State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan...

22
7 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The Art) Penelitian ini didasari pada penelitian-penelitian sebelumnya dengan topik penelitian yang sama yaitu mengenai berita politik, isi berita politik, pencapresan Jokowi dan kredibilitas calon presiden sebagai dasar acuan dan referensi dalam karya ilmiah ini. Hasil penelitian sebelumnya dijabarkan dalam tabel berikut: Table 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The Art) Judul/Peneliti/Tahun/ Lembaga Metodologi Hasil Pengaruh Program Liputan 6 di SCTV Terhadap Minat akan Berita Politik (Studi Kasus Mahasiswa The London School of Public Relation Jurusan Marketing Communication Jakarta Angkatan 2010/Jennyfer Alexander Khouwry/ 2012 /Marketing Communication Department Faculty of Economics and Communication BINUS University - Kuantitatif - Observasi - Survei - Kuesioner - Teknik sampling sensus - Skala likert Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jennyfer Alexander Khouwry memiliki persamaan pada karya ilmiah ini dalam mengambil topik penelitian yaitu berita politik dan responden penelitian yaitu mahasiswa. Tetapi yang membedakan adalah konsep yang diambil. Pada karya ilmiah Jennyfer Alexander Khouwry mengambil konsep minat mahasiswa akan berita politik pada tayangan program berita di televisi, sedangkan pada karya ilmiah ini akan mengambil konsep berita politik yang ditayangkan di situs media online www.metrotvnews.com dan berita politik yang diambil lebih spesifik yaitu berita politik 100 hari kerja Presiden Joko Widodo. Konsep yang dipakai adalah konsep kredibilitas. Metodologi penelitian yang dipakai dalam karya ilmiah ini juga menggunakan metode survei dan skala

Transcript of State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan...

Page 1: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

7

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The Art)

Penelitian ini didasari pada penelitian-penelitian sebelumnya dengan topik

penelitian yang sama yaitu mengenai berita politik, isi berita politik, pencapresan

Jokowi dan kredibilitas calon presiden sebagai dasar acuan dan referensi dalam karya

ilmiah ini. Hasil penelitian sebelumnya dijabarkan dalam tabel berikut:

Table 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The Art)

Judul/Peneliti/Tahun/

Lembaga

Metodologi Hasil

Pengaruh Program

Liputan 6 di SCTV

Terhadap Minat akan

Berita Politik (Studi

Kasus Mahasiswa The

London School of

Public Relation Jurusan

Marketing

Communication Jakarta

Angkatan

2010/Jennyfer

Alexander Khouwry/

2012 /Marketing

Communication

Department Faculty of

Economics and

Communication BINUS

University

- Kuantitatif

- Observasi

- Survei

- Kuesioner

- Teknik

sampling

sensus

- Skala likert

Penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Jennyfer Alexander Khouwry

memiliki persamaan pada karya ilmiah

ini dalam mengambil topik penelitian

yaitu berita politik dan responden

penelitian yaitu mahasiswa. Tetapi yang

membedakan adalah konsep yang

diambil. Pada karya ilmiah Jennyfer

Alexander Khouwry mengambil konsep

minat mahasiswa akan berita politik

pada tayangan program berita di

televisi, sedangkan pada karya ilmiah

ini akan mengambil konsep berita

politik yang ditayangkan di situs media

online www.metrotvnews.com dan

berita politik yang diambil lebih

spesifik yaitu berita politik 100 hari

kerja Presiden Joko Widodo. Konsep

yang dipakai adalah konsep kredibilitas.

Metodologi penelitian yang dipakai

dalam karya ilmiah ini juga

menggunakan metode survei dan skala

Page 2: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

8

likert, tetapi yang membedakan adalah

dalam karya ilmiah ini tidak

menggunakan observasi dan teknik

samplingnya adalah simple random

sampling.

Hasil penelitian Jennyfer Alexander

Khouwry sebagai berikut:

Hasil penelitian korelasi antara program

“Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat

mahasiswa akan berita politik (Y)

sebesar 0,890 menunjukan bahwa ada

hubungan yang kuat dan signifikan

antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X)

dengan minat mahasiswa akan berita

politik (Y).

Berdasarkan hasil analisis regresi yang

dilakukan oleh Jennyfer Alexander

Khouwry, pengaruh antara variabel

program ‘Liputan 6 SCTV” (X)

terhadap minat mahasiswa akan berita

politi (Y), diperoleh nilai

thitung=30.167 pada tingkay

signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai

signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak

artinya program ‘Liputan 6 SCTV” (X)

berpengaruh secara signifikan terhadap

minat mahasiswa akan berita politik

(Y). dengan kata lain program liputan 6

SCTV cukup efketif dalam

meningkatkan pengetahuan mahasiswa

akan berita.

Page 3: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

9

Pengaruh Isi Berita

Pencapresan Jokowi

dalam Program

“Indonesia Siang” di

LPP TVRI Terhadap

Minat Menonton (Studi

Kasus Warga RW 010

Kalisari III PAsar Rebo

Jakarta Timur) /

Helfiyani Lubis /

Marketing

Communication

Department Faculty of

Economics and

Communication BINUS

University

Kuantitatif

Penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Helfiyani Lubis memiliki

persamaan pada karya ilmiah ini dalam

mengambil topik penelitian yaitu

tentang berita politik. Tetapi yang

membedakan adalah konsep penelitian

dan responden yang diambil. Pada karya

ilmiah Helfiyani Lubis ini mengambil

konsep minat menonton mahasiswa

akan berita politik tentang pencapresan

Jokowi (Joko Widodo) pada tayangan

program berita di televisi, sedangkan

pada karya ilmiah ini akan mengambil

konsep berita politik tentang Joko

Widodo dengan isi yang berbeda yaitu

tentang 100 hari kerja Joko Widodo

yang ditayangkan di situs media online

www.metrotvnews.com dan responden

yang diambil adalah mahasiswa, bukan

warga.

Hasil penelitian Helfiyani Lubis sebagai

berikut:

Hubungan isi berita program berita

“Indonesia Siang” Jokowi cukup kuat

terhadap minat menonton yaitu sebesar

0,586. Dikatakn cukup kuat karena

warga RW010 Kalisari III Pasar Rebo

Jakarta Timur menganggap isi berita

“Indonesia Siang” Jokowi mampu

mendorong minat mereka untuk

menonton TVRI.

Page 4: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

10

Isi berita program “Indonesia Siang”

Jokowi berpengaruh signifikan terhadap

minat menonton sebesar 34,3%. Ini

berarti dari hubungan yang cukup kuat

sebesar 0,586 mampu mempengaruhi

warga RW010 Kalisari III PAsar Rebo

Jakarta Timur sebesar 0,343 atau 34,3%

sedangkan 65,7% dipengaruhi oleh

faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

Penerimaan Khalayak

Terhadap Berita-Berita

Politik di

Internet/Widodo Agus

Setianto/2012/Dosen

Jurusan Ilmu

Komunikasi FISIPOL

UGM/ Volume 14,

No.1 Juni 2012

- Perspektif

konstruktivis

.

- Deskriptif

kualtatif

- Metode

penelitian

analisis

resepsi.

- Analisis data

kualitatif

melalui

penseleksian

data

- Penyusunan

dan

penyajian

data secara

sistematis,

kemudian

dianalisis

dan

Penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Widodo Agus Setianto memiliki

persamaan pada karya ilmiah ini dalam

mengambil topik penelitian yaitu berita-

berita politik di internet. Tetapi yang

membedakan adalah metode penelitian

yang dilakukan dan responden

penelitian. Metode penelitian Widodo

Agus Setianto adalah metode penelitian

kualitatif, sedangkan pada karya ilmiah

ini metode penelitian yang akan

digunakan adalah metode penelitian

kuantitatif dengan metode pengupulan

data dengan cara survei. Berita politik

di internet juga lebih spesifik pada

karya ilmiah ini yaitu mengambil berita

politik mengenai 100 hari kerja

Presiden Joko Widodo di

www.metrotvnews.com.

Hasil Penelitian Widodo Agus Setianto

sebagai berikut:

Page 5: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

11

diinterpretasi

- Wawancara

langsung

dengan

responden

Responden yang diambil berjumlah 4

orang. Responden adalah mahasiswa.

Mahasiswa pertama cenderung bosan,

muak dan sebel untuk terus mengikuti

perkembangan politik di Indonesia.

Mahasiswa kedua menyikapi berbagai

isu politik kontemporer sebagai

informasi mentah yang perlu dicerna

dan diolah kembali dengan hati dan

pikiran jernih.

Mahasiswa ketiga cenderung reaktif

dalam menyikapi pemberitaan politik

yang sedang hangat terkait dengan isu-

isu politik kontemporer di tanah air.

Namun jika ia tidak mendapat referensi

yang memadai maka ia akan cenderung

bersikap pasif dan hanya memantau

perkembangan politik.

Mahasiswa keempat menanggapi

berbagai isu politik kontemporer yang

berkembang dengan sikap biasa saja.

Karena memang demikianlah dinamika

politik, tidak ada yang luar biasa

baginya.

Pengguna pada umumnya cukup intens

dalam mengikuti pemberitaan tentang

isu-isu politik terkini dan memiliki

pengetahuan yang cukup tentang isu-isu

politik terkini. Tetapi dalam

menanggapi isu-isu politik terkini

tersebut, para pengguna memiiki

perbedaan dalam menerima,

memahami, dan menyikapinya.

Page 6: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

12

An Examination of

Perceived Credibility of

the 2008 Presidential

Candidates:

Relationships with

Belivability, Likeability

and Deceptiveness /

Jason J. Teven/ 2008/

California State

University

Kuantitatif

Penelitian yang dilakukan oleh Jason

J.Teven ini memiliki persamaan dalam

objek penelitian yaitu menganalisa

tentang kredibilitas seorang tokoh

negara. Metode penelitian yang

digunakan sama yaitu metode penelitian

kuantitatif. Dalam penelitian Jason

J.Teven menganalisa kredibilitas diukur

berdasarkan Belivability, Likeability and

Deceptiveness, sedangkan dalam

penelitian ini tingkat kredibilitas

dianalisa berdasarkan efek kogntif, efek

afektif dan efek behavioral.

Penelitian ini mengukur kredibilitas dari

dengan objek penelitian adalah

kandidat terkemuka untuk presiden pada

tahun 2008: Hillary Rodham Clinton,

Barack Obama, John Edwards, John

McCain dan Rudy Giuliani. Para tokoh

politik yang dinilai pada kompetensi

Belivability, Likeability and

Deceptiveness

Taking Television

Seriously. A Sound /

Erick P. Bucy & Maria

Elizabeth Grabe / 2007

/ Departement of

Telecommunications,

Indiana University

Kuantitatif

Tahun 2008 pemilihan Presiden AS

adalah peristiwa di seluruh dunia yang

memperoleh perhatian publik secara

sgnifikan dan perhatian media baik di

luar perbatasan Amerika Serikat.

Penelitian ini menilai dampak liputan

media calon Presiden obama dan

McCain pada dinamika opini publik di

Belanda.

Penelitian yang dilakukan oleh Erick

Page 7: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

13

P.Bucy & Maria Elizabeth Grabe ini

memiliki persamaan tujuan penelitian

yaitu bagaimana pengaruh atau efek

yang ditimbulkan oleh media massa

kepada penggunanya. Dalam penelitian

Erick dan Maria ini, mereka melakukan

survei kepada masyarakat tentang opini

publik masyarakat mengenai informasi

atau berita yang ditayangkan di televisi.

meneliti tentang opini publik Penelitian

ini menilai dampak liputan media calon

Presiden obama dan McCain pada

dinamika opini publik di Belanda.

Penelitian oleh Erick dan Maria

memiliki persamaan dalam penelitian

ini yaitu melihat salah satu efek yang

ditimbulkan kepada masyarakat ketika

menggunakan media untuk

mendapatkan informasi tentang seorang

tokoh yang berpengaruh. Tetapi yang

membedakan adalah jenis efek ayng

ditimbulkan. Efek yang diteliti oleh

Erick dan Maria ini adalah opini publik,

sedangkan dalam karya ilmiah ini

adalah kredibilitas.

2.2 Landasan Konseptual

2.2.1 Definisi Komunikasi Massa

Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para

ahli komunikasi, menurut (Nurudin, Pengantar Ilmu Komunikasi, 2007) antara lain

sebagai berikut :

“Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak

dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa

Page 8: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

14

berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media

komunikasi massa). Media massa apa? Media massa (atau saluran) yang

dihasilkan oleh teknologi modern. Bentuk dari media massa dalam

komunikasi massa antara lain media eletronik (televisi, radio), media cetak

(surat kabar, majalah, tabloid), buku dan film”.

2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa

Beberapa fungsi komunikasi massa menurut (Nurudin, 2007), diantaranya adalah:

1. Informasi

Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam

komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi

informasi adalah berita yang disajikan. Namun berita yang disajikan harus

merupakan fakta, yaitu informasi yang benar-benar terjadi di masyarakat.

Fakta-fakta yang dimaksud bisa diringkas dalam istilah 5 W + 1 H (What,

Where, Who, When, Why, +How) atau Apa, Dimana, Siapa, Kapan,

Mengapa, Bagaimana. Jadi intinya, fungsi komunikasi massa sebagai media

pemberi informasi yang berdasarkan fakta.

2. Hiburan

Dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain, fungsi hiburan dalam media

elektronik menduduki posisi yang paling tinggi. Berbeda dengan media cetak

yang menempatkan informasi di posisi teratas. Ditambah lagi masyarakat

menjadikan televisi sebagai sarana media hiburan

3. Persuasi

Fungsi persuasi tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan hiburan.

Banyak bentuk tulisan yang kalau diperhatikan sekilas hanya berbentuk

informasi, tetapi jika diperhatikan secara lebih jeli ternyata terdapat fungsi

persuasi.

4. Transmisi Budaya

Salah satu fungsi komunikasi massa yang paling luas meskipun paling sedikit

dibicarakan adalah transmisi budaya. Sebagai contoh, televisi bukan hanya

merupakan cermin tetapi juga pengikat waktu. Sebagaimana program televisi

atau film yang mempertontonkan tema- tema tabu, merefleksikan perubahan

Page 9: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

15

di dalam struktur sosial (perubahandimana televisi bertanggung jawab

terhadap semua sebab itu)

5. Mendorong Kohesi Sosial

Kohesi yang dimaksud disini adalah penyatuan. Dimana media massa

mendorong masyarakat untuk bersatu. Media massa merangsang masyarakat

untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai berai bukanlah keadaan yang baik

bagi kehidupan mereka.

2.2.3 Komponen Komunikasi Massa

(Nurudin, 2007) menjelaskan di dalam komunikasi massa pengirim sering

disebut sebagai sumber (source) atau komunikator, sedangkan penerima pesan yang

berjumlah banyak disebut audience, komunikan, pendengar, pemirsa, penonton, atau

pembaca. Sementaa itu, saluran dalam komunikasi massa yang dimaksud antara lain

televisi, radio, surat kabar, buku, film, kaset/CD dan juga internet yang juga sering

disebut sebagai media massa. Ada beberapa elemen dalam komunikasi massa, antara

lain:

1. Komunikator

Komunikator dalam media massa sangat berbeda dengan komunikator dalam

bentuk komunikasi yang lain. Komunikator di sini meliputi jaringan, stasiun lokal,

direktur, dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. Jadi,

komunikator merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga

media massa. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa bukan

individu, tetapi kumpulan orang yang bekerja sama satu sama lain. Meskipun ada

orang yang dominan, pada akhirnya ia akan terbatasi perannya oleh aturan kumpulan

orang. Kumpulan orang itu bisa disebut organisasi, lembaga, institusi, atau jaringan.

Jadi, apa yang dikerjakan oleh komunikator dalam komunikasi massa itu “atas nama”

lembaga dan bukan atas nama masing-masing individu dalam lembaga tersebut.

Komunikator dalam komunikasi massa bersifat mencari keuntungan. Bukan

semata-mata mencari keuntungan, tetapi orientasi keuntungan menjadi dasar

pembentukan organisasi. Media massa tentu tidak sekadar menyiarkan informasi

semata, tetapi membutuhkan pemasukan bagi kelangsungan hidup lembaga itu

sendiri. Bagaimana mungkin sebuah lembaga media massa akan bisa bertahan

Page 10: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

16

sementara orang-orang di dalamnya tidak mendapatkan gaji? Penghasilan ini hanya

bisa didapatkan ketika pemasukan pada media massa tetap ada, dan itu semua bisa

dilakukan kalau lembaga itu berorientasi profit. Dengan demikian, lembaga di sini

bukan lembaga sosial atau lembaga amal. Jadi, organisasi ini selain berusaha

mendapatkan keuntungan, susunannya begitu kompleks dengan banyaknya unsur

yang ada.

2. Isi

Masing-masing media massa mempunyai kebijakan sendiri-sendiri dalam

pengelolaan isinya. Sebab, masing-masing media melayani masyarakat yang

beragam juga menyangkut individu atau kelompok sosial. Bagi Ray Eldon Hiebert

dkk yang dikutip dari (Nurudin, 2007), isi media setidak-tidaknya bisa dibagi ke

dalam lima kategori yakni :

(1) Berita dan informasi

(2) Analisis dan interpretasi

(3) Pendidikan dan sosialisasi

(4) Hubungan masyarakat dan persuasi

(5) Iklan dan bentuk penjualan lain

(6) Hiburan.

Berita dan informasi merupakan hal pokok yang harus dimiliki oleh media

massa. Setiap hari media massa memberikan informasi dan berbagai kejadian di

seluruh dunia kepada para audiencenya. Televisi menyediakan laporan terkini

sebagai salah satu tanggung jawab menyediakan berbagai bentuk informasi agar

masyarakat memahami dan lebih tahu. Media cetak tidak hanya memberitakan

dengan bentuk straight news semata, tetapi juga feature, investigative reporting

(laporan investigasi), tajuk rencana, dan ulasan lain. Intinya, media massa

menyediakan informasi yang dibutuhkan masyarakat.

Di samping itu, media massa tidak sekadar memberitakan, tetapi juga

mengevaluasi dan menganalisis setiap kejadian tersebut. Melalui keahlian dalam

menginterpretasikan pesan dan fakta-fakta dari lapangan, media massa menyajikan

berita yang mudah untuk dipahami. Media cetak menyediakan interpretasi kejadian

yang mungkin sulit dipahami oleh pembacanya. Media itu memberikan data-data

pendukung yang sangat berguna untuk melakukan interpretasi pesan. Lewat tangan

Page 11: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

17

editornya, media cetak membuat tajuk rencana yang berusaha menjelaskan suatu

peristiwa terjadi, meramalkan dan menunjukkan mana yang baik dan mana yang

jelas.

3. Audience

Audience yang dimaksud dalam komunikasi massa sangat beragam, dari

jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, koran atau jurnal ilmiah.

Masing-masing audience berbeda satu sama lain diantaranya dalam hal berpakaian,

berpikir, menanggapi pesan yang diterimanya, pengalaman, dan orientasi hidupnya.

Akan tetapi, masing-masing individu bisa saling mereaksi pesan yang diterimanya.

Menurut Hiebert dan kawan-kawan, audience dalam komunikasi massa setidak-

tidaknya mempunyai lima karakteristik berikut.

a. Audience cenderung berisi individu-individu yang

condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial

di antara mereka. Individu-individu tersebut memilih produk media yang

mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran.

b. Audience cenderung besar. Besar di sini berarti

tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa.

Meskipun begitu, ukuran luas ini sifatnya bisa jadi relatif. Sebab, ada media

tertentu yang khalayaknya mencapai ribuan, ada yang mencapai jutaan. Baik

ribuan maupun jutaan tetapi perbedaan ini bukan sesuatu yang prinsip. Jadi

tak ada ukuran pasti tentang luasnya audience itu.

c. Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari

berbagai lapisan dan kategori sosial. Beberpa media tertentu mempunyai

sasaran, tetapi heterogenitasnya juga tetap ada. Majalah yang dikhususkan

untuk kalangan dokter, memang sama secara profesi, tetapi stastus sosial

ekonomi, agama, dan umur tetap berbeda satu sama lain. Pembaca buku ini

juga heterogen sifatnya.

d. Audience cenderung anonim, yakni tidak mengenal

satu sama lain. Bagaimana mungkin audience bisa mengenal khalayak

televisi yang jumlahnya jutaan? Tidak mengenal tersebut tidak ditekankan

satu kasus per kasus, tetapi meliputi semua audience. Sebab, bisa saja

sesama audience Trans 7, antar anggota keluarga saling mengenal. Akan

tetapi, saling mengenal disini bukan seperti itu maksudnya.

Page 12: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

18

e. Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator.

Anda berada di Yogyakarta yang sedang menikmati acara stasiun televisi di

Jakarta. Bukankah ia dipisahkan dengan jarak ratusan kilometer? Dapat juga

dikatakan audience dipisahkan oleh ruang dan waktu.

4. Feedback (Umpan Balik)

Umpan balik dapat terjadi apabila komunikan dan komunikator bertemu

secara langsung. Umpan balik adalah bahan yang direfleksikan kepada komunikan

setelah melalui proses pertimbangan yang cukup lama sebelum disampaikan. Ada

dua jenis feedback yaitu:

a. Immediate feedback (umpan balik langsung)

Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan

langsung atau ada kemungkinan bisa berbicara langsug.

b. Delayed feedback (umpan balik tidak langsung)

Umpan balik tidak langsung misalnya bisa ditujukkan dalam letter to the

editor/surat pembaca/pembaca penulis.Dalam rubrik ini biasanya sering kita

lihat koreksi pembaca atas berita atau gambar yang ditampilkan media

cetak.Tidak terkecuali dengan kritikan yang ditujukan pada media yang

bersangkutan. Kritikan yang ditujukan pada pihak lain berdasarkan berita

yang pernah dimuat juga merupakan salah satu umpan balik tidak langsung

yang dimaksud.

5. Gangguan

a. Gangguan saluran

Gangguan dalam saluran komunikasi massa berupa suatu hal seperti

kesalahan cetak, kata yang hilang, atau paragraf yang dihilangkan dari surat

kabar. Hal itu juga termasuk gambar tidak jelas di pesawat televisi,

gangguan gelombang radio, baterai yang sudah aus, atau langganan majalah

yang tidak datang. Faktor luar gangguan saluran misalnya sepanjang

menonton acara televisi atau membaca Koran ada dua pasang anak-anak

yang sedang berkelahi. Interupsi orang lain ketika kita membaca majalah,

dering telepon terus-menerus ketika sedang melihat televisi juga termasuk

gangguan.

b. Gangguan sematik

Page 13: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

19

Semantik bisa diartikan sebagai ilmu bahasa yang mempelajari tentang tata

kalimat.Oleh karena itu, gangguan semantik berarti gangguan yang

berhubungan dengan bahasa. Gangguan semantik adalah gangguan dalam

proses komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim atau penerima pesan itu

sendiri.

c. Gatekeeper

Gatekeeper merupakan istilah dalam dunia psikologi, namun berkembang

pengertiannya dalam komunikasi massa dapat diartikan sebagai individu

yang memegang peranan penting dalam media massa (baik cetak maupun

elektronik).

d. Pengatur

Pengatur adalah orang-orang yang ikut dalam proses penyampaian pesan di

media massa secara tidak langsung. Dalam hal ini adalah narasumber dan

pemasang iklan.

e. Filter

Filter merupakan saringan bagi audience kepada apa yang diberikan oleh

media massa.

2.2.4 Media Massa

Menurut (Ardianto, Komala, & Karlina, 2007) definisi media massa adalah

suatu alat untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada masyarakat (penerima)

yang menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan

televisi, internet dan lain-lain.

Secara lebih spesifik media massa adalah:

“Media massa yaitu saluran sebagai alat atau sarana yang dipergunakan dalam

proses komunikasi massa. Media massa secara pasti memengaruhi pemikiran dan

tindakan khalayak. Budaya, sosial, politik dipengaruhi oleh media. Media massa

dikatakan sebagai kebudayaan yang bercerita. Media membentuk opini publik untuk

membawanya pada perubahan yang signifikan” (Ardianto, Komala, & Karlina,

2007).

2.2.4.1 Fungsi Media Massa

Dalam buku Media Relations: Sarana Membangun Reputasi Organisasi,

dijabarkan fungsi-fungsi media massa secara universal (Wardhani, 2008) sebagai

berikut:

1. Fungsi menyiarkan informasi (to inform). Penyampaian informasi berkaitan

dengan peristiwa, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang

Page 14: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

20

lain, apa yang dikatakan orang lain atau special event. Pesan yang informatif

adalah pesan yang bersifat baru (aktual) berupa data, gambar, fakta, opini dan

komentar yang memberikan pemahaman baru atau penambahan wawasan

terhadap sesuatu.

2. Fungsi mendidik (to educate) Media massa mendidik dengan menyampaikan

pengetahuan dalam bentuk tajuk, artikel, laporan khusus, atau cerita yang

memiliki misi pendidikan. Berfungsi mendidik apabila pesannya dapat

menambah pengembangan intelektual, pembentukan watak, penambahan

keterampilan atau kemahiran bagi khalayaknya serta mampu memecahkan

permasalahan yang dihadapi masyarakat.

3. Fungsi menghibur (to entertain), yakni memberikan pesan yang bisa

menghilangkan ketegangan pikiran masyarakat dalam bentuk berita, cerita

pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, sinetron, drama, musik, tari,

dan lainnya. Berfungsi menghibur apabila kahlayak bisa terhibur atau dapat

mengurangi ketegangan, kelelahan dan bisa lebih santai.

4. Fungsi mempengaruhi (to influence). Fungsi mempengaruhi pendapat, pikiran

dan bahkan perilaku masyarakat inilah yang merupakan hal paling penting

dalam kehidupan masyarakat. Karena itulah, media yang memiliki

kemandirian (independent) akan mampu bersuara atau berpendapat, dan

bebas melakukan pengawasan sosial.

2.2.5 Berita

Menurut Fred Wibowo yang dikutip dari penelitian (Khouwry, 2012)

pengertian berita yaitu:

Suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki nilai berita

(unusual, factual, esensial) dan disiarkan melalui media massa secara periodik,

penyajian fakta dan kejadian dalam berita harus bersifat objektif dan dalam liputan

gambar dan kejadian biasanya diambil dengan memperhatikan hal–hal yang

sekiranya tidak terlalu membuat shock”.

Fred Wibowo yang dikutip dari karya ilmiah (Khouwry, 2012) menjelaskan

berita terbagi menjadi tiga jenis yaitu:

1. Berita yang terikat waktu (time Concern), biasa disebut sebagai berita harian

atau berita hangat (The hot news). Isi beritanya bersifat urgent atau memiliki

unsur kesegaran dalam penyampaiannya. Seiring dengan waktu, hot news

Page 15: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

21

lebih dikenal dengan Hard news. Hard news lebih mengutamakan kecepatan

dan keakurtan berita, tampilan atau gaya penyampaian tidak terlalu

memperhatikan segi estetika. Hard news (Berita keras) adalah berita yang

mengandung konflik dan memberikan sentuhan–sentuhan emosional serta

melibatkan tokoh–tokoh masyarakat atau orang termasyur. Ada tiga kategori

dalam hard news, berita yang disampaikan harus memiliki High Political

tension, very unusual dan controversial. Ketiga katergori tersebut merupakan

petunjuk bahwa dengan cara penulisan tertentu, berita tersebut dapat

memberikan sentuhan emosi kepada masyarakat.

2. Berita yang tidak terikat waktu (time less) atau yang dikenal dengan berita

berkala. Jenis berita ini memiliki kemungkinan–kemungkinan penyajian

yang lebih lengkap dan mendalam.Sajiannya juga dapat diolah secara lebih

artistik. Biasanya berupa program dokumenter, feature dan magazine. Isi

beritanya disajikan dengan “kemasan” yang menarik dan lebih memiliki

unsur hiburan. Soft News biasanya tidak bersangkutan dengan peristiwa–

peristiwa yang menegangkan atau mencekam. Biasanya berupa berita ringan,

menyenangkan dan human interest.

3. Spot news adalah berita singkat dan penting yang memberikan informasi

mengenai suatu kejadian atau peristiwa, ketika redaktur atau editor merasa

perlu untuk segera menyajikan dan menyiarkan pada kesempatan pertama

sesudah editor menyelesaikan proses editing.

Page 16: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

22

2.2.5.1 Karakteristik Berita

Menurut (Brooks, 2007) sedikitnya ada tujuh poin kriteria karakteristik berita:

1. Audience (penonton/pembaca)

Seperti halnya kepingan salju, tidak ada dua pendengar atau pembaca yang

benar-benar sama. Oleh karena itu sebuah berita mungkin lebih berarti bagi

seseorang daripada yang lainnya. Perlu dipikirkan ketika menulis siapa yang

akan membaca atau mendengar apa yang kita tulis.

2. Impact (dampak)

Seberapa banyak orang yang terpengaruh berita dan seberapa serius mereka

terpengaruh akan menentukan pentingnya berita. Oleh sebab itulah akibat

dari berita itulah yang mungkin bermafaat.

3. Proximity (kedekatan)

Biasanya sesuatu kejadian bisa menjadi berita lebih besar jika terjadi di

seputar Anda daripada peristiwa yang jaraknya lebih dari 1000 km dari Anda

sendiri.

4. Timeliness (ketepatan waktu)

Berita hari ini akan basi pada esok hari. Namun cepatnya laporan berita maka

surat kabar dan majalah lebih mengkonsentrasikan mengenai bagaimana dan

mengapa sesuatu terjadi dan kurang memberi tempat kepada apa yang telah

terjadi.

5. Prominence (menonjol)

Nama tidak selalu membuat berita. Pertunjukkan rodeo dan lomba memotong

batang kayu mungkun kurang menarik perhatian orang. Namun jika Ronald

Reagan melakukannya maka itu akan menjadi berita. Ia masih berusia 70

tahun dan menjadi Presiden AS.

6. Unusualness (keunikan)

Hal tidak biasa membuat berita.Pada abad ke-19 ada ungkapan “anjing

menggigit manusia bukan berita tetapi manusia menggigit anjing itulah

berita”.Saat ini resep lama tersebut masih bertuah.

7. Conflict (konflik)

Page 17: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

23

Sebagian besar wartawan menghabiskan banyak waktu untuk meliput konflik

apakah itu perang pertarungan politisi, kejahatan atau olahraga. Konflik

membuat berita menjadi menarik dan keingintahuan orang akan akhir cerita

mendorong orang membaca atau mendengar berita.

2.2.6 Definisi Politik

Menurut artikel melalui website (artikelsiana), definisi politik yaitu:

“Politik berasal dari bahasa yunani yaitu “polis” berarti negara atau kota

dan “teta” berarti urusan. Politik pertama kali digunakan oleh Aristoteles

dimana kata politik pada masa itu Aristoteles menyebut Zoon Politikon. Dari

Zoon Politikon kemudian terus berkembang menjadi polites, politeia,

politika, politikos. “Polites” adalah warganegara. “Politeia” adalah hal-hal

yang berhubungan dengan negara. “politika” adalah pemerintahan negara.

“Politikos”adalah kewarganegaraan, dengan demikian politik berarti

menyangkut dengan urusan negara atau pemerintahan”.

2.2.6.1 Definisi Perilaku Politik

Pengertian perilaku politik adalah perilaku suatu individu atau kelompok

dalam memenuhi hak dan kewajibannya sebagai seorang politik. Perilaku Politik atau

Contoh-contoh perilaku politik adalah sebagai berikut:

1. Ikut serta dalam pesta politik

2. Menjalankan hak untuk memilih pimpinan politik

3. Menjalankan atau mengikuti hak untuk memilih dan mengikuti suatu partai

politik, organisasi masyarakat dan organisasi lainnya

4. Ikut dalam menentukan atau memilih wakil rakyat/pemimpin

5. Mengemukakan kritikan atau menurunkan para pelaku politik.

2.2.7 New Media

Istilah media baru (new media) telah digunakan sejak tahun 1960-an dan telah

mencakup seperangkat teknologi komunikasi terapan yang semakin berkembang dan

beragam. Berdasarkan yang dikutip dari (Mc QUail, 2007) editor dari buku

“Handbook of New Media” kesulitan untuk menyebutkan apa saja yang termasuk

dalam ‘media baru’.

Mereka memilih untuk mendefinisikannya dengan cara yang berbeda,

menghubungkan antara teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dengan konteks

social yang berhubungan yang menyatukan tiga elemen: alat dan artefak teknologi;

Page 18: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

24

aktifitas, praktik, dan penggunaan; dan tatanan serta organisasi sosial yang terbentuk

di sekeliling alat dan praktik tersebut.

Dalam praktek komunikasi, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok,

organisasi maupun negara, telah banyak yang memanfaatkan new media sebagai

salah sau alat untuk mendukung proses komunikasi. Sama halnya dengan media

cetak dan media elektronik new media pun memiliki kemampuan untuk

menyampaikan informasi kepada target komunikasi (audiens).

Media yang dipertanyakan disini adalah media seperti apa yang dikategorikan

sebagai new media, yang pada akhirnya dapat membedakannya dengan media

lainnya. Mungkin saja para pembaca akan berpikir bahwa new media yang dimaksud

disini adalah media yang memiliki perkembangan dan teknologi generasi terbaru.

Atau bisa saja, produk teknologi yang akan mengeluarkan suatu lini produk terbaru

di tahun yang akan mendatang dengan spesifikasi yang lebih canggih.

(Lister, 2009) mengatakan bahwa new media ini memiliki beberapa

karakteristik.

“New media memiliki enam karakteristik, yakni: digital, interactive,

hypertextual, virtual, network, dan simulated (Lister, 2009:13), Dari keenam

karakteristik di atas, interaktifitas merupakan konsep utama dalam new

media. Interaktifitas ini dapat didefinisikan sebagai: the extent to which

communication reflects back on iself, feed on and responds to the past. (Flew,

2005:13). Jika diartikan interaktivitas adalah level dimana komunikasi

kembali kepada diri kita sendiri serta adanya tanggapan terhadap

komunikasi sebelumnya”.

Interaktifitas dalam konteks new media ini menunjukkan adanya kemampuan

bagi para penggunanya (media) untuk terlibat secara langsung dan mengubah gambar

atau teks yang mereka akses.Dalam hal ini pengguna dari new media ini bukan hanya

menjadi viewer tetapi user.

2.2.8 Kredibilitas

Konsep kredibilitas yang dikemukakan oleh Hovland, Janis dan kelley yang

diterjemahkan oleh (Samsihat, Dewi Herna, 2013) yaitu:

“Teori Kredibilitas sumber (Source Credibility Theory) dalam buku

Communication and Persuasion. Asumsi dasar dari teori ini adalah

menyatakan bahwa seseorang lebih mudah dipersuasi jika sumber-sumber

persuasinya cukup kredibel. Kita biasanya akan lebih percaya dan cenderung

Page 19: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

25

menerima dengan baik pesan-pesan yang disampaikan oleh orang yang

memiliki kredibilitas di bidangnya. High credibility had a substantially

greater immediate effect on the audience’s opinions than low credibility

sources”.Sumber dengan kredibilitas tinggi memiliki dampak besar terhadap

opini audiens daripada sumber dengan kredibilitas rendah. Sumber yang

memiliki kredibilitas tinggi lebih banyak menghasilkan perubahan sikap

dibandingkan dengan sumber yang memiliki kredibilitas rendah”.

Menurut Hovland, yang dikutip dari (Samsihat, Dewi Herna, 2013) yaitu:

“Peranan kredibilitas dalam proses penerimaan pesan dengan

mengemukakan bahwa para ahli akan lebih persuasif dibandingkan dengan

bukan ahli. Suatu pesan persuasif akan lebih efektif apabila kita mengetahui

bahwa penyampai pesan adalah orang yang ahli di bidangnya”.

Asumsi epistemologis dari teori ini bahwa Source Credibility Theory adalah

sebuah pendekatan yang mengizinkan setiap individu untuk memberikan

pandangannya masing-masing terhadap suatu objek. Secara nyata teori ini

memberikan penjelasan semakin kredibel sumber maka akan semakin mudah

mempengaruhi cara pandang audiens. Dengan kata lain kredibilitas seseorang

mempunyai peranan yang penting dalam mempersuasi audiens untuk menentukan

pandangannya (Samsihat, Dewi Herna, 2013).

2.2.9 Kepercayaan

Pengertian kepercayaan menurut Mooman dan Rousseau et al yang dikutip

dari sumber http://repository.usu.ac.id/ pada tanggal 20 Agustrus 2015 pukul 16.11

WIB sebagai berikut:

Menurut Mooman pengertian kepercayaan adalah:

“Kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki

keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang

didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang

mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan

pilihan dari orang-orang yang lebih dapat ia percaya daripada yan kurang

dipercayai”

Di sisi lain, Rousseau et al memiliki definisi kepercayaan yaitu:

“Wilayah psikologis yang meruakan perhatian untuk menerima apa adanya

berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lain”.

Page 20: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

26

2.2.10 Teori Uses and Effect

Pemikiran yang pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl dan

diterjemahkan oleh (Ardianto, Komala, & Karlina, 2007) yaitu:

“Teori uses and Effect merupakan sintesis antara pendekatan uses and

gratifications dan teori tradisional mengenai efek. Konsep ‘uses’

(penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari

pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media dan

penyebabnya akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan

tentang hasil dari suatu proses omunikasi massa. Penggunaan media massa

dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti exposure yang semata-mata

menunjuk pada tindakan mempersepsi”.

Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang

lebih komplekas, dimana isi tertentu dikonsumsi dalam kondisi tertentu, untuk

memenuhi fungsi tertentu dan terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi.

Fokus dari teri ini lebih kepada pengertian yang kedua. Dalam uses and gratification,

penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu

sedangkan dalam uses and effects theory kebutuhan hanyalah salah satu dari faktor-

faktor yang menyebabkan terjadinya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya penggunaan media. Asumsi dasar teori dan uraian teori ini lebih

menekankan bagaimana penggunaan media menghasilkan banyak efek terhadap

suatu individu.

(Ardianto, Komala, & Karlina, 2007) juga menjelaskan hasil dari sebuah

proses komunikasi massa dan beberapa kaitannya dengan penggunaan media akan

membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini. Hubungan antara

penggunaan dan hasilnya dapat disajikan dalam beberapa bentuk yang berbeda,

yaitu:

1. Penggunaan media hanya dianggap berperan sebagai perantara, dan hasil dari

prosesnya dinamakan efek.

2. Penggunaan media dapat mengecualikan, mencegah, atau mengurangi

aktifitas lainnya.

3. Penggunaan media dapat melakukan dua proses secara serempak dan akan

menerima efek dan konsekuensi

2.2.11 Dependency Theory

Melvin DeFleur dan Sandra Ball-Rokeach yang dikutip oleh (Morissan,

Wardhani, & Hamid, 2010) mengemukakan gagasan mereka mengenai teori

Page 21: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

27

ketergantungan (Dependency Theory) yang membahas mengenai kekuatan media

massa dalam mempengaruhi khalayak audien karena adanya sifat ketergantungan

audien terhadap isi media massa. Mereka menjelaskan asumsi teori ketergantungan

sebagai berikut:

“Pengaruh media ditentukan oleh hubungan antara sistem sosial yang lebih

luas, peran media dalam sistem tersebut dan hubungan khalayak dengan

media. Dengan demikian, menurut De Fleur dan Rokeach, ketergantungan

audien terhadap media bersifat integral, yang mencakup tiga pihak, yaitu

media, audien dan sistem sosial yang melingkupinya”.

Menurut Sandjaja yang dikutip dari penelitian (Hidayat, 2012) dari hubungan

ketiga komponen tersebut kita dapat melihat efek tersebut dalam rumusan:

1. Efek kognitif, berhubungan dengan pemikiran atau penalaran, sehingga

khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak mengerti, yang tadinya

bingung menjadi merasa jelas.

2. Efek afektif, berkaitan dengan perasaan. Akibat dari menonton televisi,

membaca tabloid atau majalah dan mendengar radio, timbul perasaan tertentu

pada khalayak.

3. Efek behavioral, bersangkutan dengan niat, upaya, tekad, dan usaha yang

cenderung menjadi suatu keinginan atau tindakan. Efek behavioural tidak

langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan didahului

oleh efek kognitif dan afektif.

Rokeach dan De Fleur mengemukakan dua faktor yang menentukan

ketergantungan seorang terhadap media. Pertama, seseorang akan lebih tergantung

pada media yang dapat memenuhi sejumlah kebutuhannya sekaligus dibandingkan

dengan media yang hanya mampu memenuhi beberapa kebutuhan saja. Kedua,

perubahan sosial dan konflik yang terjadi di masyarakat dapat menyebabkan

perubahan pada institusi, kepercayaan dan kegiatan yang sudah mapan.Situasi sosial

yang bergejolak (perang, bencana, kerusuhan, dan lain-lain) dapat menimbulkan

perubahan pada konsumsi media, misalnya orang menjadi lebih tergantung pada

media untuk mendapatkan informasi atau berita. Pada situasi sosial yang stabil,

kebutuhan media juga akan berubah, dimana orang lebih menyukai program hiburan

(Morissan, Wardhani, & Hamid, 2010)

Page 22: State of The Art - library.binus.ac.id filesebesar 0,890 menunjukan bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara program ‘Liputan 6 SCTV” (X) dengan minat mahasiswa akan

28

2.3 Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Variabel (X)

Pemberitaan 100 hari Kerja

Pemeritah Joko Widodo di

www.metrotvnews.com

• Karakteristik Berita

- Audience

(penonton/pembaca)

- Impact (dampak)

- Proximity (kedekatan)

- Timeliness (ketepatan

waktu)

- Prominence (menonjol)

- Unusualness

(keunikan)

- Conflict (konflik)

(Brooks, 2007)

Variabel (Y)

Tingkat Kredibilitas

Joko Widodo

• Efek kognitif

• Efek afektif

• Efek behavioural

(Sanjaja dikutip dari

(Hidayat, 2012)