STORYTELLING DAN PERILAKU EMPATIjurnalkommas.com/docs/Jurnal D0213078 .pdf · 2018. 9. 19. · 1...

21
JURNAL STORYTELLING DAN PERILAKU EMPATI (Pengaruh Kekuatan Storytelling Melalui Media Sosial terhadap Perubahan Perilaku Empati Pada Follower akun Instagram @proud.project) Oleh: Rino Basudewa D0213078 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2018

Transcript of STORYTELLING DAN PERILAKU EMPATIjurnalkommas.com/docs/Jurnal D0213078 .pdf · 2018. 9. 19. · 1...

  • JURNAL

    STORYTELLING DAN PERILAKU EMPATI

    (Pengaruh Kekuatan Storytelling Melalui Media Sosial terhadap Perubahan

    Perilaku Empati Pada Follower akun Instagram @proud.project)

    Oleh:

    Rino Basudewa

    D0213078

    PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2018

  • 1

    STORYTELLING DAN PERILAKU EMPATI

    (Pengaruh Kekuatan Storytelling Melalui Media Sosial terhadap Perubahan

    Perilaku Empati Pada Follower akun Instagram @proud.project)

    Rino Basudewa

    Likha Sari Anggreni

    Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

    Universitas Sebelas Maret Surakarta

    Abstract

    After a successful application to the demand of many users, Instagram into a

    social media that many opportunities to conduct campaign activities. In

    campaigning, social media is used as a practical interface as a communication

    tool without having to think about time and location. @proudproject accounts

    utilize the power of storytelling through Instagram that helps in developing socio-

    emotional skills, so that in the development process one is able to demonstrate

    high social skills and enable to change empathy behavior.

    The purpose of storytelling through social media instagram is used to describe

    and analyze the effect of storytelling power through social media instagram on

    empathy user account instagram @ proud.project behavior and to know the

    contribution of storytelling power through social media instagram to empathetic

    user account instagram @ proud.project behavior. Variables used are stories

    capable of attracting attention, stories promoting critical thinking, impressive

    stories, stories creating empathy, stories inspiring change.

    This research is quantitative research. The population used is followers account

    instagram @proud.project. The sampling technique in this research is purposive

    sampling, with sample criteria such as: (1) Sample follow or follow account

    instagram @proud.project and (2) Sample in 1 month last access account

    instagram @proud.project with amount 135 followers. Data analysis using

    Statistic Regression. Statistic Regression that can explain the influence between

    two variables that is the power of storytelling variable with the behavior of

    empathy variable under study.

    The result of regression statistic analysis shows that there is influence the power

    of storytelling to change the behavior of empathy on follower account Instagram

    @proud.project. The influence is shown the calculation results obtained t count>

    table or 5.703> 1.652 with the result p = 0.008

  • 2

    variables outside the unobserved model. Other variables such as the use of

    facebook on a particular community or quality information on instagram.

    Keywords: Statistic Regression, storytelling, new media, instagram, empathy

    behavior, storytelling through social media.

    Pendahuluan

    Setelah sukses menjadi aplikasi yang diminati banyak pengguna,

    Instagram menjadi media sosial yang banyak sekali peluang untuk melakukan

    kegiatan campaign. Dalam melakukan campaign, media sosial digunakan sebagai

    alat penghubung yang praktis sebagai alat komunikasi tanpa harus memikirkan

    waktu dan lokasi. Sekarang ini, ada beberapa komunitas/organisasi yang

    menggunakan Instagram sebagai media untuk melakukan kegiatan campaign,

    antara lain: (1) Greenpeace dengan akun @greenpeaceid dimana Greenpeace

    mengkampanyekan lingkungan internasional yang bereaksi untuk menyelamatkan

    bumi dengan aksi damai dan tanpa kekerasan melalui Instagram. (2) Akun

    @kitabisacom, akun ini merupakan salah satu online fundraising dan donation

    website terbesar di Indonesia. Akun dibuat untuk melakukan penggalangan dana

    terhadap orang yang tidak berkecukupan atau membutuhkan bantuan dengan

    menceritakan keadaan dan memposting foto melalui Instagram. (3) Akun

    @saveorangutans, saveorangutans merupakan salah satu project untuk

    melestarikan orangutan Borneo yang terancam punah dan habitatnya di dalam dan

    sekitar Taman Nasional GP. Kampanye ini dilakukan dengan cara memberi

    informasi mengenai keadaan orangutan Borneo kepada followers melalui

    postingan di Instagram. (4) Akun @proud.project, merupakan project sosial yang

    bertujuan untuk melakukan perubahan sosial melalui storytelling dengan cara

    memposting foto dan menyebarkan kisah-kisah positif dan inspiratif dari pelosok

    nusantara yang mampu membuat audience ikut merasakan keaadan orang

    tersebut.

    Menurut studi lapangan yang dilakukan Kanda (2017) bahwa dalam aspek

    motivasi, seseorang termotivasi untuk mengungkapkan dirinya karena dorongan

    dari dalam dan luar melalui setiap foto yang diposting serta dari aspek intensifan

    seseorang melakukan pengungkapan diri melalui postingan Instagram nya yang

  • 3

    ditujukan ke semua followers nya secara intens mengenai kehidupan seseorang

    terutama dalam bidang fashion, kuliner dan pemberian motivasi.

    Storytelling merupakan salah satu bentuk berkomunikasi yang sederhana,

    mudah dimengerti dan efektif. Storytelling dapat membawa pendengarnya terlibat

    dengan isi cerita, serta dapat merasakan apa yang dirasakan oleh si karakter dalam

    cerita tersebut karena secara tidak sadar si pendengar dapat mengingat

    pengalaman yang mirip dengan cerita tersebut ataupun latar belakang cerita yang

    memiliki arti pribadi dengan dirinya.

    Kekuatan storytelling itulah yang mendorong Trivet Sembel untuk

    mendirikan akun Instagram @proudproject, sebuah proyek sosial melalui media

    sosial Instagram untuk menyebarkan kisah-kisah positif dan inspiratif dari

    pelosok nusantara. Trivet menjelaskan bahwa kegiatan tersebut untuk inspirasi

    people to break boundaries. Akun Instagram Proud Project sekarang ini sudah

    diikuti oleh lebih dari 63 ribu orang di Instagram. Proud Project sekilas mirip

    Humans of New York karya fotografer Amerika Serikat, Brandon Stanton.

    Namun lebih dari sekadar mengunggah foto masyarakat Indonesia. Proud Project

    juga membentuk komunitas secara online dan offline. Tidak jarang kumpul

    bersama dengan followers-nya dalam kehidupan nyata untuk berdiskusi (Fanada,

    2017).

    Storytelling melalui media sosial Instagram dalam penelitian ini

    berdasarkan pada teori SOR. Effendy (2003) menjelaskan bahwa teori SOR atau

    Stimulus Organism Response merupakan teori yang menjelaskan suatu proses

    komunikasi yang dimulai dari adanya stimulus berupa pesan yang diterima oleh

    komunikan. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin

    diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian

    dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan

    inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan

    menerimanya, maka akan menghasilkan sebuah respon. Respon tersebut dapat

    meliputi komponen-komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.

    Menurut teori SOR ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap

  • 4

    stimulus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian

    antara pesan dan reaksi komunikan.

    Fenomena sosial menunjukkan bahwa perilaku empati masyarakat di

    Indonesia menurun. Masyarakat cenderung bersikap individualistik, lunturnya

    nilai-nilai luhur kemanusiaan dan kemasyarakatan dari kehidupan, seperti tolong-

    menolong, kekeluargaan, kerjasama, kebersamaan, dan kepedulian kepada orang

    lain. Masyarakat cenderung egois atau memikirkan kepentingan sendiri tanpa

    menghiraukan kepentingan bersama dalam masyarakat, bangsa, dan negara.

    Kondisi tersebut menimbulkan terjadinya kecenderungan suatu konflik dalam

    masyarakat dan terjadinya kesenjangan sosial. Masyarakat juga akan dapat

    melanggar norma sosial dan norma agama yang ada, karena masyarakat sebagai

    individu memiliki sifat egois atau mementingkan diri sendiri, dan tidak manusiawi

    dalam memperlakukan sesama manusia.

    Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif di mana peneliti bermaksud

    membuktikan apakah adanya pengaruh kekuatan storytelling melalui media sosial

    terhadap perubahan perilaku empati. Peneliti memilih populasi pada followers

    akun Instagram @proud.project dikarenakan yang menerima stimulus dari konten

    akun Instagram @proud.project adalah followers , sehingga masuk akal apabila

    diajukan untuk digunakan menjadi sampel penelitian, selain itu mempermudah

    dalam mengambil data penelitian.

    Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:

    1. Adakah pengaruh kekuatan storytelling terhadap perubahan perilaku empati

    pada followers akun Instagram @proud.project?

    2. Seberapa besar kontribusi kekuatan storytelling terhadap perubahan perilaku

    empati pada followers akun Instagram @proud.project?

    Telaah Pustaka

    1. Penelitian Terdahulu

  • 5

    Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian terdahulu

    sebagai perbandingan dan tolak ukur serta mempermudah penulis dalam

    menyusun penelitian ini. Iksan (1996) menyatakan bahwa tinjauan pustaka

    harus mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan

    permasalahan penelitian : teori, konsep-konsep, analisa, kesimpulan,

    kelemahan dan keunggulan pendekatan yang dilakukan orang lain. Peneliti

    harus belajar dari peneliti lain, untuk menghindari duplikasi dan

    pengulangan penelitian atau kesalahan yang sama seperti yang dibuat oleh

    peneliti sebelumnya. Penelitian sebelumnya dipakai sebagai acuan dan

    referensi penulis dan memudahkan penulis dalam membuat penelitian ini.

    Penulis telah menganalisis 5 penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

    bahasan di dalam penelitian ini. Berikut ini beberapa tinjauan penelitian

    terdahulu beserta kontribusi bagi penelitian ini, yaitu:

    Yang pertama, jurnal yang ditulis oleh Gherardi, et. al (2009),

    University of Bath, London, dan Trento dengan judul Telling True Stories

    Is an Institute for Safe Medication Practices Hallmark, yang menjelaskan

    bahwa storytelling dapat membawa pendengarnya terlibat dengan isi

    cerita, serta dapat merasakan apa yang dirasakan oleh si karakter dalam

    cerita tersebut karena secara tidak sadar si pendengar dapat mengingat

    pengalaman yang mirip dengan cerita tersebut ataupun latar belakang

    cerita yang memiliki arti pribadi dengan dirinya. Orang lebih dapat

    mengingat sesuatu yang terjadi dengan dirinya daripada sesuatu yang

    terjadi dengan orang lain.

    Kedua, jurnal yang ditulis oleh Handy Martinus dan Fachmi

    Chaniago (2017) dengan judul Analysis of Branding Strategy Through

    Instagram With Storytelling in Creating Brand Image on Proud Project,

    yang menjelaskan bahwa studi lapangan ini ingin berusaha untuk

    mengetahui efektifitas media sosial, khususnya Instagram daripada media

    sosial lainnya dalam hal pembentukan brand image serta untuk mengetahui

    penggunaan teknik mendongeng dalam mendorong proses pembentukan

  • 6

    brand image pada media sosial instagram. Cara menggunakan teknik

    bercerita sebagai strategi branding melalui media sosial Instagram,

    mendongeng adalah elemen yang sangat penting dalam perusahaan.

    Mendongeng berperan dalam mengkomunikasikan brand dan value

    perusahaan. Mendongeng di dalam perusahaan memberikan pengalaman

    produk yang unik dan emosional. Selain itu, pengisahan cerita juga

    merupakan alat pencitraan merek yang menjadi elemen yang secara unik

    memperkenalkan perusahaan dengan pesaing.

    Ketiga, jurnal yang ditulis oleh Matthew Grisinger (2014) dengan

    judul Telling True Stories Is an Institute for Safe Medication Practices

    Hallmark, dalam studinya mengatakan bahwa ada beberapa komponen-

    komponen The Power of Storytelling diantaranya yaitu: 1) cerita mampu

    menarik perhatian, 2) cerita mempromosikan berpikir kritis, 3) cerita

    mengesankan, 4) cerita menciptakan empati, 5) cerita mengilhami

    perubahan. Komponen inilah yang digunakan peneliti sebagai indikator

    untuk melihat adanya pengaruh storytelling melalui media sosial terhadap

    perubahan perilaku empati.

    Keempat, jurnal yang ditulis oleh Murat Seyfi dan Ayda

    Uzuncarsılı Soydas (2017) dengan judul Instagram Stories From The

    Perspective of Narrative Transportation Theory, dalam studi ini,

    Instagram dianggap sebagai alat bercerita. Hal ini terlihat bahwa halaman

    tersebut digunakan sebagai alat bercerita ketika halaman resmi dari

    Canadian Cancer Society dianalisis. Simbol, ritual, pahlawan dan nilai-

    nilai dianalisis dengan cerita-cerita yang disajikan dengan cara posting

    visual, dan mereka proses pengaruh pada sikap dan perilaku yang diamati

    dengan mengevaluasi efeknya pada penonton. Sebagai konsekuensi dari

    ini, terlihat bahwa Instagram narasi nilai tambah, tidak hanya untuk

    individu, tetapi juga untuk perusahaan-perusahaan. Dalam konteks

    mengembangkan komunikasi perusahaan, terlihat bahwa

  • 7

    mereka berkontribusi banyak langkah public relations seperti

    pelembagaan, branding dan reputasi perusahaan.

    Dan yang terakhir yang dijadikan referensi peneliti yaitu jurnal

    yang ditulis oleh Kanda Ayub, Novaria Maulina, dan Muhammad Alif

    (2017) dengan judul Self Disclosure Chef Agus Sasirangan di Media

    Sosial Instagram. Studi lapangan ini dikatakan bahwa dalam aspek

    motivasi, seseorang termotivasi untuk mengungkapkan dirinya karena

    dorongan dari dalam dan luar melalui setiap foto yang diposting serta dari

    aspek intensifan seseorang melakukan pengungkapan diri melalui

    postingan Instagram nya yang ditujukan ke semua followers nya secara

    intens mengenai kehidupan seseorang terutama dalam bidang fashion,

    kuliner dan pemberian motivasi.

    2. Komunikasi

    Sebagai makhluk sosial, komunikasi menjadi hal mendasar bagi

    manusia. Istilah komunikasi sendiri berasal dari bahasa latin, yaitu

    communicates yang berarti berbagi atau milik bersama. Harold D. Laswell

    (dalam Cangara 2012) menyebutkan tiga fungsi dasar yang menjadi

    penyebab perlunya manusia berkomunikasi adalah karena hasrat manusia

    untuk mengontrol lingkungannya, upaya manusia untuk beradaptasi

    dengan lingkungannya, dan upaya untuk melakukan transformasi warisan

    sosialisasi.

    Laswell pun memberikan paradigmanya untuk memahami

    komunikasi secara lebih mudah, yaitu dengan membagi komunikasi

    menjadi lima unsur dalam pertanyaan “who says what in which channel to

    whom with what effect?” (Mulyana, 2014).

    3. New Media Instagram

    a. New Media

    Di era tekonologi yang semakin berkembang ini banyak

    penemuan baru, salah satunya media. New media merupakan suatu

    media yang merupakan hasil dari integrasi maupun kombinasi antara

  • 8

    beberapa aspek teknologi yang digabungkan, antara lain teknologi

    komputer dan informasi, jaringan komunikasi, serta media dan pesan

    informasi yang digital (Terry, 2005).

    b. Instagram

    Instagram adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk

    membagi-bagikan foto dan video. Instagram sendiri masih merupakan

    bagian dari facebook yang memungkinkan teman facebook mem-

    follow akun Instagram kita. Makin populernya Instagram sebagai

    aplikasi yang digunakan untuk membagi foto membuat banyak

    pengguna yang terjun ke bisnis online turut mempromosikan produk-

    produknya lewat Instagram (Nisrina, 2015).

    4. Storytelling melalui Media

    Dengan kemudahan menggunakan new media saat ini, memberi

    ketertarikan sendiri bagi beberapa komunitas untuk melakukan sebuah

    kampanye. Seperti yang dilakukan oleh komunitas Proud Project, dimana

    komunitas tersebut memanfaatkan kekuatan storytelling melalui media

    untuk melakukan sebuah perubahan sosial. Storytelling melalui media

    dalam penelitian ini berdasarkan pada teori SOR. Effendy (2005)

    menjelaskan bahwa teori S-O-R atau Stimulus Organism Response

    merupakan teori yang menjelaskan suatu proses komunikasi yang dimulai

    dari adanya stimulus berupa pesan yang diterima oleh komunikan.

    Storytelling merupakan media komunikasi yang berbentuk penyampaian

    pesan melalui cerita atau kisah-kisah yang disampaikan oleh storyteller

    atau pendongeng dengan intonasi yang jelas, berkesan dan menarik

    sehingga dapat diterima dengan baik, dan dapat bermanfaat di masa yang

    akan datang.

    5. Perubahan Perilaku Empati

  • 9

    a. Teori S-O-R

    Ringkasan teori S-O-R dalam buku Ilmu, Teori, dan Filsafat

    Komunikasi (Effendy , 2003) bahwa teori S-O-R Hovland ini adalah

    sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response semula berasal

    dari psikologi. Kemudian menjadi teori komunikasi, karena obyek

    material dari psikologi dan komunikasi adalah sama. Manusia yang

    jiwanya meliputi sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.

    Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan

    mungkin diterima atau mungkin ditolak, komunikasi akan berlangsung

    jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan

    mengerti. Kemampuan komunikasi inilah yang melanjutkan proses

    berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menrimanya, maka

    terjadilah kesediaan untuk mengubah perilaku.

    Storytelling melalui media merupakan sarana dalam

    mempengaruhi afeksi audiens. Storytelling menjadi kekuatan dalam

    menstimulus audiens agar mau melakukan tindakan yang diinginkan.

    Secara substansi storytelling melalui media memiliki kontriusi yang

    besar dalam memformulasikan pesan terhadap audiens. Dalam

    penelitian ini isi pesan storytelling yang disampaikan meliputi sebuah

    peristiwa, pengalaman, atau cerita inspiratif yang disampaikan oleh

    akun @proud.project kepada followers. Setelah followers mengolah

    dan menerima pesan diharapkan akan menghasilkan sebuah respon.

    Respon tersebut dapat meliputi komponen-komponen sikap, opini,

    perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Dalam hal ini efek yang

    diharapkan mampu memberikan sebuah perubahan, khususnya pada

    perubahan perilaku empati.

    Senada dengan yang diungkapkan oleh Hovland, Janis dan

    Kelley (dalam Effendy, 2003) yang menyatakan ada tiga variabel

    penting dalam menelaah sikap yang dirumuskan dalam teori S-O-R,

    secara interpretatif storytelling melalui media merupakan stimulus

    yang akan ditangkap oleh organisme audiens. Komunikasi akan

  • 10

    berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya

    komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang

    melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan

    menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.

    b. Perilaku Empati

    Menurut Hurlock (2008) menjelaskan bahwa empati merupakan

    kemampuan seseorang untuk mengerti dan memahami perasaan dan

    emosi orang lain serta kemampuan untuk membayangkan diri sendiri

    mengalami perasaan yang sama dengan orang tersebut. Decety &

    Jackson (dalam Lamm, et al., 2007) menjelaskan bahwa empati adalah

    kemampuan untuk memahami sesuatu dari sudut pandang unik orang

    lain. Ada beberapa komponen yang ada dalam empati, Menurut Taufik

    (dalam Silfiasari, dan Prasetyaningrum, 2017) komponen-komponen

    tersebut antara lain:

    1) Komponen kognitif

    Komponen kognitif adalah komponen yang menimbulkan

    pemahaman bagaimana perasaan orang lain, komponen yang

    bertugas untuk mengerti cara berpikir orang lain sehingga

    menimbulkan perasaan empati.

    2) Komponen afektif

    Komponen afektif melihat empati sebagai pengamatan

    emosional yang merespon adanya afektif lain yang muncul.

    Tingkat empati afektif ini berbeda-beda, Ada beberapa individu

    yang akurasinya baik, maksutnya adalah individu tersebut bisa

    merasakan dengan baik bagaimana perasaan orang lain. Dan

    sebagian ada yang akurasinya kurang baik, maksutnya adalah

    individu tersebut kurang bisa merasakan bagaimana perasaan dari

    orang lain tersebut.

    3) Komponen afektif dan kognisi

  • 11

    Komponen ini adalah komponen gabungan dari komponen

    afektif dan komponen kognitif. Beberapa ahli sepakat bahwa kedua

    komponen ini tidak dapat dipisahkan karena saling berhubungan.

    Ketika individu memahami bagaimana perasaan orang lain, maka

    ada perasaan emosional yang muncul dari individu tersebut yang

    menyebabkan individu akan melakukan sebuah tindakan empati

    kepada orang lain.

    4) Komponen komunikatif

    Komponen ini muncul karena adanya hubungan antara

    komponen afektif dan komponen kognitif. Komponen ini sangat

    penting karena dengan adanya komunikasi maka individu dapat

    mengeksplorasi pikiran-pikiran dan perasaannya kepada orang lain

    sehingga menimbulkan rasa empati.

    Perubahan perilaku empati dalam penelitian ini berdasarkan pada

    teori S-O-R, dimana perubahan perilaku empati terjadi apabila

    stimulus (pesan) yang diberikan terhadap audiens. Effendy (2003)

    menjelaskan bahwa teori S-O-R atau Stimulus Organism Response

    merupakan teori yang menjelaskan suatu proses komunikasi yang

    dimulai dari adanya stimulus berupa pesan yang diterima oleh

    komunikan.

    Metodologi Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini

    digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu yang representatif.

    Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis datanya bersifat

    statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2016).

    Penelitian yang akan dilakukan ini, bertujuan untuk memperoleh gambaran

    mengenai adakah pengaruh kekuatan storytelling melalui media sosial terhadap

    perubahan perilaku empati pada followers akun instagram @proud.project

    Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai populasi adalah seluruh

    followers akun Instagram @proud.project yang berjumlah 80.130 orang (data

  • 12

    diambil per bulan Maret 2018). Penentuan sampel pada penelitian ini dihitung

    dengan teknik pengambilan sampel dengan rumus dari Taro Yamane (Rakhmat,

    2001) dengan perkiraan tingkat kesalahan sebesar 9% dan didapat sampel

    sejumlah 123 responden.

    Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan

    memberikan kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan kepada responden.

    Kuesioner dalam penelitian ini disebar melalui link (google docs) dan direct

    message.

    Pengolahan Data

    Penelitian ini adalah tentang mengetahui pengaruh kekuatan storytelling

    terhadap perubahan perilaku empati. Maka analisis data dalam penelitian ini

    menggunakan Regresi . Penggunaan analisis Regresi memiliki beberapa tahap-

    tahap yang harus dilakukan untuk dapat mengeluarkan hasil yang sesuai, yaitu: uji

    validitas, uji reliabilitas, uji hipotesis, dan uji koefisien determinasi.

    Sajian dan Analisis Data

    Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah quota sampling,

    Menurut Arikunto (2006) teknik sampling ini dilakukan dengan tidak

    mendasarkan diri pada strata atau daerah, tetapi mendasarkan diri pada jumlah

    yang sudah ditentukan, yang diperhatikan di sini adalah terpenuhinya jumlah

    (quorum) yang telah ditentukan. Jumlah responden yang masuk di google docs

    peneliti tercatat 135, melebihi jumlah responden yang telah ditentukan dengan

    rumus Taro Yamane yaitu 123 responden. Peneliti menetapkan untuk memakai

    semua data responden yang masuk. Menurut Guilford (dalam Supranto, 2006)

    dimana semakin besar sampel (makin besar nilai n = banaknya elemen sampel)

    akan memberikan hasil yang lebih akurat.

    Selain itu, juga dianalisis frekuensi jawaban responden pada dua variabel

    dalam penelitian ini, yaitu variabel independen kekuatan storytelling dan variabel

    dependen perilaku empati. Selanjutnya, pengolahan data dengan menggunakan

  • 13

    bantuan program SPSS versi 20.0 pada uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi dan

    analisis uji hipotesis.

    Alat pengukuran dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang

    berjumlah 27 pertanyaan, untuk variabel kekuatan storytelling terdiri dari 15

    pertanyaan dan variabel perilaku empati ada 12 pertanyaan. Dalam penelitian ini,

    peneliti menggunakan skala likert untuk mengukur data hasil jawaban responden

    untuk semua pertanyaan tersebut. Ada 5 alternatif jawaban dalam kuesioner yang

    diberikan kepada responden dan masing-masing jawaban di berikan skor. Untuk

    jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1, skor 2 = Tidak Setuju (TS),

    skor 3 = Netral (N), skor 4 = Setuju (S), dan skor 5 = Sangat Setuju (SS)

    Uji Normalitas

    Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi secara

    normal atau tidak. Hasil uji normalitas sebaran diperoleh menggunakan teknik

    statistik One Sample Kolmogorow Smirnov.

    Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    Kekuatan

    Storytelling Perilaku Empati

    N 135 135

    Normal Parametersa Mean 54.8593 46.3926

    Std. Deviation 8.69394 4.72702

    Most Extreme Differences Absolute .111 .078

    Positive .111 .078

    Negative -.106 -.077

    Kolmogorov-Smirnov Z 1.285 .907

    Asymp. Sig. (2-tailed) .074 .384

  • 14

    One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

    Kekuatan

    Storytelling Perilaku Empati

    N 135 135

    Normal Parametersa Mean 54.8593 46.3926

    Std. Deviation 8.69394 4.72702

    Most Extreme Differences Absolute .111 .078

    Positive .111 .078

    Negative -.106 -.077

    Kolmogorov-Smirnov Z 1.285 .907

    Asymp. Sig. (2-tailed) .074 .384

    a. Test distribution is Normal.

    Hasil normalitas dengan One Sample Kolmogorow Smirnov untuk kekuatan

    storytelling melalui media sosial Instagram menggunakan dengan p = 1,285

    dikatakan normal, perilaku empati dengan p = 0,074 dikatakan normal. Dengan

    demikian data responden pada semua variabel dinyatakan normal, karena menurut

    Arikunto (2003) data dikatakan memiliki distribusi normal apabila p > 0,05.

    Uji Linearitas

    Uji linieritas hubungan bertujuan untuk mengetahui linieritas hubungan

    antara variabel bebas dan variabel tergantung.

    Tabel 4.6 Hasil Uji Linearitas

    ANOVA Table

  • 15

    Sum of

    Squares df

    Mean

    Square F Sig.

    Perilaku Empati

    * Kekuatan

    Storytelling

    Between

    Groups

    (Combined) 996.585 31 32.148 1.658 .031

    Linearity 155.869 1

    155.86

    9 8.037 .006

    Deviation from

    Linearity 840.716 30 28.024 1.445 .090

    Within Groups 1997.608 103 19.394

    Total 2994.193 134

    Hasil uji linieritas hubungan antara kekuatan storytelling melalui media

    sosial instagram dengan perilaku empati mempunyai korelasi linier, hal ini

    ditunjukkan pada Deviation from Linearity dengan nilai Fbeda = 4,270 dengan p =

    0,078 (p > 0,05) yang berarti korelasinya linier.

    Uji Regresi

    Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui bagaimana

    variabel terikat (dependent) dapat diprediksikan oleh variabel bebas

    (independent) secara parsial. Guna mengetahui uji regresi sederhana dan uji t

    dapat diketahui melalui hasil olahan data dengan program SPSS versi 20.0. Uji

    regresi sederhana ini digunakan sebab variabel independen atau prediktornya

    satu, yaitu kekuatan storytelling. Analisis regresi sederhana digunakan untuk

    mengetahui pengaruh antara variabel independen (kekuatan storytelling) terhadap

    variabel dependen (perilaku empati).

    Tabel 4.7 Hasil Regresi Sederhana

    Variabel Beta Sig. Keterangan

    Contanst 39,587 - -

  • 16

    Kekuatan storytelling dan

    perilaku empati 0,124 0,008

    Ada Pengaruh

    Berdasarkan hasil penelitian diperoleh persamaan regresi linear sederhana

    seperti dibawah ini.

    Y= 39,587 + 0,124X

    Berdasarkan persamaan regresi linear tersebut dapat dianalisis pengaruh

    dari variabel X (kekuatan storytelling) terhadap Variabel Y (perilaku konsumen)

    adalah: Kostanta sebesar 39.587 menyatakan bahwa jika variabel X (kekuatan

    storytelling) dianggap konstan atau sama dengan nol (0) maka Variabel Y

    (perilaku empati) adalah sebesar 0,124. Koefisien variabel X sebesar 0,124

    mengartikan bahwa setiap ada penambahan 1 nilai maka variabel Y akan

    mengalami kenaikan sebesar 0,124. Sebaliknya, jika nilai variabel X turun 1

    maka variabel Y juga akan mengalami penurunan sebesar 0,124.

    Uji Hipotesis

    Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t untuk mengetahui

    pengaruh dua variabel, yaitu variabel independen (kekuatan storytelling) terhadap

    variabel dependen (perilaku empati).

    Tabel 4.8 Rangkuman Hasil uji Hipotesi

    Variabel Uji

    thitung

    Standar

    thitung

    Hasil

    Sig.

    Standar

    Sig.

    Keterangan

  • 17

    Uji t pada variabel menunjukan hasil di mana didapatkan nilai thitung =

    5,703. Perhitungan nilai ttabel dengan tingkat signifikasi (α=0,05) dimana df = n-

    2 atau 400-2 = 398 sehingga didapat > ttabel = 1,652. Ternyata nilai thitung >

    ttabel atau 5,703 > 1,652, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

    Hasil tersebut didukung hasil p = 0,008 < 0,05. Jadi, kekuatan storytelling

    berpengaruh terhadap perilaku empati. Artinya, semakin tinggi kekuatan

    storytelling maka mampu meningkatkan perilaku empati.

    Besarnya Pengaruh

    Besarnya pengaruh kekuatan storytelling terhadap perilaku empati

    menggunakan R Square. R Square digunakan untuk menunjukkan seberapa besar

    variasi variabel dependen dijelaskan oleh variabel independen sebagai berikut :

    Tabel 4.9

    Besar Pengaruh Kekuatan Storytelling Pada Perilaku Empati

    Model Summary

    Model R R Square

    Adjusted R

    Square

    Std. Error of the

    Estimate

    1 .475a .225 .218 4.65649

    a. Predictors: (Constant), Kekuatan Storytelling

    R² digunakan untuk menunjukkan seberapa besar variasi variabel dependen

    dijelaskan oleh variabel independen. Hasil pengolahan data diperoleh koefisien

    determinasi Adjusted R Square sebesar 0,218, yang berarti variasi perubahan

    Kekuatan

    storytelling

    dan

    perilaku

    empati

    5,703 1.652

    0,008

    0,05

    Ada

    Pengaruh

  • 18

    variabel independen perilaku empati dapat dijelaskan kekuatan storytelling

    sebesar 21,8%. Sedangkan sisanya 78,2% dijelaskan oleh variabel lain di luar

    model yang tidak terobservasi.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasill pembahasan tentang Storytelling dan Perilaku Empati

    (Pengaruh Kekuatan Storytelling Melalui Media Sosial terhadap Perubahan

    Perilaku Empati Pada Follower akun Instagram @proud.project), dapat diperoleh

    kesimpulan, sebagai berikut:

    Ada pengaruh kekuatan storytelling terhadap perubahan perilaku empati

    pada follower akun Instagram @proud.project. Pengaruh tersebut ditunjukkan

    hasil perhitungan diperoleh nilai thitung > tabel atau 5,703 > 1,652 dengan hasil p

    = 0,008 < 0,05. Artinya, semakin tinggi kekuatan storytelling maka mampu

    meningkatkan perilaku empati. maka dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan

    sebagai berikut:

    1. Hipotesis H1yang menyatakan kekuatan storytelling melalui media

    sosial Instagram berpengaruh terhadap perubahan perilaku empati

    pada follower akun Instagram @proud.project.

    Besar kontribusi kekuatan storytelling terhadap perubahan perilaku empati

    pada followers akun Instagram @proud.project sebesar 21,8%. dan sisanya 78,2%

    dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang tidak terobservasi. Variabel lain

    tersebut diantaranya yaitu penggunaan facebook pada komunitas tertentu atau

    kualitas informasi pada Instagram.

    Komponen kekuatan storytelling yang diutarakan oleh Grissinger, (2014):

    1) cerita mampu menarik perhatian, 2) cerita mempromosikan berpikir kritis, 3)

    cerita mengesankan, 4) cerita menciptakan empati, 5) cerita mengilhami

    perubahan, terbukti berpengaruh terhadap perilaku empati. Selain itu kekuatan

    storytelling berpengaruh sebesar 21,8% terhadap perilaku empati disebabkan oleh

    karakteristik responden pada gender perempuan sebanyak 109 orang (80,7%).

    Storytelling telah dalam menyajikan cerita mampu menarik perhatian responden

    sebanyak 59 orang (43,7%).

  • 19

    Daftar Pustaka

    Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

    Rineka Cipta.

  • 20

    Cangara, H. (2012). Pengantar Ilmu Komunikasi. Depok: PT. Raja Garfindo

    Persada.

    Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung :

    PT. Citra Aditya Bakti

    Fanada, Dzikra, (2017). Proud Project: Membuat perubahan sosial melalui

    ‘storytelling’https://www.rappler.com/indonesia/ayo-indonesia/187506-

    proud-project-trivet-sembel-storytelling.

    Flew, Terry, (2005). New Media: An Introduction (3rd

    Edition). Melbourne:

    Oxford University Press.

    Gherardi, S., Gabriel, Y., dan Brown, A. D. (2009). Storytelling and Change: an

    Unfolding Story. Organization. Vol. 16, No. 3, Hal. 323-333.

    Iksan, Fuad. 1996. Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Medika

    Kanda, A., Novaria, M., & Muhammad, A. (2016). Self Disclosure Chef Agus

    Sasirangan di Media Sosial Instagram. Meta Communication: Journal Of

    Communication Studies. Vol. 1, No. 2.

    Lamm, C., Batson, D., & Decety, J. (2007). The Neural Substrate of Human

    Empathy: Effects of Perspevtive-taking and Cognitive Appraisal. Journal

    of Cognitive Neuroscience. Vol. 19, No. 1, Hal. 42-58.

    Matthew Grisinger. (2014). Telling True Stories Is an Institute for Safe

    Medication Practices Hallmark. Journal of Pharmacy and Therapeutics.

    Vol. 39, No. 10, Hal. 658-659.

    M. Nisrina. (2015). Bisnis Online, Manfaat Media Sosial Dalam Meraup Uang.

    Yogyakarta: Kobis (Komunitas Bisnis).

    Mulyana, Dedy. (2014). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

    Rosdakarya.

    Silfiasari, Prasetyaningrum, dan Susanti. (2017). Empati dan Pemaafan dalam

    Hubungan Pertemanan Siswa Regular Kepada Siswa Berkebutuhan

    Khusus (ABK) Di Sekolah Inklusif. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan.

    Vol. 05, No.01, hal. 126-143.

    Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Meningkatkan

    Pangsa Pasar. Jakarta: Rineka Cipta

    https://www.rappler.com/indonesia/ayo-indonesia/187506-proud-project-trivet-sembel-storytellinghttps://www.rappler.com/indonesia/ayo-indonesia/187506-proud-project-trivet-sembel-storytelling