STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA LAPORAN … Audited Financial... · 72.908 45.070 Due from other...

79
STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 ISI HAL/ PAGE CONTENTS SURAT PERNYATAAN MANAJEMEN THE MANAGEMENT’S STATEMENT LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN --------------------------------------- 1 - 2 INDEPENDENT AUDITOR’S ---------------------------------------------------- REPORT LAPORAN POSISI KEUANGAN GABUNGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 --------------- 3 - 4 COMBINED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION ---------------- 31 DECEMBER 2012 AND 2011 LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 ---------------- 5 COMBINED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME YEARS ENDED ---------------- 31 DECEMBER 2012 AND 2011 LAPORAN PERUBAHAN REKENING KANTOR PUSAT GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 ---------------- 6 COMBINED STATEMENTS OF CHANGES IN HEAD OFFICE ACCOUNTS YEARS ENDED ---------------- 31 DECEMBER 2012 AND 2011 LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 ---------------- 7 - 8 COMBINED STATEMENTS OF CASH FLOWS YEARS ENDED ---------------- 31 DECEMBER 2012 AND 2011 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 ---------------- 9 - 76 NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED ---------------- 31 DECEMBER 2012 AND 2011

Transcript of STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA LAPORAN … Audited Financial... · 72.908 45.070 Due from other...

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR

31 DESEMBER 2012 DAN 2011

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

COMBINED FINANCIAL STATEMENTS YEARS ENDED

31 DECEMBER 2012 AND 2011

ISI

HAL/ PAGE

CONTENTS

SURAT PERNYATAAN MANAJEMEN THE MANAGEMENT’S STATEMENT

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN --------------------------------------- 1 - 2

INDEPENDENT AUDITOR’S ---------------------------------------------------- REPORT

LAPORAN POSISI KEUANGAN

GABUNGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 ---------------

3 - 4

COMBINED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION

---------------- 31 DECEMBER 2012 AND 2011

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 ----------------

5

COMBINED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME

YEARS ENDED ---------------- 31 DECEMBER 2012 AND 2011

LAPORAN PERUBAHAN REKENING

KANTOR PUSAT GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 ----------------

6

COMBINED STATEMENTS OF CHANGES IN HEAD OFFICE ACCOUNTS

YEARS ENDED ---------------- 31 DECEMBER 2012 AND 2011

LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 ----------------

7 - 8

COMBINED STATEMENTS OF CASH FLOWS YEARS ENDED

---------------- 31 DECEMBER 2012 AND 2011

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 ----------------

9 - 76

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED ---------------- 31 DECEMBER 2012 AND 2011

3

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

LAPORAN POSISI KEUANGAN GABUNGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011

(Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

COMBINED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2012 AND 2011

(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

Catatan/

31 Desember 2012/

31 December

31 Desember 2011/

31 December

Notes 2012 2011 ASET ASSETS Kas 20 165.525 129.768 Cash

Giro pada Bank Indonesia 5,20,31 3.500.547 3.056.878 Current accounts with Bank

Indonesia

Giro pada bank-bank lain 20,31,33 405.530 222.815 Current accounts with other

banks

Tagihan dari cabang-cabang lain 20,29,31,33 72.908 45.070 Due from other branches

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain 6,20,31,33 5.582.969 4.409.343

Placements with Bank Indonesia and other banks

Efek-efek yang diperdagangkan 7,20,31 1.737.590 2.369.836 Trading securities

Aset derivatif 8,20,29,31,33 1.700.994 1.583.453 Derivative assets

Tagihan akseptasi 9,20,31,33 1.138.234 1.728.016 Acceptance receivables

Kredit yang diberikan 10,20,31,33,34 31.053.756 25.238.555 Loans

Efek-efek untuk tujuan investasi 11,20,31,35 3.096.905 6.292.472 Investment securities

Tagihan atas pinjaman yang dijamin 12,20,31 949.378 1.260.736

Receivables under secured borrowings

Pembayaran dimuka 52.796 83.367 Prepayments

Aset tetap, bersih 40.711 72.913 Fixed assets, net

Aset pajak tangguhan, bersih 16 62.058 150.439 Deferred tax assets, net

Aset lain-lain, bersih 13,20,29,33,34 1.237.947 874.259 Other assets, net

JUMLAH ASET 50.797.848 47.517.920 TOTAL ASSETS

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.

See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.

4

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

LAPORAN POSISI KEUANGAN GABUNGAN (Lanjutan)

31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

COMBINED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued)

31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

Catatan/

31 Desember 2012/

31 December

31 Desember 2011/

31 December

Notes 2012 2011 LIABILITAS DAN REKENING

KANTOR PUSAT LIABILITIES AND HEAD

OFFICE ACCOUNTS LIABILITAS LIABILITIES

Simpanan oleh nasabah bukan bank 14,20,33 26.407.810) 24.749.840 Deposits by non-bank

customers Simpanan oleh bank-bank lain 14,20,33 1.656.642) 1.746.700 Deposits by other banks Liabilitas derivatif 8,20,29,33 1.575.678) 1.776.544 Derivative liabilities Utang akseptasi 9,20,29,33 1.140.005) 1.729.664 Acceptance payables Liabilitas untuk mengembalikan surat-

surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin

12,20 945.505) 1.283.720

Obligation to return securities

received under secured borrowings Beban masih harus dibayar 15,20,29,33 369.378) 296.642 Accrued expenses Liabilitas pajak kini 16 104.622) 283.943 Current tax liabilities Pinjaman yang diterima 20,33 ------------) 145.274 Borrowings

Liabilitas imbalan pasca-kerja 17 48.164) 28.210 Obligation for post-

employment benefits Utang kepada Kantor Pusat dan cabang-

cabang lain 18,20,29,33 14.562.094) 13.195.775 Due to Head Office and other

branches Liabilitas lain-lain 29,33 570.419) 578.070 Other liabilities

JUMLAH LIABILITAS 47.380.317) 45.814.382 TOTAL LIABILITIES

REKENING KANTOR PUSAT HEAD OFFICE ACCOUNTS Penyertaan Kantor Pusat 21,29,30 2.343.367) 901.217 Head Office investment Pendapatan komprehensif lain-bersih: Other comprehensive income-net:

- Laba (rugi) belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual 11 (183) 19.410

Unrealized gain (loss) from - changes in fair value of

available-for-sale investment securities

- Kerugian aktuarial 17 (8.143) - Actuarial loss - Laba yang belum dipindahkan ke Kantor

Pusat 1.082.490) 782.911 Unremitted profit

JUMLAH REKENING KANTOR PUSAT 3.417.531) 1.703.538 TOTAL HEAD OFFICE ACCOUNTS

JUMLAH LIABILITAS DAN TOTAL LIABILITIES AND

REKENING KANTOR PUSAT 50.797.848) 47.517.920 HEAD OFFICE ACCOUNTS

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.

See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.

5

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

COMBINED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

Catatan/ Notes 2012 2011 OPERATING REVENUE AND PENDAPATAN DAN BEBAN EXPENSES OPERASIONAL

Pendapatan bunga 22,33,34 3.026.766) 2.722.523) Interest income Beban bunga 23,33 (987.028) (876.434) Interest expense Pendapatan bunga bersih 2.039.738) 1.846.089) Net interest income Pendapatan provisi dan komisi 24,33,34 1.080.246) 952.317) Fee and commission income Beban provisi dan komisi 25,33,34 (336.623) (212.878) Fee and commission expense Pendapatan provisi dan komisi, bersih 743.623) 739.439) Net fee and commission income Laba selisih kurs, bersih 34 421.433) 364.907) Foreign exchange gain, net Laba atas penjualan efek-efek yang

diperdagangkan, bersih 99.498) 136.964) Gain on sale of trading

securities, net Laba atas penjualan efek-efek untuk

tujuan investasi, bersih 39.554 16.281) Gain on sale of investment

securities,net (Rugi) Laba atas instrumen derivatif,

bersih (81.510) 339.738) (Loss) gain on derivative

instruments, net Laba (rugi) atas perubahan nilai wajar

atas instrumen keuangan, bersih 34 256.539) (24.683) Gain (loss) from changes in fair value

of financial instruments, net Jumlah pendapatan operasional 3.518.875) 3.418.735) Total operating income ) Kerugian penurunan nilai, bersih 26 (427.029) (411.495) Net impairment losses Beban operasional lainnya Other operating expenses

Umum dan administrasi 27,33,34 (969.204) (1.018.808) General and administrative Karyawan 28,33,34 (771.223) (723.034) Personnel

Jumlah beban operasional lainnya (1.740.427) (1.741.842) Total other operating expenses Jumlah beban operasional (2.167.456) (2.153.337) Total operating expenses

LABA OPERASIONAL BERSIH 1.351.419) 1.265.398) NET OPERATING INCOME PENDAPATAN (BEBAN) NON-

OPERASIONAL, BERSIH 580) (254) NON-OPERATIONAL INCOME

(EXPENSE), NET LABA SEBELUM PAJAK 1.351.999) 1.265.144) INCOME BEFORE TAX BEBAN PAJAK PENGHASILAN 16 (433.518) (458.553) INCOME TAX EXPENSE LABA BERSIH 918.481) 806.591) NET INCOME PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN,

SETELAH PAJAK PENGHASILAN OTHER COMPREHENSIVE INCOME,

NET OF INCOME TAX Cadangan nilai wajar (aset keuangan

tersedia untuk dijual): Fair value reserve (available-for-sale

financial assets): Perubahan bersih nilai wajar 11 7.105) 23.390) Net change in fair value Laba atas nilai wajar yang ditransfer ke

laba rugi pada saat penjualan, bersih 11 (26.698) (10.989) Fair value gains transferred to profit

or loss upon disposal, net

Keuntungan aktuarial 17 474) -) Actuarial gain Pendapatan komprehensif lain, bersih

setelah pajak penghasilan (19.119) 12.401) Other comprehensive income,

net of income tax JUMLAH LABA KOMPREHENSIF 899.362) 818.992) TOTAL COMPREHENSIVE INCOME

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.

See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.

=

6

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

LAPORAN PERUBAHAN REKENING KANTOR PUSAT GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 dan 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

COMBINED STATEMENTS OF CHANGES IN HEAD OFFICE ACCOUNTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 and 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

Pendapatan komprehensif lain, bersih/Other comprehensive

income, net

Penyertaan Kantor Pusat/ Head Office

Laba (rugi) belum

direalisasi atas

perubahan nilai wajar efek-

efek untuk tujuan investasi yang

tersedia untuk dijual/

Unrealized gain (loss) from

changes in fair value of available- for-sale investment

Kerugian aktuarial/ Actuarial

Laba yang belum

dipindahkan ke Kantor

Pusat/ Unremitted

Jumlah rekening

Kantor Pusat/ Total

Head Office investment s ecurities ,ne t loss profit accounts Saldo, 31 Desember 2010 901.217 7.009) - 577.820 1.486.046 Balance, 31 December 2010

Laba komprehensif tahun berjalan:

Comprehensive income for

the year:

Laba bersih tahun berjalan - -) - 806.591) 806.591) Net income for the year

Pendapatan komprehensif lain setelah pajak penghasilan:

Other comprehensive income, net of income tax:

Cadangan nilai wajar (aset keuangan tersedia untuk dijual) (Catatan 11):

Fair value reserve (available-for-sale

financial assets) (Note 11):

Perubahan bersih nilai wajar - 23.390

- - 23.390 Net change in fair value

Laba atas nilai wajar yang ditransfer ke laba rugi pada saat penjualan, bersih - (10.989)

- - (10.989)

Fair value gains transferred to profit or

losses upon disposal, net

Pemindahan laba ke Kantor Pusat - - - (601.500) (601.500) Profit remitted to Head Office

Saldo, 31 Desember 2011 901.217 19.410)

- 782.911) 1.703.538) Balance, 31 December 2011 Dampak penerapan PSAK No. 24

(Revisi 2010), setelah pajak penghasilan (Catatan 17) - -)

(8.617) -) (8.617)

Effect of adoption of SFAS No. 24 (2010 Revision), net of income

tax (Note 17) Saldo 1 Januari 2012, setelah

dampak penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2010) 901.217 19.410)

(8.617) 782.911) 1.694.921)

Balance 1 January 2012 after effect of adoption of SFAS

No. 24 (2010 Revision) Tambahan penyertaan Kantor Pusat

(Catatan 21) 1.442.150 -)

- -) 1.442.150) Additional Head Office investment

(Note 21)

Laba komprehensif tahun berjalan:

Comprehensive income for

the year:

Laba bersih tahun berjalan - -) - 918.481) 918.481) Net income for the year Pendapatan komprehensif lain

setelah pajak penghasilan: Other comprehensive income,

net of income tax:

Cadangan nilai wajar (aset keuangan tersedia untuk dijual) (Catatan 11):

Fair value reserve (available-for-

sale.financial assets) (Note 11):

Perubahan bersih nilai wajar - 7.105) -) -) 7.105) Net change in fair value

Laba atas nilai wajar yang ditransfer ke laba rugi pada saat penjualan, bersih - (26.698) -) -) (26.698)

Fair value gains transferred to profit or losses upon disposal,

net Keuntungan aktuarial

(Catatan 17) - -) 474) -) 474) Actuarial gain

(Note 17) Pemindahan laba ke Kantor Pusat - -) -) (618.902) (618.902) Profit remitted to Head Office

Saldo, 31 Desember 2012 2.343.367 (183) (8.143) 1.082.490) 3.417.531) Balance, 31 December 2012

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.

See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.

7

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

COMBINED STATEMENTS OF CASH FLOWS YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 and 2011

(In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

Catatan/ Notes 2012 2011

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI: CASH FLOWS FROM OPERATING

ACTIVITIES: Laba bersih 918.481) 806.591) Net income Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba

bersih ke kas bersih yang (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas operasi:

Adjustments to reconcile net income to net cash (used in) provided by

operating activities: Penyusutan aset tetap 44.209) 42.544) Depreciation of fixed assets Laba atas penjualan aset tetap (356) (227) Gain on sale of fixed assets Rugi belum direalisasi atas perubahan

nilai wajar instrumen keuangan, bersih (256.539) 125.962)

Unrealized loss from changes in fair value of financial instruments,net

Penambahan cadangan kerugian penurunan nilai 26 427.029) 411.495)

Addition of allowance for impairment losses

Beban imbalan pasca-kerja 17 12.689) 13.993) Post-employment benefit expenses Rugi selisih kurs, bersih 29.790) 43.905) Foreign exchange loss, net Pendapatan bunga 22 (3.026.766) (2.722.523) Interest income Beban bunga 23 987.028) 876.434) Interest expense Beban pajak 16 433.518) 458.553) Income tax expense Perubahan pada aset dan liabilitas: Changes in assets and liabilities:

Tagihan dari cabang-cabang lain (24.261) 52.901) Due from other branches

Penempatan pada bank-bank lain -) 2.973.300) Placements with other

banks Efek-efek yang diperdagangkan 559.639) (962.526) Trading securities Tagihan derivatif 284.096) (53.895) Derivative receivables Kredit yang diberikan (5.187.082) (3.801.230) Loans

Tagihan atas pinjaman yang dijamin 304.640) 576.814) Receivables under secured

borrowings Pembayaran dimuka 30.571) 19.386) Prepayments Aset lain-lain (193.172) 550.538) Other assets

Simpanan oleh nasabah bukan bank 912.211) 5.903.816) Deposits by non-bank

customers Simpanan oleh bank-bank lain (91.610) (818.136) Deposits by other banks Liabilitas derivatif (277.854) 35.926) Derivative liabilities Liabilitas untuk mengembalikan surat-

surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin (333.456) 668.129)

Obligation to return securities received under

secured borrowings Beban masih harus dibayar 51.830) (358.302) Accrued expenses Liabilitas pajak kini -) 28.481) Current tax liabilities Pinjaman yang diterima (145.274) (192.276) Borrowings Utang kepada Kantor Pusat dan

cabang-cabang lain 609.748) 1.338.729) Due to Head Office and other

branches Liabilitas lain-lain (27.607) 5.254) Other liabilities

Pembayaran bunga (966.122) (856.424) Payments of interest Penerimaan bunga 2.946.877) 2.711.253) Receipts of interest

Pembayaran imbalan pasca-kerja 17 (4.798) (5.196) Payments of post-employment

benefits Pembayaran pajak penghasilan badan (511.104) (342.673) Payments of corporate income tax

Kas bersih yang (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas operasi (2.493.645) 7.530.596)

Net cash (used in) provided by operating activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI: CASH FLOWS FROM INVESTING

ACTIVITIES: Perolehan aset tetap (12.007) (20.410) Acquisition of fixed assets Penerimaan dari penjualan aset tetap 356) 227) Proceeds from sale of fixed assets Penerimaan dari penjualan surat-surat

berharga tersedia untuk dijual 11 5.617.587) 1.387.754) Proceeds from sale of available-for-sale

marketable securities Pembelian surat-surat berharga tersedia

untuk dijual (2.451.047) (6.530.906) Purchase of available-for-sale marketable

securities Kas bersih yang diperoleh dari

(digunakan untuk) aktivitas investasi 3.154.889) (5.163.335)

Net cash provided by (used in)

investing activities

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.

See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.

8

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS GABUNGAN (Lanjutan)

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

COMBINED STATEMENTS OF CASH FLOWS (Continued)

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 and 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

Catatan/ Notes 2012 2011 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN:

CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES:

Tambahan penyertaan Kantor Pusat 21 1.442.150) -) Additional Head Office investment Pemindahan laba ke Kantor Pusat (618.902) (601.500) Profit remitted to Head Office

Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan 823.248) (601.500)

Net cash provided by (used in) financing activities

Efek perubahan kurs terhadap kas dan setara kas 351.275) 28.735)

Effect of exchange rate changes on cash and cash equivalents.

Kenaikan bersih kas dan setara kas 1.835.767) 1.794.496) Net increase in cash and cash equivalents

Kas dan setara kas, awal tahun 7.818.804) 6.024.308) Cash and cash equivalents, beginning of

year. Kas dan setara kas, akhir tahun 9.654.571) 7.818.804) Cash and cash equivalents, end of year Kas dan setara kas terdiri dari: Cash and cash equivalents consist of:

Kas 165.525) 129.768) Cash Giro pada Bank Indonesia 5 3.500.547) 3.056.878) Current accounts with Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain 405.530) 222.815) Current accounts with other banks Penempatan pada Bank Indonesia dan

bank-bank lain - jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perolehan 6 5.582.969) 4.409.343)

Placements with Bank Indonesia and other banks - mature within 3 (three) months from the date of acquisition

9.654.571) 7.818.804)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Gabungan, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan gabungan.

See Notes to the Combined Financial Statements, which form an integral part of these combined financial statements.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

9

1. UMUM

1. GENERAL

a. Standard Chartered Bank Indonesia ("Bank") merupakan kantor cabang Standard Chartered Bank, UK yang berkantor pusat di London, berdomisili di Menara Standard Chartered, Jl. Prof. DR. Satrio No. 164, Jakarta 12930. Bank diatur oleh Undang-Undang Perbankan Indonesia No. 14 tahun 1967. Pada tanggal 1 Oktober 1968, Bank memperoleh izin melakukan usaha bank umum dari Menteri Keuangan melalui Surat Keputusan No. D.15.6.5.19. Operasi Bank dilakukan di kantor cabang utama di Jakarta dan kantor-kantor cabang pembantu di Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Denpasar, Makasar dan Palembang.

a. Standard Chartered Bank Indonesia (“the Bank”), an unincorporated component of Standard Chartered Bank, UK with head office in London, is docimiled at Menara Standard Chartered, Jl. Prof. DR. Satrio No. 164, Jakarta 12930. The Bank is governed by the Indonesian Banking Law No. 14 of 1967. On 1 October 1968, the Bank received its business license as a commercial bank through the Decree of Minister of Finance No. D.15.6.5.19. The Bank's operations are conducted through the Jakarta main office and its sub-branches in Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Denpasar, Makasar and Palembang.

Induk perusahaan Bank adalah Standard Chartered PLC, yang memiliki banyak anak perusahaan dan cabang di seluruh dunia.

The Bank is ultimately part of Standard Chartered PLC, which has subsidiaries and branches throughout the world.

b. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Chief

Executive Officer Bank adalah Thomas John Aaker. b. As of 31 December 2012 and 2011, the Bank’s

Chief Executive Officer was Thomas John Aaker.

c. Jumlah karyawan tetap Bank pada akhir tahun 2012 dan 2011 masing-masing 1.795 dan 1.718 orang.

c. The Bank employed 1,795 and 1,718 permanent employees at year end 2012 and 2011, respectively.

d. Laporan keuangan gabungan disetujui untuk

diterbitkan oleh manajemen pada tanggal 4 April 2013. d. The combined financial statements were

authorized for issue by the management on 4 April 2013.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

Dalam pembukuan dan pelaporan keuangannya, Bank menganut kebijakan akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting, yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan gabungan tahun berakhir 31 Desember 2012 dan 2011, adalah sebagai berikut:

The accounting and reporting policies adopted by the Bank conform to Indonesian Financial Accounting Standards. The significant accounting policies, applied in the preparation of the combined financial statements for the years ended 31 December 2012 and 2011, were as follows:

a. Pernyataan kepatuhan a. Statement of compliance

Laporan keuangan gabungan Bank disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (“SAK”) di Indonesia.

The Bank’s combined financial statements were prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards (“SAK”).

b. Dasar penyusunan laporan keuangan gabungan

b. Basis for preparation of combined financial statements

Laporan keuangan Bank merupakan gabungan dari akun-akun kantor cabang utama dan seluruh kantor cabang pembantu. Saldo antar cabang telah dieliminasi.

The Bank's financial statements are combined from the accounts of main office and all the sub-branches. Inter-branch balances have been eliminated.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

10

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

b. Dasar penyusunan laporan keuangan gabungan

(Lanjutan) b. Basis for preparation of combined financial

statements (Continued)

Laporan keuangan gabungan disusun dengan konsep nilai historis, kecuali sebagai berikut:

The combined financial statements are prepared based on the historical cost concept, except for the following:

- instrumen keuangan pada nilai wajar melalui

laporan laba rugi diukur pada nilai wajar; - financial instruments at fair value through profit

or loss are measured at fair value;

- instrumen keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar;

- available-for-sale financial assets are measured at fair value;

- aset dan liabilitas keuangan yang ditetapkan

sebagai item dilindung nilai dalam hubungan lindung nilai atas nilai wajar yang memenuhi syarat lindung nilai, disesuaikan untuk perubahan nilai wajar yang dapat diatribusikan ke risiko yang dilindung nilai; dan

- recognized financial assets and financial liabilities designated as hedged items in qualifying fair value hedge relationships are adjusted for changes in fair value attributable to the risk being hedged; and

- liabilitas untuk kewajiban imbalan pasti diakui

pada nilai sekarang dari liabilitas imbalan pasca kerja bersih, ditambah keuntungan aktuarial yang belum diakui, dikurangi biaya jasa lalu dan kerugian aktuarial yang belum diakui.

- the liability for obligation for post employment benefit is recognized at the present value of the net obligation, plus unrecognized actuarial gains, less unrecognized past service cost and unrecognized actuarial losses.

Laporan keuangan gabungan disusun berdasarkan basis akrual, kecuali dinyatakan khusus.

The combined financial statements are prepared on the accrual basis unless otherwise specified.

Laporan keuangan gabungan disajikan dalam mata uang Rupiah yang merupakan mata uang fungsional Bank. Seluruh angka dalam laporan keuangan gabungan ini dibulatkan menjadi jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus.

The combined financial statements are presented in Rupiah currency, which is the Bank’s functional currency. Figures in these combined financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah, unless otherwise specified.

Laporan arus kas gabungan menyajikan perubahan dalam kas dan setara kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas gabungan disusun dengan metode tidak langsung. Untuk tujuan laporan arus kas gabungan, kas dan setara kas meliputi kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, dan penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima.

The combined statements of cash flows present the changes in cash and cash equivalents from operating, investing and financing activities. The combined statements of cash flows are prepared using the indirect method. For the purpose of the combined statements of cash flows, cash and cash equivalents consist of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, and placements with Bank Indonesia and other banks that mature within three months from the date of acquisition, as long as they are not being pledged as collateral for borrowings.

c. Penjabaran transaksi dan saldo dalam mata uang asing

c. Foreign currency transactions and balances translation

Bank menyelenggarakan pembukuannya dalam Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi.

The Bank maintains its accounting records in Rupiah. Transactions in foreign currencies are translated into Rupiah at the rates prevailing at the transaction date.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

11

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

PENTING (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

c. Penjabaran transaksi dan saldo dalam mata uang asing (Lanjutan)

c. Foreign currency transactions and balances translation (Continued)

Saldo akhir tahun aset moneter dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dalam Rupiah dengan kurs tengah Reuters pada tanggal laporan posisi keuangan pukul 16:00 WIB.

Year-end balances of monetary assets and monetary liabilities denominated in foreign currencies are translated into Rupiah using the Reuter’s middle rates on statement of financial position date at 16:00 Western Indonesian Time.

Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui dalam laba rugi tahun berjalan.

The exchange gains and losses arising from transactions in foreign currencies and from the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognized in profit or loss for the year.

Keuntungan atau kerugian kurs mata uang asing atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun, disesuaikan dengan suku bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada akhir tahun.

The foreign currency gain or loss on monetary assets and liabilities is the difference between amortized cost in Rupiah at the beginning of the year, adjusted for effective interest and payments during the year, and the amortized cost in foreign currency translated into Rupiah at the exchange rate at the end of the year.

Kurs mata uang asing utama pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut (dalam Rupiah penuh):

The major rates of exchange used as at 31 December 2012 and 2011 were as follows (in full amount of Rupiah):

2012 2011

Jenis mata uang asing

Foreign currencies

USD 1 9.637,50 9.067,50 USD 1 AUD 1 10.007,10 9.205,78 AUD 1 SGD 1 7.878,61 6.983,55 SGD 1 HKD 1 1.243,27 1.167,23 HKD 1 GBP 1 15.514,93 13.975,29 GBP 1 JPY 100 11.176,50 11.682,00 JPY 100 EUR 1 12.731,62 11.714,76 EUR 1

d. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi d. Transactions with related parties

Dalam laporan keuangan gabungan ini, istilah pihak berelasi digunakan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 7 (Revisi 2010) mengenai “Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi”.

In these combined financial statements, the term related parties are used as defined in the Statement of Financial Accounting Standards (“SFAS”) No. 7 (2010 Revision) regarding “Related Party Disclosures”.

Seluruh transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan gabungan (Catatan 33).

All transactions and balance with related parties are disclosed in the notes to the combined financial statements (Note 33).

e. Pendapatan dan beban bunga e. Interest income and expenses

Pendapatan dan beban bunga diakui dalam laba rugi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Namun demikian dimungkinkan untuk menggunakan metode garis lurus untuk tujuan praktis, apabila dampak terhadap laporan laba rugi komprehensif gabungan tidak material.

Interest income and expense are recognized in profit or loss using the effective interest method. However, there might be certain circumstances where straight line method can be accepted for practicality reason, where the impact to the combined statement of comprehensive income does not materially differ.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

12

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

e. Pendapatan dan beban bunga (Lanjutan) e. Interest income and expenses (Continued)

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran dan penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas di masa depan dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa mendatang.

The effective interest rate is the rate that exactly discounts the estimated future cash payments and receipts through the expected life of the financial asset or financial liability (or, where appropriate, a shorter period) to the net carrying amount of the financial asset or financial liability. When calculating the effective interest rate, the Bank estimates future cash flows considering all contractual terms of the financial instrument but not future credit losses.

Perhitungan suku bunga efektif mencakup biaya transaksi (Catatan 2g.2) dan imbalan/provisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima sepanjang jumlah tersebut material, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

The calculation of the effective interest rate includes transaction costs (Note 2g.2) and fees/provisions and points paid or received to the extent the amount is material, that are an integral part of the effective interest rate.

Pendapatan dan beban bunga yang disajikan pada laporan laba rugi komprehensif gabungan meliputi:

Interest income and expense presented in the combined statements of comprehensive income include:

• Bunga atas aset keuangan dan liabilitas

keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi yang dihitung dengan metode suku bunga efektif;

• Interest on financial assets and liabilities at amortized cost calculated on an effective interest method;

• Bunga atas efek-efek untuk tujuan investasi

yang tersedia untuk dijual yang dihitung dengan metode suku bunga efektif.

• Interest on available-for-sale investment securities calculated on an effective interest method.

Pendapatan bunga dari semua aset keuangan yang diperdagangkan bersifat incidental terhadap kegiatan perdagangan Bank dan disajikan sebagai bagian dari pendapatan bunga.

Interest income on all trading financial assets are considered to be incidental to the Bank’s trading operations and are presented as part of interest income.

f. Provisi dan komisi f. Fees and commissions

Pendapatan dan beban provisi dan komisi yang signifikan dan merupakan bagian integral dari suku bunga efektif atas aset keuangan atau liabilitas keuangan diamortisasi dengan metode suku bunga efektif.

Significant fees and commission income and expenses that are integral to the effective interest rate on a financial asset or liability are amortized on an effective interest method.

Pendapatan provisi dan komisi lainnya, termasuk provisi yang terkait kegiatan ekspor impor, provisi atas manajemen kas, dan provisi atas jasa diakui pada saat jasa diberikan. Dalam hal tanggal maupun jumlah pencairan kredit atas komitmen kredit tidak dapat ditentukan, pendapatan provisi dari komitmen kredit tersebut diakui dengan metode garis lurus selama jangka waktu komitmen kredit.

Other commission and commitment fees, including export import related fees, cash management fees, and service fees are recognized as the related services are performed. When drawdown dates or amounts of loan commitment are not readily determinable, loan commitment fees are recognized on a straight-line basis over the loan commitment period.

Beban provisi dan komisi lainnya diakui sebagai beban pada saat jasa tersebut diterima.

Other commission and commitment expenses are expensed as the services are received.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

13

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan g. Financial assets and financial liabilities

Aset keuangan Bank terutama terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank-bank lain, tagihan dari cabang-cabang lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain, efek-efek yang diperdagangkan, aset derivatif, tagihan akseptasi, kredit yang diberikan, efek-efek untuk tujuan investasi, tagihan atas pinjaman yang dijamin, pendapatan yang akan diterima dan tagihan lainnya (yang disajikan sebagai bagian dari aset lain-lain).

The Bank’s financial assets mainly consist of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, due from other branches, placements with Bank Indonesia and other banks, trading securities, derivative assets, acceptance receivables, loans, investment securities, receivables under secured borrowings, accrued income and other receivables (which are presented as part of other assets).

Liabilitas keuangan Bank terutama terdiri dari simpanan oleh nasabah bukan bank, simpanan oleh bank-bank lain, liabilitas derivatif, utang akseptasi, liabilitas untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin, beban masih harus dibayar, pinjaman yang diterima, dan utang kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lain.

The Bank’s financial liabilities mainly consist of deposits by non-bank customers, deposits by other banks, derivative liabilities, acceptance payables, obligation to return securities received under secured borrowings, accrued expenses, borrowings, and due to Head office and other branches.

g.1. Klasifikasi g.1. Classification

Bank mengklasifikasikan aset keuangannya ke dalam kategori berikut pada saat pengakuan awal:

The Bank classified its financial assets in the following categories on initial recognition:

i. Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi,

yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi, yaitu aset keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan;

ii. Tersedia untuk dijual; iii. Dimiliki hingga jatuh tempo; iv. Pinjaman yang diberikan dan piutang.

i. Fair value through profit or loss, which has 2 (two) sub-classifications, i.e. financial assets designated as such upon initial recognition and financial assets classified as held for trading;

ii. Available-for-sale; iii. Held-to-maturity; iv. Loans and receivables.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori berikut pada saat pengakuan awal:

i. Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan;

ii. Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Financial liabilities are classified into the following categories on initial recognition:

i. Fair value through profit or loss, which has (2) two sub-classifications, i.e. those designated as such upon initial recognition and those classified as held for trading;

ii. Financial liabilities measured at amortized cost.

Kategori untuk diperdagangkan adalah aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diperoleh atau dimiliki Bank terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dari perubahan harga atau suku bunga dalam jangka pendek atau untuk lindung nilai instrumen trading book lainnya.

Held for trading are those financial assets and financial liabilities that the Bank acquires or incurs principally for the purpose of selling or repurchasing with the intention of benefiting from short-term price or interest rate movements or hedging other elements of the trading book.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

14

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan

(Lanjutan) g. Financial assets and financial liabilities

(Continued)

g.1. Klasifikasi (Lanjutan) g.1. Classification (Continued)

Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan ke dalam salah satu kategori aset keuangan lainnya.

The available-for-sale category consists of non-derivative financial assets that are designated as available-for-sale or are not classified in one of the other categories of financial assets.

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah diterapkan, dimana Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo dan bukan merupakan aset yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi atau tersedia untuk dijual.

Held-to-maturity investments are non-derivative assets with fixed or determinable payments and fixed maturity that the Bank has the positive intent and ability to hold to maturity and which are not designated at fair value through profit or loss or available-for-sale.

Sampai dengan 31 Desember 2012, Bank tidak mempunyai aset keuangan dengan kategori dimiliki hingga jatuh tempo.

Up to 31 December 2012, the Bank did not have any financial assets which are classified as held-to-maturity.

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif dan Bank tidak berniat untuk menjualnya segera atau dalam waktu dekat.

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market and that the Bank does not intend to sell immediately or in the near term.

g.2. Pengakuan g.2. Recognition

Kredit yang diberikan serta simpanan diakui pada tanggal perolehan.

Loans and deposits are recognized on the date of origination.

Pembelian dan penjualan aset keuangan yang lazim (regular) diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank memiliki komitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.

Regular way purchases and sales of financial assets are recognized on the trade date at which the Bank commits to purchase or sell those assets.

Semua aset dan liabilitas keuangan lainnya diakui pada tanggal perdagangan dimana Bank menjadi suatu pihak dalam ketentuan kontraktual instrumen tersebut.

All other financial assets and liabilities are recognized on the trade date at which the Bank becomes a party to the contractual provisions of the instrument.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan atau liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar ditambah (untuk item yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi setelah pengakuan awal) biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung atas perolehan aset keuangan atau penerbitan liabilitas keuangan. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal bergantung pada klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut.

A financial asset or financial liability is initially measured at fair value plus (for an item not subsequently measured at fair value through profit or loss) transaction costs that are directly attributable to the acquisition of financial assets or issuance of financial liability. The subsequent measurement of financial assets and financial liabilities depends on their classifications.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

15

g.2. Pengakuan (Lanjutan) g.2. Recognition (Continued)

Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan suatu aset keuangan atau penerbitan suatu liabilitas keuangan dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen keuangan tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah yang diakui pada awal pengakuan aset, sedangkan untuk liabilitas keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari jumlah utang yang diakui pada awal pengakuan liabilitas.

Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the acquisition of a financial asset or issue of a financial liability and are incremental costs that would not have been incurred if the instrument had not been acquired or issued. In the case of financial assets, transaction costs are added to the amount recognized initially, while for financial liabilities, transaction costs are deducted from the amount of debt initially recognized.

Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama umur instrumen berdasarkan metode suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset keuangan atau sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan liabilitas keuangan.

Such transaction costs are amortized over the terms of the instruments based on the effective interest method and are recorded as part of interest income for transaction costs related to financial assets or interest expense for transaction costs related to financial liabilities.

g.3. Penghentian pengakuan g.3. Derecognition

Bank menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa, atau Bank mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana Bank secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau kewajiban atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Bank diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.

The Bank derecognizes a financial asset when the contractual rights to the cash flows from the financial asset expire, or when it transfers the rights to receive the contractual cash flows on the financial asset in a transaction in which substantially all the risks and rewards of ownership of the financial asset are transferred. Any interest in transferred financial assets that is created or retained by the Bank is recognized as a separate asset or liability.

Dalam transaksi dimana Bank secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Bank menghentikan pengakuan aset tersebut jika Bank tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan kewajiban yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer dimana pengendalian atas aset masih dimiliki, Bank tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, dimana tingkat keberlanjutan Bank dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.

In transactions in which the Bank neither retains nor transfers substantially all the risks and rewards of ownership of a financial asset, the Bank derecognizes the asset if it does not retain control over the asset. The rights and obligations retained in the transfer are recognized separately as assets and liabilities as appropriate. In transfers in which control over the asset is retained, the Bank continues to recognize the asset to the extent of its continuing involvement, determined by the extent to which it is exposed to changes in the value of the transferred asset.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)

g. Financial assets and financial liabilities (Continued)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

16

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

PENTING (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)

g. Financial assets and financial liabilities (Continued)

g.3. Penghentian pengakuan (Lanjutan) g.3. Derecognition (Continued)

Bank menghapusbukukan aset keuangan dan cadangan kerugian penurunan nilai terkait, pada saat Bank menentukan bahwa aset keuangan tersebut tidak dapat ditagih. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi seperti telah terjadinya perubahan signifikan pada posisi keuangan debitur/penerbit aset keuangan sehingga debitur/penerbit tidak lagi dapat melunasi kewajibannya, atau hasil penjualan agunan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh eksposur.

The Bank writes off a financial asset and any related allowance for impairment losses, when the Bank determines that the financial asset is uncollectible. This decision is reached after considering information such as the occurrence of significant changes in the financial position of borrower/financial asset issuer such that the borrower/issuer can no longer pay the obligation, or that proceeds from collateral will not be sufficient to pay back the entire exposure.

Bank menghentikan pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

The Bank derecognizes a financial liability when its contractual obligations are discharged or cancelled or expire.

g.4. Saling hapus g.4. Offsetting

Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan gabungan jika, dan hanya jika, Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Financial assets and financial liabilities are set off and the net amount is presented in the combined statements of financial position when, and only when, the Bank has a legal right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or realize the asset and settle the liability simultaneously.

Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.

Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.

g.5. Pengukuran biaya perolehan diamortisasi g.5. Amortized cost measurement

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal, dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali dinyatakan berbeda, yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.

The amortized cost of a financial asset or financial liability is the amount at which the financial asset or financial liability is measured at initial recognition, minus principal repayments, plus or minus the cumulative amortization using the effective interest method, unless otherwise stated, of any difference between the initial amount recognized and the maturity amount, and less any allowance for impairment loss.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

17

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

PENTING (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)

g. Financial assets and financial liabilities

(Continued)

g.6. Pengukuran nilai wajar g.6. Fair value measurement

Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) pada tanggal pengukuran.

Fair value is the amount for which an asset could be exchanged, or a liability settled, between knowledgeable, willing parties in an arm’s length transaction on the measurement date.

Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar instrumen keuangan dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.

When available, the Bank measures the fair value of an instrument using quoted prices in an active market for that instrument. A market is regarded as active if quoted prices are readily and regularly available and represent actual and regularly occurring market transactions on an arm’s length basis.

Jika pasar untuk suatu instrumen keuangan tidak aktif, Bank menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara subtansial sama, penggunaan analisa arus kas yang didiskonto dan penggunaan model penetapan harga opsi (option pricing model). Teknik penilaian yang dipilih memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan taksiran yang bersifat spesifik dari Bank, memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi ekonomi yang dapat diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan. Input yang digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan ukuran atas faktor risiko dan pengembalian (risk-return) yang melekat pada instrumen keuangan. Bank mengkalibrasi teknik penilaian dan menguji validitasnya dengan menggunakan harga-harga dari transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi untuk instrumen yang sama atau atas dasar data pasar lainnya yang tersedia yang dapat diobservasi.

If a market for a financial instrument is not active, the Bank establishes fair value using a valuation technique. Valuation techniques include using recent arm’s length transactions between knowledgeable, willing parties, and if available, reference to the current fair value of other instruments that are substantially the same, discounted cash flows analysis and option pricing models. The chosen valuation technique makes maximum use of market inputs, relies as little as possible on estimates specific to the Bank, incorporates all factors that market participants would consider in setting a price, and is consistent with accepted economic methodologies for pricing financial instruments. Inputs to valuation techniques reasonably represent market expectations and measures of the risk-return factors inherent in the financial instrument. The Bank calibrates valuation techniques and tests them for validity using prices from observable current market transactions in the same instrument or based on other available observable market data.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

18

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING

(Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

g. Aset keuangan dan liabilitas keuangan (Lanjutan)

g. Financial assets and financial liabilities (Continued)

g.6. Pengukuran nilai wajar (Lanjutan) g.6. Fair value measurement (Continued)

Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali jika nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut ditentukan dengan perbandingan terhadap transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama atau berdasarkan suatu teknik penilaian yang variabelnya hanya menggunakan data dari pasar yang dapat diobservasi.

The best evidence of the fair value of a financial instrument at initial recognition is the transaction price, i.e., the fair value of the consideration given or received, unless the fair value of that instrument is evidenced by comparison with other observable current market transactions in the same instrument or based on a valuation technique whose variables include only data from observable markets.

Jika harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal, maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara harga transaksi dan nilai yang sebelumnya diperoleh dari model penilaian diakui dalam laba rugi setelah pengakuan awal tergantung pada masing-masing fakta dan keadaan dari transaksi tersebut didukung sepenuhnya oleh data pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi ditutup.

When transaction price provides the best evidence of fair value at initial recognition, the financial instrument is initially measured at the transaction price and any difference between this price and the value initially obtained from a valuation model is subsequently recognized in profit or loss depending on the individual facts and circumstances of the transaction but not later than when the valuation is supported wholly by observable market data or the transaction is closed out.

Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrumen keuangan dan termasuk penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit pihak lawan, mana yang lebih sesuai. Taksiran nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau ketidakpastian model penilaian, sepanjang Bank yakin bahwa keterlibatan suatu pasar pihak ketiga akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penetapan harga suatu transaksi.

Fair values reflect the credit risk of the instrument and include adjustments to take account of the credit risk of the counterparty where appropriate. Fair value estimates obtained from models are adjusted for any other factors, such as liquidity risk or model uncertainties, to the extent that the Bank believes a third-party market participation would take them into account in pricing a transaction.

Aset keuangan dan long position diukur menggunakan harga penawaran; liabilitas keuangan dan short position diukur menggunakan harga permintaan. Jika Bank memiliki posisi aset dan liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka neto (net open position), mana yang lebih sesuai.

Financial assets and long positions are measured at a bid price; financial liabilities and short positions are measured at an ask price. Where the Bank has positions with offsetting risk, mid-market prices are used to measure the offsetting risk positions and a bid or ask price adjustment is applied only to the net open position as appropriate.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

19

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

PENTING (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

h. Giro pada Bank Indonesia dan bank-bank lain

h. Current accounts with Bank Indonesia and other banks

Setelah pengakuan awal, giro pada Bank Indonesia dan bank-bank lain dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.

Subsequent to initial recognition, current accounts with Bank Indonesia and other banks are carried at amortized cost.

i. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-

bank lain i. Placements with Bank Indonesia and other

banks

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut, dan setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi.

Placements with Bank Indonesia and other banks are initially measured at fair value plus incremental direct transaction costs, and subsequently measured at their amortized cost.

j. Efek-efek yang diperdagangkan j. Trading securities

Surat-surat berharga yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan pada saat pengakuan awal dan setelah pengakuan awal diukur pada nilai wajar di laporan posisi keuangan gabungan, dengan biaya transaksi yang terjadi diakui langsung dalam laba rugi. Selisih antara nilai wajar dan harga perolehan surat-surat berharga untuk tujuan diperdagangkan, yang belum direalisasi diakui (dibebankan) dalam laba rugi tahun yang berjalan.

The marketable securities which are classified as trading, are initially recognized and subsequently measured at fair value in the combined statements of financial position, with transaction costs taken directly to profit or loss. Unrealized gain or loss from the difference between the fair value and the acquisition cost of trading securities are recognized (charged) to profit or loss for the year.

Laba atau rugi yang direalisasi pada saat penghentian pengakuan efek-efek yang diperdagangkan, diakui atau dibebankan dalam laba rugi tahun berjalan.

Realized gains or losses which are realized when marketable securities are derecognized, are recognized or charged to profit or loss for the year.

k. Instrumen derivatif dan aktivitas lindung nilai k. Derivative instruments and hedging activities

Instrumen derivatif diakui dalam laporan keuangan sebesar nilai wajarnya, pada saat pengakuan awal maupun setelah pengakuan awal. Untuk memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai, PSAK No. 55 (Revisi 2011) mensyaratkan beberapa kriteria tertentu yang harus dipenuhi, termasuk adanya dokumentasi formal pada awal lindung nilai.

Derivative instruments are recognized in the financial statements at fair value, at initial recognition and subsequent measurement. To qualify for hedge accounting, SFAS No. 55 (2011 Revision) requires certain criteria to be met, including documentation required to have been in place at the inception of the hedge.

Akuntansi untuk perubahan nilai wajar suatu instrumen derivatif bergantung pada apakah instrumen derivatif tersebut ditujukan untuk dan memenuhi kriteria sebagai lindung nilai, serta jenis hubungan lindung nilai.

The accounting for changes in the fair value of a derivative instrument depends on whether it has been designated and qualifies as part of a hedging relationship, and further, on the type of hedging relationship.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

20

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

k. Instrumen derivatif dan aktivitas lindung nilai

(Lanjutan) k. Derivative instruments and hedging activities

(Continued)

Untuk instrumen derivatif yang memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai, Bank harus menetapkan jenis lindung nilai atas instrumen tersebut, apakah sebagai lindung nilai atas nilai wajar atau lindung nilai arus kas, sesuai dengan eksposur yang dilindung nilai. Bank secara formal mendokumentasikan seluruh hubungan antara instrumen lindung nilai dan transaksi yang dilindung nilai, termasuk tujuan dan strategi manajemen risiko untuk melakukan berbagai transaksi tersebut. Pada saat pengakuan awal dan secara berkesinambungan (sekurang-kurangnya setiap tanggal pelaporan eksternal), Bank secara formal menelaah kembali apakah derivatif yang digunakan dalam transaksi lindung nilai terjadi saling hapus yang sangat efektif dengan perubahan dalam nilai wajar atau arus kas dari transaksi yang dilindung nilai. Jika tidak terjadi saling hapus dengan sangat efektif, maka Bank menghentikan akuntansi lindung nilai secara prospektif.

For derivative instruments that qualify for hedge accounting, the Bank must designate the hedging instrument as a fair value hedge or cash flow hedge based on the exposure being hedged. The Bank formally documents all relationship between hedging instruments and hedged items, as well as its risk management objectives and strategies for undertaking various transactions. Both at inception and on an ongoing basis (at least on each external reporting dates) thereafter, the Bank formally assesses whether the derivatives that are used in hedging transactions are highly effective in offsetting changes in either the fair value or cash flows of the hedged item. If a derivative ceases to be a highly effective hedge, the Bank discontinues hedge accounting prospectively.

Perubahan nilai wajar derivatif yang sangat efektif dengan tujuan lindung nilai atas nilai wajar, bersama dengan perubahan atas nilai wajar transaksi yang dilindung nilai yang dapat diatribusikan pada risiko lindung nilai diakui dalam laba rugi tahun berjalan.

Changes in the fair value of highly effective derivatives designated as fair value hedges together with changes in the fair value of the hedged items that are attributable to the hedged risks are recognized in profit or loss for the year.

Untuk lindung nilai arus kas, bagian efektif perubahan nilai wajar atas instrumen derivatif dicatat sebagai laba atau rugi belum direalisasi atas perubahan nilai wajar instrumen derivatif untuk tujuan lindung nilai arus kas pada rekening Kantor Pusat, dan diakui dalam laba rugi tahun berjalan pada saat transaksi yang dilindung nilai tersebut mempengaruhi laba. Bagian yang tidak efektif, termasuk bagian yang timbul dari kemungkinan bahwa transaksi yang diperkirakan tidak akan terjadi, diakui segera dalam laba rugi.

For cash flow hedges, the effective portion of changes in the fair value of the derivatives instruments are recorded in unrealized gain or loss from change in fair value of cash flow hedges derivative instruments in Head Office accounts, and are recognized in profit or loss for the year when the related hedged items affect income. Any portion considered to be ineffective including that arising from the unlikelihood of an anticipated transaction to occur, is recognized immediately in profit or loss.

Untuk instrumen derivatif yang tidak memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai atau tidak ditetapkan untuk tujuan lindung nilai, perubahan nilai wajar atas derivatif diakui sebagai laba atau rugi dalam laba rugi tahun berjalan.

For derivative instruments which do not qualify for hedge accounting or which are not designated as hedges, changes in fair value of the derivative instruments are recognized in profit or loss for the year.

l. Tagihan dan kewajiban akseptasi l. Acceptance receivables and payables

Setelah pengakuan awal, tagihan dan kewajiban akseptasi dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi.

After initial recognition, acceptance receivables and payables are stated at amortized cost.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

21

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

PENTING (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

m. Kredit yang diberikan m. Loans

Pada saat pengakuan awal, kredit yang diberikan diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan kredit yang diberikan tersebut. Setelah pengakuan awal, kredit yang diberikan diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Namun demikian dimungkinkan untuk menggunakan metode garis lurus untuk tujuan praktis, apabila dampak terhadap laba rugi tidak material.

In the initial measurement, loans are measured at fair value plus transaction costs that are directly attributable to the acquisition of the loans. After initial recognition, loans are measured at amortised cost using effective interest method. However, there might be certain circumtances where straight line method can be accepted for practical reason, where the impact to profit or loss does not materially differ.

Kredit dalam rangka pembiayaan bersama (kredit sindikasi) dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank.

Syndicated loans are stated at amortized cost in accordance with the portion of risk borned by the Bank.

n. Efek-efek untuk tujuan investasi n. Investment securities

Efek-efek untuk tujuan investasi diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan pinjaman yang diberikan dan piutang.

Investment securities are classified as available-for-sale and loans and receivables.

Efek-efek untuk tujuan investasi pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual dinyatakan pada nilai wajar, sedangkan efek-efek untuk tujuan investasi dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.

Investment securities are initially measured at fair value plus transaction costs. After initial recognition, investment securities classified as available-for-sale are carried at fair value, while investment securities classified as loans and receivables are carried at amortized cost.

Laba atau rugi selisih kurs atas efek-efek untuk tujuan investasi diakui dalam laba rugi tahun berjalan.

Foreign exchange gains or losses on investment securities are recognized in profit or loss for the year.

Perubahan nilai wajar lainnya atas efek-efek untuk tujuan investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung sebagai bagian dari rekening Kantor Pusat sampai investasi tersebut dijual atau mengalami penurunan nilai, dimana keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam rekening kantor pusat harus diakui dalam laba rugi tahun berjalan.

Other fair value changes for investment securities classified as available-for-sale are recognized directly as a component of Head Office accounts until the investment is sold or impaired, upon which the cumulative gains and losses previously recognized in head office accounts are recognized in profit or loss for the year.

o. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai

aset keuangan o. .Identification and measurement of impairment

.of financial assets

Pada setiap tanggal pelaporan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi telah mengalami penurunan nilai. Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

At each reporting date, the Bank assesses whether there is objective evidence that the financial assets not carried at fair value through profit or loss are impaired. Financial assets are impaired when objective evidence demonstrates that a loss event has occurred after the initial recognition of the asset, and that the loss event has an impact of future cash flows on the assets that can be estimated reliably.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

22

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

PENTING (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

o. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)

o. Identification and measurement of impairment of financial assets (Continued)

Cadangan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dibentuk secara individual (“IIP”) atau kolektif (“PIP”). Aset keuangan yang telah dievaluasi secara individual untuk penurunan nilai, dan yang telah dibentuk IIP, tidak akan diikutsertakan dalam evaluasi untuk penurunan nilai secara kolektif.

Allowance for impairment losses of financial assets are recognized both on individual ("IIP") or collective basis ("PIP"). Financial assets which have been assessed individually for impairment, and for which IIP has been recognized, will not be included in the assessment of impairment on collective basis.

Cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif (“PIP”)

Portfolio impairment provision (“PIP”)

Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara kolektif, Bank menggunakan model statistik dari tren probability of default di masa lalu, waktu pemulihan dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kondisi kredit saat ini mungkin menyebabkan kerugian aktual lebih besar atau lebih kecil daripada yang dihasilkan oleh model statistik. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian dan waktu pemulihan yang diharapkan di masa datang secara berkala dibandingkan dengan hasil aktual yang diperoleh untuk memastikan bahwa model statistik yang digunakan masih memadai.

In assessing collective impairment, the Bank uses statistical modeling of historical trends of the probability of default, timing of recoveries and the amount of loss incurred, adjusted for management’s judgement as to whether current economic and credit conditions are such that the actual losses are likely to be greater or less than suggested by historical modeling. Default rates, loss rates and the expected timing of future recoveries are regularly benchmarked againts actual outcomes to ensure that they remain appropriate.

Cadangan kerugian penurunan nilai individual (“IIP”)

Individual Impairment Provision (“IIP”)

Kredit yang diberikan diklasifikasikan mengalami penurunan nilai dan dianggap sebagai non-performing pada saat analisa dan review mengindikasikan bahwa pembayaran penuh baik untuk bunga maupun pokoknya dipertanyakan. Indikator utama adanya penurunan nilai adalah keterlambatan pembayaran oleh nasabah yaitu ketika nasabah gagal untuk melakukan pembayaran pokok atau bunga pada saat jatuh tempo. Jumlah hari lewat jatuh tempo yang digunakan untuk memicu cadangan kerugian penurunan nilai individual ditentukan berdasarkan pengalaman masa lalu yang menunjukkan ketika suatu akun mencapai jumlah hari lewat jatuh tempo tertentu, maka probabilitas pemulihan dari akun tersebut (selain dari agunan) adalah rendah.

Loans are classified as impaired and considered non-performing where analysis and review indicates that full payment of either interest or principal is questionable. A primary indicator of potential impairment is delinquency, i.e. when the counterparty has failed to make a principal or interest payment when contractually due. The days past due used to trigger individual impairment provision are broadly driven by past experiences, which shows that once an account reaches the relevant number of days past due, the probability of recovery (other than by realising collateral) is low.

Pada saat suatu jumlah dianggap tidak dapat diperoleh kembali, cadangan kerugian penurunan nilai individual dibentuk. Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai yang dapat diatribusikan pada nilai waktu (time value) tercermin sebagai komponen pendapatan bunga.

Where any amount is considered irrecoverable, an individual impairment provision is raised. Impairment losses on financial assets carried at amortized cost are measured as the difference between the carrying amount of the financial assets and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial assets’ original effective interest rate. Changes in impairment provisions attributable to time value are reflected as a component of interest income.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

23

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG

PENTING (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

o. Identifikasi dan pengukuran penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)

o. Identification and measurement of impairment of financial assets (Continued)

Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laba rugi tahun berjalan.

When a subsequent event causes the amount of impairment loss to decrease, the impairment loss is reversed through current year profit or loss.

Jika persyaratan kredit dinegosiasi ulang atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah.

If the terms of a loan is renegotiated or otherwise modified because of financial difficulties of the borrower or issuer, impairment is measured using the original effective interest rate before the modification of terms.

Pada saat dianggap bahwa secara realistis, tidak ada prospek pemulihan kredit yang telah dibentuk cadangan kerugian penurunan nilainya, maka kredit tersebut akan dihapusbukukan.

Where it is considered that there is no realistic prospect of recovering a portion of an exposure against which provision has been raised, the amount will be written off.

Kerugian penurunan nilai atas efek-efek yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam rekening Kantor Pusat ke laba rugi. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari rekening Kantor Pusat dan diakui pada laba rugi merupakan selisih antara biaya perolehan, setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi, dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laba rugi. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai yang dapat diatribusikan pada nilai waktu (time value) tercermin sebagai komponen pendapatan bunga.

Impairment losses on available-for-sale marketable securities are recognized by transferring the cumulative loss that has been recognized directly in Head Office account to profit or loss. The cumulative loss that has been removed from Head Office account and recognized in profit or loss is the difference between the acquisition cost, net of any principal repayment and amortization, and the current fair value, less any impairment loss previously recognized in profit or loss. Changes in impairment provisions attributable to time value are reflected as a component of interest income.

Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual yang mengalami penurunan nilai meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi komprehensif gabungan, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif gabungan.

If, in a subsequent period, the fair value of an impaired available-for-sale financial instrument increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognized in the combined statements of comprehensive income, the impairment loss is reversed, with the amount of reversal recognized in the combined statements of comprehensive income.

p. Pinjaman yang dijamin p. Secured borrowings

Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo) namun tidak menanggung risiko dan manfaat atas kepemilikannya diperlakukan sebagai pinjaman yang dijamin, dan surat-surat berharga tersebut tidak dicatat di laporan posisi keuangan gabungan.

Marketable securities purchased with a commitment to resell (a “reverse repo”) but does not acquire the risks and rewards of ownership are treated as collateralized loans or secured borrowings, and such marketable securities are not included in the combined statement of financial position.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

24

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

p. Pinjaman yang dijamin (Lanjutan) p. Secured borrowings (Continued)

Pinjaman yang dijamin dinyatakan sebesar harga jual kembali efek yang disepakati dikurangi pendapatan bunga yang belum diakui. Pendapatan bunga yang belum diakui merupakan selisih antara harga beli dan harga jual kembali yang disepakati dan diakui sebagai pendapatan selama jangka waktu sejak tanggal perolehan hingga tanggal dijual kembali dengan menggunakan metode tingkat suku bunga efektif.

Secured borrowings are stated at the agreed resale price less unearned interest income. Unearned interest income which represents a difference between the purchase price and the agreed resale price is recognized as income over the period commencing from the acquisition date to the resale date using the effective interest rate method.

Surat-surat berharga dari pinjaman yang dijamin, yang dijual ke pihak ketiga dicatat sebagai kewajiban untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin sebesar nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar surat-surat berharga diakui atau dibebankan dalam laba rugi tahun berjalan.

Marketable securities under secured borrowings which are sold to a third party are recorded as an obligation to return the marketable securities received under the secured borrowings at fair value. Changes in the fair value are recognized or charged to profit or loss for the year.

q. .Simpanan oleh nasabah bukan bank dan bank-

bank lain q. Deposits by non-bank customers and other

banks

Setelah pengakuan awal, giro, tabungan, deposito berjangka, dan simpanan oleh bank-bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi.

Subsequent to initial recognition, current accounts, savings, time deposits, and deposits by other banks are carried at amortized cost.

r. Pajak penghasilan r. Income tax

Beban pajak terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Beban pajak diakui pada laporan laba rugi komprehensif gabungan kecuali untuk item yang diakui secara langsung di rekening Kantor Pusat, dimana beban pajak yang terkait dengan item tersebut diakui di rekening Kantor Pusat.

Income tax expense comprises current and deferred tax. Income tax expense is recognized in the combined statement of comprehensive income except to the extent that it relates to items recognized directly in Head Office accounts, in which case it is recognized in Head Office accounts.

Beban pajak kini merupakan utang pajak yang diharapkan atas laba kena pajak untuk tahun berjalan dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau yang secara substansial telah berlaku pada tanggal pelaporan, dan penyesuaian terhadap utang pajak tahun-tahun sebelumnya.

Current tax is the expected tax payable on the taxable income for the year end, using tax rates enacted or substantially enacted at reporting date and any adjustment to tax payable in respect of previous year.

Bank menerapkan metode aset dan liabilitas dalam menghitung beban pajak. Dengan metode ini, aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui pada setiap tanggal pelaporan sebesar perbedaan temporer aset dan liabilitas untuk tujuan akuntansi dan tujuan pajak. Metode ini juga mengharuskan pengakuan manfaat pajak di masa yang akan datang, seperti kompensasi rugi fiskal, jika kemungkinan realisasi manfaat tersebut di masa mendatang cukup besar (probable). Tarif pajak yang berlaku digunakan dalam menentukan pajak penghasilan tangguhan.

The Bank adopts asset and liability method in determining its income tax expense. Under this method, deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and tax bases of assets and liabilities at each reporting date. This method also requires the recognition of future tax benefits, such as tax loss carryforwards, to the extent that realization of such benefits is probable. Currently enacted tax rates are used in the determination of deferred income tax.

Koreksi atas liabilitas pajak diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima, atau apabila diajukan keberatan dan atau banding, maka koreksi diakui pada saat keputusan atas keberatan atau banding tersebut diterima.

Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received, or if objection and or appeal is filed, when the results of the objection or the appeal has been determined.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

25

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING

(Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES (Continued)

s. Liabilitas imbalan pasca-kerja s. Obligation for post-employment benefits

Liabilitas atas imbalan pasca-kerja dihitung sebesar nilai kini dari taksiran jumlah imbalan pasca-kerja di masa depan yang timbul dari jasa yang telah diberikan oleh karyawan tersebut pada masa kini dan masa lalu. Perhitungan dilakukan oleh aktuaris independen dengan metode projected-unit-credit.

The obligation for post-employment benefits is calculated at present value of estimated future benefits that the employees have earned in return for their services in the current and prior periods. The calculation is performed by an independent actuary using the projected-unit-credit method.

Ketika imbalan pasca-kerja berubah, porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan dalam laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus selama taksiran jangka waktu rata-rata hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak karyawan (vested). Imbalan pasca-kerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban dalam laba rugi tahun berjalan.

When the benefits change, the portion of the increased or decreased benefits relating to past service by employees is charged or credited to profit or loss on a straight-line basis over the estimated average period until the benefits become vested. To the extent that the benefits vest immediately, the expense is recognized immediately in profit or loss for the year.

Sebelum tanggal 1 Januari 2012, keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% atas nilai yang lebih besar antara nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja. Keuntungan atau kerugian diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan. Jika tidak, keuntungan atau kerugian aktuarial tidak diakui.

Prior to 1 January 2012, actuarial gains or losses are recognized as income or expense when the cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting year exceeded 10 percent of the greater of the present value of the obligation for post-employment benefits. These gains or losses are recognized on a straight-line basis over the expected average remaining working lives of the employees. Otherwise, the actuarial gains or losses are not recognized.

Sejak tanggal 1 Januari 2012, keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai bagian pada pendapatan komprehensif lain di tahun berjalan. Saldo keuntungan atau kerugian aktuarial yang belum diakui pada tanggal 1 Januari 2012 diakui sebagai bagian pendapatan komprehensif lain.

Starting 1 January 2012, actuarial gains or losses are recognized as other comprehensive income for the year ended. The balances of unrecognized actuarial gains or losses as of 1 January 2012 was recognized as other comprehensive income.

t. .Penggunaan pertimbangan, estimasi dan

asumsi t. Use of judgments, estimates and assumptions

Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan SAK mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang dilaporkan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan kegiatan saat ini, hasil aktual dapat berbeda dari estimasi tersebut.

The preparation of financial statements in conformity with SAK requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the application of accounting policies and the reported amounts of assets, liabilities, income and expenses. Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates.

Estimasi dan asumsi yang digunakan ditinjau secara berkesinambungan. Revisi atas estimasi akuntansi diakui pada periode dimana estimasi tersebut direvisi dan periode-periode yang akan datang yang dipengaruhi oleh revisi estimasi tersebut.

Estimates and underlying assumptions are reviewed on an ongoing basis. Revisions to accounting estimates are recognized in the period in which the estimate is revised and in any future periods affected.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

26

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

t. Penggunaan pertimbangan, estimasi dan

asumsi (Lanjutan) t. Use of judgments, estimates and assumptions

(Continued)

Informasi mengenai hal-hal penting yang terkait dengan penggunaan estimasi dan pertimbangan-pertimbangan penting dalam penerapan kebijakan akuntansi yang memiliki dampak yang signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan gabungan dijelaskan di Catatan 4.

Information about significant areas of use of estimates and critical judgments in applying accounting policies that have significant effect on the amount recognized in the combined financial statements are described in Note 4.

u. Perubahan kebijakan akuntansi u. Changes in accounting policies

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) baru atau direvisi yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2012 dan relevan bagi Bank adalah sebagai berikut:

The new or revised Satements of Financial Accounting Standards (“SFAS”) and Interpretations of Financial Accounting Standards (“IFAS”) which became effective starting 1 January 2012 and are relevant to the Bank:

- PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh

Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing”.

- PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”.

- PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”.

- PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”.

- PSAK No. 46 (Revisi 2010), “Pajak Penghasilan”.

- PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”.

- PSAK No. 53 (Revisi 2010), “Pembayaran Berbasis Saham”.

- PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.

- PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.

- SFAS No. 10 (2010 Revision), “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates”.

- SFAS No. 16 (2011 Revision), “Fixed Assets”.

- SFAS No. 24 (2010 Revision), ”Employee Benefits”.

- SFAS No. 30 (2011 Revision), “Leases”.

- SFAS No. 46 (2010 Revision), “Income Taxes”.

- SFAS No. 50 (2010 Revision), “Financial Instruments: Presentation”.

- SFAS No. 53 (2010 Revision), “Share-based Payment”.

- SFAS No. 55 (2011 Revision), “Financial Instruments: Recognition and Measurements”.

- SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”.

- ISAK No. 15, “Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”.

- ISAK No. 20, “Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Sahamnya”.

- ISAK No. 23, “Sewa Operasi - Insentif”.

- IFAS No. 15, “The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction”.

- IFAS No. 20, “Changes in the Tax Status on an Entity or its Shareholders”.

- IFAS No. 23, “Operating Leases - Incentives”.

Dampak dari penerapan standar akuntansi di atas tidak signifikan, kecuali untuk berikut ini:

The impacts from adopting the above accounting standards are not significant, except for the followings:

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

27

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

u. Perubahan kebijakan akuntansi (Lanjutan) u. Changes in accounting policies (Continued)

(i) Pengungkapan risiko keuangan untuk

instrumen keuangan (i) Disclosures financial risk for financial

instruments

PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” mewajibkan pengungkapan yang lebih ekstensif dari manajemen risiko keuangan entitas dibandingkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”. Persyaratan tersebut meliputi:

SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosures” requires more extensive disclosure of the entity’s financial risk management compared to SFAS No. 50 (2006 Revision), “Financial Instruments: Presentation and Disclosures”. The requirements consist of the following:

a. Signifikansi dari instrumen keuangan bagi

posisi dan kinerja keuangan entitas. Pengungkapan-pengungkapan ini menggabungkan banyak persyaratan yang sebelumnya terdapat dalam PSAK No. 50 (Revisi 2006).

a. The significance of financial instruments for the entity’s financial position and performance. These disclosures incorporate many of the requirements previously in SFAS No. 50 (2006 Revision).

b. Informasi kualitatif dan kuantitatif

mengenai eksposur risiko yang timbul dari instrumen keuangan, termasuk pengungkapan minimal yang ditentukan mengenai risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar. Pengungkapan kualitatif mendeskripsikan tujuan, kebijakan, dan proses manajemen dalam menangani risiko-risiko tersebut. Pengungkapan kuantitatif menyediakan informasi mengenai sejauh mana entitas tersebut terekspos risiko, berdasarkan informasi yang disediakan secara internal kepada personil manajemen inti entitas tersebut.

b. Qualitative and quantitative information about exposure to risk arising from financial instruments, including specified minimum disclosures about credit risk, liquidity risk and market risk. The qualitative disclosures describe management’s objectives, policies, and processes for managing those risks. The quantitative disclosures provide information about the extent to which the entity is exposed to risks, based on information provided internally to the entity’s key management personnel.

Perubahan dalam kebijakan akuntansi hanya berpengaruh terhadap aspek penyajian dan pengungkapan.

The change in accounting policy only impacts presentation and disclosure aspects.

(ii) Imbalan kerja (ii) Employee benefits

Bank menetapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja” yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012. Sehubungan dengan penerapan PSAK ini, Bank mengadopsi kebijakan untuk mengakui keuntungan/ kerugian aktuarial pada tahun dimana keuntungan/kerugian aktuarial terjadi sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lain.

The Bank adopted SFAS No. 24 (2010 Revision), “Employee Benefits” which became effective starting 1 January 2012. As an impact of this adoption, the Bank adopts a policy of recognizing actuarial gains/losses in the year when such gains/losses occur as part of other comprehensive income.

Sesuai dengan ketentuan transisi dari PSAK No. 24 (Revisi 2010), Bank mengakui kerugian aktuarial sejumlah Rp 8.617 (setelah pajak penghasilan) yang belum diakui pada awal penerapan standar ini sebagai penyesuaian saldo awal pendapatan komprehensif lain pada tanggal 1 Januari 2012.

In accordance with the transitional provision of SFAS No. 24 (2010 Revision), the Bank recognized actuarial losses balance amounting Rp 8,617 (net of income tax) which has not been recognized on the initial adoption of this standard, as adjustment to the beginning balance of other comprehensive income on 1 January 2012.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

28

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT

a. Pengenalan dan overview a. Introduction and overview

Manajemen risiko yang efektif merupakan hal yang fundamental untuk dapat menghasilkan laba secara konsisten dan berkesinambungan dan merupakan hal utama dalam manajemen keuangan dan operasional Bank. Melalui kerangka kerja manajemen risiko, Bank mengelola seluruh risiko usaha, dengan tujuan untuk memaksimalkan risk-adjusted returns namun tetap dalam batasan risk appetite Bank.

Effective risk management is fundamental to being able to generate profits consistently and sustainably and is thus a central part of the financial and operational management of the Bank. Through risk management framework, the Bank manages enterprise-wide risks, with the objective of maximising risk-adjusted returns while remaining within the Bank’s risk appetite.

Risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang dihadapi oleh Bank termasuk risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko operasional.

The risks arising from financial instruments to which the Bank is exposed include credit risk, liquidity risk, market risk and operational risk.

b. Risiko kredit b. Credit risk

Risiko kredit adalah kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat kegagalan pihak lawan dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar kepada Bank sesuai dengan kesepakatan. Eksposur kredit dapat timbul baik pada banking book maupun trading book. Risiko kredit dikelola melalui suatu kerangka kerja yang menetapkan kebijakan dan prosedur yang mencakup pengukuran dan pengelolaan risiko kredit. Terdapat pemisahan tugas yang jelas antara pihak yang melakukan transaksi dalam bisnis dan pihak yang menyetujui dalam masing-masing unit Risiko. Seluruh pagu kredit disetujui berdasarkan kerangka wewenang persetujuan kredit yang ditetapkan.

Credit risk is the potential for loss due to the failure of a counterparty to meet its obligations to pay the Bank in accordance with agreed terms. Credit exposures may arise from both the banking and trading books. Credit risk is managed through a framework that sets out policies and procedures covering the measurement and management of credit risk. There is a clear segregation of duties between transaction originators in the businesses and approvers in the Risk function. All credit exposure limits are approved within a defined credit approval authority framework.

i. Pengelolaan risiko kredit i. Credit risk management

Pengukuran risiko memainkan peranan penting, seiring dengan penilaian dan pengalaman, dalam menginformasikan keputusan pengambilan risiko dan pengelolaan portofolio. Mayoritas eksposur Bank tercakup dalam metode yang mengadopsi pendekatan Advanced IRB (Internal Rate Based). Scorecard yang digunakan dalam credit scoring portofolio Advanced IRB menggunakan peringkat risiko (“CG”) dengan kredit standar alfanumerik baik untuk Wholesale Banking maupun Consumer Banking. Peringkat risiko kredit berdasarkan estimasi internal Bank mengenai kemungkinan wanprestasi dalam periode satu tahun yang terjadi pada nasabah atau portofolio yang dianalisa terhadap faktor kuantitatif dan kualitatif tertentu. Peringkat risiko kredit dimulai dari 1 hingga 14 dan beberapa peringkat disub-klasifikasikan sebagai A, B, atau C. Peringkat risiko kredit yang lebih rendah mengindikasikan kemungkinan yang lebih kecil terjadi wanprestasi. Peringkat kredit 1A hingga 12C dialokasikan untuk nasabah performing sedangkan risiko kredit 13 dan 14 dialokasikan untuk nasabah wanprestasi (non-performing). Scorecards digunakan secara luas dalam penilaian risiko kredit baik untuk nasabah secara individual maupun tingkat portofolio, penentuan strategi dan optimalisasi keputusan pengembalian terhadap risiko (risk-return) Bank.

Risk measurement plays a central role, along with judgment and experience, in informing risk taking and portfolio management decisions. The majority of the Bank’s exposure is covered by Advanced IRB (Internal Rate Based) compliant models. The scorecard used to support credit scoring for Advanced IRB portfolio used a standard alphanumeric credit risk grade (CG) system which is used in both Wholesale Banking and Consumer Banking. The grading is based on the Bank’s internal estimate of probability of default over a one-year horizon, with customers or portfolios assessed against a range of quantitative and qualitative factors. The numeric grades run from 1 to 14 and some of the grades are further sub-classified A, B or C. Lower credit grades are indicative of a lower likelihood of default. Credit grades 1A to 12C are assigned to performing customers or accounts, while credit grades 13 and 14 are assigned to non-performing or defaulted customers. Scorecards are widely used in assessing risks at a customer and portfolio level, setting strategy and optimising the Bank’s risk-return decisions.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

29

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)

ii. Mitigasi risiko ii. Risk mitigation

Potensi kerugian kredit dari setiap eksposur, nasabah, maupun portofolio akan dimitigasi dengan berbagai cara, termasuk agunan, jaminan dan asuransi kredit. Upaya mitigasi ini dinilai secara seksama dalam hal kepastian hukum dan keberhasilan pelaksanaannya, korelasi penilaian pasar dan risiko counterparty dari pemberi jaminan. Kebijakan yang berkaitan dengan mitigasi risiko menentukan kelayakan jenis agunan. Jenis agunan yang memenuhi syarat untuk mitigasi risiko mencakup kas; piutang usaha; perumahan; properti komersial dan industri; aset tetap seperti kendaraan bermotor, pabrik dan mesin; surat berharga; komoditas; dan jaminan bank.

Potential credit losses from any given account, customer or portfolio are mitigated using a range of tools. These include collateral, guarantees and credit insurance. The reliance that can be placed on these mitigants is carefully assessed in light of issues such as legal certainty and enforceability, market valuation correlation and counterparty risk of the guarantor. Risk mitigation policies determine the eligibility of collateral types. Collateral types that are eligible for risk mitigation include cash; receivables; residential, commercial and industrial property; and fixed assets such as motor vehicles, plant and machinery; marketable securities; commodities; and bank guarantees.

Bank secara berkala memonitor eksposur kredit, kinerja portofolio dan kecenderungan eksternal yang dapat mempengaruhi hasil pengelolaan risiko. Laporan pengelolaan risiko internal yang disampaikan kepada Country Risk Committee, mencakup informasi mengenai kecenderungan utama mengenai lingkungan, politik dan ekonomi yang mempengaruhi portofolio bisnis Bank; delinquency portofolio dan hasil (performance) penurunan nilai kredit; dan metrik portofolio IRB termasuk migrasi peringkat kredit.

The Bank regularly monitors credit exposures, portfolio performance and external trends that may impact risk management outcomes. Internal risk management reports are presented to the Country Risk Committee, containing information on key environmental, political and economic trends across the Bank’s business portfolios; portfolio delinquency and loan impairment performance; and IRB portfolio metrics including credit grade migration.

iii. Pengawasan portofolio kredit iii. Credit portfolio monitoring

Eksposur dan portofolio korporasi dikategorikan sebagai early alert ketika eksposur tersebut menunjukkan gejala penurunan maupun kelemahan secara finansial, misalnya dalam hal terjadi penurunan posisi nasabah di industri terkait, pelanggaran perjanjian, kegagalan pemenuhan kewajiban, atau terdapat masalah terkait pemilikan atau manajemen perusahaan. Terhadap eksposur dan portofolio tersebut akan dilakukan proses tertentu yang diawasi oleh Early Alert Committee. Rencana khusus terhadap eksposur tersebut akan ditelaah kembali, langkah-langkah perbaikan akan disepakati dan dimonitor. Tindakan perbaikan termasuk, namun tidak terbatas pada, penurunan eksposur, penambahan jaminan, penghentian akun kredit, atau pemindahan pengawasan eksposur ke dalam pengendalian khusus oleh GSAM, unit khusus pemulihan kredit.

Corporate accounts and portfolios are placed on early alert when they display signs of weakness or financial deterioration, for example, where there is a decline in the customer’s position within the industry, a breach of covenants, non-performance of an obligation, or there are issues relating to ownership or management. Such accounts and portfolios are subjected to a dedicated process overseen by the Early Alert Committee. Account plans are re-evaluated and remedial actions are agreed and monitored. Remedial actions include, but are not limited to, exposure reduction, security enhancement, exiting the account or immediate movement of the account into the control of GSAM, the specialist recovery unit.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

30

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)

iii. Pengawasan portofolio kredit (Lanjutan) iii. Credit portfolio monitoring (Continued)

Untuk Consumer Banking, tren delinquency portofolio dipantau secara detil dan berkesinambungan. Perilaku nasabah individu diawasi dan menjadi hal yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan pemberian kredit. Terhadap eksposur yang mengalami tunggakan pembayaran dilakukan proses penagihan yang dikelola secara independen oleh unit Risiko. Eksposur yang telah dihapusbukukan dikelola oleh unit khusus pemulihan kredit. Unit Usaha Kecil dan Menengah (“UKM”) dikelola oleh Consumer Banking dalam dua sub-segmen yang berbeda: usaha kecil (small business) dan menengah (medium enterprise), yang dibedakan berdasarkan jumlah pendapatan tahunan nasabah. Proses pengelolaan kredit ini dikategorikan lebih lanjut berdasarkan besarnya eksposur. Eksposur yang lebih besar dikelola melalui pendekatan Discretionary Lending, sesuai dengan prosedur Wholesale Banking, dan eksposur yang lebih kecil dikelola melalui Programmed Lending, sesuai dengan prosedur Consumer Banking.

In Consumer Banking, portfolio delinquency trends are monitored continuously at a detailed level. Individual customer behaviour is also tracked and is considered for lending decisions. Accounts that are past due are subject to a collections process, managed independently by the Risk function. Charged-off accounts are managed by specialist recovery teams. The small and medium-sized enterprise (SME) business is managed within Consumer Banking in two distinct customer sub-segments: small businesses and medium enterprises, differentiated by the annual turnover of the customer’s income. The credit processes are further refined based on exposure at risk. Larger exposures are managed through the Discretionary Lending approach, in line with Wholesale Banking procedures, and smaller exposures are managed through the Programmed Lending, in line with Consumer Banking procedures.

iv. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit iv. Maximum exposures to credit risk

Jumlah nilai tercatat eksposur risiko kredit terkait untuk instrumen keuangan di dalam laporan posisi keuangan gabungan dan rekening administratif (tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya) pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

Credit risk exposures relating to financial instruments on the combined statement of financial position and administrative accounts at their carrying amounts (without taking into account any collaterals held or other credit supports) as of 31 December 2012 and 2011 are as follows:

2012 2011 Laporan posisi keuangan: Statement of financial position:

Giro pada Bank Indonesia 3.500.547 3.056.878 Current accounts with Bank Indonesia Giro pada bank-bank lain 405.530 222.815 Current accounts with other banks Tagihan dari cabang-cabang lain 72.908 45.070 Due from other branches Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-

bank lain 5.582.969 4.409.343 Placements with Bank Indonesia and

other banks Efek-efek yang diperdagangkan 1.737.590 2.369.836 Trading securities Aset derivatif 1.700.994 1.583.453 Derivative assets Tagihan akseptasi 1.138.234 1.728.016 Acceptance receivables Kredit yang diberikan 31.053.756 25.238.555 Loans Efek-efek untuk tujuan investasi 3.096.905 6.292.472 Investment securities Tagihan atas pinjaman yang dijamin 949.378 1.260.736 Receivables under secured borrowings Aset lain-lain 853.099 758.732 Other assets

Rekening administratif dengan risiko kredit: Off-balance sheet exposures with credit risk:

Bank garansi dan garansi pengapalan yang diterbitkan kepada nasabah 6.123.504 5.262.586

Bank guarantees and shipping guarantees issued to customers

Fasilitas kredit yang belum digunakan-committed 4.865.904 4.916.300 Unused loan facilities-committed

Fasilitas letters of credit yang tidak dapat dibatalkan yang diberikan ke nasabah 1.532.424 3.184.282

Irrevocable letters of credit facilities provided to customers

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

31

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)

v. Analisa konsentrasi risiko kredit v. Credit risk concentration

Konsentrasi risiko kredit timbul ketika sejumlah nasabah menjalankan kegiatan atau aktivitas usaha yang serupa dalam wilayah geografis yang sama, atau ketika nasabah memiliki karakteristik sejenis yang akan menyebabkan kemampuan untuk memenuhi kewajiban kontraktualnya secara bersama dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi atau kondisi lainnya. Bank mensyaratkan diversifikasi portofolio kredit berdasarkan jenis debitur, jenis kredit, dan sektor industri sebagai upaya untuk meminimalkan risiko kredit. Konsentrasi risiko kredit berdasarkan jenis debitur:

Concentrations of credit risk arise when a number of customers are engaged in similar business activities or activities within the same geographic region, or when they have similar characteristics that would cause their ability to meet contractual obligations to be similarly affected by changes in economic or other conditions. The Bank requires the diversification of its credit portfolio among a variety of type of debtors, type of loans and industries in order to minimize the credit risk. Credit risk concentration by type of debtors:

31 Desember 2012/31 December 2012

Korporasi/ Corporates

Pemerintah dan Bank Indonesia/

Government and Bank Indonesia Bank/ Banks Ritel/ Retail Jumlah/ Total

Giro pada Bank Indonesia - 3.500.547 - - 3.500.547

Current accounts with Bank Indonesia

Giro pada bank-bank lain - - 405.530 - 405.530 Current accounts with other banks Tagihan dari cabang-cabang

lain - - 72.908 - 72.908 Due from other branches Penempatan pada Bank

Indonesia dan bank-bank lain - 1.564.131 4.018.838 - 5.582.969

Placements with Bank Indonesia and other banks

Efek-efek yang diperdagangkan 127.063 1.490.614 119.913 - 1.737.590 Trading securities

Aset derivatif 597.060 - 1.103.091 843 1.700.994 Derivative assets Tagihan akseptasi 1.138.234 - - - 1.138.234 Acceptance receivables Kredit yang diberikan 21.649.264 - 3.283.161 6.121.331 31.053.756 Loans Efek-efek untuk tujuan

investasi - 3.096.905 - - 3.096.905 Investment securities Tagihan atas pinjaman yang

dijamin - - 949.378 - 949.378 Receivables under secured

borrowings Aset lain-lain 706.267 69.344 10.101 67.387 853.099 Other assets Rekening administratif dengan

risiko kredit 7.803.449 - 1.773.631 2.944.752 12.521.832 Off-balance sheet exposures with

credit risk Jumlah 32.021.337 9.721.541 11.736.551 9.134.313 62.613.742 Total

Persentase 51% 15% 19% 15% 100% Percentage

31 Desember 2011/31 December 2011

Korporasi/ Corporates

Pemerintah dan Bank Indonesia/

Government and Bank Indonesia Bank/ Banks Ritel/ Retail Jumlah/ Total

Giro pada Bank Indonesia - 3.056.878 - - 3.056.878

Current accounts with Bank Indonesia

Giro pada bank-bank lain - - 222.815 - 222.815 Current accounts with other banks Tagihan dari cabang-cabang

lain - - 45.070 - 45.070 Due from other branches Penempatan pada Bank

Indonesia dan bank-bank lain - 99.963 4.309.380 - 4.409.343

Placements with Bank Indonesia and other banks

Efek-efek yang diperdagangkan 429.430 1.940.406 - - 2.369.836 Trading securities

Aset derivatif 507.295 - 1.075.806 352 1.583.453 Derivative assets Tagihan akseptasi 1.728.016 - - - 1.728.016 Acceptance receivables Kredit yang diberikan 15.788.212 - 4.525.285 4.925.058 25.238.555 Loans Efek-efek untuk tujuan

investasi 284.562 5.326.579 681.331 - 6.292.472 Investment securities Tagihan atas pinjaman yang

dijamin - - 1.260.736 - 1.260.736 Receivables under secured

borrowings Aset lain-lain 643.232 50.671 5.677 59.152 758.732 Other assets Rekening administratif dengan

risiko kredit 8.842.744 - 2.043.324 2.477.100 13.363.168 Off-balance sheet exposures with

credit risk Jumlah 28.223.491 10.474.497 14.169.424 7.461.662 60.329.074 Total

Persentase 47% 17% 24% 12% 100% Percentage

Konsentrasi kredit yang diberikan berdasarkan jenis kredit dan sektor industri diungkapkan pada Catatan 10.

The concentration of loans by type of loans and economic sectors is disclosed in Note 10.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

32

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)

3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)

vi. Analisa risiko kredit vi. Credit risk analysis

Tabel berikut ini menyajikan aset keuangan yang mengalami penurunan nilai, aset keuangan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai serta aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai.

The following table presents the impaired financial assets, financial assets past due but not impaired and financial assets neither past due nor impaired.

31 Desember 2012/31 December 2012

Giro pada bank-bank

lain/ Current

accounts with other

banks

Penempatan pada Bank

Indonesia dan bank-bank lain/

Placements with Bank

Indonesia and other banks

Tagihan akseptasi/

Acceptance receivables

Kredit yang diberikan/

Loans

Efek-efek untuk tujuan

investasi/ Investment securities

Efek-efek yang diperdagangkan/

Trading securities

Aset lainnya/ Other Assets

Aset dengan biaya perolehan diamortisasi

Assets at amortised cost

Aset keuangan yang mengalami penurunan nilai secara individual - - - 1.215.673. - - 927.561

Individually impaired financial asset

- - - 1.215.673) - - 927.561

Aset keuangan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai:

Past due but not impaired financial assets:

Telah jatuh tempo sampai dengan 30 hari - - - 663.349) - - -) Past due up to 30 days

Telah jatuh tempo 31-60 hari - - - 100.139) - - -) Past due up to 31-60 days Telah jatuh tempo 61-90 hari - - - 65.034) - - -) Past due up to 61-90 days Telah jatuh tempo 91-120 hari - - - 43.658) - - -) Past due up to 91-120 days Telah jatuh tempo 121-150 hari - - - 39.265) - - -) Past due up to 121-150 days

- - - 911.445) - - -)

Aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai (termasuk akun yang dinegosiasi ulang):

Neither past due nor impaired financial assets (including

accounts with renegotiated terms):

Peringkat kredit 1-6 405.530 5.582.969 425.379 13.338.326) - - -) Credit grading 1-6 Peringkat kredit 7-9 - - 713.042 10.528.455) - - -) Credit grading 7-9 Peringkat kredit 10-12 - - 1.584 6.326.405) - - -) Credit grading 10-12

405.530 5.582.969 1.140.005 30.193.186) - - -)

Aset keuangan tersedia untuk dijual

Available for sale financial assets

Aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai:

Neither past due nor impaired financial assets:

Peringkat kredit 1-6 - - - -) 3.096.905 - -) Credit grading 1-6

- - - -) 3.096.905 - -)

Aset yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

Assets at fair value through profit or loss

Aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai:

Neither past due nor impaired financial assets:

Peringkat kredit 1-6 - - - -) - 1.637.590 -) Credit grading 1-6 Peringkat kredit 7-9 - - - -) - 100.000 -) Credit grading 7-9

- - - -) - 1.737.590 -)

)

Jumlah 405.530 5.582.969 1.140.005 32.320.304. 3.096.905 1.737.590 927.561) Total

Cadangan kerugian penurunan nilai:

Allowance for impairment losses:..

Aset keuangan yang mengalami penurunan nilai (secara individual) - - - (1.066.607) - - (348.945)

Impaired financial assets (individually)…

Aset keuangan yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai dan aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan nilai termasuk dengan akun yang dinegosiasi ulang (secara kolektif) - - (1.771) (199.941) - - -)

Past due but not impaired financial assets and neither

past due nor impaired financial assets including

accounts with renegotiated terms (collectively)

- - (1.771) (1.266.548) - - (348.945)

Jumlah nilai tercatat 405.530 5.582.969 1.138.234 31.053.756) 3.096.905 1.737.590 578.616) Total carrying amount

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

33

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)

vi. Analisa risiko kredit (Lanjutan) vi. Credit risk analysis (Continued)

Dalam hal terdapat keraguan terhadap kemampuan nasabah untuk melakukan pembayaran kontraktual pada saat jatuh tempo, persyaratan kredit dapat dinegosiasikan kembali berdasarkan kesepakatan antara Bank dan nasabah.

Where there is doubt on the ability of the borrowers to meet contractual payments when due, the terms of the loans might be renegotiated based on mutual agreement between Bank and the borrowers.

Jumlah tercatat kredit yang diberikan yang belum jatuh tempo, dimana persyaratan kredit tersebut telah dinegosiasi ulang pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 44.203.

The carrying amount of loans that have not been past due whose terms have been renegotiated as of 31 December 2012 amounting to Rp 44,203.

Penjelasan mengenai peringkat risiko kredit telah dijelaskan pada Catatan 3b.i.

Description of credit risk rating has been explained in Note 3b.i.

vii. Agunan vii. Collateral

Agunan digunakan untuk memitigasi risiko kredit Bank, dimana jenis agunan yang dapat diterima ditentukan oleh kebijakan kredit. Jenis agunan untuk eksposur kredit Consumer Banking pada umumnya terdiri dari kas, giro, tabungan, deposito berjangka, properti residensial dan komersial serta jaminan bank (SBLC). Sedangkan jenis agunan untuk eksposur kredit Wholesale Banking pada umumnya terdiri dari kas, giro, deposito berjangka, jaminan bank (SBLC), persediaan, piutang dagang, properti komersial, serta aset tetap lainnya. Kebijakan kredit Bank mewajibkan penilaian independen secara berkala untuk agunan berupa aset tetap dan aset tidak lancar lainnya.

Di samping jenis-jenis agunan di atas, dalam beberapa hal Bank juga mensyaratkan agunan tambahan berupa garansi personal maupun garansi korporasi, meskipun kemungkinan dapat dipergunakannya garansi ini sebagai salah satu upaya pemulihan kredit relatif kecil.

Collateral is used for mitigating the Bank’s credit risk, whereby type of the acceptable collaterals are determined in the Bank’s credit policy. Type of collaterals which are accepted for Consumer Banking credit exposures are generally cash, current accounts, saving accounts, time deposits, residential and commercial properties as well as bank guarantees (SBLC). While type of collaterals accepted for Wholesale Banking credit exposures are cash, current accounts, time deposits, bank guarantees (SBLC), inventories, trade receivables, commercial properties, and other fixed assets. The Bank’s credit policy requires regular independent valuation on collaterals in form of fixed assets and other non-current assets. In addition to the above type of collaterals, in certain cases Bank may also require additional collateral in form of personal guarantees or corporate guarantees, despite the probability of the Bank may utilise these guarantees as loan recovery options is relatively remote.

Jenis dan nilai agunan tidak menjadi dasar penentuan suku bunga kredit dan juga tidak menjadi dasar penilaian kemampuan calon debitur dalam melakukan pembayaran kembali kredit yang diberikan, akan tetapi pada umumnya jenis dan nilai agunan akan menentukan besarnya Loss Given Default (“LGD”), Expected Loss (“EL”) dan PIP (untuk eksposur kredit Wholesale Banking) dan besarnya IIP (untuk eksposure kredit Consumer dan Wholesale Banking) dalam hal terjadi gagal bayar. Dalam perhitungan IIP, nilai kini agunan akan diperhitungkan sebagai jumlah yang diperkirakan akan dapat diperoleh kembali dalam periode tertentu.

Type and value of collaterals will not be used as the basis of determining loan pricing nor basis for assessing the debtors’ loan repayment ability. However, generally it will determine the amount of Loss Given Default (“LGD”), Expected Loss (“EL”) and PIP (for Wholesale Banking credit exposures) and IIP (for Consumer dan Wholesale Banking credit exposures) in the event of default. In the IIP calculation, the net present value of the collateral will be considered as the amount which can be recovered within certain period.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

34

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit (Lanjutan) b. Credit risk (Continued)

vii. Agunan (Lanjutan) vii. Collateral (Continued)

Nilai agunan yang terkini juga diperhitungkan sebagai faktor mitigasi risiko kredit dalam perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Kredit, sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai perhitungan ATMR dengan metode Standar.

The most recent value of collaterals will also be considered as credit risk mitigant in the calculation of Credit Risk Weighted Assets (RWA), in line with Bank Indonesia regulation on the RWA calculation using Standardised method.

Estimasi atas nilai wajar dari agunan yang dimiliki sebagai jaminan kredit yang diberikan berdasarkan penilaian nilai wajar yang terakhir dilakukan atas agunan yang bersangkutan adalah sebagai berikut:

An estimated fair value collateral held against loans based on the latest fair value assessment for the respective collateral is shown below:

31 Desember 2012/ 31 December 2012

Atas aset yang mengalami penurunan nilai

secara individual:

Against individually impaired: Tanah dan bangunan 430.179 Land and building Jaminan kas 17.239 Cash collateral

Atas aset yang telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai:

Against past due but not impaired:

Tanah dan bangunan 190.830 Land and building Bukan tanah dan bangunan 276 Non-land and building Jaminan kas 357.588 Cash collateral

c. Risiko pasar c. Market risk

Bank mengidentifikasi risiko pasar sebagai potensi kehilangan pendapatan atau nilai ekonomi dikarenakan perubahan tingkat suku bunga (rates) atau harga pasar yang merugikan. Eksposur Bank untuk risiko pasar terutama timbul dari transaksi customer-driven. Tujuan dari kebijakan dan prosedur risiko pasar adalah untuk memperoleh keseimbangan terbaik antara risiko dan imbal hasil, selain untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Secara umum, profil risiko pasar Bank untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 tidak mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

The Bank recognizes market risk as the potential for loss of earnings or economic value due to adverse changes in interest rates or prices in the market. The Bank’s exposure to market risk arises principally from customer-driven transactions. The objective of the Bank’s market risk policies and processes is to obtain the best balance of risk and return whilst meeting customers’ requirements. In general, the Bank’s market risk profile for the year ended 31 December 2012 has not changed significantly compared to previous year.

Limit risiko pasar merupakan pengendalian utama yang digunakan untuk memastikan bahwa eksposur risiko pasar Bank sejalan dengan appetite untuk risiko pasar. Kebijakan tersebut berlaku untuk seluruh bisnis yang memiliki risiko pasar.

Market risk limits are key controls designed to ensure that the Bank’s market risk exposure is aligned with its appetite for market risk. The policy is applicable to all businesses that take market risks.

Limit untuk masing-masing lokasi dan portofolio ditentukan oleh unit bisnis sesuai dengan kebijakan yang disepakati. Unit Risiko Pasar menyetujui limit-limit yang sesuai dengan wewenang yang telah didelegasikan dan memonitor eksposur terhadap limit-limit tersebut. Tambahan limit diterapkan untuk instrumen tertentu dan konsentrasi posisi sesuai dengan kebutuhan.

Limits by location and portfolio are proposed by the businesses within the terms of agreed policy. Market Risk unit approves the limits within delegated authorities and monitors exposures against these limits. Additional limits are placed on specific instruments and position concentrations where appropriate.

Limit risiko pasar harus ditinjau sedikitnya sekali setiap tahun, dengan mempertimbangkan strategi bisnis dan risk appetite SCB Group. Limit risiko pasar harus ditinjau lebih sering dalam hal terdapat perubahan signifikan dalam strategi bisnis atau risk appetite SCB Group.

Market risk limits must be reviewed at least annually, taking into consideration the business strategy and SCB Group risk appetite. Market risk limits must be reviewed more frequently where there is a significant change in business strategy or the SCB Group risk appetite.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

35

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

c. Risiko pasar (Lanjutan) c. Market risk (Continued)

Untuk tujuan pengukuran risiko pasar, stress testing merupakan bagian integral dari kerangka kerja manajemen risiko pasar yang mempertimbangkan baik data historis peristiwa pasar dan skenario forward looking. Metodologi stress testing yang konsisten diaplikasikan baik untuk transaksi trading maupun non-trading. Metodologi stress testing mengasumsikan ruang lingkup tindakan manajemen akan terbatas selama periode stress event yang mencerminkan penurunan likuiditas di pasar yang sering terjadi dalam situasi stress. Skenario stress diperbaharui secara reguler.

For the purpose of measuring market risk, stress testing is an integral part of the market risk management framework and considers both historical market events and forward-looking scenarios. A consistent stress testing methodology is applied to trading and non-trading books. The stress testing methodology assumes that scope for management action would be limited during a stress event, reflecting the decrease in market liquidity that often occurs. Stress scenarios are regularly updated.

Secara umum, profil risiko pasar Bank untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 tidak mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

In general, the Bank’s market risk profile for the year ended 31 December 2012 has not changed significantly compared to previous year.

Kategori-kategori utama dari risiko pasar adalah: The primary categories of market risk are:

1. .Risiko mata uang 1. Currency risk

Bank terekspos oleh risiko mata uang sebagai akibat transaksi dalam mata uang asing. Bank memonitor setiap risiko konsentrasi yang berkaitan dengan masing-masing mata uang sehubungan dengan penjabaran transaksi maupun aset dan liabilitas dalam mata uang asing ke dalam mata uang Rupiah.

The Bank is exposed to currency risk through transaction in foreign currencies. The Bank monitors any concentration risk in relation to any individual currency with regard to the translation of foreign currency transactions and monetary assets and liabilities into Rupiah.

Perhitungan posisi devisa neto (“PDN”) Bank untuk masing-masing mata uang utama dilakukan setiap hari dan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. Sesuai dengan peraturan tersebut, bank diwajibkan untuk memelihara PDN maksimum sebesar 20% dari modal. PDN dan modal Bank pada tanggal 31 Desember 2012 saat penutupan transaksi pada tanggal tersebut dan sebagaimana dilaporkan kepada Bank Indonesia terlihat pada tabel berikut:

The Bank’s net foreign exchange position (“NOP”) by major currencies is calculated on a daily basis based on Bank Indonesia’s prevailing regulations. As per the regulations, banks are required to maintain its aggregate NOP at a maximum of 20% of its capital. The Bank’s aggregate NOP and capital as of 31 December 2012 at the close of the respective dates and as reported to Bank Indonesia are shown in the following table:

Posisi devisa neto untuk neraca

(selisih bersih aset dan

liabilitas)/Balance sheet net foreign

exchange position (net differences between assets and liabilities)

Selisih bersih tagihan dan

liabilitas pada rekening

administratif/Net differences

between receivables and liabilities in off- balance sheet transactions

Posisi devisa neto secara

agregat (nilai absolut)/

Aggregate net foreign exchange

position (absolute amount)

Dolar Amerika Serikat 50.273) (175.168) 124.895 United States Dollar Yen Jepang 295) 101) 396 Japanese Yen Dolar Singapura (12.450) (3.410) 15.860 Singapore Dollar Poundsterling Inggris 285) (1) 284 British Poundsterling Dolar Australia 4.653) (3.316) 1.337 Australian Dollar Dolar Kanada 894) -) 894 Canadian Dollar Euro 64.895) (63.642) 1.253 Euro Dolar Hong Kong (344) 124) 220 Hong Kong Dollar Franc Swiss (3.363) 2.634) 729 Swiss Franc Dolar Selandia Baru (158) -) 158 New Zealand Dollar Lain-lain 9.330) -) 9.330 Others Jumlah 155.356 Total Jumlah Modal 5.397.476 Total Capital Persentase posisi devisa

neto terhadap modal 2,88%

Percentage of net foreign exchange

position to capital

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

36

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

c. Risiko pasar (Lanjutan) c. Market risk (Continued)

2. Risiko suku bunga 2. Interest rate risk

Kegiatan operasional Bank terekspos oleh risiko suku bunga, yaitu risiko fluktuasi suku bunga dalam hal aset yang berbunga dan liabilitas yang berbunga jatuh tempo atau dilakukan peninjauan kembali suku bunga (reprice) pada waktu yang berbeda atau dalam jumlah yang berbeda. Aktivitas manajemen risiko bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan bunga bersih, dalam hal tingkat bunga pasar konsisten dengan strategi bisnis Bank.

The Bank’s operation is exposed to interest rate risk, which is the risk of interest rate fluctuations to the extent that interest earning assets and interest bearing liabilities mature or reprice at different times or amounts. Risk management activities are aimed at optimizing net interest income, given market interest rate levels consistent with the Bank’s business strategies.

Pengelolaan risiko aset dan liabilitas dilakukan berdasarkan tingkat sensitivitas Bank terhadap perubahan suku bunga. Dari perspektif pendapatan bunga secara umum, Bank memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dalam portofolio liabilitas karena aset berbunga memiliki durasi yang lebih panjang dan peninjauan kembali suku bunga (repricing) kurang sering dibandingkan dengan liabilitas berbunga. Artinya dengan kondisi suku bunga yang cenderung meningkat, marjin yang dihasilkan akan mengecil akibat adanya repricing dalam liabilitas. Meskipun demikian, pengaruhnya secara aktual bergantung pada banyak faktor, termasuk apakah terjadi pembayaran kembali yang lebih cepat atau lebih lama dari tanggal kontraktualnya dan variasi dari sensitivitas suku bunga selama periode repricing dan di antara berbagai mata uang.

Assets and liabilities risk management activities are conducted in the context of the Bank’s sensitivity to interest rate changes. From earnings perspective in general, the Bank has larger interest rate sensitivity in liabilities rather than assets because its interest-earning assets have longer duration and reprice less frequently than interest bearing liabilities. This means that in rising interest rate environments, margin earned will narrow as liabilities reprice. However, the actual effect will depend on a number of factors, including the extent to which repayments are made earlier or later than the contractual dates and variations in interest rate sensitivity within repricing periods and among currencies.

Analisa sensitivitas atas risiko suku bunga

Portofolio bukan untuk diperdagangkan

Pengelolaan risiko suku bunga terhadap interest rate gap limits dilengkapi dengan pemantauan sensitivitas aset dan liabilitas keuangan Bank dengan berbagai skenario standar dan non-standar. Skenario standar yang diperhitungkan secara bulanan meliputi kenaikan dan penurunan secara paralel kurva imbal hasil sebesar 100 basis point (bps). Analisa sensitivitas Bank terhadap pendapatan bunga bersih yang dihasilkan dari aset/liabilitas bersih pada tanggal posisi keuangan, sebagai akibat kenaikan atau penurunan suku bunga pasar dengan asumsi tidak terjadi pergerakan asimetris pada kurva imbal hasil dan posisi keuangan (aset/liabilitas bersih) stabil, adalah sebagai berikut:

Sensitivity analysis on interest rate risk

Non-trading portfolios

The management of interest rate risk against interest rate gap limits is supplemented by monitoring the sensitivity of the Bank’s financial asset and liabilities to various standard and non-standard scenarios. Standard scenarios that are considered on a monthly basis include a 100 basis point (bps) parallel fall or rise in all yield curves. An analysis of the Bank’s sensitivity in net interest income earned from net assets/liabilities as of financial position date, as a result of increase or decrease in market interest rates, assuming no asymmetrical movement in yield curves and a constant financial position (net assets/liabilities), is as follows:

31 Desember 2012/ 31 December 2012

Kenaikan paralel 100bps (185.216) 100bps parallel increase Penurunan paralel 100bps 185.216) 100bps parallel decrease

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

37

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

c. Risiko pasar (Lanjutan) c. Market risk (Continued)

Portofolio bukan untuk diperdagangkan (Lanjutan)

Non-trading portfolios (Continued)

2. Risiko suku bunga (Lanjutan) 2. Interest rate risk (Continued)

Tabel di bawah menjelaskan sensitivitas yang dilaporkan pada cadangan nilai wajar Bank dari portofolio tersedia untuk dijual terhadap pergeseran pada tanggal 31 Desember 2012:

Portofolio tersedia untuk dijual

The table below describes the sensitivity of the Bank’s reported fair value reserves of available-for-sale financial assets to these movements at 31 December 2012:

Available-for-sale portfolios

31 Desember 2012/ 31 December 2012

Kenaikan paralel 100bps (350.761) 100bps parallel increase Penurunan paralel 100bps 499.950) 100bps parallel decrease

Portofolio diperdagangkan

Untuk portofolio diperdagangkan, Bank menggunakan faktor sensitivitas PV01 untuk mengelola risiko suku bunga, yaitu perubahan nilai portofolio akibat perubahan 1 basis point (bp) kurva imbal hasil di pasar.

Trading portfolios

For trading portfolios, the Bank uses sensitivity factor of PV01 to manage interest rate risk, which is the change in portfolios due to 1 basis point (bp) change of market interest rate curve.

Dengan asumsi kurva imbal hasil bergerak sebesar 100 bps secara merata di semua tenor, nilai wajar portofolio diperdagangkan akan mengalami perubahan sebesar berikut:

Assuming yield curve moves parallel by 100 bps across the tenor, fair value of trading portfolio will change by:

31 Desember 2012/ 31 December 2012

Kenaikan paralel 100bps (63.379) 100bps parallel increase Penurunan paralel 100bps 63.379) 100bps parallel decrease

d. Risiko likuiditas d. Liquidity risk

Risiko likuiditas merupakan risiko dimana Bank tidak memiliki sumber daya keuangan yang memadai untuk memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo, atau dimana sumber daya keuangan tersebut hanya dapat digunakan dengan biaya yang sangat mahal. Merupakan kebijakan Bank untuk setiap saat menjaga posisi likuiditas yang memadai untuk semua mata uang, sehingga dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo.

Liquidity risk is the risk that the Bank either does not have sufficient financial resources available to meet its obligations as they fall due, or can only access these financial resources at excessive cost. It is the Bank’s policy to maintain adequate liquidity at all times for all currencies, and hence to be in a position to meet obligations as they fall due.

Bank mengelola risiko likuiditas dalam jangka pendek dan jangka menengah. Dalam jangka pendek, fokus Bank adalah untuk memastikan bahwa kebutuhan arus kas dapat dipenuhi melalui aset yang jatuh tempo, simpanan nasabah dan pendanaan wholesale apabila dibutuhkan. Dalam jangka menengah, fokus Bank adalah untuk memastikan laporan posisi keuangan tetap sehat secara struktural dan sesuai dengan strategi Bank. Asset Liability Committee (“ALCO”) bertanggung jawab untuk memastikan kebijakan manajemen likuiditas dipatuhi dan tetap dalam batas likuiditas yang telah ditentukan.

The Bank manages liquidity risk both on a short-term and medium-term basis. In the short-term, the Bank’s focus is ensuring that the cash flow demands can be met through asset maturities, customer deposits and wholesale funding where required. In the medium-term, the Bank’s focus is on ensuring the statement of financial position remains structurally sound and aligned to the Bank’s strategy. The Asset Liability Committee (“ALCO”) is responsible for ensuring liquidity management policies are complied with and liquidity is within the pre-defined liquidity limits.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

38

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

d. Risiko likuiditas (Lanjutan) d. Liquidity risk (Continued)

Peristiwa pasar yang tidak biasa dapat berdampak buruk bagi Bank, sehingga mempengaruhi kemampuan Bank untuk memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Ketidakpastian utama untuk risiko likuiditas adalah ketika nasabah menarik simpanan lebih cepat dari yang diperkirakan, atau ketika pembayaran aset tidak diterima pada tanggal jatuh tempo. Untuk mengurangi ketidakpastian ini, basis nasabah untuk simpanan didiversifikasikan berdasarkan jenis simpanan dan tanggal jatuh tempo. Selain itu Bank memiliki rencana pendanaan kontinjensi termasuk portofolio aset likuid yang dapat direalisasikan ketika terjadi tekanan likuiditas (liquidity stress), serta akses terhadap dana wholesale dalam kondisi pasar normal.

Exceptional market events can impact the Bank adversely, thereby affecting its ability to fulfill its obligations as they fall due. The principal uncertainties for liquidity risk are that customers withdraw their deposits at a substantially faster rate than expected, or that asset repayments are not received on the intended maturity date. To mitigate these uncertainties, the Bank’s customer deposit base is diversified by type and maturity. In addition, the Bank has contingency funding plans including a portfolio of liquid assets that can be realized if a liquidity stress occurs, as well as ready access to wholesale funds under normal market conditions.

i. Rencana manajemen krisis likuiditas i. Liquidity crisis management plan

Kejadian tak terduga dapat mengubah perilaku nasabah dan menyebabkan arus kas keluar bersih secara tiba-tiba. Apabila hal ini tidak dikelola dengan benar, hal ini dapat menyebabkan situasi krisis yang lebih buruk dan pada akhirnya dapat menyebabkan risiko kelangsungan usaha Grup SCB. Kebijakan Grup SCB mengharuskan untuk membentuk Rencana Manajemen Krisis Likuiditas yang harus disetujui setidaknya setiap tahun, sebagai pertahanan terhadap krisis likuiditas. Rencana ini harus diperbarui ketika terjadi perubahan signifikan yang terjadi, baik dalam kegiatan usaha, lingkungan pasar atau manajemen.

Unexpected events can change customers’ behavior and cause a sudden net cash outflow. If this condition is not properly managed, the crisis can get worse and ultimately expose risk to the survival of the SCB Group. SCB Group policy requires a Liquidity Crisis Management Plan to be established and approved at least annually, as a defense to a liquidity crisis. This plan must be updated when there is a significant change either in the business, market environment or management.

ii. Eksposur terhadap risiko likuiditas ii. Exposure to liquidity risk

Bank menggunakan Maximum Cumulative Outflow (“MCO”) sebagai pengukuran utama dalam pengelolaan risiko likuiditas. MCO merupakan kumulatif jumlah arus kas masuk/keluar bersih dari seluruh komponen neraca dan rekening administratif dalam kondisi normal. Bank harus menghitung arus kas untuk masing-masing mata uang untuk masing-masing komponen utama posisi keuangan dan rekening administratif dalam kondisi usaha normal setiap hari selama 30 hari ke depan berdasarkan asumsi perilaku arus kas. Bank menentukan limit untuk masing-masing kategori selama 30 hari ke depan untuk gabungan semua mata uang Rupiah dan valuta asing yang signifikan. Dasar perhitungan MCO berdasarkan hari kalender (bukan berdasarkan hari kerja).

The key measurement used by the Bank for managing liquidity risk is Maximum Cumulative Outflow (“MCO”). MCO is the cumulative net cash inflow/ outflow from all on-balance sheet and off-balance sheet items under normal conditions. The Bank must calculate the cash flows by currency for major on and off-balance sheet categories under business-as-usual conditions each day for the next 30 days based on behavior assumptions of the particular cash flows. The Bank determined the limits for each category for the next 30 days for total combined Rupiah and major foreign currencies. The basic calculation of MCO is based on calendar days (not working days).

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

39

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

d. Risiko likuiditas (Lanjutan) d. Liquidity risk (Continued)

ii. Eksposur terhadap risiko likuiditas (Lanjutan) ii. Exposure to liquidity risk (Continued)

Berikut merupakan perhitungan MCO untuk 30 hari ke depan pada tanggal 31 Desember 2012:

The table below summarizes the calculation of MCO for the next 30 days as of 31 December 2012:

Jangka waktu

31 Desember/ December

2012 Tenor

MCO Gabungan 1 hari - Overnight Combined MCO 2-7 hari - 2-7 days 8-30 hari 4.238.716 8-30 days

Tabel berikut menunjukkan arus kas yang tidak didiskontokan atas liabilitas keuangan Bank dan komitmen kredit yang belum direalisasi berdasarkan jatuh tempo kontraktual terdekat:

The table below shows the undiscounted cash flows of the Bank’s financial liabilities and unrecognized loan commitments on the basis of their earliest possible contractual maturity:

31 Desember/December 2012

Nilai tercatat/

Carrying amount

Nominal bruto keluar/ Gross

Nominal outflow

Kontrak tanpa

tanggal jatuh

tempo/ Contract without maturity

date

Kurang dari 1 bulan/

Less than 1 month

1-3 bulan/ 1-3 months

>3-12 bulan/ >3-12

months

>12-60 bulan/ >12-60 months

Lebih dari 60 bulan/ More than 60 months

Liabilitas keuangan non-derivatif

Non-derivative financial liabilities

Simpanan oleh nasabah bukan bank (26.407.810) (26.927.073) -- (22.480.515) (2.770.670) (1.675.888) - -

Deposits by non-bank customers

Simpanan oleh bank-bank lain (1.656.642)

(1.656.642) -- (1.646.041) (10.601) - - - Deposits by other banks

Utang akseptasi (1.140.005) (1.140.005) -- (360.847) (312.703) (466.455) - - Acceptance payables Liabilitas untuk

mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin (945.505)

(950.000) -- - - - - (950.000)

Obligation to return securities received

under secured borrowings

Beban masih harus dibayar (369.378) (369.378) -- (369.378) - - - - Accrued expenses

Utang kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lain (14.562.094)

(14.562.094) (938.796) (1.142.735) -- (5.782.500) (6.698.063) -- Due to Head Office and

other branches

(45.081.434) (45.605.192) (938.796) (25.999.516) (3.093.974) (7.924.843) (6.698.063) (950.000)

Liabilitas keuangan derivatif (1.575.678) -) -) -) -) -) -) -)

Derivative financial liabilities

Arus kas keluar -) (20.067.840) -) (1.956.649) (1.964.249) (6.721.644) (9.373.613) (51.685) Cash outflow

Fasilitas kredit yang belum digunakan-committed -) (4.865.904) -- (4.865.904) -- -- -- --

Unused committed loan facilities…

Total (46.657.112) (70.538.936) (938.796) (32.822.069) (5.058.223) (14.646.487) (16.071.676) (1.001.685) Total

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

40

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

d. Risiko likuiditas (Lanjutan) d. Liquidity risk (Continued)

ii. Eksposur terhadap risiko likuiditas (Lanjutan) ii. Exposure to liquidity risk (Continued)

Jumlah nominal arus kas masuk/keluar yang diungkapkan dalam tabel di atas menunjukkan arus kas yang tidak terdiskonto atas kontrak yang berkaitan dengan pokok dan bunga atas liabilitias keuangan atau komitmen kredit yang belum direalisasikan. Pengungkapan untuk liabilitas keuangan derivatif menunjukkan jumlah neto transaksi derivatif dengan penyelesaian secara neto, dan jumlah bruto arus kas keluar untuk transaksi derivatif dengan penyelesaian secara bruto (misalnya currency forward). Arus kas liabilitas derivatif seperti yang ditunjukkan di tabel di atas merupakan arus kas berdasarkan jatuh tempo kontraktual yang menurut Bank adalah penting untuk memahami waktu dari arus kas. Arus kas masuk dan keluar untuk aset keuangan derivatif dan arus kas masuk untuk liabilitas derivatif dengan penyelesaian bruto tidak diungkapkan dalam tabel di atas sehingga arus kas dari derivatif tampak lebih besar.

The nominal cash inflow/(outflow) disclosed in the above table represents the contractual undiscounted cash flows relating to the principal and interest on the financial liability or unrecognized loan commitment. The disclosure for derivative shows a net amount for derivatives that are net settled, and a gross amount of cash outflow for derivatives that have simultaneous gross settlement (e.g., currency forward). The cash flows of derivative liabilities as in the above table represents the cash flows based on contractual maturities which the Bank believes is essential for an understanding the timing of the cash flows. The cash inflows and cash outflows for derivative financial assets and the cash inflows for derivative liabilities which have gross settlement are not shown in the above table, therefore cashflow from derivatives are inflated.

Arus kas yang diharapkan atas instrumen tersebut mungkin berbeda secara signifikan dibandingkan dengan analisa ini. Sebagai contoh, saldo simpanan nasabah diharapkan stabil atau meningkat; sedangkan komitmen kredit yang belum direalisasi tidak seluruhnya diharapkan akan dicairkan dalam waktu dekat.

The expected cash flows on these instruments may vary significantly from this analysis. For example, deposits from customers balances are expected to be stable or increasing; whilst the unrecognized loan commitments are not all expected to be draw down immediately.

Untuk mengelola risiko likuiditas yang timbul dari liabilitas keuangan dan komitmen kredit yang belum direalisasi, Bank memiliki aset likuid yang diperdagangkan dalam pasar yang aktif dan likuid. Aset likuid tersebut dapat segera dijual untuk memenuhi kebutuhan likuiditas. Tabel berikut menunjukkan jenis dan jumlah aset likuid yang dapat digunakan oleh Bank untuk mengelola risiko likuiditas tidak termasuk giro wajib minimum:

To manage liquidity risk arising from financial liabilities and unrecognized loan commitments, the Bank holds liquid assets which are traded in an active and liquid market. These liquid assets can be readily sold to meet liquidity requirements. Below table shows type and amount of liquid assets which may be used by the Bank to manage liquidity risk excluding minimum reserve requirements:

31 Desember/December 2012

Nilai tercatat/ Carrying amount

ASET LIKUID LIQUID ASSETS Kas 165.525 Cash Giro pada bank-bank lain 405.530 Current accounts with other banks Tagihan dari cabang-cabang lain 72.908 Due from other branches Penempatan pada Bank Placements with Bank

Indonesia dan bank-bank lain 5.582.969 Indonesia and other banks

Efek-efek yang diperdagangkan 1.737.590 Trading securities Jumlah 7.964.522 Total

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

41

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

e. Manajemen Risiko Operasional e. Operational risk management

Risiko operasional adalah potensi kerugian yang timbul dari kegagalan personil, proses atau teknologi atau dampak dari peristiwa eksternal. Bank berusaha untuk meminimalisasi eksposur terhadap risiko operasional, dengan mempertimbangkan trade-offs biaya. Eksposur risiko operasional dikelola melalui serangkaian proses manajemen yang diterapkan secara konsisten untuk mendorong identifikasi, penilaian, pengendalian dan pengawasan risiko.

Operational risk is the potential for loss arising from the failure of people, process or technology or the impact of external events. The Bank seeks to minimize its exposure to operational risk, subject to cost trade-offs. Operational risk exposures are managed through a consistent set of management processes that drive risk identification, assessment, control and monitoring.

Country Operational Risk Committee mengawasi pengelolaan risiko operasional di seluruh unit usaha di negara yang bersangkutan, yang didukung oleh komite di tingkat bisnis dan fungsional. Struktur formal tata kelola ini memberikan keyakinan bahwa risiko operasional telah diidentifikasi dan dikelola secara efektif. Pengaturan dan pemeliharaan standar untuk pengukuran dan manajemen risiko operasional merupakan tanggung jawab Grup SCB.

The Country Operational Risk Committee oversees the management of operational risks across the country, supported by business and functional level committees. This formal structure of governance provides the management committee with confidence that operational risks are being proactively identified and effectively managed. The setting and maintaining of standards for operational risk management and measurement is the responsibility of SCB Group.

Manajemen risiko operasional bank menerapkan tiga tahapan assurance sesuai dengan petunjuk yang ditetapkan oleh Group Operational Risk Committee dalam kerangka kerja Manajemen Risiko Operasional. Tahap pertama dibagi menjadi dua bagian: (1) tanggung jawab seluruh staf terhadap pengendalian internal melalui kepatuhan terhadap kebijakan internal/peraturan eksternal (2) program self-assessment secara berkala terhadap pengendalian kunci yang dilaksanakan oleh masing-masing unit operasional, mencakup ketentuan pengendalian kunci yang bersifat Generic, Business Specific dan yang terkait regulasi lokal. Tahap kedua merupakan review independen secara berkala yang dilakukan oleh tim Country Audit atas dua aspek yang dijelaskan pada tahap pertama. Tahap ketiga merupakan audit berkala yang dilakukan oleh Group Internal Audit terhadap topik yang lebih bersifat strategis atau spesifik.

Operational risk management recognizes three level of assurance aligned with guidelines that are set by Group Operational Risk Committee in the Operational Risk Management framework. The first stage is divided into two parts: (1) all staff responsibility on internal control by adhering to internal policies/external regulations (2) periodic self-assessment program on the key controls performed by each operating unit which covers Generic, Business Specific and Local regulation key control guidelines. The second stage is a continous independent review by Country Audit team on the two aspects mentioned in the first stage. The third stage is a regular audit performed by Group Internal Audit on more strategic or specific topic.

Masalah-masalah risiko operasional yang diidentifikasi akan dinilai dengan menggunakan risk grading matrix, yaitu tingkat risiko rendah, menengah, tinggi, dan sangat tinggi. Seluruh masalah risiko operasional yang diidentifikasi akan didiskusikan dalam pertemuan Business Operational Risk Committee yang diselenggarakan secara bulanan, untuk menentukan tindakan koreksi, tenggat waktu dan pertanggungjawaban dari pihak-pihak terkait. Business Operational Risk Committee di masing-masing negara akan melaporkan risiko-risiko yang tinggi dan sangat tinggi kepada masing-masing Country Operational Risk Committee dan Group Business Operational Risk Committee.

Identified operational risk issues will be assessed using risk grading matrix whether they are low, medium, high, or very high risk. All identified operational risk issues will be discussed at monthly Business Operational Risk Committee meetings to agree status of action, timeline and accountability of the issues. Business Operational Risk Committee in each activity will report high and very high risk issues to both Country Operational Risk Committee and Group Business Operational Risk Committee.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

42

3. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan) 3. FINANCIAL RISK MANAGEMENT (Continued)

e. Manajemen Risiko Operasional (Lanjutan) e. Operational risk management (Continued)

Masalah-masalah ini juga akan disampaikan ke pertemuan Country Operational Risk Committee. Country Operational Risk Committee merupakan tata kelola tertinggi dalam tingkatan negara yang bertanggungjawab untuk memastikan seluruh risiko operasional telah dipantau, dimitigasi, dan tindak lanjut yang efektif dan tepat waktu telah dilakukan sebagaimana mestinya untuk memitigasi risiko. Penerapan kerangka kerja Manajemen Risiko Operasional akan diaudit untuk memastikan efektivitas pengendalian internal Bank secara keseluruhan.

These issues will also be tabled at Country Operational Risk Committee meeting. Country Operational Risk Committee meeting is the highest governance in the Country level whose main responsibility is to ensure that all operational risk is monitored, mitigated and effective and timely action take place as it should be to mitigate the risk. The implementation of Operational Risk Management framework will be audited to ensure the effectiveness of overall bank’s internal control.

Dalam tahun 2011, Kerangka Kerja Manajemen Risiko telah disempurnakan dengan tujuan untuk memperjelas dan melengkapi manajemen risiko dan disiplin pengendalian yang ada. Sejumlah aspek khusus Kerangka Kerja Manajemen Risiko juga telah disempurnakan dan dikembangkan.

In 2011, Risk Management Framework has been revised with a view to clarifying and building on existing risk management and control disciplines. A number of specific aspects of the Risk Management Framework have also been revised and enhanced.

Perubahan dan pengembangan kerangka kerja ini membantu komunikasi pendekatan menyeluruh Grup terhadap manajemen risiko dan juga menyediakan referensi kepada karyawan secara berkesinambungan. Hal ini juga membantu untuk melekatkan dan memelihara praktik disiplin serta mengurangi terjadinya duplikasi maupun ketidaksesuaian dalam proses manajemen risiko. Secara khusus, perubahan kerangka kerja manajemen risiko ini bertujuan mencapai hal-hal sebagai berikut: • Perbaikan pelaporan risiko operasional. • Pertanggungjawaban manajemen dan

pengendalian risiko yang lebih jelas. • Keyakinan yang lebih menyeluruh dan konsisten

atas pengendalian yang efektif. • Perbaikan budaya risiko dan pemahaman

mengenai bagaimana risiko dikendalikan.

This revised and expanded framework facilitates the communication of the Group’s holistic approach to risk management as well as provide an ongoing reference to staff. It will help to embed and maintain these disciplines and to reduce the incidence of gaps and duplication in risk management processes. In particular, the revisions to the Risk Management Framework intend to achieve the following outcomes: • Improved operational risk reporting. • Clearer accountability for risk management

and control. • More coherent and consistent assurance for

control effectiveness. • Improved risk culture and understanding of

how risk is managed.

4. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN 4. USE OF ESTIMATES AND JUDGMENT

Pengungkapan ini merupakan tambahan atas pembahasan tentang manajemen risiko keuangan (Catatan 3).

This disclosure supplements the commentary on financial risk management (Note 3).

a. Sumber utama atas ketidakpastian estimasi a. Key sources of estimation uncertainty

a.1. Cadangan kerugian penurunan nilai aset

keuangan

Evaluasi atas kerugian penurunan nilai aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dijelaskan di Catatan 2o.

a.1. Allowance for impairment losses of financial assets

Financial assets accounted for at amortized

cost are evaluated for impairment on a basis described in Note 2o.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

43

4. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN (Lanjutan)

4. USE OF ESTIMATES AND JUDGMENT (Continued)

a. Sumber utama atas ketidakpastian estimasi

(Lanjutan) a. Key sources of estimation uncertainty

(Continued)

a.1. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)

a.1. Allowance for impairment losses of financial assets (Continued)

Cadangan kerugian penurunan nilai terkait dengan pihak lawan spesifik dalam seluruh cadangan kerugian penurunan nilai dibentuk atas tagihan yang penurunan nilainya dievaluasi secara individual berdasarkan estimasi terbaik manajemen atas nilai tunai arus kas yang diharapkan akan diterima. Dalam mengestimasi arus kas ini, manajemen membuat pertimbangan mengenai kondisi keuangan dari pihak lawan dan nilai bersih yang dapat direalisasi dari agunan yang diterima. Setiap aset yang mengalami penurunan nilai dievaluasi, dan strategi penyelesaian serta estimasi arus kas yang dapat diperoleh disetujui secara independen oleh unit GSAM.

The specific counterparty component of the total allowances for impairment applies to claims evaluated individually for impairment and is based upon management’s best estimate of the present value of the cash flows that are expected to be received. In estimating these cash flows, management makes judgments about the counterparty’s financial situation and the net realizable value of any underlying collateral. Each impaired asset is assessed on its merits, and the workout strategy and estimate of cash flows considered recoverable are independently approved by the GSAM Unit.

Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif meliputi kerugian kredit yang melekat pada portofolio tagihan dengan karakteristik ekonomi yang serupa ketika terdapat bukti obyektif bahwa telah terjadi penurunan nilai tagihan dalam portofolio tersebut namun penurunan nilai secara individu belum dapat diidentifikasi. Dalam menentukan perlunya membentuk cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit dan faktor-faktor ekonomi. Dalam mengestimasi cadangan yang diperlukan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman historis dan kondisi ekonomi saat ini. Ketepatan dari cadangan ini tergantung pada seberapa tepat estimasi atas arus kas masa depan untuk menentukan cadangan individual serta asumsi model dan parameter yang digunakan dalam menentukan penyisihan kolektif.

Collectively assessed impairment allowances cover credit losses inherent in portfolios of claims with similar economic characteristics when there is objective evidence to suggest that they contain impaired claims, but the individual impaired items cannot yet be identified. In assessing the need for collective allowance for impairment losses on financial assets, management considers factors such as credit quality, portfolio size, concentrations, and economic factors. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modeled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on how well these estimate on future cash flows for specific counterparty allowances and the model assumptions and parameters used in determining collective allowances.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

44

4. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN

(Lanjutan) 4. USE OF ESTIMATES AND JUDGMENT

(Continued)

a. Sumber utama atas ketidakpastian estimasi (Lanjutan)

a. Key sources of estimation uncertainty (Continued)

a.2. Penentuan nilai wajar

Dalam menentukan nilai wajar atas aset keuangan dan liabilitas keuangan dimana tidak terdapat harga pasar yang dapat diobservasi, Bank harus menggunakan teknik penilaian seperti dijelaskan pada Catatan 2g.6. Untuk instrumen keuangan yang jarang diperdagangkan dan tidak memiliki harga yang transparan, nilai wajarnya menjadi kurang obyektif dan karenanya, membutuhkan tingkat pertimbangan yang beragam, tergantung pada likuiditas, konsentrasi, ketidakpastian faktor pasar, asumsi penentuan harga, dan risiko lainnya yang mempengaruhi instrumen tertentu.

a.2. Determining fair values

The determination of fair value for financial assets and liabilities for which there is no observable market price requires the use of valuation techniques as described in Note 2g.6. For financial instruments that trade infrequently and have little price transparency, fair value is less objective, and requires varying degrees of judgment depending on liquidity, concentration, uncertainty of market factors, pricing assumptions and other risks affecting the specific instrument.

b.. Pertimbangan akuntansi yang penting dalam

menerapkan kebijakan akuntansi Bank b. Critical accounting judgments in applying the

Bank’s accounting policies

Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank meliputi:

Critical accounting judgments made in applying the Bank’s accounting policies include:

b.1. Penilaian instrumen keuangan

Kebijakan akuntansi Bank untuk pengukuran nilai wajar dibahas di Catatan 2g.6.

b.1. Valuation of financial instruments

The Bank’s accounting policy on fair value measurements is discussed in Note 2g.6.

Bank mengukur nilai wajar dengan menggunakan hirarki dari metode berikut:

• Tingkat 1: Harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen keuangan yang sejenis.

• Tingkat 2: Teknik penilaian berdasarkan input yang dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen keuangan yang dinilai dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk instrument yang sejenis; harga kuotasi untuk instrumen keuangan yang sejenis di pasar yang kurang aktif; atau teknik penilaian lainnya dimana seluruh input signifikan yang digunakan dapat diobservasi secara langsung ataupun tidak langsung dari data yang tersedia di pasar.

The Bank measures fair values using the following hierarchy of methods:

• Level 1: Quoted market price in an active market for an identical instrument.

• Level 2: Valuation techniques based on observable inputs. This category includes instruments valued using quoted market prices in active markets for similar instruments; quoted prices for similar instruments in market that are considered less than active; or other valuation techniques where all significant inputs are directly or indirectly observable from market data.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

45

4. PENGGUNAAN ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN

(Lanjutan) 4. USE OF ESTIMATES AND JUDGMENT

(Continued)

b.. Pertimbangan akuntansi yang penting dalam menerapkan kebijakan akuntansi Bank (Lanjutan)

b. Critical accounting judgments in applying the Bank’s accounting policies (Continued)

b.1. Penilaian instrumen keuangan (Lanjutan) b.1. Valuation of financial instruments

(Continued)

• Tingkat 3: Teknik penilaian yang menggunakan input signifikan yang tidak dapat diobservasi. Termasuk dalam kategori ini adalah semua instrumen keuangan dimana teknik penilaiannya tidak menggunakan data yang dapat diobservasi dan dapat memiliki dampak signifikan terhadap penilaian instrumen keuangan. Termasuk dalam kategori ini adalah instrumen yang dinilai berdasarkan harga kuotasi atas instrumen sejenis dimana dibutuhkan penyesuaian atau asumsi-asumsi yang tidak dapat diobservasi untuk mencerminkan perbedaan antara instrumen keuangan yang diperbandingkan.

• Level 3: Valuation techniques using significant unobservable inputs. This category includes all instruments where the valuation technique includes inputs not based on observable data and the unobservable inputs could have a significant effect on the instrument’s valuation. This category includes instruments that are valued based on quoted prices for similar instruments where significant unobservable adjustments or assumptions are required to reflect differences between the instruments.

Tabel berikut ini menyajikan analisa instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar berdasarkan tingkat hirarki nilai wajarnya.

The table below analyses financial instruments measured at fair value by its level in the fair value hierarchy.

31 Desember 2012/31 December 2012 Tingkat 1/

Level 1 Tingkat 2/

Level 2 Jumlah/

Total

Aset keuangan Financial assets Efek-efek yang diperdagangkan 1.490.613 246.977 1.737.590 Trading securities Aset derivative 953 1.700.041 1.700.994 Derivatives assets Efek-efek untuk tujuan investasi 3.096.905 - 3.096.905 Investment securities

Tagihan atas pinjaman yang dijamin 949.378 - 949.378 Receivables under secured

borrowings 5.537.849 1.947.018 7.484.867 Liabilitas keuangan Financial liabilities Liabilitas derivatif 218 1.575.460 1.575.678 Derivative liabilities Liabilitas untuk mengembalikan surat-

surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin 945.505 - 945.505

Obligation to return securities received under secured

borrowings 945.723 1.575.460 2.521.183

b.2. Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan

Kebijakan akuntansi Bank memberikan keleluasaan untuk menetapkan aset dan liabilitas keuangan ke dalam berbagai kategori pada saat pengakuan awal sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku berdasarkan kondisi tertentu, sesuai dengan definisi aset dan liabilitas keuangan yang dijabarkan pada Catatan 2g.

b.2. Financial asset and liability classification

The Bank’s accounting policies provide scope for assets and liabilities to be designated on inception into different accounting categories in certain circumstances, in line with the description of financial assets and liabilities set out in Note 2g.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

46

5. GIRO PADA BANK INDONESIA 5. CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA

Akun ini terdiri dari: This account consists of the following:

2012 2011 Rupiah 1.467.034 1.324.985 Rupiah Dolar Amerika Serikat 2.033.513 1.731.893 United States Dollar

Jumlah 3.500.547 3.056.878 Total

Saldo giro pada Bank Indonesia disediakan untuk memenuhi persyaratan giro wajib minimum dari Bank Indonesia.

Current accounts with Bank Indonesia are provided to fulfill Bank Indonesia requirements on minimum reserve requirements.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Bank masing-masing sebesar 35,45% dan 52,95% untuk mata uang Rupiah serta masing-masing sebesar 8,30% dan 8,08% untuk mata uang Dollar Amerika Serikat.

As of 31 December 2012 and 2011, the minimum reserve requirements (MRR) ratios of the Bank were 35.45% and 52.95% for Rupiah currency, respectively, and 8.30% and 8.08% for United States Dollar currency, respectively.

Rasio giro wajib minimum untuk mata uang Rupiah pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 terdiri dari rasio GWM Primer dan GWM LDR masing-masing sebesar 8,52% dan 8,08% dengan menggunakan saldo rekening giro Rupiah pada Bank Indonesia, dan rasio GWM Sekunder masing-masing sebesar 26,93% dan 44,87% dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia dan obligasi pemerintah.

The minimum reserve requirements ratio of the Bank for Rupiah currency as of 31 December 2012 and 2011 consists of primary MRR and LDR MRR ratios of 8.52% and 8.08%, respectively, using Rupiah current account balance with Bank Indonesia and secondary MRR ratio of 26.93% and 44.87%, respectively, in the form of Certificates of Bank Indonesia and government bonds.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Bank telah memenuhi ketentuan Bank Indonesia yang berlaku tentang giro wajib minimum Bank Umum.

As of 31 December 2012 and 2011, the Bank has fulfilled Bank Indonesia’s regulation regarding minimum reserve requirements of Commercial Banks.

6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK-BANK LAIN

6. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS

Jangka waktu/Period

(bulan/month) 2012 2011 2012 2011 Rupiah <1 <1 1.564.131 999.962 Rupiah.. Mata uang asing <1 <1 4.018.838 3.409.381 Foreign currencies..

5.582.969 4.409.343

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain tidak mengalami penurunan nilai.

As of 31 December 2012 and 2011, all placements with Bank Indonesia and other banks were not impaired.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

47

7EFEK-EFEK YANG DIPERDAGANGKAN 7. TRADING SECURITIES

2012 2011 Surat perbendaharaan negara 30.491 9.739 Government treasury notes Obligasi pemerintah 1.460.122 1.930.667 Government bonds Obligasi perusahaan 246.977 429.430 Corporate bonds Jumlah 1.737.590 2.369.836 Total

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, obligasi perusahaan tersebut di atas diperingkat oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) masing-masing berkisar antara idAA- sampai dengan idAAA dan idA sampai dengan idAA+.

As of 31 December 2012 and 2011, the above corporate bonds were rated by PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) ranging between idAA- to idAAA and idA to idAA+, respectively.

8. ASET DAN LIABILITAS DERIVATIF 8. DERIVATIVE ASSETS AND LIABILITIES

2012 2011 Aset

Derivatif/ Derivative

Liabilitas Derivatif/ Derivative

Aset Derivatif/ Derivative

Liabilitas Derivatif/ Derivative

assets liabilities assets liabilities

Kontrak berjangka mata uang asing 50.232 (7.412) 249.836 (517.578) Foreign currency forward contracts Kontrak cross currency swap 1.320.772 (1.292.798) 876.520 (808.503) Cross currency swap contracts Kontrak swap suku bunga 329.831 (275.468) 457.055 (450.463) Interest rate swap contracts Kontrak currency option 159 -) 42 -) Currency option contracts

Jumlah aset (liabilitas) derivatif 1.700.994 (1.575.678) 1.583.453 (1.776.544) Total derivative assets (liabilities)

Untuk kontrak swap suku bunga, pertukaran suku bunga dieksekusi setiap bulanan, kuartalan dan semesteran.

For interest rates swap contracts, the interest rate exchanges are exercised on a monthly, quarterly and semi-annual basis.

Jangka waktu kontrak swap suku bunga pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 berkisar antara 1-10 tahun. Pada tanggal 31 Desember 2012, sisa jangka waktu kontrak dari swap suku bunga berkisar antara 1-5 tahun.

The contract period of interest rate swaps as of 31 December 2012 and 2011 ranged between 1-10 years. As at 31 December 2012, the remaining contract period of interest rate swaps ranged between 1-5 years.

Lindung nilai atas nilai wajar terhadap risiko suku bunga

Fair value hedges of interest rate risk

Nilai nosional dan tingkat suku bunga rata-rata tertimbang dari kontrak swap suku bunga terkait lindung nilai atas nilai wajar adalah sebagai berikut:

The notional amount and weighted average interest rate of interest rate swap contracts related to fair value hedges were as follows:

2012 2011

Mata uang/

Currency

Nilai nosional (mata uang

asal)/ Notional amount

(in original currency)

Suku bunga

rata-rata tertimbang/ Weighted average of

interest rate

Mata uang/ Currency

Nilai nosional (mata uang

asal)/ Notional amount

(in original currency)

Suku bunga rata-rata

tertimbang/ Weighted average of

interest rate

Yang diterima To be received Suku bunga mengambang IDR 260.000 4,46% IDR 260.000 6,46% Floating interest USD 44.462.909 5,90% Yang dibayar To be paid Suku bunga tetap IDR 260.000 12,97% IDR 260.000 12,93% Fixed interest USD 44.462.909 6,68%

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

48

8. ASET DAN LIABILITAS DERIVATIF (Lanjutan) 8. DERIVATIVE ASSETS AND LIABILITIES (Continued)

Bank menggunakan transaksi swap suku bunga untuk tujuan lindung nilai atas perubahan nilai wajar kredit yang diberikan (Catatan 10f) dan efek-efek untuk tujuan investasi (Catatan 11) dengan suku bunga tetap, yang dapat diatribusikan pada perubahan suku bunga pasar. Transaksi swap suku bunga tersebut digunakan untuk lindung nilai kredit yang diberikan dan efek-efek untuk tujuan investasi tertentu untuk memastikan tingkat efektivitas lindung nilai yang sangat tinggi. Atas transaksi swap suku bunga tersebut, Bank menerapkan akuntansi lindung nilai.

The Bank uses interest rate swaps to hedge its exposure to changes in the fair value of its fixed-rate loans (Note 10f) and investment securities (Note 11) which are attributable to change in market interest rates. Interest rate swaps are used to hedge specific loans and investment securities to ensure high level of hedge effectiveness. For the respective interest rate swaps, the Bank applied hedge accounting.

Selama tahun berakhir 31 Desember 2012 dan 2011, seluruh derivatif yang digunakan dalam transaksi lindung nilai terjadi saling hapus yang sangat efektif dengan perubahan nilai wajar transaksi yang dilindung nilai.

During the years ended 31 December 2012 and 2011, all derivatives that are used in hedging transactions are highly effective in offsetting changes in the fair value of the hedged item.

Sehubungan dengan lindung nilai atas nilai wajar, keuntungan atas instrumen lindung nilai untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp.12.071, dibandingkan terhadap kerugian item yang dilindung nilai sebesar Rp 11.182.

In respect of fair value hedges, gains arising on the hedging instruments during the year ended 318December 2012 are Rp 12,071, compared to losses arising on the hedged items of Rp 11,182.

Derivatif untuk tujuan diperdagangkan dan manajemen risiko

Derivatives held for trading and risk management

Selain yang diungkapkan di atas dan dalam Catatan 10 dan 11 mengenai lindung nilai atas nilai wajar, Bank melakukan kontrak derivatif untuk tujuan diperdagangkan dan untuk tujuan lindung nilai terhadap posisi devisa neto Bank, risiko selisih tingkat bunga, risiko beda jatuh tempo, dan risiko lainnya dalam kegiatan operasional Bank sehari-hari, dan tidak memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai. Oleh karenanya, perubahan nilai wajar dari kontrak derivatif ini dibebankan (dikreditkan) pada laba rugi tahun berjalan.

Except as disclosed above and in Notes 10 and 11 regarding fair value hedge, the Bank entered into derivative contracts for trading as well as for hedging the Bank’s net open position, interest rate gap risk, maturity gap risk, and other risks in the Bank’s daily operations, and did not qualify for hedge accounting. As such, changes in fair value of these derivative contracts are charged (credited) to the current year profit or loss.

9. TAGIHAN DAN UTANG AKSEPTASI c9. ACCEPTANCE RECEIVABLES AND PAYABLES

Rincian tagihan dan utang akseptasi adalah sebagai berikut:

The details of acceptance receivables and payables were as follows:

2012 2011 Tagihan

akseptasi/ Acceptance

Utang akseptasi/

Acceptance

Tagihan akseptasi/

Acceptance

Utang akseptasi/

Acceptance

receivables payables receivables payables

Rupiah 12.338) (12.338) 4.574) (4.574) Rupiah Mata uang asing 1.127.667) (1.127.667) 1.725.090) (1.725.090) Foreign currencies

1.140.005) (1.140.005) 1.729.664) (1.729.664) Dikurangi: Less: Cadangan kerugian

penurunan nilai (1.771) (1.648) Allowance for

impairment losses Nilai bersih 1.138.234) 1.728.016) Net value

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

49

10. KREDIT YANG DIBERIKAN 10. LOANS

2012 2011 Pada biaya perolehan diamortisasi 32.320.304) 26.597.188) At amortized cost Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba

rugi -) 403.167) At fair value through profit or loss Cadangan kerugian penurunan nilai (1.266.548) (1.761.800) Allowance for impairment losses Jumlah, bersih 31.053.756) 25.238.555) Tota l, ne t

Kredit yang diberikan terdiri dari:

Loans consist of the following:

a. Menurut jenis dan mata uang

a. By type and currency

2012 2011 Rupiah

Modal kerja Rupiah

2.428.763) 2.104.113) Working capital Konsumen dan kartu kredit 6.643.452) 5.985.293) Consumer and credit cards Trade bills 628.641) 332.490) Trade bills Investasi 2.522.612) 2.127.134) Investment

12.223.468) 10.549.030) Mata uang asing

Modal kerja Foreign currencies

6.269.733) 9.525.409) Working capital Trade bills 2.025.641) 1.657.108) Trade bills Investasi 11.811.960) 5.279.982) Investment

20.107.334) 16.462.499) Pendapatan bunga yang dihentikan Interest in suspense

Rupiah -) (3.057) Rupiah Mata uang asing (10.498) (8.117) Foreign currencies (10.498) (11.174)

Jumlah sebelum cadangan kerugian

penurunan nilai 32.320.304)

27.000.355) Total loans before allowance

for impairment losses Cadangan kerugian penurunan nilai (1.266.548) (1.761.800) Allowance for impairment losses Jumlah, bersih 31.053.756) 25.238.555) Total, net

b. Menurut sektor industri

b. By type of industry

2012

2011

Rupiah Manufaktur

Rupiah 1.530.606) 985.160) Manufacturing

Jasa keuangan 904.425) 1.150.632) Financial services Perdagangan 1.689.664) 1.066.128) Commerce Perorangan 6.657.967) 5.985.293) Individual Pertambangan dan penggalian 65.591) 114.625) Mining and excavation Lainnya 1.375.215) 1.247.192) Others

12.223.468) 10.549.030) Mata uang asing

Manufaktur Foreign currencies

5.911.232) 4.438.586) Manufacturing Jasa keuangan 3.802.826) 5.592.341) Financial services Perdagangan 2.090.875) 829.748) Commerce Pertanian -) 459.094) Agriculture Pertambangan dan penggalian 4.593.527) 2.285.385) Mining and excavation Lainnya 3.708.874) 2.857.345) Others

20.107.334) 16.462.499) Pendapatan bunga yang dihentikan Interest in suspense

Rupiah -) (3.057) Rupiah Mata uang asing (10.498) (8.117) Foreign currencies

(10.498) (11.174) Jumlah sebelum cadangan kerugian

penurunan nilai

32.320.304)

27.000.355) Total loans before allowance

for impairment losses Cadangan kerugian penurunan nilai (1.266.548) (1.761.800) Allowance for impairment losses Jumlah, bersih 31.053.756) 25.238.555) Total, net

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

50

10. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) 10. LOANS (Continued) c. Jangka waktu

c. Loan periods

Kredit yang diberikan (sebelum pendapatan bunga yang dihentikan pengakuannya dan cadangan kerugian penurunan nilai) menurut periode jatuh tempo berdasarkan perjanjian kredit:

Maturity period of loans (before interest in suspense and allowance for impairment losses) based on loan agreement:

2012 2011

Rupiah

Mata uang asing/

Foreign currencies Jumlah/Total Rupiah

Mata uang asing/

Foreign currencies Jumlah/Total

< 1 tahun 3.579.517 4.188.101 7.767.618 3.023.700 4.006.074 7.029.774 < 1 year 1 - 5 tahun 5.554.647 10.369.413 15.924.060 4.973.981 9.578.566 14.552.547 1 - 5 years > 5 tahun 3.089.304 5.549.820 8.639.124 2.551.349 2.877.859 5.429.208 > 5 years

12.223.468 20.107.334 32.330.802 10.549.030 16.462.499 27.011.529

Kredit yang diberikan (sebelum pendapatan bunga yang dihentikan pengakuannya dan cadangan kerugian penurunan nilai) menurut periode jatuh tempo berdasarkan periode yang tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo:

Maturity period of loans (before interest in suspense and allowance for impairment losses) based on the remaining period to the maturity date:

2012 2011

Rupiah

Mata uang asing/

Foreign currencies Jumlah/Total Rupiah

Mata uang asing/

Foreign currencies Jumlah/Total

< 1 tahun 6.755.068 11.522.161 18.277.229 6.101.133 9.945.405 16.046.538 < 1 year 1 - 5 tahun 4.671.827 7.846.769 12.518.596 4.033.281 6.003.738 10.037.019 1 - 5 years > 5 tahun 796.573 738.404 1.534.977 414.616 513.356 927.972 > 5 years

12.223.468 20.107.334 32.330.802 10.549.030 16.462.499 27.011.529

d. Cadangan kerugian penurunan nilai d. Allowance for impairment losses

Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan untuk tahun berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

The movement of allowance for impairment losses loans during the years ended 31.December 2012 and 2011 was as follows:

2012

Cadangan kerugian

penurunan nilai kolektif/

Collective impairment provision

Cadangan kerugian

penurunan nilai individual/

Individual impairment provision

Jumlah/ Total

Saldo, awal tahun (189.110) (1.572.690) (1.761.800) Balance, beginning of year Penambahan cadangan kerugian

penurunan nilai, bersih (8.301) (418.317) (426.618) Additions of allowance for impairment losses, net

Penghapusan kredit yang diberikan -) 926.541) 926.541) Loans written-off Selisih kurs (2.530) (2.141) (4.671) Exchange rate difference Saldo, akhir tahun (199.941) (1.066.607) (1.266.548) Balance, end of year

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

51

10. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) 10. LOANS (Continued)

d. Cadangan kerugian penurunan nilai (Lanjutan) d. Allowance for impairment losses (Continued)

2011

Cadangan kerugian

penurunan nilai kolektif/

Collective impairment provision

Cadangan kerugian

penurunan nilai individual/

Individual impairment provision

Jumlah/ Total

Saldo, awal tahun (126.595) (1.227.828) (1.354.423) Balance, beginning of year Penambahan cadangan kerugian

penurunan nilai, bersih (62.109) (392.884) (454.993) Additions of allowance for impairment losses, net

Penghapusan kredit yang diberikan -) 48.238) 48.238) Loans written-off Selisih kurs (406) (216)) (622) Exchange rate difference Saldo, akhir tahun (189.110) (1.572.690) (1.761.800) Balance, end of year

e. Kredit sindikasi e. Syndicated loans

Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan kepada debitur berdasarkan perjanjian pembiayaan sindikasi dan perjanjian pemberian kredit bersama dengan bank-bank lain.

Syndicated loans represent loans provided to borrowers under syndication agreements and club deal agreements with other banks.

Jumlah partisipasi Bank dalam kredit sindikasi bersama bank-bank lain pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 2.128.118 dan Rp 2.511.663. Partisipasi Bank dalam kredit sindikasi tersebut pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing berkisar antara 4%-50% dan 2%-68%.

The Bank’s total participation in syndicated loans with other banks as of 31 December 2012 and 2011 amounted to equivalent Rp 2,128,118 and Rp 2,511,663, respectively. The Bank's participation on those syndicated loans as of 31 December 2012 and 2011 ranged between 4%-50% and 2%-68%, respectively.

f. Kredit yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

f. Loans measured at fair value through profit or loss

Kredit yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi merupakan dari kredit dengan kontrak derivatif untuk tujuan lindung nilai.

Loans measured at fair value through profit or loss represent of loans with derivative contracts for hedging purposes.

Pada bulan Juni dan September 2010, Bank melakukan kontrak swap suku bunga (instrumen lindung nilai) untuk tujuan lindung nilai terhadap kredit yang diberikan dengan suku bunga tetap tertentu (item yang dilindung nilai). Tujuan dari transaksi tersebut adalah untuk melakukan lindung nilai atas perubahan nilai wajar kredit yang diberikan yang dikarenakan oleh perubahan suku bunga pasar. Transaksi lindung nilai atas nilai wajar ini memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai. Pada tanggal 31 Desember 2011, nilai tercatat kredit yang diberikan adalah sebesar Rp 443.503 sedangkan nilai kredit yang dilindung nilai adalah sebesar Rp 403.167. Kredit ini telah jatuh tempo di bulan Desember 2012.

In June and September 2010, the Bank entered into interest rate swap transactions (hedging instruments) in order to hedge certain fixed-rate loans (hedged items). The objective of the hedging is to hedge the fair value of the loans due to changes in the market interest rates. These fair value hedge transactions qualified for hedge accounting. On 31 December 2011, the carrying amount of the loans were Rp 443,503 whilst the hedged amount of the loans were Rp 403,167. The loan has matured in December 2012.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

52

10. KREDIT YANG DIBERIKAN (Lanjutan) 10. LOANS (Continued)

f. Kredit yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (Lanjutan)

f. Loans measured at fair value through profit or loss (Continued)

Selama tahun berakhir 31 Desember 2012 dan 2011, atas seluruh instrumen lindung nilai terjadi saling hapus yang sangat efektif dengan perubahan nilai wajar dari item yang dilindung nilai (Catatan 8). Perubahan nilai wajar instrumen lindung nilai dan item yang dilindung nilai diakui dalam laba rugi tahun berjalan.

During the year ended 31 December 2012 and 2011, all the hedging instruments were highly effective in offsetting changes in the fair value of the hedged items (Note 8). Changes in the fair value of hedging instruments and the hedged items were recognized in the current year profit or loss.

g. Kredit yang direstrukturisasi g. Restructured loans

Kredit yang direstrukturisasi pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 189.513 dan Rp 283.811 dengan cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 109.680 dan Rp 159.305. Skema restrukturisasi kredit terdiri dari modifikasi persyaratan kredit. Atas kredit-kredit yang telah direstrukturisasi ini, Bank tidak memiliki komitmen untuk memberikan tambahan kredit.

The restructured loans as of 31 December 2012 and 2011 amounted to equivalent Rp 189,513 and Rp 283,811, respectively, with the related allowance for impairment losses amounted to equivalent Rp 109,680 and Rp 159,305, respectively. The scheme of restructuring consisted of modification of terms. On the restructured loans, the Bank did not have any commitments to extend additional loans.

h. Informasi pokok lainnya sehubungan dengan

kredit yang diberikan h. Other significant information relating to loans

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tidak terdapat pelanggaran maupun pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK).

As of 31 December 2012 and 2011, there were no breaches nor excesses of Legal Lending Limit (LLL).

Kredit yang diberikan dijamin dengan agunan yang diikat dengan hipotik, hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual, deposito berjangka, dan jaminan lainnya. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah kredit yang diberikan dijamin dengan jaminan tunai (termasuk standby letter of credits yang telah memenuhi peraturan Bank Indonesia) masing-masing sebesar Rp 7.931.292 dan Rp 5.398.993.

Loans are generally collateralized by registered mortgages, powers of attorney to mortgage or sell, time deposits, and by other guarantees. As of 31 December 2012 and 2011, the loans collateralized by cash collateral (including standby letter of credits which fulfilled Bank Indonesia’s regulation) amounted to Rp 7,931,292 and Rp 5,398,993, respectively.

Kredit non-performing yang diberikan Bank (NPL, yang diklasifikasikan sebagai kurang lancar, diragukan dan macet sesuai dengan peraturan Bank Indonesia) pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 1.395.356 dan Rp 1.724.624 (setelah dikurangi pendapatan bunga yang dihentikan pengakuannya), masing-masing sebesar 4,87% dan 7,87%. Secara neto, rasio NPL pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing adalah sebesar 1,09% dan 0,67%.

The Bank's non-performing loans (NPL, classified as substandard, doubtful and loss in accordance with Bank Indonesia regulation) as of 31 December 2012 and 2011 amounted to equivalent Rp 1,395,356 and equivalent Rp 1,724,624 (net of interest in suspense) which represents 4.87% and 7.87%, respectively. Net NPL ratio as of 31 December 2012 and 2011 was 1.09% and 0.67%, respectively.

Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank terdiri dari kredit dalam mata uang Rupiah yang diberikan untuk pembelian kendaraan, rumah dan keperluan lainnya dengan berbagai jangka waktu yang pelunasannya dilakukan melalui pemotongan gaji setiap bulan. Kredit yang diberikan pada karyawan Bank termasuk dalam kategori kredit konsumen.

Loans to the Bank’s employees consist of car loans, housing loans and loans for other purposes denominated in Rupiah currency with various terms of repayment which will be effected through monthly salary deductions. Loans to the Bank’s employees are categorized as consumer loans.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

53

11. EFEK-EFEK UNTUK TUJUAN INVESTASI 11. INVESTMENT SECURITIES

Efek-efek untuk tujuan investasi yang dikategorikan berdasarkan jenis mata uang dan kategori aset keuangan:

Investment securities categorized by currency and category of financial assets:

Mata uang/ Currency 2012 2011 Pinjaman yang diberikan dan

piutang:

Loans and receivables: Obligasi pemerintah Rupiah - 10.000 Government bonds Note korporasi (Catatan 35) USD - 681.331 Corporate note (Note 35)

Tersedia untuk dijual: Available-for-sale:

Obligasi pemerintah Rupiah 1.767.272 1.213.614 Government bonds Surat perbendaharaan negara Rupiah 59.944 58.892 Government treasury note Sertifikat Bank Indonesia Rupiah 1.269.689 4.328.635 Certificates of Bank Indonesia

3.096.905 6.292.472

Pada bulan Juni 2008, Bank melakukan kontrak swap suku bunga (instrumen lindung nilai) untuk tujuan lindung nilai terhadap obligasi pemerintah dengan suku bunga tetap tertentu (item yang dilindung nilai), yang dicatat pada akun surat-surat berharga yang tersedia untuk dijual dengan jumlah nilai nosional sebesar Rp 260.000. Tujuan dari transaksi tersebut adalah untuk melakukan lindung nilai atas perubahan nilai wajar obligasi pemerintah yang dikarenakan oleh perubahan suku bunga yang diacu. Transaksi lindung nilai atas nilai wajar ini memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai. Kontrak swap suku bunga tersebut terdiri dari dua kontrak yang akan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2013 dan 15 Juni 2015.

In June 2008, the Bank entered into interest rate swap transactions (hedging instruments) with total notional amount of Rp 260,000 in order to hedge certain fixed-rate government bonds (hedged items) of the same amount, which were held in available-for-sale category. The objective of the transaction is to hedge the fair value of the government bonds due to changes in the benchmark interest rate. These fair value hedge transactions qualified for hedge accounting. The interest rate swap transactions consist of two contracts which will mature on 15 March 2013 and 15 June 2015.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, penyesuaian harga pasar Obligasi Pemerintah yang dilindungi nilainya masing-masing sebesar:

On 31 December 2012 and 2011, mark-to-market Government Bonds under fair value hedging respectively are:

Mata uang/ Currency 2012 2011

FR0027 Rupiah 13.029 15.698 FR0027 FR0033 Rupiah 714. 9.358 FR0033 13.743. 25.056

Selama tahun berakhir tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, atas seluruh instrumen lindung nilai terjadi saling hapus yang sangat efektif dengan perubahan nilai wajar dari item yang dilindung nilai (Catatan 8). Perubahan nilai wajar instrumen lindung nilai dan item yang dilindung nilai diakui dalam laba rugi tahun berjalan.

During the year ended 31 December 2012 and 2011, all the hedging instruments were highly effective in offsetting changes in the fair value of the hedged items (Note 8). Changes in the fair value of the hedging instruments and the hedged items were recognized in current year profit or loss.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

54

11. EFEK-EFEK UNTUK TUJUAN INVESTASI (Lanjutan)

11. INVESTMENT SECURITIES (Continued)

Perubahan laba (rugi) belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual selama tahun berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

The movement of unrealized gain (loss) from changes in fair value of available-for-sale investment securities during the years ended 31 December 2012 and 2011 were as follows:

2012 2011

Saldo laba (rugi) belum direalisasi - bersih, sebelum pajak tangguhan, awal tahun 28.756) 10.384)

Balance of unrealized gain (loss) - net, before deferred income tax, beginning of year

(Rugi) laba belum direalisasi selama tahun berjalan-bersih (656) 35.216) Unrealized (loss) gain during the year - net

Laba yang direalisasi dari penjualan efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual selama tahun berjalan - bersih (39.553) (16.281)

Realized gain from sale of available- for-sale investment securities during

the year - net Rugi (laba) belum direalisasi dari item yang

dilindung nilai yang dibebankan ke laba rugi tahun berjalan 11.182) (563)

Unrealized loss (gain) from hedged items which is

charged to current year profit or loss Saldo (rugi) laba belum direalisasi - bersih,

sebelum pajak tangguhan, akhir tahun (271) 28.756) Balance of unrealized (loss) gain - net, before

deferred income tax, end of year Pajak tangguhan (Catatan 16) 88) (9.346) Deferred income tax (Note 16) Saldo (rugi) laba belum direalisasi - bersih,

setelah pajak tangguhan, akhir tahun (183) 19.410) Balance of unrealized (loss) gain - net, after

deferred income tax, end of year

Penerimaan dari penjualan efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual selama tahun berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 adalah masing-masing sebesar Rp 5.617.587 dan Rp 1.387.754. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, seluruh efek-efek untuk tujuan investasi tidak mengalami penurunan nilai.

Proceeds from the sale of available-for-sale investment securities during the years ended 31 December 2012 and 2011 were Rp 5,617,587 and Rp 1,387,754, respectively.

As of 31 December 2012 and 2011, all investment securities were not impaired.

12. TAGIHAN ATAS PINJAMAN YANG DIJAMIN 12. RECEIVABLES UNDER SECURED BORROWINGS

Bank melakukan transaksi reverse repurchase obligasi pemerintah dengan nasabah yang dicatat sebagai tagihan atas pinjaman yang dijamin:

The Bank entered into reverse repurchase of government bonds transactions with counterparty which were recorded as receivables under secured borrowing:

2012 2011

Aset Assets Tagihan atas pinjaman yang dijamin 954.018) 1.260.736. Receivables under secured borrowing Cadangan kerugian penurunan nilai (4.640) -) Allowance for impairment losses Jumlah, bersih 949.378) 1.260.736) Total, net Liabilitas Liabilities Liabilitas untuk mengembalikan surat-surat

berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin

945.505)

1.283.720)

Obligation to return securities received under

secured borrowings

Transaksi-transaksi ini dilengkapi dengan persyaratan klausa peristiwa pasar (market event clause) dan klausa penyelesaian sebelum jatuh tempo (early settlement clause).

These transactions are subject to market event and early se ttlement clauses .

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

55

12. TAGIHAN ATAS PINJAMAN YANG DIJAMIN (LANJUTAN)

12. RECEIVABLES UNDER SECURED BORROWINGS (CONTINUED)

Klausa peristiwa pasar (market event clause) dimaksudkan untuk mempertahankan nilai pasar dari obligasi pemerintah yang dicatat dalam tagihan atas pinjaman yang dijamin. Klausa ini mengharuskan salah satu pihak (baik Bank ataupun nasabah) untuk menambah nilai obligasi pemerintah yang mendasari transaksi tersebut jika terjadi fluktuasi yang signifikan terhadap nilai pasar obligasi pemerintah.

Market event clause is intended to preserve the market value of the government bonds recorded in the receivables under secured borrowings. This clause requires certain party (either the Bank or the counterparty) to top up the underlying government bonds if there is a significant fluctuation in the market value of government bonds.

Selama tahun 2012 dan 2011, tidak terjadi peristiwa pasar (market event) dan peristiwa pemicu yang menyebabkan peristiwa penyelesaian sebelum jatuh tempo (early settlement). Selama tahun berjalan, penyelesaian sebelum jatuh tempo (early settlement) yang terjadi adalah sesuai dengan permintaan nasabah.

During the year 2012 and 2011, there were no occurrence of market events and trigger events which can cause early settlements. During the years, early settlements were triggered by counter party’s requests.

Pada tanggal 31 Desember 2012, tanggal jatuh tempo transaksi-transaksi ini adalah 23 Juli 2018 dan 22 Juli 2020.

As of 31 December 2012, the maturity dates of these transactions were on 23 July 2018 and 22 July 2020.

Selama tahun 2012 dan 2011, Bank menjual sebagian dari obligasi pemerintah yang diterima dalam rangka pinjaman yang dijamin kepada pihak ketiga yang dicatat sebagai liabilitas untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin. Jumlah ini merupakan nilai wajar dari obligasi pemerintah yang dijual.

During 2012 and 2011, the Bank sold part of the government bonds under secured borrowings to third parties which was recorded as an obligation to return securities received under secured borrowings. This amount represented the fair value of the sold government bonds.

13. ASET LAIN-LAIN 13. OTHER ASSETS

Aset lain-lain termasuk jumlah aset derivatif yang gagal diserahkan nasabah atas kontrak-kontrak terstruktur, sebagaimana dijelaskan di bawah ini.

Other assets included the balance of defaulted derivative assets arising from structured contracts, as described below.

Selama tahun berakhir 31 Desember 2008, Bank melakukan beberapa kontrak berjangka mata uang asing terstruktur dengan fitur option khusus. Kontrak-kontrak ini memiliki beberapa karakteristik khusus seperti adanya keharusan untuk menyerahkan sejumlah mata uang asing sebagai penyelesaian transaksi pada tanggal penyerahan yang telah ditentukan terlebih dahulu (mingguan atau dua mingguan) selama jangka waktu tertentu (berkisar 26 sampai dengan 52 minggu). Apabila kurs mata uang menyentuh atau berada di atas strike rate yang telah ditentukan sebelumnya, nasabah (bank dan bukan bank) berkewajiban untuk menyerahkan sejumlah mata uang asing sebesar dua kali lipat dari jumlah penyelesaian semula.

During the year ended 31 December 2008, the Bank entered into several structured foreign exchange forward contracts with specific option features. These contracts have certain specific characteristics such as the requirement to deliver a series of foreign currency exchange settlements on pre-determined delivery dates (weekly or bi-weekly) during a period of time (ranging from 26 to 52 weeks). If the exchange rate is at or above a predetermined strike rate, the Bank’s counterparty customers (banks and non-banks) are obligated to deliver an amount of foreign currency which is double the original settlement amount.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

56

13. ASET LAIN-LAIN (Lanjutan) 13. OTHER ASSETS (Continued)

Kontrak-kontrak terstruktur ini dilakukan berdasarkan arus kas mata uang asing nasabah bukan bank dan tidak mencerminkan aktivitas perdagangan Bank. Untuk mengeliminasi risiko pasar yang timbul, Bank telah melakukan kontrak back-to-back dengan beberapa nasabah bank dengan persyaratan dan kondisi yang sama (mirroring) untuk sebagian besar kontrak terstruktur tersebut.

These structured contracts have been executed based on the underlying foreign exchange cash flows of the Bank’s counterparty customers and do not represent proprietary trading activities of the Bank. In order to eliminate the market risk arising, the Bank has entered into back-to-back contracts with several counterparty banks with the same terms and conditions (mirroring) for most of the structured contracts.

Karena adanya kenaikan signifikan pada nilai tukar mata uang Dolar Amerika Serikat pada Rupiah pada kuartal keempat tahun 2008, dan pengaruh memburuknya kondisi ekonomi global terhadap kegiatan usaha nasabah, beberapa nasabah bukan bank gagal dalam menyerahkan sejumlah mata uang asing (USD) kepada Bank pada saat jatuh tempo.

Due to a significant increase in United States Dollar foreign exchange rate against Rupiah in the last quarter of 2008, and the impact of the unfavorable global economic conditions to their businesses, certain counterparty customers failed to deliver the foreign currency amount (USD) to the Bank when they were due.

Selama tahun 2012 dan 2011, Bank secara aktif telah melakukan diskusi dengan nasabah untuk melakukan restrukturisasi atau pemutusan kontrak dengan kesepakatan untuk nasabah-nasabah yang terkait. Apabila kesepakatan dengan nasabah telah dicapai, maka kontrak-kontrak tersebut akan direstrukturisasi atau diakhiri. Bank selalu memiliki hak untuk memutuskan dan melakukan restrukturisasi atas kontrak-kontrak tersebut apabila kesepakatan dengan nasabah tidak tercapai.

During 2012 and 2011, the Bank has been actively engaging counterparty customers to restructure or terminate the underlying contracts with the consent of the counterparty customers impacted. Where agreement with the counterparty customers has been reached, the contracts were restructured or terminated. The Bank continues to reserve the rights to terminate those restructured contracts where agreement with the counterparty customer cannot be reached.

Restrukturisasi dilakukan dengan konversi piutang menjadi pembayaran berkala (installment payments), kredit yang diberikan atau kontrak derivatif biasa (plain vanilla).

The restructuring was done through conversion into installment payments, loans and advances or plain vanilla derivative contracts.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, tagihan derivatif yang gagal diserahkan nasabah dan telah direstrukturisasi menjadi pembayaran berkala terdiri dari tagihan dari masing-masing 2 nasabah dan 3 nasabah, berjumlah masing-masing Rp 21.048 dan Rp 25.421 dengan cadangan kerugian penurunan nilai sejumlah masing-masing Rp 919 dan Rp 2.300.

As of 31 December 2012 and 2011, the defaulted derivative receivables which have been restructured into installment payments represents receivables from 2 customers and 3 customers, amounting to Rp 21,048 and Rp 25,421 with total allowance for impairment losses amounted to Rp 919 and Rp 2,300, respectively.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah aset bersih derivatif yang gagal diserahkan nasabah (termasuk transaksi derivatif gagal yang sedang dalam proses litigasi), sebelum cadangan kerugian penurunan nilai dan setelah dikurangi pendapatan bunga yang dihentikan masing-masing sebesar Rp 927.561 dan Rp 932.483.

As of 31 December 2012 and 2011, total defaulted net derivative assets (including defaulted derivative transactions under litigation process), before allowance for impairment losses and after deducting interest in suspense amounted to Rp 927,561 and Rp 932,483, respectively.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

57

14. SIMPANAN OLEH NASABAH BUKAN BANK DAN

SIMPANAN OLEH BANK-BANK LAIN 14. DEPOSITS BY NON-BANK CUSTOMERS AND

DEPOSITS BY OTHER BANKS

2012 2011 Mata uang Mata uang asing/ asing/ Foreign Jumlah/ Foreign Jumlah/

Rupiah currencies Total Rupiah currencies Total

Simpanan oleh nasabah bukan bank Deposit by non-bank

customers

Giro 3.438.150 7.246.580 10.684.730 2.691.441 6.111.293 8.802.734 Current accounts Tabungan 2.164.304 1.911.160 4.075.464 2.089.618 1.632.120 3.721.738 Saving accounts Deposito berjangka 7.854.963 3.792.653 11.647.616 8.426.333 3.799.035 12.225.368 Time deposits Jumlah simpanan oleh

nasabah bukan bank

13.457.417

12.950.393

26.407.810

13.207.392

11.542.448 .

24.749.840 Total deposit by non-

bank customers

Simpanan oleh bank-bank lain

Deposit by other banks

Giro 1.070.760 35.882 1.106.642 821.075 15.625 836.700 Current accounts Interbank call money

(jatuh tempo kurang dari 1 bulan) 550.000 - 550.000 910.000 - 910.000

Interbank call money (maturity date less

than 1 month) Jumlah simpanan oleh

bank-bank lain

1.620.760

35.882

1.656.642

1.731.075

15.625

1.746.700 Total deposits by other

banks...

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, deposito berjangka dan giro yang dijadikan jaminan untuk fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank kepada nasabahnya, masing-masing berjumlah ekuivalen Rp 312.654 dan Rp 1.234.698.

As of 31 December 2012 and 2011, total time deposits and current accounts pledged as collaterals to credit facilities granted by the Bank to its customers amounted to equivalent Rp 312,654 and Rp 1,234,698, respectively.

15. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR 15. ACCRUED EXPENSES

2012 2011

Beban bunga masih harus dibayar 98.243 77.337 Accrued interest payables Alokasi beban Kantor Pusat - 22.759 Head Office allocation expenses Area reimbursement 175.817 147.065 Area reimbursement Lainnya 95.318 49.481 Others 369.378 296.642

16. PERPAJAKAN 16. TAXATION

a. Liabilitas pajak kini terdiri dari pajak penghasilan pasal 25 dan 29.

a. (Current tax liabilities consists of income tax (articles 25 and 29.

b. (Komponen beban pajak adalah sebagai berikut: b. . .The components of income tax expense were as

follows:

2012 2011 Pajak kini: Current:

Pajak penghasilan badan 255.217) 355.887. Corporate income tax Pajak penghasilan kantor cabang 76.565) 106.766. Branch profit tax Penyesuaian pajak 2010 -) (14.916) 2010 tax adjustment

331.782) 447.737.

Pajak tangguhan: Deferred: Pajak penghasilan badan Corporate income tax and

dan kantor cabang 101.736) 10.816. branch profit tax 101.736) 10.816. Jumlah 433.518) 458.553. Total

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

58

16. PERPAJAKAN (Lanjutan) 16. TAXATION (Continued)

c. .Rekonsiliasi antara hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak maksimum yang berlaku dan beban pajak adalah sebagai berikut:

c. The reconciliation between income before tax multiplied by the maximum marginal tax rate and income tax expense was as follows:

2012 2011

Laba akuntansi sebelum pajak 1.351.999) 1.265.144. Income before tax Tarif pajak maksimum yang berlaku 32,5%) 32,5% Enacted maximum marginal tax rate 439.400) 411.172. Perbedaan permanen dengan tarif

pajak maksimum

(5.882) 58.302. Permanent differences at maximum

marginal tax rate Koreksi lainnya -.. (10.921) Other adjustments Beban pajak 433.518) 458.553. Income tax expense

d. Aset dan kewajiban pajak tangguhan pada tanggal

31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

d. The deferred tax assets and liabilities as of 31 December 2012 and 2011 were as follows:

1 Januari/ January 2012

Diakui pada laba rugi/

Recognized in profit or loss

Diakui pada pendapatan

komprehensif lain/

Recognized in other

comprehensive income

31 Desember/ December 2012

Penyusutan aset tetap (4.054)

6.198.

-

2.144.

Depreciation of fixed assets

Penyisihan penghapusan aset derivatif yang gagal diserahkan 125.087.

(11.680)

-

113.407.

Allowance for defaulted derivative

assets Laba rugi belum direalisasi

atas perubahan nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan 20.628.

(70.471)

-

(49.843)

Unrealized gain (loss) from changes in fair

value of trading securities

Laba (rugi) belum direalisasi atas perubahan nilai wajar liabilitas untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin 1.954.

(4.907)

-

(2.953)

Unrealized gain (loss) from changes in fair

value of obligation to return securities received under

secured borrowings Bonus yang masih harus

dibayar 36.972.

6.494.

-

43.466. Accrued bonus Liabilitas imbalan pasca-

kerja 9.168.

2.564.

3.921

15.653. Obligation for post

employment benefits Cadangan kerugian

penurunan nilai atas kredit yang diberikan (42.770)

(34.814)

-

(77.584)

Allowance for impairment losses on

loans Laba (rugi) belum direalisasi

atas perubahan nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual (9.346)

-.

9.434

88.

Unrealized gain (loss) from changes in fair

value of available-for-sale investment

securities Lain-lain 12.800.

4.880.

-

17.680. Others

Aset pajak tangguhan-bersih 150.439.

(101.736)

13.355

62.058. Deferred tax asset-net

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

59

16. PERPAJAKAN (Lanjutan) 16. TAXATION (Continued) d. Aset dan kewajiban pajak tangguhan pada 31

Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut (Lanjutan):

d. The deferred tax assets and liabilities as of 31 December 2012 and 2011 were as follows (Continued):

1 Januari/ January 2011

Diakui pada laba rugi/

Recognized in profit or loss

Diakui pada pendapatan

komprehensif lain/

Recognized in other

comprehensive income

31 Desember/ December

2011

Penyusutan aset tetap 1.273.

(5.327)

-

(4.054)

Depreciation of fixed assets

Penyisihan penghapusan aset derivatif yang gagal diserahkan 150.662.

(25.575)

-

125.087.

Allowance for defaulted derivative assets

Laba (rugi) belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan

(63)

20.691.

-

20.628.

Unrealized (gain) loss from changes in fair

value of trading securities

Laba (rugi) belum direalisasi atas perubahan nilai wajar liabilitas untuk mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin 16.989.

(15.035)

-

1.954.

Unrealized gain (loss) from)))

changes in fair value of obligation to return

securities received under secured

borrowings Bonus yang masih harus

dibayar 32.390.

4.582.

-

36.972.

Accrued bonus Liabilitas imbalan pasca-

kerja 6.309.

2.859.

-

9.168.

Obligation for post employment benefits)))

Cadangan kerugian penurunan nilai atas kredit yang diberikan (45.717)

2.947.

-

(42.770)

Allowance for impairment losses on loans

Laba (rugi) belum direalisasi atas perubahan nilai wajar efek-efek untuk tujuan investasi yang tersedia untuk dijual (3.375)

-..

(5.971)

(9.346)

Unrealized gain (loss) from changes in fair

value of available-for-sale investment

securities Lain-lain 8.758.

4.042.

- 12.800.

Others

Aset pajak tangguhan-bersih 167.226.

(10.816)

(5.971)

150.439.

Deferred tax asset-net

e. .Tahun Fiskal 2002

..Pada bulan Juli 2005, Bank mengajukan surat keberatan berkaitan dengan hasil pemeriksaan pajak tahun fiskal 2002 (berkaitan dengan berbagai pajak penghasilan, pajak penghasilan badan dan pajak pertambahan nilai) dengan jumlah sebesar Rp 18.130. Kantor pajak menerima sebagian dari keberatan tersebut sebesar Rp 1.249 dan telah memindahbukukan jumlah ini untuk pembayaran pajak penghasilan pasal 25 tahun 2005.

e. Fiscal Year 2002

In July 2005, the Bank submitted an objection related to the result of 2002 tax audit (related to various withholding taxes, corporate income tax and value added tax) with the disputed tax amount of Rp 18,130. The tax office received part of the objection amounted to Rp 1,249 and has compensated this amount to 2005 income tax article 25.

Pada bulan Juli 2006, kantor pajak menerbitkan surat yang menyatakan pengembalian pajak sebesar Rp 1.198 dan jumlah ini telah dipindahbukukan untuk pembayaran pajak penghasilan pasal 25 tahun 2006.

In July 2006, the tax office issued another letter resulting in a refund of Rp 1,198 and has compensated this amount to 2006 income tax article 25.

Pada bulan Oktober 2006, Bank mengajukan banding ke pengadilan pajak.

In October 2006, the Bank appealed to tax court.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

60

16. PERPAJAKAN (Lanjutan) 16. TAXATION (Continued)

e. Tahun Fiskal 2002 (Lanjutan)

Pada tahun 2008, Bank menerima pengembalian pajak sebesar Rp 2.284 dari pengadilan pajak, dari pajak pertambahan nilai dalam negeri dan pajak penghasilan, dan diakui dalam laba rugi tahun 2008. Bank menerima sebagian dari tambahan beban pajak dan surat tagihan pajak sebesar Rp 441. Atas sisa lebih bayar pajak sebesar Rp 12.958, Bank mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung pada bulan Juni 2008. Putusan Mahkamah Agung yang menolak permohonan peninjauan kembali Bank berkaitan dengan pajak penghasilan badan sebesar Rp 4.156 telah diterima oleh Bank pada bulan Nopember 2012. Pada bulan Januari 2013, Bank telah menerima hasil putusan Mahkamah Agung atas pajak pertambahan nilai seperti yang dijelaskan pada Catatan 36b.

e. Fiscal Year 2002 (Continued)

In 2008, the Bank received the tax refund of Rp 2,284 from the tax court, from onshore VAT and withholding tax, and recognized in the 2008 profit or loss. The Bank accepted part of additional tax expense and tax collection letter amounting to Rp 441. For the remaining tax overpayment amounting to Rp 12,958, the Bank submitted a judicial review to the Supreme Court in June 2008.

The Supreme court decisions which rejected the Bank’s judicial review requests related to corporate income tax amounted to Rp 4,156 has been received by the Bank in November 2012. In January 2013, the Bank has received decision of the Supreme Court decision on value added tax as explained in Note 36b.

f. . Tahun Fiskal 2004

Pada tahun fiskal 2004, Bank memiliki kelebihan bayar pajak penghasilan badan dan pajak penghasilan kantor cabang sebesar Rp 13.979. Jumlah ini telah dicatat sebagai pajak dibayar dimuka di laporan keuangan gabungan tahun 2004. Setelah itu, Bank menerima sertifikat akhir tahun untuk beban-beban alokasi dari Kantor Pusat dimana jumlahnya lebih tinggi dari jumlah yang sebelumnya diperhitungkan di pajak penghasilan badan tahun 2004. Oleh karena itu, lebih bayar pajak Bank meningkat sebesar Rp 3.847. Bank merevisi pajak penghasilan badan dan pajak penghasilan kantor cabang untuk tahun 2004 dan mengklaim lebih bayar tersebut ke kantor pajak di tahun 2005. Pada tanggal 31 Desember 2005, jumlah keseluruhan lebih bayar pajak penghasilan tahunan untuk tahun 2004 adalah Rp 17.826. Lebih bayar pajak ini dicatat sebagai pajak dibayar dimuka dalam laporan keuangan gabungan tahun 2005.

f. .Fiscal Year 2004

In fiscal year 2004, the Bank had an overpayment of corporate income tax and branch profit tax of Rp 13,979. This amount was recorded as prepaid tax in the 2004 combined financial statements. Subsequently, the Bank received a final certificate for its Head Office Allocation Expenses with the amount higher than the amount previously accounted in its 2004 corporate income tax calculation. Therefore, the Bank’s overpayment increased by Rp 3,847. The Bank revised the 2004 income tax and branch profit tax and claimed the overpayment to tax office in 2005. The total overpayment for 2004 annual income tax as of 31 December 2005 was Rp 17,826, and recorded as prepaid tax in the 2005 combined financial statements.

Pada bulan Juni 2006, kantor pajak menerbitkan surat ketetapan pajak atas pajak pertambahan nilai, pajak penghasilan badan dan berbagai pajak penghasilan untuk tahun 2004, yang menghasilkan kurang bayar pajak dan penalti sebesar Rp 24.249. Bank telah membayar jumlah ini dan mengakuinya sebagai beban non-operasional di dalam laba rugi tahun 2006. Bank juga membebankan pajak dibayar dimuka sebesar Rp 17.826 sebagai beban non-operasional dalam laporan laba rugi gabungan tahun 2006.

In June 2006, the tax office issued tax assessment letters on the Bank’s value added tax, corporate income tax and various withholding taxes for year 2004, which resulted in tax underpayments and penalties amounting to Rp 24,249. The Bank settled this amount and recorded it as non-operational expenses in 2006 profit or loss. The Bank also charged the prepaid tax of Rp 17,826 to non-operational expenses in the 2006 combined statements of comprehensive income.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

61

16. PERPAJAKAN (Lanjutan) 16. TAXATION (Continued)

f. Tahun Fiskal 2004 (Lanjutan) Pada bulan September 2006, Bank mengajukan keberatan ke kantor pajak sehubungan dengan berbagai koreksi pajak dan tambahan beban pajak yang berkaitan dengan pemeriksaan pajak tahun 2004. Kantor pajak menerima sebagian dari keberatan tersebut sebesar Rp 13.177 dan telah memindahbukukan jumlah ini untuk pembayaran pajak penghasilan pasal 25 tahun 2007. Bank menerima sebagian dari tambahan beban pajak dan surat tagihan pajak sebesar Rp 3.958. Pada bulan Desember 2007, atas sisa lebih bayar pajak sebesar Rp 24.940, Bank mengajukan banding ke pengadilan pajak.

f. Fiscal Year 2004 (Continued) In September 2006, the Bank submitted an objection to the tax office regarding various tax corrections and additional tax expenses related to the result of 2004 tax audit. The tax office received part of the objection amounted to Rp 13,177 and has compensated this amount to 2007 income tax article 25 through tax overbooking process. The Bank accepted part of additional tax expenses and tax collection letter with amount of Rp 3,958. In December 2007, for the remaining tax overpayment amounting to Rp 24,940, the Bank appealed to tax court.

Pada bulan Agustus dan September 2009, pengadilan pajak menerbitkan surat putusan, dimana pengadilan pajak mengabulkan sebagian permohonan banding Bank sebesar Rp 24.906. Sebesar jumlah yang telah disetujui oleh pengadilan pajak untuk dikembalikan ke Bank, Bank telah memindahbukukan jumlah tersebut untuk pembayaran pajak penghasilan pasal 25 tahun 2009. Atas jumlah tersebut yang berkaitan dengan pajak penghasilan, pajak penghasilan badan dan pajak pertambahan nilai kantor pajak mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung. Di samping itu, pada bulan Nopember 2009, Bank juga mengajukan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung berkaitan dengan pajak penghasilan dengan jumlah klaim pengembalian pajak sebesar Rp 44.

In August and September 2009, the tax court issued its decision letters, whereby the tax court accepted part of the Bank’s appeal amounted to Rp 24,906. The Bank has compensated the amount approved by tax court to be refunded to the Bank to the 2009 income tax article 25 through overbooking process. On this amount, tax office requested for judicial review related to witholding tax, corporate income tax and value added tax to Supreme Court. Futhermore, in November 2009, the Bank also requested for judicial review related to witholding tax to Supreme Court on the remaining claim for tax refund of Rp 44.

Putusan Mahkamah Agung yang menolak peninjauan kembali kantor pajak berkaitan dengan pajak penghasilan diterima Bank pada bulan Mei 2012. Sedangkan putusan Mahkamah Agung yang menolak peninjauan kembali Bank berkaitan dengan pajak penghasilan sebesar Rp 44 diterima Bank pada bulan Nopember 2012.

The Supreme Court decision which rejected the tax office’s judicial review request related to withholding tax was received by the Bank in May 2012. While the Supreme Court decision which rejected the Bank judicial review request related to withholding tax was received by the Bank in November 2012.

g. Sesuai peraturan perpajakan di Indonesia, Bank

melaporkan atau menyetorkan pajak-pajaknya berdasarkan sistem self-assessment. Fiskus dapat menetapkan/mengubah pajak-pajak tersebut dalam jangka waktu tertentu sesuai peraturan yang berlaku.

g. Under the taxation laws of Indonesia, the Bank submits its tax returns on the basis of self-assessment. The tax authorities may assess or amend taxes within the statute of limitations, under prevailing regulations.

17. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA 17. OBLIGATION FOR POST-EMPLOYMENT

BENEFITS

Bank menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk karyawan tetap yang memenuhi syarat, yang dikelola dan diadministrasikan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan AIA Financial (DPLK-AIA Financial).

The Bank has a defined contribution pension plan covering its qualified permanent employees, which is managed and administered by Dana Pensiun Lembaga Keuangan AIA Financial (DPLK-AIA Financial).

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, iuran yang dibayarkan oleh karyawan dan Bank adalah sebesar 2% dari penghasilan dasar karyawan.

As of 31 December 2012 and 2011, the employees’ and the Bank’s contributions are 2% of the employees’ basic salary.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

62

17. LIABILITAS IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan) 17. OBLIGATION FOR POST-EMPLOYMENT BENEFITS (Continued)

Berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan Indonesia No. 13/2003, Bank diwajibkan untuk memberikan imbalan pasca kerja kepada karyawan ketika pemutusan kontrak kerja atau pensiun. Imbalan kerja didasarkan pada masa kerja karyawan dan kompensasi karyawan ketika pemutusan kontrak kerja atau pensiun. Sehingga sebagai tambahan program pensiun, Bank mencatat liabilitas tambahan yang merupakan bagian dari imbalan yang diwajibkan oleh Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tetapi belum seluruhnya tercakup dalam imbalan kerja yang diberikan oleh dana pensiun.

In accordance with Labor Law of Republic Indonesia No. 13/2003, the Bank is required to provide post employment benefits to its employees when their employments are terminated or when they retire. These benefits are primary based on years of service and the employees’ compensation at termination of retirement. Therefore, in addition to the pension program, the Bank recorded an additional liability, which represented a portion of benefits required by Labor Law No. 13/2003 but have not been fully covered by the benefits provided by the pension plan.

Liabilitas atas imbalan kerja jangka panjang dan imbalan pasca kerja meliputi uang jasa, uang pisah, pesangon dan kompensasi lainnya dihitung oleh aktuaris PT Dayamandiri Dharmakonsilindo dengan menggunakan metode projected-unit-credit.

The liability for long-term and post-employment benefits consist of service payments, severance payments, termination benefits and other compensations which was calculated by actuary PT Dayamandiri Dharmakonsilindo using the projected-unit-credit method.

Tabel berikut ini menyajikan liabilitas imbalan kerja Bank, perubahan liabilitas imbalan kerja Bank, biaya yang diakui dalam laba rugi selama tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011:

The following table summarizes the Bank’s obligation for post-employment benefits, movement of the obligation, and expense recognized in profit or loss during the years ended 31 December 2012 and 2011:

2012 2011 Liabilitas imbalan kerja Obligation for post-employment benefits

Nilai kini liabilitas 48.550) 41.934) Present value of obligation Jumlah yang belum diakui: Unrecognized amount of: - Kerugian aktuarial -) (12.849) Actuarial loss - - Beban jasa lalu (386) (875) Past service cost -

48.164) 28.210)

Beban imbalan kerja Employee benefits expenses Beban jasa kini 9.629) 9.578) Current service cost Beban bunga atas liabilitas 2.571) 3.018) Interest on obligation Amortisasi atas: Amortization of: - Kerugian aktuarial -) 910) Actuarial loss - - Beban jasa lalu 489) 487) Past service cost -

12.689) 13.993)

Asumsi-asumsi utama yang digunakan dalam perhitungan di atas Key assumptions used in the above calculation

- Tingkat diskonto per tahun 5,3%) 6,5%) Annual discount rate - - Tingkat kenaikan penghasilan per

tahun 6,0%) 7,0%) Annual basic salary growth rate -

Movement in the obligation for post- Perubahan liabilitas imbalan pasca-kerja employment benefits

Liabilitas pada awal tahun 28.210) 19.413) Obligation at beginning of year Dampak penerapan PSAK No. 24 (Revisi

2010), awal tahun 12.765) -) Effect of adoption of SFAS No. 24 (2010

Revision), beginning of year..

Beban imbalan pasca-kerja tahun berjalan 12.689) 13.993) Post-employment benefits expense for the

year Keuntungan aktuarial (702) -) Actuarial gain Pembayaran kepada karyawan (4.798) (5.196) Payments to employees Liabilitas pada akhir tahun 48.164) 28.210) Obligation at end of year

Informasi Historis Historical Information Nilai kini liabilitas 48.550) 41.934) Present value of obligation Penyesuaian yang timbul pada liabilitas

program - laba (rugi) 2.531) 776) Experience adjustment arising on plan

liabilities - gain (loss) -

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

63

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

64

18. UTANG KEPADA KANTOR PUSAT DAN CABANG-CABANG LAIN

18. DUE TO HEAD OFFICE AND OTHER BRANCHES

Utang kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lain merupakan dana yang ditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat dan cabang-cabang lain. Utang kepada Kantor Pusat dapat diperpanjang secara periodik.

Due to Head Office and other branches represents the funds placed in Indonesia by the Head Office and other branches. Due to Head Office is rolled-over on a periodical basis.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo utang kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lain adalah sebagai berikut:

As of 31 December 2012 and 2011, the balance of due to Head Office and other branches was as follows:

2012 2011 Utang kepada Kantor Pusat (Catatan 29): Due to Head Office (Note 29):

Rupiah 938.796 938.796

Rupiah

Mata uang asing 2012: jatuh tempo 2 Januari 2013, 20 Desember 2013 dan 27 Januari 2014; 2011: jatuh tempo 25 Januari 2012 dan 20 Desember 2013 3.276.750 2.810.925

Foreign currencies 2012: due on 2 January 2013,

20 December 2013 and 27 January 2014; 2011: due on 25 January 2012 and

20 December 2013 4.215.546 3.749.721

Utang kepada cabang-cabang lain: Due to other branches: Rupiah 686.730 327.301 Rupiah Mata uang asing 9.659.818 9.118.753 Foreign currencies

10.346.548 9.446.054

Jumlah 14.562.094 13.195.775 Total

19. KOMITMEN DAN KONTIJENSI 19. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES

2012 2011

Rupiah

Mata uang asing/

Foreign currencies Jumlah/Total Rupiah

Mata uang asing/

Foreign currencies Jumlah/Total

KOMITMEN COMMITMENTS Tagihan komitmen

Kontrak pembelian tunai yang belum selesai

Committed receivables

38.921.672) 40.882.634) 79.804.306) 38.199.543) 43.292.774) 81.492.317)

Unsettled spot Purchase contracts

Kewajiban komitmen

Fasilitas kredit yang belum digunakan

Committed liabilities

(3.907.585) (958.319) (4.865.904) (3.429.532) (1.486.768) (4.916.300) Unused loan

facilities Fasilitas letters of

credit yang tidak dapat dibatalkan yang diberikan ke nasabah (1.256) (1.531.168) (1.532.424) (14.967) (3.169.315) (3.184.282)

Irrevocable letters of credit facilities

provided to customers

Kontrak penjualan

tunai yang belum selesai (38.091.315) (41.792.248) (79.883.563) (40.773.682) (41.222.147) (81.995.829)

Unsettled spot selling contracts

Jumlah kewajiban

komitmen (42.000.156) (44.281.735) (86.281.891) (44.218.181) (45.878.230) (90.096.411) Total committed

liabilities Jumlah komitmen -

kewajiban bersih (3.078.484) (3.399.101) (6.477.585) (6.018.638) (2.585.456) (8.604.094) Total commitments -

net liabilities

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

65

19. KOMITMEN DAN KONTIJENSI (Lanjutan) 19. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES

(Continued)

2012 2011 Mata uang Mata uang

Rupiah

asing/ Foreign

currencies Jumlah/Total Rupiah

asing/ Foreign

currencies Jumlah/Total KONTINJENSI CONTINGENCIES Tagihan kontinjensi

Garansi yang diterima dari bank-bank lain (Catatan 33)

Contingent receivables

131.000) 8.516.592) 8.647.592) -) 9.325.691) 9.325.691)

Guarantees received from

other banks (Note 33)

Pendapatan bunga

dari kredit non-performing -) 10.498) 10.498) 2.538) 8.117) 10.655)

Interest on non- performing loans

) Jumlah tagihan

kontinjensi 131.000) 8.527.090) 8.658.090) 2.538) 9.333.808) 9.336.346) Total contingent

receivables Kewajiban kontinjensi

Bank garansi yang diterbitkan kepada nasabah (Catatan 33)

Contingent liabilities

(1.821.924) (4.301.580) (6.123.504) (1.567.836) (3.694.750) (5.262.586)

Bank guarantees issued to

customers (Note 33)

Jumlah kontinjensi -

tagihan (kewajiban) bersih (1.690.924) 4.225.510) 2.534.586) (1.565.298) 5.639.058) 4.073.760)

Total contingencies - net receivables

(liabilities)

Bank menghadapi berbagai macam jenis tuntutan hukum, pengurusan administrasi dan klaim yang belum terselesaikan dalam kegiatan usahanya. Tidak mungkin untuk memastikan apakah Bank akan memenangkan masalah atau tuntutan hukum tersebut, atau dampaknya jika Bank kalah. Namun demikian, manajemen Bank yakin bahwa hasil keputusan masalah atau tuntutan hukum tersebut tidak akan membawa dampak buruk yang signifikan pada kelangsungan usaha Bank.

The Bank is a party to various unresolved legal actions, administrative proceedings, and claims in the ordinary course of its business. It is not possible to predict with certainty whether or not the Bank will ultimately be successful in any of these legal matters or, if not, what the impact might be. However, the Bank’s management believes that the results in any of these proceedings will not have significant adverse impacts on the Bank’s ability to operate as a going concern.

20. ASET KEUANGAN DAN LIABILITAS KEUANGAN 20. FINANCIAL ASSETS AND FINANCIAL LIABILITIES

Pada tabel di bawah ini, instrumen keuangan telah dikelompokkan berdasarkan klasifikasi masing-masing. Kebijakan akuntansi yang penting di Catatan 2g menjelaskan bagaimana kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut diukur dan bagaimana pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian nilai wajar (perubahan nilai wajar instrumen keuangan), diakui.

In the below table, financial instruments have been allocated based on their classification. The significant accounting policies in Note 2g describe how the categories of the financial assets and financial liabilities are measured and how income and expenses, including fair value gains and losses (changes in fair value of financial instruments), are recognized.

Aset keuangan telah dikelompokkan ke dalam aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang dan aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Sama halnya dengan aset keuangan, setiap liabilitas keuangan telah dikelompokkan ke dalam liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi lainnya.

Financial assets have been allocated into fair value through profit or loss, loans and receivables and available-for-sale financial assets. Similarly, each financial liability has been allocated into fair value through profit or loss and other amortized cost.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

65

20. ASET KEUANGAN DAN LIABILITAS KEUANGAN

(Lanjutan) 20. FINANCIAL ASSETS AND FINANCIAL

LIABILITIES (Continued)

Nilai wajar yang diungkapkan di bawah ini adalah berdasarkan informasi relevan yang tersedia pada tanggal laporan posisi keuangan gabungan dan tidak diperbaharui untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar yang terjadi setelah tanggal laporan posisi keuangan gabungan.

The fair values are based on relevant information available as at the combined statements of financial position date and have not been updated to reflect changes in market condition after the combined statements of financial position date.

Di bawah ini disajikan perbandingan antara nilai tercatat, seperti dilaporkan dalam laporan posisi keuangan gabungan, dan nilai wajar semua aset keuangan dan liabilitas keuangan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.

Summarized below is the comparison of the carrying amounts, as reported in the combined statements of financial position, and the fair value of all financial assets and liabilities as of 31 December 2012 and 2011.

2012

Diukur pada nilai wajar melalui

laporan laba rugi/ Fair value through

profit or loss

Pinjaman yang diberikan dan

piutang/ Loans and receivables

Tersedia untuk dijual/

Available-for-sale

Biaya perolehan

diamortisasi lainnya/ Other

amortized cost

Jumlah nilai tercatat/

Total carrying amount

Nilai wajar/ Total fair value

Aset keuangan Kas

Financial assets - - 165.525 - 165.525 165.525 Cash

Giro pada Bank Indonesia - 3.500.547 - - 3.500.547 3.500.547

Current accounts with Bank Indonesia

Giro pada bank-bank lain - 405.530 - - 405.530 405.530

Current accounts with other banks

Tagihan dari cabang-cabang lain - 72.908 - - 72.908 72.908

Due from other branches

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain - 5.582.969 - - 5.582.969 5.582.969

Placements with Bank Indonesia and other

banks Efek-efek yang

diperdagangkan 1.737.590 - - - 1.737.590 1.737.590 Trading securities Aset derivatif 1.700.994 - - - 1.700.994 1.700.994 Derivative assets Tagihan akseptasi - 1.138.234 - - 1.138.234 1.138.234 Acceptance rece ivables Kredit yang diberikan - 31.053.756 - - 31.053.756 30.947.586 Loans Efek-efek untuk tujuan

investasi - - 3.096.905 - 3.096.905 3.096.905

Investment securities Tagihan atas pinjaman

yang dijamin 949.378 - - - 949.378 949.378 Receivables under

secured borrowings Aset lain-lain - 853.099 - - 853.099 853.099 Other assets 4.387.962 42.607.043 3.262.430 - 50.257.435 50.151.265

Liabilitas keuangan Simpanan oleh

nasabah bukan bank

Financial liabilities

- - - 26.407.810 26.407.810 26.407.810 Deposits by non-bank

customers

Simpanan oleh bank-bank lain - - 1.656.642 1.656.642 1.656.642

Deposits by other banks

Liabilitas derivatif 1.575.678 - - 1.575.678 1.575.678 Derivative liabilities Utang akseptasi - - 1.140.005 1.140.005 1.140.005 Acceptance payables Liabilitas untuk

mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin 945.505 - - - 945.505 945.505

Obligation to return securities received

under secured borrowings

Beban masih harus dibayar - - - 369.378 369.378 369.378 Accrued expenses

Utang kepada Kantor Pusat dan cabang-cabang lain - - - 14.562.094 14.562.094 14.562.094

Due to Head Office and other branches

2.521.183 - - 44.135.929 46.657.112 46.657.112

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

66

20. ASET KEUANGAN DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan)

20. FINANCIAL ASSETS AND FINANCIAL LIABILITIES (Continued)

2011

Diukur pada nilai wajar melalui

laporan laba rugi/ Fair value through

profit or loss

Pinjaman yang diberikan dan

piutang/ Loans and receivables

Tersedia untuk dijual/

Available-for-sale

Biaya perolehan

diamortisasi lainnya/ Other

amortized cost

Jumlah nilai tercatat/

Total carrying amount

Nilai wajar/ Total fair value

Aset keuangan Kas

Financial assets - - 129.768 - 129.768 129.768 Cash

Giro pada Bank Indonesia - 3.056.878 - - 3.056.878 3.056.878

Current accounts with Bank Indonesia

Giro pada bank-bank lain - 222.815 - - 222.815 222.815

Current accounts with other banks

Tagihan dari cabang-cabang lain - 45.070 - - 45.070 45.070

Due from other branches

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain - 4.409.343 - - 4.409.343 4.409.343

Placements with Bank Indonesia and other

banks Efek-efek yang

diperdagangkan 2.369.836 - - 2.369.836 2.369.836 Trading securities Aset derivatif 1.583.453 - - 1.583.453 1.583.453 Derivative assets Tagihan akseptasi - 1.728.016 - - 1.728.016 1.728.016 Acceptance rece ivables Kredit yang diberikan 403.167 24.835.388 - - 25.238.555 25.114.347 Loans Efek-efek untuk tujuan

investasi - 691.331 5.601.141 - 6.292.472 6.292.472

Investment securities Tagihan atas pinjaman

yang dijamin 960.736 300.000 - - 1.260.736 1.260.736 Receivables under

secured borrowings Aset lain-lain - 758.732 - - 758.732 758.732 Other assets 5.317.192 36.047.573 5.730.909 - 47.095.674 46.971.466

Liabilitas keuangan Simpanan oleh

nasabah bukan bank

Financial liabilities

- - - 24.749.840 24.749.840 24.749.840 Deposits by non-bank

customers Simpanan oleh bank-

bank lain - - - 1.746.700 1.746.700 1.746.700 Deposits by other

banks Liabilitas derivatif 1.776.544 - - - 1.776.544 1.776.544 Derivative liabilities Utang akseptasi - - - 1.729.664 1.729.664 1.729.664 Acceptance payables Liabilitas untuk

mengembalikan surat-surat berharga yang diterima atas pinjaman yang dijamin 1.283.720 - - - 1.283.720 1.283.720

Obligation to return securities received

under secured borrowings

Beban yang masih harus dibayar - - - 296.642 296.642 296.642 Accrued expenses

Pinjaman yang diterima - - - 145.274 145.274 145.274 Borrowings Utang kepada Kantor

Pusat dan cabang-cabang lain - - - 13.195.775 13.195.775 13.195.775

Due to Head Office and other branches

3.060.264 - - 41.863.895 44.924.159 44.924.159

Nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan dan efek-efek untuk tujuan investasi tersedia untuk dijual pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah berdasarkan harga kuotasi pasar dan teknik penilaian dengan input yang dapat diobservasi.

The fair value of trading and investment securities for available-for-sale as of 31 December 2012 and 2011 is based on quoted market prices and valuation technique with observable inputs.

Nilai wajar kredit yang diberikan dan efek-efek untuk tujuan investasi yang dikategorikan dalam pinjaman yang diberikan dan piutang pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dinilai dengan analisa arus kas yang didiskonto berdasarkan tingkat suku bunga pasar.

The fair value of loans and investment securities categorized as loans and receivables as of 31 December 2012 and 2011 was measured using discounted cash flows analysis using market interest rate.

Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan selain yang dijelaskan di atas mendekati nilai tercatatnya karena aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam jumlah signifikan memiliki jangka waktu yang pendek, dan/atau suku bunganya sering ditinjau ulang.

The fair value of other financial assets and liabilities not mentioned above approximate their carrying amount as substantially financial assets and liabilities are short-term in nature, and/or repriced frequently.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

67

21. PENYERTAAN KANTOR PUSAT 21. HEAD OFFICE INVESTMENT

Merupakan penyertaan Kantor Pusat di Bank sebesar Rp 867 pada awal pendirian Bank di Indonesia dan tambahan penyertaan sebesar Rp 900.350 yang diterima pada tanggal 26 April 2010 dan 27 April 2010 dan sebesar Rp 1.442.150 yang diterima pada tanggal 3-5 Desember 2012. Tambahan penyertaan Kantor Pusat pada tahun 2010 dan 2012 ini diperhitungkan sebagai bagian dari Dana Usaha yang dilaporkan (Catatan 29).

Represents the Head Office investment in the Bank of Rp 867 on the establishment of the Bank in Indonesia and additional investment amounting to Rp 900,350 which were received on 26 April 2010 and 27 April 2010 and a total of Rp 1,442,150 which were received on 3-5 December 2012. These additional Head Office Investment in 2010 and 2012 are accounted for as part of declared Operating Fund (Note 29).

22. PENDAPATAN BUNGA 22. INTEREST INCOME

Pendapatan bunga terdiri dari: Interest income consist of:

2012 2011

Kredit yang diberikan 2.428.911 2.043.663 Loans Penempatan pada bank-bank lain 179.817 328.922 Placements with other banks Efek-efek yang diperdagangkan 129.037 180.450 Trading securities Efek-efek untuk tujuan investasi 250.129 131.459 Investment securities Lainnya 38.872 38.029 Others

3.026.766 2.722.523

Pendapatan bunga yang dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dilaporkan di atas, yang terkait dengan aset keuangan yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi adalah masing-masing sebesar Rp 2.835.116 dan Rp 2.483.263 untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011.

Interest income calculated using the effective interest method reported above that relates to financial assets not carried at fair value through profit or loss were Rp 2,835,116 and Rp 2,483,263 for the year ended 31 December 2012 and 2011, respectively.

Termasuk dalam pendapatan bunga adalah bunga dari efek diskonto aset keuangan yang mengalami penurunan nilai, yang sebagian besar berasal dari aset keuangan yang dicatat pada aset lain-lain, untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 36.222 dan Rp 35.223.

Included in interest income is interest from effect of discounting (unwinding interest) of impaired financial assets, which mostly came from financial assets that were recorded in other assets, for the years ended 31 December 2012 and 2011 amounting to Rp 36,222 and Rp 35,223, respectively.

23. BEBAN BUNGA 23. INTEREST EXPENSES

Beban bunga terdiri dari: Interest expenses consist of:

2012 2011 Giro 105.356 90.228 Current accounts Tabungan 85.934 106.862 Saving accounts Deposito berjangka/deposito on call 490.096 457.958 Time/call deposits Interbank call money 53.741 43.165 Interbank call money Utang kepada Kantor Pusat dan cabang-

cabang lain 242.817 162.444

Due to Head Office and other branches Lainnya 9.084 15.777 Others

987.028 876.434

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

68

24. PENDAPATAN PROVISI DAN KOMISI 24. FEE AND COMMISSION INCOME

Pendapatan provisi dan komisi terdiri dari: Fees and commission income consist of:

2012 2011 Kredit ritel yang tidak dijamin 383.001 362.407) Unsecured retail loans Kredit yang diberikan 129.969 81.598) Loans Asuransi 118.652 102.484) Insurance Obligasi 117.744 57.918) Fixed income Unit trusts 83.253 62.573) Unit trusts Ekspor/impor 79.329 78.588) Exports/imports Kustodian 72.240 78.738) Custody Bank garansi 44.663 45.477) Bank guarantees Account services 16.681 14.773) Account services Deposito 10.898 13.704) Deposits Lainnya 23.816 54.057) Others 1.080.246 952.317)

25. BEBAN PROVISI DAN KOMISI 25. FEE AND COMMISSION EXPENSE

Beban provisi dan komisi terdiri dari: Fees and commission expense consist of:

2012 2011 Kredit ritel yang tidak dijamin 211.807 153.478) Unsecured retail loans Kredit yang diberikan 57.528 10.032) Loans Deposit 41.122 29.678) Deposits Lainnya 26.166 19.690) Others 336.623 212.878)

26. KERUGIAN PENURUNAN NILAI, BERSIH 26. NET IMPAIRMENT LOSSES

2012 2011 Beban (pemulihan) selama tahun berjalan: Charges (recoveries) for the year: Kredit yang diberikan 426.618 454.993. Loans Aset keuangan lainnya 411 (43.498) Other financial assets 427.029 411.495.

Kerugian penurunan nilai terdiri dari beban cadangan kerugian penurunan nilai kredit (Catatan 10d) dan aset keuangan lainnya setelah dikurangi pemulihan selama tahun berjalan.

Net impairment losses consist of charges of allowance for impairment losses on loans (Note 10d) and other financial assets net after recovery during the year.

27. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 27. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES

2012 2011 Area reimbursements 220.518 232.597) Area reimbursements Alokasi beban Kantor Pusat 198.221 302.904) Head Office allocation expenses Gedung 100.995 89.054) Premises Iklan 85.040 73.714) Advertising Jasa profesional 60.358 57.447) Professional fees Asuransi 56.615 44.862) Insurance Telekomunikasi 51.299 43.135) Telecommunication Komputer 50.999 49.016) Computer Penyusutan aset tetap 44.209 42.544) Depreciation of fixed assets Perjalanan dan transportasi 19.710 15.873) Travel and transportation Lainnya 81.240 67.662) Others 969.204 1.018.808)

28. BEBAN KARYAWAN 28. PERSONNEL EXPENSES

2012 2011 Gaji 374.680 349.759) Salaries Tunjangan hari raya dan bonus 207.323 188.603) Holiday allowance and bonuses Tunjangan 128.888 126.417) Allowances Pelatihan 13.633 16.718) Training Imbalan pasca-kerja (Catatan 17) 12.689 13.993) Post-employment benefits (Note 17) Lainnya 34.010 27.544) Others 771.223 723.034)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

69

29. DANA USAHA 29. OPERATING FUNDS

Dana usaha merupakan selisih antara dana yang ditempatkan di Indonesia oleh Kantor Pusat dengan dana yang ditempatkan oleh Bank di Kantor Pusat dan kantor-kantor cabang di luar Indonesia, sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/37/KEP/DIR tanggal 12 Mei 1999 mengenai ketentuan dan tata cara pembukaan kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor perwakilan bank asing.

Operating funds represent the difference between the funds placed in Indonesia by Head Office and the funds placed by the Bank with its Head Office and other branches outside Indonesia, in accordance with the decree of the Directors of Bank Indonesia No. 32/37/KEP/DIR dated 12 May 1999 concerning the requirements and procedures for the opening of branch offices, sub-branch offices and representative offices of foreign banks.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, dana usaha Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, terdiri dari:

As of 31 December 2012 and 2011, the Bank’s operating funds in accordance with prevailing Bank Indonesia regulation comprised of:

2012 2011 Tagihan dari cabang-cabang lain 72.908) 45.070) Due from other branches Kredit yang diberikan kepada cabang lain -) 1.379) Loan to other branches Aset derivatif dari Kantor Pusat dan

cabang-cabang lain 597.000) 531.211) Derivative assets from Head Office and

other branches Aset lain-lain 186.907) 22.516) Other assets Liabilitas derivatif kepada Kantor Pusat (346.287) (315.018) Derivative liabilities to Head Office Utang akseptasi kepada Kantor Pusat (8.564) (193.000) Acceptance payables to Head Office Beban masih harus dibayar kepada Kantor

Pusat (14.983) (35.619) Accrued expenses to

Head Office Tambahan penyertaan Kantor Pusat

(Catatan 21) (2.342.500) (900.350) Additional Head Office investment

(Note 21) Utang kepada Kantor Pusat (Catatan 18) (4.215.546) (3.749.721) Due to Head Office (Note 18) Liabilitas lain-lain (5.018) (3.516) Other liabilities Dana usaha (6.076.083) (4.597.048) Operating funds

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Bank melaporkan dana usaha masing-masing sejumlah ekuivalen Rp 6.124.358 dan Rp 4.514.058. Pelaporan untuk tahun berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 telah dilakukan sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku mengenai pinjaman luar negeri.

As of 31 December 2012 and 2011, the Bank’s declared operating funds amounted to equivalent Rp 6,124,358 and Rp 4,514,058, respectively. The declaration for the years ended 31 December 2012 and 2011 was made in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations concerning receiving of commercial offshore borrowings.

Dana usaha atau dana usaha yang dilaporkan (declared operating funds), mana yang lebih rendah, dimasukkan ke dalam perhitungan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank (Catatan 30).

Operating funds or declared operating funds, whichever is lower, is included in the calculation of the Bank’s Capital Adequacy Ratio (Note 30).

30. MANAJEMEN MODAL 30. CAPITAL MANAGEMENT

Secara berkala, Bank melakukan perencanaan dan pengawasan permodalan untuk memastikan kecukupan permodalan dalam rangka mendukung strategi bisnis, kepatuhan kepada peraturan perbankan serta memperhatikan perkembangan kondisi makro ekonomi. Rencana penambahan modal Bank wajib disampaikan dalam Rencana Bisnis yang disampaikan kepada Bank Indonesia, dan harus mendapatkan persetujuan dari Standard Chartered Group maupun Bank Indonesia.

On a regular basis, Bank undertakes capital planning and monitoring to ensure capital adequacy to support business strategies, compliance to banking regulation as well as to take into consideration macro economic development. Capital injection plan is required to be included in the Business Plan submitted to Bank Indonesia, and it is subject to Standard Chartered Group and Bank Indonesia approvals.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

70

30. MANAJEMEN MODAL (Lanjutan) 30. CAPITAL MANAGEMENT (Continued)

Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Untuk mengantisipasi potensi kerugian sesuai profil risiko Bank, Bank Indonesia dapat mewajibkan Bank untuk menyediakan modal minimum lebih besar dari ketentuan mengenai modal minimum tersebut. Potensi kerugian Bank dapat bersumber dari:

In accordance with the prevailing Bank Indonesia regulation, the Bank is required to maintain a minimum capital of 8% of Risk Weighted Assets (RWA). In order to anticipate potential losses in the Bank’s risk profile, Bank Indonesia may require the Bank to maintain higher capital than the minimum capital requirement. The potential losses may derive from:

a. Risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional

yang belum dapat sepenuhnya diukur secara akurat dalam melakukan perhitungan ATMR;

a. Credit risk, market risk and operational risk which have not been accurately measured in the RWA calculation;

b. Risiko lainnya yang bersifat material antara lain risiko suku bunga di banking book, risiko likuiditas, dan risiko konsentrasi;

b. Other material risks, including interest rate risk in banking book, liquidity risk and concentration risk;

c. Dampak penerapan stress testing terhadap kecukupan modal Bank, dan/atau;

c. Impact of the application of stress test on the capital adequacy, and/or;

d. Berbagai faktor terkait lainnya. d. Other relevant factors.

Perhitungan modal dan ATMR untuk risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

Calculation of capital and RWA for credit risk, market risk and operational risk are done in accordance with Bank Indonesia regulations.

Bank telah mematuhi semua persyaratan modal yang ditetapkan sepanjang periode pelaporan.

The Bank has complied with all externally imposed capital requirements throughout the reporting period.

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, dihitung sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku sebagai berikut:

The Bank’s Capital Adequacy Ratio of 31 December 2012 and 2011 computed in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulation are as follows:

2012 2011

Komponen modal:

Components of capital: Penyertaan Kantor Pusat 867) 867 Head Office investment Dana usaha (Catatan 29) 6.076.083) 4.514.058 Operating funds (Note 29) Laba yang belum dipindahkan

ke Kantor Pusat 727.535) 504.746 Unremitted profit to Head Office Kekurangan cadangan kerugian

/penurunan nilai aset terhadap penyisihan penghapusan aktiva sesuai ketentuan Bank Indonesia (249.170)

(296.540)

Shortage of allowance for impairment losses on assets against provision for...

assets losses according to Bank... Indonesia guidance...

Cadangan umum penyisihan

General reserve for allowance penghapusan aset produktif

for productive assets///

(maksimum 1,25% dari aset

(maximum 1.25% of risk…. tertimbang menurut risiko) 288.786) 282.473 weighted assets)….

Jumlah modal 6.844.101) 5.005.604 Total capital

Aset Tertimbang Menurut Risiko -

untuk risiko kredit 33.523.357) 28.470.354 Risk Weighted Assets - credit risk

Aset Tertimbang Menurut Risiko -

untuk risiko pasar 1.454.342) 1.492.845 Risk Weighted Assets - market risk

Aset Tertimbang Menurut Risiko -

untuk risiko operasional 5.723.947) 5.542.515 Risk Weighted Assets - operational risk

Rasio Kewajiban Penyediaan

Modal Minimum - risiko kredit

Capital Adequacy Ratio - credit risk and

dan risiko pasar 19,57%) 16,71% market risk Rasio Kewajiban Penyediaan

Modal Minimum - risiko kredit,

risiko pasar dan risiko

Capital Adequacy Ratio - credit risk,

operasional 16,82%) 14,10% market risk and operational risk Rasio Kewajiban Penyediaan

Modal Minimum Yang Diwajibkan 8,00%) 8,00% Required Capital Adequacy Ratio

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

71

31. KUALITAS ASET PRODUKTIF 31. QUALITY OF PRODUCTIVE ASSETS

Tabel di bawah ini menunjukkan kualitas aset produktif Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, yang disajikan pada nilai tercatatnya sebelum cadangan kerugian penurunan nilai:

Table below presents the quality of productive assets of the Bank in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations, presented at their carrying amounts before allowance for impairment losses:

2012

Lancar/ Current

Dalam perhatian khusus/ Special mention

Kurang lancar/ Substandard

Diragukan/ Doubtful Macet/Loss Jumlah/Total

Giro pada Bank

Indonesia 3.500.547 - - - - 3.500.547 Current accounts

with Bank Indonesia Giro pada bank-

bank lain 405.530 - - - - 405.530 Current accounts

with other banks Tagihan dari

cabang-cabang lain 72.908 - - - - 72.908

Due from other branches

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain 5.582.969 - - - - 5.582.969

Placements with Bank Indonesia and other

banks Efek-efek yang

diperdagangkan 1.737.590 - - - - 1.737.590 Trading securities Aset derivatif 1.700.824 170 - - - 1.700.994 Derivative assets Tagihan akseptasi 1.139.687 318 - - - 1.140.005 Acceptance receivables Kredit yang

diberikan 29.250.365 1.674.583 166.993 101.560 1.126.803 32.320.304 Loans Efek-efek untuk

tujuan investasi 3.096.905 - - - - 3.096.905 Investment securities Tagihan atas

pinjaman yang dijamin 954.018 - - - - 954.018

Receivables under secured borrowing

Rekening administratif dengan risiko kredit 12.281.216 217.824 8.743 6.665 7.384 12.521.832

Off-balance sheet exposures with credit

risk

2011

Lancar/ Current

Dalam perhatian khusus/ Special mention

Kurang lancar/ Substandard

Diragukan/ Doubtful Macet/Loss Jumlah/Total

Giro pada Bank

Indonesia 3.056.878 - - - - 3.056.878 Current accounts

with Bank Indonesia Giro pada bank-

bank lain 222.815 - - - - 222.815 Current accounts

with other banks Tagihan dari

cabang-cabang lain 45.070 - - - - 45.070

Due from other branches

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank-bank lain 4.409.343 - - - - 4.409.343

Placements with Bank Indonesia and other

banks Efek-efek yang

diperdagangkan 2.369.836 - - - - 2.369.836 Trading securities Aset derivatif 1.583.453 - - - - 1.583.453 Derivative assets Tagihan akseptasi 1.729.664 - - - - 1.729.664 Acceptance receivables Kredit yang

diberikan 24.580.013 695.718 92.090 40.915 1.591.619 27.000.355 Loans Efek-efek untuk

tujuan investasi 6.292.472 - - - - 6.292.472 Investment securities Tagihan atas

pinjaman yang dijamin 1.260.736 - - - - 1.260.736

Receivables under secured borrowing

Rekening administratif dengan risiko kredit 13.185.255 158.015 9.751 4.727 5.420 13.363.168

Off-balance sheet exposures with credit

risk

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

72

32. JASA KUSTODIAN 32. CUSTODIAL SERVICES

Divisi Kustodian Bank memperoleh izin untuk memberikan jasa kustodian pada tanggal 26 Juni 1991 dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, yang sejak tanggal 1 Januari 2013 menjadi Bagian Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan) berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-35/PM.WK/ 1991.

The Bank’s Custodial Services Division obtained a license to conduct custodial services on 26 June 1991 from the Capital Market Supervisory Board (Bapepam changed to Capital Market and Financial Institution Supervisory Board, which effective 1 January 2013 became Capital Market Supervisory Division of Otoritas Jasa Keuangan) under its Decision Letter No. KEP-35/PM.WK/ 1991.

Jasa yang ditawarkan oleh Divisi Kustodian Bank meliputi jasa penyimpanan, penyelesaian dan penanganan transaksi, penagihan pendapatan, proxy, corporate action, pengelolaan kas, pelaporan dan pencatatan investasi, pengembalian pajak, unit registry dan sub-registry.

The services offered by the Bank’s Custodial Services Division include safekeeping, settlement and transaction handling, income collection, proxy, corporate action, cash management, investment accounting/reporting, tax reclamation, unit registry and sub-registry.

Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, aset yang diadministrasikan oleh Divisi Kustodian Bank terdiri dari saham, instrumen utang, deposito berjangka, sertifikat deposito, warrant dan instrumen pasar modal dan pasar uang lainnya, dengan jumlah masing-masing ekuivalen Rp 282.868.968 dan Rp 231.950.802.

As of 31 December 2012 and 2011, the assets which were administered by the Bank’s Custodial Services Division consist of shares, debt instruments, time deposits, certificate of deposits, warrant and other capital market and money market instruments, with total amount of equivalent Rp 282,868,968 and Rp 231,950,802, respectively.

33. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI 33. .RELATED PARTY TRANSACTIONS

Perincian transaksi dan saldo signifikan (termasuk komitmen dan kontinjensi) dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut:

The details of significant transactions and balances (including commitments and contingencies) with related parties were as follows:

2012 2011

Giro pada bank-bank lain 243.581 74.514 Current accounts with other banks Tagihan dari cabang-cabang lain 72.908 45.070 Due from other branches Penempatan pada Bank Indonesia dan

bank-bank lain

96.375

-

Placements with Bank Indonesia and other banks Aset derivatif 603.050 561.910 Derivative assets Tagihan akseptasi - 11.051 Acceptance receivables Kredit yang diberikan 840.521 1.186.092 Loans Aset lain-lain, bersih 197.894 15.152 Other assets, net Simpanan oleh nasabah bukan bank 2.330.057 1.498.780 Deposits by non-bank customers Simpanan oleh bank-bank lain 33.948 214.011 Deposits by other banks Liabilitas derivatif 683.451 888.463 Derivative liabilities Utang akseptasi 19.578 836.951 Acceptance payable Beban masih harus dibayar 187.974 187.125 Accrued expenses Pinjaman yang diterima - 145.274 Borrowings Utang kepada Kantor Pusat dan cabang-

cabang lain

14.562.093

13.195.775

Due to Head Office and other branches Liabilitas lain-lain 73.693 105.565 Other liabilities Pendapatan bunga 379 16.570 Interest income Beban bunga 244.486 205.600 Interest expense Pendapatan provisi dan komisi 110 211 Fees and commissions income Beban provisi dan komisi 108.848 89.800 Fees and commissions expense Beban umum dan administrasi 429.420 543.590 General and administrative expenses Beban karyawan 58.900 60.019 Personnel expenses Garansi yang diterima dari bank-bank

lain (tagihan kontinjensi)

7.546.579

8.497.352 Guarantees received from other banks

(contingent receivables) Bank garansi yang diterbitkan kepada

nasabah (kewajiban kontinjensi)

1.509.598

1.605.410 Bank guarantees issued to customers

(contingent liabilities)

Selama tahun berakhir 31 Desember 2012 dan 2011, tidak terdapat kerugian penurunan nilai atas saldo transaksi dengan personil manajemen kunci, dan pada akhir tahun 2012 dan 2011 tidak ada penyisihan khusus yang dibuat untuk kerugian penurunan nilai atas transaksi dengan personil manajemen kunci dan kerabat dekat mereka.

During the years ended 31 December 2012 and 2011, no impairment losses have been recorded against outstanding balances due from key management personnel, and at the year end of 2012 and 2011 there was no specific allowance made for impairment losses on balances with key management personnel and their immediate relatives.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

73

33. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI

(Lanjutan) 33. RELATED PARTY TRANSACTIONS (Continued)

Kompensasi yang diberikan kepada personil manajemen kunci terdiri dari:

Key management personnel compensation for the year comprised:

2012 2011 Imbalan kerja jangka pendek 49.373 48.848 Short-term employee benefits Pembayaran berbasis saham 8.622 10.095 Share-based payments Imbalan pasca-kerja 905 1.076 Post-employment benefits 58.900 60.019

Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang signifikan dengan pihak berelasi pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

The details of the relationship and type of significant transactions with related parties as of 31 December 2012 and 2011 were as follows:

Sifat hubungan/Nature of relationship Jenis transaksi/Type of transaction

Entitas Kantor Pusat/Head Office Penempatan giro, transaksi derivatif, transaksi akseptasi, bank garansi, pinjaman, penempatan call money, alokasi beban teknologi, alokasi beban kantor pusat, beban operasi dan beban karyawan/Placement in current account, derivative transaction, acceptance transaction, bank guarantees, borrowings, placement in call money, technology and head office allocation, operational and personnel expenses

Anak perusahaan Standard Chartered PLC/Subsidiary of Standard Chartered PLC

Penempatan giro, transaksi derivatif, transaksi akseptasi, pemberian pinjaman, bank garansi, beban operasi, beban bunga, alokasi beban teknologi, beban karyawan dan beban kantor pusat/Placement in current account, derivative transaction, acceptance transaction, loans, borrowings, bank guarantees, operational expenses, interest expense, personnel expense, technology and head office expenses allocation

Kantor cabang lain di luar negeri/Other off-shore branches Penempatan giro dan call money, transaksi derivatif,

transaksi akseptasi, pemberian pinjaman, bank garansi, beban operasi, beban teknologi, jasa manajemen, beban karyawan dan alokasi beban kantor pusat /Placement in current account and call money, derivative transaction, acceptance transaction, loans and bank guarantees, operational expenses, management fee, personnel expenses, technology and head office expenses allocation

Perusahaan terkait dengan anak perusahaan Standard Chartered PLC/Entities related to subsidiary of Standard Chartered PLC

Penempatan giro dan deposito, transaksi akseptasi/Placement in current account and deposit, acceptance transaction

Perusahaan terkait dengan anak perusahaan Kantor Pusat/Entities related to subsidiary of Head Office

Penempatan giro dan deposito, transaksi derivatif, transaksi akseptasi, pemberian pinjaman dan bank garansi/Placement in current account and deposit, derivative transaction, acceptance transaction, loans and bank guarantees

Perusahaan terkait dengan pemegang saham Kantor Pusat/Entity related to shareholder of Head Office

Penempatan deposito, transaksi derivatif, pinjaman yang diterima, tagihan atas pinjaman yang dijamin, pemberian pinjaman dan bank garansi/Placement in deposit, derivative transaction, borrowings, receivables under secured borrowings, loans and bank guarantees

Personel manajemen kunci/Key management personnel Penempatan giro dan deposito, dan pemberian

pinjaman/Placement in current account and deposit, and loans

Personel manajemen kunci anak perusahaan Standard Chartered PLC/Key management personnel of Standard Chartered PLC’s subsidiaries

Penempatan giro dan deposito/Placement in current account and deposit

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

74

34. )REKLASIFIKASI AKUN 34. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS

Beberapa akun dalam laporan keuangan gabungan tanggal 31 Desember 2011 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan gabungan tanggal 31 Desember 2012.

Certain accounts in the 31 December 2011)combined financial statements have been )reclassified to conform with the presentation of the )combined financial statements as of 31 December )2012.

2011

Sebelum Setelah Reklasifikasi/ Reklasifikasi/ Before Reklasifikasi/ After

Reclas s ification Reclassification Reclassification

Laporan posisi keuangan gabungan:

Combined statement of financial position:

Aset Assets

Kredit yang diberikan 25.181.820) 56.735) 25.238.555) Loans Aset lain-lain 930.994) (56.735) 874.259) Other assets

Laporan laba rugi komprehensif gabungan:

Combined statement of comprehensive income:

Pendapatan dan beban operasional Operating revenue and expense.

Pendapatan bunga 2.633.504. 89.019. 2.722.523. Interest income Pendapatan provisi dan komisi 1.119.016.. (166.699) 952.317.. Fee and commission income Beban provisi dan komisi (348.327) 135.449.. (212.878) Fee and commission expense Laba selisih kurs, bersih 466.186.. (101.279) 364.907.. Foreign exchange gain, net Rugi atas perubahan nilai

wajar instrumen keuangan, bersih (125.962) 101.279) (24.683)

Loss from changes in fair value of financial instruments, net

Umum dan administrasi (1.006.218) (12.590) (1.018.808) General and administrative Karyawan (677.855) (45.179) (723.034) Personnel

35. .TRANSAKSI SIGNIFIKAN 35. SIGNIFICANT TRANSACTION

Pada tanggal 15 Desember 2011, Bank melakukan perjanjian pembelian surat berharga (“Note Subscription Agreement”) dengan ING Bank NV, Cabang Singapura. Note (“surat berharga”) tersebut diterbitkan pada tanggal 19)Desember)2011 dan akan jatuh tempo pada tanggal 19.Desember 2031. Nilai nominal surat berharga adalah USD.526.500.000 (dalam nilai penuh) dengan kupon bunga 5,25% setahun yang dibayarkan setiap tanggal 19.Juni dan 19.Desember, sampai dengan tanggal jatuh tempo surat berharga.

On 15 December 2011, the Bank entered into Note Subscription Agreement with ING Bank NV acting through its Singapore Branch. The Note was issued on 19 December 2011, maturing on 19.December)2031. The principal sum of the Note was USD.526,500,000 (in full amount) with 5.25% coupon payable in arrear in equal installments on 19 June and 19.December each year, until maturity date of the Note.

Pada tanggal yang sama, Bank juga melakukan perjanjian partisipasi bunga surat berharga (“Coupon Participation Agreement”) dengan Standard Chartered Bank, London (“SCB London”), dimana SCB London membeli manfaat ekonomis dari seluruh pembayaran kupon bunga surat berharga, sebesar jumlah yang setara dengan nilai bersih sekarang dari seluruh pembayaran kupon pada tanggal 19 Desember 2031.

On the same date, the Bank also entered into Coupon Participation Agreement with Standard Chartered Bank, London (“SCB London”), whereby SCB London purchased the economic benefit of the future interest payments on the Note, by payment of an amount equal to the net present value of all remaining equivalent payments as of 19 December 2031.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

75

35. .TRANSAKSI SIGNIFIKAN (Lanjutan) 35. SIGNIFICANT TRANSACTION (Continued)

Pada tanggal 16 Desember 2011, Bank melakukan perjanjian partisipasi nominal surat berharga (“Principal Participation Agreement”) dengan SCB London, dimana SCB London membeli manfaat ekonomis dari pembayaran jumlah partisipasi nominal surat berharga (yaitu sebesar 60% dari jumlah nominal surat berharga), sebesar jumlah yang setara dengan nilai bersih sekarang dari jumlah partisipasi nominal surat berharga pada tanggal 19.Desember 2011.

On 16 December 2011, the Bank entered into Principal Participation Agreement with SCB London, whereby SCB London purchased the economic benefit of the Participated Principal of the Note (60% of the Principal amount), by payment of an amount equal to the net present value of the Participated Principal as of 19 December 2011.

Untuk tujuan lindung nilai risiko suku bunga atas surat berharga, Bank melakukan perjanjian swap suku bunga dengan SCB London pada tanggal 15.Desember 2011, selama jangka waktu surat berharga hingga jatuh tempo pada tanggal 19.Desember 2031, dengan nilai nosional sebesar USD.75.000.000 (dalam nilai penuh).

In order to hedge the interest rate risk of the Notes, the Bank has entered into Interest Rate Swap agreement with SCB London on 15 December 2011, over the tenor of the Notes maturing on 19 December 2031, for a notional amount of USD 75,000,000 (in full amount).

Pada tanggal 31.Desember 2011, jumlah nilai nominal surat berharga yang dimiliki Bank adalah sebesar USD.75.000.000 (dalam nilai penuh) atau ekuivalen sebesar Rp.681.331 (Catatan 11) dan nilai wajar instrumen derivatif atas transaksi tersebut adalah sebesar Rp 682 yang dicatat sebagai liabilitas derivatif (Catatan 8).

As of 31 December 2011, the carrying value of the Note held by the Bank was amounted to USD 75,000,000 (in full amount) or equivalent to Rp 681,331 (Note 11) and the fair value of derivative instrument was amounted to Rp 682 presented as derivative liabilities (Note 8).

Seluruh transaksi di atas dilakukan dalam rangka aktivitas usaha normal Bank.

All of the above transactions are undertaken under normal course of the Bank’s business.

Pada tanggal 19 Desember 2012, seluruh transaksi di atas telah diselesaikan.

On 19 December 2012, all of above transactions have been settled.

36. .PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA 36. SUBSEQUENT EVENT

a. Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA)

a. Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA)

Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan

Bank Indonesia No. 14/18/PBI/2012 mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank, kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri wajib memenuhi CEMA minimum sebesar 8% dari total kewajiban bank pada setiap bulan, dan paling sedikit sebesar Rp 1.000.000, mulai tanggal 30 Juni 2013. Manajemen Bank telah memutuskan bahwa kewajiban pemenuhan CEMA minimum akan dipenuhi dalam bentuk antara lain surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, CEMA berupa surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia wajib dikategorikan sebagai instrumen keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo. Setelah tanggal neraca, Bank mulai melakukan pembelian obligasi pemerintah untuk pemenuhan CEMA.

In accordance with Bank Indonesia regulation No. 14/18/PBI/2012 regarding Bank’s Minimum Capital Requirement, branches of foreign banks are obliged to fulfill minimum CEMA of 8% of banks’ total liabilities on a monthly basis, at minimum amounted to Rp 1,000,000, starting 30 June 2013. The Bank’s management has decided that the obligation of minimum CEMA will be fulfilled, among others in the form of marketable securities issued by the Government of Republic of Indonesia. In line with Bank Indonesia requirements, CEMA in the form of marketable securities issued by the Government of Republic of Indonesia shall be classified as financial instrument held-to-maturity. After balance sheet date, the Bank has started buying government bonds to fulfill CEMA requirements.

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN GABUNGAN

TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan khusus)

STANDARD CHARTERED BANK INDONESIA

NOTES TO THE COMBINED FINANCIAL STATEMENTS

YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (In millions of Rupiah, unless otherwise specified)

76

36. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA

(Lanjutan) 36. SUBSEQUENT EVENT (Continued)

b. Pemeriksaan Pajak b. Tax Audit

Tahun Fiskal 2002 Sehubungan dengan pengajuan peninjauan kembali ke Mahkamah Agung atas kelebihan pembayaran pajak tahun 2002 sebesar Rp 12.958, pada bulan Januari 2013 Bank telah menerima putusan Mahkamah Agung yang mengkonfirmasikan kelebihan pembayaran pajak pertambahan nilai sebesar Rp 8.802.

Fiscal Year 2002

.In relation to the judicial review request to Supreme Court on the 2002 tax overpayment amounting to Rp 12,958, in January 2013 the Bank received the Supreme Court decision which confirmed value added tax overpayment of Rp 8,802.

Tahun Fiskal 2004 Atas permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh kantor pajak terhadap pajak penghasilan badan, Bank menerima hasil putusan Mahkamah Agung yang menolak permohonan tersebut pada bulan Februari 2013.

Fiscal Year 2004

Upon tax office’s judicial review request related to corporate income tax, the Bank received the Supreme Court’s decision which rejected the tax office’s judicial review request in February 2013.