STRATEGI DAKWAH MAJELIS TAFSIR AL-QUR'AN...
-
Upload
trinhkhanh -
Category
Documents
-
view
269 -
download
1
Transcript of STRATEGI DAKWAH MAJELIS TAFSIR AL-QUR'AN...
STRATEGI DAKWAH MAJELIS TAFSIR AL-QUR'AN (MTA)
MELALUI RADIO MTA 107,9 FM SURAKARTA
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
O l e h
Nur Ariyanto
NIM: 1105047
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
MOTTO
”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang
baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (An-Nahl: 125)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Almarhumah Ibu tercinta. Maafkan Ari, tidak bisa mempersembahkan toga
untuk Ibu sewaktu masih hidup sebagaimana harapanmu. Rupanya Allah tidak
mengijinkan keinginan Ibu untuk melihat Ari wisuda. Karya ini
kupersembahkan untukmu, semoga saja menjadi amal salih seorang anak yang
pahalanya tidak akan terputus mengalir untukmu walau engkau telah tiada.
2. Bapak yang telah telah bekerja keras membiayaiku sejak kecil hingga saat ini.
Termasuk membiayai penelitian ini. Terima kasih bapak.
3. Kakak-kakaku (Mas Tri dan Mas Rochimin)
4. Saudara-saudaraku se-Halaqoh, para ikhwah di Kesatuan Aksi Mahasiswa
Muslim Indonesia (KAMMI), Jaisyul Harakah, Forum Lingkar Pena (FLP),
Institute For Islamic Studies And Civilitation (INFISTICA), MBS FM, dan
beberapa organisasi lainnya yang tidak mungkin disebutkan semua di sini.
5. Semua teman-temanku seperjuangan yang sedang dalam pembuatan Skripsi.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan pada Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan
kepada Rasulullah SAW, para kerabat, sahabatnya dan para pengikutnya hingga
hari akhir nanti.
Skripsi yang berjudul ”Strategi Dakwah Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA)
Melalui Radio MTA 107,9 FM Surakarta” ini, disusun guna melengkapi dan
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.
Dengan selesainya penulisan Skripsi ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Bapak Drs. H. M. Zain Yusuf, MM selaku Dekan fakultas Dahwah IAIN
Walisongo Semarang.
2. Drs. Ahmad Hakim, M.A, Ph.D dan Drs. H. Najahan Musyafak, M.A selaku
pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Skripsi ini.
3. Segenap Dosen dan asisten dosen serta Civitas Akademika Fakultas Dakwah
IAIN Walisongo yang telah memberi ilmunya baik langsung maupun tidak
langsung demi terselesainya penulisan Skripsi ini.
4. Pimpinan Pusat yayasan Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) terutama Drs. Medi
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk wawancara dan menyediakan
beberapa data yang diperlukan dalam penelitian ini.
5. Menejemen Radio MTA 107,9 FM, terutama Rudi Herfianto B.S selaku
programer radio dan Ahmad Harmoko selaku staff administrasi yang telah
sangat membantu selama penelitian.
6. Kedua orang tuaku selaku penyandang dana.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain
untaian rasa terima kasih yang tulus dengan diiringi do’a semoga Allah SWT
membalas semua amal kebaikan mereka. Amin.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum
mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya, namun penulis berharap
semoga skripsi ini dapat membawa berkah dan manfaat terutama bagi penulis
sendiri dan bagi para pembaca pada umumnya.
Semarang, 1 juli 2010
Penulis,
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
ABSTRAKSI
Skripsi yang berjudul ”Strategi Dakwah Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) Melalui Radio MTA 107,9 FM Surakarta” ini, merupakan penelitian yang mencoba menjabarkan tentang strategi dakwah MTA melalui salah satu media massa yang di milikinya yaitu Radio MTA 107,9 FM Surakarta. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Adapun yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah; Bagaimana Strategi Dakwah Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) Melalui Radio MTA 107,9 FM Surakarta?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut penulis menggunakan jenis penelitian lapangan, yaitu penelitian dengan pengumpulan data yang dilakukan di tempat yang diteliti. Adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut: peneliti menggunakan data primer yaitu sumber data utama yang dijadikan bahan penelitian dalam penulisan skripsi, dan sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh dari mengutip buku atau dokumen yang ada. Sebagai teknik pengumpulan data digunakan beberapa cara, yakni: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun analisis datanya menggunakan analisis diskriptif dengan metode berfikir induktif yaitu berangkat dari faktor-faktor yang khusus dan peristiwa-peristiwa kongkrit, kemudian ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum untuk ditarik kesimpulan.
Strategi sendiri merupakan pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik untuk mengembangkan sebuah organisasi. Pilihan-pilihan tersebut diintegrasikan dan dikoordinir kemudian dirancang untuk mengeksploitasi kompetensi inti (core competence) untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Sedangkan strategi dakwah dapat diartikan sebagai siasat, metode, taktik atau manuver yang digunakan dalam aktivitas dakwah dalam rangka mencapai sasaran dan tujuannya secara efektif dan efisien.
Adapun strategi dakwah melalui radio yang penulis maksud dalam penelitian ini merupakan konsep yang memuat langkah-langkah yang terarah, terpadu dan integral mengenai radio dengan mendayagunakan segala potensi yang dimiliki untuk mengembangkan dakwah kepada kelompok sasaran yang telah ditentukan, dengan mengarahkan manusia agar senantiasa bertakwa kepada Allah SWT melalui media radio. Dalam hal ini strategi dakwah yang dikembangkan Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan dakwahnya secara efektif dan efisien melalui Radio MTA 107,9 FM Surakarta.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap Yayasan Majelis Tafsir Alqur’an (MTA) dan Radio MTA 107,9 FM Surakarta, ditemukan tiga strategi utama yang digunakan MTA melalui salah satu media dakwahnya tersebut, yakni; Strategi Adaptif, Strategi Diferensiasi, Strategi Diversifikasi. Terlepas dari hasil yang telah dicapai, ketiga strategi tersebut telah diimplementasikan dalam keseluruhan dakwah MTA melalui radio dakwahnya tersebut.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
PENGESAHAN ........................................................................................... iii
PERNYATAAN .......................................................................................... iv
MOTTO ....................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
ABSTRAKSI ............................................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................. 12
D. Tinjauan Pustaka.................................................................. 13
E. Metode Penelitian ................................................................ 15
BAB II DAKWAH DAN STRATEGI DAKWAH MELALUI RADIO
A. Kajian Tentang Dakwah.......................................................... 22
1. Pengertian Dakwah ........................................................... 22
2. Hukum Dakwah ............................................................... 25
3. Tujuan Dakwah ................................................................. 30
4. Unsur-unsur Dakwah ........................................................ 32
B. Tinjauan tentang strategi dakwah ............................................. 40
1. Pengertian Strategi Dakwah .............................................. 40
2. Azas-Azas Strategi Dakwah ............................................. 41
C. Kajian Radio ............................................................................ 44
1. Pengertian Radio .............................................................. 44
2. Radio Sebagai Media Dakwah ....................................... 47
D. Radio Dakwah sebagai Alternatif Strategi Dakwah ................ 52
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
BAB III STRATEGI DAKWAH MAJELIS TAFSIR AL-QUR’AN
(MTA) MELALUI RADIO MTA 107,9 FM SURAKARTA
A. Gambaran Umum Tentang Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) . 59
1. Sejarah berdirinya MTA .................................................... 59
B. Gambaran Umum Tentang Radio MTA 107,98 FM Surakarta 65
1. Sejarah berdirinya radio MTA 107,98 FM Surakarta ......... 65
2. Visi dan Misi .................................................................... 68
3. Menejemen Radio ............................................................ 70
C. Strategi dakwah Radio MTA 107,98 FM Surakarta ............... 79
1. Strategi Adaptif.................................................................... 80
2. Strategi Diferensiasi ............................................................ 81
3. Strategi Diversivikasi........................................................... 85
D. Implementasi Dakwah dalam Radio MTA 107,9 FM ............. 87
BAB IV ANALISIS STRATEGI DAKWAH MAJELIS TAFSIR AL-
QUR’AN (MTA) MELALUI RADIO MTA 107,9 FM
SURAKARTA
A. Analisis Strategi Dakwah Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA)
melalui Radio MTA 107,9 FM Surakarta ................................ 91
1. Analisis Strategi Adaptif ...................................................... 92
2. Analisis Strategi Diferensiasi .............................................. 97
3. Analisis Strategi Diversivikasi ............................................. 104
B. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat .............................. 114
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 117
B. Saran-saran/Rekomendasi......................................................... 119
C. penutup .................................................................................... 120
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
GAFTAR RIWAYAT HIDUP
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas dakwah mensyaratkan adanya interaksi antara da’i dan
mad’u dalam sebuah proses komunikasi. Dari proses inilah nilai-nilai Islam
yang bersifat sakral ditransformasikan ke dalam masyarakat sehingga konsep
rahmatan lil’alamin bisa terealisir. Hal ini sebagaimana telah diterangkan
dalam firman Allah surat Ali-Imron ayat 110:
”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah .” (Depag RI, 2007:64)
Dakwah ibarat lentera kehidupan yang memberi cahaya dan menerangi
hidup manusia dari nestapa kegelapan. Tatkala manusia dilanda kegersangan
spiritual, dengan rapuhnya akhlak, maraknya korupsi, kolusi, dan manipulasi,
dakwah diharapkan mampu memberikan cahayanya. Disamping itu dakwah
diharapkan bisa memberi kontribusi positif di tengah berbagai ketimpangan,
kerusuhan, kecurangan dan sederet tindakan tercela lainnya, yang disebabkan
terkikisnya nilai-nilai agama dalam diri manusia (Faisal Ismail, 2001:3).
Semua itu dapat terwujud ketika ajaran Islam dijadikan pedoman hidup dan
dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen (Muri’ah, 2002: 12).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Dakwah Islam adalah usaha yang dilakukan dengan sadar dan sengaja,
dengan cara mengajak orang untuk beriman dan menta’ati Allah SWT atau
memeluk agama Islam. Dakwah Islam juga dimaksudkan menjalankan amar
ma’ruf nahi munkar untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di
dunia dan di akhirat. (Syukir, 1983:21).
Sedangkan jika dilihat dari hakekatnya, dakwah Islam merupakan
aktualisasi imani (teologi) yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan
manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara
teratur untuk mempengaruhi cara manusia pada tataran individu dan sosio
kultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua
segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu (Ahmad, 1983:2).
Untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia maka
penyelenggaraan dakwah tidak mungkin dilakukan oleh perseorangan, tetapi
harus dilaksanakan dengan kerja sama dalam kesatuan yang rapi dan terencana
serta mempergunakan sistem kerja yang efektif dan efisien (Shaleh, 1977:3).
Berbicara tentang ajaran Islam sebagai materi dakwah tentunya tidak
terlepas Al-Qur’an dan Hadits. Dalam hal ini dakwah bisa dikatakan sebagai
upaya mempengaruhi manusia secara personal maupun kolektif untuk
mengamalkan Al-Qur’an dan Hadits dalam seluruh aspek kehidupan.
Masyarakat yang terdiri dari berbagai latar belakang sosial keagamaan
dan budaya yang kompleks terkadang sulit untuk menerima pesan-pesan
dakwah. Salah satu penyebabnya karena para dai sering menganggap objek
dakwah sebagai masyarakat yang vakum dan steril. Padahal sekarang ini
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
mereka berhadapan dengan setting masyarakat yang memiliki ragam corak
keadaan dengan berbagai persoalannya, masyarakat yang ragam nilai serta
majemuk dalam tata kehidupan, masyarakat yang sering mengalami
perubahan secara cepat, yang mengarah pada masyarakat fungsional,
masyarakat saintifik, dan masyarakat terbuka (Anas, 2006:13).
Peradaban masa kini lazim disebut sebagai peradaban masyarakat
informasi. Informasi menjadi komoditi primer bahkan sumber kekuasaan,
karena informasi dapat dijadikan alat untuk membentuk pendapat publik yang
mempengaruhi dan mengendalikan pikiran, sikap, dan perilaku manusia.
Pada era informasi ini, arus informasi dunia dikuasai dan dikendalikan
kaum kuffar yang memandang Islam sebagai musuh yang harus dihancurkan.
Mereka adalah kaum Salibis dan kaum Zionis Internasional. Mereka
melakukan semacam penjajahan informasi dan penjajahan media massa.
Merekalah yang mengangkat isu-isu global kepentingan mereka sendiri,
seperti isu Hak Asasi Manusia, demokrasi dan lingkungan hidup (Romli,
2003: 13).
Kemajuan teknologi informasi telah mengantarkan dunia menjadi
kampung global. Informasi menjadi sesuatu yang tidak bisa lagi di bendung.
Interaksi antar budaya yang semula terhalang sekat geografis menjadi tak
terhindarkan. Saling pengaruh antara budayapun menjadi kelaziman, termasuk
didalamnya persoalan nilai. Umat Islam kini di didik oleh media yang tidak
Islami. Akibatnya umat Islam dikuasai nilai-nilai budaya sekuler yang berasal
dari non-muslim (Romli, 2003: 14).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Oleh karena itu dakwah harus mengambil posisi yang tepat dalam
menyikapinya, yaitu dengan cara semakin gencar menyebarkan nilai-nilai
Islami dengan memanfaatkan berbagai media massa yang ada semisal radio,
televisi, internet, koran, dan sebagainya. Salah satu organisasi dakwah yang
melihat mencoba memanfaatkan media massa untuk kegiatan dakwahnya
adalah Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) yang berada di Surakarta.
Majelis Tafsir Al-Qur’an berdiri pada 19 September 1972. Pendirian
MTA dilatarbelakangi oleh kondisi umum umat Islam pada akhir dekade 60-
an dan awal dekade 70-an. Sampai saat itu, ummat Islam yang telah berjuang
sejak zaman Belanda untuk melakukan emansipasi, baik secara politik,
ekonomi, maupun kultural, posisinya justru semakin terpinggirkan. Ustadz
Abdullah Thufail Saputra, seorang mubaligh yang juga berprofesi sebagai
pedagang melihat bahwa kondisi umat Islam di Indonesia yang semacam itu
disebabkan karena mereka kurang memahami Al-Qur’an. Oleh karena itu
Ustadz Abdullah Thufail Saputra mendirikan MTA sebagai rintisan awal
dalam mengajak umat Islam kembali kepada Al-Qur’an (http://mta-
online.com, diakses tanggal 25 maret 2010).
Pada dasarnya MTA merupakan gerakan pemurnian syariat agama
Islam dengan berpedoman Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai dasar acuannya.
Hal ini disandarkan pada sabda Rosulullah Saw yang diriwayatkan oleh Malik
dan Hakim.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
”Sungguh telah aku tinggalkan kepadamu dua perkara, apabila
engkau berpegang teguh pada keduanya maka engkau akan selamat, yaitu Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya” (HR. Malik).
Dalam ajarannya MTA berusaha keras mengikis tahayul, bid’ah dan
khurafat yang menurut mereka masih banyak berkembang di masyarakat
seperti, kenduren, nyadran, pergi ke dukun. Hal itu terbukti dengan masih
banyaknya Islam yang masih menyimpan jimat, rajah dan sejenisnya.
Sebagian anggota masyarakat secara sukarela menyerahkan jimat yang mereka
miliki saat mengikuti Pengajian Ahad Pagi di kantor pusat MTA (http://mta-
online.com, diakses tanggal 25 maret 2010). Dalam perkembangannya MTA
semakin mengukuhkan diri sebagai lembaga dakwah dengan berbagai
aktivitasnya.
Aktifitas pokok MTA yaitu menyelenggarakan kajian Islam secara
rutin setiap minggu. Kegiatan tersebut dilaksanakan MTA Pusat, Perwakilan,
Cabang dan Binaan. Di MTA Pusat, diselenggarakan Pengajian Umum yang
berlangsung sejak tahun 1976 sampai dengan saat ini. Pengajian tersebut
dilaksanakan setiap Ahad Pagi bertempat di Kemlayan, Surakarta jam 07.30
— 10.00 WIB. Pengajian ini biasanya diikuti sekitar ± 4.000 orang baik warga
MTA, elemen umat Islam yang lain maupun masyarakat umum baik yang
berasal dari karesidenan Surakarta maupun daerah lain. Selain menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab, materi kajiannya diterbitkan dalam bentuk
Brosur Ahad Pagi.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Di samping pengajian umum, diselenggarakan pula pengajian khusus
yang dilaksanakan di MTA Pusat, Perwakilan dan seluruh Cabang MTA,
pengajian ini dilaksanakan seminggu sekali dengan metode ceramah dan tanya
jawab. Yang dimaksud dengan khusus di sini bahwa pesertanya terdaftar dan
diabsen guna menjaga keseriusan dan kedisiplinan dalam mengaji.
Di dalam MTA ditanamkan pemahaman dalam diri kader, bahwa
sebagai warga MTA dan bagian dari umat Islam, mereka harus istiqomah
dalam mengkaji, memahami dan mengamalkan tuntunan Islam. Selain itu
mereka berkewajiban pula mendakwahkan Islam kepada masyarakat yang
dikelola dalam Pengajian Binaan MTA.
Warga MTA juga diwajibkan membentuk kelompok belajar. Adapun
materi bahasan dalam belajar kelompok ini yaitu mengulang pelajaran,
mempelajari brosur, dan memecahkan masalah-masalah yang ada pada
anggota kelompok dengan semangat kebersamaan dan persaudaraan Islam.
Selain pengajian, terdapat beberapa aktifitas tambahan yang
dilaksanakan MTA dalam mendukung program utamanya. Kegiatan tersebut
meliputi bidang pendidikan, sosial, olah raga, kerja sama, pembinaan ekonomi
dan kesehatan. Dalam bidang pendidikan, MTA menyelenggarakan
pendidikan formal (SMA MTA, SMP MTA dan TK MTA) dan non formal
(kursus, BLK). Bidang sosial direalisasikan dalam aksi donor darah dan turut
serta dalam penanggulangan bencana alam.
Untuk mengkoordinasikan dan memantau kegiatan di Perwakilan,
Cabang dan Binaan MTA, Majlis Tafsir Al-Qur’an Pusat setiap Ahad Siang
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
jam 11.00 — 13.30 WIB menyelenggarakan Pertemuan Pengurus dan Ustadz
yang mengajar di MTA bertempat di Kantor Pusat MTA JI. Serayu No. 12
Semanggi, Pasar Kliwon, Surakarta (http://mtapct.wordpress.com, diakses
tanggal 20 Maret 2010).
Semakin besarnya tantangan dakwah di era informasi seperti sekarang
ini mengantarkan kepada MTA kesadaran mengenai arti pentingnya
penggunaan media massa untuk menunjang keberhasilan da’wahnya.
Penggunaan media massa memungkinkan pesan dakwah yang disampaikan
dapat diterima oleh sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat,
anonim dan heterogen. Adapun salah satu media massa yang dipakai MTA
untuk mengembangkan da’wahnya yaitu Radio MTA 107,9 FM Surakarta..
Berdasarkan data yang penulis himpun dari wikipedia.org paling tidak
terdapat sekitar tiga puluh lima radio komersial maupun komunitas yang
mengudara di Surakarta (http://id.wikipedia.org, diakses tanggal 20 Maret
2010). Radio-radio tersebut saling berkompetisi untuk dapat survive dan
memperoleh tempat di hati pendengar.
Dunia radio saat didominasi oleh siaran yang lebih menonjolkan
informasi/berita (news) dan hiburan (entertainment). Sedangkan bidang-
bidang yang lain menjadi nomor yang kesekian dari prioritas program siaran.
Apalagi program dakwah Islam, selalu dipinggirkan dan dianak tirikan.
Program dakwah biasanya disiarkan di pagi hari ketika orang belum bangun,
atau malam hari ketika orang sudah tidur (http://www.thmoyo.com, diakses
tanggal 25 Maret 2010).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Selain dengan dominasi radio komersial, umat Islam juga dihadapkan
dengan mengudaranya radio Kristen baik secara legal maupun ilegal yang
menyampaikan missinya. Hal ini tentunya menjadi tantangan dakwah yang
tidak boleh diabaikan begitu saja. Oleh itu kehadiran radio dakwah yang bisa
memberikan pencerahan kepada umat sangat diperlukan.
Sebelum didirikannya radio MTA 107,9 FM di Surakarta sudah pernah
ada beberapa radio dakwah yang mengudara dengan berbagai keterbatasannya.
Pada tahun 1969 Ustadz Abdullah Sungkar, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dan
kawan-kawanya pernah merintis berdirinya radio dakwah, dengan nama Radio
Dakwah Islamiyah ABC (Al Irsyad Broadcasting Commission). Hampir
bersamaan dengan itu berdiri pula Radio Dakwah Islamiyah Surakarta
(RADIS). Namun beberapa tahun kemudian (sekitar tahun 1975) dua radio ini
dilarang mengudara, karena terus-menerus memompakan semangat Islam dan
gencar mengkritik pemerintah.
Setelah era kedua radio dakwah itu, sekitar tahun 1997 berdiri
Hizbullah FM yang diprakarsai oleh Pemuda Islam Surakarta. Kemudian
berdirilah MQ FM Solo, radio ini merupakan cabang dari MQ FM Bandung
milik da’i kondang KH Abdullah Gymnastiar. Setelah itu berdiri pula
beberapa radio kajian salafy seperti Radio Darussalaf (yang dipancarkan dari
Masjid Ibnu Taimiyah Cemani, Grogol, Sukoharjo), radio Suara Qur’an (yang
dipancarkan dari PP Al Ukhuwah Sukoharjo), Radio PP Imam Bukhori
(Gondangrejo Karanganyar).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Sementara itu Radio MTA FM yang mengudara dari awal tahun 2007
menjadi fenomena tersendiri dalam dunia radio dakwah dengan berbagai
kontroversinya. Radio ini menjadi corong dakwah Islam yang diselenggarakan
oleh Yayasan Majlis Tafsir Al Qur’an (MTA) Surakarta yang diasuh oleh Al
Ustadz K.H. Ahmad Sukino (http://www.thmoyo.com, diakses tanggal 25
Maret 2010)
Radio MTA FM merupakan sebuah radio dakwah yang mengudara
pada frekuensi 107,9 MHz. Siaran radio ini menjangkau wilayah yang cukup
luas, dari wilayah eks Karisedenan Surakarta seperti Kabupaten Boyolali,
Sragen, Karanganyar, Klaten, Wonogiri, Sukoharjo dan Kodya Surakarta
sampai sebagian wilayah Semarang Selatan, Gunung Kidul, Pacitan,
Bojonegoro, Ponorogo, Ngawi, Blora, Purwodadi, Cepu, Rembang dan Tuban.
Bahkan siaran radio MTA 107,9 FM sampai sekarang sudah menjamah
sampai ke luar negeri, pencapaian jangkauan (coverage area) ini ditembus
melalui internet live streaming. Seiring berjalannya waktu, radio MTA FM
berusaha menyajikan informasi maupun hiburan bagi para pendengar.
Informasi yang dihadirkan berupa pendidikan, ekonomi dan bisnis, kesehatan,
teknologi sampai pertanian. Informasi yang disajikan ini dikemas dalam
bentuk news maupun talk show (http://www.mtafm.com, diakses tanggal 25
maret 2010).
Keberadaan radio MTA 107,9 FM sebagai radio dakwah bukanlah
tanpa permasalahan, karena materi siaran dakwahnya yang dianggap
meresahkan masyarakat, Radio Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) Solo pernah
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
mendapat peringatan dari Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa
Tengah (Jateng). Misalnya, ustadz Ahmad Sukino sering menyebutkan tentang
tidak perlunya peringatan bagi orang yang telah meninggal pada hari ketiga,
ketujuh, sampai peringatan 1.000 hari. Padahal, umat Islam dari golongan
tertentu telah lazim melakukan peringatan tersebut, terutama kaum Nahdliyin.
Oleh karena itu, daripada nantinya menimbulkan dampak yang tidak baik,
maka KPID memberikan teguran.
Materi dakwah yang biasanya disampaikan oleh Ketua Majelis Tafsir
Al-Qur’an Solo, Ahmad Sukino tersebut dinilai telah melanggar peraturan KPI
Nomor 2/2007 dan Nomor 3/2007 tentang pedoman perilaku penyiaran dan
standar program siaran. (http://oase.kompas.com, diakses tanggal 20 Maret
2010).
Pada saat awal mengudara, jangkauan siaran (coverage area) yang
terlalu luas hingga menjangkau daerah diluar kota Solo juga menyimpan
masalah tersendiri, karena status Radio MTA 107,9 FM merupakan radio
komunitas. Berdasarkan pasal 5 ayat 1, PP Nomor 51 Tahun 2005 tentang
Penyelenggaraan Siaran Komunitas, coverage area radio komunitas dibatasi
hanya sejauh radius 2,5 km atau dengan ERP (effective radiated power)
maksimum 50 (lima puluh) watt.
Walau merupakan dua institusi yang berbeda, keberadaan Radio MTA
107,9 FM Surakarta tidak bisa dilepaskan dari Majelis Tafsir Al-Qur’an
secara keseluhan. Dapat dikatakan kalau Radio MTA 107,9 FM merupakan
wasilah yang dimiliki MTA untuk menyampaikan pesan dakwahnya kepada
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
masyarakat, khususnya melalui media massa elektronik. Oleh karena itu corak
yang ada dalam MTA sangat berpengaruh pada Radio MTA FM.
Sebagai sebuah gerakan pemurnian agama Islam, MTA dihadapkan
setting masyarakat yang tidak vakum dan steril. Masyarakat yang memiliki
ragam corak keadaan dengan berbagai persoalannya, masyarakat yang ragam
nilai serta majemuk dalam tata kehidupan, masyarakat yang sering mengalami
perubahan secara cepat, yang mengarah pada masyarakat fungsional,
masyarakat saintifik, dan masyarakat terbuka. Mereka juga dihadapkan
dengan berbagai kelompok umat Islam yang lain dengan berbagai pemahaman
keagamaan yang berbeda.
Dakwah MTA dengan memanfaatkan ruang publik melalui media
radio juga menemui berbagai tantangan. Selain harus bersaing dengan radio
komersial maupun radio komunitas yang lain untuk menarik perhatian
pendengar yang heterogen, mereka juga dihadapkan dengan berbagai
peraturan pemerintah terkait dunia penyiaran semisal PP Nomor 51 Tahun
2005. Masalah pendanaan seperti untuk biaya operasional dan maintenance
peralatan yang harus dikeluarkan setiap bulan juga menjadi sesuatu yang tidak
bisa diabaikan begitu saja.
Yang tidak kalah peliknya saat ini radio harus bersaing dengan
berbagai media yang lain untuk memenuhi kebutuhan pendengarnya.
Misalkan untuk musik, saat ini kemajuan teknologi telah sedemikian maju
sehingga memberikan banyak pilihan bagi orang dalam menikmatinya.
Diantaranya, melalui media televisi, CD player, MP3, Ipod, dan lain
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
sebagainya. Orang bisa memutar musik sesuai seleranya masing-masing. Hal
ini membuat radio semakin banyak di tinggalkan pendengarnya. Dengan
demikian peluang orang mendengarkan acara dakwah melalui radio menjadi
semakin kecil. Berbagai tantangan tersebut menuntut MTA untuk memiliki
dan menerapkan strategi yang tepat dalam rangka memenangkan persaingan
dan mengembangkan dakwahnya.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
lebih dalam mengenai Strategi Dakwah yang digunakan Majelis Tafsir Al-
Qur’an (MTA) melalui Radio MTA 107,9 FM Surakarta.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana strategi dakwah Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) dalam
mencapai tujuan dakwahnya sekaligus memenangkan persaingan melalui
Radio MTA 107,9 FM Surakarta?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana
strategi yang digunakan oleh Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) melalui Radio
MTA 107,9 FM, selain itu juga untuk mengetahui sudah sejauh mana strategi
itu diimplementasikan.
Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi ini antara
lain:
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat menambah khasanah dalam
bidang ilmu dakwah dan komunikasi dalam memajukan dakwah
Islamiyah.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
bagi para pelaku dakwah (da’i), baik secara perorangan maupun kolektif
dalam merumuskan strategi yang paling tepat untuk mengatasi
problematika dakwah yang ada di masyarakat khususnya melalui media
radio.
D. Tinjauan Pustaka
Strategi dakwah bukanlah tema yang baru dalam penelitian ilmu
dakwah, biarpun demikian berdasarkan penyusuran penulis terhadap literatur
yang sudah ada, belum satupun ditemukan penelitian yang membahas Strategi
Dakwah MTA melalui Radio MTA 107,9 FM. Adapun penelitian yang
membahas strategi dakwah diantaranya adalah:
1. Skripsi yang berjudul “Strategi dan Metode Dakwah Ustadz Yusuf
Mansur di Media Televisi”, oleh Bagas Pratiwi (2008). Fokus penelitian
ini pada strategi dan metode dakwah yang dipakai Ustadz Yusuf Mansur
dalam syiar Islam melalui media televisi. Pendekatan yang dipakai dalam
penelitian ini yaitu pendekatan diskriptif yang menggambarkannya senyata
mungkin Strategi dan Metode Dakwah Ustadz Yusuf Mansur melalui
Media Televisi, sesuai data yang diperoleh dari hasil penelitian.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2. Skripsi yang berjudul “ Strategi Dakwah Hizbuttahrir Dalam Menegakkan
Daulah Khilafah Islamiyah (melalui jalur politik)”, oleh Topik (2001).
Secara umum penelitian Topik ini mengungkapkan karakteristik yang
dipakai oleh Hizbuttahrir dalam perjuangannya menegakkan khilafah
Islamiyah melalui jalur politik. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan
Hizbuttahrir dalam merealisasikan tujuannya tersebut melalui tiga tahap,
yaitu : tahap tastqif (pembinaan dan pengkaderan), tahap tafa’ul
(berinteraksi), dan tahap istilamul hukmi (pengambilalihan), adapun
metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu metode
induksi, deduksi, dan komparasi.
3. Skripsi yang berjudul “Strategi Dakwah Masyumi Tahun 1945 Sampai
1960 (Studi Tentang Dakwah Melalui Media Organisasi Politik )” ,
disusun oleh Istiqomah (2000) . Dalam penelitian ini diungkapkan bahwa
Masyumi merupakan salah satu partai politik yang menjadikan Islam
sebagai ideologi. Masyumi juga merupakan representasi perjuangan
dakwah Islam yang menggunakan politik sebagai medium dakwah. Untuk
itu Masyumi menggunakan strategi dakwah dengan tiga prinsip yaitu
prinsip sinergitas (merasa apa yang dilakukan merupakan aspirasi seluruh
umat Islam), prinsip totalitas (dakwah Masyumi menyentuh semua aspek
kehidupan atau multidimensi). Prinsip inklunsifitas (untuk mencapai
tujuannya masyumi terbuka bagi siapa saja dalam beramar ma’ruf nahi
munkar, berfastabiqul khairat). Dalam penelitian ini Istiqomah
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
menggunakan metode deskriptif dan metode komparatif untuk
menganalisis data.
4. Skripsi yang berjudul “Dakwah Islam Melalui Media Radio (Analisis
terhadap program siaran dakwah Islam di Radio CBS 95,9 FM Slawi)”
yang di susun oleh Kurniati (2006). Teknik analisis yang dipakai dalam
penulisan skripsi ini adalah teknik analisis induksi. Adapun hasil dari
penelitian ini menyatakan bahwa CBS 95,9 FM Sebenarnya merupakan
stasiun radio yang berorientasi profit tetapi melakukan kegiatan dakwah
juga melalui siarannya. Dalam melakukan peran dakwah tersebut Radio
CBS 95,9 FM Slawi mengemasnya dengan berbagai cara. Dari segi
penggarapan kreatifitas program siaran dakwahnya dikelompokkan dalam
insert program, spesial program, dan reguler program. Sedangkan dari
bentuk format program siaran dakwah Islam dapat digolongkan dalam
format monologis, format dialogis, format musik dan format uraian yang
diselingi musik.
E. Metode Penelitian
a. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian dalam skripsi ini merupakan jenis penelitian kualitatif,
yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati
(Moloeng, 2002:3).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Adapun spesifikasi penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
Isac dan Michael sebagaimana di kutip Jalaludin Rakhmat, mengatakan
bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk melukiskan secara sistematis
fakta atau karakteristik populasi bidang tertentu secara faktual dan cermat
(Rakhmat, 2005:22). Penelitian deskriptif hanyalah penelitian yang
memaparkan situasi atau peristiwa dan tidak berupaya mencari atau
menjelaskan hubungan, tidak pula untuk menguji hipotesis ataupun
membuat prediksi. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan
secara sistematik dan akurat mengenai fakta dan karakteristik tentang
populasi atau bidang tertentu
Secara umum langkah penelitian diskripsi adalah:
1. Mengidentifikasi masalah
2. Mendefinisikan masalah secara spesifik
3. Merumuskan rancangan dan desain pendekatan
4. Mengumpulkan dan menganalisis data
5. Menyusun laporan penelitian (Danim, 2002:42)
Dengan metode inilah penulis akan memaparkan secara detail
bagaimana strategi yang digunakan Majelis Tafsir Al qur’an (MTA) dalam
rangka mengembangkan dakwahnya melalui Radio MTA 107,9 FM
Surakarta.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
b. Definisi Konseptual
Strategi merupakan pilihan-pilihan tentang bagaimana cara terbaik
untuk mengembangkan sebuah organisasi. Pilihan-pilihan tersebut
diintegrasikan dan dikoordinir kemudian dirancang untuk mengeksploitasi
kompetensi inti (core competence) untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif. Strategi pada hakikatnya merupakan perencanaan (planing)
dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan. Strategi pada
hakikatnya merupakan perencanaan (planing) dan manajemen
(management) untuk mencapai tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan
itu strategi tidak berfungsi hanya sebagai peta jalan yang hanya
menunjukkan jalan saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana
taktik operasionalnya. (Effendy, 2006:32).
Sedangkan dakwah adalah mendorong manusia agar memperbuat
kebaikan dan menurut petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan dan
melarang mereka dari perbuatan munkar agar mereka mendapat
kebahagiaan di dunia dan akhirat (Ya’kub, 1981: 13). Dengan demkian
strategi dakwah dapat diartikan sebagai siasat, metode, taktik atau
manuver yang digunakan dalam aktivitas dakwah dalam rangka mencapai
sasaran dan tujuannya secara efektif dan efisien (Syukir, 1983:32).
Adapun radio merupakan salah satu media massa modern
disamping media massa lain seperti surat kabar, film dan televisi
(Effendy, 2004 : 50
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Jadi yang dimaksud strategi dakwah melalui radio merupakan
konsep yang memuat langkah-langkah yang terarah, terpadu dan integral
mengenai radio dengan mendayagunakan segala potensi yang dimiliki
untuk mengembangkan dakwah kepada kelompok sasaran yang telah
ditentukan, dengan mengarahkan manusia agar senantiasa bertakwa
kepada Allah SWT melalui media radio. Dalam hal ini strategi dakwah
yang dikembangkan Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) dalam rangka
mencapai sasaran dan tujuan dakwahnya secara efektif dan efisien melalui
Radio MTA 107,9 FM Surakarta.
c. Sumber dan Jenis Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah
subyek dari mana data itu dapat diperoleh (Arikunto, 206:129). Dalam
penelitian ini sumber data primernya adalah pimpinan pusat Majelis Tafsir
Al-Qur’an dan orang-orang yang terkait dengan MTA, yang akan
merespon pertanyaan-pertanyaan peneliti yang terkait dengan obyek
penelitian yang diteliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Selain itu
data primer dalam penelitian ini akan diambil dari dokumen yang relevan
dengan penelitian dan hasil observasi peneliti di lapangan. Sedangkan
sumber data sekundernya adalah buku-buku, artikel, jurnal, file-file siaran
dan bahan-bahan kepustakaan lain yang ada relevansinya dengan
penelitian ini.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
d. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, untuk pengumpulan data penulis
menggunakan beberapa metode yaitu :
1. Observasi
Observasi yaitu studi yang sengaja dan sistematis tentang
fenomena sosial dan gejala-gejala, atau dengan jalan pengamatan dan
pencatatan. Tujuannya mengerti ciri dan luasnya signifikansi dan
interlasi elemen-elemen tingkah laku manusia dan fenomena sosial
yang serba kompleks dalam pola-pola kultural tertentu. Secara ringkas
observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan
sistematis atas fenomena-fenomena yang di teliti (Sutrisno, 2004:13).
Adapun observasi yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah pengamatan langsung ke stasiun Radio MTA FM yang
berlokasi di Jalan Cilosari No. 214 Kelurahan Semanggi, Kecamatan
Pasar Kliwon, Surakarta. . Dalam hal ini peneliti melakukan
pengamatan secara langsung proses penyelenggaraan siaran Radio
MTA 107,9 FM Surakarta serta membuat catatan-catatan selama
pengamatan tersebut.
2. Wawancara (interview)
Wawancara yaitu percakapan atau tanya jawab lisan antara dua
orang atau lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada
subjek atau sekelompok subjek penelitian untuk dijawab (Danim,
2002:130). Wawancara yang penulis maksud adalah wawancara
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
terstruktur sehingga persoalan yang penulis munculkan terkait
penelitian ini bisa terjawab secara optimal.
Untuk mendapatkan informasi dan data mengenai strategi
dakwah MTA, penulis melakukan wawancara dengan pimpinan pusat
Majelis Tafsir Al-Qur’an yang diwakili oleh Drs. Medi dan pengelola
Radio MTA 107,9 FM Surakarta yang diwakili oleh progamer radio
tersebut yaitu Rudi Herfianto B.S.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pencarian data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2002: 206).
Dalam melaksanakan metode dokumentasi penulis menyelidiki
benda-benda tertulis seperti dokumen AD/ART radio MTA FM, buku-
buku tentang MTA, file komputer yang diambil dari Radio MTA 107,9
FM maupun sumber lain yang terkait dengan penelitian ini. Maksud
penggunaan metode dokumentasi adalah sebagai bukti penelitian,
mencari data dan untuk keperluan analisis.
e. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara
sistematis catatan hasil observasi, wawancara, untuk meningkatkan
pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya
sebagai temuan bagi orang lain (Muhadjir, 2002:142).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Pengolahan atau analisis data dilakukan setelah adanya data
terkumpul dari hasil pengumpulan data. Analisis data sering disebut
sebagai pengolahan data. Ada yang menyebut data preparation, ada pula
data analysis (Arikunto, 2002: 209)
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, penulis
menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fenomena atau hubungan
antar fenomena yang diselidiki (Suprayogo, 2001: 136).
Sedangkan metode berfikir yang penulis gunakan dalam penelitian
ini adalah metode berfikir induktif, yaitu berangkat dari faktor-faktor yang
khusus dan peristiwa-peristiwa kongkrit, kemudian ditarik generalisasi-
generalisasi yang mempunyai sifat umum untuk ditarik kesimpulan. Proses
penelitian ini berangkat dari data empirik menuju kepada suatu teori
konkrit dari hasil penelitian tersebut.
Untuk mengetahui strategi dakwah MTA melalui radio MTA 107,9
FM Surakarta, data-data yang penulis peroleh di lapangan, baik dari data
wawancara maupun tertulis lainnya penulis susun dengan tiga langkah.
Yaitu mengelompokkan, mengkategorisasikan dan menganalisis.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
BAB II
DAKWAH DAN STRATEGI DAKWAH MELALUI RADIO
A. Kajian Tentang Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Secara etimologis kata dakwah berarti panggilan, seruan atau
ajakan (pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2004: 19). Dakwah sendiri
berasal dari kata : yang berarti panggilan, seruan dan
ajakan (Wafiah dan Pimay, 2005: 3). Dakwah secara bahasa mempunyai
makna bermacam-macam makna diantaranya:
a) memanggil dan menyeru seperti dalam firman Allah surat
Yunus ayat 25:
٢٥ “Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga) dan
memberikan petunjuk kepada orang yang dikehendakinya kepada
jalan yang lurus (Islam)” (Depag RI, 2007 :211)
b) Menegaskan atau membela, baik terhadap yang benar ataupun yang
salah, yang positif ataupun yang negatif.
c) Suatu usaha berupa perkataan ataupun perbuatan untuk menarik
seseorang kepada suatu aliran atau agama tertentu.
d) Do’a (permohonan)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
a) Meminta dan mengajak seperti ungkapan da’a bi as-syai yang artinya
meminta dihidangkan atau didatangkan makanan atau minuman.(Faizah,
Effendi, 2006 : 5 )
Dakwah ke jalan Allah SWT merupakan risalah para Nabi dan
rasul, jalan para penunjuk dan para pelapor perbaikan, Allah telah memilih
para da’i dan penunjuk untuk menyampaikan risalahnya serta menjelaskan
dakwahnya. (Syihata, 1986: 1)
Dalam Islam dikenal istilah dakwah dan tabligh. Secara
kebahasaan kata dakwah berarti panggilan seruan atau ajakan sedangkan
kata tabligh berarti penyampaian materi. Apabila kita katakan “Dakwah
Islamiah”, maka yang kita maksudkan adalah “risalah terakhir yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw” (Aziz, 2005: 24).
Dalam istilah komunikasi, dakwah merupakan proses penyampaian
pesan ajaran Islam oleh seorang komunikator kepada seorang komunikan,
sehingga berlangsung hubungan komunikasi antara komunikator (sender)
dan komunikan (receiver) bersifat informatif. (Pimay, 2006: 19).
Secara terminologi, banyak pendapat tentang definisi dakwah, di
antaranya sebagai berikut:
a. Syeikh Ali Machfudz dalam bukunya “Hidayatul Mursyidin”
sebagaimana dikutip Hamzah Ya’kub memberikan definisi dakwah
sebagai berikut :
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Artinya : “Mendorong manusia agar memperbuat kebaikan dan menurut petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan munkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat” (Ya’kub, 1981: 13).
b. H. S. M. Nasaruddin Latif dalam bukunya “Teori dan Praktek Dakwah
Islamiyah” sebagaimana dikutip oleh Rosyad Shaleh dalam bukunya
“Manajemen Dakwah Islam” mendefinisikan dakwah sebagai setiap
usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan dan lainnya yang bersifat
menyeru, mengajak, dan memanggil manusia lainnya untuk beriman
dan mentaati Allah SWT sesuai dengan garis-garis aqidah dan syari’at
serta akhlak Islamiyah” (Shaleh, 1997: 9).
c. Quraisy Shihab mendefinisikan dakwah sebagai seruan atau ajakan
kepada keinsyafan atau mengubah situasi yang tidak baik kepada
situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun
kepada masyarkat (Shihab, 1992: 194).
d. Dakwah menurut Islam ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana
kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk
kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akherat. (Omar,
2004: 67).
e. Dakwah merupakan upaya terus-menerus untuk melakukan perubahan
pada diri manusia menyangkut pikiran (fikrah), perasaan (syu’ur), dan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
tingkah laku (suluk) yang membawa mereka kepada jalan Allah
(Islam), sehingga terbentuk sebuah masyarakat Islam (al-Mujtama’ al-
Islam) (Romli, 2003: 6).
Dari beberapa pengertian dakwah diatas, secara garis besar ada dua
pola pengertian yang selama ini hidup dalam pemikiran dakwah. Pertama,
bahwa dakwah diberi pengertian tabligh atau penyebaran atau penerangan
agama. Kedua, untuk merealisir ajaran agama dalam semua segi
kehidupan manusia (Abdullah, 1989: 7).
Al-Qur’an itu sendiri merupakan dakwah yang terkuat bagi
pengembangan Islam karena Al-Qur’an mencakup cerita orang-orang yang
terdahulu dan syari’at-syari’atnya serta hukum-hukumnya. (Zahrah, 1994:
75).
2. Hukum Dakwah
Dakwah merupakan aktivitas dan upaya menyiarkan dan
menyebarkan ajaran Islam kepada manusia, baik yang sudah beriman
maupun yang belum, muslim ataupun non muslim. Dakwah pada dasarnya
merupakan kewajiban yang harus dipikul oleh umat Islam, sesuai dengan
nash Al-Qur’an dan Al-Hadits yang merupakan dasar berpijak. Dalam Al-
Qur’an Surat Ali Imran ayat 104 Allah SWT berfirman :
١٠٤
Artinya : “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung” (Depag RI, 2007: 63).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Sedangkan dalam sebuah Hadits disebutkan :
Artinya : “Sesungguhnya telah betul-betul memerintahkan dengan tabligh darinya, berkata Nabi : “Sampaikanlah apa yang kamu terima dari aku walaupun satu ayat” (HR. Bukhori).
Berdasarkan ayat Al-Qur’an dan Hadits yang telah disebutkan di
atas seluruh ulama sepakat bahwa hukum dakwah adalah wajib. Yang
masih menjadi perdebatan adalah apakah kewajiban itu dibebankan kepada
setiap individu muslim (fardhu ain) atau kewajiban itu hanya dibebankan
kepada sekelompok orang saja (fardhu kifayah) (Ali Aziz, 2004 :42).
Dalam bukunya “Fiqhud Dakwah”, M. Natsir memberikan
pemahaman bahwa dakwah merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam.
Ia mengatakan bahwa dakwah dalam arti yang luas adalah kewajiban yang
harus dipikul oleh tiap-tiap muslim dan muslimah. Tidak boleh seorang
muslim dan muslimah menghindarkan diri dari padanya” (Natsir, 2000:
109). Dalam hal ini Natsir cenderung berpendapat bahwa hukum dakwah
adalah fardlu ain.
Dalam ayat di atas terdapat kata (minkum) yang bisa berarti kamu
semua (yang dalam gramatika bahasa Arab biasa disebut dengan lil bayan
dan bisa berarti sebagian dari kamu atau bisa disebut li tab’idh). Imam
Khazin berkata arti minkum dalam firman Allah adalah sebagai penjelas
(lil-bayan) bukan untuk menunjukkan sebagian (li-tab’idh) sebab Allah
telah mewajibkan dakwah kepada umat Islam secara keseluruhan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
sebagaimana dalam firmanya yang artinya “kamu semua adalah sebaik-
baik umat ……”, oleh karena itu arti yang tepat untuk surat Ali-Imron:104
di atas ialah ’hendaknya kamu semua menjadi umat yang selalu mengajak
kepada kebaikan, memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang
munkar’ (Ali Aziz, 2004: 43).
Dikutip Ali Azis, M. Natsir menegaskan bahwa tugas dakwah
adalah tugas umat secara keseluruhan, bukan monopoli golongan yang
disebut ulama atau cerdik cendikiawan. Bagaimana suatu masyarakat akan
mendapat suatu kemajuan apabila anggotanya yang memiliki ilmu sedikit
ataupun banyak, baik ilmu agama atau ilmu dunia tidak bersedia
mengembangkan apa yang ada pada mereka untuk sesamanya (Ali Aziz,
2004: 43)
Senada dengan itu, Ahmad Hasymi mengatakan sesungguhnya
dakwah itu bukan tugas kelompok yang khusus di mana orang lain
terbebas dari tanggung jawab sebagaimana tiap-tiap muslim dibebankan
tugas-tugas shalat, zakat, bersikap benar dan jujur. Maka setiap muslim
diwajibkan memindahkan keimanan di dalam hati yang kosong menuntun
orang yang bingung dan berpulang ke jalan Allah yang lurus. Karena itu
dakwah ke jalan Allah sama dengan jalan keutamaan jiwa dan tugas-tugas
syari’ah yang tidak khusus dengan seorang muslim saja, tetapi mencakup
semua muslim (Hasymi, 1971:161).
Disisi lain ulama yang mengatakan bahwa dakwah itu wajib
kifayah (wajib kolektif) bagi sekelompok orang-orang saja, pendapatnya
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
bersandar pada ayat yang sama yaitu Ali Imran ayat 104 tetapi dengan
penafsiran yang berbeda.
Arti “min” dalam surat Ali Imran 104 adalah “sebagian dari kamu”,
sebab di antara umat Islam itu ada beberapa orang yang tidak mampu
melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar karena berbagai sebab. Sebagian
ulama yang lain berkata bahwa amar ma’ruf nahi munkar itu wajib bagi
orang yang berilmu (ulama) dan penguasa (umara’). Oleh karena itu
makna berilmu dalam ayat di atas adalah hendaklah sebagian dari kamu
ada kelompok yang beramar ma’ruf nahi munkar. (Ali Aziz, 2004 : 44).
Muhammad Ghazali sebagaimana dikutip Ali Azis mengatakan,
kaum muslimin haruslah membagi dalam kegiatan untuk sempurnanya
risalah dakwah ini seperti halnya kerajaan lebah yang membagi-bagi
tugasnya untuk bergotong-royong. Nyatanya kita berada dalam suatu
zaman di mana spesialisasi ilmu pengetahuan menjadi khasnya. Dalam
zaman ini ilmu pengetahuan telah melaut sebegitu rupa, patutlah
sekelompok ulama mengkhususkan diri dengan mempelajari dakwah
Islam saja. Mereka yang menghabiskan usianya dengan maksud inilah
yang disebut (du’ah ilallah) juru dakwah ke jalan Allah (Ali Aziz, 2004 :
44).
Kedua pendapat di atas, yakni pendapat yang mengatakan hukum
dakwah wajib ‘ain (setiap individu) maupun yang mengatakan dakwah
adalah wajib kifayah (kolektif) sama-sama memiliki argumentasi aqliyah
dan naqliyah akan tetapi secara aqliyah keduanya mengandung beberapa
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
persoalan. Kalau dakwah wajib ‘ain kita berhadapan dengan kenyataan
bahwa tidak semua umat Islam karena keterbatasan ilmu dan
ketidakmampuan lainnya, bisa melaksanakan dakwah. Sedangkan kalau
tahu wajib kifayah akan berakibat pada tanggung jawab setiap individu
untuk mengemban amanat dakwah. Padahal kelebihan Islam dibanding
dengan agama-agama lain dalam menyebarkan agama adalah kelebihan
pada tanggung jawab setiap individu muslim sebagai da’i juru dakwah di
dalam segala lapangan profesi dan kehidupan tanpa adanya komando dan
pada umumnya tanpa diorganisir oleh organisasi dakwah (Ali Aziz, 2004 :
45).
Dengan berbagai fakta dan argumentasi di atas sangat memperkuat
pendapat bahwa dakwah adalah wajib ‘ain, lebih-lebih jika kita
korelasikan dengan Hadits riwayat Imam Muslim tentang kewajiban setiap
muslim untuk memerangi, dan Hadits riwayat Tirmidzi tentang siksa Allah
bagi orang-orang yang meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar serta
diperkuat dengan surat Al-Taubah ayat 71 tentang ciri utama orang
mukmin adalah amar ma’ruf nahi munkar yang semua telah disebutkan di
atas (Ali Aziz, 2004 : 45).
Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai hukum perintah
berdakwah, namun tidak perlu dipersoalkan mengingat mengajak manusia
untuk menjalankan suatu hal yang baik atau yang diredhai oleh Allah
adalah merupakan suatu kebutuhan. Lebih-lebih menyadari atas kondisi
masyarakat yang berada dalam kondisi keterpurukan yang akan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
berdampak pada eksistensi Islam dan umatnya. Oleh karena itu, dakwah
perlu segera digalakkan dan dikembangkan.
3. Tujuan Dakwah
Pada dasarnya Dakwah Islam bertujuan untuk menumbuhkan
pengertian, kesadaran, penghayatan, dan pengamalan ajaran Islam baik
dalam tataran individu-individu maupun masyarakat demi terwujudnya
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.
Rosyad Shaleh dalam bukunya “Manajemen Dakwah Islam”
mengklasifikasikan tujuan dakwah menjadi dua, yaitu :
a. Tujuan utama dakwah, yaitu nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau diperoleh oleh keseluruhan
tindakan dakwah. Pada hakekatnya adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan
akhirat yang diridhai Allah SWT.
b. Tujuan departemental dakwah, yakni prosesing dakwah untuk mencapai dan mewujudkan tujuan yang
utama. Tujuan departemental merupakan tujuan perantaraan, yaitu tujuan yang dapat mengantarkan
kepada pencapaian kebahagiaan dan kesejahteraan dunia dan akhirat (Shaleh, 1997: 19-28).
Sedangkan menurut Hamka dalam bukunya yang berjudul “Prinsip
dan Kebijaksanaan Dakwah Islam” menyatakan ada dua macam tujuan
dakwah, yaitu :
Pertama, mengubah pandangan atas hidup. Berdasarkan firman
Allah dalam Surat Al-Anfal ayat 24 :
٢٤
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu .....” (Depag RI, 2007: 179).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Dalam ayat di atas tegaslah bahwa yang dimaksud dari dakwah
adalah menyadarkan manusia akan arti yang sebenarnya dari hidup ini.
Kedua, mengeluarkan dari gelap gulita kepada cahaya terang
benderang. Hal ini dijelaskan dalam Surat Ibrahim ayat 1, yaitu :
١
Artinya : “Alif, laam raa. (ini adalah) Kitab yang Kami turunkan
kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji” (Depag RI, 2007: 255).
Maka seorang yang bertugas dakwah haruslah berusaha supaya
dakwahnya membawa terang bukan membawa gelap (Hamka, 1982: 48-
50).
Sedangkan menurut Natsir sebagaimana dikutip Ali Azis bahwa
tujuan dakwah adalah:
a. Memanggil kita pada syariat, untuk memecahkan persoalan hidup, baik
persoalan hidup perseorangan maupun persoalan rumah tangga,
berjamaah masyarakat, berbangsa-bersuku bangsa, bernegara dan
bertata negara.
b. Memanggil kita pada fungsi hidup sebagai hamba Allah, diatas dunia
yang terbentang luas yang berisikan manusia secara heterogen,
bermacam karakter, dan pendirian kepercayaan, yaitu berfungsi
sebagai syuhada ’ala an-nas, menjadi pelopor dan pengawas manusia.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
c. Memanggil kita pada tujuan kita yang hakiki, yakni menyembah Allah
(Ali Azis, 2004: 64).
Adapun karakteristik tujuan dakwah menurut Ali Azis ialah:
a. Sesuai (suitable), tujuan dakwah bisa selaras dengan misi dan visi
dakwah itu sendiri.
b. Berdimensi waktu (measurable time), tujuan dakwah haruslah konkret
dan bisa diantisipasi kapan terjadinya. Layak (feasible), tujuan dakwah
hendaknya berupa suatu tekad yang bisa diwujudkan (realitas).
c. Luwes (fleksibel), itu senantiasa bisa disesuaikan atau peka (sensitif)
terhadap perubahan situasi dan kondisi umat atau peka terhadap
perubahan situasi dan kondisi umat.
d. Bisa dipahami (understandable), tujuan dakwah haruslah mudah
dipahami dan dicerna (Ali Aziz, 2004:61).
4. Unsur-unsur Dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat
dalam setiap kegiatan dakwah (Munir dan Ilahi, 2006: 21). Aktivitas
dakwah memiliki beberapa komponen, di mana di antara yang satu dengan
yang lain saling berkaitan dan saling berhubungan dalam mencapai tujuan
dakwah. Unsur-unsur dakwah meliputi:
a. Subyek Dakwah
Subyek dakwah adalah orang yang melakukan dakwah, yakni
orang yang berusaha mengubah situasi kepada situasi yang sesuai
dengan ketentuan Allah SWT, baik secara individu maupun kelompok
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
(organisasi), sekaligus pemberi informasi dan pembawa misi (Anshari,
1993: 117). Jadi, subyek dakwah adalah manusia, baik individu,
kelompok, ataupun lembaga yang mampu mengubah dari satu situasi
kepada situasi lain yang lebih baik yang diridhai oleh Allah.
Da’i sebagai subjek dakwah berbeda dari khotib. Khotib
hanyalah seorang ahli pidato. Sedang seorang da’i adalah seorang yang
mengimani suatu ide yang ia propagandakan baik dengan pidato,
pembicaraan sehari-hari maupun dengan amal perbuatannya yang
bersifat perseorangan ataupun sosial dan dengan setiap jalan dakwah
yang dapat dilakukan. Maka dia adalah ahli pidato, dengan amal dan
kepribadiannya, juga da’i adalah seorang dokter kemasyarakatan, yang
mengobati penyakit-penyakit kejiwaan dan memperbaiki bidang-
bidang kehidupan yang rusak. Dia adalah seorang kritikus yang awas,
yang mencurahkan hidupnya untuk amal usaha Islam yang
dikehendaki Allah. Dia adalah teman, sahabat dan saudara bagi orang
kaya dan fakir, bagi orang besar dan kecil. Dari sifat-sifat ini penuhlah
hatinya dengan kecintaan memancar kasih sayang dari kedua matanya
dan mengalir pertolongan dari lidah dan kedua tangannya.
Sifat-sifat ini sangat perlu bagi seorang da’i dan sifat-sifat ini
adalah merupakan karunia jiwa dan hati, bukan sekedar kepastian
bahasa dan kefasihan lidah. Seorang da’i adalah pemimpin dalam
lingkungannya, ahli siasat dalam millieunya dan pemuka bagi cita-cita
dan pengikutnya. Semua itu tidak dapat dibangun hanya dengan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
pidato, melainkan harus dengan pengaruh jiwa, kekuatan rohani, ikatan
perhubungan dengan Allah dan penjelmaan akal dalam seluk beluk
sejarah dan hal ihwal kehidupan manusia. (Sanwar, 1984: 43).
Seorang da’i, baik perempuan maupun laki-laki harus memiliki
pengetahuan dan pengalaman agama yang luas dan benar, serta
memiliki khasanah ilmu tentang Al-Qur’an dan Al-Hadits, karena
keduanya merupakan landasan pokok dan sumber ajaran Islam untuk
disampaikan kepada khalayak. Syarat ini juga harus dimiliki oleh
pengelola organisasi dakwah, bila dakwah itu dilakukan secara
berkelompok.
b. Obyek Dakwah
Obyek dakwah atau yang sering disebut mad’u adalah orang
yang menjadi sasaran kegiatan dakwah, yaitu semua orang, baik yang
telah beragama Islam maupun belum memeluk agama Islam.
Keberadaan umat manusia pada dasarnya sangat beragam, baik dilihat
dari aspek biologis, aspek intelektual, dan aspek geografis. Dimana
manusia itu akan memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan
kondisi yang melingkupinya.
Mad’u terdiri dari berbagi macam golongan manusia. Oleh
karena itu menggolongkan mad’u sama dengan menggolongkan
manusia itu sendiri, profesi, ekonomi, dan seterusnya. Penggolongan
mad’u tersebut antara lain sebagai berikut:
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
1) Dari segi sosiologis, masyarakat terasing, pedesaan, perkotaan,
kota kecil, serta masyarakat di daerah marjinal dari kota besar.
2) Dari struktur kelembagaan, ada golongan priyayi, abangan dan
santri, terutama pada masyarakat jawa.
3) Dari tingkatan usia, ada golongan anak-anak, remaja dan golongan
tua.
4) Dari segi profesi, ada golongan petani, pedagang, seniman, buruh,
pegawai negri.
5) Dari segi tingkatan ekonomi, ada golongan kaya, menengah dan
miskin.
6) Dari jenis kelamin, ada golongan pria dan wanita.
7) Dari segi khusus, ada masyarakat tuna susila, tunawisma,
tunakarya, narapidana dan sebagainya (Ali Azis, 2004:91).
Sementara itu dari derajat pemikirannya Hamzah Ya’qub
sebagaimana dikutip Ali Azis membagi mad’u dalam kategori:
1) Umat yang berpikir kritis, yaitu orang yang berpendidikan, yang
selalu berpikir mendalam sebelum menerima apa yang
dikemukakan padanya.
2) Umat yang mudah dipengaruhi, yaitu masyarakat yang mudah
dipengaruhi oleh paham baru (suggestible) tanpa menimbang-
nimbang secara mantap apa yang dikemukakan padanya.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
3) Umat bertaklid, yaitu golongan yang fanatik, berpegang pada
tradisi, dan kebiasaan turun-menurun tanpa menyelidiki salah satu
sebenarnya (Ali Azis, 2004:91).
Dalam hal ini penulis berasumsi bahwa yang menjadi obyek
dakwah adalah seluruh komponen masyarakat. Setiap obyek dakwah
memiliki ciri tersendiri yang memerlukan suatu kebijakan dakwah
yang sesuai dengan sasaran, sehingga dapat diformulasikan ke arah
mana dakwah itu dapat dikembangkan.
c. Maddah (Materi) Dakwah
Materi dakwah adalah pesan-pesan atau segala sesuatu yang
harus disampaikan oleh subyek kepada obyek dakwah, yaitu
keseluruhan ajaran Islam yang ada dalam Kitabullah maupun Sunnah
Rasul-Nya, yang pada pokoknya mengandung 3 prinsip.
Tiga prinsip tersebut adalah pertama, aqidah yang menyangkut
sistem keimanan atau kepercayaan terhadap Allah SWT. Kedua,
syari’at, yaitu serangkaian ajaran yang menyangkut aktivitas manusia
muslim di dalam semua aspek hidup dan kehidupannya, mana yang
boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan, mana yang halal,
haram, dan mubah, dan sebagainya. Ketiga, akhlak, yaitu menyangkut
tata cara berhubungan, baik secara vertikal dengan Allah SWT maupun
secara horisontal dengan sesama manusia dan seluruh makhluk Allah
SWT (Anshari, 1993: 146).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
d. Wasilah (Media) Dakwah
Media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan
sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan.
(Syukir, 1983: 163). Dengan kata lain, media adalah sarana yang
digunakan oleh da’i untuk menyampaikan materi dakwah
Untuk menyampaikan ajaran Islam kepada umat manusia,
dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah (media), salah satunya
melalui media massa. Banyak jenis media massa baik cetak maupun
elektronik yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah seperti
radio, televisi, surat kabar, majalah, internet. Dakwah melalui media
massa dapat dilakukan baik melalui rubrik/acara khusus keagamaan
maupun acara/rubrik yang lain. Seperti sandiwara, membaca puisi,
lagu-lagu dan sebagainya (Syukir, 1983: 176).
e. Thariqoh (Metode) Dakwah
Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru
dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam. (Munir dan
Ilaihi, 2006: 33). Dalam menyampaikan suatu pesan dakwah, metode
sangat penting peranannya, karena suatu pesan walaupun baik tetapi
disampaikan lewat metode yang tidak benar, maka pesan itu bisa saja
ditolak oleh si penerima pesan.
Metode sendiri berasal dari bahasa Yunani “Methodos”, artinya
cara, jalan. Dalam hal ini Drs. Dzikron Abdullah dalam bukunya yang
berjudul Metodologi Dakwah, membagi metode dakwah menjadi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
delapan (8) macam, yaitu: Ceramah, tanya jawab, diskusi, propaganda,
keteladanan, infiltrasi, drama, home visit (Abdullah, 1989: 52).
Di samping ajaran Islam yang disampaikan oleh Nabi
Muhammad Saw., maka perilaku beliau juga merupakan tuntunan yang
akan menjadi materi dakwah. Karena itu, metode dakwah yang
digunakan oleh da’i terdahulu bisa dibedakan dari metode yang
dilakukan oleh para Nabi dan oleh para da’i lainnya, namun keduanya
tidak bisa dilepaskan dari metode yang dibentangkan Al-Qur’an.
Pembahasan metode dakwah dapat merujuk pada Surat An
Nahl ayat 125 yang berbunyi :
١٢٥
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Depag RI, 2005: 281).
Ada tiga metode yang dijelaskan dalam ayat ini, yaitu bil
hikmah, mauidzah hasanah, dan mujadallah billati hiya ahsan.
Adapun penjelasan secara lebih lanjut adalah sebagai berikut :
1. Bil Hikmah, yakni berdakwah dengan memperhatikan situasi dan
kondisi sasaran dakwah dengan menitikberatkan pada kemampuan
mereka sehingga di dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam
selanjutnya mereka tidak lagi merasa dipaksa atau keberatan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2. Bil Mau’idzah Hasanah, yaitu berdakwah dengan cara memberikan
nasehat-nasehat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan
rasa kasih sayang.
3. Bil Mujadalah billati hiya ahsan, yaitu berdakwah dengan cara
bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang lebih baik (Ali
Azis, 2004:135-136).
Sementara itu menurut Toto Tasmara sebagaimana dikutip Ali
Azis mengatakan, pada dasarnya prinsip dari metode dakwah itu
adalah:
1) Senantiasa memperhatikan dan menempatkan penghargaan yang
tinggi atas manusia dengan menghindari prinsip-prinsip yang akan
membawa pada sikap pemaksaan kehendak.
2) Peran hikmah dan kasih sayang merupakan ide paling dominan
dalam penyampaian ide dalam dakwah tersebut.
3) Bertumpu pada human oriented.
4) Didasarkan pada hikmah dapat dipakai segala alat yang dibenarkan
menurut hukum, sepanjang masih menghargai hak-hak manusia
(Ali Azis, 2004:134).
B. Tinjauan tentang strategi dakwah
1. Pengertian Strategi Dakwah
Strategi seringkali diidentikan dengan metode, tetapi sebenarnya
keduanya berbeda walaupun saling berkaitan. Strategi dan metode ibarat
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
dua sisi mata uang yang berbeda tetapi tidak bisa dipisahkan. Oleh
karena itu dalam membahas permasalahan strategi dakwah perlu dikaji
terlebih dahulu persoalan pokok yang terkait dua hal tersebut.
Secara etimologis kata metode berasal dari bahasa latin
”methodus” yang berati cara (Ali Azis, 2004: 121). Sementara itu
Ahmad Tafsir dikutip Awaludin Pimay mengungkapkan bahwa metode
dapat diartikan sebagai sesuatu yang digunakan untuk mengungkapkan
cara yang paling cepat dan tepat dalam melakukan sesuatu (Pimay,
2005:56). Dalam hubungannya dengan dakwah, maka metode dakwah
berarti cara yang paling cepat dan tepat dalam melakukan dakwah Islam.
Sedangkan istilah strategi secara etimologis berasal dari kata
kerja Bahasa Yunani “stratego” yang berarti “merencanakan
pemusnahan musuh lewat penggunaan sumber-sumber yang efektif
(Arsyad, 2003:26). Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema
untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi
merupakan alat untuk mencapai tujuan.
K. Andrews dikutip Mudrajad Kuncoro mengatakan bahwa
strategi adalah pola sasaran, tujuan, dan kebijakan/rencana umum untuk
meraih tujuan yang telah ditetapkan (Kuncoro, 2005:1). Strategi yang
dipakai oleh sebuah organisasi sangat ditentukan oleh tujuan yang
hendak dicapai, serta kondisi yang ingin tercipta. Strategi yang dipakai
dalam memecahkan persoalan tertentu sudah pasti berbeda dengan
strategi yang diterapkan untuk memecahkan persoalan lain (Surjadi,
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
189:86). Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
strategi merupakan konsep atau kerangka berfikir, sedangkan metrode
merupakan penerapan konsep tersebut
Strategi dapat dipahami sebagai segala cara dan daya upaya
untuk mengahadapi sasaran tertentu agar memperoleh hasil yang
diharapkan secara maksimal. Dengan demikian, strategi dakwah dapat
diartikan sebagai proses menentukan cara dan daya upaya untuk
menghadapi sasaran dakwah dalam situasi dan kondisi tertentu guna
mencapai tujuan dakwah secara optimal. Dengan kata lain strategi
dakwah ialah siasat, taktik, manuver yang ditempuh dalam mencapai
tujuan dakwah (Pimay, 2005:56).
2. Azas-azas strategi dakwah
Menurut Asmuni Syukir, strategi dakwah merupakan sebagai
siasat, metode, taktik atau manuver yang digunakan dalam aktivitas
dakwah dalam rangka mencapai sasaran dan tujuannya. Strategi yang
dipergunakan dalam usaha dakwah harus memperhatikan beberapa azas
dakwah, antara lain:
a. Azas Filosofis (philosophy)
Azas ini terutama membicarakan masalah yang erat hubungannya
dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau dalam
aktivitas dakwah.
b. Azas Kemampuan dan Keahlian Da’i (Achievement and
Professional)
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
c. Azas Sosiologis (sosiology)
Azas ini membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan
situasi dan kondisi sasaran dakwah. Misalnya politik pemerintahan
setempat, mayoritas agama di daerah setempat, filosofis sasaran
dakwah, sosio-kultural sasaran dakwah, dan sebagainya.
d. Azas Psikologis (Psicology)
Azas ini membahas masalah yang erat hubungannya dengan
kejiwaan manusia. Seorang da’i adalah manusia, begitupun sasaran
dakwahnya yang memiliki karakter (kejiwaan) yang unik, yakni
berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Apalagi masalah
agama, yang merupakan masalah ideologi atau kepercayaan
(ruhaniyah) tidak lepas dari masalah-masalah psikologis sebagai azas
(dasar) dakwahnya.
e. Azas Efektifitas dan Efisiensi
Azas ini maksudnya adalah di dalam aktivitas dakwah harus
berusaha menyeimbangkan antara biaya, waktu, maupun tenaga yang
dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya, bahkan kalau bisa biaya,
waktu, dan tenaga sedikit dapat memperoleh hasil yang semaksimal
mungkin. Dengan kata lain ekonomis biaya, tenaga, dan waktu tetapi
dapat mencapai hasil yang semaksimal mungkin, atau setidak-
tidaknya seimbang antara keduanya (Syukir, 1983:32).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Berdasarkan kenyataan dakwah di lapangan serta aspek-aspek
normative dakwah yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah, maka
paling tidak ada beberapa prinsip dakwah sebagai berikut:
a. memperjelas secara gamblang sasaran dakwah yang hendak dicapai,
meliputi;
1) pribadi muslim
Dakwah seharusnya mampu memberikan perubahan kepribadian
seorang muslim ke arah yang lebih baik dalam segala hal.
2) Masyarakat Islami
Dakwah hendaknya mampu membentuk asyarakat muslim yang
dinamis, dan menjalankan syariat Allah secara utuh
b. Merumuskan masalah pokok umat Islam
Langkah berikutnya adalah merumuskan masalah pokok yang
dihadapi umat. Dalam hal ini seorang dai harus bisa melihat
kesenjangan antara idealitas ajaran agama dan realitas di lapangan.
c. Merumuskan isi dakwah
setelah mengetahui permasalahan pokok yang dihadapi umat Islam,
langkah berikutnya yang harus ditempuh adalah merumuskan isi
dakwah. Dalam hal ini diperlukan penguasaan ilmu yang
komprehensif.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
d. Menyusun paket dakwah
Langkah terakhir yang harus ditempuh adalah membuat paket
dakwah yang di sesuaikan dengan permasalahan dan kondisi objek
dakwah yang dihadapi.
C. Kajian Radio
1. Pengertian Radio
Yang disebut komunikasi massa ialah penyampaian pesan
dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak,
yakni sejumlah orang tidak tampak oleh si penyampai pesan. (Effendy,
2004 : 50).
Dalam komunikasi massa, komunikasi dilakukan dengan
memanfaatkan media massa modern seperti surat kabar, film, televisi
dan radio. Radio dimasukkan dalam komunikasi massa karena ada berita
yang disiarkan secara luas dan dapat didengar oleh banyak orang. (Amir,
1999:28).
Radio merupakan media auditif yang murah, merakyat, dan bisa
dibawa atau didengarkan di mana-mana. Radio berfungsi sebagai media
ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan. Radio
memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai
media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara, dan berupaya
memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui
telinga pendengarnya. (Masduki, 2004:9).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, radio siaran
mendapat julukan “kekuasaan kelima” atau the fifth estate, setelah pers
dianggap sebagai “kekuasaan keempat” (the fourth estate) dan tiga
lembaga lainnya; eksekutif, legislatif, yudikatif, masing-masing sebagai
kekuasaan pertama, kedua, dan ketiga. Ada tiga faktor yang pendukung
yang membuat radio mendapat julukan kekuasaan kelima, diantaranya:
a. Radio siaran bersifat langsung
Makna langsung sebagai sifat radio siaran ialah suatu pesan
yang akan disiarkan dapat dilakukan tanpa proses yang rumit.
Bandingkan dengan penyiaran pesan melalui surat kabar, brosur,
pamflet, atau media cetak lainnya, yang selain lama dalam
memprosesnya, juga tidak mudah menyebarluaskannya.
b. Radio siaran tidak mengenal jarak dan rintangan.
Faktor lain yang menyebabkan radio dianggap memiliki
kekuasaan ialah tidak dijumpainya jarak dan rintangan. Bagi radio
tidak ada jarak waktu, begitu suatu pesan diucapkan oleh seorang
penyiar atau orator, pada saat itu juga dapat diterima oleh khalayak.
Bagi radio tiada pula jarak ruang; bagaimanapun jauhnya sasaran
yang dituju, radio dapat mencapainya.
c. Radio siaran memiliki daya tarik
Faktor ketiga yang menyebabkan radio dijuluki kekuasaan
kelima yaitu karena daya tarik yang dimilikinya. Radio memiliki tiga
unsur daya tarik yang melekat padanya, yakni:
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
1) Kata-kata lisan (spoken words),
2) Musik (music)
3) Efek suara (sound effect).
Dengan dihiasi musik dan didukung efek suara, seperti suara
binatang, hujan atau badai, mobil atau pesawat terbang, dan lain-lain,
suatu acara yang disajikan radio menjadi hidup. (Effendy, 2004:107–
108).
Sebagai unsur dari proses komunikasi, radio siaran mempunyai
ciri dan sifat yang berbeda dengan media massa lainnya. berbeda dengan
surat kabar yang merupakan media cetak, juga dengan film yang bersifat
mekanik optik. Dengan televisi, kalau pun ada persamaannya dalam
sifatnya yang elektronik, terdapat perbedaan, yakni radio sifatnya audial,
televisi audiovisual.
Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan
menggunakan bahasa lisan; kalaupun ada lambang-lambang nirverbal,
yang dipergunakan jumlahnya minim, umpamanya tanda waktu pada
saat akan memulai acara warta berita dalam bentuk telegrafi atau bunyi
salah satu alat musik.
Keuntungan radio siaran bagi komunikan ialah sifatnya yang
santai. Orang bisa menikmati acara siaran radio sambil makan, sambil
tidur-tiduran, sambil bekerja, bahkan sambil mengemudikan mobil.
Tidak demikian dengan media massa lainnya.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Daya pikat untuk dapat melancarkan pesan ini penting artinya
dalam proses komunikasi, terutama melalui media massa, disebabkan
sifatnya yang satu arah (one way traffic communication). Komunikasi
hanya dari komunikator kepada komunikan. Komunikator tidak
mengetahui tanggapan komunikan. Kelemahan ini bagi radio ditambah
lagi dengan sifatnya yang lain, yakni “sekilas dengar”. Pesan yang
sampai pada khalayak hanya sekilas saja, begitu terdengar begitu hilang.
Arus balik (feedback) tidak mungkin pada saat itu. Pendengar tidak
mengerti atau ingin memperoleh penjelasan lebih jauh, tak mungkin
meminta kepada penyiar untuk mengulangi lagi.
2. Radio Sebagai Media Dakwah
Radio merupakan media komunikasi yang dipergunakan dalam
mengirim warta jarak jauh yang dapat ditangkap oleh sekelompok orang
yang mendengarnya melalui pemancar radio yang diinginkan. Dengan
radio masyarakat dapat memperoleh informasi tentang kemajuan zaman
bahkan radiopun berfungsi dalam mengadakan perubahan persepsi
bahkan perilaku seseorang atau masyarakat.
Dalam Risalah Walisongo, Siti Sholihati mengatakan bahwa
salah satu keunggulan radio (baik milik pemerintah maupun milik
swasta) yang tidak bisa dipungkiri adalah daya tembus atau daya
jangkauan siaran yang luas sehingga mampu menjangkau daerah-daerah
terpencil, oleh karenanya bukanlah suatu yang aneh apabila di daerah
pedesaan banyak dijumpai masyarakat sedang mendengarkan radio.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Secara teknis untuk bisa mengkonsumsi radio pihak pendengar juga
tidak terlalu banyak dituntut untuk memiliki ketrampilan tertentu kecuali
ketelitian dan kesabaran dalam mendengarkan. Oleh karena tidak ada
tuntutan khusus bagi para penggunanya, maka hampir semua lapisan
masyarakat bisa menggunakan radio sebagai sarana komunikasi. Dengan
demikian jika dilihat dari penyebaran distribusi informasi, radio
memiliki lebih banyak komunitas atau sasaran tembak sehingga terutama
bila dibanding dengan media cetak. Di samping daya tembus yang luas
radio merupakan media yang sangat mudah untuk diakses dan tidak
memerlukan konsentrasi tinggi untuk mengkonsumsinya, karena sifatnya
yang handy dan bisa di dengarkan sambil lalu. Karena beberapa
keistimewaan dan kemudahan yang ditawarkan ini maka radio
merupakan salah satu primadona pada jamannya dalam menjalankan
fungsi komunikasi persuasi, pendidikan, informasi dan fungsi hiburan
(Sholihati, 2000: 13).
Dengan berbagai kelebihan yang ada, maka radio dapat
dimanfaatkan sebagai media dakwah. Dalam kegiatan dakwah
keberadaan radio memiliki posisi penting dalam penyampaian materi
dakwah dalam bentuk-bentuk pidato dan ceramah atau kuliah. Pesawat
radio dapat menjangkau mad’unya dalam jarak jauh dan meluas. Oleh
karena itu pesawat radio merupakan media yang efektif dalam
penyampaian dakwah untuk semua kalangan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Kelebihan dakwah melalui radio terletak pada efektifitas dan
efisien. Hal ini nampak dari adanya bentuk yang sederhana tanpa harus
bertemu antara da’i dan mad’unya. (Ghazali, 1997: 37).
Sebagai media dakwah radio memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan, di antara kelebihannya adalah:
a. Program radio dipersiapkan oleh seorang ahli, sehingga bahan yang
disampaikan benar-benar berbobot (bermutu).
b. Radio merupakan bagian dari budaya masyarakat.
c. Harga dan biaya cukup murah, sehingga masyarakat mayoritas
memiliki alat itu.
d. Mudah dijangkau oleh masyarakat, artinya audience atau pendengar
cukup di rumah.
e. Radio mampu menyampaikan kebijaksanaan informasi secara cepat
dan akurat.
f. Pesawat radio mudah dibawa kemana-mana.
Sedangkan keterbatasan atau kekurangan radio sebagai media
dakwah antara lain:
a. Siaran hanya sekali didengar (tidak dapat diulang) kecuali memang
dari pusat pemancarnya.
b. Terikat oleh pusat pemancarnya dan waktu siaran, artinya siaran
radio tidak setiap saat dapat didengar menurut kehendaknya (obyek
dakwah).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
c. Terlalu peka akan gangguan sekitar, baik bersifat alami maupun
teknis (Syukir, 1983: 176).
Dari segi peluang, radio dapat dikemas menjadi media yang
cukup prospektif dan strategis untuk kegiatan dakwah, terutama bila
dilihat dari kenyataan bahwa media ini bisa digunakan oleh siapa saja,
dalam berbagai kondisi dan jaman, yang perlu diperhatikan adalah
bagaimana mencari celah-celah waktu serta model kemasan pesan
dakwah yang tepat.
Oleh karena itu ada satu catatan penting bagi umat yang
berkompeten dalam bidang dakwah bahwa untuk bisa memanfaatkan
radio sebagai media dakwah ada sebuah tuntutan skill yang mutlak harus
dimiliki oleh seorang da’i yaitu kemampuan retorika atau seni bicara
sehingga mampu membangkitkan minat dengar masyarakat. Tuntutan ini
sangat relevan dengan salah satu keunikan yang merupakan kekuatan
utama radio sebagai media komunikasi yang menitik beratkan pada
sound effect atau efek suara. Kemampuan retorika dimaksud adalah
bagaimana seorang da’i bisa membuat pendengarnya tertarik pada pesan
yang disampaikan hanya berdasarkan kemampuannya mengolah vokal
sesuai dengan pesannya.
Meskipun ada peluang besar bagi radio untuk dimanfaatkan
sebagai media dakwah, namun ada satu fenomena yang perlu
dipertimbangkan yaitu adanya kecenderungan masyarakat untuk mulai
meninggalkan radio karena muncul pesaing baru yaitu televisi. Namun
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
demikian bukan berarti bahwa dakwah menggunakan media radio tidak
ada manfaatnya karena jika melihat kekuatan (terutama sound effect)
yang dimilikinya, maka masih ada kesempatan untuk merebut perhatian
masyarakat untuk kembali pada radio. Permasalahannya adalah
bagaimana caranya mengemas pesan dakwah yang bisa menjadi media
yang menarik sebagaimana sebelum munculnya televisi. (Sholihati,
2000: 13-14).
Dalam melaksanakan dakwah di radio membutuhkan persiapan,
radio lebih sulit dari televisi, karena di televisi anda bisa menguraikan
pikiran anda pada manusia, disertai dengan menampakkan wajah dan
isyarat tangan anda, rupa gerak dan jalan uraian bagi judul. Adapun di
radio, suaralah satu-satunya yang sampai pada publik, karena itu suara
haruslah tegas, suara disertai dengan jelas.
Di radio kita mendapat kesempatan yang memudahkan untuk
menyiapkan judul dan menyusunnya, haruslah dijaga supaya kata-
katanya mudah, isinya singkat, menjauhkan kata-kata yang susah
mengucapkannya, dan menggantinya dengan kalimat yang gampang dan
mudah, karena dalam bahasa Arab terdapat banyak persamaan arti kata-
kata. Pembicara sadar akan dirinya, mana kalimat yang mudah
diucapkan dan kalimat serta huruf yang sukar diucap. (Syihata, 1986:
62).
Dalam pemahaman modern, pendengar radio bukan lagi objek
yang menggunakan telinga untuk menyimak sebuah acara. Mereka juga
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
menggunakan nalar fikiran dan sekaligus empati, sehingga membentuk
sikap kritis. Jika program siaran yang ditayangkan radio tidak sesuai
maka sikap mereka tidak sekedar memindah channel atau gelombang ke
stasiun lain, tetapi akan bersikap antipati terhadap stasiun radio yang
dinilai mengecewakan. Sebagai contoh; dominasi menu hiburan yang
muncul di radio menimbulkan kebosanan jika tidak mampu
menyuguhkan variasi program. Dan salah satu pertimbangan untuk
memvariasikan program radio adalah sikap memberdayakan pendengar
dengan memberikan mereka suguhan informasi yang aktual dan yang
dapat mencerdaskan intelektualitas pendengarnya (Masduki, 2004:3).
Di sinilah daya kreatifitas pengelola radio dakwah sangat dibutuhkan
dalam mengemas program siaran radio (format program), sehingga radio
tidak kehilangan pendengar.
D. Radio Dakwah sebagai Alternatif Strategi Dakwah
Sebagai suatu proyek besar, yang meliputi berbagai bidang
kehidupan, tentu saja dakwah membutuhkan strategi untuk mencapai
sasarannya. Sementara itu strategi dakwah sebagaimana telah dipaparkan
diatas merupakan proses menentukan cara dan daya upaya untuk
menghadapi sasaran dakwah dalam situasi dan kondisi tertentu guna
mencapai tujuan dakwah secara optimal. Dengan kata lain strategi dakwah
ialah siasat, taktik, manuver yang ditempuh dalam mencapai tujuan dakwah.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Strategi dakwah merupakan salah satu unsur penting yang harus
diperhatikan dalam aktivitas dakwah. Sebab sebaik apapun media, materi,
dan kapasitas seorang da’i jika tidak menggunakan metode dan strategi yang
tepat seringkali hasilnya kurang maksimal. Strategi itu sendiri memiliki
relativitas yang sangat bergantung dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
Pengelolaan radio dakwah merupakan bagian dari proses dakwah
yang memerlukan taktik atau strategi. Sebagaimana media massa umumnya,
radio dakwah juga bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada
khalayak atau sebagai penyalur aspirasi masyarakat. Namun radio dakwah
memiliki karakteristik yang sedikit radio pada umum yaitu dalam hal siaran
acara-acara keagamaan.
Menurut Onong Uchjana Effendy, strategi pada hakikatnya
merupakan perencanaan (planing) dan manajemen (management) untuk
mencapai tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan itu strategi tidak
berfungsi hanya sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan jalan saja,
melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.
Demikian juga strategi komunikasi merupakan paduan antara perencanaan
komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi
(communication management) untuk mencapai tujuan yang telah di
tentukan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana
operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa
pendekatan (approach) bisa sewaktu-waktu berubah bergantung pada situasi
dan kondisi (Effendy, 2006:32).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Dalam konteks komunikasi, untuk menyusun strategi diperlukan
suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung maupun
faktor penghambat. Akan lebih baik apabila dalam strategi itu diperhatikan
komponen-komponen komunikasi dan faktor-faktor pendukung dan faktor-
faktor penghambat pada setiap komponen (komunikan, media, pesan, dan
komunikator) tersebut (Effendy, 1990: 35). Dalam hal ini yang perlu di
perhatikan meliputi:
1) Mengenal sasaran komunikasi
Sebelum melakukan komunikasi, komuniktor harus mengenal
sasaran yang hendak dituju. Hal itu tentu saja bergantung pada tujuan
komunikasi, apakah agar komunikan hanya sekedar mengetahui (dengan
metode informatif) atau agar komunikan melakukan tindakan tertentu
atau agar komunikan melakukan tindakan tertentu (metode persuasif
atau instruktif). Yang perlu dicermati dalam hal ini meliputi faktor
kerangka referensi (frame of reference) faktor situasi dan kondisi
komunikan.
2) Pemilihan media komunikasi
Untuk mencapai sasaran komunikasi kita dapat memilih salah satu
atau gabungan dari beberapa media, bergantung pada tujuan yang akan
dicapai, pesan yang disampaikan dan teknik yang dipergunakan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
3) Pengkajian tujuan pesan komunikasi
Pesan komunikasi (message) mempunyai tujuan tertentu. Ini
menentukan teknik yang akan diambil, apakah itu teknik informasi,
teknik persuasi, atau teknik instruksi.
4) Peran komunikator dalam komunikasi
Ada faktor penting pada komunikator agar bisa efektif dalam
komunikasi, yaitu daya tarik sumber (sources attractiveness) dan
kredibilitas sumber (source credibility). Terkait faktor yang pertama,
seorang komunikator akan berhasil dalam komunikasi, akan mampu
mengubah sikap, opini, dan perilaku komunikan melalui mekanisme
daya tarik jika pihak komunikan merasa kalau komunikator ikut serta
dengannya. Dengan lain perkataan, komunikan merasa ada kesamaan
komunikator dengan dirinya sehingga komunikan bersedia taat pada isi
pesan yang dilancarkan oleh komunikator. Adapun faktor kedua yang
bisa menyebabkan komunikasi berhasil ialah kepercayaan komunikan
pada komunikator. Kepercayaan ini banyak bersangkutan dengan profesi
atau keahlian yang dimiliki komunikator (Effendy, 1990: 35-39).
Selain masalah efektifitas penyampaian pesan yang terkait erat
dengan strategi komunikasi, sebuah radio dakwah harus bersaing dengan
stasiun radio lain untuk memperoleh pendengar. Oleh karena itu untuk dapat
eksis sebuah radio dakwah harus mengenali pesaingya untuk kemudian
merancang dan menerapkan strategi yang tepat untuk menghadapinya.
Dalam menghadapi persaingan ini kemampuan radio dakwah untuk
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
beradaptasi dengan lingkungan persaingan sangat diperlukan disamping itu
kreatifitas dan inovasi sama sekali tidak boleh diabaikan.
Dalam menghadapi persaingan ini, ada beberapa alternatif strategi
yang bisa diterapkan (Kuncoro, 2005: 88). diantaranya:
1. Strategi Adaptif Versi Miles & Snow
Pendekatan ini didasarkan pada kekeberhasilan organisasi dalam
menerapkan strategi untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan yang tak
pasti (Kuncoro, 2005: 88). Dalam pedekatan ini terdapat 4 jenis strategi,
yaitu:
a. Strategi bertahan (defender).
Organisasi dengan strategi bertahan biasanya mementingkan
stabilitas pasar yang menjadi targetnya. Organisasi dengan strategi
ini pada umumnya hanya memiliki sedikit produk dengan segmen
pasar yang sempit. Hal ini dikarenakan mereka hanya berusaha
untuk mempertahankan pasar dibanding dengan memperluasnya.
Dengan lingkup pasar yang kecil, organisasi-organisasi yang
menerapkan strategi bertahan akan merasa lebih fokus untuk bisa
mempertahankan pasarnya dari serangan pesaing dari luar.
b. Strategi penganalisis (analyzer).
Strategi penganalisis (analyzer) merupakan strategi analisis
imitasi. Organisasi yang menggunakan strategi ini akan
menganalisis ide bisnis baru sebelum organisasi memasuki bisnis
tersebut. Para penganalisis ini akan memperhatikan dan meniru ide
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
yang dilakukan pesaingnya yang berhasil dalam menjalankan
bisnis tertentu.
c. Strategi reaktor.
Organisasi dengan strategi reaktor adalah organisasi yang
bereaksi terhadap perubahan lingkungan dan membuat suatu
perubahan hanya apabila terdapat tekanan dari lingkungannya yang
memaksa organisasi tersebut untuk berubah.
2. Strategi Bersaing Generik Versi Porter
Pada pendekatan yang dikemukakan oleh Porter, terdapat dua faktor
yang diperhitungkan dalam menciptakan strategi bersaing yang tepat.
Pertama, didasarkan pada keunggulan kompetitif organisasi. Keunggulan
kompetitif akan hanya akan diperoleh lewat salah satu dari dua sumber;
bisa dari keunggulan menciptakan biaya rendah (cost leadership), atau
dari kemampuan organisai untuk menjadi berbeda (differentiation)
dibandingkan dengan pesaingnya. Faktor kedua dalam pendekatan ini
adalah cakupan produk pasar (competitif scope) dimana organisasi saling
bersaing satu sama lain dalam pasar yang luas dan sempit. Gabungan
dari tiga faktor di atas membentuk tiga jenis strategi ,yaitu; (a). Strategi
kepemimpinan biaya (cost leadership). (b). Strategi Diferensiasi
(differentiation). (c). Strategi Fokus.
Dengan memperhatikan beberapa hal yang telah diuraikan di atas
diharapakan radio dakwah dapak eksis dan memberikan warna dalam dunia
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
penyiaran terutama radio. Tentu saja dengan mengedepankan nilai-nilai
yang mengantarkan pendengar agar senantiasa bertakwa pada Allah SWT.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
BAB III
STRATEGI DAKWAH MAJELIS TAFSIR AL-QUR’AN (MTA)
MELALUI RADIO MTA 107,9 FM SURAKARTA
A. Gambaran Umum Tentang Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA)
1. Sejarah berdirinya MTA
Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) merupakan sebuah lembaga
pendidikan dan dakwah Islamiyah yang berkedudukan di Surakarta. MTA
didirikan oleh Ustadz Abdullah Thufail Saputra pada pada tanggal 19
September 1972. Beliau seorang mubaligh keturunan Pakistan yang juga
berprofesi sebagai pedagang (Wawancara dengan Drs. Medi 5 Mei 2010 di
kantor pusat MTA).
Pendirian MTA dilatarbelakangi oleh kondisi umum umat Islam di
Indonesia pada akhir dekade 60-an dan awal dekade 70-an. Saat itu,
ummat Islam yang berjuang sejak zaman Belanda dalam bidang politik,
ekonomi, dan kultural, posisinya justru semakin terpinggirkan. Ustadz
Abdullah Thufail Saputra melihat kondisi umat Islam di Indonesia yang
semacam itu disebabkan karena kurang memahami Al-Qur’an secara
benar. Karena itu beliau mendirikan MTA sebagai rintisan awal dalam
mengajak umat Islam kembali kepada Al-Qur’an.
MTA tidak ingin menjadi lembaga yang ilegal, juga tidak ingin
menjadi organisasi masa (ormas) ataupun organisasi politik (orpol),
apalagi menjadi underbow ormas atau parpol tertentu. Untuk memenuhi
keinginan ini, bentuk badan hukum yang dipilih MTA adalah yayasan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Pada tanggal 23 Januari tahun 1974, MTA resmi menjadi yayasan dengan
akta notaris R. Soegondo Notodirejo.
Pada dasarnya, MTA merupakan gerakan pemurnian syariat Islam
dengan berpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadist sebagai dasar
acuannya. Hal ini disandarkan pada sabda Rosulullah Saw yang
diriwayatkan oleh Malik dan Hakim.
”Sungguh telah aku tinggalkan kepadamu dua perkara, apabila
engkau berpegang teguh pada keduanya maka engkau akan selamat, yaitu Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya” (HR. Malik).
Awalnya kajian MTA dilakukan di Masjid Marwah kelurahan
Semanggi dan juga di rumah kakaknya. Adapun pesertanya hanya warga
di sekitar Semanggi, dan beberapa orang dari wilayah sekitar Solo. Setelah
mendirikan MTA di Surakarta, Ustadz Abdullah Thufail Saputra
membuka cabang di beberapa daerah lain, yaitu di kecamatan Nogosari
(Boyolali), kecamatan Polan Harjo dan kecamatan Juwiring (Klaten), dan
di kecamatan Gemolong (Sragen).
Pekembangan berikutnya penyebaran MTA dilakukan oleh siswa-
siswa yang sudah mengaji baik di MTA Pusat maupun di cabang-cabang.
Mereka membentuk kelompok-kelompok pengajian di daerah asalnya
masing-masing atau di perantauan. Mereka memiliki tanggungjawab untuk
menyebarkan ilmu walaupun tidak di instruksikan. Setelah menjadi besar,
kelompok-kelompok pengajian itu mengajukan permohonan ke MTA
Pusat agar dikirim guru pengajar sehingga kelompok-kelompok pengajian
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
itu pun menjadi cabang-cabang MTA yang baru. Dengan cara itu, tumbuh
cabang-cabang baru. Ketika di sebuah kabupaten sudah tumbuh lebih dari
satu cabang dan diperlukan koordinasi, maka dibentuklah perwakilan yang
mengkoordinir cabang-cabang tersebut yang bertanggungjawab membina
kelompok-kelompok baru sehingga menjadi cabang. MTA Pusat tidak
pernah menggunakan strategi top down dalam membentuk dan
meresmikan Perwakilan dan Cabang tapi secara buttom up.
Seiring dengan tumbuhnya cabang-cabang dan perwakilan-
perwakilan baru di berbagai daerah di Indonesia MTA memperoleh
strukturnya seperti sekarang ini. MTA pusat berkedudukan di Surakarta;
MTA perwakilan di daerah tingkat dua; dan MTA cabang di tingkat
kecamatan (kecuali di DIY, perwakilan berada di tingkat propinsi dan
cabang berada di tingkat kabupaten). Hingga kini MTA telah memiliki 34
perwakilan (tingkat kabupaten) dan 181 cabang (tingkat kecamatan) yang
tersebar di seluruh Indonesia (Wawancara dengan Drs. Medi 5 Mei 2010
di kantor pusat MTA).
Dalam ajarannya MTA berusaha keras mengikis tahayul, bid’ah
dan khurafat yang menurut mereka masih banyak berkembang di
masyarakat seperti, kenduren, nyadran, pergi ke dukun. Hal itu terbukti
dengan masih banyaknya Islam yang masih menyimpan jimat, rajah dan
sejenisnya. Sebagian anggota masyarakat secara sukarela menyerahkan
jimat yang mereka miliki saat mengikuti Pengajian Ahad Pagi di kantor
pusat MTA (http://mta-online.com, diakses tanggal 25 maret 2010).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Untuk menyikapi budaya lokal yang berkembang di masyarakat,
MTA memiliki tiga pendekatan. Pertama, budaya lokal yang bisa sejalan
dengan Al-Qur’an dan Sunnah akan biarkan. Kedua, kalau budaya itu
perlu di luruskan maka akan luruskan. Ketiga, budaya lokal yang
berlawanan dengan ajaran Islam maka harus ditolak sama sekali.
Contohnya halal bi halal, walaupun tidak di contohkan dalam Islam
namun berdasarkan penelaahan dan kajian MTA itu tidak mengandung
kemusyrikan, maka dibiarkan saja. Namun kalau itu sudah memuja orang
maka akan ditolak, contohnya seperti tradisi keraton yang harus minta
maaf sampai mencium kaki (Wawancara dengan Drs. Medi 5 Mei 2010 di
kantor pusat MTA). Dalam perkembangannya MTA semakin
mengukuhkan diri sebagai lembaga dakwah dengan berbagai aktivitasnya.
Aktifitas pokok MTA yaitu menyelenggarakan kajian Islam secara
rutin setiap minggu. Kegiatan tersebut dilaksanakan MTA Pusat,
Perwakilan, Cabang dan Binaan. Di pusat pengajian umum berlangsung
sejak tahun 1976 sampai dengan saat ini. Pengajian tersebut dilaksanakan
setiap Ahad Pagi bertempat di Kemlayan, Surakarta jam 07.30-10.00 WIB.
Pengajian ini biasanya diikuti warga MTA dan juga elemen umat Islam
yang berasal dari karesidenan Surakarta maupun daerah lain. Selain
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam pengajian, materi
kajiannya diterbitkan dalam bentuk Brosur Ahad Pagi (http://mta-
online.com, diakses tanggal 25 maret 2010).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Di samping pengajian umum, diselenggarakan pula pengajian
khusus, pengajian ini dilaksanakan seminggu sekali dengan metode
ceramah dan tanya jawab. Yang dimaksud dengan khusus di sini adalah
pesertanya terdaftar dan diabsen guna menjaga keseriusan dan kedisiplinan
dalam mengaji.
MTA menanamkan pemahaman dalam diri kader, bahwa sebagai
warga MTA dan bagian dari umat Islam mereka harus istiqomah dalam
mengkaji, memahami dan mengamalkan tuntunan Islam. Mereka harus
mengamalkan Islam dalam level pribadi, keluarga dan masyarakat. Dalam
MTA juga di tekankan kesatuan antara perkataan, hati dan amal, karena
itulah yang disebut iman. Kalau itu tidak bisa dilakukan maka MTA
mempersilakan orang tersebut untuk mencari organisasi lain. (Wawancara
dengan Drs. Medi 5 Mei 2010 di kantor pusat MTA). Selain itu mereka
berkewajiban pula mendakwahkan Islam kepada masyarakat yang dikelola
dalam Pengajian Binaan MTA.
Warga MTA diwajibkan membentuk kelompok belajar. Materi
bahasannya yaitu mengulang pelajaran, mempelajari brosur, dan
memecahkan masalah-masalah yang ada pada anggota kelompok dengan
semangat kebersamaan dan persaudaraan Islam. Selain pengajian
(khusus/umum), terdapat beberapa aktifitas tambahan yang dilaksanakan
MTA dalam mendukung program utamanya. Kegiatan tersebut meliputi
bidang pendidikan, sosial, olah raga, kerja sama, pembinaan ekonomi dan
kesehatan. Dalam bidang pendidikan, MTA menyelenggarakan pendidikan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
formal (SMA MTA, SMP MTA dan TK MTA) dan non formal (kursus,
BLK). Bidang sosial direalisasikan dalam aksi donor darah dan turut serta
dalam penanggulangan bencana alam.
Untuk mengkoordinasikan dan memantau kegiatan di perwakilan,
cabang dan binaan MTA, Majlis Tafsir Al-Qur’an Pusat setiap Ahad siang
jam 11.00 — 13.30 WIB menyelenggarakan pertemuan pengurus dan
Ustadz yang mengajar di MTA bertempat di Kantor Pusat MTA JI. Serayu
No. 12 Semanggi, Pasar Kliwon, Surakarta (http://mtapct.wordpress.com,
diakses tanggal 20 Maret 2010 ).
Struktur organisasi MTA pusat
Susunan Pengurus Yayasan
Ketua Umum : Drs. Ahmad Sukina
Ketua I : Suharto, S.Ag.
Ketua II : Dahlan Harjotaroeno
Sekretaris I : Drs. Yoyok Mugiyatno, MSi
Sekretaris II : Drs. Medi
Bendahara I : Mansyur Masyhuri
Bendahara II : Sri Sadono
Tujuan MTA
MTA tidak merumuskan Visi dan Misi secara eksplisit, namun
pada dasarnya MTA berupaya mengamalkan Qur’an surat Al-Isra’: 9
(Wawancara dengan Drs. Medi, 5 Mei 2010 di kantor pusat MTA).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Artinya : ”Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada
(jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (Depag RI, 2007:283)
Oleh karena itu dalam Anggaran Dasar MTA, tujuan didirikannya
MTA adalah untuk mengajak umat Islam kembali ke AI-Qur’an. Sesuai
dengan nama dan tujuannya, pengkajian AI-Qur’an lebih ditekankan pada
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan AI-Qur’an dalam kehidupan
sehari-hari.
B. Gambaran Umum Tentang Radio MTA 107,98 FM Surakarta
1. Sejarah berdirinya Radio MTA 107,98 FM Surakarta
Berdirinya radio MTA berangkat dari adanya asumsi MTA bahwa
masyarakat dewasa ini sudah termasuki budaya asing melalui berbagai
media informasi yang ada, yang belum tentu sesuai tuntunan yang MTA
pahami yaitu Al-Qur’an dan Sunnah.
MTA merasa prihatin dengan dunia penyiaran saat ini, karena
banyak media yang menyiarkan hal-hal yang bersifat materiil saja. Audien
memang disuguhi sesuatu yang up to date dari dunia luar saat ini, namun
mereka tidak menyadari dampaknya. Padahal apa yang ditampilkan dunia
penyiaran saat ini kebanyakan mendorong kita hanya mengejar sesuatu
yang bersifat duniawi, sehingga melupakan hal-hal yang bersifat
transendental. Dampaknya kita bisa melihat moralitas manusia Indonesia
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
yang merosot saat ini. Maka tidak mengherankan kalau kita menyaksikan
angka kriminalitas yang meningkat yang menunjukkan akhlak manusia
yang telah terdegradasi. (Wawancara dengan Rudi Herfianto, tanggal 28
April 2010 di studio radio MTA FM).
Kemerosotan itu sudah sedemikian parah, yang ditandai dengan
anak-anak dan remaja lebih memilih bersenang-senang daripada rajin
belajar. Yang dewasa lebih memilih berhura-hura di cafe, pub dan diskotik
daripada bekerja keras untuk mensejahterakan diri dan masyarakatnya.
Yang lain suka mengkonsumsi minuman keras dan narkoba. Minuman
keras tersebar di mana-mana. Di atas kertas dilarang, namun di lapangan
dibiarkan merajalela. Razia hanya sebatas formalitas, bukan untuk
memberantas. Sedang perzinaan sudah sampai dalam tingkat yang sangat
meresahkan.
Kemajuan teknologi komunikasi banyak disalahgunakan. Hanya
dengan 350 rupiah mereka bisa mengirim pesan SMS untuk berkencan
yang akhirnya akan mengarahkan mereka pada perzinaan. Saat ini kita
juga bisa menyaksikan banyak pimpinan negara yang khilaf dan
melakukan kesalahan karena tidak menjalankan Al-Qur’an dan Sunnah.
Berbagai indikator sebagai tanda-tanda kehancuran suatu bangsa
telah banyak terlihat di mana-mana. Dalam kondisi seperti ini, MTA tidak
bisa bersikap acuh tak acuh, sebab keselamatan bangsa ini tergantung
bagaimana model kehidupan yang di adopsi. Kejayaan bangsa ini
tergantung pada keberhasilan seluruh komponen bangsa dalam
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
membangun akhlak. Oleh karena itu tergantung bagaimana kita
membangun kembali iman dan takwa kita kepada Allah SWT di tengah
puing-puing kehancuran moral bangsa.
Sehubungan dengan persoalan seperti itulah diperlukan berbagai
cara untuk mencegah keterpurukan bangsa Indonesia ke kondisi yang lebih
buruk. Salah satu caranya adalah dengan saling menyeru dan bersama-
sama bergandeng tangan melangkah ke depan untuk memperbaiki kualitas
iman dan taqwa. Berbagai sarana bisa digunakan dan dimanfaatkan untuk
mencapai tujuan itu, salah satunya adalah memanfaatkan media massa
termasuk radio. Oleh karena itu MTA mendirikan radio MTA 107,9 FM
dan mulai mengudara sejak awal 2007.
Radio MTA FM merupakan sebuah radio dakwah yang mengudara
pada frekuensi 107,9 MHz. Siaran radio ini menjangkau wilayah yang
cukup luas, dari wilayah eks Karisedenan Surakarta seperti Kabupaten
Boyolali, Sragen, Karanganyar, Klaten, Wonogiri, Sukoharjo dan Kodya
Surakarta sampai sebagian wilayah Semarang Selatan, Gunung Kidul,
Pacitan, Bojonegoro, Ponorogo, Ngawi, Blora, Purwodadi, Cepu,
Rembang dan Tuban. Bahkan siaran radio MTA 107,9 FM sampai
sekarang sudah menjamah sampai ke luar negeri, pencapaian jangkauan
(coverage area) ini ditembus melalui internet live streaming.
Seiring berjalannya waktu, radio MTA FM berusaha menyajikan
informasi maupun hiburan bagi para pendengar. Informasi yang
dihadirkan berupa pendidikan, ekonomi dan bisnis, kesehatan, teknologi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
sampai pertanian. Informasi yang disajikan ini dikemas dalam bentuk
news maupun talk show (http://www.mtafm.com, diakses tanggal 20 maret
2010).
Pada awalnya yayasan MTA memproyeksikan agar Radio MTA
menjadi radio komersial, namun karena kuota radio komersial di Surakarta
sudah penuh maka radio MTA FM diputuskan untuk menjadi radio
komunitas. Adapun pemilik Radio MTA Surakarta adalah seluruh
masyarakat yang menempati/ berasal/ bekerja dan berbakti untuk MTA.
Status kepemilikan perangkat radio komunitas ini sebagai milik kolektif
(bersama) yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat yang ada di
Komunitas MTA.
2. Visi dan Misi Radio MTA 107,98 FM Surakarta
a. Visi:
Formulasi Visi sangat penting bagi sebuah organisasi sebagai arah
strategi dan pedoman melaksanakan strategi yang diformulasikan. Visi
yang baik (vision of success) dapat didefinisikan sebagai ”deskripsi
tentang apa yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi setelah organisasi
tersebut mengimplementasikan strateginya dan mencapai potensi
sepenuhnya (Kuncoro, 2005: 55).
Adapun visi radio MTA FM yaitu; ”Membangun mental spiritual
warga Kota Solo sehingga menjadi makhluk sosial maupun individu yang
memiliki jati diri dan berakhlak mulia.”
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Dari visi diatas di atas terlihat gambaran jelas pribadi yang
dikehendaki sebagai hasil dari dakwah MTA melalui media radio. Yakni
warga kota Solo yang bisa memerankan diri sebagai makhluk sosial yang
tidak bisa lepas dari lingkungannya. Disamping itu juga menjadi individu
yang berkepribadian unggul, religius, memiliki jati diri dan berakhlak
mulia.
b. Misi :
Visi organisasi mempunyai gambaran menyeluruh tentang kemana
organisasi akan dibawa kemasa depan, sedangkan misi adalah suatu
pernyataan tentang apa yang dilakukan oleh berbagai unit organisasi dan
apa yang mereka harapkan untuk mencapai visi organisasi.Misi bisa juga
bisa merupakan bagian visi yang biasanya mencerminkan norma perilaku
yang menjadi pedoman anggota organisasi. Karena itu suatu organisasi
umumnya hanya memiliki satu visi dengan satu atau beberapa misi untuk
mewujudkan visi tersebut (Kuncoro, 2005: 60).
Untuk dapat mencapai tujuan dakwah sebagaimana tersirat dalam
visi radio MTA FM maka disusunlah beberapa misi sebagai berikut:
a. Mewujudkan Visi dari segi program
Menjadi radio komunitas yang dipercaya dan dikelola untuk
menyajikan program yang sesuai dan diharapkan oleh warga Kota
Solo.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
b. Mewujudkan Visi dari segi teknis
Memanfaatkan teknologi mutakhir sehingga mampu menyajikan siaran
sesuai standar yang ditetapkan.
c. Mewujudkan visi dari segi manajemen
Menjalankan organisasi radio dengan efektif dan efisien serta tanggap
atas segala perubahan yang terjadi.
d. Berdasarkan Latar belakang
Menyajikan program siaran dengan titik berat penyampaian informasi
dan persuasi untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman warga
Kota Solo terhadap perlunya memperkuat jati diri sebagai warga
masyarakat yang berbudaya.
Arah utama pernyataan misi radio MTA tersebut diatas bersifat
eksternal, berfokus audien, dan secara tipikal menspesifikasikan pada
usaha tertentu yang akan dilakukan radio MTA FM dalam mencapai visi
dakwahnya.
3. Menejemen Radio
a. Struktur Organisasi Radio MTA 107,98 FM Surakarta
BADAN PENYELENGGARA PENYIARAN KOMUNITAS
DIREKTUR STASIUN RADIO
PENANGGUNG JAWAB UMUM
PENANGGUNG JAWAB
PENYIARAN
PENANGGUNG JAWAB
PEMBERITAAN
PENANGUNG JAWAB TEKNIS
DEWAN PENYIARAN KOMUNITAS
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Ketua Pendiri FATAH YASIN AL IRSYADI, S.T.,M.T.
Pendiri Drs. P. ADI NUGROHO
Pendiri MASHUDI, SE
Ketua DPK FATAH YASIN AL IRSYADI, S.T.,M.T.
Anggota DPK H MANSUR MASYHURI
Anggota DPK RUDI HERFIANTO B.S.
Pemimpin Utama FATAH YASIN AL IRSYADI, S.T.,M.T.
Penanggung Jawab Bidang Umum AHMAD HARMOKO
Penanggung Jawab Bidang Siaran KUKUH WIBOWO
Penanggung Jawab Bidang
Pemberitaan
HERI YUNIANTO
Penanggung Jawab Bidang Teknik SHODIQ NUR HARJANTO
b. Standar Operation Prosedur (SOP)
1. Pengurus Lembaga penyiaran Komunitas
Pemilik Radio Komunitas MTA Surakarta adalah seluruh
masyarakat yang menepati/ berasal/ bekerja dan berbakti untuk
MTA serta status kepemilikan perangkat radio komunitas sebagai
milik kolektif (bersama) yang dapat diakses oleh seluruh lapisan
masyarakat yang ada di komunitas MTA. Demikian juga dengan
pemilihan pengurus/pengelola telah diatur dalam kesepakatan
warga masyarakat di dalam forum musyawarah warga. Forum
warga akan memilih dan mengangkat Dewan Penyiaran Komunitas
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
(DPK) yang terdiri dari perwakilan masyarakat yang merupakan
tokoh atau orang yang dipercayai dalam masyarakat. Juga dipilih
dan ditentukan siapa saja pengelola yang akan duduk di Badan
Penyelenggara Penyiaran Komunitas (BPPK).
Pemilihan pengurus dalam BPPK disepakati warga dan
berasal dari perwakilan masyarakat di dalam komunitas MTA.
Semua orang dengan beragam latar belakang dapat menjadi
pengelola dengan kesepakatan komunitas dan dilatih untuk dapat
melaksanakan proses siaran dan pengelolaan dengan baik.
Dalam proses perekrutan penyiar ataupun relawan radio,
radio komunitas MTA terbuka bagi siapa saja. Umur relawan radio
antara 15-45 tahun. Tidak ada persyaratan khusus dalam pemilihan
pengurus/penyiar/relawan, dan pekerjaan para relawan radio
komunitas antara lain pelajar, mahasiswa, organisasi masyarakat,
petani, buruh, perangkat desa dan lain-lain.
2. Gambaran Umum Pembagian Tugas dan Peran
a. Dewan Penyiaran Komunitas (DPK)
DPK merupakan perwakilan dari warga komunitas tempat
radio berada, yang dipilih secara demokratis dalam pertemuan
warga komunitas.
Tugas DPK:
1) Menghimpun masukan dari warga komunitas tentang
kepentingan mereka atas siaran radio.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2) Bersama BPPK (Badan Penyelenggara Penyiaran
Komunitas) dan masukan dari masyarakat menetapkan
kebijakan umum tentang tujuan yang dicapai melalui siaran
radio komunitas.
3) Bersama BPPK menyusun kode etik dan pedoman perilaku
siaran radio komunitas setempat.
4) Menjadi wadah masyarakat dalam menyalurkan aspirasinya
mengenai isi dan program siaran yang diinginkan.
5) Menjembatani penyelesaian berbagai persoalan antara
penyiaran radio dengan masyarakat.
Fungsi DPK:
1) Secara aktif melakukan monitoring siaran.
2) Menerima berbagai aduan masyarakat baik secara
kelompok maupun individu.
3) Melakukan pertemuan internal secara rutin untuk
membahas berbagai masukan, usulan dan permasalahan
yang terjadi.
4) Melaksanakan pertemuan dengan mengundang masyarakat
luas untuk menjaring berbagai masukan dari masyarakat
dan hasil minitoring.
5) Melaporkan hasil pelaksanaan penyiaran kepada publik
setiap tahunnya melalui pertemuan warga sebagai wujud
pertanggungjawaban.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
b. Badan Penyelenggara Penyiaran Komunitas (BPPK).
BPPK merupakan organ atau tim yang bertugas menjalankan
kegiatan penyiaran di stasiun radio komunitas. Pemilihan
BPPK dilakukan oleh DPK dengan kriteria dasar: kesukarelaan,
komitmen, ketersediaan waktu, kapasitas sesuai dengan
posisinya dalam radio komunitas.
Tugas BPPK:
1) Melaksanakan survey pendengar.
2) Menyusun dan menentukan program, materi siaran dan
waktu siaran.
3) Memproduksi materi-materi acara untuk disiarkan.
4) Menjalankan program siaran berdasarkan rencana yang
telah disusun.
5) Melakukan evaluasi atas hasil siaran yang dijalankan.
6) Secara berkala melaporkan rencana, pelaksanaan dan
evaluasi program siaran kepada DPK.
Fungsi BPPK:
1) Bersama DPK memastikan terbentuknya tim pengelola,
termasuk kru radio (penyiar, reporter, teknisi dan staf
pendukung lainnya).
2) Menjamin adanya program siaran yang didasarkan pada
masukan warga komunitas.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
3) Menjamin terjadinya peningkatan kemampuan secara terus-
menerus bagi tim pengelola.
4) Menjamin berjalannya penyiaran radio secara rutin setiap
harinya.
5) Menjamin pelaksanaan operasional radio berjalan secara
transparan dan akuntabel, baik dalam pengelolaan dana
maupun lainnya.
c. Tugas dan tanggungjawab tiap bagian
Tugas dan Tanggungjawab Direktur Stasiun Radio
1) Berperan dalam mencari peluang dan inisiator untuk
memulai program-program yang memberikan dampak
perubahan positif bagi radio.
2) Bertanggungjawab untuk meningkatkan dan
mengalokasikan berbagai sumber daya untuk berbagai
kepentingan demi kemajuan radio.
3) Melakukan tindakan evaluasi secara berkala dan koreksi
pada saat radio komunitas mengalami kesulitan.
4) Bertanggungjawab terhadap administrasi umum radio
komunitas.
Tugas dan Tanggungjawab Penanggung Jawab Umum
1) Bertanggung jawab terhadap proses siaran yang dilakukan
setiap harinya.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
2) Melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
peningkatan kapasitas pengelola seperti mengadakan
training internal.
3) Bertanggung jawab dan mengelola proses ataupun kegiatan
administrasi radio.
4) Melakukan koordinasi rutin dengan direktur dan
penanggung jawab divisi yang lain.
Tugas dan Tanggungjawab Penanggungjawab Penyiaran
1) Berperan dalam pelaksanaan setiap program acara radio
secara maksimal.
2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program acara
dan disiplin tugas sesuai program siaran yang telah disusun.
3) Melaksanakan tugas secara maksimal sesuai tata tertib dan
ketentuan yang telah disepakati bersama.
4) Bertanggung jawab terhadap administrasi program acara
yang dikelola.
Tugas Dan tanggungjawab Penanggungjawab Pemberitaan
1) Berperan sebagai pelaksana peliputan dan editing berita.
2) Bertanggung jawab terhadap pengadaan materi semua
program pemberitaan.
3) Melakukan peliputan berita lokal dan aneka informasi
publik.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
4) Bertanggung jawab terhadap administrasi pemberitaan dan
pelaporan kepada manajemen radio.
Tugas dan Tanggungjawab Penanggungjawab Teknis
1) Bertanggung jawab untuk pengelolaan dan perawatan
peralatan studio.
2) Memastikan peralatan dapat berfungsi dengan baik setiap
kegiatan siaran akan mulai dilakukan.
3) Berperan sebagai koordinator untuk kegiatan produksi.
4) Melakukan perencanaan dan pelaksanaan pendayagunaan
produksi dan kegiatan off air maupun live.
5) Bertanggung jawab terhadap inventaris bagian produksi dan
teknis pada umumnya.
3. Sistem kerja Antar Bagian
Sistem kerja untuk setiap bagian di bawah koordinasi salah satu
penanggung jawab kerja dan menjadi tanggung jawab penanggung
jawab bersangkutan. Koordinasi kerja lintas divisi, dilakukan melalui
koordinasi antar penanggung jawab kecuali diberikan kewenangan
tertentu kepada personel tertentu berdasar efisiensi dan efektifitas
kerja.
c. Pendanaan
Dalam masalah pendanaan, radio MTA FM bergantung
sepenuhnya dari yayasan MTA. Banyak orang yang mengira kalau
radio MTA dapat aliran dana dari pemerintah Indonesia ataupun asing,
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
itu tidak benar. Setiap pekan ada yang menjual keping CD yang isinya
ceramah Ustadz Ahmad Sukino, yang hasil penjualannya untuk
membiayai radio. Selain itu ada juga warga MTA maupun non MTA
yang sadar kalau radio itu membutuhkan dana, karena itu sekali tempo
mereka terkadang memberikan infaq ke radio (Wawancara dengan Drs.
Medi 5 Mei 2010 di kantor pusat MTA).
d. Program Siaran
FORMAT SIARAN
1 Format siaran Umum
a. Lokal 95%
b. Asing 5 %
2 Persentase materi
siaran lokal & asing
JUMLAH 100%
a. inhouse production (alat, 80%
SDM, dan biaya ditanggung
sendiri)
b. akuisisi (membeli produk dari
dalam maupun luar negeri)
2%
c. kerjasama (program, revenue
sharing, antar negara)
18%
3 Sumber materi acara
siaran
JUMLAH 100%
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
MENU ACARA RADIO MTA FM
JAM / HARI AHAD
GANJIL AHAD GENAP SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT Sabtu
05:00-06:00 Fajar Hidayah (talk)
06:00-07:00 Silaturahim
(music)
Jihad Pagi 1 (Recorded)
(Ceramah Ust. Sukina)
07:00-08:00 Bargain (news)
08:00-09:00 Sifat Gita MTA (talk)
09:00-10:00
Jihad Pagi (Live)
(Ceramah Ust. Sukina)
Ekobis
(talk)
Silaturahim
(music)
Ekobis
(talk)
Silaturahim
(music)
10:00-11:00 Silaturahim
(music)
SWB (Saatnya Wanita Bicara)
(music,talk)
11:00-Dhuhur Etalase MTAFM
(talk) ket: jual beli via radio.
Dhuhur-12:00 Adzan Dhuhur + Murotal Qur’an
12:00-12:30 Mutiara Kata Bermakna + Info MTA
(talk) ket: Pembacaan brosur ahad pagi
12:30-13:00 Asli Indonesia
(music) ket: keroncong
13:00-13:30
Hikayah
(sandiwara)
13:30-14:00 Blessing Afternoon
Mitra Tani
(talk)
Dokter Kita
(talk)
Psikologi
(talk)
Siomay
(talk)
BIM
(talk)
Hikmah
(Talk)
14:00-15:00
15:00-15:30 Jihad Pagi 2 (Recorded)
15:30-16:00
Asli Indonesia
(music)
Kons. Hukum
(talk) Infora
(berita) Kata Nusantara
16:00-17:00
TK-Ku
(talk)
Ket: bekerjasama dengan TV
MTA
Risalah Tafsir
(talk)
Risalah
Hadits
(talk)
Taman Indria
(talk)
Ustadz
Menjawab
(talk)
Risalah
Mudzakarah
(talk)
Seputar
Haji
(Talk)
17:00-Magrib Mutiara Kata Bermakna + Murotal Al-Qur’an
Magrib-18:10 Adzan Maghrib + Murotal
18:10-Isya’ Tahsin Al-Qur’an
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Isya’-19:00 Adzan Isya’ + Murotal
19:00-20:00 Geguritan/Macapat
(music) ket: lagu jawa
20:00-21:00
Civitas
Akademika
(talk)
21:00-22:00
Apa Kabar
MTA
(talk) Hikayah
(sandiwara)
Jihad Pagi Hari Ini (Gab Jihad Pagi 1&2) + Silaturahim
22:00-23:00 Osasin Goresan Pena
(talk)
Problema
Remaja
(talk)
Mat-Matan
(talk)
Hikmah
(Recorded)
(talk)
Kalindo
(talk)
Perjalanan
(Talk)
Muhasabah
(music, talk) 23:00-24:00
00:00:00 CLOSSING TUNE
C. Strategi Dakwah MTA melalui Radio MTA 107,9 FM Surakarta
Strategi pada hakikatnya merupakan perencanaan (planing) dan
manajemen (management) untuk mencapai tujuan. Akan tetapi untuk mencapai
tujuan itu strategi tidak berfungsi hanya sebagai peta jalan yang hanya
menunjukkan jalan saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana
taktik operasionalnya
Demikian juga strategi komunikasi yang merupakan paduan antara
perencanaan komunikasi (communication planning) dengan manajemen
komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah di
tentukan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana
operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa
pendekatan (approach) bisa sewaktu-waktu berubah bergantung pada situasi
dan kondisi (Effendy, 2006:32).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Pada awalnya yayasan MTA memproyeksikan agar Radio MTA
menjadi radio komersial, namun karena kuota radio komersial di Surakarta
sudah penuh maka radio MTA FM diputuskan untuk menjadi radio komunitas.
Untuk menyiasatinya maka MTA juga mendirikan radio Persada FM yang
mengudara di daerah Sragen dengan status komersial.
MTA menghendaki agar kedua radio dakwahnya itu menjadi stasiun
radio yang legal. Oleh karena itu MTA berusaha melakukan legalisasi dengan
mengajukan perijinan. Keduanya kini telah mengantongi surat Izin Stasiun
Radio (ISR) dari Departemen Komunikasi dan Informatika (Dep. Kominfo).
Radio MTA FM memperoleh ijin dengan nomor: 01399067-
000SU/202010211, sedangkan Radio Persada FM dengan nomor: 01399066-
000SU/202010211.
Adapun dalam upaya mengembangkan dakwah melalui radio MTA
107,9 FM sekaligus berusaha memenangkan persaingan, ada beberapa strategi
yang diterapkan, diantaranya:
1. Strategi Adaptif
Untuk dapat survive menghadapi persaingan, radio MTA sangat
menekankan pada fleksibilitas dan inovasi. Oleh karena itu Radio MTA
FM harus dalam mengamati media lain. Ketika di media lain ada sebuah
program acara yang berbeda, maka radio MTA harus bisa mengambil
celah. Bisa jadi radio MTA akan melakukan counter acara tersebut kalau
diperlukan. Bisa jadi pula akan mengadopsi kalau dipandang efektif dalam
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
penyampaian pesan (Wawancara dengan Rudi Herfianto, tanggal 28 April
2010 di studio radio MTA FM).
Sebelum menyusun program, maka harus terlebih dulu di ketahui
kebutuhan pendengar, dalam radio MTA FM ini menjadi tugas Badan
Penyelenggara Penyiaran Komunitas (BPPK). BPPK merupakan sendiri
merupakan organ atau tim yang bertugas menjalankan kegiatan penyiaran
di stasiun radio komunitas. Secara umum tugas BPPK ini meliputi; (1).
Melaksanakan survey pendengar. (2). Menyusun dan menentukan
program, materi siaran dan waktu siaran. (3). Memproduksi materi-materi
acara untuk disiarkan. (4). Menjalankan program siaran berdasarkan
rencana yang telah disusun, (5). Melakukan evaluasi atas hasil siaran yang
dijalankan. (6) Secara berkala melaporkan rencana, pelaksanaan dan
evaluasi program siaran kepada Dewan Penyiaran Komunitas (DPK).
Untuk mengetahui kebutuhan pendengar, selain survey khusus di
radio MTA terdapat program acara ’Apa kabar MTA’. Program ini
merupakan acara interaktif dengan pendengar via telepon. Inti dari acara
ini adalah untuk mengetahui apa yang dikehendaki pendengar untuk
kebaikan radio MTA. Dari situlah pihak radio bisa mengetahui apa yang
dikehendaki pendengar, yang nantinya menjadi pijakan dalam menyusun
program.
Dalam penyusunan program, Radio MTA sangat menekankan
kreatifitas. Apapun model acaranya, ketika itu bertujuan untuk
menyampaikan Al-Qur’an dan Sunnah, maka tidak dipermasalahkan.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Justru keberagaman acara itu akan menambah variasi dalam penyampaian
pesan dakwah melalui media radio. Acara semisal sandiwara, tanya jawab,
musik tradisional maupun modern, akan mewarnai dakwah melalui radio
menjadi tidak monoton dan tidak membuat orang menjadi bosan
(Wawancara dengan Rudi Herfianto, tanggal 28 April 2010 di studio radio
MTA FM).
2. Strategi Diferensiasi
Selain menerapkan strategi adaptif, Radio MTA juga menerapkan
strategi diferensiasi dalam menyelenggarakan siarannya. Sebuah
organisasi akan melakukan strategi deferensiansi bila ingin bersaing
dengan pesaingnya dalam hal keunikan produk dan jasa yang ditawarkan.
Keunikan tersebut dapat dilihat dari ciri produk yang menawarkan nilai-
nilai yang dicari konsumen sehingga menjadikan produk tersebut unik dan
berbeda dimata konsumen. Konsumen akan rela membayar harga
premium bagi produk-produk yang dipersepsikan sebagai produk yang
unik dan berbeda olehnya (Kuncoro, 2005:93).
Ada beberapa upaya diferensiasi yang coba dilakukan oleh Radio
MTA, diantaranya dengan:
1) Menjadikan dakwah sebagai brand image radio
Sejak awal berdirinya, tujuan dari pendirian radio ini adalah untuk
dakwah Islamiah. Adapun yang menjadi motonya adalah ‘menuju
tatanan adi’ (Wawancara dengan Rudi Herfianto, tanggal 28 April
2010 di studio radio MTA FM). Oleh karena itu sebagian besar
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
program acara dalam radio ini adalah program khusus dakwah dengan
prosentase hampir 70%. Pengajian ahad pagi (Jihad Pagi), Fajar
Hidayah, Murotal qur’an, Hikayah (sandiwara), Risalah tafsir, Risalah
hadits, Ustadz menjawab, Tahsin Al-Qur’an, Hikmah, Muhasabah.
2) Menjadikan Pengajian Ahad Pagi (jihad pagi) acara unggulan
Pada dasarnya semua acara yang ada di Radio MTA mempunyai
pendengar tersendiri. Walaupun segmentasi radio ini bersifat umum,
namun radio ini tetap merupakan radio yang berbasis komunitas. Oleh
karena itu radio ini didengarkan orang (komunitas MTA atau orang
yang berpandangan sama dengan MTA) yang ingin mencoba
melaksanakan Al-Qur’an dan Sunnah (Wawancara dengan Rudi
Herfianto, tanggal 28 April 2010 di studio radio MTA FM)
Adapun acara yang menjadi unggulan dan banyak
pendengarnya yaitu Pengajian Ahad Pagi (Jihad Pagi) yang dilakukan
secara on air maupun offair. Acara ini di pancarkan secara luas melalui
satelit, internet live streaming, dan radio Persada 102,2 FM. Pengajian
ini diampu langsung oleh ketua umum MTA Pusat yakni ustadz
Ahmad sukino. Pengajian ahad pagi merupakan sebuah acara yang
menggunakan perpaduan format monolog dan dialog.
Beberapa keunikan yang coba ditawarkan radio MTA melalui
acara Pengajian Ahad Pagi, diataranya;
a. Pesan disampaikan secara lugas sehingga mudah ditangkap dan
dipahami. Dalam penyampaiannya, ustadz Ahmad Sukino
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
menggunakan perpaduan antara Bahasa Indonesia dengan Bahasa
Jawa.
b. Dalam pengajian ahad pagi juga terjadi dialog antara orang yang
bertanya dengan ustad tentang kehidupan keseharian yang sesuai
Qur’an dan Sunah, dalam pengajian yang lain tidak demikian.
c. Kelebihan lainnya ialah dalam pengajian ini selalu digunakan dasar
Al-Qur’an dan hadits dalam penyampaian jawaban (Wawancara
dengan Rudi Herfianto, tanggal 28 April 2010 di studio radio
MTA FM).
3) Berani dan berterus terang dalam penyampaian pesan dakwah.
Salah satu yang membedakan Radio MTA FM dibanding radio
lainnya ialah keberanian dan keterus terangan dalam menyampaikan
pesan dakwah yang diyakini kebenarannya. Radio MTA selalu tegas
dalam menyampaikan sesuatu yang mereka anggap benar itu sebagai
kebenaran dan mengatakan sesuatu yang mereka anggap salah itu
sebagai sesuatu yang salah.
Hal itu sebenarnya bisa dikatakan sebagai sebuah kelebihan
atau sesuatu yang biasa saja. MTA memandang bahwa saat ini banyak
media yang menyampaikan hal-hal yang tidak dituntunkan atau bahkan
dilarang dalam Al-Qur’an dan Sunnah, dan mereka menyampaikan
semua secara terang-terangan. Pada dasarnya mereka menyiarkan hal
yang bathil dan dilarang dalam Islam (Wawancara dengan Rudi
Herfianto, tanggal 28 April 2010 di studio radio MTA FM).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Oleh karena itu sebagai media syiar dakwah Islam radio MTA
harus berani menyampaikan kebenaran yang di yakni secara lebih
terang-terangan. Ketika yang hak itu di sampaikan maka yang bathil
akan turun, redup, dan sirna. Dan semua orang wajib untuk
memunculkan yang hak.
Dalam menyikapi perbedaan yang ada, MTA tetap konsisten
menyampaikan yang hak sesuai pandangan mereka. MTA tetap
menghargai kalau ada komponen masyarakat yang tidak sepaham
dengan mereka. MTA memandang bahwa kewajiban mereka hanya
menyampaikan, ketika kebenaran itu tidak disampaikan mereka takut
terkena murka Allah. Maka setelah yang hak disampaikan MTA
menyerahkan semua pada masing-masing individu. Selain itu untuk
meminimalisir, Radio MTA tidak pernah menyebut golongan secara
vulgar (Wawancara dengan Rudi Herfianto, tanggal 28 April 2010 di
studio radio MTA FM).
3. Strategi Diversifikasi.
Untuk memperluas jangkauan siaran, selain mengudara secara
konvensional melaui Frekuensi 107,9 MHZ dan beroprasi di daerah
Surakarta, Radio MTA FM juga memanfaatkan perangkat teknologi
informasi yang lain yang lain, diantaranya:
a. Internet live streaming (ILS)
Untuk memperluas jangkauan siaran, Radio MTA FM
memanfaatkan teknologi multimedia yaitu Internet live streaming.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Penggunan internet ini memungkinkan mereka menjangkau para
pendengar yang lokasinya jauh dari jangkauan siaran pemancar
mereka.
Format streaming yang digunakan Radio MTA 107,9 FM yaitu
format Windows Media. Audien bisa mengaksesnya melalui link yang
terdapat dalam situs www.mta-fm.com.
b. Radio Satelit
Strategi lain yang ditempuh Radio MTA FM demi
melaksanakan dakwahnya, yaitu mengudara lewat satelit. Terobosan
ini memungkinkan MTA untuk berdakwah lewat udara tanpa terhalang
jarak. Siaran melalui satelit itu bisa memungkinkan siaran Radio MTA
diakses di belahan dunia yang lain. Mereka yang berada luar di negeri
semisal di Korea, Taiwan, ataupun negara lainnya bisa menangkap
siaran kalau selama ada chanel dan parabola di sana. (Wawancara
dengan Drs. Medi 5 Mei 2010 di kantor pusat MTA).
Warga MTA di daerah-daerah yang tidak terjangkau dengan
radio MTA FM biasa disarankan untuk memasang antena parabola
lengkap dengan receivernya dengan setting Satelit: PALAPA, Freq
4080 MHz dan S/R 28125 KHz, Audio kanal LEFT.
c. MTA FM via Flexi Radio : *55*411079
Satu lagi kemudahan untuk mendengarkan siaran radio MTA
FM disajikan oleh MTA bekerjasama dengan Telkom Flexi. Siapapun
yang memiliki HP Flexi, dengan mudah bisa mendengarkan radio
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
MTA FM dari penjuru manapun di wilayah Indonesia selama
terjangkau sinyal Flexi. Layanan ini tidak memerlukan koneksi
internet, juga tidak perlu HP canggih yang memiliki fasilitas radio.
Untuk mengaksesnya cukup dengan menekan; *55*411079 Ok/Call.
d. Stasiun relay
Selain melalui ketiga media di atas, MTA juga menganjurkan
agar semua cabang di wilayah-wilayah yang tidak terjangkau dengan
radio FM 107,9 FM Surakarta, agar mengambil peran untuk
mengembangkan dakwah sesuai kesanggupan. Agar siaran radio MTA
dapat ditangkap oleh masyakat sekitar dengan radio konvensional,
maka warga MTA yang ada di berbagai daerah dihimbau untuk
mendirikan stasiun relay di daerahnya masing masing dengan kategori
komunitas.
Adapun materinya bisa merelay (memancarkan ulang) siaran
Radio MTA 107,9 FM Surakarta yang bisa diakses baik melaui
internet live straming, radio satelit, MTA FM via Flexi Radio, ataupun
melalui file siaran yang di simpan dalam CD.
Selain itu MTA diuntungkan dengan banyaknya warga non-
MTA yang memancarkan acara radio MTA FM. Mereka murni
pendengar yang suka dengan dakwah MTA. MTA sendiri sulit
mendata yang demikian (Wawancara dengan Rudi Herfianto, tanggal
28 April 2010 di studio radio MTA FM).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
D. Implementasi Dakwah dalam Radio MTA 107,9 FM
Radio sebagai bagian dari media massa elektronik merupakan saluran
penyebar informasi yang cukup efektif dan efisien. Karena itu, bagaimanapun
sederhananya, pada akhirnya ia akan membentuk peta pengetahuan,
pengalaman dan sikap setiap komunikan (pendengar) yang menjadi sasaran
dakwahnya.
Keberadaan Radio MTA 107,9 FM tidak bisa dilepaskan dari yayasan
MTA secara keseluruhan, karena radio MTA merupakan wasilah dakwah yang
dimiliki yayasan tersebut. Dengan demikian tujuan radio MTA pada akhirnya
tidak akan jauh dari tujuan MTA itu sendiri, yakni mengajak umat Islam
kembali kepada AI-Qur’an.
Radio menjadi salah satu pilihan sebagai media dakwah MTA, karena
radio merupakan media yang ’murah’ namun efeknya sangat besar. Selain itu
radio lebih mudah dibawa kemana-mana jika dibandingkan dengan TV.
Dengan televisi kita harus konsentrasi untuk melihat, sedangkan dengan radio
dalam kondisi dan aktivitas apapun orang bisa mendengarkan.
Berdasarkan pengalaman, efek yang dimiliki radio sangat besar
terhadap dakwah MTA, sehingga radio menjadi pilihan Hal ini terlihat dari
meningkatnya jumlah peserta pengajian ahad pagi maupun peserta pengajian
binaan MTA setelah mengudaranya radio MTA FM (Wawancara dengan Rudi
Herfianto, tanggal 28 April 2010 di studio Radio MTA FM).
Dalam menjalankan dakwahnya, Radio MTA berupaya mewujudkan
slogan ’menuju tatanan adi’. ’Tatanan adi’ sendiri bermakna aturan yang baik.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Karena itulah setiap program acara yang disiarkan Radio MTA FM berusaha
menuju adanya hal yang baik itu (Wawancara dengan Rudi Herfianto, tanggal
28 April 2010 di studio radio MTA FM). Baik yang dimaksudkan MTA bukan
hanya asal baik, tapi sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Barometer MTA
tidak bisa lepas dari keduanya (Wawancara dengan Drs. Medi 5 Mei 2010 di
kantor pusat MTA).
a. Program Siaran dakwah Radio MTA FM
Dalam implementasi dakwahnya, Radio MTA menyampaikannya
dalam dua bentuk. Yaitu:
1. Program khusus dakwah
Program siaran khusus dakwah di Radio MTA memiliki porsi
yang cukup besar. Prosentasenya mencapai sekitar 70% dari
keseluruhan acara (Wawancara dengan Rudi Herfianto, tanggal 28
April 2010 di studio Radio MTA FM).
Yang termasuk kategori siaran khusus dakwah ini bisa kita
lihat pada acara:
a. Pengajian ahad pagi (Jihad Pagi)
b. Fajar Hidayah
c. Murotal qur’an
d. Hikayah (sandiwara)
e. Risalah tafsir
f. Risalah hadits
g. Ustadz menjawab
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
h. Tahsin Al-Qur’an
i. Hikmah
j. Muhasabah Jihad Pagi (Live/Record)
k. Fajar Hidayah
l. Murotal qur’an
m. Hikayah (sandiwara)
n. Risalah tafsir
o. Risalah hadits
p. Ustadz menjawab
q. Tahsin Al-Qur’an
r. Hikmah
s. Muhasabah
2. Insert program (Menyisipkan pesan-pesan dakwah dalam acara yang
lain)
Selain menyampaikan pesan dakwah melalui acara khusus
dakwah, pesan dakwah dalam Radio MTA juga disisipkan melalui
acara-acara lainnya. Adapun metode penyampaiannya bisa melalui
kata-kata penyiar memandu acara. Metode yang lain yaitu melalui
tampilan acara umum dalam format talk ataupun musik yang secara
substansial ditujukan untuk memberi kemanfaatan bagi pendengar.
Contohya dalam acara mitra tani, dokter kita, siomay, psikology,
silaturahim dsb.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
b. Materi Dakwah Radio MTA
Pada dasarnya hal-hal yang disampaikan dalam siaran yang ada
dalam radio MTA itu merupakan implementasi kajian MTA terhadap Al-
Qur’an dan Sunnah (Wawancara dengan Rudi Herfianto, tanggal 28 April
2010 di studio Radio MTA FM). Di MTA sendiri ada tim kajian khusus
masalah keilmuan, yang nantinya akan menjadi materi dakwah, tapi tidak
lepas dari konsultasi dengan ustadz. Termasuk dalam radio, karena materi
dakwah radio itu sumbernya dari yayasan. Adapun dalam penyusunan
materi keseluruhan program siarannya Radio MTA sangat menekankan
keseimbangan antara kehidupan dunia dan akherat. (Wawancara dengan
Drs. Medi 5 Mei 2010 di kantor pusat MTA).
Secara garis besar materi dakwah radio MTA FM meliputi:
1. Materi keIslaman yang meliputi aqidah, ibadah, syari'ah, moralitas dan
tata pergaulan Islami sesuai dengan Al-Qur’an dan hadits berdasarkan
hasil kajian MTA.
2. Berbagai ilmu umum yang bermanfaat seperti ekonomi, bisnis dan
pertanian.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
BAB IV
ANALISIS STRATEGI DAKWAH MAJELIS TAFSIR AL-QUR’AN
(MTA) MELALUI
RADIO MTA 107,9 FM SURAKARTA
A. Analisis Strategi Dakwah Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) melalui radio
MTA 107,9 Fm Surakarta
Setiap penyelenggaraan dakwah pastilah bertujuan untuk menyebarkan
agama Islam. Makna dasar dari dakwah itu sendiri adalah mengajak, menyeru
umat manusia agar berada dalam jalur yang telah ditetapkan oleh Allah dalam
ajaran Islam secara eksplisit maupun implisit. Untuk dapat mencapai tujuan itu
secara efektif dan efisien maka maka diperlukan strategi yang tepat.
Strategi pada hakikatnya merupakan perencanaan (planing) dan
manajemen (management) untuk mencapai tujuan. Akan tetapi untuk mencapai
tujuan itu strategi tidak berfungsi hanya sebagai peta jalan yang hanya
menunjukkan jalan saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana
taktik operasionalnya.
Dalam menjalankan dakwahnya, secara filosofis MTA bertujuan untuk
mengajak umat Islam kembali pada Al-Qur’an dan Sunnah. Adapun salah satu
strategi yang yang dipilih adalah mendirikan Radio MTA 107,9 FM sebagai
media dakwah.
Dalam Bab III, penulis telah memaparkan beberapa strategi yang
dipakai MTA dalam upaya mengembangkan dakwah melalui radio MTA 107,9
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
FM sekaligus berusaha memenangkan persaingan. Adapun analisis lebih lanjut
adalah sebagai berikut:
4. Analisis Strategi Adaptif
Strategi adaptif merupakan strategi yang di pergunakan oleh
sebuah organisasi dengan cara beradaptasi dengan lingkungan persaingan
yang tak pasti (Kuncoro, 2005: 88).
Untuk dapat survive menghadapi persaingan dan tetap memperoleh
pendengar, radio MTA sangat menekankan pada fleksibilitas dan inovasi.
Oleh karena itu Radio MTA FM harus jeli dalam melihat persaingan yang
ada dengan mengamati media lain. Ketika di media lain ada sebuah
program acara yang berbeda, maka radio MTA bisa mengambil celah.
Bisa jadi radio MTA akan melakukan counter acara tersebut kalau
diperlukan. Bisa jadi pula akan mengadopsi dan membuat acara yang
serupa kalau dipandang efektif dalam penyampaian pesan.
Dalam perspektif pemasaran, pesaing merupakan organisasi yang
mampu memenuhi kebutuhan konsumen yang sama. Misalnya jika
kebutuhan konsumen adalah hiburan, para pesaing dapat bervariasi mulai
dari video game hingga bioskop dan orkes dangdut. Dalam perspektif ini,
intensitas persaingan tergantung dari seberapa kebutuhan konsumen dapat
dipahami dan seberapa jauh organisasi dapat memenuhi kebutuhan
konsumen tersebut. Dalam hal ini pesaing Radio MTA FM diantaranya
adalah radio lain baik komunitas maupun komersial yang saling bersaing
berebut pendengar.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Selain harus bersaing dengan sesama media radio, Radio MTA FM
juga harus bersaing dengan media lain yang menyajikan produk yang
sama. Misalkan untuk musik, saat ini kemajuan teknologi telah sedemikian
maju sehingga memberikan banyak pilihan bagi orang dalam
menikmatinya. Diantaranya, melalui media televisi, CD player, MP3,
Ipod, dan lain sebagainya. Orang bisa memutar musik sesuai seleranya
masing-masing. Hal ini membuat radio semakin banyak di tinggalkan
pendengarnya.
Demikian juga dengan acara dakwah. Paket acara dakwah bukan
hanya monopoli radio. Saat ini banyak media yang menampilkan acara
dakwah sebagai bagian program mereka, diantaranya televisi. Berdasarkan
pengamatan penulis, sebagian besar televisi nasional yang ada di tanah air
menyiarkan acara dakwah secara serempak di pagi hari. Selain televisi,
masih banyak media yang menyajikan dakwah Islamiah semisal majalah,
koran dan lain sebagainya. Oleh karena itu radio harus benar-benar
inovatif agar bisa memenuhi kebutuhan pendengar sehingga tidak di
tinggalkan. Dalam hal ini radio MTA FM sudah melakukan hal yang tepat.
Didalam radio MTA FM sebelum dilakukan penyusunan program,
terlebih dulu dicari informasi tentang kebutuhan pendengar, ini menjadi
tugas Badan Penyelenggara Penyiaran Komunitas (BPPK). BPPK
merupakan merupakan organ atau tim yang bertugas menjalankan kegiatan
penyiaran di stasiun radio komunitas. Secara umum tugas BPPK ini
meliputi; (1). Melaksanakan survey pendengar. (2). Menyusun dan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
menentukan program, materi siaran dan waktu siaran. (3). Memproduksi
materi-materi acara untuk disiarkan. (4). Menjalankan program siaran
berdasarkan rencana yang telah disusun, (5). Melakukan evaluasi atas hasil
siaran yang dijalankan. (6) Secara berkala melaporkan rencana,
pelaksanaan dan evaluasi program siaran kepada Dewan Penyiaran
Komunitas (DPK).
Untuk mengetahui kebutuhan pendengar, strateginya selain melalui
survey khusus, Radio MTA juga memanfaatkan program acara ’Apa kabar
MTA’. Program ini merupakan acara interaktif dengan pendengar via
telepon. Inti dari acara ini adalah untuk mengetahui apa yang dikehendaki
pendengar untuk kebaikan radio MTA. Dari situlah pihak radio bisa
mengetahui apa yang dikehendaki pendengar, yang nantinya menjadi
pijakan dalam menyusun program.
Dalam rangka penyusunan program, menejemen Radio MTA
sangat menekankan kreatifitas. Apapun model acaranya, ketika itu
bertujuan untuk menyampaikan Al-Qur’an dan Sunnah sesuai tujuan
MTA, maka tidak dipermasalahkan. Justru keberagaman acara itu akan
menambah variasi dalam penyampaian pesan dakwah melalui media radio.
Acara semisal sandiwara, tanya jawab, musik tradisional maupun modern,
akan mewarnai dakwah melalui radio menjadi tidak monoton dan tidak
membuat orang menjadi bosan (Wawancara dengan Rudi Herfianto,
tanggal 28 April 2010 di studio Radio MTA FM).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Dalam perspektif pendekatan Strategi Adaptatif Versi Miles Snow,
sebenarnya terdapat 4 jenis strategi yang bisa digunakan organisasi
beradaptasi pada lingkungan yang tidak pasti. Dalam pendekatan ini
terdapat strategi: Prospector, defender, analyzer, dan reactor (Kuncoro,
2005: 88).
Strategi prospector (prospector) merupakan strategi yang
mengutamakan keberhasilan organisasi dalam berinovasi, selalu,
menciptakan produk yang baru, dan kesempatan pasar-pasar yang baru.
Kekuatan strategi ini terletak pada kemampuan organisasi dalam melihat
kondisi, tren dan situasi lingkungan bisnis yang selalu berubah-ubah, dan
juga kemampuannya dalam menciptakan produk dan jasa baru yang dapat
diciptakan untuk mengikuti perubahan lingkungan. Dalam industri televisi
di Indonesia, Indosiar dianggap inovatif dalam menayangkan program
AFI. AFI (Akademi Fantasi Indosiar), mampu menyedot perhatian pemirsa
televisi dan sekaligus menjadi ajang seleksi penyanyi-penyanyi muda
berbakat. Dengan strategi yang sama radio MTA diharapkan bisa
berinovasi dan membuat acara yang menjadi trend.
Strategi bertahan (defender). Organisasi dengan strategi bertahan
biasanya mementingkan stabilitas pasar yang menjadi targetnya.
Organisasi dengan strategi ini pada umumnya hanya memiliki sedikit
produk dengan segmen pasar yang sempit. Hal ini dikarenakan mereka
hanya berusaha untuk mempertahankan pasar dibanding dengan
memperluasnya. Dengan lingkup pasar yang kecil, organisasi-organisasi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
yang menerapkan strategi bertahan akan merasa lebih fokus untuk bisa
mempertahankan pasarnya dari serangan pesaing dari luar. Akibatnya
tidak jarang mereka akan mempersulit para pesaing untuk masuk ke pasar
yang dikuasainya. Organisasi dengan strategi bertahan dapat terus sukses
mempertahankan strategi ini selama teknologi dan konsep lini produk
yang sempit yang mereka pakai itu masih kompetitif.
Strategi penganalisis (analyzer). Merupakan strategi analisis
imitasi. Organisasi yang menggunakan strategi ini akan menganalisis ide
bisnis baru sebelum organisasi memasuki bisnis tersebut. Para
penganalisis ini akan memperhatikan dan meniru ide yang dilakukan
pesaingnya yang berhasil dalam menjalankan bisnis tertentu. Setelah
menganalisis dan merasa yakin bahwa organisasi dapat menjalankan ide
tersebut barulah organisasi dengan strategi analyzer ini terjun ke dalam
bisnis tersebut. Dalam industri televisi nasional, kesuksesan Indosiar
dengan program acara AFI ditiru oleh organisasi lain. Misalnya, RCTI
dengan program Indonesian Idol, TPI dengan KDI.
Sebagai sebuah stasiun radio yang relatif baru MTA lebih banyak
menerapkan strategi ini. Radio MTA lebih banyak membuat acara yang
sama dengan radio lain. Misalkan acara sandiwara, musik, berita dan lain
sebagainya. Demikian pula dalam acara dakwah semisal acara Fajar
Hidayah, Ustad Menjawab, Seputar Haji, dan lain sebagainya format yang
dipakai relatif sama.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Strategi reaktor. Organisasi dengan strategi reaktor adalah
organisasi yang bereaksi terhadap perubahan lingkungan dan membuat
suatu perubahan hanya apabila terdapat tekanan dari lingkungannya yang
memaksa organisasi tersebut untuk berubah. Akibatnya, tidak jarang
terjadi mereka tidak dapat menghadapi tuntutan untuk beradaptasi
dikarenakan ketidakpastian mereka, baik karena masalah sumber daya
ataupun kapabilitas organisasi.
5. Analisis Strategi Diferensiasi
Selain menerapkan strategi adaptif, Radio MTA juga menerapkan
strategi diferensiasi dalam menyelenggarakan siarannya. Sebuah
organisasi akan melakukan strategi deferensiansi bila ingin bersaing
dengan pesaingnya dalam hal keunikan produk dan jasa yang ditawarkan.
Keunikan tersebut dapat dilihat dari ciri produk yang menawarkan nilai-
nilai yang dicari konsumen sehingga menjadikan produk tersebut unik dan
berbeda dimata konsumen. Konsumen akan rela membayar harga
premium bagi produk-produk yang dipersepsikan sebagai produk yang
unik dan berbeda olehnya (Kuncoro, 2005:93).
Dengan Strategi Deferensiasi, semua strategi dan kebijakan yang
dibuat oleh organisasi haruslah dibuat berbeda dari pesaingnya. Organisasi
yang berbasis deferensiasi bekerja keras untuk menciptakan loyalitas
merek pada konsumennya- yaitu suatu keadaan dimana konsumen secara
konsisten mencari, membeli dan menggunakan produk tersebut. Karena
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
dalam strategi ini, loyalitas terhadap merek (brand loyality) merupakan
senjata ampuh bagi organisasi berbasis deferensiasi.
Diferensiasi dapat dilakukan dalam banyak bentuk, seperti
diferensiasi dalam; Gengsi (Prestige) dan Brand Image, Teknologi,
Inovasi, Fitur, Jasa pelayanan, Jaringan.
Ada beberapa upaya diferensiasi yang coba dilakukan oleh Radio
MTA, yaitu; menjadikan dakwah sebagai brand image radio, menjadikan
pengajian ahad pagi sebagai acara unggulan, dan mengutamakan
keberanian dan keterusterangan dalam menyampaikan pesan dakwah.
Brand image
Ditengah dominasi radio komersial saat ini, Radio MTA FM
menjadikan dakwah sebagai brand image radio. Untuk mewujudkannya,
sebagian besar program acara yang disajikan dalam radio ini adalah
program khusus dakwah dengan prosentase hampir 70%. Diantaranya;
Pengajian ahad pagi (Jihad Pagi), Fajar Hidayah, Murotal qur’an, Hikayah
(sandiwara), Risalah tafsir, Risalah hadits, Ustadz menjawab, Tahsin Al-
Qur’an, Hikmah, Muhasabah. Dengan brand image ini ketika disebut
Radio MTA yang diharapkan yang ada dalam benak orang yang
mendengarkannya ialah ’ini radio dakwah’.
Adapun yang menjadi slogan Radio MTA adalah ‘menuju tatanan
adi’. ’Tatanan adi’ sendiri bermakna aturan yang baik. Karena itulah setiap
program acara yang disiarkan Radio MTA FM berusaha menuju adanya
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
hal yang baik itu. Baik yang dimaksudkan MTA bukan hanya asal baik,
tapi sesuai dengan Al-Qur’an dan Sunnah.
Acara unggulan
Pada dasarnya semua acara yang ada di Radio MTA mempunyai
pendengar tersendiri. Walaupun segmentasi radio ini bersifat umum,
namun radio ini tetap merupakan radio yang berbasis komunitas. Oleh
karena itu radio ini didengarkan orang (komunitas MTA atau orang yang
berpandangan sama dengan MTA) yang ingin mencoba melaksanakan Al-
Qur’an dan Sunnah
Ada banyak plihan program dakwah yang disajikan Radio MTA
diantaranya adalah; Pengajian ahad pagi (Jihad Pagi), Fajar Hidayah,
Murotal qur’an, Hikayah (sandiwara), Risalah tafsir, Risalah hadits,
Ustadz menjawab, Tahsin Al-Qur’an, Hikmah, Muhasabah. Namun acara
yang menjadi unggulan dan banyak pendengarnya yaitu Pengajian Ahad
Pagi (Jihad Pagi) yang disiarkan secara langsung (live) maupun rekaman
(recorded). Acara ini di pancarkan secara luas melalui satelit, internet live
streaming, dan radio Persada 102,2 FM. Pengajian ini diampu langsung
oleh ketua umum MTA Pusat yakni ustadz Ahmad sukino. Pengajian ahad
pagi merupakan sebuah acara yang menggunakan perpaduan format
monolog dan dialog.
Paling tidak ada tiga keunikan yang coba ditawarkan radio MTA
melalui acara Pengajian Ahad Pagi. Pertama, pesan dakwah disampaikan
secara lugas sehingga mudah ditangkap dan dipahami. Selain itu dalam
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
menyampaikan pesan dakwahnya ustadz Ahmad Sukino menggunakan
perpaduan antara Bahasa Indonesia dengan Bahasa Jawa. Pesan juga di
sampaikan secara vulgar dan apa adanya. Strategi penyampaian pesan
yang demikian cukup efektif dalam penyampaian pesan. Pesan menjadi
cukup mudah dicerna dan dipahami oleh pendengar, apalagi oleh orang
yang bisa berbahasa Jawa. Namun demikian ada kekurangannya juga,
pemakaian Bahasa Jawa yang terlalu banyak terkadang justru membuat
orang yang tidak menguasai bahasa tersebut menjadi tidak paham.
Penyampain pesan yang terlalu vulgar juga meninggalkan kesan yang
kaku dari dakwah dalam acara ini.
Kedua, dalam acara Pengajian Ahad Pagi juga terjadi dialog antara
orang yang bertanya dengan ustad tentang kehidupan keseharian yang
sesuai Qur’an dan Sunah, hal ini tidak banyak ditemukan dalam acara
pengajian di stasiun radio lain. Pengajian Ahad Pagi yang disiarkan di
Radio MTA sebenarnya merupakan acara rutin MTA yang di
selenggarakan di kantor pusat MTA. Selain disiarkan melalui Radio MTA,
acara ini juga disiarkan melalui Televisi MTA, dibuat keping CD untuk
dijual, materinya dicetak dalam brosur ahad pagi, ada juga yang
dibukukan.
Ketiga, kelebihan lainnya yang coba ditawarkan melaui acara ini
yaitu selalu digunakan dasar Al-Qur’an dan Hadits dalam penyampaian
jawaban. Pemakaian kedua sumber pokok ajaran Islam ini membuat pesan
dakwah yang disampaikan ustad Ahmad Sukino lebih mengena dihati
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
pendengarnya. Akan tetapi penafsiran yang terkaku terhadap keduanya
terkadang meninggalkan kesan kaku dan skripturalis dalam pengajian ini,
terutama bagi pendengar yang berpemahaman berbeda dengan MTA.
Keberanian dalam penyampaian pesan dakwah.
Salah satu yang membedakan Radio MTA FM dibanding radio
lainnya ialah keberanian dan keterus terangan dalam menyampaikan pesan
dakwah yang diyakini kebenarannya. Radio MTA selalu tegas dalam
menyampaikan sesuatu yang mereka anggap benar itu sebagai kebenaran
dan mengatakan sesuatu yang mereka anggap salah itu sebagai sesuatu
yang salah.
Hal itu sebenarnya bisa dikatakan sebagai sebuah kelebihan atau
kekurangan. Dalam pandangan MTA bahwa saat ini banyak media yang
menyampaikan hal-hal yang tidak dituntunkan atau bahkan dilarang dalam
Al-Qur’an dan Sunnah, dan mereka menyampaikan semua secara terang-
terangan. Pada dasarnya mereka menyiarkan hal yang bathil dan dilarang
dalam Islam
Oleh karena itu sebagai media syiar dakwah Islam radio MTA
harus berani menyampaikan kebenaran yang di yakni secara lebih terang-
terangan. Ketika yang hak itu di sampaikan maka yang bathil akan turun,
redup, dan sirna. Dan semua orang wajib untuk memunculkan yang hak
(Wawancara dengan Rudi Herfianto, tanggal 28 April 2010 di studio radio
MTA FM).
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Walaupun merupakan sesuatu kelebihan, penyampaian pesan
secara berani yang vulgar sebenarnya menyimpan permasalahan tersendiri,
apalagi ketika pesan tersebut disampaikan melalui media massa yang
memiliki karakter audien yang heterogen. Heterogenitas yang ada sangat
memungkinkan perspektif yang berbeda dalam memandang sebuah
kebenaran.
Dalam audien yang heterogen sangat memungkinkan terdapat umat
Islam yang mempunyai pandangan teologis yang berbeda dengan MTA
dalam beberapa masalah keagamaan. Tidak menutup kemungkinan pula
siaran Radio MTA didengarkan oleh umat yang lain. Hal itu berpotensi
menimbulkan keresahan dan friksi di masyarakat.
Karena materi siaran dakwahnya yang dianggap meresahkan
masyarakat, Radio Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA) Solo pernah mendapat
peringatan dari Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah
(Jateng). Misalnya, ustadz Ahmad Sukino sering menyebutkan tentang
tidak perlunya peringatan bagi orang yang telah meninggal pada hari
ketiga, ketujuh, sampai peringatan 1.000 hari. Padahal, umat Islam dari
golongan tertentu telah lazim melakukan peringatan tersebut, terutama
kaum Nahdliyin. Oleh karena itu, daripada nantinya menimbulkan
dampak yang tidak baik, maka KPID Jawa Tengah memberikan teguran.
Materi dakwah yang biasanya disampaikan oleh Ketua Majelis
Tafsir Al-Qur’an Solo, Ahmad Sukino tersebut dinilai telah melanggar
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
peraturan KPI Nomor 2/2007 dan Nomor 3/2007 tentang pedoman
perilaku penyiaran dan standar program siaran.
Dalam menyikapi perbedaan yang ada, MTA tetap konsisten
menyampaikan yang hak sesuai pandangan mereka. MTA tetap
menghargai kalau ada komponen masyarakat yang tidak sepaham dengan
mereka. MTA memandang bahwa kewajiban mereka hanya
menyampaikan.
Selain memiliki kelebihan dalam membentuk terutama dalam
membentuk loyalitas pendengar. Strategi diferensiasi juga memiliki
beberapa kelemahan. Di antaranya:
a) Strategi ini sangat tergantung dari kekuatan pesaing dalam
mengimitasi dan meniru kesuksesan deferensiasi strategi produk.
Ketika suatu produk siaran telah mampu ditiru pesaing dan kehilangan
keunikannya dimata pendengar, maka pendengar tidak akan lagi mau
mendengarkannya.
b) Deferensiasi menjadi tidak relevan ketika nilai differensiasi yang
diangkat oleh radio dianggap tidak cukup unik bagi pendengar, atau
nilai differensiasi radio dianggap tidak penting.
c) Radio bisa terjebak menggunakan deferensiasi terlalu banyak bagi
produk. Akibatnya pendengar tidak membutuhkan produk tersebut dan
beralih ke radio lain yang memberikan deferensiasi yang sesuai dengan
kebutuhan mereka dalam menggunakan media.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
d) Dengan memberikan deferensiasi yang salah, organisasi bisa merusak
citra organisasi itu sendiri.
e) Persepsi diferensiasi bisa jadi beragam antara radio dan pendengar.
Bisa jadi nilai diferensiasi yang diangkat radio dianggap sebagai
sesuatu yang unik dan bisa mendatangkan pendengar yang banyak,
tetapi oleh pendengar hanya dianggap sebagai komoditas.
6. Analisis Strategi Diversifikasi.
Selain mengoptimalkan dakwah melalui keredaksian, radio MTA
FM juga berusaha menjangkau sebanyak mungkin pendengar yang tidak
terbatas hanya warga kota solo saja, oleh karena itu mereka menerapkan
strategi diversifikasi dan memperluas jaringan siaran. Strategi diversifikasi
sendiri merupakan strategi pertumbuhan sebuah organisasi dengan
memperluas operasionalnya (Kuncoro, 2005: 116).
Untuk memperluas jangkauan siaran, selain mengudara secara
konvensional menggunakan frekuensi 107,9 Mhz dan beroperasi di daerah
Surakarta, Radio MTA FM juga dengan memanfaatkan perangkat
teknologi informasi yang lain yang lain, diantaranya:
a. Internet Live Streaming (ILS)
Teknologi multimedia Internet semakin berkembang pesat.
Perkembangan coding dan decoding untuk gambar maupun suara juga
semakin meningkat seiring dengan bertambahnya kecepatan komputer.
Internet muncul sebagai media massa besar kedelapan dengan banyak isi
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
terutama melalui web coding, yang melebihi media tradisional dalam
banyak hal (John Vivian, 2008:262).
Dari serangkaian teknologi baru yang ada, internet muncul di
pertengahan 1990-an sebagai media massa yang sangat kuat. Pada
dasarnya internet merupakan jaringan kabel dan telepon, juga satelit yang
menghubungkan komputer. Hampir semua orang di planet ini yang
memiliki komputer bisa masuk ke jaringan. Dengan beberapa kali
mengklik tombol mouse kita akan masuk ke lautan informasi dan hiburan
yang ada di seluruh dunia.
Kendati dalam beberapa hal internet mirip dengan media massa
tradisional yang mengirim pesan dari titik transmisi sentral, tetapi internet
lebih dari itu. Penerima pesan bisa mengeklik hampir seketika dari sumber
satu ke sumber lain. Perbedaan signifikan lain dari media massa adalah
internet bersifat interaktif. Internet memampukan orang untuk
berkomunikasi, bukan sekedar menerima pesan belaka, dan mereka bisa
melakukannya secara real time.
Melihat peluang itu, untuk memperluas jangkauan siarannya,
Radio MTA FM memanfaatkan teknologi multimedia Internet live
streaming. Penggunaan internet ini memungkinkan mereka menjangkau
para pendengar yang lokasinya jauh dari jangkauan siaran pemancar
mereka tanpa menyalahi aturan.
Internet live streaming memiliki celah tersendiri yang
dimanfaatkan dengan baik oleh MTA untuk menyebarkan dakwahnya.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Sampai saat ini belum ada perangkat hukum yang secara spesifik mengatur
penggunaan media ini. Berbeda dengan radio konvensional yang
penggunaanya sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP).
Streaming sebenarnya merupakan proses pengiriman data kontinyu
(terus-menerus) yang dilakukan secara broadcast melalui Internet untuk
ditampilkan oleh aplikasi streaming pada PC (klien). Paket-paket data
yang dikirimkan telah dikompresi untuk memudahkan pengirimannya
melalui Internet.
Streaming berasal dari bahasa Inggris stream yang artinya sungai.
Proses streaming bisa diibaratkan seperti aliran air di sungai yang tak
pernah terputus kecuali jika sumber mata airnya mengering. Seperti aliran
air di sungai, aliran data streaming dilakukan tanpa ada interupsi dan
dilakukan secara kontinyu hingga datanya habis, artinya telah selesai
dikirim dan ditampilkan dalam PC si pengguna.
Dulu, sebelum teknologi streaming semaju saat ini, kita perlu men-
download file streaming sampai habis (utuh) ke dalam komputer untuk
bisa menonton atau mendengarkannya. Sekarang kita makin dimanjakan
oleh teknologi. Melakukan streaming suara atau bahkan video bisa
dilakukan dengan mudah, tak perlu membuang banyak waktu untuk
menunggu di depan komputer karena aplikasi di klien akan langsung
menampilkan suara tanpa menunggu keseluruhan data selesai diambil.
Kita hanya perlu mengklik di satu link di situs yang memang menyediakan
fasilitas streaming, menunggu sebentar proses loading dan buffering, dan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
siaran hiburan atau berita pun muncul di depan mata kita. Tapi perlu
diperlukan spesifikasi sistem yang sesuai untuk bisa cepat melakukan
streaming.
Streaming suara sering juga disebut sebagai streaming media.
Teknologi ini merupakan pengembangan dari teknologi MPEG (Moving
Picture Experts Group) yang diakui oleh ISO (International Standard
Organization). Teknik kompresi suara menggunakan istilah coding dan
decoding. Proses coding dilakukan pada sisi server (coder) sedangkan
proses decoding dilakukan oleh klien (decoder). Proses coding dilakukan
server untuk mengkompresi data sebelum dikirimkan ke klien melalui
Internet, dan decoding dilakukan oleh klien untuk ditampilkan data tanpa
kompresi. Proses kompresi dan dekompresi oleh coder dan decoder ini
sering disingkat menjadi codec. Proses codec bisa dilakukan menggunakan
algoritma standar MPEG. Sebagai informasi, beberapa versi MPEG telah
dikembangkan secara massal (MPEG versi 1 dan 2). MPEG versi 3 telah
dikembangkan untuk proses broadcast HDTV (High Definision
Television).
Dengan teknik codec yang berkembang semakin baik, kini banyak
para pengguna Internet yang bisa melakukan streaming suara (audio). Ada
dua macam streaming, streaming suara dan video. Untuk melakukan
streaming suara, kita hanya perlu memiliki koneksi internet antara 16
Kbps hingga 48 Kbps. Dengan koneksi semacam ini, para pengakses dial-
up pun bisa melakukan streaming suara. Streaming suara bisa dilakukan
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
secara live, artinya real-time dan seluruh pengguna Internet yang
mengakses streaming dari channel yang sama akan menerima data yang
sama pula. Streaming suara yang populer dan paling banyak
diimplementasikan adalah siaran radio FM. Dengan streaming, kita bisa
mendengarkan siaran di radio FM manapun di mana saja, tidak perlu
berada di daerah yang terjangkau oleh pemancarnya.
Aplikasi di klien terintegrasi dengan server melalui browser
Internet. Untuk melakukan streaming, browser-lah yang mulai memanggil
aplikasi untuk menjalankan streaming dan mengakses server. Sudah cukup
banyak siaran radio AM dan FM yang bisa didengarkan melalui Internet.
Beberapa di antaranya punya alasan untuk menjangkau para pendengar
yang lokasinya jauh dari jangkauan siaran pemancar mereka. Untuk bisa
mendengarkannya, kita hanya perlu untuk tune in menggunakan streaming
audio player. Aplikasi streaming audio player yang banyak digunakan
orang di antaranya adalah Nullsoft Winamp, Microsoft Windows Media
Player, MusicMatch Jukebox, Apple QuickTime, dan RealNetworks
RealOne Player.
Ada tiga jenis format streaming yang banyak digunakan dalam
situs-situs Internet, yaitu; format Real Media (.rm/.ra/.ram), Windows
Media (.asf/.wmf/.asx) dan QuickTime (.mov). Masing-masing format
streaming tersebut memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri.
Sebagai contoh, format Real Media dan Windows Media bisa dikatakan
sangat handal untuk melakukan streaming, tetapi kurang bagus untuk
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
melakukan proses editing dan playback. Sedangkan, Format QuickTime
yang merupakan format streaming paling lama yang sudah ada sejak tahun
1991, dianggap cukup handal untuk mendukung proses streaming, editing
dan playback.
Untuk bisa menikmati streaming menggunakan ketiga format
tersebut, kita perlu menginstal semacam player untuk streaming.
Umumnya situs-situs yang menawarkan fasilitas streaming juga
menyediakan aplikasi player yang bisa diinstal langsung dari situs
tersebut. Sebaiknya, dalam satu komputer, kita menginstal tiga player
sekaligus (QuickTime Player, Windows Media Player, dan RealOne
Media Player) karena setiap situs di Internet belum tentu menggunakan
format streaming yang sama.
Format streaming yang digunakan Radio MTA 107,9 FM yaitu
format Windows Media. Audien bisa mengaksenya melalui link yang
terdapat dalam situs www.mta-fm.com.
Biarpun memiliki banyak kelebihan, ada beberapa kelemahan dari
media internet dalam kaitannya dengan dakwah melalui audio streaming,
diantaranya;
1) Kualitas suara yang tidak dapat konstan, karena tergantung oleh
saluran telepon yang digunakan
2) Untuk mendengarkan radio melalui internet mempunyai beberapa
syarat yaitu; harus memiliki jaringan telepon dan piranti lunak
(software) untuk menjalankan content audio, seperti Real Player.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Sehingga tidak semua orang mengerti hal ini. Dampaknya media ini
hanya bisa dinikmati orang-orang tentu saja yang faham teknologi ini.
b. Radio Satelit
Strategi lain yang ditempuh Radio MTA FM demi
melaksanakan dakwahnya, yaitu mengudara lewat satelit. Terobosan
ini memungkinkan MTA untuk berdakwah lewat udara tanpa terhalang
jarak. Siaran melalui satelit itu bisa memungkinkan siaran Radio MTA
diakses di belahan dunia yang lain. Mereka yang berada luar di negeri
semisal di Korea, Taiwan, ataupun negara lainnya bisa menangkap
siaran kalau selama ada chanel dan parabola di sana. (Wawancara
dengan Drs. Medi 5 Mei 2010 di kantor pusat MTA).
Keberadaan radio satelit menjadi solusi dari keterbatasan radio
konvensional yang hanya memiliki jangkauan pancaran siaran yang
pendek. Dalam era global seperti sekarang ini, hal ini menjadi
kontradiktif. Untuk memperluas cakupan siaran radio harus membuat
setinggi mungkin menara antena pemancar radio. Tetapi untuk
mendirikan menara setinggi itu memiliki kendala. Selain mahal, juga
tidak bisa dibuat terlalu tinggi (ratusan meter), karena memerlukan
kabel penghubung antara antena dengan pemancar yang lebih panjang
sehingga mengurangi daya transmisi. Menara pemancar radio juga
tidak mungkin ditempatkan di daerah dataran tinggi, gunung misalnya.
Biarpun itu dilakukan, tetap saja daya pancarnya masih terbatas. Radio
satelit juga menjadi solusi dari kelemahan radio internet yang memiliki
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
masalah kualitas suara yang tidak dapat konstan, karena tergantung
oleh saluran telepon yang digunakan.
Dengan radio satelit hampir seluruh bagian bola dunia bisa
dicakup. Bisa dikatakan, di mana pun berada, baik di tengah-tengah
samudera, di kegelapan hutan belantara, di puncak gunung yang
terpencil hampir tidak ada masalah lagi. Kualitas suara tidak diragukan
lagi.
Untuk dapat menangkap siaran Radio MTA FM, cukup dengan
memasang antena parabola lengkap dengan receivernya dengan setting
Satelit: PALAPA, Freq 4080 MHz dan S/R 28125 KHz, Audio kanal
LEFT.
Keunggulan radio satelit:
1) Radio satelit dapat digunakan setiap saat tanpa bergantung
cuaca, waktu, dan tempat. Hal ini disebabkan karena satelit
memiliki ketinggian orbit yang cukup tinggi, yaitu sekitar
20.000 Km diatas permukaan bumi dan jumlah satelit relatif
cukup banyak. Ini menyebabkan satelit dapat digunakan oleh
banyak orang dalam waktu yang sama dan pemakaiannya tidak
bergantung pada batas-batas politik dan alam.
2) Pengoperasian alat penerima sinyal satelit untuk penentuan
posisi suatu titik relatif mudah dan mengeluarkan banyak
tenaga dan waktu.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
3) Radio satelit bisa menyiarkan 50 channel musik dan 50
channel berita, sport dan hiburan tanpa diselingi iklan.
4) Sinyal akan diterima bersih dimanapun berada walaupun di
tengah hutan, laut pun.
5) Kualitas penerimaan audio sejernih CD, kemampuan
penerimaan pada sistem multimedia juga mengesankan.
6) Bagi pelanggan radio satelit bisa mendapatkan atau
mendengarkan musik dalam waktu 24 jam nonstop.
Kelemahan radio satelit
1) Infrastrukturnya mahal.
2) Pesawat penerima (receiver) generasi saat ini belum di disain
untuk penerimaan bergerak. Jadi, fasilitas ini belum bisa
dinikmati sambil berkendaraan.
c. MTA FM via Flexi Radio : *55*411079
Untuk lebih mendekatkan dakwahnya kepada pendengar di
seluruh Indonesia, MTA FM disajikan oleh MTA bekerjasama dengan
Telkom Flexi. Siapapun yang memiliki HP Flexi dapat dengan mudah
mendengarkan radio MTA FM dari penjuru manapun di wilayah
Indonesia yang terjangkau sinyal Flexi. Layanan ini tidak memerlukan
koneksi internet, juga tidak perlu HP canggih yang memiliki fasilitas
radio. Untuk mengaksesnya Cukup dengan TEKAN *55*411079
Ok/Call.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Kelemahan dari dakwah melalui layanan ini karena tidak gratis
tidak gratis, setiap pengakses akan di kenakan tarif Rp.49 /menit atau
sama dengan Rp.2940,- dalam satu jam. Selain itu, layanan ini hanya
bisa dinikmati mereka yang mempunyai HP Flexi dan ada sinyal Flexi
di daerah tersebut.
d. Stasiun relay
Agar siaran radio MTA FM dapat didengarkan dengan radio
biasa oleh warga masyarakat yang ada didaerah-daerah yang tidak
terjangkau siaran radio MTA FM, maka dianjurkan kepada warga
MTA di daerah-daerah untuk membuat stasiun relay dengan kategori
komunitas. Adapun materi siarannya bisa merelay (memancarkan
ulang) siaran Radio MTA 107,9 FM Surakarta yang bisa diakses baik
melaui internet live straming, radio satelit, MTA FM via Flexi Radio,
ataupun melalui file siaran yang di simpan dalam CD.
Strategi ini cukup tepat bagi MTA, karena MTA memiliki
jaringan yang tersebar di berbagai daerah. Hingga saat ini Hingga kini
MTA telah memiliki 34 perwakilan (tingkat kabupaten) dan 181
cabang di seluruh Indonesia. Dengan demikian radio komunitas MTA
FM yang dibatasi produk hukum dengan coverage area yang sempit
bisa di dengarkan oleh masyarakat luas di berbagai daerah.
Strategi lainnya MTA membiarkan warga non MTA merelay
ulang siaran mereka. Berdasarkan wawancara dengan programer radio
MTA, terungkap bahwa mereka juga kesulitan untuk mendata orang-
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
orang yang demikian. Umumnya mereka adalah warga non MTA yang
simpatik dan berinisiatif untuk menyiarkan ulang. Pengawasan dan
tindakan yang kurang tegas dari aparat terkait terutama di daerah-
daerah juga sangat menguntungkan strategi ini.
Biarpun demikian, menurut penulis seharusnya MTA
melakukan penertiban terhadap warganya yang melakukan relai
terhadap siaran Radio MTA FM Surakarta didaerah-daerah. Demikian
juga warga non-MTA yang melakukan hal yang serupa.
Bagaimanapun juga MTA berada dalam wilayah Negara kesatuan
republik Indonesia, dan sebagai warga negara yang baik seharusnya
sebisa mungkin harus mematuhi peraturan yang ada, dalam hal ini
tentang penyiaran. Peyelenggaraan penyiaran tanpa surat Izin Stasiun
Radio (ISR) jelas-jelas melanggar peraturan. Dengan demikian
diharapkan agar stasiun-stasiun relai yang berada di daerah-daerah
tersebut sesegera mungkin melakukan upaya legalisasi dan mengurus
perijinan.
B. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat
Dalam menjalankan strategi dakwahnya melalui Radio MTA 107,9
FM, MTA memiliki beberapa faktor pendukung dan penghambat. Berikut
penulis akan memaparkan kedua faktor tersebut berdasarkan hasil observasi
dan wawancara.
Faktor pendukung:
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
1) Radio MTA FM memiliki Sumber Daya Manusia yang profesional dan
berdedikasi tinggi pada pekerjaannya. Sejak awal didirikan menejemen
radio sengaja membidik tenaga profesional untuk dipekerjakan di radio
tersebut.
2) Memiliki peralatan yang memadai.
Untuk ukuran radio komunitas Radio MTA memiliki peralatan
yang sangat memadai. Mereka mempunyai dua studio produksi dan dua
studio siaran dengan peralatan yang lengkap.
3) Memiliki jaringan yang luas dan tersebar di berbagai daerah
Hingga kini MTA telah memiliki 34 perwakilan (tingkat
kabupaten) dan 181 cabang (tingkat kecamatan) yang tersebar di seluruh
Indonesia. Jaringan kader yang tersebar luas tersebut memungkinkan
Radio MTA FM untuk memperoleh pendengar setia terutama yang berasal
dari komunitas MTA sendiri.
Faktor penghambat:
1) Terbatasnya coverage area
Sebagai sebuah radio komunitas Radio MTA terbentur produk
hukum masalah jangkauan siaran. Berdasarkan PP No.51 Tahun 2005,
coverage area untuk radio komunitas hanya di batasi dalam radius 2,5 Km
dan daya output pemancar sebesar 50 watt.
2) Masalah pendanaan
Selain menjadi penghambat dalam masalah coverage area, status
radio komunitas yang disandang juga berpengaruh dalam masalah
pendanaan. Radio MTA FM tidak bisa mencari dana melalui pemasukan
iklan sebagaimana radio komersial. Padahal biaya operasional yang
dikeluarkan setiap bulan cukup tinggi. Selama ini Radio MTA FM
menggantungkan masalah dana pada yayasan MTA dan sumbangan dari
donatur.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
3) Perbedaan pandangan keagamaan di masyarakat
Permasalahan lain yang menjadi penghambat adalah adanya
perbedaan pandangan keagamaan yang ada dimasyakat. Dakwah MTA
melalui Radio MTA bisa jadi akan diterima dengan baik oleh yang
komunitas MTA atau pendengar memiliki kesamaan pandangan
keagamaan yang sama dengan mereka. Akan tetapi tak jarang pula
mengundang antipati dari mereka yang tidak sependapat.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan Strategi Dakwah Majelis
Tafsir Al-Qur’an (MTA) melalui Radio MTA 107,9 FM, dapat disimpulkan
bahwa strategi yang digunakan oleh radio MTA adalah sebagai berikut:
7. Strategi Adaptif .
Untuk memenangkan persaingan dengan strategi adaptif ini, radio
MTA sangat menekankan pada fleksibilitas dan inovasi. Oleh karena itu
Radio MTA FM senantiasa mengamati dan mengawasi media lain. Ketika
di media lain ada sebuah program acara baru yang berbeda, maka radio
MTA harus bisa mengambil celah. Ketika acara itu dipandang merugikan
MTA, maka Radio MTA akan membuat counter untuk acar tersebut.
Namun ketika acara itu dipandang positif dan efektif dalam penyampaian
pesan melalui media radio, maka bisa jadi Radio MTA pula akan
mengadopsi dengan membuat acara serupa. Hal itu dilakukan sesuai
kebutuhan.
8. Strategi Deferensiasi
Selain menerapkan strategi adaptif, Radio MTA juga menerapkan
strategi diferensiasi dalam menyelenggarakan siarannya.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Strategi deferensiansi merupakan strategi yang dipakai sebuah
organisasi bila ingin bersaing dengan pesaingnya dalam hal keunikan
produk dan jasa yang ditawarkan. Keunikan tersebut dapat dilihat dari ciri
produk yang menawarkan nilai-nilai yang dicari audien sehingga
menjadikan produk tersebut unik dan berbeda dimata audien.
Ada beberapa upaya diferensiasi yang coba di buat oleh Radio
MTA, diantaranya adalah:
a. Menjadikan dakwah sebagai brand image radio
b. Menjadikan Pengajian Ahad Pagi (jihad pagi) acara unggulan
c. Keberanian dalam penyampaian pesan dakwah.
9. Strategi Diversifikasi
Untuk dapat seluas mungkin menjaring pendengar dan tidak
terbatas pada masyarakat kota Surakarta, MTA melakukan perluasan
jangkauan siaran dengan memanfaatkan beberapa teknologi baru, yaitu:
1. Internet Live Streaming (ILS)
2. Radio Satelit
3. MTA FM via Flexi Radio : *55*411079
4. Stasiun Relay
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
B. Saran-saran/ rekomendasi
1. Untuk Radio MTA
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis melihat sebagai
sebuah radio komunitas dakwah Radio MTA FM memiliki menejemen
yang cukup bagus. Biarpun demikian ada beberapa beberapa masukan
yang ingin penulis rekomendasikan, diantaranya:
a. Hendaknya Radio MTA FM lebih kreatif dalam memvariasikan
program, sehingga tidak terkesan monoton dan membosankan.
b. Hendaknya radio MTA FM membuat segmentasi yang lebih jelas dan
spesifik (misalnya berdasar kelompok umur, status sosial, pekerjaan),
sehingga pesan dakwah bisa disesuaikan dengan kebutuhan pendengar
c. Untuk meminimalisir friksi di masyarakat hendaknya Radio MTA FM
lebih selektif dalam memilih materi pesan dakwah.
d. Hendaknya ada pendataan ulang terhadap stasiun-stasiun relay yang
ada didaerah-daerah sehingga akan lebih mempermudah pemantauan.
e. Sebisa mungkin diharapkan MTA bisa mematuhi peraturan pemerintah
yang ada terutama terkait dengan dunia penyiaran, sehingga tujuan
dakwah yang baik diikuti cara-cara yang baik juga dalam
implementasinya.
2. Kepada pemerintah
a. Hendaknya pemerintah yang terkait dengan kebijakan di dunia radio
lebih tegas dan konsekwen dalam menjalankan peraturan dan prosedur
yang ada.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
b. Hendaknya pemerintah lebih memberi kemudahan perijinan radio-
radio komunitas.
3. Kepada masyarakat
a. Masyarakat terutama umat Islam diharapkan untuk lebih selektif dalam
menerima informasi yang di berikan media dan membekali diri dengan
pengetahuan yang cukup, agar bisa mengambil manfaat dari informasi
tersebut. Tentunya yang sesuai dengan ajaran Islam dan bisa
memperkokoh jatidiri bangsa.
b. Masyarakat diharapkan lebih bijak dan dewasa dalam menyikapi
perbedaan dengan lebih mengedepankan toleransi dan sikap santun.
5.1. Penutup
Alhamdulillah, akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis sadar
bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya
yang sederhana ini. Tidak lupa, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan keilmuan dakwah kedepan. Wallahu a’lam bissawab.
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Amrullah. 1983. Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Yogyakarta: PLP2M
Amir, Mafri. 1999. Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam. Jakarta: PT. Logos.
Anas, ahmad. 2006. Paradigma Dakwah Kontemporer, Semarang: PT Pustaka Rizki Putra.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2003. Pokok-Pokok Manajemen. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Azis, Moh. Ali. 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana.
Bryson, John M. 2002. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial. Terj. M. Miftahuddin. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Chalil, Moenawar. 1991. Kembali Kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Jakarta: PT. Bulan Bintang.
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Depag, 2007. Al-Qur'an dan Terjemahnya. Bandung: CV. J-ART
Effendi, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Faizah dan Lalu Muhsin Effendy. 2006, Psikologi Dakwah, Jakarta : Prenada Media.
Ghazali, M.Bachri, 1997, Dakwah Komunikatif, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya.
Hadi, Sutrisno. 1987. Metode Research. Yogyakarta : YPFP UGM.
Haffidudin, Didin. 1998, Dakwah Aktual, Jakarta : Gema Insani Press.
Hamka, 1984. Prinsip dan Kebijaksanaan Dakwah Islam, Jakarta, PT. Pustaka Panjimas.
Hasymi, A. 1971. Dustur Dakwah Menurul Al-Qur’an. Jakarta: Bintang Mulya, 1971
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Ismail, Faisal. 2001. Dakwah Ditengah Persoalan Budaya dan Politik. Jakarta : Kurnia Kalam Semesta.
Istiqomah. 2000. Strategi Dakwah Masyumi Tahun 1945 Sampai 1960 (Studi Tentang Dakwah Melalui Media Organisasi Politik. Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.
Kuncoro, Mudrajad. 2005. Strategi (Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif). Jakarta : Penerbit Erlangga.
Kurniati. 2006. Dakwah Islam Melalui Media Radio (Analisis terhadap program siaran dakwah Islam di Radio CBS 95,9 FM Slawi). Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang
Marbun B.N. 2003. Kamus Manajemen. Jakarta: CV Muliasari.
Masduki. 2001. Jurnalistik Radio. Yogyakarta: LKIS.
Moloeng, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhadjir, Noeng. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Rake Sarasin
Muhadjir, Noeng. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Munir, Muhammad dan Wahyu Ilaihi. 2006. Manajemen Dakwah, Jakarta: Prenada Media.
Muriah, Siti. 2000. Metodologi Dakwah Kontemporer. Yogyakarta, Mitra Pustaka.
Omar, Yahya Toha. 2004. Islam Dan Dakwah. Jakarta: Logos.
Panuju, Redi. 2001. Komunikasi Organisasi dari konseptual-teoritis ke empirik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Pimay, Awaluddin, 2006, Metodologi Dakwah. Semarang : Rasail.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2004. Dakwah Kultural Muhammadiyah, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.
Pratiwi, Bagas. 2008. Strategi dan Metode Dakwah Ustadz Yusuf Mansur di Media Televisi. Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Rakhmat, Jalaludin.2005. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Romli, Asep Syamsul M. 2003. Jurnalistik Dakwah: Visi Dan Missi Dakwah Bil Qolam. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sanwar, Aminuddin. 1987. Ilmu Dakwah Suatu Pengantar Studi, FAKDA IAIN WS Semarang.
Shaleh, Rosyad. 1977. Manajemen Dakwah Islam Jakarta: Bulan Bintang.
Shihab, Quraisy. 1994. Membumikan Al-Qur’an. Bandung : Mizan Media Utama.
Sholekhati, Siti, 2000, Risalah Walisongo, Membangun Ilmu dan Teknik Dakwah, Semarang, FAKDA
Siagian, Sondang P. 1986. Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisas. Jakarta : Gunung Agung.
Sulton, Muhammad. 2002. Desain Ilmu Dakwah, Kajian Ontologis, Epistimologis dan Aksiologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Surjadi. 1989. Dakwah Islam dengan Pembangunan Masyarakat Desa. Bandung: Mandar Maju.
Syihata, Abdullah. 1986. Ilmu Dakwah, Jakarta : Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/ IAIN
Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: CV. Al-Ikhlas.
Topik. 2001. Strategi Dakwah Hizbuttahrir Dalam Menegakkan Daulah Khilafah Islamiyah. Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.
Wafiyah dan Awaluddin Pimay. 2005, Sejarah Dakwah, Semarang : Rasail.
Wahyudi, J.B. 1994. Dasar-Dasar Menejemen Penyiaran. Jakarta: PT. Gramedia
Wawancara dengan Pimpinan Pusat MTA (diwakili oleh Drs. Medi) 5 Mei 2010 di Kantor Pusat MTA Jalan Ronggowarsito No. 11A Mangkunegaran Surakarta
Wawancara dengan Pimpinan Radio MTA 107,9 FM Semarang (diwakili oleh programer Radio MTA Rudi Herfianto B.S) tanggal 28 April 2010 di studio
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
Radio MTA FM, Jalan Cilosari No. 214 Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta.
Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa, Edisi ke-Delapan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ya’kub, Hamzah. 1981. Publistik Islam (Teknik Dakwah dan Leadership). Bandung : CV. Diponegoro.
Zahrah, Abu. 1984, Dakwah Islamiyah, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
http//www.mtafm.com
http/oase.kompas.com
http://id.wikipedia.org
http://mtapct.wordpress.com
http://www.mta-online.com
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Diri :
Nama : Nur Ariyanto
Tempat/tanggal lahir : Kendal, 19 September 1983
Alamat : RT. 04/02 Ds. Tabet Kec. Limbangan - Kendal
Jenis kelamin : Laki-laki
II. Pendidikan Formal :
1. SDN. Tabet 01 Lulus Tahun 1995
2. SLTPN 01 Boja Lulus Tahun 1998
3. SMK Muhammadiyah 02 Boja Lulus Tahun 2001
4. IAIN Walisongo Fak. Dakwah Semarang Lulus Tahun 2010
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Kendal, 1 Juli 2010
Hormat saya,
Nur Ariyanto
Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Softwarehttp://www.foxitsoftware.com For evaluation only.