Perguruan tinggi swasta

24
8/17/2019 Perguruan tinggi swasta http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 1/24  Perguruan tinggi swasta (PTS) tercoreng lagi. Ini terkait pembekuan 11 PTS di Sulsel. Tak tanggung-tanggung puluhan ribu mahasiswa berpotensi dirugikan. Seperti halnya yang terjadi di sebuah yayasan di Tangerang Selatan pekan lalu. Sebanyak 1.!" wisudawan untuk tiga Sekolah Tinggi tidak bisa menerima ija#ah. Pasalnya$ kampus-kampus tersebut sedang non- akti%. &rtinya$ sistem administrasi akademiknya dibekukan dalam sistem Pangakalan 'ata Pendidikan Tinggi (P'PT)kemenristek-dikti. Seperti diketahui bahwa salah satu bukti legalitas sebuah perguruan tinggi adalah administrasi akademik harus tercatat secara reguler pada P'PT. Identitas mahasiswa dan aktiitas akademiknya harus tercatat dan termonitor. ika tidak$ maka mahasiswa tidak mungkin akan memperoleh ija#ah secara legal.  &da beberapa %aktor yang menyebabkan pembekuan tersebut. dua diantaranya yang paling menonjol adalah pelaksanaan kelas jauh dan rasio mahasiswa dengan dosen yang melebihi ketentuan. *enurut ketentuan$ sebuah perguruan tinggi sama sekali tidak diperkenankan menyelenggarakan kelas jauh. Pengertian kelas jauh adalah menyelenggarakan kegiatan perkuliahan di luar domisili perguruan tinggi tertentu. +erbeda kalau menyelenggarakan kuliah  jarak jauh berbasis teknologi in%ormasi. Ini diperkenankan menurut undang-undang$ meskipun dengan persyaratan yang ketat. Selanjutnya mengenai ketentuan rasio dosen dengan mahasiswa. Saat ini$ yang diperkenankan adalah 1,! untuk program studi eksakta dan 1 , " untuk prodi ilmu sosial. &rtinya setiap ada pertambahan sejumlah ! orang mahasiswa pada prodi eksakta atau " mahasiswa pada prodi sosial$ maka diperlukan penambahan 1 orang dosen tetap. +eberapa *asalah yang 'ihadapi PTS /arangan pelaksanaan kelas jauh dan ketentuan tentang rasio dosen tersebut tentu saja sangat baik untuk mendorong kualitas pendidikan tinggi. 0ita tentu sepakat kalau upaya perbaikan kualitas pendidikan wajib terus ditingkatkan. amun realitas yang dihadapi PTS juga kiranya penting menjadi pertimbangan. Sebagaimana diketahui bahwa sumberdaya PTS benar-benar hanya bersumber dari usaha yayasan. *ulai dari inestasi in%rastruktur dan suprastruktur hingga biaya operasional pendidikan. Semuanya diupayakan secara swadaya. +erbeda dengan perguruan tinggi negeri yang diguyur anggaran egara. Padahal jumlah mahasiswa yang kuliah di PT hanya sekitar ! persen dari jumlah seluruh mahasiswa di Indonesia. Sisanya di PTS. Sementara tanpa bermaksud mena%ikkan bantuan pemerintah$ masih banyak PTS yang pendanaannya sangat bergantung dari sumbangan mahasiswa. Rasio Dosen  Usulan Solusi +agaimanapun kondisi PTS saat ini sangat memprihatinkan. +etapa tidak$ berita pembekuan

Transcript of Perguruan tinggi swasta

Page 1: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 1/24

 Perguruan tinggi swasta (PTS) tercoreng lagi. Ini terkait pembekuan 11 PTS di Sulsel. Tak

tanggung-tanggung puluhan ribu mahasiswa berpotensi dirugikan. Seperti halnya yang terjadi di

sebuah yayasan di Tangerang Selatan pekan lalu. Sebanyak 1.!" wisudawan untuk tiga

Sekolah Tinggi tidak bisa menerima ija#ah. Pasalnya$ kampus-kampus tersebut sedang non-akti%. &rtinya$ sistem administrasi akademiknya dibekukan dalam sistem Pangakalan 'ata

Pendidikan Tinggi (P'PT)kemenristek-dikti. Seperti diketahui bahwa salah satu bukti legalitas

sebuah perguruan tinggi adalah administrasi akademik harus tercatat secara reguler pada

P'PT. Identitas mahasiswa dan aktiitas akademiknya harus tercatat dan termonitor. ika tidak$

maka mahasiswa tidak mungkin akan memperoleh ija#ah secara legal.

 &da beberapa %aktor yang menyebabkan pembekuan tersebut. dua diantaranya yang paling

menonjol adalah pelaksanaan kelas jauh dan rasio mahasiswa dengan dosen yang melebihi

ketentuan. *enurut ketentuan$ sebuah perguruan tinggi sama sekali tidak diperkenankan

menyelenggarakan kelas jauh. Pengertian kelas jauh adalah menyelenggarakan kegiatan

perkuliahan di luar domisili perguruan tinggi tertentu. +erbeda kalau menyelenggarakan kuliah

 jarak jauh berbasis teknologi in%ormasi. Ini diperkenankan menurut undang-undang$ meskipun

dengan persyaratan yang ketat.

Selanjutnya mengenai ketentuan rasio dosen dengan mahasiswa. Saat ini$ yang diperkenankan

adalah 1,! untuk program studi eksakta dan 1 , " untuk prodi ilmu sosial. &rtinya setiap ada

pertambahan sejumlah ! orang mahasiswa pada prodi eksakta atau " mahasiswa pada prodi

sosial$ maka diperlukan penambahan 1 orang dosen tetap.

+eberapa *asalah yang 'ihadapi PTS

/arangan pelaksanaan kelas jauh dan ketentuan tentang rasio dosen tersebut tentu saja sangat

baik untuk mendorong kualitas pendidikan tinggi. 0ita tentu sepakat kalau upaya perbaikan

kualitas pendidikan wajib terus ditingkatkan. amun realitas yang dihadapi PTS juga kiranya

penting menjadi pertimbangan.

Sebagaimana diketahui bahwa sumberdaya PTS benar-benar hanya bersumber dari usaha

yayasan. *ulai dari inestasi in%rastruktur dan suprastruktur hingga biaya operasional

pendidikan. Semuanya diupayakan secara swadaya. +erbeda dengan perguruan tinggi negeri

yang diguyur anggaran egara. Padahal jumlah mahasiswa yang kuliah di PT hanya sekitar

! persen dari jumlah seluruh mahasiswa di Indonesia. Sisanya di PTS. Sementara tanpabermaksud mena%ikkan bantuan pemerintah$ masih banyak PTS yang pendanaannya sangat

bergantung dari sumbangan mahasiswa.

Rasio Dosen

  Usulan Solusi

+agaimanapun kondisi PTS saat ini sangat memprihatinkan. +etapa tidak$ berita pembekuan

Page 2: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 2/24

diberbagai media belakangan pasti menimbulkan keresahan di masyarakat$ khususnya

mahasiswa yang menempuh pendidikan di sebelas PTS tersebut. *eskipun dinyatakan masih

boleh melaksanakan kegiatan akademik$ para mahasiswa sangat mungkin meninggalkan

PTSnya. Permasalahan akan semakin bertambah jika dosen-dosenpun ikut hengkang. 2asio

dosen akan semakin terpuruk.

Pembekuan tersebut hendaknya disertai upaya mencarikan solusi. Sebab jika pemerintah tidak

tidak mengambil langkah antisipati%$ maka ke depan akan banyak lagi PTS yang bakal

dibekukan. +erikut beberapa alternati% solusi3

Pertama$ aturan mengenai persyaratan dosen perlu direisi. 0hususnya mengenai umur dan

rangkap jabatan. Termasuk rumusan mengenai linieritas keilmuan perlu lebih diperluas. +ukan

seperti selama ini linieritas antar jenjang. *isalnya S1 sampai S! harus dari prodi yang linier$

melainkan linier dalam pengertian mata kuliah yang diampuh.

0edua$ kuota penerimaan dosen PS dipekerjakan di PTS ditingkatkan secara proporsional

dengan jumlah PTS setiap tahun.

0etiga$ konsisten menerapkan larangan I' ganda$ termasuk jika lulus jadi dosen PT.

*aksudnya adalah ketika PT melakukan rekrutmen$ hendaknya hanya menerima pelamar

yang belum memiliki I'.

0eempat$ jika memungkinkan kopertis hendaknya mem%asilitasi kerjasama bantuan

penempatan dosen dari PT atau PTS lain yang berkelebihan untuk memenuhi rasio

sementara hingga mampu memenuhi sendiri rasio secara internal.

4leh ,

Muliyadi Hamid

Pengurus &PTISI 5il. I6-& Sulawesi

UPAYA MENJAWAB MASALAH PENDIDIKAN TINGGI DI INDONESIA 

Dr. Marzuki Alie

Diskusi mengenai pendidikan, khususnya pendidikan tinggi di Indonesia, adalah diskusi yang tidak pernah selesaidibahas. Sebab, secara umum, masalah pendidikan adalah masalah yang amat mendasar dan berkait erat dengan

upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk sumberdaya manusia Indonesia seutuhnya. Diskusi

mengenai pendidikan tinggi, saat ini juga cukup relevan, mengingat pada saat ini dunia pendidikan tinggi sedang

menjadi “sasaran tembak oleh para pakar, pengamat!pemerhati masalah pendidikan tinggi, mahasis"a, karena D#$ 

segera menyelesaikan $%% tentang #endidikan &inggi '$%%(#&), yang merupakan $%% inisiati* D#$.

#ada pembahasan $%% #endidikan &inggi, D#$ sesuai ke"enangannya, sudah melakukan pembahasan bersama

#emerintah dalam "aktu yang cukup lama dengan melibatkan para pakar, tokoh pendidikan dan berbagai elemen

Page 3: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 3/24

masyarakat yang berkompetensi terhadap dunia pendidikan. #embahasan $%% ini, bahkan sudah dibahas melebihi

 "aktu pembahasan yaitu tiga kali masa sidang dan selesai pada akhir Masa Sidang III +--(+-+. amun menjelang

pengambilan keputusan tingkat I 'di tingkat komisi), #emerintah meminta untuk dilakukan penundaan, karena

 berbagai pertimbangan.

#emerintah memandang perlu untuk betul(betul menyelaraskan $%% #endidikan tinggi dengan berbagai perundang(

undangan organik, ataupun le/(specialis yang telah ada saat ini. #emerintah menganggap bah"a, kerangka

penyelenggaraan pendidikan tinggi harus diletakkan dengan mengintegrasikan sistem diba"ah tanggungja"ab satukementerian. %ntuk menata dan mengharmonisasikan pendidikan tinggi tersebut ke dalam kesatuan sistem,

#emerintah masih memerlukan "aktu untuk berkoordinasi. #engaturan untuk hal itu akan diatur dengan #eraturan

#emerintah, tetapi rujukan dalam $%% ini perlu dirumuskan dengan baik. #ermintaan penundaan dari #emerintah

ini mendapatkan persetujuan dengan catatan yang diberikan oleh 0etua 0omisi 1, yaitu pertama, adanya jaminan

 bah"a $%% tentang #endidikan &inggi tidak akan dilakukan pembatalan dan dapat diselesaikan pada satu kali masa

sidang berikutnya, yaitu Masa Sidang I2 tahun sidang +--(+-+. 0edua, dalam hal adanya penambahan substansi

dari #emerintah untuk penyempurnaan rumusan dra*t, tidak akan mengubah substansi $%% tentang #endidikan

&inggi hasil #anitia 0erja 3 April +-+.

Semenjak era kemerdekaan, pengalaman Indonesia dalam pengelolaan pendidikan tinggi terhitung baru berjalan

sekitar 45 tahun, yaitu dimulai pada -636(-67 dimana %niversitas 8adjah Mada '%8M) dan %niversitas Indonesia

'%I) merupakan perguruan tinggi pertama di Indonesia. %niversitas 8adjah Madamerupakan universitas negeri

tertua di Indonesia, yang terletak di 9ogyakarta, didirikan pada -6 Desember -636dan merupakan universitaspertama yang didirikan setelah Indonesia merdeka.Sedangkan %niversitas Indonesia memiliki sejarah lebih panjang

lagi, yaitu -:36 sebagai Dokter(Dja"aSchooldan berubah sebagai %niversiteit Indonesiapada tahun -67.

#endidikan tinggi di Indonesia makin eksis dan berkembang, dimulai dari hanya memiliki + mahasis"a saja pada

pasca #erang Dunia II, sampai sekarang berjumlah sekitar 3,5 juta mahasis"a dengan kurang lebih -77. dosen,

tersebar pada :5 universitas negeri '+,;<) dan +6:;'6;,5<) perguruan tinggi s"asta.

Dalam interval perjalanan panjang itu, perguruan tinggi menghadapi berbagai masalah dan tantangan yang tidak 

sama dari masa ke masa. Setiap masa memiliki tantangan masing(masing yang harus disikapi dengan evaluasi

kebijakan pendidikan tinggi yang dinamis dan kompeten. amun, perjalanan dunia pendidikan tinggi dengan

 berbagai tantangannya tersebut memiliki satu pertanyaan mendasar, yang bisa juga dikatakan sebagai ekspektasi,

 yang selalu ditanyakan masyarakat yaitu= “apa yang telah dikontribusikan perguruan tinggi untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa>

 

Masalah Dunia #endidikan

Salah satu masalah mendasar yang dihadapi perguruan tinggi adalah problem relevansi dan mutu yang belum

menggembirakan. #endidikan tinggi belum bisa menjadi *aktor penting yang mampu melahirkan enterpreneur

dengan orientasi job creating dan kemandirian. #engangguran terdidik dari hasil pendidikan terus bertambah,

problem pengabdian masyarakat dimana perguruan tinggi tersebut berada dirasa kurang responsi*, dan berkontribusi

terhadap problem masyarakat. #erguruan &inggi juga belum sepenuhnya mampu melahirkan lulusan yang memiliki

akhlak mulia dan karakter yang kuat. Anarkhisme intra dan inter(kampus seperti membentuk lingkaran kekerasan,

 banyak kita jumpai terjadinya demo(demo yang bersi*at anarkhis yang dilakukan oleh kelompok mahasis"a. &entu

 banyak juga prestasi yang telah dicapai, akan tetapi gaung masalah ini lebih bergema dibanding deretan prestasi(

prestasi.

Melihat hal ini, kita selalu dituntut untuk mencari akar masalahnya. Apakah akar masalahnya berada pada kurikulum

dan literatur yang diberikan yang tidak terkoordinasi, akreditasi kelembagaan yang tidak terukur, tenaga pendidik 

 yang belum terakreditasi, atau masalah lainnya. Dalam hal ini, setidaknya kita mencatat berbagai kendala mendasar

 yang ada dalam dunia pendidikan tinggi yaitu= pertama, masih rendahnya kualitas pendidik. Masalah ini merupakan

persoalan krusial yang harus segera diatasi, karena akan berdampak signi*ikan terhadap lulusan yang dihasilkan.

Salah satu yang akan terdampak adalah indeks pembangunan manusia 'I#M) Indonesia yang selama ini dinilai masih

rendah. &erkait dengan ini, dibutuhkan perhatian yang serius dalam rangka meningkatkan kualitas pendidik. #ara

dosen harus secara berkelanjutan melakukan up(datekemampuan dan ilmunya,sesuai perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang terus berjalan.

Page 4: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 4/24

0edua, belum memadainya *asilitas pendidikan. ?ingga kini masih banyak pendidikan tinggi yang belum memiliki

*asilitas pendidikan yang lengkap, sehingga proses pembelajaran dan hasil lulusan menjadi kurang optimal. #erlu

diingat bah"a tanpa *asilitas yang memadai dan relevan dengan kebutuhan, maka hasil pendidikan tidak akan

optimal. ?al ini pada umumnya terjadi di berbagai *akultas yang membutuhkan alat peraga dan alat praktek dalam

proses pembelajaran seperti *akultas kedokteran, *akultas teknik, *akultas peternakan, *akultas pertanian, dan lain

sebagainya.

0etiga, masalah e*ektivitas pendidikan. @*ektivitas pendidikan terkait erat dengan kualitas sumber daya manusia

 yang dihasilkan oleh pendidikan tinggi. amun kenyataan yang sangat memprihatinkan adalah, bah"a di Indonesia,

hingga kini masih banyak penyelenggaraan pendidikan tinggi yang belum e*ekti*, sehingga hanya sedikit pendidikan

tinggi Indonesia yang masuk pada ranking atas pendidikan tinggi di tingkat dunia dan bahkan tingkat Asia.

0enyataan ini menunjukkan betapa parahnya kualitas pendidikan tinggi di kebanyakanpendidikan tinggi Indonesia,

dan tentu saja hal ini berimplikasi pada sumber daya manusia yang dihasilkan.

0eempat, mahalnya biaya pendidikan. Sebagaimana kita ketahui bersama, hingga kini masyarakat masih harus

menanggung banyak biaya, sehingga hanya golongan masyarakat mampu yang dapat membiayai pendidikan anaknya

di jenjang pendidikan ini. Meskipun #emerintah menyediakan beasis"a untuk mahasis"a dari keluarga tidak 

mampu, namun jumlahnya hanya sedikit. Dampak akhir dari kenyataan ini adalah ketidakadilan dalam memperoleh

hak atas pendidikan.

0elima,masalah pengangguran terdidik. #engangguran terdidik terkait dengan kualitas pendidikan tinggi. anyaknya

lulusan pendidikan tinggi yang tidak dapat segera memasuki duniakerja, apalagi menciptakan lapangan kerja sendiri,

merupakan permasalahan krusial dalam pendidikan tinggi di Indonesia. erdasarkan pengamatan, pengangguran

terdidik di Indonesia terus mengalami peningkatan sejak beberapa tahun terakhir, sementara jumlah penganggur

tidak terdidik makin turun. Dengan melonjaknya jumlah pengangguran intelektual maka tugas pemerintah untuk 

menciptakan lapangan kerja juga akan semakin susah.

Dan keenam, link and matchantara pendidikan tinggi dan kebutuhan akan sumberdaya manusia di lapangan kerja.

#endidikan tinggi bagai berjalan dengan iramanya sendiri, sementara kondisi riil di lapangan kurang diperhatikan

secara matang. Akhirnya pendidikan tinggi tidak mampu menjadi *aktor yang penting dalam upaya peningkatan

kesejahteraan masyarakat. #endidikan tinggi belum mampu sepenuhnya mampu melahirkan sumberdaya manusia

 yang layak diterima di lapangan kerja yang ada, dan pendidikan tinggi juga belum mampu menghasilkan

entrepreneur yang memiliki keberanian dan kemandirian.

 Anggota De"an mencatat bah"a permasalahan pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, memang cukup banyak 

dan kompleks. Sehingga, dengan melihat berbagai permasalah pokok diatas, termasuk masalah legislasi dan

implementasinya, De"an mengusulkan upaya yang kuat untuk membentuk $%% tentang #endidikan &inggi.

De"an berpendapat bah"a, penyelenggaraan pendidikan tinggi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari

penyelenggaraan pendidikan nasional, tidak dapat dilepaskan dari amanat pasal 5- ayat '5) %%D -637 yang berbunyi=

“#emerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,yang meningkatkan keimanan

dan ketak"aan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,yang diatur dengan undang(

undang.

Dengan adanya %ndang(undang, tentu saja diharapkan bah"a dunia pendidikan tinggi dapat menghadapi

perkembangan globalisasi yang makin mengutamakan basis ilmu pengetahuan dan peran strategis dalam memajukan

peradaban dan kesejahteraan umat manusia. Selain itu, dengan adanya %% #endidikan &inggi, diharapkan sejumlah

persoalan yang menjadi kendala dalam me"ujudkan pendidikan tinggi dapat terja"ab.

 

%paya Menja"ab $esistensi Masyarakat

iat D#$ untuk menja"ab berbagai persoalan pendidikan tinggi ternyata tidak berlangsung dengan mudah.

$esistensi masyarakat, terutama kalangan dunia pendidikan tinggi terhadap hadirnya $%% #& yang diinisiasi D#$,

 banyak muncul, dan memerlukan ja"aban dan kesungguhan dari kalangan legislati* dan eksekuti*. eberapa

substansi $%% #endidikan &inggi sebenarnya telah menja"ab berbagai resistensi yang muncul.

Page 5: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 5/24

#ertama, mengenai kerjasama internasional.0erjasama internasional merupakan proses interaksi dalam

pengintegrasian dimensi internasional ke dalam kegiatan akademik untuk berperan dalam pergaulan internasional

tanpa kehilangan nilai(nilai keindonesiaan. 0erjasama ini harus didasarkan pada prinsip bebas(akti*, solidaritas,

toleransi dan menghormati nilai(nilai kemanusiaan yang saling memberi man*aat. 0erjasama internasional

mencakup bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Buga dengan adanya kerjasama internasional

ini dapat dilakukan pembentukan komunitas ilmiah yang mandiri dan penyelenggraan pendidikan ilmiah yang

 bermutu. Dengan kerjasama internasional, tidak berarti dunia pendidikan tinggi di Indonesia bermental inlander,tetapi mampu justru mampu ber*ikir secara global dan bertindak lokal 'think globally act localy).

0edua,mengenai akreditasi kelembagaan. Selama ini, akreditasi kelembagaan belum terukur. $%% ini mencoba

mengaturnya. Akreditasi merupakan kegiatan penilaian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan

standar nasional pendidikan tinggi. Akreditasi dilakukan untuk melakukan kelayakan program studi perguruan tinggi

atas dasar kriteria yang mengacu pada standar nasional pendidikan tinggi. #emerintah membentuk adan Akreditasi

asional #endidikan &inggi untuk mengembangkan sistem akreditasi. Sebagai bentuk akuntabilitas publik, akreditasi

dilakukan oleh Cembaga Akreditasi Mandiri. Dengan demikian, akreditasi ada dua, yaitu berdasarkan standar

nasional pendidikan tinggi, kedua akreditasi mandiri, yang merupakan lembaga mandiri bentukan #emerintah atau

 bentukan masyarakat yang diakui #emerintah atas rekomendasi adan Akreditasi asional #endidikan &inggi.

0etiga,mengenai otonomi perguruan tinggi. ?al ini sebenarnya telah diatur dalam $%% pada pasal 44. ah"a

perguruan tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan &ridarma,dilaksanakan sesuai dengan dasar dan tujuan serta kemampuan perguruan tinggi. Dasar dan tujuan serta

kemampuan perguruan tinggi untuk melaksanakan otonomi dievaluasi oleh Menteri. tonomi pengelolaan

perguruan tinggi meliputi bidang akademik dan non(akademik. idang akdemik meliputi penetapan norma dan

kebijakan operasional serta pelaksanaan &ridarma. on(akademik meliputi penetapan norma dan kebijakan

operasional serta pelaksanaan organisiasi, keuangan, kemahasis"aan, ketenagaan, sarana dan prasarana. Semua ini

didasarkan pada prinsip akuntabilitas, transparansi, nirlaba, mutu, e*ekti*itas dan e*isiensi.

0eempat, mengenai masalah organisasi kemahasis"aan. rganisasi kemahasis"aan sebetulnya sudah diatur dengan

 baik dalam pasal :. %ndang(%ndang ini, tidak ada maksud untuk memandulkan gerakan dan dayakritis mahasis"a.

Didalam pasal ini disebutkan bah"a mahasis"a dapat membentuk organisasi kemahasis"aan yang diselenggarakan

oleh, dari dan untuk mahasis"a, yang antara lain ber*ungsi me"adahi kegiatan mahasis"a dalam mengemabngkan

 bakat, minat dan potensi mahasis"a. Mengembangkan kreati*itas, kepekaan, daya kritis keberanian dan

kepemimpinan serta rasa kebangsaan. Buga dimungkinkan untuk mengembangkan tanggungja"ab sosial melalui

kegiatan pengabdian kepada masyarakat. #erguruan tinggi menyediakan sarana dan prasarana serta dana untuk 

emndukung kegiatan organisasi kemahasis"aan.

Selain menja"ab berbagai resistensi tersebut, yang perlu dicermati dan kita sambut dengan baik dengan akan

hadirnya $%% ini, adalah ketentuan pasal ;; yang menetapkan bah"a #erguruan &inggi egeri '#&) "ajib mencari

dan menyaring calon mahasis"a yang memiliki potensi akandemik tinggi, tetapi kurang mampu secara ekonomi

untuk diterima paling sedikit +< dari seluruh mahasis"a baru yang diterima dan tersebar pada semua program

studi. #rogram studi yang menerima calon mahasi"a sebagaimana diatur dalam ketentuan ini dapat memeproleh

 bantuan biaya pendidikan dai pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi dan atau masyarakat.

Meskipun D#$ telah melakukan berbagai upaya dalam menja"ab berbagai resistensi masyarakat, namun De"an

tetap memberikan apresiasi dan tindaklanjut terhadap berbagai usulan dan kritik dari masyarakat. $esistensi oleh

kalangan pengamat atau mahasis"a terhadap berbagai hal tersebut, kiranya perlu didiskusikan dengan 0omisi 1 atau

disampaikan kepada pemerintah yang akan membahasnya dengan 0omisi 1 D#$($I.

 

#enutup

Demikian berbagai hal tentang pendidikan tinggi di Indonesia, yang membutuhkan perhatian dan perenungan kita

 bersama.#ara peserta diskusi juga perlu mendalami substansi(substansi pokok dalam $%% yang menerima resistensi

masyarakat. Diharapkan bah"a kedepan, kondisi pendidikan tinggi di Indonesia akan semakin baik. #endidikan

tinggi selayaknya benar(benar menjadi tempat pencetakan sumberdaya mansia yang mampu mengembangkan dan

menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kebaikan hidup manusia.E

Page 6: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 6/24

2atusan perguruan tinggi swasta mendapatkan 7kartu kuning7 berupa status nonakti% dari

0ementerian 2iset$ Teknologi$ dan Pendidikan Tinggi. Saatnya$ bagi perguruan tinggi swasta

berbenah memperbaiki kualitas.

KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAHSuasana orientasi mahasiswa baru di 8niersitas Iskandar *uda$ +anda &ceh$ Sabtu (!91). 'ua akademi dalam naungan :ayasan Iskandar *uda$ yakni &kademi Teknik

Iskandar *uda dan &kademi Pertanian Iskandar *uda$ dinyatakan dinonakti%kan oleh 0ementerian2iset$ Teknologi$ dan Pendidikan Tinggi melalui situs web 0oordinasi Perguruan Tinggi Swasta(0opertis) 5ilayah 6II per ; *aret. 0endati demikian$ dua akademi itu memang sudah tidakdioperasikan lagi atau ditutup oleh yayasan sejak 1 tahun lalu. 0edua akademi itu terintegrasidalam 8niersitas Iskandar *uda. 0emenristek 'ikti dinilai lambat menyadari jika barumengumumkan hal itu saat ini.

Pada ; September 1"$ laman kantor 0oordinasi Perguruan Tinggi Swasta (0opertis) 5ilayah 6II$

dengan mengutip data Pangkalan 'ata Pendidikan Tinggi$ memublikasikan ada ! perguruan

tinggi swasta nonakti%. 2atusan perguruan itu tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia.

 &da berbagai sebab status nonakti% melekat$ misalnya$ pelaporan yang terlambat$ nisbah dosen dan

mahasiswa yang melampaui ketentuan$ ketiadaan i#in dari kementerian$ pemadatan kelas (pada

Sabtu-*inggu)$ kon%lik internal hingga terjadi dualisme pemimpin di kampus$ hingga dugaan jual-beli

ija#ah. ika dicermati$ persyaratan-persyaratan itu tak lepas dari upaya penjaminan mutu. Syarat

nisbah dosen dan mahasiswa$ misalnya$ terkait dengan kualitas pembelajaran. Seorang dosen yang

mengajar terlalu banyak mahasiswa dan kelas tentu tidak maksimal dalam mendidik. Terutama jika

dia harus membimbing lebih dari orang untuk tugas akhir seperti skripsi.

Page 7: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 7/24

Terlebih lagi perguruan tinggi dengan kasus seperti ija#ah atau gelar palsu. Pada kasus yang berat

itu$ mahasiswa mendapatkan ija#ah tanpa proses pembelajaran. 8ntuk kasus yang demikian$

0ementerian 2iset$ Teknologi$ dan Pendidikan Tinggi telah menyatakan kasus semacam itu akan

diserahkan ke kepolisian.

'engan status nonakti%$ perguruan tinggi swasta 7dipaksa7 untuk mulai memperbaiki kualitas dan

memenuhi persyaratan. Status nonakti% yang melekat di perguruan tinggi berujung pada tidak

diperbolehkannya perguruan tinggi menerima mahasiswa baru pada tahun akademik baru3 tidak

memperoleh layanan seperti beasiswa$ akreditasi$ dan pengurusan nomor induk dosen nasional$

serta hibah penelitian3 dan tidak boleh melakukan wisuda jika terjadi dualisme kepemimpinan atau

kasus kuali%ikasi pemimpin yang tidak dipercaya. Pada akhirnya$ kelalaian kampus ditanggung oleh

mahasiswa sebagai korbannya.

'i tengah tingginya permintaan pasar akan pendidikan tinggi dan keyakinan masyarakat bahwa

selembar ija#ah menentukan kualitas masa depan$ pengelola pendidikan tinggi selalu mendapatkan

7godaan7 melenceng dari ketentuan. +erharap hanya pada mekanisme pasar yakni perguruan tinggi

yang tak berkualitas akan ditinggalkan masyarakat$ tentu tidak memadai lagi. Pada akhirnya$ selalu

ada saja yang berusaha mendapatkan jalan pintas dan kemudahan untuk selembar ija#ah. 'i sinilah

peran pemerintah dan lembaga penjaminan mutu eksternal perguruan tinggi$ seperti +adan

 &kreditasi asional Perguruan Tinggi (+&-PT) dan 0opertis$ dibutuhkan.

Upaya perbaikan

Sejauh ini$ 0ementerian 2iset$ Teknologi$ dan Pendidikan Tinggi telah melakukan inspeksi

mendadak setidaknya ke 1< lembaga pendidikan nonakti% dan = di antaranya direkomendasikan

ditutup.

ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA

ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA

Perguruan tinggi swasta juga diberi batas waktu hingga !1 'esember 1" untuk memenuhi

persyaratan nisbah dosen dan mahasiswa. 0esempatan untuk memperbaiki rasio dosen dan

Page 8: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 8/24

mahasiswa dibuka dengan diakuinya dosen dengan nomor induk dosen khusus juga sebagai

penghitung rasio dosen dan mahasiswa. Pemerintah juga akan mengarantina perguruan tinggi

nonakti% dan melihat lebih jauh permasalahannya satu per satu.

8saha tersebut patut diapresiasi$ tetapi itu masih merupakan penyelesaian di hilir atau di ujung

permasalahan. Pemerintah diharapkan juga mengawal kualitas pendidikan tinggi mulai dari

pemberian i#in perguruan tinggi$ pendirian$ hingga dalam operasionalnya agar memenuhi

persyaratan atau standar.

Tentu saja$ pengawasan itu tanpa mengurangi otonomi perguruan tinggi. +&-PT dan 0opertis pun

perlu turut berperan dalam mengawasi dan mendorong peningkatan kualitas perguruan tinggi di

wilayah kerjanya.

Percuma ada begitu banyak perguruan tinggi dengan mahasiswa melimpah jika tidak terserap ke

lapangan kerja lantaran lulusannya tidak kompeten akibat lahir dari perguruan tinggi buruk.>

Itu terlihat dari tingginya jumlah penganggur berpendidikan tinggi. +erdasarkan data +adan Pusat

Statistik$ &gustus 1$ di Indonesia terdapat ;$" persen (=<<.== orang) dari total penganggur

terbuka yang merupakan lulusan perguruan tinggi. &ngka itu lebih besar dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Pada 1!$ persentase penganggur yang lulusan perguruan tinggi <$!= persen

(=1;.<< orang) dan pada 1 sebesar <$?; persen (=".<== orang). *ereka memiliki ija#ah

diploma tiga atau ija#ah strata satu (Kompas$ ; anuari 1").

Tak dapat disangkal bahwa pendidikan tinggi memang merupakan salah satu inestasi indiidu demi

masa depannya. amun$ pendidikan tinggi juga inestasi bagi pembangunan dan masa depan

bangsa. Saatnya$ pendidikan tinggi mendidik$ bukan 7menjual7 ija#ah.

2atusan perguruan tinggi swasta mendapatkan 7kartu kuning7 berupa status nonakti% dari

0ementerian 2iset$ Teknologi$ dan Pendidikan Tinggi. Saatnya$ bagi perguruan tinggi swasta

berbenah memperbaiki kualitas.

Page 9: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 9/24

KOMPAS/ADRIAN FAJRIANSYAHSuasana orientasi mahasiswa baru di 8niersitas Iskandar *uda$ +anda &ceh$ Sabtu (!91). 'ua akademi dalam naungan :ayasan Iskandar *uda$ yakni &kademi TeknikIskandar *uda dan &kademi Pertanian Iskandar *uda$ dinyatakan dinonakti%kan oleh 0ementerian2iset$ Teknologi$ dan Pendidikan Tinggi melalui situs web 0oordinasi Perguruan Tinggi Swasta(0opertis) 5ilayah 6II per ; *aret. 0endati demikian$ dua akademi itu memang sudah tidakdioperasikan lagi atau ditutup oleh yayasan sejak 1 tahun lalu. 0edua akademi itu terintegrasidalam 8niersitas Iskandar *uda. 0emenristek 'ikti dinilai lambat menyadari jika barumengumumkan hal itu saat ini.

Pada ; September 1"$ laman kantor 0oordinasi Perguruan Tinggi Swasta (0opertis) 5ilayah 6II$

dengan mengutip data Pangkalan 'ata Pendidikan Tinggi$ memublikasikan ada ! perguruan

tinggi swasta nonakti%. 2atusan perguruan itu tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia.

 &da berbagai sebab status nonakti% melekat$ misalnya$ pelaporan yang terlambat$ nisbah dosen dan

mahasiswa yang melampaui ketentuan$ ketiadaan i#in dari kementerian$ pemadatan kelas (pada

Sabtu-*inggu)$ kon%lik internal hingga terjadi dualisme pemimpin di kampus$ hingga dugaan jual-beli

ija#ah. ika dicermati$ persyaratan-persyaratan itu tak lepas dari upaya penjaminan mutu. Syarat

nisbah dosen dan mahasiswa$ misalnya$ terkait dengan kualitas pembelajaran. Seorang dosen yang

mengajar terlalu banyak mahasiswa dan kelas tentu tidak maksimal dalam mendidik. Terutama jika

dia harus membimbing lebih dari orang untuk tugas akhir seperti skripsi.

Terlebih lagi perguruan tinggi dengan kasus seperti ija#ah atau gelar palsu. Pada kasus yang berat

itu$ mahasiswa mendapatkan ija#ah tanpa proses pembelajaran. 8ntuk kasus yang demikian$

0ementerian 2iset$ Teknologi$ dan Pendidikan Tinggi telah menyatakan kasus semacam itu akan

diserahkan ke kepolisian.

Page 10: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 10/24

'engan status nonakti%$ perguruan tinggi swasta 7dipaksa7 untuk mulai memperbaiki kualitas dan

memenuhi persyaratan. Status nonakti% yang melekat di perguruan tinggi berujung pada tidak

diperbolehkannya perguruan tinggi menerima mahasiswa baru pada tahun akademik baru3 tidak

memperoleh layanan seperti beasiswa$ akreditasi$ dan pengurusan nomor induk dosen nasional$

serta hibah penelitian3 dan tidak boleh melakukan wisuda jika terjadi dualisme kepemimpinan atau

kasus kuali%ikasi pemimpin yang tidak dipercaya. Pada akhirnya$ kelalaian kampus ditanggung oleh

mahasiswa sebagai korbannya.

'i tengah tingginya permintaan pasar akan pendidikan tinggi dan keyakinan masyarakat bahwa

selembar ija#ah menentukan kualitas masa depan$ pengelola pendidikan tinggi selalu mendapatkan

7godaan7 melenceng dari ketentuan. +erharap hanya pada mekanisme pasar yakni perguruan tinggi

yang tak berkualitas akan ditinggalkan masyarakat$ tentu tidak memadai lagi. Pada akhirnya$ selalu

ada saja yang berusaha mendapatkan jalan pintas dan kemudahan untuk selembar ija#ah. 'i sinilah

peran pemerintah dan lembaga penjaminan mutu eksternal perguruan tinggi$ seperti +adan

 &kreditasi asional Perguruan Tinggi (+&-PT) dan 0opertis$ dibutuhkan.

Upaya perbaikan

Sejauh ini$ 0ementerian 2iset$ Teknologi$ dan Pendidikan Tinggi telah melakukan inspeksi

mendadak setidaknya ke 1< lembaga pendidikan nonakti% dan = di antaranya direkomendasikan

ditutup.

ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA

ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA

Page 11: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 11/24

Perguruan tinggi swasta juga diberi batas waktu hingga !1 'esember 1" untuk memenuhi

persyaratan nisbah dosen dan mahasiswa. 0esempatan untuk memperbaiki rasio dosen dan

mahasiswa dibuka dengan diakuinya dosen dengan nomor induk dosen khusus juga sebagai

penghitung rasio dosen dan mahasiswa. Pemerintah juga akan mengarantina perguruan tinggi

nonakti% dan melihat lebih jauh permasalahannya satu per satu.

8saha tersebut patut diapresiasi$ tetapi itu masih merupakan penyelesaian di hilir atau di ujung

permasalahan. Pemerintah diharapkan juga mengawal kualitas pendidikan tinggi mulai dari

pemberian i#in perguruan tinggi$ pendirian$ hingga dalam operasionalnya agar memenuhi

persyaratan atau standar.

Tentu saja$ pengawasan itu tanpa mengurangi otonomi perguruan tinggi. +&-PT dan 0opertis pun

perlu turut berperan dalam mengawasi dan mendorong peningkatan kualitas perguruan tinggi di

wilayah kerjanya.

Percuma ada begitu banyak perguruan tinggi dengan mahasiswa melimpah jika tidak terserap ke

lapangan kerja lantaran lulusannya tidak kompeten akibat lahir dari perguruan tinggi buruk.>

Itu terlihat dari tingginya jumlah penganggur berpendidikan tinggi. +erdasarkan data +adan Pusat

Statistik$ &gustus 1$ di Indonesia terdapat ;$" persen (=<<.== orang) dari total penganggur

terbuka yang merupakan lulusan perguruan tinggi. &ngka itu lebih besar dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Pada 1!$ persentase penganggur yang lulusan perguruan tinggi <$!= persen

(=1;.<< orang) dan pada 1 sebesar <$?; persen (=".<== orang). *ereka memiliki ija#ah

diploma tiga atau ija#ah strata satu (Kompas$ ; anuari 1").

Tak dapat disangkal bahwa pendidikan tinggi memang merupakan salah satu inestasi indiidu demi

masa depannya. amun$ pendidikan tinggi juga inestasi bagi pembangunan dan masa depan

bangsa. Saatnya$ pendidikan tinggi mendidik$ bukan 7menjual7 ija#ah.

Pendidikan Tinggi Indonesia: Otonomiatau LiberalisasiDalam rangka menyalurkan minat, menima !engalaman, mem!erlua" #aringan, "e#akAgu"tu" lalu "aya eker#a "eagai !engel$la %e"ite &tt!'//mana#emen(!en)i)ikanke)$kteranke"e&atan*net/ yang era)a )i a%a& naungan Pu"at Mana#emenPelayanan Ke"e&atan Fakulta" Ke)$kteran U+M* Untuk "a&aat !emaa yang memilikiminat !a)a mana#emen !en)i)ikan ke)$kteran )an ke"e&atan "ilakan "eara akti-mengikuti k$nten yang kami u!)ate "etia! &arinya )i %e"ite ter"eut* +aga"an )anma"ukan untuk !erkemangan yang eri"i !r$gram !engemangan mana#emen )an

Page 12: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 12/24

ke!emim!inan untuk )ekan )an )$"en -akulta" ke)$kteran melalui met$)e #arak #au&ini "angat kami &ara!kan*Dalam rangka mem!erkaya in-$rma"i !a)a %e"ite &tt!'//mana#emen(!en)i)ikanke)$kteranke"e&atan*net/, &ari ini "aya erke"em!atan meng&a)iri Di"ku"iPulik )engan #u)ul Un)ang(un)ang Pen)i)ikan Tinggi' Men#amin Ak"e" Pen)i)ikanuntuk Semua yang )i"elenggarakan )i +e)ung Purna .u)aya, Unier"ita" +a)#a& Ma)a

)alam rangka Die" Natali" Unier"ita" +a)#a& Ma)a ke 01* .erikut re!$rta"enya 2#uga)a!at )iaa )i "ini3, "aya nantikan k$mentar )an ma"ukannya*Diskusi Publik Undang-undang Pendidikan Tinggi: Menjamin Akses Pendidikan

untuk Semua

18 Desember 2012, Gedung Purna uda!a, Uni"ersitas Gadja# Mada

Para nara"umer )i"ku"i !ulik Un)ang(un)ang Pen)i)ikan Tinggi )i Purna .u)aya U+M, Y$gyakarta*2"umer' &tt!'//mana#emen(!en)i)ikanke)$kteranke"e&atan*net/ 3

Di"ku"i yang ter"elenggara ata" ker#a"ama .4M KM U+M )an Kant$r .erita Ra)i$ 05 Hini meng&a)irkan tiga nara"umer yaitu Pr$-* Ir* Ni6am, MS*, P&D* 2Sekretari" De%anPen)i)ikan Tinggi, Kementerian Pen)i)ikan Na"i$nal3, Pr$-* Dr* I&la"ul Amal, MA* 2+uru.e"ar "ekaligu" Mantan Rekt$r Unier"ita" +a)#a& Ma)a3 )an A&ma) Ri6ky M* Umar2Menteri K$$r)inat$r Kei#akan 4k"ternal .4M KM U+M3*

Pengantar M$derat$r:

.eera!a %aktu yang lalu negara )iangga! terlalu etatis )alam menyelenggarakan!en)i)ikan tinggi )i In)$ne"ia* Di"ku"i !ulik !a)a &ari ini men)i"ku"ikan !eran negara

Page 13: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 13/24

)alam menyelenggarakan !en)i)ikan tinggi )alam kaitan !enge"a&an Un)ang(un)angPen)i)ikan Tinggi N$*78 Ta&nu 8978*Pen!elenggaraan Pendidikan Tinggi di %nd$nesia

Pr$-* Ni6am menga%ali )i"ku"i )engan memeri ilu"tra"i a&%a )alam memerikan!en)i)ikan ke!a)a rakyatnya, negara melalui !emerinta& er"ika! "eagaimana iu

)ari Pr$-* Ni6am yang mengu!ayakan "egala ara, a&kan &ingga er&utang kanan(kiri,untuk )a!at menye)iakan !en)i)ikan agi !utra(!utrinya me"ki &aru" er#uang"e$rang )iri*

Realitanya, rakyat memutu&kan !en)i)ikan )an negara !erlu untuk memenu&ikeutu&an !en)i)ikan ini* Sayangnya, kemam!uan negara "aat ini elum )a!atmemenu&i "eluru& keutu&an !en)i)ikan, terutama !en)i)ikan tinggi rakyat In)$ne"ia*Semangat education for alltela& men#a)i ke"e!akatan gl$al, namun )engankemam!uan negara "aat ini, !emerinta& In)$ne"ia !erlu menera!kan "kala !ri$rita")alam !enye)iaan !en)i)ikan* Pili&an #atu& ke!a)a men#amin !elak"anaan %a#i )a"ar"elama 78 ta&un* Hara!annya, "eiring meningkatnya kualita" "umer )aya manu"iamelalui !emerataan %a#i ela#ar 78 ta&un, !emangunan )an !erek$n$mian "emakin

aik, "e&ingga negara )a!at men#amin !en)i)ikan rakyatnya kelak &ingga !en)i)ikantinggi* Saat ini !enyelengaraan !en)i)ikan tinggi $le& !emerinta& melalui !erguruantinggi negeri tela& mengak$m$)a"i 8,: #uta ma&a"i"%a* Sementara 1,: #uta ma&a"i"%a)i !erguruan tinggi "%a"ta*

;e%at UU Dikti negara ingin mema"tikan a&%a yang ma"uk PTN kelak akan u#ungt$mak ang"a* Ke"em!atan kulia& yang )i)a!at ukan karena ala" an ek$n$mi, "$"ial,u)aya, teta!i "emua men)a!at ke"em!atan yang "ama* Di&ara!kan ti)ak a)a)i"krimina"i untuk ma"uk ke PTN* Tiga !rin"i! yang )i!egang !emerinta& )alammenyelenggarakan !en)i)ikan tinggi yaitu keter"e)ian, keter#angkauan, )an ke!a"tian*Keter"e)iaan' menye)iakan in-ra"truktur, "arana )an !ra"arana !en)i)ikan*Keter#angkauan' meneta!kan iaya yang )a!at )i#angkau ma"yarakat* Ke!a"tian'memerikan ke!a"tian agi !e"erta )i)ik* Mi"al, "e$rang ma&a"i"%a yang tela&

)iterima ti)ak $le& )it$lak #ika ti)ak mam!u memayar mau!un ti)ak akan)idropout  ila ti)ak mam!u meluna"i SPP*

Setela& Pr$-* Ni6am menyam!aikan !a!arannya, Pr$-* I&la"ul Amal mengi"a&kan!engalamannya "aat memim!in U+M "e#ak era re-$rma"i )imulai yang #uga ma"a !a"akri"i" ek$n$mi yang menyerang In)$ne"ia* Pa)a "aat itu eliau )i&a)a!kan kenyataana&%a 79< )ari =599 ma&a"i"%a U+M teranam mendropout kan )iri* Uniknya,"eagian e"ar ingin er&enti kulia& ukan karena iaya SPP "emata melainkan eaniaya &i)u! yang meningkat, terutama agi mereka yang merantau* Dengan eragaiu!aya ak&irnya U+M men)a!atkan antuan )ari eragai lemaga )ari eera!anegara* Pr$-* I&la"ul Amal #uga menyam!aikan a&%a k$n)i"i "aat ini "angat ere)a)engan "aat )irinya ma"i& men#aat rekt$r* Saat itu, ma&a"i"%a yang mam!u !un malu

untuk mema%a m$il karena anyak ma&a"i"%a lain yang ti)ak a%a m$il* Saat ini"itua"inya erkealikan, )irinya a&kan ke"ulitan menari tem!at !arkir "aat era)a )ilingkungan almamaternya "en)iri, Fi"i!$l*

Menurut Pr$-* I&la"ul Amal, )alam k$ntek" in"titu"i, agaimana !un #uga !re"ta"iunier"ita" terkemuka ti)ak )a!at )i!i"a&kan )ari kemam!uan >nan"ialnya* .eliaumen$nt$&kan Harar) Unier"ity )i)ukung $le& anyak "!$n"$r e"ar terutama )ari)unia in)u"tri* Dalam k$ntek" in)ii)u, agaimana i"a ma"uk !erguruan tinggi negerikalau iaya untuk !ergi ke k$ta untuk mengikuti u#ian ma"uk "a#a ti)ak a)a*

Page 14: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 14/24

.agaimana mau ela#ar )engan aik kalau me#a "a#a ti)ak !unya* .agaimana !un"elalu a)a k$rela"i antara kemam!uan ekn$mi )engan !re"ta"i* Saat ini yang !entinga)ala& agaimana rakyat yang ti)ak mam!u )a!at ma"uk ke !erguruan tinggi*

Pa)a "aat gilirannya tia, Ri6ky M* Umar )ari .4M KM U+M menyatakan a&%a!en)i)ikan a)ala& &ak )a"ar %arga negara yang %a#i "e!enu&nya )i"elenggarakan

$le& negara* Se#ak Kemen)ikna", yang "aat itu ma"i& ernama Kemen)iku),memerlakukan $t$n$mi !a)a !erguruan tinggi )i ta&un 8999 yang )i!ertega" )engankeluarnya Un)ang(un)ang .a)an Hukum Pen)i)ikan 2UU .HP3, iaya !en)i)ikan "earaumum meningkat )ra"ti" menyeakan !erguruan tinggi "emakin "ulit )iak"e" anyak!i&ak, terutama ma"yarakat mi"kin* Diyakini UU Dikti N$*78 ini ti)ak anyak mema%a!ere)aan )ian)ing UU .HP, !en)a&ulunya*Pa)a "e"i ke)ua )i"ku"i, !ara !emiara )i"ku"i mengara& lei& "!e"i>k !a)a!ema&a"an !emiayaan !erguruan tinggi* Prin"i! un)ang(un)ang yang )iteritkan!emerinta&, "emak"imal mungkin meng&in)arkan !eningkatan iaya !en)i)ikan tinggiagar ti)ak memeratkan ma&a"i"%a )an $rangtua*

Menurut Pr$-* Ni6am, UU Dikti mengamana&kan agar unier"ita" )a!at meng&itung

"eara )etail keutu&an anggarannya ma"ing(ma"ing )alam menyelenggarakan!en)i)ikan tinggi* Hal ini mengingat kemam!uan !emerinta& yang ma"i& terata" )an&aru" mem!ri$rita"kan !emiayaan !en)i)ikan !a)a !en)i)ikan )a"ar* Pr$-* Ni6ammen$nt$&kan !emerinta& Malay"ia menganggarkan "u"i)i 7=*999 USD !erma&a"i"%a !er ta&un yang #ika )ik$ner"i ke keutu&aan ma&a"i"%a In)$ne"ia akaner#umla& 8*599 Trlliun ru!ia&* .a&kan lei& e"ar )ari AP.N In)$ne"ia* Saat ini!emerinta& tela& menganggarkan )ana &ingga 19 triliun untuk 8 #uta ma&a"i"%a!erguruan tinggi negeri* Pr$-* Ni6am ti)ak "e!akat #ika UU Dikti )i"eut ti)ak mema%a!erua&an "igni>kan !a)a !enyelenggaraan !en)i)ikan tinggi )i In)$ne"ia* Seua&$nt$&, UU Dikti ini men#amin a&%a ma&a"i"%a ti)ak $le& DO karena ketia)aaniaya*

Pr$-* I&la"ul Amal mema!arkan a&%a "aat kri"i" keuangan melan)a "eluru& )unia,

"emua negara meman)ang !en)i)ikan tinggi "eagai "uatu !em$r$"an karena ti)akerimangnya antara iaya yang )ikeluarkan )an !r$)uktiita" ek$n$mi yang )ia!ai*Ak&irnya ter#a)i anyak !enye"uaian agar lulu"an !erguruan tinggi "e"uai )engankeutu&an ker#a* .agaimana!un !en)i)ikan tinggi terkait erat )engan !a"ar* Di 4r$!aa&a"a latin "em!at )ia#arkan )i "eluru& #uru"an "eagai )a"ar ilmu !engeta&uan,teta!i elakangan menuai !r$te" )ari lulu"an "a"tra latin karena )iangga! menganam!eng&i)u!an mereka* ?$nt$& lain, #ika "elama ini lulu"an Fi"i!$l )ari Juru"anA)mini"tra"i Negara )an Juru"an Huungan Interna"i$nal )iangga! mu)a&men)a!atkan !eker#aan, kini "eiring erkemangnya )unia me)ia elektr$nik )an

 #urnali"tik )i In)$ne"ia lulu"an Juru"an K$munika"i memiliki ke"em!atan ker#a yangteruka lear "e&ingga meningkatkan anim$ al$n ma&a"i"%a aru memili& #uru"ank$munika"i*

Sementara A&ma) Ri6ky M Umar menyatakan kek&a%atiran a&%a "emangat $t$n$mi)alam !enyu"unan UU Dikti akan memeri k$n"ekuen"i !en)i)ikan tinggi "eagaientita" !riat yang er"aing )alam mela&irkan tenaga ker#a yang "ia! )iek"!l$ita"iketimang menetak intelektual yang terliat akti- )alam !r$)uk"i !engeta&uan )alam"emua leel !r$-e"i yang )igeluti* Menguti! !i)at$ !enguku&an +uru .e"ar HeruNugr$&$ yang menyatakan a&%a "emangat $t$n$mi yang la&ir "etela& ma"a re-$rma"i!a)a kenyataannya #u"tru mela&irkan @analita" intelektual, yaitu munulnya

Page 15: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 15/24

intelektual yang gemar menger#akan !r$yek, teram!il "eagai "eleriti aka)emik,namun melu!akan !r$)uk"i !engeta&uan )i kam!u"nya*

;ei& lan#ut A&ma) Ri6ky M Umar menguti! "tu)i yang )ilakukan Mam)ani )iUnier"ita" Makarere, Ugan)a, a&%a re-$rma"i !en)i)ikan gaya ne$lieral yang)ikam!anyekan $le& .ank Dunia memeri im!lika"i ke!a)a ara(ara er!engeta&uan

)i unier"ita" ter"eut* Seagai $nt$&nya, -en$mena Bthe winners and thelosers’, )e!artemen )an -akulta" yang ti)ak memiliki ke"em!atan !a"ar yang kuat akanen)erung menga#arkan &al(&al yang "i-atnya practice-industrial ketimang te$retik atauerau !engeta&uan*

A&ma) Ri6ky M Umar meyakini a&%a "emangat $t$n$mi yang )iu"ung )alam UU Diktiini menerminkan k$$!ta"i ke!entingan lemaga keuangan interna"i$nal "e!erti C$rl).ank )an C$rl) Tra)e Organi6ati$n2 CTO3* Menurutnya, &al ini terermin )ari i"ieera!a !a"al yang mengatur ker#a"ama !enelitian )engan )unia u"a&a, !emiayaan!en)i)ikan tinggi $le& ma&a"i"%a, in"enti- ke!a)a )unia u"a&a untuk memiayai!en)i)ikan tinggi, &ak mengel$la kekayaan negara, !en)anaan PTN era)an &ukum,)an !enyelenggaraan !en)i)ikan tinggi $le& !erguruan tinggi negara lain yang

mengak$m$)a"i kam!anye re-$rma"i !en)i)ikan tinggi yang tertuang !a)a policyframework  C$rl) .ank )an kam!anye gl$ali"a"i !en)i)ikan tinggi $le& CTO*

Pema!aran Ri6ky M Umar ini "eagian men)a!at tangga!an )ari Pr$-* Ni6am yangmenyatakan a&%a inter(k$nek"i !erguruan tinggi )an in)u"tri ukan "e"uatu yangterlarang* Unier"ita"(unier"ita" unggulan )i "eluru& )unia memuka )iri ke!a)ain)u"tri* Pengemangan ilmu !engeta&uan ukannya tan!a iaya, kalau a)a !i&ak yangingin memantu, menga!a &aru" )it$lak* Pr$-* Ni6am mengaku !erna& )ike#utkan "uatu-akta a&%a "eua& k$r!$ra"i a"al In)$ne"ia !erna& menyalurkan )ana &ingga 5 #utaUS D$llar ke Harar) Unier"ity* Di luar negeri )ukungan in)u"tri ke!a)a !erguruantinggi )i)ukung $le& a!re"ia"i )an in"enti- yang mereka )a!at "e!erti meningkatnyakre)iilita" !eru"a&aan karena eker#a"ama )engan !erguruan tinggi erkualita",!engurangan !a#ak )ari !emerinta&* Ini !ulala& yang men#a)i ala"an k$r!$ra"i

In)$ne"ia #u"tru a)a yang men)ukung !erguruan tinggi luar negeri )ari!a)a )alamnegeri #uga ala"an @elum a!a(a!a "u)a& )iurgai*

Selain itu, "aat ini ter)a!at "ekitar =9 riu ma&a"i"%a In)$ne"ia )i luar negeri yang"eagian e"arnya )engan iaya !ria)i* Artinya, anyak ma"yarakat In)$ne"ia yangmam!u menyek$la&kan anaknya ke luar negeri )engan iaya tinggi, yang erarti"eara >nan"ial ti)ak keeratan )engan !en)i)ikan tinggi eriaya tinggi, me"ki elumtentu unier"ita" yang )itu#u memiliki kualita" lei& aik )ari )i In)$ne"ia* Ketikakemali, anyak )i antara mereka yang men#a)i ?4O !eru"a&aan a"ing )i In)$ne"ia )anmen#a)i ata"an !ara lulu"an )alam negeri* Jika !erguruan tinggi )i In)$ne"ia )a!atmeningkatkan kualita"nya, ukan ti)ak mungkin )a!at menekan iaya yang )ikeluarkanke luar negeri )an )a!at )i"era! $le& !erguruan tinggi )alam negeri*

Seelum "e"i ke)ua erak&ir, Pr$-* I&la"ul Amal mengi"a&kan !engalamannya "aat)engan angga meneritakan ke!a)a !ara !im!inan !erguruan tinggi )i 4r$!a a&%aU+M "aat itu men)a!atkan $t$n$minya* Di luar )ugaan, !ara !im!inan unier"ita"ter"eut #u"tru me%anti(%antinya untuk er&ati(&ati !a)a "tatu" $t$n$mi, yang artinyakam!u" &aru" ari uang "en)iri* .eliau memenarkan a&%a "etela& !emerlakuan"tatu" .HMN iaya yang )itanggung unier"ita" memang lei& anyak, inila& yang)i"eut cost of autonomy. Karena itu !erlu )i&itung "eara ermat era!a keutu&anunier"ita" )an "u"i)i yang !erlu )ierikan $le& !emerinta&* .eliau #uga

Page 16: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 16/24

menyam!aikan a&%a "ui"i) !enu& ter&a)a! !en)i)ikan )i 4r$!a ukannya tan!ama"ala&, iklim k$m!eti"i )i antara ma&a"i"%a )an )aya "aing ma&a"i"%a #u"trumelema& karena "etia! lulu"an SMA men)a!at #aminan untuk )a!at meneru"kan keangku kulia&*

Pa)a "e"i ketiga, Pr$-* Ni6am menega"kan a&%a $t$n$mi ukan erarti mele!a"kan

tanggung #a%a !emerinta& )ari !enyelengaraan !en)i)ikan tinggi* Se#ak ta&un 8999,$t$n$mi !erguruan tinggi )ierlakukan, "u"i)i !emerinta& !u"at tela& meningkat&ingga : kali li!at )ari 709 miliar )i ta&un !ertama )an 7,8 triliun )i ta&un 8978*Ot$n$mi tata kel$la !erguruan tinggi !enting untuk me%u#u)kan $t$n$mi aka)emik*

 Ti)ak mungkin !erguruan tinggi yang kriti" )a!at la&ir ila )ikel$la )alam entuk"atuan ker#a !emerinta& "e!erti &alnya keamatan mi"alnya* .agaimana !erguruantinggi )an aka)emi"i yang kriti" ter&a)a! !emerinta& )a!at )ila&irkan kalau!engel$lannya "e!enu&nya )i a%a& !emerinta&* Pr$-* Ni6am meminta agar ti)ak)iam!ura)ukkan antara "emangat $t$n$mi !enyelenggaraan !en)i)ikan tinggi ini)engan k$n"e! lierali"a"i )an k$mer"iali"a"i*

Pr$-* I&la"ul Amal menama&kan, "ekila" UU Dikti ini memutu&kan anyak !eraturan

turunan )alam im!lementa"inya, !erlu )igari"a%a&i a&%a !eraturan turunan&en)aknya ti)ak terlalu anyak )alam entuk !eraturan menteri karena en)erungra%an )alam !enera!an )an relatie mu)a& erua&(ua& mana kala menteri!en)i)ikan erganti* Pr$-* I&la"ul #uga menggari"a%a&i a&%a !a)a UU Dikti ini )iaturma"a ker#a +uru .e"ar &ingga 9 ta&un, yang menurut eliau "eua& kaar gemiraagi !ara +uru .e"ar "e!erti )irinya*

Sementara itu A&ma) Ri6ku M Umar mengungka!kan !i&aknya teta! !a)a !$"i"i"emula, yakni men$lak UU Dikti ini )an akan erk$$r)ina"i untuk kemu)ianmenyia!kan judicial review)engan &ara!an )iautnya Un)ang(un)ang ini "ekaligu"entuk !en$lakan ter&a)a! !enetra"i C$rl) .ank )an CTO*

Menangga!i !ernyataan ini, Pr$-* Ni6am menutu! !a!arannya )engan meminta !ara

ma&a"i"%a agar er"ika! open-minded )an ti)ak ter#eak k$n)i"i "aat ini )alammenyika!i UU Dikti ini karena UU ini )i"u"un untuk mem!eraiki k$n)i"i yang a)a* UUDikti ini )i"u"un )engan "!irit memangun kemali mim!i "etia! anak ang"a untuki"a mera"akan angku !en)i)ikan )i !erguruan tinggi*

Di"ku"i ini )itutu! )engan !enyera&an keanang(kenangan $le& !anitia ke!a)a !aranara"umer* Di"ku"i ini )irekam $le& kant$r .erita Ra)i$ 05H )an Tem!$ TE "erta )a!at)i"imak "eara tun)a melalui Ra)i$ Star J$g#a 2Rau, 80 De"emer 89783, KR Ra)i$, )anSINDO Ra)i$* 2-a)#ar3

A$ut t&e"e a)"

Pemerintah Negara Indonesia dan DPR RI saat ini sedang membahas rancangan Undang-Undang Perguruan Tinggi.

Pembahasan RUU ini mendapat perhatian besar dari banyak kalangan, terutama akademisi dan mahasiswa. Banyak

kalangan yang mempertanyakan aspek historis dari pembahasan RUU ini. Jika berkaca pada falsafah bernegara

bangsa Indonesia, liberalisasi pendidikan yang berorientasi profit bertentangan dengan amanat konstitusi yang

terkandung dalam alinea keempat pembukaan UUD 1945 yang menegaskan pemerintah negara Indonesia

berkewajiban untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2

Page 17: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 17/24

ditegaskan bahwa pendidikan adalah hak seluruh rakyat Indonesia. Dari penejalasan UUD diatas sangat jelas bahwa

Negara harus mampu menyediakan kegiatan pendidikan secara mandiri dan bukan malah menjual sector pendidikan

untuk dikelola asing. Awal kemunculan RUU ini adalah sebagai konsekuensi yang harus diterima Indonesia ketika

memutuskan bergabung dengan World Trade Organization (WTO) pada tahun 1994. Dengan memutuskan

bergabung dengan WTO, maka Indonesia harus mau menandatangai General Agreement on Trade and Services

(GATS) yang berisi peraturan untuk meliberalisasi berbagai macam sector jasa, termasuk pendidikan. Menurut Prof.

Dr. Sofian Effendi, WTO sudah mengidentifikasi 4 model yang bisa diterapkan, yaitu (1) cross-border supply, institusi

Perguruan tinggi luar negeri menawarkan kuliah melalui internet, (2) consumptions abroad, mahasiswa belajar di

Perguruan tinggi luar negeri, (3) commersial presence, kehadiran perguruan tinggi luar negeri dengan membentuk

partnership, subsidiary, twinning arrangement dengan perguruan tinggi lokal, (4) presence of natural persons,

pengajar asing mengajar pada perguruan tinggi lokal. Dalam pelaksaan kebijakan ini dinegara lain, para Negara

pencetus ide (Amerika, Australia, Inggris) telah mendapatkan keuntungan yang luar biasa. Total pendapatan ketiga

Negara ini dari hasil “menjual jasa” pendidikan ke Negara berkembang mencapai 17,2 milyar dollar. Pendapatan

sebesar ini jelas sangat menguntungkan bagi Negara yang memiliki sumber daya manusia yang unggul, ekonomi

yang baik, dan teknologi yang maju seperti tiga Negara pencetus liberalisasi pendidikan tersebut. Konsep dasar

pendidikan setelah diberlakukannya kebijakan ini akan berubah. Pendidikan, yang sebelumnya merupakan pelayanansocial dan wajib diberikan oleh Negara sendiri akan menjadi lahan bisnis yang selalu mengedepankan prinsip untung

rugi. Jika berbicara dalam konteks Indonesia, memang pembahasan RUU akan terus menjadi perhatian dan

menimbulkan kritik dari sebagian besar akademisi. Meskipun dalam RUU ini juga diajukan beberapa persyaratan

bagi perguruan tinggi asing untuk bisa menyelenggarakan pendidikan di Indonesia. Persayaratan tersebut

diantaranya adalah perguruan tinggi asing harus sudah terakreditasi di Negara asalnya. Dalam menyelenggarakan

kegiatan pendidikan di Indonesia, perguruan tinggi asing wajib menjalin kerjasama dengan perguran tinggi yang ada

di Indonesia. Termasuk membolehkan dosen WNI untuk bekerja di perguruan tinggi asing. Namun tetap saja

liberalisasi, khususnya liberalisasi pendidikan merupakan interdependensi yang tidak simetris antarnegara, lembaga,

dan aktornya sehingga hanya akan menguntungkan Negara yang memiliki kedaulatan secara ekonomi, dalam hal ini

adalah Negara barat. Masih menurut Prof Sofian, pendidikan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara anggota

ASEAN yang tergabung dalam Asean Univercity Network (AUN) ataupun Association of Southeast Asia Institute of

Higher Learning (ASAIHL), seperti Malaysia, Thailand, Filipina dan Singapura, Indonesia jauh tertinggal dalam tingkat

partisipasi pendidikan tinggi atau mutu akademik. Pada tahun 2004, tingkat partisipasi pendidikan tinggi Indonesia

baru mencapai 14%, jauh tertinggal dari Malaysia dan Filipina yang sudah mencapai 38-40%. Melihat fakta di atas,

dirasa belum saatnya pemerintah menerapkan liberalisasi pendidikan di Indonesia. Secara kualitas kita masih jauh

tertinggal. Jika harus ditambah dengan persaingan bebas dengan perguruan tinggi asing dengan menawarkan paket

pendidikan yang lebih menarik maka akan banyak universitas swasta kelas menengah di daerah yang tidak sanggup

bertahan. Belum lagi biaya pendidikan yang akan melonjak drastic sebagai akibat dari pelaksanaan RUU ini. Biaya

mahal tentu saja akan mengubur impian warga kelas social bawah(penduduk mayoritas di Indonesia) untuk

memperbaiki kesejahteraan hidupnya. Seharusnya pemerintah memberikan perhatian lebih dalam bentuk

pengalokasian anggaran yang besar kepada perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di daerah (tidak lagi

berfokus pada perguruan tinggi besar) sehingga kualitas pendidikan tinggi dapat merata di seluruh daerah. Alokasi

tersebut dapat digunakan untuk pemberian program beasiswa dengan cakupan yang lebih besar kepada masyarakat

kelas social bawah dan peningkatan mutu/kualitas perguruan tinggi di daerah. Namun tentu saja, pemberian

anggaran tersebut harus diawasi dengan ketat agar tidak keluar dari tujuan awal. Stimulan semacam itu dinilai akan

memberikan dampak baik bagi penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Disamping akan meratakan mutu

pendidikan tinggi di daerah, efek lain dari stimulant tersebut tentu saja akan lebih meningkatkan partisipasi warga

Page 18: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 18/24

dalam pelaksanaan pendidikan tinggi. Dengan perbaikan mutu pendidikan tinggi di daerah dan partisipasi pendidikan

tinggi yang meningkat, maka diharapkan Negara ini memiliki masyarakat berintelektual tinggi yang lebih banyak dan

mampu memajukan Negara Indonesia.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/gerrymahendra/pikir-ulang-liberalisasi-pendidikan-

tinggi_54f799fca33311c4198b457d

Hentikan Komersialisme Pendidikan 31 Mei 2015 10:00:21 Diperbarui: 17 Juni 2015 06:26:18 Dibaca : 26 Komentar :

0 Nilai : 0 Judul: Melawan Liberalisme Pendidikan Penulis: Darmaningtyas, Edi Subakhan ,FahmiPanimbang

Penerbit: Madani Terbit: Cetakansatu, April 2014 Tebal: 342 halaman Merdeka itu tidak hanya berarti bebas lepasnya

seseorang dari kekuasaan orang lain, tapi juga berarti kuat dan mampu mandiri sendiri – Ki HadjarDewantara

Privatisasi dan liberalism pendidikan ini, yang salah satunya ditampilkan oleh RUU/UU BHP maupun RSBI ( Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional ).Kapitalisasi, privatisasi, dan liberalisasi sector pendidikan melalui UU BHP –serta

peraturan-peraturan lain yang mengikutinya-dan RSBI itu kelak akan mengantarkan bangsa Indonesia ke dalam

 jurang kehancuran untuk selamanya, karena sumber daya alam akan habis, tapi disisi lain warga Indonesia tidak

pintar, sehingga menjadi warga terjajah selamanya. Pendidikan nasional dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi

tiba-tiba mengalami gejala kapitalisasi, privatisasi, dan liberalisasi paska reformasi politik dimulai 21 Mei 1998

bersamaan dengan kejatuhan rezim Soeharto. Pada masa jabatannya Soeharto membentuk Kabinet Pembangunan

Pertama sebagai tugas pertamanya sebagai presiden dan sebagai pembeda dari kabinet-kabinet sebelumnya yang

menekankan berbagai aspek rekayasa sosisal yang berorientasi ideologi. Pemerintahan orde baru yang dipimpin

Soeharto mengedepankan moto “membangun manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia”. Gerakan

kearah kapitalisasi, privatisasi, dan liberalisasi pendidikan itutidak mudah terbaca oleh public karena menumpang

pada gerakan demokratisasi yang sedang diusung oleh para aktivis pro-demokrasi, sehingga kesannya selalu baik.

Implikasi negative dari berkurangnya campur tangan pemerintah tersebut tidak pernah disebutkan kepada publik,

padahal, dampak negatifnya jauh lebihburuk karena pendidikan tak lagi ditempatkan sebagai hak dasar yang dimilikiwarga dan Negara wajib memenuhinya, melainkan menjadi barang komoditas. Itu bukan tanpa kesengajaan,

melainkan dilakukan dengan penuh kesadaran oleh kaki tangan WTO (World Trade Organization) dalam bidang

pendidikan telah menjadikan pendidikan sebagai komoditas yang dapat diperjual-belikan dan Bretton Woods, seperti

Bank Duniaserta IMF (International Monetary Fund). Mereka memanfaatkan momentum penjadwalan ulang utang

luar negeri yang telah jatuh tempo dan hanya dapat dilakukan dengan syarat negara yang bersangkutan harus

menerapkan kebijakan penyesuaian structural (SAP=Structural Adjustmen Policies) yang disusun oleh institusi-

institusi di Washington. Pada tingkat perguruantinggi, awal liberalisasi pendidikan itu dimulai dengan privatisasi yang

mengacu pada pengertian bidang perekonomian, yaitu menyerahkan pengelolaan (pendidikan) kepada pihak swasta,

bukan pemerintah sebagai pelaku utamanya dan sebagai proses gradualuntuk mentransformasikan metode

pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan kekayaan public lainnya agar dapat secara sehat berkompetisi

dengan sector swasta. Konsekuensi dari privatisasi itu adalah subsidi untuk PT BMHN berkurang atau tetap, tapi

perguruan tinggi (PT) yang bersangkutan dituntut untuk meningkatkan kualitas dan pelayanannya kepada

mahasiswa. Akibatnya, mau tidak mau pimpinan PT yang bersangkutan memobilisasi pencarian dana dari banyak

sumber, dan salah satunya yang paling mudah adalah dari mahasiswa. Maka sejak muncul kebijakan BHMN, SPP di

semua PTN terkemuka itu terus naik secara signifikan setiap tahunnya (rata-rata diatas 25%) dan dikembangkan

teknik-teknik penerimaan mahasiswa baru yang melegitimasi pungutan besar. Substansi yang menonjol dari UU BHP

adalah pengelolaan pendidikan oleh suatu badan hokum pendidikan (BHP) atau dengan kata lain diprivatisasi,

Page 19: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 19/24

karena negara tidak lagi bertanggung-jawab sepenuhnya pada pendanaan pendidikan serta menekankan pada

pilihan menuju reseach university dan world class university. Pada tingkat SD-SMTA, kecenderungan liberaliasi

ditandai dengan pelaksanaan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) yang implementasi di lapangannya ditandai

dengan pembentukan Komite Sekolah yang kerap kali dijadikan sebagai tameng bagi Pemerintah/Pemda untuk

menghadapi tutunan masyarakat terhadap pebaikan layanan pendidikan dan menyangkut besaran pungutan dana.

Liberalisasi pendidikan di tingkat SD-SMTA it juga ditandai dengan munculnya konsep RSBI (Rintisan Sekolah

Berstandar Internasional) yang tercermin dari Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 78 Tahun

2009tantang Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sekolah Berstandar Internasional yang selanjutnya disingkat SBI adalah sekolah yang memenuhi standar nasional

pendidikan dan diperkaya dengan mutu tertentu yang berasal dari negara-negara OECD (Organization for Economic

Cooperation and Developmen) atau negara maju lainnya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya saing, salah

satunya dibuktikan dengan perolehan mendali emas, perak, perunggu, dan bentuk penghargaan internasional

lainnya. Marakya Neoliberalisme pendidikan dengan pengurangan peranan negara dalam pembiayaan pendidikan

disekolah negeri disatu pihak dan melakukan pemindahan peranan perusahaan di lain pihak atau juga disebut

budaya korporasi atau budaya bisnistidak lepas dari pengaruh globalisasi yang menimbulkan perdebatan, baik sebagi

konsep, cakupan, maupun keunikan fenomenanya. James Petras, melihat bahwa neoliberalisme itu muncul karenaadanya kolaborasi antar kelas penguasa nasional dengan orang kaya dan penguasa. Mereka berkolaborasi dengan

kepentingan yang sama, penguasa mengharapkan kontribusi penguasa untuk menjamin stabilitas kekuasaannya,

sedangkan pengusaha mengharapkan restu dan dukungan dari penguasa untuk mempertahankan bisnisnya.

(halaman 28). Berbagai instrument diciptakanoleh OECD maupun anggotanya sebagai dasar untuk dapat intervensi

ke negara-negara WTO dalam sector pendidikan, salah satunya adalah tes PISA (Programme for International

Student Assesment) adalah studi internasional tentang kemampuan literasi membaca, matematika, dan sains untuk

murid sekolah berusia 15 tahun, yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali, TIMSS (Trends in International

Mathematics and Science Study) merupakan tes untuk mengukur tingkat pencapaian dalam bidang matematika dan

sains pada tingkat empat dan delapan dalam konteks internasional, and PIRLS (Progress in International Reading

Literacy Study) merupakan studi internasional mengenai literasi membaca untuk siswa sekolah dasar. Indonesia

termasuk salah satu negara yang menanda-tangani pembentukan WTO dan GATS, konsekuensinya Indonesia harus

tunduk pada ketentuan-ketentuan WTO/GATS ini dalam meliberalisasi banyak sector termasuk pendidikan. Beberapa

perguruan pendidikan tersebut menerapkan sistem yang di adopsi dari perguruan tinggi di luar negeri. Sementara

penerapan pendidikan di indonesia tidak setara atau belum mencapai standar pendidikan tersebut. Sehingga

menimbulkan pro dan kontra, seperti dalam penerapan standar pendidikan. Berdasarkan hasil PISA, hampir semua

siswa indonesia hanya hanya menguasai pelajaran hingga level 3 saja, sementara negara lain banyak yang mencapai

level 4,5,6. Dengan keyakinan bahwa semua manusia di ciptakan sama, interpretasi dari hasil ini kita hanya diajarkan

berbeda dengan tuntunan zaman sehingga butuh penyesuaian kurikulum. Demikian pula dengan hasil TIMSS dan

PIRLS, lebih dari 95% siswa Indonesia hanya mampu mencapai level menengah, sementara hampir 50% Siswa

Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dengan keyakinan bahwa setiap anak dilahirkan sama,

kesimpulan dari hasil ini adalah yang di ajarkan di indonesia berbeda dengan yang diujikan [di standarkan]

Internasional (halaman 110). Menyadari bahaya UU BHP terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara di masa

mendatang dengan mengetahui bahaya liberalisasi pendidikan tersebut, diharapkan masyarakat akan ramai-ramai

menolak praktek liberalisasi pendidikan. Penolakan dapat dilakukan dengan melakukan berbagai cara, seperti

misalnya pembangkangan sipil dengan tidak mau melaksanakan aturan liberalisasi listrik, uji materi (judicial review)

ke Makamah Konstitusi (MK), maupun memilih keluar sistem. RiskaYuvista

Page 20: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 20/24

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/www.bacatulis.com/hentikan-komersialisme-

pendidikan_556c551156937317048b456d

Komersialisasi Pendidikan (Bukan Masalah Baru) 09 April 2013 13:36:43 Diperbarui: 24 Juni 2015 15:28:28 Dibaca :

925 Komentar : 0 Nilai : 1 Di zaman sekarang ini telah terjadi kemajuan dan perkembangan yang pesat dalam

berbagai bidang,dari bidang ekonomi,pemikiran,ilmu pengetahuan dan teknologi,hingga di bidang pendidikan. Dari

kemajuan yang terjadi tersebut maka sadar atau tidak sadar telah menyebabkan munculnya berbagai pemikiran-

pemikiran baru yang mana tiap pemikiran memliki cara atau pola tersendiri dari yang lainnya. Salah satunya adalah

pemikiran liberal,liberal artinya bebas dalam artian secara khusus ketika suatu bidang dibuat menjadi liberal maka

akan diberikan sebuah kewenangan untuk bertindak sebebas-bebasnya. Dan ternyata sekarang ini telah kita lihat

liberalisasi berbagai ini telah merambah berbagai bidang,dari liberalisasi ekonomi,budaya,hingga liberalisasi

keyakinan dan lainnya,dan salah satunya adalah liberalisasi pendidikan. Liberalisasi pendidikan menyebabkan

pendidikan ini memiliki kemampuan untuk bergerak sesuai apa yang dikehendakinya,sekilas liberalisasi pendidikan

ini membuat bidang pendidikan ini telah mencapai ‘kebebasan’ untuk mencapai tujuannya. Namun ternyata

pendidikan ketika sudah diliberalisasi maka akan berpengaruh terhadap semua faktor didalamnya yang mana juga

akan ‘dibebaskan’. Namun ketika ditinjau lebih lanjut justru yang didapatkan adalah kebebasan semu. Kenapa

kebebasan yang semu? Karena kebebasan semu ini ternyata tidak memberikan artian positif terhadap semua

kalangan,artinya hanya memberikan benefit kepada segelintir orang yaitu orang-orang yang ada di dalam sistem

pendidikannya. Ketika pendidikan ini sudah diliberalisasikan maka juga banyak hal lain yang akan muncul,salah

satunya adalah komersialisasi pendidikan, atau dalam artian lain pendidikan dijual dan dijadikan sebuah komoditas

untuk meraup keuntungan. Hal ini sangat bertentangan dengan tujuan Negara Republik Indonesia yang berusaha

menjadikan rakyatnya sejahtera dan makmur dan salah satu caranya ialah dengan menciptakan pendidikan yang

dapat dinikmati oleh semua golongan dan semunya memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Kita

bisa melihat sekarang contoh atau akibat dari komersialisasi pendidikan,sebuah fenomena yang kita semua sudah

tahu,yaitu adalah semakin tingginya biaya untuk masuk dan mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi. Sudahmenjadi rahasia umum bahwa banyak sekali sekarang PT yang mematok ‘harga’ yang lumayan mahal agar bisa

menjadi bagian dari PT tersebut. Memang ada banyak pilihan ketika dihadapkan untuk memilih dibagian mana kita

bisa menjadi bagian dari kebanyakan PT tersebut,dan memang biaya yang harus dikeluarkan tiap pilihan juga

berbeda-beda. Tapi justu inilah yang secara tidak langsung menjadikan diskriminasi. Sehingga hanya beberapa

kalangan yang mampu untuk menempati posisi atau tempat di salah satu pilihan yang membutuhkan ‘biaya’ cukup

tinggi. Diskriminasi pendidikan inilah yang membuat sebuah bangsa akan lambat dalam mencapai tujuannya dan

susah untuk berkembang dengan baik. Ketika ditinjau secara historis maka diskriminasi pendidikan ini pernah

diterapkan belanda di Indonesia,yaitu jaman penjajahan belanda dahulu tidak sembarang orang bisa mengenyam

pendidikan,hanya mereka yang berasal dari kaum darah biru,atau keluarga pejabat,priyayi dsb dan sangat sedikit

sekali yang bisa dikatakan berasal dari golongan menengah kebawah yang bisa mengenyam pendidikan,itupun

hanya sampai tingkat tertentu,dalam artian tidak bisa melanjutkan hingga jenjang yang diatasnya Dan ternyata di

zaman sekarang hal itu mulai terjadi kembali,namun hanya bentuknya yang berbeda dan fenomenanya terjadi secara

tanpa kita sadari. Sebagai buktinya adalah sekarang di banyak universitas dan PT tertentu hanya dihuni mereka

yang dari golongan atas yang notabene mampu mengeluarkan cost yang besar selama kuliah,atau mereka yang

berasal dari golongan tidak mampu yang mana mendapatkan bantuan / beasiswa untuk membayar biaya

pendidikannya. Tetapi ternyata dari golongan menengah justru sedikit,dikarenakan dihadapkan pada biaya yang

cukup mahal namun untuk mendapatkan keringanan dsb mereka belum memenuhi syarat. Hal inilah yang menjadi

Page 21: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 21/24

bukti konkret dari diskriminasi pendidikan akibat komersialisasi dan liberalisasi pendidikan. Inilah masalah pendidikan

yang ada sekarang ini yang menjadi tantangan cukup besar bagi para pengurus dan pengelola negeri ini.Kemudian

kita juga telah mengetahui bahwa pendidikan adalah alat untuk melakukan mobilitas sosial bagi masyarakat

luas,namun karena pendidikan telah diliberalisasi maka otomatis yang bermobilisasi sosial disana adalah masyarakat

tertentu saja. Seharusnya pendidikan ini mampu dinikmati dan memihak kepada kepentingan rakyat khususnya

masyarakat menengah kebawah (wong cilik) agar mereka bisa meningkatkan diri,berkembang untuk mendapatkan

kehidupan yang semakin baik. Kadang teori dan praktek memang berbeda,sudah dianggarkan bahwa 20% APBN

adalah dipergunakan khusus untuk pendidikan,yang semestinya membuat pendidikan semakin meningkat mutu serta

kualitasnya dan mampu dinikmati oleh semua rakyat indonesia namun kenapa banyak fenomena seperti yang saya

 jelaskan diatas yang tidak berpihak pada wong cilik bisa terjadi? Hal ini ya karena liberalisasi pendidikan tadi. Terlalu

memberika keleluasaan pada badan pendidikan untuk mengatur dirinya atau istilahnya diswastakan tapi dalam tanda

kutip. Seharusnya bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat luas ini harus ada intervensi kebijakan dari

pemerintah yang berpihak secara adil pada semua masyarakat dan bukan golongan tertentu untuk kembali

menjadikan pendidikan sebagai bagian dari alat pembangunan bangsa. Faktanya sekarang badan pendidikan malah

menjadi ajang perebutan kepentingan berbagai pihak yang seharusnya badan pendidikan itu adalah netral dan tidak

berpihak pada manapun. Semua harus memiliki hak dan tanggung jawabnya untuk mendapatkan pelayanannya.Jelas hal ini menjadi bukti bahwa pemerintah memang belum sungguh-sungguh dan belum sepenuhnya fokus pada

bidang pendidikan yang menjadi bidang yang sangat penting dan sangat berpengaruh bagi kemajuan bangsa

.Sebaiknya pemerintah harus mulai berbenah dan berusaha fokus pada masalah yang terjadi di sektor pendidikan ini.

Apabila dilihat lagi dan diteliti lebih lanjut maka sudah jelaslah liberalisasi dan komersialisasi pendidikan ini secara

langsung ataupun tidak langsung berpengaruh negatif terhadap bidang pendidikan itu sendiri dan faktor-faktor yang

ada didalamnya. Dan secara tidak sadar hal ini telah menzalimi masyakat golongan tertentu khususnya dari

masyarakat kelas menengah kebawah dan menghambat mereka untuk meningkatkan kehidupan mereka ke arah

yang lebih baik. Sehingga menjadikan mereka menjadi masyarakat marjinal yang terpinggirkan. Tidak berkembang

namun hidup di era perkembangan yang cukup pesat .Oleh karena itu liberalisasi dan komersialisasi pendidikan ini

perlu untuk dihindari agar bisa berkembang dengan baik.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/allam/komersialisasi-pendidikan-bukan-masalah-

baru_552e1ad16ea834a53d8b458a

Komersialisasi dan Liberalisasi Sistem Pendidikan di Indonesia 05 Juni 2014 01:03:45 Diperbarui: 20 Juni 2015

05:19:03 Dibaca : 852 Komentar : 0 Nilai : 0 Pendidikan merupakan kebutuhan penting bagi setiap manusia untuk

mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara yang berkualitas sesuai

dengan cita-cita yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Adanya pendidikan dimaksudkan untuk

 mengembangkan kehidupan dan taraf hidup seorang individu agar menjadi lebih baik, serta memiliki harkat dan

martabat yang tinggi sebagai manusia. Pendidikan adalah instrumen penting bagi setiap bangsa untuk

meningkatkan daya saing dalam percaturan politik, ekonomi, hukum, budaya serta pertahanan pada tata kehidupan

masyarakat dunia secara global sehingga menyebabkan perubahan gaya hidup. Dunia pendidikan di Indonesia juga

 mendapatkan pengaruh besar akibat pesatnya arus globalisasi yang berkembang saat ini. Salah satu pengaruh

akibat pesatnya globalisasi bagi bangsa Indonesia adalah dalam hal peningkatan mutu dan kualitas Sumber Daya

Manusia Indonesia yang masih rendah. Bahkan dalam lingkup regional, bangsa Indonesia berada pada peringkat

6 dari 10 negara ASEAN. Peringkat tersebut lebih rendah daripada Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia,

Page 22: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 22/24

Thailand bahkan Filipina. Permasalahan lain di bidang pendidikan saat ini tidak lain adalah sekolah masih

bertumpu pada semangat mulia dengan visi kerakyatan serta menjadikan dunia pendidikan sebagai “ladang bisnis”

 untuk memperoleh keuntungan para penyelenggara pendidikan sehingga hal tersebut bukan menjadi rahasia umum

lagi. Pendidikan di era globalisasi saat ini telah terjebak dalam arus kapitalisasi yang dalam istilah lain bernama

 komersialisasi pendidikan. Adanya biaya pendidikan yang tidak murah berakibat pada banyaknya anak yang

berasal dari kelas ekonomi bawah sulit mendapatkan akses pendidikan yang lebih bermutu. Sekolah kemudian

menerapkan aturan seperti pasar yang berimplikasi pada visiologis pendidikan yang salah. Keberhasilan pendidikan

hanya didasari pada besarnya jumlah lulusan sekolah yang dapat diserap oleh sektor industri. Pendidikan semacam

ini tidak untuk menjadikan manusia-manusia melek sosial, padahal sebetulnya tujuan pendidikan untuk

mengembangkan intelektual yang ada pada siswa (Andrias Harefa, 2005: 151) Hingga saat ini 6 negara telah

meminta Indonesia untuk membuka sector jasa pendidikan yakni Australia, Amerika Serikat, Jepang, Cina, Korea dan

Selandia Baru. Sub-sektor jasa yang ingin dimasuki adalah pendidikan tinggi, pendiudikan sumur hayat, dan

pendidikan vocational dan profesi. Cina bahkan minta Indonesia membuka pintu untuk pendidikan kedokteran Cina.

Jelas sekali bukan motif humanitarian yang mendorong para provider pendidikan tinggi dari 6 negaratersebut untuk

membangun pendidikan tinggi Indonesia. Motif for-profit mungkin adalah pendorong utamanya Perlu kita sadari

bahwa pendidikan mempunyai 3 tugas pokok, yakni mempreservasi, mentransfer dan mengembangkan ilmupengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Pendidikan juga sangat vital peranannyadalam mentransfer nilai-nilai dan

 jati diri bangsa (van Glinken, 2004). Karena itu, setiap upaya untuk menjadikan pendidikan dan pelatihan sebagai

komoditi yang tata perdagangannyta diatur oleh lembaga internasional bukan oleh otoritas suatu negara, memang

perlu disikapi dengan semangat nasionalisme yang tinggi serta dengan kritisoleh mnasyarakat negara berkambang.

Dibandingkan dengan negara-negara anggota Asean yang tergabung dalam Asean University Network (AUN)

ataupun (Association of Southeast Asia Institute of Higher Learning (ASAIHL), seperti Malaysia, Muangthai, Filipina

dan Singapore, Indonesia jauh tertinggal dalam tingkat partisipasi pendidikan tinggi dan mutu akademik. Pada tahun

2004 tingkat partisipasi pendidikan tinggi baru mencapai14 persen, jauh tertinggal dari Malaysia dan Filipina yang

sudah mencapai 38-40 persen. Karena kemampuankeuangan pemerintah yang sangat terbatas, ekspansi serta

peningkatan mutu pendidikan tinggi Indonesia tidak mungkin dilakukan dengan mengandalkan sumber dana

domestik. Ekspansi pendidikan tinggi dan peningkatan mutu akademik nampaknmya hanya mungkn dilakukan bila

layanan pendidikan tinggi olehprovider luar negeri yang dimungkinkan oleh globalisasi pendidikan dapat

dimanfaatkan oleh negara berkembang seperti Indonesia. Globalisasi pendidikan tinggi yang semakin meningkat

walau pun bertujuan untuk memperbaiki mutu dan akses ke pendidikan tinggi pasti merupakan gangguan terhadap

kedaulatan Indonesia dalam mengatur salah sattu tujuan kemerdekaannya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

Kemandirian bangsa ini dalam perumusan kebijakan nasional untuk mengatur bidang pendidikan mau tidak mau

harus dikorbankan agar provider pendidikan tinggi komersial dari luarnegeri dapat lebih leluasa masuk ke tanah air

Indonesia. Salah satu manifestasi globalisasi pendidikan tinggi adalah berkembangnya pasar pendidikan tinggi tanpa

batas (borderless higher education market). Keterbasasan dana yang dialami oleh negara-negara berkembang,

peningkatan permintaan akan pendidikan tinggi bermutu, serta kemajuan teknologi informasi adalah tiga faktor yang

mendorong pertumbuhan “borderless” market dalam pendidikan tinggi. Perguruan tinggi di negara-negara maju,

terutama Ameriuka Serikat, Inggeris dan Australia amat agresif memanfaat the new emergiung market dengan

meningkatkan penyediaan layanan pendidikan tinggi, dalam realitas pendidikan Indonesia, pengaruh globalisasi

membangun peran ambivalen terhadap hakikat keaslian pendidikan. Globalisasi telah berhasil mengubah arah

pendidikan menuju visi kapitalisme. Pendidikan berorientasi pasar, berlogika kuantitas hingga upaya privatisasi

pendidikan merupakan beberapa contoh dari gejala ketertundukkan hakikat pendidikan terhadap hasrat kapitalisme

global. Terdapat tiga perubahan mendasar menurut Nurani Soyomukti (2008 : 7-8) yang akan terjadi dalam dunia

Page 23: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 23/24

pendidikan Indonesia karena arus globalisasi. Pertama, “dunia pendidikan akan menjadi objek komoditas dan

komersil seiring dengan kuatnya hembusan paham neo-liberalisme yang melanda dunia”. Paradigma dalam dunia

komersial adalah usaha mencari pasar baru dan memperluas bentuk-bentuk usaha secara kontinyu. Globalisasi

mampu memaksa liberalisasi berbagai sektor yang dulunya non-komersial menjadi komoditas dalam pasar yang

baru. Tidak dapat dihindari lagi apabila sekolah masih membenani orang tua murid dengan sejumlah anggaran

berlabel uang komite atau uang sumbangan pengembangan institusi meskipun pemerintah sudah menyediakan dana

Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Akibatnya dunia pendidikan semakin sulit dinikmati oleh seluruh lapisan

masyarakat sebagai bagian dari suatu negara yang mempunyai hak sama dalam memperoleh pendidikan. Kedua,

 menurut Nurani Soyomukti perubahan yang terjadi dibuktikan dengan mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan

oleh Negara (2008 : 08). Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World Bank,

membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus berkompromi untuk melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945

yang telah diamandemen, UU Sisdiknas dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)

setidaknya telah membawa perubahan paradigma pendidikan dari corak sentralistis menjadi desentralistis. Sekilas

terlihat bahwa pemerintah masih mengontrol sistem pendidikan di suatu negara melalui kebijakan-kebijakan yang

dikeluarkan. Namun, pada kenyataanya tuntutan untuk berkompetensi dan adanya tekanan institusi global yang

kemudian membuat dunia politik dan pembuat kebijakan cenderung digerran oleh pasar. Analisis tentang kapitalisasidan liberalisasi pendidikan Indonesia yang masih dalam Negara berkembang belum cocok untuk mengembangkan

pendidikan bertingkat tinggi selevel dengan pendidikan di Negara-negara maju. Mahalnya pendidikan dan

komersialisasi pendidikan akan membuat masyrakat Indonesia akan semakin sulit untuk mengenyam bangku

pendidikan terutama masyrakat kelas bawah, kalau dengan system kapitalisme seperti sekarang yang bisa

bersekolah hanyalah masyrakat kelas menengah-atas. Program-program beasiswa dan bantuan pendidikan kepada

masyrakat kelas bawah kurang optimal dan kurang tepat sasaran dan rawan akan penyimpangan. Dan anehnya

setiap kebijakan yang diambil oleh Negara dan pemerintah selalu kontroversi dan cenderung merugikan masyrakat

kelas bawah, pendidikan di era globalisasi zaman sekarang merupakan komoditi yang sangat menjanjikan dalam

meraup keuntungan dalam sektor jasa. Dengan system pendidikan yang kapitalis dan liberalis belum tepat dengan

keadaan perekonomian dan kondisi sosial masyrakat yang masih terjebak dalam jurang kemiskinan dan masih

berpendidikan rendah. Kesenjangan antara daerah sangat mencolok dalam bidang ekonomi dan pendidikan hampir

67% perekonomian Indonesia masih di pulau jawa padahal wilayah Indonesia adalah kepulauan dengan jajaran pulau

terbanyak di dunia. Sehingga perekonomian hanya betumpu di jawa saja. Di pulau jawa saja kesenjangan sangat

tinggi apalagi di pulau yang lain, sangat ironis apabila bangsa Indonesia masih ingin menerapkan system

pendiodikan kapitalis yang di adopsi oleh Negara maju. Dalam pembukaan UUD 1945 sendiri sudah di jelaskan

bahwa cita-cita bangsa ini adalah untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara akan tetapi dalam

kenyataannya pemerintah seakan hanya mementingkan masyrakat harus pemdidikan akan tetapi tidak memeberikan

kesempatan pada masyrakat bawah untuk mengenyam pendidikan. Arus kapitalisme yang semakin mendunia juga

sangat memepengaruhi pendidikan, pendidikan juga sebagai salah satu upaya untuk meraup keutungan yang besar

dan pemasukan dana agar pendidikan tetap eksis di dalam agenda Negara untuk menjadi Negara maju. Yang paling

hangat adalah di perguruan tinggi dan proyek PPG semakin lama dan bertambah tahun pendidikan semakin mahal

dan biayanya sangat tidak rasional. Adanya dana sumbangan-sumbangan untuk masuk perguruan tinggi. Ini adalah

praktek kapitalisme yang sangat terbuka, sebenarnya tanpa ada dana sumbangan orang tua mahasiswa, perguruan

tingi pasti bisa menjalankan kegiatan pendidikan apalagi setiap perguruan tinggi pastinya tiap tahun di beri anggaran

oleh pemerintah dan juga pembayaran SPP mahasiswa. Dan yang menjadi pertanyaan kemana saja aliran dana

sumbangan dari mahasiwa untuk perguruan tinggi?, bisa saja perguruan tinggi menggelapkan uang itu, apalagi

akuntabilitas keuangan perguruan tinggi sangat tertutup dan tidak pernah terbuka dana sebesar itu di gunakan dalam

Page 24: Perguruan tinggi swasta

8/17/2019 Perguruan tinggi swasta

http://slidepdf.com/reader/full/perguruan-tinggi-swasta 24/24

agenda pendidikan atau hanya demi keutungan pihak-pihak birokrat perguruan tinggi atupun kementrian pendidikan.

Dan juga kasus paling hangat adalah proyek PPG, system yang di buat oleh pemerintah kurang tepat dengan

keadaan pendidikan sekarang. Pegawai negeri sipil jumlahnya di Indonesia sangatlah besar dan kesempatan untuk

memeperoleh pekerjaan itu sangatlah sulit persaingan sangat ketat hal ini rawa terjadinya praktek-praktek korupsi di

dalam persaingan mendapatkan pekerjaan. Masa depan mahasiswa yang meneruskan PPG juga belum terjamin dan

untuk meneruskan jenjang PPG juga sangat mahal. Indikasi yang jelas dari Negara yang masih berkembang yang

ingin menjadikan system kapitalis dalam membangun pendidikan di Indonesia. Kap[itlisme belum tentu semuanya

buruk akan tetapi Indonesia dengan keadaan sekarang belum saatnya untuk menerapkan system itu sekarang yang

perlu dilakukan pemerintrah adalah membuat kebijakan yang adil bagi semua kelas masyrakat dan juga pendidikan

yang terjangkau untuk kelas-kelas masyrakat bawah dan perbanyaklah beasiswa untuk rakyat miskin dan juga

bangunlah sekolah-sekolah di wilayah terpencil se Indonesia. Masyrakat Indonesia sangat ingin menyennyam

pendidikan apalgi era globalisasi ini pendidikan merupakan hal yang terpenting untuk masyrakat menaikkan kelas

sosial mereka sehingga di butuhkan nasionalisme dan kesadaran sosial serta solidaritas masyraat Indonesia untuk

maju bersama juga memerangi kemiskinan yang terjadi di negeri ini. Semangat nasionalisme dan juga kesadaran

bernegara akan memepenaruhi pemikiran-pemikiran dan juga kebijakan pendidikan di negeri ini, sehingga

pendidikan menjadi rata di Indonesia sehingga pendidikan bisa di genggam oleh seluruh masyrakat Indonesia. Ituakan meneruskan cita-cita bangsa Indonesia untuk mencerdasakan kehidupan bangsa ini. Dan Indonesia bisa

bersaing dengan Negara-negara maju dalam bidang pendidikan masih banyak anak-anak yang cerdas dan pintar di

negeri ini sehingga pemrintah janganlah membuat kebijakan-kebijakan yang mematikan kecerdasan anak-anak

bangsa.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/sosialis/komersialisasi-dan-liberalisasi-sistem-pendidikan-di-

indonesia_54f7125aa33311612c8b46f5