Status Gizi Merupakan Ekspresi Satu Aspek Atau Lebih Dari Nutriture Seorang Individu Dalam Suatu...

14
Status Gizi merupakan ekspresi satu aspek atau lebih dari nutriture seorang individu dalam suatu variabel (Hadi, 2005). Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2001). Sedangkan menurut Gibson (1990) status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya. Faktor yang menyebabkan kurang gizi telah diperkenalkan UNICEF dan telah digunakan secara internasional, yang meliputi beberapa tahapan penyebab timbulnya kurang gizi pada anak balita, baik penyebab langsung, tidak langsung, akar masalah dan pokok masalah. Menurut Soekirman dalam materi Aksi Pangan dan Gizi nasional (Depkes, 2000), penyebab kurang gizi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Pertama, penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya disebabkan makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit.

Transcript of Status Gizi Merupakan Ekspresi Satu Aspek Atau Lebih Dari Nutriture Seorang Individu Dalam Suatu...

Page 1: Status Gizi Merupakan Ekspresi Satu Aspek Atau Lebih Dari Nutriture Seorang Individu Dalam Suatu Variabel

Status Gizi merupakan ekspresi satu aspek atau lebih dari nutriture seorang individu dalam suatu

variabel (Hadi, 2005). Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk

variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2001).

Sedangkan menurut Gibson (1990) status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir

dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya.

Faktor yang menyebabkan kurang gizi telah diperkenalkan UNICEF dan telah digunakan secara

internasional, yang meliputi beberapa tahapan penyebab timbulnya kurang gizi pada anak balita,

baik penyebab langsung, tidak langsung, akar masalah dan pokok masalah. Menurut Soekirman

dalam materi Aksi Pangan dan Gizi nasional (Depkes, 2000), penyebab kurang gizi dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Pertama, penyebab langsung yaitu makanan anak dan penyakit infeksi yang mungkin diderita

anak. Penyebab gizi kurang tidak hanya disebabkan makanan yang kurang tetapi juga karena

penyakit. Anak yang mendapat makanan yang baik tetapi karena sering sakit diare atau demam

dapat menderita kurang gizi. Demikian pada anak yang makannya tidak cukup baik maka daya

tahan tubuh akan melemah dan mudah terserang penyakit. Kenyataannya baik makanan maupun

penyakit secara bersama-sama merupakan penyebab kurang gizi.

2) Kedua, penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di keluarga, pola pengasuhan anak,

serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Ketahanan pangan adalah kemampuan

keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup

dan baik mutunya. Pola pengasuhan adalah kemampuan keluarga untuk menyediakan waktunya,

Page 2: Status Gizi Merupakan Ekspresi Satu Aspek Atau Lebih Dari Nutriture Seorang Individu Dalam Suatu Variabel

perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal baik

fisik, mental, dan sosial. Pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan adalah tersedianya air

bersih dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh seluruh keluarga.

Faktor-faktor tersebut sangat terkait dengan tingkat pendidikan, pengetahuan, dan ketrampilan

keluarga. Makin tinggi pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan terdapat kemungkinan makin

baik tingkat ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengasuhan anak dan keluarga makin

banyak memanfaatkan pelayanan yang ada. Ketahanan pangan keluarga juga terkait dengan

ketersediaan pangan, harga pangan, dan daya beli keluarga, serta pengetahuan tentang gizi dan

kesehatan (Akhmadi, 2008).

b. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis,

biokimia, dan biofisik. Adapun penilaian dari masing-masing adalah sebagai berikut (Supariasa,

2001):

1) Antropometri

Secara umum bermakna ukuran tubuh manusia. Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai

macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat

gizi.

2) Klinis

Metode ini, didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan

ketidakcukupan zat gizi. Hal tersebut dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata,

Page 3: Status Gizi Merupakan Ekspresi Satu Aspek Atau Lebih Dari Nutriture Seorang Individu Dalam Suatu Variabel

rambut, dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti

kelenjar tiroid.

3) Biokimia

Adalah suatu pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai

macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: urine, tinja, darah, beberapa

jaringan tubuh lain seperti hati dan otot.

4) Biofisik

Penentuan gizi secara biofisik adalah suatu metode penentuan status gizi dengan melihat

kemampuan fungsi, khususnya jaringan, dan melihat perubahan struktur jaringan.

Penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi tiga yaitu survey konsumsi makanan,

statistik vital, dan faktor ekologi (Supariasa, 2001). Adapun uraian dari ketiga hal tersebut

adalah:

1) Survey konsumsi makanan

Adalah suatu metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan

jenis zat gizi yang dikonsumsi.

2) Statistik vital

Adalah dengan cara menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian

berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang

berhubungan dengan gizi.

3) Ekologi

Page 4: Status Gizi Merupakan Ekspresi Satu Aspek Atau Lebih Dari Nutriture Seorang Individu Dalam Suatu Variabel

Berdasarkan penjelasan dari Bengoa dikatakan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi

sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan lingkungan budaya. Jumlah makanan

yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.

Dalam penilaian status gizi, terdapat berbagai parameter yang dapat digunakan untuk

pengukuran. Ada beberapa jenis parameter yang dilakukan untuk mengukur tubuh manusia yaitu:

umur, berat badan, panjang badan, lingkar lengan atas, lengkar kepala, lengkar dada, lingkar

pinggul dan tebal lemak bawah kulit (Hadi, 2002, Soetjiningsih, 1998, Supariasa, 2001, dan

Nurrahmah, 2001).

1) Umur

Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan yang terjadi karena

kesalahan ini akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi salah. Hasil pengukuran berat

badan dan panjang tidak akan berari kalau penentuan umur yang salah. Berdasarkan Puslitbang

Gizi Bogor (1980), batasan umur yang digunakan adalah tahun penuh dan untuk anak 0-24 bulan

digunakan bulan penuh. Contoh: bulan usia penuh adalah umur 4 bulan 5 hari dihitung 4 bulan,

umur 3 bulan 27 hari dihitung 3 bulan.

2) Berat Badan

Berat badan merupakan pengukuran yang terpenting pada bayi baru lahir. Dan hal ini digunakan

untuk menentukan apakah bayi termasuk normal atau tidak (Supariasa, 2001). Berat badan

merupakan hasil peningkatan / penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh antara tulang,

otot, lemak, cairan tubuh. Parameter ini yang paling baik untuk melihat perubahan yang terjadi

dalam waktu singkat karena konsumsi makanan dan kondisi kesehatan (Soetjiningsih 1998).

Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan sebaiknya

Page 5: Status Gizi Merupakan Ekspresi Satu Aspek Atau Lebih Dari Nutriture Seorang Individu Dalam Suatu Variabel

memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke

tempat lain, (2) Mudah diperoleh dan relatif murah harganya, (3) Ketelitian penimbangan

maksimum 0,1 kg, (4) Skalanya mudah dibaca, (5) Aman untuk menimbang balita.

3) Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang cukup penting. Keistemewaannya

bahwa ukuran tinggi badan akan meningkat terus pada waktu pertumbuhan sampai mencapai

tinggi yang optimal. Di samping itu tinggi badan dapat dihitung dengan dibandingkan berat

badan dan dapat mengesampingkan umur. Cara mengukur panjang badan usia 0-24 bulan yaitu:

(1) alat pengukur diletakkan di atas meja atau tempat yang datar, (2) bayi ditidrkan lurus di

dalam alat pengukur, (3) bagian bawah alat pengukur sebelah kaki digeser sehingga tepat

menyinggung telapak kaki bayi dan skala pada sisi alat ukur dapat dibaca.

4) Lingkar Kepala

Lingkar kepala dipakai untuk mengetahui volume intrakranial dan dipakai untuk menaksir

pertumbuhan otak. Apabila kepala tumbuh tidak normal maka kepala akan mengecil dan

menunjukkan retardasi mental sebaliknya bila kepala membesar kemungkinan ada penyumbatan

aliran serebrospinal seperti pada hidrosefalus yang akan meningkatkan volume kepala.

5) Lingkar Lengan Atas

Pengukuran ini mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh

banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan berat badan.

6) Lipatan Kulit

Tebalnya lipatan kulit bagian triseps dan subskapular menggambarkan refleksi tubuh kembang

jaringan lemak di bawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energi (Soetjiningsih, 1998).

Page 6: Status Gizi Merupakan Ekspresi Satu Aspek Atau Lebih Dari Nutriture Seorang Individu Dalam Suatu Variabel

Menurut ahli gizi IPB, Khomsan (2009), standar acuan status gizi balita adalah berat badan

menurut umur (BB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), dan tinggi badan menurut

umur (TB/U). Sementara klasifikasinya adalah normal, underweight (kurus), dan gemuk. Untuk

acuan yang menggunakan tinggi badan, bila kondisinya kurang baik disebut stunted (pendek).

Pedoman yang digunakan adalah standar berdasar tabel WHO-NCHS (National Center for

Health Statistics) (www.medicastore.com). Kategori status gizi (normal/kurang) ditentukan

berdasarkan z-skor BB/U, TB/U dan BB/TB. Anak dengan z-skor lebih rendah dari -3sd

dikategorikan sebagai gizi buruk, -3sd sampai -2sd dikategorikan sebagai gizi kurang dan >-2sd

sampai +2sd dikategorikan normal, sedangkan lebih dari +2sd dikategorikan gizi lebih. Berikut

adalah tabel ukuran status gizi anak:

Tabel 1. Status Gizi Anak

Indeks Status Gizi Ambang Batas

Berat Badan Menurut

Umur (BB/U)

Gizi Buruk  < -3 SD

Gizi Kurang  - 3 s/d  <-2 SD

Gizi Baik  - 2 s/d +2 SD

Gizi Lebih  > +2 SD

Tinggi Badan Menurut

Umur (TB/U)

Sangat Pendek  < -3 SD

Pendek  - 3 s/d  <-2 SD

Normal  - 2 s/d +2 SD

Tinggi  > +2 SD

Page 7: Status Gizi Merupakan Ekspresi Satu Aspek Atau Lebih Dari Nutriture Seorang Individu Dalam Suatu Variabel

Berat Badan Menurut

Tinggi Badan (BB/TB)

Sangat Kurus  < -3 SD

Kurus  - 3 s/d  <-2 SD

Normal  - 2 s/d +2 SD

Gemuk  > +2 SD

(Sumber : Depkes RI, 2002)

Penyebab utama kurang gizi pada balita adalah kemiskinan sehingga akses pangan anak

terganggu. Penyebab lain adalah infeksi (diare), ketidaktahuan orang tua karena kurang

pendidikan sehingga pengetahuan gizi rendah, atau faktor tabu makanan dimana makanan bergizi

ditabukan dan tak boleh dikonsumsi anak balita. Kurang gizi pada balita dapat berdampak

terhadap pertumbuhan fisik maupun mentalnya. Anak kelihatan pendek, kurus dibandingkan

teman-temannya sebaya yang lebih sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi

menonjol karena kecerdasannya terganggu (www.medicastore.com).

Para ibu khususnya harus memiliki kesabaran bila anaknya mengalami problema makan, dan

lebih memperhatikan asupan makanan sehari-hari bagi anaknya. Anak-anak harus terhindar dari

penyakit infeksi seperti diare ataupun ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas). Semua nutrisi

penting bagi anak dalam usia pertumbuhan. Ali (2009) mengemukakan bahwa untuk

memperhatikan asupan sayur dan pangan hewani (lauk pauk), konsumsi susu tetap

dipertahankan, jangan terlalu banyak makanan cemilan (junk food) yang akan menyebabkan

anak kurang nafsu makan. Perhatikan juga asupan empat sehat lima sempurna dengan kuantitas

yang cukup (www.medicastore.com).

Page 8: Status Gizi Merupakan Ekspresi Satu Aspek Atau Lebih Dari Nutriture Seorang Individu Dalam Suatu Variabel

Status gizi pada balita dapat diketahui dengan cara mencocokkan umur anak (dalam bulan)

dengan berat badan standar tabel WHO-NCHS, bila berat badannya kurang, maka status gizinya

kurang. Di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), telah disediakan Kartu Menuju Sehat (KMS)

yang juga bisa digunakan untuk memprediksi status gizi anak berdasarkan kurva KMS. Dengan

memperhatikan umur anak, kemudian mengeplotkan berat badannya dalam kurva KMS. Bila

masih dalam batas garis hijau maka status gizi baik, bila di bawah garis merah, maka status gizi

buruk. Bedanya dengan balita, status gizi orang dewasa menggunakan acuan Indeks Massa

Tubuh (IMT) atau disebut juga Body Mass Index (BMI). Nilai IMT diperoleh dengan

menghitung berat badan (dalam kg) dibagi tinggi badan kuadrat (dalam meter persegi). IMT

normal bila angkanya antara 18,5 dan 25; kurus bila kurang dari 18,5; dan gemuk bila lebih dari

25. Sebagai contoh orang bertinggi 1,6 meter, maka berat badan ideal adalah 48-64 kg

(www.medicastore.com).

Parameter yang umum digunakan untuk menentukan status gizi pada balita adalah berat badan,

tinggi badan, dan lingkar kepala. Lingkar kepala sering digunakan sebagai ukuran status gizi

untuk menggambarkan perkembangan otak. Sementara itu, parameter status gizi balita yang

umum digunakan di Indonesia adalah berat badan menurut umur. Parameter ini dipakai

menyeluruh di Posyandu. Menurut Ali (2009), untuk membedakan balita kurang gizi dan gizi

buruk dapat dilakukan dengan cara berikut. Gizi kurang adalah bila berat badan menurut umur

yang dihitung menurut Skor Z nilainya kurang dari -2, dan gizi buruk bila Skor Z kurang dari -3.

Artinya gizi buruk kondisinya lebih parah daripada gizi kurang. Balita penderita gizi kurang

berpenampilan kurus, rambut kemerahan (pirang), perut kadang-kadang buncit, wajah moon face

Page 9: Status Gizi Merupakan Ekspresi Satu Aspek Atau Lebih Dari Nutriture Seorang Individu Dalam Suatu Variabel

karena oedema (bengkak) atau monkey face (keriput), anak cengeng, kurang responsif. Bila

kurang gizi berlangsung lama akan berpengaruh pada kecerdasannya (www.medicastore.com).

REFERENSI

Hamam Hadi, 2005. Beban Ganda Masalah Gizi Dan Implikasinya Terhadap Kebijakan

Pembangunan Kesehatan Nasional. Seminar Kesehatan Nasional . Yogyakarta: CSSG

Gibson, R.S. 1990. Principles of Nutritional Assessment. Oxford: Oxford University Press.

I Dewa Nyoman Supariasa. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

Depkes RI. 2000. Perawatan Bayi Dan Anak. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga

Kesehatan.

Ahmad Khomsan, 2009.Status Gizi Balita. www.medicastore.com. (diakses pada 12 November

2009)