasih

telah memberikan bimbingan kepada penulis selama melakukan

program magang di INTERPOL.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan masih

banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan masukan serta

kritikan yang membangnun untuk menjadikan skripsi ini bermanfaat bagi

pembacanya.

Wa’alaikumsalam Wr. Wb.

Jakarta, 10 April 2018

Saras Aprinita Nabillah

Page 9: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ....................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ............................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .......................... iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ........................ iv

ABSTRAK ................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

I.A Pernyataan Masalah ................................................................................ 1

I.B Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 9

I.C Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 9

I.D Tinjauan Pustaka ..................................................................................... 10

I.E Kerangka Teoritis .................................................................................... 12

I.E.1 Perspektif Liberal Institusionalis .............................................. 13

I.E.2 Konsep Organisasi Internasional .............................................. 14

I.E.3 Konsep Diplomasi .................................................................... 17

I.E.4 Konsep Human Security ........................................................... 20

I.E.5 Konsep Kejahatan Transnasional ............................................. 21

I.F Metode Penelitian ................................................................................ 23

I.G Sistematika Penulisan .......................................................................... 24

Page 10: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

x

BAB II KERJASAMA BILATERAL INTERPOL INDONESIA

DENGAN INTERPOL AMERIKA SERIKAT

II.A Kemunculan Interpol sebagai Aktor Internasional ................................ 26

II.B Kerjasama Indonesia dengan Amerika dalam Bidang Interpol ............. 36

BAB III KEJAHATAN TRANSNASIONAL DAN EKSTRADISI

III.A Kejahatan Transnasional sebagai Ancaman Human Security .............. 39

III.B Tindak Kejahatan Lim Yong Nam ....................................................... 42

III.C Ekstradisi sebagai Penanggulangan Kejahatan Transnasional ............. 46

BAB IV STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI

KEJAHATAN TRANSNASIONAL TERKAIT PERMINTAAN

EKSTRADISI AMERIKA SERIKAT ATAS NAMA LIM YONG

NAM

IV.A Strategi Kerjasama Interpol Indonesia-Interpol Amerika sebagai Pra

Ekstradisi ....................................................................................................... 49

IV.B Strategi Negosiasi Interpol Indonesia terhadap Pemerintah Indonesia

sebagai Proses Ekstradisi .............................................................................. 54

IV.C Strategi Pengawalan Lim Yong Nam sebagai Pelaksanaan Ekstradisi 58

BAB V PENUTUP

V.A Kesimpulan ............................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................xv

Lampiran-lampiran

Page 11: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I.A.1 Illegal Fishing in Indonesia................................................................ 4

Tabel I.A.2 Drug Trafficking in Indonesia.............................................................4

Tabel I.A.3 Terrorism in Indonesia........................................................................5

Page 12: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.I. Struktur Organisasi NCB-INTERPOL Indonesia...........................35

Gambar III.B.1 Lim Yong Nam...........................................................................43

Page 13: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

xiii

DAFTAR SINGKATAN

APCfSS : Asia Pacific Center for Security Studies

Bagjatinter : Bagian Kejahatan Internasional

Bagkominter : Bagian Komunikasi Internasional

Bagkonvinter : Bagian Konvensi Internasional

BCM : Border Control Management

CCC : Command and Coordination Centre

Divhubinter : Divisi Hubungan Internasional

DNA :Deoxyribo Nucleic Acid

DPO : Daftar Pencarian Orang

DVI : Disaster Victiö Identification

FBI : Federal Bureau of Investigation

HAM : Hak Asasi Manusia

HSI : Homeland Security Investigation

ICPC : Internatıonal Criminal Police Commision

ICPO : International Criminal Police Organization

IED : Improvised Explosive Devices

Page 14: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

xiv

IGO : International Government Organization

IMEST : Interpol Major Evants Support Team

Interpol : International Police

IRT : Incident Response Team

KTP : Kartu Tanda Penduduk

LO : Liaison Officer

MLA : Mutual Legal Assistance

NCB : National Central Bureau

PBB : Perserikatan Bangsa Bangsa

SLO : Senior Liaison Officer

STP : Staff Teknis Polri

TOC : Transnatıonal Organized Crime

UNDP : United Nation Development Program

UNTOC : United Nations Convention on Transnational Organized Crime

Page 15: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Indonesia adalah negara kepulauan atau negara maritim karena memiliki

lebih dari 17.000 pulau. Di negara kepulauan inilah terjadi lalu lintas

perdagangan dunia. Dengan letak geografis, Indonesia memiliki empat selat

sebagai jalur utama perlintasannya yaitu, Selat Malaka, Selat Sunda, Selat

Lombok dan Selat Makasar yang telah menjadikan Indonesia akan rawan atas

kejahatan ini.1

Perkembangan di dunia saat ini juga ditandai dengan pesatnya kemajuan

ilmu pengetahuan dan kecanggihan teknologi yang telah meningkatkan

intesitas hubungan dan interdependensi antar negara dan juga mengakibatkan

satu negara dengan negara lain yang seakan-akan tanpa batas sehingga

perpindahan orang atau barang dari satu negara ke negara lain dilakukan

dengan mudah dan cepat.1

Permasalahan seperti ini disebut dengan kejahatan transnasional.

Kejahatan transnasioanal adalah kejahatan yang tidak mengenal batas teritorial

suatu negara. Sebelumnya istilah kejahatan transnasional ini merupakan

pengembangan karakteristik dari bentuk kejahatan kontemporer yang disebut

sebagai organized crime atau kejahatan terorganisir pada masa 1970-an.2

Ancaman kejahatan transnasional sesungguhnya merupakan lokus yang

menghubungkan konsepsi lama keamanan yang berorientasi pada state survival

1

Artikel di akses pada 01 Mei 2016 dari https://www.lpsk.go.id/index.php?

LPSK_Buletin%20Kesaksian%20(single)_rev07_13092012.pdf

2 Philips Jusario Vermonte, Transnational Organized Crime: Isu dan Permasalahannya, dalam Analisis

CSIS Isu-isu Non Tradisional: Bentuk Baru Ancaman Keamanan, Jakarta: CSIS, 2002, Hal. 44

Page 16: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

2

dan pemahaman baru keamanan manusia yang menaruh perhatian sampai pada

kesejahteraan individu.3

Kejahatan internasional adalah kejahatan yang telah disepakati dalam

konvensi-konvensi internasional serta kejahatan yang beraspek

internasional.4

Beberapa kejahatan yang telah diatur dalam konvensi

internasional antara lain: kejahatan narkotika, kejahatan terorisme, kejahatan

uang palsu, kejahatan terhadap penerbangan sipil, dan lain-lain.5

Indonesia termasuk negara yang meratifikasi konvensi PBB mengenai

kejahatan transnasional. Konvensi PBB mengenai Kejahatan Lintas Negara

Terorganisir (United Nations Convention on Transnational Organized

Crime-UNTOC) yang telah diratifikasi Indonesia dengan Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 2009 Tentang Pengesahan United Nations Convention Against

Transnational Organized Crime (Konvensi Perserikatan Bangsa - Bangsa

Menentang Tindak Pidana Transnasional Yang Terorganisasi).6

Dalam menyelesaikan permasalahan kejahatan transnasional, terlebih

dahulu harus melakukan kerjasama internasional, melakukan perjanjian

internasional dan melibatkan dari beberapa organisasi yang terkait. Kerjasama

internsional, kerjasamayang dilakukan secara bilateral maupun multilateral

dalam kesepakatan yang akan dibuat dan memiliki hubungan timbal balik.

3 Philips Jusario Vermonte, Transnational Organized Crime: Isu dan Permasalahannya, dalam Analisis

CSIS Isu-isu Non Tradisional: Bentuk Baru Ancaman Keamanan, Hal. 44 4 Sardjono, Kerjasama Internasional di Bidang Kepolisian, NCB Indonesia, Jakarta, 1996, Hal.132

5 R. Makbul Padmanagara,Kejahatan Internasional, Tantangan dan Upaya Pemecahan,Majalah

InterpolIndonesia,2007.Hal. 58 6 Kementerian Luar Negeri, Kejahatan Lalu Lintas Negara, “menyebutkan sejumlah kejahatan yang

termasuk dalam kategori kejahatan lintas negara terorganisir, yaitu pencucian uang, korupsi,

perdagangan gelap tanaman dan satwa liar yang dilindungi, kejahatan terhadap benda seni budaya

(cultural property), perdagangan manusia, penyelundupanmigran serta produksi dan perdagangan gelap

senjata api”.sumber: http//www.kemlu.go.id/Pages/IssueDisplay.aspx?IDP-20&I=id.(diakses pada 01

April 2016).

Page 17: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

3

Organisasi internasional termasuk bagian yang tidak terpisahkan (integral)

dari jaringan hubungan internasional dan bahwa kebanyakan negara

berpartisipasi dalam berbagai jenis organisasi tidak hanya memperluas

kemungkinan untuk kebijakan nasional tetapi menambah ikatan di tempat

negara beroperasi. Organisasi internasional yang menangani permasalahan

kejahatan transnasional ini berkaitan dengan organisasi interpol atau ICPO (

International Criminal Police Organization ).

ICPO-Interpol merupakan organisasi yang dibentuk karena kesepakatan

bersama untuk menanggulangi berbagai kejahatan transnasional dan

internasional yang marak terjadi di dunia. Selain itu, Interpol juga menjadi

wadah kerjasama internasional kepolisian untuk meningkatkan pendidikan

serta pengetahuan untuk negara anggota. Sampai tahun 2015, Interpol telah

memiliki 190 negara anggota.7 Bersamaan dengan masuknya Sudan Selatan,

Curacao dan St Marteen.8

NCB-Interpol Indonesia merupakan anggota dari organisasi internasional

ICPO-INTERPOL yang fokus dalam menanggulangi kejahatan transnasional

dan internasional di negaranya seperti kejahatan perdagangan ilegal narkotika

dan obat-obatan berbahaya, penyelundupan manusia, kejahatan internet (cyber

crime), pencucian uang, dan lain-lain. Selain upaya menanggulangi kejahatan

transnasional dan internasional, NCB-Interpol juga merupakan lembaga

kerjasama internasional kepolisian guna meningkatkan kredibilitas

masing-masing negara anggotanya.

Pada saat ini banyak sekali kejahatan transnasional yang ada di Indonesia,

misalkan kasus illegal fishing, human trafficking, drug trafficking, cyber crime,

7 Artikel diakses pada 1 Mei 2016 dari http://www.interpol.int/Member-countries/World

8 Irjen Pol. Boy Salamuddin, dkk.”Vademinkum Divisi Hubungan Internasional Polri”. 2012.

Page 18: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

4

penyelundupan senjata, terorisme dan lain-lain. Dibawah ini adalah data

statistik dari beberapa kasus kejahatan transnasional di Indonesia.

Tabel 1.1 Illegal Fishing in Indonesia

Sumber: “Kelautan dan Perikanan dalam Angka Tahun 2012-2016” Artikel

diakses pada 29 Mei 2016 dari http://statistik.kkp.go.id/newsidatik/

Tabel 1.2 Drug Trafficking in Indonesia

KETERANGAN 2010 2011 2012 2013

Marine capture 947,220 1,001,667 1,060,449 1,177,583

Fisheries

Inland openwater 538,855 546,673 599,843 605,315

capture fisheries

KASUS JUMLAH %

NO TAHUN NARKOTIKA PSIKOT BAHAN

PENINGKATA

N

-RAPIK ADIKTIF

/PENURUNA

N

A

1 2007 17.955 14.206 4.008 36.169

2 2008 13.420 13.113 18.178 44.711 23,62%

3 2009 15.081 11.687 11.635 38.403 -14,11%

4 2010 23.900 1.502 8.020 33.422 -12,97%

Page 19: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

5

Dengan contoh kasus yang difokuskan dalam masalah ini adalah kasus

kejahatan yang merugikan Pemerintah Amerika Serikat (conspiracy to defraud

theUnited States by dishonest means), penyelundupan (smuggling), ekspor

barang-barangilegal (illegal exports), percobaan ekspor (attempted exports)

dan keterangan palsu (false statements) yang diduga dilakukan oleh Lim Yong

Nam. Begitupun denganaktivitas terorisme yang pernah terjadi di Indonesia

sebagai bagian dari kejahatan transnasional. Berikut adalah grafik

perkembangan terorisme di Indonesia, sebagai berikut :

Tabel 1.3 Terrorism in Indonesia

Sumber: Diakses pada 10 April 2018 dari Special Detachment 88 – Anti

Terror Indonesian National Police, Jakarta

Tabel di atas menjelaskan bahwa aktivitas terorisme berupa peledakkan

bom dari tahun 1999-2012. Dimana angka yang tersaji pada tabel tersebut

5 2012 25.154 1.997 9.438 36.589 9,48%

JU 95.510 42.505 51.279 189.294

ML

AH

Sumber: Diakses pada 29 Mei 2016 dari Direktorat Tindak Pidana Narkoba

Page 20: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

6

bersifat fluktuatif atau dinamis. Selain itu bisa menunjukkan juga bahwa di

Indonesia sering terjadi aksi terorisme khususnya pada 2012 menunjukkan

angka peningkatan kembali. Tidak menutup kemungkinan aktivitas tersebut

memiliki jaringan di luar Indonesia dalam melakukan aksinya. Tentunya

terorisme merupakan kejahatan transnasional.

Pada 23 Oktober 2014 pihak Divhubinter Polri melalui AKBP Jajang

Ruhayat, SH pernah dihubungi oleh pihak Kantor Imigrasi Klas I Khusus

Batam yang pada saat itu menjelaskan bahwa pada hari itu pukul 09.30 WIB,

petugas di Tempat Pemeriksaan Imigrasi pada Pelabuhan Ferry International

Batam Centre telah mengamankan satu orang laik-laki berwarganegara

Singapura a.n Lim Yong Nam datang dari Singapura menggunakan kapal

ferry.9

Ketika Lim Yong Nam memasuki tempat pemeriksaan imigrasi untuk

mendapatkan izin masuk dari petugas imigrasi dan menyerahkan satu buah

paspor yang pada saat di-input data melalui Scand System Border Control

Management (BCM) yang saat itu Lim Yong Nam masuk dalam daftar

pencarian orang dari Polri.

Selanjutnya Kepala Bidang Pendaratan dan Izin Masuk Keimigrasian

mengkoordinasikan kepada Divhubinter Polri di Jakarta untuk penanganan

yang lebih lanjut. Akhirnya, Kepolisian Negara Republik Indonesia telah

menangkap buronan Amerika Serikat Lim Yong Nam di Batam pada 23

Oktober 2014 dalam rangka menindaklanjuti berdasarkan arrest warrant dari

United States District Court for theDistrict of Columbia.

9 Wawancara dengan anggota PolriJajang Ruhayat pada Divhubinter Polri pada 13 Juni2016

Page 21: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

7

Selanjutnya Lim Yong Nam diadili di Pengadilan Negeri Batam

Kepulauan Riau, sambil menunggu keputusan Presiden Republik Indonesia

dalam mengabulkan permintaan ekstradisi dari Pemerintah Amerika Serikat

dan menetapkan bahwa termohon ekstradisi yang bernama Lim Yong Nam

alias Steven Lim dapat diekstradisi ke Amerika Serikat.

Lim Yong Nam bisa diketahui oleh Interpol Indonesia sebagai buronan

internasional dari Sistem Komunikasi Kepolisian Global I-24/7 yang

memberikan informasi apabila ada kejahatan internasional atau transnasional

yang memang sedang dicari oleh negara peminta. Dimana pada 2013 Amerika

Serikat menerbitkan RedNotice mengenai buronan Lim Yong Nam ini. Setelah

diterbitkan, maka secara otomatisRed Noticeini akan masuk ke daftar DPO

dalam sistem di negara-negara anggotaICPO-Interpol.10

Lim bersama lainnya (tiga orang Singapura dan seorang warga negara Iran)

didakwa dengan melakukan tindak kesalahan melalui keputusan Distrik

Columbia pada Juni 2010. Lim dan temannya membeli barang tersebut pada

Agustus 2007 dan 2008. Dalam transaksinya dengan perusahaan di Minnesota

dirinya berkata barang pembeliannya akan diekspor ke Singapura. Hal tersebut

terbukti laporan palsu yang dibuat Lim Yong Nam kepada perusahaan tersebut

10 Wawancara dengan anggota Polri Dadang Sutrasno pada Divhubinter Polri “ Red Notice adalah

salah satu Notice yang diterbitkan oleh ICPO-INTERPOL yang berfungsi untuk melakukan pencarian

dan penangkapan buronan dengan tujuan untuk ekstradisi guna menjalani penuntutan di negara peminta

dan Red Notice juga diperlukan sebagai permintaan resmi untuk penahanan sementara sesuai dengan

hukum nasional atau perjanjian multilateral dan bilateral yang berlaku. Subjek Red Notice hanya

ditujukan terhadap seseorang yang melakukan tindak pidanan”pada 10 April 2016 pukul 13.05

melakukan pencarian dan penangkapan buronan dengan tujuan untuk ekstradisi guna menjalani

penuntutan di negara peminta dan Red Notice juga diperlukan sebagai permintaan resmi untuk

penahanan sementara sesuai dengan hukum nasional atau perjanjian multilateral dan bilateral yang

berlaku. Subjek Red Notice hanya ditujukan terhadap seseorang yang melakukan tindak pidanan”pada 10

April 2016 pukul 13.05

Page 22: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

8

bahwa Singapura adalah tujuan terakhir dari modul tersebut. Ketika barang

tersebut tiba di Singapura, barang tersebut disimpan di perusahaan

penyimpanan barang yang nantinya akan dikirim ke Iran.

Sebenarnya pada 2011 pemerintah Amerika sudah meminta kepada

Singapura untuk mengekstradisi Lim Yong Nam. Namun permintaan tersebut

ditolak dengan alasan tindakan Lim Yong Nam dinilai Pengadilan Tinggi

Singapura bukanlah suatu pelanggaran. Barulah pada 2014 Lim Yong Nam

berhasil ditangkap oleh pemerintah Indonesia ketika dirinya datang ke Batam

untuk menghadiri acara pameran elektronik.11

Proses penangkapan yang kemudian ekstradisi Lim Yong Nam oleh

Interpol Indonesia ke pihak Amerika secara tidak langsung sebagai bentuk

perlawanan Indonesia terhadap pemberantasan transnational organize crime.

Terbukti dengan Interpol Indonesia lebih memilih mengkestradisi Lim Yong

Nam ke Amerika dibandingkan ke Singapura. Secara bersamaan pemerintahan

Singapura meminta Lim Yong Nam dikembalikan ke negaranya sebab tidak

melakukan kesalahan menurut hukum di Singapura.

Sedangkan Interpol Indonesia dan Amerika menganggap Lim Yong Nam

sebagai buronan internasional yang harus mendapatkan hukuman. Tentunya

ekstradisi harus dilakukan melalui beberapa tahapan tertentu karena melibatkan

dua negara. Tidak menutup kemungkinan hambatan dalam ekstradisi akan

terjadi. Oleh karena itu, untuk memberantas TOC Interpol Indonesia

11

Singaporean Lim Yong Nam Held in Batam Now in USA Custody, Artikel diakses pada 27 Mei 2018

dari

https://www.straitstimes.com/asia/se-asia/singaporean-lim-yong-nam-held-in-batam-now-in-us-custody

Page 23: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

9

menerapkan berbagai strategi dalam melancarkan ekstradisi Lim Yong Nam

sebagai pelaku kejahatan kepada Interpol Amerika.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan pernyataan masalah di atas maka dapat diambil suatu

pertanyaan penelitian yakni :

1. “Bagaimana strategi NCB-INTERPOL Indonesia dalam menangani

permasalahan kejahatan lintas negara yang ada di Indonesia dengan

studi kasus ekstradisi buronan Amerika Serikat Lim Yong Nam

periode 2014-2016 ? “

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran dan kajian analistis dari

beberapa strategi NCB-INTERPOL Indonesia dalam menanggulangi kejahatan

transnasional dan internasional. Dimana kejahatan transnasional dalam

penelitian ini merupakan isu penting selain peperangan dalam kajian hubungan

internasional.

1. Manfaat Teoritis

a. Mengetahui strategi apa saja yang diterapkan olehInterpol

Indonesia dalam proses ekstradisi Lim Yong Nam kepada

Interpol Amerika.

b. Memberikan gambaran khusus terkait bentuk kejahatan

transnasional dalam hubungan internasional

2. Manfaat Praktis

Page 24: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

10

Memperkaya ilmu pengetahuan atau literatur terkait strategi Interpol

Indonesia dalam mengekstradisi pelaku kejahatan transnasional ke negara lain,

terkhusus Amerika Serikat.

D. Tinjauan Pustaka

Berikut adalah beberapa karya tulis sebelumnya atau tinjauan pustaka

yang pernah membahas topik yang sama namun berbeda dalam sudut

pandang dan aspek lainnya.

Pertama, skripsi yang ditulis oleh Dea Sonya Septiani, jurusan Hubungan

Internasioanal, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah Jakarta tahun

2010, dengan judul “ Peran Interpol Indonesia dalam membantu Interpol Italia

terkaitEkstradisi Mafia Antonino Messicati Vitale ( 2012-2013 )”. Dalam

skripsi ini terdapatbeberapa kesamaan dalam menganalisis suatu masalah yang

akan dibahas, yakni permasalahan ekstradisi dengan Indonesia sebagai pihak

diminta.

Dimana skripsi ini melihat Interpol Indonesia membantu Interpol Italia

dalam pengekstradisian Antonino Messicati Vitale atas kasus penganiayaan

berat di Italia. Sedangkan masalah yang sedang diteliti tentang Interpol

Indonesia dalam membantu Interpol Amerika atas permintaan Amerika untuk

mengekstradisi Lim Yong Nam sebagai pelaku kejahatan transnasional.

Akan tetapi terdapat beberapa perbedaan dari penelitian sebelumnya.

Pertama, terletak pada perbedaan negara yang meminta ekstradisi kepada

Indonesia. Skripsi saudari Dea ini melakukan kerjasama dengan Italia dalam

menangkap mafia Antonino Messicati Vitale. Sedangkan masalah yang akan

diteliti membahas Indonesia melakukan kerjasama dengan Amerika Serikat.

Beda negara, beda juga peraturan Undang-Undangnya.

Page 25: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

11

Kemudian, skripsi saudari Dea dalam kerangka teorinya tidak

menggunakan tiga teori besar melainkan hanya turunan teori besar tersebut

meliputi konsep organisasiinternasional, kerjasama, dan keamanan secara

umum. Tidak membahas keamanan secara spesifik misal human security dan

tidak melihat kerjasama dan negosiasi sebagai bagian dari teori diplomasi serta

konsep kejahatan transnasional. Selain itu skripsi saudari Dea tidak membahas

ekstradisi itu sendiri dalam sub babnya.

Sedangkan penelitian ini menggunakan perspektif liberal institusionalis

dengan turunannya seperti kerjasama dan negosiasi sebagai bagian dari

diplomasi dan konsep keamanan secara spesifik, yakni human security. Selain

itu juga membahas „strategi Interpol‟ yang cenderung teknis dan spesifik.

Berbeda dengan Dea yang menggunakan „upaya Interpol‟ sehingga lebih

bersifat normatif. Penelitian ini juga membahas ekstradisi dalam sub babnya

yang dikaitkan dengan kejahatan transnasional.

Kedua, skripsi yang ditulis oleh Agil Fajar Sumarno, mahasiswa jurusan

Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2011,

dengan judul “ The Role of NCB-Interpol Indonesia in Overcoming Illicit Drug

Trafficking inIndonesia “. Dalam skripsi penulis menemukan perbedaan antara

skripsi saudara Agildengan penelitian yang dilakukan penulis. Dimana saudara

Agil menjelaskan peranan Interpol Indonesia dalam menangani kasus

penjualan ilegal narkoba di Indonesia.

Beda halnya dengan penenelitian yang ditulis oleh penulis, yaitu penulis

menjelaskan bagaimana Interpol menangani permasalahan kejahatan

transnasional di Indonesia dengan memfokuskan pada studi kasus permintaan

Page 26: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

12

ekstradisi dari Amerika Serikat. Dimana Interpol Indonesia ini sangat berperan

dalam membantu pengekstradisian buronan mafia internasional.

Penulis juga menggunakan buku untuk menunjang penulisan skripsi ini,

diantaranya dari Philips Jusario Vermonte, Transnational Organized Crime:

Isu dan Permasalahannya,dalam Analisis CSIS Isu-isu Non Tradisional: Bentuk

Baru Ancaman Keamanan, dimana di dalam buku ini menjelaskan tentang

Kejahatan Transnasional yang telah ada dan membantu penulis dalam

penelitian yang sedang diteliti oleh penulis.

Buku lainnya dari Ivan Anthony Shearer dengan judul “ Extradition

inInternational Law “. Dalam buku ini dijelaskan dengan jelas permasalahan

mengenaiekstradisi dan bagaimana ekstradisi itu dalam pandangan hukum

internasional. Hal ini membuat penulis memahami bagaimana prosedur dalam

ekstradisi tersebut yang dimana sebelumnya penulis belum terlalu memahami

permasalahan mengenai ekstradisi ini. Penulis hanya memahami ekstradisi itu

permintaan pemulangan buronan internasional dari negara peminta, hal ini

penulis dapatkan dari hasil magang di NCB-INTERPOL Indonesia pada 2015

lalu. Jadi buku Shaerer ini membantu penulis untuk menjadi referensi penulis

dalam melakukan penelitian yang akan ditulis.

E. Kerangka Teoritis

Penelitian ini menggunakan perspektif liberal institusionalis sebagai

kerangka besar dalam melihat fenomena ini. Perspektif ini tentunya memiliki

konsep turunan, khususnya kerjasama sebagai bagian diplomasi dan human

security. Konsep dan perspektif yang dipilih bertujuan untuk menjawab

pertanyaan penelitian melalui beberapa strategi yang diterapkan oleh Interpol

Indonesia dalam mengekstradisi Lim Yong Nam ke Amerika.

Page 27: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

13

a. Perspektif Liberal Institusionalis

Perspektif liberal institusionalis adalah salah satu jenis dari perspektif

liberalisme dalam hubungan internasional. Liberalisme institusional melihat

bahwa institusi internasional ini membantu memajukan kerjasama antar

negara-negara dan membantu mengurangi ketidakpercayaan antar negara yang

menjadi masalah klasikdikaitkan dengan anarki internasional.12

Ketidakpercayaan ini wajar jika terjadi antar negara karena adanya kecurigaan

antara negara yang satu dengan negara yang lain. Sehingga, digunakanlah

Organisasi Internasional, pada permasalahan kali ini Organisasi Internasional

yang digunakan adalah NCB-INTERPOL.

Liberal institusional merupakan jenis ketiga dalam pola liberalisme. Pada

tahun 1940, liberal institusional berpaling ke lembaga-lembaga internasional

untuk melaksanakan fungsi yang tidak bisa dilakukan oleh negara.13

Kaum

liberal institusional menyatakan bahwa institusi memfasilitasi kerjasama, hal

tersebut disebabkan institusi internasional bersifat transparan. Mereka

memberikan informasi pada semua negara anggota dan mereka dengan

demikian memajukan suatu lingkaran dimana menjadi mudah bagi negara

membuat komitmen yang dapat dipercaya.14

Dengan demikian, sebuah institusi

atau organisasi pada masa ini sudah diberi wewenang atau kepercayaan untuk

membantu menyelesaikan konflik internasional.

12

Georg Sorensen, Liberalism of Restraint and Liberalism Imposition: Liberal Values WorldOrder

in The New Millenium, International Relation, 2009. Hal. 154. 13

John Baylis dan Steve Smith, The Globalization of World Politics : An Introduction

toInternational Relations (New York:Oxford University Press, 2001). Hal. 170. 14

Robert Jackson dan George Sorensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009). Hal. 169.

Page 28: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

14

b. Konsep Organisasi Internasional

Konsep ini merupakan turunan dari perspektif liberal institusionalis yang

melihat NCB-INTERPOL sebagai organisasi internasional. Pada awalnya

organisasi internasional didirikan dengan tujuan untuk mempertahankan

perarturan-peraturan agar dapat berjalan tertib dalam rangka mencapai tujuan

bersama dan sebagai suatu wadah hubungan antar bangsa dan negara agara

kepentingan masing-masing negara dapat terjamin dalam konteks hubungan

internasional.15

Organisasi internasional didefinisikan sebagai suatu struktur formal dan

berkelanjutan yang dibentuk atas suatu kesepakatan antara negara-negara

anggota (pemerintah dan non-pemerintah) dari dua atau lebih negara berdaulat

denga tujuan untuk mengejar kepentingan bersama para anggotanya.16

Organisasi internasional dalam pengertian Michael Hass memiliki dua

pengertian yaitu: pertama, sebagai suatu lembaga atau struktur yang

mempunyai serangkaian aturan, anggota, jadwal, tempat, dan waktu

pertemuan; kedua, organisasi internasional merupakan pengaturan

bagian-bagian menjadi satu kesatuan yang utuh dimana tidak ada aspek

non-lembaga dalam istilah organisasi internasional ini.17

Organisasi internasional mempunyai fungsi sebagai media untuk

berkomunikasi secara internasional yang berbeda-beda dengan demikian

adanya peran secara internasional dapat memberikan pedoman untuk bertindak

pada situasi tertentu dilingkungan internasional. Dapat dikatakan peran

15

Le Roy A. Bennet, International Organizations: Principles and Issues (New Jersey: Prentice Hall Inc, 1997), Hal. 2-4 16

Clive Archer, International Organizations., (London: Allen & Unwin Ltd, 1983). Hal 35

17 Hass dalam James N. Rosenau, International Politics and Foreign Policy: A Reader in

Research and Theory. (New York: The Free Press, 1969). Hal. 131

Page 29: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

15

organisasi internasional merupakan reaksi dari situasi internasional yang

muncul.

Pengaruh dari berdirinya organisasi internasional dalam kehidupan suatu

negara baik pada saat krisis maupun saat membangun adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan bangsa, karena organisasi internasional bertujuan

untuk mengembangkan politik dan kerjasama keamanan nasional di satu pihak

serta pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial dipihak lain.

Menurut Harold K. Jackobson fungsi organisasi internasional dapat

dikategorikan dalam lima hal pokok:18

1. Fungsi informasi termasuk didalamnya adalah pengumpulan, analisa,

pertukaran, dan desiminasi data dan informasi. Guna menjalankan fungsi ini,

organisasi internasional dapat menggunakan staffnya atau menyediakan suatu

forum dimana konstituennya dapat melakukan kegiatan-kegiatan tersebut.

2. Fungsi normatif meliputi pendefinisian dan pendeklarasian suatu

norma standar. Fungsi ini tidak memasukan instrument yang memiliki efek

mengikat secara hukum, tetapi sebatas pertanyaan-pertanyaan yang

8mempengaruhi lingkungan domestik dan internasional.

3. Fungsi pembuatan peraturan yang hampir sama dengan fungsi

normatif tetapi lebih menekankan pada efek mengikat secara hukum. Agar

produk yang dihasilkan mengikat secara hukum. Maka negara anggota harus

melakukan ratifikasiatas suatu peraturan dan peraturan itu berlaku bagi yang

meratifikasi saja.

18

Harold K. Jackobso, Network or Interdependence, Alfred A Knopf, ( New York, 1979) Hal. 89-90.

Page 30: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

16

4. Fungsi pengawasan dan pelaksanaan peraturan dimana dalam hal

tersebut organisasi internasional menetapkan ukuran-ukuran pelanggaran dan

menetapkan langkah-langkah penanganan terhadap pelanggaran suatu

peraturan.

5. Fungsi operasional yang meliputi penggunaan sumber daya

organisasi.Peranan organisasi internaisonal dalam hubungan internasional saat

ini telah diakui karena keberhasilannya dalam memecahkan berbagai

permasalahan yang dihadapi suatu negara. Bahkan saat ini organisasi

internasional dinilai dapat mempengaruhi tingkah laku negara secara tidak

langsung. Adanya organiasasi internasional ini mencerminkan kebutuhan

manusia untuk bekerjasama, sekaligus sarana untuk menangani

masalah-masalah yang timbul melalui kerjasama tersebut.

Peranan organisasi internasioanal dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu

:19

1. Sebagai instrumen. Organisasi internasional digunakan oleh

negara-negara anggotanya untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan tujuan

politik luar negerinya.

2. Sebagai arena. Organisasi internasional merupakan tempat bertemu

bagi anggota-anggotanya untuk membicarakan dan membahas

masalah-masalah yang dihadapi. Tidak jarang organisasi internasional

digunakan oleh beberapa negara untuk mengangkat masalah dalam negeri

negara lain dengan tujuan untuk mendapat perhatian internasional.

19

Clive Archer, International Organizations, (London: Allen & Unwin Ltd, 1983) Hal. 130-147.

Page 31: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

17

3. Sebagai aktor independen. Organisasi internasional dapat membuat

keputusan-keputusan sendiri tanpa dipengaruhi oleh kekuasaan atau paksaan

dari luar organisasi.

Kemudian eksplorasi dan analisis aktivis organisasi internasional akan

menampilkan sejumlah peranannya, yaitu: inisiator, fasilitator, mediator,

rekonsiliator determinator. Dalam keanggotaan organisasi internasional ini

sangat terbuka bagi setiap negara yang dapat diklasifikasikan berdasarkan

cakupan geografis, persetujuan prinsip-prinsip dan kegiatan organisasi, serta

suatu standar politik tertentu.20

c. Konsep Diplomasi

Perspektif liberal melihat diplomasi sebagai bentuk kerjasama antar negara

atau aktor internasional lainnya. Kesepakatan bersama diantara pihak tertentu

tanpa menggunakan peperangan adalah tujuan utama diplomasi itu sendiri.

Diplomasi sebagai bentuk kerjasama sangatlah sulit tercapai dengan kenyataan

bahwa sistem internasional yang ada bersifat anarkis. Alternatif liberal

menghadapi ini adalah dengan membentuk institusi internasional untuk

menampung semua kepentingan negara.21

Tidak adanya kontak dan komunikasi antar negara akan menghilangkan

sistem internasional. Negosiasi dan kerjasama dalam konteks diplomasi sangat

dibutuhkan. Dimana diplomasi dapat dipandang sebagai saratan kontak dan

komunikasi antar negera. Dalam perkembangannya diplomasi tidak hanya bisa

20

John T. Rourke, International Politics on the World Stage, 1991. Hal. 442

21 Robert Keohane, After Hegemony: Discord and Collaboration in World Political Economy (New

Jersey: Princeton University Press, 1984). Hal. 45.

Page 32: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

18

dilakukan negara melainkan aktor non negara juga, seperti organisasi

internasional.

Secara khusus dalam diplomasi dikenal dengan multitrack diplomacy

sebagai bentuk perkembangan ilmu hubungan internasional. Bentuk diplomasi

ini muncul dari sebuah kesadaran bahwa interaksi (kerjasama dan negosiasi)

tidak selamanya efektif dilakukan oleh aktor negara dalam menyelesaikan

masalah internasional atau hubungan bilateral. Tetapi ada jalur lainnya yang

dinilai cukup efektif dalam melakukan diplomasi, seperti individu, aktor non

negara, dan lainnnya.22

Multi-track diplomacy terbagi dalam sembilan track yang memiliki

beberapakarakteristik tertentu. Pertama, diplomasi dilakukan antar negara atau

pemerintah. Kedua, interaksi (kerjasama dan negosiasi) dapat dilakuakan oleh

aktor non negara. Ketiga, para pebisnis antar negara mampu melakukan

diplomasi. Keempat, secara spesifik individu di setiap negara mampu

melakukan diplomasi.23

Kelima, melalui pemberian pendidikan, penelitian, dan pelatihan. Keenam,

dilakukan oleh kelompok aktivis terkait isu internasional biasanya tentang

kemanusiaan, iklim, dan lainnya. Ketujuh, kelompok agama tertentu

melakukan aksi perdamaian. Kedelapan, institusi pendanaan mampu

melakukan diplomasi ini. Kesembilan, dilakukan melalui media, opini, dan

komunikasi.24

22

Louise Diamond and John Mc.Donald. Muti-track Diplomacy: A System Approach to Peace-3rd ed. (New York: Kumarian Press, 1996). Hal. 4.

23 Jeffry Mapendere, et. al. t.t. Track One and a Half Diplomacy and the Complementary of

Tracks. Culture of Peace Online Journal. Vol. 2, 2012. Hal. 66.

24John W. McDonald. The Institute for Multi-Track Diplomacy, dalam Journal of Conflictology,

2012.

Page 33: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

19

Dalam konteks ini diplomasi dari segi perspektif liberalis melihat negosiasi

dan kerjasama sebagai cara untuk menghadapi isu internasional. Secara definisi

negosiasi merupakan proses diskusi diantara beberapa pihak baik aktor negara,

non negara, maupun individu. Tujuannya untuk menyelesaikan masalah atau

resolusi konflik. Negosiasi juga pada dasarnya harus bersifat saling

mengungtungkan atau win-winsolution.25

Fisher, Uri, dan Patton menyebutkan negosiasi terbagi dalam tiga bentuk,

meliputi hard, soft, dan principled. Pada hard negotiation cenderung

menggunakan kekerasan dan bersifat konfrontatif. Soft negotiation berdasarkan

hubungan baik dan menekankan pengertian. Terakhir principled negotiation

sesuai dengan prinsip-prinsip yang jelas dalam mencapai tujuan negosiasi

tersebut.26

Kemudian negosiasi sebagai bagian diplomasi memiliki beberapa

klasifikasi. Pertama, negosiasi distributif yang cenderung memperebutkan satu

kepentingan. Kedua, negosiasi intergratif melalui penggabungan beberapa

kepentingan berbeda untuk mencapai kesepakatan bersama. Ketiga, negosiasi

destruktif mengacu pada kemenagan satu pihak.27

Selanjutnya kerjasama internasional terjadi sebagai bentuk tindakan

penyesuaian para aktor terhadap respon dari aktor lainnya. Pada prakteknya

kerjasama dilakukan melalui berbagai perundingan atau perjanjian. Bisa juga

dilihat sebagai komitmen individu terhadap kesejahteraan bersama. Bagian

25

G.R. Berridge, Diplomacy: Theory and Practice 2nd Edition, (Basingstoke: Palgrave, 2002). Hal. 23. 26

Principled Negotiation, diakses pada 1 Februari 2018 dari

http://www.colorado.edu/conflict/peace/prinneg.htm 27

Roy J Lewichi, et.al. Negotiation: Exercise, Reading, and Cases, (New York. Mac Graw-Hill,

2003), Hal. 12.

Page 34: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

20

penting dalam kerjasama adalah terkait hasil yang saling menguntungkan

diantara dua pihak yang berkerja sama.28

Holsti menyebutkan kerjasama sebagai pandangan dari dua atau lebih

pihak yang memiliki kepentingan berbeda dimana nantinya akan menghasilkan

sesuatu dan dipenuhi oleh semia pihak. Kerjasama berawal adanya masalah yag

beragam baik bersifat nasional maupun internasional sehingga diperlukan

penyelesaian masalah tersebut secara bersama-sama.29

d. Konsep Human Security

Konsep human security berkaitan dengan masalah kejahatan transnasional.

Dimana konsep ini membahas tentang keamanan setiap manusia di dunia.

Dengan timbulnya masalah kejahatan transnasional ini sangat memberi

pengaruh pada keamanan manusia baik dalam hal domestik maupun

internasional. Dengan konsep ini dapat menunjukan pada kita bahwa isu

kejahatan transnasional sangat berpengaruh pada dunia.

Konsep keamanan melihat ancaman dapat berasal dari negara dan

non-negara, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa ancaman dapat datang dari

domestik maupun transnasional. Sifat ancaman terdiri dari ancaman tradisional

dan non-tradisional. Ancaman tradisional berasal dari isu politik, ekonomi,

militer, persenjataan dan keamanan perbatasan. Sedangkan ancaman

non-tradisional dapat berupa politik domestik, lingkungan hidup, terorisme,

penyakit menular, narkoba dan penyelundupan manusia.

28

Doughertty dan Pfaltzgaff, Contending Theories, New York, 1997. Hal. 418.

29 Doughertty dan Pfaltzgaff, Contending Theories, hal. 418

Page 35: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

21

Ancaman yang bersifat non tradisional ini biasanya akan mengancam

keamanan kemanusiaan atau human security. Aktor dari ancaman yang bersifat

non tradisional biasanya adalah individu atau sekelompok individu yang

memiliki kepentingan tertentu, sehingga tingkat analisisnya bukan fokus pada

negara tetapi pada individu (manusia) dan dampaknya pun dirasakan langsung

oleh individu.

Konsep ını berasumsı bahwa adanya penggeseran keamanan negara kepada

keamanan manusıa yang mencakup perlındungan HAM, kelompok mınorıtas,

dan kesejahteraan sosıal. Human securıty menghapus pemıkıran realıs dan neo

realıs bersamaan dengan hard power. Inı juga dapat dideskripsikan dari

pandangan sebagaimana dirumuskan oleh United Nation Development

Program.30

e. Konsep Kejahatan Transnasional

Terakhir menggunakan konsep Transnational Organized Crime atau

Kejahatan Transnasional. Dimana transnational crime pada umumnya

didefinisikan sebagai bentuk kejahatan yang menyediakan barang atau jasa

secara ilegal untuk mendapatkan keuntungan. Terdapat beberapa ciri-ciri dari

kejahatan lintas batas diantaranya31

:

1. Merupakan kejahatan global karena tidak mengenal batas-batas

wilayah kedaulatan atau yuridiksi nasional suatu negara.

2. Kejahatan ini mucul dan berkembang seiring dengan kemajuan

teknologi informasi, komunikasi dan transportasi internasional.

30

Bajpai, K, Human Security : Concept and Measurement, Kroc Institute Occasional, 2000. 31

Philips Jusario Vermonte, Transnational Organized Crime: Isu dan Permasalahannya,dalam Analisis CSIS Isu-isu Non Tradisional: Bentuk Baru Ancaman Keamanan, (Jakarta: CSIS,2002) . Hal. 45.

Page 36: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

22

3. Kejahatan transnasional disebabkan oleh kondisi politik, sosial,

ekonomi, pertahanan, dan teknologi yang berkembang di berbagai negara dan

juga kebijakan dalam dan luar negeri suatu negara yang menjadi sasaran

kejahatan.

4. Kejahatan transanasional tidak memandang ideologi, suku bangsa dan

pelaku.

5. Kejahatan ini dapat dilakukan oleh perorangan, kelompok maupun

oleh negara, baik sebagai sponsor maupun pelaku.

6. Kejahatan transnasional tidak selalu didasari oleh politik semata, dapat

juga motif-motif ekonomi atau bahkan tanpa motif yang jelas.

Konsep ini dıkenal pada 1990 dalam pertemuan PBB yang membahas

kejahatan transnasıonal. Kejahatan ini menimbulkan banyak masalah, seperti

pengeksploitasian sumber daya alam dan sumber daya manusia secara

berlebihan. Dampak yang ditimbulkan bisa berupa kemiskinan, konflik

berkepanjangan, dan kerugian lainnya. Sifat yang lintas negara membuat

masalah di suatu negara akan menyebabkan masalah di negara lain.32

Indonesia telah meratifikasi Palermo Conventıon terkaıt TOC pada

pertemuan ke-62, 15 November 2000. Ratifikasi tersebut dituangkan dalam

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pengesahan United Nations

Convention Against Transnational Organized Crime menyebutkan sejumlah

kejahatan yangtermasuk dalam kategori kejahatan lintas negara terorganisir,

yaitu pencucian uang, korupsi, perdagangan gelap tanaman dan satwa liar yang

32

“Penanggulangan Kejahatan Lintas Negara Terorganisir”, Artıkel dıakses pada 3 Februarı2018 darı

http://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/isu-khusus/pages/Penanggulangan-Kejahatan-LintasNegara-Teror

ganisir.aspx

Page 37: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

23

dilindungi, kejahatan terhadap benda seni budaya (cultural property),

perdagangan manusia, penyelundupan migran serta produksi dan perdagangan

gelap senjata api.33

F. Metode Penelitian

Dalam menjawab pertanyaan, “Bagaimana strategi NCB-INTERPOL

Indonesia dapat menanggani permasalahan kejahatan lintas negara yang ada di

Indonesia dalam studi kasus ekstradisi buronan Amerika Serikat Lim Yong

Nam periode 2014-2016 ?”, dimana penelitian ini menggunakan metode

penelitian kualitatif dengan menampilkan data tentang strategi

NCB-INTERPOL Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan kejahatan

transnasional. Pada metode ini, penelitian sebuah fenomena berangkat dari data

yang ada, bukan dari teori.

Jadi, fokus penelitian kulitatif bukan pada pembuktian sebuah teori yang

sudah ada. Adapun landasan teori biasanya digunakan sebagai penopang fokus

penelitian. Pada metode penelitian kualitatif, data biasanya dikumpulkan

dengan melakukan observasi melalui kegiatan wawancara dan berdiskusi

antara peneliti dan narasumber.

Data yang digunakan di dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yakni

data primer dan sekunder. Data primer terdiri dari wawancara, pidato, dan

pernyataan di media yang berhubungan dengan NCB-INTERPOL Indonesia

dalam menyelesaikan permasalahan kejahatan transanasional, seperti :

1. Wawancara dengan Bapak AKBP Dadang Sutrasno, S.Ik sebagai

Kasubbag Bantuan Hukum Internasional Set NCB-INTERPOL Indonesia pada

Divhubinter Polri.

33

“Penanggulangan Kejahatan Lintas Negara Terorganisir”

Page 38: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

24

2. Wawancara dengan Bapak AKBP Jajang Ruhyat, S.Ik sebagai Kasubbag

Kejahatan Transnasional Set NCB-INTERPOL Indonesia pada Divhubinter

Polri.

Data sekunder yang akan digunakan di dalam penelitian melalui situs

internet dan studi kepustakaan dengan mengumpulkan bahan dari berbagai

sumber, seperti: buku, internet, majalah, jurnal, dan koran serta beberapa

informasi yang mendukung penelitian.

Sumber data yang telah diperoleh kemudian dikaji lagi, diklasifikasikan

dan selanjutnya dibandingkan antara sumber yang satu dengan yang lainnya

serta dianalisis data tersebut sehingga diperoleh data yang akurat yang dapat

digunakan dan dapat dipertanggungjawabkan. Teknik analisis data yang

dipakai yaitu teknik deskriptif analisis yang dilakukan setelah pengumpulan

data yang kemudian dilanjutkan dengan proses perbandingan antara data yang

satu dengan data yang lain. Data-data yang sudah dikumpulkan tersebut akan di

analisa.

G. Sistematika Penulisan

Bab I merupakan bab pendahuluan meliputi pernyataan masalah,

pertanyaan penelitian,tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka

pemikiran, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II membahas tentang hubungan Indonesia-Amerika dalam bidang

Interpol. Secaraspesifik akan menggambarkan sejarah hubungan

Indonesia-Amerika, sejarah kemunculan Interpol sebagai aktor internasional,

dan kerjasama Interpol Indonesia dengan Interpol Amerika.

Bab III membahas terkait kejahatan transnasional dan ekstradisi. Dalam

sub babnya akanmenjelaskan kejahatan transnasional sebagai ancaman human

Page 39: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

25

security, tindak kejahatan Lim Yong Nam, dan ekstradisi sebagai

penanggulangan kejahatan transnasional.

Bab IV menjelaskan tentang strategi Interpol Indonesia dalam menangani

kejahatantransnasional terkait permintaan ekstradisi Amerika Serikat atas nama

Lim Yong Nam. Dalam sub babnya akan dibagi dalam tiga bagian, meliputi pra

ekstradisi (strategi kerjasama Interpol Indonesia-Interpol Amerika), proses

(strategi negosiasi Interpol Indonesia terhadap pemerintah Indonesia)

ekstradisi, dan pelaksanaan ekstradisi (strategi pengawalan Lim Yong Nam).

Bab V kesimpulan

Page 40: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

26

BAB II

KERJASAMA BILATERAL INTERPOL INDONESIA DENGAN

INTERPOLAMERIKA SERIKAT

A. Kemunculan Interpol sebagai Aktor Internasional

Kompleksıtas permasalahan dunia membuat sebagıan besar negara tidak

mampu menyelesaikan dinamika internasıonal. Nantınya akan mulaı bermunculan

aktor non negara, yaknı organısası atau ınstıtusı ınternasıonal termasuk kemunculan

Interpol sebagaı aktor ınternasıonal yang berbentuk organısası ınternasıonal.34

Dapat

dıkatakan kemunculan Interpol dı dunıa sebagaı respon terhadap kemunculan

kejahatan transnasıonal yang mengancam keamanan negara.

Michael Hass menjelaskan organisasi internasional dalam dua pengertian

yaitu: pertama, sebagai lembaga yang mempunyaiserangkaian aturan dan

kelengkapan organisasi. Kedua organisasi internasional merupakan regulasi yang

menjadi satu kesatuan secara sistematis.35

Kembali pada Interpol jika dilihat sebagai bentuk organisasi termasuk

Internatıonal Government Organızatıon (IGO) atas dasar perjanjian multilateral

daribeberapa negara di dunia.36

IGO adalah suatu institusi yang dıbentuk oleh

negara-negara di dunia dengan tujuan tertentu.Dalam prakteknya IGO ada yang

34

Margono, Aktor Non-Negara dalam Hubungan Internasıonal, Jurnal Pendıdıkan Pancasıla dan

Kewarganegaraan, Th. 28, Nomor. 2, Agustus 2015.Hal. 105. 35

Hass dalam James N. Rosenau, International Politics and Foreign Policy: A Reader in Research and

Theory. (New York: The Free Press, 1969).Hal. 131 36

Le Roy A. Bennet, International Organizations: Principles and Issues, (NewJersey: Prentice Hall Inc, 1997). Hal. 2-4.

Page 41: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

27

terbentuk atas dasar regional, antar regional atau antar dunia.Tentunya tujuannya

beragam, sepertı perbaıkan ekonomı, memberantas kejahatan, dan laınnya.37

Bisa dilihat juga bahwa Interpol sebagai wadah kerjasama antara

negara-negara di dunia, terkhusus Amerika dan Indonesia dalam bentuk lain. Tidak

selamanya kerjasama dilakukan antar negara melainkan bisa melalui institusi

internasional sesuai perspektif liberal institusionalis.Senada dengan itu Interpol

juga memiliki wewenang untuk memberantas kejahatan transnasional.Jadi

kemunculan Interpol sebagai aktor internasional disebabkan ketidakmampuan

negara menyelesaiakn masalah internasional, kompleksitas dinamika internasional,

dan mendapatkan wewenang sebagai organisasi internasional.38

B.1 Awal pendirian ICPO-INTERPOL

Kemunculan ICPO-INTERPOL sebagai organisasi internasional

disebabkanpersamaan kepentingan untuk memberantas kejahatan transnasional di

negera-negara dunia.Dalam menghadapi permasalahan tersebut setiap negara

menemukan berbagai kesulitan baik yang bersifat yuridis maupun prosedural.39

Hal

tersebut disebabkan masing-masing negara di dunia memiliki kedaulatan dan sistem

hukum yang berbeda.Dimana masalah kedaulatan sangat sensitif dan tidak boleh

dilanggar oleh aktor internasional tertentu.

Dalam merespon permasalahan tersebut beberapa negara di Eropa

mengadakan Kongres Polisi Internasional ke-1 di Monaco pada1914.Kongres

tersebut memutuskan untuk membentuk suatu lembaga yang berfokus pada

37

A.A.B Perwıta dan Y.M. Yanı, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional,(Bandung:Rosda, 2006). Hal.

22 38

Ibid.,Le Roy A. Bennet. Hal 2 39

Vademinkum Divisi Hubungan Internasional

Page 42: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

28

penanganan masalah global, yakni Badan Kepolisian Internasional.Kemudian pada

1923 dilanjutkan kembali pembicaraan Badan Kepolisian Internasional pada

Kongres ke-2 di Wina. Kongress tersebut menyetujui suatu nama organisasi

tersebut yang dikenal dengan International Criminal Police Commission (ICPC).

Perkembangannya mengalami perubahan nama ICPCmenjadi ICPO (International

Commission Police Organization) pada 1956. Sedangkan pada awal

pembentukannnya ICPO-INTERPOL beroperasi dan bermarkas di Lyon, Perancis

pada 1984.40

Berbeda dengan berdirinya Interpol Indonesia yang diawali dengan

pengiriman dua utusan.Pertama, Indonesia melalui utusannya menjadi peninjau

dalam Sidang Umum (Maelis Umum) ICPO-Interpol ke-21 Stockholm, Swedia

pada 1952.Kedua, perkembanngan terjadi dengan diterimanya Indonesia sebagai

anggota ICPO-Interpol pada 1954. Pada awal pembentukannya Indonesia

mengalami hambatan berupa tidak adanya badan tertentu yang memiliki fungsi

sebagai NCB-Interpol Indonesia.41

Dalam perkembangannya Interpol selalu hadir dalam dinamika permasalahan

dunia, seperti masalah kejahatan internasional pasca Perang Dingin dan masa

globalisasi.Pasca Perang Dingin suatu kejahatan masih bersifat sempit, khususnya

aksi terorisme.Selain itu belum berkembang pada berbagai masalah kompleks.

Sedangkanmasa globalisasi diawal 2000-an dimana batas negara sudah tidak ada

membuat aktivitas transnasional bermunculan.42

.

40

Vademinkum Divhubinter Polri, 2012. Hal. 20 41

Vademinkum Divhubinter Polri, 2012. Hal.10 42

Bantarto Bandoro, Masalah-Masalah Keamanan Internasional Abad 21, Badan Pembinaan

Hukum Nasional, Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, 2013.

Page 43: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

29

Pesatnya aktivitas transnasional berdampak pada kemunculan berbagai bentuk

kejahatan transnasionaL, meliputi penyelundupan manusia, narkoba, pencucian

uang, penjualan senjata ilegal, dan lainnya.Perubahan inilah yang membuat Interpol

harus melakukan tindakan preventif terhadap banyaknya kejahatan

transnasional.43

Selain itu era globalisasi kejahatan transnasional semakin kuat dan

luas jika dibandingkan dengan pasca Perang Dingin sebab didukung dengan

kemajuan teknologi serta informasi.

B.2 Fungsi dan Tugas ICPO-INTERPOL

Tujuan Interpol adalah menciptakan perdamaian dunia dan membantu para

aktor penegak hukum untuk menjalin kerjasama internasional dalam rangka

memberantas kejahatan internasional.44

Sedangkan konstitusi Interpol pada Pasal 2

ICPO-Interpol Constitution menyebutkan beberapa tujuan Interpol, sebagai berikut:

1. Memberikan jaminan berupa bantuan kepada negara anggota Interpol untuk

menangani berbagai kasus tindak pidana tertentu. Selain itu secara

bersama-sama memperjuangkan hak asasi manusia.

2. Menciptakan berbagai badan-badan dengan maksud untuk membantu secara

efektif dalam konteks pencegahan atau pemberantasan kejahatan serta tindak

pidana.45

Dalam aktivitasnya Interpol dibagi dalam beberapa divisi atau fungsi tertentu

dalam menjalankan misinya, yakni (i) Majelis Umum; (ii) Badan Eksekutif; (iii)

Sekretariat Jenderal; (iv) Biro Pusat Nasional; (v) Penasehat; dan (vi) Komisi

43

Ibid, Bantarto 44

Ibid, Bantarto 45

Rights”; (2) To establish and develop all institutions likely to constribute effectively to the

prevention and suppression of ordinary law crimes.”

Page 44: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

30

Pengaturan Data.46

Tindakan atau keputusan Interpol sebagai organisasi

internasional terkandung dalam Pasal 3 ICPO-Interpol Constitution.Pasal tersebut

menjelaskan bahwa Interpol dalam menciptakan perdamaian tidak memiliki

wewenang atau ketentuan untuk ikut campur dalam berbagai aktivitas yang

berkaitan dengan politik, militer, agama, dan rasial.47

Berikut adalah beberapa struktur yang terdapat dalam ICPO-Interpol yang

menopang aktivitasnya, meliputi (i) General Assembly, (ii)Executive Committee,

(iii) Commission for the Control of INTERPOL’s Files, (iv) General Secretariat,

and (v) National Central Bureaus.48

Interpol untuk mencapai berbagai tujuannya

terdapat beberapa prinsip umum yang terkandung pada dari konstitusi

ICPO-Interpol. Berikut adalah prinsip-prinsipnya:

1. Menghormati batas-batas dan aturan negara sebagai kedaulatan negara.

Dalam pelaksanaan untuk membarantas berbagai tindakan kejahatan

transnasional maka negar anggota Interpol harus menghargai atau menghormati

batas-batas tertentu.Selain itu tidak bisa melanggara undang-undang atau aturan

tertentu yang berlaku di suatu negara. Dengan kata lain batas-batas tertentu dan

undang-undang merupakan ukuran dari kedaulatan suatu negara. Nantinya hukum

yang beraku di suatu negara hanya berlaku sampai batas teritorial itu sendiri.

46

ICPO-Interpol Constitution, 1956, Pasal 5. 47 Ibid., Pasal 3. “it is strictly forbidden for the organization to undertake any intervension or

activities of a political, military, religious, and racial character”. 48

Structure and Governance‟‟,Artıkel dıakses pada 22 Januarı 2018 darı

https://www.interpol.int/About-INTERPOL/Structure-and-governance.

Page 45: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

31

2. Implementasi undang-undang kejahatan.

Maksudnya berbagai tindakan Interpol hanya sebatas pencegahan kejahatan

dan penegakan hukum bukan masalah lainnya.Dasar pembatasan tersebut tertuang

pada Pasal 3 ICPO-Constitution dimana Interpol tidak bisa intervensi untuk

permasalahan militer, politik, dan lainnya.

3. Universalitas.

Universilitas sebagai tujuan dari Interpol itu sendiri dalam Pasal 2 ICPO untuk

menegakkan hukum di berbagai institusi hukum dunia.Melalui prinsip universilitas

mengharuskan adanya saling kerjasama diantara para negara anggota Interpol.Di

samping itu berbagai hambatan dalam kerjasama harus segera diselesailan,

misalkan perbedaan bahasa dan geografis.

4. Setara sesama dengan negara anggota Interpol.

Pelayanan yang diberikan Interpol kepada negara anggota bersifat setara atau

tidak ada yang dibedakaan. Kesetaraan tersebut berupa pelayanan, pemberian

informasi, hak sama, dan pendanaan. Awal kemunculan dari prinsip setara atau

kesamaan bersumber dari salah satu prinsip United Nation Declaration on Human

Rights.

5. Melakukan kerjasama dengan institusi lainnya.

Perluasan kerjasama dibutuhkan untuk memudahkan menyelesaikan berbagai

masalah transnasional.Misalkan National Central Bureau (NCB) melakukan

kerjasama dengan berbagai badan yang memberantas kejahatan baik institusi dunia,

regional, atau negara tertentu.Terbukti dalam melakukan pemberantasan kejahatan

Page 46: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

32

transnasional Interpol sudah membangun kerjasama dengan Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB) dan Unı Eropa.

6. Fleksibilitas.

Pada teknisnya Interpol melaluı koordinasi dengan negara anggota yang

tersebar di dunia.Koordinasi tersebut berupa pertukaran informasi, masukan teknis,

dan lainnya yang menunjang kegiatan Interpol.Fleksibilas di sini maksudnya

penerapan ketaraturan dan kontinuitas kerjasama di antara para anggota

negara.Secara rinci fleksibilitas Interpol terdapat pada ICPO-Constitution dalam

pembentukan NCB yang mengharuskan keseragaman.

Kegiatan koordinasi antar negara anggota secara sistematis dan terarah

sangatlah diperlukan dalam menunjang keberhaslian aktivitasnya untuk

memberantas kejahatan transnasional.49

Interpol melalui ICPO-Constitution

menjelaskan berbagai fungsi-fungsi, antara lain adalah :50

1. Pelayanan Komunikasi Global Kepolisian yang aman (I-24/7).

Dalam melakukan komunikasi diantara para anggota NCB-INTERPOL

melalui suatu sistem yang disebut dengan I-24/7 sebagai alat komunikasi kepolisian

global.Sistem komunikasi tersebut merupakan alat yang berstandar internasional,

akurat, sistematis, mudah diaplikasikan, memiliki keamanan tingkat tinggi, dan

fleksibel.

2. Pelayanan Data Operasional.

Data operasional dapat diakses dengan mudah, cepat, dan langsung oleh

Negara-negara anggota INTERPOL. Beberapa database yang dapat diakses

49

Sardjono, Kerjasama Internasional di Bidang Kepolisian.Hal. 14. 50

Vademinkum Divhubinter Polri, 2012. Hal. 28-30

Page 47: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

33

sebagian besar berisikan tentang I-Link Project, MIND/FIND, Suspect Terrorist,

Nominal Data on Criminal, Fingerprints, DNAProfiles, Lost or Stolen Travel

Document, Child Sexual Abuse Images, Stolen Work of Art, INTERPOL Travel

Document Initiative, Stolen Motor Vehicle, dan INTERPOL Notices.

3. Pelayanan Dukungan Operasional.

Pelayanan Interpol diberikan kepada para penegak hukum yang berbentuk

institusi dı negara-negara tertentu seperti penanganan situasi darurat atau kegiatan

operasional.Interpol memiliki indikator terkait kejahatan yang menjadi priorıtasnya,

meliputi korupsi, narkoba, kejahatan keuangan, kejahatan terorganisir,

penyelundupan manusia, dan terorisme.Interpol dalam koordinasi sesama negara

anggota dipusatkan di bawah naungan Komando dan Koordinasi (Command

andCoordination Centre - CCC). Dimana pusat komando tersebut bekerja selama

24 jam setiap harinya.

Pemusatan tersebut bertujuan untuk menghadapi berbagai kondisi kritis

mengingat kejahatan transnasional bisa terjadi kapan saja.Selain itu sebagai respon

terhadap kebutuhan negara anggota untuk melakukan pertukaran informasi dan

menetapkan solusi berupa manajemen krisis terhadap masalah tertentu.Sistem yang

digunakan oleh Interpol dalam melakukan berbagai aktivitas tersebut dinamakan

INTERPOL MajorEvants Support Team (IMEST), Disaster Victim Identification

(DVI), dan Incident Response Team (IRT).

4. Peningkatan kapasitas kepolisian

Peningkatan kapasitas dalam konteks ini berfokus pada pelatihan dan

pengembangan terhadap anggota kepolisian untuk menghadapi berbagai ancaman

kejahatan transnasional secara sistematis. Beberapa kapasitas yang akan diberikan

Page 48: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

34

Interpol, seperti pemberian pengetahuan, berbagi pengalaman, dan memberikan

standar internasional terkait kejahatan internasional. Secara spesifik peningkatan

kapasaitas beurpa pelatşhan seperti pencegahan kejahatan transnasional,

penggunaan teknologi investasi, dan peningkatan kapasitas personel kepolisian

(NCB).

5. Dalam pra-ekstradisi.

Berkaitan dengan proses ekstradisi Interpol dapat melakukan tindakan

pencarian pelaku kejahatan, melakukan penangkapan melalui keputusan surat, dan

melaksanakan proses ekstradisi. European Extradition Convention 1957 merupakan

salah satu dasar dalam menerapkan ekstradisi.Selain ıtu beberapa lembaga di

duniadari suatu negara dapat berkoordinasi dengan Interpol dalam proses ekstradisi

atau berupa permintaan untuk melakukan penahanan bersifat sementara.

Mengacu pada fungsi Interpol di atas memiliki kesamaan dengan fungsi

organisasi internasional menurut K. Jackobson seperti fungsi informasi (Sistem

Komunikasi I-24/7 dan pelayanan), fungsi normatif, fungsi pembuat aturan, dan

fungsi operasionalisasi (pelatihan dan pengembangan kepolisian).51

Kemudian jika

mengacu pada perananan Interpol sebagai organisasi termasuk berbentuk instrumen

dan aktor indepennden.Maksudnya berbentuk instrumen sebagai tempat untuk

membicarakan masalah tertentu di dunia.Selain itu sebagai aktor independen

menjelaskan Interpol bisa membuat keputusan sendiri.52

B.3 Tentang Interpol Indonesıa 51

Harold K. Jackobso, Network or Interdependence, Alfred A Knopf, ( New York, 1979) Hal. 89-90.

52Clive Archer, International Organizations, (London: Allen & Unwin Ltd, 1983) Hal.

130-147.

Page 49: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

35

Indonesia sebagai aktor internasional dalam tugasnya memberantas kejahatan

internasional melalui NCB-Interpol, khususnya Divisi Hubungan Internasional

Polri (Divhubinter Polri).Tentunya Institusi tersebut berbagai wewenang dan tugas,

yaitu memberikan jaminan, pengendalian, dan pengawasan terhadap berbagai

kinerja NCB-Interpol dalam menjalankan tugas-tugasnya baik bersifat bilateral

maupun multilateral.

Gambar II.I : Struktur Organisasi NCB-INTERPOL Indonesi

Sumber :www.interpol.go.id/id/struktur-organisasi

Kemudian Interpol sebagai organisasi internasional memiliki fungsi untuk

melakukan kerjasama internasional, perjanjian internasional, dan operasi

intelijen.Kompleksitas dalam memberantas kejahatan transnasional membuat

Interpol untuk mengerjakan berbagai tugasnya dibantu oleh badan-badan lebih kecil

dibawahnya.Tugas tersebut mencakup berbagai permasalahan baik dalam negari

maupun luar negeri. Sedangkan badan-badan tersebut yang membantu Inteprol

Page 50: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

36

adalah, Bagian Konvensi Internasional (Bagkonvinter), Bagian Liaison Officer dan

Perbatasan (Baglotas), Bagian Komunikasi Internasional (Bagkominter) serta

Bagian Kejahatan Internasional (Bagjatinter).

B. Kerjasama Indonesia dengan Amerika dalam Bidang Interpol

Dalam memberantas kejahatan transnasional tidak ada negara yang bisa

menangani dan menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa adanya dukungan dari

negara lain. Agar masalah dapat diselesaikan dengan usaha yang efektif dan efisien,

beberapa negara mewujudkannya dengan membuat sebuah wadah untuk

melakukan kerjasama internasional yang sekarang kita kenal dengan

NCB-INTERPOL yang telah tersebar di 190 negara.Begitupun dengan Amerika

dan Indonesia yang harus secara bersama-sama dalam memberantas kejahatan

transnasional.

Kerjasama Interpol Indonesia dengan interpol Amerika berawal pada 2011.

Meskipun kedua interpol ini tidak memiliki perjanjian tertulis terkait ekstradisi.

Proses ekstradisi dilakukan oleh kedua negara tersebut berdasarkan hubungan baik

dan timbal balik. Melihat perkembangan Interpol Indonesia dari awal berdirinya

pada 1954 mengalami berbagai dinamika sampai 2010.Dimana barulah 2010 status

dan administrasi Interpol Indonesia sebagai organisasi internasional sudah mulai

kuat.53

Pada Maret 2011 kerjasama Indonesia-Amerika dalam bidang Interpol berupa

persetujuan letter of intent antara Interpol (Polri) dengan Federal Bureau of

Investigation (FBI) di Markas Besar Polri. Persetujuan tersebut tentang Kerjasama

Timbal Balik dalam Pengembangan Kapasitas serta Pencegahan Penanggulangan

53

Penandatanganan Letter of Intent Antara Polri dan FBI,” Artikel diakses pada 3 Februari2018 dari

http://www.interpol.go.id/id/berita/397-penandatanganan-letter-of-intent-antara-polri-dan-fbi-

Page 51: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

37

Kejahatan Transnasionalditandatangani oleh Kabareskrim Polri, Komjen Pol. Ito

Sumardi dan Direktur FBI, Robert S. Mueller III.54

Tujuan kerjasama tersebut untuk memperkuat hubungan antara kedua negara

dalam pemberantasan kejahatan transnasional di Indonesia dan Amerika.Selain itu

bertujuan untuk pertukaran informasi dan peningkata kapasitas berbagai lembaga

penegak hukum. Pada tahun yang sama tepatnya Agustus 2011 di kantor Divisi

Hubungan Internasional Polri, Wakil Divhubinter Polri, dan Wakil Dit. Perjanjian

Polkamwil Kemlu mendapatkan kunjungan dua pejabat.55

Mereka adalah Prf. Dr. Rouben Azizian (Asia Pacific Center for Security

Studies) dan Dr. Bill Wieninger (Perwira USAF) bersama dengan FBI Legal

Attache Kedutaan Besar Amerika Serikat bertujuan untuk membicarakan

permasalahan keamanan terkhusus ancaman non tradsional dan kejahatan

transnasional. Dalam pertemuannya secara spesifik mereka membahas terorisme,

penyelundupan senjata, dan akan mengadakan konferensi terkait masalah ini.56

Pada 2013 Amerika mengalami kesulitan dalam menangkap Edward Joseph

Snowden sebagai mantan intelijen Amerika yang membocorkan rahasia negara

tersebut.Pihak Amerika meminta kepada Indonesia untuk melakukan penangkapan

Snowden jikadia mengunjungi Indonesia.Amerika menduga Snowden sedang

berada di Rusia sebab medapatkan suaka di negara tersebut.57

Pada Sidang Umum Interpol ke-85 dengan tema Setting Global Roadmap

forInternational Policing di Nusa Dua, Bali yang memperkuat hubungan dengan

54

Penandatanganan Letter of Intent Antara Polri dan FBI,” Artikel diakses pada 3 Februari 55

Ibid,. 56

Polri-Amerika Serikst Tingkatkan Kerja Sama Keaman an,” Artikel diakses pada 3 Februari2018 dari

http://www.interpol.go.id/id/berita/424-polri-amerika-serikat-tingkatkan-kerja-sama-keamanan 57

Amerika Minta Indonesia Tangkap Snowde,” Artikel diakses pada 3Februari 2018 dari

https://dunia.tempo.co/read/503237/amerika-minta-indonesia-tangkap-snowden

Page 52: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

38

beberapanegara anggota, terkhusus Amerika. Amerika dalam sidang tersebut

menegaskan akan membantu Indonesia dalam melawan illegal fishing, buronan

internasional, dan lainnya.58

Terbaru ini pada 2017 Interpol Republik Indonesia

akan berkoordinasi dengan Interpol AS terkait tewasnya Johannes Marliem sebagai

saksi kunci kasus e-KTP. Johannes Marliem tewas di Los Angeles Amerika

Serikat.59

Berdasarkan gambaran di atas bahwa kerjasama Amerika-Indonesia dalam

bidang Interpol sebagai bentuk kebutuhan dalam memberantas kejahatan

transnasional.Beberapa masalah internasional yang dihadapai kedua negara tersebut

adalah buronan internasional dan perdagangan ilegal.Dimana Interpol sebagai

tempat kedua negara tersebut untuk melawan kejahatan internasional melalui

perjanjian, sidang umum, dan kunjungan.

58

Interpol dan Hambatan Kerjasama,” Artikel diakses pada 3 Februari 2018 dari

http://koran-sindo.com/page/news/2016-11-08/1/1/Interpol_Dan_Hambatan_Kerja_Sama 59

“Interpol RI – Polisi AS Galang Kerjasama Ungkap Tewasnya Saksi Kunci Kasus e-KTP”

Artikel diakses pada 3 Februari 2018 pada

https://kabarpolisi.com/berita-utama/interpol-ri-polisi-as-galang-kerjasama-ungkap-tewasnya-s

aksi-kunci-kasus-e-ktp.html

Page 53: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

39

BAB III

KEJAHATAN TRANSNASIONAL DAN EKSTRADISI

A. Kejahatan Transnasional sebagai Ancaman Human Security

Kejahatan transnasional merupakan bentuk kejahatan global yang tidak

terikat dengan batas-batas negara tertentu. Ditambah kejahatan tersebut dapat

dilakukan oleh individu, kelompok, dan negara yang didukung oleh kemajuan

teknologi. Kejahatan transnasional sangat mengancam keamanan setiap negara

pada umumnya. Bahkan secara spesifik sebagai ancaman manusia atau dikenal

dengan human security (keamanan manusia) seperti ekspor ilegal berupa

barang-barang yang berbahaya (bahan peledak atau keperluan dalam tindakan

terorisme). Dimana tindakan tersebut justru mempermudah kelompok

kejahatan dalam melakukan aktivitasnya yang mengancam keamanan

internasional.60

Tepatnya pasca perang dingin berakhir ditandai iintensitas perang mulai

menurun tapi terjadi peningkatan masalah dunia dalam bentuk lainnya. Konsep

kejahatan transnasional dan human security dalam kemunculan sangat

berkaitan sebagai aksi-reaksi. Humansecurity adalah reaksi terhadap

kemunculan kejahatan transnasional pasca perang dinginsebagai aksi.

Secara definisi konsep human security atau dikenal dengan keamanan

manusia menjelaskan bagaimana dinamika internasional sudah bergeser pada

manusia sebagai objek keamanan bukan negara. Ancaman sangat beragam ada

60

Philips Jusario Vermonte, Transnational Organized Crime: Isu dan Permasalahannya,dalam

Analisis CSIS Isu-isu Non Tradisional: Bentuk Baru Ancaman Keamanan, (Jakarta: CSIS,2002) .

Hal. 45.

Page 54: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

40

yang bersifat tradisional (perang) dan non-tradisional (terorisme,

penyelundupan, narkoba, dan lainnya). Ancaman non-tradisional ini, terkhusus

kejahatan transnasional sangat mengancam keamanan manusia.61

Pendukung human security menyebutkan bahwa kejahatan transnasional

bukan hanya masalah negara melainkan masalah setiap individu di duina.

Kejahatan tersebut akan teratasi bergantung pada tingkat interaksi individu

secara global. Tidak selamanya masalah global khususnya kejahatan

transnasional mampu diselesaikan hanya dengan negara. Singkatnya individu

sebagai manusia berpotensi mendapatkan ancaman lebih besar dibandingkan

negara.62

Dalam konteks ini Lim Yong Nam sebagai Warga Negara Singapura

melakukan beberapa tindakan yang mengancam Amerika, seperti ekspor ilegal

berupa barang yang dijadikan bom oleh pasukan militan di Irak. Dampaknya

bom tersebut mampu membunuhtentara Amerika di Irak yang sedang

bertugas.63

Mengingat kejahatan transnasional (ekspor ilegal) mampu

menghapus batas-batas negara. Beberapa barang tersebut adalah remot sistem

detonasi untuk IED dan 6.000 modul. Dimana sistem remot IED yang

ditemukan di Iran merupakan penyebab utama terbunuhnya tentara Amerika

dalam memberantas kelompok teroris di Iran.64

61

Bajpai, K, Human Security : Concept and Measurement, Kroc Institute Occasional,2000. 62

Made Bayu Permana Adhınata, Kejahatan Perdagangan Manusıa sebagaı HumanSecurıty Issues

dı Indonesıa 2005-2009, Fakultas Ilmu Sosıal dan Ilmu Polıtık, UnıversıtasUdayana, 2012. Hal. 34. 63

‟Inılah Kejahatan yang Dılakukan Buronan AmerıkaSerıkat Lım Yong Nam‟,

ArtıkelDıaksespada3Februarı2018padahttp://batamnews.co.id/berita-3346-inilah-kejahatan-yang-dilak

ukan-buronan-amerika-serikat-lim -yong-nam.html‟

64 Singapore Man Sentenced to 40 Months in Prison for Plot Involving Exports to Iran of

U.S.Components,Artikel Diakses pada 11 April 2018 dari

https://www.justice.gov/opa/pr/singapore-man-sentenced-40-months-prison-plot-involving-export

s-iran-us-components

Page 55: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

41

Berdasarkan data yang ditemukan pemerintah Amerika bahwa ditemukan

14 dari 6000 modul yang digunakan untuk sistem detonasi IED. Penyelidikan

terhadap kejahatan Lim Yong Nam dilakukan oleh ICE Homeland Security

Investigation (HSI) di Los Angeles, FBI di Minneapolis, Bureau of Industry

and Security agents di Boston. Lim Yong Nam membeli barang tersebut dari

suatu perusahaan yang bermarkas di Minnesota.65

Dalam melakukan aksinya Lim Yong Nam tidak terlibat dalam suatu

jaringan tertentu yang menaunginya. Lim Yong Nam melakukan penipuan dan

ekspor ilegal ke Iran dengan beberapa temannya. Mereka bernama Wong Yuh

Lan, Lim Kow Seng, Hia Soo Gan Benson, dan Hossein Larijani yang

berkewarganegaraan Iran. Teman-temannya merupakan seorang karyawan

yang bekerja di Opto Electronics. Sedangkan HosseinLarijani sebagai

pengusaha di Iran. Keuntungan yang diperoleh dari tindak kejahatan Lim Yong

Nam dan teman-temannya sejumlah 10.000 dollar Amerika.66

Tindakannya dinyatakan sebagai kejahatan transnasional sebab sudah

melewati batas negara serta secara langsung membantu kelompok teroris di

Iran dalam melakukan aksinya dimana berdampak pada terbunuhnya tentara

Amerika. Selain itu menyelundupkan barang ilegal dalam pandang human

security akan memunculkan rasa tidak aman pada manusia. Pastinya dilihat

sebagai kejahatan transnasional yang mengancam integritas suatu negara dan

65

Singapore Man Sentenced to 40 Months in Prison for Plot Involving Exports to Iran of

U.S.Components, Artikel diakses pada 11 April 2018

darihttps://www.justice.gov/opa/pr/singapore-man-sentenced-40-months-prison-plot-involving-export

s-iran-us-components 66

Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia Divisi Hubungan Internasional, “Rıngkasan Fakta Kejahatan Lim Yong Nam CS”.

Page 56: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

42

berdampak pada internasional. Ditambah biasanya ekspor ilegal yang berupa

bahan bom atau senjata lainnya terjadi pada negara-negara yang berkonflik dan

sangat rentan konflik.

Jadi, kemunculan kejahatan transnasional pasca perang dingin sebagai

ancaman bentuk baru harus dihadapi secara serius. Dampaknya kepada

pergeseran keamanan dari negara menjadi lebih spesifik ke arah manusia

sebagai individu atau dikenal dengan humansecurity. Kejahatan transnasional

bukan hanya ancaman negara melainkan manusia jugasehingga seluruh

manusia di dunia harus saling berinteraksi dalam menghadapi dinamika

internasional ini.

B. Tindak Kejahatan Lim Yong Nam

Lim Yong Nam atau Steven Lim merupakan buronan interpol Amerika

sebab melanggar hukum yang berlaku di Amerika. Interpol Amerika menyebar

informasi buronan tersebut ke 99 negara termasuk Indonesia. Pelanggaran Lim

Yong Nam terjadiketika dirinya membeli 6.000 Modul IC Radio pada

perusahaan Amerika dimana barang tersebut digunakan secara pribadi sesuai

perjanjian.67

Akan tetapi Lim Yong Nam justru menjual IC Radio kepada pihak Iran.

Puncak kemarahan Amerika terhadap Lim Yong Nam ketika pihak militan di

Irak menggunakan IC Radio sebagai bom jalanan. Dimana bom tersebut

67

“Inılah Kejahatan yang Dılakukan Buronan AmerıkaSerıkat Lım Yong Nam”, Artıkeldıakse s pada 3

Februarı 2018

padahttp://batamnews.co.id/berita-3346-inilah-kejahatan-yang-dilakukan-buronan-amerika-serikat-lim-

yong-nam.html‟

Page 57: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

43

memakan banyak korban tentara Amerika di Irak.68

Pelanggaran terkait

lainnya meliputi persengkokolan untuk menipu Amerika, ekspor ilegal ke Iran,

dan memberikan keterangan palsu kepada penegak hukum di Amerika.69

III.B.1 Gambar Lim Yong Nam (Steven Lim)

Sumber: US says Singapore man Lim Yong Nam pleads guilty to plot to export Iraq

bombparts, Artikel diakses pada 3 Februari 2018

darihttp://www.straitstimes.com/world/us-says-singapore-man-pleads-g

uilty-to-plot-to-export-iraq-bomb-parts

Tindak kejahatan yang dilakukan oleh Lim Yong Nam berdasarkan

keputusan Disctrict of Columbia berkaitan dengan transaksi modul frekuensi

68

“Inılah Kejahatan yang Dılakukan Buronan AmerıkaSerıkat Lım Yong Nam”, Artıkeldıakse s pada 3

Februarı 2018

padahttp://batamnews.co.id/berita-3346-inilah-kejahatan-yang-dilakukan-buronan-amerika-serikat-lim-

yong-nam.html‟ 69

„‟Indonesıa Ekstradısı Lım Yong Nam ke Amerıka‟‟, Artıkel dıakses pada 3 Februarı pada 2018

darıhttps://www.gatra.com/hukum/193608-indonesia-serahkan-lim-yong-nam-kepada-pemerintah-

amerika-serikat

Page 58: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

44

radio dengan perusahaan tertentu di Minnesota. Kegunaan modul radio ini

untuk enkripsi dan pengiriman data secara nirkabel. Lim Yong Nam sudah

mengetahui jika tindakannya adalah suatu kesalahan namun tetap saja

mengabaikannya. Tidak dipungkiri awal tindakan kejahatan ini dari pernyataan

palsu Lim Yong Nam bahwa barang tersebut akan digunakan di Singapura

bukan Iran. Pada waktu itu Amerika sendiri melakukan embargo kepada Iran

atau pelarangan terhadap ekspor apapun ke Iran.

Lim Yong Nam tertangkap saat masuk ke Batam pada 23 Oktober 2014

melalui Pelabuhan Ferry International Batam Center. Pada saat diperiksa

secara tiba-tiba alat pemeriksa memberikan tanda berwarna merah yang

menandakan dirinya sebagai buronan. Bersamaan dengan itu polisi daerah

langsung mengamankan Lim Yong Nam sebagai buronan dan menunggu

diadakannya sidang. Kedatangan Lim Yong Nam bukanlah untuk melarikan

diri dari tindakannya melainkan keinginan dirinya untuk menyaksikan pameran

perdagangan yang dilaksanakan di Indonesia.70

Dirinya dinyatakan bersalah dan akan diekstradisi ke Amerika oleh

pengadilan negari di Batam pada 1 Juli 2015. Sedangkan pada 2011 tidak

dinyatakan bersalah oleh pengadilan Singapura. Selain itu melalui Kementrian

Luar Negeri Singapura menghubungi pihak Amerika terkait permasalahan

ekstradisi Lim Yong Nam ke Singapura. Bersamaan dengan itu Singapura

70

„‟Rekam Kejahatan Steven Lım Hıngga Jadı Buronan Pallıng Dıcarı Amerıka‟‟, Artıkel Diakses pada

3 Februari 2018 dari

https://www.merdeka.com/peristiwa/rekam-kejahatan-steven-lim-hingga-jadi-buronan-paling-d

icari-amerika.html

Page 59: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

45

melalui Kemenlunya meminta kepada Amerika untuk memberikan haknya

kepada Lim Yong Nam.71

Salah satu lembaga hukum di Amerika menyebutkan bahwa kejahatan

Lim Yong Nam dikenakan denda 100.000 dollar Amerika dan penjara selama

57 bulan. Desakan juga datang dari istri Lim Yong Nam yang menyewa jasa

pengacara terkait pembebasan suaminya dan berusaha agar pemerintahann

Indonesia untuk mengekstradisinya ke Singapura bukan Amerika.72

Sebelum dinyatakan ekstradisi ke Amerika, Lim Yong Nam sempat

dibebaskan. Namun dua jam setelah kebebasannya justru mengharuskan

dirinya ditahan kembali oleh Polda Batam untuk menjalankan proses hukum.

Lim Yong Nam sebagai Warga Negara Singapura ini sempat ditahan selama

satu tahun enam bulan di sel tahanan polisi Batam. Penahan tersebut tentunya

setelah mendapatkan perintah dari kepolisian Indonesia atas permintaan

Interpol.73

Tindakan kejahatan yang dilakukan oleh Lim Yong Nam di Amerika tidak

berdampak kepada Indonesia. Namun tertangkapnya Lim Yong Nam dan

Interpol Indonesia menerima permintaan ekstradisi pelaku kejahatan tersebut

akan berpengaruh pada hubungannya dengan Amerika. Jangka panjangya jika

Indonesia meminta ekstradisi terkait pelaku kejahatan yang melarikan diri ke

71

Singaporean Lim Yong Nam Held in Batam Now in US Custody, Artikel diakses pada 10Maret 2018

dari

http://www.straitstimes.com/asia/se-asia/singaporean-lim-yong-nam-held-in-batam-now-in-us-custody 72

Singaporean To Be Handed Over to US, Artikel diakses pada 10 Maret 2018

darihttp://www.asiaone.com/singapore/singaporean-be-handed-over-us 73

„‟Lım Yong Nam, Buronan AS dıekstradısı ke Amerıka‟‟, Artıkel dıakses pada 3 Februarı 2018

darı

http://www.jurnalinfo.com/berita.html?id=Ling_Yong_Nam,_Buronan__AS_Diekstradisi_dari_RI

Page 60: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

46

Amerika maka prosesnya akan lebih mudah. Hal tersebut karena adanya

hubungan baik dalam ekstradisi antara Interpol Indonesia-Interpol Amerika.

Jadi dapat dinyatakan secara kronologis bahwa kejahatan Lim Yong Nam

terjadi pada 2010 dengan melakukan penjualan ilegal kepada Irak. Pada

Oktober 2014 Lim Yong Nam berhasil ditangkap oleh pemerintah Indonesia di

Batam. Bulan Juli 2015 dinyatakan diekstradisi ke Amerika dengan

pelaksanaan perpindahannya pada Desember 2015. Kemudian pada 2017

dilakukan penahanan dengan waktu tertentu dimana diperkirakan pertengahan

2021 barulah Lim Yong Nam dibebaskan oleh pihak Amerika.

C. Ekstradisi sebagai Penanggulangan Kejahatan Transnasional

Meningkatnya masalah dunia, terkhusus banyaknya berbagai bentuk

kejahatan transnasional mengharuskan negara-negara di dunia mengatasi

masalah ini. Tentunya kejahatan transnasional sangat merugikan sebagian

besar negara di dunia, termasuk Amerika dan Indonesia. Dalam

perkembangannya memberantas kejahatan tersebut setiap negara cenderung

menggunakan kerjasama yang diimplementasikan melalui perjanjian

internasional. Dimana proses tersebut dilanjutkan dengan ratifikasi di setiap

negara.

Secara spesifik perjanjian yang membahas terkait kejahatan transnasional

dinamakan perjanjian ekstradisi. Ekstradisi adalah proses penyerahan pelaku

kejahatan tertentu olehnegara tujuan dimana pelaku tersebut sedang berada di

luar negeri. Terdapat beberapa ketentuan prosedural dan bersifat timbal balik

Page 61: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

47

sesuai kesepakatan kedua negara yang terlibat.74

Ekstradisi sangat ideal dalam

memberantas kejahatan internasional sebab suatu negara mampu mengadili

pelaku tertentu yang berada di luar negeri tentunya sesuai dengan kesepakatan

dan prosedur tertentu.

Kita lihat contoh dengan mengaitkan pembahasan dalam penelitian ini

tentang Lim Yong Nam. Tindakannya dinyatakan melanggar karena

melakukan ekspor ilegal dan penipuan kepada pemerintah Amerika. Lim Yong

Nam bisa dikategorikan sebagai pelaku kejahatan transnasional dalam konteks

ini. Namun Amerika tidak bisa menghukumnya sebab pelaku sudah kabur ke

negara lain, yakni Indonesia. Amerika tidak bisa begitu saja datang ke

Indonesia untuk menghukum Lim Yong Nam. Hal tersebut diharuskan

menghormati kedaulatan setiap negara di dunia.

Sebenarnya pihak yang menyelesaikan masalah tersebut adalah kepolisian.

Pihak Interpol sebagai organisasi kepolisian dunia mampu mengatasi berbagai

masalah yang melewati batas-batas negara. Interpol juga pada umumnya selalu

digunakan oleh seluruh negara terkait pelaku kejahatan yang melarikan diri ke

luar negeri. Tindakan penangkapan terhadap pelaku kejahatan yang berada di

luar negeri dinamakan ekstradisi.

Tentunya dalam ekstradisi haruslah memiliki perjanjian ekstradisi dengan

negara terkait. Bisa juga melalui hubungan baik atau timbal balik diantara dua

negara.75

Ketika proses ekstradisi berhasil yang diproses melalui Interpol

Indonesia dengan InterpolAmerika maka pihak Amerika memiliki hak dan

74

I Wayan Partiana, Hukum Pidana Internasional, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2000). Hal.57.

75 I Wayan Partiana, Hukum Pidana Internasional, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2000). Hal.50.

Page 62: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

48

kewajiban untuk memberikan hukuman kepada Lim Yong Nam sebagai pelaku

kejahatan transnasional.

Jika melihat kasus ini sangatlah jelas bawah ekstradisi mampu

menyelesaikan kejahatan transnasional. Bagaimana pelaku kejahatan bisa

dihukum oleh suatu negara meskipun pelaku tersebut melarikan diri ke luar

negeri. Terlepas dari prosedural yang rumit, proses yang panjang, dan ada

beberapa negara juga yang sulit untuk diminta ekstradisi oleh negara tertentu

terhadap pelaku kejahatan transnasional.

Indonesia saja hanya memiliki perjanjian ekstradisi dengan sedikit negara,

meliputi Filipina, Thailand, Hong Kong, Korea Selatan, Australia, dan Cina.

Sedangkan negara lainya dalam melakukan proses ekstradisi menggunakan

hubungan timbal balik, seperti Amerika, Italia, dan lainnya.76

Biasanya negara

yang sulit melakukan ekstradisi disebabkan tidak adanya perjanjian ekstradisi

sehingga mempersulit dalam pemberantasan kejahatan transnasional.

Kesimpulannya bahwa kejahatan transnasional sangatlah kompleks selain

mengancam keamanan manusia juga masih banyak negara yang tidak

melakukan perjanjian ekstradisi. Tidak menutup kemungkinan itu menjadi

penghambat bagi pemberantasan masalah ini. Di sisi lain ekstradisi mampu

menyelesaikan kejahatan transnasional tanpa melalui perjanjian ekstradisi,

yakni melalui hubungan timbal balik jika kedua negara yang bersangkutan

menyepakatinya.

76

Majalah Interpol, Mutual Legal Assistance (MLA), 2006. Hal. 59.

Page 63: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

49

BAB IV

STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI KEJAHATAN

TRANSNASIONAL TERKAIT PERMINTAAN EKSTRADISI AMERIKA

SERIKAT ATAS NAMA LIM YONG NAM

A. Strategi Kerjasama Interpol Indonesia-Interpol Amerika sebagai Pra

Ekstradisi

PadaTahap pra ekstradisi merupakan rangkaian proses yang utama dalam

mengembalikanpelaku kejahatan tertentu. Pra ekstradisi akan terjadi jika suatu

negara memberikan surat permintaan ekstradisi kepada negara tertentu. Permintaan

ekstradisi dari pihak Amerika kepada Indonesia secara resmi pada 10 November

2014. Pada tahap pra ekstradisi terlebihdahulu memperoleh informasi terkait

pelaku kejahatan internasional akan diterima oleh negara anggota yang terlibat

dalam Interpol. Informasi diperoleh berdasarkan diterbitkannya red notic edengan

nomor kotrol 5633/9-2013 tentang permintaan dari Amerika tentang peringatan

terhadap individu atau kelompok tertentu. Notice tersebut juga mengizinkan

Interpol Indonesia melakukan penangkapan atau berbagi informasi tentang

kejahatan.77

AKBP Jajang Ruhyat S.Ik sebagai Kasubbag Kejahatan Transnasional Set

NCB-INTERPOL menyebutkan bahwa :

“Proses kerjasama antar Interpol diawali dengan penerbitan Red Notice

kepada anggotanya melalui i24/7. Setiap negara yang menerima

77

Definisi, Prosedur, dan Pelaksanaan Ekstradisi‟‟, Artikel diakses pada 11 April 2018 dari

http://www.interpol.go.id/id/uu-dan-hukum/ekstradisi/definisi-prosedur-dan-implementasi-ekstra disi

Page 64: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

50

permberitahuan tersebut harus melakukan pencarian atau penangkapan

terhadap buronan internasional terkait”.78

Lim Yong Nam sebagai pelaku kejahatan internasional atau buronan Amerika

diketahui keberadaanya oleh Indonesia ketika memasuki bandara internasional di

Batam. Red notice yang diterbitkan Interpol menjelaskan kejahatan Lim Yong Nam

berupapenyelundupan, ekspor barang ilegal, percobaan ekspor, dan keterangan

palsu. Penangkapan dan penahan sementara akan dilakukan oleh pihak kepolisian

daerah yang nantinya akan diproses oleh beberapa pihak terkait di Indonesia,

khususnya Interpol Indonesia.79

Setelah penahanan terkait pelaku kejahatan oleh

Kapolri atau Jaksa Agung melalui Interpol.Nantinya dilakukan langsung segera

pelaporan kepada Negera Peminta Ekstradisi, yakni Amerika.

Penahanan dan penangkapan Lim Yong Nam sebagai buronan internasional

berdasarkan pada Undang-Undang Dasar Nomor 1 Tahun 2006 Tentang Bantuan

Timbal Balik dalam Masalah Pidana. Peraturan tersebut menjelaskan bahwa negara

meminta kepada negara lain, yakni Amerika meminta kepada Indonesia untuk

melakukan penyidikan, penangkapan, dan penahanan terhadap individu atau

kelompok yang dianggap melakukan tindakan kejahatan.80

Proses penangkapan Lim Yong Nam akan diserahkan kepada Interpol

Indonesia untuk ditindaklanjuti. Pada bagian ini Interpol Indonesia mulai

menerapkan strateginya untuk menangani kejahatan transnasional terkait tindakan

78

Wawancara dengan AKBP Jajang Ruhyat S. Ik sebagai Kasubbag Kejahatan Transnasional pada 10

April 2018 di Kantor NCB-Interpol. 79

Singapore Man Sentenced to 40 Months in Prison for Plot Involving Exports to Iran of

U.S.Components, Artikel diakses pada 11 April 2018

darihttps://www.justice.gov/opa/pr/singapore-man-sentenced-40-months-prison-plot-involving-export

s-iran-us-components 80

Artikel diakses pada 28 Mei 2018 dari www.cifor.org/ilea/Database/.../uu01-2006%20bantuan%20timbal%20balik.pdf

Page 65: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

51

Lim Yong Nam. Bersamaan dengan itu strategi kerjasama akan dilakukan juga oleh

Interpol sebagai organisasi internasional.

Holsti menjelaskan bahwa kerjasama internasional akan terjadi jika dua aktor

internasional, khususnya aktor non negara memiliki kepentingan berbeda.

Nantinya melalui proses tersebut akan menghasilkan sesuatu keputusan yang harus

dipenuhi oleh berbagai pihak.81

Dalam prakteknya kesepakatan bersama akan

menghasilkan suatu bentuk perundingan atau perjanjian. Hasil yang saling

menguntungkan harus dikedepankan dalam kerjasama internasional.82

Kerjasama yang terjalin antara Interpol Indonesia dengan Interpol Amerika

terbentuk bukan atas dasar perjanjian melainkan adanya hubungan timbal balik.

Dimana melalui hubungan tersebut Interpol Indonesia mendapatkan kemudahan

dalam melakukan strategi kerjasamanya terkait ekstradisi Lim Yong Nam. Strategi

kerjasama tersebut membuat Amerika Serikat sebagai Negara Peminta melakukan

permohonan ekstradisi kepada Menteri Kehakiman RI.83

Hubungan timbal balik antar Interpol kedua negara tersebut dapat terbentuk

atas dasar saling menguntungkan. Dimana dari kepentingan berbeda menghasilkan

keputusan bersama untuk membantu Amerika melakukan proses ekstradisi Lim

Yong Nam sebagai pelaku kejahatan transnasional oleh Interpol Indonesia.

Salah satu peranan organisasi internasional adalah sebagai aktor independen

dimana dalam proses pengambilan keputusannya tidak dipengaruhi dari aktor

81

Doughertty dan Pfaltzgaff, Contending Theories, New York, 1997.Hal. 418 82

Ibid.,Doughertty dan Pfaltzgaff . 83

Pemerintah RI Kabulkan Permohonan Ekstradisi kepada Pemerintah AS‟‟, Artikel diaksespada 11

April 2018 dari

http://djahu.kemenkumham.go.id/id/detail/75-berita-lainnya/1252-pemerintah-ri-kabulkan-permo

honan-ekstradisi-kepada-pemerintah-as

Page 66: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

52

negara atau lainnya.84

Kerjasama dalam konteks Interpol Indonesia dan Interpol

Amerika dipandangsebagai bagian dari diplomasi. Secara khusus dikenal dengan

multitrack diplomacy yang terdiri atas sembilan jalur salah satunya adalah jalur

kedua, yakni diplomasi dapat dilakukan oleh aktor non negara.

Dengan kata lain melalui penjelasan dengan peranan organisasi internasional

dan multitrack diplomacy dapat dinyatakan bahwa Interpol sebagai aktor yang

tidak dapatdipengaruhi oleh aktor siapapun. Selain itu menegaskan juga bahwa

diplomasi dapat dilakukan oleh Interpol sebagai organisasi internasional sesuai

dengan multitrack diplomacy.

Strategi kerjasama Interpol Indonesia dengan Interpol Amerika dapat terjadi

tanpa adanya persetujuan kerjasama melainkan atas dasar hubungan baik kedua

negara tersebut.85

Kemudian proses ekstradisi bisa dilakukan jika Interpol Amerıka

mengajukan Permintaan Ekstradisi kepada pemerıntah Indonesia. J.G Stark

menyebutkan beberapa unsur yang terkandung dalam proses ekstradisi, meliputi

subjek, objek, prosedur, dan tujuan.

Subjek ekstradisi adalah Amerika sebagai Negara Peminta melalui

Interpolnya.Sedangkan Objek yaitu Lim Yong Nam sebagai pelaku kejahatan

transnasional.Unsur prosedur menyebutkan Inteprol Amerika harus melakukan

serangkain prosedur terkait permintannya untuk mengekstradisi Lim Yong Nam.

Terakhir, tujuannya untuk memberi hukuman kepada Lim Yong Nam yang akan

diadili di Amerika melalui Interpol Amerika.

84

Clive Archer, International Organizations, (London: Allen & Unwin Ltd, 1983) Hal. 130-147 85

Vademinkum Divisi Hubungan Internasional, hal 46.

Page 67: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

53

Strategi kerjasama Interpol Indonesia mulai dilakukan ketika Lim Yong Nam

sudah tertangkap dan ditahan dalam waktu tertentu.Kemudian Interpol Indonesia

berkerjasama dengan Interpol Amerika terkait Lim Yong Nam sebagai buronan

Amerika. Kerjasama tersebut berawal dari penerbitan red notice atau

pemberitahuan merah artinya bentukkerjasama internasional yang mengharuskan

anggota Interpol memberikan informasi terkait pelaku kejahatan.86

Penerbitan red notice mengizinkan Interpol Indonesia berkoordinasi dengan

kepolisian daerah Batam untuk mengadili pelaku kejahatan melalui lembaga

pengadilan nasional untuk memberikan hukuman sesuai dengan perintah

penangkapan.Teknis dalam strategi kerjasama berawal dari Interpol Indonesia

menghubungi Amerika tentang Lim Yong Nam. Nantinya melalui kerjasama atas

dasar hubungan timbal balik Interpol Indonesia akan membantu proses ekstradisi

Lim Yong Nam ke pihak Amerika. Pengadilan Negeri Batam mengeluarkan

ketetapan dengan Nomor: 01/Pid.Ekst/2015/PN.BTM dengan tanggal 1 Juli 2015.87

Secara spesifik terkait kerjasama tersebut dijelaskan oleh AKBP Jajang

Ruhyat S.Ik sebagai Kasubbag Kejahatan Transnasional Set NCB-INTERPOL

sebagai berikut:

“Setelah penangkapan Lim Yong Nama, Interpol Indonesia berkomunikasi

dengan Interpol dan FBI Amerika. secara intensif. Selain itu berkoordinasi

terkait pemenuhan berbagai dokumen dalam rangka proses ekstradisi. Masa

86

Interpol-NCB Indonesia, Kumpulan Naskah Kerjasama antara Kepolisian NegaraRepublik Indonesia

dengan Kepolisian Negara Asing dan Organisasi Internasional, Jakarta, 2007.Hal. 38. 87

Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia Divisi Hubungan

Internasional,„‟Kronologis Ekstradisi Lim Yong Nam‟‟.

Page 68: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

54

tunggu ekstradisi maka Lim Yong Nam dilakukan penahanan sementara oleh

Mabes Polri yang sebelumnya juga sudah ditahan di Polda Batam.”88

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa strategi kerjasama Interpol Indonesia

akan mulai diterapkan ketika Lim Yong Nam ditangkap oleh kepolisian daerah

Batam serta dilakukan proses penahanan. Penangkapan tersebut sesuaı dengan red

notice yang diterbitkan oleh Interpol.Interpol Indonesia secara langsng menerima

red notice dari Interpol Amerika tentang berbagai kejahatan yang sudah dilakukan

Lim Yong Nam kepada pemerintah Amerika.

Penerbitan red notice yang nantinya mengharuskan Interpol Indonesia

menghubungi kepolisian daerah di Batam sebagai bentuk implementasi strategi

kerjasama Interpol Indonesia.Kemudian strategi kerjasama tersebut dapat terjadi

tanpa perjanjian melainkan melalui hubungan timbal balik diantara Interpol

Indonesia dan InterpolAmerika Serikat.Proses ekstradisi secara langsung

ditangani Divisi Hubungan Internasionalsebagai representasi Interpol Indonesia.

B. Strategi Negosiasi Interpol Indonesia terhadap Pemerintah Indonesia

sebagai Proses Ekstradisi

Strategi negosiasi akan diterapkan oleh Interpol Indonesia jika negara

diminta(Indonesia) menerima permintaan ekstradisi dari negara peminta

(Amerika). Dalam proses ekstradisi tentunya terdapat peranan Interpol Indonesia

dan Interpol Amerika. Adapun kewenangan terkait keputusan seseorang dapat

diekstradisi atau tidak adalah badan yudikatif (Pengadilan) serta badan eksekutif

(presiden atau menteri).

88

Wawancara dengan AKBP Jajang Ruhyat S. Ik sebagai Kasubbag Kejahatan Transnasional pada 10

April 2018 di Kantor NCB-Interpol.

Page 69: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

55

Dalam konteks ini negosiasi yang diterapkan oleh Interpol Indonesia dalam

strateginya terkait dengan beberapa lembaga hukum atau peradilan di Indonesia.

Secara definisi negosiasi adalah proses dari beberapa pihak seperti aktor negara,

non negara, dan individu yang bertujuan untuk menyelesaikan suatu masalah.

Dalam suatu negosiasi diharuskan pihak yang terlibat saling menguntungkan atau

win-win solution.89

Kemudian negosiasi itu sendiri dalam bentuknya dapat dilakukan secara

softdıplomacy dan principal dıplomacy.Maksudnya dilakukan sesuai dengan

hubungan baikdan menekankan pengertian sebagai soft diplomacy.Selain itu

diterapkan berdasarkan berbagai prinsip yang jelas untuk mencapai tujuan

organisasi sebagai principaldiplomacy.90

Lembaga kementrian yang menangani masalah ekstradisi adalah Kementrian

Hukum dan Hak Asasi Manusia.Kementrian tersebut sebagai perwakian dari

pernyataanpresiden tentang diterima atau tidaknya seorang pelaku kejahatan

transnasional untuk diekstradisi. Di samping itu Kejaksaan Agung Indonesia

bertanggung jawab dalam memberikan keputusan terkait proses ekstradisi.

Negosiasi Interpol sangat mengedepankan aspek soft diplomacy dan

principaldiplomacy kepada beberapa pihak terkait proses ekstradisi, meliputi

Kepolisian DaerahBatam, Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Polisi

Republik Indonesia, Kejaksaan Agung Republik Indonesia, Kementrian Luar

Negeri serta keputusan Presiden Republik Indonesia. Tujuan negosiasi Interpol

89

G.R. Berridge, Diplomacy: Theory and Practice 2nd Edition, (Basingstoke: Palgrave,2002). Hal. 23. 90

Principled Negotiation, diakses pada 28 Februari 2018

darihttp://www.colorado.edu/conflict/peace/prinneg.html

Page 70: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

56

Indonesia untuk menyelesaikan masalah ekstradisi Lim Yong Nam ke pemerintah

Amerika.

Pada tingkat Kepolisian Daerah Batam dan Kejaksaan Pengadilan Tinggi di

Batam Interpol Indonesia melakukan negosiasi untuk melakukan perpanjangan

waktu penahanan kepada Lim Yong Nam.Hal tersebut dilakukan karena Interpol

harus berkoordinasi dengan Interpol Amerika dan beberapa pihak di Indonesia,

seperti Kejaksaan Agung serta Kementrian Hukum dan HAM.Permintaan

keputusan untuk perpanjanganan penahanan dilakukan Interpol kepada Kejaksaan

Pengadilan Tınggi Batam.Sedangkan Kapolda Batam harus memberikan penjagaan

ketat kepada Lim Yong Nam atas negosiasi Interpol Indonesia. Dengan kata lain

penahanan Lim Yong Nam di Batam untuk menunggu keputusan presiden terkait

disetujui atau tidaknya proses ekstradisi ke Amerika.

Selanjutnya negosiasi Interpol Indonesia terhadap Kementrian Hukum dan

HAM terkait keputusannya untuk mengekstradisi Lim Yong Nam kepada

Amerika..Hal ini penting mengingat Interpol Indonesia dan Amerika tidak

memiliki perjanjian ekstradisi.Interpol Indonesia menegosiasi untuk ekstradisi atas

dasar hubungan timbal balik sebgai bentuk balas budi Interpol Amerika terhadap

pemerintah Indonesia.Melalui negosiasinya akan dıkabulkannya proses ekstradisi

oleh kementrian tersebut dengan dikeluarkannyaSurat Pemberitahuan dengan

Nomor M.HH.AH. 12.07-24 tentang Keputusan Ekstradisi Lim Yong Nam.91

Hasil dari negosiasi tersebut membuat Presiden Indonesia mengabulkan

permintaan Amerika dalam mengekstradisi Lim Yong Nam. Ekstradisi Lim Yong

91

Surat Pemberitahuan Tentang Keputusan Ekstradisi Lim Yong Nam‟‟, Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 29 Februari 2016.

Page 71: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

57

Nam melalui Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang pengabulan

permintaan ekstradisi dari pihak Amerika terhadap Lim Yong Nam sebagai warga

negara Singapura. Dasar persetujuan ekstradisi tersebut adalah United Nations

Convention Against TransnationalOrganized Crime (UNTOC) serta hubungan baik

Amerika-Indonesia. Amerika pernahmembantu Indonesia dalam pemulangan WNI

yang melarikan diri ke Amerika.92

Undang-Undang Dasar Nomor 1 Tahun 1979 Tentang Ekstradisi pada Pasal 2

menyebutkan bahwa ekstradisi dapat dilakukan berdasarkan hubugan baik jika

kepentingan negara menghendakinya. Pengajuan ekstradisi tanpa adanya perjanjian

dilakukan melalui saluran diplomatik dari Kementrian Luar Negeri disampaikan

kepada Kementrian Kehakiman dan dilaporkan kepada presiden tentang

permintaan ekstradisi. Begitupun dengan peraturan teknis permintaan ekstradisi

secara prosedural terdapat pada undang-undang tersebut.

Proses ekstradisi dalam teknisnya akan diajukan oleh Kementrian Hukum dan

HAM kepada Kepolisian Republik Indonesia. Nantinya akan diteruskan oleh Divis

Hubungan Internasional sebagai representasi Interpol Indonesia. Tentunya proses

ekstradisi tidak leğas dari tindakan Interpol Indonesia yang bergerak secara cepat

dan teratur serta koordinasi dengan berbagai pıhak terkait dengan proses ekstradisi.

Jadi pada proses ekstradisi strategi negosiasi Interpol Indonesia diterapkan

secara soft dan prıncıpal. Maksudnya negosiasi dengan mengedapankan pada

92

Pemerintah RI Kabulkan Permohonan Ekstradisi kepada Pemerintah AS‟‟, Artikel diaksespada

11 April 2018 dari

http://djahu.kemenkumham.go.id/id/detail/75-berita-lainnya/1252-pemerintah-ri-kabulkan-permo

honan-ekstradisi-kepada-pemerintah-as

Page 72: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

58

prinsip tertentuyakni memberantas kejahatan internasional dan bersifat kooperatif

kepada pihak terkait.Strategi negosiasi memilikı peranan besar dalam penentuan

dıterima atau tidaknya Lim Yong Nam untuk diekstradisi ke Amerika.

C. Strategi Pengawalan Lim Yong Nam sebagai Pelaksanaan Ekstradisi

Strategi ini akan diterapkan ketika keputusan terkait permıntaan ekstradisi

dikabulkan. Bersamaan dengan itu akan dilaksanakan penyerahan Lim Yong Nam

sebagai pelaku kejahatan internasional kepada Interpol Amerika melalui

penentuan tempat, tanggal, dan waktu. Disamping itu juga harus ada pengawalan

yang dilakukan oleh pihak interpol Indonesia dalam rangka kelancaran penyerahan

Lim Yong Nam.

Terlepas dari berbagais strategi Interpol Indonesia dalam melakukan proses

ekstradisi tentuya terdapat hambatan dalam penerapan strateginya. Meskipun

hambatan tersebut sudah diatasi oleh Interpol sehingga Lim Yong Nam sudah

diputuksan untuk diekstradisi ke Amerika. Berikut adalah hambatan yang ada

menurut AKBP Dadang Sutrasno, S. Ik sebagai Kasubbag Bantuan Hukum

Internasional :

“Hambatan terjadi ketika pihak Lim Yong Nam melakukan gugatan

pra-peradilan atas nama yang bersangkutan. Gugatan tersebut berdasarkan

keputusan pengadilan Singapura yang menyebutkan bahwa Lim Yong Nam

tidak melakukan tindak kejahatan. Sedangkan pengadilan Indonesia

menyebutkan tindakan Lim Yong Nam sebagai suatu kejahatan. Proses

gugatan ini yang membuat proses ekstradisi sedikit terhambat.”93

93 Wawancara dengan AKBP Dadang Sutrasn S. Ik sebagai Kasubbag Kejahatan Transnasional pada 10

April 2018 di Kantor NCB-Interpol.

Page 73: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

59

Pelaksanaan ekstradisi dilakukan oleh Departemen Kehakiman.Dimana

tempat penyerahan Lim Yong Nam dilaksanakan di Bandara Internasional

Soekarno Hatta dikawal langsung oleh Interpol dan Polri. Bersamaan dengan itu

secara legal akan dilakukan penandatanganan Berita Acara Serah Terima dengan

disaksikanya perwakilan daari Departemen Luar Negeri, Kejaksaan Agung, Polisi

Republik Indonesia, dan Direktur Jenderal Imigrasi.94

AKBP Dadang Sutrasno, S.

Ik juga menegaskan kembali terkait dasar Lim Yong Nam diekstradisi ke Amerika,

yakni :

“Ekstradisi terhadap Lim Yong Nam berdasarkan UUD RI Tahun 1979

tentang daftar kejahatan yang dapat diekstradisi yakni penipuan,

penyelundupan, pemalsuan, dan kejahatan lainnya.”95

Berdasarkan Nota Dinas Nomor: B/ND-169/III/2016/NCB-Div HI terkait

pelaksanaan serah terima Lim Yong Nam kepada Amerika dilakukan pada 31

Maret 2016 di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pukul 23.30 dengan

menggunakan maskapai Korean Air 5628. Lim Yong Nam akan dipindahkan dari

Rumah Tahanan Polda Kepulauan Riau menuju Posko Kejagung di Bandara

Internasional Soekarno Hatta melalui pengawalan Interpol. Adapun pihak Amerika

hanya menanggung biaya proses ekstradisi dari Indonesia ke Amerika serta

mengirim Interpol Amerika untuk melakukan penerimaan Lim Yong Nam.96

94

Markas Besar Polisi Indonesia, Wawancara dengan AKBP Jajang Ruhyat, pada 10 April 2018. 95

Wawancara dengan AKBP Dadang Sutrasn S. Ik sebagai Kasubbag Kejahatan Transnasional pada 10

April 2018 di Kantor NCB-Interpol. 96

Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia Divisi Hubungan Internasional, „‟Nota DinasInterpol

Indonesia: Laporan Persiapan Serah Terima Lim Yong Nam dari Indonesia kepadaAmerika‟‟.

Page 74: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

60

BAB V

KESIMPULAN

V. A. KESIMPULAN

Dinamika internasional yang sedang terjadi pasca perang dingin adalah

semakin kompleksnya berbagai permasalahan dunia, khususnya kejahatan

transnasional. Kejahatan ini sudah melewati batas-batas tertentu pada

negara-negara di dunia sehingga harus ada badan atau institusi tertentu yang

menanganinya. Begitupun dengan Indonesia harus ikut serta dalam memberantas

kejahatan transnasional terbukti dengan diratifikasinya konvensi PBB terkait

kejahatan tersebut.

Interpol atau International Police merupakan salah satu institusi internasional

yang berfokus pada permasalahan kejahatan transnasional. Institusi ini

menghubungkan dan mengikatkan kepolisian di seluruh dunia, termasuk

Indonesia yang ikut bergabung di dalamnya. Badan khusus tertentu di Indonesia

yang merupakan representasi Interpol disebut dengan NCB-INTERPOL

Indonesia dibawahi langsung oleh Polri.

Kejahatan Lim Yong Nam terhadap pemerintahan Amerika, seperti

memberikan keterangan palsu terkait transaksi pembelian barang tertentu, ekspor

ilegal, dan secara tidak langsung membantu aksi terorisme di Iran. Tindakan

tersebutlah yang membuat pemerintah Indonesia menerima permintaan ekstradisi

dari Amerika melalui mekanisme Interpol Indonesia. Melalui hubungan Interpol

Indonesia-Interpol Amerika membuat proses ekstradisi tersebut berjalan baik

yang kemudian pemerintah Amerika bisa memberikan hukuman kepada Lim

Yong Nam atas tindakan kejahatannya.

Page 75: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

61

Adapun salah satu peranan Interpol yang signifikan terkait pemberantasan

kejahatan transnasional adalah ekstradisi. Dimana dalam penelitian ini melihat

Lim Yong Nam sebagai pelaku kejahatan transnasional di Amerika berhasil

tertangkap di Indonesia. Kemudian pihak Amerika meminta Indonesia untuk

melakukan ekstradisi terhadap Lim Yong Nam. Interpol Indonesia memiliki

peranan besar dalam melakukan proses ekstradisi tersebut.

Dalam menangani permintaan ekstradisi Lim Yong Nam Interpol

menerapkan beberapa strategi. Pertama, pra ekstradisi melalui strategi kerjasama

Interpol Indonesia dengan Interpol Amerika. Pada tahap ini Interpol Indonesia

menerbitkan red notice untukmemberikan keterangan tertentu terkait kejahatan.

Kedua, proses ekstradisi dengan menerapkan strategi negosiasi Interpol

Indonesia. Negosiasi dilakukan antara Interpol Indonesia dengan pihak

pemerintah yang terlibat, seperti lembaga hukum, kementrian, dan kepresidenan.

Ketiga, pelaksanaan ekstradisi atau disebut pengawalan Lim Yong Nam

Page 76: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

xv

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Archer, Clive. International Organizations. London: Allen & Unwin, 1983.

Bajpai. K, Human Security : Concept and Measurement. Kroc Institute Occasional, 2000.

Bennet, Le Roy A.International Organizations: Principles and Issues. New Jersey:

Prentice Hall Inc, 1997.

Berridge, G.R. Diplomacy: Theory and Practice 2nd Edition.

Basingstoke:

Palgrave, 2002.

Burchill, Scott. Teori-Teori Hubungan Internasional. Yogyakarta: Nusa Media,

2009.

Diamond, Louise and Mc.Donald, John. Muti-track Diplomacy: A System

Approach to

Peace-3rd ed. New York: Kumarian Press, 1996.

Doughertty dan Pfaltzgaff, Contending Theories, New York, 1997.

Jackobson, Harold K. Network or Interdependence, Alfred A Knopf: New York,

1979.

Keohane, Robert. After Hegemony: Discord and Collaboration in World Political

Economy. New Jersey: Princeton University Press, 1984.

Lewichi, Roy J, et.al. Negotiation: Exercise, Reading, and Cases. New York: Mac Graw- Hill, 2003.

Page 77: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

xvi

Partiana, I wayan. Hukum Pidana Internasional. Bandung: PT. Refika Aditama,

2000.

Perwita, A.A.B. & Yani, Y.M. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Bandung:

Rosda, 2006.

Rosenaua, James N. International Politics and Foreign Policy: A

Reader in

Research and Theory. New York: The Free Press, 1969.

Rourke, John T. International Politics on The World Stage, 1991.

Sardjono. Kerjasama Internasional di Bindang Kepolisian. Jakarta: NCB Indonesia, 2008.

Sunarso, Siswanto. Ekstradisi dan Bantuan Timbal Balik dalam Masalah Pidana:

Instrumen Penegakan Hukum Pidana Internasional. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Vademinkum Divisi Hubungan Internasional Polri, 2012.

Vermonte, Philips Jusario. Transnational Organized Crime: Isu dan

Permasalahannya, dalam Analisis CSIS Isu-isu Non Tradisional: Bentuk Baru

Ancaman Keamanan. Jakarta: CSIS, 2012.

Padmanagara, R Makbul. Kejahatan Internasional, Tantangan dan Upaya Pemecahan, Majalah Interpol Indonesia. 2007.

Jurnal

Adhınata, Made Bayu Permana. Kejahatan Perdagangan Manusıa sebagaı Human Securıty Issues dı Indonesıa 2005-2009. Fakultas Ilmu Sosıal dan Ilmu Polıtık. Unıversıtas Udayana, 2012.

Page 78: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

xvii

Bantarto, Bandoro. Masalah-Masalah Keamanan Internasional Abad 21.

Badan Pembinaan Hukum Nasional. Departemen Kehakiman dan Hak

Asasi Manusia. 2013.

Mapendere, Jeffrey, et. al. t.t. Track One and a Half Diplomacy and the Complementary of Tracks. Culture of Peace Online Journal. Vol. 2, 2012.

Margono. Aktor Non-Negara dalam Hubungan Internasıonal. Jurnal Pendıdıkan Pancasıla dan Kewarganegaraan. Th. 28, Nomor. 2, Agustus 2015.

McDonald, John W. The Institute for Multi-Track Diplomacy. Journal of

Conflictology, 2012.

Olii, M. Irvan. Sempitnya Dunia, Luasnya Kejahatan? Sebuah Telaah Ringkas Tentang Transnasional Crime. Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 4 No. 1, September 2005.

KESAKSIAN: Medıa Informası Perlındungan Saksı dan Korban. Transnatıonal Organıze Crıme. Buletın Kesaksıan, No. III, 2012

Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia Divisi Hubungan Internasional, „‟Kronologis Ekstradisi Lim Yong Nam‟‟.

MarkasBesar Kepolisian Republik Indonesia Divisi Hubungan Internasional, „‟Rıngkasan Fakta Kejahatan Lim Yong Nam CS‟‟.

Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia Divisi Hubungan Internasional, „‟Nota Dinas Interpol Indonesia: Laporan Persiapan Serah Terima Lim Yong Nam dari Indonesia kepada Amerika‟‟.

„‟Surat Pemberitahuan Tentang Keputusan Ekstradisi Lim Yong Nam‟‟, Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, 29 Februari 2016.

Page 79: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

xviii

Website

Artıkel dıakses pada 2 Februarı 2018 darı file:///C:/Users/Hollywood/Downloads/S2-2014-342660-chapter1%20(1).pdf

„‟Indonesıa Ekstradısı Lım Yong Nam ke Amerıka‟‟, Artıkel dıakses pada 3

Februarı

pada 201 8 darı

https://www.gatra.com/hukum/193608-indonesia-serahkan-lim-yong-nam-kepa

da-pemerintah-amerika-serikat

„‟Inılah Kejahatan yang Dılakukan Buronan Amerıka Serıkat Lım Yong Nam‟,

Artıkel dıakse s pada 3 Februarı 2018 pada

http://batamnews.co.id/berita-3346-inilah-kejahatan-yang-dilakukan-buronan-a merika-serikat-lim-yong-nam.html‟

„‟Rekam Kejahatan Steven Lım Hıngga Jadı Buronan Pallıng Dıcarı Amerıka‟‟,

Artıkel

dıakses pada 3 Februarı 2018 darı

https://www.merdeka.com/peristiwa/rekam-kejahatan-steven-lim-hingga-jadi-b

uronan-paling-dicari-amerika.html

„‟Lım Yong Nam, Buronan AS dıekstradısı ke Amerıka‟‟, Artıkel dıakses pada 3

Februarı 2018 darı http://www.jurnalinfo.com/berita.html?id=Ling_Yong_Nam,_Buronan__AS_ Diekstradisi_dari_RI

„‟Member Countrıes‟‟, Artıkel dıakses pada 21 Meı 2017 darı http://www.interpol.int/Member-countries/World

„‟Pemerintah RI Kabulkan Permohonan Ekstradisi kepada Pemerintah AS‟‟,

Artikel

Page 80: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

xix

diakses pada 11 April 2018 dari http://djahu.kemenkumham.go.id/id/detail/75-berita-lainnya/1252-pemerintah-r i-kabulkan-permohonan-ekstradisi-kepada-pemerintah-as

“Penanggulangan Kejahatan Lintas Negara Terorganisir”, Artıkel

dıakses pada 3

Februarı 2018 darı

http://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/isu-khusus/pages/Penanggulangan-Kejah

atan-LintasNegara-Terorganisir.aspx

„‟Principled Negotiation‟‟. diakses pada 1 Februari 2018 dari http://www.colorado.edu/conflict/peace/prinneg.htm

Singapore Man Sentenced to 40 Months in Prison for Plot Involving Exports to

Iran of U.S.

Components. Artikel diakses pada 11 April 2018 dari https://www.justice.gov/opa/pr/singapore-man-sentenced-40-months-prison-plot-inv olving-exports-iran-us-components

„‟Structure and Governance‟‟,Artıkel dıakses pada 22 Januarı 2018 darı https://www.interpol.int/About-INTERPOL/Structure-and-governance.

US says Singapore man Lim Yong Nam pleads guilty to plot to export Iraq bomb

parts,

Artıkel dıakses pada 3 Februarı 2018 darı

http://www.straitstimes.com/world/us-says-singapore-man-pleads-guilty-to-plot-

t o-export-iraq-bomb-parts

„‟Internatıonal Partners‟‟. Artıkel dıakses pada 22 Januarı 2018 darı https://www.interpol.int/About-INTERPOL/International-partners

Page 81: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

xx

LAMPIRAN

1. Transkrip Wawancara

Waktu : 10 April 2018

Tempat : TNCC Divisi Hubungan Internasional Mabes Polri

Jakarta Selatan

Narasumber : AKBP Jajang Ruhyat S.Ik sebagai Kasubbag Kejahatan

Transnasional Set NCB-INTERPOL

S :Bagaimana strategi NCB-INTERPOL Indonesia dalam menangani

permasalahan kejahatan lintas negara yang ada di Indonesia dengan studi

kasus ekstradisi buronan Amerika Serikat Lim Yong Nam periode 2014-2016

?

PJ :Jadi kalau bukan indonesia ya sebenarnya ya, jadi terkait dengan Lim

Yong Nam ini. Bahwa sejarah riwayat nya pada saat Lim Yong Nam

ditetapkan sebagai DPO oleh otoritas di Amerika, pencarian terhadap dia

dilakukan melalui kerjasama Interpol salah satunya menerbitkan red notice

melalui i24/7. Setelah red notice dipublish, salah satu kewajibannya adalah

kewajiban Indonesia sebagai anggota negara interpol membantu dalam

pencarian dan menangkap buronan tersebut dan itu sudah dilakukan dengan

menyebarkan red notice ke penegak hukum di internal POLRI maupun

imigrasi.

Strateginya adalah yaitu :

Page 82: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

xxi

1. Menyebarluaskan red notice atas nama Lim Yong Nam ke instansi

penegak hukum instansi POLRI maupun diluar POLRI.

2. Kerjasama atau berkoordinasi dengan perwakilan FBI di Indonesia karena

ini adalah buronan FBI. Yang kita lakukan adalah berkomunikasi intensif

dengan FBI.

3. Makanya begitu si Lim Yong Nam itu ditangkap di Kepulauan Riau, kita

berkomunikasi dengan FBI untuk memenuhi dokumen-dokumen yang

diperlukan dalam rangka proses ekstradisi. Karena masalah penangkapan itu

dibatasi. Sebelum ada permintaan ekstradisi masuk, ada penahanan sementara

selama 20 hari di Mabes POLRI.

Karena penangkapan berdasarkan red notice, maka akan dilakukan

penahanan sementara selama 20 hari menurut kementrian hukum dan HAM

sebelum permintaan ekstradisi diterima oleh pemerintah Republik Indonesia.

Nah disinilah kita mendorong terus FBI tadi untuk melengkapi semua

dokumen - dokumen yang diperlukan. Setelah ditangkap, siapkan dokumen -

dokumen. Bahasa kerennya koordinasi dan asistensi dengan FBI.

Memfasilitasi pertemuan FBI dengan kementrian hukum dan HAM dan

kejaksaan agung RI.

S : Bagaimana pra ekstradisi Lim Yong Nam ?

PJ : Pra ekstradisi adalah pada saat dia dilakukan penangkapan, dan

penahanan sementara selama 20 hari, sampai dengan diterima

permintaan oleh pemerintah RI dari negara peminta.

S : Bagaimana proses ekstradisi Lim Yong Nam ?

Page 83: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

xxii

PJ : Proses ekstradisi dimulai pada saat permintaan ektradisi dari negara

peminta diterima resmi oleh negara Indonesia. Dalam hal ini menteri

Hukum dan HAM melalui saluran diplomatik, jadi permintan dikirim

melalui kedutaan yang ada di Indonesia, melaui Kementrian Luar

Negri kepada Kementrian Hukum dan HAM selaku otoritas pusat.

Setelah menteri Hukum dan HAM telah menerima dan telah

dinyatakan lengkap maka akan dilimpahkan kepada kejaksaan agung.

Kejaksaan agung akan memberikan berkas tadi dari mentri hukum dan

ham kepada Kapolri.

Dari AS ke RI, Kemlu, Menkumham, setelah diperiksa lengkap

diserahkan ke ka polri, setelah dari kapolri akan diserahkan ke

kejaksaan agung. Setelah itu berkas perkara akan diserahkan ke

pengadilan untuk disidangkan. Setelah dari pengadilan diserahkan

kepada menteri Hukum dan HAM dan diserahkan kepada presiden

untuk dikeluarkan kepres tentang dapat atau tidaknya diekstradisi.

Putusan ekstradisi ada ditangan presiden, makanya dari hakim

hanya penetapan, keputusan akhir ditanga presiden. Setelah Kepres

keluar maka ekstradisi dapat dilaksanakan.

S : Bagaimana pelaksanaan ekstradisi Lim Yong Nam ?

PJ : Setelah presiden RI mengeluarkan kepres tentang dikabulkannya

ekstradisi, maka menkumham akan meyampaikan kepada otoritas

amerika bahwa ekstradisi dikabulkan kemudian akan ditentukan kapan

penyerahan Lim Yong Nam kepada pemerintah AS. Selama

penyerahan itu akan disaksikan oleh kejaksan agung, kemenkumham,

POLRI, interpol.

Page 84: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

xxiii

S : Bagaimana proses ekstradisi Lim Yong Nam dari Interpol Indonesia

kepada Amerika ?

PJ : Ektradisi itu dari pemerintah RI kepada pemerintah AS. Ektradisi

dilakukan oleh instansi terkait yang ada dalam undang-undang

ekstradisi. Interpol bagian dari sistem pemerintahan di Indonesia.

S : Apakah ada peran AS dalam proses ekstradisi Lim Yong Nam?

PJ : Mulai pada saat ditangkap, menyiapkan dokumen-dokumen, serta

segala biaya untuk pemulangan Lim yong nam menjadi tanggung

jawab AS. Termasuk menyiapkan tiket untuk lim yong nam dan

petugas pengawal, yang akan mengawal Lim Yong nam dari

Indonesia ke Amerika serta tiketnya.

2. Transkrip Wawancara

Waktu : 10 April 2018

Tempat : Baharkam Mabes Polri Jakarta Selatan

Narasumber : AKBP Dadang Sutrasno, S.Ik sebagai Kasubbag Bantuan

Hukum Internasional Set NCB-INTERPOL.

S : Apakah ada kendala dalam proses ekstradisi Lim Yong Nam ? Jika ada

bisa dijelaskan ?

PD : Pihak lim yong nam melakukan gugatan pra-peradilan atas penahanan

yang bersangkutan. Karena menurut Singapore tindakan Lim Yong

Nam bukan termasuk tindak pidana. Tapi ditolak dengan pengadilan

dengan alasan kejahatan lim yong nam menurut hukum indonesia itu

adalah tindak pidana, makanya di proses. Sebenarnya bukan kendala tapi

karena ada gugatan pra-peradilan itu proses ekstradisi sedikit terhambat.

Page 85: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

xxiv

S : Tindakan apa yang sudah dilakukan Lim Yong Nam sehingga harus

diekstradisi ?

PD : Bahwa Lim Yong Nam ini di cari oleh otoritas Amerika Serikat

karena didakwa sebagai berikut :

a. Konspirasi untuk menipu Amerika Serikat dengan cara tidak jujur.

b. Penyelundupan.

c. Ekspor ilegal dan percobaan ekspor ilegal.

d. Berkomplot membuat keterangan palsu kepada pemerintah Amerika

Serikat.

e. Keterangan palsu keppada penegak hukum.

S :Apa dampak dari ekstradisi Lim Yong Nam bagi Interpol dan

pemerintah Indonesia ?

PD : 1. Meningkatkan citra Indonesia di dunia internasional. Bahwa

pemerintah Indonesia sangat berkomitmen dalam memerangi

kejahatan lintas negara.

2. Meningkatkan kerjasama antara penegak hukum Indonesia dan

Amerika Serikat secara bilateral.

3. Memberikan shock therapy kpd para pelaku kejahatan bahwa

Indonesia bukan tempat yang aman untuk bersembunyi atau

menghindari proses hukum di negara lain.

S : Apakah Lim Yong Nam merupakan anggota dari kelompok teroris

tertentu ? Jika benar, apa nama organisasi tersebut ?

PD : Bukan, dia bukan anggota kelompok teroris, dia hanya pedagang

saja, pedagang import ilegal, karena dia menjual ke Iran maka di

Page 86: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …

xxv

interpretasikan dia adalah komplotan teroris. Dia membeli dan menjual

secara online ic modul 6000 radio.

S : Apa alasan pemerintah atau Interpol Indonesia menyetujui permintaan

ekstradisi Amerika ?

PD : Karena sesuai dengan UUD RI nomor 1 tahun 1979 tentang daftar

kejahatan yang pelakunya dapat di eskstradisikan yaitu, penipuan,

penyelundupan, pemalsuan atau kejahatan yang bersangkutan dengan

pemalsuan.

Page 87: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 88: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 89: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 90: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 91: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 92: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 93: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 94: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 95: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 96: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 97: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 98: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 99: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 100: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 101: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 102: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 103: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 104: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 105: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 106: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 107: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 108: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 109: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 110: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …
Page 111: STRATEGI INTERPOL INDONESIA DALAM MENANGANI …