Statistic for Election
-
Upload
muhaiminaimin -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
description
Transcript of Statistic for Election
Statistic For ElectionTulisan tidak membahas statistik untuk keperluan penelitian , tetapi hal yang lain. Ilmu statistik
merupakan ilmu yang boleh dikata digunakan oleh hampir semua orang (baca naskah hakekat
statistik). Dan secara sadar atau tidak, statistik bermanfaat untuk menentukan kehidupan sosial
dan bernegara (kalimatnya kayak sosiolog ya). Coba lihat saja, polling tentang pemilihan umum
di Amerika antara Barack Obama dan McCaine, atau tentang Quick count. Pelaksanaannya
menggunakan ilmu statistik dan hasilnya sangat dipercaya oleh masyarakat.
Metode polling untuk menentukan siapa yang unggul atau populer menggunakan teknik
sampling yang sangat hati-hati agar mewakili seluruh rakyat di suatu negara. Penghitungan quick
count juga menggunakan metode serupa dan biasanya menggunakan proportionate sample.
Misalnya begini, Indonesia dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan karakteristik masing-
masing daerah. O ya biasanya pembagian daerah dilakukan oleh ahli sosiolog yang tahu benar
perbedaan karakteristik daerah dalam hal pemilihan presiden. Lalu masing-masing daerah
dibagi-bagi lagi menjadi beberapa daerah yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga
diperoleh beberapa lokasi pemilihan umum yang mampu mewakili daerah tertentu. Pada daerah
yang dipilih tersebut, hasil perhitungan langsung ditransfer ke kantor pusat lalu dikonversikan ke
seluruh pemilih yang diwakili. Demikian seterusnya sehingga akan ditemukan siapa pemenang
pemilu secara cepat karena tidak perlu menghitung seluruh suara yang masuk.
Hasil quick count selama ini tepat 100%. Artinya, jika quick count menyatakan pemenangnya
adalah SBY yang hasil akhir juga akan memberikan hasil yang pasti sama. Sebenarnya quick
count masih mempunyai toleransi kesalahan, biasanya sebesar 2%. Berarti misalnya suara
Barack Obama 51,1% dan suara McCaine 48,9% berdasarkan hasil quick count, maka lembaga
penghitung biasanya tidak akan mengeluarkan hasil quick count karena selisihnya hanya sebesar
1,2% saja. Akan tetapi kalau selisihnya banyak, misalnya Barack Obama 65% dan McCaine 35%
maka pastilah hasil quick count akan sama dengan hasil akhir karena selisihnya sebesar 30%
yang sangat jauh dari toleransi 2%.
Metode quick count juga sering dilakukan pada pemilihan daerah gubernur atau bupati/walikota.
Dalam hal ini pelaksanaannya akan lebih mudah, karena penentuan karakteristik daerah lebih
mudah.
Sebenarnya statistik juga bisa dimanfaatkan oleh kandidat. Partai yang mendukung bisa mengidentifikasikan di mana saja dukungan kepada calon mereka. Dengan demikian kebijakan kampanye juga dapat disesuaikan. Dengan statistik, tim suksesi juga dapat mengetahui karakteristik dari pemilih, apakah petani, pengusaha atau karyawan. Banyak calon yang seolah-olah terkenal tetapi ketika pemilihan umum kalah mutlak. Mengapa? Karena mereka melakukan kampanye di kota-kota besar dan seakan-akan mempunyai banyak pendukung. Padahal sebagian
besar wilayah Indonesia berada di daerah pedesaan yang tidak bersuara, tetapi mempunyai kapasitas suara yang besar. Nah, makanya kalau mau kampanye hati-hati. Lakukan secara bijaksana sehingga dana yang keluar tidak sia-sia. Tidak ada salahnya menggunakan ilmu statistik untuk memenangkan pemilu. Jadi jangan hanya pasang iklan, banner, spanduk saja, tetapi tentukan siapa saja yang menjadi sasaran, berapa suara potensial yang ada. Isu-isu yang diangkat juga harus mewakili kepentingan orang banyak.