Strategi Hideyoshi

download Strategi Hideyoshi

of 5

description

ya ya ya

Transcript of Strategi Hideyoshi

Ilham Sil Putra(170610100074)

Reza Abdillah(170610100090)

Andhika Yudha P(170610100126)

Mata kuliah : Kepemimpinan

Intisari Buku Strategi Hideyoshi

DALAM sejarah Jepang, Toyotomi Hideyoshi adalah tokoh sepektakuler yang tidak tertandingi dalam mencapai "puncak prestasi". Ia lahir dari keluarga petani miskin, dibelit nasib pahit; berwajah jelek, pendek dan tak berpendidikan. Tapi setumpuk kemalangan hidup itu tak menjadikan Hideyoshi mengutuk nasib yang membelitnya. Kemiskinan yang menjeratnya ia ubah menjadi keberuntungan dengan mengandalkan otak daripada tubuh, akal daripada senjata, strategi (dan logistik) daripada tombak. Tak mustahil, ia kemudian mampu meraih puncak karier gemilang; ia menjadi wakil kaisar bukan berdasarkan garis keturunan, melainkan dari kecerdikan otak.

Tak mustahil, jika perjuangan Hideyoshi dalam meraih prestasi -dari seorang petani miskin hingga bisa jadi wakil kaisar- itu mengundang kekaguman. Tak sedikit orang Jepang, terutama dari kalangan bawah, yang ingin tahu tentang rahasia di balik kesuksesan Hideyoshi. Dan di antara orang yang ingin tahu itu adalah Jiro dan Gonsuke. Dua petani muda itu tidak ingin kelak menjadi petani lantaran ia dilahirkan dari keluarga petani. Dengan kata lain, mereka ingin mengikuti jejak Hideyoshi. Keinginan untuk mengubah nasib itulah yang kemudian membawa keduanya menemui Hideyoshi dengan tujuan ingin mencari kebijaksanaan atau menimba ilmu.Kehadiran kedua petani itu diterima Hideyoshi dengan hormat,apalagi mereka datang tidak untuk mencari pekerjaan,melainkan hendak mencari jalan menuju keberuntungan. Hideyoshi kemudian berbagi kisah perjuangan di balik kesuksesannya,dan di sela-sela kisah perjalanan hidup yang dituturkan itu,Hideyoshi membeberkan tentang kunci sederhana yang membawanya bisa sukses mencapai puncak prestasi.Pertama, menentukan "tujuan hidup" dengan membayangkan jalan yang akan mengantarkan ke tempat yang diinginkan. Dalam bahasa Hideyoshi, "terbayangkan berarti terjangkau". Artinya, membayangkan sesuatu yang benar-benar mungkin; tahu apa langkah pertama yang harus . ditempuh. Ibarat seseorang yang ingin menempuh perjalanan maka ia harus memiliki tujuan. Sebab bagi Hideyoshi, kegagalan manusia lebih sering disebabkan oleh ketiadaan tujuan yang jelas dibandingkan dengan ketiadaan kemampuan.Kedua, memupuk rasa bersyukur. Sebab --menurut Hideyoshi-- "rasa bersyukur" itu akan mendatangkan keberuntungan, dan perbuatan baik yang dilakukan seseorang akan mendatangkan kebaikan (balik) kepadanya. Ketiga, mengenali bakat (yang terpendam). Keberhasilan itu tidak datang dengan sendirinya. Ia muncul karena pengabdian seseorang dalam mengerahkan bakat (ketrampilan) yang dia miliki dan usahanya sendiri. Padahal, seseorang tak bisa mengharapkan ia akan disegani orang lain, jika ia tidak mengembangkan dan menguatkan kemampuan yang ada dalam dirinya. Dan itu yang membuat ia meraih keberuntungan.Keempat, usaha akan menentukan hasil. Usaha setengah-setengah akan membuahka hasil setengah, usaha baik membuahkan hasil baik, tapi usaha yang luar biasa akan membuahkan hasi yang luar biasa. Usaha luar biasa itulah satu cara untuk mendapatkan "keberuntungan". Kelima, kerjasama akan melahirkan keberhasilan. Sebab, di mata Hideyoshi, tak ada seseorang di dunia ini yang bisa berhasil meraih puncak prestasi dengan sendirian. Ia membutuhkan bantuan dan uluran tangan orang lain. Bahkan, seorang pemimpin pun dapat meraih jabatan tinggi, lantaran bantuan dari mitra dan bawahan. Jadi, kerjasama adalah salah satu kunci yang akan menyelamatkan seseorang dari kegagalan dan dengan kerjasama jalan keberuntungan atau keberhasilan itu bisa diraih dengan mudah.Intisari Buku The Swordless Samurai

Toyotomi Hideyoshi lahir di zaman kekacauan Jepang (1537), saat perebutan wilayah kekuasaan antar-klan (antar daimyo) mencapai puncaknya. Dia lahir dengan kondisi supermiskin di Desa Nakamura, Provinsi Owari, dari seorang ayah bernama Yaemon, prajurit rendahan di ketentaraan Oda yang kemudian meninggal setelah mengalami cacat karena perang. Pada masa itu, menjadi janda dengan tanggungan anak tidaklah mudah. Akhirnya sang ibu menikah lagi.

Hideyoshi tumbuh menjadi anak bertubuh pendek, berwajah jelek bahkan disebut-sebut seperti monyet. Saat dewasa, tinggi badannya tidak lebih dr 150 cm dengan berat 50 kg. Jauh dari gambaran calon penguasa tertinggi Negeri Matahari Terbit.

Saat kecil, Hideyoshi yang lahir dengan nama Konoshita dikenal sebagai anak yang susah diatur, benci sekolah, dan sangat berminat pada berbagai hal yang berkaitan dengan samurai.Untuk membentuk disiplin dan menjauhkan dari ayah tirinya yang sejak awal tidak pernah cocok, sang ibu menitipkan ke kuil Budha. Namun para biksu menyerah, tidak sanggup menangani, dan akhirnya memulangkan Hideyoshi.

Hideyoshi remaja mulai berpindah-pindah kerja. Mendapat kerja-dipecat, kerja-dipecat, sudah jadi semacam ritual rutin. Akhirnya sambil menangis, sang ibu memutuskan menitipkan anaknya bekerja pada seorang pedagang.

Di sinilah titik penting perubahan hidup Hideyoshi. Dia mulai menyadari bagaimana perjalanan hidup ibunya dipenuhi penderitaan, tanpa kehilangan kasih sayang pada anak-anaknya. Dia bertekad akan berjuang mencapai perubahan hidup untuk membahagiakan sang ibu. Inilah motivasi pertama yang mendorong Hideyoshi berjuang mewujudkan mimpinya, jadi pemimpin Jepang.

Dengan segala kekurangan yang dia miliki, dia tahu apa yang dia mau. Dia punya semangat, keberanian dan kecerdikan yang tidak dimiliki orang pada umumnya.

Aku memiliki semangat melebihi orang lain. Aku ingin menjadi pemimpin, mengubah kekurangan fisik diriku menjadi keunggulan. Itu tekadnya, sebelum akhirnya dia memulai petualangan menapaki dunia samurai hingga menjadi wakil kaisar dan terakhir menjadi Taiko (mantan wakil kaisar) dengan kekuasaan dan kharisma yang tetap diperhitungkan hingga akhir hayat.

Ubahlah Kelemahan jadi Keunggulan

Prinsip mengubah kelemahan menjadi kekuatan, merupakan mantra pertama untuk meraih kesuksesan. Fisiknya yang aneh sering menjadi bahan ejekan. Membuat orang lengah dan tidak memperhitungkan keberadaan dirinya. Namun, Hideyoshi punya sesuatu yang jarang dimiliki orang lain. Semangat, tekad, kemampuan menilai situasi, dan visi masa depan. Setelah menimbang dan menilai, dia tahu kepada siapa kesetiaannya akan diberikan. Dia juga memunyai kemampuan belajar dari pengalaman.

Awalnya, dia bekerja di klan Matsushita, menjadi pembawa sandal. Karier Hideyoshi menanjak cepat hingga mencapai posisi penjaga gudang. Kesuksesannya membuat iri, hingga akhirnya memunculkan fitnah yang membuat Hideyoshi, sekali lagi dipecat pada usia 18 tahun.

Meski shock, dia mulai belajar tentang intrik dan bagaimana cara menyiasati. Maka, langkah berikut, dia memutuskan untuk mengbdi pada klan Oda Nobunaga yang dia anggap paling memiliki masa depan untuk mempersatukan Jepang. Dia juga melihat calon junjungannya tak ragu melakukan inovasi dan mampu mempercayai dan menghargai bawahan berdasarkan kompetensi. Pertanyaannya: bagaimana cara Hideyoshi masuk ke dalam klan tersebut?

Ide gilanya muncul kembali. Hideyoshi mebayar orang, memberikan hampir seluruh hartanya hanya untuk mengetahui jadwal sang panglima muda Oda Nobunaga. Kemudian dengan nekad, dia menghadang derap kuda sang panglima muda.

Keberanian dan kecerdikannya berhasil mengantar dia bekerja di klan Nobunaga. Tugas pertama yang dia emban sama, yaitu membawa sandal sang panglima yang lebih sering memanggilnya monyet. Hideyoshi mendedikasikan tenaga dan pikirannya untuk tugas yang dianggap sepele oleh banyak orang.

Hideyoshi belajar bahwa menangkap kesempatan dan bertindak berani pada saat kritis terbukti mampu membantu mendongkrak kariernya. Ide-idenya kadang membahayakan nyawanya sendiri, dan menjadi bahan terawaan banyak orang. Namun, Hideyoshi tidak peduli. Dia punya keyakinan. Selain itu, pemahamannya pada kehidupan kelas bawah dan juga dunia samurai serta kebangsawanan memberi banyak keuntungan.

Ada satu kisah tentang ide gila dan tindakan berani Hideyoshi yang paling sering dikisahkan. Dimulai saat Oda Nobunaga bersiap menghalangi serangan Klan Yoshimo dengan cara mengerahkan pekerja untuk memperbaiki benteng pertahanan.

Namun, meski sudah dikerjakan berminggu-minggu, pembangunan benteng tidak mengalami kemajuan. Saat itu,Hideyoshi tanpa sengaja ikut berkomentar tentang bahaya serangan Yoshimo. Komentarnya didengar dan dia mendapat tugas untuk memperbaiki benteng dengan lebih baik. Waktunya tiga hari sebelum Oda Nobunaga datang lagi memeriksa.

Terkaget-kahet, Hideyoshi mempertaruhkan nasibnya. Semalaman dia sulit tidur. Menjelang pagi, dia memanggil ratusan pekerja yang langsung menunjukkan sikap menentang dan meremehkan pria kecil bertampang buruk seperti monyet.

Di sinilah kehidupan sebagai rakyat jelata dan pengetahuannya tentang samurai dan kebangsawanan berperan. Setelah para pekerja berkumpul, Hideyoshi membagi dalam beberapa kelompok, menelurkan kata-kata motivasi, dan menjanjikan hadiah besar bagi kelompok yang paling rajin. Sambil berbicara, tangannya meraih uang tembaga dalam peti yang menimbulkan suara merdu bergemericing.

Kejadian fenomenal yang terus dikenang hingga generasi sekarang pun terjadi. Pada hari pertama Hideyoshi menjamu seluruh pekerjanya dengan makanan lezat dan sake berlimpah. Saat itu, tindakannya dianggap gila.

Nyatanya, sejarah mencatat, taktik gila itu justru mampu melancarkan karier Hideyoshi. Keesokan harinya dengan teriakan penuh semangat, para pekerja bekerja tak kenal lelah. Tiga hari kemudian, kemajuan perbaikan benteng di luar perkiraan Oda Nobunaga. Maka, sejak saat itu, nama Hideyoshi kian diperhitungkan. Dia mulai menapaki strategi perang dan perekrutan anggota.

Dalam hal ini Hideyoshi berprinsip: Dedikasikan dirimu pada pimpinanmu. Lakukan tugasmu dengan sepenuh hati, dan bertindaklah berani pada saat-saat kritis.Berikutnya: Jadilah seorang pemimpin, bukan atasan!

Dia juga berprinsip, Inti dari kepemimpinan adalah melayani bukan dilayani. Seorang pemimpin harus bisa berterimakasih. Pemimpin yang baik harus bisa memberi. Untuk mendapat kepercayaan beri kepercayaan. Hargai komitmenmu.

Jadi, Apa yang ada dalam pikiranmu saat Hideyoshi mampu merekrut samurai dengan kemampuan luar biasa menjadi pengikut setianya? Banyak prinsip aneh Hideyoshi yang mampu menarik dan mendapatkan jutaan kesetiaan dari para samurai ternama.

Prinsip itu juga lah yang membuat dia memeroleh sekutu dari para klan (daimyo) yang akhirnya mengantarkan Jepang pada masa persatuan. Tercatat, pada 1598, anak petani dari kasta terendah di Jepang ini menerima sumpah setia dari seluruh daimyo.

Menjadi pemimpin yang mampu memaafkan, melayani, memberi dan selalu memegang komitmen, dilakukan sepanjang perjalanan kariernya mencapai puncak. Tindakan Hideyoshi yang murah hati dan adil saat melakukan penaklukan wilayah-wilayah, mengejutkan para samurai dan daimyo. Di zaman yang penuh kekerasan, Hideyoshi berhasil memenangkan hati para ksatria dan rakyat jelata.