Standar Pelayanan Rumah Sakit

14
STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT. Keberadaan Rumah Sakit Umum akhir-akhir ini menjadi sorotan, karena fungsi rumah sakit umum sebagai sarana pelayanan kesehatan sudah menjadi kebutuhan. Sebagaimana dikucurkannya dana Jamkesmas, tak heran hampir semua rumah sakit sudah mulai kewalahan menerima pasien. Untuk itu pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal. Kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 228/ Menkes/SK/III/202 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang Wajib Dilaksanakan Daerah. Terakhir dari Kementrian Dalam Negeri telah mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No: 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Tentang Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal. Apalagi Sejalan dengan amanat Pasal 28 H, ayat (1) Perubahan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan faasilitas pelayanan kesehatan dan fasailitas pelayanan umum yang layak. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggarakan upaya kesehatan. Penyelenggaaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai

Transcript of Standar Pelayanan Rumah Sakit

Page 1: Standar Pelayanan Rumah Sakit

STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT.

Keberadaan Rumah Sakit Umum akhir-akhir ini menjadi sorotan, karena fungsi

rumah sakit umum sebagai sarana pelayanan kesehatan sudah menjadi

kebutuhan. Sebagaimana dikucurkannya dana Jamkesmas, tak heran hampir

semua rumah sakit sudah mulai kewalahan menerima pasien.

Untuk itu pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor : 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan

Standar Pelayanan Minimal. Kemudian ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 228/ Menkes/SK/III/202 tentang Pedoman Penyusunan Standar

Pelayanan Minimal Rumah Sakit Yang Wajib Dilaksanakan Daerah. Terakhir dari

Kementrian Dalam Negeri telah mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri

No: 6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Tentang Penyusunan dan Penetapan

Standar Pelayanan Minimal.

Apalagi Sejalan dengan amanat Pasal 28 H, ayat (1) Perubahan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap

orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam pasal 34 ayat

(3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan faasilitas pelayanan

kesehatan dan fasailitas pelayanan umum yang layak.

Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan

merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam

mendukung penyelenggarakan upaya kesehatan. Penyelenggaaraan pelayanan

kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat

kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang

beragam, berinteraksi satu sama lain.

Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat

yang perlu diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan

yang bermutu standar, membuat semakin kompleks permasalahan dirumah

Page 2: Standar Pelayanan Rumah Sakit

sakit. Pada hakekatnya rumah sakit berfungsi sebagai tempat penyembuhan

penyakit dan pemulihaan kesehatan. Fungsi dimaksud memiliki makna tanggung

jawab yang seyogyanya merupakan tanggung jawab pemerintah dalam

meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat.

Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2005 tentang

Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal BAB I ayat 6

menyatakan Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah

ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan

wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.

Ayat 7, indikator SPM adalah tolok ukur untuk prestasi kuatitatif dan kualitatif

yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi

dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses hasil dan atau

manfaat pelayanan.

Ayat 8, pelayanan dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan

mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalaam kehidupan sosial,

ekonomi dan pemerintahan. Dalam penjelasan pasal 39 ayat 2 PP RI N0 58 tahun

2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menyebutkan bahwa yang

dimaksud dengan standar pelayanan minimal adalah tolok ukur kinerja dalam

menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan

wajib daerah.

Maksud dan tujuan

Standar pelayanan minimal ini dimaksudkan agar tersedianya panduan bagi

daerah dalam melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta

pengawasan dan pertanggung jawaban penyelenggaraan standar pelayanan

minmal rumah sakit. Standar pelayanaan minimal ini bertujuan untuk

menyamakan pemahaman tentang definisi operasional indikator kinerja, ukuran

Page 3: Standar Pelayanan Rumah Sakit

atau satuan, rujukan, target nasional untuk tahun 2007 sampai 2012, cara

perhitungan/rumus/pembilang dan penyebut/standar/satuan pencapaian kinerja

dan sumber data.

Pengertian Umum SPM : Adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan

dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga

secara minimal.Juga merupaklan spesifikasi teknis tentang tolak ukur pelayanan

minimum yang diberikan oleh Badan layanan Umum kepada masyarakat.

Pengertian Rumah sakit : Adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanaan kesehatan perorangan meliputi pelayanan promotif, prevntif,

kurative dan rehabilitatif yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

dan gawat darurat.

Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit pada hakekatnya merupakan jenis-jenis

pelayanan rumah sakit yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah/pemerintah

daerah dengan standar kinerja yang ditetapkan. Namun demikian mengingat

kondisi masing-masing daerah terkait sumber daya yang tidak merata diperlukan

pentahapan dalam pelaksanaan SPM oleh masing-masing daerah sejak

ditetapkan tahun 2007 sampai 2012, sesuai kondisi/perkembangan kapasitas

daerah.

Rumah sakit di Sumatera Utara adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan

rujukan. Adapun indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana

rumah sakit antara lain dengan angka pemanfaatan tempat tidur (BOR), lama

pasien dirawat (LOS), dan interval pemakaian tempat tidur (TOI). Dari 30 rumah

sakit pemerintah (29 RSUD dan 1 RSUP) yang paling tinggi BOR nya adalah RSUD

Padang Sidempuan (98,78 %) yang paling rendah adalah RSUD lukas (Nias

Selatan) 6,48 %.

Page 4: Standar Pelayanan Rumah Sakit

Bila dilihat dari indikator lamanya pasien dirawat (LOS) yang paling tinggi

angkanya adalah RSUD Kabanjahe (6,76 hari ) dan yang paling rendah adalah

RSUD Lukas (Nias Selatan ) 0,19 hari.Sedangkan untuk indikator TOI, rumah sakit

yang paling tinggi angkanya adalah RSUD Gunung Tua ( Kabupaten Padang

lawas Utara ) 25,64 hari dan yang paling rendah adalah RSU Tanjung Pura

(Langkat ) 2,23 hari.

Mengingat pentingnya SPM sebagai hak konstitusional maka seyoyanya SPM

menjadi prioritas dalam perencanaan dan penganggaran daerah. Dengan

disusunnya Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit diharapkan para Direktur

Rumah Sakit di daerah untuk segera melaksanakan di rumah sakitnya masing-

masing sekaligus sebagai modal mengadvokasi stake holder didaerahnya.

SPM ini dapat dijadikan acuan bagi pengelola rumah sakit dan unsur terkait

dalam melaksanakan perencanaan, pembiyaan dan pelaksanaan setiap jenis

pelayanan agar dapat dukungan. Untuk itu bagi Pemerintah Daerah Propinsi

maupun kabupaten/kota dapat menjadikan SPM sebagai bahan verifikasi kepada

para Direktur rumah sakit diwilayahnya apakah komit dan serius dalam

penerapan SPM jikalau ingin mewujudkan pelayanan rumah sakit yang lebih

bernas dan berkualitas.

* 1. Standar Pelayanan Rumah Sakit Daerah adalah penyelenggaraan

pelayanan manajemen rumah sakit, pelayanan medik, pelayanan penunjang dan

pelayanan keperawatan baik rawat inap maupun rawat jalan yang minimal harus

diselenggarakan oleh rumah sakit.

* 2. Indikator

Merupakan variabel ukuran atau tolok ukur yang dapat menunjukkan indikasi-

indikasi terjadinya perubahan tertentu. Untuk mengukur kinerja rumah sakit ada

beberapa indikator, yaitu:

Page 5: Standar Pelayanan Rumah Sakit

* a. Input, yang dapat mengukur pada bahan alat sistem prosedur atau orang

yang memberikan pelayanan misalnya jumlah dokter, kelengkapan alat,

prosedur tetap dan lain-lain.

* b. Proses, yang dapat mengukur perubahan pada saat pelayanan yang

misalnya kecepatan pelayanan, pelayanan dengan ramah dan lain-;ain.

* c. Output, yang dapat menjadi tolok ukur pada hasil yang dicapai, misalnya

jumlah yang dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan ruangan.

* d. Outcome, yang menjadi tolok ukur dan merupakan dampak dari hasil

pelayanan sebagai misalnya keluhan pasien yang merasa tidak puas terhadap

pelayanan dan lain-lain.

* e. Benefit, adalah tolok ukur dari keuntungan yang diperoleh pihak rumah

sakit maupun penerima pelayanan atau pasien yang misal biaya pelayanan yang

lebih murah, peningkatan pendapatan rumah sakit.

* f. Impact, adalah tolok ukur dampak pada lingkungan atau masyarakat luas

misalnya angka kematian ibu yang menurun, meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat, meningkatnya kesejahteraan karyawan.

* 3. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan sebagai

patokan dalam melakukan kegiatan. Standar ini dapat ditentukan berdasarkan

kesepakatan propinsi, kabupaten/kota sesuai dengan evidence base.

* 4. Bahwa rumah Sakit sesuai dengan tuntutan daripada kewenangan wajib

yang harus dilaksanakan oleh rumah sakit propinsi/kabupaten/kota, maka harus

memberikan pelayanan untuk keluarga miskin dengan biaya ditanggung oleh

Pemerintah Kabupaten/Kota.

* 5. Secara khusus selain pelayanan yang harus diberikan kepada masyarakat

wilayah setempat maka rumah sakit juga harus meningkatkan manajemen di

dalam rumah sakit yaitu meliputi:

a. Manajemen Sumberdaya Manusia.

b. Manajemen Keuangan.

Page 6: Standar Pelayanan Rumah Sakit

c. Manajemen Sistem Informasi Rumah Sakit, kedalam dan keluar rumah sakit.

d. Sarana prasarana.

e. Mutu Pelayanan.

PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (Hospital by Laws)

Dalam rangka melindungi penyelenggaraan rumah sakit, tenaga kesehatan dan

melindungi pasien maka rumah sakit perlu mempunyai peraturan internal rumah

sakit yang bias disebut hospital by laws. Peraturan tersebut meliputi aturan-

aturan berkaitan dengan pelayanan kesehatan, ketenagaan, administrasi dan

manajemen. Bentuk peraturan internal rumah sakit (HBL) yang merupakan

materi muatan pengaturan dapat meliputi antara lain: Tata tertib rawat inap

pasien, identitas pasien, hak dan kewajiban pasien, dokter dan rumah sakit,

informed consent, rekam medik, visum et repertum, wajib simpan rahasia

kedokteran, komete medik, panitia etik kedokteran, panitia etika rumah sakit,

hak akses dokter terhadap fasilitas rumah sakit, persyaratan kerja, jaminan

keselamatan dan kesehatan, kontrak kerja dengan tenaga kesehatan dan

rekanan. Bentuk dari Hispital by laws dapat merupakan Peraturan Rumah Sakit,

Standar Operating Procedure (SOP), Surat Keputusan, Surat Penugasan,

Pengumuman, Pemberitahuan dan Perjanjian (MOU). Peraturan internal rumah

akit (HBL) antara rumah sakit satu dengan yang lainnya tidak harus sama materi

muatannya, hal tersebut tergantung pada: sejarahnya, pendiriannya,

kepemilikannya, situasi dan kondisi yang ada pada rumah sakit tersebut. Namun

demikian peraturan internal rumah sakit tidak boleh bertentangan dengan

peraturan diatasnya seperti Keputusan Menteri, Keputusan Presiden, Peraturan

Pemerintah dan Undang-undang. Dalam bidang kesehatan pengaturan tersebut

harus selaras dengan Undang-undang nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

dan peraturan pelaksanaannya.

Page 7: Standar Pelayanan Rumah Sakit

PENGHITUNGAN EFISIENSI

Indikator penilaian efisiensi pelayanan adalah:

* - Bed occupancy rate.

* - Bed turn over.

* - Length of stay.

* - Turn over interval.

Bed occupancy rate (BOR) atau Pemakaian Tempat Tidur dipegunakan untuk

melihat berapa banyak tempat tidur di rumah sakit yang digunakan pasien

dalam suatu masa.

Jumlah hari perawatan

BOR = ————————————– x 100%

Jumlah TT x hari perawatan

Prosentase ini menunjukkan sampai berapa jauh pemakaian tempat tidur yang

tersedia di rumah sakit dalam jangka waktu tertentu. Bila nilai ini mendekati 100

berarti ideal tetapi bila BOR Rumah Sakit 60-80% sudah bias dikatakan ideal.

BOR antara rumah sakit yang berbeda tidak bisa dibandingkan oleh karena

adanya perbedaan fasilitas rumah sakit, tindakan medik, perbedaan teknologi

intervensi. Semua per bedaan tadi disebut sebagai “case mix”.

Page 8: Standar Pelayanan Rumah Sakit

Turn over internal (TOI), waktu rata-rata suatu tempat tidur kosong atau waktu

antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh pasien sampai ditempati lagi oleh

pasien lain.

(Jumlah TT x 365) – hari perawatan

TOI = ——————————————– x 100%

Jumlah semua pasien keluar hidup + mati

TOI diusahakan lebih kecil daripada 5 hari.

Bed turn over (BTO), berpa kali satu tempat tidur ditempati pasien dalam satu

tahun. Usahakan BTO lebih besar dari 40.

Length of stay yang baik 5-13 hari atau maksimum 12 hari, 6-10 hari.

Infant mortality rate (angka kematian bayi). Standar 20%

Jumlah kematian bayi yang lahir di RS

IMR = ————————————————- x 100%

Jumlah bayi yang lahir di RS dalam waktu tertentu

Page 9: Standar Pelayanan Rumah Sakit

Maternal Mortality Rate (MMR) atau angka kematian ibu melahirkan. Standard

0,25% atau antara 0,1-0,2%

Jumlah pasien obstetri yang meninggal

MMR = —————————————————— x 100%

Jumlah pasien obstetri dalam jangka waktu tertentu

Foetal Death Rate (FDR) atau angka bayi lahir mati. Standar 2%.

Jumlah kematian bayi dengan umur kandungan 20 minggu

FDR = ————————————————————- x 100%

Jumlah semua kelahiran dalam jangka waktu tertentu

Post Operative Death Rate (FODR) atau angka kematian pasca bedah. Standar

1%.

Jumlah kematian setelah operasi dalam satu periode

FODR = —————————————————— x 100%

Jumlah pasien yang dioperasi dalam periode yang sama

Page 10: Standar Pelayanan Rumah Sakit

Angka kematian sectio caesaria. Standar 5%.

Dalam usaha memperkecil pengaruh “case mix” untuk menilai tingkat efisiensi

digunakan indikator yang lebih tajam, indikator yang dimaksud adalah:

* Av LOS pasien prabedah

Pasien yang akan dioperasi biasanya harus menjalani pemeriksaan radiologi dan

laboratorium serta perlu observasi terhadap keadaan tertentu. Jadi sebelum

operasi pasien telah menggunakan jasa rumah sakit yang tidak sedikit. Lebih

banyak pemeriksaan atau lebih lama observasi tentunya lebih banyak

menggunakan sumber daya rumah sakit. Agar efisiensi maka pemborosan harus

ditekan. Bertambah singkat Av LOS prabedah, bertambah hemat atau

bertambah efisien pelayanan yang diberikan.

* Av LOS penyakit tertentu atau tracer conditions.

Telah disusun kelompok-kelompok diagnosis penyakit yang tidak berbeda

banyak cara penganannya mediknya, tidak berbeda banyak Av LOS-nya, dan

hampir sama menyerap sumber dayanya. Kelompok penyakit ini disebut

Diagnosis Related Group (DRG). Dalam DRG ini ada 83 kelompok diagnesis yang

masih terbagi lagi menjadi 383 subkelompok.

INDIKATOR PENILAIAN

Untuk menilai pemanfaatan tenaga dipergunakan indikator:

Page 11: Standar Pelayanan Rumah Sakit

* - Rasio kunjungan dengan jumlah tenaga perawat jalan.

* - Rasio jumlah hari perawatan dengan jumlah tenaga perawat inap.

* - Rasio jumlah paisien intensif dengan jumlah tenaga perawat yang

melayani.

* - Rasio persalinan dengan tenaga bidan yang melayani.

Indikator untuk penilaian cakupan pelayanan adalah:

* - Rata-rata kunjungan per hari

* - Rata-rata kunjungan baru per hari

* - Rasio kunjungan baru dengan total kunjungan

* - Jumlah rata-rata pasien ugd per hari

* - Rata-rata pasien intensif per hari

* - Rata-rata pasien intensif perhari

* - Rata-rata pemeriksaan radiologi per hari

* - Prosentase r/ yang dilayani terhadap r/ rumah sakit

* - Prosentase item obat dalam formularium

* - Jumlah pelayanan ambulans

* - Rasio banyaknya cucian dengan pasien rawat inap

* - Prosentase penyediaan makanan khusus

* - Rasio pasien rawat jalan terhadap jumlah penduduk dalam, catchment area

* - Admission use rate

* - Hospitalization rate

Page 12: Standar Pelayanan Rumah Sakit

Mutu pelayanan ditinjau dari GDR & NDR

1. Angka Kematian Kasar/CDR (%) = <45%

2. Angka Kematian Netto/NDR (%) = <25%