Static and Dynamic Balancing

16
ANALISIS DAN PEMBUATAN MODUL PRAKTIKUMALAT PENYEIMBANGAN STATIK DAN DINAMIK (TQ TM-102) DI LABORATORIUM KONSTRUKSI MESIN ITENAS Oleh : WARIS 12-2009-080 Dosen Pembimbing : Ko. Pembimbing Iwan Agustiawan, Ir,.MT. Ali A. ST,.MT

Transcript of Static and Dynamic Balancing

Page 1: Static and Dynamic Balancing

ANALISIS DAN PEMBUATAN MODUL PRAKTIKUMALAT PENYEIMBANGAN

STATIK DAN DINAMIK (TQ TM-102)DI LABORATORIUM KONSTRUKSI MESIN

ITENAS

Oleh :WARIS 12-2009-080

Dosen Pembimbing : Ko. Pembimbing

Iwan Agustiawan, Ir,.MT. Ali A. ST,.MT

Page 2: Static and Dynamic Balancing

PEMBAHASAN Latar belakang Rumusan Masalah Tujuan Ruang lingkup Kajian Uraian Balancing Alat Uji Balancing Pengujian Analisa Kesimpulan & Saran

Page 3: Static and Dynamic Balancing

LATAR BELAKANG

Fenomena unbalance yang terjadi pada massa berputar

Upaya untuk meminimalkan getaran

Page 4: Static and Dynamic Balancing

Rumusan Masalah

Modul Praktikum Upaya untuk meningkatkan pemahaman

mahasiswa tentang metode penyeimbangan massa-massa berputar

Mahasiswa mampu menjelaskan, menghitung & menerapkan metode penyeimbangan massa-massa berputar

Page 5: Static and Dynamic Balancing

RUANG LINGKUP KAJIAN Melengkapi Komponen/Alat Tambahan Perumusan sistem alat praktikum alat

praktikum Statik dan Dinamik Memberikan massa penyeimbang Pengujian pada penyeimbangan dinamik

dilakukan hanya pada putaran konstan

Page 6: Static and Dynamic Balancing

Tujuan

Memahami fenomena unbalance Memahami metode penyeimbanganMenerapkan prinsip penyeimbanganMengukur dan membandingkan simpangan getaran pada poros rotor.

Page 7: Static and Dynamic Balancing

Uraian Balancing Analisis Statik

Keseimbangan statik terjadi apabila jumlah momen gaya berat dari massa-massa tersebut terhadap poros = 0

m . g . r cos Ѳ – me . g . re cos Ѳ = 0 Analisis Dinamik

Keseimbangan dinamik tercapai apabila total gaya inersia yang timbul akibat putaran sama dengan nol.

m . r . ω2 – me . re . ω2 = 0

Page 8: Static and Dynamic Balancing

Alat Uji balancing1. Neraca Penyeimbang2.Sambungan

Penyeimbangan Static3. Motor DC4. Busur derajat5. Balok Massa6. Poros Dudukan Balok

Massa7 Poros Pengarah Balok

Pengatur8.Balok Pengatur Jarak9. Mistar Ukur10. Kabel Output Negatif11. Kabel Output Positif12.Power Supply13.Saklar

Page 9: Static and Dynamic Balancing

Pengujian Penyeimbangan Statik

Sebelum Diterapkan Prinsip Penyeimbangan

Setelah Diterapkan Prinsip Penyeimbangan

Page 10: Static and Dynamic Balancing

Pengujian Penyeimbangan Dinamik

No m (gr) r (mm) θ a (mm) m.r.cos θ (gr.mm)

m.r.sin θ (gr.mm)

m.r..a.cos θ

(gr.mm)

m.r.a.sin θ (gr.mm)

1 183,29 16,768 80o -70 3026,7 533,69 -211,87 -37358,4

2 170,404 15,829 258o -30 586,7 -560,8 79151,46 16824,16

e1 198,172 18,151 ? 0 m.r.sinθe1 m.r.cosθ e1 0 0

e2 192,491 17,694 ? -30 m.r.sinθe2 m.r.cosθ e2 m.r.a.sinθe2 m.r.a.cosθ e2

∑ = 0 ∑ = 0 ∑ = 0 ∑ = 0

Page 11: Static and Dynamic Balancing

Posisi sudut Sebelum Penyeimbangan

Posisi sudut Setelah Penyeimbangan

Page 12: Static and Dynamic Balancing

Grfafik yang diperoleh

Page 13: Static and Dynamic Balancing

ANALISIS Fenomena unbalance setelah diterapkan prinsip penyeimbangan pada saat

pengujian sesuai perhitungan adalah sistem masih tetap mengalami getaran.

Pada metode penyeimbangan statik untuk konfigurasi I dan II besarnya sudut θe1 dan θe2 pada massa peyeimbang dengan menggunakan metode analisis, grafik dan dan secara praktek mengalami selisih.

Pada metode penyeimbangan dinamik untuk konfigurasi I dan II besarnya sudut θe1 dan θe2 pada massa peyeimbang dengan menggunakan metode analisis, grafik megalami selisih sedangkan secara praktek berdasarkan dua metode tersebut masih mengalami getaran dengan simpangan 0,12 mm dan 0,19 mm.

Setelah diterapkan penyeimbangan pada konfigurasi I simpangan getaran mengalami penurunan sebesar 1,09 mm dan pada konfigurasi II sebesar 0,935 mm.

Simpangan yang terjadi pada konfigurasi I sebelum mengalami penyeimbangan 1,21 mm dan setelah penyeimbangan 0,12 mm untuk konfigurasi II sebelum penyeimbangan 0,19 mm dan setelah penyeimbangan 1,12mm

Page 14: Static and Dynamic Balancing

KESIMPULAN Adalah sangat tidak mungkin untuk menghilangkan efek unbalance yang

terjadi . Selisih sudut θ yang terjadi pada penyeimbangan statik dengan metode-

metode tersebut dikarenakan faktor, keakuratan menimbang massa balok, massa bola, pengaturan besar sudut dll.

Getaran yang masih terjadi pada penyeimbangan dinamik setelah diterapkan penyeimbangan disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya :

Penyetingan sudut balok

Lokasi silinder massa

Penyetingan jarak tiap balok

Eksentrisitas poros. Dll Berkurangnya simpangan getaran setelah penyeimbangan disebabkan

karena jarak pusat massa ke sumbu rotasi hampir mendekati nol. Simpangan yang terjadi sebelum dan sesudah penyeimbangan masih

kurang teliti dikarenakan alat ukur yang digunakan masih konvensional.

Page 15: Static and Dynamic Balancing

SARANUntuk Statik Pastikan batang penyeimbangan statik terpasang dengan baik . Saat memasukkan bola baja pada neraca perhatikan balok massa

unbalance denga mengayun balok massa tersebut pelan-pelan, Hati-hati saat memasukkan bola baja ketika balok massa mendekati

seimbang

Untuk Dinamik Pemasangan balok massa dan baut pada silinder pengatur yang

terletak pada balok massa diusahakan sekencang mungkin bautnya terpasang.

Untuk memperoleh keseimbangan yang lebih teiliti disarankan pada saat pengukuran besar sudut θ dan jarak balok massa itu benar-benar tepat.

Page 16: Static and Dynamic Balancing

TERIMA KASIH