Stimulasi Payudara Pada Primigravida Hamil Aterm Risiko Rendah

24
Stimulasi Payudara pada Primigravida Hamil Aterm Risiko Rendah: Apakah membantu dalam Inisiasi persalinan spontan dan pervaginam ? Suatu tuntunan studi Nilanchali Singh, Reva Tripathi, Yedla Manikya Mala, and Niharika Yedla Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Universitas Maulana Azad dan Asosiasi Lok Nayak, Bahadur Shah Zafar Marg, Delhi Gate, New Delhi, India Pendahuluan Inisiasi spontan pada persalinan memiliki outcome yang lebih baik bagi ibu dan janin serta lebih banyak kesempatan persalinan pervaginam dibandingkan induksi persalinan. Untuk mengatasi kemungkinan efek samping postdate pada fetus dan neonatus, induksi persalinan telah digunakan secara luas. Banyak metode nonfarmakologik digunakan untuk pematangan serviks sejak berabad-abad lalu di kebudayaan yang berbeda dan penelitian terkini menunjukan sebagian besar wanita menggunakan metode ini untuk menginduksi persalinan. Massage payudara dan stimulasi puting adalah salah satu metode yang telah diteliti oleh beberapa penulis, meskipun studinya terbatas. Stimulasi payudara memfasilitasi pelepasan oksitosin dari kelenjar

description

jurnal obgyn

Transcript of Stimulasi Payudara Pada Primigravida Hamil Aterm Risiko Rendah

Stimulasi Payudara pada Primigravida Hamil Aterm Risiko Rendah: Apakah membantu dalam Inisiasi persalinan spontan dan pervaginam ? Suatu tuntunan studiNilanchali Singh, Reva Tripathi, Yedla Manikya Mala, and Niharika Yedla

Departemen Obstetri dan Ginekologi, Rumah Sakit Universitas Maulana Azad dan Asosiasi Lok Nayak, Bahadur Shah Zafar Marg, Delhi Gate, New Delhi, India PendahuluanInisiasi spontan pada persalinan memiliki outcome yang lebih baik bagi ibu dan janin serta lebih banyak kesempatan persalinan pervaginam dibandingkan induksi persalinan. Untuk mengatasi kemungkinan efek samping postdate pada fetus dan neonatus, induksi persalinan telah digunakan secara luas. Banyak metode nonfarmakologik digunakan untuk pematangan serviks sejak berabad-abad lalu di kebudayaan yang berbeda dan penelitian terkini menunjukan sebagian besar wanita menggunakan metode ini untuk menginduksi persalinan. Massage payudara dan stimulasi puting adalah salah satu metode yang telah diteliti oleh beberapa penulis, meskipun studinya terbatas. Stimulasi payudara memfasilitasi pelepasan oksitosin dari kelenjar pituitari posterior sehingga mengakibatkan pematangan serviks. Terdapat kekurangan bukti yang mendukung stimulasi payudara sebagai metode induksi persalinan yang bermanfaat. Beberapa penelitian telah menggambarkan pola detak jantung fetus yang abnormal setelah stimulasi payudara pada kehamilan risiko tinggi. Primigravida biasanya memiliki lebih sedikit temuan serviks yang baik dibandingkan multigravida dan sepertinya lebih membutuhkan intervensi untuk pematangan serviks. Oleh karena itu kami memilih primigravida risiko rendah untuk penelitian kami. Stimulasi payudara tidak secepat metode farmakologis dalam menginduksi persalinan dan oleh karenanya, waktu yang tepat untuk memulai intervensi ini sangatlah penting. Review cochrane pada 2012 mensugestikan bahwa kelahiran melewati usia kehamilan 41 minggu berhubungan dengan lebih banyak risiko perinatal. Massage payudara secara cultural lebih diterima oleh wanita india. Kami telah menyarankan stimulasi payudara pada pasien risiko rendah sejak usia kehamilan 38 minggu di center kami sejak berdekade lalu dan telah mengobservasi hasil yang baik. Kemanjuran dan keamanan stimulasi payudara belum dapat dibuktikan dan oleh karena itu penelitian ini diselenggarakan untuk menggambarkan efek menguntungkan dari stimulasi payudara dan untuk menstandarkan teknik manuver ini.Metode

Penelitian ini diselenggarakan pada pusat pelayanan tertier India Utara selama periode 6 bulan di tahun 2012. Izin etis diperoleh dari komite etik Kedokteran Universitas Maulana Azad, New Delhi, dimana penelitian diselenggarakan. Dua ratus wanita hamil berturut-turut mendatangi klinik antenatal direkrut pada usia kehamilan antara 36-38 minggu setelah menyetujui persetujuan penelitian ini. Mereka telah dijelaskan mengenai risiko dan keuntungan dari prosedur termasuk kemungkinan untuk persalinan lebih awal. Kriteria inklusi adalah primigravida dengan presentasi kepala, tanpa adanya faktor risiko tinggi. Risiko tinggi yang dimaksud adalah diabetes gestasional, hipertensi, hipotiroidisme tak terkontrol, penyakit lain, atau riwayat infertilitas. Kedua ratus pasien direkrut dan diacak ke dalam dua kelompok masing-masing 100 orang dengan menggunakan komputer. Skoring awal servikal dengan menggunakan Skor Bishop dilakukan untuk semua pasien pada minggu 38 kehamilan bersamaan dengan pemeriksaan panggul. Satu kelompok ditandai sebagai grup intervensi dan disarankan untuk memijat/massage payudara dimulai sejak minggu 38 kehamilan. Sebagai usaha untuk menstandarkan teknik, pasien diperlihatkan video berdurasi 2 menit mengenai teknik pemijatan payudara dimana dilakukan massage seluruh payudara dari pinggir hingga pusat termasuk puting dengan menggunakan minyak lokal yang tersedia. Para wanita dinasihati untuk memijat payudara selama 15-20 menit pada masing-masing sisi dilakukan 3 kali sehari. Mereka disarankan untuk tetap menjalankan manuver ini sehari-hari dan datang pada kunjungan yang ditentukan. Pada kelompok lain tidak dilakukan intervensi. Pasien diberitahu untuk mengikuti pemeriksaan mingguan di klinik antenatal dan melapor segera ke departemen obstetrik jika terdapat nyeri abdomen, kebocoran atau perdarahan pervaginam, atau penurunan gerakan fetus. Pada minggu ke 39, skor Bishop kembali dilakukan untuk melihat perubahan skor cerviks pada kedua grup. Semua pemeriksaan vagina telah dilakukan oleh penulis yang sama untuk mengeklusikan bias dari pengamat. Pemeriksaan panggul untuk skoring Bishop telah dilakukan oleh penulis pada hampir semua pasien. Pasien yang belum melakukan manuver yang disarankan dieksklusikan dari penelitian. Mereka yang minimal telah melukan tiga kali massage selama 10 menit diinklusikan pada penelitian ini. Personil medis yang memimpin persalinan dari pasien ini dibutakan terhadap penelitian. Desain penelitian digambarkan pada gambar 1.

Outcome maternal dievaluasi dalam bentuk perubahan Skor Bishop setelah 1 minggu pada kedua grup: usia kehamilan saat persalinan, inisiasi persalinan (spontan/induksi), induksi untuk postdate, bentuk persalinan (pervaginam/SC), SC untuk induksi gagal, durasi persalinan, tanda hiperstimulasi, tanda adanya mekonium pada persalinan, perdarahan postpartum, dan kepuasan ibu. Postdate didefinisikan sebagai kehamilan di atas usia 41 minggu. Umur gestasi dihitung dengan scan USG pertama jika ada. Jika tidak tersedia scan trisemester pertama dan pasien yakin waktu menstruasi terakhirnya dengan siklus yang teratur, kami menggunakan itu untuk perhitungan usia gestasi. Durasi persalinan termasuk kedua kala I (laten dan aktif) dan kala II persalinan. Induksi dilakukan dengan menggunakan gel intraservikal dinoprostol (maksimal 3 dosis) diikuti infus oksitosin. Induksi gagal diartikan sebagai kegagalan proses fase aktif persalinan setelah 12 jam pasca amniotomi dan/atau infus oksitosin. Rumah Sakit kami mengikuti kebijakan manajemen aktif persalinan pada semua pasien; karenanya, ini diterapkan pada kedua kelompok penelitian. Kriteria inklusi yang kaku, disiplin diagnosis persalinan, amniotomi awal, penilaian persalinan yang sering untuk menjamin progres, dan oksitosin dosis tinggi untuk distokia adalah komponen manajemen aktif persalinan. Kejadian hiperstimulasi (sekali kontraksi berakhir selama 2 menit atau frekuensi kontraksi 5 kali atau lebih dalam 10 menit) dan perdarahan postpartum (hilangnya darah yang menyertai kelahiran mengakibatkan hipovolemia atau sebaliknya menyebabkan wanita menjadi simptomatis dikarenakan kehilangan darah) diobservasi pada kedua kelompok.Outcome neonatus diobservasi pada formulir Apgar Skor < 7 dalam 5 menit, kebutuhan unit perawatan intensif neonatus (NICU), morbiditas neonatus seperti sepsis, asfiksia, jaudice/kuning, distress pernafasan, dan kematian fetus atau neonatus.Outcome fetal dan maternal di kedua kelompok dibandingkan. SPSS versi 17 dan Microsoft Excel 2007 digunakan untuk analisis statistik . X2-test digunakan untuk membandingkan variabel kategoris dan Students t-test telah digunakan untuk membandingkan variabel lanjutan. Nilai P