stase jiwa

14
KEGAWAT DARURATAN PSIKIATRI Kegawat daruratan psikiatri adalah suatu kondisi darurat yang perlu penanggulangan segera karena adanya gangguan perilaku, emosi, proses pikir yang dapat menimbulkan resiko terhadap diri sendiri maupun lingkungannya. Penyebabny dibagi 3, yaitu: 1. Psikotik : skizofrenia, gangguan afektif 2. Non psikotik : gangguan anxietas, gangguan kepribadian, ketergantungan zat psikoaktif dan alkohol 3. Gangguan mental organik Kondisi paling sering masuk kategori kegawat daruratan psikiatri adalah : gaduh gelisah, krisis bunuh diri dan akibat napza atau narkoba GADUH GELISAH Kondisi gaduh gelisah dapat disebabkan oleh beberapa hal 1. Psikosis : Skizofrenia, gangguan afektif 2. GMO : delirium, demensia, gangguan metabolik, trauma otak dan infeksi 3. Kecemasan akut dengan atau tanpa panik 4. Kebingungan post konvulsi 5. Reaksi disosiasi dan keadaan fugue 6. Ledakan amarah Penanganan pada kondisi ini

description

stase jiwa

Transcript of stase jiwa

KEGAWAT DARURATAN PSIKIATRIKegawat daruratan psikiatri adalah suatu kondisi darurat yang perlu penanggulangan segera karena adanya gangguan perilaku, emosi, proses pikir yang dapat menimbulkan resiko terhadap diri sendiri maupun lingkungannya.Penyebabny dibagi 3, yaitu: 1. Psikotik : skizofrenia, gangguan afektif2. Non psikotik : gangguan anxietas, gangguan kepribadian, ketergantungan zat psikoaktif dan alkohol3. Gangguan mental organikKondisi paling sering masuk kategori kegawat daruratan psikiatri adalah : gaduh gelisah, krisis bunuh diri dan akibat napza atau narkobaGADUH GELISAHKondisi gaduh gelisah dapat disebabkan oleh beberapa hal1. Psikosis : Skizofrenia, gangguan afektif2. GMO : delirium, demensia, gangguan metabolik, trauma otak dan infeksi3. Kecemasan akut dengan atau tanpa panik4. Kebingungan post konvulsi5. Reaksi disosiasi dan keadaan fugue6. Ledakan amarah

Penanganan pada kondisi ini1. Sikap tenang dan percayadiri dengan kewaspadaan penuh terhadap kondisi pasien yang agresif2. Informasikan kepada pasien bahwa kekerasan tidak dapat diterima3. Periksa fisik dan wawancara pasien dengan tutur kata yang lembut, menenangkan, bantu nilai realitas pasien serta beri keyakinan bahwa pasien akan mendapat pertolongan4. Kalau mungkin, lepas ikatan tetapi harus tetap waspada bahwa pasien akan menipu, melarikan diri dan mengamuk ketika ikatan dilepasBeberapa hal yang perlu curiga adanya GMO1. onset akut2. episode pertama3. usia tua4. penyakit fisik atau cidera yang baru terjadi5. riwayat penyalahgunaan obat6. ditemukan halusinasi audiotorik7. adanya kejang neurologik : kejang, penurunan kesadaran, nyeri kepala tertentu8. perubahan pengelihatan9. gangguan bicara dan berjalan

Pemeriksaan lab untuk pasien gaduh gelisah dengan kecurigaan GMO:1. Darah lengkap2. elektrolit3. gula darah4. fungsi liver dan renal5. urine test untuk curiga napza6. kadar alkohol dalam darah

Hal yang perlu diperhatikan pada pasien gaduh gelisah1. Medikasi hanya bertujuan untuk mengontrol target simptom2. pasien eksaserbasi akut sebaiknya diketahui obat yang sedang atau terakhir dipakai.3. Pemberian obat per oral harus segera dimulai pada hari itu juga. fiksasi pada pasien dengan gaduh gelisah

Terapi untuk keadaan psikotik1. Aripiprazol inj 9,75 mg/1,3 ml IM, dapat diulang 2 jam kemudian, maksimal 3 kali suntikan perhari2. Olanzapin inj 10 mg/2 ml IM. dapat diulang 2 jam kemudian maksimal 20 mg perhari dalam 3 kali suntikan3. haloperidol inj 5 mg/1 ml, IM. dapat diulang setengah sampai 1 jam kemudian maksimal 20 mg perhari

KRISIS BUNUH DIRIMacam - macam bunuh diri1. Bunuh diri egosentrik : bunuh diri yang disebabkan individu tidak berintegrasi dengan masyarakat, kegagalan integrasi dalam keluarga2. bunuh diri altruistik : bunuh diri yang disebabkan individu terikat tuntutan tradisi khusus, identifikasi terlalu kuat pada tradisi tertentu3. bunuh diri anomik : terjadi jika ada gangguan keseimbangan integrasi antara individu dengan masyarakat sehingga masyarakat tidak bisa mengatur dan mengawasi kebutuhannya. individu kehilangan pegangan dan tujuan serta meninggalkan norma yang biasaFaktor penyebab bunuh diri :1. penyakit atau kondisi yang beresiko untuk terjadinya bunuh diri2. insomnia berat3. penggunaan alkohol dan obat - obatan4. skizofrenia5. individu dengan orientasi homoseksual6. gangguan stress paska trauma7. riwayat keluarga bunuh diri

Pemeriksaan yang dilakukan dalam kasus krisis bunuh diri1. anamnesis untuk mendapatkan informasi tentang kesungguhan niat, penyebab, dan cara percobaan bunuh diri2. pemeriksaan fisik (neurologik) untuk mendapatkan kelainan organik yang mendasari tindakan percobaan bunuh diri akibar yang ditimbulkannya3. test psikiatrik dengan tujuan untuk mencari dasar kepribadian pasien yang mendasari tindakan percobaan bunuh diri serta membantu nalar4. pemeriksaan lab yang sesuai dengan kebutuhan atau kelainan organik yang didapatkan

PentalaksanaanBila kesadaran pasien berkabut sampai koma:1. pemeriksaan fisik diagnostik, khususnya tanda vital2. rjp3. perawatan intensive care unit4. atasi kondisi fisik akbat tindakan bunuh diri5. pemeriksaan penunjang6. setelah kompos mentis, evaluasi psikiatrik dengan sikap suportif tidak menghakimi, rujuk ke fasilitas psikiatrikBila kesadaran compos mentis1. atasi gangguan fisik2. jika terdapat tanda - tanda serius dapat dirawat dengan pengawasan ketat3. jika dramatisasi dapat dilakukan tindakan psikoterapi suportif4. jika didapatkan gangguan kepribadian dann skizofrenia sebaiknya dirujuk ke fasilitas psikiatrik

KEGAWATDARURATAN PSIKIATRIK AKIBAT PENGGUNAAN NAPZA/NARKOBA1. Napza: narkotika, psikotriopika dan zat adiktif lainnya2. Narkoba : narkotika, psikotriopika dan bahan adiktif lainnya

kasus yang banyak terjadi antara lain1. intoksikasi/ OD2. gejala putus obat/ withdrawal3. GMO akibat zat4. Psikosis akibat zat5. kegawatan sering merupakan gabungan kegawatan fisik dan psikiatri

Penilaian situasi1. kondisi pasien : agitasi, stupor, gangguan kesadaran, gangguan vital sign dan sebagainya2. anamnesis tentang zat yang digunakan, gejala yng timbul, kapan pemakaian, dosis dan cara pemakaian dan sebagainyaIntervensi: 1. mengamati tanda yang mengancam hidup seperti kehilangan kesdaran, kurangnya frekuensi pernafasan, nadi td, demam, muntah dan kejang.2. untuk pasien yang melewati krisis dan dapat berfungsi normal oleh karena sering terjadi pasien merasa bersalah, malu, bingung, kacau dan sebagainya :3. gali riwayat pemakaian4. bantu pasien memperoleh gambaran yang sebenarnya dan bermanfaat untuk kesembuhan serta terhindar dari pemakaian berulang5. konseling kegawat daruratan zat, bina rapot pendekatan yang hangat, terbuka, tidak menghakimi, perhatian, memupuk kepercayaan dan membina rapot yang baik6. aktif mendengarkan7. tenang, percaya diri, dan penuh kontrol8. menentramkan9. berbagi pengetahuan10. empati

PSIKIATRI KOMUNITASPengetahuan untuk melaksanakan program masyarakat dgn menggunakan pendekatan masyarakat dan berorientasi pada masyarakat dalam hal peningkatan, pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi bertanggung jawab untuk pengobatan menyeluruh terhadap penyakit mental yang yang berada di dalam masyarakat luasTujuan1. Untuk mengurangi masa perawatan di RS2. Untuk memulihkan kemampuan psikososial penderita dalam menjalani kehidupan bermasyarakatPrinsip1. Penekanan pada praktik di dalam masyarakat2. Penekanannya lebih pada masyarakat atau populasi secara keseluruhan dibandingkan individu3. Penekanan terutama pada pelayanan yang bersifat preventif4. Penekanan pada proses pelayanan yang berkesinambungan dan komprehensifRuang lingkup1. Upaya prevensi dan promosi kesehatan jiwa2. Upaya deteksi dini dan pengobatan segera3. Upaya rujukan dan perawatan lanjutan4. Upaya rehabilitasi dan resosialisasiPelayananUpaya pelayanan kesehatan jiwa dilakukan oleh sebuah tim terpadu antara lain : psikiater, psikolog, pekerja sosial, dokter umum (dengan minat khusus psikiatri), perawat jiwa, dan ahli terapi okupasiPeran dokter umumDokter umum menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan jiwa masyarakat berupa pelayanan kesehatan primer meliputi : 1. Deteksi dini masalah kesehatan jiwa, pengobatan gangguan jiwa, konseling dan psikoedukasi serta melakukan rujukan ke spesialis.2. Psikiatri pencegahan3. Psikiatri pencegahan adalah bagian dari psikiatri masyarakat.

Tujuan : untuk menurunkan onset, lama, dan kecacatan sisa dari gangguan mental. Terbagi atas pencegahan primer, sekunder dan tersierPencegahan primerUntuk mencegah onset penyakit atau gangguan, dengan demikian menurunkan insidensinyaPencegahan sekunderUntuk identifikasi dini dan pengobatan segera terhadap penyakit atau gangguan, dengan tujuan menurunkan prevalensi gangguan dengan memperpendek durasinyaPencegahan tersierUntuk menurunkan prevalensi defek dan kecacatan residual yang disebabkan oleh penyakit atau gangguan. Pada kasus gangguan mental, pencegahan tersier memungkinkan mereka dengan penyakit mental kronis untuk mencapai tingkat fungsional tertinggi.

PSIKIATRI FORENSIKMerupakan sub-spesialisasi ilmu kedokteran yang menelaah mental manusia dan berfungsi membantu hukum dan peradilan. Merupakan titik singgung antara ilmu kedokteran dan ilmu hukum, selain ilmu hukum kedokteran.Kegiatan utama psikiatri forensik adalah pembuatan Visum et Repertum Psychiatricum.Saat ini yang paling banyak adalah pembuatan Visum et Repertum Psychiatricum untuk kasus pidanaFungsi VeRP1. Membantu menentukan apakah terperiksa mengalami gangguan jiwa dengan upaya menegakkan diagnosis2. Membantu menentukan kemungkinan adanya hubungan antara gangguan jiwa pada terperiksa dengan peristiwa hukumnya.3. Membantu menentukan kemampuan bertanggung jawab pada terperiksa4. Membantu menentukan cakap tidaknya terperiksa bertindak dalam lalu lintas hukum.Pasal 44 ayat 1 dn 2Barang siapa mengerjakan sesuatu perbuatan, yang tidak dapat dipertanggungkan kepadanya karena kurang sempurna akalnya atau karena sakit berubah akal tidak boleh dihukum. Jika nyata perbuatan itu tidak dapat dipertanggungkan kepadanya karena kurang sempurna akalnya atau karena sakit berubah akal, maka Hakim boleh memerintahkan menempatkan ia di rumah sakit gila selama-lamaya satu tahun untuk diperiksa. Alat bukti pasal 184 (1) KUHAP1). Keterangan saksi 2). Keterangan ahli 3). Alat bukti surat 4). Alat bukti petunjuk 5). Alat bukti terdakwa. Keterangan Ahli1. Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan (KUHAP Ketentuan Umum pasal 1 butir 28)2. Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang pengadilan (KUHAP pasal 186).3. Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan. (KUHAP pasal 179 ayat 1)Keterangan ahli Kedokteran jiwa ada dua bentuk yaitu : 1. Surat keterangan ahli kedokteran jiwa (VeRP ) yang didahului sebutan PRO JUSTITIA yang dibuat dalam bentuk menurut pedoman yang ditetapkan dan terikat sumpah jabatan dokter Indonesia.2. Keterangan ahli Kedokteran Jiwa lisan yang dinyatakan dalam sidang pengadilan dibawah sumpah.Alur pembuatan verPPelaku/korban tindak pidanaBAP (berita acara pemeriksaan) PolisiDiduga menderita kelainan jiwa*Surat Permohonan pembuatan VeRP**Institusi pelayanan kesehatanObservasi 2 minggu***Psikiater + tim pemeriksa (psikolog, dll)Pemeriksaan tambahanPenyusunan VeRP

Yang berhak menjadi pemohon1. Penyidik ( KUHAP pasal 120 ) : Polisi, KPK2. Penuntut umum dalam hal tindak pidana khusus ( pasal 120, pasal 284) : Jaksa, KPK3. Hakim pengadilan (pasal 180 ayat 1)4. Tersangka/terdakwa/korban melalui pejabat sesuai dengan tingkatan proses pemeriksaan (pasal 65, pasal 180 ayat 1,2,3,4)5. Penasehat hukum/pengacara melalui pejabat sesuai dengan tingkatan proses pemeriksaan ( pasal 180 ayat 1,2)Jangka waktu observasiMenurut UU Kesehatan Jiwa tahun 1965 :1. jangka waktu observasi antara 3 minggu sampai 6 bulan, yang didasarkan pada kemungkinan penyesuaian diri (adaptasi) terperiksa pada lingkungan perawatan. 2. KUHAP berdasarkan atas Hak Asasi Manusia yang masa penahanan tidak boleh melebihi 90 hari maka jangka waktu observasi harus diperpendek. 3. Pedoman pembuatan VeRP dari Direktorat Kesehatan Jiwa menyesuaikan jangka waktu observasi dengan yang ditentukan KUHAP.Tatacara pembuatan VeRP1. Surat permintaan tertulis dari penegak hukum (pemohon) yang ditujukan kepada sarana yankeswa pemerintah2. Berisi : identitas lengkap pemohona. identitas lengkap tersangkab. alasan permintaan VeRPc. berita acara pemeriksaan (BAP)3. Tersangka diobservasi selama-lamanya 14 hari dan dapat diperpanjang bila diperlukan dengan persetujuan tertulis pemohon, dengan memperhatikan masa tahanan.4. Permohonan surat perpanjangan observasi dilakukan secara resmi dan tertulis5. Selama diobservasi, tersangka mendapat penjagaan dari pihak pemohon dan tidak diperkenankan menerima kunjungan kecuali dengan persetujuan kepala sarana yankeswa6. Selama observasi tidak dilakukan terapi, kecuali dalam keadaan darurat medik tertentu.7. Selama proses observasi, tersangka dilarang dibawa keluar dari sarana yankeswa kecuali untuk pemeriksaan penunjang medis.8. Setelah proses observasi selesai, terperiksa harus dibawa kembali oleh instansi pemohon dan VeRP harus diserahkan dalam 7 hari pasca observasi selesai.9. Pembiayaan ditanggung oleh instansi pemohon atau keluarga tersangka.

Pemeriksaan yang dilakukan dalam pembuatan VeRP1. Seluruh keadaan fisik2. Penampilan umum3. Sistem organ4. NeurologisPemeriksaan psikiatrik : rangkaian pemeriksaan yang terdiri dari pemeriksaan pada fungsi psikomotor, afektif, dan kognitif.Pemeriksaan fungsi psikomotor : kesadaran sikap tingkah laku kontak psikis, dll. Pemeriksaan afektif alam perasaan dasar stabilitas emosi ekspresi dan emosional empati, dan sebagainya.Pemeriksaan kognitif : persepsi dan gangguan persepsi daya ingat dugaan taraf kecerdasan kemampuan membatasi dan membedakan fakta, data, dan ide (discriminative judgement ) kemampuan menilik diri sendiri (discriminative insight) ada tidaknya kelainan pada isi pikiran, dan keadaan mutu pikiran.

Pemeriksaan tambahan : evaluasi psikologis, pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, EEG, CT scan dll,