STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP...

6
STANDAR O PELAY BALAI KARANTI Lampiran 1. ALUR MEKAN OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) YANAN KARANTINA HEWAN INA PERTANIAN KELAS II TAR NISME IMPOR/PEMASUKAN DOMESTIK RAKAN

Transcript of STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP...

Page 1: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP ...bkptarakan.org/downlot.php?file=Prosedur_pelayanan_KH_2.pdfPemeriksaan kelengkapan dokumen dilakukan untuk mengetahui kelengkapan, kebenaran isi

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN KARANTINA HEWAN

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TARAKAN

Lampiran 1.

ALUR MEKANISME IMPOR/PEMASUKAN DOMESTIK

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN KARANTINA HEWAN

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TARAKAN

ALUR MEKANISME IMPOR/PEMASUKAN DOMESTIK

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS II TARAKAN

Page 2: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP ...bkptarakan.org/downlot.php?file=Prosedur_pelayanan_KH_2.pdfPemeriksaan kelengkapan dokumen dilakukan untuk mengetahui kelengkapan, kebenaran isi

KETERANGAN

1.1.Pengguna jasa/pemilik melaporkan rencana pemasukan media pembawa kepada petugas

karantina paling singkat 2 hari sebelumnya untuk media pembawa berupa hewan dan 1 hari

untuk media pembawa berupa BAH, HBAH dan Benda lain. Saat kedatangan media

pembawa pengguna jasa menyerahkan media pembawa kepada petugas karantina dengan

mengajukan permohonan pemeriksaan karantina (KH-1) yang telah diisi oleh pemilik atau

kuasa pemilik.

1.2.Kepala UPT menerbitkan surat penugasan (KH-2) kepada dokter hewan karantina dan atau

paramedik karantina untuk melakukan tindakan karantina pemeriksaan terhadap media

pembawa. Apabila Pemilik atau Kuasa Pemilik tidak melaporkan pemasukan media

pembawa kepada petugas karantina, maka dilakukan tindakan Penahanan dengan

menerbitkan KH-8a. Pemilik atau Kuasa Pemilik sendiri dikenakan Sangsi Hukum sesuai

dengan pasal 31 ayat 1 dan 2 UU No. 16 Tahun 1992 Tentang Karantina Hewan, Ikan dan

Tumbuhan dan akan dilakukan penyidikan oleh PPNS.

1.3. Pemeriksaan kelengkapan dokumen dilakukan untuk mengetahui kelengkapan, kebenaran isi

dan keabsahan dokumen, antara lain :

a. sertifikat kesehatan hewan untuk hewan, sertifikat sanitasi untuk produk hewan, surat

keterangan asal untuk benda lain yang diterbitkan oleh dokter hewan karantina di negara

asal/daerah pengeluaran ;

b. dokumen tambahan jika dipersyaratkan

c. pemeriksaan fisik terhadap media pembawa yang akan dimasukkan

d. pemeriksaan laboratorium jika diperlukan

1.4. Dokumen yang tidak lengkap, benar, dan/atau sah akan dilakukan penahanan dengan

menerbitkan Berita Acara Penahanan (KH-8a) dan diberikan kesempatan untuk melengkapi

dengan jangka waktu 3 hari (untuk dokumen dari karantina asal) dan 7 hari (untuk dokumen

tambahan), dan jika tidak bisa melengkapi dokumen dalam jangka waktu tersebut maka

dilakukan tindakan penolakan dengan menerbitkan Berita Acara Penolakan (KH-8b).

1.5. Dokumen yang dinyatakan lengkap, benar dan sah, jika pemasukannya berasal dari negara

yang dilarang akan dilakukan penolakan.

1.6. Jika berasal dari negara/area yang diperbolehkan akan dilakukan pemeriksaan diatas alat

angkut jika memungkinkan kondisinya (terutama dilakukan untuk pemasukan hewan).

Pemeriksaaan diatas alat angkut dilakukan untuk mendeteksi adanya HPHK.

1.7. Jika ditemukan HPHK Gol I maka akan dilakukan penolakan.

1.8. Jika ditemukan HPHK Gol II maka akan diterbitkan surat Persetujuan Bongkar (KH-5) dan

dilanjutkan dengan menerbitkan Surat Perintah Masuk Karantina (KH-7) untuk dilakukan

pemeriksaan lanjutan, pengasingan, pengamatan, dan/atau perlakuan di Instalasi Karantina

Hewan sesuai keperluan.

Page 3: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP ...bkptarakan.org/downlot.php?file=Prosedur_pelayanan_KH_2.pdfPemeriksaan kelengkapan dokumen dilakukan untuk mengetahui kelengkapan, kebenaran isi

1.8. Jika dalam pemeriksaan lanjutan ditemukan HPHK Gol I, atau dinyatakan tidak sehat/tidak

layak maka akan dilakukan pemusnahan atau tidak bisa dibebaskan dari HPHK Gol II akan

dilakukan pemusnahan dengan menerbitkan Berita Acara Pemusnahan (KH-8c).

1.9. Jika dengan tindakan karantina di instalasi karantina hewan dapat dibebaskan dari HPHK

Gol II, dinyatakan sehat dan layak, maka akan dilakukan pembebasan dengan menerbitkan

Sertifikat Pelepasan Karantina Hewan (KH-12).

1.10. Dalam hal pemeriksaan diatas alat angkut tidak ditemukan HPHK Gol I dan II maka

diterbitkan Surat Persetujuan Bongkar (KH-5) dan diterbitkan surat perintah masuk

karantina (KH 7) untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan, pengasingan, pengamatan, dan

perlakuan sesuai keperluan.

1.11 Jika terdeteksi HPHK Gol I, tidak sehat atau tidak layak, tidak bisa dibebaskan dari HPHK

Gol II, maka dilakukan pemusnahan dan menerbitkan Berita Acara Pemusnahan (KH-8c).

Jika dapat dibebaskan dari HPHK Gol II, sehat dan layak maka dilakukan pembebasan

dengan menerbitkan Sertifikat Pelepasan Karantina Hewan (KH 12).

Note :

Tindakan karantina penolakan, dapat dilakukan saat media pembawa masih berada di atas

alat angkut, jika media pembawa sudah diturunkan dari alat angkut, atau tidak dapat ditolak,

maka dilakukan pemusnahan dengan menerbitkan Berita Acara Pemusnahan (KH-8c). Untuk

Media Pembawa yang dilalulintaskan secara antar area penolakan dilakukan dengan

mengembalikannya ke area asal.

Dalam hal penerbitan surat persetujuan bongkar terhadap beberapa Media pembawa

HPHK tertentu (misal: kulit jadi, Premix, dll), setelah dilakukan pemeriksaan dan dinyatakan

bebas HPHK Gol II, sehat, layak, dilakukan pembebasan dengan menerbitkan Sertifikat

Pelepasan Karantina Hewan (KH 12).

Page 4: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP ...bkptarakan.org/downlot.php?file=Prosedur_pelayanan_KH_2.pdfPemeriksaan kelengkapan dokumen dilakukan untuk mengetahui kelengkapan, kebenaran isi

Lampiran 2.

ALUR MEKANISME EKSPOR/PENGELUARAN DOMESTIK

ALUR MEKANISME EKSPOR/PENGELUARAN DOMESTIK

Page 5: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP ...bkptarakan.org/downlot.php?file=Prosedur_pelayanan_KH_2.pdfPemeriksaan kelengkapan dokumen dilakukan untuk mengetahui kelengkapan, kebenaran isi

KETERANGAN 2.1. Pengguna jasa/pemilik melaporkan rencana pengeluaran media pembawa kepada petugas

karantina paling singkat 2 hari sebelumnya untuk media pembawa berupa hewan dan 1 hari untuk media pembawa berupa BAH, HBAH dan Benda lain. Saat keberangkatan media pembawa pengguna jasa menyerahkan media pembawa kepada petugas karantina dengan mengajukan permohonan pemeriksaan karantina (KH-1) yang telah diisi oleh pemilik atau kuasa pemilik.

2.2. Kepala UPT menerbitkan surat penugasan (KH-2) kepada dokter hewan karantina dan atau

paramedik karantina untuk melakukan tindakan karantina pemeriksaan terhadap media pembawa. Apabila Pemilik atau Kuasa Pemilik tidak melaporkan pengeluaran media pembawa kepada petugas karantina, maka dilakukan tindakan Penahanan dengan menerbitkan KH-8a. Pemilik atau Kuasa Pemilik sendiri dikenakan Sangsi Hukum sesuai dengan pasal 31 ayat 1 dan 2 UU No. 16 Tahun 1992 Tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan.

2.3. Pemeriksaan kelengkapan dokumen dilakukan untuk mengetahui kelengkapan, kebenaran

isi dan keabsahan dokumen, antara lain : a. sertifikat kesehatan hewan yang diterbitkan oleh dokter hewan berwenang dari daerah asal

atau surat keterangan asal untuk benda lain; b. dokumen lain yang dipersyaratkan c. pemeriksaan fisik terhadap media pembawa yang akan dilalulintaskan. d. Pemeriksaan laboratorium jika diperlukan

2.4.Dokumen yang tidak lengkap maka dilakukan penolakan, apabila tidak mampu melengkapi

media pembawa dikembalikan kepada pemilik untuk dilengkapi. 2.5.Pemeriksaan fisik dan klinis terhadap media dapat dilakukan di tempat

pengeluaran/Instalasi Karantina Hewan (Sementara). 2.6.Apabila hasil pengujian laboratorium menyatakan bahwa media pembawa ditemukan HPHK

Gol. 1, maka diterbitkan Berita Acara Pemusnahan (KH-8c) untuk dilakukan tindakan Pemusnahan.

2.7.Media pembawa yang memenuhi ketentuan, dinyatakan sehat dan/atau tidak perlu

pengamatan lebih lanjut, langsung dilakukan sertifikasi dengan menerbitkan sertifikat kesehatan /sanitasi/Keterangan Untuk Benda Lain (KH-9/10/11) pada saat dilaporkan sebelum keberangkatan.

2.8.Pemeriksaan media pembawa yang dilakukan di tempat pengeluaran dengan tahapan

berikut ini: a. pemeriksaan dilakukan terhadap fisik dan/atau klinis, keutuhan, kondisi pengemasan. b. Apabila ditemukan adanya HPHK Gol.1, busuk, rusak, tidak layak dan/atau tidak aman

untuk dikonsumsi dan berasal dari daerah yang dilarang pengeluarannya, maka dilakukan tindakan pemusnahan dan diterbitkan Berita Acara Pemusnahan (KH-8c).

c. Apabila ditemukan adanya HPHK Gol.2, maka bagi media pembawa maka dilakukan tindakan Perlakuan (promotif/kuratif/rehabilitative/desinfeksi) untuk membebaskan media pembawa dari HPHK sesuai dengan pedoman pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan menular atau tindakan pemusnahan dan diterbitkan Berita Acara Pemusnahan (KH-8c).

Page 6: STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP ...bkptarakan.org/downlot.php?file=Prosedur_pelayanan_KH_2.pdfPemeriksaan kelengkapan dokumen dilakukan untuk mengetahui kelengkapan, kebenaran isi

d. Media pembawa yang memenuhi ketentuan, dinyatakan sehat dan/atau tidak perlu pengamatan lebih lanjut, langsung dilakukan pembebasan dengan menerbitkan Sertifikat Kesehatan /Sanitasi/Keterangan Untuk Benda Lain (KH-9/10/11). Pemusnahan terhadap media pembawa dengan resiko tinggi dan membutuhkan biaya

serta peralatan dengan kualifikasi tinggi/khusus dikonsultasikan kepada pusat karantina hewan.