STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

45
i KAJIAN AKADEMIK STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA PRODUK SUPLEMENTASI GIZI (PMT BALITA, PMT ANAK SEKOLAH, PMT IBU HAMIL) PADA KEMENTERIAN KESEHATAN RI Prof. Dr. Ir. Sugiyono, M.AppSc. Dr. Ir. Dede R. Adawiyah, MSi. Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, MSi. Dr. Nugraha Edi Suyatma, STP. DEA. Dr. Ir. Endang Prangdimurti, MSi. FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017

Transcript of STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

Page 1: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

i

KAJIAN AKADEMIK

STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA

PRODUK SUPLEMENTASI GIZI

(PMT BALITA, PMT ANAK SEKOLAH, PMT IBU HAMIL)

PADA KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Prof. Dr. Ir. Sugiyono, M.AppSc.

Dr. Ir. Dede R. Adawiyah, MSi.

Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, MSi.

Dr. Nugraha Edi Suyatma, STP. DEA.

Dr. Ir. Endang Prangdimurti, MSi.

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2017

Page 2: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allahu Ta‘ala atas diselesaikannya

kajian akademik terhadap standar, spesifikasi teknis, dan komponen biaya

untuk produk suplementasi gizi berupa makanan tambahan (PMT) bagi

balita, anak sekolah dasar, dan ibu hamil. Kajian akademik ini dilakukan

atas permintaan dari Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan RI

kepada Dekan Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

Proses kajian akademik terhadap standar, spesifikasi, dan komponen

biaya produk makanan tambahan didasarkan pada peraturan

perundangan terkait, referensi ilmiah, perkembangan ilmu dan teknologi

khususnya di bidang pangan dan gizi, informasi harga bahan baku di

tingkat grosir yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat

termasuk para industri yang membutuhkan, serta informasi lainnya dari

berbagai pihak termasuk industri yang dapat dijadikan sebagai salah satu

pertimbangan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam proses kajian adalah

diskusi tim dengan melibatkan pakar lain dan staf Direktorat Gizi

Masyarakat Kementerian Kesehatan RI.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dekan Fakultas Teknologi

Pertanian IPB serta Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB

yang telah memberi kepercayaan kepada kami untuk melakukan kajian ini.

Kami juga menyampakan terima kasih kepada Dr. Marudut Sitompul,

MPS, Iin Yusliana S.TP, MM, dan staf Direktorat Gizi Masyarakat

Kementerian Kesehatan RI yang telah memberikan kontribusi penting

dalam kajian ini.

Semoga hasil kajian Tim Akademik Fakultas Teknologi Pertanian IPB ini

dapat digunakan oleh Kementerian Kesehatan RI sebagai acuan pada

penyediaan produk makanan tambahan (PMT) yang merupakan produk

suplementasi gizi dalam rangka intervensi program perbaikan gizi.

Bogor, Maret 2017

Tim Kajian Akademik,

Prof. Dr. Ir. Sugiyono, M.AppSc.

Dr. Ir. Dede R. Adawiyah, MSi.

Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, MSi.

Dr. Nugraha Edi Suyatma, STP. DEA.

Page 3: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

iii

Dr. Ir. Endang Prangdimurti, MSi.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv BAB I ................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1 B. TUJUAN ........................................................................................................... 3

1. Tujuan Umum ................................................................................... 3 2. Tujuan Khusus .................................................................................. 3

BAB II .................................................................................................................. 4 HASIL KAJIAN AKADEMIK STANDAR, SPESIFIKASI TEKNIS, DAN KOMPONEN BIAYA ........................................................................................... 4

A. STANDAR ....................................................................................................... 4 1. Komposisi ......................................................................................... 4 2. Syarat Mutu ...................................................................................... 6 3. Bahan Tambahan Pangan .............................................................. 13 4. Cemaran ......................................................................................... 14 5. Pengolahan ..................................................................................... 14 6. Pengemasan ................................................................................... 14

B. SPESIFIKASI TEKNIS ................................................................................. 15 1. Karakteristik Produk ........................................................................ 15 2. Masa Kedaluwarsa Produk ............................................................. 15 3. Pengemasan dan Pelabelan ........................................................... 16

C. KOMPONEN BIAYA .................................................................................... 30 1. Makanan Tambahan Anak Balita .................................................... 31 2. Makanan Tambahan Anak Sekolah ................................................ 32 3. Makanan Tambahan Ibu Hamil ....................................................... 33

BAB III ............................................................................................................... 37 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ............................................................... 37

A. KESIMPULAN ............................................................................................... 37 B. REKOMENDASI ........................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 39 LAMPIRAN ........................................................................................................ 41

Page 4: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Justifikasi Komposisi Produk Makanan Tambahan .............................. 4

Tabel 2. Justifikasi Syarat Mutu dan Kadar Bahan per 100 gram Produk

Makanan Tambahan ............................................................................ 6

Tabel 3. Justifikasi Bahan Tambahan Pangan Produk Makanan Tambahan ... 13

Tabel 4. Justifikasi Pengolahan Produk Makanan Tambahan .......................... 14

Tabel 5. Justifikasi Karakteristik Produk Makanan Tambahan ......................... 15

Tabel 6. Justifikasi Masa Kedaluwarsa Produk Makanan Tambahan ............... 15

Tabel 7. Justifikasi Pengemasan dan Pelabelan Produk Makanan Tambahan 16

Tabel 8. Contoh Perhitungan Komponen Harga Pokok Produksi (HPP)

Makanan Tambahan Balita per 1 Ton Produk .................................... 31

Tabel 9. Contoh Perhitungan Komponen Harga Pokok Produksi (HPP)

Makanan Tambahan Anak Sekolah per 1 Ton Produk ....................... 32

Tabel 10. Contoh Perhitungan Komponen Harga Pokok Produksi (HPP)

Makanan Tambahan Ibu Hamil per 1 Ton Produk .............................. 33

Tabel 11. Perhitungan Premiks untuk 1 Ton Produk Makanan Tambahan ........ 34

Tabel 12. Ringkasan Persentase Komponen Harga Pokok Produksi (HPP)

Produk Makanan Tambahan .............................................................. 35

Page 5: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Status gizi yang baik merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan kesehatan yang pada dasarnya adalah bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional secara keseluruhan. Kekurangan gizi yang terjadi pada awal kehidupan akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan dan penurunan daya tahan tubuh sehingga akan mudah sakit bahkan dapat mengakibatkan kematian.

Balita (usia 6-59 bulan), anak usia sekolah dasar, dan ibu hamil merupakan kelompok sasaran yang sangat perlu mendapat perhatian khusus karena dampak negatif yang ditimbulkan apabila menderita kekurangan gizi. Berdasarkan data South East Asia Nutrition Survey (SEANUTS) tahun 2013, konsumsi energi rata-rata anak usia 6-12 tahun adalah sebesar 61-69% Angka Kecukupan Gizi (AKG). Data Survei Diet Total (SDT) tahun 2014 menunjukkan bahwa 55,7% balita dan 69,8% anak usia sekolah dasar mempunyai asupan energi yang kurang dari Angka Kecukupan Energi (AKE) yang dianjurkan. Pada kelompok ibu hamil sebanyak 52,9% di pedesaan dan 51,5% di perkotaan mengalami kekurangan asupan energi.

Selain kurang energi dan protein, kekurangan zat gizi mikro merupakan salah satu masalah gizi yang umum terjadi di negara berkembang dan biasa dikenal dengan istilah hidden hunger karena gejalanya sering tidak terlihat tetapi dampak yang ditimbulkannya sangat besar. Kekurangan zat gizi mikro diperkirakan terjadi pada populasi yang lebih banyak, mengingat kurang zat gizi mikro dapat terjadi pada seseorang yang terpenuhi kebutuhan energi dan proteinnya. Di Indonesia masalah gizi mikro yang utama adalah anemia yang hampir terjadi pada setiap kelompok umur. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan prevalensi anemia pada anak balita (12 – 59 bulan) sebesar 28,1%.

Penanggulangan masalah gizi memerlukan pendekatan intervensi spesifik dan sensitif. Pendekatan ini diinisiasi oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) melalui Scalling Up Nutrition Movement (SUN Movement). Intervensi sensitif memiliki kontribusi sebesar 70% terhadap penanggulangan masalah gizi, sedangkan kontribusi intervensi spesifik sebesar 30%. Untuk sinkronisasi dan akselerasi kegiatan dalam rangka penanggulangan masalah gizi, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi yang berfokus pada 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK).

Salah satu upaya untuk meningkatkan status gizi pada sasaran 1000 HPK, dilaksanakan pemberian makanan tambahan yang berfokus baik pada zat gizi makro maupun zat gizi mikro bagi ibu hamil dalam rangka pencegahan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan balita pendek (stunting), serta bagi balita dalam rangka penurunan proporsi balita kurus. Sedangkan pemberian makanan tambahan pada anak usia sekolah dasar diperlukan dalam rangka meningkatkan asupan gizi untuk menunjang kebutuhan gizi selama di sekolah.

Page 6: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

2

Rendahnya kualitas dan kuantitas makanan keluarga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya masalah gizi khususnya pada balita. Idealnya makanan keluarga harus beragam dan bergizi seimbang, mengandung zat gizi makro (karbohidrat, protein dan lemak) serta zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Makanan tambahan dalam bentuk makanan keluarga berbasis pangan lokal dengan resep-resep yang dianjurkan dan bervariasi dapat diberikan, namun metode dan lamanya memasak sangat menentukan ketersediaan zat gizi yang terkandung di dalamnya. Melihat besarnya masalah serta hambatan yang ada maka diperlukan intervensi: 1) memenuhi cakupan yang luas, 2) intervensi yang cepat, dan 3) tepat sasaran.

Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah mengadakan kegiatan suplementasi gizi diantaranya berupa pemberian makanan tambahan untuk memenuhi kecukupan gizi bagi bayi, balita, anak usia sekolah dasar dan ibu hamil. Suplementasi gizi dalam bentuk makanan tambahan berupa makanan yang diformulasi khusus dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral diberikan kepada sasaran kelompok rawan, yaitu balita 6-59 bulan dengan kategori kurus yaitu balita dengan hasil pengukuran berat badan menurut panjang/tinggi badan (BB/PB atau BB/TB) di bawah minus dua Standar Deviasi (< -2 SD), anak usia sekolah dasar dengan kategori kurus yaitu anak usia sekolah dasar dengan hasil pengukuran Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) di bawah minus dua Standar Deviasi (< -2 SD) serta ibu hamil kurang energi kronis yaitu ibu hamil dengan hasil pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA) lebih kecil dari 23,5 cm. Suplementasi gizi diberikan berupa makanan tambahan pabrikan, yang lebih praktis dan lebih terjamin komposisi zat gizinya.

Untuk menjamin mutu produk suplementasi gizi, pemerintah telah menetapkan Standar Produk Suplementasi Gizi melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016. Standar produk suplementasi gizi dalam bentuk makanan tambahan meliputi kandungan gizi, bahan tambahan pangan, cemaran mikroba dan logam berat, pengolahan serta pengemasan dan pelabelan. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar Produk Suplementasi Gizi merupakan revisi dari Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 224/Menkes/SK/II/2007 tentang Spesifikasi Teknis Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 899/Menkes/SK/X/2009 tentang Spesifikasi Teknis Makanan Tambahan Anak Balita 2-5 Tahun, Anak Usia Sekolah Dasar dan Ibu Hamil. Revisi dilakukan dalam rangka untuk memperbaiki standar dan syarat mutu produk makanan tambahan.

Dalam rangka mengimplementasikan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016, maka disusun Spesifikasi Teknis untuk masing-masing produk suplementasi gizi. Penyusunan Spesifikasi Teknis dan dokumen lainnya yang mencakup rincian komponen biaya produk melibatkan pakar dan profesional dari perguruan tinggi, badan penelitian dan pengembangan kesehatan serta pengelola program. Selanjutnya Kementerian Kesehatan mendapatkan bantuan perguruan tinggi, yaitu dari Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA) Institut Pertanian Bogor khususnya Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, untuk melakukan kajian terhadap standar dan spesifikasi teknis serta komponen biaya makanan tambahan.

Proses kajian terhadap standar, spesifikasi dan komponen biaya produk makanan tambahan balita, anak sekolah dan ibu hamil didasarkan pada:

Page 7: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

3

1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 224/Menkes/SK/II/2007 tentang Spesifikasi Teknis Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 899/Menkes/SK/X/2009 tentang Spesifikasi Teknis Makanan Tambahan Anak Balita 2-5 Tahun, Anak Usia Sekolah Dasar dan Ibu Hamil. Kedua Keputusan Menteri Kesehatan tersebut mengacu pada Angka Kecukupan Gizi berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1593/Menkes/SK/XI/2005.

2. Angka Kecukupan Gizi sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2013.

3. Peraturan-peraturan terkait keamanan pangan, mutu, gizi dan pelabelan yang berlaku saat ini.

4. Referensi ilmiah antara lain publikasi IOM, Codex, WHO dan FAO. 5. Aspek jangkauan distribusi terutama daerah terpencil dan pengalaman

sebelumnya dalam distribusi produk makanan tambahan sehingga perlu peningkatan masa simpan produk menjadi lebih lama (2 tahun).

6. Harga bahan pangan dan bahan kemasan di tingkat grosir.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mengkaji standar, spesifikasi teknis dan komponen biaya produk suplementasi gizi khususnya makanan tambahan untuk balita usia 6-59 bulan, anak usia sekolah dasar dan ibu hamil.

2. Tujuan Khusus

a. Diperolehnya kajian terhadap standar dan spesifikasi teknis produk makanan tambahan balita 6-59 bulan, anak usia sekolah dasar dan ibu hamil.

b. Diperolehnya kajian komponen biaya produk suplementasi gizi.

Page 8: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

4

BAB II

HASIL KAJIAN AKADEMIK STANDAR, SPESIFIKASI TEKNIS, DAN KOMPONEN BIAYA

A. STANDAR

1. Komposisi

Tabel 1. Justifikasi Komposisi Produk Makanan Tambahan

Nama Produk Komposisi Justifikasi

Makanan Tambahan Balita

Makanan Tambahan Balita terbuat dari campuran terigu, isolat protein, susu, lemak nabati yang tidak dihidrogenasi, sukrosa, garam, diperkaya vitamin dan mineral, dengan atau tanpa penambahan Bahan Tambahan Pangan (BTP) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Semua bahan yang digunakan harus bermutu, bersih, aman, dan sesuai untuk dikonsumsi balita usia 6-59 bulan.

Terigu merupakan bahan utama dalam pembuatan biskuit.

Isolat protein digunakan untuk meningkatkan kadar protein produk.

Susu digunakan untuk meningkatkan kadar dan mutu protein, dalam hal ini termasuk produk olahan susu khususnya susu bubuk full cream dan susu bubuk skim.

Lemak nabati menggunakan yang tidak dihidrogenasi untuk menghindari asam lemak trans.

Sukrosa (gula pasir) merupakan gula yang umum digunakan dalam pembuatan biskuit dan padat energi.

Garam digunakan untuk memperbaiki cita rasa.

Vitamin dan mineral ditambahkan untuk meningkatkan kandungan zat gizi mikro dalam biskuit sehingga memenuhi standar.

BTP digunakan untuk meningkatkan mutu produk (kerenyahan, pengembangan, keempukan dan rasa).

Makanan Tambahan Anak Sekolah

Makanan Tambahan Anak Sekolah terbuat dari campuran terigu, susu, lemak nabati yang tidak dihidrogenasi, sukrosa, garam,

Terigu merupakan bahan utama dalam pembuatan biskuit.

Susu digunakan untuk meningkatkan kadar dan mutu protein, dalam hal ini termasuk produk olahan susu khususnya susu bubuk full cream dan susu bubuk skim.

Page 9: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

5

Nama Produk Komposisi Justifikasi

diperkaya vitamin dan mineral, dengan atau tanpa penambahan Bahan Tambahan Pangan (BTP) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Semua bahan yang digunakan harus bermutu, bersih, aman, dan sesuai untuk dikonsumsi anak usia sekolah.

Lemak nabati menggunakan yang tidak dihidrogenasi untuk menghindari asam lemak trans.

Sukrosa (gula pasir) merupakan gula yang umum digunakan dalam pembuatan biskuit dan padat energi.

Garam digunakan untuk memperbaiki cita rasa.

Vitamin dan mineral ditambahkan untuk meningkatkan kandungan zat gizi mikro dalam biskuit sehingga memenuhi standar.

BTP digunakan untuk meningkatkan mutu produk (kerenyahan, pengembangan, keempukan dan rasa).

Makanan Tambahan Ibu Hamil

Biskuit Bumil terbuat dari terigu, lemak nabati tanpa hidrogenasi, gula, susu, telur, kacang-kacangan, buah kering, diperkaya dengan 11 vitamin dan 7 mineral, dengan atau tanpa penambahan Bahan Tambahan Pangan (BTP) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Semua bahan yang digunakan harus bermutu, bersih, aman dan sesuai untuk dikonsumsi ibu hamil.

Terigu merupakan bahan utama dalam pembuatan biskuit.

Telur digunakan untuk meningkatkan kadar dan mutu protein, lemak serta pengembangan dan kerenyahan produk

Kacang-kacangan untuk meningkatkan cita rasa dan kandungan lemak serta protein

Buah kering untuk meningkatkan cita rasa dan mengurangi rasa mual pada ibu hamil

Susu digunakan untuk meningkatkan kadar dan mutu protein, dalam hal ini termasuk produk olahan susu khususnya susu bubuk full cream dan susu bubuk skim.

Lemak nabati menggunakan yang tidak dihidrogenasi untuk menghindari asam lemak trans.

Sukrosa (gula pasir) merupakan gula yang umum digunakan dalam pembuatan biskuit dan padat energi.

Garam digunakan untuk memperbaiki cita rasa.

Vitamin dan mineral ditambahkan untuk meningkatkan kandungan zat gizi mikro dalam biskuit sehingga memenuhi standar.

BTP digunakan untuk meningkatkan mutu produk (kerenyahan, pengembangan, keempukan dan rasa).

Page 10: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

6

2. Syarat Mutu

Tabel 2. Justifikasi Syarat Mutu dan Kadar Bahan per 100 gram Produk Makanan Tambahan

Nama Produk Syarat Mutu dan Kadar Bahan

per 100 gr Produk Justifikasi

Makanan Tambahan Balita

Energi: minimum 400 kkal Energi minimum 400 kkal dengan pertimbangan sesuai dengan gap kekurangan energi hasil SDT 40% kebutuhan rata-rata rentang usia 7-11 bulan dan di atas 1 tahun.

Protein (kualitas protein tidak kurang dari 70% kasein): 8 – 12 g

Menyumbang 30% dari AKG. PMT balita menyumbang protein lebih tinggi sesuai dengan hasil SDT dan evaluasi PMT, kualitas protein setara dengan minimum 80% kasein atau PER nya setara dengan minimum 70% kasein (Codex).

Lemak:10 – 18 g a. Asam Linolenat (Omega-3):

0,4 – 0,6 g

b. Asam Linoleat (Omega-6): 1,7 – 2,9 g

Menyumbang 30% dari AKG. Lemak pada MP-ASI menyumbang energi lebih tinggi sesuai dengan hasil SDT dan evaluasi PMT. Agar kadar asam lemak trans tidak melebihi atau setara 1% dari total energi, penggunaan lemak yang terhidrogenasi tidak diperbolehkan. a. Perbandingan Omega-3 : Omega-6 adalah 1 : maks 5.

Ketidakseimbangan konsumsi Omega 3 dan Omega 6 dapat meningkatkan produksi sitokin pro inflamasi seperti Tumor Nekrosis

Faktor Alfa (TNF-), Interleukin 6 (IL-6), Interleukin 10 (IL-10),

Interferon Gamma (INF-) serta pro inflamasi Prostaglandins. b. Menyumbang 30-50% AKG.

Karbohidrat: a. Serat: maksimum 5 g b. Sukrosa: maksimum 20 g

a. Menyumbang 40% dari AKG atau 10 gram per 1000 kalori, anak kecil

tidak membutuhkan serat pangan yang banyak. b. Mengurangi konsumsi gula untuk anak. WHO (2003) : <10% dari

energi, kalau terlalu manis mengganggu daya terima makanan lain. IOM (2005) : 25% energi. Kita pakai 20% energi.

Kadar karbohidrat total pada produk dapat dihitung dengan menggunakan

Page 11: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

7

Nama Produk Syarat Mutu dan Kadar Bahan

per 100 gr Produk Justifikasi

rumus: Kadar karbohidrat total (%) = 100 - (kadar protein + kadar lemak + kadar abu + kadar air)

Vitamin A*: 200 - 400 mcg Menyumbang 30 – 50% AKG. Balita mendapat vitamin A dosis tinggi (200.000 IU setara 60 mg setara 333 mcg/hari). Vitamin A ditambahkan dalam bentuk retinil asetat karena tersedia, lebih stabil dan nilai biologis paling baik.

Vitamin D: 5 – 10 mcg Menyumbang 50 – 100% AKG.

Vitamin E: 3 – 6 mg Menyumbang 50 – 100% AKG.

Vitamin K: 4 – 6 mcg

Menyumbang 30 – 50% AKG. Vit K dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan toksik.

Vitamin B1 (Thiamin): 0,25 – 0,5 mg Menyumbang 50 – 100% AKG.

Vitamin B2 (Riboflavin): 0,3 – 0,6 mg Menyumbang 50 – 100% AKG.

Vitamin B6 (Piridoksin): 0,2 – 0,4 mg Menyumbang 50 – 100% AKG.

Vitamin B12 (Sianokobalamin): 0,35 – 0,7mcg

Menyumbang 50 – 100% AKG.

Vitamin B3 (Niasin): 2,5 – 5,0 mg Menyumbang 50 – 100% AKG.

Folat: 60 – 120 mcg Menyumbang 50 – 100% AKG. Ditambahkan dalam bentuk asam folat sejumlah 0,6 x 60 sampai 120 mcg = 48 – 72 mcg.

Besi**: 4,0 – 7,5 mg

Menyumbang 50 – 100% AKG. Kadar besi dibatasi karena dapat meningkatkan mikrobiom pathogen di saluran cerna bawah terutama colon menurut penelitian di Kenya dan Pakistan (2010). Menggunakan senyawa ferro fumarat karena tidak menimbulkan rasa mual, meningkatkan daya terima, lebih efektif dalam penyerapan/penurunan anemia.

Iodium ***: 60 – 120 mcg

Menyumbang 50 – 100% AKG. Menggunakan senyawa kalium iodat karena merupakan senyawa yang memenuhi spesifikasi pharmaceutical grade.

Page 12: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

8

Nama Produk Syarat Mutu dan Kadar Bahan

per 100 gr Produk Justifikasi

Seng: 2,0 – 3,75 mg Perbandingan: Fe : Zn = 1,0 – 2,0 : 1

Menyumbang 50 – 100% AKG. Rasio Fe : Zn sesuai dengan SNI, diatur karena seng mempengaruhi penyerapan besi.

Kalsium****: 225 – 450 mg Menyumbang 50 – 100% AKG. Kalsium akan dibatasi oleh karakter produk yang kurang baik. Semakin tinggi kadar Kalsium dapat menghambat penyerapan zat besi. Menggunakan senyawa kalsium laktat karena merupakan senyawa yang memenuhi spesifikasi pharmaceutical grade.

Natrium: maksimum 300 mg Menyumbang maks 50% AKG untuk membatasi asupan Na.

Selenium*****: 7 - 14 mcg

Menyumbang 50 – 100% AKG. Menggunakan senyawa sodium selenite karena tidak menimbulkan perubahan warna dan bau. Sedangkan selenium methionine dibuat dengan fermentasi sehingga menimbulkan bau, namun nilai biologis lebih baik.

Fosfor: 180 – 275 mg Perbandingan Ca : P = 1,2 – 2,0 : 1

Menyumbang 50 – 100% AKG. Rasio Ca : P tidak boleh lebih dari 2 karena mempengaruhi tingkat penyerapan kalsium.

Fluor******: Maksimum 0,25 mg

Fluor hanya berasal dari bahan baku, tidak boleh ditambahkan dalam proses produksi. Menyumbang 50% AKG. Kelebihan fluor dapat mengakibatkan fluorosis pada enamel gigi dan tulang.

Air: Maksimum 5 g Sesuai dengan SNI Biskuit.

Makanan Tambahan Anak Sekolah

Energi: 400 – 600 kkal Energi 400-600 kkal dengan pertimbangan sesuai dengan gap kekurangan energi pada anak usia sekolah dasar dan menyumbang 20-50% AKG.

Protein (kualitas protein tidak kurang dari 65% kasein standar):11 – 16 g

Menyumbang 30% dari AKG. PMT Anak Sekolah menyumbang protein lebih tinggi sesuai dengan hasil SDT dan evaluasi PMT, kualitas protein setara dengan minimum 65% kasein (Codex).

Lemak (kadar asam linoleat minimal 300 mg per 100 kkal atau 900 mg per 60 gram produk): 14 –21 g

Menyumbang 20-30% dari AKG. Lemak pada PMT Anak Sekolah menyumbang energi lebih tinggi sesuai dengan hasil SDT. Agar kadar asam lemak trans tidak melebihi atau setara 1% dari total energi, penggunaan lemak yang terhidrogenasi tidak diperbolehkan. Disarankan

Page 13: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

9

Nama Produk Syarat Mutu dan Kadar Bahan

per 100 gr Produk Justifikasi

kadar asam linoleat tidak lebih dari 1200 mg/100 kkal. Perbandingan Omega 3 : Omega 6 adalah 1 : maksimal 5. Ketidakseimbangan konsumsi Omega 3 dan Omega 6 dapat meningkatkan produksi sitokin pro inflamasi seperti Tumor Nekrosis Faktor

Alfa (TNF-), Interleukin 6 (IL-6), Interleukin 10 (IL-10), Interferon Gamma

(INF-) serta pro inflamasi Prostaglandins.

Karbohidrat: a. Sukrosa: maksimum 38 g b. Serat: 6 – 9 g

Karbohidrat: a. Maks menyumbang 25% dari energi, untuk menghasilkan energi yang

dapat cepat digunakan. b. Menyumbang 20-30% AKG. Anak usia sekolah mulai membutuhkan

asupan serat pangan yang cukup. Kadar karbohidrat total pada produk dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Kadar karbohidrat (%) = 100- (kadar protein+kadar lemak+kadar abu+kadar air)

Vitamin A*: 280 - 570 mcg

Menyumbang 50-100% AKG. Vitamin A ditambahkan dalam bentuk retinil asetat karena tersedia, lebih stabil dan nilai biologis paling baik.

Vitamin D: 7,5 – 15 mcg Menyumbang 50-100% AKG.

Vitamin E: 5 – 10 mg Menyumbang 50-100% AKG.

Vitamin B1 (Thiamin): 0,5 – 1 mg Menyumbang 50-100% AKG.

Vitamin B2 (Riboflavin): 0,6 – 1,2 mg Menyumbang 50-100% AKG.

Vitamin B3 (Niasin): 5,5 - 11 mg Menyumbang 50-100% AKG.

Vitamin B12 (Sianokobalamin): 0,8 – 1,6 mcg

Menyumbang 50-100% AKG.

Folat: 185 - 370 mcg

Menyumbang 50-100% AKG. Senyawa yang ditambahkan dalam bentuk asam folat yang memiliki kesetaraan: 1 mcg folat setara dengan 0,6 mcg asam folat. (Asam folat 0,6 x 185 sampai 370 mcg = 111 – 222 mcg).

Page 14: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

10

Nama Produk Syarat Mutu dan Kadar Bahan

per 100 gr Produk Justifikasi

Vitamin B6 (Piridoksin): 0,6 – 1,2 mg Menyumbang 50-100% AKG.

Vitamin B5 (Asam Pantotenat): 2 - 4 mg

Menyumbang 50-100% AKG.

Vitamin C: 24 - 48 mg Menyumbang 50-100% AKG.

Besi**: 7 – 14 mg

Menyumbang 50-100% AKG. Menggunakan senyawa ferro fumarat karena tidak menimbulkan rasa mual, meningkatkan daya terima, lebih efektif dalam penyerapan/penurunan anemia.

Kalsium***: 360-570 mg

Menyumbang 50-100% AKG. Kalsium akan dibatasi oleh karakter produk yang kurang baik. Semakin tinggi kadar Kalsium dapat menghambat penyerapan zat besi. Menggunakan senyawa kalsium laktat karena merupakan senyawa yang memenuhi spesifikasi pharmaceutical grade.

Natrium: maksimum 500 mg

Menyumbang maksimum 50% AKG untuk membatasi asupan Na.

Seng: 5 - 12 mg Menyumbang 50-100% AKG.

Iodium****: 30 - 60 mcg Menyumbang 30-50% AKG. Menggunakan senyawa kalium iodat karena merupakan senyawa yang memenuhi spesifikasi farmaceutical grade.

Fosfor: 300 - 500 mg Menyumbang 30-100% AKG.

Selenium*****: 10 - 20 mcg Menyumbang 50-100% AKG. Menggunakan senyawa sodium selenite karena tidak menimbulkan perubahan warna dan bau. Sedangkan selenium methionine dibuat dengan fermentasi sehingga menimbulkan bau, namun nilai biologis lebih baik.

Air: maksimum 5 g Sesuai dengan SNI Biskuit.

Fluor (F)******: maksimum 0,5 mg Fluor hanya berasal dari bahan baku, tidak boleh ditambahkan dalam proses produksi. Menyumbang 50% AKG. Kelebihan fluor dapat mengakibatkan fluorosis pada enamel gigi dan tulang.

Makanan Energi: minimum 450 kkal Energi minimum 450 kkal dengan pertimbangan sesuai dengan gap

Page 15: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

11

Nama Produk Syarat Mutu dan Kadar Bahan

per 100 gr Produk Justifikasi

Tambahan Ibu Hamil

kekurangan energi pada ibu hamil sesuai dengan hasil SDT dan evaluasi PMT.

Protein (kualitas protein tidak kurang dari 65% kasein standar): minimum 10 g

Menyumbang 30% dari AKG. PMT Ibu Hamil menyumbang protein lebih tinggi sesuai dengan hasil SDT dan evaluasi PMT, kualitas protein setara dengan minimum 65% kasein (Codex).

Total Lemak: minimum 20 g Asam Linoleat: minimum 300 mg/100 kkal Atau 1,5 gr/100 gr produk

Menyumbang 20-30% dari AKG. Disarankan kadar asam linoleat tidak lebih dari 1200 mg/100 kkal. Perbandingan Omega 3 : Omega 6 adalah 1 : maksimal 5. Ketidakseimbangan konsumsi Omega 3 dan Omega 6 dapat meningkatkan produksi sitokin pro inflamasi seperti Tumor Nekrosis Faktor

Alfa (TNF-), Interleukin 6 (IL-6), Interleukin 10 (IL-10), Interferon Gamma

(INF-) serta pro inflamasi Prostaglandins.

Karbohidrat:

Sukrosa: maksimum 20 g

Serat: minimum 5 g

Makanan yang terlalu manis akan mengganggu daya terima makanan lain. IOM (2005): 25% energi. Kita pakai 20% energi. Ibu hamil membutuhkan serat pangan yang cukup. Kadar karbohidrat total pada produk dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Kadar karbohidrat (%) = 100 - (kadar protein + kadar lemak + kadar abu + kadar air)

Vitamin A*: 450-900 mcg Menyumbang 50-100% AKG.

Vitamin D: 7.5-15 mcg Menyumbang 50-100% AKG.

Vitamin E: 7.5-15 mg Menyumbang 50-100% AKG.

Thiamin: 0.7-1.4 mg Menyumbang 50-100% AKG.

Riboflavin: 0.8-1.6 mg Menyumbang 50-100% AKG.

Niasin: 8-16 mg Menyumbang 50-100% AKG.

Vitamin B12: 1.3-2.6 mcg Menyumbang 50-100% AKG.

Folat: 300-600 mcg Menyumbang 50-100% AKG. Senyawa yang ditambahkan dalam bentuk asam folat yang memiliki kesetaraan: 1 mcg folat setara dengan 0,6 mcg

Page 16: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

12

Nama Produk Syarat Mutu dan Kadar Bahan

per 100 gr Produk Justifikasi

asam folat. (Asam folat 0,6 x 300 sampai 600 mcg = 180 - 360 mcg).

Vitamin B6: 0.8-16 mg Menyumbang 50-100% AKG.

Asam Pantotenat: 3-6 mg Menyumbang 50-100% AKG.

Vitamin C: 43-85 mg Menyumbang 50-100% AKG.

Besi **: 11-18 mg Ada program pemerintah untuk memberikan TTD pada Bumil. Batas minimum dipilih 30% dan batas maksimum dipilih rerata AKG Bumil. Rasio Fe dan Zn disesuaikan.

Kalsium ***: 250-450 mg Ada program pemerintah memberikan Ca 1500 mg per hari pada bumil. Dipilih batas minimal 30% AKG Bumil dan batas maksimum dipilih ½ AKG Bumil. Perlu diperhatikan rasio Ca dan P antara 1,2 sampai 2.

Natrium: maksimum 500 mg Pemerintah sudah membatasi asupan natrium. Batas maksimum dipilih 30% dari AKG Bumil.

Seng: 7-14 mg Batas minimum dipilih 30% dan batas maksimum dipilih rerata AKG Bumil. Rasio Fe dan Zn disesuaikan.

Iodium****: 70-110 mcg Kelebihan dapat menyebabkan hypertiroid, oleh karena itu untuk batas mininum ditentukan adalah sesuai tambahan Iodium untuk Bumil trimester II. Batas maksimum adalah rerata AKG Bumil.

Fosfor: 200-350 mg Dipilih batas minimal 30% AKG Bumil dan batas maksimum dipilih ½ AKG Bumil. Perlu diperhatikan rasio Ca dan P antara 1,2 sampai 2.

Selenium*****: 18-35 mcg Menyumbang 50-100% AKG. Menggunakan senyawa sodium selenite karena tidak menimbulkan perubahan warna dan bau. Sedangkan selenium methionine dibuat dengan fermentasi sehingga menimbulkan bau, namun nilai biologis lebih baik.

Fluor******: maksimum 1.2 mg Fluor hanya berasal dari bahan baku, tidak boleh ditambahkan dalam proses produksi. Menyumbang 50% AKG. Kelebihan fluor dapat mengakibatkan fluorosis pada enamel gigi dan tulang.

Air: maksimum 5 g Sesuai dengan SNI Biskuit.

Page 17: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

13

3. Bahan Tambahan Pangan

Tabel 3. Justifikasi Bahan Tambahan Pangan Produk Makanan Tambahan

Nama Produk BTP Justifikasi

Makanan Tambahan Balita

BTP yang boleh dipergunakan hanya pengemulsi, pengembang, pengatur keasaman, antioksidan, pengental, anti kempal dan gas untuk kemasan. Perisa yang diperbolehkan adalah ekstrak buah alami dan vanila, etil vanilin dan vanilin. Pewarna sintetik, pengawet dan pemanis buatan tidak boleh dipergunakan

BTP yang diperbolehkan digunakan untuk meningkatkan mutu produk (kerenyahan, pengembangan, keempukan dan rasa). BTP pewarna sintetik tidak diperlukan karena diinginkan warna alami dari biskuit. BTP pengawet tidak diperlukan karena produk merupakan produk kering (kadar air < 5%). BTP pemanis buatan tidak boleh digunakan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 33 Tahun 2012 Pasal 13 butir 3. Cat: Anti kempal sebenarnya tidak diperlukan dalam pembuatan produk makanan tambahan (biskuit)

Makanan Tambahan Anak Sekolah

Pewarna sintetik, pengawet dan pemanis buatan tidak boleh dipergunakan

BTP yang diperbolehkan digunakan untuk meningkatkan mutu produk (kerenyahan, pengembangan, keempukan dan rasa). BTP pewarna sintetik tidak diperlukan karena diinginkan warna alami dari biskuit. BTP pengawet tidak diperlukan karena produk merupakan produk kering (kadar air < 5%). BTP pemanis buatan tidak boleh digunakan Cat: Anti kempal sebenarnya tidak diperlukan dalam pembuatan produk makanan tambahan (biskuit)

Makanan Tambahan Ibu Hamil

Pewarna sintetik, pengawet dan pemanis buatan tidak boleh dipergunakan

BTP yang diperbolehkan digunakan untuk meningkatkan mutu produk (kerenyahan, pengembangan, keempukan dan rasa). Perisa yang digunakan untuk biskuit adalah etil vanilin/vanilin. Perisa yang digunakan untuk isi adalah perisa strawberry/nenas/lemon, untuk menambah cita rasa dan mengurangi mual

Page 18: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

14

Nama Produk BTP Justifikasi

BTP pewarna sintetik tidak diperlukan karena diinginkan warna alami dari biskuit. BTP pengawet tidak diperlukan karena produk merupakan produk kering (kadar air < 5%). BTP pemanis buatan tidak boleh digunakan mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No.33 Tahun 2012 Pasal 13 butir 3. Catatan : Anti kempal sebenarnya tidak diperlukan dalam pembuatan produk makanan tambahan (biskuit)

4. Cemaran

Makanan Tambahan Balita harus memenuhi batas cemaran mikroba, logam berat, dan cemaran lain sesuai dengan ketentuan

Peraturan Perundang-undangan.

5. Pengolahan

Tabel 4. Justifikasi Pengolahan Produk Makanan Tambahan

Nama Produk Pengolahan Justifikasi

Makanan Tambahan Balita Pengolahan produk dilakukan dengan menerapkan cara produksi pangan olahan yang baik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Proses pengolahan menggunakan teknologi industri guna memperoleh produk berkualitas.

Agar menghasilkan produk yang aman dan bermutu dalam masa kedaluwarsa 24 bulan.

Makanan Tambahan Anak Sekolah

Makanan Tambahan Ibu Hamil

6. Pengemasan

Produk dikemas sedemikian rupa untuk mempertahankan kualitas, keamanan, dan kemanfaatan produk.

Page 19: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

15

B. SPESIFIKASI TEKNIS

1. Karakteristik Produk

Tabel 5. Justifikasi Karakteristik Produk Makanan Tambahan

Nama Produk Bentuk/Ukuran/Berat/Rasa/Tekstur Justifikasi

Makanan Tambahan Balita

Biskuit bulat pipih diameter 5-6 cm dengan berat 9-11 gram/keping Rasa: manis Tekstur: renyah

Biskuit balita yang ada dipasaran selama ini umumnya berbentuk bulat pipih. Biskuit bentuk bulat pipih akan mudah dipegang dan dikonsumsi oleh balita serta menghindari balita tersedak (choking).

Makanan Tambahan Anak Sekolah

Biskuit krekers berbentuk persegi (bujur sangkar) dengan ukuran sisi 5-6 cm dan berat 5-7 gram/ keping. Rasa: manis Tekstur: renyah

Anak sekolah umumnya menyukai biskuit krekers.Biskuit krekers berlapis-lapis dan berongga.

Makanan Tambahan Ibu Hamil

Biskuit lapis (sandwich) berbentuk persegi panjang dengan ukuran 3,5-4,5 cm x 5,5-6,5 cm dengan berat 19-21 gram/biskuit lapis Rasa biskuit: manis Rasa isi: manis rasa strawberry/ nenas/ lemon Tekstur: renyah

Biskuit lapis memungkinkan ditambahkan isi berupa krim/selai yang dapat divariasikan rasanya untuk mengurangi rasa mual, mengatasi kebosanan dan menjadi padat energi.

2. Masa Kedaluwarsa Produk

Tabel 6. Justifikasi Masa Kedaluwarsa Produk Makanan Tambahan

Nama Produk Masa Kedaluwarsa

Justifikasi

Makanan Tambahan Balita 24 bulan Distribusi produk mencapai sasaran di wilayah pedesaan seluruh Indonesia sehingga diperlukan waktu yang cukup lama. Untuk menjamin produk mencapai sasaran dalam kondisi baik maka masa

Makanan Tambahan Anak Sekolah

24 bulan

Page 20: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

16

Makanan Tambahan Ibu Hamil 24 bulan kedaluwarsa produk 24 bulan. Masa kedaluwarsa produk selama 2 tahun harus dibuktikan dengan hasil uji stabilitas minimal selama 6 bulan pada suhu di atas suhu ruang.

3. Pengemasan dan Pelabelan

Tabel 7. Justifikasi Pengemasan dan Pelabelan Produk Makanan Tambahan

No. Produk Suplementasi Gizi Justifikasi

A. Makanan Tambahan Balita

1. a. Produk harus dikemas dalam wadah yang dapat menjaga higiene serta mutu produk.

b. Wadah, termasuk bahan kemasan, harus terbuat dari bahan yang aman dan sesuai dengan maksud penggunaannya serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Setiap 4 (empat) keping biskuit dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer (berat bersih 40 gram) yang terbuat dari PET/aluminium foil/PE dengan ketebalan aluminium foil minimum 7 mikron dan ketebalan total minimum 80 mikron yang dapat menjamin mutu produk sampai 24 bulan. PET maupun PE dapat diganti dengan jenis plastik lain yang sesuai.

d. Setiap 21 (dua puluh satu) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu) kotak kemasan sekunder (berat bersih 840 gram). Kemasan sekunder terbuat dari kertas karton dengan spesifikasi 260 gram/m2.

e. Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu) kemasan tersier. Kemasan tersier menggunakan kotak kardus CFB (Corugated Fiber Board) Single Wall 250 kraft.

Kemasan primer untuk menjamin mutu produk sampai 24 bulan. Kemasan sekunder dari bahan yang biasa digunakan sebagai pelindung terhadap kemasan primer. Kemasan tersier dari bahan yang biasa digunakan sebagai pelindung terhadap kemasan sekunder serta untuk memfasilitasi proses penanganan dan penyimpanan (penumpukan). Semua bahan kemasan harus terbuat dari bahan yang aman dan sesuai untuk makanan Bahan kemasan yang digunakan juga harus memungkinkan proses pencetakan label dan khusus untuk kemasan primer harus memungkinkan proses pengeliman (heat sealing).

2. Kemasan wajib diberi label sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.

Pelabelan mengikuti peraturan perundangan yang berlaku. Ketentuan lain dibuat sesuai dengan kebutuhan pengadaan dan identitas institusi yang mengadakan serta kekhususan

3. Pada kemasan primer dicantumkan:

a. Tulisan “Makanan Tambahan Balita”, “Diperkaya 10 vitamin dan 7

Page 21: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

17

No. Produk Suplementasi Gizi Justifikasi

mineral”, logo Kementerian Kesehatan, nama dan alamat produsen serta nama dan alamat penyedia, berat bersih dan jumlah keping, kode produksi, komposisi bahan, informasi nilai gizi, anjuran pemberian dan tanggal kedaluwarsa.

b. Logo dan tulisan tersebut dicantumkan pada salah satu permukaan kemasan, dengan desain terlampir.

c. Tulisan anjuran pemberian:

8 keping/hari untuk bayi usia 6-11 bulan; dan

12 keping/hari untuk anak usia 12-59 bulan.

produk termasuk desain untuk meningkatkan daya terima produk. Kemasan primer didesain untuk satu kali konsumsi untuk mempermudah manajemen distribusi dan mencegah tidak ada kerusakan produk akibat sisa PMT yang akan dikonsumsi esok harinya namun sudah tidak ada kemasan primernya. Kemasan Sekunder didesain untuk konsumsi selama satu minggu dan kemasan tersier didesain untuk konsumsi selama satu bulan untuk mempermudan manajemen distribusi.

4. Pada kemasan sekunder harus dicantumkan label dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pada bagian utama label harus dicantumkan :

1) Nama produk “Makanan Tambahan Balita”, foto biskuit dan gambar ilustrasi anak balita (bukan bayi dibawah 6 bulan) yang sedang memegang biskuit, sesuai desain terlampir.

2) Keterangan tentang peruntukan Pada label harus dinyatakan: untuk balita usia 6-59 bulan dengan kategori kurus.

3) Berat bersih dicantumkan dalam satuan gram dan dicantumkan juga jumlah keping biskuit (ditulis “840 gram (21 bungkus @4 keping”)). Tulisan harus dicantumkan dengan jelas dan mudah dibaca.

4) Nomor Pendaftaran dan Kode Produksi.

5) Nama dan alamat produsen serta nama dan alamat penyedia (PT. … PT. … Untuk …).

6) Logo Kementerian Kesehatan.

7) Tulisan “Diperkaya 10 vitamin” dan “7 mineral”.

8) Tulisan “TIDAK DIPERJUALBELIKAN”.

9) Logo Halal dari Majelis Ulama Indonesia.

Page 22: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

18

No. Produk Suplementasi Gizi Justifikasi

b. Pada sisi kanan dicantumkan informasi:

1) Komposisi bahan yang digunakan. Semua bahan yang digunakan harus dicantumkan secara berurutan ke samping atau ke bawah mulai dari yang terbanyak jumlahnya. Uraian tentang vitamin dan mineral dibuat tersendiri dan tidak harus secara berurutan menurut jumlahnya.

2) Penulisan Bahan Tambahan Pangan (BTP) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3) Pencantuman informasi nilai gizi sesuai dengan pedoman pencantuman informasi nilai gizi pada label pangan. Informasi Nilai Gizi dinyatakan dalam jumlah dan persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dihitung menggunakan Acuan Label Gizi (ALG) per takaran saji untuk kelompok umur 1-3 tahun (1125 kkal).

c. Pada sisi kiri dicantumkan informasi:

1) Petunjuk Penyimpanan Petunjuk penyimpanan sebelum dan sesudah kemasan dibuka dicantumkan berdekatan dengan tanggal kedaluwarsa.

2) Penjelasan tentang tanda-tanda produk sudah tidak layak konsumsi: Tekstur tidak renyah, berbau apek, berubah warna dan/atau kemasan rusak.

3) Tanggal kedaluwarsa a) Tanggal kedaluwarsa dinyatakan dengan tanggal, bulan dan

tahun serta didahului dengan kalimat “Baik dikonsumsi sebelum …..”.

b) Bulan dinyatakan dengan huruf Latin sekurang-kurangnya 3 digit, dan tahun dinyatakan dengan angka sekurang-kurangnya 2 digit. Jika bulan dan tahun dinyatakan dengan angka maka tahun dinyatakan dengan lengkap (4 digit).

Page 23: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

19

No. Produk Suplementasi Gizi Justifikasi

d. Pada sisi belakang dicantumkan:

1) Informasi dan gambar saran penyajian: Penjelasan penyajian biskuit dapat dimakan langsung atau dilumatkan dengan ASI perah, sari buah atau air masak. Segera dikonsumsi setelah dilumatkan.

2) Tulisan anjuran pemberian pada kemasan sekunder:

8 keping/hari untuk bayi usia 6-11 bulan; dan

12 keping/hari untuk anak usia 12-59 bulan.

3) Tulisan pesan kesehatan:

a) ASI adalah makanan terbaik untuk bayi;

b) Berikan ASI saja hingga usia 6 bulan;

c) Makanan Tambahan Balita diberikan mulai usia 6 bulan sebagai makanan tambahan, diantara 2 waktu makan utama bergizi seimbang yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah;

d) Pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun atau lebih; dan

e) Bawalah balita ke Posyandu setiap bulan.

f) Pemberian Makanan Tambahan Balita di bawah pengawasan Tenaga Kesehatan.

5. Kemasan Tersier Pada bagian utama (dua sisi yang mudah dilihat) tercantum keterangan:

a. Nama produk “Makanan Tambahan Balita”, “Diperkaya 10 vitamin dan 7 mineral”, logo dan tulisan Kementerian Kesehatan RI;

b. Tanggal kedaluwarsa: “Baik digunakan sebelum tanggal…bulan … tahun …”. Penulisan tanggal kedaluwarsa harus permanen (tidak bisa dihapus);

c. Tulisan Isi: 4 kotak;

d. Petunjuk penanganan dan penyimpanan;

e. Kode produksi;

Page 24: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

20

No. Produk Suplementasi Gizi Justifikasi

f. Nomor pendaftaran pangan mencantumkan tulisan “BPOM RI MD: ............”;

g. Tulisan “Hanya untuk balita usia 6-59 bulan dengan kategori kurus”;

h. Tulisan “TIDAK DIPERJUALBELIKAN”;

i. Tanda lingkaran dengan diameter 5 cm warna “hijau” untuk tahun ganjil atau warna “merah” untuk tahun genap (sesuai dengan tahun produksi). Di tengah lingkaran berwarna tersebut dituliskan tahun produksi berwarna “putih”;

j. Tulisan logo halal dari MUI; dan

k. Nama dan alamat produsen serta nama dan alamat penyedia (PT. … PT. … Untuk …).

Pada dua sisi yang lainnya dari kemasan tersier tercantum keterangan:

a. Nama produk “Makanan Tambahan Balita”, “Diperkaya 10 vitamin dan 7 mineral”, logo dan tulisan Kementerian Kesehatan RI;

b. Tulisan “TIDAK DIPERJUALBELIKAN”; dan

c. Tanda lingkaran dengan diameter 5 cm warna “hijau” untuk tahun ganjil atau warna “merah” untuk tahun genap (sesuai dengan tahun produksi). Di tengah lingkaran berwarna tersebut dituliskan tahun produksi berwarna “putih”.

B. Makanan Tambahan Anak Sekolah

1. a. Produk harus dikemas dalam wadah yang dapat menjaga higiene serta mutu produk.

b. Wadah, termasuk bahan kemasan, harus terbuat dari bahan yang aman dan sesuai dengan maksud penggunaannya serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Setiap 6 (enam) keping biskuit dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer (berat bersih 36 gram) yang terbuat dari PET/aluminium foil/PE dengan ketebalan aluminium foil minimum 7 mikron dan ketebalan total minimum 80 mikron yang dapat menjamin mutu

Kemasan primer untuk menjamin mutu produk sampai 24 bulan. Kemasan sekunder dari bahan yang biasa digunakan sebagai pelindung terhadap kemasan primer. Kemasan tersier dari bahan yang biasa digunakan sebagai pelindung terhadap kemasan sekunder serta untuk memfasilitasi proses penanganan dan penyimpanan

Page 25: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

21

No. Produk Suplementasi Gizi Justifikasi

produk sampai 24 bulan. PET maupun PE dapat diganti dengan jenis plastik lain yang sesuai.

d. Setiap 6 (enam) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu) kotak kemasan sekunder (berat bersih 216 gram). Kemasan sekunder terbuat dari kertas karton dengan spesifikasi 260 gram/m2.

e. Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu) kemasan tersier. Kemasan tersier menggunakan kotak kardus CFB (Corugated Fiber Board) Single Wall 250 kraft.

(penumpukan). Semua bahan kemasan harus terbuat dari bahan yang aman dan sesuai untuk makanan Bahan kemasan yang digunakan juga harus memungkinkan proses pencetakan label dan khusus untuk kemasan primer harus memungkinkan proses pengeliman (heat sealing).

2. Kemasan wajib diberi label sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangan yang berlaku.

Pelabelan mengikuti peraturan perundangan yang berlaku. Ketentuan lain dibuat sesuai dengan kebutuhan pengadaan dan identitas institusi yang mengadakan serta kekhususan produk termasuk desain untuk meningkatkan daya terima produk.

3. Pada kemasan primer dicantumkan:

a. Tulisan “Makanan Tambahan Anak Sekolah”, logo Kementerian Kesehatan, nama dan alamat produsen serta nama dan alamat penyedia, berat bersih dan jumlah keping, kode produksi, komposisi bahan, informasi nilai gizi, anjuran pemberian dan tanggal kedaluwarsa.

b. Logo dan tulisan tersebut dicantumkan pada salah satu permukaan kemasan, dengan desain terlampir.

c. Tulisan anjuran pemberian 6 keping per hari.

4. Pada kemasan sekunder harus dicantumkan label dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Pada bagian utama label harus dicantumkan : 1) Nama produk “Makanan Tambahan Anak Sekolah”, foto biskuit

sebanyak 2 keping (tampak depan dan belakang) dan gambar ilustrasi anak SD laki-laki dan perempuan yang sedang memegang biskuit, sesuai desain terlampir.

2) Keterangan tentang peruntukan Pada label yang harus dinyatakan: untuk anak sekolah dasar dengan kategori kurus.

Page 26: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

22

No. Produk Suplementasi Gizi Justifikasi

3) Berat bersih dicantumkan dalam satuan gram dan dicantumkan juga jumlah keping biskuit (ditulis “216 gram, 6 bungkus @ 6 keping”). Tulisan harus dicantumkan dengan jelas dan mudah dibaca.

4) Nomor Pendaftaran dan Kode Produksi. 5) Nama dan alamat produsen serta nama dan alamat penyedia

(PT. … PT. … Untuk …). 6) Logo Kementerian Kesehatan. 7) Tulisan “Diperkaya 11 vitamin” dan “7 mineral”. 8) Tulisan “TIDAK DIPERJUALBELIKAN”. 9) Logo Halal dari Majelis Ulama Indonesia.

b. Pada sisi kanan dicantumkan informasi: 1) Komposisi bahan yang digunakan. Semua bahan yang

digunakan harus dicantumkan secara berurutan ke samping atau ke bawah mulai dari yang terbanyak jumlahnya. Uraian tentang vitamin dan mineral dibuat tersendiri dan tidak harus secara berurutan menurut jumlahnya.

2) Penulisan Bahan Tambahan Pangan (BTP) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3) Pencantuman informasi nilai gizi sesuai dengan pedoman pencantuman informasi nilai gizi pada label pangan. Informasi Nilai Gizi dinyatakan dalam jumlah dan persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dihitung menggunakan Acuan Label Gizi (ALG) per takaran saji untuk kelompok umum (2150 kkal).

c. Pada sisi kiri dicantumkan informasi: 1) Petunjuk Penyimpanan

Petunjuk penyimpanan sebelum dan sesudah kemasan dibuka dicantumkan berdekatan dengan tanggal kedaluwarsa.

2) Penjelasan tentang tanda-tanda produk sudah tidak layak konsumsi:

Page 27: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

23

No. Produk Suplementasi Gizi Justifikasi

Tekstur tidak renyah, berbau apek, berubah warna dan/atau kemasan rusak.

3) Tanggal kedaluwarsa

a) Tanggal kedaluwarsa dinyatakan dengan tanggal, bulan dan tahun serta didahului dengan kalimat “Baik dikonsumsi sebelum …..”

b) Bulan dinyatakan dengan huruf Latin sekurang-kurangnya 3 digit, dan tahun dinyatakan dengan angka sekurang-kurangnya 2 digit. Jika bulan dan tahun dinyatakan dengan angka maka tahun dinyatakan dengan lengkap (4 digit).

d. Pada sisi belakang dicantumkan: 1) Tulisan anjuran pemberian pada kemasan sekunder: 6

keping/hari 2) Tulisan pesan kesehatan:

a) Sarapan pagi bergizi seimbang setiap hari agar badan sehat dan semangat belajar

b) Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum makan

c) Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah dibawah pengawasan Tenaga Kesehatan.

5. Kemasan Tersier Pada bagian utama (dua sisi yang mudah dilihat) tercantum keterangan:

a. Nama produk “Makanan Tambahan Anak Sekolah”, “Diperkaya 11 vitamin dan 7 mineral”, logo dan tulisan Kementerian Kesehatan RI;

b. Tanggal kedaluwarsa: “Baik digunakan sebelum tanggal…bulan … tahun …”. Penulisan tanggal kedaluwarsa harus permanen (tidak bisa dihapus);

c. Tulisan Isi: 4 kotak;

Page 28: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

24

No. Produk Suplementasi Gizi Justifikasi

d. Petunjuk penanganan dan penyimpanan;

e. Kode produksi;

f. Nomor pendaftaran pangan mencantumkan tulisan “BPOM RI MD: ............”;

g. Tulisan “Hanya untuk anak usia sekolah dasar dengan kategori kurus”;

h. Tulisan “TIDAK DIPERJUALBELIKAN”;

i. Tanda lingkaran dengan diameter 5 cm warna “hijau” untuk tahun ganjil atau warna “merah” untuk tahun genap (sesuai dengan tahun produksi). Ditengah lingkaran berwarna tersebut dituliskan tahun produksi berwarna “putih”.

j. Tulisan logo halal dari MUI; dan

k. Nama dan alamat produsen serta nama dan alamat penyedia (PT. … PT. … Untuk …).

Pada dua sisi yang lainnya dari kemasan tersier tercantum keterangan:

a. Nama produk “Makanan Tambahan Anak Sekolah”, “Diperkaya 11 vitamin dan 7 mineral”, logo dan tulisan Kementerian Kesehatan RI;

b. Tulisan “TIDAK DIPERJUALBELIKAN”; dan

c. Tanda lingkaran dengan diameter 5 cm warna “hijau” untuk tahun ganjil atau warna “merah” untuk tahun genap (sesuai dengan tahun produksi). Di tengah lingkaran berwarna tersebut dituliskan tahun produksi berwarna “putih”.

C Makanan Tambahan Ibu Hamil

1. a. Produk harus dikemas dalam wadah yang dapat menjaga higiene serta mutu produk.

b. Wadah, termasuk bahan kemasan, harus terbuat dari bahan yang aman dan sesuai dengan maksud penggunaannya serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kemasan primer untuk menjamin mutu produk sampai 24 bulan. Kemasan sekunder dari bahan yang biasa digunakan sebagai pelindung terhadap kemasan primer.

Page 29: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

25

No. Produk Suplementasi Gizi Justifikasi

c. Setiap 3 (tiga) biskuit lapis dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer (berat bersih 60 gram) yang terbuat dari PET/aluminium foil/PE dengan ketebalan aluminium foil minimum 7 mikron dan ketebalan total minimum 80 mikron yang dapat menjamin mutu produk sampai 24 bulan. PET maupun PE dapat diganti dengan jenis plastik lain yang sesuai.

d. Setiap 7 (tujuh) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu) kotak kemasan sekunder (berat bersih 420 gram). Kemasan sekunder terbuat dari kertas karton dengan spesifikasi 260 gram/m2.

e. Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu) kemasan tersier. Kemasan tersier menggunakan kotak kardus CFB (Corugated Fiber Board) Single Wall 250 kraft.

Kemasan tersier dari bahan yang biasa digunakan sebagai pelindung terhadap kemasan sekunder serta untuk memfasilitasi proses penanganan dan penyimpanan (penumpukan). Semua bahan kemasan harus terbuat dari bahan yang aman dan sesuai untuk makanan Bahan kemasan yang digunakan juga harus memungkinkan proses pencetakan label dan khusus untuk kemasan primer harus memungkinkan proses pengeliman (heat sealing).

2. Kemasan wajib diberi label sesuai dengan Peraturan Perundangan yang berlaku.

Pelabelan mengikuti peraturan perundangan yang berlaku. Ketentuan lain dibuat sesuai dengan kebutuhan pengadaan dan identitas institusi yang mengadakan serta kekhususan produk termasuk desain untuk meningkatkan daya terima produk.

3. Pada kemasan primer dicantumkan:

a. Tulisan “Makanan Tambahan Ibu Hamil”, logo Kementerian Kesehatan, nama dan alamat produsen serta nama dan alamat penyedia, berat bersih dan jumlah biskuit lapis, kode produksi, komposisi bahan, informasi nilai gizi, anjuran pemberian dan tanggal kedaluwarsa.

b. Logo dan tulisan tersebut dicantumkan pada salah satu permukaan kemasan, dengan desain terlampir.

c. Tulisan anjuran pemberian:

2 keping/hari untuk trimester 1; dan

3 keping/hari untuk trimester 2 dan 3.

4. Pada kemasan sekunder harus dicantumkan label dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pada bagian utama label harus dicantumkan :

1) Nama produk “Makanan Tambahan Ibu Hamil”, foto biskuit lapis

Page 30: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

26

No. Produk Suplementasi Gizi Justifikasi

persegi panjang dan gambar ilustrasi ibu hamil sehat yang sedang memegang biskuit didampingi suami, sesuai desain terlampir.

2) Keterangan tentang peruntukan Pada label harus dinyatakan: untuk ibu hamil kurang energi kronis;

3) Berat bersih dicantumkan dalam satuan gram dan dicantumkan juga jumlah biskuit lapis (ditulis “420 gram, 7 bungkus @3 keping”). Tulisan harus dicantumkan dengan jelas dan mudah dibaca.

4) Nomor Pendaftaran dan Kode Produksi.

5) Nama dan alamat produsen serta nama dan alamat penyedia (PT. … PT. … Untuk …).

6) Logo Kementerian Kesehatan.

7) Tulisan “Diperkaya 11 vitamin 7 mineral”.

8) Tulisan “TIDAK DIPERJUALBELIKAN”.

9) Tulisan sesuai tekstur dan rasa isi biskuit lapis “krim/selai rasa strawberry/nenas/lemon”

10) Logo Halal dari Majelis Ulama Indonesia. b. Pada sisi kanan dicantumkan informasi:

1) Komposisi bahan yang digunakan. Semua bahan yang digunakan harus dicantumkan secara berurutan ke samping atau ke bawah mulai dari yang terbanyak jumlahnya. Uraian tentang vitamin dan mineral dibuat tersendiri dan tidak harus secara berurutan menurut jumlahnya.

2) Penulisan Bahan Tambahan Pangan (BTP) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3) Pencantuman informasi nilai gizi sesuai dengan pedoman pencantuman informasi nilai gizi pada label pangan. Informasi

Page 31: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

27

No. Produk Suplementasi Gizi Justifikasi

Nilai Gizi dinyatakan dalam jumlah dan persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dihitung menggunakan Acuan Label Gizi (ALG) per takaran saji untuk kelompok ibu hamil (2510 kkal).

c. Pada sisi kiri dicantumkan informasi:

1) Petunjuk Penyimpanan Petunjuk penyimpanan sebelum dan sesudah kemasan dibuka dicantumkan berdekatan dengan tanggal kedaluwarsa.

2) Penjelasan tentang tanda-tanda produk sudah tidak layak konsumsi: Tekstur tidak renyah, berbau apek, berubah warna dan/atau kemasan rusak.

3) Tanggal kedaluwarsa a) Tanggal kedaluwarsa dinyatakan dengan tanggal, bulan dan

tahun serta didahului dengan kalimat “Baik dikonsumsi sebelum …..”

b) Bulan dinyatakan dengan huruf Latin sekurang-kurangnya 3 digit, dan tahun dinyatakan dengan angka sekurang-kurangnya 2 digit. Jika bulan dan tahun dinyatakan dengan angka maka tahun dinyatakan dengan lengkap (4 digit).

d. Pada sisi belakang dicantumkan:

1) Tulisan anjuran pemberian pada kemasan sekunder:

2 keping/hari untuk trimester 1; dan

3 keping/hari untuk trimester 2 dan 3.

2) Tulisan pesan kesehatan: a) Periksa kehamilan secara teratur minimal 4 (empat) kali di

fasilitas pelayanan kesehatan; b) Makanlah dengan pola gizi seimbang dan satu porsi lebih

banyak dari sebelum hamil; c) Minum Tablet Tambah Darah setiap hari selama kehamilan;

Page 32: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

28

No. Produk Suplementasi Gizi Justifikasi

dan d) Berikan ASI segera setelah bayi lahir (Inisiasi Menyusu Dini);

dan e) Berikan ASI Eksklusif (0-6 bulan). f) Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil dibawah

pengawasan Tenaga Kesehatan.

5. Kemasan Tersier Pada bagian utama (dua sisi yang mudah dilihat) tercantum keterangan:

a. Nama produk “Makanan Tambahan Ibu Hamil”, “Diperkaya 11 vitamin dan 7 mineral”, logo dan tulisan Kementerian Kesehatan RI;

b. Tanggal kedaluwarsa: “Baik digunakan sebelum tanggal…bulan … tahun …”. Penulisan tanggal kedaluwarsa harus permanen (tidak bisa dihapus);

c. Tulisan Isi: 4 kotak;

d. Petunjuk penanganan dan penyimpanan;

e. Kode produksi;

f. Nomor pendaftaran pangan mencantumkan tulisan “BPOM RI MD: ............”;

g. Tulisan “Hanya untuk ibu hamil kurang energi kronis”;

h. Tulisan “TIDAK DIPERJUALBELIKAN”;

i. Tanda lingkaran dengan diameter 5 cm warna “hijau” untuk tahun ganjil atau warna “merah” untuk tahun genap (sesuai dengan tahun produksi). Ditengah lingkaran berwarna tersebut dituliskan tahun produksi berwarna “putih”;

j. Tulisan logo halal dari MUI; dan

k. Nama dan alamat produsen serta nama dan alamat penyedia (PT. … PT. … Untuk …).

Pada dua sisi yang lainnya dari kemasan tersier tercantum keterangan:

a. Nama produk “Makanan Tambahan Ibu Hamil”, “Diperkaya 11 vitamin

Page 33: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

29

No. Produk Suplementasi Gizi Justifikasi

dan 7 mineral”, logo dan tulisan Kementerian Kesehatan RI;

b. Tulisan “TIDAK DIPERJUALBELIKAN”; dan

c. Tanda lingkaran dengan diameter 5 cm warna “hijau” untuk tahun ganjil atau warna “merah” untuk tahun genap (sesuai dengan tahun produksi). Di tengah lingkaran berwarna tersebut dituliskan tahun produksi berwarna “putih”.

Page 34: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

30

C. KOMPONEN BIAYA

Perhitungan komponen biaya makanan tambahan dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1. Jenis bahan yang digunakan adalah sesuai komposisi yang tercantum

dalam standar pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016. 2. Jumlah masing-masing bahan didasarkan pada syarat mutu dan kadar

bahan per 100 gram produk sesuai standar pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016.

3. Harga masing-masing bahan baku dan bahan kemasan mengacu pada harga menengah yang berlaku saat ini di tingkat grosir yang dapat diakses oleh semua orang dan spesifikasi bahannya memenuhi syarat mutu yang telah ditentukan pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016. Penetapan harga bahan juga mempertimbangkan informasi dari pihak industri.

4. Biaya produksi dihitung dari komponen biaya utilitas (peralatan, penyusutan, air, listrik, bahan bakar), tenaga kerja, quality control, dan overhead. Penetapan biaya produksi juga mempertimbangkan informasi dari pihak industri.

Kajian terhadap komponen biaya berfokus pada perhitungan harga pokok produksi (HPP), di luar pajak, keuntungan, handling cost, sewa gedung dan distribusi. Berikut terlampir contoh perhitungan harga pokok produksi untuk makanan tambahan balita, anak usia sekolah dasar dan ibu hamil.

Page 35: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

31

1. Makanan Tambahan Anak Balita

Tabel 8. Contoh Perhitungan Komponen Harga Pokok Produksi (HPP)

Makanan Tambahan Balita per 1 Ton Produk

NO BAHANPERSENTASE

BAHAN (%)SATUAN JUMLAH

HARGA GROSIR

PER SATUAN (Rp)

HARGA TOTAL

(Rp)

PERSENTASE

THD HPP (%)

A Bahan baku:

1 Tepung Terigu 55.15 kg 700 6,400 4,480,000 8.35

2 Isolat protein 0.08 kg 1 52,000 52,000 0.10

3 Lemak nabati tidak terhidrogenasi 14.18 kg 180 16,600 2,988,000 5.57

4 Sukrosa (gula pasir) 14.18 kg 180 11,000 1,980,000 3.69

5 Susu bubuk skim 14.18 kg 180 65,000 11,700,000 21.81

6 Garam 0.39 kg 5 3,500 17,500 0.03

7 Premix vitamin dan mineral 0.55 kg 7 500,000 3,500,000 6.52

8 Pengemulsi 0.55 kg 7 40,000 280,000 0.52

9 Pengembang 0.45 kg 5.7 6,000 34,200 0.06

10 Perisa (etil vanilin) 0.28 kg 3.5 500,000 1,750,000 3.26

SUB TOTAL 100.00 1269.2 26,781,700 49.92

1015.36

B Bahan kemasan:

1 Primer (PET/aluminium foil/PE) buah 25,000 500 12,500,000 23.30

2 Sekunder (karton 260 gr/m2) buah 1,190 2,000 2,380,952 4.44

3 Tersier (kardus CFB 250 kraft) buah 298 3,000 892,857 1.66

4 Lakban kg 0.44 45,000 19,800 0.04

5 Isolasi kg 2.5 30,000 75,000 0.14

SUB TOTAL 15,868,610 29.58

C Biaya Proses Produksi:

1Utilitas (peralatan, penyusutan alat,

listrik, air, bahan bakar)paket 1 7,000,000 7,000,000 13.05

2 Tenaga Kerja orang 10 200,000 2,000,000 3.73

3 Quality Control paket 1 1,000,000 1,000,000 1.86

4 Overhead Cost paket 1 1,000,000 1,000,000 1.86

SUB TOTAL 11,000,000 20.50

Total biaya per 1 ton produk (HPP): 53,650,310

Total biaya per 1 kg produk (HPP): 53,650.31

CONTOH PERHITUNGAN KOMPONEN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PMT BALITA PER 1 TON PRODUK

Berat produk akhir setelah penyusutan:

Catatan: Harga Pokok Produksi (HPP) tersebut belum termasuk Biaya Keuntungan, Biaya PPN, Handling Cost, Biaya Sewa Gudang dan Biaya Distribusi.

Page 36: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

32

2. Makanan Tambahan Anak Sekolah

Tabel 9. Contoh Perhitungan Komponen Harga Pokok Produksi (HPP)

Makanan Tambahan Anak Sekolah per 1 Ton Produk

NO BAHANPERSENTASE

BAHAN (%)SATUAN JUMLAH

HARGA GROSIR PER

SATUAN (Rp)HARGA TOTAL (Rp)

PERSENTASE

THD HPP (%)

A Bahan baku:

1 Terigu 46.62 kg 600 7,000 4,200,000 5.57

2 Susu bubuk skim 19.43 kg 250 65,000 16,250,000 21.55

3 Lemak nabati yang tidak terhidrogenasi 15.15 kg 195 16,600 3,237,000 4.29

4 Sukrosa (Gula Pasir) 15.15 kg 195 11,000 2,145,000 2.84

5 Garam 0.47 kg 6 3,500 21,000 0.03

6 Premix vitamin dan mineral 1.24 kg 16 560,000 8,960,000 11.88

7 Pengemulsi 1.09 kg 14 40,000 560,000 0.74

8 Pengembang 0.54 kg 7 6,000 42,000 0.06

9 Perisa 0.31 kg 4 500,000 2,000,000 2.65

SUB TOTAL 100.00 1287 37,415,000 49.61

1029.6

B Bahan kemasan:

1 Primer (aluminium foil) buah 27778 500 13,888,889 18.42

2 Sekunder (karton 260 gr/m2) buah 4630 2,000 9,259,259 12.28

3 Tersier (kardus CFB 250 kraft) buah 1157 3,000 3,472,222 4.60

Lakban kg 1.76 45,000 79,200 0.11

Isolasi kg 10 30,000 300,000 0.40

SUB TOTAL 26,999,570 35.80

C Biaya Proses Produksi:

1Utilitas (peralatan, penyusutan alat,

listrik, air, bahan bakar)paket 1 7,000,000 7,000,000 9.28

2 Tenaga Kerja orang 10 200,000 2,000,000 2.65

3 Quality Control paket 1 1,000,000 1,000,000 1.33

4 Overhead Cost paket 1 1,000,000 1,000,000 1.33

SUB TOTAL 11,000,000 14.59

Total biaya per 1 ton produk (HPP): 75,414,570

Total biaya per 1 kg produk (HPP): 75,414.57

CONTOH PERHITUNGAN KOMPONEN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PMT ANAK SEKOLAH PER 1 TON PRODUK

Berat produk akhir setelah penyusutan:

Catatan: Harga Pokok Produksi (HPP) tersebut belum termasuk Biaya Keuntungan, Biaya PPN, Handling Cost, Biaya Sewa Gudang dan Biaya Distribusi.

Page 37: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

33

3. Makanan Tambahan Ibu Hamil

Tabel 10. Contoh Perhitungan Komponen Harga Pokok Produksi (HPP)

Makanan Tambahan Ibu Hamil per 1 Ton Produk

NO BAHANPERSENTASE

BAHAN (%)SATUAN JUMLAH

HARGA GROSIR

PER SATUAN (Rp)

HARGA TOTAL

(Rp)

PERSENTASE THD

HPP (%)

A Bahan baku :

1 Tepung Terigu 46.14 kg 600 6,400 3,840,000 5.96

2 Lemak nabati yang tidak terhidrogenasi 16.92 kg 220 16,600 3,652,000 5.67

3 Sukrosa (Gula Pasir) 13.07 kg 170 11,000 1,870,000 2.90

4 Selai kacang tanah 0.85 kg 11 50,000 550,000 0.85

5 Susu bubuk skim 15.38 kg 200 65,000 13,000,000 20.18

6 Sirup Glukosa 0.62 kg 8 10,000 80,000 0.12

7 Garam 0.38 kg 5 3,500 17,500 0.03

8 Telur (tepung telur) 3.54 kg 46 100,000 4,600,000 7.14

9 Buah kering 0.31 kg 4 400,000 1,600,000 2.48

10 Premix vitamin dan mineral 1.08 kg 14 500,000 7,000,000 10.86

11 Pengemulsi 1.00 kg 13 40,000 520,000 0.81

12 Pengembang 0.46 kg 6 6,000 36,000 0.06

13 Perisa etil vanilin/vanilin 0.15 kg 2 500,000 1,000,000 1.55

14 Perisa strawberry/nenas/lemon 0.12 kg 1.5 400,000 600,000 0.93

SUB TOTAL 100.00 1300.5 38,365,500 59.54

1040.4

B Bahan kemasan:

1 Primer (aluminium foil) buah 16,667 500 8,333,333 12.93

2 Sekunder (karton 260 gr/m2) buah 2381 2000.00 4,761,905 7.39

3 Tersier (kardus CFB 250 kraft) buah 595 3000.00 1,785,714 2.77

4 Lakban kg 0.88 45,000 39,600 0.06

5 Isolasi kg 5 30,000 150,000 0.23

SUB TOTAL 15,070,552 23.39

C Biaya Proses Produksi :

1Utilitas (peralatan, penyusutan alat,

listrik, air, bahan bakar)paket 1 7,000,000 7,000,000 10.86

2 Tenaga Kerja orang 10 200,000 2,000,000 3.10

3 Quality Control paket 1 1,000,000 1,000,000 1.55

4 Overhead Cost paket 1 1,000,000 1,000,000 1.55

SUB TOTAL 11,000,000 17.07

Total biaya per 1 ton produk (HPP): 64,436,052

Total biaya per 1 kg produk (HPP): 64,436.05

CONTOH PERHITUNGAN KOMPONEN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PMT IBU HAMIL PER 1 TON PRODUK

Berat produk akhir setelah penyusutan:

Catatan: Harga Pokok Produksi (HPP) tersebut belum termasuk Biaya Keuntungan, Biaya PPN, Handling Cost, Biaya Sewa Gudang dan Biaya Distribusi.

Page 38: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

34

Tabel 11. Perhitungan Premiks untuk 1 Ton Produk Makanan Tambahan

PMT BALITA PMT ANAK SEKOLAH PMT IBU HAMIL

No. Zat Gizi Kadar (mcg) No. Zat Gizi Kadar (mcg) No. Zat Gizi Kadar (mcg)

1 Vit A 200.00 1 Vit A 280.0 1 Vit A 450.0

2 Vit D 5.00 2 Vit D 7.5 2 Vit D 7.5

3 Vit E 3,000.00 3 Vit E 5,000.0 3 Vit E 7,500.0

4 Vit K 4.00 4 Vit K - 4 Vit K -

5 Vit B1 250.00 5 Vit B1 500.0 5 Vit B1 700.0

6 Vit B2 300.00 6 Vit B2 600.0 6 Vit B2 800.0

7 Vit B6 200.00 7 Vit B6 600.0 7 Vit B6 800.0

8 Vit B12 0.35 8 Vit B12 0.8 8 Vit B12 1.3

9 Vit B3 2,500.00 9 Vit B3 5,500.0 9 Vit B3 8,000.0

10 As Folat*) 48.00 10 As Folat*) 111.0 10 As Folat*) 180.0

11 Besi 4,000.00 11 Vit B5 2,000.0 11 Vit B5 3,000.0

12 Iodium 60.00 12 Vit C 24,000.0 12 Vit C 43,000.0

13 Seng 2,000.00 13 Besi 7,000.0 13 Besi 11,000.0

14 Kalsium 225,000.00 14 Iodium 30.0 14 Iodium 70.0

15 Natrium 300,000.00 15 Seng 5,000.0 15 Seng 9,000.0

16 Selenium 7.00 16 Kalsium 570,000.0 16 Kalsium 450,000.0

17 Phosphor 180,000.00 17 Natrium 700,000.0 17 Natrium 500,000.0

18 Fluor 250.00 18 Selenium 10.0 18 Selenium 18.0

Total 717,824.35 19 Phosphor 300,000.0 19 Phosphor 350,000.0

Total Premix**) 687,574.35 20 Fluor 500.0 20 Fluor 1,200.0

Total 1,621,139.3 Total 1,385,726.8

Total Premix**) 1,550,639.3 Total Premix**) 1,334,526.8

Page 39: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

35

Keterangan : *) Dalam Spesifikasi Teknis bentuknya Folat sehingga perhitungannya

adalah :

Makanan Tambahan Balita : 300 - 600 mcg sehingga dalam bentuk asam folat adalah (0.6 x 300 ) sampai (0.6 x 600) = 180 - 360 mcg

Makanan Tambahan Anak Sekolah : 185 - 370 mcg sehingga dalam bentuk asam folat adalah (0.6 x 185 ) sampai (0.6 x 370) = 111 - 222 mcg

Makanan Tambahan Ibu Hamil : 300 - 600 mcg sehingga dalam bentuk asam folat adalah (0.6 x 300 ) sampai (0.6x600) = 180 - 360 mcg

**) Total Premix adalah semua zat gizi yang diperlukan dikurangi Fluor karena tidak boleh ditambahkan dalam pangan dan dikurangi natrium karena diperoleh dari garam.

Total Premix untuk 1 Ton Makanan Tambahan Balita = 687.574,4 mcg/100 g = 687.75744 mg/100 g = 0.69 g/100 g = 6.9 g/1kg = 6900 g/1 ton = 7 kg/ton produk.

Total Premix untuk 1 Ton Makanan Tambahan Anak Sekolah = 1.550.639 mcg/100 g = 1.550,639 mg/100 g = 1,6 g/100 g = 16 g/1kg = 16000 g/1 ton = 16 kg/ton produk.

Total Premix untuk 1 Ton Makanan Tambahan Ibu Hamil = 1.334.527 mcg/100 g = 1.334,527 mg/100 g = 1,4 g/100 g = 14 g/1 kg produk = 14.000 g/1 ton = 14 kg/ton produk.

Secara ringkas persentase komponen harga pokok produksi produk makanan tambahan balita, anak sekolah dan ibu hamil dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 12. Ringkasan Persentase Komponen Harga Pokok Produksi (HPP)

Produk Makanan Tambahan

NO. URAIAN

PERSENTASE KOMPONEN HARGA POKOK PRODUKSI (%) JUSTIFIKASI

MT BALITA

MT ANAK SEKOLAH

MT IBU HAMIL

1. Bahan baku

49,92 49,61 59,54

Bahan baku terdiri dari bahan baku utama, premix, dan Bahan Tambahan Pangan (BTP). Pada umumnya bahan baku berkontribusi sekitar 50 - 60 % dari total harga produk.

2. Kemasan 29,58 35,80 23,39

Bahan kemasan primer yang digunakan untuk mencapai masa kedaluarsa 2 tahun harus berupa aluminium foil berlapis plastik yang harganya relatif mahal. Pengemasan produk dalam ukuran kecil menyebabkan penggunaan kemasan lebih banyak dan akibatnya kontribusi biaya kemasan

Page 40: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

36

NO. URAIAN

PERSENTASE KOMPONEN HARGA POKOK PRODUKSI (%) JUSTIFIKASI

MT BALITA

MT ANAK SEKOLAH

MT IBU HAMIL

terhadap harga produk lebih besar.

3. Biaya Proses Produksi

20,50 14,59 17,07

Biaya produksi untuk ketiga jenis PMT sebenarnya tidak berbeda, tetapi persentasenya terhadap harga produk berbeda karena komposisi bahan dan kemasannya berbeda.

Total 100% 100% 100%

Page 41: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

37

BAB III

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan kajian yang telah dilaksanakan terhadap standar, spesifikasi, serta komponen biaya produk makanan tambahan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Standar dan spesifikasi yang dibuat telah memenuhi kriteria produk

makanan tambahan sesuai kelompok sasaran. 2. Produk makanan tambahan balita, anak sekolah dan ibu hamil sesuai

standar dan spesifikasi ini merupakan produk khusus yang diperuntukkan bagi masing-masing sasaran yang mempunyai masalah gizi. Dengan demikian pendaftaran produk ini di BPOM seharusnya mengacu pada ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016.

3. Standar dan spesifikasi produk makanan tambahan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016 mengalami perubahan besar dalam komposisi zat gizi, jenis dan kualitas senyawa zat gizi yang digunakan, dan perbaikan pada kemasan (kualitas, desain dan jumlah). Hal ini menyebabkan perubahan besar pada perhitungan komponen biaya.

4. Komponen biaya bahan baku dan bahan kemasan telah dihitung berdasarkan harga menengah yang berlaku saat ini di tingkat grosir. Biaya produksi dihitung dengan mempertimbangkan juga informasi dari pihak industri. Berdasarkan informasi biaya yang diperoleh, perhitungan harga pokok produksi (HPP) untuk PMT Balita Rp 53.650,31/kg, PMT Anak Sekolah Rp 75.414,57/kg, dan PMT Ibu Hamil Rp 64.436,05/kg. Harga tersebut belum termasuk biaya pajak, keuntungan, handling cost, sewa gudang dan distribusi.

5. Standar, spesifikasi, dan komponen biaya dapat digunakan sebagai acuan dalam pengadaan makanan tambahan termasuk secara e-katalog.

B. REKOMENDASI

1. Dalam rangka menjamin bahwa produk makanan tambahan memenuhi syarat mutu sampai dengan masa kedaluwarsa (2 tahun), maka perlu dilakukan analisis kimia zat gizi pada produk selama masa penyimpanan.

2. Komposisi makanan tambahan diharapkan tidak hanya dibuat dari bahan baku berupa tepung terigu saja, namun dapat juga menggunakan tepung lain yang diproduksi lokal di antaranya jenis tepung serealia lain atau tepung umbi-umbian.

3. Penggunaan bahan berupa susu seharusnya mencakup produk olahan susu khususnya susu bubuk full cream dan susu bubuk skim.

4. Perlu dipertimbangkan bahwa BTP anti kempal tidak perlu digunakan dalam pembuatan makanan tambahan.

5. Penyusunan harga perkiraan sendiri (HPS) dapat didasarkan pada perhitungan biaya HPP yang telah dilakukan dengan ditambah biaya-

Page 42: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

38

biaya lain yang diperlukan (biaya pajak, biaya keuntungan, biaya sewa gudang, biaya handling cost dan distribusi).

6. Dokumen ini selanjutnya disarankan untuk digunakan sebagai acuan dalam proses pengadaan makanan tambahan.

Bogor, 15 Maret 2017 Tim Kajian Akademik:

Prof. Dr. Ir. Sugiyono, M.AppSc ………………… Dr. Ir. Dede R. Adawiyah, MSi ………………… Dr. Ir. Nurheni Sri Palupi, MSi ………………… Dr. Nugraha Edi Suyatma, STP. DEA ………………… Dr. Ir. Endang Prangdimurti, MSi …………………

Mengetahui, Dekan Fakultas Teknologi Pertanian,

Prof. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, MSc NIP: 195911181985031004

Page 43: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

39

DAFTAR PUSTAKA

Codex Alimentarius Commission. 2006. Codex Standard for Processed Cereal-Based Foods for Infants and Young Children. Codex Stan 074-1981, Rev. 1-2006.

Codex Alimentarius Commission. 2013. Guidelines on Formulated Complementary Foods for Older Infants and Young Children. CAC/GL 8-1991. Revised in 2013.

FAO, 2010. Fats and Fatty Acids in Human Nutrition. Report of An Expert Consultation. Roma :FAO.

Food and Nutrition Board, Institute of Medicine. 2005. Dietary Reference Intakes (DRIs): Elements Summary.

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 10 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Antikempal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 549)

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 11 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengembang (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 550)

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 15 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengental (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 554)

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 17 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Gas untuk Kemasan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 556)

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 20 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengemulsi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 559)

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 38 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Antioksidan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 802)

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 4 Tahun 2014 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 562)

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.00.06.1.52.4011 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia Dalam Makanan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 757)

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 23 Tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 967)

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Bangsa Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1438)

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 75/M-IND/PER/7/2010 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (Good Manufacturing Practices) (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 358)

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4424)

Page 44: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

40

Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3867)

Simopoulos, A.P, 2002. Omega-3 Fatty Acids in Inflammation and Autoimmune Diseases. Journal of the American College of Nutrition.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360)

WHO. 2015. Guideline: Sugars intake for adults and children. Geneva: World Health Organization; 2015.

Widodo,Yekti; Sandjaja dan Sumedi, Edith, 2013. Gambaran Konsumsi Zat Gizi Anak Umur 6 bulan-12 tahun di Indonesia, Gizi Indonesia 2013, 36 (2): 143-152.

Page 45: STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS SERTA KOMPONEN BIAYA …

41

LAMPIRAN

1. Keputusan Menteri Kesehatan 224/Menkes/SK/II/2007 tentang Spesifikasi Teknis Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI)

2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 899/Menkes/SK/X/2009 tentang Spesifikasi Teknis Makanan Tambahan Anak Balita 2-5 Tahun, Anak Usia Sekolah Dasar dan Ibu Hamil.

3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar Produk Suplementasi Gizi

4. Spesifikasi Teknis Makanan Tambahan Balita 5. Spesifikasi Teknis Makanan Tambahan Anak Sekolah 6. Spesifikasi Teknis Makanan Tambahan Ibu Hamil