STERILISASI DAN DESINFEKSI.doc

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang besaar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat berkat penemuan beberapa ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk mencegah atau mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep steril ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi. Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik pada pasien yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi. Pengetahuan mengenai bagaiman terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara mempelajari ilmu bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang terkandung pada ilmu mikrobiologi. Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik diperlukan pula 1

description

tugas bahasa inggris

Transcript of STERILISASI DAN DESINFEKSI.doc

Page 1: STERILISASI DAN DESINFEKSI.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang

besaar bagi dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat berkat

penemuan beberapa ilmuan besar.  Bahwa terbukti untuk mencegah atau

mengendalikan infeksi tenaga kesehatan dapat menggunakan konsep steril

ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan pasiennya dan lebih

spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi.

Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik pada

pasien yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi. Pengetahuan mengenai

bagaiman terjadinya infeksi sangat penting dikuasai untuk membatasi dan

mencegah terjadi penyebaran infeksi dengan cara mempelajari ilmu bakteriologi,

imunologi, virologi dan parasitologi yang terkandung pada ilmu mikrobiologi.

Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi

infeksi tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik diperlukan pula

pengetahuan mendasar akan kondisi seperti apa yang bisa dijadikan lokasi atau

tempat untuk melakukan asuhan keperawatan.

Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan yang

membahas tentang bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi dalam makalah

ini. Juga bagaimana aplikasinya dalam keseharian dunia keperawatan.

B. Tujuan

1. Bagaimana konsep steril dan desinfeksi digunakan.

2. Mempelajari pengertian, tujuan maupun macam-macam tekhnik sterilisasi dan

desinfeksi

3. Mengetahui sejauh mana pengetahuan mahasiswa tentang sterilisasi dan

desinfeksi.

1

Page 2: STERILISASI DAN DESINFEKSI.doc

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi

1. Pengertian Sterilisasi

Steril (Suci Hama) artinya bebas dari segala mikroba baik pathogen

maupun tidak. Tindakan untuk membuat suatu benda menjadi steril disebut

sterilisasi.

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu

(alat,bahan,media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan

kehadirannya baik yang patogen maupun yang pathogen atau bisa juga

dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua

mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.

2. Desinfeksi

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit

dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan

terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan

yang tidak berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini

dinamakan antiseptik. Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau

menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi

digunakan pada benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai

antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.

B. Jenis peralatan yang dapat disterilkan

1. Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting, speculum dan

lain-lain.

2. Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit (spuit), tabung kimia dan

lain-lain.

2

Page 3: STERILISASI DAN DESINFEKSI.doc

3. Peralatan yang terbuat dari karet, misalnya, kateter, sarung tangan, pipa

penduga lambung, drain dan lain-lain.

4. Peralatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanule rectum, kanule trachea

dan lain-lain.

5. Peralatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok (nierbekken), baskom

dan lain-lain.

6. Peralatan yang terbuat dari porselin, misalnya mangkok, cangkir, piring dan

lain-lain.

7. Peralatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang i8nfus dan lain-lain.

8. Peralatan yang terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon, doek

operasi, baju, sprei, sarung bantal dan lain-lain.

C. Tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi

Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah

1. Mencegah terjadinya infeksi

2. Mencegah makanan menjadi rusak

3. Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri

4. Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan

biakan murni.

D. Metode Sterilisasi

Metode sterilisasi dibagi menjadi dua, yaitu metode fisik dan metode

kimia. Metode sterilisasi kimia dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan

kimia, sedangkan metode sterilisasi fisik dapat dilakukan dengan cara panas baik

panas kering maupun panas basah, radiasi, dan filtrasi.

1. Metode Sterilisasi Fisik

a. Sterilisasi Panas

Metode sterilisasi panas merupakan metode yang paling dapat

dipercaya dan banyak digunakan. Metode sterilisasi ini digunakan untuk

3

Page 4: STERILISASI DAN DESINFEKSI.doc

bahan yang tahan panas. Metode sterilisasi panas tanpa kelembaban (tanpa

penggunaan uap air) disebut metode sterilisasi panas kering atau sterilisasi

kering.

Umumnya untuk bahan yang sensitif terhadap kelembaban

digunakan metode sterilisasi panas kering pada temperatur 160-180oC,

sedangkan untuk bahan yang resisten kelembaban digunakan metode

sterilisasi panas basah pada temperatur 115-134 oC.

Macam-macam cara sterilisasi dengan pemanasan

1) Pemanasan dengan Nyala Api

Di laboratorium mikrobiologi cara ini dipakai untuk membuat

steril jarum inokulasi, pipet dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-

sehari, misalnya membakar peniti sebelum dipakai mengeluarkan duri

atau nanah. Cara ini juga dapat digunakan untuk mensterilkan  pisau

operasi dalam keadaan darurat.

2) Pemanasan dengan Udara Panas  (Dry Heat Oven)/Panas Kering

Cara ini dipakai untuk membuat steril alat-alat dari gelas

seperti tabung reaksi, petridish, botol dan alat-alat dari katun. Dengan

cara ini pemanasan dilakukan sampai suhu 170oC selama 1 jam atau

140oC selama dua jam. Bila ada bahan dari katun, suhu jangan lebih

dari 180oC karena akan terbakar. Juga pada pendinginannya, bila suhu

belum mencapai 100oC, oven jangan dibuka dulu sebab alat-alat dari

gelas akan pecah karena pendinginan yang mendadak (Indan Endjang,

2003: 43).

Kelebihan menggunakan sterilisasi ini diantaranya, hasil

kering  dapat digunakan untuk bahan termostabil, seperti alat-alat

gelas dan mudah dilaksanakan. Kekurangan: waktu yang dihabiskan

cukup lama, penetrasi panas terbatas pada lapisan tertentu, dan

dibutuhkan tenaga listrik besar.

4

Page 5: STERILISASI DAN DESINFEKSI.doc

3) Merendam dalam Air Mendidih (Menggodok)

Merendam  dalam air mendidih (menggodok) adalah cara yang

mudah, murah, dan cukup efektif sebagai tindakan desinfeksi.

Air mendidih pada tekanan 1 atmosfer, suhunya 100oC dengan

menggodok bentuk vegetatif akan mati dalam waktu 5-15 menit

sedangkan bentuk spora akan mati dalam waktu 1-6 jam. Cara ini

bayak digunakan untuk membuat steril jarum dan pompa suntik atau

alat-alat operasi asalkan dipastikan bahwa alat-alat tersebut tidak

berhubungan dengan sumber-sumber spora seperti debu tanah. Lama

penggodokan dengan cara ini adalah 15-30 menit dan akan lebih baik

ditambahkan 1-3% Na2CO3 karena mempunyai daya untuk

menghancurkan dinding spora. Dengan cara ini, mungkin masih

terdapat spora. Dalam kehidupan sehari-hari dipakai untuk desinfeksi

botol susu dan dot bayi.

4) Sterilisasi dengan Uap Air yang Ditekan/ Sterilisasi Panas Basah

(Uap)

Proses sterilisasi termal meggunakan uap jenuh di bawah

tekanan berlangsung di suatu bejana yang disebut autoclave. Metode

yang paling sering digunakan. Suhu 1210C selama 15-20 menit

tergantung bahan/prosedur sterilisasi. Prinsip: Udara di dalam bejana

diganti dengan uap jenuh.

Fase Siklus Sterilisasi

Pemanasan/Vakum (Conditioning)

Fase Pemaparan Uap (Exposure)

132°C 2’

121°C 12’

116°C 30’

Pembuangan Uap (Exhaust)

Fase Pengeringan (Drying)

5

Page 6: STERILISASI DAN DESINFEKSI.doc

Metode ini paling banyak digunakan karena hampir 80%

alat dan bahan dapat disterilkan dengan metode ini, seperti karet.

Biaya operasional cukup rendah dibanding metode lain.

Temperatur merata pada setiap tempat selama proses. Cepat dan

hasil kering (Indan Endjang, 2003: 44).

5) Pemanasan dengan Uap yang Mengalir

Prinsipnya sama dengan dandang untuk menanak nasi. Cara ini

pertama kali dilakukan oleh Robert Kock suhu uap air pada tekanan

barometer 76 cm Hg adalah 100o C. Dengan cara ini hanya

membunuh bakteri bentuk vegetatif. Di laboratorium cara ini dipakai

untuk mematikan mikroba pathogen, sebelum alat-alat tersebut dicuci

agar tidak membahayakan. Lamanya pemanasan adalah 1 jam,

sedangkan membunuh bentuk spora perlu waktu 2-16 jam (Indan

Endjang, 2003: 44).

6) Cara sterilisasi Benda-benda yang Tidak Tahan Suhu Tinggi

a) Pasteurisasi

Dengan pasteurisasi  tidak membuat steril, tetapi hanya membunuh

mikroba tertentu saja. Pasteurisasi dilakukan terhadap air susu juga

pada pembuatan anggur. Suhu yang diberikan bergantung pada

mikroba yang akan dibunuhnya.

b) Tyndalisasi

Dengan pasteurisasi kita membuat steril suatu benda secara fraksi

(sebagian-sebagian). Cara ini dilakukan untuk membuat steril

benda-benda yang tidak tahan suhu lebih dari 100oC.

Caranya:

6

Page 7: STERILISASI DAN DESINFEKSI.doc

Hari pertama, benda yang akan disterilkan dipanaskan

dengan uap air yang mengalir dengan 100oC selama 30 menit.

Kemudian, dimasukkan inkubator (lemari pengeram) selama 24

jam.

Hari kedua, pemanasan dan pengeraman diulang lagi. Hari

ketiga diulangi untuk ketiga kalinya dan sterilisasi dianggap selesai

(Indan Endjang, 2003: 46).

b. Sterilisasi dengan Penyaringan (filtrasi)

Metode sterilisasi dengan pengeringan digunakan untuk bahan yang

sensitif terhadap panas misalnya enzim. Pada proses ini digunakan

membran filter yang terbuat dari selulosa asetat. Kerugian prosedur ini

adalah biaya yang mahal serta filter yang mudah mampat akibat filtrat

tertinggal pada saringan sehingga harus sering diganti. Kerugian yang lain

adalah meskipun memiliki pori-pori yang halus, membram filter tidak

dapat digunakan untuk menyaring virus. Jenis filter yang sering digunakan

adalah filter HEPA (High Efficiency  Particulate Air) (Sylvia T. Pratiwi,

2008: 140).

c. Dengan Pengeringan

Pengeringan akan menyebabkan larutan di sekeliling mikroba

menjadi hipertonis, sehingga air keluar dari sel mikroba dan mikroba mati.

Gangguan tekanan osmotik ini akan diperhebat bila ditambahkan garam

dan bumbu-bumbu, seperti halnya pada pembuatan ikan asin atau

dendeng. Cara ini bukanlah tindakan sterilisasi, melainkan pengawetan,

karena dengan pengeringan ini hanya menyebabkan berhentinya

pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba (Indan Endjang, 2003: 47).

d. Sterilisasi dengan Radiasi

Metode sterilisasi dengan menggunakan radiasi dilakukan dengan

menggunakan sinar UV ataupun dengan metode ionisasi. Sinar UV

dengan panjang gelomabang 260 nm memiliki daya penetrasi yang rendah

7

Page 8: STERILISASI DAN DESINFEKSI.doc

sehingga tidak mematikan mikroorganisme namun dapat mempenetrasi

gelas, air, dan substansi lainnya. Sinar UV ini bereaksi dengan asam

nukleat sel mikroorganisme dan menyebabkan ikatan antara molekul-

molekul timin yang bersebelahan dan menyebabkan terbentuknya diimer

timin. Dimer timin dapat menghalangi replikasi DNA normal dengan

menutup jalan enzim replikasi. Penggunaan sterilisasi dengan sinar UV

antara lain untuk sterilisasi kabinet dan ruangan. Endospora bakteri

resisten terhadap sinar UV. Metode sterilisasi dengan ionisasi sebesar 2,5

Mrad dapat mempenetrasi jauh ke dalam objek. Penggunaan teknik ini,

misalnya dengan radiasi gamma dari kobalt-60, lebih kuat daya tembusnya

dibandingkan dengan cahaya UV dan tidak dilakukan dalam laboratorium.

Metode sterilisasi ini ditujukan untuk merusak asam nukleat

mikroorganisme dan digunakan untuk bahan-bahan yang tidak dapat

disterilisasi menggunakan panas, contohnya bahan plastik sekali pakai

(disposable plasticware), antibiotik, hormon, dan jarum suntik (syrnge)

(Sylvia T. Pratiwi, 2008: 140-141).

e. Pendinginan

Suhu rendah menyebabkan pertumbuhan dan perkembangbiakan

mikroba terhenti. Cara ini dipakai untuk mengawetkan bahan makanan

yang mudah membusuk, misalnya daging, karena pada suhu rendah ini,

bahan makanan itu tidak akan dirombaknya. Pada suhu -20oC (minus dua

puluh derajat Celcius) (suhu lemari pendingin pada umumnya) mikroba

tidak bisa merombak makanan sehingga tidak terjadi pembusukan.

Beberapa bakteri mati pada suhu 0oC misalnya Neisseria gonorrhoea,

Treponema pallida (Indan Endjang, 2003: 41-42).

2. Metode Sterilisasi Kimia

Metode sterilisasi kimia dilakukan untuk bahan-bahan rusak bila

disterilkan pada suhu tinggi (misalnya bahan-bahan dari plastik). Kekuatan

agen antimikroba kimiawi diklasifikasikan atas dasar efisiensinya dalam

8

Page 9: STERILISASI DAN DESINFEKSI.doc

membunuh mikroorganisme. Seluruh gremisida diklasifikasikan sebagai

kategori tingkat tinggi karena efektif terhadap seluruh bentuk kehidupan

termasuk endospora bakteri (Sylvia T. Pratiwi, 2008:  141-142).

Metode sterilisasi kimia dapat dilakukan dengan  menggunakan gas (dengan

cara fumigasi atau pengasapan) atau radiasi. Beberapa bahan kimia yang dapat

digunakan untuk sterilisasi gas adalah etilen oksida, gas formaldehid, asam

parasetat, dan glurtaradehid  alkalin. Sterilisasi kimia dapat juga dilakukan

dengan penggunaan cairan desinfektan berupa senyawa aldehid, hipoklorit,

fenolik, alkohol (Sylvia T. Pratiwi, 2008: 142).

E. Macam-Macam Desinfeksi

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan

bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi

infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak

berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan

antiseptik.

Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan

mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda

mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya

tergantung dari toksisitasnya.

Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat

tersebut dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat

menghambat proses disinfeksi.

Macam-macam desinfektan yang digunakan:

1. Alkoho

Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit.

Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran

gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan

9

Page 10: STERILISASI DAN DESINFEKSI.doc

pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat

menguap tanpa meninggalkan efek sisa.

2. Aldehid

Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada

kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid

merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk

mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril

kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades,

karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi

kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan

sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri

vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-

20 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.

3. Biguanid

Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas

dalam bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya

0,4% larutan pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2%

klorheksidin glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak

(Corsodyl) dan pada konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi

geligi tiruan. Zat ini sangat aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-).

Efektivitasnya pada rongga mulut terutama disebabkan oleh absorpsinya pada

hidroksiapatit dan salivary mucus.

4. Senyawa halogen.

Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide.

Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam

dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan

Betadine).

10

Page 11: STERILISASI DAN DESINFEKSI.doc

5. Fenol

Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk

membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh

zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun

karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di

rumah sakit dan laboratorium.

6. Klorsilenol

Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan

sebagai antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan

penggunaannya terbatas sebagai desinfektan (misalnya Dettol).

11

Page 12: STERILISASI DAN DESINFEKSI.doc

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu

(alat,bahan,media, dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan

kehadirannya baik yang patogen maupun yang pathogen atau bisa juga dikatakan

sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik

bentuk vegetative maupun bentuk spora

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan

bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi

infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak

berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan

antiseptik.

B. Saran

Sebagai masyarakat yg peduli kesehatan kita sebaiknya mengurangi atau bahkan

mengatasi infeksi yang mungkin terjadi secara keseluruhan secara spesifik.

12

Page 13: STERILISASI DAN DESINFEKSI.doc

DAFTAR PUSTAKA

Dr. jan Tambayong; Mikrobiologi untuk keperawatan

Mikrobiologi kedokteran, Bina Rupa Aksara, Jakarta, FKUI 1994

Jawetz, J. Melnick, EA, Adeberg (1986), Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan,

EGC, Jakarta.

Azis, alimul H.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika

http://makalahselamakuliah.blogspot.com/2011/11/mikrobiologi-dan-

parasitologi.html

http://fidhiaaulia.blogspot.com/2012/09/sterilisasi-dan-desinfeksi.html

13

Page 14: STERILISASI DAN DESINFEKSI.doc

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-

Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Mikrobiologi yang berjudul “Sterilisasi dan

Disinfeksi”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas salah satu Mata Kuliah

Kebidanan.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih

jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa khususnya

Jurusan Kebidanan dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita

semua.

Majene, 27 Agustus 2013

Penulis

14i

Page 15: STERILISASI DAN DESINFEKSI.doc

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Kata Pengantar............................................................................................1

B. Tujuan.........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi..........................................................2

B. Jenis peralatan yang dapat disterilkan........................................................2

C. Tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi ..............................................................3

D. Metode Sterilisasi.......................................................................................3

E. Macam-Macam Desinfeksi.........................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................12

B. Saran..........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

15ii

Page 16: STERILISASI DAN DESINFEKSI.doc

TUGAS : MIKROBIOLOGI

DOSEN : dr. BAQIAH SYAFRUDDIN

“STERILISASI DAN DISINFEKSI”

OLEH:

NAMA : NURBIAH ANDANG

NIM : B.10.135

KELAS : III. C

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

STIKES BINA BANGSA MAJENE

16

Page 17: STERILISASI DAN DESINFEKSI.doc

TAHUN 2012/2013

17