PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ......

57
PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LIMA GALUR PADI SAWAH (Oryza sativa L.) DENI SUHENDAR A.24063042 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010

Transcript of PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ......

Page 1: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LIMA GALUR

PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

DENI SUHENDAR

A.24063042

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 2: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

RINGKASAN

DENI SUHENDAR. Pengaruh Frekuensi Irigasi terhadap Pertumbuhan dan

Produksi Lima Galur Padi Sawah (Oryza sativa L.). (Dibimbing oleh EKO

SULISTYONO).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi irigasi

terhadap pertumbuhan lima galur padi sawah yang diuji serta mengetahui respon

galur padi yang diuji terhadap kondisi kekeringan. Penelitian ini dilaksanakan di

Rumah kaca University Farm, Cikabayan, Dramaga, Bogor. Penelitian

berlangsung pada bulan Februari – Juli 2010. Penelitian ini menggunakan

Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) yang terdiri atas dua faktor dan

diulang sebanyak tiga ulangan untuk tiap kombinasi perlakuan.

Pengamatan pertumbuhan tanaman dan komponen hasil dilakukan

terhadap semua tanaman. Peubah-peubah yang diamati meliputi tinggi tanaman,

jumlah anakan/rumpun, panjang dan lebar daun, nisbah panjang/lebar daun, umur

berbunga, jumlah anakan produktif/rumpun, panjang malai, jumlah malai/rumpun,

jumlah gabah/malai, persentase bobot gabah isi, persentase jumlah gabah isi,

bobot 100 butir gabah, bobot kering tajuk, kadar air gabah panen, bobot gabah

kering panen, bobot gabah kering giling, persentase penurunan produksi dan

evapotranspirasi harian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi irigasi berpengaruh

terhadap tinggi tanaman 8 MST dan 12 MST, jumlah anakan 8 MST dan 12 MST,

panjang daun, nisbah panjang/lebar daun, umur berbunga, jumlah anakan

produktif, panjang malai, jumlah malai, jumlah gabah per malai, persentase

jumlah gabah isi, bobot gabah kering panen, bobot kering tajuk, bobot gabah

kering giling, dan persentase penurunan produksi. Cekaman kekeringan

menyebabkan penurunan produksi sebesar 32.44%, 48.87%, dan 41.52%, masing-

masing pada frekuensi irigasi 8, 12, dan 16 hari sekali.

Pada kondisi ketersediaan air optimum, galur padi yang menghasilkan

produksi tertinggi adalah galur 1 (BP1027F-PN-1-2-1-KN-1-MR-3-3), 2

(B10894B-MR-2-3-KN-2-1), dan 5 (KAL9418F-KN-2-1-1-2). Pada kondisi

Page 3: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

3

kekeringan, produksi semua galur yang diuji tidak berbeda nyata. Titik kritis

kelembapan tanah pada fase vegetatif yaitu pada frekuensi irigasi 4 hari sekali,

pada fase reproduktif yaitu pada frekuensi irigasi 3 hari sekali, dan pada fase

pemasakan yaitu pada frekuensi irigasi 2 hari sekali.

Page 4: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LIMA GALUR

PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

Skripsi sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

DENI SUHENDAR

A.24063042

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2010

Page 5: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI LIMA GALUR

PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

Nama : DENI SUHENDAR

NIM : A.24063042

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

(Dr. Ir. Eko Sulistyono, M.Si)

NIP. 19620225 198703 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura

Fakultas Pertanian IPB

(Dr. Ir. Agus Purwito, M.Sc.Agr)

NIP. 19611101 198703 1 003

Tanggal Lulus: ..............................

Page 6: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Karawang, Jawa Barat pada tanggal 8 Januari 1988

dan dibesarkan di Karawang. Penulis adalah anak pertama dari pasangan Bapak

Sarjo dan Ibu Runasih.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Cipondoh I tahun

2000. Tahun 2003 penulis lulus dari SLTP Negeri 2 Tirtamulya lalu melanjutkan

pendidikan di SMA Negeri 1 Karawang dan lulus tahun 2006. Penulis diterima

sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor melalui jalur SPMB (Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru) pada tahun yang sama. Penulis diterima sebagai

mahasiswa di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB

pada tahun 2007. Selain mengambil studi mayor Agronomi dan Hortikultura,

penulis juga mengambil studi minor Pengembangan Usaha Agribisnis di

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.

Selama masa perkuliahan, penulis aktif dalam berbagai kegiatan

ekstrakurikuler. Penulis pernah menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa

Agronomi dan Hortikultura (Himagron) pada tahun 2008 dan BEM Fakultas

Pertanian pada tahun 2008-2009. Penulis juga aktif dalam beberapa kegiatan

kamahasiswaan sebagai panitia baik di tingkat departemen, fakultas, maupun

institusi IPB. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Kimia

Dasar TPB tahun ajaran 2008/2009 dan asisten praktikum mata kuliah Dasar Ilmu

dan Teknologi Benih tahun ajaran 2009/2010.

Page 7: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah mencurahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada:

1. Dr. Ir. Eko Sulistyono, MSi selaku dosen pembimbing skripsi atas

arahan dan bimbingan selama penyusunan tugas akhir penulis

2. Dr. Edi Santosa, SP, MSi selaku dosen pembimbing akademik atas

arahan dan bimbingan selama penulis menjalani kegiatan akademik

3. Dr. Ir. Iskandar Lubis, MS selaku dosen penguji atas kesediaannya dan

masukannya yang sangat berarti

4. Dr. Desta Wirnas, SP, MSi selaku dosen penguji atas kesediaannya

dan masukannya yang sangat berarti

5. Bp Ajo, Ma Iyung, Bp Acep, Mamah, Erin, dan seluruh keluarga atas

dukungan, semangat, dan kasih sayangnya kepada penulis selama ini

6. Teman-teman seperjuangan Agronomi dan Hortikultura 43 dan teman-

teman kontrakan Pondok Mohabbat: Yadoy, Donny, dan Juniar

7. Staf pengajar dan kependidikan Departemen Agronomi dan

Hortikultura serta para pegawai kebun percobaan Cikabayan

8. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin disebutkan satu per satu.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan memberikan sumbangsih bagi

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertanian.

Bogor, November 2010

Penulis

Page 8: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

DAFTAR ISI

Halaman

 

DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv 

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ v 

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... vi 

PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 Tujuan ........................................................................................................... 2 Hipotesis ........................................................................................................ 2 

TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 3 Kebutuhan Air Tanaman Padi ....................................................................... 3 Stress Air Tanaman Padi ............................................................................... 3 Frekuensi Irigasi ............................................................................................ 4 Evapotranspirasi ............................................................................................ 5 

BAHAN DAN METODE ................................................................................. 6 Tempat dan Waktu ........................................................................................ 6 Bahan dan Alat .............................................................................................. 6 Metode Penelitian ......................................................................................... 6 Pengamatan ................................................................................................... 8 

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 11 Kondisi Umum ............................................................................................ 11 Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam.................................................................. 12 Pengaruh Galur ........................................................................................... 14 Pengaruh Frekuensi Irigasi .......................................................................... 18 Pengaruh Interaksi Galur dengan Frekuensi Irigasi .................................... 25 Titik Kritis Kelembapan Tanah ................................................................... 31 

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 35 Kesimpulan ................................................................................................. 35 Saran ............................................................................................................ 35 

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 36 

LAMPIRAN .................................................................................................... 38 

Page 9: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

DAFTAR TABEL Nomor Halaman

1.  Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh frekuensi irigasi dan galur terhadap peubah pertumbuhan dan produksi padi ................... 13 

2.   Pengaruh galur terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan ........... 14 

3.  Pengaruh galur terhadap panjang daun, lebar daun, dan nisbah panjang/lebar daun ........................................................................... 15 

4.   Pengaruh galur terhadap umur berbunga, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah malai per rumpun, jumlah gabah per malai, persentase bobot gabah isi .................................... 16 

5.   Pengaruh galur terhadap bobot 100 butir, bobot kering tajuk, kadar air gabah panen, bobot gabah kering panen, bobot gabah kering giling, persentase penurunan produksi .................................. 17 

6. Pengaruh galur terhadap evapotranspirasi harian ............................. 17 

7.   Pengaruh frekuensi irigasi terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan ............................................................................................... 19 

8.   Pengaruh frekuensi irigasi terhadap panjang daun, lebar daun, dan nisbah panjang/lebar daun ......................................................... 19 

9.  Pengaruh frekuensi irigasi terhadap umur berbunga, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah malai per rumpun, jumlah gabah per malai, persentase bobot gabah isi ........................ 22 

10.  Pengaruh frekuensi irigasi terhadap bobot 100 butir, bobot kering tajuk, kadar air gabah panen, bobot gabah kering panen, bobot gabah kering giling, persentase penurunan produksi ............. 23 

11.  Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi harian ........... 24 

12.  Interaksi antara galur dengan frekuensi irigasi terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan ............................................................. 26 

13.  Interaksi antara galur dengan frekuensi irigasi terhadap panjang daun, lebar daun, dan nisbah panjang/lebar daun ............................. 27 

14.  Interaksi antara galur dengan frekuensi irigasi terhadap umur berbunga, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah malai per rumpun, jumlah gabah per malai, persentase bobot gabah isi ............................................................................................ 29 

15.  Interaksi antara galur dengan frekuensi irigasi terhadap bobot 100 butir, bobot kering tajuk, kadar air gabah panen, bobot gabah kering panen, bobot gabah kering giling, persentase penurunan produksi .......................................................................... 30 

16.  Interaksi antara galur dengan frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi harian ..................................................................... 31 

Page 10: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman

1. Hubungan frekuensi irigasi pada fase vegetatif dengan bobot gabah kering giling ...................................................................................... 32 

2. Hubungan frekuensi irigasi pada fase reproduktif dengan bobot gabah kering giling ............................................................................ 33 

3. Hubungan frekuensi irigasi pada fase pemasakan dengan bobot gabah kering giling ............................................................................ 33 

Page 11: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Sidik ragam tinggi tanaman 4, 8, dan 12 MST ................................ 39 

2. Sidik ragam jumlah anakan pada 4, 8, dan 12 MST ........................ 39 

3. Sidik ragam panjang daun, lebar daun, dan nisbah panjang/lebar daun .................................................................................................. 40 

4. Sidik ragam produksi dan komponen hasil ...................................... 40 

5. Sidik ragam evapotranspirasi harian ................................................ 42 

7. Tanaman padi yang mengalami kekeringan ..................................... 43 

6. Kondisi tanaman padi umur 8 MST pada berbagai frekuensi irigasi (a) 4 hari sekali; (b) 8 hari sekali; (c) 12 hari sekali; (d) 16 hari sekali .................................................................................... 43 

8. Perbandingan malai padi yang dihasilkan oleh: (a) lima galur berbeda; (b) empat frekuensi irigasi berbeda ................................... 44 

9. Lay Out Percobaan ........................................................................... 45 

Page 12: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kecenderungan permintaan beras dalam negeri terus meningkat seiring

peningkatan jumlah penduduk. Sebagian besar produksi beras nasional masih

mengandalkan produksi padi sawah. Menurut Badan Pusat Statistik (2009)

produksi padi Indonesia selama tahun 2008 adalah sebesar 60.25 juta ton atau

meningkat 3.09 juta ton dibandingkan produksi tahun 2007 yang tercatat

57.16 juta ton. Peningkatan produksi padi ini perlu dipertahankan dan

ditingkatkan pada masa yang akan datang agar swasembada beras yang dicapai

pada tahun 2008 dapat terus dipertahankan.

Usaha peningkatan produksi padi dengan perluasan areal pertanaman padi

kurang tepat untuk diterapkan pada masa sekarang. Hal ini dikarenakan pada saat

ini justru semakin banyak lahan pertanian yang dikonversi menjadi pemukiman

atau kawasan industri. Besaran laju alih fungsi lahan sawah ke non sawah sebesar

187.720 ha/tahun, terdiri atas: (1) Konversi ke non pertanian sebesar

110.164 ha/tahun, (2) Konservasi ke pertanian lainnya sebesar 77.556 ha/tahun

(Badan Pusat Statistik, 2004).

Terjadinya perubahan iklim (climate change) dewasa ini menyebabkan

sulitnya memprediksi musim yang tepat. Perubahan iklim menyebabkan kondisi

iklim yang tidak menentu. Sering terjadi kemarau panjang yang menyebabkan

kekeringan dan krisis air terjadi di suatu wilayah. Sawah yang terkena kekeringan

pada periode tahun 2009 seluas 18 680 ha dan puso seluas 980 ha (Sinar Tani,

2009). Dalam menghadapi kondisi seperti ini, maka diperlukan penggunaan galur

atau varietas padi yang memiliki ketahanan terhadap kondisi ekstrem seperti

kekeringan.

Padi merupakan tanaman yang dapat tumbuh dengan baik pada kondisi

tergenang. Waktu pemberian air yang tepat perlu dilakukan agar padi

mendapatkan air secara berimbang. Dengan pengairan yang tepat, potensi hasil

padi sawah akan mencapai optimum.

Perbedaan frekuensi irigasi akan memberikan pengaruh pada produksi padi

sawah. Penggunaan galur padi yang berbeda juga akan menghasilkan tanggap

Page 13: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

2

yang berbeda pula terhadap kondisi cekaman air, sehingga diharapkan terdapat

galur padi yang dapat beradaptasi dengan baik pada kondisi cekaman air

khususnya kondisi kekeringan.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh frekuensi irigasi

terhadap pertumbuhan lima galur padi sawah yang diuji serta mengetahui respon

galur padi sawah yang diuji terhadap kondisi kekeringan.

Hipotesis Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini yaitu:

1. Perbedaan frekuensi irigasi akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi

padi sawah

2. Perbedaan galur akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi padi sawah

3. Setiap galur padi sawah akan memberikan tanggap yang berbeda terhadap

perbedaan frekuensi irigasi

Page 14: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

TINJAUAN PUSTAKA

Kebutuhan Air Tanaman Padi

Air merupakan komponen yang paling dibutuhkan tanaman selain unsur

hara dan radiasi surya untuk menunjang pertumbuhan, perkembangan, dan

produksi tanaman. Peranan air bagi tanaman menurut Tjondronegoro et al. (1999)

diantaranya yaitu (1) merupakan senyawa prooplasma, (2) air merupakan medium

bagi reaksi-reaksi metabolisme, (3) pereaksi penting dalam fotosintesis dan

proses-proses hidrilitik, (5) serta untuk turgiditas, pertumbuhan sel,

mempertahankan bentuk daun, operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan.

Kebutuhan air pada budidaya tanaman padi secara umum dipengaruhi oleh

topografi, jenis tanah, periode pertumbuhan, dan praktik budidaya. Menurut

Yoshida (1981) tanaman padi membutuhkan air sebanyak 180-300 mm/bulan agar

dapat berproduksi dengan baik. Lebih lanjut Bouman (2009) menambahkan

bahwa untuk menghasilkan 1 kg gabah, tanaman padi membutuhkan 2 500 liter air

yang berasal dari hujan atau irigasi.

Kebutuhan air tanaman padi dibedakan berdasarkan tahap pertumbuhan

yang berbeda. Dalam praktik pengelolaan air, tahap pertumbuhan padi dibagi

menjadi tahap perkecambahan, pertumbuhan vegetatif, reproduktif, dan tahap

pemasakan. Pada tahap perkecambahan, air yang dibutuhkan sedikit. Pada tahap

pertumbuhan vegetatif kelebihan air dapat menghambat pertumbuhan akar. Pada

tahap reproduktif padi membutuhkan air dalam jumlah banyak sedangkan pada

tahap pemasakan padi membutuhkan air dalam jumlah yang sangat sedikit (De

Datta, 1981).

Stress Air Tanaman Padi

Stress atau cekaman air dapat berarti kelebihan atau kekurangan air.

Kelebihan air berupa cekaman banjir sedangkan kekurangan air berupa cekaman

kekeringan. Padi merupakan tanaman yang sangat sensitif terhadap cekaman

kekeringan. Tanda awal penurunan air tanah adalah penggulungan daun yang pada

akhirnya mengurangi radiasi surya pada daun. Penggulungan daun merupakan

Page 15: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

4

ekspresi sederhana kehilangan turgor pada daun (Fischer and Fukai, 2003).

Kekeringan mempengaruhi morfologi, fisiologi, dan aktivitas pada tingkatan

molekular tanaman padi seperti menunda pembungaan, mengurangi distribusi dan

alokasi bahan kering, mengurangi kapasitas fotosintesis sebagai akibat dari

menutupnya stomata, pembatasan berkenaan dengan metabolisme, dan kerusakan

pada koroplas (Farooq et al., 2009).

Cekaman kekeringan pada tiap tahap pertumbuhan dapat menurunkan

hasil. Gejala yang paling umum terjadi akibat cekaman kekeringan antara lain

penggulungan daun, daun mengering, terhentinya pertumbuhan, tertundanya

pembungaan, bulir hampa, dan pengisian bulir yang tidak sempurna (Yoshida,

1981). Menurut Lafitte (2003) tanaman padi sensitif terhadap cekaman kekeringan

terutama pada masa pembungaan. Galur padi yang berbunga dalam waktu tidak

lama setelah pengairan dilakukan, akan lebih sedikit terpengaruh cekaman

kekeringan daripada galur padi yang berbunga lebih lambat. Fischer dan Fukai

(2003) menyatakan bahwa pembungaan sering tertunda selama 2 – 3 minggu pada

kondisi cekaman kekeringan. Dalam beberapa kasus, bahkan bunga tidak muncul.

Frekuensi Irigasi

Irigasi secara umum didefinisikan sebagai penggunaan air pada tanah

untuk keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman

(Hansen et al., 1992). Kebutuhan air irigasi dalam suatu lahan pertanian

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jenis dan sifat tanah, macam dan

jenis tanaman, keadaan iklim, keadaan topografi, luas areal pertanian dan tingkat

kebutuhan air tanaman (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1991).

De Datta (1981) menyatakan bahwa tinggi tanaman, indeks luas daun, dan

produksi bahan kering secara umum menurun seiring meningkatnya interval

waktu irigasi dari 4 hari ke 10 hari. Pengenangan kontinyu dengan kedalaman air

5-7.5 cm merupakan yang paling baik untuk mendapatkan hasil panen optimum,

ketersediaan hara optimum, dan pengendalian gulma.

Page 16: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

5

Evapotranspirasi

Evapotranspirasi adalah ukuran total kehilangan air (penggunaan air)

untuk suatu luasan lahan melalui evaporasi dari permukaan tanah/air dan

transpirasi dari permukaan tanaman (Impron dan Handoko, 1995). Rismunandar

(2001) menyatakan bahwa unsur-unsur yang dapat mempengaruhi kebutuhan air

pada tanaman adalah penyesuaian diri terhadap kebutuhan air, kesuburan tanah,

kelembaban lingkungan, dan serangan penyakit terhadap tanaman.

Evapotranspirasi adalah faktor utama yang mempengaruhi produksi bahan

kering. Menurut Tomar dan O’Toole (1984) tingkat transpirasi tanaman, rendah

pada permulaan masa pertumbuhan dan bertambah secara linear hingga

3-4 mm/hari pada saat pertunasan maksimum dan mencapai 5-7 mm/hari pada

waktu keluar kuncup. Evapotranspirasi musiman rata-rata untuk padi sawah

berkisar antara 4-7 mm/hari.

Page 17: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah kaca University Farm, Cikabayan,

Dramaga, Bogor. Ketinggian tempat di lahan percobaan adalah 208 m dpl.

Pengamatan pascapanen dilakukan di Laboratorium Pascapanen, Departemen

Agronomi dan Hortikultura. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Juli

2010.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi yang berasal

dari lima galur padi sawah hasil penelitian Balai Besar Penelitian Tanaman Padi,

Muara, Bogor. Pupuk anorganik yang digunakan yaitu Urea dengan dosis 250

kg/ha, SP-18 200 kg/ha, dan KCl 100 kg/ha. Bahan lain yang digunakan dalam

pemeliharaan adalah pestisida Furadan dan Decis secara terbatas. Alat yang

digunakan di lapang terdiri atas seperangkat alat budidaya pertanian, ember, gelas

ukur 1 liter, meteran, termometer, neraca analitik, alat tulis dan kamera digital.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak

(RKLT) yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah lima galur padi sawah

(G) yaitu:

(1) G1 = BP1027F-PN-1-2-1-KN-1-MR-3-3

(2) G2 = B10894B-MR-2-3-KN-2-1

(3) G3 = B10214F-KN-2-3-2-1

(4) G4 = B10214F-KN-2-1-1-2

(5) G5 = KAL9418F-KN-2-1-1-2.

Faktor kedua adalah kombinasi frekuensi irigasi (I) dengan empat taraf perlakuan

yaitu:

(1) I1 = irigasi 4 hari sekali (bulan ke-1), 2 hari sekali (bulan ke-2), 1 hari

sekali (bulan ke-3 hingga panen)

Page 18: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

7

(2) I2 = irigasi 8 hari sekali (bulan ke-1), 4 hari sekali (bulan ke-2), 2 hari

sekali (bulan ke-3 hingga panen)

(3) I3 = irigasi 12 hari sekali (bulan ke-1), 6 hari sekali (bulan ke-2), 3 hari

sekali (bulan ke-3 hingga panen)

(4) I4 = irigasi 16 hari sekali (bulan ke-1), 8 hari sekali (bulan ke-2), 4 hari

sekali (bulan ke-3 hingga panen).

Dengan demikian terdapat 20 kombinasi percobaan, masing-masing dengan tiga

ulangan sehingga seluruhnya terdapat 60 satuan percobaan.

Model rancangan yang digunakan adalah sebagai berikut:

Yijk = µ + αi + βj + τk + (αβ)ij + εijk

Yijk = Pengaruh galur ke-i, frekuensi irigasi ke-j, dan ulangan ke-k

µ = Rataan umum

αi = Pengaruh galur ke-i

βj = Pengaruh frekuensi irigasi ke-j

τk = Pengaruh ulangan ke-k

(αβ)ij = Pengaruh interaksi galur ke-i dan frekuensi irigasi ke-j

εijk = Pengaruh galat percobaan galur ke-i, frekuensi irigasi ke-j dan ulangan

ke-k.

Analisis ragam terhadap data hasil pengamatan dilakukan dengan uji F hitung dan

uji lanjut untuk perlakuan yang berbeda nyata dengan uji Tukey pada taraf 5%.

Pelaksanaan Penelitian

Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan berupa tanah sawah yang diperoleh dari

kebun percobaan Sawah Baru. Tanah sawah yang dibutuhkan sebanyak 7 kg per

ember. Tanah sawah yang digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari batu dan

gulma.

Penanaman

Penanaman dilakukan dengan menabur benih secara langsung ke dalam

ember yang telah berisi media tanam. Jumlah benih yang ditanam yaitu 10 benih

untuk tiap ember. Penjarangan dilakukan dengan menyisakan tiga bibit padi yang

tumbuh pada 2 MST.

Page 19: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

8

Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan antara lain pemupukan, pengendalian gulma,

dan pengendalian hama dan penyakit. Pemupukan dilakukan sesuai dosis yang

direkomendasikan. Urea diberikan tiga kali, yaitu pada 3 MST, 7 MST, dan 12

MST. Pupuk SP-18 dan KCl diberikan seluruhnya pada 3 MST. Pengendalian

gulma dilakukan secara manual dengan membersihkan gulma yang ada di ember.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan menggunakan pestisida yang

berbahan aktif deltametrin dan karbofuran.

Perlakuan

Perlakuan yang digunakan terdiri atas empat taraf frekuensi irigasi dan

lima galur padi sawah yang berbeda. Ketinggian genangan air yaitu 2.5 cm diukur

dari permukaan tanah. Perlakuan pengaturan pengairan mulai dilakukan pada 3

MST. Hal ini dilakukan karena pada awal penanaman kondisi tanaman masih labil

dan perlu ketersediaan air yang cukup.

Frekuensi irigasi diubah menjadi 2 hari sekali, 4 hari sekali, 6 hari sekali,

dan 8 hari sekali pada bulan kedua setelah perlakuan. Frekuensi irigasi diubah lagi

menjadi 1 hari sekali, 2 hari sekali, 3 hari sekali, dan 4 hari sekali pada bulan

ketiga. Perubahan frekuensi irigasi dilakukan untuk menghindari kematian

tanaman akibat cekaman kekeringan.

Pemanenan

Panen dilakukan secara bertahap pada tiap rumpun tanaman padi yang

telah memenuhi kriteria panen. Kriteria panen yaitu pada saat 90 % malai telah

menguning dan bulir padi yang terletak di bagian malai terbawah telah masak.

Pengamatan

Pengamatan pertumbuhan tanaman dan komponen hasil dilakukan

terhadap semua tanaman. Pengamatan mulai dilakukan saat tanaman berumur 3

MST. Peubah-peubah yang diamati meliputi:

1. Tinggi tanaman, diamati setiap satu minggu sekali dari 3 MST sampai

10 MST, diukur dari pangkal tanaman sampai ujung daun tertinggi

Page 20: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

9

2. Jumlah anakan/rumpun, diamati setiap satu minggu sekali dari 3 MST

sampai 10 MST, dihitung semua anakan yang daunnya telah terbuka

penuh

3. Panjang dan lebar daun, dilakukan pada saat panen dengan mengambil

satu daun di bawah daun bendera

4. Nisbah panjang/lebar daun, yaitu perbandingan antara panjang daun

dengan luas daun

5. Umur berbunga, dilakukan pada saat malai pertama keluar dari ujung

batang tanaman padi pada tiap rumpun

6. Umur panen, dihitung pada saat 90 % malai telah menguning dan bulir

padi yang terletak di bagian malai terbawah telah masak

7. Jumlah anakan produktif/rumpun, dilakukan pada saat panen dengan

menghitung anakan yang menghasilkan malai pada satu rumpun

8. Panjang malai, diukur dari pangkal malai sampai ujung malai

9. Jumlah malai/rumpun, dihitung dengan cara menghitung seluruh malai

yang terbentuk pada saat panen

10. Jumlah gabah/malai, dihitung dari jumlah gabah pada satu malai

11. Persentase bobot gabah isi, yaitu perbandingan bobot gabah isi dengan

gabah total

12. Persentase jumlah gabah isi, yaitu perbandingan jumlah gabah isi

dengan gabah total

13. Bobot 100 butir gabah, dihitung dari jumlah 100 butir gabah isi dan

ditimbang dengan timbangan analitik

14. Bobot kering tajuk, yaitu bobot bagian tajuk setelah dikeringkan

dengan menggunakan oven selama tiga hari dengan suhu 60˚C

15. Kadar air gabah panen, yaitu kandungan air dalam gabah hasil panen

16. Bobot gabah kering panen, yaitu bobot gabah pada saat panen

17. Bobot gabah kering giling, yaitu bobot gabah pada saat kadar airnya

±14%

18. Persentase penurunan produksi, yaitu persentase penurunan produksi

gabah kering giling yang dihasilkan pada kondisi kekurangan air

terhadap produksi pada kondisi ketersediaan air optimum

Page 21: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

10

19. Evapotranspirasi harian (mm/hari). Evapotranspirasi dihitung

berdasarkan neraca air yaitu irigasi=evapotranspirasi+Δtinggi air.

Karena tinggi air dikembalikan ke kondisi awal setiap kali irigasi maka

Δtinggi air=0. Jadi, evapotranspirasi dalam satuan mm diperoleh

dengan membagi volume irigasi dengan luas permukaan pot/ember.

Page 22: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum

Penanaman dilakukan pada pertengahan bulan Februari 2010. Pemanenan

dilakukan secara bertahap mulai bulan Juni sampai Juli 2010. Lokasi penelitian

yaitu di rumah kaca University Farm Cikabayan, Dramaga, Bogor. Secara umum,

kondisi tanaman padi pada awal pertumbuhan baik, namun pada saat berumur

6 MST ada tanaman yang mati sebanyak empat rumpun.

Kondisi lingkungan di dalam rumah kaca yang digunakan untuk penelitian

sangat berbeda dengan keadaan di lapang. Rata-rata suhu harian di dalam rumah

kaca cukup tinggi terutama pada siang hari. Suhu tertinggi pada siang hari

berkisar antara 36˚C - 43˚C, sedangkan suhu terendah pada malam hari yaitu

berkisar antara 20˚C - 24˚C. Tingginya suhu di dalam rumah kaca mengakibatkan

beberapa tanaman padi mengering dan akhirnya mati.

Beberapa hama yang menyerang tanaman padi pada penelitian ini antara

lain belalang (Valanga nigricornis), walang sangit (Leptocorisa sp), wereng

coklat (Nilaparvata lugens). Penyakit yang ditemukan antara lain blast.

Pengandalian hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan pestisida Decis.

Beberapa gulma yang ada antara lain cacabean (Cleome rutiduspermae) dan

krokot (Portulaca oleracea). Pengendalian gulma dilakukan secara manual

dengan mencabut setiap gulma yang tumbuh di pot/ember.

Tanaman padi mengalami stress setelah perlakuan irigasi dilakukan,

terutama pada frekuensi irigasi yang jarang. Stress tersebut ditandai dengan

kondisi daun dan batang yang layu dan mengering. Sebagian besar tanaman dapat

pulih kembali setelah mendapat irigasi, namun beberapa tanaman yang telah

mencapai titik layu permanen tidak dapat pulih kembali dan akhirnya mati.

Panen dilakukan secara bertahap sesuai umur panen tiap tanaman. Panen

dilakukan pada saat 90 % malai telah menguning dan bulir padi yang terletak di

bagian malai terbawah telah masak. Pemanenan dilakukan dengan cara

menggunting malai dalam satu rumpun.

Page 23: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

12

Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam

Hasil uji F menunjukkan bahwa galur padi yang diuji memberikan tanggap

yang sangat nyata terhadap beberapa peubah yang diamati antara lain tinggi

tanaman 4 MST, 8 MST, dan 12 MST, jumlah anakan 4 MST dan 8 MST, nisbah

panjang/lebar daun, umur berbunga, panjang malai, jumlah gabah per malai, bobot

100 butir, dan kadar air gabah panen. Galur padi memberikan tanggap yang nyata

terhadap peubah lebar daun dan persentase jumlah gabah isi, namun memberikan

tanggap yang tidak nyata terhadap jumlah anakan 12 MST, panjang daun, umur

panen, jumlah anakan produktif, jumlah malai per rumpun, bobot gabah kering

panen, persentase bobot gabah isi, bobot kering tajuk, bobot gabah kering giling,

persentase penurunan produksi, serta evapotranspirasi harian pada bulan pertama,

kedua, dan ketiga setelah perlakuan (Tabel 1).

Frekuensi irigasi memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap

beberapa peubah pengamatan antara lain tinggi tanaman 8 MST dan 12 MST,

jumlah anakan 8 MST dan 12 MST, nisbah panjang/lebar daun, umur berbunga,

umur panen, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah malai, jumlah gabah

per malai, bobot gabah kering panen, bobot kering tajuk, bobot gabah kering

giling, persentase penurunan produksi, serta evapotranspirasi harian pada bulan

pertama, kedua, dan ketiga setelah perlakuan. Frekuensi irigasi memberikan

pengaruh yang nyata terhadap panjang daun dan persentase jumlah gabah isi,

namun tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 4 MST, jumlah anakan

4 MST, lebar daun, bobot 100 butir, persentase bobot gabah isi, dan kadar air

gabah panen (Tabel 1).

Interaksi antara galur dengan frekuensi irigasi tidak berpengaruh nyata

terhadap semua peubah pengamatan kecuali pada tinggi tanaman 4 MST dan

12 MST, panjang daun, panjang malai, jumlah gabah per malai, dan kadar air

gabah panen. Interaksi antara galur dengan frekuensi irigasi memberikan

pengaruh yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman 12 MST, panjang daun, dan

umur panen. Interaksi antara galur dengan frekuensi irigasi memberikan pengaruh

yang nyata terhadap tinggi tanaman 4 MST, panjang malai, jumlah gabah per

malai, dan kadar air gabah panen (Tabel 1).

Page 24: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

13

Tabel 1. Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh frekuensi irigasi dan galur

terhadap peubah pertumbuhan dan produksi padi

Peubah G FI G*FI kk Tinggi Tanaman

4 MST ** tn * 3.5758 MST ** ** tn 6.43612 MST ** ** ** 5.332

Jumlah Anakan 4 MST ** tn tn 11.4648 MST ** ** tn 15.78012 MST tn ** tn 24.693

Panjang Daun tn * ** 6.654Lebar Daun * tn tn 7.688Nisbah Panjang/Lebar Daun ** ** tn 8.704Umur Berbunga ** ** tn 3.819Umur Panen tn ** ** 4.585 Jumlah Anakan Produktif tn ** tn 25.932Panjang Malai ** ** * 4.726Jumlah Malai per Rumpun tn ** tn 26.490Jumlah Gabah per Malai ** ** * 16.983Persentase Bobot Gabah Isi tn tn tn 10.235Persentase Jumlah Gabah Isi * tn tn 22.891Bobot 100 Butir ** tn tn 5.876Bobot Kering Tajuk tn ** tn 28.481Kadar Air Gabah Panen ** tn * 12.844Bobot Gabah Kering Panen tn ** tn 23.195Bobot Gabah Kering Giling tn ** tn 20.190Persentase Penurunan Produksi tn ** tn 41.614Evapotranspirasi Harian

Bulan Pertama tn ** tn 12.781Bulan Kedua tn ** tn 18.522Bulan Ketiga tn ** tn 3.575

Keterangan:

tn = tidak berbeda nyata * = nyata pada taraf 5% ** = nyata pada taraf 1% G = Galur FI = Frekuensi Irigasi G*FI = Interaksi Galur dengan Frekuensi Irigasi kk = koefisien keragaman (%)

Page 25: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

14

Pengaruh Galur

Pertumbuhan Vegetatif Tanaman

Galur 1, 2, dan 3 menghasilkan tinggi tanaman yang tidak berbeda nyata

satu sama lain pada semua umur tanaman. Galur 5 menghasilkan tinggi tanaman

tertinggi dibandingkan galur yang lain pada umur 4 dan 8 MST. Tinggi tanaman

galur 5 tidak berbeda nyata dengan galur 4 pada umur 12 MST (Tabel 2).

Galur 4 dan 5 memiliki karakter tinggi tanaman yang lebih tinggi

dibandingkan galur 1, 2, dan 3. Tinggi tanaman padi dipengaruhi oleh panjang

batang. Beberapa tanaman galur 4 dan 5 rebah menjelang waktu panen

dikarenakan batang padi tidak kuat menopang beban bulir gabah pada malai padi

yang telah berisi. Hal ini menunjukkan bahwa galur 4 dan 5 rentan mengalami

rebah pada umur menjelang panen. Yoshida (1981) menyatakan bahwa kekuatan

bagian tajuk padi dipengaruhi oleh: (1) panjang ruas batang terbawah, (2)

kekuatan atau kekakuan ruas batang yang memanjang, dan (3) kekuatan dan

ketatnya seludang daun.

Tabel 2. Pengaruh galur terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan

Galur Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Anakan (batang)

4 MST 8 MST 12 MST 4 MST 8 MST 12 MST 1 60.78c 83.13bc 94.94b 8.58b 25.83ab 25.33 2 60.02c 83.10bc 93.35b 8.33b 21.50bc 21.17 3 61.72bc 80.38c 95.10b 10.33a 28.50a 25.58 4 63.52b 87.35b 106.97a 9.08b 27.75a 22.67 5 68.23a 95.38a 109.28a 8.58b 20.75c 21.00

Keterangan: Nilai pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Tukey pada taraf 5%

Galur padi yang diuji memberikan tanggap yang sangat nyata terhadap

jumlah anakan pada 4 dan 8 MST, namun pada 12 MST pengaruhnya tidak nyata.

Jumlah anakan terbanyak pada 4 MST dihasilkan oleh galur 3 yaitu sejumlah

10.33 batang, namun pada 8 MST tinggi tanaman galur 3 tidak berbeda nyata

dengan galur 1 dan 4 (Tabel 2).

Galur 2 dan 4 memiliki lebar daun masing-masing sebesar 1.13 cm, nyata

lebih lebar dibandingkan lebar daun galur 3 yaitu sebesar 1.03 cm, namun tidak

Page 26: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

15

berbeda nyata dengan lebar daun yang dimiliki galur 1 dan 5 yaitu masing-masing

sebesar 1.05 cm dan 1.06 cm (Tabel 3). Daun yang sempit diasumsikan

berkontribusi dalam memberikan hasil yang lebih tinggi karena terdistribusi lebih

seragam dibandingkan daun yang lebar serta menyebabkan lebih sedikit efek

naungan di dalam tajuk (Jennings et al., 1979). Galur 3 memiliki nisbah

panjang/lebar daun yang nyata lebih tinggi dibandingkan galur 2 dan 4, namun

tidak berbeda nyata dengan nisbah panjang/lebar daun yang dimiliki galur 1 dan 5

(Tabel 3).

Tabel 3. Pengaruh galur terhadap panjang daun, lebar daun, dan nisbah panjang/lebar daun

Galur Panjang Daun (cm)

Lebar Daun (cm)

Nisbah Panjang/Lebar Daun

1 55.42 1.05ab 53.04ab 2 55.51 1.13a 49.59b 3 58.19 1.03b 57.03a 4 55.18 1.13a 49.53b 5 57.22 1.06ab 54.31ab

Keterangan: Nilai pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Tukey pada taraf 5%

Produksi dan Komponen Hasil

Galur yang paling cepat berbunga adalah galur 5 yaitu 84.75 HST,

sedangkan yang paling lambat berbunga adalah galur 3 yaitu 100.50 HST. Umur

berbunga galur 1, 2, dan 3 tidak berbeda nyata satu sama lain (Tabel 4). Setiap

galur memiliki umur berbunga yang berbeda-beda. Galur 5 memiliki umur

berbunga paling cepat dibandingkan galur lainnya. Pada penelitian ini galur padi

yang berbunga lebih cepat mampu berproduksi lebih baik dibandingkan galur

yang berbunga lebih lambat. Chang et al. (1979) menemukan bahwa genotipe

yang berbunga lebih awal secara umum menghasilkan gabah lebih banyak

dibandingkan yang berbunga lebih lambat karena dapat lolos dari cekaman

kekeringan yang parah pada periode kritis.

Galur 2 menghasilkan panjang malai yang nyata lebih tinggi dibandingkan

galur 3, 4, dan 5, namun tidak berbeda nyata dengan panjang malai yang

dihasilkan oleh galur 1 (Tabel 4). Galur yang menghasilkan malai yang lebih

Page 27: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

16

panjang berpotensi memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan galur yang

menghasilkan malai lebih pendek jika disertai jumlah gabah per malai yang tinggi.

Malai yang terlalu panjang jika tidak diimbangi dengan pengisian bulir yang cepat

dapat menyebabkan tingkat kehampaan gabah yang tinggi. Menurut Jennings et

al. (1979) pengukuran rutin terhadap panjang malai sebagai kriteria seleksi

komponen produksi mungkin tidak terlalu efektif.

Galur 5 menghasilkan jumlah gabah per malai yang nyata lebih tinggi

dibandingkan galur 2, 3, dan 4, namun tidak berbeda nyata dengan jumlah gabah

per malai yang dihasilkan oleh galur 1 (Tabel 4). Jumlah gabah per malai

merupakan salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya hasil panen.

Galur 5 dan 1 lebih banyak menghasilkan jumlah gabah per malai dibandingkan

galur yang lain.

Tabel 4 menunjukkan bahwa galur 4 menghasilkan persentase jumlah

gabah isi yang nyata lebih tinggi dibandingkan galur 5. Galur 4 menghasilkan

persentase jumlah gabah isi yang tidak berbeda nyata dengan persentase jumlah

gabah isi yang dihasilkan galur 1, 2, dan 3.

Tabel 4. Pengaruh galur terhadap umur berbunga, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah malai per rumpun, jumlah gabah per malai, persentase bobot gabah isi

Galur UB UP JAP PM JMR JGM %BGI %JGI 1 91.33b 132.75 20.08 22.43ab 20.17 102.17ab 87.84 68.45ab2 94.33b 128.75 16.75 23.18a 16.75 87.35bc 86.94 66.23ab3 100.50a 129.42 20.75 20.07d 20.75 70.75c 86.65 70.11ab4 93.67b 134.42 18.75 21.11cd 18.75 77.00c 87.34 79.19a 5 84.75c 131.17 18.83 21.81bc 19.42 105.83a 83.95 59.25b

Keterangan: Nilai pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Tukey pada taraf 5% UB=Umur berbunga (HST); UP=Umur panen (HST) JAP=Jumlah anakan produktif (batang); PM=Panjang malai (cm); JMR=Jumlah malai per rumpun (malai); JGM=Jumlah gabah per malai (butir); %BGI=Persentase bobot gabah isi; %JGI=Persentase jumlah gabah isi

Bobot 100 butir tertinggi dihasilkan oleh galur 2 yaitu sebesar 3.27 gram.

Galur 3 dan 4 menghasilkan bobot 100 butir masing-masing sebesar 3.01 gram

dan 2.87 gram, nyata lebih tinggi dibandingkan galur 1 dan 5 yaitu sebesar 2.33

gram dan 2.42 gram. Kadar air gabah panen galur 2 sebesar 34.78% nyata lebih

Page 28: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

17

tinggi dibandingkan galur 1, 4, dan 5 yaitu masing-masing sebesar 29.75%,

27.95%, dan 27.84%, namun tidak berbeda nyata dengan kadar air gabah panen

galur 3 yaitu sebesar 33.28% (Tabel 5).

Tabel 5. Pengaruh galur terhadap bobot 100 butir, bobot kering tajuk, kadar air gabah panen, bobot gabah kering panen, bobot gabah kering giling, persentase penurunan produksi

Galur BSB BKT KAGP BGKP BGKG %PP 1 2.33c 31.11 29.75bc 33.45 29.47 36.03 2 3.27a 32.54 34.78a 34.66 30.75 32.84 3 3.01b 39.95 33.28ab 30.92 26.46 28.39 4 2.87b 37.88 27.95c 30.69 27.44 29.57 5 2.42c 32.72 27.84c 29.54 27.32 26.72

Keterangan: Nilai pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Tukey pada taraf 5% BSB=Bobot 100 butir (gram); BKT=Bobot kering tajuk (gram); KAGP=Kadar air gabah panen (%); BGKP=Bobot gabah kering panen (gram); BGKG=Bobot gabah kering giling (gram); %PP=Persentase penurunan produksi

Evapotranspirasi Harian

Hasil uji F menunjukkan bahwa galur padi yang diuji memberikan tanggap

yang tidak nyata terhadap evapotranspirasi harian pada bulan pertama, kedua, dan

ketiga setelah perlakuan (Tabel 1). Hal ini menunjukkan bahwa semua galur

menghasilkan evapotranspirasi harian yang tidak berbeda.

Tabel 6. Pengaruh galur terhadap evapotranspirasi harian

Galur Evapotranspirasi Harian (mm/hari) Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3

1 6.48 10.72 9.66 2 6.86 11.38 10.60 3 6.80 10.85 10.58 4 6.63 11.11 10.77 5 6.72 11.48 9.79

Keterangan: Nilai pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Tukey pada taraf 5%

Page 29: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

18

Pengaruh Frekuensi Irigasi

Pertumbuhan Vegetatif Tanaman

Frekuensi irigasi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada

4 MST, tetapi memberikan pengaruh yang sangat nyata pada umur 8 dan 12 MST

(Tabel 1). Tinggi tanaman tertinggi diperoleh pada perlakuan frekuensi irigasi 1

yaitu masing-masing sebesar 95.27 cm dan 112.78 cm pada 8 dan 12 MST. tinggi

tanaman yang dihasilkan frekuensi irigasi 2 tidak berbeda nyata dengan frekuensi

irigasi 3 pada 8 MST. Pada 12 MST, tinggi tanaman yang dihasilkan frekuensi

irigasi 2 nyata lebih tinggi dibandingkan frekuensi irigasi 3 (Tabel 7).

Cekaman kekeringan yang terjadi pada masa pembentukan anakan

mengurangi tinggi tanaman (Murty dan Ramakrishnawa, 1982). Kondisi

kekeringan yang terjadi menyebabkan perubahan unsur hara dalam tanah.

Perubahan zat hara pada kelembaban tanah yang kurang baik memiliki efek yang

besar terhadap serapan zat hara dan pertumbuhan tanaman padi termasuk terhadap

pertumbuhan tiinggi tanaman.

Frekuensi irigasi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan pada

4 MST, tetapi memberikan pengaruh yang sangat nyata pada umur 8 dan 12 MST

(Tabel 1). Pada 8 dan 12 MST, jumlah anakan tertinggi diperoleh pada perlakuan

irigasi 1 masing-masing 29.80 batang dan 32.20 batang. Pada umur 8 MST jumlah

anakan yang dihasilkan pada frekuensi irigasi 3 nyata lebih tinggi dibandingkan

frekuensi irigasi 4, namun pada 12 MST jumlah anakan pada frekuensi 3 menjadi

tidak berbeda nyata dengan frekuensi irigasi 4 (Tabel 7).

Perbedaan frekuensi irigasi belum memberikan pengaruh yang nyata pada

umur 4 MST. Hal ini dikarenakan perlakuan frekuensi irigasi baru dilakukan pada

umur 3 MST sehingga pada umur 4 MST proses pembentukan anakan tidak

terganggu oleh cekaman kekeringan. Pengaruh frekuensi irigasi terlihat pada umur

8 dan 12 MST ketika terjadi cekaman kekeringan pada perlakuan frekuensi 2, 3,

dan 4. Pada 8 MST semua tanaman padi masih dalam fase vegetatif yang ditandai

dengan pembentukan anakan yang banyak. Kondisi kekeringan sebelum atau

selama masa pembentukan anakan mengurangi jumlah anakan dan jumlah malai

per rumpun (Bouman et al., 2007).

Page 30: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

19

Tabel 7. Pengaruh frekuensi irigasi terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan

Frekuensi Irigasi

Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Anakan (batang) 4 MST 8 MST 12 MST 4 MST 8 MST 12 MST

1 63.68 95.27a 112.78a 8.93 29.80a 32.20a 2 62.24 85.65b 99.29b 8.73 24.93b 25.47b 3 63.38 85.75b 93.46c 9.07 24.67b 15.67c 4 62.13 76.79c 94.17bc 9.20 20.07c 19.27c

Keterangan: Nilai pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Tukey pada taraf 5%

Panjang daun yang dihasilkan oleh frekuensi irigasi 1 sebesar 58.22 cm

nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan frekuensi irigasi 2 yaitu sebesar

53.97 cm, namun tidak berbeda nyata dengan panjang daun pada frekuensi irigasi

3 dan 4 yaitu masing-masing sebesar 56.70 cm dan 56.32 cm (Tabel 8). Panjang

daun yang dihasilkan pada kondisi ketersedian air yang kurang lebih pendek

dibandingkan kondisi ketersediaan air optimum. Menurut Murty dan

Ramakrishnawa (1982) cekaman kekeringan yang terjadi pada fase vegetatif

mengurangi panjang daun, menyebabkan daun menggulung dan mengering.

Woperies et al. (1996) menambahkan bahwa laju pertambahan panjang daun pada

tanaman yang mendapat cekaman kekeringan menurun dengan cepat setelah

periode awal pertumbuhan normal. Nisbah panjang/lebar daun pada frekuensi

irigasi 1 sebesar 56.59 nyata lebih tinggi dibandingkan frekuensi irigasi 2 dan 4

yaitu masing-masing sebesar 51.00, namun tidak berbeda nyata dengan nisbah

panjang/lebar daun pada frekuensi irigasi 3 yaitu sebesar 52.20 (Tabel 8).

Tabel 8. Pengaruh frekuensi irigasi terhadap panjang daun, lebar daun, dan nisbah panjang/lebar daun

Keterangan: Nilai pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Tukey pada taraf 5%

Frekuensi Irigasi

Panjang Daun (cm)

Lebar Daun (cm)

Nisbah Panjang/Lebar Daun

1 58.22a 1.03 56.59a 2 53.97b 1.07 51.00b 3 56.70ab 1.09 52.20ab 4 56.32ab 1.11 51.00b

Page 31: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

20

Produksi dan Komponen Hasil

Umur berbunga tercepat terjadi pada frekuensi irigasi 1 yaitu 84.13 HST.

Umur berbunga pada frekuensi irigasi 2 nyata lebih cepat dibandingkan frekuensi

irigasi 3 dan 4. Frekuensi irigasi 3 menghasilkan umur berbunga yang tidak

berbeda nyata dengan frekuensi irigasi 4 (Tabel 9). Pada kondisi kelembaban

tanah yang rendah seperti yang terjadi pada frekuensi irigasi 3 dan 4, tanaman

padi mengalami cekaman kekeringan yang menyebabkan tertundanya umur

berbunga. Semakin parah cekaman kekeringan yang terjadi mengakibatkan

semakin lama pula tertundanya umur berbunga. Terjadinya penundaan umur

berbunga diduga disebabkan oleh masa vegetatif yang lebih panjang akibat

kekeringan. Cekaman kekeringan yang terjadi pada masa pembentukan anakan

memperpanjang fase vegetatif bahkan setelah cekaman kekeringan berakhir

(Murty dan Ramakrishnawa, 1982).

Menurut Boonjung dan Fukai (1996) penundaan umur berbunga paling

lama terjadi ketika cekaman kekeringan terjadi selama masa inisiasi malai hingga

pembungaan. Cekaman kekeringan 23 hari mulai umur 63 HST menunda umur

berbunga selama 18 hari, dan cekaman kekeringan 34 hari mulai umur 75 dan 54

HST menunda umur berbunga masing-masing selama 22 dan 28 hari. Woperies et

al. (1996) melaporkan bahwa cekaman kekeringan pada masa awal pertumbuhan

menunda umur berbunga hingga 22 hari.

Umur panen pada frekuensi irigasi 3 nyata lebih cepat dibandingkan

frekuensi irigasi 1 dan 4, namun tidak berbeda nyata dengan umur panen pada

frekuensi irigasi 2. Frekuensi irigasi 1 menghasilkan umur panen yang tidak

berbeda nyata dengan frekuensi irigasi 4 (Tabel 9).

Jumlah anakan produktif yang dihasilkan oleh frekuensi irigasi 1 sejumlah

24.13 batang nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan frekuensi irigasi 3 dan 4

yaitu masing-masing sejumlah 14.07 batang dan 17.47 batang. Jumlah anakan

produktif yang dihasilkan oleh frekuensi irigasi 1 tidak berbeda nyata dengan

frekuensi irigasi 2 yaitu sebesar 20.47 batang (Tabel 9). Frekuensi irigasi yang

jarang menyebabkan tanaman padi pada perlakuan frekuensi irigasi 3 dan 4

mengalami kondisi kekeringan. Kondisi ini mengakibatkan banyak anakan

menjadi tidak produktif karena tidak menghasilkan malai. Beberapa anakan mati

Page 32: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

21

akibat kekeringan sebelum memasuki fase pertumbuhan reproduktif. Fase

reproduktif dimulai saat produksi anakan mencapai maksimum dan mencakup

fase pembentukan primordia malai, bunting, keluarnya malai, dan pembungaan.

Pada fase ini, tanaman padi membutuhkan air dibutuhkan dalam jumlah yang

banyak (De Datta, 1981).

Panjang malai yang dihasilkan perlakuan frekuensi irigasi 1 sebesar 22.90

cm nyata paling tinggi dibandingkan perlakuan frekuensi irigasi 2, 3, dan 4 yaitu

masing-masing sebesar 21.66 cm, 21.27 cm, dan 21.05 cm. Panjang malai yang

dihasilkan oleh frekuensi irigasi 2, 3, dan 4 tidak berbeda nyata satu sama lain

(Tabel 9). Ketersediaan air mempengaruhi panjang malai yang dihasilkan. Pada

kondisi defisit air panjang malai yang dihasilkan lebih pendek dibandingkan pada

kondisi optimum.

Jumlah malai per rumpun yang dihasilkan oleh perlakuan frekuensi irigasi

1 sebanyak 24.27 malai, nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan frekuensi

irigasi 3 dan 4 yaitu masing-masing sebanyak 14.07 malai dan 17.47 malai,

namun tidak berbeda nyata dengan jumlah malai per rumpun yang dihasilkan

frekuensi irigasi 2 yaitu sebanyak 20.87 malai (Tabel 9). Kondisi kekeringan

sebelum atau selama masa pembentukan anakan mengurangi jumlah malai per

rumpun (Woperies et al., 1996; Bouman et al., 2007). Cekaman kekeringan pada

frekuensi irigasi 3 dan 4 menyebabkan sejumlah anakan mati dan tidak

menghasilkan malai sehingga jumlah malai per rumpun menjadi lebih sedikit

dibandingkan frekuensi irigasi 1 dan 2.

Jumlah gabah per malai yang dihasilkan oleh frekuensi irigasi 1 sebesar

107.20 butir nyata paling tinggi dibandingkan perlakuan frekuensi irigasi 2, 3, dan

4 yaitu masing-masing sebesar 84.00 butir, 81.95 butir, dan 81.33 butir. Jumlah

gabah per malai yang dihasilkan frekuensi irigasi 2 tidak berbeda nyata dengan

frekuensi irigasi 3 dan 4 (Tabel 9). Kekeringan yang terjadi antara fase inisiasi

malai dan pembungaan mengakibatkan berkurangnya jumlah gabah per malai

(Bouman et al., 2007). Jumlah gabah yang terbentuk pada setiap malai tergantung

pada saat inisiasi malai. Kondisi kekeringan yang terjadi pada tahap ini

menyebabkan inisiasi malai terhambat sehingga bunga yang terbentuk semakin

sedikit mengakibatkan penurunan jumlah gabah per malai yang dihasilkan.

Page 33: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

22

Tabel 9. Pengaruh frekuensi irigasi terhadap umur berbunga, umur panen, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah malai per rumpun, jumlah gabah per malai, persentase bobot gabah isi

Frekuensi Irigasi UB UP JAP PM JMR JGM %BGI

1 84.13c 128.27b 24.13a 22.90a 24.27a 107.20a 87.16 2 90.80b 133.07ab 20.47ab 21.66b 20.87ab 84.00b 84.91 3 96.80a 136.07a 14.07c 21.27b 14.07c 81.95b 86.25 4 99.93a 127.80b 17.47bc 21.05b 17.47bc 81.33b 87.84

Keterangan: Nilai pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Tukey pada taraf 5% UB=Umur berbunga (HST); UP=Umur panen (HST); JAP=Jumlah anakan produktif (batang); PM=Panjang malai (cm); JMR=Jumlah malai per rumpun (malai); JGM=Jumlah gabah per malai (butir); %BGI=Persentase bobot gabah isi

Tabel 10 menunjukkan bahwa bobot gabah kering panen yang dihasilkan

oleh frekuensi irigasi 1 sebesar 45.51 gram nyata paling tinggi dibandingkan

perlakuan frekuensi irigasi 2, 3, dan 4 yaitu masing-masing sebesar 31.43 gram,

23.15 gram, dan 27.33 gram. Bobot gabah kering panen yang dihasilkan frekuensi

irigasi 3 tidak berbeda nyata dengan frekuensi irigasi 4. Rendahnya bobot gabah

kering panen pada frekuensi 2, 3, dan 4 dibandingkan frekuensi irigasi 1 diduga

disebabkan oleh rendahnya jumlah anakan produktif, jumlah malai per rumpun,

dan jumlah gabah per malai yang dihasilkan (Tabel 9).

Bobot kering tajuk yang dihasilkan oleh frekuensi irigasi 1 sebesar

50.80 gram nyata paling tinggi dibandingkan perlakuan frekuensi irigasi 2, 3, dan

4 yaitu masing-masing sebesar 37.77 gram, 20.57 gram, dan 30.22 gram. Kondisi

ketersediaan air yang rendah mengakibatkan penurunan produksi bahan kering

termasuk pada bagian tajuk (Tabel 10). Hal ini sejalan dengan yang ditemukan

oleh Kumar et al. (2006) bahwa ketersediaan air pada fase reproduktif secara

nyata mempengaruhi produksi bahan kering pascapembungaan.

Bobot gabah kering giling tertinggi dihasilkan oleh frekuensi irigasi 1

yaitu sebesar 41.77 gram. Frekuensi irigasi 2 menghasilkan bobot gabah kering

giling yang nyata lebih tinggi dibandingkan frekuensi irigasi 3 namun tidak

berbeda nyata dengan bobot gabah kering giling frekuensi irigasi 4 (Tabel 10).

Tinggi rendahnya bobot gabah kering giling ditentukan oleh bobot gabah kering

panen yang dihasilkan oleh tiap perlakuan frekuensi irigasi.

Page 34: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

23

Tanaman padi yang diberi perlakuan frekuensi irigasi 1 dijadikan sebagai

acuan pada peubah persentase penurunan produksi,. Tabel 10 menunjukkan

bahwa persentase penurunan produksi yang dihasilkan oleh frekuensi irigasi 3

sebesar 48.87 % nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan frekuensi irigasi 2

yaitu sebesar 32.44 %, namun tidak berbeda nyata dengan persentase penurunan

produksi pada frekuensi irigasi 4 yaitu sebesar 41.52 %.

Tanaman padi yang diberi perlakuan frekuensi irigasi dijadikan sebagai

kontrol karena mendapat pengairan yang cukup. Kondisi kekeringan yang terjadi

pada tanaman padi yang diberi perlakuan irigasi 2, 3, dan 4 mengakibatkan

terjadinya penurunan hasil dibandingkan tanaman padi yang diberi pengairan

yang cukup seperti pada frekuensi irigasi 1. Pantuwan et al. (2002) melaporkan

bahwa terjadi penurunan produksi sebesar 55% pada tanaman padi yang diberi

perlakuan cekaman kekeringan dibandingkan dengan tanaman padi yang diberi

pengairan yang cukup.

Tabel 10. Pengaruh frekuensi irigasi terhadap persentase jumlah gabah isi, bobot 100 butir, bobot kering tajuk, kadar air gabah panen, bobot gabah kering panen, bobot gabah kering giling, persentase penurunan produksi

Frekuensi Irigasi %JGI BSB BKT KAGP BGKP BGKG %PP

1 71.57 2.78 50.80a 30.10 45.51a 41.77a 0.00c 2 63.54 2.81 37.77b 30.99 31.43b 27.35b 32.44b 3 70.02 2.81 20.57c 30.84 23.15c 20.25c 48.87a 4 69.46 2.70 30.22bc 30.95 27.33bc 23.79bc 41.52ab

Keterangan: Nilai pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Tukey pada taraf 5% %JGI=Persentase jumlah gabah isi; BSB=Bobot 100 butir (gram); BKT=Bobot kering tajuk (gram); KAGP=Kadar air gabah panen (%); BGKP=Bobot gabah kering panen (gram); BGKG=Bobot gabah kering giling (gram); %PP=Persentase penurunan produksi

Evapotranspirasi Harian

Tabel 11 menunjukkan bahwa pada bulan pertama setelah perlakuan

frekuensi irigasi, evapotranspirasi harian tertinggi dihasilkan oleh frekuensi irigasi

1 sedangkan yang terendah dihasilkan oleh frekuensi irigasi 4. Evapotranspirasi

harian Pada bulan kedua yang dihasilkan oleh frekuensi irigasi 3 tidak berbeda

Page 35: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

24

nyata dengan frekuensi irigasi 4. Nilai evapotranspirasi pada bulan 3 setelah

perlakuan frekuensi irigasi 2 menjadi tidak berbeda nyata dengan frekuensi irigasi

1 dan 4, namun masih tetap nyata lebih tinggi dibandingkan frekuensi irigasi 3.

Kehilangan air ke atmosfer ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan dan

faktor tanaman. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi tuntutan

evapotranspirasi antara lain radiasi matahari, temperatur, dan kelembapan relatif.

Faktor-faktor tanaman yang mempengaruhi tuntutan evapotranspirasi antara lain

penutupan stomata, jumlah dan ukuran stomata, jumlah daun, penggulungan atau

pelipatan daun, serta kedalaman dan proliferasi akar (Gardner et al., 1991).

Frekuensi irigasi 1 menghasilkan evapotranspirasi harian yang lebih tinggi

dibandingkan frekuensi irigasi yang lain. Hal ini dikarenakan pada frekuensi

irigasi 1 kadar air tanah menjadi tinggi. Dalam kondisi air tanah yang tinggi,

evapotranspirasi dengan meningkatnya tuntunan atmosfer. Tingginya temperatur

dalam rumah kaca turut meningkatkan evapotranspirasi harian frekuensi irigasi 1.

Sebaliknya evapotranspirasi yang dihasilkan frekuensi irigasi 2, 3, dan 4 lebih

rendah daripada frekuensi irigasi 1 karena terjadinya penutupan stomata dan

penggulungan daun sebagai respon atas cekaman kekeringan yang dialami.

Tabel 11. Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi harian

Frekuensi Irigasi Evapotranspirasi harian (mm/hari) Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3

1 10.58a 18.19a 13.21a 2 6.55b 12.70b 11.19ab 3 5.53c 6.33c 7.27c 4 4.13d 7.21c 9.43b

Keterangan: Nilai pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Tukey pada taraf 5%

Nilai evapotranspirasi harian berkorelasi positif dengan produksi bahan

kering. Menurut Sulistyono et al. (2005) evapotranspirasi yang tinggi

menghasilkan produk bahan kering yang lebih tinggi. Tabel 10 menunjukkan

bahwa frekuensi irigasi 1 dan 2 menghasilkan bobot kering tanaman, bobot gabah

kering panen, dan bobot gabah kering giling yang lebih tinggi dibandingkan

dengan yang dihasilkan oleh frekuensi irigasi 3 dan 4. Sementara itu Tabel 11

menunjukkan bahwa pada frekuensi irigasi 1 dan 2 terjadi evapotranspirasi harian

Page 36: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

25

yang lebih tinggi dibanding pada frekuensi irigasi 3 dan 4. Hal ini menunjukkan

adanya korelasi positif antara evapotranspirasi dengan produksi bahan kering

tersebut.

Pengaruh Interaksi Galur dengan Frekuensi Irigasi

Pertumbuhan Vegetatif Tanaman

Tabel 12 menunjukkan bahwa tinggi tanaman 4 MST yang dihasilkan oleh

interaksi frekuensi irigasi 1 dengan galur 5 tidak berbeda nyata dengan tinggi

tanaman yang dihasilkan oleh interaksi frekuensi irigasi 1 dengan galur 1, 2, 3,

dan 4. Tinggi tanaman 4 MST yang dihasilkan oleh interaksi frekuensi irigasi 2

dengan galur 5 tidak berbeda nyata dengan tinggi tanaman yang dihasilkan oleh

interaksi frekuensi irigasi 2 dengan galur 1, 2, 3, dan 4. Tinggi tanaman 4 MST

yang dihasilkan oleh interaksi frekuensi irigasi 3 dengan galur 5 nyata lebih tinggi

dibandingkan tinggi tanaman yang dihasilkan interaksi frekuensi irigasi 3 dengan

galur 1, 2, 3, dan 4. Tinggi tanaman 4 MST yang dihasilkan oleh interaksi

frekuensi irigasi 4 dengan galur 5 nyata lebih tinggi dibandingkan tinggi tanaman

yang dihasilkan interaksi frekuensi irigasi 4 dengan galur 1, 2, dan 3, namun tidak

berbeda nyata dengan tinggi tanaman yang dihasilkan oleh interaksi frekuensi

irigasi 4 dengan galur 4.

Tinggi tanaman 12 MST yang dihasilkan oleh interaksi frekuensi irigasi 1

dengan galur 5 nyata lebih tinggi dibandingkan interaksi frekuensi irigasi 1

dengan galur 1, 2, dan 3, namun tidak berbeda nyata dengan tinggi tanaman yang

dihasilkan oleh interaksi frekuensi irigasi 1 dengan galur 4. Tinggi tanaman

12 MST yang dihasilkan oleh interaksi frekuensi irigasi 2 dan 3 dengan galur 5

nyata lebih tinggi dibandingkan interaksi frekuensi irigasi 2 dan 3 dengan galur 1,

2, 3, dan 4. Tinggi tanaman 12 MST yang dihasilkan oleh interaksi frekuensi

irigasi 4 dengan galur 4 nyata lebih tinggi dibandingkan interaksi frekuensi irigasi

4 dengan galur 1, namun tidak berbeda nyata dengan tinggi tanaman yang

dihasilkan interaksi frekuensi irigasi 4 dengan galur 2, 3, dan 5 (Tabel 12).

Page 37: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

26

Tabel 12. Interaksi antara galur dengan frekuensi irigasi terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan

Galur Frekuensi Irigasi

Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Anakan (batang) 4 MST 8 MST 12 MST 4 MST 8 MST 12 MST

1 1 62.43 92.27 110.10 8.67 32.33 36.33 2 62.70 77.60 96.33 8.67 22.67 28.00 3 61.00 85.20 89.00 9.00 27.00 15.67 4 57.00 77.47 84.33 8.00 21.33 21.33

2 1 62.83 94.87 98.97 8.67 23.67 27.00 2 59.53 85.97 91.80 8.67 24.00 20.67 3 59.53 83.47 90.33 8.33 19.33 20.00 4 58.20 68.10 92.30 7.67 19.00 17.00

3 1 62.63 86.83 104.37 10.33 36.67 38.33 2 59.83 79.63 93.33 10.00 28.00 28.67 3 63.00 78.87 92.00 10.00 27.67 15.00 4 61.43 76.17 90.70 11.00 21.67 20.33

4 1 63.50 96.13 120.23 8.33 32.67 32.67 2 62.93 85.40 98.43 9.00 28.67 27.67 3 63.00 86.87 104.53 9.33 29.33 10.67 4 64.63 81.00 104.67 9.67 20.33 19.67

5 1 67.00 106.27 130.23 8.67 23.67 26.67 2 66.20 99.63 116.57 7.33 21.33 22.33 3 70.37 94.37 91.43 8.67 20.00 17.00 4 69.33 81.23 98.87 9.67 18.00 18.00

Nilai Tukey (0.05) 6.950 17.091 16.478 3.185 12.135 17.679 Keterangan: Dua angka yang selisihnya < nilai Tukey menunjukkan hasil yang tidak berbeda

nyata pada uji lanjut Tukey taraf 5%

Interaksi antara galur dengan frekuensi irigasi memberi pengaruh yang

sangat nyata terhadap panjang daun (Tabel 1). Pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa

panjang daun yang dihasilkan oleh interaksi frekuensi irigasi 1, 2, dan 4 dengan

galur 5 tidak berbeda nyata dengan panjang daun yang dihasilkan oleh interaksi

frekuensi irigasi 1, 2, dan 4 dengan galur 1, 2, 3, dan 4. Panjang daun yang

dihasilkan oleh interaksi frekuensi irigasi 3 dengan galur 3 nyata lebih tinggi

dibandingkan interaksi frekuensi irigasi 3 dengan galur 4, namun tidak berbeda

nyata dengan panjang daun yang dihasilkan oleh interaksi frekuensi irigasi 3

dengan galur 1, 2, dan 5.

Page 38: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

27

Tabel 13. Interaksi antara galur dengan frekuensi irigasi terhadap panjang daun, lebar daun, dan nisbah panjang/lebar daun

Galur Frekuensi Irigasi

Panjang Daun (cm)

Lebar Daun (cm)

Nisbah Panjang/Lebar Daun

1 1 61.37 1.03 59.47 2 49.47 1.03 48.05 3 58.10 1.03 56.50 4 52.73 1.10 48.12

2 1 55.97 1.10 50.88 2 54.00 1.13 47.75 3 55.78 1.10 50.74 4 56.30 1.17 48.99

3 1 53.13 0.93 56.92 2 55.87 0.97 57.80 3 64.90 1.17 56.34 4 58.87 1.03 57.05

4 1 58.20 1.07 55.15 2 56.77 1.13 50.70 3 48.21 1.13 42.60 4 57.53 1.17 49.65

5 1 62.43 1.03 60.54 2 53.77 1.07 50.72 3 56.52 1.03 54.81 4 56.17 1.10 51.19

Nilai Tukey (0.05) 11.586 0.256 14.186 Keterangan: Dua angka yang selisihnya < nilai Tukey menunjukkan hasil yang tidak berbeda

nyata pada uji lanjut Tukey taraf 5%

Produksi dan Komponen Hasil

Umur panen yang dihasilkan oleh interaksi frekuensi irigasi 1 dengan

galur 4 nyata lebih tinggi dibandingkan interaksi frekuensi irigasi 1 dengan galur

1, 2 dan 5, namun tidak berbeda nyata dengan umur panen yang dihasilkan oleh

interaksi frekuensi irigasi 1 dengan galur 3. Umur panen yang dihasilkan oleh

interaksi frekuensi irigasi 2 dengan galur 3 tidak berbeda nyata dengan panjang

malai yang dihasilkan oleh interaksi frekuensi irigasi 2 dengan galur 1, 2, 4, dan 5.

Umur panen yang dihasilkan oleh interaksi frekuensi irigasi 3 dengan galur 1

nyata lebih tinggi dibandingkan interaksi frekuensi irigasi 3 dengan galur 3,

namun tidak berbeda nyata dengan panjang malai yang dihasilkan interaksi

frekuensi irigasi 3 dan 4 dengan galur 2, 4, dan 5. Umur panen yang dihasilkan

Page 39: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

28

oleh interaksi frekuensi irigasi 4 dengan galur 1 nyata lebih tinggi dibandingkan

interaksi frekuensi irigasi 4 dengan galur 2 dan 3, namun tidak berbeda nyata

dengan umur panen yang dihasilkan interaksi frekuensi irigasi 4 dengan galur 4

dan 5 (Tabel 14).

Panjang malai yang dihasilkan oleh interaksi frekuensi irigasi 1 dengan

galur 2 nyata lebih tinggi dibandingkan interaksi frekuensi irigasi 1 dengan galur

3, namun tidak berbeda nyata dengan panjang malai yang dihasilkan oleh interaksi

frekuensi irigasi 1 dengan galur 1, 4, dan 5. Panjang malai yang dihasilkan oleh

interaksi frekuensi irigasi 2 dengan galur 2 nyata lebih tinggi dibandingkan

interaksi frekuensi irigasi dengan galur 3, 4, dan 5, namun tidak berbeda nyata

dengan panjang malai yang dihasilkan oleh interaksi frekuensi irigasi 2 dengan

galur 1. Panjang malai yang dihasilkan oleh interaksi frekuensi irigasi 3 dan 4

dengan galur 2 tidak berbeda nyata dengan panjang malai yang dihasilkan

interaksi frekuensi irigasi 3 dan 4 dengan galur 1, 3, 4, dan 5 (Tabel 14).

Pada kondisi ketersediaan air yang cukup, galur 2 menghasilkan panjang

malai yang lebih tinggi dibandingkan dengan galur yang lain. Namun pada

kondisi ketersediaan air yang kurang seperti pada frekuensi irigasi 4, semua galur

menghasilkan panjang malai yang tidak berbeda nyata satu sama lain. Cekaman

kekeringan telah menurunkan panjang malai yang dihasilkan pada semua galur

termasuk pada galur yang mampu menghasilkan panjang malai lebih tinggi pada

kondisi ketersediaan air optimum.

Jumlah gabah per malai yang dihasilkan oleh interaksi frekuensi irigasi 1

dengan galur 5 nyata lebih tinggi dibandingkan interaksi frekuensi irigasi 1

dengan galur 3 dan 4, namun tidak berbeda nyata dengan jumlah gabah per malai

yang dihasilkan oleh interaksi frekuensi irigasi 1 dengan galur 1 dan 2. Jumlah

gabah per malai yang dihasilkan oleh interaksi frekuensi irigasi 2, 3, dan 4 dengan

galur 5 tidak berbeda nyata dengan jumlah gabah per malai yang dihasilkan oleh

interaksi frekuensi irigasi 2, 3, dan 4 dengan galur 1, 2, 3, dan 4 (Tabel 14).

Galur 1, 2, dan 5 menghasilkan jumlah gabah per malai yang lebih tinggi

dibandingkan dengan dua galur yang lain pada kondisi ketersediaan air yang

cukup. Namun pada kondisi ketersediaan air yang kurang seperti pada frekuensi

irigasi 2, 3 dan 4, semua galur menghasilkan jumlah gabah per malai yang tidak

Page 40: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

29

berbeda nyata satu sama lain. Cekaman kekeringan telah menurunkan jumlah

gabah per malai yang dihasilkan pada semua galur termasuk pada galur yang

mampu menghasilkan jumlah gabah per malai lebih tinggi pada kondisi

ketersediaan air optimum.

Tabel 14. Interaksi antara galur dengan frekuensi irigasi terhadap umur berbunga, umur panen, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah malai per rumpun, jumlah gabah per malai, persentase bobot gabah isi

Galur Frekuensi Irigasi UB UP JAP PM JMR JGM %BGI

1 1 81.67 114.00 25.00 24.47 25.00 122.67 88.14 2 86.00 127.67 19.33 21.97 19.67 105.00 89.94 3 97.00 148.00 15.00 21.48 15.00 85.33 89.77 4 100.67 141.33 21.00 21.80 21.00 95.67 83.50

2 1 86.67 116.33 20.33 24.83 20.33 100.00 87.91 2 92.00 137.67 19.00 23.68 19.00 81.33 87.51 3 99.00 147.00 12.67 21.85 12.67 81.41 82.62 4 99.67 114.00 15.00 22.37 15.00 86.67 89.71

3 1 92.00 143.00 28.33 20.57 28.33 80.00 87.43 2 99.33 140.00 23.33 19.68 23.33 62.33 88.22 3 103.00 120.67 13.33 20.77 13.33 78.67 81.98 4 107.67 114.00 18.00 19.24 18.00 62.00 88.96

4 1 86.00 146.67 26.33 21.34 26.33 89.00 91.58 2 94.67 121.67 22.67 20.66 22.67 64.33 79.17 3 95.00 130.67 9.00 22.07 9.00 88.33 88.84 4 99.00 138.67 17.00 20.37 17.00 66.33 89.76

5 1 74.33 121.33 20.67 23.30 21.33 144.33 80.74 2 82.00 138.33 18.00 22.32 19.67 107.00 79.70 3 90.00 134.00 20.33 20.18 20.33 76.00 88.07 4 92.67 131.00 16.33 21.46 16.33 96.00 87.28

Nilai Tukey (0.05) 10.973 18.617 15.264 3.175 15.702 46.546 27.393Keterangan: Dua angka yang selisihnya < nilai Tukey menunjukkan hasil yang tidak berbeda

nyata pada uji lanjut Tukey taraf 5% UB=Umur berbunga (HST); UP=Umur panen (HST); JAP=Jumlah anakan produktif (batang); PM=Panjang malai (cm); JMR=Jumlah malai per rumpun (malai); JGM=Jumlah gabah per malai (butir); %BGI=Persentase bobot gabah isi

Kadar air gabah panen yang dihasilkan oleh interaksi frekuensi irigasi 1, 2

dan 4 dengan galur 3 tidak berbeda nyata dengan kadar air gabah panen yang

dihasilkan oleh interaksi frekuensi irigasi 1, 2 dan 4 dengan galur 1, 2, 4, dan 5.

Kadar air gabah panen yang dihasilkan oleh interaksi frekuensi irigasi 3 dengan

Page 41: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

30

galur 2 nyata lebih tinggi dibandingkan interaksi frekuensi irigasi 3 dengan galur

4, namun tidak berbeda nyata dengan kadar air gabah panen yang dihasilkan oleh

interaksi frekuensi irigasi 3 dengan galur 1, 3, dan 5 (Tabel 15).

Tabel 15. Interaksi antara galur dengan frekuensi irigasi terhadap persentase jumlah gabah isi, bobot 100 butir, bobot kering tajuk, kadar air gabah panen, bobot gabah kering panen, bobot gabah kering giling, persentase penurunan produksi

Galur Frekuensi Irigasi %JGI BSB BKT KAGP BGKP BGKG %PP

1 1 82.62 2.31 43.60 27.11 51.80 46.41 0.00 2 63.17 2.40 27.83 30.29 31.70 27.80 39.613 66.42 2.54 21.39 30.83 21.81 18.97 57.244 61.59 2.06 31.60 30.77 28.48 24.69 47.25

2 1 68.99 3.28 48.43 32.87 47.01 46.15 0.00 2 64.59 3.39 35.77 38.00 36.58 30.18 34.243 62.21 3.29 18.63 36.98 24.85 20.45 55.274 69.13 3.13 27.33 31.30 30.18 26.21 41.83

3 1 65.96 3.08 59.83 36.62 46.51 38.80 0.00 2 77.07 2.90 42.33 28.49 30.98 27.51 25.623 63.56 3.06 22.57 32.96 21.92 19.01 44.614 73.85 2.97 35.07 35.05 24.29 20.51 43.35

4 1 80.90 2.96 58.43 28.77 45.42 40.14 0.00 2 65.88 2.87 46.53 32.54 28.66 24.72 33.573 92.30 2.73 15.99 24.29 22.41 21.19 45.344 77.68 2.91 30.57 26.19 26.28 23.72 39.35

5 1 59.40 2.27 43.70 25.15 36.80 37.35 0.00 2 46.96 2.51 36.37 25.62 29.20 26.52 29.133 65.62 2.46 24.26 29.15 24.74 21.63 41.904 65.02 2.43 26.53 31.45 27.41 23.79 35.82

Nilai Tukey (0.05) 48.596 0.505 30.686 12.203 12.203 17.663 39.519 Keterangan: Dua angka yang selisihnya < nilai Tukey menunjukkan hasil yang tidak berbeda

nyata pada uji lanjut Tukey taraf 5% %JGI=Persentase jumlah gabah isi; BSB=Bobot 100 butir (gram); BKT=Bobot kering tajuk (gram); KAGP=Kadar air gabah panen (%); BGKP=Bobot gabah kering panen (gram); BGKG=Bobot gabah kering giling (gram); %PP=Persentase penurunan produksi

Evapotranspirasi Harian

Hasil uji F menunjukkan bahwa interaksi antara galur dengan frekuensi

irigasi tidak berpengaruh nyata terhadap nilai evapotranspirasi harian pada bulan

pertama, kedua, dan ketiga setelah perlakuan (Tabel 1). Tabel 16 menunjukkan

Page 42: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

31

nilai evapotranspirasi harian yang dihasilkan interaksi galur dengan frekuensi

irigasi.

Tabel 16. Interaksi antara galur dengan frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi harian

Galur Frekuensi Irigasi

Evapotranspirasi Harian (mm/hari) Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3

1 1 10.20 18.07 13.13 2 6.37 11.90 10.23 3 5.47 6.30 6.73 4 3.90 6.60 8.53

2 1 10.93 18.40 13.03 2 6.80 13.07 12.00 3 5.50 6.63 7.87 4 4.20 7.43 9.50

3 1 11.13 17.97 13.60 2 6.27 11.83 10.90 3 5.40 5.93 6.83 4 4.40 7.67 10.97

4 1 10.47 18.43 14.83 2 6.37 12.83 11.57 3 5.67 6.30 7.93 4 4.00 6.87 8.73

5 1 10.17 18.10 11.47 2 6.93 13.87 11.27 3 5.63 6.47 7.00 4 4.13 7.50 9.43

Nilai Tukey (0.05) 2.647 6.363 6.436 Keterangan: Dua angka yang selisihnya < nilai Tukey menunjukkan hasil yang tidak berbeda

nyata pada uji lanjut Tukey taraf 5%

Titik Kritis Kelembapan Tanah

Titik kritis kelembapan tanah merupakan nilai kelembapan tertentu yang

mengakibatkan penurunan produksi gabah kering giling sebesar 10% dari

produksi yang dihasilkan tanaman padi yang diberi pengairan yang cukup

(optimum). Dalam hal ini titik kritis kelembapan tanah ditunjukkan dengan titik

kritis frekuensi irigasi.

Persamaan y=76.04x-0.47 menunjukkan hubungan antara frekuensi irigasi

pada fase vegetatif dengan bobot gabah kering giling yang dihasilkan, dimana

Page 43: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

32

y=bobot gabah kering giling (gram) dan x=frekuensi irigasi (hari). Dari

persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa titik kritis frekuensi irigasi pada fase

vegetatif yaitu pada frekuensi irigasi 4 hari sekali (Gambar 1).

Gambar 1. Hubungan frekuensi irigasi pada fase vegetatif dengan bobot

gabah kering giling

Persamaan y=54.86x-0.47 menunjukkan hubungan antara frekuensi irigasi

pada fase reproduktif dengan bobot gabah kering giling yang dihasilkan, dimana

y=bobot gabah kering giling (gram) dan x=frekuensi irigasi (hari). Dari

persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa titik kritis frekuensi irigasi pada fase

reproduktif yaitu pada frekuensi irigasi 3 hari sekali (Gambar 2).

y = 76.04x‐0.47R² = 0.831

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

4 8 12 16

Bobo

t GKG

 (gram)

Frekuensi Irigasi (hari)

BGKG

Power (BGKG)

Page 44: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

33

Gambar 2. Hubungan frekuensi irigasi pada fase reproduktif dengan bobot

gabah kering giling

Persamaan y=39.58x-0.47 menunjukkan hubungan antara frekuensi irigasi

pada fase pemasakan dengan bobot gabah kering giling, dimana y=bobot gabah

kering giling (gram) dan x=frekuensi irigasi (hari). Dari persamaan tersebut, dapat

diketahui bahwa titik kritis frekuensi irigasi yaitu pada frekuensi irigasi 2 hari

sekali (Gambar 3).

Gambar 3. Hubungan frekuensi irigasi pada fase pemasakan dengan

bobot gabah kering giling

y = 54.86x‐0.47R² = 0.831

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

2 4 6 8

Bobo

t GKG

 (gram)

Frekuensi Irigasi (hari)

BGKG

Power (BGKG)

y = 39.58x‐0.47R² = 0.831

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

1 2 3 4

Bobo

t GKG

 (gram)

Frekuensi Irigasi (hari)

BGKG

Power (BGKG)

Page 45: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

34

Titik kritis kelembapan tanah yang menyebabkan penurunan hasil

produksi gabah kering giling berbeda-beda pada tiap fase perkembangan tanaman

padi. Fase reproduktif merupakan fase paling kritis dimana kelembaban tanah

harus dijaga dalam kondisi optimum agar tanaman padi dapat berproduksi

optimum.

Page 46: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Frekuensi irigasi berpengaruh terhadap tinggi tanaman 8 MST dan

12 MST, jumlah anakan 8 MST dan 12 MST, panjang daun, nisbah panjang/lebar

daun, umur berbunga, umur panen, jumlah anakan produktif, panjang malai,

jumlah malai, jumlah gabah per malai, persentase jumlah gabah isi, bobot gabah

kering panen, bobot kering tajuk, bobot gabah kering giling, dan persentase

penurunan produksi.

Galur padi yang diuji memberikan tanggap yang sangat nyata terhadap

beberapa peubah yang diamati antara lain tinggi tanaman 4 MST, 8 MST, dan 12

MST, jumlah anakan 4 MST dan 8 MST, nisbah panjang/lebar daun, umur

berbunga, panjang malai, jumlah gabah per malai, bobot 100 butir, dan kadar air

gabah panen. Galur padi memberikan tanggap yang nyata terhadap peubah lebar

daun dan persentase jumlah gabah isi.

Pada kondisi ketersediaan air optimum, galur padi yang menghasilkan

produksi tertinggi adalah galur 1 (BP1027F-PN-1-2-1-KN-1-MR-3-3), 2

(B10894B-MR-2-3-KN-2-1), dan 5 (KAL9418F-KN-2-1-1-2). Produksi semua

galur yang diuji tidak berbeda nyata pada kondisi kekeringan. Titik kritis

kelembapan tanah pada fase vegetatif yaitu pada frekuensi irigasi 4 hari, pada fase

reproduktif yaitu pada frekuensi irigasi 3 hari sekali, dan pada fase pemasakan

yaitu pada frekuensi irigasi 2 hari sekali.

Saran

Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui pengaruh

cekaman kekeringan pada berbagai fase perkembangan tanaman padi dan

korelasinya terhadap potensi hasil.

Page 47: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2004. Statistik Indonesia 2004. Badan Pusat Statistik. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2009. Harvested area, yield rate and production of paddy by province. http://www.bps.go.id/sector/agri/pangan/tables.shtml. [29 Mei 2009]

Boonjung, H. and S. Fukai. 1996. Effects of soil water deficit at different growth stages on rice growth and yield under upland conditions. 2. Phenology, biomass production and yield. Field Crop Research 48: 47-55.

Bouman, B.A.M, R.M. Lampayan, and T.P. Tuong. 2007. Water Management in Irrigated Rice: Coping with Water Scarcity. International Rice Research Institute. Los Banos. 54p.

Bouman, B.A.M. 2009. How much water does rice use?. Rice Today. 8 (2): 28-29.

Chang, T.T., B. Somrith, and J.C. O’Toole. 1979. Potential for improving drought resistance in raifed lowland rice. In Rainfed Lowland Rice: Selected Papers From 1978. International Rice Research Institute. Los Banos. p. 149-164.

De Datta, S. K. 1981. Principles and Practices of Rice Production. John Wiley and Sons. Singapore. 618p.

Farooq, M., A. Wahid, D.J. Lee, O. Ito, and K.H.M. Siddique. 2009. Advances in drought resistance of rice. Critical Reviews in Plant Sciences. Boca Raton. 28(4): 199.

Fischer, K.S. and S. Fukai. 2003. How rice responds to drought. In K. S. Fischer, R. Lafitte, S. Fukai, G. Atlin and B. Hardy. Breeding Rice for Drought-Prone Environments. International Rice Research Institute. Los Banos. p. 32-36.

Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan dari: Physiology of Crop Plants. Penerjemah: H. Susilo dan Subiyanto. Penerbit UI. Jakarta. 428 hal.

Hansen, V.E., O.W. Israelsen dan G.E. Stringham. 1992. Dasar-Dasar dan Praktek Irigasi Edisi Keempat. Terjemahan dari: Irrigation Principles and Practices (Fourth Edition). Penerjemah: E.P. Tachyan dan Soetjipto. Penerbit Erlangga. Jakarta. 407 hal.

Impron, P. dan Handoko. 1995. Evapotranspirasi. Dalam Handoko. Klimatologi Dasar. PT Dunia Pustaka Jaya. Jakarta. Hal 133-142.

Jennings, P. R., W. R. Coffman, and H. E. Kauffman. 1979. Rice Improvements. International Rice Research Institute. Los Banos. 186p.

Page 48: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

37

Kartasapoetra, A.G. dan M.M. Sutedjo. 1991. Teknologi Pengairan Pertanian (Irigasi). Bumi Aksara. Jakarta. 185 hal.

Kumar, R., A.K. Sarawgi, C. Ramos, S.T. Amarante, A.M. Ismail, and L.J. Wade. 2006. Partitioning of dry matter during drought stress in rainfed lowland rice. Field Crop Research 98: 1-11.

Lafitte, R. 2003. Managing water for controlled drought in breeding plots. In K. S. Fischer, R. Lafitte, S. Fukai, G. Atlin and B. Hardy. Breeding Rice for Drought-Prone Environments. International Rice Research Institute. Los Banos. p. 23-26.

Murty, K.S. and G. Ramakrishnawa. 1982. Shoot characteristics of rice for drought resistance. In IRRI. Drought Resistance in Crops with Emphasis on Rice. International Rice Research Institute. Los Banos. p. 145-152.

Pantuwan, G., S. Fukai, M. Cooper, S. Rajatasereekul, and J.C. O’Toole. 2002.

Yield response of rice (Oryza sativa L.) genotypes to different types of drought under rainfed lowlands Part1. Grain yield and yield components. Field Crop Research 73: 153-168.

Rismunandar. 2001. Air, Fungsi dan Kegunaannya bagi Pertanian. Sinar Baru Algesindo. Bandung.

Sinar Tani. 2009. Luas sawah yang kebanjiran dan kekeringan 2009 menurun. http://www.sinartani.com/nasional/luas-sawah-kebanjiran-dan-ekeringan-2009 -menurun-1239594985.htm. [31 Desember 2009].

Sulistyono, E., Suwarto, dan Y. Ramdiani. 2005. Defisit evapotranspirasi sebagai indikator kekurangan air oada padi gogo (Oryza sativa L.). Bul. Agron. 33 (1): 6-11.

Tjondronegoro, P.D., S. Harran, dan Hamim. 1999. Fisiologi Tumbuhan Dasar. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan IPA, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 321 hal.

Tomar, V.S. dan J.C. O’Toole. 1984. Evapotranspirasi padi sawah. Dalam E. Pasandaran dan D. C. Taylor. Irigasi Perencanaan dan Pengelolaan. PT Gramedia. Jakarta. Hal. 49-76.

Woperies, M.C.S., M.J. Kropff, A.R. Maligaya, and T.P. Tuong. 1996. Drought-stress responses of two lowland rice cultivars to soil water status. Field Crop Research 46: 21-39.

Yoshida, S. 1981. Fundamentals of Rice Crop Science. International Rice Research Institute. Los Banos. 269p.

Page 49: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

LAMPIRAN

Page 50: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

Lampiran 1. Sidik ragam tinggi tanaman 4, 8, dan 12 MST

Sumber Keragaman db Jumlah

kuadratKuadrat tengah

F-hitung Pr>F kk

4 MST Ulangan 2 27.8310 13.9155 2.76 0.0763 3.5751Galur 4 514.2277 13.9155 25.46** <.0001 Frekuensi Irigasi 3 28.1205 9.3735 1.86tn 0.1535 Galur*Frekuensi 12 127.4070 10.6173 2.10* 0.0408 Galat 38 191.8823 5.0495

Umum 59 889.4685 8 MST Ulangan 2 623.4043 311.7022 10.21 0.0003 6.4359

Galur 4 1654.7117 413.6779 13.55** <.0001 Frekuensi Irigasi 3 2563.0800 854.3600 27.98** <.0001 Galur*Frekuensi 12 568.1417 47.3451 1.55tn 0.1491 Galat 38 1160.5157 30.5399

Umum 59 6569.8533 12 MST Ulangan 2 238.3293 119.1647 42.36 0.0225 5.3319

Galur 4 2740.2290 685.0573 24.13** <.0001 Frekuensi Irigasi 3 3607.9187 1202.6396 42.36** <.0001 Galur*Frekuensi 12 1554.4163 129.5347 4.56** 0.0002 Galat 38 1078.7440 28.3880

Umum 59 9219.6373

Lampiran 2. Sidik ragam jumlah anakan pada 4, 8, dan 12 MST

Sumber Keragaman db Jumlah

kuadratKuadrat tengah

F-hitung Pr>F kk

4 MST Ulangan 2 21.03333 10.5167 9.92 0.0003 6.6535Galur 4 30.90000 7.7250 7.28** 0.0002 Frekuensi Irigasi 3 1.78333 0.5944 0.56tn 0.6444 Galur*Frekuensi 12 14.96667 1.2472 1.18tn 0.3341 Galat 38 40.30000 1.0605

Umum 59 108.98333 8 MST Ulangan 2 612.23333 306.1167 19.88 <.0001 7.6876

Galur 4 608.76667 152.1917 9.88** <.0001 Frekuensi Irigasi 3 711.33333 237.1111 15.40** <.0001 Galur*Frekuensi 12 217.50000 18.1250 1.18tn 0.3333 Galat 38 585.10000 15.3974

Umum 59 2734.93333 12 MST Ulangan 2 202.90000 101.4500 3.10 0.0564 8.7040

Galur 4 233.73333 58.4333 1.79tn 0.1514 Frekuensi Irigasi 3 2375.25000 791.7500 24.23** <.0001 Galur*Frekuensi 12 442.00000 36.8333 1.13tn 0.3681 Galat 38 233.73333 32.6781

Umum 59 4495.65000

Page 51: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

40

Lampiran 3. Sidik ragam panjang daun, lebar daun, dan nisbah panjang/lebar daun

Sumber Keragaman db Jumlah

kuadratKuadrat tengah

F-hitung Pr>F kk

Panjang daun

Ulangan 2 60.12016 30.0601 2.14 0.1314 6.654Galur 4 85.05628 21.2641 1.52tn 0.2172 Frekuensi Irigasi 3 138.91789 46.3060 3.30* 0.0305 Galur*Frekuensi 12 675.00136 56.2501 4.01** 0.0005 Galat 38 533.28450 14.0338Umum 59 1492.38019

Lebar daun

Ulangan 2 0.14633 0.0732 10.68 0.0002 7.688Galur 4 0.10067 0.0252 3.67* 0.0126 Frekuensi Irigasi 3 0.05400 0.0180 2.63tn 0.0642 Galur*Frekuensi 12 0.08600 0.0072 1.05tn 0.4297 Galat 38 0.26033 0.0069Umum 59 0.64733

Nisbah pajang / lebar daun

Ulangan 2 308.27524 154.1376 7.33 0.0020 8.704Galur 4 494.40806 123.6020 5.87** 0.0009 Frekuensi Irigasi 3 317.73481 105.9116 5.03** 0.0049 Galur*Frekuensi 12 441.17090 36.7642 1.75tn 0.0946 Galat 38 799.49369 21.0393Umum 59 2361.08270

Lampiran 4. Sidik ragam produksi dan komponen hasil

Sumber Keragaman db Jumlah

kuadratKuadrat tengah

F-hitung Pr>F kk

Umur berbunga

Ulangan 2 267.63333 133.8167 10.63 0.0002 3.819Galur 4 1551.33333 387.8333 30.81** <.0001 Frekuensi Irigasi 3 2189.11667 729.7056 57.97** <.0001 Galur*Frekuensi 12 160.13333 13.3444 1.06tn 0.4186 Galat 38 478.36667 12.5886Umum 59 4646.58333

Umur panen

Ulangan 2 342.30000 171.1500 4.72 0.0147 4.585Galur 4 262.60000 65.6500 1.81tn 0.1467 Frekuensi Irigasi 3 709.40000 236.4667 6.53** 0.0011 Galur*Frekuensi 12 7029.26667 585.7722 16.16** <.0001 Galat 38 1377.03333 36.2377Umum 59 9720.60000

Jumlah anakan produktif

Ulangan 2 235.63333 117.8167 4.84 0.0135 25.932Galur 4 112.60000 28.1500 1.16tn 0.3456 Frekuensi Irigasi 3 827.80000 275.9333 11.33** <.0001 Galur*Frekuensi 12 370.20000 30.8500 1.27tn 0.2775

Page 52: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

41

Galat 38 925.70000 24.3605Umum 59 2471.93333

Panjang malai

Ulangan 2 7.58674 3.7934 3.60 0.037 4.726Galur 4 68.95586 17.2390 16.36** <.0001 Frekuensi Irigasi 3 30.76807 10.2560 9.73** <.0001 Galur*Frekuensi 12 28.11565 2.3430 2.22* 0.0306 Galat 38 40.04246 17.2390Umum 59 175.46877

Jumlah malai per rumpun

Ulangan 2 216.43333 108.2167 4.20 0.0225 26.490Galur 4 115.00000 28.7500 1.12tn 0.3636 Frekuensi Irigasi 3 867.00000 289.0000 11.21** <.0001 Galur*Frekuensi 12 334.33333 27.8611 1.08* 0.4025 Galat 38 979.56667 25.7781Umum 59 2512.33333

Jumlah gabah per malai

Ulangan 2 336.15543 168.0777 0.74 0.4829 16.983Galur 4 11229.34653 2807.3366 12.39** <.0001 Frekuensi Irigasi 3 6962.44498 2320.8150 10.25** <.0001 Galur*Frekuensi 12 5933.05825 494.4215 2.18* 0.0337 Galat 38 8607.72650 226.5191Umum 59 33068.73169

% Bobot gabah isi

Ulangan 2 88.18642 44.0932 0.56 0.5747 10.235Galur 4 110.55909 27.6398 0.35tn 0.8408 Frekuensi Irigasi 3 72.40625 24.1354 0.31tn 0.8197 Galur*Frekuensi 12 629.91756 52.4931 0.67tn 0.7692 Galat 38 2981.37584 78.4573Umum 59 3882.44517

% Jumlah gabah isi

Ulangan 2 744.10279 372.0514 1.51 0.2346 22.891Galur 4 2490.59106 622.6478 2.52* 0.0569 Frekuensi Irigasi 3 558.39945 186.1331 0.75tn 0.5270 Galur*Frekuensi 12 2490.67233 207.5560 0.84tn 0.6100 Galat 38 9382.79794 246.9157Umum 59 15666.56356

Bobot 100 butir

Ulangan 2 0.02083 0.0104 0.39 0.679 5.876Galur 4 7.66454 1.9161 71.96** <.0001 Frekuensi Irigasi 3 0.12947 0.0432 1.62tn 0.2006 Galur*Frekuensi 12 0.59191 0.0493 1.85tn 0.0739 Galat 38 1.01190 0.0266Umum 59 9.41866

Bobot kering tajuk

Ulangan 2 1285.78881 642.8944 6.53 0.0037 28.481Galur 4 709.20864 177.3022 1.80tn 0.1488 Frekuensi Irigasi 3 7324.82032 2441.6068 24.8** <.0001 Galur*Frekuensi 12 912.29540 76.0246 0.77tn 0.6742 Galat 38 3741.18732 98.4523Umum 59 13973.30049

Page 53: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

42

Kadar air gabah panen

Ulangan 2 50.86070 25.4304 1.63 0.2087 12.844Galur 4 479.75262 119.9382 7.70** 0.0001 Frekuensi Irigasi 3 7.83099 2.6103 0.17tn 0.9175 Galur*Frekuensi 12 421.21862 35.1016 2.25* 0.0284 Galat 38 591.66430 15.5701Umum 59 1551.32723

Bobot Gabah Kering Panen

Ulangan 2 237.31051 118.6553 2.17 0.1277 23.195Galur 4 215.78124 53.9453 0.99tn 0.4256 Frekuensi Irigasi 3 4243.95629 1414.6521 25.92** <.0001 Galur*Frekuensi 12 345.99704 28.8331 0.53tn 0.8827 Galat 38 2074.15669 54.5831Umum 59 7117.20177

Bobot Gabah Kering Giling

Ulangan 2 44.17814 22.0891 0.68 0.5141 20.190Galur 4 149.42639 37.3566 1.15tn 0.3501 Frekuensi Irigasi 3 4013.52823 1337.8427 41.02** <.0001 Galur*Frekuensi 12 183.74653 15.3122 0.47tn 0.9202 Galat 38 1239.46312 32.6175Umum 59 5630.34242

% Penurunan produksi

Ulangan 2 1780.96773 890.4839 5.45 0.0083 41.614Galur 4 664.82978 166.2074 1.02 0.4104 Frekuensi Irigasi 3 20892.29099 6964.0970 42.65 <.0001 Galur*Frekuensi 12 466.32462 38.8604 0.24 0.9948 Galat 38 6205.02694 163.2902Umum 59 30009.44006

Lampiran 5. Sidik ragam evapotranspirasi harian

Bulan Sumber Keragaman db Jumlah

kuadratKuadrat tengah F-hitung Pr>F kk

1 Ulangan 2 14.00033 7.0002 9.55 0.0004 12.781Galur 4 1.05433 0.2636 0.36tn 0.8356 Frekuensi Irigasi 3 345.91533 115.3051 157.39** <.0001 Galur*Frekuensi 12 2.88967 0.2408 0.33tn 0.9789 Galat 38 27.83967 0.7326

Umum 59 391.69933 2 Ulangan 2 42.30533 21.1527 5.00 0.0118 18.522

Galur 4 5.23667 453.8299 0.31tn 0.8700 Frekuensi Irigasi 3 1361.48983 0.6094 107.21** <.0001 Galur*Frekuensi 12 7.31267 21.1527 0.14tn 0.9995 Galat 38 160.86133 4.2332

Umum 59 1577.20583 3 Ulangan 2 26.61033 13.3052 3.07 0.0580 20.248

Galur 4 12.61433 3.1536 0.73tn 0.5783 Frekuensi Irigasi 3 287.93250 95.9775 22.16** <.0001

Page 54: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

L

Lampiran 6.

Galur*FrekuGalat Umum

Lampiran 7

(a)

(c)

Kondisi tan4 hari sekal

uensi 123859

7. Tanaman

naman padi uli; (b) 8 hari

25.39500164.58967517.14183

padi yang m

umur 8 MST sekali; (c) 1

2.11634.3313

mengalami ke

(

(

T pada berba12 hari sekal

0.49tn

ekeringan

(b)

(d)

agai frekuenli; (d) 16 har

43

0.9088

nsi irigasi (a)ri sekali

)

Page 55: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

LLampiran 8. Perbandinberbeda;

ngan malai (b) empat fr

(a)

(b)

padi yang rekuensi irig

dihasilkan gasi berbeda

oleh: (a) l

44

lima galur

Page 56: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

45

Lampiran 9. Lay Out Percobaan

G4I2 G1I1 G5I1 G4I1 G2I1 G3I1 G3I2 G3I4 G4I4 G3I3

Ulangan 1

G1I3 G5I2 G5I4 G2I2 G1I4 G1I2 G2I3 G2I4 G4I3 G5I3

G1I1 G4I1 G4I2 G5I1 G3I1 G3I4 G2I1 G3I2 G4I4 G1I4

Ulangan 2

G5I2 G2I2 G1I3 G5I4 G2I4 G5I3 G2I3 G4I3 G3I3 G1I2

G5I2 G2I2 G1I3 G5I4 G3I1 G3I4 G2I1 G3I2 G1I1 G4I1

Ulangan 3

G3I3 G1I2 G4I4 G1I4 G2I4 G5I3 G2I3 G4I3 G4I2 G5I1

45

Page 57: PENGARUH FREKUENSI IRIGASI TERHADAP … · Pengaruh frekuensi irigasi terhadap evapotranspirasi ... operasi stomata dan pergerakan struktur tumbuhan. Kebutuhan air pada budidaya tanaman

46

Keterangan:

Faktor pertama adalah galur padi sawah (G)

G1 = BP1027F-PN-1-2-1-KN-1-MR-3-3

G2 = B10894B-MR-2-3-KN-2-1

G3 = B10214F-KN-2-3-2-1

G4 = B10214F-KN-2-1-1-2

G5 = KAL9418F-KN-2-1-1-2.

Faktor kedua adalah frekuensi irigasi (I)

I1 = irigasi 4 hari sekali (bulan ke-1), 2 hari sekali (bulan ke-2), 1 hari sekali (bulan ke-3 hingga panen)

I2 = irigasi 8 hari sekali (bulan ke-1), 4 hari sekali (bulan ke-2), 2 hari sekali (bulan ke-3 hingga panen)

I3 = irigasi 12 hari sekali (bulan ke-1), 6 hari sekali (bulan ke-2), 3 hari sekali (bulan ke-3 hingga panen)

I4 = irigasi 16 hari sekali (bulan ke-1), 8 hari sekali (bulan ke-2), 4 hari sekali (bulan ke-3 hingga panen)

 

46