Stimulasi tumbuh kembang dengan bermain
-
Upload
echos-mmhg -
Category
Documents
-
view
2.837 -
download
1
Transcript of Stimulasi tumbuh kembang dengan bermain
Menurut Dr Soedjatmiko, SpA(K), MSi, dokter spesialis
anak konsultan tumbuh kembang, stimulasi dini adalah
rangsangan bermain yang dilakukan sejak bayi baru lahir.
Stimulasi dipercaya dapat memengaruhi pertumbuhan,
yang penting untuk kecepatan proses pembelajaran dan
memori
Rangsangan yang dilakukan dengan suasana bermain
dan kasih sayang, sejak lahir, terus-menerus, dan
bervariasi, akan merangsang pembentukan cabang-
cabang sel-sel otak, melipatgandakan jumlah hubungan
antarsel otak sehingga membentuk sirkuit otak yang lebih
kompleks, canggih, dan kuat. Dengan demikian,
kecerdasan anak makin tinggi dan bervariasi (multiple
intelligence).
Sedangkan Bermain membantu perkembangan
kecerdasan anak. Menurut Mansur permainan dapat
dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu :
bersifat eksploratif ,
bersifat konstruktif ,
Bersifat meniru.
Multi kecerdasan yang dimiliki anak usia dini
dikembangkan secara terpadu melalui bermain dengan
memperhatikan kemampuan belajar anak meliputi;
kecerdasan linguistik akan berkembang bila dirangsang
melalui berbicara, mendengar, berdiskusi, dan bercerita.
Tumbuh kembang anak usia dini distimulasi melalui
visual, auditorik, verbal, afektif, fisik, dan memberikan
latihan bersosialisasi dan berkomunikasi.
Mengembangkan potensi anak bisa dilakukan dengan
berbagai macam cara. Permainan adalah salah satunya,
yang justru kerap disepelekan orang tua. Padahal
bermain selain memiliki kesempatan untuk
mengeksplorasi lingkungan juga dapat mengembangkan
kreativitas anak akan nilai, sikap, toleransi, serta
pemahaman.
Tiga tahun pertama merupakan periode emas
perkembangan otak anak. Pada masa itu, ia
membutuhkan banyak stimulasi. Semakin banyak
stimulasi yang diberikan, maka hubungan koneksi antar
saraf akan semakin banyak. Artinya, anak akan semakin
cerdas. Salah satu bentuk stimulasinya adalah mainan.
Bermain merupakan cara untuk mengeskpresikan
perasaan dan emosi yang lebih cepat dibandingkan
menyampaikan ekspresi secara verbal.
1. tujuan bermain
2. permainan dipilih secara bebas
3. haruslah menyenangkan
4. adanya unsur imajinasi atau khayalan dalam kegiatan
bermain.
5. dilakukan secara aktif dan sadar.
Agar anak bisa bermain diperlukan hal-hal seperti di bawah
ini :
1. Ekstra Energi
2. Waktu
3. Alat Permainan
4. Ruangan untuk Bermain
5. Pengetahuan Cara Bermain
6. Teman Bermain
Bermain harus seimbang, artinya harus ada
keseimbangan antar bermain aktif dan yang pasif yang
biasanya disebut hiburan. Dalam bermain aktif
kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat oleh
mereka sendiri, sedangkan bermain pasif kesenangan
didapatkan dari orang lain.
Bermain Aktif
1. Bermain mengamati atau menyelediki (Exploratory
Play)
2. Bermain Konstruktsi (Construction Play)
3. Bermain Drama ( Dramatic Play)
4. Bermain bola, tali, dsb
Bermain Pasif
1. Melihat gambar-gambar di buku atau majalah
2. Mendengar cerita atau musik
3. Menonton TV
Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh
seperti tulang, otot, dan organ lain
Aktifitas yang dilakukan dapat meningkatkan nafsu
makan anak
Anak belajar mengontrol diri
Berkembangnya berbagai keterampilan yang akan
berguna sepanjang hidupnya
Meningkatkan daya kreatifitas
Alat Permainan Edukatif adalah alat permainan yang
dapat mengoptimalkan perkembangan anak,
disesuaikan dengan usianya dan tingkat
perkembangannya serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik
2. Pengembangan bahasa
3. Pengembangan aspek kognitif
4. Pengembangan aspek sosial
Dibuat untuk merangsang kemampuan dasar pada
balita.
Memiliki banyak fungsi.
Mendorong kemampuan pemecahan masalah.
Melatih ketelitian dan ketekunan anak.
Melatih konsep dasar.
Bermain, mengajak anak berbicara, dan kasih sayang
adalah ’makanan’ yang penting untuk perkembangan
anak, seperti halnya kebutuhan makan untuk
pertumbuhan badan. Bermain bagi anak tidak sekedar
mengisi waktu luang saja, tetapi melalui bermain anak
belajar mengendalikan dan mengkoordinasikan otot-
ototnya, melibatkan persaan, emosi, dan pikirannya.