STRATEGI DAN MODEL KAMPANYE WAHIDIN HALIM...
Transcript of STRATEGI DAN MODEL KAMPANYE WAHIDIN HALIM...
STRATEGI DAN MODEL KAMPANYE
WAHIDIN HALIM-ANDIKA HAZRUMY PADA PILGUB BANTEN 2017
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Nurratika Puri
NIM: 1113051000039
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018M/1439
i
ABSTRAK
Nurratika Puri
1113051000039
Strategi dan Model Kampanye Wahidin Halim-Andika Hazrumy
pada Pilgub Banten 2017
Pemilihan gubernur Banten 2017 diikuti oleh dua kandidat, yaitu Wahidin
Halim-Andika Hazrumy dan Rano Karno-Embay Mulya Syarief. Persaingan di
antara kedua kandidat ini berlangsung sangat ketat. Hingga pada akhirnya ditetapkan
kemenangan jatuh pada Wahidin Halim-Andika Hazrumy. Menelisik dari kegagalan
Wahidin pada saat mencalonkan diri menjadi Gubernur Banten pada tahun 2011
silam, menarik untuk diteliti terkait kampanye dari pasangan urut nomor 1 tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalahnya adalah
bagaimana strategi kampanye pasangan Wahidin Halim dan Andika Harzumy pada
Pilgub Banten 2017? Bagaimana model kampanye pasangan Wahidin Halim dan
Andika Hazrumy pada Pilgub Banten 2017? Manakah yang paling berperan penting
di antara strategi kampanye dan model kampanye dalam pelaksanaan kampanye
Wahidin Halim dan Andika Hazrumy?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi kampanye
pasangan Wahidin Halim dan Andika Harzumy pada Pilgub Banten 2017, model
kampanye pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy pada Pilgub Banten 2017,
peran yang paling penting antara strategi kampanye dengan model kampanye dalam
kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy pada Pilgub Banten 2017.
Penelitian ini menggunakan teori Dramaturgi Erving Goffman yang melihat
bahwa konstruksi realitas lahir melalui manajemen yang ditimbulkan dari interaksi
sosial. Sebagai sebuah drama, aktor yang terlibat dalam panggung interaksi tersebut
memerankan tindakan yang telah tertata sebelumnya
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
studi kasus. Teknik pengumpulan data dengan melaksanakan wawancara dan
dokumentasi yang di dapat untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan.
Kampanye tim Wahidin dan Andika dilihat dari strateginya mereka
melakukan riset untuk menentukan segmentasi pemilih, pada positioning untuk
memberikan kesan yang baik di masyarakat yang sesuai dengan program kerja
mereka, serta branding dengan menggunakan atribut kampanye. Sedangkan dalam
model kampanye Ostegard, hal yang pertama dilakukan adalah dengan
mengidentifikasi masalah yang ada di Banten berjumlah 21 masalah umum di Banten
barulah masuk dalam penyelesaian masalah yang terurai dalam program kerja dengan
memberi pengetahuan kepada masyarakat terkait kandidat kampanye. Aspek
pengetahuan inilah yang berkaitan dengan keterampilan dan sikap dari masyarakat.
Kesimpulannya adalah model kampanye dan strategi kampanye, keduanya
sama-sama memiliki peran penting dalam pelaksanaan kampanye Wahidin Halim dan
Andika Hazrumy untuk menunjang keberhasilan kampanye mereka.
Kata Kunci: Strategi kampanye, Dramaturgi, Wahidin Halim, Andika
Hazrumy, dan Model kampanye Ostegard.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahirrahmanirrahim. Segala pujian terbaik hanya untuk Allah
subhanahu wa ta „ala, yang senantiasa memberikan kasih sayang meskipun amalan
hambanya tidak pernah sempurna. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan
untuk Nabi Muhammad shalallahu „alaihi wa salam manusia sempurna yang selalu
mempesona dengan akhlaknya, yang selalu kita rindu dan kita nanti-nantikan
perjumpaan dengannya.
Dalam proses penelitian ini, penulis selalu mendapatkan dukungan dan
bantuan dari berbagai pihak, baik itu secara langsung maupun tidak. Baik itu berupa
waktu, pikiran, tenaga, dorongan moril maupun materil. Penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu memperlancar penyelesaian
skripsi ini. Yaitu kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik,
Dr. Hj. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum,
serta Dr. Suhaimi, M.Si. selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
3. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku
Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
4. Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
membantu memberikan masukan dan semangat dalam penggarapan skripsi ini.
iii
5. Ade Rina Farida, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membantu memberi dukungan dalam penggarapan skripsi.
6. Kepada seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
tulus mendidik dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis.
7. Seluruh staff beserta karyawan Tata Usaha dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membantu memperlancar urusan administrasi penulis dalam pengerjaan skripsi.
8. Kepada Bapak Bapak H. Jazuli Abdillah selaku Juru Bicara Kandidat Wahidin
Halim dan Andika Hazrumy, Bapak H. Syamsul selaku koordinator relawan
Wahidin Halim dan Andika Hazrumy, Bapak H. Dadin selaku tim kampanye
bidang IT dan Multimedia, Bapak Sokhibi sekalu Tim Kampanye, Ibu Effy
Zalfiana Rusfian selaku Pakar Komunikasi Politik yang kelimanya telah bersedia
menjadi narasumber dalam penulisan skipsi ini.
9. Kepada Ayah penulis Rafiih dan Ibu penulis Suhada yang sangat penulis cintai
terus memberikan semangat, nasihat, bimbingan dan bantuan spiritual yang tidak
pernah putus agar penulis menjadi anak yang dibanggakan.
10. Kepada adik penulis Ridha Aryani yang selalu memberi dukungan selama
penggarapan skripsi ini.
11. Kepada teman-teman di Forum Lingkar Pena Ciputat yang telah memberikan
banyak motivasi dalam menulis dan menghasilkan karya.
12. Kepada teman-teman di Die Ersten Sozialen yang terus memberikan keceriaan
dan momen yang berharga kepada penulis.
iv
13. Kepada sahabat-sahabat penulis Maghfira Adelina, Fadilla Khairunnisa, Salmah
Ruwaidah, Siti Thifal Permana Kusuma, Erniwaty Poetry, Rafidah Mahdiah,
Antik Bintari, Aida Nuraida, Amatullah Aliyah, Laely Izzati, Reny Nuraini,
Halida Sepianidar Quartera Putri, Aanisa Natasya Wulandari, Santika Oktaviani
Fajrin, Siti Utami, Nadyah Ulfah, Indah Pusparita, Eldira Puspa Juwita dan
Dinara Oktaviana yang terus memberikan energi positif dan momen-momen
indah selama ini.
14. Kepada teman-teman di KPI A angkatan 2013 yang terus memacu diri penulis
untuk menjadi lebih baik dan memberikan banyak keceriaan selama di
perkuliahan.
Demikian ucapan terima kasih yang bisa penulis berikan.Semoga Allah
senantiasa membalas semua kebaikan mereka dengan sebaik-baiknya balasan serta
selalu menuntun kita semua ke jalan yang di ridhai-Nya. Meskipun terdapat
ketidaksempurnaan dalam penulisan skripsi ini, penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua kalangan dan bisa menjadi amal ibadah terbaik bagi penulis.
Jakarta, 10 April 2018
Nurratika Puri
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................5
D. Batasan Masalah ........................................................................................6
E. Metodologi Penelitian .............................................................................. 6
F. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 10
G. Sistematika penulisan ............................................................................. 12
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 14
A. Teori Dramaturgi Erving Goffman ....................................................... 14
B. Konsep Kampanye Politik ..................................................................... 18
1. Pengertian Kampanye ...................................................................... 18
2. Model Kampanye Ostegard ............................................................. 19
C. Komunikasi Politik ................................................................................. 27
D. Kerangka Berpikir .................................................................................. 29
BAB III GAMBARAN UMUM ................................................................................ 30
A. Profil Wahidin Halim dan Andika Hazrumy ........................................ 30
B. Visi dan misi ........................................................................................... 35
C. Tim Kampanye Wahidin-Andika .......................................................... 35
D. Gambaran Umum Provinsi Banten ....................................................... 38
vi
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA .............................................................. 40
A. Strategi Kampanye Politik ..................................................................... 40
B. Model Kampanye Wahidin-Andika Pada Pilgub Banten 2017 ........... 61
C. Strategi Kampanye dan Model Kampanye WH-Andika ....................74
D. Peran Strategi dan Model Kampanye ................................................75
E. Dramaturgi Kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy .......... 77
F. Interpretasi .............................................................................................. 82
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 87
A. Simpulan ................................................................................................. 87
B. Saran ........................................................................................................ 90
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 91
LAMPIRAN ................................................................................................................... 94
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1: Hasil Hitung TPS (FormC1) Provinsi Banten ........................................ 3
Gambar 2.2: Model Kampanye Ostegard..................................................................21
Gambar 2.6: Kerangka Berpikir ...............................................................................29
Gambar 3.1: Foto Wahidin Halim ............................................................................30
Gambar 3.2: Foto Andika Hazrumy .........................................................................33
Gambar 4.1: Mawar Banten .....................................................................................46
Gambar 4.2: Spanduk WH-Andika ...........................................................................51
Gambar 4.3: Media Cetak ........................................................................................53
Gambar 4.4: Pemberitaan Media Online ...................................................................55
Gambar 4.5: Instagram Pendukung ..........................................................................57
Gambar 4.6: Model Kampanye Ostegard..................................................................63
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Tinjauan Pustaka .....................................................................................11
Tabel 3.1: Profil Wahidin Halim ..............................................................................32
Tabel 3.2: Profil Andika Hazrumy ...........................................................................34
Tabel 3.3: Tim Kampanye WH-Andika ....................................................................37
Tabel 4.1: Rekapitulasi Suara ...................................................................................40
Tabel 4.2: Wilayah Administratif Banten 2016 ........................................................42
Tabel 4.3: Laporan Dana Kampanye ........................................................................48
Tabel 4.4: Alat Praga Kampanye ..............................................................................52
Tabel 4.5: Jumlah Harta Kekayaan WH-Andika .......................................................59
Tabel 4.6: Jumlah Harta Kekayaan Rano-Embay .....................................................59
Tabel 4.7: Permasalahan Umum di Banten ...............................................................64
Tabel 4.8: Penanggulangan Masalah ........................................................................66
Tabel 4.9: Komitmen WH-Andika ...........................................................................71
Tabel 4.10:Evaluasi Kampanye WH-Andika ............................................................74
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini media tengah dipenuhi oleh berita terkait pilkada 2017.
Melalui media ini pula yang pada akhirnya dijadikan alat kampanye untuk
memaparkan visi misi serta program yang akan dilaksanakan serta janji-janji
kampanyenya di media. Menurut Rogers dan Storey dari buku Antar Venus
mendefinisikan kampanye sebagai “Serangkaian tindakan komunikasi yang
terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar
khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.”1
Pelaksanaan kampanye di media sendiri digunakan untuk menaikkan
popularitas serta citra dari kandidat.
Pelaksanaan kampanye ini hendaknya dimanfaatkan oleh kedua
pasang calon untuk menunjukkan keunggulan dari masing-masing kandidat.
Hal ini tentu diperlukan untuk menarik perhatian masyarakat dengan
menciptakan karakter yang baik sehingga kesan yang dirasakan oleh
masyarakat sama seperti apa yang ingin ditampilkan oleh kandidat tersebut.
Di dalam teori Dramaturgi Erving Goffman hal ini disebut dengan impression
management yaitu teknik-teknik yang digunakan aktor untuk memupuk suatu
1 Antar Venus, Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam mengefektifkan
Kampanye Komunikasi ( Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2009), h. 7.
2
kesan-kesan tertentu dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.1
Pengelolaan pesan ini dapat digunakan di panggung depan (front stage) yang
sebelumnya sudah direncanakan dengan matang pada panggung belakang
(back stage).
Pelaksanaan masa kampanye Pilgub Banten 2017 dilaksanakan oleh
kandidat terhitung dari tanggal 28 Oktober 2016 hingga 12 Februari 2017. Di
dalam konsep kampanye terdapat gambaran dari kampanye yang disebut
dengan model kampanye. Model sendiri dapat diartikan sebagai gambaran
tentang fenomena atau realitas yang telah disederhanakan. Model kampanye
Ostegard merupakan model kampanye yang paling pekat sentuhan ilmiahnya,
karena menurut Ostegard, suatu rancangan kampanye untuk perubahan sosial
apabila tidak didukung oleh temuan-temuan ilmiah maka tidak layak untuk
dilaksanakan. Ostegard mengatakan bahwa program kampanye yang tidak
didukung oleh temuan-temuan ilmiah tersebut tidak akan berdampak pada
pelanggulangan masalah perubahan sosial yang dihadapi, untuk itulah pada
pelaksanaannya harus dimulai dari pengidentifikasian masalah atau yang biasa
disebut dengan prakampanye.2
Pemilihan Gubernur Banten menarik untuk diamati karena mengingat
kedua pasang calon sama-sama kuat dalam pemilihan kali ini. Disiarkannya
berita-berita terkait pelaksanaan kampanye di Banten tentu menjadi bukti
bahwa kampanye Banten penting bagi masyarakat, mengingat bahwa
1 Suko Widodo. Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial (Yogyakarta, 2010), h. 174. 2 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2013), h.51.
3
pelaksanaan kampanye ini untuk menentukan nasib Provinsi Banten di tahun-
tahun berikutnya. Pelaksanaan pemilihan Gubernur Banten 2017 berlangsung
ketat, di mana pasangan Rano Karno dan Embay Mulya Syarief harus kalah
dari Wahidin Halim dan Andika Hazrumy dengan perbedaan selisih keduanya
yang cukup tipis. Persaingan ketat antar kandidat sudah dapat dirasakan dari
awal pencalonan, mengingat sebelumnya ditahun 2011 Wahidin Halim pernah
maju dalam Pilgub Banten namun gagal dalam pemilihan tersebut yang pada
saat itu dikalahkan oleh pasangan Ratu Atut dan Rano Karno. Berikut adalah
hasil perhitungan TPS Provinsi Banten:
Hasil Hitung TPS (Form C1) Provinsi Banten
Gambar 1.1: Hasil Hitung TPS (Form C1) Provinsi Banten
Sumber: KPU Provinsi Banten 2017
Kemenangan yang diperoleh pasangan Wahidin Halim dan Andika
Hazrumy menjadi menarik selain karena mengingat bahwa Wahidin Halim
yang pada pemilihan sebelumnya gagal, dan juga dari sisi Andika yang masih
muda serta dari keluarganya yang dikenal dengan dinasti Atut, maka menarik
1.
Dr. H. Wahidin Halim, MSi dan H. Andika Hazrumy,
S.Sos., M.AP
50.93%
2.406.132
suara
2.
H. Rano Karno, S.IP dan H. Embay Mulya Syarief
49.07%
2.318.238
suara
4
untuk diamati dari strateginya pada saat pelaksanaan kampanye. Strategi
kampanye dengan melihat langkah-langkah strategis yang digunakan pada
saat kampanye dilaksanakan di lapangan mulai dari penentuan segmentasinya,
positioning, hingga branding.
Argumen peneliti mengangkat judul ini adalah pertama, pelaksanaan
Pilgub Banten ini menarik untuk diamati karena bukan hanya dari rakyat
Banten saja yang menjadi saksi Gubernur Banten yang baru, tapi juga seluruh
masyarakat Indonesia, melihat dari debat yang dilaksanaan di televisi swasta
Indonesia menjadi bukti bahwa masyarakat juga ikut mengawasi jalannya
Pilgub Banten 2017. Kedua, pemilihan suatu daerah terutama di Banten kali
ini perlu diteliti karena pemilihan gubernur menyangkut masa depan Provinsi
Banten di tahun-tahun berikutnya. Ketiga, menarik bagi peneliti untuk
meneliti karena pada Pilgub Banten ini terdiri dari dua kandidat, sehingga
persaingan akan berlangsung ketat. Keempat, menarik karena pada saat
pencalonan sebelumnya Wahidin gagal pada tahun 2011, namun pada saat
pemilihan di tahun 2017 menang. Kelima, peneliti menggunakan metode
Ostegard karena model kampanye ini yang paling pekat sentuhan ilmiahnya.
Berangkat dari latar belakang di atas, maka peneliti berinisiatif untuk
melakukan penetian yang berjudul “Strategi dan Model Kampanye Wahidin
Halim-Andika Hazrumy pada Pilgub Banten 2017.”
5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana strategi kampanye pasangan Wahidin Halim dan Andika
Harzumy pada Pilgub Banten 2017?
2. Bagaimana model kampanye pasangan Wahidin Halim dan Andika
Hazrumy pada Pilgub Banten 2017?
3. Manakah di antara Strategi Kampanye dan Model Kampanye yang paling
berperan penting dalam pelaksanaan kampanye Wahidin Halim dan
Andika Hazrumy pada Pilgub Banten 2017?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Strategi kampanye pasangan Wahidin Halim dan Andika Harzumy pada
Pilgub Banten 2017.
2. Model kampanye pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy pada
Pilgub Banten 2017.
3. Peran yang paling penting antara strategi kampanye dan model kampanye
pasangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy pada Pilgub Banten 2017.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi terkait
komunikasi politik, serta dapat memperkaya rujukan-rujukan terkait
model kampanye dan strategi kampanye terutama bagi mahasiswa dari
jurusan Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6
2. Manfaat Praktis
Memberikan gambaran terkait kandidat dari nomor urut 1 yakni
Wahidin Halim dan Andika Hazrumy. Agar masyarakat menjadi lebih
mengenal gubernur yang menjadi pemimpin masyarakat Banten.
E. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak melebar, maka peneliti membuat batasan
masalah. Peneliti hanya meneliti model kampanye dan strategi kampanye
nomor urut 1 yakni Wahidin Halim dan Andika Hazrumy. Menarik bagi
peneliti untuk meneliti Pilgub Banten 2017 karena persaingan antar masing-
masing calon berlangsung ketat.
F. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis yang memandang
bahwa semesta secara epistimologi merupakan hasil konstruksi sosial.
Pandangan konstruktivis mengakui adanya interaksi antara ilmuwan
dengan fenomena yang dapat memayungi berbagai pendekatan atau
paradigma dalam ilmu pengetahuan, bukan hanya pada ilmu-ilmu manusia
saja, akan tetapi dalam batas tertentu juga dalam ilmu-ilmu alam seperti
yang ditunjukkan dalam fisika kuantum.3
3 Elvinaro Ardianto & Bambang Q-Anees. Filsafat Ilmu Komunikasi (Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2007), h. 151-153.
7
Konstruktivisme menyatakan bahwa individu menginterpretasikan dan
bereaksi menurut kategori konseptual dari pikiran. Realitas tidak
menggambarkan diri individu namun harus disaring melalui cara pandang
orang terhadap realitas tersebut. George Keely menegaskan cara
pemahaman pribadi seseorang dilakukan dengan mengelompokan
peristiwa menurut persamaan dan perbedaannya.4
2. Pendekatan Penelitian
Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, penelitian
kualitatif sendiri menekan analisis proses dari proses berpikir secara
induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar fenomena yang
diamati dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. Menurut Sugiyono
dalam buku Elviano Ardianto mengatakan bahwa masalah dalam
penelitian kualitatif bersifat sementara, tentatif, dan berkembang atau
berganti setelah peneliti berada di lapangan.5 Pendekatan kualitatif
menekankan pentingnya pemahaman tingkah laku pola pikir dan tindakan
subjek kajian, untuk itulah paradigma alamiah mewarnai pendekatan ini.
Pendekatan kualitatif sendiri berakar dari data dan teori yang berkaitan
dengan pendekatan tersebut diartikan sebagai aturan untuk menjelaskan
4 Elvinaro Ardianto & Bambang Q-Anees.Filsafat Ilmu Komunikasi, h. 158. 5 Imam Gunawan. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), h. 80-83.
8
proposisi atau perangkat proposisi yang kemudian dijabarkan secara
deskriptif atau proporsional.6
Jenis metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
studi kasus. Pengertian studi kasus sendiri dapat diartikan sebagai
pelaksanaan penelitian yang terinci tentang seseorang atau suatu unit
dalam kurun waktu tertentu. Metode ini melibatkan penelitian yang
mendalam dan pemeriksaan yang menyeluruh dengan memperhatikan
subjek penelitan sehingga pada akhirnya dapat ditemukan semua variabel
penting objek penelitian yang ditemukan pada subjek penelitian.7 Menurut
Yin (1994) dalam buku Zikri Fachrul mengatakan bahwa unit analisis
dalam penelitian studi kasus ini sistem tindakan yang dihasilkan tidak
hanya individu saja tapi juga mencakup individu-individu atau suatu
lembaga. Data-data diperoleh dari dokumen-dokumen, arsip, wawancara,
observasi langsung, observasi partisipasif, dan artefak fisik.8
3. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun subjek dalam penelitian ini adalah pasangan Wahidin Halim
dan Andika Hazrumy. Serta objek dari penelitian ini adalah strategi dan
model kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy.
6 Zikri Fachrul Nurhadi. Teori-teori Komunikasi Teori Komunikasi dalam Perspektif
Penelitian Kualitatif (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), h. 10 7 Consuelo G. Sevilla, dkk. Pengantar Metode Penelitian (Jakarta: UI-Press , 1993), h. 73. 8 Zikri F. Nurhadi. Teori-teori Komunikasi Teori Komunikasi dalam Perspektif Penelitian
Kualitatif , h. 163.
9
4. Teknik Pegumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan
berhadapan secara langsung dengan narasumber, tetapi dapat juga
sebelumnya diberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesepatan
lain.9 Melakukan wawancara kepada lima narasumber yang berkaitan
dengan penelitian. Peneliti melakukan wawancara dengan
mewawancarai:
1. H. Jazuli Abdillah selaku Ketua Tim Kampanye Wahidin Halim
dan Juru Bicara Kandidat nomor urut 1.
2. H. Syamsul selaku Koordinator Relawan Wahidin Halim dan
Andika Hazrumy.
3. Sokhibi selaku Tim Kampanye Wahidin Halim dan Andika
Hazrumy.
4. H. Dadin selaku Tim Kampanye bidang IT dan Multimedia.
5. Effy Zalfiana Rusfian selaku Pakar Komunikasi Politik.
b. Dokumentasi
Peneliti melakukan teknik pengumpulan data dengan dokumentasi
yang berhubungan dengan kebutuhan penelitian, baik itu dengan
menggunakan media tulisan, buku, rekaman atau arsip-arsip yang
dibutuhkan dalam penelitian ini.
9 Juliansyah Noor. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya Ilmiah (Jakarta:
Kencana, 2011), h. 138-139.
10
5. Teknik Analisis Data
Peneliti menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Huberman
(1994) yang menawarkan suatu teknik analisis yang lazim disebut dengan
interactive model. Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri dari tiga
komponen: pertama reduksi data berupa pengelompokan data, meringkas
data, membuat pola-pola data dan memilah mana data yang relevan dan
tidak, kedua penyajian data dengan mengorganisasikan data, ketiga
penarikan dan pengujian kesimpulan.10
G. Tinjauan Pustaka
Pada tinjauan pustaka akan dibahas mengenai penelitian terdahulu.
Peneliti memasukan tiga skripsi tentang masalah yang berkaitan dengan
skripsi Strategi dan Model Kampanye Wahidin-Andika pada Pilgub Banten
2017. Peneliti menggunakan tabel untuk menjabarkan terkait judul, metode,
hasil, hingga pembeda antara skripsi terdahulu dengan skripsi yang peneliti
buat. Berikut penjelasannya:
10 Pawito. Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: LKIS, 2008), h. 104-106.
11
Tabel 1.1: Tinjauan Pustaka
No. Peneliti Judul Metode Hasil Perbedaan
1. Dewi
Pratiwi Putri
Aji (2014)
Mahasiswa
UIN Jakarta
Penggunaan
Media Sosial
dalam
Pemenangan
Joko-
Widodo-
Basuki
Tjahja
Purnama
pada Pilkada
DKI Jakarta
2012 (Studi
atas
Marketing
Politik di
dan Twitter).
Kualitatif Marketing politik
menggunakan media
sosial dilakukan oleh
pasangan Joko
Widodo-Basuki Tjahaja
Purnama sebagai
sebuah strategi baru
dalam dunia politik.
Media sosial seperti
Facebook dan Twitter
yang dimliki oleh
pasangan Joko
Widodo-Basuki Tjahaja
Purnama sangat
mempengaruhi
pemenangan kedua
pasangan ini.
Penelitian ini
fokus kepada
studi atas
marketing
politik. Serta
perbedaan
terletak juga
pada objek
penelitian, di
mana dalam
penelitian ini
pada 2 media,
Facebook dan
2. Skripsi
Ryan Rifqi
Nugroho
(2013)
Mahasiswa
UIN
Teknik-
Teknik
Propaganda
di Twitter
Pasangan
Jokowi-Ahok
dan Foke-
Nara pada
Pemilukada
DKI Jakarta
Kualitatif Tim Media Center
Foke-Nara menerapkan
teknik-teknik
propaganda di Twitter
pada Pilkada DKI
Jakarta dengan teknik
name calling, glittering
of generalties, card
stacking, plain folk,
band wagon, dan
testimonial.
Propaganda tidak bisa
di golongkan menjadi
yang benar dan salah.
Tetapi ada teknik
propaganda yang
bertentangan dengan
UU Informasi dan
Transaksi Elektronik
IV tahun 2008 yakni
name calling dan plain
folks. Kelebihan
implementasi teknok-
teknik propaganda di
Penelitian
terdahulu
lebih
mengkaji
terkait teknik
propaganda,
sedangkan
penelitian ini
lebih kepada
model
kampanyenya.
12
H. Sistematika Penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini memuat latar belakang masalah, batasan masalah dan
rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, metodologi penelitian
(metode penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data,
teknik analisis data, dan tinjauan pustaka).
2. BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisikan tentang tinjauan umum tentang definisi
yang masih dalam ruang lingkup komunikasi politik. Mulai dari
Twitter pada
Pemilukada Jokowi-
Ahok yaitu pada
strateginya.
3 Misliyah
(2010)
Mahasiswa
UIN Jakarta
Komunikasi
Politik
Melalui
Media Massa
Pasangan
Mochtar
Muhammad-
Rahmat
Effendi
(MuRah)
dalam
Pilkada
Walikota
Bekasi
Periode
2008-2013
Kualitatif Sosialisasi Politik
Mochtar Muhammad-
Rahmat Effendi banyak
menggunakan media
massa, faktor
pendukung pasangan
Mochtar Muhammad-
Rahmat Effendi
terletak dari beberapa
faktor, baik itu dari
publisitas media massa,
ataupun karena figur
yang terkenal dan
berpengalaman.
Dipenelitian
terdahulu
fokus pada
komunikasi
politiknya dan
pada media
massa saja.
maka di
penelitian kali
ini berbeda
dengan
mengangkat
model
kampanye dan
strategi
kampanye di
Pilgub Banten
2017.
13
pemaparan teori, model kampanye, streategi kampanye hingga komunikasi
politik.
3. BAB III GAMBARAN UMUM
Pada bab ini akan membahas mengenai gambaran umum mengenai
pasangan Wahidin Halim dan Andika Harzumy. Gambaran umum tentang
pasang calon nomor urut 1 pada Pilgub Banten ini berkaitan dengan
riwayat hidup, hingga perjalanan karier dari calon gubernur hingga wakil
gubernur nomor urut 1.
4. BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS
Pada bab ini, peneliti akan menganalisis model kampanye
menggunakan model kampanye Ostegard yang dianalisis dari temuan-
temuan data yang didapatkan. Serta akan dibeberkan pula hal-hal yang
berkaitan dengan Pilgub Banten 2017, yang tentunya sebatas pasangan
Wahidin Halim dan Andika Harzumy.
5. BAB V PENUTUP
Pada bab penutup ini peneliti mengakhiri skripsi yang berisi
kesimpulan dari hasil penelitian dan saran.
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Dramaturgi Erving Goffman
1. Sejarah Dramaturgi
Pada tahun 1959, Erving Goffman seorang sosiolog interaksionis
tertarik pada pandangan Kenneth Duva Burke yang merupakan seorang
teoritis literatur Amerika, pada tahun 1954 Burke memperkenalkan
konsep dramatisme sebagai sebuah metode untuk memamahi fungsi sosial
dari bahasa dan drama sebagai suatu simbolik kata dan kehidupan sosial.
Tujuan dari dramatisme itu sendiri adalah memberikan penjelasan logis
untuk memahami motif tindakan manusia, atau kenapa manusia
melakukan apa yang mereka lakukan. Burke mengatakan bahwa hidup
bukan seperti drama, tetapi hidup itu sendiri merupakan drama. Goffman
yang tertarik dengan konsep tersebut kemudian mendalami fenomena
interaksi simbolik mengemukakan kajian mendalam mengenai konsep
dramaturgi dalam bukunya The Presentation of Self in Everyday Life. Di
dalam bukunya tersebut Goffman menyempurnakan dan memperdalam
kajian dramatisme dari Burke.1
1 Zikri Fachrul Nurhadi. Teori-teori Komunikasi Teori Komunikasi dalam Perspektif
Penelitian Kualitatif (Bogor: Ghalia Indonesia, 2015), h. 56-57.
15
Goffman memandang perilaku keseharian dan interaksi tatap muka
itu ibarat sama dengan panggung teater atau drama. Goffman
mengasumsikan sebagai berikut:2
a. Pusat interaksi adalah sumber informasi atau gambaran timbal-balik
(resiprokal).
b. Selama interaksi berlangsung, pelaku pada sebuah peristiwa akan
memunculkan pengaruh dari pemain-pemain lain dengan cara tertentu.
c. Setiap individu membangun perilaku “depan” atau yang dimaknai
sebagai tindakan individu yang secara teratur digunakan dalam
kebiasaan umum dan kebiasaan khusus. Bentuk depan ini dipengaruhi
oleh latar belakang yang ada.
d. Perilaku “depan” ini dilembagakan, khususnya merujuk pada peran-
peran yang telah dibangun dengan baik.
e. Terdapat dramatisasi dan idealisasi dari perilaku depan yang dibangun.
f. Perilaku interaksi (sebagai sebuah pertunjukan) tidak terpisahkan dari
peran tingkah laku yang saling berhubungan dengan orang lain. Ketika
seorang aktor saling berhubungan, ia membentuk sebuah “tim” atau
susunan individu yang bekerja sama dalam mementaskan sebuah
kebiasaan.
2 Suko Widodo. Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial ( Malang: Aditya Media, 2010) ,
h. 180-181
16
2. Teori Dramaturgi Erving Goffman
Pendekatan Dramaturgi Goffman memberikan pandangan bahwa
ketika manusia berinteraksi dengan sesamanya, ia ingin mengelola pesan
yang ia harapkan tumbuh pada orang lain terhadapnya. Kaum dramaturgis
memandang manusia sebagai aktor-aktor di atas panggung metamorphosis
yang sedang memainkan peran-peran mereka. Teori ini melihat bahwa
konstruksi realitas lahir melalui manajemen pengaruh yang ditimbulkan
dari interaksi sosial. Sebagai sebuah drama, aktor yang terlibat dalam
panggung interaksi tersebut memerankan tindakan yang telah tertata
sebelumnya.3
Goffman mengasumsikan bahwa ketika orang-orang berinteraksi,
mereka ingin menyajikan suatu gambaran diri yang akan diterima orang
lain. Ia menyebut upaya itu sebagai pengeloaan pesan (impression
management), yaitu teknik-teknik yang digunakan aktor untuk memupuk
kesan-kesan tertentu dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu.4 Menurut Goffman, banyak atribut milik atau aktivitas manusia
digunakan untuk presentasi diri, mulai dari busana, tempat tinggal, cara
berjalan dan berbicara atau pekerjaan yang dilakukan saat waktu
senggang. Artinya, seseorang mengelola pengaruh yang akan timbul
3 Suko Widodo. Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial (Malang: Aditya Media, 2010),
h. 172. 4 Suko Widodo. Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial, h. 174
17
terhadap orang lain agar penonton yang melihat memandang penampil
sama seperti apa yang ingin ditunjukan pada penonton tersebut.5
Dalam perspektif Dramaturgis Goffman, kehidupan sosial itu dapat
dibagi menjadi wilayah depan (front region) dan wilayah belakang (back
region). Wilayah depan merujuk kepada peristiwa sosial yang
memungkinkan individu bergaya atau menampilkan peran formalnya.
Goffman mengakui bahwa panggung depan mengandung struktural dalam
arti bahwa panggung depan (front stage) cenderung terlembagakan alias
memiliki kepentingan kelompok atau organisasi. Sedangkan wilayah
belakang ibarat panggung sandiwara bagian belakang (back stage) atau
kamar rias tempat pemain sandiwara bersantai, mempersiapkan diri, atau
berlatih untuk memainkan perannya di panggung depan.6
Pada wilayah depan para pemain mempunyai kesempatan untuk
membuat image atas pertunjukan yang dilangsungkan dengan skenarionya
telah diatur baik dan berbeda dengan yang ada di wilayah belakang. Pada
bagian lain dari penampilan individu yang secara teratur berfungsi secara
umum dan tetap untuk mendefinisikan situasi untuk mereka yang
menyaksikan pertunjukan tersebut, dapat dikenal juga setting dan personal
front yang kemudian dibagi kembali menjadi penampilan (appearance)
dan gaya (manner). Goffman menyatakan bahwa kegiatan rutin seseorang
akan mengetengahkan sosok diri yang ideal sesuai status perannya.
5 Deddy Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004), h. 112. 6 Deddy Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 114-116 .
18
Seseorang cenderung menyembunyikan fakta dan motif yang tidak sesuai
dengan citra dirinya.7
Fokus Goffman bukan hanya pada individu, tetapi juga kelompok
atau apa yang disebut dengan tim. Selain membawakan peran dan karakter
secara individu, aktor-aktor sosial juga berusaha mengelola kesan orang
lain terhadap kelompoknya, baik itu keluarga, tempat bekerja, partai
politik atau organisasi lainnya yang mereka wakili. Semua anggota itu
adalah apa yang Goffman sebut “tim pertunjukan” (performance team)
yang mendramatisasikan suatu aktivitas. Kerjasama tim sering dilakukan
oleh para anggota dalam menciptakan dan menjaga penampilan dalam
wilayah depan.8
B. Konsep Kampanye Politik
1. Pengertian Kampanye Politik
Menurut Kotler dan Roberto dalam buku Hafied Cangara mengatakan
bahwa kampanye merupakan sebuah upaya yang diorganisasi oleh satu
kelompok (agen perubahan) yang ditujukan untuk memersuasi target
sasaran agar bisa menerima, memodifikasi atau membuang ide, sikap dan
perilaku tertentu. Sedangkan kampanye politik adalah sebuah peristiwa
yang bisa didramatisasi. Oleh karena itu, Richard A. Joslyn dalam
Swanson (1990) melukiskan kampanye politik tidak ada bedanya dengan
7 Lely Arrianie. Komunikasi Politik Politisi dan Pencitraan di Panggung Politik (Widya
Padjadjaran. 2010), h. 35-36 8 Deddy Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif. h. 122.
19
sebuah adegan drama yang dipentaskan oleh aktor-aktor politik.9
Sedangkan menurut Rogers dan Storley dalam buku Antar Venus
mendefinisikan kampanye sebagai “Serangkaian tindakan komunikasi
yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah
besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu
tertentu.”
Setidaknya ada beberapa hal yang harus ada dalam aktivitas
kampanye, pertama adalah tindakan kampanye yang ditujukan untuk
menciptakan efek atau dampak tertentu, kedua adalah jumlah khalayak
sasaran yang besar, ketiga adalah biasanya dipusatkan dalam kurun waktu
yang terorganisasi.10
2. Model Kampanye Ostegard
Model dapat diartikan sebagai suatu fenomena, di mana fenomena
tersebut dapat berbentuk nyata maupun abstrak dan yang ditonjolkan
dalam fenomena tersebut merupakan unsur-unsur terpentingnya. Model-
model kampanye yang sering dibahas dalam kajian komunikasi itu lebih
kepada penggambaran bagaimana kegiatan kampanyenya. Karena bisa
dikatakan bahwa tidak ada model kampanye yang membahas bagaimana
unsur-unsur dalam proses kampanye seperti yang dibahas dalam proses
komunikasi. Untuk itulah perlu dalam menunjukkan serta menampilkan
9 Hafied Cangara.Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi (Jakarta: Rajawali Pers,
2014), h. 229. 10 Antar Venus. Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan
Kampanye Komunikasi (Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2009), h. 7.
20
unsur-unsur dalam kegiatan kampanye, hal ini menjadi penting karena di
dalam suatu kampanye bukan hanya perlu mengetahui kegiatan
kampanyenya saja, melainkan ada komponen-komponen yang terdapat di
dalamnya.11
Model kampanye Ostegard merupakan model kampanye yang
dibawa oleh seorang praktisi dari Jerman bernama Leon Ostegard yang
disepanjang hidupnya telah terlibat dalam banyak kampanye perubahan
sosial. Model kampanye Ostegard sendiri menekankan bahwa dalam
merancang suatu kampanye itu harus di dukung oleh temuan-temuan
ilmiah sebelum melaksanakan kampanye, karena apabila rancangan
kampanye tidak didukung oleh temuan-temuan ilmiah, maka tidak layak
untuk dilaksanakan.Itulah mengapa model kampanye Ostegard ini sangat
pekat sentuhan ilmiahnya dengan kata kunci kuantifikasi, cause and effect
analysis, data dan theoretical evidence. Model kampanye yang digagas
oleh Ostegard ini merupakan pengalamannya selama di lapangan.14
Langkah-langkah yang harus dilakukan menurut model ini adalah
sumber kampanye pertama kali harus mengidentifikasi masalah-masalah
faktual yang ada. Dari identifikasi masalah tersebut yang nantinya perlu
dicari sebab-akibat dengan fakta yang ada dan kemudian melakukan
analisis. Setelah langkah pertama selesai, maka masuklah pada tahap
11Antar Venus, Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan
Kampanye Komunikasi, h. 12. 14 Antar Venus, Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan
Kampanye Komunikasi, h. 14-15.
21
kedua, yaitu pengelolaan kampanye.Pengelolaan kampanye terdiri dari
perencaan kampanye, pelaksanaan, hingga evaluasi kampanye. Di tahap
inilah yang nantinya perlu riset untuk mengidentifikasi karakteristik
khalayak kampanye agar dapat merumuskan pesan-pesan kampanye, aktor
kampanye, saluran kampanye, hingga teknis pelaksaan kampanye yang
sesuai. Ditahap pengelolaan ini yang nantinya akan diarakan seluruh isi
program sebagai bekal dalam memengaruhi aspek pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Model kampanye ini kemudian ditutup dengan evaluasi dan
penanggulangan masalah yang sudah diidentifikasi pada saat pra
kampanye.15
Gambar 2.2: Model Kampanye Ostegard
Sumber: Antar Venus, Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam
Mengefektifkan Kampanye Komunikasi
15 Antar Venus, Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan
Kampanye Komunikasi, h 15-18.
Problem
Campaign
Attitudes
Behavior
Reduced Problems
Skills Knowledge
22
3. Strategi Kampanye
Strategi kampanye adalah suatu prinsip pemikiran yang
dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan dalam kampanye yang di
dalamnya berisi langkah-langkah berdasarkan kondisi lapangan ataupun
berdasarkan situasi yang ada. Berikut ini beberapa prinsip pokok yang
menyorot perhatian terutama dalam bidang pengembangan kampanye:16
a. Positioning
Di dalam dunia politik, ketika konsep ini diadopsi dalam iklim
persaingan partai politik harus mampu menempatkan produk politik
dan image politik dalam benak masyarakat. Untuk dapat tertanam,
produk dan image politik harus memiliki sesuatu yang berbeda
dibandingkan dengan produk-produk politik lainnya untuk
memudahkan masyarakat dalam menilai karakteristik politiknya.
Menurut Worcester dan Baines (2006), yang membuat sulit
positioning adalah kenyataan bahwa dalam beberapa hal, partai politik
terkait sangat erat dengan past records yang terekam dalam memori
kolektif pemilih. Permasalahan mendasar dalam positioning adalah
penciptaan consistentimage (image konsisten) yang mengerucut pada
suatu tema tertentu, di mana image politiknya terdiri atas program
16 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2013), h. 34-38.
23
kerja partai, isu politik dan image pemimpin partai (Firmanzah,
2008).17
b. Branding
Secara umum, brand sama dengan trade mark atau merek dagang.
Philip Kotler dalam buku Gun Gun Heryanto menyarankan identifikasi
tingkatan makna yang selayaknya dapat diusungkan oleh merek,
meliputi:18
1. Attributes: merek selayaknya mampu mengusung keunggulan,
keistimewaan, kualitas, atau kekuatan.
2. Benefits: keistimewaan, keunggulan dan kekuatan tersebut harus
diterjemahkan ke dalam keuntungan-keuntungan emosional
fungsional.
3. Values: merek selayaknya juga dapat mengatakan sesuatu
mengenai nilai-nilai atau lebih tepatnya adalah kelebihan-
kelebihan yang dimiliki produsen tentang produknya.
4. Culture: merek selayaknya juga mempresentasikan budaya
tertentu.
5. Personality: merek seharusnya juga memproyeksikan kepribadian
tertentu.
6. User: merek sebaiknya juga mampu menyuguhkan kenyataan-
kenyataan mengenai siapa sebenarnya konsumen.
17 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 35-36. 18 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 36-37.
24
Di dalam politik, merek politik erat kaitannya dengan pencitraan
dalam belanja politik. Partai politik atau kandidat perseorangan
dituntut mampu melakukan transformasi merek politiknya bila
persaingan atau kontensasi sudah tidak aman lagi dimainkan dengan
merek yang sama.19
c. Segmenting
Segmentasi atau pemetaan ini penting dilakukan mengingat
institusi politik diharapkan dapat selalu hadir dalam berbagai
karakteristik pemilih. Setiap karakteristik masyarakat yang sudah
tersegmentasikan butuh pendekatan yang berbeda. Menggunakan satu
pendekatan untuk semua karakteristik masyarakat akan membuat tidak
efektifnya pencapaian tujuan politik yang diinginkan. Kehadiran di
sini lebih diartikan sejauh mana institusi politik bersangkutan mampu
menjawab permasalahan yang dihadapi di masing-masing lapisan dan
karakteristik masyarakat.20
d. Strategi Media
Pesatnya perkembangan media dan teknologi komunikasi,
membuat partai politik memunculkan banyak strategi baru yang erat
kaitannya dengan media, sebab melihat sifat media yang langsung
menyentuh khalayak sasaran dalam satu lokasi kampanye. Media yang
dipilih tentunya media dengan skala keperluan kampanye agar
19 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 37. 20 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 37.
25
efisiensi kampanye pun bisa diterapkan.Beberapa strategi marketing
politik media adalah iklan politik, berita politik, spot politik, film
politik, reklame politik dan new media.21
e. Strategi Non-media
1. Face to face informal
Saluran ini bersifat bebas dalam arti tidak terikat oleh struktur
formal, namun tidak semua orang dapat akses ke saluran informal
ini biasanya akan lebih banyak memperoleh informasi
dibandingkan yang tidak diakses, meskipun hal ini masih
ditentukan oleh beberapa faktor, seperti ke dalam struktur informal
di mana seseorang yang dimaksud untuk bergabung (apakah ke
dalam struktur informal yang di dalamnya terdapat orang-orang
yang menentukan, para pengambil keputusan atau dengan kata
lain, para pemilik informasi yang akurat atau tidak).22
2. Struktur sosial tradisional
Di dalam masyarakat tradisional, susunan struktur sosial yang
ada menentukan siapa yang layak berkomunikasi dengan siapa,
tentang masalah apa dan dengan cara apa. Dengan kata lain,
struktur sosial tradisional pada hakikatnya mempunyai aturan-
21 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 38-46. 22 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 47.
26
aturan yang menentukan, baik pola maupun arus komunikasi yang
berlangsung dalam masyarakat tersebut.23
3. Struktur input
Almond dan Powell dalam buku Gun Gun Heryanto
mendefinisikan struktur input sebagai struktur yang
memungkinkan terbentuknya atau dihasilkannya input bagi sistem
politik yang dimaksud, mencakup transaksi antara sistem politik
dengan komponen dari lingkungan domestik maupun luar.
Menurut kedua ahli tersebut, struktur-struktur input politik, seperti
serikat pekerja, kelompok kepentingan dan partai politik
merupakan saluran komunikasi yang bermakna dalam komunikasi
politik.24
4. Struktur output
Struktur output dalam dunia politik adalah seperti legislatif dan
birokrasi. Dengan kata lain, struktur output adalah struktur formal
dari pemerintahan. Memang struktur kepemerintahan, khususnya
birokrasi, memungkinkan pemimpin politik mengomunikasikan
petunjuk bagi pelaksanaan peraturan-peraturan untuk aneka
macam pemegang jabatan politik dengan cara yang efisien dan
jelas.25
23 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 47. 24 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 48. 25 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 48.
27
C. Komunikasi Politik
Menurut McNair (2003) dalam buku Hafied Cagara menjelaskan
bahwa komunikasi murni membicarakan tentang alokasi sumber daya publik
yang memiliki nilai, apakah itu nilai kekuasaan atau nilai ekonomi, petugas
yang memberi kewenangan untuk memberi kekuasaan dan keputusan dalam
pembuatan undang-undang atau aturan, apakah itu legislatif atau eksekutif,
serta sanksi-sanksi, apakah itu dalam bentuk hadiah atau denda. Komunikasi
politik juga dapat diartikan sebagai suatu proses komunikasi yang memiliki
implikasi atau konsekuensi terhadap aktivitas politik.26
Rusadi Kantaprawira dalam buku Mahi M. Hikmat mendefinisikan
komunikasi politik sebagai penghubung sistem politik yang hidup dalam
masyarakat, baik pikiran interen golongan, instansi, asosiasi, maupun sector
kehidupan politik pemerintah. Sedangkan menurut Astrid S. Susanto dalam
buku Mahi M. Hikmat, komunikasi politik adalah komunkasi yang diarahkan
pada pencapaian suatu pengaruh sedemikian rupa sehingga masalah yang
dibahas oleh jenis kegiatan komunikasi ini dapat mengikat semua warganya
melalui suatu sanksi yang ditentukan bersama oleh lembaga-lembaga
politik.27
Graber dalam buku Mahi M. Hikmat melihat komunikasi politik sebagai
kekuatan yang dapat memengaruhi kualitas interaksi antara masyarakat
26 Hafied Cangara. Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi (Jakarta: Rajawali Pers,
2014), h.28. 27 Mahi M. Hikmat. Komunikasi Politik Teori dan Praktik (Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2011), h.36.
28
dengan kekuasaan. Komunikasi politik merupakan proses belajar, proses
menerima, dan proses improvisasi kebiasaan-kebiasaan dan aturan-aturan,
struktur-struktur, serta faktor-faktor lingkungan yang membentuk kehidupan
politik.28
Pada teori Jarum Hipodermik secara sederhana Lasswell merumuskan
dalam sebuah formula, “siapa berkata apa, melalui saluran apa, kepada siapa
dan bagaimana efeknya?” (Who says what, in which channel, to whom with
what effect?) kemudian formula Lasswell tersebut oleh Dan Nimmo (1999)
dijadikan sebagai dasar dalam menganalisis komunikasi politik. Nimmo
menjelaskan bahwa proses komunikasi itu secara mekanistis adalah
komunikator politik (politisi, aktivis atau professional) menyampaikan pesan
politik kepada khalayak politik, melalui media politik. Dengan demikian akan
timbul umpan balik atau efek politik (misalnya pendapat umum) berupa
dukungan atau penolakan atau ragu-ragu.29
28 Roni Tabroni. Komunikasi Politik pada Era Multimedia, h. 15-16. 29 Anwar Arifin. Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan
Komunikasi Politik Indonesia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 102-103.
29
D. Kerangka Berpikir
Gambar 2. 6: Kerangka Berpikir
Kampanye Wahidin
dan Andika
Teori
Dramaturgi
Konsep
Kampanye
Politik
Model Kampanye Ostegard
Wahidin-Andika pada Pilgub
Banten 2017
Strategi Kampanye Wahidin-
Andika pada Pilgub Banten 2017
Komunikasi
Politik
Model-model
Kampanye Politik
Model Kampanye
Ostegard
30
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Profil Wahidin Halim dan Andika Hazrumy
1. Profil Wahidin Halim
Gambar 3. 1: Foto Wahidin Halim
Sumber: Dokumen resmitim pemenangan WH-Andika
Wahidin Halim lahir di Tangerang, Banten, 14 Agustus
1954.Iamerupakan putra ketiga dari sembilan bersaudara dari pasangan
Djiran Bahruji dan Siti Rohana. Ayahnya berprofesi sebagai guru SD di
Poris Plawad sedangkan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Wahidin
menikah dengan Niniek Nur'aini dan dikaruniai tiga orang anak.Setelah
menyelesaikan jenjang SMP, ia melanjutkan pendidikannya ke SMA di
Tangerang dan dilanjutkan ke Universitas Indonesia (UI) Jakarta. Setelah
mendapat gelar sarjana, ia kembali ke kampung halamannya. Pada saat
usianya 27 tahun, ia terpilih menjadi kepala desa termuda di Tangerang.
31
Terpilihnya Wahidin menjadi kepala desa inilah yang menjadi awal karir
dari Wahidin Halim.1
Wahidin juga mendirikan padepokan silat di samping rumahnya
pada tahun 70-an. Sedangkan di tahun 1981, sesuai dengan Undang-
undang No.5 tahun 1979 tentang Pemerintahan Kelurahan, status Wahidin
otomatis langsung menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Selain memegang
jabatan kepala desa, Wahidin juga pernah menjadi Kasubdin Pajak Kota
Tangerang, Sekretaris Kota, Pejabat Walikota Tangerang, Kabag
Pembangunan, Camat Tigaraksa, Camat Ciputat, Kepala Dinas
Kebersihan, Asisten Tata Prasarana dan terus menanjak pada tahun 2002
ia menjabat sebagai Sekertaris Daerah Kota Tangerang. Tangga karier
politik Wahidin terus menanjak, ia menjadi walikota Tangerang dua
periode, 2003-2008 dan 2008-2013. Di masa akhir jabatannya, Wahidin
sempat maju sebagai calon gubernur Banten. Meski tak terpilih bukan
berarti kariernya selesai, dia tetap menjadi anggota DPR RI 2014-2019
dari Partai Demokrat untuk daerah pemilihan Tangerang, Banten.2
1 Profil Tokoh Wahidin Halim diakses dari https://www.viva.co.id/siapa/read/199-wahidin-
halim pada tanggal 21 Oktober 2017pukul 12:38. 2 Profil Tokoh Wahidin Halim diakses dari https://www.viva.co.id/siapa/read/199-wahidin-
halim pada tanggal 21 Oktober 2017 pukul 12:38.
32
Tabel 3. 1: Profil Wahidin Halim
Nama Lengkap Wahidin Halim
Tempat/Tanggal Lahir Tangerang, 14 Agustus 1954
Usia 62 Tahun
Alamat Jl. H. Djiran No. 01 Rt 02 / 01 Kel.
Pinang Kec. Pinang Kota Tangerang
Banten
Riwayat Pendidikan
SDN Pinang Kota Tangerang tahun
1966
SMP Persiapan Ciledug / SMP 3
Tangerang tahun 1969
SMA Pribadi Tangerang tahun 1972
S1 di UI tahun 1982
S2 di Universitas Satya Gama tahun
2009
S3 di Universitas Padjajaran tahun
2013
Pengalaman Pekerjaan
Kepala Desa Pinang Kabupaten
Tangerang 1978
Lurah Pinang Kotif Tangerang tahun
1981
Kasubdin Pajak Kotif Tangerang
tahun 1988
Sekretaris Kotif Tangerang tahun
1988
Kabag Pembangunan Kotif
Tangerang tahun 1991
Camat Tigaraksa Kabupaten
Tangerang tahun 1993
Camat Ciputat Kabupaten Tangerang
tahun 1995
Kepala Dinas Kebersihan Kabupaten
Tangerang tahun 1997
Asisten Tata Praja Kabupaten
Tangerang tahun 1998
Sekretaris Daerah Kota Tangerang
tahun 2003
Sumber: KPU Provinsi Banten 2017
33
2. Profil Andika Hazrumy
Gambar 3. 2: Foto Andika Hazrumy
Sumber: Dokumen resmi Tim Kampanye WH-Andika
Andika Hazrumy lahir pada tanggal 16 Desember 1985.Ia
merupakan suami dari Ade Rosi Khairunnisa.Pasangan ini telah memiliki
tiga orang anak, yaitu Shakila Fitriannisa Hazrumy, Shafira Adyannisa
Hazrumy, dan Shabiena Tetrannisa Hazrumy. Andika Hazrumy adalah
Anggota DPR-RI Fraksi Partai Golkar.Andika merupakan anak pertama
mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Pada pemilihan legistalif
2014, ia terpilih menjadi anggota DPR-RI periode 2014-2019. Ia bertugas
di Komisi III yang membidangi Hukum, HAM, Keamanan.3 Andika
Hazrumy pernah terlibat dalam beberapa organisasi seperti wakil ketua di
GP Ansor Provinsi Banten, Koordinator koordinator TAGANA Provinsi
Banten dan lain sebagainya.4 Andika Hazrumy yang sebelumnya lebih
3 Andika Hazrumy diakses dari https://tirto.id/m/andika-hazrumy-Gw pada tanggal 13
Oktober 2017 pada pukul 12:00. 4 Dokumen Resmi Tim Kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy
34
dikenal sebagai anak dari orang nomor satu di Banten ini sekarang maju
dalam Pilgub Banten 2017.
Tabel 3. 2: Profil Andika Hazrumy dalam bentuk tabel
Nama Lengkap Andika Hazrumy
Tempat/Tanggal Lahir Bandung. 16 Desember 1985
Usia 31 Tahun
Alamat Tempat Tinggal Jl. Bhayangkara No. 15 Cipocok Jaya
Kota Serang
Riwayat Pendidikan
SDN Merdeka 5 Bandung tahun
1992-1997
SMPN 5 Bandung tahun 1997-2000
SMAN 5 Bandung tahun 2000-2003
S1 di Universitas Pelita Harapan
lulus tahun 2010
S2 di Universitas Pasundan Bandung
2014-2016
Pengalaman Pekerjaan
Anggota Komite IV DPD – RI tahun
2009-2014
Wk. Ketua Panitia Akuntabilitas
Publik (PAP) DPD – RI tahun 2009-
2014
Anggota Komisi III DPR – RI tahun
2014-2016
Anggota BURT DPR – RI tahun
2014-2016
Anggota Panja Penegakan Hukum
Komisi III DPR – RI tahun 2014-
2016
Anggota Panja KUHP Komisi III
DPR – RI tahun 2014-2016
Anggota Pansus Merk DPR – RI
tahun 2014-2016
Anggota Pansus Tapera DPR – RI
tahun 2014-2016
Anggota Panja Pengawas Orang
Asing DPR – RI tahun 2014-2016
Sumber: KPU Provinsi Banten 2017
35
B. Visi dan misi5
Visi Wahidin Halim dan Andika Harumy adalah Banten yang Maju,
Mandiri, Berdaya Saing, Sejahtera dan Berakhlakul Karimah.
Selain itu, untuk mencapai visi tersebut maka dirumuskan misi sebagai
berikut:
1. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good govermance);
2. Membangun dan meningkatkan kualitas infrastruktur;
3. Meningkatkan akses dan pemerataan pendidikan berkualitas;
4. Meningkatkan akses dan pemerataan pelayanan kesehatan berkualitas;
5. Meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.
C. Tim Kampanye WH-Andika
Tim Kampanye adalah tim yang dibentuk oleh pasangan calon
bersama-sama dengan partai politik atau gabungan partai politik yang
mengusulkan pasangan calon atau oleh pasangan calon perseorangan yang
didaftarkan ke kpu provinsi/kip Aceh atau kpu/kip kabupaten/kota.6 Dilihat
dari surat keputusan tentang penetapan organisasi tim kampanye pasangan
calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten Wahidin Halim dan Andika
5 Visi Misi dan program WH-Andika diakses dari https://www.kpu-bantenprov.go.id/wp-
content/uploads/2016/10/VISI-MISI-DAN-PROGRAM-WH-ANDIKA.pdf pada tanggal 22 Mei 2017. 6 Dokumen Resmi Tim Kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy.
36
Hazrumy memperlihatkan hasil rapat koordinasi pasangan calon dan pimpinan
parpol pengusung pada tanggal 19 September 2016.7
Wahidin Halim dan Andika Hazrumy diusung oleh 7 partai politik
yakni partai Demokrat, Partai Golkar, PKS, PKB, Partai Hanura, Partai
Gerindra dan PAN.8 Pada susunan tim kampanye WH-Andika banyak nama
besar di dalamnya, pengarah tim dari WH-Andika yang tercatat dalam surat
keputusan KPU Provinsi Banten berikut beberapa di antaranya: Susilo
Bambang Yudhoyono, Setya Novanto, Prabowo Subianto, Chaitabul Iman,
Chaerudin Ismail, Muhaimin Iskandar, Zulkifli Hasan, DR. Hinca IP
Panjaitan XIII, Idrus Marham, Ahmad Muzani, Mustafa Kamal, Berliana
Kartakusumah, Abdul Kadir Karding, Eddy Soeparno, H. Andi Ahmad Dara,
Desmon J Mahesa, Inas Nasrullah Zubir dan Yadri Susanto.9
Berikut adalah susunan tim kampanye Wahidin Halim dan Andika
Hazrumy pada Pilgub Banten 2017:
7 Tim Kampanye Paslon WH-Andika diakses dari
https://pilkada2017.kpu.go.id/download/calon/2882/2882_Daftar-Nama-Tim-Kampanye_1_.pdf/ pada
tanggal 10 Oktober 2017 pada pukul 01:15 8 Rasyid Ridho, Tujuh Parpol Usung WH-Andika di Pilgub Banten diakses dari
https://daerah.sindonews.com./ pada tanggal 22 September 2017. 9 Tim Kampanye Paslon WH-Andika diakses dari
https://pilkada2017.kpu.go.id/download/calon/2882/2882_Daftar-Nama-Tim-Kampanye_1_.pdf/ pada
tanggal 10 Oktober 2017 pada pukul 01:15
37
Tabel 3. 3: Susunan Tim Kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy
Penanggung Jawab: Pasangan Calon gubernur dan Wahidin Halim dan
Andika Hazrumy
Pengarah Tim:
1. Susilo Bambang Yudhoyono
2. Setya Novanto
3. Prabowo Subianto
4. Chaitibul Iman
5. Chaerudin Ismail
6. Muhaimin Iskandar
7. Zulkifli Hasan
8. DR. Hinca IP Panjaitan XIII
9. Isrus Marham
10. Ahmad Muzani
11. Mustafa Kamal
12. Berliana Kartakusumah
13. Abdul Kadir Kardig
14. Eddy Soeparno
15. H. Andi Ahmad Dara
16. Desmon J Mahesa
17. Zulkifliemasnsyah
18. Inas Nasrullah Zubir
19. Yandri Susanto
Penasehat TIM
Ketua: H. Mulyadi Jayabaya
Wakil ketua: H. Agun Gunanjar Sudarsa
Anggota:
1. Drs. H. Moh. Ali Yahya
2. H. li Suptajiri
3. H. Djuhanda
4. Agus R. Wisas
5. Khoerul Umam
Tim Kampanye Ketua: H. Ebby Djauharie
Wakil Ketua:
1. H Aeng Haerudin
2. Eli Mulyadi, SE.M.Ak
3. IR. Miptahudin, MT
4. H. Budi Heryadi,SE,SH
5. H. Rahmat Abdul Gani
6. Masrori, SP
Sekretaris: Media Warnam,SH,S.pN
Wakil Sekretari:
1. Bahrul Ulum,S.Ag
2. Sopwan, SH.,MH
3. IR. Gembong R Sumedi
38
4. Drs. Ahmad Fauzi
5. Gunaral Suprihadi,SE,MM
6. IR. Maryani.AK
Bendahara: Baihaki
Wakil Bendahara:
1. M. Rano Alfath
2. Toto Sudaryanto,SE.,M.Si.
3. Hj. Munjiah
4. Dede Rohana Putra
5. Tomi Hikmah,ST
6. Ali Yusuf Ilhamsyah Sumber: Dokumen Resmi Tim Kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy
Selain didukung oleh tujuh partai besar, tim kampanye Wahidin dan
Andika juga memiliki relawan-relawan yang banyak, sehingga mekanisme
pelaksanaan kampanye dapat dirasakan dari atas hingga bawah. Perekrutan
tim relawan sendiri tidak ada hal khusus yang harus dimiliki setiap
relawannya. Seperti yang dikatakan oleh Syamsul selaku koordinator relawan
beliau menuturkan:
“Bebas siapa aja, rekrutmennya bebas dari masyarakat yang
betul-betul mereka ingin perubahan di Banten.”10
Berikut beberapa nama-nama jaringan relawan Wahidin dan
Andika di antaranya adalah Jalak Banten, kresna, top one, rajawali,
garuda WH, Laskar Kosambi WH, UI bangkit dan lain sebagainya.
D. Gambaran Umum Provinsi Banten
Berdasarkan UU RI Nomor 23 tahun 2000 luas wilayah Banten adalah
8.651,20 Km2. Provinsi Banten adalah sebuah provinsi di Pulau Jawa,
Indonesia.Provinsi ini dulunya merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat,
10 Wawancara Pribadi dengan Syamsul, Tangerang, 30 Agustus 2017.
39
namun dipisahkan sejak tahun 2000, dengan keputusan Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2000. Pusat pemerintahannya berada di Kota Serang.
Provinsi ini memiliki delapan kabupaten/kota, yakni Kabupaten Serang,
Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Tangerang ditambah
Kota Tangerang, Kota Serang, Kota Cilegon dan Kota Tangerang selatan.11
Wilayah laut Banten merupakan salah satu jalur laut potensial, Selat
Sunda merupakan salah satu jalur yang dapat dilalui kapal besar yang
menghubungkan Australia, Selandia Baru, dengan kawasan Asia Tenggara
misalnya Thailand, Malaysia dan Singapura. Disamping itu Banten
merupakan jalur perlintasan/penghubung dua pulau besar di Indonesia, yaitu
Jawa dan Sumatera. Bila dikaitkan posisi geografis dan pemerintahan maka
wilayah Banten terutama Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang
merupakan wilayah penyangga bagi Ibukota Negara. Secara ekonomi wilayah
Banten mempunyai banyak industri.Wilayah Provinsi Banten juga memiliki
beberapa pelabuhan laut yang dikembangkan sebagai antisipasi untuk
menampung kelebihan kapasitas dari pelabuhan laut di Jakarta dan sangat
mungkin menjadi pelabuhan alternatif dari Singapura.12
11 Sekilas Provinsi Banten diakses dari https://www.kpu-bantenprov.go.id/profil/sekilas-
provinsi-banten pada 10 Oktober 2017. 12 Sekilas Provinsi Banten diakses dari https://www.kpu-bantenprov.go.id/profil/sekilas-
provinsi-banten pada 10 Oktober 2017.
40
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Strategi Kampanye Politik
1. Presentase Pemilihan Gubernur Banten 2017
Data pemilih yang akan dijabarkan dalam pembahasan ini merupakan
salah satu komponen yang penting dalam suatu pemilihan, karena untuk
mengetahui jumlah suara perwilayah dengan melihat jumlah dari pemilih
serta jumlah suara yang sah dan tidak. Kabupaten atau kota pemilih ada
sekitar delapan wilayah yakni kota Cilegon, kota Serang, kota Tangerang,
kota Tangerang Selatan, Lebak, Pandeglang, Serang, dan Tangerang. Dari
delapan wilayah tersebut, Kandidat WH-Andika hanya memenangkan di 2
wilayah yakni kota Tangerang dan Serang, tapi dalam suatu pemilihan
harus dilihat akumulasi suara untuk mengetahui hasilnya, dan hasil
menyatakan bahwa kandidat nomor urut 1 WH-Andika unggul dari Rano-
Embay yang kalah tipis dari pesaingnya itu. Berikut jabaran rekapitulasi
sub wilayah pada pemilihan Banten 2017 :
Tabel 4. 1: Rekapitulasi Suara Sub Wilayah
No Kabupaten/Kota Pemilih Suara Hasil
1.
Kota Cilegon
Pemilih : 283.486 Suara sah :
180.550
No 1 :
76480
No 2 :
104020
Penggunaan hak pilih :
192.225
Suara tidak sah:
11.040
Partisipasi :
67.8 %
Total suara :
191.587
2.
Kota Serang
Pemilih : 454.959
Suara sah : 275.700
No 1 : 123203
41
Pengguna hak pilih :
292.690
Suara tidak sah:
2.935
No 2
:153493 Partisipasi :
64.3%
Total suara :
292.728
3. Kota Tangerang Pemilih : 1.121.795
Suara sah :
754.822
No 1 :
506134
No 2 :
251066
Pengguna hak pilih : 777.364
Suara tidak sah: 11.864
Partisipasi : 69,3%
Total suara :
763.666
4. Kota Tangerang
Selatan
Pemilih : 877. 661
Suara sah
541.105
No. 1 :
259737
No 2 : 285257
Pengguna hak pilih :
562.678
Suara tidak sah :
13.517
Partisipasi : 64,1% Total suara : 553.742
5. Lebak Pemilih : 940.616
Suara sah :
592.261
No 1 :
254182
No 2 :
338079
Pengguna hak pilih :
604.530
Suara tidak sah :
12.269
Partisipasi : 64,3% Total suara :
604.530
6. Pandeglang Pemilih : 921.396
Suara sah 525.402
No 1 : 243571
No 2 : 281832
Pengguna hak pilih : 542.983
Suara tidak sah : 17.210
Partisipasi : 58,9% Total suara :
542.616
7.
Serang
Pemilih : 1.109.083
Suara sah : 660.337
No 1 : 365775
No 2 :
295618
Pengguna hak pilih :
685.407
Suara tidak sah :
22.325
Partisipasi : 61,8% Total suara :
682.560
8. Tangerang Pemilih : 2.023.648
Suara sah :
1.185.035
No 1 :
577050
No 2 : 608873
Pengguna hak pilih :
1.213.584
Suara tidak sah:
22.801
Partisipasi : 60,0% Total suara:
1.206.487 Sumber : KPU Provinsi Banten 2017
42
2. Segmentasi
Segmentasi penting dilakukan mengingat institusi politik diharapkan
dapat selalu hadir dalam berbagai karakteristik pemilih. Setiap karakteristik
masyarakat yang sudah tersegmentasikan butuh pendekatan yang berbeda.
Menggunakan satu pendekatan untuk semua karakteristik masyarakat akan
membuat tidak efektifnya pencapaian tujuan politik yang diinginkan.
Kehadiran di sini lebih diartikan sejauh mana institusi politik bersangkutan
mampu menjawab permasalahan yang dihadapi di masing-masing lapisan
dan karakteristik masyarakat.1
Sebelum melihat tentang segmentasi pemilih, maka perlu dilihat pula
pemetaan wilayahnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui titik-titik
pelaksanaan kampanye yang akan dilaksanakan. Kalau dilihat dari jumlah
wilayahnya, Banten sendiri merupakan provinsi yang memiliki 4 kabupaten
dan 4 kota.Pemetaan wilayah bertujuan untuk menentukan basis wilayah
yang nantinya akan digunakan untuk membuat perencanaan hingga
pelaksanaan kampanye. Apabila dijabarkan dalam tabel menurut wilayah
administratifnya, berikut jumlah wilayah di Banten pada tahun 2016:
Tabel 4.2: Wilayah Administratif Banten 2016
No. Kabupaten Kecamatan Desa Kelurahan
1. Pandeglang 35 326 13
2. Lebak 28 340 528
3. Tangerang 29 246 -
4. Serang 29 326
1 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar. h. 37.
43
Kota
1. Tangerang 13 - 104
2. Cilegon 8 - 43
3. Serang 6 - 66
4. Tangerang
Selatan
7 - 54
Sumber:BPS Banten (Provinsi Banten dalam Angka 2017)
Di dalam menentukan pemetaan wilayah pemilih, maka perlu
dilakukan riset terlebih dahulu untuk menentukan wilayah-wilayah yang
akan dijadikan tempat dilaksanakannya kampanye serta orang-orang yang
nantinya akan melaksanakan kampanye tersebut. Menurut Jazuli Abdillah
selaku Jubir kampanye Wahidin Halim mengatakan:
“Pak WH hasil survei, lagi-lagi basis kita, itu survei. Minimal
prosesnya menggunakan 3 atau minimal 2 lembaga survei plus
akademiknya sebagai pemandu kita. Nah, kita sepakat bahwa basis
WH di Tangerang Raya, keluarga Andika basisnya ada di Banten
Raya, Serang Raya. Nah dari situ kita ada konsentrasi pemetaan,
jadi Andika konsentrasi di Lebak, Pandeglang, Serang, Cilegon. Pak
WH Tangsel, kabupaten dan kota, nah itu pemetaan kita.”2
Segmentasi pemilih dilakukan untuk semua kalangan, dari atas
hingga ke bawah, semua lapisan masyarakat di Banten, karena dalam
suatu pemilihan itu setiap masyarakat yang memiliki hak pilih di Banten
memiliki hak untuk memilih satu calon yang dikehendaki. Seperti yang
dipaparkan oleh Syamsul selaku Koordinator relawan mengatakan:
“Kalo di tim saya segmetasinya masyarakat bawah, ya
memang harus ada segmentasi masyarakat golongan atas, golongan
menengah, maupun golongan bawah, semua seluruh segmentasilah
2 Wawancara Pribadi dengan Jazuli Abdillah, Tangerang, 20 Agustus 2017.
44
yang kita ambil, karena mereka hak pilih semua, tidak mengenal
segmentasi, karena one man one vote.”3
Salah satu contoh dari penentuan segmentasi dalam kegiatan
kampanye yang dilakukan Wahidin dan Andika bisa dilihat dari kegiatan
kampanye yang di laksanakan dengan melaksanakan kampanye minimal 6
titik perhari mendatangi warga untuk berdialog atau melaksanakan
kegiatan bersama warga sekitar seperti memancing atau sekedar makan
bersama, hal ini bertujuan untuk memberikan kesan merakyat, dan
pelaksanaan kampanye tersebut disegmentasikan untuk golongan
menengah ke bawah. Sedangkan dari golongan atas bisa dilakukan dengan
cara berdiskusi dengan para tokoh masyarakat atau ikut menghadiri
seminar dan diskusi umum sehingga pelaksanaan kampanye tersebut bisa
dilaksanakan secara menyeluruh.
3. Positioning
Positioning dalam marketing merupakan suatu kegiatan atau
aktivitas untuk menanamkan kesan di benak konsumen agar masyarakat
dapat membedakan produk jasa yang dihasilkan organisasi tersebut.
Positioning dapat pula diartikan sebagai kalkulasi yang berkenaan dengan
kekuatan dan kelemahan kandidat kepada khalayak, karena positioning itu
sendiri merupakan kelebihan seorang kandidat dibanding yang lain.4
Dalam positioning untuk menonjolkan kelebihan seorang kandidat yang
3 Wawancara Pribadi dengan Syamsul, Tangerang, 30 Agustus 2017. 4 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2013), h. 36.
45
dilihat dari program kerja yang menarik dari pasangan Wahidin dan
Andika :
“Ya kita kan ada program Wahidin Halim ada tiga, empat
sebetulnya, tapi yang utama tiga. Yang bikin masyarakat menarik
yaitu tentang infrastruktur, kesehatan dan pendidikan.Nah itu
secara gratis dan digelar secara segerakan.”
Dari program kerja inilah yang nantinya akan dibahas pada saat
pelaksanaan kampanye dengan menjaga konsistensi dari pemaparan
program kerja tersebut dengan hal yang menarik. Ketika konsep ini
diadopsi ke dalam dunia politik, maka produk dan image politik harus
memiliki sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan produk-produk
politik lainnya, sehingga masyarakat dengan mudah mengidentifikasi satu
kandidat dengan kandidat lainnya.
4. Branding
Secara umum brand ini dapat juga berarti sama dengan trade mark
atau merek dagang. Sedangkan branding dalam konteks pemasaran politik
lebih diartikan sebagai upaya strategis mengembangkan identitas untuk
menarik perhatian dan minat masyarakat agar lebih mengenal produk
politik. Merek bukan hanya sekedar simbol, idealnya memberi janji
kepada pendukung untuk memberi suatu yang istimewa.5 Salah satu alat
kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy yang menarik yang dapat
di lihat dari pemaparan program kerja yang dilakukan oleh pasangan
5 Gun Gun Heryanto. Komunikasi Politik Suatu Pengantar, h. 36
46
Wahidin Halim dan Andika Hazrumy salah satunya adalah mengusung
tema “Mawar Banten” dengan membagi-bagikan bunga pada penumpang
sekitar stasiun yang disertai dengan profil dari kandidat dan program
kerja.
Gambar 4. 1: Mawar Banten
Sumber :Dokumen resmi tim Wahidin dan Andika
Selain penggunaan atribut dalam bentuk kaos, stiker ataupun
kalender yang dibagi-bagikan dari rumah ke rumah, tim Wahidin Halim
dan Andika Hazrumy juga memanfaatkan lokasi stasiun sebagai sarana
kampanye dengan membagi-bagikan mawar yang disertai dengan profil
dan program kerja kandidat. Selain itu, dari tim Wahidin Halim dan
Andika Hazrumy juga membuat video kartun yang menonjolkan
kelebihan-kelebihan dari Wahidin Halim dan Andika Hazrumy dengan
mempostingnya di youtube.
47
5. Laporan Dana Kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy pada
Pikada Banten 2017
Pada pelaksanaan kampanye tentu menghabiskan dana yang besar
karena dalam pelaksanaan kampanye membutuhkan banyak materi
kampanye yang jumlahnya tidak sedikit, mulai dari alat peraga
kampanye, kegiatan kampanye terbuka hingga kunjungan-kunjungan
yang tentunya memerlukan dana. Terlebih lagi dalam pelaksanaan
kampanye kandidat gubernur yang wilayahnya sangat luas, dan
masyarakatnya yang dijangkau pun sangat banyak. Melihat pada
pelaksanaan kampanye gubernur Banten 2017, jumlah dana yang
dihabiskan oleh kedua kandidat memiliki jumlah yang berbeda cukup
jauh.
Pada kandidat nomor 2 yakni Rano-Embay menghabiskan
danasebesar Rp 3.964.383.471, sedangkan WH-Andika menghabiskan
sebesar Rp 5.045.100.000. Kandidat nomor urut 1 mengeluarkan dana
lebih besar dari pesaingnya, berikut pada tabel di bawah ini laporan
penerimaan dan pengeluaran dana kampanye Pilgub Banten 2017.
Laporan dana di bawah ini merupakan laporan dana yang tercatat di KPU
Banten 2017, belum termasuk dana lain yang tidak tercatat di dalam
laporan dana kampanye.
48
Tabel 4.3: Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Dana Kampanye Wahidin Halim dan
Andika Hazrumy Periode 25 Oktober 2016-12 Februari 2017
Uraian
Wahidin Halim danAndika Hazrumy
Rp Unit
A. Saldo Per 24 Oktober
2016
100.000
Kas di Rekening Khusus 100.000
Kas di Bendahara 0
Barang 0 0
Tagihan 0 0
Utang 0 0
B. Penerimaan 5.045.100.000 0
Pasangan Calon 3.115.000.000 0
Partai Politik atau
Gabungan Partai Politik (Total Penerimaan)
0 0
Sumbangan Pihak Lain
Perseorangan
1.930.100.000 0
Sumbangan Pihak Lain Kelompok
0 0
Sumbangan Pihak Lain
Badan Hukum Swasta
0 0
Lain-lain Komitmen 0 0
C. Pengeluaran 5.045.100.000 1.696.477
1. Pengeluaran Operasi 5.045.100.000 1.696.477
a. Pertemuan terbatas 424.575.000 3.977
b. Pertemuan tatap muka 354.600.000 4.900
c. Pembuatan/produksi
iklan di media massa
cetak dan media massa elektronik
0 0
d. Pembuatan desain alat
peraga kampanye
1.501.126.000 6.256
e. Penyebaran bahan kampanye kepada umum
1.537.000.000 1.680.000
f. Kegiatan lain yang
tidak melanggar larangan
kampanye dan peraturan perundang-undangan
995.100.000 1.300
g. Lain-lain 232.699.000 44
2. Pengeluaran modal 0 0
a. Pembelian kendaraan 0 0
49
b. Pembelian Peralatan 0 0
c. Lain-lain 0 0
3. Pengeluaran Lain-lain 0 0
a. Pemberian piutang 0 0
b. pembayaran utang 0 0
D. Saldo Per 12 Februari
2017
25.000
Kas di rekening khusus
0073631106100
25.000
Kas di bendahara 0
Barang 0 0
Tagihan 0 0
Utang 0 0 Sumber: KPU Provinsi Banten 2017
5. Kampanye Tatap muka atau dialog
Pelaksanaan kampanye tatap muka dialog (face to face) yang
dikemas dengan mendatangi masyarakat langsung dengan fokus di
kediaman tokoh yang berpengaruh di lingkungan sekitar wilayah.
Kunjungan yang dilaksanakan oleh calon gubernur dilaksanakan dengan
mendatangi enam titik perhari di satu kecamatan. Durasi pada satu titik
adalah 30 menit dengan target minimal 50 orang di satu titik. Kegiatan
kampanye tatap muka bersifat natural, tapi tetap membutuhkan sosialisasi
dengan warga agar berjalan lancar. Pelaksanaan kampanye tatap muka
dilaksanakan dari minggu pertama November 2016 sampai minggu kedua
Februari 2017. Pada pertemuan tatap muka atau dialog ini dilakukan pada
wilayah yang sudah dilakukan pemetaan wilayah serta kecamatannya.
Usulan titik kunjungan calon ini harus masuk H-7 sebelum pelaksanaan
50
dan sesuai dengan jadwal yang diberikan dalam rapat tim.6 Jazulli Abdilah
dalam wawancaranya menuturkan:
“Ya itu kita lagi-lagi pola hasil survei direkomendasikan dan
itu nanti pemetaannya kabupatennya apa. pak WH dateng kemana
dan berapa titik sehari. Pak WH kan 6 titik sehari enam, tujuh titik
sehari, pak Andika. Jadi konsentrasi pak WH di Tangerang Raya,
Jadi setiap hari menyapa masyarakat itu di 6 titik minimal. Acara
apa pulang lagi, acara mana pulang lagi, 6 titik.”7
Prioritas kediaman tokoh yang dikunjungi adalah tokoh yang
sangat berpengaruh di level kelurahannya dan cukup disegani di wilayah
kecamatan (diluar sktruktur kampanye atau tim pemenangan), mampu
menghadirkan warga sekitar minimal 50 orang, jika memungkinkan,
berada di basis kompetitor, BinCam bertugas untuk mengkoordinasikan
kegiatan kepada pihak terkat dilevelnya (Polsek, PawasCam, PPK)
begitupun dengan Bindes atau Binkel, Bindes atau Binkel wajib
menempelkan stiker (5x10) dan kalender di 150 rumah sekitar titik lokasi
kunjungan calon. Kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan dalam
kunjungan yang direkomendasikan dilakukan paslon adalah makan
dirumah makan favorit warga sekitar, bertemu dan menyapa komunitas
penumpang kereta api dalam perjalanan, jumat-an di masjid jami
kecamatan, menyempatkan makan malam di salah satu rumah keluarga
miskin, sholat berjamaah di masjid sekitar titik kunjungan, mengunjungi
pasar dan lain sebagainya.8
6 Dokumen Resmi Tim Kampanye Wahidin-Andika. 7 Wawancara Pribadi dengan Jazuli Abdillah, Tangerang 20 Agustus 2017. 8 Dokumen Resmi Tim Kampanye Wahidin-Andika
51
6. Strategi Media
Pesatnya perkembangan media dan teknologi komunikasi membuat
partai politik memunculkan banyak strategi baru yang erat kaitannya
dengan media, karena melihat sifat media yang langsung menyentuh
khalayak sasaran dalam satu lokasi kampanye. Media yang dipilih
tentunya media dengan skala keperluan kampanye agar efisiensi
kampanye pun bisa diterapkan.9 Strategi media dilaksanakan untuk
meningkatkan popularitas dari kandidat dan meningkatkan citra positif
kandidat kampanye. Strategi media yang akan dibahas kali ini dibagi
menjadi dua yakni below the line (media lini bawah) dan above the line
(media lini atas).
a. Below The Line (Media Lini Bawah)
Gambar 4. 2: spanduk Wahidin dan Andika
Sumber: newsmedia.co.id
Pelaksanaan kampanye tentu memerlukan media sebagai
saluran penyampaian pesan-pesan kampanye. Penggunaan media
9 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar, h. 38-46.
52
sebagai alat praga kampanye bisa berupa stiker, kaos, kalender
atau spanduk kampanye. Biasanya penggunaan alat peraga
kampanye ini ditujukan untuk meningkatkan popularitas dari
kandidat. Hal yang dapat terlihat dari alat praga kampanye ini
biasanya berisi profil calon, visi, misi, program atau foto dari
kandidat tersebut. Penyebaran alat peraga kampanye sebagai media
untuk meningkatkan popularitas suatu kandidat bisa dilakukan
pada saat pertemuan tatap muka, pada saat menghadiri kampanye
terbuka atau terpasang di pinggir jalan.
Beberapa alat peraga kampanye yang digunakan oleh Wahidin
dan Andika adalah :
Tabel 4. 4: Alat Peraga Kampanye
1. Baliho yang dibuat oleh KPU Provinsi 5 buah X 8
Kabupaten Kota= 40 buah
2. Umbul-umbul dibuat oleh KPU Provinsi 20 buah X 155
kecamatan = 3.100 buah/lembar
3. Spanduk 2 buah X 1.551 Desa atau Keluarahan = 3.102
buah/lembar
Sumber: KPU Provinsi Banten, Informasi Peraga Kampanye Paslon.
Selain menggunakan alat peraga kampanye sebagai media untuk
memaparkan visi, misi dan program dari kandidat gubernur, ada juga
media cetak, elektronik dan media online yang juga dapat
meningkatkan popularitas dari paslon. Penggunaan media sendiri
dilakukan dengan menampilkan berita-berita terkait paslon atau pun
dengan menampilkan foto dari paslon dengan tujuannya agar
53
masyarakat lebih mengenal kandidat Gubernur Banten ini lebih
banyak lagi. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa media massa dan
media online memang lebih mudah diakses dan menyebar keseluruh
lapisan masyarakat, terlebih lagi media online yang saat ini
menampilkan segala kemudahannya, berita dalam negeri hingga luar
negeri pun dengan mudahnya diakses hanya berbekal internet dan
dapat diakses oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun.
b. Above The Line (Media Lini Atas)
a. Media Cetak
Gambar 4.3: Media berita cetak tanggal 13-17 Desember 2016
sebanyak 30 berita terkait Wahidin Halim-Andika Hazrumy dari 8 media cetak
Sumber: Dokumen Resmi Tim Kampanye WH-Andika
Frekuensi pemberitaan pasangan Cagub dan Cawagub Banten
di media cetak pada periode monitoring 13-17 Desember 2016
pada pemberitaan di Radar Banten memberitakan terkait WH dan
01234567
Tone Berita Wahidin-Andika di Media Cetak
Periode 13-17 Desember 2016
Wahidin Halim
Andika Hazrumy
54
Andika sebanyak 2 kali, berita tersebut didominasi oleh
pemberitaan positif terkait kegiatan cagub dan cawagub. Pada
pemberitaan di Banten Pos terdapat berita positif dan negatif,
berita negatifnya terkait dengan tim Advokasi dari WH-Andika
mengatakan bahwa pernyataan Hasanuddin selaku ketua tim
pemenangan Rano-Embay hanyalah asumsi semata. Kabar Banten
banyak memberitakan berita positif dari kedua paslon, namun ada
pula berita negatif terkait Ibu Airin yang tidak memenuhi
undangan Banwaslu dan berita terkait dengan tim Advokasi WH-
Andika. Di media cetak Baraya banyak mengekspos pemberitaan
positif Andika, sedangkan pemberitaan di Tangerang Ekspres juga
memberitakan 3 kali pemberitaan positif Andika Hazrumy. Satelit
News lebih banyak mengangkat pemberitaan Rano-Embay dengan
kosongnya pemberitaan terkait WH-Andika dan pada koran
Indopost terlihat kurang berkontribusi di Pilgub Banten periode
ini.10
10 Dokumen Resmi Tim Kampanye Wahidin-Andika.
55
b. Media Online
Gambar 4.4:Pemberitaan Media online 10-16 Desember 2016
Sumber: Dokumen Resmi Tim Kampanye WH-Andika
Pemberitaan Wahidin-Andika pada bulan Desember 2016 ini di
dominasi oleh pemberitaan di media online sebesar 114 berita di
tanggal 10-16 Desember 2016. Pemberitaan di media online pada
periode tersebut ada 90 berita yang positif, dengan 54 berita positif
dari Andika Hazrumy dan 36 berita positif Wahidin Halim. Untuk
pemberitaan negatif di media online berjumlah 23 berita, yakni 9
berita negatif Wahidin Halim dan 14 berita negatif Andika Hazrumy
serta ada 1 poin berita netral untuk Andika Hazrumy. Progres news
merupakan media yang paling intens memberitakan Cagub dan
Cawagub Banten dengan berita yang diperoleh Wahidin Halim sebesar
11 poin dan Andika Hazrumy sebesar 10 poin. Pemberitaan negatif
Wahidin Halim dan Andika Hazrumy adalah terkait kampanye ibu
0
2
4
6
8
10
12
Pro
gres
s N
ews
Ban
ten
Hit
sN
ews
Med
iaTi
tik
No
lV
erb
um
Top
Me
dia
The
Ind
epen
den
Ban
ten
Har
i In
iTa
ngg
eran
g N
etR
adar
Ban
ten
Inila
h B
ante
nB
ante
n H
ead
line
Has
tag
New
sB
ante
nku
Pen
a M
ed
iaLi
pu
tan
Ban
ten
Pila
rD
etik
.co
mLi
pu
tan
6Tr
ibu
nJP
NN
Wahidin Halim
Andika Hazrumy
56
Airin dan ketidakhadirannya ibu Airin atas pemanggilannya oleh
Banwaslu, sedangkan isu yang mendominasi Wahidin Halim dan
Andika Hazrumy adalah tentang kegiatan, dukungan, dan kampanye.11
c. Media Sosial
Penggunaan media dalam kegiatan kampanye juga dapat dilihat
pada penggunaan media sosial. Media sosial saat ini memang
berkembang sangat pesat dan bukan hanya digunakan oleh remaja
saja, tapi dari semua kalangan dan usia kini sudah tahu bahkan
menggunakan jejaring sosial tersebut sehari-hari. Penggunaan media
sosial pun kini fleksibel, selain untuk media pertemanan, media sosial
kini seakan bertransformasi menjadi lahan bisnis online serta
kampanye melalui tagar hastag yang luas sekali cakupannya, dan yang
paling digemarinya lagi media sosial seperti facebook,twitter,
instagram, path dan lain sebagainya itu dapat diakses gratis sehingga
tentu saja media sosial tidak luput digunakan untuk pelaksanaan
kampanye. Dadin selaku Tim Kampanye Bidang IT dan Multimedia
menuturkan:
“Kalo media kan otomatis kalo di cetak disebar sekaligus
semua, setelah kita cetak ya kita kirim ke dinas-dinas kan. Ke
dinas, ke masyarakat itu kalo untuk koran, nah kalo untuk youtube
ya kan atau social media kita kan punya fan page yang cukup
puluhan ribu dan kita udah punya data kalo yang dari pihak saya
tuh punya data, data relawan namanya, itu se Banten, kita tinggal
broadcast, kita informasiin semua, karena kita punya data-data.
11 Dokumen ResmiTim Kampanye Wahidin-Andika.
57
Nah itu salah satu media kita juga dengan media sosial lewat WA
apa sebagainya”.12
Di media sosial facebook ada akun Wahidin Halim Andika
Hazrumy yang telah diikuti oleh ribuan orang dengan tagline
“Ayo Bersatu Bangun Banten #WHAndika” selain itu fanpage
Wahidin Halim telah disukai oleh Sembilan ribuan lebih orang
dan di instagram-pun memiliki beberapa akun fanpage yang
masih aktif dari Wahidin-Andika seperti@sahabat_wh,
@satukanbanten, @sahabatandika_mediasupporting dan lain
sebagainya. Pada media sosial banyak memposting terkait
pelaksanaan kampanye dan kegiatan paslon.
Gambar 4.5: Instagram pendukung Andika Hazrumy
Sumber :Instagram SMAS Banten
12 Wawancara Pribadi dengan Dadin, Tangerang 20 Agustus 2017.
58
Salah satu akun yang ikut memberikan informasi terkait kampanye
Wahidin Halim dan Andika Hazrumy adalah akun fanbase Andika
Hazrumy @sahabatandika_mediasupporting yang diikuti oleh lebih
dari seribu orang.Akun tersebut terakhir kali memposting pada bulan
Juni 2017. Akun @sahabatandika pada saat pelaksanaan kampanye
banyak memposting foto-foto dukungan untuk WH-Andika dengan
menuliskan caption “Ayo Bersatu Bangun Banten, Cobos No. 1.”
7. Kekuatan Kampanye Politik Wahidin Halim dan Andika Hazrumy pada Pilgub
Banten 2017
a. Modal Awal yang Tinggi
Di dalam pelaksanaan suatu kampanye pasti membutuhkan banyak
dana, terlebih pelaksanaan kampanye tersebut dilaksanakan dalam tingkat
yang tinggi dan sasaran yang jumlahnya banyak. Untuk pelaksanaan
kampanye tatap muka contohnya, pada saat melakukan kampanye tersebut
tentu saja membutuhkan uang yang besar terlebih bukan hanya satu wilayah
saja yang menjadi target kampanye, sehari saja acara yang dihadiri sangat
banyak, mengingat waktu kampanye yang singkat. Kampanye ini bukan
hanya membutuhkan uang transport saja, tapi dari segi konsumsinya,
pembagian kaos kampanye misalnya dan hal tak terduga lain yang mungkin
butuh dana yang lebih besar.
Untuk mencapai keberhasilan dalam kampanye diperlukan anggaran
yang besar dalam pelaksanaannya. Anggaran ini nantinya diperlukan saat
59
membangun organisasi tim, memasang iklan, mengundang public figure,
menggaji konsultan, hingga uang transport dan alat-alat operasional lainnya
untuk keperluan kampanye. Secara garis besar, hal ini dapat menjadi
indikasi bahwa keberhasilan kampanye salah satu hal yang penting adalah
karena kertersediaan dana. Semakin tinggi jabatan yang dikompetisikan,
maka semakin tinggi pula anggaran yang akan digelontorkan. Secara praktis
dan realistis, persoalan dana ini bicara soal siapa menyumbang berapa, apa
yang disumbangkan, dan nantinya akan mendapat apa.13
Oleh karena itulah
modal awal yang besar dapat menjadi keuntungan tersendiri dalam
pelaksanaan kampanye agar kebutuhan kampanye dapat terpenuhi dengan
mudah. Pada poin ini akan dibahas terkait jumlah harta kekayaan cagub dan
cawagub Banten 2017.
Tabel 4. 5:Jumlah harta kekayaan pasangan nomor urut 1 (Wahidin Halim dan
Andika Hazrumy)
1. Dr. H. Wahidin Halim, M.Si 17.942.004.193
2. H. Andika Hazrumy, S.sos., M.AP 20.744.339.190
Sumber: KPU Provinsi Banten 2017
Tabel 4.6 Jumlah harta kekayaan pasangan Nomor Urut 2 (Rano Karno dan Embay Mulya Syarief) :
1. H. Rano Karno,S.IP 15.794.639.511
2. H. Embay Mulya Syarief 2.097.176.000
Sumber: KPU Provinsi Banten 2017
13 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru. Komunikasi Politik Sebuah Pengantar. Bogor:
Ghalia Indonesia. 2013, h. 159
60
Dilihat dari jumlah harta kekayaannya, cawagub nomor urut 1 yakni
Andika Hazrumy menjadi nomor satu di antara kandidat lain dengan harta
kekayaan mencapai 20.744.339.190, selanjutnya diikuti oleh pasangannya
dalam pemilihan kali ini yakni Wahidin Halim dengan total harta
17.942.004.193. Barulah cagub nomor urut 2 yaitu Rano karno menempati
urutan ketiga dengan total harta 15.794.639.511, dan diikuti oleh Embay
Mulya Syarief dengan total harta mencapai 2.097.176.000.Karena modal
kampanye menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan kampanye, maka
tidak heran jika hal ini perlu dimiliki oleh paslon kampanye.
b. Kekuatan Jaringan
Apabila bicara soal Banten, tentu saja tidak lepas dari isu dinasti
politiknya yang sudah santer terdengar. Dinasti Atut di Banten ini tak
terlepas dari pengaruh ayahnya Tubagus Chasan Sochib, keluarga Atut
dikenal sebagai keluarga jawara yang disegani wilayah Banten dan
didukung oleh modal kapitalnya yang kuat. Selama menjalankan
pemerintahan di Banten pada di tahun 2002 menjadi wakil gubernur, lalu
di tahun 2006 ia menggantikan posisi menjadi gubernur Banten karena
kasus korupsi yang menjerat Djoko Munandar. Di tahun 2006 Ratu Atut
kembali mancalonkan diri berdampingan dengan Mohammad Masduki
dan menang dalam pencalonan tersebut. Pada tahun 2011 Ratu Atut
kembali mencalonkan diri dengan Rano Karno dan menang. Hingga pada
61
tahun 2013 ia terjerat kasus dan tugasnya resmi dinonaktifkan oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Pada saat wawancara dengan Jazuli Abdillah selaku Jubir
menuturkan bahwa ada beberapa poin yang pada akhirnya memasangkan
Wahidin Halim dan Andika Hazrumy pada Pilgub Banten 2017:
“Satu, hasil survei mengonfirmasi bahwa pak Andika cukup
populer, pak Andika cukup punya jaringan, pak Andika cukup
mempunyai kekuatan. Kedua, partai politik sebagai kendaraan pak
WH pun berkompromi mereka di sana. pak WH, saya dukung
bapak tapi wakilnya ini, jadi partai pun berkompromi. Nah
sedangkan kita kan butuh partai juga. Ternyata Golkar pada saat
itu pun melakukan proses demokrasi internalnya survei, kemudian
pemilihan lewat mekanisme penjaringannya itu, nah itu ternyata
merekomendasikan Andika wakil. Andika wakil, dengan pak WH
dan Demokrat, akhirnya partai lain ikut.”14
Kekuatan jaringan yang dimiliki oleh Andika Hazrumy memang
sangat besar, karena sejarah keluarganya yang juga memiliki peran yang
berpengaruh di Banten baik itu dipemerintakan maupun di bidang
perusahaan, artinya, dengan pemasangan Wahidin Halim dan Andika
Hazrumy, maka kekuatan jaringan dan akses yang luas pun sudah didapat.
B. Model Kampanye
1. Model Kampanye Ostegard
Peneliti menggunakan model kampanye Ostegard dalam
menganalisis hasil temuan, Model kampanye Ostegard sendiri merupakan
model kampanye yang dibawa oleh seorang praktisi dari Jerman bernama
14 Wawancara Pribadi dengan Jazuli Abdillah, Tangerang, 20 Agustus 2017.
62
Leon Ostegard yang disepanjang hidupnya telah terlibat di banyak
kampanye perubahan sosial. Model kampanye Ostegard sendiri
menekankan bahwa dalam merancang suatu kampanye itu harus didukung
oleh temuan-temuan ilmiah sebelum melaksanakan kampanye, karena
apabila rancangan kampanye tidak didukung oleh temuan-temuan ilmiah,
maka tidak layak untuk dilaksanakan. Itulah mengapa model kampanye
Ostegard ini sangat pekat sentuhan ilmiahnya dengan kata kunci
kuantifikasi, cause and effect analysis, data dan theoretical evidence.
Model kampanye yang digagas oleh Ostegard ini merupakan
pengalamannya selama di lapangan.15
Langkah-langkah yang harus dilakukan menurut model ini adalah
sumber kampanye pertama kali harus mengidentifikasi masalah-masalah
faktual yang ada. Dari identifikasi masalah tersebut yang nantinya perlu
dicari sebab-akibat dengan fakta yang ada dan kemudian melakukan
analisis. Setelah langkah pertama selesai, maka masuklah pada tahap
kedua,yaitu pengelolaan kampanye. Pengelolaan kampanye terdiri dari
perencaan kampanye, pelaksanaan, hingga evaluasi kampanye. Di tahap
inilah yang nantinya perlu riset untuk mengidentifikasi karakteristik
khalayak kampanye agar dapat merumuskan pesan-pesan kampanye, aktor
kampanye, saluran kampanye, hingga teknis pelaksaan kampanye yang
sesuai. Di tahap pengelolaan ini yang nantinya akan diarakan seluruh isi
15 Antar Venus, Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan
Kampanye Komunikasi, h. 14-15.
63
program sebagai bekal dalam memengaruhi aspek pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Model kampanye ini kemudian ditutup dengan evaluasi dan
penanggulangan masalah yang sudah diidentifikasi pada saat pra
kampanye.16
Gambar 4. 6: Model Kampanye Ostegard
Sumber: Antar Venus, Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis
dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi
2. Model Kampanye Wahidin-Andika pada Pilgub Banten 2017
Pada model kampanye Ostegard, proses pra kampanye dengan
melakukan riset sangat ditekankan, karena Ostegard sendiri mengatakan
bahwa suatu rancangan kampanye apabila tidak didukung oleh temuan-
temuan ilmiah maka tidak layak untuk dilaksanakan. Pada proses pra
kampanye, perlu diadakan riset terlebih dahulu untuk mengidentifikasi
16 Antar Venus. Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan
Kampanye Komunikasi, h. 15-18.
Problem
Campaign
Attitudes
Behavior
Reduced Problems
Skills Knowledge
64
masalah-masalah faktual yang ada. Setelah penentuan segment dan
pemetaan wilayah, maka perlu ada pesan yang disampaikan pada saat
kampanye, pesan yang disampaikan ini bisa berupa program kerja serta
visi dan misi dari kandidat. Namun, sebelumnya perlu dilakukan riset
terkait permasalahan umum yang ada di Banten.
a. Permasalahan Umum di Banten (Problem) dan Pemecahan Masalah
(Reduced Problems)
Tabel 4. 7: Permasalahan Umum di Banten
Permasalahan Umum di Banten
Tata Kelola
Pemerintahan
Pertanian Daya Saing
Infrastruktur Jalan Maritim Korupsi
Pendidikan Sampah dan
Lingkungan
Birokrasi
Kesehatan Pemukiman Banjir
Pengangguran Transportasi Pariwisata
Kemiskinan Kependudukan Tata Ruang dan
Pertahanan
Ketimpangan Keagamaan, Ekonomi Kreatif Sumber: KPU Banten-Visi Misi dan Program Calon
Setelah mengetahui berbagai masalah faktual yang ada di
Banten, selanjutnya perlu adanya analisa masalah-masalah tersebut,
dan dari sekian banyaknya permasalahan umum di Banten di atas, tim
Wahidin Halim dan Andika Hazrumy merangkumnya menjadi 4 isu
strategis Banten yang dapat dilihat dibawah ini :
1. Buruknya tata kelola pemerintahan di Provinsi Banten yang
berdampak terhadap buruknya kualitas pelayanan publik dan
menghambat program reformasi birokrasi;
65
2. Buruknya kualitas infrastruktur seperti jalan, bangunan, jembatan
yang berdampak pada terhambatnya aktivitas warga dan
mempersempit akses ekonomi masyarakat;
3. Buruknya kualitas sarana dan prasarana pendidikan yang
berdampak pada terhambatnya proses pelayanan pendidikan dan
rendahnya sumber daya manunia (SDM) yang dimiliki;
4. Buruknya kualitas sarana dan prasarana kesehatan yang berdampak
terhambatnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
b. Penanggulangan masalah di Banten
Model kampanye Ostegard dilihat dari reduced problems
(penyelesaian masalah) yang sebelumnya sudah diidentifikasi pada
saat pra kampanye. Maka apabila sudah dijabarkan terkait
permasalahan umum yang ada di banten dan kemudian diringkas
menjadi 4 isu strategis oleh tim Wahidin dan Andika, penanggulangan
masalah itu sendiri dapat dilihat dari uraian program kerja dari
Wahidin dan Andika yang di dalamnya sudah dijelaskan tahapan-
tahapan apa saja yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah
tersebut. Berikut adalah penjabarannya yang telah dikemas ke dalam
bentuk tabel.
66
Tabel 4. 8: Penanggulangan Masalah di Banten
No.
Penanggulangan permasalah di banten (Reduced Problems)
dalam program kerja WH-Andika :
1. Menciptakan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik (Good Governance)
dengan cara Penerapan E-Goverment (E-Planning, E-monev, E-
Bugdeting, dll), Reformasi Birokrasi, Penerapan Manajemen Kinerja
(Peningkatan Predikat LAKIP dari CC ke BB), Reformasi Tata Kelola
Keuangan (Peningkatan predikat dari Desclaimer/WDP ke WTP),
Peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat dalam Pelayanan Publik,
Perbaikan Angka Indeks Persepsi Korupsi, Perbaikan Sistem
Manajemen Aset Daerah, Perbaikan Hubungan Kerja Daerah Provinsi
dengan Kabupaten/ Kota.
2. Membangun dan Meningkatkan Kualitas Infrastruktur dengan cara
Pembangunan 273.000 Meter Ruas Jalan Provinsi yang Rusak dari
Total 852.000 Meter Jalan Provinsi, Pembangunan Jalan Kolektor Baru
untuk Membuka Jalur Isolasi dan Membuka Interkoneksi Antar
Wilayah, Pembangunan dan Perbaikan Jembatan pada Seluruh Jalan
Provinsi, Pembangunan Jembatan Penyeberangan untuk Mempermudah
Akses Penduduk terhadap Pelayanan Publik dan Kegiatan Ekonomi,
Normalisasi 32 Sungai dari Seluruh Sungai yang Ada di Banten,
Normalisasi 41 Situ untuk Pengembalian Fungsi Situ, Pembangunan
Terminal Tipe B dan Pengembangan Sistem Transportasi Massal Skala
Provinsi, Pembangunan Infrastruktur yang Menunjang Sistem
Transportasi Laut dan Aktivitas Ekonomi Sektor Maritim, Revitalisasi
Kawasan Banten Lama dan Kawasan Wisata Lainnya dalam Rangka
Pengembangan Sektor Pariwisata dan Pelestarian Cagar Budaya serta
Kearifan Lokal, Penataan Kawasan Kumuh Kampung Nelayan,
Perdesaan/Perkotaan, Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup dan
Pengelolaan Sampah Skala Provinsi untuk Mepertahankan Daya
67
Dukung Lingkungan dan Pelaksanaan Pembangunan Berkelanjutan,
Evaluasi Perencanaan Pemanfaatan Pengendalian Tata Ruang Wilayah
Provinsi, Pembangunan dan Revitalisasi Infrastruktur Pertanian
(Bendungan, Irigasi, dll).
3. Meningkatkan Akses dan Pemerataan Pendidikan Berkualitas dengan
melaksanakan pembangunan 2.016 Ruang Kelas Baru/168 Unit Sekolah
untuk jenjang SMA dan SMK, Pembangunan 1.563 Ruang Kelas Baru
atau 130 Unit Sekolah untuk Jenjang SMP, Peningkatan Kompetensi
Guru yang belum S1 melalui Pendidikan Strata 1 bagi 343 Guru SMA,
820 Guru SMK, 2900 Guru SMP; 7832 Guru SD, Peningkatan
Kompetensi Guru melalui Pendidikan Strata 2 bagi 500 Guru SD, SMP,
SMA, SMK, Pembangunan Sarana dan Prasarana untuk 1.000 PAUD
dan TK, Peningkatan Kesejahteraan Guru melalui Pemberian Insentif
bagi 110.996 Guru dari TK, SD, SMP, SMA, SMK, Pembangunan
1.000 Perpustakaan dan Tempat Uji Kompetensi (TUK), Setara Biaya
1000, Peningkatan Prestasi Siswa Berbakat bagi 1.000 siswa SD, SMP,
SMA dan Sekolah Berkebutuhan Khusus, Peningkatan Fungsi Sekolah
dalam Menanamkan Nilai-nilai Agama serta Membentuk Karakter yang
Berakhlaqul Karimah.
4. Meningkatkan Akses dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan Berkualitas
dengan mengembangan Rumah Sakit Umum Provinsi Menjadi Rumah
Sakit Rujukan Regional, Pembangunan rumah sakit daerah untuk
memenuhi rasio ideal jumlah tempat tidur dibandingkan penduduk,
Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan melalui Pembiayaan
Kesehatan bagi Warga Banten, Pembangunan Integrasi Sistem
Pelayanan Kesehatan Dasar dengan Sistem Pelayanan Rujukan Daerah,
Penyediaan Dokter pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan Khususnya
untuk wilayah Terpencil dengan Pemberian Insentif bagi 440 Dokter
Umum/Gigi dan Petugas Kesehatan Masyarakat, Peningkatan Kapasitas
68
Regulasi di bidang Pelayanan Kesehatan, Peningkatan Penyediaan Air
Bersih kepada Masyarakat melalui Pembangunan 8 Sumber Air Baku di
8 Kabupaten/Kota.
5. Meningkatkan Kualitas Pertumbuhan dan Pemerataan Ekonomi dengan
menciptakan Iklim Investasi melalui Perbaikan Perizinan,Infrastruktur,
Regulasi Tenaga Kerja, Fasilitasi Sumber Energi dan Menciptakan
Keamanan dan Ketertiban untuk Meningkatkan Daya Saing Daerah,
Pengendalian Inflasi Daerah, Pemberdayaan Ekonomi bagi Masyarakat
Miskin Khususnya Petani dan Nelayan, Pengembangan Kawasan
Ekonomi yang Berbasis Ekonomi Kreatif dan Pariwisata, Peningkatan
Tata Kelola APBD untuk Meningkatkan Kapasitas Fiskal Daerah dalam
rangka Mendukung Pembangunan Daerah serta Fungsi APBD dalam
Hal Distribusi dan Alokasi, Peningkatan Kemampuan Angkatan Kerja
untuk Memasuki Dunia Kerja melalui Peningkatan Fungsi Balai
Latihan Kerja dan Fungsi Pendidikan Formal lainya.
Sumber: Program Kerja Wahidin dan Andika, KPU Provinsi Banten 2017.
Penanggulangan masalah yang telah dijabarkan dalam bentuk
program kerja inilah yang menjadi bahan kampanye kepada
masyarakat. Tawaran akan penyelesaian masalah yang dijanjikan oleh
kandidat menjadi sebuah kelebihan tersendiri dari masing-masing
calon. Selanjutnya bagaimana masyarakatlah yang menentukan
kandidat mana yang memiliki keunggulan dan dirasa mampu untuk
memenuhi janji-janjinya.
69
c. Pengetahuan (knowledge)
Setelah proses pra kampanye, maka akanmasuk pada tahap
pelaksanaan kampanye. Pada tahap pengelolaan pesan ini, nantinya
akan dibahas isi program kampanye yang memengaruhi aspek
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Pada gambar model kampanye
Ostegard terlihat bahwa tanda panah pengetahuan (knowledge) dan
keterampilan (skills) mengarah pada sikap (behavior). Pada poin
pengetahuan (knowledge) dimulai dengan pengenalan kandidat
Gubernur Banten 2017, penjabaran visi, misi dan program kerja.
Penjabaran tersebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan pada
masyarakat tentang kandidat Gubernur Banten 2017.
d. Keterampilan (skill)
Pada gambar model kampanye Ostegard, pengetahuan dan
keterampilan sejajar pada poin pelaksanaan kampanye. Keterampilan
yang dimaksud agar masyarakat yakin bahwa kandidat tersebut
memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah-masalah yang ada di
Banten. Skill tersebut dapat dilihat dari komitmen-komitmen yang
disampaikan pada saat pelaksanaan kampanye, Effy Zalfiana Rusfian
selaku pakar komunikasi politik mengatakan :
“Saya melihat bahwa tadi kan aspek awareness, ada aspek
sikap, aspek attitude, aspek prilaku dari kandidat itulah yang
saya lihat menunjukan prilaku dengan ada komitmen, komitmen
saya adalah sekolah gratis, kemiskinan hilang ya gitu, saya
70
berkomitmen. waktu masih belum pemilihan, dia kira kira
bicaranya sekitar 15 Januari.”17
Komitmen-komiten yang disampaikan Wahidin Halim dan
Andika Hazrumy seperti yang dipaparkan oleh Effy Zalfiana Rusfian
dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2017 pada saat pelaksanaan
kampanye terbuka. Pemaparan komitmen tersebut terus dilakukan
pada saat kampanye agar masyarakat yakin untuk memilih kandidat
selaku aktor kampanye. Hal yang sama juga dipaparkan oleh Syamsul
menuturkan bahwa ada beberapa komitmen yang ditawarkan pada saat
pelaksanaan kampanye yang dilaksanakan Wahidin Halim dan Andika
Hazrumy, yaitu:
“Anti korupsi, membasmi korupsi paling utama, reformasi
birokrasi, ya itu mah sebenarnya berkaitan dengan program.
Pendidikan digratiskan sampe tingkat SMA dalam rangka itu
pembebasan biaya pendidikan. Kedua kesehatan, kesehatan
digratiskan memback up program mereka masyarakat yang
tidak ikut BPJS diprogramkan oleh multiguna namanya.
Mereka yang tidak mempunyai BPJS, tapi dalam jangka
panjang, persiapan dan ada anggarannya dalam program
ini.”18
Setelah komitmen tersebut telah disampaikan kandidat kepada
masyarakat, maka komitmen-komitmen yang disampaikanakan
memberikan kesan tersendiri pada masing-masing khalayak.
Komitmen-komitmen yang disampaikan oleh Wahidin Halim dan
Andika Hazrumy di panggung politik berkaitan dengan program kerja
17 Wawancara Pribadi dengan Effy Zalfiana Rusfian, Jakarta, 25 Agustus 2017
18 Wawancara Pribadi dengan Syamsul , Tangerang, 30 Agustus 2017.
71
mereka yang disampaikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Seperti komitmen Wahidin Halim pada saat melakukan pertemuan di
salah satu tempat di daerah Serang yang mempunyai masalah terkait
sampah dan ia berkomitmen untuk melakukaan penataan sampah di
Banten.
Tabel 4. 9
Komitmen WH-Andika
Komitmen-komitmen Wahidin Halim dan Andika pada
Pelaksanaan Kampanye
1. Anti Korupsi
2. Reformasi Birokrasi
3. Pendidikan digratiskan hingga tingkat SMA
4. Kesehatan digratiskan dengan membackup BPJS
5. Perbaikan infrastruktur
Komitmen yang disampaikan, kemampuan yang dimiliki,
kelebihan-kelebihan yang diperlihatkan, agar memberikan kesan yang
baik dimasyarakat tentu saja sudah diperhitungkan, sebelum akhirnya
kandidat ini muncul dan memberikan pesan-pesan politiknya. Pesan
politik yang muncul di panggung depan seolah menjadi panggung
drama bagi sang aktor politik.
72
e. Sikap
Sikap dalam model kampanye Ostegard maksudnya adalah
ketika sikap secara langsung ataupun tidak langsung itu juga
dipengaruhi oleh pengetahuan dan keterampilan meskipun hal tersebut
tidak selalu demikian. Apabila pengetahuan baru tersebut tidak sesuai
dengan sikap yang telah mantap, maka perubahan belum tentu muncul.
Demikian pula sama halnya dengan keterampilan, penguasaan atau
keterampilan seseorang akan memberikan dampak perubahan pada
sikap yang bersangkutan.19
Sikap yang diambil oleh voters dapat dilihat pada saat
pelaksanaan kampanye dengan ikut mendukung kandidat yang
diinginkan dan pada saat pencoblosan pada akhirnya memilih kandidat
yang menurut pemilih sudah memenuhi keinginannya. Menurut pakar
komunikasi politik Effy Zalfiana Rusfian, menuturkan bahwa ada
beberapa sifat voters yang menentukan keberhasilan suatu kampanye :
“Ada orang yang sifatnya masih ragu-ragu, ada orang
(voters) yang belum punya pendirian, kalo yang ini, yang udah
ajeg ini jangan diganggu-ganggu, yang paling bisa diganggu
adalah orang yang belum punya pilihan, ya misalnya pemula,
atau yang ragu-ragu, biasanya dia switch voters. Ketika kita
mau memindahkan si ajeg ini yang mau memilih si A, kita
sudah prediksi dia milih si A bukan kita, dia untuk memilih kita
dia lewati tahap ragu-ragu dulu baru dia pilih kita, jadi
mengalami dua tahap, yang bisa adalah yang ragu-ragu, yang
19 Gun Gun Heryanto. Komunikasi Politik Suatu Pengantar, h. 52.
73
masih switch voters atau yang belum punya pilihan, seperti
pemula.”20
Sikap yang diambil oleh voters dapat dilihat dari hasil perhitungan
suara yang sudah dilaksanakan pada saat pencoblosan. Terpilihnya
Wahidin Halim dan Andika Hazrumy sebagai pemenang pemilu
Banten 2017, maka sudah bisa dilihat bahwa masyarakat ternyata
masih percaya pada Wahidin Halim meskipun pada pemilihan
sebelumnya beliau kalah dan Andika Hazrumy sebagai wakil gubernur
mereka meskipun pada saat kampanye isu korupsi masih berhembus.
f. Evaluasi
Pada tahap evaluasi, untuk mengetahui sukses tidaknya suatu
kampanye yang diselenggarakan, maka perlu dilaksanakan evaluasi.
Evaluasi tersebut dapat berupa formatifnya, efek, proses, atau dampak.
Dari segi formatifnya dengan mengukur kekuatan atau kelemahan
bahan serta strategi kampanye sebelum dan sesudah kampanye
berlangsung. Sedangkan dari prosesnya dengan mengukur efek dan
hasil langsung kampanye dan meneliti pelaksanaan kampanye dilihat
dari sejauh mana keberhasilan kegiatan yang dilangsungkan. Dilihat
dari segi efek dengan mengukur efek dan perubahan yang timbul dari
kampanye, menilai hasil pada populasi sasaran atau juga mengukur
perubahan kebijakan. Sedangkan dari dampaknya dengan mengukur
perubahan pada tingkat komunitas atau hasil jangka panjang yang
20 Wawancara Pribadi dengan Effy Zalfiana Rusfian, Jakarta, 25 Agustus 2017
74
tercapai pada perilaku individu dan pada ketahanan perilaku tersebut,
serta berusaha menentukan dampak dari kampanye yang
dilangsungkan.21
Tabel 4. 10
Evaluasi WH-Andika
Jenis Evaluasi Evaluasi Wahidin Halim dan Andika
Hazrumy
Formatif Target massa yang tidak sesuai, dan kurangnya
logistik.
Proses Melaksanakan kampanye dengan mendatangi 6
hingga 7 titik perhari, memposting terkait
kegiatan kampanye di media sosial, dan
menghadiri acara-acara terkait pelaksanaan
Pilgub Banten 2017
Efek Efek dari pelaksanaan kampanye dapat dilihat
dari masyarakat yang lebih mengenal kandidat,
masyarakat ikut dalam dialog bersama kandidat,
dan masyarakat yang ikut dalam kampanye
terbuka.
Dampak Setelah pelaksanaan kampanye berakhir,
dampak yang dapat terlihat adalah pada saat
pelaksanaan pencoblosan dan perilaku yang
timbul akan dilihat dari hasil voting.
21 Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru.Komunikasi Politik Sebuah Pengantar (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2013), h. 59.
75
Pelaksanaan evaluasi bisa dilaksanan rutin ataupun pada saat-
saat tertentu saja. Keberhasilan dalam suatu kampanye sangat
dipengaruhi oleh kredibilitas pelaku kampanye. Bukan hanya
kandidatnya saja, namun juga seluruh tim yang bekerja dalam
kampanye yang dilangsungkan. Melakukan perencanaan yang matang
memang penting, tapi belum tentu apa yang ada di lapangan juga
seperti yang direncanakan, maka perlu adanya tahap pengevaluasian
untuk melihat kembali kendala yang sudah terjadi. Pelaksanaan
evaluasi bisa dengan kelompok kecil, namun bisa juga pelaksanaan
evaluasi secara besar dengan melibatkan kandidat.
C. Peran Strategi Kampanye dan Model Kampanye dalam Pelaksanaan
Kampanye Wahidin Halim-Andika Hazrumi
Strategi kampanye sendiri dapat diartikan sebagai suatu langkah-
langkah dalam pelaksanaan kampanye, sedangkan model kampanye
merupakan suatu gambaran kampanye. Pelaksanaan kampanye yang
dilaksanakan oleh Wahidin Halim dan Andika Hazrumy menggunakan riset
terlebih dahulu sebelum melaksanakan kampanye, hal ini dapat dilihat dari
program kampanye yang dilaksanakan itu sesuai dengan kondisi dari Provinsi
Banten. Seperti komitmen anti korupsi, sekolah gratis ataupun peningkatan
infrastruktur.
Strategi kampanye sendiri pertama kali melihat segmentasi pemilih,
hal ini dilaksanakan dengan cara melakukan riset dulu sebelum menentukan
76
segmentasinya, ada kalangan bawah, menengah dan atas. Lalu ada positioning
dengan memperlihatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki kandidat dan
menunjukkan keunikan baik itu dari program kampanye, pelaksanaan
kampanye, ataupun bisa juga dari kandidat itu sendiri. Hal ini dilakukan agar
masyarakat dapat membedakan antara kandidat yang satu dan yang lainnya.
Branding dengan mengembangkan identitas produk kampanye agar
masyarakat lebih mengenal produk politik. Selain itu dapat juga dimasukkan
kelebihan dari kandidat kampanye, strategi media, dan strategi kampanye face
to face dengan melakukan dialog bersama masyarakat.
Apabila tadi sudah dijelaskan terkait strategi kampanye, maka kali ini
akan membahas terkait dengan model kampanye. Di dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan model kampanye Ostegard untuk menganalisis hasil
temuan. Model kampanye Ostegard ini menekankan proses pra kampanye dan
riset sebelum pelaksanaan kampanye tersebut dimulai. Kampanye Wahidin
dan Andika seperti yang dijabarkan pada strategi kampanye, melakukan riset
terlebih dahulu sebelum pelaksanaan kampanye dimulai.Model kampanye
Ostegard pertama kali harus melihat problems, Wahidin dan Andika membagi
permasalahan dibanten menjadi 4 isu strategis. Selanjutnya masuklah pada
tahap pelaksanaan kampanye dengan memberikan pengetahuan terkait produk
kampanye kepada masyarakat, hal ini disebut dengan knowledge. Setelah
masyarakat mengenal produk kampanye, maka masuklah pada tahap
menunjukan skill dari kandidat, pemaparan komitmen-komitmen yang
disampaikan pada saat pelaksanaan kampanye, maka masyarakat semakin
77
mengenal produk kampanye. Setelah itu, sikap masyarakat dapat dilihat pada
saat hari pencoblosan, karena knowledge, skill, attitude dan behavior berjalan
lurus dan saling berkaitan, meskipun knowledge dan skill ini tidak selalu
mempengaruhi sikap.
Setelah mengetahui antara strategi kampanye dan model kampanye
Ostegard, dilihat dari komponenya maka dapat dikatakan bahwa keduanya
sama-sama membutuhkan riset sebelum pelaksanaan kampanye, untuk itulah
keduanya memiliki peran yang sama pentingnya dalam pelaksanaan
kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy. Hal ini juga dikarenakan
model kampanye dan strategi kampanye merupakan bagian dari konsep
kampanye itu sendiri, sehingga tidak bisa dikatakan salah satunya lebih
berperan penting dibanding yang lainnya.
D. Dramaturgi Kampanye Wahidin Halim dan Andika Hazrumy
Pendekatan Dramaturgi Goffman memberikan pandangan bahwa
ketika manusia berinteraksi dengan sesamanya, ia ingin mengelola pesan yang
ia harapkan tumbuh pada orang lain terhadapnya. Untuk itu, setiap orang
melakukan pertunjukan bagi orang lain. Kaum dramaturgis memandang
manusia sebagai aktor-aktor di atas panggung selayaknya metamorphosis
yang sedang memainkan peran-peran mereka. Teori ini melihat bahwa
konstruksi realitas lahir melalui manajemen pengaruh yang ditimbulkan dari
78
interaksi sosial. Seakan sebuah drama, aktor yang terlibat dalam panggung
interaksi tersebut memerankan tindakan yang telah tertata sebelumnya.22
Teori Dramaturgi Goffman sendiri berasumsi bahwa ketika orang-
orang berinteraksi, mereka ingin menyajikan suatu gambaran diri yang akan
diterima orang lain. Ia menyebut upaya itu sebagai “Pengeloaan Pesan”
(impression management), yaitu teknik-teknik yang digunakan aktor untuk
memupuk kesan-kesan tertentu dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu. Teori Dramaturgi memandang suatu panggung teater itu terbagi
menjadi dua yaitu panggung depan (front stage) dan panggung belakang (back
stage). Pada panggung belakang (back stage) di sini nanti akan dimunculkan
keseharian dari aktor politik tersebut sebelum pertunjukan dimulai.23
Di dalam teori Dramaturgi, ada beberapa aspek yang dibahas pertama
kali adalah aktornya. Dalam hal ini kita bisa lihat bahwa aktornya adalah
Wahidin-Andika yang memainkan peran dalam pelaksanaan kampanye. Lalu
ada sutradara, yang tidak muncul di depan panggung kampanye. Sutradara
inilah yang mengatur setting di panggung, membuat maping dan lain
sebagainya. Setelah layar terbuka, maka disinilah nantinya akan dimasukkan
pesan-pesan yang akan disampaikan berupa program kerja, visi dan misi. Saat
layar terbuka, maka mulailah aktor tersebut memainkan perannya, dengan
menjabarkan pesan-pesan kampanyenya dan memulai strategi kampanye
mereka yang sebelumnya telah disusun dibelakang panggung dengan temuan-
22 Suko Widodo. Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial (Malang: Aditya Media, 2010),
h. 172 23 Suko Widodo. Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial, h. 174
79
temuan, riset, survei dan sebagainya yang sudah diperhitungkan oleh
sutradara. Untuk memupuk kesan yang baik di masyarakat pemilih, maka
mulailah menciptakan figur yang positif kepada masyarakat sehingga pada
akhirnya masyarakat yakin untuk memilih kandidat tersebut.
Pada saat layar pertunjukan sudah dibuka dan sang aktor sudah
memainkan perannya di atas panggung, maka inilah yang disebut dengan
panggung depan. Di sini akan dimunculkan karakter yang diinginkan oleh
masyarakat, seperti penegasan komitmen anti korupsi dari pihak Wahidin-
Andika dengan memainkan peran julukan dari Wahidin yang Mr. Clean
dengan penghargaan yang diterimanya selama tujuh tahun berturut-turut ini
digunakan untuk menegaskan kembali kepada masyarakat bahwa mereka akan
benar-benar memberantas korupsi di Banten. Sosok yang kerap disapa WH ini
juga dikenal sebagai sosok yang berpengalaman di dunia politik. Lalu dengan
menonjolkan sosok Andika yang anti korupsi dengan menekankan kata-kata
tersebut setiap pelaksanaan kampanye, karena seperti yang telah diketahui
sebelumnya salah satu anggota keluarganya tersangkut kasus korupsi maka
Andika hadir dengan menekankan komitmen tersebut agar masyarakat yang
sebelumnya ragu menjadi yakin untuk memilih Andika. Selain menekankan
anti korupsi, Andika juga diceritakan sebagai sosok pemuda yang memiliki
keinginan untuk mau belajar.
Pada panggung depan ini sang aktor harus mampu memupuk kesan
yang ingin diciptakan sang aktor sama seperti apa yang penonton terima dan
korupsi ini nyatanya memang menjadi salah satu masalah terbesar di Banten.
80
Meski pada kenyataannya keluarga dari Andika sendiri ternyata tersangkut
kasus korupsi dulu pada saat masih menjabat sebagai Gubernur Banten, serta
dengan adanya isu dinasti politik yang tidak lepas dari pencalonan WH-
Andika. Maka perlu pemunculan karakter baru dari Andika dengan
menekankan Andika yangmuda dan energik dengan pencitraan-pencitraan
yang dilakukan selama masa kampanye. Aspek lain dalam dramaturgi pada
panggung depan ini memberikan kesan pada masyarakat agar seakan tidak ada
jarak antara kandidat dengan masyarakat biasa. Hal ini dapat dilihat dari
pelaksaan kampanye dengan cara blusukan ke tempat-tempat yang masih
tertinggal, ataupun dengan cara makan di warung bersama warga sekitar,
untuk memberikan kesan seolah-olah tidak ada jarak antara kandidat dengan
warga.
Sedangkan pada panggung belakang, karena wilayah belakang ibarat
panggung sandiwara bagian belakang (back stage) atau kamar rias tempat
pemain sandiwara bersantai, mempersiapkan diri, atau berlatih untuk
memainkan perannya di panggung depan. Apabila di panggung depan lebih
struktural, maka pada panggung belakang ini memungkinkan aktor yang
bermain di panggung depan untuk melakukan kesehariannya yang tidak
ditunjukkan di panggung belakang. Di panggung belakang inilah akan
diperlihatkan sosok asli dari Wahidin Halim dan Andika Hazrumy, apabila di
panggung depan pakaian yang digunakan oleh Wahidin dan Andika
cenderung formal, lengkap dengan peci yang digunakan. Maka di panggung
81
belakang biasanya menjadi tempat bersantai dengan pakaian yang lebih
nyaman dan tidak terikat dengan setting yang ada di panggung depan.
Panggung depan biasanya berbatasan dengan panggung belakang,
kecuali dalam keadaan darurat. Sulit untuk dilakukan apabila aktor
membiarkan khalayak ikut masuk di panggung belakang.24
Apabila pada saat
kampanye (panggung depan) kandidat mau untuk melakukan swafoto atau
foto bersama dengan warga dan ikut dalam kegiatan warga dengan ramah dan
tanpa menolak ajakan berswafoto, maka apabila pelaksanaan kampanye telah
selesai maka hal tersebut tentu sangat sulit untuk dilakukan. Baik panggung
depan dan panggung belakang sebenarnya tidak merujuk pada suatu tempat,
tetapi tentang pertunjukan yang ingin ditampilkan aktor politik sebagai
panggung depannya dan hal yang berlalu atau keseharian dibelakang dari
pertunjukan tersebutlah yang menjadi panggung belakang.
Hal ini selaras dengan yang dikatakan oleh Pakar Komunikasi Politik
Effy Zalfiana Rusfian:
“Di panggung depan kan tadi kita ngomong, kita bicara setting.
Setting apa yang mau ditonjolkan sama dia, termasuk pesan. Kalo kita
di dalam dramaturgi kita lihat impression managementnya itu
sebenarnya kita harus lihat juga siapa yang istilah sutradaranya,
orang itu tidak muncul di depan. Mungkin sutradaranya itu Atut kita
gak tahu, bapaknya atau konsultannya. Sutradara itulah yang
mengatur setting pembicaraan di panggung, maksudnya panggung
kampanye.”25
24 Deddy Mulyana. Metodologi Kualitatif Paradigma Baru, Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial,
h. 116. 25 Wawancara Pribadi dengan Effy Zalfiana Rusfian, Jakarta, 25 Agustus 2017.
82
Pada panggung belakang, Effy Zalfiana Rusfian mengatakan bahwa
panggung belakang kampanye, ada sutradara yang mengatur setting
pembicaraan di panggung kampanye untuk menonjolkan pesan-pesan yang
ingin ditunjukan di depan khalayak untuk memupuk kesan positif di panggung
kampanye. Panggung depan ini seperti sebuah panggung pencitraan dari aktor
politik agar masyarakat yang tadinya masih belum tahu tentang kandidat
tersebut karena adanya blusukan, kampanye terbuka, pemberitaan di media
dan hal-hal lain yang memang dirasa hal tersebut dapat memberi respon yang
positif, maka akan terus ditonjolkan di panggung kampanye.
E. Interpretasi
Setelah pelaksanaan kampanye yang sudah berakhir dan pasangan
Wahidin Halim dan Andika Hazrumy resmi dilantik menjadi Gubernur dan
Wakil Gubernur Banten, maka keberhasilan tersebut tidak lepas dari faktor
pendukung pada saat pelaksanaan kampanye. Pasangan WH-Andika diusung
oleh 7 partai besar dan puluhan relawan yang tersebar di wilayah Banten. Di
saat banyak yang meragukan sosok Andika sebagai wakil, banyaknya isu
korupsi yang tersebar, hingga isu dinasti politik yang turut mewanai
pelaksanaan kampanye, isu-isu tersebut ternyata pada akhirnya tidak
memepan dan tidak efektif membuat masyarakat tidak memilih Wahidin
Halim dan Andika Hazrumy sebagai pemimpin masyarakat.
Kemenangan Wahidin Halim dan Andika Hazrumy tidak lepas dari
pengaruh penggunaan ilmu pengetahuan dengan menggunakan data dari
83
lembaga survei yang diadakan sebelum pelaksanaan kampanye.Penggunaan
data dari lembaga survei sendiri mempunyai tujuan untuk mengetahui
wilayah-wilayah yang menjadi target kampanye, sasaran kampanye ataupun
untuk mengatahui permasalahan-permasalahan umum yang ada di Banten.
Dari hasil riset inilah yang nantinya akan dijadikan acuan untuk pemetaan
wilayah kampanye, penanggulangan masalah yang tertuang di dalam
program-program kampanye serta strategi kampanye yang tepat untuk
keberhasilan kampanye tersebut.
Salah satu yang mungkin menjadi strategi dari tim WH-Andika dilihat
dari rekapitulasi penanganan pelanggaran pemilihan Gubernur dan wakil
Gubernur Banten 2017 oleh Badan Pengawas Pemilihan Umum tercatat pada
kriteria pelapor tim paslon satu melakukan laporan terkait dugaan pelanggaran
lebih banyak dibanding paslon dua. Kalau dilihat, dengan mengajukan
laporan-laporan tersebut hingga akhirnya pihak terlapor datang memenuhi
panggilan, maka hal ini tentu saja menguntungkan pihak lawan karena
otomatis dari pihak terlapor ini terbagi fokusnya antara laporan yang banyak
tersebut dengan kampanye yang sedang dilaksanakan.
Kekuatan jaringan yang dimiliki Wahidin Halim dan Andika Hazrumy
juga bisa terlihat dari banyaknya kelompok-kelompok yang pada akhirnya
mendukung kandidat tersebut untuk memenangkan Pilgub 2017. Terbukti
bahwa isu korupsi yang marak mewarnai pelaksanaan kampanye ini nyatanya
tidak mempan, dan masyarakat Banten masih percaya pada kepemimpinan
Andika Hazrumy yang pada saat itu juga disebut sebagai dinasti politik
84
Atut.Karena dengan hadirnya Andika Hazrumy menjadi wakil, maka
kesempatan Wahidin Halim memenangkan Pilgub Banten 2017 menjadi lebih
lebar, karena mengingat bahwa Wahidin Halim di tahun 2011 pernah
mencalonkan diri namun nyatanya gagal dalam pemilihan. Dilihat dari
pemetaan wilayahnya Wahidin Halim memiliki basis di Tangerang Raya yang
menyatakan bahwa beliau cukup populer di sana, selanjutnya Andika yang
memiliki basis di Lebak, Pandeglang, Cilegon, Serang.
Pemetaan wilayah ini sebelumnya sudah melalui risetyang
menyatakan bahwa kandidat tersebut populer pada wilayah itu. Banten
sendiri, dulunya merupakah bagian dari Provinsi Jawa Barat, hingga pada
tahun 2000 menjadi wilayah pemekaran, jadi sekitar 17 tahun Banten pada
akhirnya menjadi provinsi, untuk itulah masih banyak yang harus dibenahi di
provinsi ini, dengan komitmen pendidikan gratis, mengatasi kemiskinan,
memperbaiki infrastruktur dan lain sebagainya, sebenarnya sudah sesuai
dengan kondisi Banten saat ini, yang masih tinggi angka kemiskinannya.
Kemenangan yang diperoleh pasangan Wahidin Halim dan Andika
Hazrumy tidak lepas dari hasil kerja keras tim pemenangan Wahidin Halim
dan Andika Hazrumy dalam menyusun strategi yang matang sehingga hal
tersebut berhasil membawa Wahidin Halim dan Andika Hazrumy menang
dalam pemilihan gubernur Banten 2017. Program kerja yang memang sudah
tepat dengan menekankan aspek pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan
pengadaan lapangan kerja yang memang menjadi dasar permasalahan di
Banten. Komitmen-komitmen yang disampaikan selama masa kampanye yang
85
cukup efektif memberikan keyakinan masyarakat untuk memilih mereka
menjadi pemimpin di Banten pada tahun-tahun mendatang.
Selain karena kerja keras tim yang matang, modal yang dimiliki oleh
pasangan Wahidin dan Andika juga sangat menunjang dalam faktor
kemenangan mereka. Kekuatan yang dimiliki oleh pasangan Wahidin dan
Andika selanjutnya adalah modal ekonomi yang dimiliki pasangan Wahidin
dan Andika tentu tidak dapat diragukan lagi, modal pengalaman yang dimiliki
Wahidin Halim juga terbilang bagus, mengingat statusnya yang dulu menjabat
sebagai anggota DPR-RI dan sebelumnya pernah mencalonkan diri sebagai
calon gubernur Banten periode 2008-2013, namun harus kalah dari pasangan
Ratu Atut dan Rano Karno. Hal inilah yang menarik karena kekalahan
Wahidin Halim dalam pemilihan sebelumnya dari Ratu Atut dan kini Wahidin
mampu untuk mengalahkan Rano Karno dan menjadi gubernur Banten
dengan dipasangkan dengan Andika Hazrumy yang seperti diketahui adalah
anak dari Ratu Atut, ini membuktikan bahwa kekuatan jaringan yang dimiliki
oleh keluarga Atut ini ternyata masih besar di Banten.
Setelah masa kampanye berakhir maka tinggal dilihat apakah janji-
janji yang disampaikan pada saat pelaksanaan kampanye akan ditepati. Tentu
saja ini seolah menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi Wahidin Halim dan
Andika Hazrumy dengan setumpuk program kerja yang mereka sampaikan
pada saat pelaksanaan kampanye. Sosok pemimpin yang amanah tentu saja
menjadi harapan bagi setiap rakyat, diharapkan kepada pemimpin baru di
Banten ini mampu menjadi pemimpin yang amanah dan mampu memenuhi
86
semua janji-janji politiknya. Memilih pemimpin yang amanah juga
terkandung pada surah an-Nisa’/4: 58:
ن تكموا بٱلعدل هلها إوذا حكمتم بي ٱنلاس أ
منت إل أ
ن تؤدوا ٱل
مركم أ
يأ ۞إن ٱلل
ا بصريا كن سميع ا يعظكم بهۦ إن ٱلل نعم إن ٱلل
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu.Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.”
Seseorang yang mendapat amanah kepemimpinan (kekuasaan) politik
maka menjadi keharusan konstitusional dan sekaligus kewajiban agama untuk
menunaikan amanah yang menjadi tanggung jawabnya. Di antara amanah
yang berasal dari Allah Swt., yang harus ditunaikan adalah menegakkan
hukum-hukum agama.26
Pelaksanaan yang telah usai menjadi babak baru bagi
Wahidin dan Andika untuk membangun Banten lebih baik sesuai dengan
komitmen-komitmen yang telah dibuat pada saat pelaksanaan kampanye dan
dapat menunaikan amanah yang menjadi tanggung jawabnya.
26 Tafsir Al-Qur’an Tematik Etika Berkeluarga, Bermasyarakat, dan Berpolitik. Kementrian
Agama RI, 2012, h. 38.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dilihat dari penerapan strategi kampanye pasangan Wahidin Halim
dan Andika Hazrumy pada Pilgub Banten 2017 dapat diambil kesimpulan
yang merupakan hasil temuan dan analisis data terkait dengan penelitian.
Kesimpulan dari analisis peneliti adalah sebagai berikut:
1. Strategi kampanye WH-Andika, dapat di bagi menjadi beberapa poin:
Pertama, segmentasi yang sebelumnya telah dilaksanakan riset
dengan WH di Tangerang Raya, keluarga Andika basisnya ada di Banten
Raya, Serang Raya dan Andika konsentrasi di Lebak, Pandeglang, Serang,
Cilegon.
Kedua, positioning untuk memberikan kesan yang menarik
dengan membuat tiga program utama yaitu tentang infrastruktur,
kesehatan dan pendidikan.
Ketiga,branding di sini dapat dilihat bahwa dari pihak Wahidin
dan Andika ingin memberikan kesan yang berbeda di masyarakat, seperti
tokoh Wahidin yang ingin ditonjolkan sebagai figur yang bersih dan
88
berpengalaman, sedangkan disisi lain Andika sendiri yang dilihat dari
sosoknya yang masih muda dan energik.
Keempat, strategi media untuk melihat isu poltik dan berita yang
terkait dengan kandidat nomor 1 karena media menjadi penghubung yang
lebih luas dan masyarakat mendapat pengetahuan dari berita-berita yang
ditampilkan tersebut.
Kelima, melakukan face to face dengan masyarakat dan
mendatangi setidaknya paling sedikit adalah 6 titik perhari lalu
melaksanakan dialog dengan masyarakat.
2. Model kampanye Ostegard yang dibawa oleh praktisi Jerman ini
menekankan pada proses pra kampanye. Bahkan Ostegard sendiri
mengatakan bahwa rancangan kampanye yang tidak didukung oleh
temuan-temuan penelitian maka tidak layak untuk dilaksanakan. Di dalam
pelaksaan kampanye Wahidin dan Andika-pun melakukan proses pra
kampanye dengan riset. Dari hasil penelitian inilah yang nantinya akan
dibuat maping, mengetahui isu-isu yang sedang berkembang hingga
perumusan visi, misi dan program kerja. Di dalam model kampanye
Ostegard ada beberapa komponen di dalamnya:
Pertama, problems (permasalahan) di Banten sendiri terdapat
sekitar 21 permasalahan umum yang kemudian dirangkum oleh tim
kampanye Wahidin dan Andika menjadi 4 isu strategis yaitu: Buruknya
tata kelola pemerintahan di Provinsi Banten, Buruknya kualitas
89
infrastruktur, Buruknya kualitas sarana dan prasarana pendidikan dan
Buruknya kualitas sarana dan prasarana kesehatan.
Kedua, reduced Problems yang dijabarkan dalam program kerja
Wahidin Andika yaitu: menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik,
membangun dan meningkatkan kualitas infrastruktur, meningkatkan
kesejahteraan dan pemerataan pendidikan berkualitas, meningkatkan akses
dan pemerataan pelayanan kesehatan berkualitas, meningkatkan kualitas
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.
Ketiga, knowledge (pengetahuan) pemberian pengetahuan tentang
calon kandidat kepada masyarakat melalui dialog, pembagian brosur atau
melalui media massa.
Keempat, skill di dalam gambar Ostegard knowledge,skilldan
sikap berada berbaris karena keterampilan yang dimaksud adalah agar
masyarakat yakin setelah mengetahui tentang kandidat tersebut. Cara
untuk meyakinkan masyarakat dengan cara menanamkan komitmen-
komitmen agar masyarakat yakin dalam menentukan kandidat pilihannya.
Kelima, sikap dalam model kampanye Ostegard, sikap yang
diambil masyarakat bisa saja dipengaruhi oleh pengetahuan dan
keterampilan ataupun tidak.Sikap tersebut dapat dilihat dari dukungan
yang diperoleh atau pada saat hasil pencoblosan.
90
3. Strategi kampanye dan model kampanye keduanya mempunyai peran
penting dalam pelaksanaan kampanye Wahidin Halim dan Andika
Hazrumy 2017. Hal ini karena model kampanye Ostegard menekankan
proses pra kampanye yang menganalisis dulu permasalahan di Banten,
penting untuk dilakukan agar pelaksanaan kampanye dapat sesuai dengan
kondisi di Banten, sedangkan strategi kampanye adalah untuk
menganalisis mulai dari segmentasi hingga kampanye di media, dan
menjadi penting agar langkah-langkah dalam pelaksanaan kampanye
lebih terstruktur. Model kampanye dan strategi kampanye ini berjalan
selaras karena keduanya sama-sama bagian dari konsep kampanye itu
sendiri.
B. Saran
1. Wahidin dan Andika harus berkomitmen untuk melaksanakan program
kerja yang telah dibuat dan dikemukakan pada saat pelaksanaan
kampanye.
2. Diharapkan kepada para pembaca melihat strategi bukan hanya dari
kemenangan Wahidin-Andika, melainkan kedua pasangan tersebut
sehingga tahu akan kelemahan kedua paslon pada saat pelaksanaan
kampanye.
3. Kepada masyarakat untuk lebih menggali pengetahuan terkait calon
pemimpin daerah mereka agar masyarakat dapat memilih pemimpin yang
sesuai.
91
DAFTAR PUSTAKA
Arrianie, Lely. Komunikasi Politik Politisi dan Pencitraan di Panggung Politik
Widya Padjadjaran, 2010.
Ardianto, Elvinaro. Bambang Q-Anees. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2007.
Arifin, A. Komunikasi Politik Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan
Komunikasi Politik di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
Cangara, H. Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi. 2014. Jakarta: Rajawali
Pers, 2014.
Gunawan, I. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara,
2013.
Heryanto, G dan Shulhan Rumaru.Komunikasi Politik Sebuah Pengantar. Bogor:
Ghalia Indonesia, 2013.
--------------- dan Irwa Zarkasi. Publik Relations Politik.Bogor: Ghalia Indonesia,
2012.
Herdiansyah, H. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika, 2012.
Hikmat, Mahi. Komunikasi Politik Teori dan Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama
Media, 2011.
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004.
Nurhadi, ZF. Teori-teori Komunikasi Teori Komunikasi dalam Perspektif Penelitian
Kualitatif. Bogor: Ghalia Indonesia, 2015.
Noor, j. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi & Karya Ilmiah. Jakarta:
Kencana, 2011.
Pawito.Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKIS, 2008.
Sevilla, Consuelo. dkk. Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI-Press, 1993.
92
Tabroni, Roni. Komunikasi Politik pada Era Multimedia. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2012.
Tafsir Al-Qur’an Tematik Etika Berkeluarga, Bermasyarakat, dan Berpolitik.
Kementrian Agama RI, 2012, h. 38.
Venus, A. Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam
Mengefektifkan Kampanye Komunikasi. Jakarta: Simbiosa Rekatama Media,
2009.
Widodo, Suko. Anatomi dan Perkembangan Teori Sosial. Malang: Aditya Media,
2010.
Internet:
BPS Banten (Provinsi Banten dalam Angka 2017) diakses dari
https://banten.bps.go.id/pada tanggal 14 September 2017 pukul 10:28
KPU Provinsi Banten diakses dari http://www.kpu-bantenprov.go.id/
pada tanggal 13 Oktober 2017.
KPU Provinsi Banten diakses darihttp://www.kpu-bantenprov.go.id/
pada tanggal 13 September 2017.
LSP(LembagaSurveiPolitik) Meprediksi Pemenang Pilkada Banten 2017 diakses
darihttps://www.lspindonesia.com/rilis-survei-memprediksi-pemenang-
pilkada-banten-2017/ pada tanggal 06 Oktober 2017 pukul 05:22.
Profil Andika Hazrumy diakses dari
http://relawanandika.blogspot.co.id/p/profil-andika-hazrumy.html pada tanggal
01 April 2018 pukul 02:05.
Profil Tokoh Wahidin Halim diakses dari
https://www.viva.co.id/siapa/read/199-wahidin-halim pada tanggal 21 Oktober
2017 pukul 12:38.
Rasyid Ridho, Tujuh Parpol Usung WH-Andika di Pilgub Banten diakses dari
https://daerah.sindonews.com./ pada tanggal 22 September 2017.
Rekapitulasi Penanganan Pelanggaran Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
Banten 2017 diakses dari Badan Pengawas Pemlih Umum Provinsi Banten
pada tanggal 10 Oktober 2017 pukul 05:14
Sekilas Provinsi Banten diakses dari https://www.kpu-bantenprov.go.id/profil/sekilas-
provinsi-banten pada 10 Oktober 2017.
93
Tim Kampanye Paslon WH-Andika diakses dari
https://pilkada2017.kpu.go.id/download/calon/2882/2882_Daftar-Nama-Tim-
Kampanye_1_.pdf/ pada tanggal 10 Oktober 2017 pada pukul 01:15.
Tim Kampanye Paslon WH-Andika diakses dari
https://pilkada2017.kpu.go.id/download/calon/2882/2882_Daftar-Nama-Tim-
Kampanye_1_.pdf/ pada tanggal 10 Oktober 2017 pada pukul 01:15.
Visi Misi dan program WH-Andika diakses dari
https://www.kpu-bantenprov.go.id/wp-content/uploads/2016/10/VISI-MISI-
DAN-PROGRAM-WH-ANDIKA.pdf pada tanggal 22 Mei 2017.
Dokumen:
Dokumen Resmi Tim Kampanye Wahidin-Andika.
Wawancara:
Wawancara Pribadi dengan Jazuli Abdillah, Tangerang 20 Agustus 2017.
Wawancara Pribadi dengan Dadin, Tangerang 20 Agustus 2017.
Wawancara Pribadi dengan Effy Zalfiana Rusfian, Jakarta, 25 Agustus 2017.
Wawancara Pribadi dengan Syamsul, Tangerang, 30 Agustus 2017.
Wawancara Pribadi dengan Sokhibi, Tangerang 30 September 2017.
LAMPIRAN
HASIL WAWANCARA
Narasumber : H. Jazuli Abdillah
Pewawancara : Nurratika Puri
Posisi : Ketua Tim Kampanye dari Wahidin Halim dan Jubir Kandidat
Tanggal : 20 Agustus 2017
Waktu : 11:16
Tempat : GOR Bulu Tangkis Tangerang
Tanya: Bagaimana pemetaan kampanye Wahidin dan Andika ?
Jawab : Pak WH hasil survei, lagi-lagi basis kita, itu survei ya. Minimal prosesnya
menggunakan 3, atau minimal 2 lembaga survei plus akademiknya sebagai
pemandu kita. Nah, kita sepakat bahwa basis WH di Tangerang Raya,
keluarga Andika basisnya ada di Banten Raya, Serang Raya. Nah dari situ kita
ada konsentrasi pemetaan, jadi Andika konsentrasi di Lebak, Pandeglang,
Serang, Cilegon. Pak WH Tangsel, kabupaten dan kota, nah itu pemetaan kita.
Kenapa?Karena pak WH cukup populer di wilayah Tangerang Raya dan pak
WH cukup dikenal sehingga dia melakukan penguatan-penguatan. Pak WH
pernah di camat Ciputat, pernah di camat Tiga raksa, pernah menjadi aktor
kepala dinas kabupaten di Tangsel, walikota kan. Akhirnya disitu kita buat
pemetaan, konsentrasi kerja.Kedua, pak WH itu unggul di kalangan ibu-ibu
pengajian, ibu-ibu misalnya kalangan ibu-ibu ya. Memang tidak menjadi
populer dikalangan kelompok aktivis yang anti korupsi, tapi ketika
menyampaikan visi misi dan lain sebagainya kemudian kelompok akademisi
juga mengundang seperti pak Murodi, profesor Murodi, jadi mereka tuh, jadi
yang berhadapan dengan mereka tuh pak WH bukan Andika. Jadi pak WH tuh
dengan konsep dan segala macem konsepnya itu kita percaya, kita bawa aja
konsepnya. Tangerang kota kan. Jadi membuat dokomen dan segala
macamnya kita bawa, kan udah terbuka disitu, nah pemetaan itu sehingga
masyarakat perkotaan yang di Tangerang Raya itu pak WH itu unggul cuma
di kota Tangerang, di kota Tangerang pak WH hampir 80%, kan di tempat
lain juga kalah, di Tangsel kalah, kemudian di Cilegon kalah, di Serang kota
Serang kalah, di kabupaten Serang menang, hanya dua kan kabupaten Serang
dan pak WH di Tangerang. Tapi akumulatif suara itu pak WH unggul, gitu. Di
kumulatif itu unggul, kalo di akumulatif jadi itu yang mereka gugat, seakan-
akan mereka menang, mereka di 8 kabupaten mereka menang di 6, ya gak bisa
kan suara gak begitu selisihnya kan tipis sekali, dilihat saja nanti hasilnya.
Nah itu udah selesai itu setelah pelantikan udah selesai. Karena konstitusi
yang menentukan.
Tanya: Saluran-saluran apa saja yang digunakan dalam strategi kampanye Wahidin-
Andika?
Jawab: Oh iya gini, kalo bicara strategi, bicara strategi yang tepat lagi-lagi ya lagi-
lagi survei panduannya, kedua menggunakan strategi udara dan darat itu kan
biasa. Udara itu yang disebut media sosial, kemudian koran, instagram,
facebook, medsos kita punya budget, kita ada strategi sendiri, kita punya
budget, kita punya media online segala macem strategi kita perang disitu, kita
mensosialisasikan program ada, jadi ada. Kedua, kalo strategi lapangan, dari
itu kita lewat jaringan-jaringan itu yang door to door campaign, dari pintu ke
pintu, sosialisasi, kerja bakti nah ada itu, menyapa masyarakat.Jadi 2 strategi,
satunya udara dan satu di darat. Jadi berbagai, kita mengunakan berbagai
teknologi, karena teknologi ini kan semakin maju, media sosial sudah maju,
jadi kita kan sebetulnya dari situ. Ya memang twitter itu awalnya ada,
sekarang dioperasikan sama temen-temen di twitter, nanti ada yang di
instagram. Kita kan nanti sampai ke bawah sampai ke penjuru. Jadi kita lebih
ke pintu ke pintu aja, jadi kalo media sosial itu ada tim medsos. Itu yang
visual.
Tanya: Perencaan kampanye Wahidin-Andika itu seperti apa?
Jawab: Ya itu kita lagi-lagi pola hasil survei direkomendasikan dan itu nanti
pemetaannya kabupatennya apa. Pak WH dateng kemana dan berapa titik
sehari. Pak WH kan 6 titik sehari, enam, tujuh titik sehari, pak Andika. Jadi
konsentrasi pak WH di Tangerang Raya. Jadi setiap hari menyapa masyarakat
itu di 6 titik minimal. Acara apa pulang lagi, acara mana pulang lagi, 6 titik.
Ya dalam itu nanti ada efeknya, setelah kita kunjungi apa sih efeknya, alat apa
yang kita bawa, nah kan kalo di kota Tangerang tidak perlu gambar karena
masyarakatnya sudah kenal semua. Karena hakikat mensosialisasikan gambar,
foto itu kan untuk mengenalkan nah bagi mereka yang sudah kenal, buat apa
lagi gambar, ya kan. Boros namanya. Nah kita dengan cara lain, menyapa.
Jadi itukan perencanaan, menentukan beberapa titik, lalu melihat acara-
acaranya apa, keagamaan kah, sosial kah, pemudaan kah.
Tanya: Bagaimana latar belakang pemasangan kandidat hingga akhirnya dipilihlah
Wahidin dengan Andika ?
Jawab: Kita objetif aja ya, ya Airin di Tangsel itu kan wilayah perkotaan, berbatasan
dengan Jakarta dan dekat dengan kampus-kampus, kemudian juga banyak
aktivisnya, gak berdaya mereka, gak berdaya melawan Airin yang jelas-jelas,
ada fakta dipilkada mereka kalah mereka punya jargon, dia ga pernah unggul,
abis itu kita melihat kelemahan disitu, mereka itu kelompok-kelompok yang
mengklaim lembaga survei lah, yang masih mengklaim penelitilah,
pengamatlah, kemudian yang merasa kelompok civil societylah. Itu kelihatan
dalam wilayah Pesing di ruang pilkada yang bersinggungan dengan
masyarakat mereka gak cukup mampu meyakinkan masyarakat untuk tidak
memilih Airin, untuk memilih yang lain gak bisa. Nah mereka masuk lagi ke
pak WH. Diawal-awal pak WH dibilang begitu, pak bapak, kita kan objektif,
lah kamu apa. Ya kan saya yang mau jadi gubernur, saya belum kepikiran itu
wakilnya siapa karena kalau sudah berpolitik dipilkada kan nanti berkoalisi
dengan partai politik sebagai kendaraan politik. Kedua melihat hasil survei
kan. Ketiga, melihat nanti kebutuhan logistik, kebutuhan jaringan dan
sebagainya kan, nah itu harus objektif disitu, bukan hanya sekedar pak saya
dukung bapak tapi bapak jangan sama dinasti Atut ya. Tapi ketika ditanya,
ketika ditanya kalo enggak dengan dinasti Atut, saya dengan siapa? Gak bisa
jawab mereka, lah kan kita harus menang dong, ini kan punya visi perubahan
besar ini pak Wahidin untuk bisa membawa Banten lebih baik melalui
pilkada. Gak ada jalan lain kecuali pilkada dan di pilkada harus berkoalisi dan
dipilkada harus dengan wakil gak bisa sendiri-sendiri dan dipilkada harus
menang. Nah mereka dalam wacana diskusi itu gak berdaya mereka. Ya yang
menjadikan dipilihnya Andika itu variabelnya begini.Satu, hasil survei
mengonfirmasi bahwa pak Andika cukup populer, pak Andika cukup punya
jaringan, pak Andika cukup mempunyai kekuatan. Kedua, partai politik
sebagai kendaraan pak WH pun berkompromi mereka di sana. pak WH, saya
dukung bapak tapi wakilnya ini, jadi partai pun berkompromi. Nah sedangkan
kita kan butuh partai juga. Ternyata Golkar pada saat itu pun melakukan
proses demokrasi internalnya survei, kemudian pemilihan lewat mekanisme
penjaringannya itu, nah itu ternyata merekomendasikan Andika wakil. Andika
wakil, dengan pak WH dan Demokrat, akhirnya partai lain ikut. Nah kan itu
berarti tidak hanya sekedar, kalo pak WH kan begini, satu melihat sosok
Andika adalah sosok pemuda yang tidak terikat oleh warisan-warisan masa
lalu, kasus-kasus ibunya kan. Karena kan tidak ada istilahnya pak WH itukan
tidak ada istilahnya dosa yang ditanggung anaknya, apalagi bicara hukum,
kalau ada fakta hukum yang meproses Andika silahkan, tapi kan tidak ada
fakta hukum yang mengkonfirmasi bahwa Andika terlibat. Nah kalo pak WH
menilai nih anak mau belajar, lalu aksesnya luas karena dulukan dia anggota
DPD RI lima tahun, DPR RI juga kan lagi. Kedua, Golkar merekomendasikan
dia, nah kalo Golkar merekomendasikan dia kemudian berkoalisi dengan pak
WH, Golkar itu kan. Satu pak Zaki aja bupati Tangerang itu Golkar. Bu Airin
Golkar Walikota, Bu Tatu Golkar dia bupati, iya kan, pak Iman Aryadi dia
Golkar Walikota Cilegon. Artinya kalau koalisi Golkar dengan Demokrat saat
itu artinya lebih dari separuh Provinsi Banten yang kepala daerahnya itu
kanmempunyai kewajiban memenangkan calon Golkar. Nah dari situ kan
politik, Jadi ada perspektif partai politik yang menggunakan paradigma politik
jadi kita menginginkan kekuatan kita berkoalisi besar ya untuk memenangkan
Banten. Kedua, dari perspektif idealisme pak Wahidin ingin perubahan, lalu
ini ada sosok Andika yang notabene keluarga dinasti kan itu perpaduannya.
Kalo dari sisi itu kan jelas mengambil Andika, karena kan Golkar, partai
politik dia PKB ikut, PAN ikut, iya PKS juga ikut, nah itu kan kalo PKS kan
nothing to lose, pak WH dia gak minta wakil, gak minta apa akhirnya kan dia
melakukan ini, koalisi begitu. Nah kemudian dia bergabung lalu bagaimana
sosok ini pak, gerakan gerakan yang anti dinasti, anti korupsi.Satu, Andika
direkomendasikan Golkar dan Andika jadi wakil siap. Dua, tidak ada
kelompok yang macem macem yang misalnya mengikat. Ketiga, pak WH
punya pondasi yang kuat, punya pengalaman yang lama dibidang birokrasi,
gak ada tuh ceritanya dia ditipu-tipu atau dia urusan birokrasi dia akan
ditekan-tekan, nanti akan korupsi, gak ada itu ceritanya. Itu orang-orang yang
kelompok yang memang apriori terhadap itu, itu mengabaikan aspek itu. Di
satu sisi dia tahu pak WH berkualitas, dia pernah bergabung dengan pak WH,
dia pernah tau kepemimpinan pak WH anti korupsi, tapi disatu sisi meragukan
pak WH ketika pak WH dengan Andika karena pak WH takut dikendaliin, ya
enggaklah kan kita pondasi jelas, sistem dalam birokrasi undang-undangnya,
proyek-proyeknya kan jelas. Tugas wakil apa, tugas ketua apa kan jelas jadi
gak bisa kita apriori. Ini kan latar belakang ya, itu latar belakang.
Tanya: Isu-isu politik apa yang muncul saat pencalonan kandidat Wahidin-Andika?
Jawab: Nah pada saat itu kan akhirnya isu-isu politik menggunakan isu anti korupsi
Andika, ternyata hasil survei gak mempan, bahwa isu korupsi itu dan semua
yang dia fikir itu tidak signifikan di Banten pada saat itu. Yang disebutkan itu
isu tentang infrastruktur, pendidikan gratis, berkualitas dan kesehatan. Satu,
isu korupsi akan semuanya dikelola oleh manajemen pengelolaan yang isi
pertama itu tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, jadi itu semuanya
manajemen, kedua meningkatkan produk infrastruktur. Jadi isu itu, banten kan
isu itu, pokoknya pak WH yang seharusnya lima tahun, tiga tahun selesai
sekarang, udah kita itung anggarannya. Ketiga, tentang kesehatan gratis,
pendidikan gratis, ekonomi, jadi lima prinsipnya sekarang sedang di
singkronisasi, jadi pak WH isu-isu itu aja. jadi ternyata isu korupsi menjadi
tidak mempan karena terlibat disitu, beberapa kali sidang dia, itu yang
menguntungkan dan membuat cengan kelompok anti korupsi yang ada di
barisan Karno. Nah akhirnya kita bermain pada wilayah isu-isu yang
kepemimpinan, isu-isu komitmen Andika anti korupsi, pak WH. Artinya Atut
boleh terlibat tapikan sekarang beda lagi, pak WH dengan isu bersih, Mr.
Clean, kemudian juga sekolah gratis itu yang kita angkat jadi Banten akan
seperti kota Tangerang kan.
Narasumber
(H. Jazuli Abdillah)
HASIL WAWANCARA
Narasumber : H. Syamsul
Pewawancara : Nurratika Puri
Posisi : Koordinator Relawan
Tanggal : 30Agustus 2017
Waktu : 17:27
Tempat : Tangerang City Mall
Tanya: Siapa saja yang dapat menjadi relawan WH-Andika? Apakah ada kriteria
khusus menjadi relawan?
Jawab: Bebas siapa aja, rekrutmennya bebas dari masyarakat yang betul-betul mereka
ingin perubahan di Banten.
Tanya: Apa saja tugas relawan WH-Andika?
Jawab: Ya mensosialisasikan kan, mensosialisasikan siapa WH-Andika lah, program
WH-Andika ya kan
Tanya: Bagaimana segmentasi kampanye WH-Andika?
Jawab: Segmennya betul-betul masyarakat bawah, masyarakat yang memang akan
merasakan pembangunan di Banten, rakyat biasa, ya segmentasinya itu. Kalo
segmentasi masyarakat pendidikan memang sudah tahu persis siapa pak
Wahidin dan Andika. Tapi masyarakat bawah sekarang udah cerdas, ya
segmentasinya masyarakat yang harus mereka ini, ya memang ada beberapa
segmentasi. Kalo di tim saya segmetasinya masyarakat bawah, ya memang
harus ada segmentasi masyarakat golongan atas, golongan menengah, maupun
golongan bawah, semua seluruh segmentasilah yang yang kita ambil, karena
mereka hak pilih semua, tidak mengenal segmentasi, karena one man one
vote.
Tanya: Apakah ada riset atau penelitian terlebih dahulu sebelum memulai kampanye?
Jawab: Ada. Ada survei awal, maping ya, buat maping, kelemahannya di mana survei
itukan untuk menentukan seberapa besar si calon popularitasnya, seberapa
besar si calon elektabilitasnya.
Tanya: Siapa yang memberi arahan saat kampanye berlangsung?
Jawab: Kalo kampanye, mayorin Wahidin-Andika.
Tanya: Kalo memberi arahan sebelum kampanye seperti pembuatan maping dan lain
lainnya itu siapa pak?
Jawab: Lah iya konsultan. Ada Konsultan, penting, kalo gak ada konsultan ya kaya
perang di hutan bababatutan siapa musuhnya gak tau ya kan.
Tanya: Media apa saja yang digunakan dalam kampanye Wahidin dan Andika?
Jawab: Ada media televisi, ya, ada radio, ada secara langsung face to face, ya sosmed
sosial media seperti facebook, ada koran sih, koran cetak, ada media visual
dan audio visual
Tanya: Bagaimana proses pra kampanye Wahidin dan Andika?
Jawab: Prosesnya, pra kampanye sebelum resmi ya kita sosialisasi terus program
WH-Andika di sini ya kalo pra kampanye ya door to door campaign
Tanya: Seberapa penting pelaksanaan riset dalam pra kampanye?
Jawab: Wah sangat penting. Karena membuat maping ya kalo tanpa riset ya itu kaya
orang masuk utan, mana jalan ke arah mana, mana yang harus kan kalo daerah
yang sudah dipenuhi popularitas ya gak perlu, tinggal elektabilitas. Kalo
daerah yang belom pupuler calonya harus dipopulerkan ya kan.
Tanya: Pesan kampanye apa yang disampaikan pada saat pelaksanaan kampanye?
Jawab: Oh program
Tanya: Program apa yang ditekankan dalam pelaksanaan kampanye tersebut ?
Jawab: Program itu program WH-Andika itu andalannya adalah satu tuh pendidikan,
kesehatan, terus infrastruktur, pengadaan lapangan kerja, itu yang sangat
penting.
Tanya: Strategi kampanye WH-Andika melalui face to face itu apa saja ?
Jawab: Ya dengan ini sebanyak mungkin melakukan pertemuan dengan masyarakat.
ada si calon bertemu langsung dengan masyarakat, ada tim relawan yang
memang mereka bertugas mengenalkan sosok WH-Andika langsung masuk
door to door, masuk rumah ke rumah langsung. Dengan media stiker,
kalender dan brosur program yang akan disampaikan kepada mereka.
Tanya: Komitmen apa yang disampaikan pada saat kampanye dalam memecahkan
permasalahan yang ada di masyarakat?
Jawab: Anti korupsi, membasmi korupsi paling utama, reformasi birokrasi, ya itu
mah sebenarnya berkaitan dengan program. Pendidikan digratiskan sampe
tingkat SMA dalam rangka itu pembebasan biaya pendidikan.Kedua
kesehatan, kesehatan digratiskan memback up program mereka masyarakat
yang tidak ikut BPJS diprogramkan oleh multiguna namanya. Mereka yang
tidak mempunyai BPJS, tapi dalam jangka panjang, persiapan dan ada
anggarannya dalam program ini.
Tanya: Latar belakang pemlihan WH dan Andika itu bagaimana pak?
Jawab: Latar belakangnya, ya hadir sebagai tokoh perubahan, karena banten selama
ini diselimuti oleh korupsi, korupsi yang merajalela di banten. Ya perlu sosok
merubah, ya sosok Wahidin Halimlah yang bisa merubah Banten dengan
pemikiran-pemikiran dia, dengan pak Wahidin terkenal mister clean, ya
memang pemimpin yang sangat bersih, itu teruji ketika beliau jadi walikota di
Tangerang dengan penghargaan anti korupsi, dengan penghargaan WTP
(Wajar Tanpa Pengecualian ) beberapa kali, gitu.
Tanya: Sosok figur yang mau diangkat dari Wahidin dan Andika dalam kampanye itu
apa pak?
Jawab: Figur yang bersih, yang pengalaman, lalu secara birokrasi terus terakhir muda
energik untuk Andikanya.
Narasumber
(H. Syamsul)
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Sokhibi
Pewawancara : Nurratika Puri
Posisi : Tim Kampanye WH-Andika
Tanggal : 30 September 2017
Waktu : 20:49 WIB
Tempat : Dunkin Donut Tangerang City
Tanya: Bagaimana menentukan segmentasi untuk melaksanakan kampanye?
Jawab: Dalam setiap kunjungan itu harus ada segmentasi, di kelurahan ini misal
segmentasinya ibu-ibu, nah kita bapak-bapak biasanya gak masuk. Kelurahan
itu berapa, kan rata-rata biasanya, kalau dalam satu kelurahan itu kita tidak
akan berkunjung dua kali. Paling nambah itu itu rt atau rw, karakteristik orang
itu beda-beda, di kota dan di kabupaten itu beda. Kalo di kota masyarakat itu
udah tahu tentang kapasitas bapak, kalo di kabupaten kan enggak. Titik lokasi
menentukan juga, sudah pernah dikunjungi atau belum, karena kalau ternyata
itu sudah ya tidak perlu karena menghamburkan biaya, dan rata-rata daerah
yang pernah dikunjungi oleh calon itu biasanya kalaupun tidak menang tapi
milih ada sekian persenan gitu.
Tanya: Apa kendala yang muncul dalam masa kampanye berlangsung?
Jawab: Jadi begini, orang menjanjikan yang datang seribu, ternyata 300. Itu kan
masalahnya satu, pihak penyelenggara itukan memang tidak mampu
mengkonsolidasikan yang di bawah. Hanya kadang-kadang dari pihak
lokalnya, masyarakatnya misalnya 300 tapi ternyata yang datang 50 atau 60,
itu kan ada selisih.
Tanya: Bagaimana penanggulangan masalah pada saat kampanye?
Jawab: Penanggulangan masalah itu sebenarnya dilihat dari permasalahan, caranya
adalah dengan sistem berlapis. Misalkan di daerah ini ada yang namanya
Sahabat WH ya gak apa-apa buat lagi jaringan Kerabat WH, lapis tuh, tapi
kadang boncos juga. Nah itu fungsi dari jaringan berlapis itu. Kan semakin
banyak jaringan semakin bagus. Potensi yang milih kan semakin banyak.
Terus terkait logistik, lapangan kan kadang-kadang kalau sudah dipasang
spanduk atau atribut kampanye itu kan dangan hilang, nah itu pentingnya
masyarakat sekitar untuk merawat dan menjaga spanduk atau lainnya.
Tanya: Bagaimana perencanaan kampanye tim Wahidin dan Andika?
Jawab: Kalo perencanannya kan satu, yang dilaksanakan oleh tim itu diperencanakan
di sini, disini dan disini. Tim yang merencanakan.Kedua, kegiatan yang
persiapkan oleh masyarakat. Misalkan masyarakat kelurahan ini mengundang,
nah tentu berbeda antara diundang dengan mengundang.
Tanya: Bagaimana pelaksanaan evaluasi tim kampanye Wahidin dan Andika?
Jawab: Ya kalo kampanye itu satu terkait dengan subjek massa, rata-rata meleset ya
wajar. Target massa seribu, yang datang gak sesuai. Logistik kurangnya juga
terkadang kalo undangan seribu, harusnya logistik yang dipersiapkan juga
sejalan, artinya orang yang datang itu pulang bawa oleh-oleh entah itu stiker
atau kalender itu dibawa pulang.
Narasumber
(Sohibi)
HASIL WAWANCARA
Narasumber : H. Dadin
Pewawancara : Nurratika Puri
Posisi : Tim Kampanye bidang IT/Multimedia
Tanggal : 20 Agustus 2017
Waktu : 11:32 WIB
Tempat : GOR Bulutangkis Tangerang
Tanya: Kalau dari saluran kampanye sendiri, bagaimana kampanye Wahidin dan
Andika di Media Massa?
Jawab: Kita membuat brand pertama, bagaimana image seorang calon bisa menjadi
orang terpilih dan menjadi nomor satu. Kita membuat image mereka, artinya
mebuat brand, kita menggunakan bermacam cara agar membuat mereka
terkenal. Mulai dari kita bikin kartun, kita orang social media, kita orang
animasi, saya orang itu juga terus IT juga, jadi memberikan sesuatu kepada
masyarakat. Kenapa sih kita harus pake media kartun gitu, kan banyak banget
orang-orang dengan foto mereka ya, itu kan orang melihatnya biasa aja, gak
menarikkan, makanya kita membuat salah satu contohnya kartun.
Tanya: Media apa saja yang bekerja sama dalam kampanye Wahidin dan Andika?
Jawab: Jadi kita dengan, ya kita kan disini dengan tim sukses ya. Ya kita bekerja
sama untuk cetak baliho semua ya terus radio, kemudian TV.
Tanya: Bagaimana pemetaan media kampanye Wahidin dan Andika?
Jawab: Kalo media kan otomatis kalo di cetak disebar sekaligus semua , setelah kita
cetak ya kita kirim ke dinas-dinas kan. Ke dinas, ke masyarakat itu kalo untuk
koran, nah kalo untuk youtube ya kan atau media sosial kita kan punya fan
page yang cukup puluhan ribu dan kita udah punya data kalo yang dari pihak
saya tuh punya data, data relawan namanya, itu sebanten, kita tinggal
broadcast, kita informasiin semua, karena kita punya data-data. Nah itu salah
satu media kita juga dengan media sosial lewat WA apa sebagainya.
Tanya: Strategi agar masyarakat tertarik dan mendapatkan kesan yang baik dari
masyarakat bagaimana?
Jawab: Ya kita kan ada program Wahidin Halim ada tiga, empat sebetulnya, tapi yang
utama tiga. Yang bikin masyarakat menarik yaitu tentang infrastruktur ya kan,
terus kesehatan dan pendidikan. Nah itu secara gratis dan digelar secara
segerakan.Misalkan gini, misalkan supaya masyarakat tertarik, misalkan saya
ciptakan begini supaya masyarakat tertarik atau enggak. Misalkan saya pake
kartun nih, contoh doang. Sekarang ada animasi, ada musik, terus menarik
gak?Tertarik gak masyarakat, gitu.
Tanya: Kesan apa yang ingin ditampilkan terutama di media dari sosok Wahidin dan
Andika?
Jawab: Ya kepemimpinan dia, sosok seorang pak Wahidin itu ya dengan
kepemimpinan dia, dia ingin menjadi Banten yang berakhlakul karimah, iman
dan taqwa. Nah itu sosok beliau yang ingin ditunjukin. Yang jelas, Banten ini
kan terkenal dengan korupsi, ini yang membuat paradigmanya yang berubah,
kan untuk membuat image karakter itu kan gak gampanya ya. Dengan tahapan
kita selama enam bulan ini mengevaluasi, setelah evaluasi, nanti baru tahu apa
saja yang harus kita kerjakan selama enam bulan ini.
Tanya: Apa saja faktor penghambat dalam pelaksanaan kampanye Wahidin-Andika?
Jawab: Kalau penghambat ya banyak banget, karena kan ada orang yang suka dan
tidak suka.
Tanya: Bagaimana perencanaan kampanye Wahidin-Andika?
Jawab: Ya strategi, pak Jazulilah tugasnya, dia membuat strategi, mengumpulkan
temen-temen staf ahli, orang-orang biasa yang punya potensi. Nah saya salah
satunya, nanti ada orang IT, ada orang animasi yang dikumpulkan nanti jadi
satu sebelum kita memberikan kepada teman-teman yang lain. Terutama dari
bidang offline dan online, nah kita ada aplikasi offlinenya ada, onlinenya ada,
yang mana kita bisa melihat salah satunya seperti ini, nanti kita meregistrasi
salah satu program tim relawan-relawan. Di Tangerang ada sekitar sepuluh,
diregistrasi sepuluh-sepulunya, tujuannya agar administrasi kita terarah dan
menginformasikan semua karena setiap kita punya gerakan lewat WA kan,
jadi kita menyusun.
Tanya: Bagaimana evaluasi kampanye WH-Andika untuk mengatasi hambatan yang
ada?
Jawab: Nah kalo untuk evalusi kita ada dengan beberapa tim, nah ini kan pak CO, nah
CO untuk keseluruhan. Kalo saya kan orang IT sama orang animasi, jadi kalo
menanyakan animasi kan pasti ke saya, nah nanti saya jelasin. Jadi gini, pak
CO nih menunjuk beberapa ahli nih siapa aja yang dibidang IT atau animasi,
untuk menerangi tentang animasi ini atau tentang IT.
Tanya: Kalau boleh tahu nama lengkap bapak apa pak?
Jawab: H. Dadin
Tanya: Posisi bapak di tim kampanye WH-Andika itu apa pak?
Jawab: Tim IT dan multimedia
Narasumber
(H. Dadin)
HASIL WAWANCARA
Narasumber : Effy Zalfiana Rusfian
Pewawancara : Nurratika Puri
Posisi : Pakar Politik
Tempat wawancara : Food Court PIM
Waktu : 15:05
Tanggal : 25 Agustus 2017
Tanya : Apa saja aspek yang harus diperhatikan dalam model kampanye Ostegard?
Jawab : Gini, kemarin saya udah browsing, saya taulah paling banyak, eh paling
tidak sedikit tentang Wahidin dengan Andika. Apalagi Andikanya kan kita
pasti taulah siapa dia. Kalau Wahidin itu sebenernya tahun lalu dia pernah
calon tapi gagal, sekarang dia maju lagi dan proses waktu proses
pencalonannya dia juga diragukan, diragukan karena kenapa dia maju lagi,
pernah gagal, terus kenapa dia pilih Andika. Andika itu kita tahu anaknya
siapa, apa yang terjadi kita tahu. Jadi nanti kita akhirnya pakai strategi
kampanye.Tapi pertama-tama coba kita perhatikan dulu pertanyaan kamu
itukan berkaitan dengan Ostegard.Itukan dia dari Jerman, dia itu memang
salah satu model kampanye yang sering dipakai, tapi sebenarnya dia tidak asli
bicara kampanye politik, dia itu asalnya kampanye sosial biasa.Tapi akhirnya
dia beralih, kalo kita ingin lihat sesuatu konsep, kita harus lihat latar
belakanggnya.Tapi dia akhirnya membuat menjadi model kampanye
politik.Clue dari Ostegard itu dia mengatakan bahwa semua itu harus
dilaksanakan secara saintifik.Semua itu harus dilaksanakan secara knowledge,
dan oleh karena itu dia mengatakan tidaklah bisa disebut kampanye kalau
tidak dilaksanakan situasi analisis secara saintifik, dia asalnya kuantitatif.
Kembali masalah Wahidin-Andika, Ostegardnya itu jadi kita harus melihat
Ostegard itu ada aspeknya, aspeknya itu ada sikap (attitude) jadi dia
bentuknya kaya wajik, nah oleh karena itu dia sangat menekankan
prakampanye, tapi prakampanye nya itu harus dilaksanakan secara saintifik,
artinya harus melakukan penelitian. Sedangkan selama ini banyak yang
dilakukan campaign-campaign sekarang banyak yang bukan menggunakan
saintifik, konsultannya mungkin yang melaksanakan.Nah kalau kasusnya
Wahidin ini, dilihat, kita lihat dia ada gak.Kalau si Ostegard ini seperti ini,
kalau mau melakukan kampanye dari prakampanye, dia tuh harus menentukan
segmennya siapa. Ketika saya bongkar, dia itu campaignnya pas evaluasi,
nanti dari segmen itu baru bisa menentukan pesan, nah kalau si Ostegard yang
orang Jerman itu begitu, nah pesan yang dilakukan pada kampanye itu
pengangguran, kemiskinan, sekolah gratis, sebetulnya itu semua pesan yang
semua orang lakukan. Kembali ke Wahidin, apakah pesan itu memang itulah
yang dibutuhkan masyarakat, atau pesan itu memang dia pernah melakukan
penelitian atau apakah konsultannya, emang itu tujuannya orang-orang itu
gak, nah itu bisa di kelola di panggung belakang nya, ya semua kandidat,
Rano Karno juga itu kok, pesannya sama, mengatasi pengangguran, mengatasi
kemiskinan, pendidikan gratis. Tapi kalo kita ke kampanyenya si orang
Jerman ini, apakah benar itu segmen yang dituju, saya rasa benar karena kalau
kita lihat tingkat kemiskinan di Banten itu tinggi nah pesan ini kan sebenarnya
pernah dilakukan dengan Jakarta kemaren dengan pemakaian ayat-ayat itu
karena memang sesuai dengan segmennya. Jakarta itu orang yang pada saat
ini kita sebut politik identitas, bahwa ayat itu bisa digunakan, jadi sesuai
dengan segmennya. Nah si Wahidin, saya melihat itu cocok dengan
segmennya, nah pesan itu kan harus dilihat juga dari struktur dan juga isinya.
Kalau isinya itu sama semua si Rano Karno, Wahidin-Andika, gak beda jauh.
Tapi kalo kamu bicara model kampanye, kita bica konsep dulu ya, sekalian
saya menyampaikan pendapat saya, kalau dari model kampanye, sudah tepat
menggunakan itu. Saya rasa dia sudah tahu segmennya, karena kita saja tahu
kalau di Banten itu tingkat penganggurannya tinggi karena dia baru
berkembang, kemudian kemiskinannya juga tinggi. Nah nanti dari sana kita
lihat bagaimana dia cara menyampaikannya, kita lihat nyatanya dari evaluasi
nyatanya dia menang, tapi bukan berarti karena dia menang lalu saya
mengatakan dia tepat, tapi saya rasa dia menggunakan model kampanye si
orang Jerman itu pasti sudah ada risetnya, karena orang Jerman ini, Ostegard
ini dia mengatakan tidak ada pelaksaan kampanye kalau tidak ada penelitian
sebelumnya, secara saintifik, karena dia orang kuantitatif. Nah itu, kalau kamu
mau kaitkan dengan model Ostegard itu, dia pernah melakukan penelitian gak,
saya gak tahu, mungkin pernah melakukan tapi lewat konsultannya, karena si
Ostegard itu mengatakan tidak ada kampanye kalau tidak ada penelitian. Jadi
tahap pra kampanye itu sangat penting, bandingkan dengan kampanye-
kampanye, model kampanye kan banyak ya. Saya bilang sih, bukan karena dia
berhasil, tapi dia memang tahu dari penelitan itu, kita asumsikan dia sudah
melakukan penelitian entah itu konsultannya atau siapa, jadi dia tahu siapa
segmennya yang dia kejar, dan itu cocok dengan Banten, dengan
demografinya Banten.
Tanya : Siapa orang-orang yang di belakang Andika ?
Jawab : Nah tadi saya cari tahu, tim Andika banyak menggunakan endoser-endoser
di dalam campaign, karena dia orang besar dan keluarganya Atut itu besar,
nah itu yang pakai dramaturgi di balik layar. Jadi walaupun kamu
konstruktivis, bisalah, kalo kita lihat dari kenapa dia pakai Andika, keluarga
Andika itu keluarga jawara, keluarga besar. Jadi walaupun ada kasus apa, itu
ya baik-baik aja dia pilih Andika, gak selalu kok yang bersih-bersih itu malah,
mereka itu keluarga besar, beranak pinak.
Tanya : Bagaimana seorang aktor memainkan peran di panggung politik?
Jawab : Kalo kita bicara dramaturgi, nah dramaturgi itu kan menganggap panggung
politik itu seperti panggung, seperti panggung theater. Jadi ketika layar di
buka, mulailah orang itu bergerak sesuai dengan skenarionya.
Tanya : Bagaimana kesan yang ingin ditonjolkan dalam memainkan peran di
panggung politik?
Jawab : Di panggung depan kan tadi kita ngomong, kita bicara setting. Setting apa
yang mau ditonjolkan sama dia, termasuk pesan. Kalo kita di dalam
dramaturgi kita lihat impression managementnya itu sebenarnya kita harus
lihat juga siapa yang istilah sutradaranya, orang itu tidak muncul di depan.
Mungkin sutradaranya itu Atut kita gak tahu, bapaknya atau
konsultannya.Sutradara itulah yang mengatur setting pembicaraan di
panggung, maksudnya panggung kampanye.
Tanya : Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pra kampanye?
Jawab : Kalau menurut si Ostegard itu adalah penentuan pesan berdasarkan segmen
yang dituju, jadi dia mau set yang konstituen, votersnya, dia bertuju kelas
mana, ekonomi mana, kalau dicari politik identitas, ideologinya apa, itu satu.
Ketika sudah melakukan penelitian, biasanya segmen yang dituju itu yang
besar, yang mudah berubah, kalau kita di dalam campaign, ada orang yang
sudah tidak bisa berpindah kelain hati, bicara voters, jadi saya pasti milih A,
itu mungkin PPP, saya pasti milih Islam, Islamnya yang gimana. Ada orang
yang sifatnya masih ragu-ragu, ada orang (voters) yang belum punya
pendirian, kalo yang ini, yang udah ajeg ini jangan diganggu-ganggu.Yang
paling bisa diganggu adalah orang yang belum punya pilihan, ya misalnya
pemula, atau yang ragu-ragu, biasanya dia switch voters. Ketika kita mau
memindahkan si ajeg ini yang mau memilih si A, kita sudah prediksi dia milih
si A bukan kita, dia untuk memilih kita dia lewati tahap ragu-ragu dulu baru
dia pilih kita, jadi mengalami dua tahap, yang bisa adalah yang ragu-ragu,
yang masih switch voters atau yang belum punya pilihan, seperti pemula.Nah
itulah yang diambil segmennya biasanya.
Tanya : Bagaimana cara menetukan segmentasi?
Jawab : Penelitian. Jadi bisanya ada penelitian namanya proferensi pemilih itu di
maping dulu, itu semua gitu, akhirnya dapet kalau yang terbesar segmennya
mana, setelah dapat segmen itu terbesar, cocok gak sama saya, saya nih
kandidat, nah baru dari situ dirumuskan pesannya, pesannya sesuai dengan
saya sebagai kandidat, sesuai dengan isi segmen yang saya tuju. Kalo
misalnya Airin, dia demografinya kan Tangsel kota, mungkin yang dia tuju
adalah orang-orang yang rasional, atau orang-orang apa, kalo di Banten apa
yang mau di tuju, nah itu yang harus dikatakan, kalo si Ostegard itu
mengatakan kampanye itu harus saintifik, harus kuantitatif itu maksudnya
harus ada peneitian sebelumnya. Kalo Ostegard itu cluenya, penelitian untuk
menentukan mana segmennya, segmenvoters, terus dari segmenvoters
disesuaikan dengan kita si kandidat, baru dirumuskan pesannya. Nah disitu
tadi saya sempat buka, aspek awarnessnya itu dari Wahidin di campaign itu
sangat ditonjolkan. Terakhir katanya waktu saya buka-buka, pada akhir
Januari, Wahidin itu ngomong gini “pokoknya saya berkomitmen mengatasi
pengangguran, sekolah gratis” nah itu yang ditekankan, itulah segmen dia.
Dia tahu kok, masalah isu terbesar adalah masalah pengangguran, walaupun
pengangguran sama, Rano juga membuat seperti itu, kemiskinan juga Rano
membuat itu. Saya melihat bahwa tadi kan aspek awareness, ada aspek sikap,
aspek attitude, aspek prilaku dari kandidat itulah yang saya lihat menunjukan
prilaku dengan ada komitmen, “Komitmen saya adalah sekolah gratis,
kemiskinan hilang” ya gitu, saya berkomitmen.waktu masih belum pemilihan,
dia kira kira bicaranya sekitar 15 Januari. Nah bedanya kampanye politik
sama memasarkan politik dilihat dari marketing politik ya. Kalo marketing
politik itu dibatasi dengan waktu, terus bedanya dengan marketing produk itu
tidak terbatasi oleh waktu, kapan aja kamu mau campaign itu terserah, kalo
marketing politik itu terbatasi oleh waktu karena ada undang-undangnya.
Marketing politik itu kampanye, cuma marketing politik itu unsurnya yang
menonjol itu kandidat sama kinerja. Jadi kalo marketing biasa itu ada 4 P, tapi
kalo di marketing politik itu yang menonjol aktor politiknya, sama kinerja.
Yang namanya price di dalam marketing politik itu adalah pemberian suara si
voters pada hari H nya, promosi di marketing politik itu kampanye.
Tanya : Sebenarnya inti dari visi dan misi baik itu dari WH-Andika maupun dari
Rano Karno itu kan hampir sama, lantas apa yang sebenernya membuat
khalayak tertarik pada kandidat tersebut?
Jawab : Faktor pendukung dan bagaimana cara menyampaikan pesan, pesannya tuh
sama, tapi kita kan pernah belajar struktur pesan, ada yang namanya yang
dikuatkan pada hari-hari akhir masa kampanye, nah itu menjadi pembeda.
Tapi ada kesan yang dikuatkan di akhir-akhir kampanye dan kita juga harus
lihat cara penyampaian pesannya bagaimana, cara penyampaian pesannya itu
dilakukan aktornya sendiri atau melalui endoser, endoser itu yang saya tegor
katanya endoser semua turun buat wahidin, semua tokoh-tokoh banten turun
buat Wahidin, padahal itu bukan buat Wahidin melainkan buat Andika.
Tanya : Menurut pandangan ibu, apa sebenarnya kendala-kendala yang mungkin
dihadapi pada saat kampanye Wahidin-Andika?
Jawab : Kalau kampanye secara besar, saya dari konsultan komunikasi politik, saya
kan harus lihat kendalanya si aktornya ini si kandidat itu punya kelemahan
atau kekurangan gak, buka kelebihan gak. Jadi, lihat si aktornya dulu, lalu
lihat si votersnya dulu, votersnya itu gimana, terusnya dari demografi,
geografinya itu harus dilihat, baru bisa merancang kampanye politik dan saya
biasanya saat menjadi konsultan politik, saya biasanya melakukan riset.
Narasumber
(Effy Zalfiana Rusfian)
DOKUMENTASI FOTO
Foto bersama Jazulli Abdillah dan H. Dadin
Foto bersama Ibu Effy Zulfiana Rusflan Foto bersama bapak H.Syamsul dan Tim
Kampanye
Gambar Spanduk Wahidin Halim dan Andika Hazrumy
Sumber: Dokumen Resmi Tim Kampanye WH-Andika