Step 7 Riizal Hanjanil p

10
Step 7 1. apa hubungan perokok dgan kondsi pasien saat ini ? a. Riwayat merokok - Perokok aktif - Perokok pasif - Bekas perokok b. Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (rokok yang dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun) : - Ringan : 0-200 - Sedang : 200-600 - Berat : >600 merokok : menyebabkan gangguan ventilasi gangguan difusi transportasi himpunan dokter paru indonesia 2. kenapa walaupun sudah berhenti merokok penderita masih mengalami gejala yg sama? Tempat lingkungan kerja yg selalu terpajann dgn udra dipabrik yg partikelnya lebih besar Mengganggu pergerakan mucus silis Megganggu fungsi alveolar Hipertrovis dan hyperplasia Menyerang alveolar dan isi dari alveolar Dibagian difusi o2 dan co2 berebutan ,hb kekurangan co2 (HIPOKSIA) 3. mengapa pada pasien didapatkan sesak nafas terus menerus selama satu minggu dan didapatkan batuk kental?. Perokokinflamasibronkokontriksipertukaran gas tidak maksimal Batuk kentalmukus tdk bsa digerakin tdk ada escalatorkronis

description

mnlijn

Transcript of Step 7 Riizal Hanjanil p

Page 1: Step 7 Riizal Hanjanil p

Step 7

1. apa hubungan perokok dgan kondsi pasien saat ini ?

a. Riwayat merokok

- Perokok aktif

- Perokok pasif

- Bekas perokok

b. Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (rokok yang dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun) :

- Ringan : 0-200

- Sedang : 200-600

- Berat : >600

merokok :

menyebabkan gangguan ventilasi gangguan difusi transportasi

himpunan dokter paru indonesia

2. kenapa walaupun sudah berhenti merokok penderita masih mengalami gejala yg sama?Tempat lingkungan kerja yg selalu terpajann dgn udra dipabrik yg partikelnya lebih besarMengganggu pergerakan mucus silisMegganggu fungsi alveolarHipertrovis dan hyperplasiaMenyerang alveolar dan isi dari alveolarDibagian difusi o2 dan co2 berebutan ,hb kekurangan co2 (HIPOKSIA) 3. mengapa pada pasien didapatkan sesak nafas terus menerus selama satu minggu dan

didapatkan batuk kental?.Perokokinflamasibronkokontriksipertukaran gas tidak maksimalBatuk kentalmukus tdk bsa digerakin tdk ada escalatorkronisHyperplasia dari sel goblet4. mekanisme sesak nafas disertai bentuk dada tongmerokok jangka lamajalan nafas bekurangdikeluarkan susahudara mutar dialveolus dan tdk ke atasbengkakudara kotor masukkerusakan dinding alveoluspermukaan untuk difusi berkurangsesak nafas jadi semakin beratdadatongusaha lebih tnpa sifat recoilmenggunakan otot dinding dada penggunaan terus menerus paru paru ngembang jadi dadatong5. mengapa pasien diputuskan untuk rawat inap?

Page 2: Step 7 Riizal Hanjanil p

Berhubungan dengan hasil fev fcv yang kurangKeluhan sesak nafas yang terus menerusPemberiaan oksigenEtiologiKlasifikasi(untuk mengurangi factor memperberat kesembuhan)6. bagaiman interpretasi dari fev1 dan fec kurang dari 70%fev kurang dari normaludara jadi susah dikeluarkanfcvgangguan obstruktif7. bagaimana patogenenesis dari skenariopemasukan udara berbahaya mengeluarkan mediator inflmsi akibatnya nnti kerusakan jaringan parupenyempitan saluran nafas dan fibrosisdes dri parenkim hipersekresi mucus

8. etiologi dari skenario?

Bronkitis kronis (Blue bloater)

Empisema (Pink puffer)

Himpunan dokter paru indonesia

9. bagaimana alur diagnosis penyakit pada skenario?10. apa dd dari scenario?

11. komplikasi dari skenario?

Komplikasi yang dapat terjadi pada PPOK adalah : 1. Gagal napas - Gagal napas kronik - Gagal napas akut pada gagal napas kronik2. Infeksi berulang 3. Kor pulmonal

Page 3: Step 7 Riizal Hanjanil p

Gagal napas kronik : Hasil analisis gas darah Po2 < 60 mmHg dan Pco2 > 60 mmHg, dan pH normal, penatalaksanaan : - Jaga keseimbangan Po2 dan PCo2 - Bronkodilator adekuat - Terapi oksigen yang adekuat terutama waktu latihan atau waktu tidur- Antioksidan - Latihan pernapasan dengan pursed lips breathing

Gagal napas akut pada gagal napas kronik, ditandai oleh : - Sesak napas dengan atau tanpa sianosis - Sputum bertambah dan purulen - Demam - Kesadaran menurun

Infeksi berulang Pada pasien PPOK produksi sputum yang berlebihan menyebabkan terbentuk koloni kuman, hal ini memudahkan terjadi infeksi berulang. Pada kondisi kronik ini imuniti menjadi lebih rendah, ditandai dengan menurunnya kadar limfosit darah.

Kor pulmonal : Ditandai oleh P pulmonal pada EKG, hematokrit > 50 %, dapat disertai gagal jantung kanan

Himpunan dokter paru indonesia

Page 4: Step 7 Riizal Hanjanil p

12. klasifikasi ppok

RINGAN

SEDANG

-Tidak ada gejala waktu istirahat atau bila eksersais

- Tidak ada gejala waktu istirahat tetapi gejala ringan pada latihan sedang (mis : berjalan cepat, naik tangga)

- Tidak ada gejala waktu istirahat tetapi mulai terasa pada latihan / kerja ringan (mis : berpakaian)

- Gejala ringan pada istirahat

FEV 1 > 80%CV <75%

FEV1 <80-50 %CV <75%

BERAT - Gejala sedang pada waktu istirahat- Gejala berat pada saat istirahat- Tanda-tanda korpulmonal

FEV1 50-30 % <30%CV <75%

HIMPUNAN DOKTER PARU INDONESIA

terapi farmakologi masukan golonganya dan nonfarmakologi(rehabilitasi),kapan diberikan terapi oksigen? dari skenario ,besertakan waktu pemberian. Sertakan perbedaanya

edukasi

1. Mengenal perjalanan penyakit dan pengobatan

2. Melaksanakan pengobatan yang maksimal

3. Mencapai aktiviti optimal

4. Meningkatkan kualiti hidup

Terapi Oksigen

Pada PPOK terjadi hipoksemia progresif dan berkepanjangan yang menyebabkan kerusakan

sel dan jaringan. Pemberian terapi oksigen merupakan hal yang sangat penting untuk

mempertahankan oksigenasi seluler dan mencegah kerusakan sel baik di otot maupun organ -

organ lainnya.

Page 5: Step 7 Riizal Hanjanil p

Manfaat oksigen

- Mengurangi sesak

- Memperbaiki aktiviti

- Mengurangi hipertensi pulmonal

- Mengurangi vasokonstriksi

- Mengurangi hematokrit

- Memperbaiki fungsi neuropsikiatri

- Meningkatkan kualiti hidup

Indikasi

- Pao2 < 60mmHg atau Sat O2 < 90% - Pao2 diantara 55 - 59 mmHg atau Sat O2 > 89% disertai Kor Pulmonal, perubahan P

pullmonal, Ht >55% dan tanda - tanda gagal jantung kanan, sleep apnea, penyakit paru

lain

ventilasi mekanik : UNTUK penderita ppok eksaserbasi akut , ppok deraajat berat yang kronik,

Ventilasi mekanik dengan intubasi : dirumah sakit Ventilasi mekanik tanpa intubasi : dirumah penderita

Rehabilitasi

Latihan untuk meningkatkan kemapuan otot pernapasan

a. Latihan untuk meningkatkan otot pernapasan

b. Endurance exercise

Endurance exercise

Respons kardiovaskuler tidak seluruhnya dapat terjadi pada penderita PPOK.

Bertambahnya cardiac output maksimal dan transportasi oksigen tidak sebesar pada orang

sehat.

Latihan jasmani pada penderita PPOK akan berakibat meningkatnya toleransi latihan

karena meningkatnya toleransi karena meningkatnya kapasiti kerja maksimal dengan

rendahnya konsumsi oksigen. Perbaikan toleransi latihan merupakan resultante dari

Page 6: Step 7 Riizal Hanjanil p

efisiensinya pemakaian oksigen di jaringan dari toleransi terhadap asam laktat.

Sesak napas bukan satu-satunya keluhan yang menyebabkan penderita PPOMJ

menghenikan latihannya, faktor lain yang mempengaruhi ialah kelelahan otot kaki. Pada

penderita PPOK berat, kelelahan kaki mungkin merupakan faktor yang dominan untuk

menghentikan latihannya.

Berkurangnya aktiviti kegiatan sehari-hari akan menyebabkan penurunan fungsi otot

skeletal. Imobilitasasi selama 4 - 6 minggu akan menyebabkan penurunan kekuatan otot,

diameter serat otot, penyimpangan energi dan activiti enzim metabolik. Berbaring ditempat

tidur dalam jangka waktu yang lama menyebabkan menurunnya oxygen uptake dan kontrol

kardiovaskuler.

• Di rumah

- Latihan dinamik

- Menggunakan otot secara ritmis, misal : jalan, joging, sepeda

Rumah sakit

- Program latihan setiap harinya 15-30 menit selama 4-7 hari per minggu. Tipe

latihan diubah setiap hari. Pemeriksaan denyut nadi, lama latihan dan keluhan

subyektif dicatat.

Himpunan dokter paru indonesia

sebut perbedaan cara terapi yg dirumah dengan yg dirawat13. apa pemeriksaan penunjang deari skenario?14. Gambaran klinis ppok

A. Gambaran Klinis

a. Anamnesis

- Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan - Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja - Riwayat penyakit emfisema pada keluarga

- Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi

saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara - Batuk berulang dengan atau tanpa dahak - Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi

Page 7: Step 7 Riizal Hanjanil p

b. Pemeriksaan fisis

PPOK dini umumnya tidak ada kelainan

• Inspeksi

- Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu)

- Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding)

- Penggunaan otot bantu napas

- Hipertropi otot bantu napas

- Pelebaran sela iga

- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis di leher dan edema tungkai

- Penampilan pink puffer atau blue bloater • Palpasi

Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar

• Perkusi

Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma rendah, hepar terdorong

ke bawah

• Auskultasi

- suara napas vesikuler normal, atau melemah - terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa

- ekspirasi memanjang - bunyi jantung terdengar jauh

Gambaran khas :

Pink puffer

Gambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit kemerahan dan pernapasan pursed - lips breathing

Blue bloater

Gambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk sianosis, terdapat edema tungkai dan ronki basah di basal paru, sianosis sentral dan perifer

Pursed - lips breathing

Page 8: Step 7 Riizal Hanjanil p

Adalah sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu dan ekspirasi yang memanjang. Sikap ini terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi CO2 yang terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkan retensi CO2 yang terjadi pada gagal napas kronik.

Himpunan dokter paru indonesia

15. Maksunya fev fvc

16. Penjelasan pemeriksaan faal paru

17. Imunisasi pada pasien ppok ,hubunganya yg langsung apa tidak langsung

Vaksinasi

Dianjurkan memberikan vaksinasi untuk influenza dan pneumococcus setiap tahun karena dapat

mengurangi eksaerbasi dan meningkatkan kualiti hidup.

Himpunan dokter paru indonesia