Status Case Report

9
CASE REPORT SESSION Disusun oleh : Rany Monica 1301-1213-0577 Fitta Putri 1301-1213-0593 Kurniadi Yusuf 1301-1213-0547 Preseptor : Ahmad Agil dr., SpU BAGIAN BEDAH – SUB BAGIAN UROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG

description

Urologi

Transcript of Status Case Report

Page 1: Status Case Report

CASE REPORT SESSION

Disusun oleh :

Rany Monica 1301-1213-0577

Fitta Putri 1301-1213-0593

Kurniadi Yusuf 1301-1213-0547

Preseptor :

Ahmad Agil dr., SpU

BAGIAN BEDAH – SUB BAGIAN UROLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN

BANDUNG

2015

Status Case Report

Page 2: Status Case Report

Sub Bagian/ SMF-Bedah Urologi FK UNPAD/ RSHS

Tanggal : 19 Mei 2015

I. KETERANGAN UMUM

Nama : TN.DD

Umur : 31 tahun

Tanggal Pemeriksaan : 19 Mei 2015

II.ANAMNESIS

Keluhan Utama: Nyeri dan beranah pada skrotum dan daerah selangkangan

sejak 5 hari SMRS, pasien mengeluhkan nyeri dan keluar nanah pada

skrotum dan daerah selangkangan. 2 minggu SMRS, pasien mengeluhkan

skrotum mulai membengkak dan berwarna kemerahan. Keluhan disertai

dengan demam. Riwayat trauma pada daerah pubis (-), Riwayat diabetes (-),

Riwayat pus pada bagian saluran kemih (-), Riwayat diare lama (-), Riwayat

BAB berdarah (-), Riwayat trauma (-), Pasien memiliki Riwayat TB

Karena keluhannya pasien di bawa ke RS garut dan di rujuk ke RSHS

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

VAS : 4

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : CM

Nadi : 100 x/mnt

Tensi : 120/80 mmHg

Suhu : 39,4 C

Pernapasan : 22 x/menit

Kulit : Tak

Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Pupil isokor refleks cahaya (+/+)

Leher : KGB tidak teraba

Dada : Bentuk dan gerak simetris

Paru-paru : VBS kiri=kanan

Jantung : BJ murni reguler

Page 3: Status Case Report

Perut : datar lembut BU(+)N

Hati : tidak teraba

Limfa : tidak teraba

Kemaluan : lihat status lokalis

Ekstrimitas : tak

Status Lokalis

Abdomen:datar, lembut, BU(+) N , NT (-), Rebound tenderness (-) muscular

rigidity (-)

Pinggang: Massa (-), CVA pain-/-,tenderness (-)

Skrotum: tenderness (+), necrotic tissue (+), pus (+), fluctuation (-)

Inguinal kiri: open wound (+), hiperemis (+), pus (+), necrotic tissue,

tenderness (+)

Perianal:lopen wound (+), pus (+), necrotic tissue (+),tenderness (+)

IV.LABORATORIUM

PT:14,0 APTT:26,3 INR:1,30 Hb:10,1

Ht:27 WBC:7.900 Platelet:340.000 Ur:43

Cr:0,39 Glukosa:99 Sodium:128134 Pot:3,6

AST:53 ALT:25 Albumin:1,7 Total

protein:4,3

BGA

PH:7,35 pCO2:20,7 pO2:102

HCO3:35 TCO2:5 BE:-4,7

Sat O2:98,9 Laktat :1,1

RESUME :

Seorang Laki-laki 31 tahun datang ke RSHS dengan keluhan

Nyeri dan beranah pada skrotum dan daerah selangkangan, kira – kira sejak

5 hari yang lalu. 2 minggu yang lalu skrotum mulai membengkak berwarna

kemerahan. Panas badan (+),Pasien memiliki Riwayat TB, Riwayat trauma

pada daerah pubis (-), Riwayat diabetes (-), Riwayat pus pada bagian saluran

kemih (-), Riwayat diare lama (-), Riwayat BAB berdarah (-), Riwayat trauma

Page 4: Status Case Report

(-). Status generalis dalam batas normal. Status lokalis Skrotum: tenderness

(+), necrotic tissue (+), pus (+), fluctuation (-),Inguinal kiri: open wound (+),

hiperemis (+), pus (+), necrotic tissue, tenderness (+),Perianal:lopen wound

(+), pus (+), necrotic tissue (+),tenderness (+)

DD/

Abses skrotum

Diagnosa klinis

Fournier gangren at scrotum, left inguinal and perianal+ abses a/r left

posterior trunk+ sepsis

Rencana Therapi

Rehidrasi

Antibiotik dan analgetik

Insisi dan drainase + necrotomi dan debridement

Prognosa

Quo ad vitam ad bonam

Quo ad functionam dubia ad bonam

DISKUSI

Page 5: Status Case Report

1. Diagnosis pada pasien ini?

Diagnosa pada kasus ini adalah gangren skrotum ditegakan atas dasar

anamnesis dan pemeriksaan status lokalis:

Anamnesis : benjolan pada skrotum kiri sejak 2 minggu sebelum

masuk rumah sakit. Benjolan tersebut kemudian membesar terasa

nyeri dan merah. Terdapat keluhan Demam.

STATUS LOKALIS

Skrotum: tenderness (+), necrotic tissue (+), pus (+), fluctuation (-)

2. Apa terapi pada pasien ini?

Pada pasien ini diberikan terapi

Rehidrasi

Antibiotik dan analgetik

Insisi dan drainase + necrotomi dan debridement

Prinsip terapi pada Fournier gangren ada terapi suportif memperbaiki

keadaan umum pasien, pemberian antibiotik, dan debridemen. Pengobatan

Fournier gangren melibatkan beberapa modalitas. Pembedahan diperlukan

untuk diagnosis definitif dan eksisi jaringan nekrotik. Pada pasien dengan

gejala

sistemik terjadi hipoperfusi atau kegagalan organ, resusitasi segera dengan

cairan maupun transfusi untuk memulihkan perfusi organ normal harus lebih

diutamakan daripada prosedur diagnostik. Pengobatan Fournier gangren

melibatkan antibiotik spektrum luas terapi antibiotik. Spektrum harus

mencakup staphylococci, streptokokus, enterobacteriaceae organisme, dan

anaerob. Triple terapi kini direkomendasikan. Cefalosporin generasi ketiga

atau aminoglikosida, ditambah penisilin dan metronidazole. Klindamisin

dapat digunakan untuk menekan produksi toksin dan memodulasi produksi

sitokin. Panduan terbaru merekomendasikan golongan Karbapenem

(imipenem, meropenem, ertapenem). Debridemen pada jaringan nekrosis

harus segera dilakukan. Kadang-kadang perlu dilakukan diversi urine melalui

sistotomi atau diversi feces dengan melakukan kolostomi. Setelah

Page 6: Status Case Report

nektrotomi, dilakukan perwatan terbuka dan kalau perlu pemasangan pipa

drainase

3. Bagaimana prognosis pada pasien ini?

Prognosa

Quo ad vitam ad bonam

Quo ad functionam dubia ad bonam

FGSI pada pasien ± 9

Prognosis untuk pasien setelah rekonstruksi biasanya baik. Skrotum

memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dan regenerasi setelah

infeksi dan

terjadi nekrosis Namun demikian, sekitar 50% dari laki-laki dengan

keterlibatan penis mengalami sakit dengan ereksi, sering berhubungan

dengan jaringan parut pada daerah genital. Jika jaringan lunak yang

luas hilang, mungkin terjadi gangguan pada drainase limfatik,

sehingga terjadi, edema dan selulitis. Fournier Gangrene Severity

Index (FGSI) biasanya dapat digunakan untuk menilai prognosis angka

mortalitas. Terdapat 9 parameter yang digunakan dengan tiap

parameter digradasi dari 0-4. Beberapa literatur menunjukkan skor >9

menunjukkan angka mortalitas 75%, skor <9 menunjukkan angka

survival 78%.

DAFTAR PUSTAKA

Page 7: Status Case Report

1. Purnomo, Basuki. Dasar-dasar Urologi. Edisi : 3. Malang : Sagung

Seto,2011. 76-84.

2. Sjamsuhidajat, Wim De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi :2.

Jakarta :EGC. 2008.

3. Benjelloun et al. Fournier’s Gangrene: Our Experience With 50

Patients and Analysis of Factors Affecting Mortality. World Journal of

Emergency Surgery 2013, 8:13

4. Ochoa G et al. Usefulness of Fournier’s gangrene severity index: a

comparative study. Rev Mex Urol 2010;70(1):27-30

5. Pais, Vernon M. Fournier Gangerene Medication. [online]. 2013.

[citied

Januari, 2014]. Diakses dari

http://emedicine.medscape.com/article/2028899-overview

6. Heyn CF, Theron PD. Fournier’s Gangrene. Dalam: Markus

Hohenfeller.

Emergencies in Urology. New York USA: Springer 2007, 50-59

7. Burch DM, Barriero TJ. Fournier’s Gangrene: Be Alert for This Medical

Emergency. CME JAAPA 2007, 20(11).

8. Malikarjuna MN, Vijayakumar A, Patil VS, Shivswamy BS. Fournier’s

Gangrene: Current Practices. ISRN Sugery 2012.1-8.