stimulasi anak 2

21
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada masa balita terutama pada masa kritis perkembangan selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan seperti gizi, perkembangan juga dipengaruhi oleh stimulasi atau rangsangan. Stimulasi diperlukan agar potensi anak,yang secara alami memang sudah ada di dalam dirinya dapat lebih berkembang. Stimulasi adalah perangsangan yang datang dari lingkungan luar anak.Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang diandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat stimulasi. Hurlock (1994) mengemukakan bahwa lingkungan yang merangsangmerupakan salah satu faktor pendorong perkembangan anak.Lingkungan yang merangsang mendorong perkembangan fisik dan mental yang baik, sedangkan lingkungan yang tidak merangsang menyebabkan perkembangan anak di bawah kemampuannya.Pemberian stimulasi pada anak usia dini akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan – kebutuhan anak sesuai dengan tahap perkembangannya. Pada awal perkembangan kognitif, anak berbeda dalam tahap sensori motorik. Pada tahap ini keadaan kognitif anak akan memperlihatkan aktifitas-aktifitas motorik, yang merupakan hasil dari stimulasi sensorik.Kegiatan stimulasi meliputi berbagai

description

download aja untuk belajar ini refrensi yang saya dapat ketika saya mendapatkan tugas tentang stimulasi anak

Transcript of stimulasi anak 2

Page 1: stimulasi anak 2

BAB I 

PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG

Pada masa balita terutama pada masa kritis perkembangan selain dipengaruhi oleh faktor-

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan seperti gizi, perkembangan juga dipengaruhi oleh

stimulasi atau rangsangan. Stimulasi diperlukan agar potensi anak,yang secara alami memang

sudah ada di dalam dirinya dapat lebih berkembang.

Stimulasi adalah perangsangan yang datang dari lingkungan luar anak.Stimulasi

merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang

terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang diandingkan dengan anak yang kurang atau

tidak mendapat stimulasi.

Hurlock (1994) mengemukakan bahwa lingkungan yang merangsangmerupakan salah satu

faktor pendorong perkembangan anak.Lingkungan yang merangsang mendorong perkembangan

fisik dan mental yang baik, sedangkan lingkungan yang tidak merangsang menyebabkan

perkembangan anak di bawah kemampuannya.Pemberian stimulasi pada anak usia dini akan

lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan – kebutuhan anak sesuai dengan tahap

perkembangannya.

Pada awal perkembangan kognitif, anak berbeda dalam tahap sensori motorik. Pada tahap

ini keadaan kognitif anak akan memperlihatkan aktifitas-aktifitas motorik, yang merupakan hasil

dari stimulasi sensorik.Kegiatan stimulasi meliputi berbagai kegiatan untuk merangsang

perkembangan anak seperti latihan gerak, bicara, berpikir, mandiri serta bergaul.

Kegiatan stimulasi ini dapat dilakukan oleh orang tua atau keluarga setiap ada kesempatan

atau sehari-hari.Untuk perkembangan yang normal diperlukan pertumbuhan yang selalu

bersamaan dengan kematangan fungsi.Pertumbuhan dan perkembangan anak harus diikuti

dengan beberapa tahap perkembangan, salah satunya adalah Toilet training .

Toilet training adalah latihan buang air besar dan buang air kecil yangdiberikan pada anak

perempuan mulai usia 18 bulan (atau lebih cepat) sampai usia3 tahun (atau 5 tahun pada yang

termasuk terlambat (delayed toilet training), yangbertujuan melatih anak buang air besar dan

buang air kecil yang baik bersih danbenar seperti cara cebok yakni dari depan ke belakang, dan

secara luas termasukkontrol buang air besar dan buang air kecil yang baik.  Hal yang

menyebalkan sekaligus menggemaskan buat orang tua adalah pada saat buah hatinya buang air

Page 2: stimulasi anak 2

kecil (BAK) atau buang air besar (BAB) di lantai yang sudah bersih.apabila bukan sayang

kepada sang buah hati , tentu saja cacian dan marahanakan terlontar dari mulut orang tua yang

mendapatkananaknya sedang BAK dan BAB disembarang tempat. Salah satu cara menyiasati

agar anak tidak BAK dan BAB disembarang tempat adalah dengan mengajarkan toilet training

sedini mungkin pada si kecil. Buang air besar (BAB) dan air kecil (BAK) bukanlah suatu

masalah besar, namun bagi anak balita, mandiri untuk bisa BAB dan BAK hal yang patut

diacungi jempol. Minimal, anak bisa memberi tanda-tanda saat akan BAK atau BAB. Bagaimana

melatih kemandirian anak untuk bisa BAB atau BAK.

Para orangtua umumnya ingin secepatnya melatih anak mereka untuk latihantoilet.

Biasanya anak akan siap pada saat usia 18 sampai 24 bulan.Ketika anak siapuntuk latihan toilet

( ketika anak tertarik ) pelatihan akan berjalan dengan lancar.Hampir semua anak kelihatan tidak

nyaman dan mersa kotor jika celana ataupopoknya basah.Sehingga saat akan buang air besar atau

buang air kecil ( karenamerasa mereka akan kotor), mereka suka untuk menahannya, hal ini

akanmenimbulkan konstipasi dan residu urin yang merupakan risiko ISK. Buangair besar

(bowell) kemudian lanjutkan latihan buang air kecil (bladder)

B.       RUMUSAN MASALAH

1.    Menjelaskan bagaimana cara memberikan stimulus agar anak dapat tumuh dan berkembang

sesuai dengan periode tumbang ?

2.    Menjelaskan tentang prosedur toilet Training pada anak ?

3.    Menjelaskan tentang pandangan islam terhadap kebersihan pada anak ?

C.      TUJUAN

1.    Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara memberikan stimulus agar anak dapat

tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan periode tumbang yang dialami

2.    Agar mampu mengajarkan bagaimana prosedur toilet training pada anak ?

3.    Agar mahasiswa mampu menjelaskan tentang pandangan islam terhadap kebersihan pada anak

 

BAB II

PEMBAHASAN

Page 3: stimulasi anak 2

A.      STIMULUSTUMBUH DAN KEMBANG ANAK

Stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan dengan cara memberikan permainan atau

bermain, mengingat dengan bermain anak akan belajar dari kehidupan. Ketika anak sudah

memasuki masa bermain atau disebut juga sebagai masa toddler, maka anak selalu membutuhkan

kesenangan pada dirinya.Oleh karena itu, tidak terlalu heran apabila masa anak-anak sangat

identk dengan masa bermain, sebab pada masa tersebut perkembangan anakakan mulai diasah

sesuai dengan kebutuhannya.Namun banyak orang yang menganggap masa bermain pada anak

tidak perlu mendapat perhatian secara khusus, sehingga banyak orang tua yng membiarkan anak

bermain tanpa memerhatikan unsur pendidikan terhadap permainan yang dilakukan oleh anak.

Oleh karena itu, sebelum memahami alat permainan pada anak secara khusus maka terlebih

dahulu harus mengenal pengertian bermain pada anak.Bermain merupakan suatu aktivitas

dimana anak dapat melakukan atau mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap

pemikiran, menjadi kreatif, serta mempersiapkan diri untuk berperan dan berprilaku dewasa.

Sebagai suatu aktivitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan, kognitif,

dan afektif, maka seharusnya diperlukan suatu bimbingan, mengingat bermain bagi anak

merupakan suatu bagi dirinya sebagaimana kebutuhan lainnya, seperti halnya kebutuhan makan,

kebutuhan akan rasa nyaman, kebutuhan kasih sayang, dan lain-lain. Sebagai kebutuhan,

sebaiknya aktivitas bermain juga perlu diperhatikan secara cermat, bukan hanya dijadikan sarana

untuk mengisi kesibukan atau mengisi waktu luang.Bermain pada anak harus selalu diperhatikan

sebagaimana memerhatikan pemenuhan terhadap kebutuhan lainnya.

Dengan bermain, anak akan selalu mengenal dunia, mampu mengembangkan kematangan

fisik, emosional, dan mental sehingga akan membuat anak tumbuh menjadi anak yang kreatif,

cerdas, dan penuh inovatif.Banyak ditemukan anak yang oada masa tumbuh kembangnya

mengalami keterlambatan yang dapat disebabkan oleh kurangnya pemenuhan kebutuhan pada

diri anak,, termasuk didalamnya adalah kebutuhan bermain. Masa kanak-kanak seharusnya

merupakan masa bermain yang diharapkan dapat menumbuhkan kematangan dalam

pertumbuhan dan perkembangan, sehingga apabila masa tersebut tidak digunakan sebaik

mungkin maka tentu akhirnya akan menggangu tumbuh kembang anak.

Selama anak bermain perlu diperhatikan kekurangan dan kelebihan permainan yang

dilakukan anak. Permainan harus dapat menstimulasi perkembangan kreativitas anak serta

Page 4: stimulasi anak 2

perkembangan mental dan emosional, sehingga orangtua harus mengarah agar sesuai dengan

proses pematangan perkembangan tersebut. Pada anak yang mendapatkan atau terpenuhi

kebutuhan bermainnya dapat terlihat pula adanya suatu polaperkembangan yang baik.

1.         Fungsi Bermain Pada Anak

Sebelum memberikan berbagai stimulasi dari jenis permainan pada anak, maka orangtua

seharusnya mengetahui maksud dan tujuan permainan yang akan diberikan pada anak tersebut

bertujuan untuk dapat mengetahui perkembangan anak lebih lanjut,mengingat anak memiliki

berbagai masa dalam tumbuh kembang yang membutuhkan stimulasi  dalam mencapai

puncaknya seperti masa kritis,optimal,dan sensitif.

Untuk lebih jelasnya,di bawah ini terdapat beberapa fungsi bermain pada anak di antaranya

sebagai ber ikut.

a.         Membantu perkembangan sensorik dan motoric

Fungsi bermain pada anak dapat di kembangkan dengan melakukan rangsangan pada sensorik

dan motorik,melalui rangsangan ini aktivitas anak dapat mengeksplorasi alam di

sekitarnya.sebagai contoh,bayi dapat di lakukan dengan ransangan taktil,audio,dan visual.Hal

tersebut dapat dicontohkan apabila sejak lahir anak yang telah di kenalkan atau di rangsang

visualnya,maka di kemudian hari kemampuan visual anak akan lebih menonjol,misalnya lebih

cepat mengenal sesuatu yang baru di lihatnya.demikian juga pendengaran,apabila sejak bayi di

kenalkan atau di rangsang melalui suara-suara maka daya pendengarannya di kemudian hari

lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang tidak di beri stimulasi sejak dini.pada

perkembangan motorik,apabila sejak sejak usia bayi kemampuan motorik sudah dilakukan

rangsangan maka kemampuan motorik akan cepat berkembang di bandingkan dengan tanpa

stimulasi,seperti ransangan kemampuan menggenggam dan kemampuan ini akan memberikan

dasar dalam perkembangan motorik selanjutnya.Rangsangan atau stimutasi yang dimaksud

tersebut dapat di berikan melalui suatu permainan.

b.         Membantu perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan,hal ini dapat terlihat pada saat anak

bermain.anak akan mencoba melakukan komunikasi dengan bahasa anak; mampu memahami

objek permaianan,seperti dunia tempat tinggal;mampu membedakan khayalan dan

kenyataan;mampu belajar warna,memahami bentuk,ukuran,dan berbagai mamfaat benda yang

Page 5: stimulasi anak 2

digunakan dalam permainan.fungsi bermain pada model tersebut akan meningkatkan

perkembangan kognitif selanjutnya.

c.         Meningkatkan kemampuan sosialisasi anak

Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan,misalnya pada saat anak akan merasakan

kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan merasakan ada teman yang dunianya sama.pada

usia toddler anak sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan ini merupakan proses

sosialisasi satu dengan yang lain,kemudian bermain peran,misalnya pura-pura menjadi seorang

guru,menjadi seorang anak,menjadi seorang bapak atau ibu,dan lain-lain.kemudian pada usia

prasekolah anak sudah mulai menyadari kemeradaan teman sebaya,sehingga di harapkan anak

mampu melakukan sosialisasi dengan teman dan orang lain.

d.        Meningkatkan kreativitas

Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreativitas,di mana anak mulai belajar

menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek yang digunakan

dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan ini,seperti bongkar

pasang mobil-mobilan.

e.         Meningkatkan kesadaran diri

Barmain pada anak dapat memberi kemampuan untuk mengeksplorasi tubuh dan merasakan

dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari individu yang saling

berhubungan,anak mau balajar mengatur perilaku,serta membandingkan dengan perilaku orang

lain.

f.          Mempunyai nilai terapeutik

Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga adanya stres dan

ketegangan dapat dihindari,mengingat bermain dapat menghibur dari anak terhadap dunianya.

g.         Mempunyai nilai moral pada anak

Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri pada anak,hal ini dapat dijumpai ketika

anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah,di sekolah,dan ketika

berinteraksi dengan temannya.Di samping itu,ada beberapa permainan yang memiliki aturan-

aturan yang harus dilakukan dan tidak boleh dilanggar.

2.          Jenis-jenis stimulasi permainan berdasarkan sifat

Page 6: stimulasi anak 2

Beberapa sifat bermain pada anak,di antaranya bersifat aktif dan fasif.sifat demikian akan

memberikan jenis permainan yang berbeda.dikatakan bermain aktif jika anak berperan secara

aktif dalam permaianan,selalu memberikan rangsangan,dan melaksanakannya.akan tetapi,jika

sifat bermain tersebut adalah pasif,maka anak akan memberikan respons secara pasif terhadap

permainan dan sebaliknya,orang atau lingkungan yang memberikan terspons secara

aktif.Berdasarkan sifat-sifat tersebut kita dapat mengenal beberapa macam permainan yang akan

dijelaskan sebagai berikut.

a.       Bermain Afektif Sosial

Model bermain ini menunjukkan adanya perasaan senang dalam berhubungan dengan orang

lain.Hal ini dapat di lakukan misalnya dengan cara orang tua memeluk anaknya sambil

berbicara,bersenandung,kemudian anak memberikan respons seperti

tersenyum,tertawa,bergembira,dan lain-lain.sifat dari bermain ini adalah orang lain yang

berperan aktif dan anak hanya berespons terhadap stimulasi sehingga akan memberikan

kesenangan dan kepuasan bagi anak.

b.      Bermain bersenang-senang

Model bermain ini hanya memberikan kesenangan pada anak melalui objek yang ada,sehingga

anak merasa senang dan bergembira tanpa adanya kehadiran orang lain.sifat bermain ini adalah

bergantung pada stimulasi yang diberikan pada anak,mengingat sifat dari bermain ini hanya

memberikan kesenangan pada anak tanpa memedulikan aspek kehadiran orang lain,misalnya

bermain boneka,binatang-bintangang,dan lain-lain.

c.       Bermain Keterampilan

Bermain keterampilan dilakukan dengan  menggunakan objek yang dapat melatih kemampuan

keterampilan anak yang dapat diharapkan mampu untuk berkreai dan terampil dalam segala hal.

Permainan ini bersifat aktif, di mana anak selalu ingin mencoba kemampuan dalam keterampilan

tertentu, misalnya bermain bongkar pasang gambar, latihan memakai baju dan lain – lain.

d.      Bermain Drama

Model bermain ini dapat dilakukan anak dengan mencoba berpura – pura dalam berprilaku,

misalnya anak berpura – pura menjadi orang dewasa, seorang ibu, atau guru dalam kehidupan

sehari – hari.Sifat dari permainan ini adalah anak dituntut aktif dalam memerankan

sesuatu.Bermain drama ini dapat dilakukan apabila anak sudah mampu berkomunikasi dan

mengenal kehidupan sosial.

Page 7: stimulasi anak 2

e.       Bermain Menyelidiki

Model  bermain ini dilakukan dengan memberikan sentuhan pada anak untuk berperan dalam

menyelidiki suatu atau memeriksa alat permainan, misalnya mengocok untuk mengembangkan

kemampuan kecerdasan pada anak. Sifat permainan tersebut adalah harus selalu diberikan

stimulasi dari orang lain agar senantiasa dapat menambah kemampuan kecerdasan anak.

f.       Bermain Konstruksi

Model bermain ini bertujuan untuk menyusun suatu objek permainan agar menjadi sebuah

konstruksi yang, misalnya permainan menyusun balok.Permainan ini bersifat aktif, di mana anak

selalu ingin menyelesaikan tugas – tugas yang ada dalam perminan dan mampu membangun

kecerdasan pada anak.

g.      Bermain Onlooker

Model bermain ini adalah dengan melihat apa yang dilakukan oleh anak lain yang sedang

bermain, tetapi tidak ikut bermain. Permainan ini bersifat pasif, namun anak akan mempunyai

kesenangan atau kepuasan sendiri dengan melihatnya.

h.      Bermain Soliter/Mandiri

Model bermain ini merupakan bermain yang dilakukan sendiri dan hanya terpusat pada

permainannya tanpa memedulikan orang lain. Permainan ini bersifat aktif dan bentuk stimulasi

tambahan kurang, namun dapat membantu untuk menciptakan kemandirian pada anak.

i.        Bermain Pararel

Model bermain ini adalah bermain sendiri di tengah – tengah anak lain yang sedang melakukan

permainan yang berbeda atau tidak ikut bergabung dalam permainan. Permainan ini bersifat aktif

secara mandiri, tetapi masih dalam satu kelompok, dengan harapan kemampuan anak dalam

menyelesasikan tugas mandiri dalam kelompok tersebut terlatih dengan baik.

j.        Bermain Asosiatif

Bermain asosiatif merupakan bermain dengan tidak terikat pada aturan yang ada, semuanya

bermain tanpa memedulikan teman yang lain dalam sebuah aturan main. Bermain ini akan

menumbuhkan kretivitas anak karena adanya stimulasi dari anak lain, namun belum dilatih untuk

mengikuti peraturan dalam kelompok.

k.      Bermain Kooperatif

Bermain kooperatif merupakan bermain bersama – sama dengan adanya aturan yang jelas,

sehingga terbentuk perasaan kebersamaan dan terbentuk hubungan antara pemimpin dan

Page 8: stimulasi anak 2

pengikut. Permainan ini bersifat aktif, di mana anak akan selalu menumbuhkan kreativitasnya.

Selain itu, jenis bermain ini juga dapat melatih anak pada peraturan kelompok anak dituntut

selalu mengikuti peraturan.

3.         Jenis Stimulasi Permainan Berdasarkan Kelompok Usia

Penggunaan alat permainan pada anak tidak selalu sama dalam setiap usia tumbuh

kembang, hal ini dikarenakan setiap tahap usia tumbuh kembang anak selalu mempunyai tugas –

tugas perkembangan yang berbeda sehingga dalam penggunaan alat selalu memerhatikan tugas

masing- masing usia tumbuh kembang. Di bawah ini terdapat jenis alat permainan yang dapat

digunakan untuk anak dalam setiap tahap usia tumbuh kemabang.

a.       Usia 0-1 Tahun

Pada usia ini perkembangan anak mulai dapat dilatih dengan adanya refleks: melatih kerja sama

antara mata dan tangan atau mata dan telinga dalam berkoordinasi; melatih mencari objek yang

ada tetapi tidak kelihatan; serta melatih mengenal asal suara, kepekaan perabaan, dan

keterampilan dengan gerakan yang berulang. Fungsi bermain pada usia ini adalah untuk

memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan.

Jenis permainan yang dianjurkan pada usia ini antarra lain benda (permainan) yang aman

sehingga dapat dimasukkan ke dalam mulut, misalnya gambar bentuk muka, boneka orang dan

binatang, alat permainan yang dapat digoyangkan dan menimbulkan suara, alat permainan yang

berupa selimut, boneka, dan lain – lain.

b.      Usia 1-2 tahun

Jenis permainan yang dapat dilakukan pada usia 1-2 tahun pada dasarnya bertujuan untuk

melatih anak melakukan gerakan mendorong atau menarik, melatih melakukan imajinasi, matih

anak melakukan kegiatan sehari-hari, serta memperkenalkan beberapa bunyi dan mampu

mebedakannya. Jenis permainan ini menggunakan semua alat permainan yang dapat didorong

dan ditarik, misalnya alat rumah tangga, balok-balok, buku begambar, kertas, pensil berwarna,

dan lain-lain.

c.       Usia 2-3 Tahun

Pada usia ini anak dianjurkan untuk bermain dengan tujuan menyalurkanperasaan atau emosinya

anak, mengembangkan keterampilan berbahasa, melatih motorik kasar dan halus,

Page 9: stimulasi anak 2

mengembangkan kecerdasan, melatih daya imajinasi, serta melatih kemampuan membedakan

permukaan dan warna benda.

Adapun alat permainan pada usia ini yang dapat digunakan antara lain peralatan menggambar,

puzzle sederhana manik-manik ukuran besar, serta berbagai benda yang mempunyai permukaan

dan warna yang berbeda-beda.

d.      Usia 3-6 tahun

Pada usia 2-6 tahun anak sudah mulai mampu mengembangkan kreativitas dan sosialisasinya,

sehingga sangat diperlukan permainan yang dapat mengembangkan kemampuan menyamakan

dan membedakan, kemampuan berbahasa, mengembangkan kecerdasan, menumbuhkan

sportivitas, mengembangkan koordinasi motorik, mngembangkan dan mengonrol emosi, motorik

kasar dan halus, memperkenalan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, serta

memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.

Alat permainan yang dapat digunakan pada anak usia ini misalnya benda-benda disekitar rumah,

buku gambar, majalah anak-anak, alat gambar, ketas untuk belajar melipat,  gunting, dan air.

B.       TOILET TRAINING PADA ANAK

Toilet training adalah latihan buang air besar dan buang air kecil yangdiberikan pada anak

perempuan mulai usia 18 bulan ( atau lebih cepat24 ) sampai usia3 tahun ( atau 5 tahun pada

yang termasuk terlambat (delayed toilet training ), yangbertujuan melatih anak buang air besar

dan buang air kecil yang baik bersih danbenar seperti cara cebok yakni dari depan ke belakang,

dan secara luas termasukkontrol buang air besar dan buang air kecil yang baik.

Hal yang menyebalkan sekaligus menggemaskan buat orang tua adalah pada saat buah

hatinya buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB) di lantai yang sudah bersih. Kalau

bukan sayang kepada sang buah hati ini, tentu saja cacian dan marahan bakal terlontar dari mulut

orang tua yang mendapati anaknya sedang BAK dan BAB disembarang tempat. Salah satu cara

menyiasati agar anak tidak BAK dan BAB disembarang tempat adalah dengan mengajarkan

toilet training sedini mungkin pada si kecil. Buang air besar (BAB) dan air kecil (BAK) bukanlah

suatu masalah besar, namun bagi anak balita, mandiri untuk bisa BAB dan BAK hal yang patut

diacungi jempol. Minimal, anak bisa memberi tanda-tanda saat akan BAK atau BAB. Bagaimana

melatih kemandirian anak untuk bisa BAB atau BAK.

Page 10: stimulasi anak 2

Waktu yang tepat untuk dimulainya toilet training pada anak adalah pada saat anak mulai

berusia2 bulan, adapun tanda-tanda yang diberikan oleh anak saat ia sudah siap melakukan toilet

training adalah :

1.      Tidak mengompol beberapa jam sehari, atau bila ia berhasil bangun tidur tanpa mengompol

sedikit pun

2.      Waktu buang airnya sudah bisa diperkirakan

3.      Sudah bisa memberitahu bila celana atau popok sekali pakainya sudah kotor ataupun basah.

4.      Tertarik dengan kebiasaan masuk ke dalam toilet, seperti kebiasaan orang-orang lain di dalam

rumahnya

5.      Minta untuk diajari menggunakan toilet.

Tahapan Toilet Training

Mengajarkan toilet training memerlukan beberapa tahapan:

1.        Biasakan menggunakan toilet pada buah hati untuk buang air.

Mulailah dengan membiasakan anak masuk ke dalam WC. Latih si kecil untuk duduk di toilet

meski dengan pakaian lengkap. saat si kecil sedang membiasakan diri di toilet, Anda dapat

menjelaskan kegunaan toilet. Agar si kecil tidak takut di toilet, orang tua dapat menemaninya

sambil membacakan buku atau menyanyikan lagu kesayangannya.

2.        Lakukan secara rutin pada si kecil ketika terlihat ingin buang air.

Sejak si kecil terbiasa dengan toiletnya, ajaklah ia untuk menggunakannya. Biarkan ia duduk di

toilet pada waktu-waktu tertentu setiap hari, terutama 20 menit setelah bangun tidur dan seusai

makan. Bila pada waktu-waktu itu, si kecil sudah duduk di toilet namun tidak ingin buang air,

ajak ia segera keluar dari toilet. Bila sekali-sekali ia mengompol, itu merupakan hal yang normal.

Ibu juga tak perlu khawatir dan memaksanya bila si kecil kadang-kadang mogok dan tak mau ke

toilet.

3.        Pujilah bila ia berhasil, meskipun kemajuannya tidak secepat yang anda inginkan. Bila si anak

mengalami kecelakaan segera bersihkan dan jangan menyalahkannya. Jadilah model yang baik,

agar si kecil lebih mudah mengerti. Contohkan padanya bagaimana menggunakan toilet sehari-

hari.Jika anak mengalami stress saat dikenalkan toilet training, malah akan mempersulit waktu

belajarnya. Perlu diingat juga, orang tua tidak dapat mengontrol kapan dan dimana anak akan

membuang hajatnya, kecuali si anak sendiri.

Page 11: stimulasi anak 2

C.      PERSPEKTIF ISLAM TERHADAP KEBERSIHAN ANAK

Allah SWT telah menciptakan manusia secara berpasangan. Ada laki-laki, ada juga

perempuan. Dengan adanya pasangan tersebut manusia dapat berketurunan dan berkembang dari

masa ke masa. Proses alami dari perkembangan manusia dalam berketurunan adalah dengan cara

berhubungan suami istri antara laki-laki dan perempuan dalam sebuah wadah mulia dan ikatan

suci yaitu pernikahan. Dari hasil hubungan tersebut akan membuahkan janin dalam rahim sang

istri. Proses kehamilan ini merupakan suatu yang alami dan paling mudah dalam melahirkan

keturunan. Bahkan secara naluri semua makhluk hidup juga mengetahui hal tersebut (Nurdin,

2009).

Allah SWT berfirman:

Artinya: “Dialah yang telah  menciptakan kamu dari jiwa yang satu, lalu dijadikan darinya

pasangannya, lalu melahirkan dari keduanya banyak laki-laki dan perempuan …”(QS. Ar-rum:

30)

Ada beberapa hak-hak anak dalam  Islam salah satunya adalah dengan cara menjaga

kebersihan anak dan memberikan  nafkah.

Pakaian yang layak, di samping makanan, seorang anak juga membutuhkan perlengkapan

sehari-hari seperti pakaian yang layak dan bersih. Masa bayi merupakan masa rentan terhadap

berbagai penyakit, menyediakan pakaian yang layak dan menjaga kesehatan pakaian yang

digunakan bayi sangat penting dalam menjaga kesehatan anak tersebut, dalam hal ini Al-Quran

telah mewajibkan orang tua supaya memberikan pakaian kepada anaknya dengan cara yang baik

(makruf).

Kata makruf berarti baik, pakaian yang diberikan kepada anak harus baik dan memenuhi

syarat dari segi kesehatan dan juga sesuai dengan penghasilan seorang ayah. Di samping itu juga

harus selalu dijaga kebersihannya karena Islam adalah agama bersih dan sangat peduli terhadap

kebersihan, bahkan dalam sebuah hadits kebersihan itu dikaitkan dengan keimanan, bahkan

Page 12: stimulasi anak 2

kebersihan merupakan bagian dari iman, artinya orang yang tidak bersih berarti tidak memiliki

sebagian dari iman, sehingga bisa dikatakan imannya belum sempurna.

Tempat tinggal yang memadai, Seorang anak harus disediakan tempat tinggal yang layak dan

bersih sesuai dengan kemampuan seorang ayah, Islam mengakui kesederhanaan dalam hidup

tetapi sederhana tidak identik dengan kumuh dan jorok. Rasulullah saw bersabda:

يمان اإل� شط�ر الطهورArtinya:

Kebersihan adalah bagian dari iman

BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan dengan cara memberikan permainan atau

bermain, mengingat dengan bermain anak akan belajar dari kehidupan.Ketikaanak sudah

memasuki masa bermain atau disebut juga sebagai masa toddler, maka anak selalu membutuhkan

kesenangan pada dirinya.Oleh karena itu, tidak terlalu heran apabila masa anak-anak sangat

identk dengan masa bermain, sebab pada masa tersebut perkembangan anakakan mulai diasah

sesuai dengan kebutuhannya.Namun banyak orang yang menganggap masa bermain pada anak

tidak perlu mendapat perhatian secara khusus, sehingga banyak orang tua yng membiarkan anak

bermain tanpa memerhatikan unsur pendidikan terhadap permainan yang dilakukan oleh anak.

Selama anak bermain perlu diperhatikan kekurangan dan kelebihan permainan yang

dilakukan anak. Permainan harus dapat menstimulasi perkembangan kreativitas anak serta

perkembangan mental dan emosional, sehingga orangtua harus mengarah agar sesuai dengan

proses pematangan perkembangan tersebut. Pada anak yang mendapatkan atau terpenuhi

kebutuhan bermainnya dapat terlihat pula adanya suatu polaperkembangan yang baik.

Pada toilet training dapat mulai dilatih pada saat mulai berumur 2 bulan  yang ditandai

dengan ekspresi wajah anak yang siap untuk melakukan toilet training, adapun beberapa hak

anak kepada orang tuanya dalam islam adalah dengan cara memberikan pakaian yang layak

kepada anak dan tempat tinggal yang layak

Page 13: stimulasi anak 2

Islam juga mengajarkan tentang hidu bersih dan menjaga kebersihan agar terhindar dari

penyakit yang dapat mengganggu tugas kita dalam beribadah kepada Allah SWT.

B.     SARAN

Anak sebaiknya diberikan stimulus sejak dini dan sesuai dengan umur

tumbuhkembangnya dan ajarkanlah training toilet. Karena kebersihan adalah sebagian dari iman.

Semua ini harus diberikan sejak dini agar tumbuh kembang anak juga optimal.Ajarkan anak kita

sejak dini untuk menjaga kebersihannya agar anak kita menjadi generasi yang sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A Aziz. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.2008. Salemba Medika :

Jakarta

Natalia, Susi. Pengaruh ” Toilet Training ” Terhadap Kejadian Isk Berulang Pada Anak Perempuan

Usia 1 – 5 Tahun. 2006. Program Pasca SarjanaMagister Ilmu BiomedikDanProgram

Pendidikan Dokter Spesialis IIlmu Kesehatan AnakUniversitas Diponegoro: Semarang

Abu Hafs. Kebersihan Bagian Dari Iman. 2011.

at:http://umar-arrahimy.blogspot.com/2011/12/kebersihan-bagian-dari-iman.html

Anonymous.Toilet Training pada Anak.2010. http://maizarpsikologi09.blogspot.com/search?

q=toilet+training+pada+anak

Irawati.WAKTU TERBAIK AJARKAN “TOILET TRAINING” PADA ANAK. 2012.  irawiranti.web.id

Tim Penyusun IKADI. PANDANGAN ISLAM TENTANG IBU HAMIL DAN KESEHATAN ANAK-

ANAK.2006.http://mulyadinurdin.wordpress.com/2009/12/31/pandangan-islam-tentang-ibu-

hamil-dan-kesehatan-anak-anak/