Strategi alih teknologi di perguruan tinggi berdasarkan ...

7
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 menyebutkan bahwa salah satu strategi utama MP3EI adalah penguatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) Nasional. Strategi tersebut diperlukan untuk mencapai visi Indonesia 2025 “mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur”. Kemampuan SDM dan IPTEK akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa secara berkelanjutan. IPTEK menjadi modal dasar untuk menghasilkan sebuah inovasi yang sangat bermanfaat untuk pengembangan ekonomi agar dapat bersaing secara global. Kondisi daya saing bangsa Indonesia di tingkat global berdasarkan Global Competitiveness Index Ranking yang dikeluarkan oleh World Economic Forum (WEF) memperlihatkan posisi Indonesia berada pada peringkat ke-36 dari 137 negara, masih jauh tertinggal dari Singapura yang berada pada peringkat ke-3 dan Malaysia yang berada pada peringkat ke-23 (Schwab 2018). Salah satu faktor pendorong daya saing bangsa adalah pilar inovasi, dimana WEF mencatat Indonesia menjadi salah satu inovator utama di antara negara-negara berkembang (peringkat ke-31). Namun demikian, Indonesia tertinggal jauh di belakang dalam hal kesiapan teknologi (peringkat ke-80). Masih lemahnya kemampuan Indonesia dalam berinovasi juga diperlihatkan oleh data World Intelectual Property Organization (WIPO), dimana indeks inovasi global Indonesia pada tahun 2018 berada pada peringkat ke-85, berada di bawah Singapura (peringkat ke-5), Malaysia (peringkat ke-35, Thailand (peringkat ke-44), dan Vietnam ada pada peringkat ke45 (Dutta et al. 2018). Pemanfaatan teknologi yang dihasilkan dari dalam negeri Indonesia memperlihatkan bahwa sebagian besar teknologi yang diterapkan oleh industri di Indonesia berasal dari luar negeri. Data yang disampaikan dalam Permenristekdikti No. 13/2015 tentang Rencana Strategis Kemenristekdikti Tahun 2015-2019, memperlihatkan bahwa pemanfaatan teknologi dalam negeri di industri masih rendah (Gambar 1). Negara-negara yang paling banyak digunakan teknologinya oleh Indonesia adalah Jepang, Cina, Jerman dan Taiwan. Masih sedikitnya pemanfaatan teknologi dalam negeri juga diperlihatkan oleh data pendaftaran paten di Indonesia yang masih didominasi oleh pendaftaran dari luar Indonesia (Gambar 2). Selama tahun 2017-2018, rata-rata pendaftaran paten luar yang masuk ke Indonesia adalah 7991 invensi per tahun atau sebesar 76%, sementara rata-rata pendaftaran paten dari dalam negeri selama kurun waktu tersebut sebanyak 2557 invensi per tahun atau sebesar 24%. Paten merupakan salah satu jenis Kekayaan Intelektual (KI) untuk perlindungan hukum di bidang teknologi baik berupa proses atau metode, formula atau komposisi, produk atau alat. Berdasarkan data tersebut diduga sebagian besar teknologi yang diterapkan oleh industri di Indonesia melisensi teknologi dari luar.

Transcript of Strategi alih teknologi di perguruan tinggi berdasarkan ...

Page 1: Strategi alih teknologi di perguruan tinggi berdasarkan ...

1

1 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2011

tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI) 2011-2025 menyebutkan bahwa salah satu strategi utama MP3EI adalah

penguatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) dan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (IPTEK) Nasional. Strategi tersebut diperlukan untuk mencapai visi

Indonesia 2025 “mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan

makmur”. Kemampuan SDM dan IPTEK akan meningkatkan pertumbuhan

ekonomi suatu bangsa secara berkelanjutan. IPTEK menjadi modal dasar untuk

menghasilkan sebuah inovasi yang sangat bermanfaat untuk pengembangan

ekonomi agar dapat bersaing secara global.

Kondisi daya saing bangsa Indonesia di tingkat global berdasarkan Global

Competitiveness Index Ranking yang dikeluarkan oleh World Economic Forum

(WEF) memperlihatkan posisi Indonesia berada pada peringkat ke-36 dari 137

negara, masih jauh tertinggal dari Singapura yang berada pada peringkat ke-3 dan

Malaysia yang berada pada peringkat ke-23 (Schwab 2018). Salah satu faktor

pendorong daya saing bangsa adalah pilar inovasi, dimana WEF mencatat Indonesia

menjadi salah satu inovator utama di antara negara-negara berkembang (peringkat

ke-31). Namun demikian, Indonesia tertinggal jauh di belakang dalam hal kesiapan

teknologi (peringkat ke-80). Masih lemahnya kemampuan Indonesia dalam

berinovasi juga diperlihatkan oleh data World Intelectual Property Organization

(WIPO), dimana indeks inovasi global Indonesia pada tahun 2018 berada pada

peringkat ke-85, berada di bawah Singapura (peringkat ke-5), Malaysia (peringkat

ke-35, Thailand (peringkat ke-44), dan Vietnam ada pada peringkat ke45 (Dutta et

al. 2018).

Pemanfaatan teknologi yang dihasilkan dari dalam negeri Indonesia

memperlihatkan bahwa sebagian besar teknologi yang diterapkan oleh industri di

Indonesia berasal dari luar negeri. Data yang disampaikan dalam Permenristekdikti

No. 13/2015 tentang Rencana Strategis Kemenristekdikti Tahun 2015-2019,

memperlihatkan bahwa pemanfaatan teknologi dalam negeri di industri masih

rendah (Gambar 1). Negara-negara yang paling banyak digunakan teknologinya

oleh Indonesia adalah Jepang, Cina, Jerman dan Taiwan.

Masih sedikitnya pemanfaatan teknologi dalam negeri juga diperlihatkan oleh

data pendaftaran paten di Indonesia yang masih didominasi oleh pendaftaran dari

luar Indonesia (Gambar 2). Selama tahun 2017-2018, rata-rata pendaftaran paten

luar yang masuk ke Indonesia adalah 7991 invensi per tahun atau sebesar 76%,

sementara rata-rata pendaftaran paten dari dalam negeri selama kurun waktu

tersebut sebanyak 2557 invensi per tahun atau sebesar 24%. Paten merupakan salah

satu jenis Kekayaan Intelektual (KI) untuk perlindungan hukum di bidang teknologi

baik berupa proses atau metode, formula atau komposisi, produk atau alat.

Berdasarkan data tersebut diduga sebagian besar teknologi yang diterapkan oleh

industri di Indonesia melisensi teknologi dari luar.

Page 2: Strategi alih teknologi di perguruan tinggi berdasarkan ...

2

Sumber: Kemenristek-BPPT (2011) dalam Permenristekdikti No. 13/2015

Gambar 1 Sumber teknologi industri manufaktur di Indonesia

Sumber: diolah dari https://statistik.dgip.go.id/statistik/production/index.php, diakses 16 Januari 2019

Gambar 2 Permohonan paten di Indonesia

Rendahnya pemanfaatan teknologi dalam negeri oleh industri di Indonesia

antara lain disebabkan proses alih teknologi dari penghasil teknologi yaitu

perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan (litbang) belum

berjalan dengan baik dan riset-riset yang dihasilkan perguruan tinggi dan lembaga

litbang di Indonesia belum sesuai dengan kebutuhan industri. Sebagian besar riset

yang dilakukan perguruan tinggi dan lembaga litbang belum diarahkan untuk

menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi oleh industri di Indonesia. Para

akademisi dan peneliti di perguruan tinggi dan lembaga litbang belum terdorong

untuk melakukan riset bersama dengan industri, menjadikan riset lebih relevan, dan

mengembangkan pola pikir aplikatif. Studi yang dilakukan oleh tim Program

Kemitraan untuk Pengembangan Kapasitas dan Analisis Pendidikan menemukan

bahwa perguruan tinggi, industri, dan pemerintah masih berada dalam dunianya

(sphere) masing-masing dan cukup jauh dari satu sama lain (ACDP 2013).

Perguruan tinggi dan lembaga litbang harus terus didorong agar bersinergi

dengan industri dalam melakukan riset-riset yang aplikatif dengan tidak

meninggalkan riset dasar, salah satu bidang riset yang diharapkan memiliki tingkat

relevansi yang tinggi untuk mejawab permasalahan dan kebutuhan industri adalah

riset-riset kelapa sawit. Kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis

nasional penyumbang devisa terbesar Indonesia dan menempatkan Indonesia

sebagai produsen dan eksportir terbesar kelapa sawit di dunia. Kelapa sawit menjadi

2,2722,842 2,557

7,523

8,4597,991

2017 2018 Rerata

Indonesia Luar Indonesia

Page 3: Strategi alih teknologi di perguruan tinggi berdasarkan ...

3

salah satu dari 22 kegiatan ekonomi utama yang masuk dalam MP3EI 2011-2025.

Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia, menyumbang

sebanyak 48% dari total volume produksi minyak sawit di dunia. Tempat kedua

diikuti oleh Malaysia sebesar 37% dari total volume produksi minyak sawit dunia.

Artinya, sebanyak 85% pasar dunia kelapa sawit dikuasai oleh Indonesia dan

Malaysia (BPDPKS 2016).

Kondisi perkembangan teknologi kelapa sawit sangat penting untuk dipahami

dalam upaya pembuatan kebijakan, melakukan penelitian dan pengembangan, serta

membangun kerja sama riset dan bisnis. Pengelolaan perkebunan kelapa sawit

berkelanjutan berbasis standar Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) perlu

mengkaji keberlanjutan dimensi teknologi sebagai salah satu pertimbangan untuk

membuat kebijakan dalam pengelolaan perkebunan (Anwar 2014). Informasi yang

terdapat dalam dokumen paten dapat dimanfaatkan untuk memahami kondisi

perkembangan teknologi kelapa sawit dan sebagai alat untuk intelijen bisnis dan

perencanaan strategis pengembangan dan investasi dalam penelitian. Secara

statistik, paten telah digunakan sebagai indikator aktivitas teknologi, bersama data

lain digunakan untuk analisis dalam pengambilan keputusan di bidang inovasi,

seperti peran kekayaan intelektual dalam kinerja ekonomi, kewirausahaan, serta

sistem sains dan teknologi (OECD 2009). Laporan analisis informasi paten

dirancang untuk secara efisien mengatasi masalah dalam pengambilan keputusan di

berbagai bidang teknologi berdasarkan data dan informasi (Trippe 2015).

Sistem paten merupakan sistem yang telah diimplementasikan secara global

untuk melindungi karya intelektual di bidang teknologi dan pada umumnya

teknologi yang digunakan oleh industri merupakan teknologi berbasis paten.

Banyak manfaat yang dapat diambil dari informasi dalam dokumen paten,

diantaranya: menghindari duplikasi penelitian dan pengembangan (litbang);

mengetahui ahli dan institusi/perusahaan di dunia yang paling banyak

menghasilkan teknologi untuk bidang tertentu; mengetahui tren perkembangan

teknologi di bidang tertentu; mengetahui kegiatan inovatif dan arah pengembangan

bisnis yang dilakukan kompetitor (business intelligence); dan membantu dalam

perencanaan dan pengambilan keputusan bisnis seperti kemitraan teknologi, merger

dan akuisisi. Penelitian ini perlu dilakukan sebagai upaya untuk mengoptimalkan

pemanfaatan informasi paten dalam menyusun strategi riset dan pengembangan

teknologi yang dilakukan oleh perguruan tinggi di Indonesia. Penyusunan strategi

riset dan pengembangan teknologi berdasarkan analisis informasi paten diharapkan

akan menghasilkan riset-riset yang sesuai dengan kebutuhan industri kelapa sawit

berkelanjutan, sehingga proses alih teknologi (implementasi teknologi di industri)

dapat berjalan dengan baik.

Identifikasi Masalah

Perguruan tinggi saat ini tidak hanya dituntut untuk menghasilkan SDM yang

berkualitas dan berkompetensi sesuai kebutuhan pasar (dunia kerja), tetapi lebih

dari itu, perguruan tinggi diharapkan dapat berkontribusi nyata dalam menjawab

kebutuhan teknologi nasional, menyiapkan teknologi yang dibutuhkan oleh industri

dan masyarakat, menghasilkan lulusan yang mampu menciptakan lapangan kerja

dengan basis teknologi, dan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

Page 4: Strategi alih teknologi di perguruan tinggi berdasarkan ...

4

Data-data yang diuraikan dalam latar belakang memperlihatkan bahwa

industri di Indonesia termasuk di dalamnya industri kelapa sawit, belum banyak

memanfaatkan teknologi yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dalam negeri.

Meskipun Indonesia menempati posisi sebagai produsen dan eksportir terbesar

kelapa sawit di dunia, namun jika dibandingkan dengan Malaysia, produktivitas

minyak sawit yang dihasilkan Indonesia masih tertinggal. Data yang tersaji pada

Tabel 1 memperlihatkan bahwa pengembangan industri kelapa sawit di Indonesia

belum didukung oleh pengembangan teknologi yang mampu melakukan efisiensi

proses produksi dan meningkatkan produktivitas.

Tabel 1 Produktivitas kelapa sawit Indonesia dan Malaysia Tahun 2013

Negara Luas kebun (Ha) Produksi CPO (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)

Indonesia * 10465020 27782004 2.65

Malaysia ** 5229739 19216459 3.67

Sumber: data diolah dari * Kementan (2014); ** The Economics and Industry Development

Division - Malaysian Palm Oil Board (http://bepi.mpob.gov.my/, diakses 14 September 2016).

Riset dan pengembangan kelapa sawit Indonesia masih tertinggal jika

dibandingkan dengan Malaysia. Pencarian pada pangkalan data Scopus sampai

dengan tahun 2018 dengan kata kunci "palm oil" OR "oil palm" OR "palm kernel"

di field “title-abstract-keywords” memperlihatkan terdapat 20477 dokumen terkait

kelapa sawit, dimana 8007 dokumen diantaranya berasal dari Malaysia dan 1835

dokumen berasal dari Indonesia (https://www.scopus.com/, diakses 17 Januari

2019). Penelusuran paten di pangkalan data kantor paten Eropa (Espacenet patent

search) dengan kata kunci "palm oil" OR "oil palm" OR "palm kernel" di field

“title-abstract-keywords AND Malaysian OR Malaysia” memperlihatkan terdapat

419 aplikasi paten bidang kelapa sawit dari Malaysia, tetapi pencarian dengan kata

kunci yang sama pada di field “title-abstract-keywords AND Indonesia” tidak

ditemukan aplikasi paten bidang kelapa sawit dari Indonesia

(https://worldwide.espacenet.com/, diakses 17 Januari 2019).

Riset dan pengembangan yang dilakukan dan dihasilkan oleh perguruan

tinggi di Indonesia dinilai belum sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang

dihadapi industri. Riset-riset yang dibutuhkan oleh industri umumnya adalah riset-

riset yang bersifat aplikatif, untuk keperluan komersial, meningkatkan nilai

perusahaan, dan dilindungi dengan sistem Paten. Analisis informasi paten dapat

dimanfaatkan untuk menyusun strategi pengembangan teknologi agar sesuai

dengan kebutuhan industri di Indonesia. Informasi yang terkandung dalam

dokumen paten masih belum dimanfaatkan secara optimal, khususnya di Indonesia,

baik untuk kepentingan bisnis maupun kepentingan litbang. Saat ini telah banyak

dikembangkan perangkat lunak yang mampu melakukan analisis informasi paten,

misalnya Patent Inspiration, Patent iNSIGHT Pro, Matheo Patent, dan lain-lain.

Pengolahan data informasi paten melalui berbagai perangkat lunak analisis

informasi paten dapat diolah lebih lanjut untuk menyusun strategi pengembangan

teknologi.

Penelusuran paten di pangkalan data kantor paten Eropa menggunakan kata

kunci "palm oil" OR "oil palm" OR "palm kernel" di field “title or abstract”

diketahui terdapat 7434 invensi (teknologi) yang dapat diolah informasinya untuk

merumuskan strategi pengembangan teknologi kelapa sawit

Page 5: Strategi alih teknologi di perguruan tinggi berdasarkan ...

5

(https://worldwide.espacenet.com/, diakses 17 Januari 2019). Penelusuran paten di

pangkalan data Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian

Hukum dan HAM (Kemenkumham) RI dengan kata kunci ‘sawit’ pada filter

“abstrak” diperoleh data aplikasi paten sampai dengan tahun 2018 sebanyak 623

invensi yang dapat diolah informasinya untuk merumuskan strategi pengembangan

teknologi kelapa sawit (https://pdki-indonesia.dgip.go.id/, diakses 17 Januari

2019).

Perumusan Masalah

Penelitian ini mengkaji strategi riset dan pengembangan kelapa sawit

berdasarkan analisis informasi paten untuk peningkatan alih teknologi di perguruan

tinggi. Beberapa permasalahan yang menjadi pertanyaan dan dikaji dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perkembangan teknologi kelapa sawit di dunia dan Indonesia

berdasarkan analisis informasi paten?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi proses alih teknologi kelapa sawit dari

perguruan tinggi ke industri?

3. Bagaimana strategi alih teknologi kelapa sawit dari perguruan tinggi ke industri

berdasarkan analisis informasi paten?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Memetakan perkembangan teknologi kelapa sawit di dunia dan Indonesia

berdasarkan analisis informasi paten.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses alih teknologi kelapa

sawit dari perguruan tinggi ke industri.

3. Merumuskan strategi alih teknologi kelapa sawit dari perguruan tinggi ke

industri berdasarkan analisis informasi paten.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberikan gambaran mengenai perkembangan

teknologi kelapa sawit di dunia dan Indonesia berdasarkan data dan informasi

dokumen paten serta menjadi contoh untuk dikembangkan pada bidang teknologi

lainnya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan

sumbangan pemikiran bagi :

1. Perguruan tinggi, lembaga litbang, industri, dan Pemerintah dalam

merumuskan rencana strategis dan arah litbang serta kerja sama riset yang

sesuai dengan tren teknologi dan kebutuhan industri kelapa sawit, sehingga

riset yang dihasilkan dapat diaplikasikan di industri.

2. Unit Pengelola Kekayaan Intelektual di Perguruan Tinggi dalam meningkatkan

perannya untuk mendukung strategi riset dan pengembangan perguruan tinggi

dalam proses alih teknologi dari perguruan tinggi ke industri.

Page 6: Strategi alih teknologi di perguruan tinggi berdasarkan ...

6

3. Peneliti, tulisan ini dapat digunakan untuk mengembangkan pengetahuan dan

kemampuan riset tentang analisis informasi paten dan manfaatnya dalam

membantu pimpinan institusi untuk menyusun rencana strategis litbang

institusi.

Ruang Lingkup Penelitian

Bidang teknologi yang dikaji pada penelitian ini adalah teknologi kelapa

sawit. Pangkalan data paten yang digunakan dibatasi pada pangkalan data yang

dihimpun oleh Patent Inspiration dan kantor paten Indonesia (DJKI). Strategi yang

didapat dari kajian ini dibatasi sampai tahapan perumusan strategi alih teknologi

kelapa sawit dari perguruan tinggi ke industri berdasarkan analisis informasi paten.

2 TINJAUAN PUSTAKA

Strategi Pengembangan Teknologi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah suatu rencana yang

cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus

(http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php, diakses 15 September 2016).

Hax dan Majluf (1988) mendefinisikan strategi sebagai upaya suatu organisasi

untuk mencapai keunggulan yang berkelanjutan dalam jangka panjang di setiap

bisnisnya dengan merespon secara benar peluang dan ancaman dari lingkungan

organisasi serta kekuatan dan kelemahan organisasi.

Sebuah strategi inovasi merupakan alat penting untuk pengembangan produk

dan pertumbuhan yang berkelanjutan bahkan di masa sulit (Cooper dan Edget

2010). Oleh karenanya, perencanaan strategi untuk organisasi atau lembaga litbang

merupakan bagian yang sangat penting karena menunjukkan orientasi masa depan

perusahaan (Jain dan Triandis 1997). Lembaga litbang perlu memiliki strategi yang

selaras dengan strategi bisnis yang lebih luas (Pisano 2012).

Menurut Yubas (2004), ada tiga pendekatan yang dapat dilakukan untuk

menciptakan produk baru, yaitu 1) meningkatkan produk yang ada, 2) menemukan

dan menyelesaikan masalah atau menemukan harapan yang diperlukan dan

diinginkan oleh konsumen, dan 3) melihat tren atau kecenderungan perkembangan

teknologi. Sebuah invensi bukanlah teknologi yang benar-benar baru di dunia,

faktanya memperlihatkan sebagian besar ide baru dikembangkan dari ide-ide yang

telah ada. Paten-paten yang terdapat di Amerika Serikat diperkirakan 80% sampai

90% merupakan pengembangan dari paten-paten yang telah ada (Yubas 2004).

Dalam perencanaan strategi litbang, menurut Pisano (2012) salah satu

tingkatan strategi yang perlu diperhatikan adalah portofolio. Portofolio mengacu

pada alokasi sumber daya yang diinginkan untuk berbagai jenis proyek litbang dan

kriteria yang digunakan untuk menyortir, memprioritaskan, dan memilih proyek

litbang. Menurut Cooper dan Edget (2010), kerangka untuk mengembangkan

strategi teknologi dimulai dengan mendefinisikan tujuan sampai dengan keputusan

untuk memilih proyek taktis (tactical portfolio decision). Menurut Ernst (2003)

Page 7: Strategi alih teknologi di perguruan tinggi berdasarkan ...

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB