Standar Penilaian Siswa Dan Guru

12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penilaian atau asesmen merupakan suatukesatuan atau bagiandari pembelajaran yang tak terpisahkan. Penilaian merupakan bagian inte proses belajar mengajar. Penilaian meliputi pengumpulaninformasi melalui berbagai teknik penilaian dan membuat keputusan berdasar hasil penilaian tersebut. Penilaian memberi informasi pada guru tentang prestasi siswa dengan tujuan pembelajaran. Dengan informasi ini, guru membuat ke berdasar hasil penilaian mengenai apa yang harus dilakukan untuk meningka metode pembelajaran dan memperkuat proses belajar siswa. Penilaian menguk seberapa jauh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dicapai oleh Selain melengkapi proses belajar mengajar, penilaian juga memberi umpan b formatif dan sumatif pada guru, siswa, sekolah dan orang tua siswa. Banyak pemaknaan atau definisi tentang asesmen atau penilaian. Menur Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan omor !! "ahun #$%& tentang Standar Penilaian pendidikan, penilaian pendidikan adalah proses pengumpu dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar Dalam rancangan penilaian hasil belajar 'Depdiknas, #$$() yang me bahwa penilaian 'asesmen) adalahrangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informa yang bermakna dalam mengambil keputusan. Pada Kurikulum #$%&, penilaian hasil belajar siswa mencakup kompeten sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehi dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap siswa terhadap sta yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran Biologi, semua aspek penilaian meliputi* pengetahuan, pemahaman dan penerapan konsep Biologi+ keterampil dan proses+ dan karakter dan sikap 'sikap ilmiah). Sehingga siswa bet mendapatkan kesempatan untuk belajar Biologi. -gar penilaian terhadap pembelajaran Biologi di kelas dapat dilaksan dengan baik, setiap pihak yang peduli terhadap kualitas sekolah dan siswa negeri ini harus berjuang bersama sama untuk mengembangkan kemampuan menilai 'assessment literacy). Kemampuan menilai adalah kuncinya. rang yang mampu melakukan penilaian 'assessment literates) a mereka yang memahami prinsip dasarpenilaian. Pemahaman akan makna penilaian yang baik saja tidaklah cukup. Kita juga harus memahami ba penilaian menghubungkan kualitas pembelajaran dengan upaya untuk mempertahankan alternatif penilaian yang seimbang. Kita haruspatuh dan berupaya memenuhi standar yang ditetapkan, dan saling membantu jika penil yang dilakukan gagal memenuhi standar ini. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai standar penilaian siswa dan guru di /ndonesia, problem yang terjadi terkait standar penilaian, standa negara lain, dan alternatif solusi untuk menyelesaikan problem ya sehingga yang diharapkan akan tercapai dengan baik. 1

description

makalah

Transcript of Standar Penilaian Siswa Dan Guru

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPenilaian atau asesmen merupakan suatu kesatuan atau bagian dari pembelajaran yang tak terpisahkan. Penilaian merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar. Penilaian meliputi pengumpulan informasi melalui berbagai teknik penilaian dan membuat keputusan berdasar hasil penilaian tersebut. Penilaian memberi informasi pada guru tentang prestasi siswa terkait dengan tujuan pembelajaran. Dengan informasi ini, guru membuat keputusan berdasar hasil penilaian mengenai apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan metode pembelajaran dan memperkuat proses belajar siswa. Penilaian mengukur seberapa jauh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dicapai oleh siswa. Selain melengkapi proses belajar mengajar, penilaian juga memberi umpan balik formatif dan sumatif pada guru, siswa, sekolah dan orang tua siswa. Banyak pemaknaan atau definisi tentang asesmen atau penilaian. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian pendidikan, penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar siswa. Dalam rancangan penilaian hasil belajar (Depdiknas, 2008) yang menyatakan bahwa penilaian (asesmen) adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan. Pada Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar siswa mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap siswa terhadap standar yang telah ditetapkan. Dalam pembelajaran Biologi, semua aspek penilaian meliputi: pengetahuan, pemahaman dan penerapan konsep Biologi; keterampilan dan proses; dan karakter dan sikap (sikap ilmiah). Sehingga siswa betul-betul mendapatkan kesempatan untuk belajar Biologi.Agar penilaian terhadap pembelajaran Biologi di kelas dapat dilaksanakan dengan baik, setiap pihak yang peduli terhadap kualitas sekolah dan siswa di negeri ini harus berjuang bersama-sama untuk mengembangkan kemampuan menilai (assessment literacy). Kemampuan menilai adalah kuncinya.Orang yang mampu melakukan penilaian (assessment literates) adalah mereka yang memahami prinsip dasar penilaian. Pemahaman akan makna penilaian yang baik saja tidaklah cukup. Kita juga harus memahami bagaimana penilaian menghubungkan kualitas pembelajaran dengan upaya untuk mempertahankan alternatif penilaian yang seimbang. Kita harus patuh dan berupaya memenuhi standar yang ditetapkan, dan saling membantu jika penilaian yang dilakukan gagal memenuhi standar ini.Dalam makalah ini akan dibahas mengenai standar penilaian siswa dan guru di Indonesia, problem yang terjadi terkait standar penilaian, standar penilaian negara lain, dan alternatif solusi untuk menyelesaikan problem yang terjadi, sehingga yang diharapkan akan tercapai dengan baik.

B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah: 1. Bagaimana standar penilaian siswa dan guru SMA di Indonesia? 2. Bagaimana permasalahan standar penilaian di lapangan?3. Bagaimana standar penilaian di luar negeri? 4. Bagaimana solusi dari permasalahan standar penilaian?

C. TujuanAdapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:1. Mengetahui standar penilaian siswa dan guru SMA di Indonesia2. Mengetahi permasalahan yang terkait standar penilaian di lapangan3. Mengetahui standar penilaian di luar negeri 4. Mengetahui solusi dari permasalahan standar peniaian

D. ManfaatManfaat yang diperoleh setelah membaca makalah ini adalah: bagi calon guru dan dosen, dapat dijadikan sumber untuk mendapatkan informasi tentang Standar Penilaian Siswa dan Guru di Indonesia sehingga dapat dijadikan sebagai wawasan dalam mengambil kebijakan dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran di sekolah atau perguruan tinggi nantinya.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Standar Penilaian dalam Kurikulum 2013Standar Penilaian Pendidikan (SPP) sebagaimana tertuang pada Permendiknas No. 20 Tahun 2007 merupakan penjabaran dari Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Pokok-pokok isi yang termuat pada SPP menjadi acuan bagi guru, sekolah, dan pemerintah dalam melaksanakan penilaian hasil belajar. Mencermati lebih lanjut, dalam kurikulum KTSP, terdapat ada empat standar mengalami perubahan, meliputi standar kompetensi lulusan, proses, isi, dan standar penilaian. Terhadap perubahan itulah maka rumusan standar kelulusan (SKL) pun berubah. Peraturan pemerintah yang menjelaskan tentang evaluasi hasil berlajar merupakan dasar dari penilaian hasil belajar. Artinya Evaluasi pembelajaran berdasarkan sasarannya dapat dicermati melalui evaluasi terhadap proses pembelajaran dan evaluasi terhadap hasil belajar. Evaluasi terhadap hasil belajar sering disebut sebagai penilaian hasil belajar. Hal tersebut sesuai dengan Permendiknas No. 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Kaidah tersebut mencakupi beberapa pengertian dasar penilaian, prinsip dasar penilaian, teknik, instrumen, prosedur, dan mekanisme penilaian, serta perbedaan kewenangan penilaian hasil belajar oleh pendidik, sekolah, dan pemerintah.Selain kaidah umum penilaian pendidikan, terdapat kaidah khusus yang dapat dijadikan dasar pelaksanaan penilaian selama proses pembelajaran di kelas oleh pendidik. Proses penilaian di dalam kelas yang dilakukan oleh pendidik dikenal dengan istilah penilaian kelas. Pusat Kurikulum (Saat ini menjadi Pusat Kurikulum dan Perbukuan) Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasional mengatur pelaksanaan penilaian kelas untuk berbagai tingkatan pendidikan. Pedoman penilaian kelas tersebut mencakupi aturan tentang (1) konsep dasar penilaian, (2) teknik penilaian, (3) langkah-langkah pelaksanaan penilaian, (4) pengolahan hasil penilaian, dan (5) pengolahan dan pelaporan hasil penilaian. Adapun model penelilain yang terdapat dalam kurikulum 2013 dapat berupa penilaian berbasis tes dan non tes (porfolio), menilai proses dan output dengan menggunakan authentic assesment, rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan keterampilan kecukupan.Dalam peraturan Permendiknas nomor 20 tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan disebutkan bahwa Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Setiap skill, knowlidge dan attitude peserta didik harus dinilai dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan sesuai dengan jenis evaluais yang digunakan. Selanjutnya pada bagian ke-2, disebutkan pulan bahwa Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian menjadi penentu tingkat keberhasilan siswa dalam sistem pembelajaran. Diantara jenis-jenis penilaian sebagaimana disebutkan dalam Permen No. 20 tahun 2007 adalah ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah (UAS), dan ujian Nasional (UAN). Sebagaimana dijelaskan dalam lapiran Permendikbud bab I bahwa salah satu fungsi dirumuskan standar nasional pendidikan adalah sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Adapun fungsinya adalah untuk menjamin perencanaan penilaian peserta didik, penilaiaian disusun profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan dilaporkan secara objektif, akuntabel, serta informatif. Sebagaimana diketahui bahwa diantara elemen perubahan dalam kurikulum KTSP adalah standar proses, standar kompetensi kelulusan, standar isi dan standar penilian. Tentu saja standar penilaian dalam kurikulum 2013 mempengaruhi standar penilaian kurikulum KTSP. Standar Penilaian Pendidikan kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan yakni kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Selain kaidah umum penilaian pendidikan, terdapat kaidah khusus yang dapat dijadikan dasar pelaksanaan penilaian selama proses pembelajaran di kelas oleh pendidik. Proses penilaian di dalam kelas yang dilakukan oleh pendidik dikenal dengan istilah penilaian kelas. Pusat Kurikulum (Saat ini menjadi Pusat Kurikulum dan Perbukuan) Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasional mengatur pelaksanaan penilaian kelas untuk berbagai tingkatan pendidikan. Pedoman penilaian kelas tersebut mencakupi aturan tentang (1) konsep dasar penilaian, (2) teknik penilaian, (3) langkah-langkah pelaksanaan penilaian, (4) pengolahan hasil penilaian, dan (5) pengolahan dan pelaporan hasil penilaian. Adapun model penelilain yang terdapat dalam kurikulum 2013 dapat berupa penilaian berbasis tes dan non tes (porfolio), menilai proses dan output dengan menggunakan authentic assesment, rapor memuat penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap dan keterampilan kecukupan.Dalam peraturan Permendiknas nomor 20 tahun 2007 tentang standar penilaian pendidikan disebutkan bahwa Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Setiap skill, knowlidge dan attitude peserta didik harus dinilai dengan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan sesuai dengan jenis evaluais yang digunakan. Selanjutnya pada bagian ke-2, disebutkan pulan bahwa Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian menjadi penentu tingkat keberhasilan siswa dalam sistem pembelajaran. Diantara jenis-jenis penilaian sebagaimana disebutkan dalam Permen No. 20 tahun 2007 adalah ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian sekolah (UAS), dan ujian Nasional (UAN). Sebagaimana dijelaskan dalam lapiran Permendikbud bab I bahwa salah satu fungsi dirumuskan standar nasional pendidikan adalah sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Adapun fungsinya adalah untuk menjamin perencanaan penilaian peserta didik, penilaiaian disusun profesional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan dilaporkan secara objektif, akuntabel, serta informatif. Sebagaimana diketahui bahwa diantara elemen perubahan dalam kurikulum KTSP adalah standar proses, standar kompetensi kelulusan, standar isi dan standar penilian. Tentu saja standar penilaian dalam kurikulum 2013 mempengaruhi standar penilaian kurikulum KTSP. Standar Penilaian Pendidikan kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan yakni kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah. Jika pada kurikulum KTSP, penilaian lebih ditekankan pada aspek kognitif yang menjadikan tes sebagai cara penilai yang dominan, maka kurikulum 2013 menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional yang sistem penilaiannya berdasarkan test dan portofolio yang saling melengkapi.

B. Prinsip Penilaian dalam Kurikulum 2013Salah satu konsekuensi dari pengamalan Undang-undang No. 66 tahun 2013 adalah pembelajaran lebih mengedepankan kaidah-kaidah pendekatan saintifik atau ilmiah. Upaya penerapan Pendekatan saintifik/ilmiah dalam proses pembelajaran ini sering disebut-sebut sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan Kurikulum 2013, yang tentunya menarik untuk dipelajari dan dielaborasi lebih lanjut (Sudrajat, 2013).Standar Penilaian pendidikan dalam kurikulum 2013 sebagaimana telah disebutkan dalam permendikbud No. 66 Tahun 2013 bahwa Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Adapun prinsif penilaian dalam peraturan baru (Pemendiknas No 66 tahun 2013) tersebut sebagai berikut:1. Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai.2. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.3. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya.4. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.5. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.6. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.

C. Ruang Lingkup Penilaian dalam kurikulum 2013Standar penilaian pada kurikulum 2013 lebih menekankan pada pada prinsif-prisif kejujuran, yang mengedepankan aspek-aspek berupa knowlidge, skill dan attitude. Salah satu bentuk dari penilaian itu adalah penilaian otentik. Penilaian otentik disebutkan dalam kurikulum 2013 adalah model penilaian yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung berdasarkan tiga komponen di bawah. Diantara teknik dan instrumen penilaian dalam kurikulum 2013 sebagai berikut.a. Penilaian kompetensi sikapPendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.b. Penilaian Kompetensi Pengetahuanmenilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.c. Penilaian Kompetensi Keterampilan Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.Selanjutnya, ketentuan skala nilai telah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 81A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, khususnya pada lampiran IV tentang Pedoman Umum Pembelajaran (bdk. Lampiran Permendikbud Nomor 81A tahun 2013).

D. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian Siswa1. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh PendidikPenilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Adapun penilaian terhadap peserta didik dapat dilihat sebagai berikut.a) Proses penilaian di awali dengan mengkaji silabus sebagai acuan dalam membuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. Setelah menetapkan kriteria penilaian, pendidik memilih teknik penilaian sesuai dengan indikator dan mengembangkan instrumen serta pedoman penyekoran sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih.b) Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan penelusuran dan diakhiri dengan tes atau nontes. Penelusuran dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan peserta didik.c) Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan mengacu pada indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang diintegrasikan dalam tema tersebut.d) Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan (feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan) yang dilaporkan kepada pihak terkait dan dimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran.e) Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:1) nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.2) deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.f) Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang ditentukan.g) Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru kelas 2. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pendidika) menentukan kriteria minimal tingkat kompetensi;b) mengoordinasikan semua nilai-nilai ulangan;c) menyelenggarakan ujian sekolah;d) menentukan kriteria kenaikan kelas; dan seterusnya (bdk. Lampiran Permen No. 66 Tahun 2013).

E. Standar Penilaian Kinerja Guru Menurut Diknas (2009) kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran meliputi pra pembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi), kegiatan inti (penguasaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan media/sumber, evaluasi, penggunaan bahasa), dan menutup (refleksi, rangkuman dan tindak lanjut). Kinerja guru dapat ditunjukkan oleh: kemampuan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menerapkan strategi pembelajaran, evaluasi, menciptakan lingkungan budaya belajar, pengembangan profesi dan komunikasi. 1. Perencanaan pembelajaran Sesuai dengan pedoman penyusunan portofolio sertifikasi guru dalam jabatan rencana pembelajaran meliputi aspek: (1) perumusan tujuan pembelajaran, (2) pemilihan materi ajar, (3) pengorganisasian materi ajar, (4) pemilihan sumber media pembelajaran, (4) kejelasan skenario pembelajaran, (5) kerincian skenario pembelajaran, (6) kesesuaian teknik pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, (7) kelengkapan instrumen penilaian pembelajaran 2. Strategi pembelajaran yang meliputi: (1) kejelasan rumusan tujuan pembelajaran, (2) kesesuaian dengan kompetensi dasar, (3) kesesuaian materi ajar dengan tujuan pembelajaran, (4) kesesuaian tujuan dengan karakteristik peserta didik, (5) keruntutan dan sistematika materi ajar, (6) kesesuaian media/alat pembelajaran dengan tujuan pembelajaran, (7) kesesuaian media/alat pembelajaran materi pembelajaran, (8) kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3. Evaluasi meliputi (1) Kesesuaian antara teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran (2) Kejelasan prosedur penilaian, (3) Kelengkapan instrumen penilaian(4) Mengkomunikasikan kemajuan belajar siswa kepada orang tua, (4) Refleksi pengajaran(5) Evaluasi untuk mengambil keputusan dalam pembelajaran 4. Lingkungan belajar meliputi: (1) menciptakan budaya belajar, (2) mengelola kelas secara efektif, 5. Pengembangan profesional meliputi: (1) peningkatan profesi, (2) bekerjasama dengan rekan sejawat, (3) mengembangkan profesionalitas secara berkelanjutan 6. Komunikasi meliputi: (1) komunikasi secara jelas kepada siswa, (2) komunikasi secara akurat kepada siswa, (3) komunikasi secara jelas kepada orang tua siswa (4) komunikasi secara akurat kepada orang tua siswa, (5) komunikasi secara jelas kepada stakeholder, (6) komunikasi secara akurat kepada stakeholder Kinerja guru dapat dicermati berdasarkan kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial ditunjukkan dalam : (1) ketaatan dalam menjalankan ajaran agama, (2) tanggungjawab, (3) kejujuran, (4) kedisipilnan, (5) keteladanan, (6) etos kerja, (7) inovasi dan kreativitas, (8) kemampuan menerima kritik dan saran, (9) kemampuan berkomunikasi, (10) kemampuan bekerja sama.Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud yang perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar (Depdiknas, 2008). Dalam kehidupan suatu organisasi ada beberapa asumsi tentang perilaku manusia sebagai sumberdaya manusia yang mendasari pentingnya penilaian kinerja. Menurut Sedarmayanti (2001) asumsi tersebut adalah setiap orang ingin: (1) memiliki peluang untuk mengembangkan kemampuan kerjanya sampai tingkat maksimal, (2) mendapat penghargaan apabila ia dinilai melaksanakan tugas yang baik, (3) mengetahui secara pasti tentang karier yang akan diraihnya apabila dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, (4) mendapat perlakuan yang objektif dan penilaian atas dasar prestasi kerjanya, (5) menerima tanggung jawab yang lebih besar, dan (6) melakukan kegiatan yang sifatnya tidak hanya rutin.Jika tujuan evaluasi untuk meningkatkan pertumbuhan kinerja guru maka kegiatan evaluasi sebaiknya dapat melibatkan berbagai pihak sebagai evaluator, seperti: siswa, rekan sejawat, dan tenaga administrasi. Bahkan self evaluation akan memberikan perspektif tentang kinerjanya. Namun jika untuk kepentingan pengujian kompetensi, pada umumnya yang bertindak sebagai evaluator adalah kepala sekolah atau pengawas. Mengevaluasi kinerja guru dapat dilakukan oleh siswa, rekan sejawat, tenaga administrasi, kepala sekolah atau pengawas, dan evaluasi diri.a) Penilaian Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah atau Pengawas Salah satu tujuan utama penilaian kinerja guru adalah untuk mengetahui kompetensi guru, untuk mengetahui kompetensi guru ini penilaian kinerja guru dilakukan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah menilai kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran pembelajaran meliputi pra pembelajaran (pengecekan kesiapan kelas dan apersepsi), kegiatan inti (penguasaan materi, strategi pembelajaran, pemanfaatan media/sumber, penilaian proses dan hasil belajar, penggunaan bahasa), dan menutup (refleksi, rangkuman dan tindak lanjut) Penilaian oleh kepala sekolah ini dilakukan karena kepala sekolah bertugas untuk melakukan evaluasi dan mengambil keputusan yang berhubungan dengan kinerja guru. Para ahli menyarankan kepala sekolah untuk mengembangkan kuesioner penilaian, yang mendorong komitmen guru dan mengurangi sikap defensif dari guru atas penilaian. Pengawas menilai kinerja guru berdasarkan kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dengan indikator: (1) ketaatan dalam menjalankan ajaran agama, (2) tanggungjawab, (3) kejujuran, (4) kedisiplinan, (5) keteladanan, (6) etos kerja, (7) inovasi dan kreativitas, (8) kemampuan menerima kritik dan saran, (9) kemampuan berkomunikasi, (10) kemampuan bekerja sama. b) Penilaian Kinerja Guru oleh Rekan Sejawat Penilaian oleh salah seorang rekan sejawat acapkali merupakan metode evaluasi yang efektif. Menurut penelitian peringkat penilaian dari rekan sejawat lebih stabil dalam masa waktu tertentu dan seringkali mempunyai validitas prediksi yang lebih tinggi dibanding peringkat oleh kepala sekolah atau pengawas, dan penilaian rekan sejawat lebih terfokus pada prestasi dan keluaran. Evaluasi oleh rekan kerja jarang digunakan, karena 1) manajemen memandang rekan sejawat akan lebih bersifat toleran dan terjadi bias dalam penilaian (memberikan pada temannya nilai peringkat yang lebih tinggi). 2) kurang memiliki pemahaman tentang penilaian sehingga sukar untuk memberikan penilaian yang adil dan akurat. 3) beberapa manajer juga percaya bahwa evaluasi rekan sejawat merusak wewenang mereka. c) Penilaian Kinerja Guru dengan Penilaian Diri Memberikan kesempatan guru untuk mengevaluasi kinerja mereka sendiri bermanfaat dari sisi perhatian. Penilaian sendiri memudahkan pengembangkan guru, karena hal ini berarti guru memfokuskan pada perilaku dan kinerja serta mengidentifikasikan dan mempelajari kekuatan dan kelemahan dirinya. Oleh karena guru cenderung menerima temuan dari hasil penilaian mereka sendiri, mereka menjadi lebih proaktif dalam membangun kekuatan mereka dan mengurangi kelemahan. Penilaian sendiri juga mengklarifikasikan perbedaan pendapat antara penilaian kepala sekolah atau pengawas dengan penilaian dari siswa. Mereka juga cenderung untuk mendorong partisipasi guru dan mengurangi sikap mempertahankan diri dalam wawancara umpan balik penilaian. Kelemahan penilaian ini pada umumnya guru merasa terancam sehingga ada kecenderungan melindungi citra diri positif. Oleh karena itu, penilaian diri umumnya lebih digunakan untuk pengembangan dibanding tujuan evaluasi.d) Penilaian Kinerja Guru oleh Siswa Banyak sekolah yang mengimplementasikan penilaian dari siswa terhadap guru, karena siswa merupakan sumber yang kaya akan informasi dan mempunyai perspektif atas perilaku guru mereka. Dalam kontak yang lebih sering dengan guru mereka, siswa mengamati sejumlah kinerja yang berkaitan dengan perilaku, acapkali termasuk hal yang tidak dilihat oleh kepala sekolah. Pandangan siswa terutama bermanfaat menilai keterampilan pengelolaan kelas dari seorang guru. Penilaian dari siswa dapat menimbulkan problematika tersendiri. Siswa acapkali menanyakan jaminan identitas mereka dan agar tidak diberi nama, dan mereka kurang bersemangat mekipun umumnya positif, menilai guru mereka. Kadangkala, siswa bisa bersekongkol dalam kelompok untuk mematikan guru yang sangat tidak disukai. Juga, ketika penilaian siswa digunakan untuk membuat keputusan promosi. Atas alasan ini, penilaian dari siswa sampai sekarang digunakan terutama untuk tujuan pengembangan guru.

F. Permasalahan Standar Penilaian di LapanganGuru dituntut untuk mengembangkan kompetensi professional mereka agar dapat mengantarkan peserta didik mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Jika demikian maka secara otomatis standar penilaian pun juga akan ikut mengalami perubahan, sistem penilaian yang awalnya hanya mengukur hasil pencapaian kompetensi akan bergeser menjadi penilaian otentik yang mengukur kommpetensi sikap, keterampilan, serta pengetahuan berdasarkan hasil dan proses.

G. Standar Penilaian di MalaysiaEvaluasi sekolah-sekolah secara umum di Malaysia hampir secara eksklusif bergantung pada inspeksi sekolah atau sekolah yang dilakukan audit oleh inspektorat sekolah. Walaupun pemeriksaan cenderung untuk berfokus pada penilaian prestasi individu siswa, mereka mulai memainkan peran lebih besar dalam evaluasi kinerja sekolah secara keseluruhan.Untuk ujian pendidikan di Malaysia dipegang oleh Badan Pengujian Malaysia (The Malaysian Examination Syndicate) yang mengelola semua pemeriksaan primer dan pemeriksaan sekunder dan dewan pengujian Malaysia (The Malaysian Examination Council) yang bertanggung jawab untuk ujian terpusat. Adapun jenis-jenis ujian adalah sebagai berikut:1. Ujian penilaian sekolah rendah (USPR), ini diberlakukan bagi semua siswa di akhir standar 6 (dari pendidikan dasar) untuk mengevaluasi student progress dalam akuisisi bahasa (Malay dan Inggris), matematika dan sains. Ujian formatif server tujuan dan melengkapi ruang kelas yang sedang berlangsung dan ujian berbasis sekolah untuk mendiagnosa student strengts dan kelemahan, dan memonitor kemajuan.2. Penilaian menengah rendah (PMR). Selain untuk uji terpusat, juga mencakup penilaian basis sekolah melalui portofolio siswa dalam sejarah, geografi dan kehidupan yang dinilai oleh guru-guru tingkat sekolah.3. Sijil Pelajaran Malaysia (SPM), ini diambil sebelum lulus dari sekolah menengah. Pengujian data digunakan terutama untuk menilai kinerja murid sebagai suatu sarana kemajuan melalui sistem dan untuk evaluasi sistemik.

H. Solusi Permasalahan Penilaian PendidikanAgar penilaian terhadap pembelajaran Biologi di kelas dapat dilaksanakan dengan baik, setiap pihak yang peduli terhadap kualitas sekolah dan siswa di negeri ini harus berjuang bersama-sama untuk mengembangkan kemampuan menilai (assessment literacy). Kemampuan menilai adalah kuncinya.Orang yang mampu melakukan penilaian (assessment literates) adalah mereka yang memahami prinsip dasar penilaian. Pemahaman akan makna penilaian yang baik saja tidaklah cukup. Kita juga harus memahami bagaimana penilaian menghubungkan kualitas pembelajaran dengan upaya untuk mempertahankan alternatif penilaian yang seimbang. Kita harus patuh dan berupaya memenuhi standar yang ditetapkan, dan saling membantu jika penilaian yang dilakukan gagal memenuhi standar ini.

BAB IIIPENUTUP

A. Simpulan 1. Standar Penilaian Pendidikan kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan yakni kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Selain kaidah umum penilaian pendidikan, terdapat kaidah khusus yang dapat dijadikan dasar pelaksanaan penilaian selama proses pembelajaran di kelas oleh pendidik. Proses penilaian di dalam kelas yang dilakukan oleh pendidik dikenal dengan istilah penilaian kelas.2. Standar penilaian mengalami perubahan, sistem penilaian yang awalnya hanya mengukur hasil pencapaian kompetensi akan bergeser menjadi penilaian otentik yang mengukur kommpetensi sikap, keterampilan, serta pengetahuan berdasarkan hasil dan proses.3. Evaluasi sekolah-sekolah secara umum di Malaysia hampir secara eksklusif bergantung pada inspeksi sekolah atau sekolah yang dilakukan audit oleh inspektorat sekolah. Walaupun pemeriksaan cenderung untuk berfokus pada penilaian prestasi individu siswa, mereka mulai memainkan peran lebih besar dalam evaluasi kinerja sekolah secara keseluruhan.4. Agar penilaian terhadap pembelajaran Biologi di kelas dapat dilaksanakan dengan baik, setiap pihak yang peduli terhadap kualitas sekolah dan siswa di negeri ini harus berjuang bersama-sama untuk mengembangkan kemampuan menilai (assessment literacy). Kemampuan menilai adalah kuncinya.

B. Saran Setiap pihak yang peduli terhadap kualitas sekolah dan siswa di negeri ini harus berjuang bersama-sama untuk mengembangkan kemampuan menilai (assessment literacy).

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Penilaian Kinerja Guru. Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.Departemen Pendidikan Nasional. 2009 Buku 3 Pedoman Penyusunan Portofolio. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.Peraturan Pendidikan Pendidikan Nasional 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pbv endidikan.Sudrajat, Ahmad. 31 Januari 2008. Teori Pendidikan dan Kurikulum, (http://akhmadsudrajat.wordpress.com, diunduh 25 Februari 2015).

12