Stasiun Klimatologi II
-
Upload
nurhashifah-agriani -
Category
Documents
-
view
67 -
download
0
Transcript of Stasiun Klimatologi II
LAPORAN PRAKTIKUM KLIMATOLOGI
PENGAMATAN DI STASIUN KLIMATOLOGI
OLEH :
NURHASHIFAH AGRIANI
05021181320012
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Klimatologi adalah studi mengenai iklim, secara ilmiah didefinisikan sebagai
kondisi cuaca yang dirata-ratakan selama periode waktu yang panjang. Bidang studi
ini dikategorikan sebagai cabang dari sains atmosfer dan subbidang geografi fisik,
yang merupakan salah satu dari sains bumi. Klimatologi juga mencakup
aspekoseanografi dan biogeokimia. Pengetahuan dasar dari iklim bisa digunakan
dalam peramalan cuaca menggunakan metode analogi dalam kasusENSO, Osilasi
Madden-Julian, Osilasi Atlantik Utara, dan sebagainya. Model iklim juga digunakan
untuk mempelajari dinamika cuaca dan sistem iklim untuk memproyeksikan iklim di
masa depan.
Klimatologi adalah ilmu yang membahas dan menerangkan tentang klim
bagaimana iklim itu bisa berbeda dari suatu tempat ke tempat lainnya. Hal yang
sangat erat hubungannya dengan ilmu klimatologi adalah ilmu cuaca, dimana cuaca
dan iklim merupakan salah satu komponen ekosistem alam sehingga kehidupan
manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan tidak terlepas dari pengaruh atmosfer dengan
segala prosesnya.
Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan
produksi tanaman. Jenis-jenis dan sifat-sifat iklim bisa menentukkan jenis-
jenis tanaman yg tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu
kajian klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan.
Stasiun klimatologi pertanian merupakan stasiun meteorologi pertanian yang mampu
menyelenggarakan pengamatan cuaca dan biologi dalam jangka waktu yang panjang
dan teratur. Penempatan stasiun klimatologi harus ada pada setiap titik jaringan
pengamatan internasional secara mantap, minimal dalam jangka waktu 10 tahun
tidak boleh dipindahkan.
Oleh karena itu dalam penentuan lokasinya harus tepat, yaitu lokasi yang
mewakili lingkungan alam yang tidak mudah berubah, sehingga data yang diperoleh
dapat terjamin. Lokasi stasiun Klimatologi harus memenuhi standard
yaitu: dibangun diareal lahan yang jauh dari bangunan fisik. Sebab, untuk
melakukan pengamatan cuaca dan iklim tidak boleh terhalang oleh bangunan, karena
akan berpengaruh dalam mengamati unsur-unsur iklim mulai dari temperatur, curah
hujan, dan kelembaban
Stasiun klimatologi pertanian hendaknya juga dapat mengukur atau menaksir
hubungan alamiah antara iklim, tanah, air dan tanaman. Tingkat ketelitian tergantung
pada tujuan pengukuran data, segi teknis, dan seberapa jauh kemungkinan
pelaksanaan pengumpulan data dapat dicapai. Kebutuhan pokok yang harus dipenuhi
agar dapat menghasilkan data yang benar ialah Letak stasiun harus mewakili
hubungan alamiah dari iklim, tanah, air dan tanaman di daerah luas sehingga data
yang diperoleh dapat memenuhi sasaran. Masing-masing alat menghasilkan data
yang benar, tidak rusak dan mudah dirawat. Pembacaan skala dan perekaman data
mudah dilaksanakan.
B. TUJUAN
Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mengetahui cara penggunaan alat –
alat di stasiun klimatologi
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Panci Evaporasi
Evaporasi atau penguapan adalah proses pertukaran (transfer) air dari
permukaan bebas (free water surface) dari muka tanah, atau dari air yang tertahan di
atas permukaan bangunan atau tanaman menjadi molekul uap air di atmosfer.
Penguapan juga dipengaruhi oleh kelembaban udara, tekanan udara, kedalaman air
dan kualitas air. Penguapan juga dipengaruhi oleh kelembaban udara, tekanan udara,
kedalaman air dan kualitas air. Kedalaman air juga mempengaruhi evaporasi, karena
untuk menaikkantemperatur air yang mempunyai lapisan tebal (dalam) lebih banyak
diperlukan panas dari pada yang mempunyai lapisan tipis (dangkal). Untuk
penyinaran matahari yang sama maka akan lebih banyak menaikkan temperatur air
yangdangkal dari pada yang dalam, hingga evaporasi pada air yang dangkal
lebih banyak (Nasaruddin, 2010).
Pengukuran air yang hilang melalui penguapan (evaporasi) perlu diukur
untuk mengetahui keadaan kesetimbangan air antara yang didapat melalui curah
hujan dan air yang hilang melalui evaporasi. Alat pengukur evaporasi yang paling
banyak digunakan sekarang adalah Panci kelas A. Evaporasi yang diukur dengan
panci ini dipengaruhi oleh radiasi surya yang datang, kelembapan udara, suhu udara
dan besarnya angin pada tempat pengukuran. Ada dua macam peralatan pengukur
tinggi muka air dalam panci. Pertama alat ukur micrometer pancing dan yang kedua
alat ukur ujung paku yang dipasang tetap (fixed point) ( Anna Regina , 2013).
Kesalahan yang besar dari pengukuran evaporasi terletak pada tinggi air
dalam panci. Oleh sebab itu muka air selamanya harus dikembalikan pada tinggi
semula yaitu 5 cm di bawah bibir panci. Makin rendah muka air dalam panci, makin
rendah pula terjadinya penguapan. Kejernihan air dalam panci perlu diperhatikan.
Air yang keruh, evaporasi yang terukur akan rendah pula. Usahakan air jangan
sampai berlumut. Tinggi air diukur dengan satuan mm. Alat ukur mikrometer mampu
mengukur dalam mm dengan ketelitian seperti seratus mm. Ketelitian pengukuran itu
diperlukan karena tinggi yang diukur tidak sama besar meliputi 5 sampai 8 mm.
(Anna Regina , 2013).
Alat pengukur evaporasi yang paling banyak digunakan sekarang adalah
Panci kelas A. Evaporasi yang diukur dengan panci ini dipengaruhi oleh radiasi surya
yang datang, kelembapan udara, suhu udara dan besarnya angin pada tempat
pengukuran. Ada dua macam peralatan pengukur tinggi muka air dalam panci.
Pertama alat ukur micrometer pancing dan yang kedua alat ukur ujung paku yang
dipasang tetap (fixed point). Makin rendah muka air dalam panci, makin rendah pula
terjadinya penguapan. Kejernihan air dalam panci perlu diperhatikan.(Djoko, 2008).
Pada musim penghujan nilainya ketelitiannya kecil sedangkan pada musim
kemarau besar. Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam ketika pagi hari.
Pengamat yang setiap hari mengukur evaporasi harus mempunyai keterampilan dan
kejelian melihat batas air yang diukur. Alat perlengkapannya adalah tabung peredam,
termometer maksimum-minimum permukaan air yang tertampung, termometer
maksimum-minimum di permukaan panci dan anemometer cup counter setinggi 30
cm di atas tanah. Sekeliling panci harus ditumbuhi rumput pendek. Permukaan tanah
yang terbuka atau gundul menyebabkan evaporasi yang terukur tinggi (efek
oase). (Anna Regina, 2013).
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi evaporasi, yaitu faktor-faktor
meteorologi yang meliputi radiasi matahari, suhu udara dan permukaan, kelembaban,
angin, dan tekanan barometer; faktor-faktor geografi yang meliputi kualitas air, jeluk
tubuh air, dan ukuran dan bentuk permukaan air; faktor-faktor lainnya yang meliputi
kandungan lengas tanah, jeluk muka air tanah, warna tanah, tipe, kerapatan, dan
tingginya vegetasi, dan ketersediaan air dari hujan, irigasi, dll (Seyhan, 1990).
Metode-metode dalam pengukuran evaporasi antara lain, yaitu atmometer dan
panci penguapan. Atmometer adalah alat-alat kecil dan mengukur kapasitas
penangkapan udara untuk air (kemampuan udara untuk mengeringkan). Alat ini
bermacam-macam seperti atmometer piche dan atmometer livingstone. Sedangkan
panci penguapan merupakan metode yang sangat sederhana dan paling sering
digunakan. Evaporasi permukaan air bebas secara langsung diukur dengan mencatat
pengurangan tinggi di muka air dalam panci (Seyhan, 1990).
Nilai evaporasi atau evapotranspirasi pada suatu daerah tergantung pada dua
factor Faktor yang pertama adalah ketersediaan kelembaban pada permukaan
evaporasi saat atmosfer mampu untuk menguapkan air dan menghapusnya dan
mentransportasikan air evaporasi ke atas. Faktor yang kedua dari evaporasi atau
evapotranspirasi, yaitu fungsi dari beberapa faktor termasuk radiasi surya,
temperatur, kecepatan angin, dan kelembaban (Ayoade, 1983).
B. Sangkar Cuaca
Papan Penutup Ruang Sangkar mempunyai tebal 2 cm, Mempunyai 5 lubang
yang masing – masing mempunyai panjang diameter 2,5 cm. Didalam sangkar
meteorologi dipasang alat-alat seperti thermometer bola kering, thermometer bola
basah, thermometer maximum, thermometer minimum, dan evaporimeter jenis piche.
Thermometer Bola Kering: tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan
mengukur suhu udara sebenarnya. Thermometer Bola Basah: tabung air raksa
dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang
diperlukan agar uap air dapat berkondensasi. Thermometer Maximum: Thermometer
air raksa ini memiliki pipa kapiler kecil (pembuluh) didekat tempat/ tabung air
raksanya, sehingga air raksa hanya bisa naik bila suhu udara meningkat, tapi tidak
dapat turun kembali pada saat suhu udara mendingin. Untuk mengembalikan air
raksa ketempat semula, thermometer ini harus dihentakan berkali-kali atau diarahkan
dengan menggunakan magnet. Thermometer Minimum: Thermometer minimum
biasanya menggunakan alkohol untuk pendeteksi suhu udara yang terjadi. Hal ini
dikarenakan alkohol memiliki titik beku lebih tinggi dibanding air raksa, sehingga
cocok untuk pengukuran suhu minimum. Prinsip kerja thermometer minimum adalah
dengan menggunakan sebuah penghalang (indeks) pada pipa alkohol, sehingga
apabila suhu menurun akan menyebabkan indeks ikut tertarik kebawah, namun bila
suhu meningkat maka indek akan tetap pada posisi dibawah. Selain itu peletakan
thermometer harus miring sekitar 20-30 derajat, dengan posisi tabung alkohol berada
di bawah. Hal ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan agar indek tidak dapat
naik kembali bila sudah berada diposisi. Pemasangan alat-alat meteorologi didalam
sangkar dimaksudkan agar hasil pengamatan dari tempat-tempat dan waktu yang
berbeda dapat dibandingkan satu sama lain. Selain itu, alat-alat yang terdapat
didalamnya terlindung dari radiasi matahari langsung, hujan dan debu. (Diko, 2013).
Sangkar meteorologi dibuat dari kayu yang baik ( jati/ Ulin) sehingga tahan
terhadap perubahan cuaca. Sangkar dicat putih supaya tidak banyak menyerap radiasi
panas matahari. Sangkar dipasang dengan lantainya berada pada ketinggian 120
cm diatas tanah berumput pendek, sedangkan letaknya paling dekat dua kali
( sebaiknya empat kali) tinggi benda yang berada di sekitarnya. (Andika, 2013).
Sangkar dipasang kuat dan berpondasi beton, sehingga tidak dapat bergerak
atau bergoyang jika angin kencang. Selain itu agar sangkar tidak mudah di makan
rayap. Sangkar mempunyai dua buah pintu dan dua jendela yang
berlubang-lubang/kisi. Lubang/kisi ini memungkinkan adanya aliran udara.
Temperatur dan kelembaban udara didalam sangkar mendekati/hampir sama dengan
temperatur dan kelembaban udara diluar. Sangkar dipasang dengan pintu
membuka/menghadap Utara-Selatan, sehingga alat-alat yang terdapat didalamnya
tidak terkena radiasi matahari langsung sepanjang tahun. jika matahari berada pada
belahan bumi selatan pintu sebelah utara yang dibuka untuk observasi atau
sebaliknya. (Andika, 2013).
Sangkar dicat putih supaya tidak banyak menyerap radiasi panas matahari.
Sangkar dipasang dengan lantainya berada pada ketinggian 120 cm diatas tanah
berumput pendek, sedangkan letaknya paling dekat dua kali (sebaiknya empat kali)
tinggi benda yang berada di sekitarnya.Sangkar harus dipasang kuat, berpondasi
beton, sehingga tidak dapat bergerak atau bergoyang jika angin kencang. selain itu
agar angkar tidak mudah di makan rayap.Sangkar mempunyai dua buah pintu dan
dua jendela yang berlubang-lubang/kisi. Lubang/kisi ini memungkinkan adanya
aliran udara. Temperatur dan kelembaban udara didalam sangkar mendekati/hampir
sama dengan temperatur dan kelembaban udara diluar.Sangkar dipasang dengan
pintu membuka/menghadap Utara-Selatan, sehingga alat-alat yang terdapat
didalamnya tidak terkena radiasi matahari langsung sepanjang tahun. jika matahari
berada pada belahan bumi selatan pintu sebelah utara yang dibuka untuk observasi
atau sebaliknya. (Inastia, 2001)
III. METODELOGI
A. Waktu dan Tempat
Praktikum mengenai pengamatan di stasiun klimatologi Universitas
Sriwijaya, Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir. Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Sabtu, tanggal 8 Maret 2014, dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul
11.40 WIB.
B. Alat dan Bahan
Alat
- Panci evaporasi
- Sangkar cuaca
- Termometer bola kering
- Termometer bola basah
- Termometer maximum
- Termometer minimum
Bahan
- Tabel evaporasi
- Pena
- Buku catatan
- Kalkulator
C. Cara Kerja
1. Panci Evaporasi
Makin luas permukaan panci, makin representatif atau makin mendekati
penguapan yang sebenarnya. Selisih tinggi air sekarang dengan tinggi air kemarin
merupakan jumlah air yang hilang karena menguap dengan kondisi : suhu air rata-
rata seperti yang ditunjukan thermometer apung, kecepatan angin rata-rata di
permukaan air seperti yang ditunjukan Cup Counter Anemometer. Pada umumnya,
panci penguapan ini dilengkapi dengan anemometer ukuran 0,5 m. Fungsi dari
hooguage adalah untuk mempermudah pengamatan ketinggian air. Hooguage ini
berbentuk tabung dengan lubang kecil di dalamnya, sehingga tinggi permukaan air
didalam panci akan sama dengan tinggi permukaan air didalam hooguage. Panci ini
tidak boleh penuh hanya diisi setengah Dari tinggi nya (20cm) yaitu 10 cm. Hal ini
bertujuan agar serangga tidak dapat mengambil air dari panci ini yang dapat
mengacaukan pengamatan ketinggian air. Waktu pengamatan : Pengamatannya
dilakukan 3 kali sehari, pada pukul 07.30, 13.30 dan 17.30
2. Sangkar Cuaca
Dalam sangkar meteorologi ini terdapat sikrometer dan termometer bola
basah dan bola kering yang berfungsi untuk menghitung laju evapotanspirasi dan
transpirasi. Waktu pengamatan : Dilakukan sehari 3 kali, yaitu pukul 07.00,13.30
dan 17.30. Namun untuk keperluan penerbangan dilakukan pengamatan setiap 1 jam
sekali.
Adapun beberapa cara kerja alat klimatologi lainnya yang terdapat dalam sangkar
cuaca yaitu :
A. Thermometer Bola Kering
1. Berdiri sejauh mungkin dari thermometer sampai mata mampu membaca
skala, hal ini untuk menghindari pengaruh panas badan pengamat
terhadap thermometer.
2. Yakinkan bahwa garis pandangan dari mata kepuncak permukaan air
raksa (miniscus) adalah mendatar, untuk menghindari kesalahan paralaks
(kesalahan sudut baca).
3. Baca thermometer dengan cepat dan cermat sampai persepuluhan derajat
terdekat.
B. Thermometer Bola Basah
Pengamatan Thermometer Bola basah sama dengan pengamatan. Thermometer Bola
Kering, hanya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Bola thermometer harus dibungkus dengan kain muslin (kaos) yang bersih.
2. Kain muslin harus dimasukkan dalam botol yang berisi air bersih dan
diusahakan ada jarak antara kain muslin dalam botol dengan bola
thermometer.
C. Thermometer minimum
1. Baca Thermometer dengan cepat dan cermat sampai persepuluhan derajat.
(Pada pengamatan suhu minimum skala yang dibaca adalah skala yang
ditunjukkan oleh ujung index yang terletak lebih dekat kepermukaan
alkohol).
2. Setelah dibaca, keluarkan thermometer minimum dengan hati-hati.
3. Pegang thermometer dan miringkan dengan hati-hati agar indexnya turun
sampai menyentuh ujung permukaan alkohol.
4. Kembalikan thermometer minimum tersebut ketempatnya dengan hatihati.
5. Pada saat mengembalikan thermometer minimum harus dipegang dengan dua
tangan sedikit miring dengan letak bolanya lebih tinggi dan bagian ujungnya
diletakkan terlebih dahulu kemudian baru bagian bolanya diletakkan dengan
hati-hati agar ujung index tetap menempel pada miniskus (permukaan
alkohol).
6. Setelah diletakkan kembali, jika thermometer minimum dibaca maka suhu
yang terbaca harus sama atau mendekati suhu yang terbaca pada thermometer
bola kering pada saat itu.
D. Thermometer maksimum
1. Baca thermometer dengan cepat dan cermat sampai persepuluhan derajat.
2. Jangan sekali-kali thermometer dipegang sebelum dibaca.
3. Setelah dibaca, air raksa thermometer maximum yang terputus harus
disambungkan kembali dengan cara sebagai berikut :
Keluarkan thermometer dengan hati-hati.
Berdiri pada posisi bebas, tidak ada halangan disekitarnya, pegang
bagian ujungnya dengan baik dengan posisi bola berada di bawah.
Ayun thermometer tersebut berulang-ulang dengan lengan tetap lurus
sampai air raksa yang terputus tersambung kembali dengansempurna.
Kembalikan thermometer maximum tersebut ke tempatnya semula
dengan hati-hati.
Pada waktu mengembalikan thermometer maximum harus dipegang
dengan dua tangan dan sedikit miring dengan bagian bolanya harus
lebih rendah dan diletakkan terlebih dahulu sebelum meletakkan
ujungnya.
Setelah proses penyambungan air raksa maka suhu thermometer
maximum yang dibaca harus sama atau mendekati dengan suhu yang i -
3 terbaca pada thermometer bola kering pada saat itu, atau masih
terdapat perbedaan sedikit karena pengaruh selama thermometer
maximum dipegang oleh pengamat.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Pengamatan Pada Panci Evaporasi
Nomor
Pengamatan
Waktu
Pengamatan
Hasil
Pengukuran
Pada Huke
Kesimpulan
Pengamatan
Ke - 1
09.00 WIB 14.7 mm Seharusnya hasil pengukuran ini berubah karena adanya penguapan yang terjadi tetapi pada pengamatan ini tidak terjadi perubahan hasil pengukuran. Kesalahan yang besar dari pengukuran evaporasi ini terletak pada tinggi air dalam panci. Oleh sebab itu muka air selamanya harus dikembalikan pada tinggi semula yaitu 5 cm di bawah bibir panci. Makin rendah muka air dalam panci, makin rendah pula terjadinya penguapan. Kejernihan air dalam panci juga perlu diperhatikan. Pada air yang keruh, evaporasi yang terukur akan rendah pula. Usahakan air jangan sampai berlumut.
Pengamatan
Ke - 2
09.10 WIB 14.7 mm
Pengamatan
Ke - 3
09.30 WIB 14.7 mm
2. Pengamatan Pada Sangkar Cuaca
Waktu
Pengamatan
Hasil Pengamatan Kesimpulan
T
max
T
min
T
Bola
basah
T
Bola
kering
Dari hasil pengamatan ini dapat diketahui bahwa cuaca pada saat praktikum ini adalah panas karena dapat kita lihat bahwa suhu maximumnya lebih tinggi dibandingkan dengan suhu minimumnya, begitupun dengan kadar kelembabannya suhu bola basah lebih rendah dibangdingkan suhu bola kering, ini membuktikan bahwa suhu pada saat itu adalah kering dan panas.
Pengamatan
ke -1 pada
09.00 WIB
33. 8OC 28.8 OC 26.6 OC 28.9 OC
Pengamatan
ke – 2 pada
09.30 WIB
33.9 OC 29.2 OC 26.9 OC 29.4 OC
Tabel Hasil Perhitungan Pengamatan 1
BKSelisih BK-BB
A(2,2) B(2,3) C(2,4)
29 D( 83) X1 (83,5) E(82)
28,9 X3 (83,5)
28,5 F(83) X2 (83,5) G(82)
Tabel Hasil Perhitungan Pengamatan 2
BKSelisih BK-BB
A(2,4) B(2,5) C(2,6)
29,5 D(82 ) X1 (82,5) E(81)
29,4 X3 (82,5)
29,0 F(82) X2 (82,5) G(81)
B. Pembahasan
Pada praktikum yang dilakukan pada hari Sabtu, 8 maret 2014 yang
dilaksanakan pada pukul 08.00 s/d selesai di stasiun klimatologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Sriwijaya, Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir. Evaporasi atau penguapan
adalah proses pertukaran (transfer) air dari permukaan bebas (free water surface) dari
muka tanah, atau dari air yang tertahan di atas permukaan bangunan atau tanaman
menjadi molekul uap air di atmosfer. Penguapan juga dipengaruhi oleh kelembaban
udara, tekanan udara, kedalaman air dan kualitas air. Penguapan juga dipengaruhi
oleh kelembaban udara, tekanan udara, kedalaman air dan kualitas air. Evaporasi
merupakan unsur siklus air yang sangat penting dalam keseluruhan proses hidrologi.
Pada pengamatan pertama pada panci evaporasi yang dilakukan sekitar pukul
09.00 menunjukan hasil 14,7 mm pada huke, setelah dilakukan pengamatan kedua
dengan selang waktu 10 menit yaitu sekitar pukul 09.10 dari proses pengamatan
kedua yang dilakukan tidak terjadi perubahan yaitu tetap menjadi 14,7 mm,
Kemudian setelah dilakukan pengamatan terakhir dengan selang waktu 20 menit
yaitu sekitar pukul 09.30 dari proses pengamatan yang dilakukan lagi – lagi tidak
terjadi perubahan yaitu tetap menjadi 14,7 mm. Dari pengamatan ini dapat kita
simpulkan bahwa seharusnya hasil pengukuran ini berubah karena adanya penguapan
yang terjadi tetapi pada pengamatan ini tidak terjadi perubahan hasil pengukuran.
Kesalahan yang besar dari pengukuran evaporasi ini terletak pada tinggi air dalam
panci. Oleh sebab itu muka air selamanya harus dikembalikan pada tinggi semula
yaitu 5 cm di bawah bibir panci. Makin rendah muka air dalam panci, makin rendah
pula terjadinya penguapan. Kejernihan air dalam panci juga perlu diperhatikan. Pada
air yang keruh, evaporasi yang terukur akan rendah pula. Usahakan air jangan
sampai berlumut. Adapun beberapa hal yang dapat memengaruhi proses evaporasi ini
adalah Angin (wind) Jika air menguap ke atmosfer maka lapisan batas antara tanah
dengan udara menjadi jenuh oleh uap air sehingga proses evaporasi terhenti. Agar
proses tersebut berjalan terus, lapisan jenuh itu harus diganti dengan udara kering.
Pergantian itu dapat dimungkinkan hanya kalau ada angin, jadi kecepatan angin
memegang peranan dalam proses evaporasi dan faktor lainnya yaitu Suhu
(temperature) suatu energi sangat diperlukan agar evaporasi berjalan terus. Jika suhu
udara dan tanah cukupp tinggi, proses evaporasi akan berjalan lebih cepat jika
dibandingkan dengan suhu udara dan tanah rendah, karena adanya energi panas yang
tersedia. Karena kemampuan udara untuk menyerap uap air akan naik jika suhunya
naik, maka suhu udara mempunyai efek ganda terhadap besarnya evaporasi,
sadangkan suhu tanah dan air hanya mempunyai efek tunggal. Kemudian pada
perbedaan suhu yang terjadi antara termometer bola basah, termometer bola kering,
termometer maksimum dan termometer minimum yaitu pada pengamatan pertama
dan kedua yang dilakukan pada pukul 09.00 WIB di sangkar cuaca. Pada
pengamatan pertama dan kedua terjadi perbedaan hasil antara termometer bola
kering dan termometer bola basah. Pada pengamatan pertama Termometer bola
basah : 26,6oC, Termometer bola kering : 28,9oC sedangkan pada pengamatan ke II
pada pukul 09.30 WIB di sangkat cuaca yaitu termometer bola kering: 29.4oC dan
termometer bola basah : 26,9oC. Adapun perbedaan pada pengamatan pertama dan
kedua terjadi perbedaan hasil antara termometer maximum dan minimum. Pada
pengamatan pertama Termometer Maximum : 33,8oC, Termometer Minimum:
28,8oC sedangkan pada pengamatan ke II pada pukul 09.30 WIB di sangkat cuaca
yaitu termometer maximum: 33,9oC dan termometer minimum : 29,9oC. Perbedaan
ini menunjukkan bahwa pada selang waktu tertentu kelembapan udara pada
termometer akan meningkat yang juga sangat dipengaruhi oleh faktor factor yaitu
Pengaruh tanah dan air, semakin banyak jumlah uap air baik diudara maupun
didalam tanah, maka kelembapan akan semakin tinggi, lalu ada atau tidaknya
vegetasi. Oleh sebab itu pada lingkungan sangkar cuaca harus dibersihkan dari
rumput/ilalang yang telah melebihi dari kapasitas tinggi yang ditentukan untuk
distasiun klimatologi, dan terakhir pengaruh ketinggian tempat, semakin tingginya
suatu tempat maka suhu ditempat tersebut akan semakin rendah dan kelembapan
udara semakin tinggi. Jadi dari hasil pengamatan ini dapat diketahui bahwa cuaca
pada saat praktikum ini adalah panas karena dapat kita lihat bahwa suhu
maximumnya lebih tinggi dibandingkan dengan suhu minimumnya, begitupun
dengan kadar kelembabannya suhu bola basah lebih rendah dibangdingkan suhu bola
kering, ini membuktikan bahwa suhu pada saat itu adalah kering dan panas.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Untuk mengukur laju evaporasi pada suatu lokasi kita dapat melakukan
metode Pan Evaporimeter
2. Untuk melindungi alat alat pengukur cuaca dan juga thermometer kita dapat
membangun sangkar metereologi untuk menyimpan alat-alat tersebut.
3. Thermometer maksimum digunakan untuk menghitung suhu maksimum dan
thermometer minimum digunakan untuk mengukur suhu minimum.
4. Faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi adalah radiasi surya, temperatur,
angin. Semakin tinggi radiasi matahari yang diterima, semakin besar
evapotranspirasinya.
5. Terjadi perbadaan antara termometer BB dan BK dari pengamatan pertama
dan kedua yang disebabkan oleh kelembapan yang meningkat ketika selang
waktu 10 menit
6. Makin rendah muka air dalam panci, makin rendah pula terjadinya
penguapan.
B. Saran
Agar pratikum dapat berjalan dengan baik dan lancar para pratikan harus
saling menjaga komunikasi yang baik dengan asisten agar tidak terjadi kesalah
pahaman.
DAFTAR PUSTAKA
Ayoade. 1983. Faktor mempengaruhi kelembapan. Online: (http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20130516142010AAu4mjS) Diakses pada 9 maret 2014
Regina Anna. 2013. Praktikum Klimatologi. Online:http://annaRegina190.blogspot.com/2012/10/laporan-praktikum-agroklimatologi.html . Diakses pada tanggal 9 maret 2014
Djoko. 2008. Evaporasi.Online : (http://ariellacla.wordpress.com/2011/04/04/analisis-evaporasi/.) Diakses pada tanggal 9 maret 2014
Prawirowardoyo. 2012.Praktikum Agroklimatologi. Online :(http://ries091.blogspot.com/2012/10/laporan-praktikum-agroklimatologi-acara.html.) Diakses pada tanggal 9 maret 2014
Seyhan. 1990. Kelembapan .Online : (http://mayong.staff.ugm.ac.id/site/?page_id=113). Diakses pada tanggal 9 maret 2014
LAMPIRAN GAMBAR
Huke pada Panci evaporasi
Thermometer Suhu bola basah dan bola kering
Termometer maximum dan minimum