Stomata

12

Click here to load reader

Transcript of Stomata

Page 1: Stomata

“STOMATA”

ABSTRAK

Stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh

dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup (Guard Cell), dimana sel

penutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami kejadian

perubahan bentuk. Stomata berfungsi sebagai jalan masuknya CO2 dari udara

pada proses fotosintesis, sebagai jalan penguapan (transpirasi), dan sebagai jalan

pernapasan (respirasi). Dalam praktikum ini dilakukan pengamatan pada preparat

segar pada daun Oryza sativa, Ficus sp., Nymphaea sp., dan Arthocarpus integra.

Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Maret 2014 pada pukul 13.00- 15.00

WIB di laboratorium pendidikan biologi FKIP Universitas Tanjungpura,

Pontianak. Dibuat sayatan tipis dari masing-masing daun yang telah disiapkan dan

meletakkannya pada gelas objek dan menetesinya dengan air. Kemudian preparat

tersebut diamati di bawah mikroskop hingga ditemukan bagian sel epidermisnya

dan bentuk dan tipe stomatanya. Pada daun Oryza sativa memiliki Tipe stomata

graminae. Pada daun Ficus elastica memiliki Tipe stomata kriptofor. Pada

Artocarpus integra memiliki tipe stomata paneropor. Pada daun Nymphaea sp.

Memiliki tipe stomata menonjol. Tipe stomata yang berbeda ini dipengaruhi oleh

kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri.

Kata kunci : Arthocarpus integra, Ficus elastica, gramineae, kriptopor,

Nymphaea sp., Oryza sativa, Stomata,tipe menonjol

Page 2: Stomata

PENDAHULUAN

Stomata merupakan bagian daun yang memiliki fungsi yang sangat penting

bagi tumbuhan yakni untuk pertukaran gas dan juga berperan dalam fotosintesis.

Akan tetapi setiap tumbuhan memiliki bentuk serta letak stomata yang berlainan

yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi

tanaman itu sendiri. Untuk melihat keunikan bentuk stomata pada masing-masing

tumbuhan yang disesuaikan dengan fungsi dari stomata tersebut maka dilakukan

praktikum ini dengan membandingkan bentuk dan tipe stomata pada tumbuhan

monokotil yaitu Oryza sativa dan Nymphaea Sp. Serta pada tumbuhan dikotil

yaitu Ficus elastica dan Arthocarpus integra.

Tujuan praktikum Stomata pada Tumbuhan Monokotil dan Dikotil yaitu

untuk mengamati tipe-tipe stomata pada tumbuhan dikotil-monokotil dan untuk

mengamati struktur epidermis daun dikotil dan monokotil.

Adapun permasalahan yang diangkat penulis dalam laporan ini adalah

bagaimana tipe-tipe stomata pada tumbuhan dikotil-monokotil, bagaimana

struktur epidermis daun dikotil-monokotil dan bagaimana bentuk stomata dari

tumbuhan yang berbeda habitatnya. Serta apa yang menjadi cirri khas stomata

dikotil-monokotil.

Epidermis merupakan lapisan sel terluar dari daun, bagian bunga, buah dan

biji, serta dari batang dan akar sebelum menjalani penebalan sekunder. Menurut

fungsi dan bentuk, sel-sel epidermis tidaklah sama. Selain dari sel epidermis

yangumum, juga dijumpai banyak macam rambut, sel pengawal stomata, serta selspesifik

lainnya. Akan tetapi dari segi topografi dan sampai tingkat tertentu secaraontogeni,

epidermis merupakan jaringan yang seragam.Tebal dinding selepidermis berbeda-beda,

ada yang berdinding tipis, ada yang dinding periklinal luar atau dinding periklinal

luar dan dalam lebih tebal daripada dinding antiklinalnya. Dalam biji, sisik, serta

dalam daun tumbuhan tertentu (misalnya daun konifer), dinding sel epidermisnya

sangat tebal dan berlignin (Fan, 1991).

Kesinambungan epidermis terputus-putus oleh lubang-lubang kecil

sekali.Bagian tersebut adalah ruang antar sel yang dibatasi oleh dua sel yang

khasdisebut dengan sel penjaga. Sel penjaga bersama-sama dengan lubang

di antaranya membentuk stoma. Pada banyak tumbuhan dapat dibedakan sel tetangga atau sel

pelengkap. Sel tersebut secara morgologi berbeda dari sel epidermis yang khas dan

merupakan dua atau lebih sel yang membatasi sel penjaga, yang tampaknya ada saling

hubungan fungsional. Stomata bersama-sama sel tetangga jika ada disebut

perlengkapan stomata atau kompleks stomata. Sel tetangga biasanya berkembang

dari sel protoderm yang berbatasan dengan sel induk stomata, tetapi dapat juga berkembang

dari sel seasal induk stomata.

Stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau porus, jadi

stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingioleh dua

Page 3: Stomata

sel epidermis khusus yang disebut sel penutup (Guard Cell), dimana selpenutup

tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami kejadianperubahan bentuk

dan fungsi yang dapat mengatur besarnya lubang-lubang yangada diantaranya. Stomata pada

umumnya terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang berwarna hijau, terutama

sekali pada daun-daun tanaman. Pada submerged aquatic plant atau tumbuhan yang hidup

dibawah permukaan air terdapat alat-alat yang strukturnya mirip dengan stomata,

padahalalat-alat tersebut bukanlah stomata. Pada daun-daun yang berwarna hijau

stomata terdapat pada satu permukaannya saja (Kertasaputra, 1988).

Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga

berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup. Sel

penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel

epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut

faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut

kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang

secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian

berlapis lignin (Arifin, 2010).

Masing-masing stomata diapit oleh sepasang sel penjaga, yang

berbentuk sperti ginjal pada tumbuhan dikotil dan berbentuk halter pada

tumbuhan monokotil. Sel-sel penjaga dikelilingi oleh sel tetangga epidermal

disekitar ruangan udara sampai ke jaringan ruangan udara pada daun. Sel penjaga

mengontrol diameter stomata dengan cara mengubah bentuk yang akan melebarkan atau

menyempitkan celah di antara kedua sel tersebut. Ketika sel penjaga mengambil air

melalui osmosis, sel penjaga akan membengkak dan semakin dalam keadaan turgid. Pada

sebagian besar tumbuahn dikotil di dinding sel-sel penjaganya mempunyai

ketebalan yang tidak seragam, serta mikrofibril selulosa yang diorientasikan ke

suatu arah sehingga sel-sel penjaga itu menutup kearah atas ketika mereka dalam

keadaan turgid. Hal ini meningkatkan ukuran celahantar sel, ketika sel kekuranagn

air dan menjadi lembek serta mengkerut sel-sel tersebut akan mengecil secara

bersamaan kemudian menutup ruangandiantaranya (Campbell,et all.2003).

Stomata daun adalah sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan. Stomata

berbentuk pori-pori kecil, biasanya di sisi bawah daun, yang dibuka atau ditutup

di bawah kendali sepasang sel berbentuk pisang yang disebut sel penjaga. Ketika

terbuka, stomata memungkinkan CO2 untuk memasuk ke daun untuk melakukan

sintesis glukosa, dan juga memungkinkan untuk air (H2O) dan oksigen bebas (O2)

untuk keluar. Selain membuka dan menutup stomata (perilaku stomata), tanaman

menggunakan kontrol atas pertukar gas mereka dengan memvariasikan kepadatan

stomata dalam daun ketika mereka baru diproduksi (seperti pada musim semi atau

musim panas). Stomata per satuan luas (kepadatan stomata) bisa mengambil

banyak O2, dan semakin banyak air yang dapat dilepaskan. Jadi, lebih tinggi

kerapatan stomata dapat sangat memperkuat potensi untuk kontrol perilaku atas

kehilangan kadar air dan penyerapan CO2 (Grant dan Vatnick, 2009).

Page 4: Stomata

Stomata regulate the exchange of gases between leaves and the atmosphere,

and thus control the water use efficiency of photosynthesis, i.e., the balance

between water loss and CO2 uptake. The development of stomata (about 400

million years ago) is therefore considered a key event in the evolution of

advanced land plants (Hetherington & Woodward, 2003). Stomatal diffusion

resistance, and hence conductance, is directly related to the size and spacing of

stomata on the leaf surface (Jones, 1992), and so guard cell length and stomatal

density can both be considered important ecophysiological parameters (Beerling,

Chaloner, Huntley, Pearson, & Tooley, 1993). There is a general negative

correlation between guard cell length and stomatal density (Carpenter & Smith,

1975). Across functional groups, and even including fossil plants, this relationship

is almost exactly compensatory: Although stomatal densities ranging from 5 to

1,000 mm−2 are observed, the concurrent changes in mean guard cell length result

in a nearly constant (on the mean) stomatal conductance (Hetherington &

Woodward, 2003). Guard cell length and stomatal density are both sensitive to

growth environment, and there is considerable genotypic variation and phenotypic

plasticity for these two traits. In a common-garden experiment, stomatal density

and guard cell length varied among provenances of Azadirachta indica, and

stomatal density correlated with leaf-level net photosynthesis and whole-plant dry

weight (Kundu & Tigerstedt, 1998). Other comparative studies have indicated that

xeric species typically have higher stomatal densities than mesic species

(Carpenter & Smith, 1975), and sun leaves typically have higher stomatal

densities than shade leaves (N.Holland, 2009).

Bentuk dan posisi stomata pada daun beragam tergantung spesies tumbuhannya. Stomata

adalah celah yang ada diantara dua sel penjaga sedangkanaparatus stomata adalah kedua sel

penjaga tersebut. Berdampingan dengan sel penjaga terdapat sel-sel epidermis yang juga

telah termodifikasi yang disebutsebagai sel pendukung. Sel penjaga pada tanaman dikotil

umumnya berbentuk sperti sepasang ginjal. Sepasang sel penjaga melekat satu sama lain pada

keduaujungnya, maka jika keduanya memanjang (akibat menyerap air) maka

keduanyaakan melengkung ke arah luar. Kejadian ini akan menyebabkan

celah stomataterbuka. Stomata akan membuka jika tekanan turgor kedua sel penjag

tersebutmeningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh

masuknya airkedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel yang

lainnyaselalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel dengan

potensi airyang lebih rendah. Tinggi rendahnya potensial air sel akan tergantung

pada jumlahbahan yang terlarut didalam cairan sel tersebut (Lakitan. B, 2007).

Aktivitas stomata terjadi karena hubungan air dari sel-sel penutup dan sel-sel

pembantu. Bila sel-sel penutup menjadi turgid dinding sel yang tipis

menggembung dan dinding sel yang tebal yang mengelilingi lobang (tidak dapat

menggembung cukup besar) menjadi sangat cekung, karenanya membuka lobang.

Oleh karena itu membuka dan menutupnya stomata tergantung pada perubahan-

Page 5: Stomata

perubahan turgiditas dari sel-sel penutup, yaitu kalau sel-sel penutup turgid

lobang membuka dan sel-sel mengendor pori/lobang menutup (Halim, 2009).

Ada 5 type penyebaran stomata pada tanaman, yaitu :

1. Type apel atau murbei dimana stomata didapatkan hanya tersebar pada sisi

bawah daun saja, seperti pada apel, peach, murbei, kenari dan lain-lain.

2. Type kentang dimana stomata didapatkan tersebar lebih banyak pada sisi

bawahdaun dan sedikit pada sisi atas daun seperti pada kentang, kubis, buncis,

tomat,pea dan lain-lain.

3. Type oat, yaitu stomata tersebar sama banyak baik pada sisi atas maupun pada

sisibawah daun, misalnya pada jagung, oat, rumput dan lain-lain.

4. Type lily hutan, yaitu stomata hanya terdapat pada epidermis atas saja,

misalnyalily air dan banyak tumbuhan air.

5. Type potamogeton yaitu stomata sama sekali tidak ada atau kalau ada

vestigial,misalnya pada tumbuhan-tumbuhan bawah air.

Keadaan letak sel penutup yang berbeda dapat menentukan macam-macam stomata seperti :

1. Stoma phanerophore, yaitu stoma yang sel-sel penutupnya terletak

padapermukaan daun, seperti pada tumbuh-tumbuhan hidrophyt. Stoma

yangletaknya dipermukaan daun ini dapat menimbulkan banyaknya

pengeluaransecara mudah dan selain itu epidermisnya tidak mempunyai

lapisan kutikula.

2. Stoma kriptophore yaitu stoma yang sel penutupnya berada jauh dipermukaan

daun, biasanya terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah kering yangdapat langsung

menerima radiasi matahari. Dengan demikian fungsinya untuk mengurangi

penguapan yang berlebihan, membantu fungsi epidermis,mempunyai lapisan kutikula

yang tebal serta rambut-rambut. Biasanya seringterdapat pada tumbuhan

golongan kaktus (Kertasaputra, 1988).

Pada dikotil dapat dibedakan 4 jenis stomata berdasarkan susunan selepidermis yang ada

di samping sel penutupnya, yaitu:

1. Jenis anomositik atau jenis Ranunculaceae

Page 6: Stomata

Sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak berbeda ukuran

danbentuknya dari sel episermis lainya. Jenis ini umum terdapat pada

Ranunculaceae, Capparidaceae, Mlvaceae.

2. Jenis anisositik atau jenis Cruciferae

Sel penutup dikelilingi tiga buah sel tetangga yang tidak sama besar. Jenisini

umum terdapat pada Cruciferae, Nikotiana, Solanum.

3. Jenis parasitik atau jenis Rubiaceea

Setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga atau lebih dengan

sumbupanjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Jenis ini

umumnya terdapat pada Rubiaceae, Magnoliaceae kebanyakan spesies

Convolvulaceae, Mimosaceae

4. Jenis diasitik atau jenis Caryophyllaceae

Page 7: Stomata

Setiap stoma dikelilingi dua sel tetangga. Dinding bersama dari kedua

seltetangga itu tegak lurus terhadap sumbu melalui panjang sel penutup

sertacelah. Jenis ini umum terdapat pada Caryophyllaceae, Acanthaceae

(EstitiB Hidayati, 1995).

METODOLOGI

Praktikum mengenai stomata pada daun monokotil dan dikotil, dilaksanakan

pada tanggal 27 Maret 2014 di laboratorium Pendidikan Biologi, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tanjungpura Pontianak dari pukul

13.00 WIB sampai selesai.

Adapun alat dan bahan yang digunakan saat praktikum stomata pada daun

monokotil dan dikotil, yaitu Alat yang digunakan berupa mikroskop, silet, pipet

tetes, beaker glass, gelas objek, dan kaca penutup. Sedangkan bahan yang

digunakan berupa preparat segar daun tumbuhan monokotil yaitu Oryza sativa

dan Nymphaea Sp. dan daun tumbuhan dikotil yaitu Ficus elastica dan

Arthocarpus integra serta air.

Metode yang digunakan ialah Preparat segar yang telah disiapkan disayat

setipis mungkin epidermis bawah dari masing-masing daun dan kemudian

diletakkan pada gelas objek dan ditetesi dengan akuades. Lalu diamati di bawah

mikroskop dari perbesaran lemah hingga kuat. Lalu diperikasa dibawah

mikroskop dengan perbesaran kuat dan dituliskan tipe stomata dari masing-

masing tumbuhan tersebut.

Page 8: Stomata

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Pengamatan Stomata pada Preparat Segar Daun Dikotil dan

Monokotil

Preparat Segar : Daun Monokotil

Perbesaran : 40 x 10

Keterangan :

Gambar : Oryza sativa

Sel Penjaga

Porus

Sel Tetangga

Tipe Stomata Graminae

Preparat Segar : Daun Monokotil

Perbesaran : 40 x 10

Keterangan :

Gambar : Nymphaea sp.

Sel Penjaga

Sel Tetangga

Porus

Tipe Stomata Menonjol

Page 9: Stomata

Preparat Segar : Daun Dikotil

Perbesaran : 40 x 10

Keterangan :

Gambar : Ficus sp.

Porus

Sel Penjaga

Sel Tetangga

Tipe Stomata Kriptofor

Preparat Segar : Daun Dikotil

Perbesaran : 10 x 25

Keterangan :

Gambar : Arthocarpus integra

Sel Penjaga

Sel Tetangga

Porus

Tipe Stomata Paneropor

Dalam praktikum mengenai stomata, yang bertujuan mengamati tipe-tipe

stomata pada tumbuhan dikotil dan monokotil, serta mengamati struktur epidermis

daun dikotil dan monokotil. Pada percobaan ini menggunakan 4 jenis tanaman

yang dimana Artocarpus integra dan Ficus elastica merupakan tanaman dikotil,

Oryza sativa dan Nymphaea sp. Sebagai tanaman monokotil.

Stomata daun adalah sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan vaskuler.

Stomata memiliki pori-pori kecil, biasanya disisi bawah daun, yang dibuka atau

Page 10: Stomata

ditutup di bawah kendali sepasang sel berbentuk pisang yang disebut sel penjaga.

Fungsi utama stomata adalah untuk memungkinkan gas seperti karbon dioksida,

uap air, dan oksigen bergerak cepat masuk dan keluar dari daun, yang terjadi baik

pada bagian permukaan atas daun maupun bawah daun.

Masing-masing stomata diapit oleh sepasang sel penjaga, yang membentuk

seperti ginjal pada tumbuhan dikotil dan berbentuk seperti halter pada tumbuhan

monokotil. Sel-sel penjaga dikelilingi oleh sel tetangga epidermal disekitar

ruangan udara, sampai kejaringan ruangan udara pada daun. Sel penjaga

mengontrol diameter stomata dengan cara mengubah bentuk.

Berdasarkan hasil pengamatan pada Oryza sativa dengan perbesaran 40 X 10

diperoleh pengamatan sebagai tanaman monokotil, terlihat bagian stomata yakni

celah, sel penjaga dan sel tetangga. yang memiliki sel penutup yang berbentuk

halter, yaitu pada bagian ujung sel penutup membesar, dinding sel pada ujung-

ujung juga membesar, relatif tipis dari pada dinding sel bagian bawah dan sel

penutup membuka ke arah sejajar dengan permukaan epidermis. Tipe daun padi

(Oryza sativa) ini terdapat pada famili gramineae.

Pada preparat segar Ficus sp. dengan perbesaran 40 X 10 diperoleh

pengamatan sebagai tanaman dikotil, terlihat bagian stomata yakni celah, sel

penjaga dan sel tetangga. yang memiliki stomata yang letaknya tenggelam dari

permukaan daun. Tipe stomata ini disebut tipe kriptofor dimana terlihat memiliki

sel epidermis yang tidak beraturan. (Arifin, 2010) mengemukakan bahwa

umumnya tipe kriptofor ini terdapat pada tumbuhan Xerophyta dan tumbuhan

berdaun kaku serta tebal.

Pada preparat segar Artocarpus integra dengan perbesaran 40 X 10 diperoleh

pengamatan sebagai tanaman dikotil, terlihat bagian stomata yakni celah, sel

penjaga dan sel tetangga. yang memiliki tipe stomata panerofor dengan bentuk sel

penutup terletak sejajar dengan permukaan helaian daun.

Pada preparat segar Nymphaea sp. dengan perbesaran 40 X 10 diperoleh

pengamatan sebagai tanaman monokotil, terlihat bagian stomata yakni celah, sel

penjaga dan sel tetangga. yang memiliki tipe stomata merupakan tipe menonjol,

karena stomata terdapat diatas permukaan daun. Selain itu memiliki struktur

epidermis memanjang dan tidak beraturan. Stomatanya berada diatas permukaan

daun yang terapung diatas air dengan tujuan agar lebih mudah melakukan

penguapn air, agar daun tidak busuk.

Tipe stomata yang berbeda ini dipengaruhi olek kondisi lingkungan, habitat

tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri. Tanaman dengan kondisi

kekurangan air memiliki stomata dengan kerapatan rendah serta memiliki sel

buliform berukuran besar dengan kerapatan relative besar. sedangkan pada

kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan tinggi (Lestari, 2005).

Sedangkan pada kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan tinggi.

Page 11: Stomata

KESIMPULAN

Jaringan epidermis merupakan jaringan terluar pada setiap organ tumbuhan,

yang menutupi seluruh tubuh tumbuhan mulai dari akar, batang, dan daun. Fungsi

jaringan epidermis adalah sebagai pelindung jaringan di dalamnya serta sebagai

tempat pertukaran zat. Jaringan epidermis daun terdapat di permukaan atas dan

permukaan bawah daun. Jaringan epidermis daun tidak mempunyai kloroplas

kecuali pada bagian sel penutup stomata.

Stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh

dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup (Guard Cell), dimana sel

penutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami kejadian

perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur besarnya lubang- lubang yang

ada diantaranya. Stomata ini berfungsi sebagai jalan masuknya CO2 dari udara

pada proses fotosintesis, sebagai jalan penguapan (transpirasi), dan sebagai jalan

pernapasan (respirasi). Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang

dikelilingi oleh beberapa sel tetangga Sel yang mengelilingi stomata atau biasa

disebut dengan sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang

menyebabkan gerakan sel penutup.

Stomata pada daun memiliki dua tipe yakni tipe ginjal dan tipe halter. Tipe

ginjal yaitu stomata tampak terbelah 2 seperti ginjal manusia, Tipe halter yaitu

pada bagian ujung sel penutup membesar, dinding sel pada ujung-ujung juga

membesar, relatif tipis dari pada dinding sel bagian bawah dan sel penutup

membuka ke arah sejajar dengan permukaan epidermis

Pada daun Oryza sativa memiliki Tipe stomata graminae. Pada daun Ficus

sp. memiliki Tipe stomata kriptofor dimana terlihat memiliki sel epidermis yang

tidak beraturan. Pada daun Artocarpus integra memiliki tipe stomata panerofor

dimana bentuk sel penutup terletak sejajar dengan permukaan helaian daun. Pada

daun Nymphaea sp. memiliki tipe stomata menonjol, karena stomata terdapat

diatas permukaan daun.Tipe stomata yang berbeda ini dipengaruhi olek kondisi

lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri.

SARAN

Sebaiknya di dalam pelaksanaan praktikum kali ini waktu yang telah

ditetapkan digunakan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan sesuai

dengan apa yang diinginkan. Selain itu kerja sama antara sesama anggota harus

ditingkatkan, terutama dalam membimbing praktikan agar praktikan dapat dengan

benar dan sungguh-sungguh dalam melaksanakan praktikum.Dan proses

pembutan preparat juga harus lebih terampil, sehingga gambar yang dibuat dari

hasil pengamatan juga lebih jelas untuk dianalisis

Page 12: Stomata

DAFTAR PUSTAKA

Arifin. 2010. Jaringan Epidermis Dan Derivatnya. (online).

(http://arifinbits.wordpress.com/2010/04/01/jaringan-epidermis-dan-

derivatnya/). di akses tanggal 2 April 2014.

Campbell et al. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Estiti B Hidayati. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB.

Fan.1991. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Grant, B. and Vatnick. 2009. Environmental Correlates of Leaf Stomata

Density.Journal of Biology(1) hal: 1-5.

Halim, A. 2009. Mekanisme Kerja, Biosintesis, dan Peranan Stomata Dalam

Metabolisme.(online) (http://agushalim.blogspot.com/). Diakses tanggal 2

April 2014.

Kartasaputra, A.G. 1998. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan, tentang Sel

dan Jaringan. Jakarta : Bina Aksara.

Lakitan. B. 2007. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Raja Grafindo

persada.

Lestari. 2005. Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan

Kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. Volume

7. Nomor 1 Januari 2006. Hal.44-48. Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian

(Balitbiogen), Bogor 16111.

N. Holland. 2009. Stomatal Length Correlates with Elevation of Growth in Four

Temperate Species. Journal of Sustainable Forestry, 28. Hal.63–73, 2009

Copyright © Taylor & Francis Group, LLC ISSN: 1054-9811 print/1540-

756X online. DOI: 10.1080/10549810802626142.