STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR...
Transcript of STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR...
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)SEKSI INFORMASI DAN PENYEBARAN HASIL
BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANGDIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN
KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
BET
Balai
Embrio Ternak C
ip
elang
1
BAB. IV STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
SEKSI INFORMASI DAN PENYEBARAN HASIL
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Informasi dan Penyebaran Hasil merupakan salah satu seksi pada Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor (yang) bertugas melaksanakan diseminasi informasi atau penyebaran informasi seluas-luasnya ke seluruh lapisan masyarakat umum. Untuk melaksanakan tugas tersebut, mekanisme prosedural suatu kegiatan sudah selayaknya dirancang, disusun, dan disajikan dalam bentuk standard operational procedure (SOP) atau prosedur operasional standar. Hal ini dimaksudkan agar seluruh kegiatan Seksi Informasi dan Penyebaran Hasil selanjutnya disebut seksi IPH, memiliki panduan / acuan yang baku untuk melaksanakan seluruh kegiatan yang menjadi ruang lingkup tugasnya. Dengan demikian, setiap petugas yang melaksanakan tugas dan pekerjaannya dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan panduan yang telah ditetapkan.
2. Tujuan
Standar Operasional Prosedur (SOP) diterbitkan dengan tujuan agar seluruh kegiatan seksi Infomasi dan Penyebaran Hasil memenuhi standar/persyaratan teknis dan administrasi yang telah ditentukan dan menjadi panduan standar bagi petugas serta semua pihak terkait yang akan melaksanakan kegiatan serupa.
3. Pengertian 3.1 SOP adalah prosedur baku mengenai suatu proses atau alur kegiatan untuk
menghasilkan suatu produk /jasa tertentu. 3.2 Resipien adalah ternak penerima transfer embrio. 3.3 Donor adalah ternak betina yang memiliki kualitas genetik tinggi yang dijadikan sumber
penghasil embrio. 3.4 Transfer embrio adalah suatu bentuk rekayasa bioteknologi reproduksi genetika dengan
cara mentransfer embrio dari donor terpilih ke resipien yang memenuhi syarat, dengan tujuan menghasilkan keturunan yang lebih unggul secara kualitatif dan kuantitatif.
3.5 Bibit ternak adalah semua hasil pemuliaan ternak yang memenuhi syarat tertentu untuk dikembangbiakkan.
3.6 Seleksi adalah kegiatan memilih ternak untuk dijadikan tetua agar menghasilkan keturunan yang diharapkan, melalui pemeriksaan dan atau pengujian berdasarkan kriteria dan tujuan tertentu dengan menggunakan metoda atau teknik tertentu.
3.7 Pemeriksaan Kebuntingan (PKb) adalah kegiatan pemeriksaan kebuntingan terhadap ternak resipien setelah 2 – 3 bulan dilakukan transfer embrio terhadapnya, dengan cara palpasi perektal yang dilaksanakan oleh petugas Balai Embrio Ternak (BET Cipelang) maupun daerah.
3.8 Catatan kelahiran dinyatakan dengan Berita Acara Kelahiran dan Akte Kelahiran, yang menyatakan bahwa pedet yang lahir benar-benar hasil TE/IB dan diketahui oleh Kepala BET Cipelang-Bogor. Berita Acara memuat hal-hal sebagai berikut : nama sapi, hari, tanggal dan bulan kelahiran, nomor registrasi embrio, jenis kelamin, silsilah tetua, nama pemilik dan alamatnya.
3.9 Village Breeding Center (VBC) adalah suatu kawasan pengembangan peternakan yang berbasis pada suatu pembibitan ternak rakyat yang tergabung dalam kelompok ternak
2
atau kawasan peternakan terpadu dibawah pengawasan dan pembinaan pemerintah atau dinas terkait.
3.10 Surat Keterangan Ternak Bibit (SKTB) adalah surat keterangan yang diberikan oleh BET Cipelang kepada ternak bibit (TE/IB) yang telah lolos dari serangkaian proses pemeriksaan, pengujian, dan pengawasan dan telah memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan.
3.11 Standar Distribusi Ternak Bibit adalah dokumen yang memuat mekanisme tahapan-tahapan proses distribusi ternak Bibit ke Balai Inseminasi Buatan Nasional / Daerah atau ke UPT/UPTD/Perusahaan Pembibitan.
3.12 Standar Distribusi Embrio adalah dokumen yang memuat mekanisme tahapan-tahapan proses distribusi embrio ke UPT Pusat/Daerah, Kelompok Ternak, Koperasi dan Perusahaan Pembibitan Swasta lainnya.
B. SOP AKTE KELAHIRAN
B.1 DAERAH PELAKSANA APLIKASI 1. Mencatat / mengumpulkan data dan informasi kelahiran pedet hasil TE dari atau di
daerah; 2. Mengambil / mengumpulkan gambar / foto pedet yang bersangkutan dengan posisi
kepala di sebelah kanan dengan ukuran 6x4 cm; 3. Menyusun, mengolah dan memeriksa kebenaran data dan informasi pada akte
kelahiran; 4. Bila sudah benar, berikan nomor eartag dan nama pedet yang baru lahir; 5. Membuat dan melaksanakan pengajuan akte kelahiran kepada Kepala BET untuk
ditandatangani; 6. Akte kelahiran meliputi : tanggal TE, tanggal lahir, bangsa, nomor registrasi pedet hasil
TE, kode embrio, silsilah (bapak dan induk), foto pedet, berat lahir dan proses kelahiran, dianggap sah apabila sudah ditandatangani Kepala BET Cipelang atau yang mewakili dan distampel, seperti pada Lampiran 1 .
B.2 BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG 1. Mencatat/mengumpulkan data dan informasi kelahiran pedet hasil TE/IB; 2. Mengambil gambar/foto pedet yang bersangkutan dengan posisi kepala di sebelah
kanan; 3. Menyusun, mengolah dan memeriksa kebenaran data dan informasi pada akte
kelahiran; 4. Bila sudah benar, berikan nomor eartag dan nama pedet yang baru lahir; 5. Membuat dan mengajukan permohonan penerbitan akte kelahiran kepada Kepala Balai
Embrio Ternak untuk ditandatangani; 6. Akte kelahiran dianggap sah apabila sudah ditandatangani Kepala Balai Embrio Ternak
Cipelang atau yang mewakili dan distampel, seperti pada Lampiran 1 .
C. SOP PELAKSANAAN UJI PERFORMANS SAPI DONOR DAN PE DET Uji performans adalah pengujian untuk memilih ternak bibit berdasarkan sifat kualitatif dan kuantitatif meliputi pengukuran, penimbangan, dan penilaian. Kriteria uji performans yaitu ternak sapi hasil TE/IB yang memiliki kondisi sehat, bebas penyakit menular dan memiliki silsilah yang jelas.
3
Tahap Persiapan,meliputi: 1.1. Mencatat nomor eartag, bangsa, tanggal lahir, catatan kelahiran, silsilah, berat lahir,
lingkar dada, tinggi pundak dan panjang badan pada kegiatan bulan sebelumnya. 1.2. Menyiapkan alat pengukuran (timbangan, pita ukur, tongkat ukur/kaliver, alat ukur
skrotum dan alat tulis). 1.3. Melakukan penimbangan berat badan. 1.4. Melakukan pengukuran tinggi pundak, dari atas gumba tegak lurus sampai bawah/lantai. 1.5. Melakukan pengukuran lingkar dada, diukur dengan melingkarkan pita ukur pada tulang
rusuk paling depan persis dibelakang kaki depan. 1.6. Melakukan pengukuran panjang badan, dari titik ujung bahu sampai tulang duduk. 1.7. Melakukan pengukuran lingkar skrotum (jantan), dengan melingkarkan pita ukur pada
skrotum atau menggunakan alat khusus pengukur lingkar skrotum. 1.8. Penimbangan/pengukuran dilakukan pada pedet umur 0 – 10 bulan, 1 tahun (11-13
bulan), 1,5 tahun (17-19 bulan), dan dilakukan setiap bulan. 1.9. Merekap dan melaporkan data uji performans kepada atasan sebagai bahan dasar
untuk diskusi dan pengambilan keputusan. Lampiran 2 .
A. Identifikasi dan Seleksi Ternak 1. Melakukan identifikasi ternak:
- Memilih ternak yang mempunyai catatan silsilah lengkap pejantan, induk, kakek nenek dan untuk ternak diluar BET catat nama dan alamat Peternak.
- Bebas dari penyakit menular dan memenuhi kriteria standar minimal/persyaratan teknis minimal (PTM) yang ditetapkan.
- Status reproduksi normal yang berdasarkan rekomendasi oleh petugas yang berwenang
2. Melakukan Pengukuran dan pencatatan terhadap pedet baru lahir meliputi: a. Catat Identitas ternak yang baru lahir (silsilah, tanggal lahir, nomor eartag, jenis
kelamin, bangsa) b. Timbang berat lahir dan ukur lingkar dada, tinggi pundak dan panjang badan),
dilakukan sesaat sesudah lahir, maksimal 3 hari setelah lahir c. Catat semua hasil yang didapatkan pada buku atau form uji performans
3. Pengukuran terhadap ternak (umur 0 – 8 bulan) a. Pengukuran ternak pada saat 0 - 5 bulan Materi yang di ukur adalah berat badan, lingkar dada, panjang badan dan tinggi
pundak b. Pengukuran ternak pada saat umur 6 - 8 bulan Penimbangan dilakukan pada saat berumur 6 - 8 bulan yang kemudian distandarisasi
pada umur 205 hari c. Pengukuran ternak dilanjutkan pada saat umur 9 – 10 bulan d. Penimbangan berat badan
- Penimbangan berat badan menggunakan timbang digital : (masukkan pedet ke dalam kandang jepit yang sudah terpasang alat
timbangannya). - Penimbangan dengan pita ukur (“RONDO”): ukur lingkar dada ternak dengan pita ukur, konversikan hasil ukur lingkar dada
dengan berat badan. Selain dikonversikan, untuk mengetahui berat badan bisa menggunakan rumus scroll
e. Penimbangan harus selalu menggunakan alat ukur yang sama - Pengukuran Lingkar dada Ukur lingkar dada ternak dengan pita ukur
4
- Pengukuran Tinggi Pundak Ukur tinggi pundak pedet (dari ujung kaki depan sampai gumba) dengan tongkat
ukur - Pengukuran Panjang Badan Ukur panjang badan dengan dengan tongkat ukur (dari pangkal kaki depan ditarik
mundur sampai pantat sapi) - Pengukuran Lingkar Scrotum (khusus untuk ternak jantan) Ukur Scrotum dengan pita ukur, amati bentuk dan ukuran masing-masing scrotum. - Lakukan seleksi pada umur 205 hari (6 bulan) yang meliputi : 1. Seleksi calon pejantan Lakukan seleksi setiap 3 bulan sekali, untuk memperoleh pejantan yang baik mutu
genetiknya. Dari seluruh calon pejantan dipilih 50% yang terbaik berdasarkan berat sapih pada umur 205 hari. Pedet jantan yang terpilih tetap dipelihara dan dilakukan pengamatan dan pencatatan sampai umur 1 (satu) tahun. Pedet jantan yang tidak terpilih sebagai bakal calon pejantan akan dikeluarkan dari program uji performan dan diafkir.
2. Seleksi calon bibit betina Lakukan seleksi setiap 3 bulan sekali untuk memperoleh calon bibit betina unggul
dari seluruh calon bibit betina dikelompoknya dipilih 90% yang terbaik berdasarkan berat sapih 205 hari. Pedet betina yang tidak terpilih tetap dipertahankan dan dijadikan resipien. Pedet betina yang terpilih, dipantau perkembangannya dan dilakukan pengamatan sampai umur 365 hari, untuk selanjutnya dilakukan IB pada saat dewasa kelamin (umur 15-18 bulan) dan apabila sudah partus dijadikan sebagai donor.
4. Pengukuran terhadap ternak umur 11 – 13 bulan
Materi yang dicatat umur 365 hari (1 tahun) adalah sebagai berikut ; a. Berat umur 1 tahun Penimbangan dilakukan pada saat sapi umur 11 sampai 13 bulan dan distandarisasi
umur 365 hari dilakukan sesuai dengan SOP penimbangan b. Ukuran ternak Pengukuran yang dicatat meliputi, berat badan, panjang badan, tinggi pundak dan
lingkar scrotum untuk ternak jantan. Hasil pengukuran diolah dan dianalisa untuk digunakan dalam seleksi sebagai
berikut: 1. Hasil pengolahan data semua sapi umur 1 tahun disusun berdasarkan jenjang
prestasinya. 2. Pedet jantan yang diseleksi untuk mengikuti uji performance selanjutnya adalah 5
% dari pedet jantan terbaik. 3. Pedet jantan yang terseleksi dijaring ke BPTU/BBIB/BIB atau UPTD. 4. Pedet betina yang terbaik digunakan sebagai donor. Pejantan-pejantan/betina yang terpilih dicatat pada Kartu Catatan Calon Pejantan.
Penimbangan dilakukan setiap bulan dengan menggunakan alat timbangan ternak, apabila tidak ada alat timbangan ternak dapat digunakan pita ukur yang dikonversikan dengan berat badan.
5. Pengukuran dilanjutkan terhadap ternak umur 17 – 19 bulan 6. Manajemen pemeliharaan
Dalam pemeliharaan ternak perlu diperhatikan: 1. Pemberian pakan
a. Pakan ternak • Hijauan (rumput, legum)
5
• Pakan penguat/konsentrat • Vitamin dan mineral
b. Pakan harus memenuhi persyaratan standar kebutuhan nutrisi dan jumlah sesuai umur dan berat badan.
2. Pemeliharaan Kesehatan Hewan Setiap ternak yang mengikuti program ini harus bebas dari penyakit hewan menular
B. Pengujian
Pengujian dilakukan terhadap sapi-sapi yang telah lulus seleksi dan dijaring dengan tujuan untuk memperoleh calon pejantan atau calon induk yang terbaik. Ketentuan yang harus diikuti untuk melakukan pengujian adalah sebagai berikut:
1. Sapi yang diuji adalah sapi yang berumur 1 tahun yang terpilih (lulus seleksi) yang dijaring dari daerah binaan BET dan dilakukan pemeriksaan terhadap penyakit reproduksi dan diperkirakan memiliki sejarah spesifik penyakit lokasi tersebut.
2. Sapi-sapi tersebut dipelihara dengan diberi perlakuan dan kondisi yang sama sehingga perbedaan yang tampak dapat mencerminkan mutu genetiknya.
3. Diberi pakan konsentrat yang memenuhi persyaratan standar kebutuhan kualitas dan kuantitas berdasarkan umur dan berat badan.
4. Ketentuan untuk sapi calon pejantan: a. Menimbang kembali sapi-sapi tersebut dan pada saat umur 18 bulan, dengan jarak
waktu penimbangan awal sampai akhir minimal 140 hari. Berat umur 18 bulan (1,5 tahun) adalah berat pada umur 17-19 bulan dan distandarisasi pada umur 550 hari. Hasil penimbangan dicatat.
b. Untuk pejantan pada saat umur 12 bulan dilakukan pengamatan terhadap libido dan kualitas sperma, ukuran scrotum
c. Data hasil pencatatan dan pengamatan, selanjutnya diolah dan dianalisa serta disusun berdasarkan jenjang prestasinya.
d. Sepuluh persen (10%) calon pejantan pada jenjang atas dipilih dan akan dilakukan uji zuriat terbatas di unit kerja
e. Sepuluh persen (10%) pada jenjang bawahnya di kirim ke BBIB/BIB sebagai pejantan f. Delapan puluh persen (80%) dikirim ke wilayah pengembangan produksi g. Analisa data untuk memilih 5% calon pejantan terbaik didasarkan atas analisa EBV
atau EBPD, 10% sisanya akan di kirim ke kelompok-kelompok ternak. h. Apabila ternak sudah keluar sebelum selesai uji performans, uji akan dilanjutkan oleh
pihak selanjutnya. 5. Ketentuan untuk sapi betina
a. Dilakukan pengukuran dan pencatatan kembali pada saat sapi betina berumur 18 bulan.
b. Data hasil pencatatan maupun pengamatan, selanjutnya diolah dan dianalisa serta disusun berdasarkan jenjang prestasinya.
c. Induk yang dikeluarkan sebanyak 20% per tahun dan akan digantikan dari anak betina terbaik. Sisanya disebarkan sebagai bibit untuk pengembangan di tempat lain.
d. Analisa data untuk memilih induk terbaik didasarkan atas analisa daya produksi induk Most Probably Producing Ability (MPPA)
e. Calon bibit ternak yang lulus Uji performans akan ditetapkan sebagai DONOR, apabila memenuhi persyaratan sbagai berikut : 1. Tidak mengalami / memiliki kelainan pada alat reproduksinya, setelah dilakukan
pemeriksaan reproduksi oleh pejabat fungsional yang berwenang 2. Memenuhi SNI dan atau PTM untuk menjadi donor 3. Merupakan keturunan dari donor dan bull yang unggul
6
4. Sudah pernah 1 kali partus
f. Ternak yang tidak menjadi donor ditetapkan sebagai RESIPIEN
Setiap calon bibit ternak yang memenuhi persyaratan mutu, harus dilakukan pemerikasaan kesehatan hewan dan tetap dilakukan penimbangan seperti yang disyaratkan oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LS Pro).
D. SOP PENERBITAN SURAT KETERANGAN TERNAK BIBIT (SK TB)
1. Ternak tersebut sudah memiliki Catatan Kelahiran. 2. Memiliki catatan uji performan (secara lengkap). 3. Mengambil / mengumpulkan foto sapi yang bersangkutan dengan posisi kepala di
sebelah kanan, dengan ukuran 6x4 cm. 4. Memverifikasi data dan menentukan kelayakan sebagai calon ternak bibit yang
dilakukan oleh Tim Pengawas Bibit Ternak beranggotakan minimal 3 (tiga) orang yang dinyatakan dalam Berita Acara Hasil Pemeriksaan Kelayakan Ternak Bibit. Lampiran 3 .
5. Hanya sapi yang memenuhi syarat sesuai standar ternak bibit, yang berhak mendapatkan Surat Keterangan Ternak Bibit (SKTB).
6. Surat Keterangan Ternak Bibit harus memuat : nama, bangsa, nomor telinga, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor registrasi, foto ternak bibit, pemilik dan alamat serta silsilah tetua kakek nenek dan produksi susu masing-masing induk.
7. Membuat Surat Keterangan Ternak Bibit sapi perah atau sapi potong dan ditandatangani oleh Kepala BET Cipelang rangkap 2 (dua), seperti pada Lampiran 4a dan 4b .
8. Alur proses pembuatan Surat Keterangan Ternak Bibit digambarkan pada Lampiran 5 .
E. SOP PENGAMBILAN GAMBAR/FOTO PEDET/SAPI 1. Mengatur kamera dengan mode ukuran gambar paling besar. 2. Menggunakan pengaturan kualitas foto dengan level maksimal. 3. Memakai tipe kamera digital gambar JPEG. 4. Memperhatikan bahwa Whitte Balance itu penting. 5. Tidak lupa mengatur "Low ISO Number" atau "Use Auto ISO". 6. Mengoptimalkan penggunaan Histogram. 7. Menghindari menggunakan zoom secara foto digital. 8. Memastikan menggunakan kartu Memori berkualitas professional. 9. Membackup hasil foto dalam computer, CD atau DVD. 10. Melaksanakan pengambilan gambar/foto pedet dengan posisi yang bagus, selanjutnya
mem-print outnya atau mencetak foto. 11. Mencetak foto dengan ukuran 6 x 4 cm sebanyak 2 (dua) kali. 12. Melaporkan/mengusulkan hasil foto kepada Kepala Seksi IPH. 13. Menempelkan foto pedet/sapi pada SKTB atau Akte Kelahiran. 14. Mengusulkan hasil foto bersamaan dengan pengajuan SKTB atau Akte Kelahiran
kepada Kepala Balai, untuk disetujui/tidak, jika disetujui maka selanjutnya SKTB atau Akte Kelahiran dibubuhi cap Balai.
15. Melaporkan hasil kegiatan kepada Kasi IPH dan mengarsipkan.
7
F. SOP PENGAJUAN SERTIFIKAT PRODUK TERNAK BIBIT KE LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK (LS Pro)
1. Mengumpulkan bahan dan data ternak bibit 2. Menyiapkan bahan dan data untuk usulan sertifikasi produk ternak bibit 3. Mengolah data ternak bibit 4. Melengkapi persyaratan pengajuan LS Pro 5. Mengirimkan dokumen pengajuan sertifikasi ke LS Pro 6. Auditi kecukupan dokumen 7. Melengkapi dokumen tambahan apabila diperlukan 8. Auditi kesesuaian 9. Melaksanakan koordinasi dengan LS Pro (konfirmasi terhadap hasil audit) 10. Melaksanakan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen dari LS Pro.
G. SOP DISTRIBUSI TERNAK HASIL TE / IB
1. Syarat-syarat Pendistribusian Ternak Hasil TE / IB : 1.1 Ternak hasil TE / IB dinyatakan sehat setelah dilakukan pemeriksaan medis oleh medik
veteriner, dinyatakan lolos dalam uji laboratorium kesehatan yang dilakukan oleh instansi terkait dan diketahui oleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor.
1.2 Ternak hasil TE / IB lolos uji performans oleh tim Pengawas Bibit Ternak 1.3 Ternak hasil TE / IB minimal telah memiliki Surat Keterangan Ternak Bibit. 2. Pihak yang dapat mengajukan permohonan anak hasil T E / IB adalah : 2.1 Instansi Pemerintah
a. Unit kerja Kementerian Pertanian yang berdasarkan tugas pokok dan fungsinya tidak ada hubungan vertikal dengan unit kerja yang melakukan kerjasama.
b. Instansi Pemerintah di luar unit kerja Kementerian Pertanian. 2.2 Badan Usaha (BUMN/BUMD, Perseroan Terbatas/PT, NV, CV, Koperasi, Yayasan). 2.3 Organisasi Profesi (PDHI, ISPI, Organisasi profesi lainnya, Asosiasi, Kelompok peternak).
3 Distribusi ternak hasil TE / IB dilaksanakan mela lui penjualan langsung Mekanisme Penjualan Langsung : 3.1 Pihak kedua mengajukan permohonan pembelian ternak hasil TE / IB secara tertulis ditujukan
kepada Kepala Balai Embrio Ternak Cipelang, dengan melampirkan : fotokopi identitas pemohon, fotokopi akte pendirian perusahaan bagi badan usaha, fotokopi pengesahan organisasi / kelompok bagi organisasi profesi / koperasi / yayasan / kelompok, NPWP, TOR dan rencana peruntukan ternak hasil TE / IB. Setelah permohonan pembelian ternak hasil TE / IB diterima secara lengkap, dalam jangka waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya permohonan tersebut, Kepala Balai Embrio Ternak Cipelang memberikan jawaban untuk menolak atau menyetujui permohonan tersebut.
3.2 Persetujuan atau penolakan disampaikan kepada pemohon secara tertulis. 3.3 Membuat tanda bukti pembayaran / kuitansi pembayaran yang ditandatangani oleh Bendahara
Penerima PNBP. 3.4 Setelah permohonan disetujui, ternak hasil TE / IB tersebut dapat diserahkan kepada pihak
kedua dengan prosedur pengiriman ternak yang berlaku. 3.5 Membuatkan Surat Keterangan Pengangkutan Hewan yang berisi : asal ternak, tujuan
pengiriman, jenis angkutan yang digunakan, pengemudi, tanggal keberangkatan, bangsa ternak yang diserahkan, seperti pada Lampiran 6 .
8
3.6 Membuatkan Berita Acara Serah Terima Ternak Hasil TE / IB yang ditandatangani oleh pihak pertama, pihak kedua dan kepala / pimpinan kantor dari pihak pertama yang berisi tentang penyerahan ternak hasil TE / IB dari pihak pertama kepada pihak kedua, seperti pada Lampiran 7.
3.7 Membuatkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan yang ditandatangani oleh medik veteriner yang ditunjuk yang menyatakan bahwa ternak hasil TE / IB yang akan dikirimkan dalam kondisi sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit hewan menular dan atau tidak berbahaya sebagai pembawa penularan penyakit. Surat ini dilengkapi dengan keterangan tindakan kesehatan hewan dan keterangan lalu lintas, seperti pada Lampiran 8 .
3.8 Membuatkan Berita Acara Serah Terima Surat Keterangan Ternak Bibit Hasil TE / IB yang ditandatangani oleh pihak pertama dan pihak kedua yang disetujui oleh kepala / pimpinan kantor dari pihak pertama, seperti pada Lampiran 9 .
3.9 Alur proses penjualan langsung ternak bibit hasil TE / IB digambarkan pada lampiran 10 . H. SOP DISTRIBUSI EMBRIO
1. Pihak yang dapat mengajukan permohonan distribusi e mbrio adalah : 1.1 Instansi Pemerintah
a. Unit kerja Kementerian Pertanian yang berdasarkan tugas pokok dan fungsinya tidak ada hubungan vertikal dengan unit kerja yang melakukan kerjasama.
b. Instansi Pemerintah di luar unit kerja Departemen Pertanian. 1.2 Badan Usaha (BUMN/BUMD, Perseroan Terbatas/PT, NV, CV, Koperasi, Yayasan). 1.3 Organisasi Profesi (PDHI, ISPI, Organisasi profesi lainnya, Asosiasi, Kelompok peternak).
2. Persiapan Pengiriman Embrio 2.1 Mempersiapkan embrio yang akan dikirim ke alamat yang dituju sesuai dengan target
distribusi, permintaan daerah, dan alokasi jenis embrio. 2.2 Mempersiapkan container yang menggunakan protektor/pelindung dan telah diisi dengan
N2 Cair beserta perlengkapannya (canister, goblet, lifter goblet) 2.3 Mengisi/menghitung embrio beku dari goblet yang berada di dalam storage container ke
dalam goblet yang akan dikirim dan dilakukan di dalam rendaman N2 Cair. 2.4 Menambahkan N2 Cair ke dalam container sebelum dikirim ke daerah. 2.5 Menutup container dan memastikan tidak bocor serta menempelkan kertas label berisi
nama penerima dan alamat yang dituju pada protektor. 2.6 Mengikat tutup container dengan tali supaya tidak lepas/terbuka dan mencegah
penguapan N2Cair yang lebih banyak. 2.7 Melaporkan dan menyerahkan hasil pekerjaan kepada Atasan Langsung untuk siap
didistribusikan.
3. Pencatatan dan Pemantauan 3.1 Data distribusi diolah kemudian didisket entry ke pusat data di komputer. 3.2 Laporan dari daerah yang masuk berupa kartu pemakaian embrio dimasukkan pada data
teks realisasi distribusi embrio. Setiap ada perubahan data embrio dan laporan bulanan kegiatan Transfer Embrio dicatat dalam buku agenda laporan masuk, yang selanjutnya setiap laporan difile pada map berdasarkan pada daerah pengirim.
3.3 Melaksanakan pemantauan secara berkala anak hasil TE yang ada di daerah melalui surat, telepon, maupun email. Data yang masuk dicatat, diolah dan disimpan di pusat data komputer Informasi dan Penyebaran Hasil.
3.4 Membuat Berita Acara Serah Terima Embrio sesuai dengan jumlah embrio yang dikirim. Menyimpan Berita Acara serah terima embrio yang telah ditandatangani oleh Pihak Kedua (pihak yang menerima), seperti pada Lampiran 11 .
9
3.5 Mengisi buku distribusi embrio. 3.6 Mengisi data distribusi di papan teks. 3.7 Membuat laporan bulanan realisasi distribusi embrio pada akhir bulan. 4. Pelaksanaan Distribusi dilakukan melalui 2 cara yai tu : 4.1 Distribusi embrio yang merupakan pelayanan akt if/subsidi 4.1.1 Pihak kedua mengajukan permohonan subsidi embrio secara tertulis ditujukan kepada Kepala
BET Cipelang. 4.1.2 Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya permohonan
tersebut, Kepala BET Cipelang memberikan jawaban untuk menolak atau menyetujui permohonan tersebut dan disampaikan kepada pemohon secara tertulis.
4.1.3 Setelah permohonan pembelian disetujui dan disepakati jumlah dan jenisnya, Embrio dapat diserahkan/dikirim kepada pihak kedua sesuai dengan waktu yang telah disepakati.
4.1.4 Membuat Berita Acara Serah Terima Embrio yang ditandatangani oleh pihak pertama, pihak kedua dan diketahui oleh kepala BET Cipelang.
4.1.5 Penyerahan embrio kepada pihak kedua. 4.2 Distribusi embrio melalui Penjualan Langsung 4.2.1 Pihak kedua mengajukan permohonan pembelian embrio secara tertulis ditujukan kepada
Kepala BET Cipelang. 4.2.2 Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya permohonan
tersebut, Kepala BET Cipelang memberikan jawaban untuk menolak atau menyetujui permohonan tersebut dan disampaikan kepada pemohon secara tertulis.
4.2.3 Dalam jangka waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya permohonan tersebut, Kepala BET Cipelang memberikan jawaban untuk menolak atau menyetujui permohonan tersebut dan disampaikan kepada pemohon secara tertulis.
4.2.4 Setelah permohonan pembelian disetujui dan disepakati jumlah dan jenisnya, pemohon melakukan pembayaran embrio berdasarkan atas tarif PNBP yang berlaku.
4.2.5 Membuat Berita Acara Serah Terima Embrio yang ditandatangani oleh pihak pertama, pihak kedua dan diketahui oleh kepala BET Cipelang.
4.2.6 Melakukan pengiriman/penyerahan embrio kepada pihak kedua sesuai dengan waktu yang telah disepakati
4.2.7 Alur proses kerjasama transfer embrio digambarkan pada Lampiran 12 .
I. SOP PENERIMA EMBRIO Lokasi penerima embrio harus memenuhi persyaratan : 1. Berada pada wilayah padat ternak yang terkonsetrasi pada satu kawasan ternak. 2. Minimal telah dilakukan survelens dan dalam jangka waktu tertentu tidak ditemukan
kasus penyakit Brucellosis. 3. Tersedianya petugas IB, PKB. 4. Tersedianya resipien yang memenuhi syarat teknis. 5. UPT Pusat, UPT Daerah, Dinas Provinsi, Kabupaten, Kota, Perusahaan/Yayasan,
Koperasi, Kelompok Ternak dan Perorangan. 6. Menerapkan prinsip-prinsip pembibitan dan system pencatatan secara tertib. 7. Menyediakan resipien minimal 5% dari populasi induk melalui proses seleksi sesuai
persyaratan.
J. SOP PENITIPAN BARANG 1. Mengajukan permohonan penitipan Barang. 2. Melakukan pengecekan kondisi barang dalam keadaan baik. 3. Menandatangani berita acara penitipan barang
10
4. Menyertakan bentuk jaminan/surat jaminan penitipan barang sebagai tanda bukti.
K. SOP PEMINJAMAN BARANG 1. Mengajukan permohonan peminjaman barang. 2. Melakukan pengecekan kondisi barang dalam keadaan baik. 3. Menandatangani berita acara peminjaman barang. 4. Menyertakan bentuk jaminan/surat jaminan peminjaman barang sebagai tanda bukti. 5. Menggunakan barang pinjaman dengan benar, tidak merusak. 6. Mengembalikan barang pinjaman sesuai perjanjian dengan dibuktikan berita acara
pengembalian barang. 7. Mengganti barang apabila rusak atau hilang L. SOP KERJASAMA
Salah satu upaya untuk mengoptimalkan tugas pokok dan fungsi BET Cipelang, maka perlu dilakukan pola kerjasama yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Balai Embrio Ternak mengembangkan pola kerjasama jasa pelayanan aplikasi transfer embrio dengan pihak kedua.
1. Maksud, Tujuan dan Jenis Kerjasama 1.1 Maksud Maksud kerjasama ini adalah untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Balai Embrio Ternak
dengan melibatkan peran pihak kedua. 1.2 Tujuan 1.2.1 Mengoptimalkan penggunaan tenaga, teknologi dan sarana yang dimiliki Balai Embrio Ternak
dalam rangka pembangunan peternakan nasional. 1.2.2 Meningkatkan partisipasi pihak kedua dalam pembangunan sub sektor peternakan. 1.2.3 Meningkatkan penerimaan negara bukan pajak. 1.2.4 Mempercepat alih teknologi dibidang peternakan kepada masyarakat umum. 1.2.5 Meningkatkan penyerapan tenaga kerja. 1.3 Jenis Kerjasama 1.3.1 Kerjasama Teknis (KST) 1.3.1.1 Kerjasama produksi embrio in vivo 1.3.1.2 Kerjasama Pelayanan transfer embrio, meliputi :
a. Kerjasama Aplikasi transfer embrio b. Kerjasama bagi hasil c. Kerjasama diseminasi informasi dan bibit
1.3.2 Subsidi 1.3.3 Pembelian Langsung 2. Syarat dan Tata Cara Permohonan Kerjasama 2.1 Pihak yang yang berhak melakukan kerjasama adalah : 2.2 Instansi Pemerintah 2.2.1 Unit kerja Kementerian Pertanian yang berdasarkan tugas pokok dan fungsinya tidak ada
hubungan vertikal dengan unit kerja yang melakukan kerjasama. 2.2.2 Instansi Pemerintah di luar unit kerja Kementerian Pertanian. 2.3 Badan usaha (BUMN / BUMD, Perseroan Terbatas/ PT, NV, CV, Koperasi, Yayasan) 2.4 Organisasi profesi (PDHI, ISPI, Organisasi profesi lainnya, Asosiasi, perorangan atau
kelompok peternak)
11
3. Tata Cara permohonan untuk kerjasama produksi em brio in vivo (merujuk kepada SK Dirjennak Nomor : 133/Kpts/OT.210/F/12.06 tentang P etunjuk Pelaksanaan Kerjasama Direktorat Jenderal Peternakan)
3.1 Pihak kedua mengajukan permohonan kerjasama secara tertulis ditujukan kepada Kepala BET Cipelang, dengan melampirkan : fotocopy identitas pemohon, fotocopy akta pendirian perusahaan bagi badan usaha, fotocopy pengesahan organisasi/kelompok bagi organisasi profesi / koperasi / yayasan / kelompok, NPWP, TOR dan rencana kerjasama.
3.2 Permohonan kerjasama yang disampaikan dilingkup Kementerian Pertanian dilampiri rencana kerjasama / proposal yang disusun intansi tersebut.
3.3 Permohonan kerjasama diterima secara lengkap dalam jangka waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya permohonan tersebut, Kepala BET Cipelang memberikan jawaban untuk menolak atau menyetujui permohonan tersebut.
3.4 Permohonan yang ditolak, diberikan jawaban penolakan dengan disertai alasan penolakannya. 3.5 Permohonan disetujui, Kepala BET Cipelang mengadakan kerjasama produksi embrio dengan
pihak kedua. 3.6 Persetujuan/ izin prinsip berlaku untuk I (satu) kali kerjasama dan dapat diperpanjang kembali
dengan mengajukan permohonan perpanjangan kerjasama. 3.7 Kepala BET Cipelang dan pihak kedua melakukan Penandatanganan Naskah Perjanjian
Kerjasama. 3.8 Jangka waktu kerjasama selama-lamanya 2 (dua) tahun. 3.9 Melakukan monitoring dan evaluasi oleh pihak BET, apabila kerjasama dianggap sesuai dan
ingin diperpanjang maka kerjasama dapat diperpanjang dan apabila tidak sesuai maka dapat dilakukan penjadwalan ulang atau kerjasama akan dihentikan.
3.10 Alur proses kerjasama produksi embrio digambarkan pada Lampiran 13 .
4. Penetapan Pihak Kedua Pihak kedua yang dinyatakan dapat diterima untuk kerjasama sebagai Pihak Pertama dalam
kerjasama ditetapkan dengan keputusan Kepala BET. Penetapan Pihak Kedua dapat dicabut apabila, Pihak Kedua yang dimaksud tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana yang telah dipersyaratkan dalam naskah kerjasama.
5. Tata Cara Permohonan Kerjasama Pelayanan Transfe r Embrio 5.1 Pihak kedua mengajukan permohonan kerjasama secara tertulis ditujukan kepada Kepala BET
Cipelang dengan melampirkan : fotocopy identitas pemohon, fotocopy akta pendirian perusahaan bagi badan usaha, foto copy pengesahan organisasi / kelompok bagi organisasi profesi / koperasi / yayasan / kelompok, NPWP, TOR dan rencana kerjasama.
5.2 Permohonan kerjasama yang disampaikan oleh instansi pemerintah dilampiri dengan rencana kerjasama / proposal yang disusun intansi tersebut.
5.3 Permohonan kerjasama diterima secara lengkap dalam jangka waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya permohonan tersebut. Kepala BET memberikan jawaban untuk menolak atau menyetujui permohonan tersebut.
5.4 Permohonan yang ditolak, diberikan jawaban penolakan dengan disertai alasan penolakannya. 5.5 Persetujuan atau penolakan disampaikan kepada pemohon secara tertulis. 5.6 Persetujuan berlaku untuk 1 (satu) kali kerjasama dan dapat diperpanjang kembali dengan
mengajukan permohonan perpanjangan kerjasama. 5.7 Jangka waktu kerjasama selama-lamanya 2 (dua) tahun. 6. Penetapan Pihak Kedua Pihak kedua yang dinyatakan dapat diterima untuk kerjasama sebagai Pihak Pertama dalam
kerjasama ditetapkan dengan keputusan Kepala BET Cipelang. Penetapan Pihak Kedua dapat dicabut apabila, Pihak Kedua yang dimaksud tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana yang
12
telah dipersyaratkan dalam naskah kerjasama. 7. Perjanjian Kerjasama Perjanjian kerjasama mulai berlaku setelah ditandatangani kedua belah pihak. Pihak kedua
bersama-sama dengan BET menyusun naskah perjanjian kerjasama. Setelah berakhirnya masa perjanjian kerjasama, apabila Pihak Kedua berminat untuk memperpanjang kerjasama harus mengajukan permohonan kerjasama baru kepada Kepala BET, yang diajukan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya jangka waktu perjanjian kerjasama.
Dalam naskah perjanjian tersebut harus mencantumkan : 7.1 Teknis pelaksanaan kerjasama 7.2 Jangka waktu 7.3 Ketentuan-ketentuan mengenai pembiayaan maupun bagi hasil antara Balai Embrio
Ternak dan Pihak Ketiga 7.4 Apabila dipandang perlu, BET bersama-sama Pihak Kedua dapat menyempurnakan rencana
dan naskah kerjasama. Rencana kerjasama merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian kerjasama.
8. Evaluasi Pihak pertama berhak melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kerjasama sekurang-
kurangnya setiap 1 (satu) tahun sekali. Apabila berdasarkan evaluasi oleh Pihak Pertama, pelaksanaan dan hasil kerjasama tidak sesuai dengan maksud dan tujuan, maka Pihak Pertama berhak menghentikan perjanjian kerjasama secara sepihak.
9. Tata Laksana Kerjasama
Penanggung jawab kerjasama antara BET dengan pihak kedua adalah Kepala BET Cipelang Bogor. Untuk meningkatkan efektivitas dan kelancaran kerjasama, pihak kedua dapat menambah sarana, tenaga / keahlian. Pokok-pokok kerjasama selanjutnya dicantumkan dalam naskah perjanjian kerjasama sesuai dengan kesepakatan kerjasama antara BET dengan pihak ketiga. Dalam melaksanakan kegiatan kerjasama, penanggung jawab harus memanfaatkan sarana, tenaga/keahlian Balai embrio Ternak secara optimal. Selama melaksanakan kerjasama, penggunaan tenaga dan sarana tersebut tidak boleh mengganggu kegiatan BET yang telah disediakan dananya dalam DIPA tahun berjalan. Kegiatan kerjasama dengan pihak kedua dan kegiatan yang dibiayai dalam DIPA, harus jelas dan terpisah sehingga memudahkan dalam pengawasan.
10. Lain-lain Apabila Pihak Kedua menghentikan kegiatan kerjasama pada pertengahan kerjasama karena
pailit atau alasan lain, maka biaya yang telah dikeluarkan untuk kegiatan kerjasama tidak dapat dituntut kembali dan kerugian ditanggung Pihak Kedua. Peralatan dan sarana dikembalikan kepada masing-masing pihak. Segala ketentuan yang dianggap penting yang belum tercantum dalam petunjuk pelaksanaan ini dapat ditetapkan dalam naskah perjanjian sesuai kesepakatan bersama.
Dalam hal pelaksanaan kerjasama ada hal-hal yang belum diatur akan ditambahkan berdasarkan musyawarah dan kesepakatan bersama. Apabila dikemudian terjadi kekeliruan/kesalahan dalam petunjuk pelaksanaan akan ditinjau ulang dan diperbaiki sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku. Demikian petunjuk-petunjuk pelaksanaan ini disusun untuk dijadikan sebagai pedoman dasar dalam melaksanakan kerjasama dengan Pihak Kedua.
13
M. SOP MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN APLIKASI TE
1. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Aplikasi TE di BET Cipelang, urut-urutan tata kerjanya yaitu sebagai berikut :
1.1 Mengumpulkan Data Aplikasi TE 1.2 Merekap data aplikasi TE pada buku recording 1.3 Merekap data aplikasi TE pada komputer (data base) 1.4 Mengumpulkan Data Pemeriksaan Kebuntingan pada resipien yang di-TE 1.5 Merekap data pemeriksaan kebuntingan yang telah dilakukan pada resipien yang di-TE 1.6 Merekap data perkembangan aplikasi TE 1.7 Melakukan verifikasi perkembangan aplikasi TE ke lokasi 1.8 Membuat laporan hasil monitoring dan perkembangan evaluasi kegiatan aplikasi TE
kepada Kasi IPH 1.9 Melakukan evaluasi data hasil monitoring dan perkembangan aplikasi TE 1.10 Membuat laporan hasil monitoring dan evaluasi kegiatan aplikasi TE kepada Kepala
Balai. 2. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Aplikasi TE di Dae rah, urut-urutan tata kerjanya
yaitu sebagai berikut : 2.1 Mengumpulkan Data Aplikasi TE per daerah 2.2 Merekap data aplikasi TE pada buku recording 2.3 Merekap data aplikasi TE pada komputer (data base) 2.4 Mengumpulkan Data Pemeriksaan Kebuntingan pada resipien yang di-TE 2.5 Mengumpulkan Data Pemeriksaan Kebuntingan pada resipien yang di-TE 2.6 Merekap data pemeriksaan kebuntingan yang telah dilakukan pada resipien yang di-TE 2.7 Merekap data perkembangan aplikasi TE 2.8 Melakukan verifikasi perkembangan aplikasi TE ke lokasi 2.9 Staff IPH / Pejabat Fungsional membuat laporan hasil monitoring dan perkembangan
evaluasi kegiatan aplikasi TE kepada Kasi IPH 2.10 Kasi IPH melakukan evaluasi data hasil monitoring dan perkembangan aplikasi TE 2.11 Kasi IPH membuat laporan hasil monitoring dan evaluasi kegiatan aplikasi TE kepada
Kepala Balai, seperti pada Lampiran 14 . N. SOP MONITORING DAN EVALUASI ANAK HASIL TE
1. Mengumpulkan data kelahiran anak hasil TE 2. Verifikasi data kelahiran dengan data aplikasi TE 3. Merekap data kelahiran ke buku rekording dan Komputer (Data Base) 4. Melakukan pengamatan dan pencatatan data terakhir anak hasil TE 5. Dokumentasi foto anak hasil TE 6. Pemberian nomor registrasi anak hasil TE 7. Mengumpulkan dan mengevaluasi Data Uji Performan Anak Hasil TE 8. Verifikasi Kelayakan sebagai bibit 9. Melaporkan hasil verifikasi bibit kepada Kepala Balai. 10. Pembuatan Surat Keterangan Ternak Bibit hasil TE 11. Penyimpanan data Surat Keterangan Ternak Bibit hasil TE O. SOP PEMBUATAN BAHAN MEDIA INFORMASI 1. Mengidentifikasikan data ternak, produksi dan transfer embrio, PKB, dan kelahiran anak
hasil TE/IB sebagai dasar untuk pembuatan media informasi.
14
2. Melakukan pengambilan gambar/video sebagai bahan dasar pembuatan media informasi.
3. Membuat konsep leaflet, banner, kalender, spanduk, brosur, buletin, video dan halaman di internet.
4. Mengusulkan konsep bahan media informasi kepada Kepala seksi IPH dan dilanjutkan kepada Kepala Balai.
5. Mencetak/menggandakan/meng-up-load/up-date bahan media informasi yang telah disetujui oleh Kepala Balai.
6. Melaporkan dan mengarsipkan bahan informasi yang telah dibuat. P. SOP PELAKSANAAN PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID)
1. Menyiapkan bahan penyediaan pelayanan informasi publik secara cepat, tepat, dan
sederhana lingkup unit kerja 2. Menyimpan dan mendokumentasikan, mengamankan bahan informasi secara tepat di
lingkup unit kerja 3. Menyiapkan bahan saran/tanggapan atas permohonan, keberatan dan/atau sengketa
pelayanan informasi publik 4. Menyiapkan bahan klasifikasi informasi 5. Menyusun laporan secara berkala kepada PPID Pembantu Pelaksana Eselon II
tembusan PPID Pelaksana Eselon I yang bersangkutan 6. Menyusun laporan SPP (standar pelayanan publik) secara berkala.
Q. SOP MENGIKUTI PAMERAN
1. Persiapan Mengikuti Pameran 1.1. Menerima dan mempelajari Surat Pemberitahuan / Undangan untuk ikut Pameran yang
telah didisposisi Kepala Balai 1.2. Melakukan konsultasi kepada Kepala Balai 1.3. Memberikan keputusan dan arahan berkaitan dengan pelaksanaan pameran 1.4. Melakukan pendaftaran dan koordinasi dengan panitia penyelenggara pameran untuk
penyiapan pameran dan memberikan arahan untuk menyiapkan pameran 1.5. Merencanakan desain stand pameran dan melakukan pengecekan dan penyiapan
bahan untuk pameran seperti brosur, leaflet, banner, kalender video kegiatan Balai 1.6. Melaporkan hasil rencana desain stand pameran, pengecekan dan penyiapan bahan
untuk pameran seperti brosur, leaflet, banner, kalender video kegiatan Balai ke Kasi IPH 1.7. Mengusulkan pelaksana pameran, menyiapkan konsep SPT, dan rencana biaya
pameran 1.8. Menolak / Menyetujui dan menandatangani usulan pelaksana pameran, konsep SPT,
dan rencana biaya pameran 1.9. Menyerahkankan usulan pelaksana pameran, konsep SPT, dan rencana biaya pameran
yang telah disetujui dan ditanda tangani 1.10. Memberi tugas kepada pegawai untuk menyiapkan bahan pameran termasuk SPT,
Form SPPD 1.11. Melaksanakan Pameran.
2. Pelaksanaan Pameran 2.1. Pegawai menerima tugas untuk menyiapkan bahan pameran termasuk SPT, Form
SPPD 2.2. Pegawai berangkat menuju lokasi pameran
15
2.3. Melakukan Registrasi Peserta Pameran kepada Panitia Pameran dan minta penunjukan lokasi stand yang telah disiapkan oleh Panitia
2.4. Menata/ memposisikan bahan pameran sesuai desain yang telah direncanakan di lokasi stand yang telah disipakan
2.5. Mengikuti kegiatan selama pameran berlangsung ( memberi penjelasan dan menjawab pertanyaan pengunjung, hal yang berkaitan dengan tupoksi BET dan peternakan pada umumnya).
2.6. Mengemas bahan dan perlatan yang telah selesai dipakai untuk kegiatan pameran 2.7. Memeriksa dan mengecek kembali bahan dan perlatan yang telah selesai dipakai untuk
kegiatan pameran 2.8. Kembali ke Kantor BET. 2.9. Menyimpan, memeriksa dan mengecek kembali bahan dan perlatan yang telah selesai
dipakai untuk kegiatan pameran ke tempat penyimpanan semula 2.10. Membuat Laporan Pameran kepada Ka BET tembusan kasi IPH.
R. SOP TATA CARA UP-DATE WEBSITE
1. Klik tombol “start” pada windows. 2. Cari menu aplikasi Internet Explorer atau Mozilla Firefox, klik dua kali (double click) pada
menu aplikasi tersebut. 3. Setelah tersambung, Mozilla Firefox akan langsung masuk ke menu “google search”
selanjutnya browsing bisa dilanjutkan. 4. Untuk masuk ke area administrator BET Cipelang ketik alamat di program browser
seperti Internet Explorer, Mozilla Firefox atau Operator dengan alamat: http://www.betcipelang.info/administrator, sehingga terbuka jendela website BET.
Memasukkakan username dan password selanjutnya klik Login. 5. Struktur awal halaman administrator betcipelang.info adalah sebagai berikut : 5.1 Menu Bar yang berisi – Home, Site, Menu, Content, Components, Modules, Mambots,
Installer, Messages, System dan Help. 5.2 Logo Control Panel Control panel merupakan menu utama yang ada pada betcipelang.info,
sebenarnya ada menu-menu lainnya yang digunakan untuk melakukan modifikasi betcipelang.info. Sekarang kita coba praktikan satu-persatu cara kerja dari tools yang ada di Control Panel utama.
5.3 Short Cut disebut juga Control Panel dengan jenis ikon thumbnails, yang berisi – Add new Content, Content item Manager, Static Content manager, Front Page Manager, Sistem Manager, Category Manager, Media Manager, Trash Manager, Menu Manager, Language Manager, User Manager dan Global Configuration.
5.4 Informasi tentang cara mengoptimalkan betcipelang.info anda. 5.5 Messages dan User, jumlah user online dan pesan yang masuk. 5.6 Logout Admin, keluar dari administrator Area. 5.7 Informasi mengenai administrator. 6. Tata cara update website BET Cipelang : 6.1 Isi nama administrator, tanggal dan waktu login pada buku administrator website. 6.2 Pada menu bar Mozilla Firefox, ketikkan: www.betcipelang.info / administrator. 6.3 Ketikkan password sebagai administrator website. 6.4 Lakukan update (perubahan) website dengan mengganti / menambah / mengurangi
berbagai data dan informasi yang perlu dilakukan perubahan. Lakukan mekanisme update website sesuai dengan pelatihan update website yang telah diberikan.
6.5 Jika proses update telah selesai, segera lakukan proses log out sebagai administrator website.
16
6.6 Catat seluruh update yang dilakukan pada buku administrator website, seperti pada Lampiran 15 .
6.7 Kasi IPH melakukan verifikasi update website dengan memeriksa dan memberi paraf pada catatan di buku administrator.
6.8 Kasi PH memberikan laporan update website secara berkala kepada Kepala BET Cipelang.
P. SOP PENYUSUNAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (DUMAS) 1. Mengumpulkan data dan informasi 2. Mengolah dan menganalisis data dan informasi 3. Menyiapkan bahan dalam memberikan tanggapan atau penjelasan terhadap surat-surat
pembaca di media masa atau surat-surat dari masyarakat 4. Melaksanaan pembuatan, pendokumentasian dan pendistribusian, surat-surat dari
masyarakat 5. Melaksanakan mekanisme penyampaian informasi melalui surat maupun email; 6. Melaksanakan pengelolaan bidang kearsipan yang berkaitan dengan pengaduan
masyarakat. Q. SOP PENGELOLAAN DATA INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) 1. Mengumpulkan data IKM 2. Mengolah data IKM 3. Menyajikan informasi kinerja pelayanan unit kerja pelayanan publik / IKM di bidang
pertanian ke atasan 4. Melaporkan hasil penilaian pelayanan publik ke atasan langsung menyajikan informasi
kinerja pelayanan unit kerja pelayanan publik di bidang pertanian baik kunjungan langsung ke lapangan maupun melalui website. Lampiran 16 .
R. SOP PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN DAN DOKUMENTASI 1. Melaksanakan pengumpulan bahan informasi penerbitan-penerbitan 2. Menyusun dan mengolah bahan pustaka 3. Memberikan pelayanan informasi terhadap pengguna perpustakaan 4. Menyajikan informasi bahan dokumentasi dalam bentuk hardcopy dan softcopy. S. PENUTUP Balai Embrio Ternak Cipelang sebagai satu-satunya institusi resmi milik pemerintah yang memproduksi jasa dan produk berupa embrio ternak, saat ini telah menerapkan prosedur kerja sesuai standar ISO 9001 : 2008, karena sejak tahun 2011 BET Cipelang telah memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2008. Dengan demikian, setiap kegiatan di BET Cipelang harus menerapkan prosedur kerja yang sesuai dengan standar ISO 9001 : 2008 agar output yang dihasilkan sesuai dengan standar baku yang telah ditetapkan. SOP merupakan pedoman dalam melaksanakan seluruh kegiatandi BET Cipelang yang berhubungan dengan tugas dan wewenang masing-masing seksi sehingga mempunyai acuan atau standar baku yang tertulis. Dengan demikian, pelaksanaan tugas dan pekerjaan di lapangan, baik secara teknis maupun administrasi akan lebih mudah dilaksanakan.
17
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan SOP ini masih jauh dari sempurna dan memerlukan perbaikan. Upaya perbaikan terus kami lakukan dengan menyerap semua aspirasi dan masukan dari semua pihak terkait. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Mudah-mudahan SOP bisa memberi banyak manfaat bagi kita semua. Akhirnya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dan berperan aktif dalam penyusunan SOP ini.
18
Lampiran 1.
19
Lampiran 2.
DATA PERFORMANS TERNAK Hari : Tanggal :
No Eartag Bangsa Nama TL (h/b/t)
Tetua BL (kg)
BB (kg)
PB (cm)
LD (cm)
TG (cm)
TP (cm) Induk Pejantan
Keterangan : BL : berat lahir; BB : berat badan; PB : panjang badan; LD : lingkar dada; TG : tinggi pundak; TP : tinggi panggul.
Petugas Pencatat : 1…………………………. 2…………………………. 3………………………….
20
Lampiran 3.
BERITA ACARA HASIL PEMERIKSAAN KELAYAKAN TERNAK BIBIT
Pada hari ini ........................, tanggal ........................., bulan ........................., tahun Dua Ribu ................................ Kami yang bertandatangan dibawah ini Tim Pengawas Bibit Ternak pada Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor menerangkan bahwa telah memeriksa kelayakan ternak bibit terhadap ternak-ternak berikut ini :
N o Eartag
B a n g s a
Nama TL
(h/b/t)
S e x
(♀/♂)
Tetua Standar Bibit
BB (kg)
F i s i k
B u l u
M a t a
Ternak/ tidak (√/×) ♀ ♂
Um u r
BB (kg)
Keterangan : berilah tanda check list (√) bilaada data danbilakesimpulanTernakuntukdijadikanbibit. berilahtanda (×) bilatidakada data dankesimpulantidakTernakuntukbibit. Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan secara seksama dengan kenyataan performan baik, sehat dan atau tidak menunjukkan tanda-tanda penyakit pada hewan. Maka ternak-ternak tersebut di atas Ternak untuk dijadikan ternak bibit dan untuk selanjutnya berhak mendapatkan Surat Keterangan Ternak Bibit (SKTB).
Bogor, ............................ 20........ Tim PengawasBibitTernak : 1………………………………. 2………………………………..
21
Lampiran 4a.
SKTB Sapi Perah
22
Lampiran 4b.
SKTB Sapi Potong
23
Lampiran 5.
Foto Pedet
ALUR PROSES PEMBUATAN SURAT KETERANGAN TERNAK BIBIT
Pedet Lahir
mbangan & Pengukuran Fisik
rifikasi Data
Catatan Kelahiran
Uji Performans
Verifikasi oleh Tim Wasbitnak
Berita Acara Pemeriksaan oleh Tim Wasbitnak
KerjasamaTida
k
Pengarsipan Foto Pedet & Administrasi
SKTB
P
24
Lampiran 6.
SURAT KETERANGAN PENGANGKUTAN HEWAN No:............/KU.2.1.0/F.2.I/....../..........
Dari : Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor
Tujuan : ..........................................................................................
Dikirim dengan : ............................................., Pengemudi ........................
Tanggal berangkat : ........ .................................
Jenis : ..........................................
No Kode Bangsa Keterangan
1
2
3
Yang bertandatangan dibawah ini Kepala Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor, menerangkan bahwa hewan ternak tersebut akan dibawa ke ..................................................................
Cipelang, ............................. Kepala Balai,
................................................. NIP. ........................................
25
Lampiran 7.
BERITA ACARA SERAH TERIMA TERNAK No: ............/KU.2.1.0/F.2.I/....../............
Yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama : .......................................................... NIP : .......................................................... Jabatan : Kepala Balai Embrio Ternak Unit Kerja : Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor, yang selanjutnya disebut sebagai
PIHAK PERTAMA 2. Nama : .......................................................... NIP : .......................................................... Jabatan : .......................................................... Unit Kerja : ............................................................., yang selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA Pada hari ini ..................... tanggal .................................. bulan .......................... tahun Dua Ribu ........................ , PIHAK PERTAMA telah menyerahkan kepada PIHAK KEDUAdan PIHAK KEDUA telah menerima berupa ....... (.........) ekor Sapi Bibit Ternak dengan rincian sebagai berikut : No. Bangsa Sapi Jumlah Keterangan
Demikian Berita Acara Serah Terima Ternak ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA
................................................... ................................... NIP. .......................................... NIP.............................
26
Lampiran 8.
SURAT KETERANGAN KESEHATAN HEWAN No.: ………/KU.2.1.0/F.2.I/…./………..
Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : drh. ........................................ NIP : ............................................... Jabatan : Medik Veteriner Unit Kerja : Balai Embrio Ternak di Cipelang Menyatakan bahwa ternak :
NO NO SAPI BANGSA UMUR NO INDUK NO PEJANTAN KET 1
Ternak dalam kondisi sehat.
2 3
Secara klinis saya menyatakan dalam kondisi sehat, hasil uji pemeriksaan laboratorium terlampir. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Cipelang, ...................................... Medik Veteriner Balai Embrio Ternak Cipelang - Bogor drh. .......................................... NIP. ..........................................
27
Lampiran 9.
BERITA ACARA SERAH TERIMA SKTB No. : 557/PD.3.0/ F.2.I/.…/……….
Yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama : ................................................................ NIP : ................................................................ Jabatan : Kepala Balai Embrio Ternak Unit Kerja : Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor, yang selanjutnya disebut
sebagai PIHAK PERTAMA
2. Nama : ............................................................... NIP : ............................................................... Jabatan
Unit Kerja : :
…………………………………………… ..................................................................., yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA
Pada hari ini ……………. tanggal …………………… Bulan …………………… tahun Dua Ribu ………………….., PIHAK PERTAMA telah menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah menerima penyerahan dari PIHAK PERTAMA berupa Surat Keterangan Ternak Bibit dengan rincian sebagai berikut :
No. URAIAN JUMLAH KETERANGAN
1
Surat Keterngan Ternak Bibit (SKTB) dan fotokopinya ………………… :
Untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KEDUA .......................................... NIP. ..................................
PIHAK PERTAMA ............................................... NIP. .......................................
28
Lampiran 10.
ALUR PROSES PENJUALAN LANGSUNG EMBRIO / TERNAK BIBIT HASIL TE / IB
Kepala Balai Embrio Ternak Ditolak
Disetujui
Administrasi (Pembayaran Harga
&
Jawaban
Penyerahan Embrio/Ternak kepada Pihak Ketiga
Monitoring dan Evaluasi
oleh BET
Pihak Ketiga (Dinas/Koperasi/Swasta)
29
Lampiran 11.
BERITA ACARA SERAH TERIMA EMBRIO No. : ………/PD.3.0//F.2.I/…../………
Yang bertanda tangan dibawah ini : 1. Nama : ……………………………………….. NIP : …………………………………………. Jabatan : …………………………………………. Unit Kerja : Balai Embrio Ternak Cipelang Bogor, yang selanjutnya disebut sebagai
PIHAK PERTAMA
2. Nama : …………………………………………
NIP : ………………………………………… Jabatan : ………………………………………… Unit Kerja : ..............................................................., yang selanjutnya disebut
sebagai PIHAK KEDUA Pada hari ini………………tanggal …………………..bulan…………………… tahun Dua Ribu …………………., PIHAK PERTAMA telah menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah menerima penyerahan dari PIHAK PERTAMA berupa embrio dengan spesifikasi sebagai berikut :
No. Embrio Jumlah Ket. Kode Bangsa
J U M L A H ds Demikian Berita Acara Serah Terima ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KEDUA …………………………….. NIP. ……………………….
Mengetahui / Menyetujui Kepala Balai Embrio Ternak ………………………………….. NIP. ……………………………..
PIHAK PERTAMA …………………………..…… NIP. ……………………..……
30
Lampiran 12.
ALUR PROSES KERJASAMA TRANSFER EMBRIO
Kepala Balai Embrio Ternak Ditolak Jawaban /
Pertimbangan Teknis
Disetujui
Penyusunan Butir-Butir
Kerjasama < 2 Tahun (Penandatanganan Naskah
Perjanjian Kerjasama)
Sesuai
Diperpanjang
a. Aplikasi Transfer Embrio
b. Bagi Hasil Diseminasi Informasi dan BibitLayak
Tidak Sesuai Penjadwalan
Ulang
Pihak Ketiga (Dinas/Koperasi/S
wasta)
Evaluasi
31
Lampiran 13.
ALUR PROSES KERJASAMA PRODUKSI EMBRIO
Tidak Sesuai/ (Penjadwalan
Ulang)
Ditolak Jawaban / PertimbanganTeknis
Disetujui
Pelaksanaan KegiatanPeniMonitoring
& EvaluasiVe
SesuaiDiperpanjang
Izin Prinsip (Penunjukan Pihak Ketiga)
Pihak Ketiga (Dinas/Koperasi/Swasta)
BET CIPELANG
Pertimbangan Teknis
Surat Penolakan
Penandatangan Naskah Perjanjian
Kerjasama
32
Lampiran 14.
MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN APLIKASI TE DI ……… ………. TAHUN …………….
No. Nama Lokasi
Res i p i e n
Tgl. Berahi
Tgl TE Kode Embrio
Bangsa
Jml
Petugas TE
Tgl PKB
Petugas PKB
Pos/Neg
ANAK HASIL TE
ANAK HASIL IB
Ket
Tgl Lhr
Sex
Bangsa
Eartag
Brt Lhr
Tgl Lhr
Bangsa
Sex
Brt Lhr
1 2 3 4 5
33
Lampiran 15.
LAPORAN UP DATE WEBSITE
BULAN : ……………………………..
No. Tanggal Up date Uraian Up date Keterangan
Bogor, ….…………………
Diketahui, Petugas,
Kasi IPH …………………………….. NIP………………………… NIP………………………...
34
Lampiran 16.
35
Lanjutan….