STAD Baca Tulis Al-Quran

110
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DALAM MATA PELAJARAN BACA TULIS AL-QURAN DI SMA (Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur tahun pelajaran 2010-2011) SKRIPSI Disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Strata Satu (S-1) Program Studi Pendidikan Agama Islam oleh SAMSUDIN NIMKO : 0903.0219 NRK : 45211.2009 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ”NURUL HIKMAH” CIANJUR 2011 M – 1432 H

description

Skripsi jurusan Ilmu Tarbiyah yang menjelaskan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran Baca Tulis Al-Quran

Transcript of STAD Baca Tulis Al-Quran

Page 1: STAD Baca Tulis Al-Quran

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DALAM MATA

PELAJARAN BACA TULIS AL-QURAN DI SMA

(Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur tahun pelajaran 2010-2011)

SKRIPSI

Disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Strata Satu (S-1) Program Studi Pendidikan Agama Islam

oleh SAMSUDIN

NIMKO : 0903.0219 NRK : 45211.2009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ”NURUL HIKMAH”

CIANJUR 2011 M – 1432 H

Page 2: STAD Baca Tulis Al-Quran

2

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

(STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DALAM MATA PELAJARAN BACA TULIS AL-QURAN DI SMA

(Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur

tahun pelajaran 2010-2011)

oleh SAMSUDIN

NIMKO : 0903.0219 NRK : 45211.2009

Disetujui Oleh

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Mengetahui :

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nurul Hikmah Cianjur,

Page 3: STAD Baca Tulis Al-Quran

3

PENGESAHAN

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DALAM MATA

PELAJARAN BACA TULIS AL-QURAN DI SMA

(Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur tahun pelajaran 2010-2011)

Cianjur, Juli 2011

Sidang Munaqosah

Ketua,

Pembimbing II,

Penguji I,

Penguji II,

Page 4: STAD Baca Tulis Al-Quran

4

Motto: “Keberhasilan itu tidaklah datang dengan sendirinya melainkan diperoleh dengan langkah-langkah pasti disertai kesabaran, ketekunan, dan keuletan dalam menempuhnya”

Sebenarnya, Al-Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang-orang yang zalim

(Quran Surah Al-‘Ankabut : 49)

Skripsi ini

kupersembahkan kepada ayahanda dan ibunda tercinta,

Istri dan anak-anakku tersayang atas dorongan dan do’a restunya selama penulis menempuh pendidikan dan menyelesaikan skripsi ini.

Page 5: STAD Baca Tulis Al-Quran

5

ABSTRAK

SAMSUDIN: ”Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) Dalam Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Quran di SMA (Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur tahun pelajaran 2010-2011)”

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) struktur isi perencanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam menguasai mata pelajaran baca tulis Al-Quran, (2) pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam menguasai mata pelajaran baca tulis Al-Quran, dan (3) menguji efektivitas pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam menguasai mata pelajaran baca tulis Al-Quran pada siswa kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur. Subjek penelitian yang digunakan adalah siswa kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur tahun pelajaran 2010-2011 yang seluruhnya berjumlah 32 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) pada kompetensi menemukan dan menghapalkan ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan perintah shalat dan zakat. Temuan-temuan dalam penelitian menghasilkan kesimpulan sebagai berikut.

(1) Struktur rencana pelaksana-an pembelajaran (RPP) pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam menemukan dan menghapal ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan perintah shalat dan zakat telah disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2008 tentang Standar Proses serta Panduan Pengembangan Silabus dan RPP (BSNP, 2006).

(2) Proses pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran menemukan dan menghapalkan ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan dengan perintah pelaksanaan shalat dan zakat telah berlangsung sesuai dengan rumusan prosedur pembelajaran yang tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran dan dilaksanakan dalam dua siklus secara berturut-turut. Berdasarkan hasil analisis atas penilaian yang dilakukan oleh guru pamong, guru pendamping, dan kepala madrasah dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang meliputi langkah-langkah apersepsi, eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, dan refleksi terpusat pada siswa. Guru secara umum bertindak sebagai fasilitator yang melayani siswa selama pembelajaran berlangsung.

(3) Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa menemukan dan menghapal ayat-ayat Al-Quran yang erhubungan dengan perintah pelaksanaan shalat dan zakat. Hal ini dibuktikan dengan pengujian statistik uji t dua pihak menunjukkan bahwa thitung = 10,343 dan ttabel = 2,021. Berdasarkan ketentuan Ho diterima jika –ttabel < thitung > ttabel. Pada konteks ini ternyata -2,021 < 10,343 > 2,021. Artinya, Ho ditolak dan HA diterima yang mengandung makna bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran pada siklus II dan hasil pembelajaran siklus I dalam memahami mata pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an.

Page 6: STAD Baca Tulis Al-Quran

6

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, atas rahmat, karunia, dan bimbingan-Nya penulis dapat me-

nyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk mengikuti Ujian Sarjana Pendidikan Agama Islam pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Nurul Hikmah

Cianjur.

Kesulitan dan hambatan tentu saja banyak ditemui selama persiapan, proses

penelitian, hingga penyusunan skripsi ini, baik dai segi teknis pengumpulan data,

pengolahan data, maupun teknis penulisan. Atas bantuan berbagai pihak,

Alhamdulillah kesulitan-kesulitan itu dapat teratasi sehingga karya tulis ini akhirnya

dapat terwujudkan. Oleh sebab itu, sangat patut pada kesempatan ini penulis me-

nyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak ...................., Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Nurul Hikmah

Cianjur, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan

rangkaian penelitian ini;

2. Bapak ........., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan

pengarahan serta kemudahan-kemudahan pelaksanaan penelitian dan proses

penyusunan skripsi ini;

3. Bapak .............. selaku Pembimbing II yang telah banyak membantu penulis

dalam pengolahan sampai dengan penyelesaian skripsi ini;

4. Kepala SMA Al-Muawanah Cianjur, yang telah memberikan fasilitas dan

kemudahan kepada penulis selama melaksanakan penelitian;

Page 7: STAD Baca Tulis Al-Quran

7

5. anak-anak, suami, serta selurtuh keluarga yang telah memberikan dorongan

yang besar sehingga penulis dapat tiba pada akhir pendidikan di Sekolah

Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Nurul Hikmah Cianjur ini; serta

6. berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis

dalam menyelesaikan skrpsi ini.

Semoga kebaikan-kebaikan Ibu dan Bapak yang diberikan kepada penulis sejak tahap-

tahap persiapan hingga penyelesaian skripsi ini memperoleh imbalan pahala dari Allah

‘Azza wa-zalla. Amin.

Skripsi ini hanyalah merupakan setetes air di tengah samudera keilmuan yang

mahaluas, sehingga bukan mustahil jika di dalamnya terdapat banyak kekurangan dan

kelemahan. Oleh sebab itu, saran dan kritik sangat penulis harapkan demi perbaikan

dan pengembangan lebih lanjut.

Cianjur, Juli 2011

Penulis,

SAMSUDIN NIMKO : 0903.0219 NRK : 45211.2009

Page 8: STAD Baca Tulis Al-Quran

8

DAFTAR ISI

halaman

Pengesahan ..................................................................................................

Abstrak .........................................................................................................

Kata Pengantar .............................................................................................

Daftar Isi .......................................................................................................

Daftar Tabel dan Gambar ..............................................................................

Daftar Lampiran ...........................................................................................

iii

v

vi

viii

x

xi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................

A. Latar Belakang Masalah ......................................................

B. Rumusan Masalah ................................................................

C. Tujuan Penelitian .................................................................

D. Kerangka Pemikiran .............................................................

E. Manfaat Penelitian ...............................................................

F. Populasi dan Sampel Penelitian ..........................................

G. Langkah-langkah Penelitian ................................................

H. Kajian Kepustakaan .............................................................

1

1

8

9

9

12

14

15

22

BAB II LANDASAN TEORETIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN BACA TULIS AL-QUR’AN .......................

A. Belajar dan Pembelajaran ....................................................

1. Pengertian Belajar .........................................................

2. Hasil Belajar .................................................................

3. Pembelajaran ................................................................

B. Pembelajaran Kooperatif .....................................................

C. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ................................

1. Siklus Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ................

2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

D. Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an .................................

26

26

26

29

30

32

42

42

43

48

Page 9: STAD Baca Tulis Al-Quran

9

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................

A. Hasil Penelitian .....................................................................

1. Struktur Isi Perencanaan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam Menguasai Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Quran pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur ................

2. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam Menguasai Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Quran pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur ................

3. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam Menguasai Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Quran pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur ................

B. Pembahasan ..........................................................................

1. Struktur Isi Perencanaan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam Menguasai Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Quran pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur ................

2. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam Menguasai Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Quran pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur ................

3. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam Menguasai Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Quran pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur ................

C. Pembuktian Hipotesis ..........................................................

58

58

59

61

77

83

83

85

89

90

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................

A. Kesimpulan .........................................................................

B. Saran-saran .........................................................................

92

92

94

Daftar Pustaka .............................................................................................. 97

Lampiran-lampiran ........................................................................................ 98

Page 10: STAD Baca Tulis Al-Quran

10

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

halaman

Tabel 1.1 Data Populasi Penelitian ............................................................ 15

Gambar 1.1 Desain Penelitian ........................................................................ 19

Tabel 4.1 Data Hasil Penilaian Guru Pamong, Pendamping, dan Kepala Sekolah tentang Struktur RPP Menemukan dan Menghapalkan Ayat-ayat Al-Qur’an yang Berhubungan dengan Perintah Melaksanakan Shalat dan Zakat ……………………………….. 60

Tabel 4.2 Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru Pamong, Guru Pendamping, dan Kepala Sekolah ……………... 62

Tabel 4.3 Data penilaian proses pembelajaran siklus I ................................ 65

Tabel 4.4 Data empirik hasil pembelajaran menemukan dan menghapalkan Ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan perintah shalat dan zakat siswa kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur pada Siklus I …………………………………………. 66

Gambar 4.1 Grafik Perolehan Nilai Hasil Pembelajaran Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur pada Siklus I ……………………. 68

Tabel 4.5 Data penilaian proses pembelajaran siklus II ............................. 73

Tabel 4.6 Data empirik hasil pembelajaran menemukan dan menghapalkan Ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan perintah shalat dan zakat siswa kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur pada Siklus II ………………………………………… 74

Gambar 4.2 Grafik Perolehan Nilai Hasil Pembelajaran Siswa kelas X SMA Al-Qur’an Cianjur pada Siklus II ……………………………… 76

Tabel 4.7 Data Hasil Pengujian Chi-Kuadrat pada Siklus I dan Siklus II ... 79

Tabel. 4.8 Hasil Uji t Dua Pihak …………………………………………... 81

Page 11: STAD Baca Tulis Al-Quran

11

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Riwayat Hidup .............................................................................

Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................

Lampiran 2: Lembar Observasi/Penilaian ..............................................

Lampiran 3: Data Empirik Hasil Penelitian ............................................

Surat Keputusan Ketua STIT Nurul Hikmah Cianjur ............................

Surat Izin Melaksanakan Penelitian ........................................................

Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ..................................

Page 12: STAD Baca Tulis Al-Quran

12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, dinyatakan bahwa fungsi Pendidikan Nasional adalah ”mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.” Tujuannya untuk ”mengembang-

kan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.” Namun,

akhir-akhir ini muncul gugatan terhadap sistem pendidikan yang dianggap tidak

mampu menghasilkan generasi yang berkualitas, memiliki visi, transparansi dan

pandangan jauh kedepan seperti yang ingin dicapai oleh tujuan pendidikan

Nasional tersebut diatas. Bahkan yang dihasilkan justru cenderung tidak memiliki

orientasi masa depan yang jelas, sementara krisis yang terjadi dalam berbagai

kehidupan belakangan ini adalah bersumber dari rendahnya kualitas SDM,

kemampuan dan semangat kerja.

Pendidikan manusia seutuhnya bertujuan agar individu dapat meng-ekspresikan

dirinya dengan mengembangkan secara optimal dimensi-dimensi kepribadian, yaitu

emosional, intelektual, sosial, moral dan religius. Beberapa upaya dalam

pendidikan diarahkan untuk membina perkembangan kepribadian manusia secara

menyeluruh dalam berbagai aspek kognitip, afektif, psikomotoris, dan nilai-nilai

serta keterampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Persoalannya dalam

Page 13: STAD Baca Tulis Al-Quran

13

implementasi di sekolah aspek kognitif lebih mendominasi jika dibandingkan

dengan dua aspek lainnya yaitu afektif dan psikomotorik sehingga hasilnya kualitas

sumber daya manusia masih jauh di bawah negara-negara ASEAN lainnya.

Menurut catatan Human Development Indexs-Standard PBB untuk tingkat

kesejahteraan negara yang salah satu indikatornya adalah pendidikan, Indonesia

menduduki urutan 102 dari 174 negara, antara lain penyebabnya ialah disorientasi

pendidikan di masyarakat.

Guru adalah kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi sentral

di dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Berkaitan dengan itu, guru akan menjadi

bahan pembicaraan banyak orang, terutama yang berkaitan dengan kinerja dan

totalitas dedikasi dan loyalitas pengabdiannya.

Sorotan tersebut, sebagaimana dapat dilihat sekarang ini, lebih bermuara kepada

kompetensi guru dalam berbagai aspek, terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan

proses pembelajaran. Kalaupun sorotan itu lebih mengarah kepada sisi-sisi kelemahan

guru, hal itu tidak sepenuhnya dibebankan kepada guru, dan mungkin ada sistem yang

berlaku, baik sengaja ataupun tidak akan berpengaruh terhadap permasalahan tadi.

Banyak hal yang perlu menjadi bahan pertimbangan, bagaimana kompetensi akan

berdampak kepada pendidikan bermutu. Sistem pendidikan nasional memiliki

sejumlah kelemahan yang mendasar, dengan berganti-ganti kurikulum pendidikan,

maka secara langsung atau tidak akan berdampak kepada pengembangan kompetensi

guru dalam hal pengelolaan pembelajaran. Perubahan kurikulum dapat menjadi beban

psikologis bagi guru, dan mungkin juga akan dapat membuat guru frustasi akibat

perubahan tersebut. Hal ini sangat dirasakan oleh guru yang memiliki kompetensi

profesional rata-rata atau di bawah rata-rata.

Page 14: STAD Baca Tulis Al-Quran

14

Salah satu permasalahan lainnya dalam sistem pendidikan di negara ini adalah

penerapan konsep pendidikan barat yang tidak menyeluruh (unintegrated), dengan

kata lain konsep yang diadopsi tersebut terkesan terkotak-kotak, tidak utuh dalam

penerapannya di sekolah. Hal ini terjadi karena dalam mengimplementasi konsep

tersebut diperlukan dana yang cukup besar serta sarana dan prasarana yang

memadai, sementara dalam RAPBN sektor pendidikan selalu memperoleh dana

yang sangat kecil, jika dibandingkan dengan sektor lainnya, yang pada akhirnya

berdampak pengadopsian konsep pendidikan barat tersebut tidak utuh

pelaksanaannya sehingga tidak pernah mencapai tujuan yang diharapkan.

Dalam kondisi apapun upaya peningkatan kualitas maupun kuantitas pendidikan

seharusnya harus tetap diperhatikan. Peningkatan kualitas SDM merupakan

prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan bangsa dan wahana untuk meningkatkan

kualitas SDM tersebut adalah pendidikan. Sebagai faktor penentu keberhasilan

pembangunan, pada tempatnyalah jika pendidikan yang dilaksanakan secara

sistematis dan terarah berdasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan

(IMTAK).

Proses pengembangan pendidikan merupakan upaya dasar, terorganisasi dan

dilakukan untuk mewujudkan kualitas peserta didik dalam mempertahankan hidup

dan mengembangkan potensinya. Penyelenggaraan pendidikan di negara kita

mempunyai misi luhur, yaitu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa memlalui

pemberian dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai untuk

menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, penyelenggaraan

di sekolah bukan hanya berperan sosialisasi ilmu pengetahuan dan teknologi seperti

Page 15: STAD Baca Tulis Al-Quran

15

yang berlangsung selama ini, melainkan juga mempunyai peran pewarisan nilai-

nilai luhur bangsa kepada peserta didik dan masyarakat.

Untuk kepentingan tersebut di atas, sebagai kebijakan, program, metode dan

konsep pendidikan telah diterapkan, misalnya link and mactch, local content

curriculum, total quality management, school based management, competence

based curriculum, quantum learning and teaching, accelerated learning, life skill,

dan masih banyak bentuk kebijakan pendidikan lainnya. Tujuan dari masing-

masing program pendidikan tersebut relatif sama yaitu ingin mendongkrak

keterpurukan sistem pendidikan yang ada, dan nantinya mampu menghasilkan

generasi cerdas dan memberi nuansa kehidupan yang cerdas pula, dan secara

progresif akan membentuk kemandirian. Masyarakat bangsa yang demikian

merupakan investasi besar untuk berjuang keluar dari krisis dan siap untuk

menghadapi dunia global.

Harapan ke depan, terbentuknya sinergi baru dalam lingkungan persekolahan dan

yang perlu menjadi perhatian, adalah terjalinnya kinerja yang efektif dan efisien pada

setiap struktur yang ada di persekolahan. Kinerja terbentuk bilamana masing-masing

struktur memiliki tanggung jawab dan memahami tugas dan kewajiban masing-

masing. Sebab, ukuran kompetensi guru yang sesungguhnya terletak pada kemampuan

guru dalam menempatkan dirinya secara proporsional dan profesional pada

lingkungan kerjanya.

Indikator kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat sumber daya

manusianya, dan indikator sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pendidikan

masyarakatnya. Semakin tinggi sumber daya manusianya, maka semakin baik tingkat

Page 16: STAD Baca Tulis Al-Quran

16

pendidikannya, dan demikian pula sebaliknya. Oleh sebab itu indikator tersebut sangat

ditentukan oleh kinerja guru yang berkompeten.

Bila diamati di lapangan, guru sesungguhnya telah menunjukkan wujud kinerja

maksimal di dalam menjalan tugas dan fungsinya sebagai pendidik, pengajar, dan

pelatih. Akan tetapi, barangkali masih ada sebagian guru yang belum menunjukkan

kinerja baik, belum menunjukkan kompetensi yang sesungguhnya. Tentunya hal ini

akan berpengaruh terhadap penilaian atas sikap prefesionalitas dan kompetensi secara

makro.

Ukuran kinerja guru terlihat dari rasa tanggung jawabnya menjalankan amanah,

profesi yang diembannya, rasa tanggung jawab moral di pundaknya. Semua itu akan

terlihat kepada kepatuhan dan loyalitasnya di dalam menjalankan tugas keguruannya

di dalam kelas dan tugas kependidikannya di luar kelas. Sikap ini akan disertai pula

dengan rasa tanggung jawabnya mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran

sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu, guru juga sudah

mempertimbangkan akan metodologi yang akan digunakan, termasuk alat media

pendidikan yang akan dipakai, serta alat penilaian apa yang digunakan di dalam

pelaksanaan evaluasi.

Kinerja dan kompetensi guru dari hari kehari, minggu ke minggu dan tahun ke

tahun terus ditingkatkan. Guru punya komitmen untuk terus dan terus belajar, tanpa

itu maka guru akan kerdil dalam ilmu pengetahuan, akan tetap tertinggal akan

akselerasi zaman yang semakin tidak menentu. Apalagi pada kondisi kini seluruh

bangsa dihadapkan pada era global, semua serba cepat, serba dinamis, dan serba

kompetitif.

Page 17: STAD Baca Tulis Al-Quran

17

Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen

persekolahan, apakah itu kepala sekolah, guru, karyawan maupun anak didik. Kinerja

guru akan bermakna bila dibarengi dengan niat yang bersih dan ikhlas, serta selalu

menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya, dan berupaya untuk dapat

meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan ke arah

yang lebih baik. Kinerja yang dilakukan hari ini akan lebih baik dari kinerja hari

kemarin, dan tentunya kinerja masa depan lebih baik dari kinerja hari ini.

Akar dari permasalahan dalam sistem pendidikan di negeri ini adalah karena

sekolah dan madrasah telah dipisahkan dari soal-soal kehidupan sehari-hari.

Sekolah telah berubah menjadi semacam “pendidikan militer”, ajang indoktrinasi

dan kaderisasi manusia muda yang harus belajar untuk “patuh” sepenuhnya kepada

sang komandan. Tak ada ruang yang cukup untuk eksperimen, mengembangkan

kreativitas, dan belajar menggugat kemapanan status quo yang membelengu dan

menjajah jiwa-jiwa anak muda, tak ada upaya yang dianggap sebagai “membangun

jiwa bangsa” kecuali “membangun raga bangsa”. Semuanya serba terpola,

terprogram, seolah-olah teratur dan dapat dikontrol. Siswa dijejali oleh begitu

banya pelajaran, dan bukan oleh diskusi-diskusi mendalam hakikat proses

pembelajaran dan pendidikan.

Adegan di sekolah selalu monoton, yakni setiap siswa datang ke sekolah lalu duduk

dengan rapi, baris demi baris lalu dengan patuhnya mendengarkan guru mengajar

di hadapan mereka. Adegan ini sudah merupakan pemandangan yang lazim

semenjak bertahun-tahun. Kurikulum sekolah membebani para siswa dengan IPA,

Matematika, Geografi, IPS dan lainnya, di mana informasi tanggal, bilangan/angka

dan fakta yang tanpa henti dijejalkan ke dalam benak siswa dalam subjek-subjek

Page 18: STAD Baca Tulis Al-Quran

18

mata pelajaran yang terpisah-pisah. Semua dilakukan tanpa mengetahui seberapa

jauh anak didik dapat memetik menfaat dari pelajaran-pelajaran itu.

Layanan pembelajaran yang diberikan selama ini melalui pendekatan klasikal

cenderung menyamaratakan kemampuan peserta didik. Kondisi ini mengabaikan

kenyataan bahwa setiap orang dilahirkan sebagai individu yang berbeda. Berbeda

dalam kemampuan, potensi, sifat dan bakat. Keberagaman bakat, minat, dan

karakter anak ini sering tidak dapat dilayani oleh guru akibat pemilihan metode dan

pendekatan yang kurang tepat.

Untuk mengatasi keberagaman tersebut di atas, diperlukan penguasaan yang lebih

luas dan mendalam dari para guru dalam hal strategi belajar mengajar. Pada

konteks ini, guru sangat diberi penekanan mengembangkan kemampuannya dalam

pengelolaan pembelajaran di kelas. Penguasaan berbagai model pembelajaran

sangat diperlukan dan menjadi modal dasar bagi guru dalam upaya

mengembangkan minat belajar siswa.

Oleh karena itu, diperlukan pemikiran-pemikiran komprehensif tentang bagaimana

mengaktifkan pembelajaran di dalam kelas sehingga minat siswa dalam belajar

dapat tumbuh secara wajar yang pada gilirannya siswa akan mengalami proses

belajar yang menyenangkan, khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam yang terdiri atas sub mata pelajaran Fiqih, Al-Quran & Hadits, Sejarah

Kebudayaan Islam, serta Aqidah dan Akhlaq.

Atas dasar uraian di atas, penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian

tentang ”Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams

Achievement Division) dalam Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Quran di SMA (Studi

Kasus pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur tahun pelajaran 2010-2011)”.

Page 19: STAD Baca Tulis Al-Quran

19

B. Rumusan Masalah

Agar masalah yang akan diteliti teridentifikasi dengan jelas dan operasional,

maka perlu dirumuskan masalahnya. Rumusan permasalahan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah struktur isi perencanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD

(Student Teams Achievement Division) dalam menguasai mata pelajaran baca tulis

Al-Quran pada siswa kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur dipersiapkan?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams

Achievement Division) dalam menguasai mata pelajaran baca tulis Al-Quran pada

siswa kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur?

3. Bagaimanakah efektivitas pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams

Achievement Division) dalam menguasai mata pelajaran baca tulis Al-Quran pada

siswa kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, penelitian ini

bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut.

1. Struktur isi perencanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams

Achievement Division) dalam menguasai mata pelajaran baca tulis Al-Quran pada

siswa kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur.

2. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement

Division) dalam menguasai mata pelajaran baca tulis Al-Quran pada siswa kelas X

SMA Al-Muawanah Cianjur.

Page 20: STAD Baca Tulis Al-Quran

20

3. Efektivitas pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement

Division) dalam menguasai mata pelajaran baca tulis Al-Quran pada siswa kelas X

SMA Al-Muawanah Cianjur.

D. Kerangka Pemikiran

Kemampuan profesional guru pada dasarnya adalah kompetensi guru.

Kompetensi itu sendiri didefinisikan sebagai pengetahuan, keterampilan, sikap dan

nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Depdiknas,

2003:5).

Menurut Spencer, dalam Yulaelawati (Puskur, 2003:3), kompetensi adalah

karakteristik mendasar yang merupakan hubungan kausalitas antara referensi kriteria

yang efektif dan atau penampilan yang terbaik dalam pekerjaan pada situasi tertentu.

Karakteristik mendasar pada pendapat di atas mengadung arti bahwa

kompetensi tersebut tertanam mendalam dan bertahan lama dalam penampilan

seseorang dan dapat digunakan untuk memprediksi tingkah laku seseorang ketika

berhadapan dalam berbagai situasi dan tugas. Hubungan kausal memiliki makna

bahwa suatu kompetensi dapat menyebabkan atau memprediksi perubahan tingkah

laku dan kinerja seseorang. Sedangkan referensi kriteria menentukan dan memprediksi

apakah seseorang dapat bekerja dengan baik atau tidak dalam ukuran yang spesifik

atau standar.

Kompetensi guru adalah kemampuan atau kesanggupan guru dalam mengelola

pembelajaran. Dalam hal ini yang lebih ditekankan adalah kemampuan guru dalam

pembelajaran bukanlah apa yang harus dipelajari (learning what to be learnt), tetapi

guru dituntut harus mampu menciptakan dan menggunakan keadaan positif untuk

membawa mereka ke dalam pembelajaran agar anak dapat mengembangkan

Page 21: STAD Baca Tulis Al-Quran

21

kompetensinya, sehingga mereka/anak dapat memahami belajar yaitu bagaimana anak

dapat belajar (learning how to learn).

Kegiatan pembelajaran merupakan inti dari kegiatan belajar mengajar yang

berlangsung di sekolah. Pada konteks ini harus terjadi interaksi antara guru dan siswa,

siswa dan siswa, serta siswa dan lingkungan sekitarnya. Banyak terjadi kegiatan

belajar mengajar terasa sangat menjemukan dan melelahkan, baik bagi guru maupun

siswa. Kondisi ini sesungguhnya diakibatkan oleh kesalahan guru dalam memilih

pendekatan serta model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa. Oleh karena

itu, penetapan strategi pembelajaran yang tepat dan baik akan menumbuhkan suasana

pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. Pada konteks ini, minat dan motivasi

siswa dalam belajar akan tumbuh secara optimal dan wajar tanpa harus diberi tekanan

oleh guru.

Kegiatan pembelajaran yang kondusif, menyenangkan, dan kontekstual

sesungguhnya merupakan landasan pendidikan yang dikembangkan dalam Islam.

Islam mengajari kita untuk bersikap lemah lembut sesuai dengan kondisi yang

terdapat pada konteks. Bahkan Allah SWT menjelaskan hal ini dalam surah Ali-Imran

ayat 159 berikut ini.

”Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu bersikap lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan (keduniaan) itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka

Page 22: STAD Baca Tulis Al-Quran

22

bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (Bachtiar Surin, 1986:286)

Sifat lemah lembut adalah karakter yang diberikan Allah kepada manusia untuk

dapat bergaul dengan sesama manusia lainnya. Hal ini berlaku pula dalam dunia

pendidikan, yakni pada proses belajar mengajar, pada saat terjadinya interaksi antara

guru dan siswa serta siswa dan siswa.

Firman Allah SWT pula dalam surah An-Nahl ayat 125:

”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran

yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik …” (Bachtiar Surin,

1986:1139).

Bachtiar Surin (1986:1139) memberikan penafsiran tentang kandungan ayat di

atas bahwa dalam mengajak orang kepada agama Allah, Islam menganjurkan

supaya dipakai cara kebijaksanaan, dengan ilmu hikmah serta pengajaran yang

baik. Jika terjadi perbedaan pendapat, kebijaksanaan itu harus lebih ditingkatkan

lagi dengan mengemukakan dalil-dalil yang meyakinkan dengan penuh toleransi.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini

diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam pendidikan baik secara

langsung maupun tidak. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam pengembangan model pembelajaran yang sesuai

Page 23: STAD Baca Tulis Al-Quran

23

dengan konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), khususnya yang

berlaku di lingkungan SMA Al-Muawanah Cianjur..

2. Manfaat Praktis

Sekecil apapun makna penelitian ini, penulis berharap memiliki makna yang

bermanfaat bagi siswa, guru, maupun lembaga pendidikan yang terkait, terutama bagi

penulis sendiri.

Bagi guru, penelitian ini diharapkan akan menjadi salah satu alternatif dalam

pengembangan model dan metode pembelajaran pendidikan agama Islam. Guru yang

bijaksana adalah guru yang mampu menerapkan metode teknik yang tepat dalam

situasi pembelajaran yang tepat. Sesederhana apa pun model pembinaan siswa yang

dipaparkan dalam penelitian ini akan menjadi pilihan yang tepat jika diterapkan dalam

situasi yang tepat pula. Di sisi lain, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi

masukan dan dasar pemikiran guru dan calon guru untuk dapat memilih metode yang

tepat dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pokok bahasan yang dibahas

Selanjutnya, bagi lembaga pendidikan terkait, diharapkan keberhasilan

penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu

pengetahuan, khususnya perkembangan dunia pendidikan dan pengajaran. Lebih jauh

lagi, penulis berharap pula jika hasil penelitian ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi

siapa pun yang berminat melakukan penelitian serupa di masa mendatang.

Bagi peneliti sebagai calon pendidik, dapat menjadi bekal untuk terjun ke

dunia pendidikan. Bagi siswa supaya memiliki kemandirian belajar yang tinggi agar

dapat memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Bagi peneliti lain, hasil penelitian

ini dapat dijadikan referensi dan motivasi meneliti pelajaran lain serta sebagai acuan

penelitian berikutnya.

Page 24: STAD Baca Tulis Al-Quran

24

F. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi menurut adalah semua nilai baik melalui perhitungan

kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai objek yang

lengkap dan jelas. Ditinjau dari banyaknya anggota populasi, maka populasi

terdiri dari populasi terbatas (terhingga) dan populasi tak terbatas (tak

terhingga), dan dilihat dari sifatnya populasi dapat bersifat homogen dan

heterogen. Menurut Sugiyono (2003:11) populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan.

Secara sederhana, Subana (2000:12) memberikan batasan tentang

populasi sebagai berikut.

a. ”Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1988).”

b. ”Populasi adalah kumpulan dari indivisu dengan kualitas serta ciri-ciri

yang ditetapkan (Nazir, 1983).”

c. ”Populasi adalah sekumpulan objek yang lengkap dan jelas (Vincent,

1989).”

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi

adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda,

hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai dumber data yang

mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.

Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah siswa SMA Al-

Muawanah, Kabupaten Cianjur yang seluruhnya berjumlah 92 orang dengan

perincian sebagai berikut.

Page 25: STAD Baca Tulis Al-Quran

25

Tabel 1.1

Data Populasi Penelitian

Jumlah Siswa Kelas

Laki-laki Perempuan Jumlah

X 14 17 32

XI 18 14 32

XII 10 18 28

Jumlah 42 49 92

2. Sampel Penelitian

Penelitian yang dikembangkan pada kegiatan ini adalah berbentuk

penelitian tindakan kelas dengan menetapkan kompetensi dasar ”menemu-kan

dan menghapalkan ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan perintah

melaksanakan shalat dan zakat” yang terdapat di kelas X. Dengan demikian,

subjek tindakan yang dipilih adalah siswa kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur

yang seluruhnya berjumlah 32 orang.

G. Langkah-langkah Penelitian

1. Metode Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian yang

dirumuskan dalam penelitian ini, maka metode yang akan digunakan adalah

metode deskritif, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Winarno

Surakhmad (1982:131), yakni ”suatu cara untuk menyimpulkan masalah aktual

dengan jalan menyimpulkan, menyusun, dan meng-klasifikasi data.”

Amir Suyatna (2000:14) mengemukakan bahwa ”secara praktis,

penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk memper-oleh

Page 26: STAD Baca Tulis Al-Quran

26

akumulasi data dasar secara deskriptif, tidak saling berhubungan, tidak

menguji hipotesis, tidak membuat ramalan, atau tidak mendapatkan makna

implikasi. Selain dari itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemerian

(mendeskripsikan) berupa gambaran sistematis, faktual, dan akurat mengenai

fakta-fakta dan sifat populasi atau hal yang diteliti.”

Penelitian ini adalah penelitian kelas dengan bentuk penelitian

tindakan, karena permasalahan yang dihadapi dialami oleh guru/peneliti, maka

solusinya dirancang berdasarkan kajian teori pembelajaran dan input dari

lapangan. Di samping itu, pelaksanaan tindakan juga dilakukan oleh

guru/peneliti. Adapun rancangan solusi yang dimaksud adalah tindakan

penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam mengajarkan

kompetensi dasar ”menemukan dan menghapalkan ayat-ayat Al-Quran yang

berhubungan dengan perintah melaksanakan shalat dan zakat” di SMA. Dalam

menerapkan pendekatan pembelajaran tersebut digunakan tindakan

berulang/siklus dalam setiap pembelajaran, artinya cara menerap-kan

pendekatan pembelajaran kontekstual pada pembelajaran pertama, sama

dengan yang diterapkan pada pembelajaran kedua, pembelajaran ketiga, hanya

refleksi terhadap setiap pembelajaran berbeda, tergantung dari fakta dan

interpretasi data yang ada atau situasi dan kondisi yang dijumpai. Hal ini

dilakukan agar diperoleh hasil yang maksimal mengenai cara penggunaan

pendekatan pembelajaran kontekstual.

Prosedur penelitian dilaksanakan dalam tahap-tahap sebagai berikut.

a. Penyusunan perencanaan penelitian yang meliputi langkah-langkah:

Page 27: STAD Baca Tulis Al-Quran

27

1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan

yang digariskan dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2008 tentang

Standar Proses, Pedoman Pengembangan Silabus (BSNP, 2006) serta

dokumen Pusat Kurikulum tentang pengembangan silabus dan skenario

pembelajaran (Pusat Kurikulum, 2004);

2) memilih dan menentukan bahan ajar;

3) menyusun perangkat penilaian sesuai dengan indikator dan tujuan

pembelajaran yang dirumuskan.

b. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan langsung oleh peneliti dengan

menyertakan dua orang observer yang terdiri atas kepala sekolah dan

seorang guru mata pelajaran muatan lokal Baca Tulis Al-Quran. Fungsi

observer terutama adalah mengamati perilaku pembel-ajaran yang

berlangsung dan memberikan catatan-catatan saran yang dapat

dikembangkan pada siklus berikutnya jika hasil pembelajaran belum

mencapai kriteria ketuntasan minimum.

c. Penilaian kompetensi siswa dilakukan terhadap proses pembelajaran yang

berlangsung secara kualitatif serta hasil pembelajaran dengan mengacu

kepada indikator dan tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Skala

penilaian yang digunakan adalah 0 – 10 dengan dua angka desimal sesuai

kriteria yang ditetapkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

d. Analisis hasil belajar, yakni proses analisis terhadap hasil belajar siswa

pada setiap indikator yang telah dirumuskan. Angka KKM yang di-

gunakan dalam penelitian ini adalah angka KKM yang telah ditetapkan

oleh sekolah dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Kurikulum

Page 28: STAD Baca Tulis Al-Quran

28

Mandiri SMA Al-Muawanah Cianjur) edisi tahun pelajaran 2010-2011

untuk mata pelajaran muatan lokal Baca Tulis Al-Quran.

Selanjutnya disain penelitian secara umum digambarkan seperti bagan di

bawah ini.

Keterangan :

P : Perencanaan T : Tindakan

O : Observasi E/R : Evaluasi / Refleksi

Gambar 1.1 Desain Penelitian

Siklus pembelajaran berikutnya dilakukan apabila hasil pembel-ajaran

tidak menunjukkan ketuntasan yang dipersyaratkan dalam KTSP.

Selain data yang diperoleh dari tindakan pembelajaran di atas, penulis

juga menggunakan teknik penelitian sebagai berikut guna melengkapi dan

memperkuat perolehan data.

a. Observasi atau pengamatan yang digunakan untuk memperoleh data

dengan cara mengamati proses pelaksanaan penelitian. Proses pengamatan

dalam penelitian ini dilakukan oleh tiga orang secara serempak, yakni

seorang guru pamong, guru pendamping, dan kepala sekolah.

b. Studi Literatur yang dilakukan untuk menggali pemahaman teoritis

tentang pembinaan nilai-nilai pendidikan agama Islam serta aspek-aspek

SIKLUS 1 SIKLUS 2

Page 29: STAD Baca Tulis Al-Quran

29

yang relevan dengan rumusan masalah serta esensi penelitian ini secara

keseluruhan.

2. Prosedur Penelitian

Analisis data diperlukan untuk melihat sampai sejauh mana pelaksanaan

penelitian dan hasilnya dicapai. Analisis data ini pun digunakan untuk me-

ngurangi subjektivitas dan mencapai reliabilitas tertentu pada hasil penelitian

sehingga digunakan cara triangulasi dengan memanfaatkan kolaborator atau

observer. Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi waktu yang meng-

gunakan waktu berkali-kali dalam melakukan penelitian tindakan sehingga hasil

yang diperoleh siswa pada pembelajaran ini memiliki validitas dan bukan

merupakan suatu kebetulan.

Setiap data yang diperoleh dari hasil penelitian pada setiap siklus dianalisis

dengan prosedur sebagai berikut.

a. Data kualitatif penelitian dihimpun dan dikategorikan berdasarkan per-

masalahannya untuk dianalisis. Data kualitatif yang dihimpun meliputi catatan

observer dalam setiap siklus pembelajaran, wawancara dengan siswa, hasil

angket, serta catatan-catatan temuan yang dilakukan selama penelitian.

b. Data kuantitatif, berupa nilai hasil belajar siswa yang diperoleh pada setiap

siklus pembelajaran, dianalisis dengan cara membandingkannya dengan

kriteria ketuntasan minimum kompetensi dasar ”menemukan dan

menghapalkan ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan perintah

melaksanakan shalat dan zakat” dan KKM mata pelajaran muatan lokal Baca

Tulis Al-Quran di kelas X.

Page 30: STAD Baca Tulis Al-Quran

30

c. Hasil analisis data kualitatif maupun kuantitatif dijadikan dasar bagi

pengembangan perbaikan perencanaan pembelajaran pada siklus berikut-nya.

3. Prosedur Analisis Data

Prosedur pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan hal-hal sebagai

berikut.

1) Penentuan kesimpulan atas konsepsi awal siswa diperoleh melalui hasil

analisis pembelajaran siklus pertama. Hasil pembelajaran siklus pertama ini

dianggap sebagai skemata dasar siswa untuk mengikuti pembelajaran dan

dijadikan dasar perbandingan (komparasi) pada akhir pembelajaran dengan

hasil tes pembelajaran pada siklus akhir.

2) Kesimpulan pada proses pembelajaran didasarkan kepada kriteria yang

ditetapkan dalam lembar pengamatan dan penilaian secara kualitatif dengan

skala nilai B – C – K. Pembelajaran dianggap berhasil jika siswa rata-rata

mencapai nilai C pada seluruh aspek dan kegiatan pembelajaran yang

dilakukan.

3) Kesimpulan pada fase akhir pembelajaran diperoleh setelah dilakukan analisis

atas data hasil pembelajaran yakni membandingkannya dengan KKM yang

telah ditetapkan. Di samping itu, secara formal dilakukan juga analisis statistik

deskriptif pada hasil-hasil pembelajaran setiap siklus sebagai hasil proses

pembelajaran kontekstual.

4) Analisis tentang efektivitas pembelajaran dilakukan dengan menggunakan

statistik komparatif dengan cara membandingkan hasil pembelajaran siklus I

dengan siklus II. Pada analisis ini diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut.

”Proses pembelajaran menemukan dan menghapalkan ayat-ayat Al-Quran

yang berhubungan dengan perintah melaksanakan shalat dan zakat dengan

Page 31: STAD Baca Tulis Al-Quran

31

menggunakan pembelajaran kooperatid tipe STAD dapat meningkatkan

kemampuan dan dapat mengubah perilaku belajar siswa kelas X SMA Al-

Muawanah Cianjur Semester 2 Tahun Pelajaran 2010-2011.”

Penentuan keberhasilan pembelajaran secara keseluruhan dilaku-kan

dengan menggunakan pedoman penilaian sebenarnya (authentic assessment),

yakni dengan mempertimbangkan hasil pembelajaran serta proses

pembelajaran. Artinya, proses pembelajaran yang telah dinilai secara kualitatif

ditafsirkan dan dikonversikan menjadi nilai kuantitatif untuk kemudian

dipadukan dengan nilai hasil pembelajaran. Jika nilai (secara individual) hasil

penggabungan ini sama dengan atau lebih besar daripada KKM (kriteria

ketuntasan minimum), maka siswa yang bersangkutan dianggap telah tuntas

dan berhasil menyelesaikan pembel-ajaran dan hipotesis tindakan yang

diajukan telah terbukti.

H. Kajian Kepustakaan

Beberapa penelitian yang dilakukan berkenaan dengan pembelajaran Al-

Quran dan Al-Hadits dapat dikemukakan sebagai berikut.

Penelitian berjudul ”Pelaksanaan Teknik Menghapal Al-Quran dan

Efeknya terhadap Pengamalan Ibadah Siswa di Madrasah Aliyah Nurul Huda

Kawali, Ciamis” oleh Muhammad Idris pada tahun 2004-2005 menunjukkan hasil

sebagai berikut. (1) Pelaksanaan teknik menghapal Al-Quran di Madrasah Aliyah

Nurul Huda Kawali Ciamis dapat dikatakan cukup baik. Lihat rata-rata prosentase

61,25 %. Dan juga terlihat dari kondisi proses belajar mengajar, metode yang

diterapkan guru serta sarana-sarana penunjang yang terdapat di sekolah tersebut.

(2) Pengamalan ibadah siswa masih kurang berdasarkan rata-rata prosentase hanya

Page 32: STAD Baca Tulis Al-Quran

32

mencapai 44,40 %. (3) Efek pelaksanaan pendidikan agama Islam terhadap

pengamalan ibadah ada, tetapi kecil sekali.

Muammar Khadafi (2001) melakukan penelitian dengan judul

”Internalisasi Nilai-nilai Akhlak Melalui Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di SMP

Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”. Penelitian ini

menghasilkan hal-hal sebagai berikut. Internalisasi nilai-nilai akhlak merupakan

tugas guru untuk menciptakan siswa siswi yang berakhlakul karimah. Sehingga

terciptanya masyarakat yang berlingkungan yang islami dan tatanan masyarakat

yang ideal sesuai norma-norma yang berlaku. Akhlak merupakan tolok ukur suatu

bangsa dan keberhasilan pendidikan. Dunia modern saat ini, termasuk di Indonesia

ditandai oleh terjadinya dekadensi moral atau kemerosotan akhlak yang benar-

benar berada para taraf yang mengkhawatirkan. Internalisasi nilai-nilai akhlak

melalui pembelajaran Al-Qur’an Hadits telah dilaksanakan di SMP

Muhammadiyah 8 Surakarta yang menggunakan sistem full day school. Rumusan

masalah ini adalah nilai-nilai akhlak apa yang diinternalisasikan melalui

pembelajaran Al-Qur’an Hadts di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta. Apa faktor

pendudukung, dan penghambat internalisasi nilai-nilai akhlak pada pelajaran Al-

Qur’an Hadts di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta. Tujuan penelitiaan adalah

untuk mengetahui (1) nilai-nilai akhlak yang diinternalisasikan melalui

pembelajaran Al-Qur’an Hadts di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta, (2) faktor

pendukung dan penghambat internalisasi nilai-nilai akhlak melalui pembelajaran

Al-Qur’an Hadits di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta. Adapun penelitian ini

dianalisis dengan deskriptif kualitatif (berupa kata-kata tertulis dari orang dan

prilaku yang diamati). Untuk menganalisis faktor pendukung dan penghambat

digunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Kesimpulan

Page 33: STAD Baca Tulis Al-Quran

33

penelitian ini adalah Pelaksanaan internalisasi nilai-nilai akhlak melalui

pembelajaran Al-Qur’an hadits di SMP Muahmmadiyah 8 Surakarta bisa

dikatakan baik, dengan penanaman akhlakul karimah, seperti hormat pada guru,

hormat pada orang tua, akhlak sesama manusia, akhlak dalam bermuamalah,

akhlak beribadah serta untuk menunjang materi ini SMP Muhammadiyah 8

Surakarta menambah materi penunjang seperti takhsin, BTQ, takhfiz juz amma

serta shalat sunnah. namun perlu usaha yang lebih keras untuk untuk

meningkatkannya.

Andre Wirawan (2011) melakukan penelitian tentang ”Efektivitas

Pembelajaran Bidang Studi Al-Qur’an Hadits Melalui Metode Menghafal Bagi

Siswa Kelas VII MTs Begeri Batu, Kabupaten Malang”. Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian

eksperimen tentang penerapan metode menghapal dalam memahami dan

menguasai bacaan Al-Quran dan Hadits. Hipotesis dari penelitian ini adalah

”metode menghafal lebih efektif daripada metode ceramah dalam peningkatan

nilai siswa”. Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas VIIA MTs Negeri Batu

dengan jumlah siswa sebanyak 40 siswa.

Hasil penelitian dari data kuantitatif yang diperoleh dari tes dan hasil tes

bidang studi Al-Quran Hadits adalah sebagai berikut: Berdasarkan analisis statistik

menggunakan tes-t dibahas dalam bab IV, thitung yang didapat dari tes akhir yaitu

0,473 lebih kecil daripada ttabel yang memiliki taraf signifikan 95% yaitu 1,68. Dari

hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara

prestasi belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode menghafal pada

pelajaran Al-Quran Hadits dan dari mereka yang diajar dengan menggunakan

model pembelajaran ceramah pada siswa kelas VII di MTs Negeri Batu Tahun

Page 34: STAD Baca Tulis Al-Quran

34

ajaran 2010/2011. Sehingga, hipotesis penelitian ini terbukti. Sementara itu,

pencapaian kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol karena nilai

rata-rata kelompok eksperimen adalah 14,50 sedangkan kelompok kontrol adalah

14,15. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa metode menghafal lebih baik

dibandingkan dengan metode ceramah.

Page 35: STAD Baca Tulis Al-Quran

35

BAB II

LANDASAN TEORETIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DAN

BACA TULIS AL-QUR’AN

A. Belajar dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Sebagian besar ahli berpendapat bahwa belajar adalah merupakan

proses perubahan, dimana perubahan tersebut merupakan hasil dari

pengalaman. Dengan pengembangan tekhnologi informasi, belajar tidak hanya

diartikan sebagai suatu tindakan terpisah dari kehidupan manusia. Banyak

ilmuwan yang mengatakan belajar menurut sudut pandang mereka. Beberapa

definisi belajar sebagai suatu perubahan menurut beberapa ahli adalah sebagai

berikut.

a. Gagne dan Berliner (Ani Tri, 2004:2) menyatakan bahwa belajar

merupakan proses dimana sesuatu organisme mengubah perilakunya

karena hasil dari pengalaman.

b. Menurut Teori Belajar Konstruktivisme (Ani Tri, 2004:49-50) belajar

adalah lebih dari sekedar mengingat. Siswa yang memahami dan mampu

menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari, mereka harus bisa

menyelesaikan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, dan berkutat

dalam berbagai gagasan. Guru adalah bukan orang yang mampu

memberikan pengetahuan kepada siswa, sebab siswa yang harus

mengkonstruksikan pengetahuan didalam memorinya sendiri. Sebaliknya

Page 36: STAD Baca Tulis Al-Quran

36

tugas guru yang paling utama adalah : (a) memperlancar siswa dengan cara

mengajarkan cara-cara membuat informasi bermakna dan relevan dengan

siswa; (b) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

menerapkan gagasannya sendiri; (c) memanamkan kesadaran belajar dan

menggunakan strategi belajarnya sendiri. Di samping itu, guru harus

mampu mendorong siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik

terhadap materi yang dipelajarinya .

c. Menurut Suharsimi Arikunto (1980:19) mengartikan bahwa belajar

merupakan suatu proses karena adanya usaha untuk mengadakan per-

ubahan terhadap diri manusia yang melakukan, dengan maksud mem-

peroleh perubahan dalam dirinya, baik berupa pengetahuan, keteram-pilan

maupun sikap.

Hudojo (1988:1) mengemukakan bahwa seseorang dikatakan bel-ajar

bila diasumsikan dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan yang

mengakibatkan perubahan tingkah laku. Selanjutnya Winkel (1989:36)

mendifinisikan belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung

dalam interaktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan

dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Slameto

(1980:2) mengemukakan bahwa secara psikologis belajar merupakan suatu

proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya lebih jauh dikatakan bahwa perubahan tingkah laku dalam

belajar adalah: (1) perubahan ini terjadi secara sadar, (2) perubahan dalam

belajar bersifat kontinu dan fungsional, (3) perubahan dalam belajar

bersifat/bernilai positif dan aktif, (4) perubahan dalam belajar bukan bersifat

sementara, dan (5) perubahan belajar bertujuan dan terarah. Sedang Rusyan

Page 37: STAD Baca Tulis Al-Quran

37

(1989:8) mengemukakan pendapatnya tentang belajar, sebagai berikut: belajar

dalam arti yang luas adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan

dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian mengenai sikap dan

nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai

bidang studi, atau lebih luas lagi dalam berbagai aspek kehidupan atau peng-

alaman yang terorganisasi.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut batasan-batasan belajar dapat

disimpulkan sebagai berikut.

a. Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja

b. Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu yang baru baik

yang segera nampak atau tersembunyi tetapi juga hanya berupa

penyempurnaan terhadap sesuatu yang pernah dipelajari

c. Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan keterampilan jasmani,

kecepatan perseptual, isi ingatan, abilitas berpikir, sikap terhadap nilainilai

dan inhibisi serta lain-lain fungsi jiwa (perubahan yang berkenaan dengan

aspek psikis dan fisik).

d. Perubahan tersebut relatif bersifat konstan.

Dari beberapa pendapat di atas, dapatlah disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang bersifat positif dalam diri

seseorang. Perubahan tingkah laku yang diakibatkan oleh belajar dapat

ditunjukkan dalam berbagai bentuk, misalnya bertambahnya pengetahuan,

pemahaman, keterampilan dan perubahan sikap. Salah satu contoh hasil dari

usaha belajar ”menemukan dan menghapalkan ayat-ayat Al-Qur’an yang

berhubungan dengan perintah melaksanakan shalat dan zakat” adalah dari

Page 38: STAD Baca Tulis Al-Quran

38

belum memiliki pengetahuan dan kemampuan tentang ”menemukan dan

menghapalkan ayat-ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan perintah

melaksanakan shalat dan zakat” menjadi memiliki pengetahuan dan

kemampuan tentang ”menemukan dan menghapalkan ayat-ayat Al-Qur’an

yang berhubungan dengan perintah melaksanakan shalat dan zakat”.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Kingsley (Sudjana, 2001: 22)

membagi tiga macam hasil belajar, yaitu : (1) keterampilan dan kebiasaan; (2)

pengetahuan dan pengertian; (3) sikap dan cita-cita yang masing-masing

golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat

dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut.

a. Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia.

Faktor ini dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor biologis dan

faktor psikologis. Faktor biologis antara lain usia, kematangan dan

kesehatan, sedangkan faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati,

motivasi, minat dan kebiasaan belajar.

b. Faktor yang bersumber dari luar manusia.

Faktor ini diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor manusia dan faktor

non manusia seperti alam, benda, hewan, dan lingkungan fisik. Beberapa

ciri untuk melihat hasil belajar yang diperoleh siswa setelah melakukan

proses belajar adalah sebagai berikut:

Page 39: STAD Baca Tulis Al-Quran

39

1) Siswa dapat mengingat fakta, prinsip, konsep yang telah dipelajari-nya

dalam kurun waktu yang cukup lama.

2) Siswa dapat memberikan contoh dari konsep dan prinsip yang telah

dipelajarinya.

3) Siswa dapat mengaplikasikan atau menggunakan konsep dan prinsip

yang telah dipelajarinya.

4) Siswa mempunyai dorongan yang kuat untuk mempelajari bahan

pelajaran lebih lanjut.

5) Siswa terampil mengadakan hubungan sosial seperti kerja sama dengan

siswa lain, berkomunikasi dengan orang lain, dan lain-lain.

6) Siswa memperoleh kepercayaan diri bahwa ia mempunyai kemampuan

dan kesanggupan melakukan tugas belajar.

7) Siswa menguasai bahan yang telah dipelajari minimal 65% dari yang

seharusnya dicapai.

3. Pembelajaran

Seperti halnya pengertian belajar, pengertian pembelajaran juga sulit

diartikan secara jelas karena beberapa ahli telah memberi definisi yang

berbeda-beda.

Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap

kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang beragam

agar terjadi interaksi yang optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa

dengan siswa (Suyitno, 2004 : 2).

Pembelajaran terjemahan dari kata ’instruction’ yang berarti self

instruction (dari internal) dan external instruction (dari eksternal).

Page 40: STAD Baca Tulis Al-Quran

40

Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari guru yang disebut

teaching atau pengajaran. Dalam pembelajaran yang bersifat eksternal prinsip-

prinsip belajar dengan sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip pembelajaran.

Sesuatu yang dikatakan prinsip biasanya berupa aturan atau ketentuan dasar

yang bila dilakukan secara konsisten, sesuatu yang ditentukan itu akan efektif

atau sebaliknya. Prinsip pembelajaran merupakan aturan/ketentuan dasar

dengan sasaran utama adalah perilaku guru Pembelajaran yang berorientasi

bagaimana perilaku guru yang efektif, beberapa teori belajar mendeskripsikan

pembelajaran sebagai berikut.

a. Usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan

lingkungan agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah

laku si belajar (Behavioristik).

b. Cara guru memberikan kesempatan kepada si belajar untuk berfikir agar

memahami apa yang dipelajari (Kognitif).

c. Memberikan kebebasan kepada si belajar untuk memilih bahan pelajaran

dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya

(Humanistik).

Sedangkan pembelajaran yang berorientasi bagaimana si belajar ber-perilaku,

memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses

yang bersifat individual yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang ke

dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil

belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Hasil belajar itu memberikan

kemampuan kepada si belajar untuk melakukan berbagai penampilan. Senada

dengan arti pembelajaran tersebut Briggs menjelaskan bahwa pembelajaran

Page 41: STAD Baca Tulis Al-Quran

41

adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si belajar sedemikian rupa

sehingga si belajar memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya

dengan lingkungan (Sugandi, 2004:9-10)

B. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar mengajar di mana

siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil dengan tingkat kemampuan

kognitif yang heterogen. (Woolfolk dalam Budiningarti 1998: 22) menyatakan

bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang

didasarkan pada faham konstruktivisme. Pada pembelajaran kooperatif siswa

percaya bahwa keberhasilan mereka akan tercapai jika dan hanya jika setiap

anggota kelompoknya berhasil. Sistem pengajaran yang memberi kesempatan

kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas

yang terstruktur disebut sebagai pengajaran gotong-royong atau cooperatif

learning. Sistem pendidikan gotong royong merupakan alternatif menarik yang

dapat mencegah timbulnya kegresifan dalam sistem kompetisi dan keterasingan

dalam sistem individu tanpa mengorbankan aspek kognitif.

Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah; (1) belajar bersama dengan

teman, (2) selama proses belajar terjadi tatap muka antar teman, (3) saling

mendengarkan pendapat di antara anggota kelompok, (4) belajar dari teman

sendiri dalam kelompok, (5) belajar dalam kelompok kecil, (6) produk-tif

berbicara atau saling mengemukakan pendapat, (7) keputusan tergantung pada

siswa sendiri, (8) siswa aktif (Stahl, 1994). Senada dengan ciri-ciri tersebut,

Johnson dan Johnson (1984) serta Hilke (1990) mengemukakan ciri-ciri

pembelajaran kooperatif adalah; (1) terdapat saling ketergantungan yang positif di

Page 42: STAD Baca Tulis Al-Quran

42

antar anggota kelompok, (2) dapat dipertanggungjawabkan secara individu, (3)

heterogen, (4) berbagi kepemimpinan, (5) berbagi tanggung jawab, (6)

menekankan pada tugas dan kebersamaan, (7) membentuk keteram-pilan sosial,

(8) peran guru/guru mengamati proses belajar siswa, (9) efektivi-tas belajar

tergantung pada kelompok. Proses belajar terjadi dalam kelompok-kelompok kecil

(3-4 orang anggota), bersifat heterogen tanpa memperhatikan perbedaan

kemampuan akademik, jender, suku, maupun lainnya.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan berpijak pada beberapa

pendekatan yang diasumsikan mampu meningkatkan proses dan hasil belajar

siswa. Pendekatan yang dimaksud adalah belajar aktif, konstruktivistik, dan

kooperatif. Beberapa pendekatan tersebut diintegrasikan dimaksudkan untuk

menghasilkan suatu model pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat

mengembangkan potensinya secara optimal. Belajar aktif, ditunjukkan dengan

adanya keterlibatan intelektual dan emosional yang tinggi dalam proses bel-ajar,

tidak sekedar aktifitas fisik semata. Siswa diberi kesempatan untuk ber-diskusi,

mengemukakan pendapat dan idenya, melakukan eksplorasi terhadap materi yang

sedang dipelajari serta menafsirkan hasilnya secara bersama-sama di dalam

kelompok. Siswa dibebaskan untuk mencari berbagai sumber belajar yang relevan.

Kegiatan demikian memungkinkan siswa berinteraksi aktif dengan lingkungan dan

kelompoknya, sebagai media untuk mengembangkan pengetahuannya.

Pendekatan konstruktivistik dalam model pembelajaran kooperatif dapat

mendorong siswa untuk mampu membangun pengetahuannya secara bersama-

sama di dalam kelompok. Mereka didorong untuk menemukan dan

mengkonstruksi materi yang sedang dipelajari melalui diskusi, observasi atau

percobaan. Siswa menafsirkan bersamasama apa yang mereka temukan atau

Page 43: STAD Baca Tulis Al-Quran

43

mereka bahas. Dengan cara demikian, materi pelajaran dapat dibangun ber-sama

dan bukan sebagai transfer dari guru. Pengetahuan dibentuk bersama berdasarkan

pengalaman serta interaksinya dengan lingkungan di dalam kelompok belajar,

sehingga terjadi saling memperkaya diantara anggota kelompok. Ini berarti, siswa

didorong untuk membangun makna dari pengalamannya, sehingga pemahaman

terhadap fenomena yang sedang dipelajari meningkat. Mereka didorong untuk

memunculkan berbagai sudut pandang terhadap materi atau masalah yang sama,

untuk kemudian membangun sudut pandang atau mengkonstruksi pengetahuannya

secara bersama pula. Hal ini merupakan realisasi dari hakikat konstruktivisme

dalam pembelajaran.

Pendekatan kooperatif mendorong dan memberi kesempatan kepada siswa

untuk trampil berkomunikasi. Artinya, siswa didorong untuk mampu menyatakan

pendapat atau idenya dengan jelas, mendengarkan orang lain dan menanggapinya

dengan tepat, meminta feedback serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan dengan

baik. Siswa juga mampu membangun dan menjaga kepercayaan, terbuka untuk

menerima dan memberi pendapat serta ide-idenya, mau berbagi informasi dan

sumber, mau memberi dukungan pada orang lain dengan tulus. Siswa juga mampu

memimpin dan trampil mengelola kontroversi (managing controvercy) menjadi

situasi problem solving, mengkritisi ide bukan persona orangnya.

Model pembelajaran kooperatif ini akan dapat terlaksana dengan baik jika

dapat ditumbuhkan suasana belajar yang memungkinkan diantara siswa serta

antara siswa dan guru merasa bebas mengeluarkan pendapat dan idenya, serta

bebas dalam mengkaji serta mengeksplorasi topik-topik penting dalam kurikulum.

Guru dapat mengajukan berbagai pertanyaan atau permasalahan yang harus

dipecahkan di dalam kelompok. Siswa berupaya untuk berpikir keras dan saling

Page 44: STAD Baca Tulis Al-Quran

44

mendiskusikan di dalam kelompok. Kemudian guru serta siswa lain dapat

mengejar pendapat mereka tentang ide-idenya dari berbagai perspektif. Guru juga

mendorong siswa untuk mampu mendemonstrasikan pemahamannya tentang

pokok-pokok permasalahan yang dikaji menurut cara kelompok.

Berpijak pada karakteristik pembelajaran di atas, diasumsikan model

pembelajaran kooperatif mampu memotivasi siswa dalam melaksanakan berbagai

kegiatan, sehingga mereka merasa tertantang untuk menyelesaikan tugas-tugas

bersama secara kreatif. Model pembelajaran ini dapat diterapkan dalam

pembelajaran di berbagai bidang studi atau matakuliah, baik untuk topik-topik

yang bersifat abstrak maupun yang bersifat konkrit.

Menurut Muslimin Ibrohim (2000:6) Unsur-unsur dasar pembelajaran

kooperatif adalah sebagai berikut.

1. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup

sepenanggungan bersama”.

2. Siswa bertanggungjawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya seperti

milik mereka sendiri.

3. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya

memiliki tujuan yang sama.

4. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggungjawab yang sama diantara

anggota kelompoknya.

5. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang

juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

Page 45: STAD Baca Tulis Al-Quran

45

6. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi

yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

7. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan

untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

Dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif pada siswa

berarti sekolah ( guru dan murid):

1. mengembangkan dan menggunakan keterampilan kooperatif berfikir kritis

dan kerja sama kelompok;

2. menyuburkan hubungan antar pribadi yang positif diantara siswa yang

berasal dari latar belakang yang berbeda;

3. menerapkan bimbingan oleh teman (peer coaching);

4. menciptakan lingkungan yang menghargai, menghormati nilai-nilai ilmiah;

5. membangun sekolah dalam suasana belajar.

Slavin (1995: 16) menyatakan terdapat dua aspek penting yang

mendasari keberhasilan cooperatif learning yaitu teori motivasi dan teori

kognitif.

1. Teori motivasi

Aspek motivasi pada dasarnya ada dalam konteks pemberian

penghargaan kepada kelompok. Adanya tujuan kelompok (tujuan bersama)

mampu menciptakan situasi di mana cara bagi setiap anggota kelompok untuk

mencapai tujuannya sendiri adalah dengan mengupayakan agar tujuan

kelompoknya tercapai terlebih dahulu.

2. Teori Kognitif

Page 46: STAD Baca Tulis Al-Quran

46

Asumsi dasar teori-teori perkembangan kognitif adalah bahwa interaksi

antar siswa disekitar tugas-tugas yang sesuai akan meningkatkan ketuntasan

mereka tentang konsep-konsep penting. Vygotsky mendefinisi-kan Zone of

proximal development sebagai suatu selisih atau jarak antara tingkat

perkembangan potensial yang ditentukan oleh pemecah masalah dengan

bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan sejawat yang lebih

mampu.

Pada dasarnya, kegiatan pembelajaran dipilahkan menjadi empat

langkah, yaitu; orientasi, bekerja kelompok, kuis, dan pemberian peng-

hargaan. Setiap langkah dapat dikembangkan lebih lanjut oleh para guru

dengan berpegang pada hakekat setiap langkah sebagai berikut.

a. Orientasi

Sebagaimana halnya dalam setiap pembelajaran, kegiatan diawali

dengan orientasi untuk memahami dan menyepakati bersama tentang apa yang

akan dipelajari serta bagaimana strategi pembelajarannya. Guru

mengkomunikasikan tujuan, materi, waktu, langkahlangkah serta hasil akhir

yang diharapkan dikuasai oleh siswa, serta sistem penilaiannya. Pada langkah

ini siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya tentang apa

saja, termasuk cara kerja dan hasil akhir yang diharapkan atau sistem

penilaiannya. Negosiasi dapat terjadi antara guru dan siswa, namun pada akhir

orientasi diharapkan sudah terjadi kesepakatan bersama.

b. Kerja kelompok

Pada tahap ini siswa melakukan kerja kelompok sebagai inti ke-giatan

pembelajaran. Kerja kelompok dapat dalam bentuk kegiatan me-mecahkan

Page 47: STAD Baca Tulis Al-Quran

47

masalah, atau memahami dan menerapkan suatu konsep yang dipelajari. Kerja

kelompok dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti berdiskusi, melakukan

ekslporasi, observasi, percobaan, browsing lewat internet, dan sebagainya.

Waktu untuk bekerja kelompok disesuaikan dengan luas dan dalamnya materi

yang harus dikerjakan. Kegiatan yang memerlukan waktu lama dapat

dilakukan di luar jam pelajaran, sedangkan kegiatan yang memerlukan sedikit

waktu dapat dilakukan pada jam pelajaran.

Agar kegiatan kelompok terarah, perlu diberikan panduan singkat

sebagai pedoman kegiatan. Sebaiknya panduan ini disiapkan oleh guru.

Panduan harus memuat tujuan, materi, waktu, cara kerja kelompok dan

tanggung jawab masing-masing anggota kelompok, serta hasil akhir yang

diharapkan dapat dicapai. Misalnya, siswa diharapkan dapat mengembang-kan

media tepatguna dalam pembelajaran. Untuk itu, siswa secara bersama-sama

perlu berdiskusi, melakukan analisis terhadap komponen-komponen

pembelajaran seperti; kompetensi apa yang diharapkan dicapai oleh peserta

didik, materi apa yang dipelajari, strategi pembelajaran yang digunakan, serta

bentuk evaluasinya. Siswa juga melakukan eksplorasi untuk mengembangkan

media tepat guna. Eksplorasi dapat dilakukan secara individual atau kelompok

sesuai kesepakatan. Hasil eksplorasi di-bahas dalam kelompok untuk

menghasilkan media-media pembelajaran tepatguna yang sesuai untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator dan

dinamisator bagi masing-masing kelompok, dengan cara melakukan

pemantauan terhadap kegiatan belajar siswa, mengarahkan ketrampilan

kerjasama, dan memberikan bantuan pada saat diperlukan.

c. Tes/Kuis

Page 48: STAD Baca Tulis Al-Quran

48

Pada akhir kegiatan kelompok diharapkan semua siswa telah mampu

memahami konsep/topik/masalah yang sudah dikaji bersama. Kemudian

masing-masing siswa menjawab tes atau kuis untuk mengetahui pemahaman

mereka terhadap konsep/topik/ masalah yang dikaji. Penilaian individu ini

mencakup penguasaan ranah kognitif, afektif dan ketrampilan. Misalnya,

bagaimana melakukan analisis pembelajaran? Mengapa perlu melakukan

analisis pembelajaran sebelum mengembangkan media? Siswa dapat juga

diminta membuat prototype media tepatguna yang memiliki tingkat interaktif

tinggi dalam pembelajaran, dan sebagainya.

d. Penghargaan kelompok

Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan penghargaan kepada

kelompok yang berhasil memperoleh kenaikan skor dalam tes individu.

Kenaikan skor dihitung dari selisih antara skor dasar dengan sekor tes

individual. Menghitung skor yang didapat masing-masing kelompok dengan

cara menjumlahkan skor yang didapat siswa di dalam kelompok tersebut

kemudian dihitung rata-ratanya. Selanjutnya berdasarkan skor rata-rata

tersebut ditentukan penghargaan masing-masing kelompok. Misalnya, bagi

kelompok yang mendapat rata-rata kenaikan skor sampai dengan 15 mendapat

penghargaan sebagai “Good Team”. Kenaikan skor lebih dari 15 hingga 20

mendapat penghargaan “Great Team”. Sedangkan kenaikan skor lebih dari 20

sampai 30 mendapat penghargaan sebagai “Super Team”.

Anggota kelompok pada periode tertentu dapat diputar, sehingga dalam satu

satuan waktu pembelajaran anggota kelompok dapat diputar 2-3 kali putaran. Hal

Page 49: STAD Baca Tulis Al-Quran

49

ini dimaksudkan untuk meningkatkan dinamika kelompok di antara anggota

kelompok dalam kelompok tersebut. Di akhir tatap muka guru memberikan

kesimpulan terhadap materi yang telah dibahas pada pertemuan itu, sehingga

terdapat kesamaan pemahaman pada semua siswa.

C. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana. Sehingga model pembelajaran ini dapat digunakan oleh guru-guru yang

baru memulai menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif. Perencanaan

pembelajaran kooperatif tipe STAD disusun berdasarkan siklus yang tetap pada

pengajarannya (Slavin, 2000: 269).

1. Siklus Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

STAD terdiri dari siklus kegiatan pengajaran yang tetap sebagai berikut.

a. Mengajar : mempresentasikan pelajaran.

b. Belajar dalam tim: siswa bekerja di dalam tim mereka dengan

menggunakan Lembar Kegiatan Siswa untuk menuntaskan materi

pelajaran.

c. Tes: siswa mengerjakan kuis atau tugas lain secara individual.

d. Pengahargaan tim: skor tim dihitung berdasarkan skor peningkatan anggota

tim, sertifikat, laporan berkala kelas, atau papan pengumuman digunakan

untuk memberi penghargaan kepada tim yang berhasil mencetak skor

tertinggi.

Pada dasarnya siklus pembelajaran kooperatif tipe STAD, mengacu

pada sintaks pembelajaran kooperatif dengan menggabungkan fase 1 dan fase

Page 50: STAD Baca Tulis Al-Quran

50

2 ke dalam kegiatan mengajar, dan fase 3 dan fase 4 ke dalam kegiatan belajar

dalam tim. Sedangkan fase 5 dan fase 6 pada pembelajaran kooperatif masuk

pada kegiatan tes dan penghargaan kelompok pada pembelajaran kooperatif

tipe STAD.

2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Slavin (dalam Nur, 1998: 24) menguraikan langkah-langkah mengantar

siswa kepada STAD adalah sebagai berikut.

a. Bagilah siswa ke dalam kelompok masing-masing terdiri dari empat atau

lima anggota. Pastikan bahwa kelompok yang terbentuk itu berimbang

dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin dan asal suku.

b. Buatlah Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan kuis pendek untuk pelajaran

yang anda rencanakan untuk diajarkan.

c. Pada saat anda menjelaskan STAD kepada kelas anda, bacakan tugas-tugas

yang harus dikerjakan tim.

d. Bila tiba saatnya memberikan kuis, bagikan kuis atau bentuk evaluasi yang

lain, dan berikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tes itu.

e. Pengakuan kepada prestasi tim, segera setelah anda menghitung poin untuk

siswa dan menhitung skor tim.

Adapun penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin

(1995), STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu, presentasi kelas,

kelompok, kuis (tes), skor peningkatan individual dan penghargaan kelompok.

Masing-masing komponen akan diuraikan sebagai berikut:

Page 51: STAD Baca Tulis Al-Quran

51

1) Presentasi Kelas

Materi dalam STAD disampaikan pada presentasi kelas. Presentasi kelas

ini biasanya menggunakan pengajaran langsung (direct instruc-tion) atau

ceramah, dilakukan oleh guru. Presentasi kelas dapat pula menggunakan

audiovisual. Presentasi kelas ini meliputi tiga komponen, yakni

pendahuluan, pengembangan dan praktek terkendali.

2) Kelompok

Kelompok terbentuk terdiri dari empat atau lima siswa, dengan

memperhatikan perbedaan kemampuan, jenis kelamin dan ras atau etnis.

Fungsi utama kelompok adalah memastikan bahwa semua anggota

kelompok terlibat dalam kegiatan belajar, dan lebih khusus adalah

mempersiapkan anggota kelompok agar dapat menjawab kuis (tes) dengan

baik. Termasuk belajar dalam kelompok adalah mendiskusikan masalah,

membandingkan jawaban dan meluruskan jika ada anggota kelompok yang

mengalami kesalahan konsep.

3) Kuis (Tes)

Setelah beberapa periode presentasi kelas dan kerja kelompok, siswa

diberikan kuis individual. Siswa tidak diperkenankan saling membantu

pada saat kuis berlangsung.

4) Skor Peningkatan Individual

Penilaian kelompok berdasarkan skor peningkatan individu, sedangkan

skor peningkatan tidak didasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi

berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor

Page 52: STAD Baca Tulis Al-Quran

52

sebelumnya. Setiap siswa dapat memberikan kontribusi poin maksimum

pada kelompoknya dalam sistem skor kelompok. Siswa memperoleh skor

untuk kelompoknya didasarkan pada skor kuis mereka melampaui skor

dasar mereka.

5) Penghargaan Kelompok

Kelompok dapat memperoleh sertifikat atau hadiah jika rata-rata skornya

melampaui kriteria tertentu. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

model kooperatif tipe STAD pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan 5 fase, adapun fase-fase kegiatan itu sebagai berikut:

Fase 1

Menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar dan memotivasi siswa.

Guru menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar yang ingin dicapai

dalam materi pelajaran secara lisan dan memotivasi siswa untuk

mempelajari materi yang diajarkan dan memberikan informasi keuntungan

dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD secara lisan.

Fase 2

Menyajikan materi, guru menyampaikan dan menyajikan materi yang

dipelajari secara klasikal yang terdapat di dalam lembar kegiatan siswa

(LKS). Dan siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan penjelasan

guru apabila ada materi yang kurang dimengerti.

Page 53: STAD Baca Tulis Al-Quran

53

Fase 3

1) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok dan

membimbing kelompok bekerja dan belajar. Adapun kegiatan-kegiatan

dalam fase ini diantaranya adalah sebagai berikut:

2) Membentuk kelompok-kelompok kecil (terdiri 4 – 5 siswa) secara

heterogen yang telah ditentukan oleh guru.

3) Menginformasikan pada siswa untuk mengerjakan tugas secara

berkelompok dan setiap anggota kelompok bertanggungjawab pada

kelompok masing-masing dan terhadap diri sendiri.

4) Menyuruh siswa mengerjakan soal dalam LKS secara berkelom-pok.

Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya siswa mengerjakan secara

mandiri atau berpasangan dan selanjutnya dicocokkan dan didiskusikan

ketepatan jawabannya dengan teman sekelompok. Dan jika ada anggota

kelompok yang belum memahami, maka teman sekelompoknya yang

sudah faham menjelaskan, sebelum meminta bantuan kepada guru.

5) Selama siswa dalam kegiatan kelompok, guru bertindak sebagai

fasilitator yang mengawasi dan mengamati setiap kegiatan kelompok.

6) Menyuruh beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil kerja

kelompoknya dan kelompok yang lain menanggapi.

Fase 4

Penghargaan kelompok, penghargaan kelompok dilakukan dalam dua

tahap perhitungan, yaitu:

1) Menghitung skor individu dan skor kelompok

Page 54: STAD Baca Tulis Al-Quran

54

Cara pemberian skor pada pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat

berperan untuk memotivasi siswa bekerja sama dan saling membantu

dalam menguasai materi pelajaran yang diberikan. Setelah siswa

mempelajari materi secara berkelompok, setiap siswa mengerjakan kuis

secara individual dan memperoleh skor kuis serta nilai perkembangan.

Nilai perkembangan bergantung pada kemajuan yang dicapai siswa

dengan memperhatikan skor kuis atau skor dasar siswa. Skor dasar

siswa adalah rata-rata skor siswa yang bersangkutan untuk kuis-kuis

terdahulu, dengan syarat materi yang diujikan pada kuis-kuis tersebut

masih berada dalam satu topik. Jika belum pernah diadakan kuis untuk

topik tersebut, maka skor dasar siswa adalah skor tes awal. Selanjutnya

untuk meng-hitung skor kelompok, Slavin (1995: 80) mengungkapkan

bahwa untuk menghitung skor kelompok, catatlah masing-masing poin

kemajuan anggota kelompok di atas lembar rekapitulasi kelompok dan

bagilah jumlah poin kemajuan anggota kelompok dengan banyak

anggota kelompok yang hadir dan bulatkan pecahannya.

2) Menghargai prestasi kelompok

Kemudian berkaitan dengan banyaknya tingkat penghargaan

kelompok, menurut Slavin (1995: 80) ada tiga tingkat penghargaan

yang disediakan didasarkan pada skor rata-rata kelompok, seperti

tertera pada tabel berikut.

Rentang Skor Simbol Kategori

100 – 86 A Super Team

85 – 66 B Great Team

Page 55: STAD Baca Tulis Al-Quran

55

65 – 56 C Good Team

D. Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

Pembelajaran membaca Al-Qur’an merupakan salah satu kewajiban yang

harus dilaksanakan oleh setiap muslim dengan tujuan memahami dan

mengamalkannya. Proses pembelajaran membaca Al-Qur’an ini harus dilakukan

sejak usia dini dan menjadikannya sebagai kebiasaan yang terus tumbuh dalam

diri setiap anak hingga mereka dewasa.

Proses pembelaran membaca dan menulis Al-Qur’an tentu saja dapat

dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan tingkat usia dan kemampuan

peserta didik. Berbagai metode pembelajaran membaca Al-Qur’an telah dikenal

sejak dulu hingga sekarang ini. Baik metode pembelajaran bagi siswa-siswa

tingkat pemula hingga tingkat mahir.

Metode-metode pembelajaran baca tulis Al-Qur’an telah banyak ber-

kembang di Indonesia sejak lama. Tiap-tiap metode dikembangkan berdasar-kan

karakteristiknya.

1. Metode Baghdadiyah

Metode ini disebut juga dengan metode ”Eja”, berasal dari Baghdad

masa pemerintahan khalifah Bani Abbasiyah. Tidak tahu dengan pasti siapa

penyusunnya. Dan telah seabad lebih berkembang secara merata di tanah air.

Secara dikdatik, materi-materinya diurutkan dari yang kongkrit ke

abstrak, dari yang mudah ke yang sukar, dan dari yang umum sifatnya kepada

materi yang terinci (khusus). Secara garis besar, Qoidah Baghdadiyah

memerlukan 17 langkah. 30 huruf hijaiyyah selalu ditampil-kan secara utuh

Page 56: STAD Baca Tulis Al-Quran

56

dalam tiap langkah. Seolah-olah sejumlah tersebut men-jadi tema central

dengan berbagai variasi. Variasi dari tiap langkah me-nimbulkan rasa estetika

bagi siswa (enak didengar) karena bunyinya bersajak berirama. Indah dilihat

karena penulisan huruf yang sama. Metode ini diajarkan secara klasikal

maupun privat.

Beberapa kelebihan Qoidah Baghdadiyah antara lain

a. Bahan/materi pelajaran disusun secara sekuensif.

b. 30 huruf abjad hampir selalu ditampilkan pada setiap langkah secara utuh

sebagai tema sentral.

c. Pola bunyi dan susunan huruf (wazan) disusun secara rapi.

d. Keterampilan mengeja yang dikembangkan merupakan daya tarik

tersendiri.

e. Materi tajwid secara mendasar terintegrasi dalam setiap langkah.

Beberapa kekurangan Qoidah baghdadiyah antara lain

a. Qoidah Baghdadiyah yang asli sulit diketahui, karena sudah mengalami

beberapa modifikasi kecil.

b. Penyajian materi terkesan menjemukan.

d. Penampilan beberapa huruf yang mirip dapat menyulitkan pengalaman

siswa.

e. Memerlukan waktu lama untuk mampu membaca Al-Qur’an

2. Metode Iqro’

Metode Iqro’ disusun oleh Bapak As'ad Humam dari Kotagede

Yogyakarta dan dikembangkan oleh AMM (Angkatan Muda Masjid dan

Musholla) Yogyakarta dengan membuka TK Al-Qur’an dan TP Al-Qur’an.

Page 57: STAD Baca Tulis Al-Quran

57

Metode Iqro’ semakin berkembang dan menyebar merata di Indonesia setelah

munas DPP BKPMI di Surabaya yang menjadikan TK Al-Qur’an dan metode

Iqro’ sebagai sebagai program utama perjuangannya.

Metode Iqro’ terdiri dari 6 jilid dengan variasi warna cover yang

memikat perhatian anak TK Al-Qur’an. 10 sifat buku Iqro’ adalah :

a. Bacaan langsung.

b. CBSA

c. Privat

d. Modul

e. Asistensi

Bentuk-bentuk pengajaran dengan metode Iqro’ antara lain

a. TK Al-Qur’an

b. TP Al-Qur’an

c. Digunakan pada pengajian anak-anak di masjid/musholla

d. Menjadi materi dalam kursus baca tulis Al-Qur’an

e. Menjadi program ekstra kurikuler sekolah

f. Digunakan di majelis-majelis taklim

3. Metode Qiro’ati

Metode baca al-Qu ran Qira'ati ditemukan KH. Dachlan Salim

Zarkasyi (w. 2001 M) dari Semarang, Jawa Tengah. Metode yang disebarkan

sejak awal 1970-an, ini memungkinkan anak-anak mempelajari Al-Qur’an

secara cepat dan mudah..

Kiai Dachlan yang mulai mengajar Al-Qur’an pada 1963, merasa

metode baca Al-Qur’an yang ada belum memadai. Misalnya metode Qa'idah

Page 58: STAD Baca Tulis Al-Quran

58

Baghdadiyah dari Baghdad Irak, yang dianggap metode tertua, terlalu

mengandalkan hafalan dan tidak mengenalkan cara baca tartil (jelas dan tepat,

red.) Kiai Dachlan kemudian menerbitkan enam jilid buku Pelajaran Membaca

Al-Qur’an untuk TK Al-Qur’an untuk anak usia 4-6 tahun pada l Juli 1986.

Usai merampungkan penyusunannya, KH. Dachlan berwasiat, supaya tidak

sembarang orang mengajarkan metode Qira'ati. Tapi semua orang boleh diajar

dengan metode Qira'ati. Dalam perkembangannya, sasaran metode Qiraati kian

diperluas. Kini ada Qiraati untuk anak usia 4-6 tahun, untuk 6-12 tahun, dan

untuk mahasiswa.

Secara umum metode pengajaran Qiro’ati adalah sebagai berikut.

a. Klasikal dan privat

c. Guru menjelaskan dengan memberi contoh materi pokok bahasan,

selanjutnya siswa membaca sendiri ( CBSA)

d. Siswa membaca tanpa mengeja.

e. Sejak awal belajar, siswa ditekankan untuk membaca dengan tepat dan

cepat.

4. Metode Al Barqy

Metode al-Barqy dapat dinilai sebagai metode cepat membaca Al-

Qur’an yang paling awal. Metode ini ditemukan dosen Fakultas Adab IAIN

Sunan Ampel Surabaya, Muhadjir Sulthon pada 1965. Awalnya, al-Barqy

diperuntukkan bagi siswa SD Islam at-Tarbiyah, Surabaya. Siswa yang belajar

metode ini lebih cepat mampu membaca Al-Qur’an. Muhadjir lantas

Page 59: STAD Baca Tulis Al-Quran

59

membukukan metodenya pada 1978, dengan judul Cara Cepat Mempelajari

Bacaan Al-Qur’an al-Barqy.

Muhadjir Sulthon Manajemen (MSM) merupakan lembaga yang

didirikan untuk membantu program pemerintah dalam hal pemberantasan buta

Baca Tulis Al-Qur’an dan Membaca Huruf Latin. Berpusat di Surabaya, dan

telah mempunyai cabang di beberapa kota besar di Indonesia, Singapura &

Malaysia.

Metode ini disebut ANTI LUPA karena mempunyai struktur yang

apabila pada saat siswa lupa dengan huruf-huruf/suku kata yang telah

dipelajari, maka ia akan dengan mudah dapat mengingat kembali tanpa

bantuan guru. Penyebutan Anti Lupa itu sendiri adalah dari hasil penelitian

yang dilakukan oleh Departemen Agama RI.

Metode ini diperuntukkan bagi siapa saja mulai anak-anak hingga

orang dewasa. Metode ini mempunyai keunggulan anak tidak akan lupa

sehingga secara langsung dapat mempermudah dan mempercepat anak / siswa

belajar membaca. Waktu untuk belajar membaca Al Qur’an menjadi semakin

singkat.

Keuntungan yang didapat dengan menggunakan metode ini adalah

sebagai berikut.

a. Guru mempunyai keahlian tambahan sehingga dapat mengajar dengan

lebih baik, bisa menambah penghasilan di waktu luang dengan keahlian

yang dipelajari.

Page 60: STAD Baca Tulis Al-Quran

60

b. Siswa merasa cepat belajar sehingga tidak merasa bosan dan menambah

kepercayaan dirinya karena sudah bisa belajar dan mengusainya dalam

waktu singkat, hanya satu level sehingga biayanya lebih murah.

c. Sekolah menjadi lebih terkenal karena murid-muridnya mempunyai

kemampuan untuk menguasai pelajaran lebih cepat dibandingkan dengan

sekolah lain.

5. Metode Tilawati

Metode Tilawati disusun pada tahun 2002 oleh Tim terdiri dari Drs.H.

Hasan Sadzili, Drs. H. Ali Muaffa dkk. Kemudian dikembangkan oleh

Pesantren Virtual Nurul Falah Surabaya. Metode Tilawati dikembangkan

untuk menjawab permasalahan yang berkembang di TK-TPA, antara lain:

Mutu Pendidikan Kualitas santri lulusan TK/TP Al Qur’an belum sesuai dengan target.

Metode Pembelajaran Metode pembelajaran masih belum menciptakan suasana belajar yang kondusif. Sehingga proses belajar tidak efektif.

Pendanaan Tidak adanya keseimbangan keuangan antara pemasukan dan pengeluaran

Waktu pendidikan Waktu pendidikan masih terlalu lama sehingga banyak santri drop out sebelum khatam Al-Qur’an

Kelas TQA Pasca TPA TQA belum bisa terlaksana

Metode Tilawati memberikan jaminan kualitas bagi santri-santrinya,

antara lain :

a. Santri mampu membaca Al-Qur’an dengan tartil.

b. Santri mampu membenarkan bacaan Al-Qur’an yang salah.

c. Ketuntasan belajar santri secara individu 70 % dan secara

kelompok 80%.

Page 61: STAD Baca Tulis Al-Quran

61

Prinsip-prinsip pembelajaran Tilawati :

a. Disampaikan dengan praktis.

b. Menggunakan lagu Rost.

c. Menggunakan pendekatan klasikal dan individu secara seimbang.

6. Metode Iqro’ Dewasa dan Metode Iqro’ Terpadu

Kedua metode ini disusun oleh Drs. Tasrifin Karim dari Kalimantan

Selatan. Iqro’ terpadu merupakan penyempurnaan dari Iqro’ Dewasa.

Kelebihan Iqro’ Terpadu dibandingkan dengan Iqro’ Dewasa antara lain

bahwa Iqro’ Dewasa dengan pola 20 kali pertemuan sedangkan Iqro’ Terpadu

hanya 10 kali pertemuan dan dilengkapi dengan latihan membaca dan menulis.

Kedua metode ini diperuntukkan bagi orang dewasa.

Prinsip-prinsip pengajarannya seperti yang dikembangkan pada TK-TP

Al-Qur’an.

7. Metode Iqro’ Klasikal

Metode ini dikembangkan oleh Tim Tadarrus AMM Yogyakarta

sebagai pemampatan dari buku Iqro’ 6 jilid. Iqro’ Klasikal diperuntukkan bagi

siswa SD/MI, yang diajarkan secara klasikal dan mengacu pada kurikulum

sekolah formal.

8. Dirosa (Dirasah Orang Dewasa)

Dirosa merupakan sistem pembinaan islam berkelanjutan yang diawali

dengan belajar baca Al-Qur’an. Panduan Baca Al-Qur’an pada Dirosa disusun

Page 62: STAD Baca Tulis Al-Quran

62

tahun 2006 yang dikembangkan Wahdah Islamiyah Gowa. Panduan ini khusus

orang dewasa dengan sistem klasikal 20 kali pertemuan.

Buku panduan ini lahir dari sebuah proses yang panjang, dari sebuah

perjalanan pengajaran Al Qur'an di kalangan ibu-ibu yang dialami sendiri oleh

Pencetus dan Penulis buku ini. Telah terjadi proses pencarian format yang

terbaik pada pengajaran Al Qur'an di kalangan ibu-ibu selama kurang lebih 15

tahun dengan berganti-ganti metode. Dan akhirnya ditemukanlah satu format

yang sementara dianggap paling ideal, paling baik dan efektif yaitu

memadukan pembelajaran baca Al-Qur’an dengan pengenalan dasar-dasar

keislaman. Buku panduan belajar baca Al-Qur’annya disusun tahun 2006.

Sedangkan buku-buku penunjangnya juga yang dipakai pada santri TK-TP Al-

Qur’an.

Panduan Dirosa sudah mulai berkembang di daerah-daerah, baik

Sulawesi, Kalimantan maupun beberapa daerah kepulauan Maluku; yang

dibawa oleh para da’i. Secara garis besar metode pengajarannya adalah Baca-

Tunjuk-Simak-Ulang, yaitu pembina membacakan dan peserta menunjuk

tulisan, mendengarkan dengan seksama kemudian mengulangi bacaan tadi.

Tehnik ini dilakukan bukan hanya bagi bacaan pembina, tetapi juga bacaan

dari sesama peserta. Semakin banyak mendengar dan mengulang, semakin

besar kemungkinan untuk bisa baca Al-Qur’an lebih cepat.

9. PQOD (Pendidikan Qur’an Orang Dewasa)

Dikembangkan oleh Bagian dakwah LM DPP WI, yang hingga saat ini

belum diekspos keluar. Diajarkan di kalangan anggota Majlis Taklim dan satu

paket dengan kursus Tartil Al-Qur’an .

Page 63: STAD Baca Tulis Al-Quran

63

Metode-metode pembelajaran Al-Qur’an di atas dipadukan dalam model

pembelajaran kooperatif sehingga siswa dapat belajar dalam komunitas yang

relatif beragam sehingga dapat saling bertukar kemampuan.

Page 64: STAD Baca Tulis Al-Quran

64

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah

dikemukakan pada Bab I, bahwa penelitian ini pada dasarnya akan membuktikan

hipotesis yang berbunyi ”Proses pembelajaran menemukan dan menghapalkan

ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan perintah melaksanakan shalat dan

zakat dengan menggunakan pembelajaran kooperatid tipe STAD dapat meningkatkan

kemampuan dan dapat mengubah perilaku belajar siswa kelas X SMA Al-Muawanah

Cianjur Semester 2 Tahun Pelajaran 2010-2011.” Adapun tujuan penelitian yang

telah dirumuskan adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan struktur isi perencanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD

(Student Teams Achievement Division) dalam menguasai mata pelajaran baca

tulis Al-Quran pada siswa kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student

Teams Achievement Division) dalam menguasai mata pelajaran baca tulis Al-

Quran pada siswa kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur.

3. Mendeskripsikan efektivitas pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student

Teams Achievement Division) dalam menguasai mata pelajaran baca tulis Al-

Quran pada siswa kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur.

Sesuai dengan tujuan tersebut, maka data hasil penelitian yang dideskripsi-kan

pada bagian ini terdiri atas empat bagian, yakni deskripsi rencana pelaksanaan

pembelajaran, deskripsi proses pembelajaran, deskripsi skor perolehan membaca

Page 65: STAD Baca Tulis Al-Quran

65

memindai, dan rata-rata kecepatan membaca memindai siswa dalam menemukan

informasi.

1. Struktur Isi Perencanaan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam Menguasai Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Quran pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur

Format rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun dan

digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada kandungan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2098 tentang Standar Proses.

Sedangkan pengembangan isi pembelajaran mengacu kepada Kurikulum SMA

Al-Muawanah Cianjur, sebagai bentuk kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP).

Penyajian struktur rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

digunakan dalam penelitian ini dinilai oleh tiga orang yang terdiri atas seorang

guru pamong, seorang guru pendamping, dan kepala sekolah. Penilaian ini

dilakukan untuk memperoleh justifikasi dan validitas rencana pelaksanaan

pembelajaran yang sesuai dengan standar sekolah sehingga tidak mengganggu

proses pembelajaran secara keseluruhan. Guru pendamping dan guru pamong

adalah guru mata pelajaran muatan lokal Baca Tulis Al-Qur’an dan guru mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam. Keterlibatan guru mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam ini disebabkan karena SMA Al-Muawanah Cianjur

hanya memiliki seorang guru muatan lokal Baca Tulis Al-Qur’an. Di samping

itu, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan kelompok guru

mata pelajaran serumpun.

Struktur Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang ”menemukan

dan menghapalkan ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan perintah

Page 66: STAD Baca Tulis Al-Quran

66

melaksanakan shalat dan zakat” adalah sebagaimana terdapat pada lampiran 1

skripsi ini. Sedangkan hasil penelaian yang dilakukan oleh guru pamong, guru

pendamping, dan kepala sekolah adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1

Data Hasil Penilaian Guru Pamong, Pendamping, dan Kepala Sekolah tentang Struktur RPP Menemukan dan Menghapalkan Ayat-ayat Al-Qur’an

yang Berhubungan dengan Perintah Melaksanakan Shalat dan Zakat

Hasil Penilaian No. Aspek yang Dinilai

Ya Tidak

1 Struktur RPP pembelajaran mengacu kepada ketentuan yang dikeluarkan oleh Depdiknas

3 -

2 RPP memuat identitas satuan pendidikan serta standar kompetensi dan kompetensi dasar

3 -

3 RPP menyajikan tujuan pembelajaran atau indikator pencapaian kompetensi yang operasional

3 -

4 RPP memuat materi esensial pembelajaran dalam tata urutan yang sesuai dengan indikator/tujuan pembelajaran

3 -

5 RPP memuat langkah-langkah pembelajaran yang operasional sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2008

3 -

6 Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP mencerminkan aktivitas siswa secara keseluruhan

3 -

7 Langkah-langkah pembelajaran memberikan peluang penggunaan media pembelajaran yang variatif

3 -

8 Model pembelajaran menyajikan pedoman penilaian berbasis kelas dan penilaian sebenarnya (authentic assessment)

3 -

2. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam Menguasai Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Quran pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur

Page 67: STAD Baca Tulis Al-Quran

67

Proses pembelajaran yang dimaksud adalah tindakan tatap muka antara

peneliti sebagai guru dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Proses

pembelajaran ini dilangsungkan dalam satu kali pertemuan selama 2 jam

pelajaran yang dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 9 April 2011 di kelas X.

Selama proses pembelajaran dilaksanakan, dilakukan penilaian langsung

oleh guru pamong, guru pendamping, dan kepala sekolah dengan rincian hasil

penilaian sebagai berikut.

Tabel 4.2

Data Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru Pamong, Guru Pendamping, dan Kepala Sekolah

Hasil Penilaian No. Aspek yang Dinilai

Ya Tidak

1 Proses pembelajaran diawali dengan apersepsi secara proporsional selama tidak lebih dari 10 menit

3 -

2 Proses pembelajaran dibentuk dalam komunitas belajar 3 -

3 Proses pembelajaran sesuai dengan runtutan prosedur dalam model pembelajaran

3 -

4 Proses pembelajaran berpusat pada siswa 3 -

5 Guru melakukan aktivitas sebagai fasilitator kepada seluruh siswa dengan cara berkeliling pada saat diskusi kelompok

3 -

6 Guru mengarahkan proses konsolidasi pembelajaran dan memberikan justifikasi 3 -

7 Guru dan siswa melaksanakan refleksi secara terbuka 3 -

Sedangkan proses pelaksanaan pembelajaran dilakukan selama dua

siklus dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Page 68: STAD Baca Tulis Al-Quran

68

a. Siklus I

i. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan pada kompetensi dasar ”menemukan dan

menghapalkan ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan perintah

melaksanakan shalat dan zakat” ini didasarkan kepada hasil

pembelajaran kompetensi sebelumnya yang berada di bawah kriteria

ketuntasan minimum. Nilai rata-rata perolehan tersebut adalah 62,14

yang berada 2,86 di bawah KKM yang ditetapkan, yakni 65.

Perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan pemilihan

kompetensi dasar ”menemukan dan menghapalkan ayat-ayat Al-Quran

yang berhubungan dengan perintah melaksanakan shalat dan zakat”

dan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Aspek-aspek yang direncanakan adalah sebagai berikut.

a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

b) Strategi pembagian kelompok siswa didasarkan kepada data

kemampuan siswa yang telah ada. Siswa dibagi dalam tiga

kelompok tingkat kemampuan. Masing-masing kelompok siswa ini

kemudian disebarkan ke 8 (delapan) kelompok sehingga masing-

masing kelompok memiliki anggota 4 orang.

c) Instrumen pengamatan yang digunakan oleh guru pamong, guru

pendamping, dan kepala sekolah berupa lembar peng-amatan

aktivitas peneliti selama proses pembelajaran.

Page 69: STAD Baca Tulis Al-Quran

69

d) Model pembelajaran yang digunakan.

ii. Pelaksanaan Tindakan

Pada pembelajaran siklus I ini siswa menerima penjelasan

kompetensi dasar (KD), tujuan pembelajaran, indikator pembel-ajaran,

dan KKM yang harus diperoleh setelah proses belajar mengajar

dilakukan. Selanjutnya siswa menerima penjelasan ten-tang tahapan-

tahapan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksana-kan serta

melakukan tanya jawab berkaitan dengan lembaga-lembaga

pemerintahan di tingkat kabupaten, kota, dan prvovinsi.

Proses pembelajaran ”menemukan dan menghapalkan ayat-ayat

Al-Quran yang berhubungan dengan perintah melaksanakan shalat dan

zakat” dengan menerapkan metode STAD diawali dengan pemanasan

dan apersepsi yang berisi penjelasan sebagaimana dikemukakan pada

perencanaan di atas.

Selanjutnya, tahap kedua pembelajaran (eksplorasi) dilaku-kan

dengan mulai membahas permasalahan yang diajukan dalam lembar

kegiatan pembelajaran. Pada proses eksplorasi pembelajar-an ini setiap

kelompok membaca Al-Qur’an dan menemukan ayat-ayat yang

berkaitan dengan perintah pelaksanaan shalat dan zakat serta berusaha

menghapalkannya. Kemudian saling menukar hasil pekerjaan

antaranggota kelompok. Kegiatan pembelajaran tahap kedua ini

berlangsung selama 35 menit.

Tahap ketiga pembelajaran adalah konsolidasi yang dilaksa-

nakan dalam bentuk presentasi kelompok tentang hasil diskusi.

Page 70: STAD Baca Tulis Al-Quran

70

Mengingat keterbatasan waktu, presentasi hanya dilaksanakan oleh satu

kelompok saja, kelompok yang lainnya menanggapinya. Pada tahap

presentasi ini tampaknya masih banyak siswa belum aktif terlibat

dalam proses dan sebagian besar siswa belum dapat menghapalkan

ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik dan benar. Siswa yang aktif masih

didominasi oleh siswa-siswa yang pintar saja. Presentasi kelompok

tersebut memerlukan durasi waktu 28 menit.

Pada proses belajar dalam kelompok, pada umumnya siswa

mengikuti pembelajaran secara sungguh-sungguh. Akan tetapi, karena

sebagian besar siswa belum terbiasa melakukan pembel-ajaran secara

kelompok seperti ini, maka hasil proses pembelajaran dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.3 Data penilaian proses pembelajaran siklus I

Kelompok Aspek 1

Aspek 2

Aspek 3

Aspek 4

Aspek 5

Rata-rata Kesimpulan

1 B B C C B B Great Team

2 B B K C C C Good Team

3 B C C C C C Good Team

4 B C B C B B Great Team

5 C C C C C C Good Team

6 B B C C B C Great Team

7 C C C K C C Good Team

8 C K C C K C Good Team

Keterangan:

Aspek 1 = Keterlibatan seluruh anggota kelompok dalam identifikasi permasalahan

Aspek 2 = Pelaksanaan/kelancaran kegiatan diskusi kelompok yang dilakukan

Aspek 3 = Kecermatan dalam pencatatan hasil diskusi

Page 71: STAD Baca Tulis Al-Quran

71

Aspek 4 = Keluasan dan kedalaman penggunaan referensi

Aspek 5 = Urun saran/ partisipasi

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

Dari hasil pengamatan terhadap setiap kelompok data diperoleh

hasil 3 kelompok termasuk kategori GREAT TEAM dan 5 kelompok

termasuk kategori GOOD TEAM.

Akhir pembelajaran ditutup dengan kuis selama 25 menit

kemudian melaksanakan refleksi selama 5 menit.

iii. Hasil Pembelajaran

Hasil pembelajaran secara keseluruhan belum menunjukkan hasil yang

memuaskan. Dari 32 siswa yang mengikuti pembelajaran, rata-rata

perolehan nilai adalah 60,59 dengan data selengkapnya sebagai berikut.

Tabel 4.4 Data empirik hasil pembelajaran menemukan dan menghapalkan Ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan perintah shalat dan zakat siswa

kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur pada Siklus I

No. NIS Nama Siswa L/P Jumlah Skor

Nilai Perolehan Ketuntasan

1 1011.10.001 Kiki Syarif H L 38 54,29 Belum Tuntas 2 1011.10.002 Fahri M. Fauzi L 48 68,57 Tuntas 3 1011.10.003 Rizal Jaelani L 48 68,57 Tuntas 4 1011.10.004 Fani Fajar Lestari P 47 67,14 Tuntas 5 1011.10.005 Sella Anjani P 49 70,00 Tuntas 6 1011.10.006 Siti Rahmawati P 44 62,86 Belum Tuntas 7 1011.10.007 Ramadan Nugraha L 41 58,57 Belum Tuntas 8 1011.10.008 Cecep Mubarok H L 40 57,14 Belum Tuntas 9 1011.10.009 Sulastri P 42 60,00 Belum Tuntas 10 1011.10.010 Imas Nurgayani P 56 80,00 Tuntas 11 1011.10.011 Saepuloh L 45 64,29 Belum Tuntas 12 1011.10.012 Memey Meli P 51 72,86 Tuntas 13 1011.10.013 Ayu Sri Elpiandi P 51 72,86 Tuntas

Page 72: STAD Baca Tulis Al-Quran

72

No. NIS Nama Siswa L/P Jumlah Skor

Nilai Perolehan Ketuntasan

14 1011.10.014 Arni Yuniar P 49 70,00 Tuntas 15 1011.10.015 Erpan Mulyana L 20 28,57 Belum Tuntas 16 1011.10.016 Yesi Fitriayanti P 46 65,71 Tuntas 17 1011.10.017 Mela Oktaviani N P 46 65,71 Tuntas 18 1011.10.018 Bilal M. Bilal L 50 71,43 Tuntas 19 1011.10.019 Dimas Maulana A L 34 48,57 Belum Tuntas 20 1011.10.020 Suci F. Karmina P 49 70,00 Tuntas 21 1011.10.021 Melani Supriani P 59 84,29 Tuntas 22 1011.10.022 Sri Rizki Patonah P 52 74,29 Tuntas 23 1011.10.023 Angga Maulana L 38 54,29 Belum Tuntas 24 1011.10.024 Sumarna L 37 52,86 Belum Tuntas 25 1011.10.025 Sirojudin L 31 44,29 Belum Tuntas 26 1011.10.026 Pitriani P 30 42,86 Belum Tuntas 27 1011.10.027 Wulan Riska Rahayu P 54 77,14 Tuntas 28 1011.10.028 Riki Gunawan L 29 41,43 Belum Tuntas 29 1011.10.029 Riska Selpia P 57 81,43 Tuntas 30 1011.10.030 Nurasiah P 31 44,29 Belum Tuntas 31 1011.10.031 Doni Firmansyah L 33 47,14 Belum Tuntas 32 1011.10.032 Ristiani P 62 88,57 Tuntas

JUMLAH SKOR 1407 2010,00 17 SKOR RATA-RATA 43,97 62,81 SKOR TERTINGGI 62 88,57 SKOR TERENDAH 20 28,57

SKOR IDEAL 70 100 KKM 65

STANDAR DEVIASI 11,032 PERSENTASE KETUNTASAN 62,81 62,81 53,13 %

Dari hasil penelitian siklus I diperoleh fakta bahwa rata-rata

nilai perolehan siswa dalam memahami kompetensi dasar ”menemukan

dan menghapalkan ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan

perintah melaksanakan shalat dan zakat” adalah 62,81 dengan nilai

tertinggi 88,57 dan nilai terendah 28,57. Rata-rata perolehan nilai ini

masih berada di bawah kriteria ketuntasan minimum yang

dipersyaratkan, yakni 65. Di samping itu, jumlah siswa yang mencapai

Page 73: STAD Baca Tulis Al-Quran

73

ketuntasan pada siklus I ini adalah 17 orang dari jumlah siswa

sebanyak 32 orang atau hanya sebanyak 53,13 %, padahal ketuntasan

klasikan yang dipersyaratkan adalah 85 %.

Data grafik perolehan hasil pelajar dapat ditampilkan sebagai

berikut.

62,81

88,57

28,57

1715

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Nilai Rata‐rata

NilaiTertinggi

NilaiTerendah

JumlahSiswa

Tuntas

SiswaBelumTuntas

Gambar 4.1 Grafik Perolehan Nilai Hasil Pembelajaran Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur pada Siklus I

Berdasarkan data perolehan di atas, diperlukan perlakuan

tindakan pada siklus II.

iv. Observasi / Pengamatan

Aspek-aspek yang diamati pada siklus I ini meliputi kegiatan

belajar siswa yang masih ragu-ragu dalam mengemukakan jawabannya.

Wawasan siswa tentang aspek-aspek kepemerintahan relatif sangat

terbatas sehingga diperlukan penjelasan dan pelayan-an siswa secara

lebih intensif.

Page 74: STAD Baca Tulis Al-Quran

74

Pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti secara

konseptual sudah memenuhi persyaratan, tetapi pada praktiknya masih

terdapat kesalahan yang disebabkan kurangnya komunikasi dengan

siswa. Jumlah kelompok siswa yang relatif banyak (8 kelompok) dapat

mengganggu tingkat pelayanan guru terhadap kelompok-kelompok

siswa tersebut. Kurangnya pelayan-an ini berakibat kepada rendahnya

kemampuan analisis siswa terhadap materi pembelajaran.

v. Refleksi

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada proses pembelajaran dan

hasil pembelajaran, diperlukan pembelajaran pada siklus berikutnya.

Pada siklus kedua ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dan

ditambah. Perbaikan pertama adalah pada penentuan anggota kelompok

dengan menempatkan siswa yang memiliki kemampuan akademis di

atas rata-rata kepada setiap kelompok secara merata (pada siklus I

terdapat 17 siswa yang memiliki kemampuan akademis di atas KKM,

ke-17 siswa ini kemudian disebar ke 8 kelompok secara merata).

Perbaikan kedua adalah memberikan rangsangan dengan memberikan

beberapa ayat yang sering dibacakan. Di samping itu, saran yang

disampaikan oleh observer berkaitan dengan perlakuan setiap

kelompok, khususnya dalam memberikan penghargaan diupayakan

lebih terbuka.

Atas dasar pertimbangan hasil refleksi inilah rencana pembelajar-an

siklus II kemudian disusun. Struktur pembelajaran dibuat sedemikian

Page 75: STAD Baca Tulis Al-Quran

75

rupa sehingga pengelolaan pembelajaran dapat lebih mudah dan

komunikatif.

b. Siklus II

i. Perencanaan Tindakan

Siklus II penelitian tindakan ini merupakan perbaikan dari temuan-

temuan dan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada siklus I.

Kekurangan yang ditemukan pada siklus I ini meliputi aspek-aspek

sebagai berikut.

a) Pembagian kelompok pada siklus I masih bersifat homogen

sehingga perlu diperbaiki secara sistematis agar siswa secara

heterogen berkumpul dalam kelompoknya secara merata.

b) Rencana pelaksanaan pembelajaran yang diperbaiki leih mengacu

kepada perbaikan kompetensi siswa sohingga tingkat kesulitan soal

dipermudah dengan pemberian penghargaan yang lebih konkret.

c) Permasalahan yang diajukan kepada siswa lebih diperjelas dengan

memberi tahu beberapa ayat Al-Qur’an dengan menyebutkan nama

surahnya.

ii. Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran siklus II berjalan sesuai dengan perencanaan yang

tersusun dalam RPP. Perubahan kelompok dilakukan sebelum kegiatan

pembelajaran dimulai karena memakan waktu yang relatif lama. Proses

pemanasan ini berisi penjelasan tentang rencana perubahan kelompok

belajar serta perubahan permasalahan. Sementara itu, tujuan

Page 76: STAD Baca Tulis Al-Quran

76

pembelajaran serta kriteria ketuntasan minimum pada kompetensi dasar

ini kembali diinformasikan kepada siswa.

Prosedur pembelajaran yang berlangsung selama siklus II ini

dapat diuraikan sebagai berikut.

• Siswa melaksanakan proses eksplorasi dengan menelaah indeks Al-

Qur’an dalam bentuk terjemahan yang dikeluarkan oleh

Departemen Agama.

• Setiap kelompok siswa sudah mulai tearah dan sistematis dalam

melakukan pemecahan masalah. Hal ini tampak pada proses

pembelajaran yang dilalui mereka dengan langsung menyusun

kerangka pemecahan masalah secara sistematis.

• Diskusi pada tahap eksplorasi berjalan dengan lancar dan mengolah

permasalahan secara terarah.

• Tahap konsolidasi menampilkan seluruh kelompok dalam me-

nyampaikan hasil diskusi kelompok. Sumbang saran dan per-baikan

isi materi berkembang selama presentasi sesuai dengan kondisi

yang berlangsung.

• Siswa memperoleh penguatan hasil diskusi dan justifikasi hasil

belajar.

• Setiap siswa melaksanakan tes penguasaan kompetensi dasar yang

diperoleh selama pembelajaran. Tes penguasaan kompetensi dasar

dalam pembelajaran ini dilakukan selama 30 menit sebagai bentuk

proses pembentukan sikap.

Page 77: STAD Baca Tulis Al-Quran

77

iii. Hasil Pembelajaran

Hasil pembelajaran yang diperoleh ada dua macam, yakni

pengamatan atas proses pembelajaran dan hasil tes pemahaman materi

pembelajaran. Hasil pembelajaran selengkapnya yang meliputi ketiga

jenis penilaian di atas dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini.

Tabel 4.5 Data penilaian proses pembelajaran siklus II

Kelompok Aspek 1

Aspek 2

Aspek 3

Aspek 4

Aspek 5 Kesimpulan

1 A B B B B Great Team

2 A B B B B Great Team

3 A A B A B Super Team

4 B B B B B Great Team

5 A A B A B Super Team

6 B A B B B Great Team

7 B A A A A Super Team

8 A A A A A Super Team

Keterangan:

Aspek 1 = Keterlibatan seluruh anggota kelompok dalam identifikasi permasalahan

Aspek 2 = Pelaksanaan/kelancaran kegiatan diskusi kelompok yang dilakukan

Aspek 3 = Kecermatan dalam pencatatan hasil diskusi

Aspek 4 = Keluasan dan kedalaman penggunaan referensi

Aspek 5 = Urun saran/ partisipasi

A = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

K = Kurang

Sementara itu, hasil pembelajaran secara keseluruhan belum

menunjukkan hasil yang memuaskan. Dari 44 siswa yang mengikuti

Page 78: STAD Baca Tulis Al-Quran

78

pembelajaran, rata-rata perolehan nilai adalah 81,91 dengan data

rekapitulasi selengkapnya sebagai berikut.

Tabel 4.6 Data empirik hasil pembelajaran menemukan dan menghapalkan Ayat-ayat Al-Quran yang berkaitan dengan perintah shalat dan zakat siswa

kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur pada Siklus II

No. NIS Nama Siswa L/P Jumlah Skor

Nilai Perolehan

Ketun-tasan

1 1011.10.001 Kiki Syarif H L 52 74,29 Tuntas

2 1011.10.002 Fahri M. Fauzi L 52 74,29 Tuntas

3 1011.10.003 Rizal Jaelani L 57 81,43 Tuntas

4 1011.10.004 Fani Fajar Lestari P 58 82,86 Tuntas

5 1011.10.005 Sella Anjani P 58 82,86 Tuntas

6 1011.10.006 Siti Rahmawati P 63 90,00 Tuntas

7 1011.10.007 Ramadan Nugraha L 58 82,86 Tuntas

8 1011.10.008 Cecep Mubarok H L 57 81,43 Tuntas

9 1011.10.009 Sulastri P 57 81,43 Tuntas

10 1011.10.010 Imas Nurgayani P 65 92,86 Tuntas

11 1011.10.011 Saepuloh L 55 78,57 Tuntas

12 1011.10.012 Memey Meli P 56 80,00 Tuntas

13 1011.10.013 Ayu Sri Elpiandi P 58 82,86 Tuntas

14 1011.10.014 Arni Yuniar P 62 88,57 Tuntas

15 1011.10.015 Erpan Mulyana L 58 82,86 Tuntas

16 1011.10.016 Yesi Fitriayanti P 55 78,57 Tuntas

17 1011.10.017 Mela Oktaviani N P 58 82,86 Tuntas

18 1011.10.018 Bilal M. Bilal L 60 85,71 Tuntas

19 1011.10.019 Dimas Maulana A L 55 78,57 Tuntas

20 1011.10.020 Suci F. Karmina P 58 82,86 Tuntas

21 1011.10.021 Melani Supriani P 63 90,00 Tuntas

22 1011.10.022 Sri Rizki Patonah P 60 85,71 Tuntas

23 1011.10.023 Angga Maulana L 48 68,57 Tuntas

24 1011.10.024 Sumarna L 47 67,14 Tuntas

25 1011.10.025 Sirojudin L 51 72,86 Tuntas

26 1011.10.026 Pitriani P 46 65,71 Tuntas

27 1011.10.027 Wulan Riska Rahayu P 61 87,14 Tuntas

28 1011.10.028 Riki Gunawan L 50 71,43 Tuntas

Page 79: STAD Baca Tulis Al-Quran

79

No. NIS Nama Siswa L/P Jumlah Skor

Nilai Perolehan

Ketun-tasan

29 1011.10.029 Riska Selpia P 65 92,86 Tuntas

30 1011.10.030 Nurasiah P 50 71,43 Tuntas

31 1011.10.031 Doni Firmansyah L 52 74,29 Tuntas

32 1011.10.032 Ristiani P 65 92,86 Tuntas

JUMLAH SKOR 1810 2585,71 32

SKOR RATA-RATA 56,56 80,80

SKOR TERTINGGI 65 92,86

SKOR TERENDAH 46 65,71

SKOR IDEAL 20 100

KKM 65

STANDAR DEVIASI 7,471

PERSENTASE KETUNTASAN 282,81 80,80 100,00

Berdasarkan data tabel di atas diketahui bahwa rata-rata nilai

hasil pembelajaran siklus II adalah 80,80 dengan nilai ter-tinggi 92,86

dan nilai terendah 65,71. Jika nilai tersebut dikomparasikan dengan

kriteria ketuntasan minimum (65), maka proses pembel-ajaran

kompetensi dasar ”menemukan dan menghapalkan ayat-ayat Al-Quran

yang berhubungan dengan perintah melaksanakan shalat dan zakat”

telah dianggap tuntas. Seluruh siswa telah mencapai ketuntasan

sehingga tingkat ketuntasan pembelajaran pada siklus II ini mencapai

100 % yang ternyata lebih tinggi dari prasyarat ketuntasan klasikal

sebesar 85 %. Oleh karena itu, tidak diperlukan perlakuan

pembelajaran pada siklus berikutnya.

Data grafik perolehan hasil pelajar dapat ditampilkan sebagai

berikut.

Page 80: STAD Baca Tulis Al-Quran

80

80,8

92,86

65,71

32

00

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Nilai Rata‐rata

NilaiTertinggi

NilaiTerendah

JumlahSiswa

Tuntas

SiswaBelumTuntas

Gambar 4.2 Grafik Perolehan Nilai Hasil Pembelajaran Siswa kelas X SMA

Al-Qur’an Cianjur pada Siklus II

iv. Observasi/Pengamatan

Peningkatan pembelajaran pada hasil pembelajaran siklus II ini

sangat terlihat. Aktivitas diskusi yang berlangsung pada masing-masing

kelompok berjalan cukup dinamis dan cepat. Di samping itu, hasil

pembelajaran yang diperoleh siswa telah meningkat lebih baik

dibandingkan dengan siklus I.

Dalam pengamatan observer, kegiatan pembelajaran sudah

berlangsung jauh lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Pelayanan

siswa dalam kelompok belajar dapat terpenuhi dengan baik meskipun

dalam waktu yang sangat terbatas.

v. Refleksi

Refleksi pada pembelajaran siklus II ini diisi dengan kesimpulan-

kesimpulan pembelajaran. Pada umumnya proses pem-belajaran

berjalan sangat lancar karena seluruh siswa sudah memahami arah

Page 81: STAD Baca Tulis Al-Quran

81

pembelajaran dengan baik. Pemahaman arah dan sistematika

pembelajaran tersebut berdampak kepada hasil pem-belajaran yang

rata-rata berada di atas kriteria ketuntasan minimum (> 65,00).

Meskipun demikian, masih terdapat kekurangan dalam hal penyesuaian

diri siswa terhadap situasi pembelajaran yang baru dilakukannya.

3. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam Menguasai Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Quran pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur

Efektivitas pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams

Achievement Division) dalam menguasai mata pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an

ditentukan dengan cara membandingkan hasil pembelajaran siklus I dengan

hasil pembelajaran siklus II. Pada analisis ini akan dilakukan

pengidentifikasian dan pengujian atas distribusi frekuensi data hasil penelitian,

penentuan simpangan baku, serta normalitas distribusi data. Pengujian

normalitas distribusi data menggunakan perhitungan dengan Chi Kuadrat (χ2).

Untuk mengukur tingkat efektivitas pembelajaran ini dilakukan analisis

statistik komparatif (perbandingan) dengan mengajukan hipotesis statistik

sebagai berikut.

HO : µ1 = µ2 : Tidak terdapat perbedaan antara hasil pembelajaran

menemukan dan menghapalkan ayat-ayat Al-Quran yang

berhubungan dengan perintah melaksanakan shalat dan zakat pada

siklus I dan siklus II.

Page 82: STAD Baca Tulis Al-Quran

82

HA : µ1 ≠ µ2 : Terdapat perbedaan antara hasil pembelajaran menemukan dan

menghapalkan ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan

perintah melaksanakan shalat dan zakat pada siklus I dan siklus II.

Berdasarkan hasil pengujian statistik tersebut dapat ditentukan jika HO

diterima, maka pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak efektif meningkatkan

kemampuan siswa dalam mata pelajaran muatan lokal Baca Tulis Al-Quran.

Sebaliknya, jika HO ditolak dan HA diterima, maka pembelajaran kooperatif

tipe STAD efektif meningkatkan kemampuan siswa dalam mata pelajaran

muatan lokal Baca Tulis Al-Quran.

Langkah-langkah pengujian statistik dilakukan dengan mengguna-kan

aplikasi Microsoft Excel dan SPSS 11.0 for Windows untuk memper-mudah

pengolahan. Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Menguji Normalitas Distribusi Kedua Data Siklus I dan II

Pengujian normalitas distribusi data dilakukan sebagai persyaratan

pengujian statistik. Cara pengujian yang dilakukan adalah dengan me-

lakukan uji χ2 (Chi Kuadrat). Hasil pengolahan data dengan menggunakan

SPSS 11.0 for Windows diketahui hasilnya sebagaimana terlihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.7

Data Hasil Pengujian Chi-Kuadrat pada Siklus I dan Siklus II

Data Siklus I Data Siklus II

Chi-Square 8,000 10,450

df 9 5

Asymp. Sig. ,534 ,013 a 10 cells (100,0%) have expected frequencies less than 5. The

minimum expected cell frequency is 3,2.

Page 83: STAD Baca Tulis Al-Quran

83

b 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 5,3.

Dalam pengujian dengan menggunakan SPSS 11.0 for Windows

pada taraf signifikansi 1% diperoleh harga χ2hitung untuk Siklus I adalah

8,000 dan untuk Siklus II adalah 10,450. Sebuah data dikatakan dapat

berdistribusi normal jika harga χ2hitung < χ2

tabel (Chi-kuadrat hitung lebih

kecil daripada Chi-kuadrat tabel). Untuk dapat membandingkan harga Chi-

kuadrat tersebut, diperlukan harga Chi kuadrat tabel yang diperoleh dengan

menggunakan rumus sebagai berikut.

χ2tabel = χ2

(1 - α) (k - 3)

Nilai k diperoleh dari perhitungan

k = 1 + 3,33 log n

= 1 + 3,33 log 32

= 1 + (3,33 x 1,505)

= 1 + 5,012

= 6,012 dan dibulatkan menjadi 6

Sehingga χ2tabel = χ2

(1 - α) (k - 3)

= χ2(1 – 0.01) (6 - 3)

= χ2(0,99) (3)

Jadi, pada dk 3 dan taraf signifikansi 1% ternyata harga χ2tabel

adalah 11,341. Dengan demikian dapat dibuktikan bahwa kedua data hasil

pembelajaran siklus I dan siklus II berdistribusi normal karena harga

χ2hitung < χ2

tabel.

Di mana: k = panjang kelas n = jumlah sampel

Page 84: STAD Baca Tulis Al-Quran

84

b. Menguji Homogenitas Varian Kedua Data Siklus I dan II

Untuk menentukan ada atau tidak adanya perbedaan antara kedua tes,

terlebih dahulu harus dilakukan pengujian homogenitas kedua varians

dengan menggunakan rumus berikut ini.

F = lVarianKeci

arVariansBes = 55,815841

121,705024)471,7()032,11(2

2

= = 2,18407 ≈ 2,184

Varians besar (V1) adalah (SD1)2 yakni (11,032)2

Varians kecil (V2) adalah (SD)2 yakni (7,471)2

Dari perhitungan di atas dapat diketahui Fhitung = 2,184

Derajat kebebasan ditentukan dengan rumus:

db1 = n1 – 1 >> db1 = 32 – 1 = 31

db2 = n2 – 1 >> db2 = 32 – 1 = 31

Untuk menentukan nilai Ftabel dari daftar pada taraf signifikansi 5 % adalah

F0,05(32/32).

F0,05(30/32) = 2,38

F0,05(40/32) = 2,29

0,09

Berdasarkan perhitungan di atas ternyata Fhitung < F0,01(32/32), yakni 2,184

< 2,335 yang mengandung makna pada taraf signifikansi 5 % kedua varian

homogen sehingga analisis dapat dilanjutkan dengan uji t.

c. Melakukan Uji t untuk menguji Hipotesis Statistik.

Uji t dua pihak digunakan untuk menentukan adanya perbedaan antara data

hasil pembelajaran Siklus I dan hasil pembelajaran Siklus II. Hasil

F0,01(32/32) = 2,38 - ½(0,09) = 2,335

Page 85: STAD Baca Tulis Al-Quran

85

perhitungan dengan menggunakan aplikasi SPSS 11.0 for Windows

menunjukkan hasil sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel. 4.8 Hasil Uji t Dua Pihak

Paired Differences

Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of

the Difference

t df Sig. (2-tailed)

Lower Upper Data Siklus I - Data Siklus II 21,8750 11,96433 2,11501 26,1886 17,5614 10,343 31 ,000

Data di atas menunjukkan hasil bahwa thitung untuk data siklus I dan siklus

II adalah 10,343. Agar dapat dibandingkan, maka harus dicari nilai ttabel.

Rumus yang digunakan pada uji t dua pihak adalah ttabel = t(1 - ½α x db)

pada taraf signifikansi (α) = 0,05 dan db = 30.

Nilai t yang akan dicari adalah t(0,95)(31) dalam daftar t.

t(0,95)(30) = 2,042

t(0,95)(60) = 2,000

Selisih = 0,042

Jadi, thitung = 10,343 dan ttabel = 2,021

Hipotesis statistik yang diajukan pada pengujian t sepihak adalah sebagai

berikut.

HO : µ1 = µ2 : Tidak terdapat perbedaan antara hasil pembelajaran

menemukan dan menghapalkan ayat-ayat Al-Quran yang

berhubungan dengan perintah melaksanakan shalat dan zakat

pada siklus I dan siklus II.

t(0,95)(31) = 2,042 - )042,0(6030 = 2,021

Page 86: STAD Baca Tulis Al-Quran

86

HA : µ1 ≠ µ2 : Terdapat perbedaan antara hasil pembelajaran menemukan

dan menghapalkan ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan

dengan perintah melaksanakan shalat dan zakat pada siklus I dan

siklus II.

Berdasarkan ketentuan Ho diterima jika –ttabel < thitung < ttabel. Pada

konteks ini ternyata -2,021 < 10,343 > 2,021. Artinya, Ho ditolak da HA

diterima yang mengandung makna bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil pembelajaran siklus I dan hasil pembel-ajaran siklus

II pada kompetensi dasar menemukan dan menghapalkan ayat-ayat Al-

Quran yang berhubungan dengan perintah melaksanakan shalat dan zakat.

B. Pembahasan

1. Struktur Isi Perencanaan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam Menguasai Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Quran pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah bentuk perencana-an

pembelajaran yang disusun sendiri oleh guru pada saat akan menyam-paikan

satu kompetensi dasar tertentu. RPP merupakan pegangan bagi guru dalam

melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan

untuk setiap Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam

RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran

dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar (Depdiknas,

2006c:2).

Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompe-tensi

yang memayungi Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP-nya. Di

Page 87: STAD Baca Tulis Al-Quran

87

dalam RPP secara rinci harus dimuat tujuan pembelajaran, materi

pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembel-ajaran,

sumber belajar, dan penilaian.

Identitas RPP sebagai perangkat penelitian telah dicantumkan dengan

benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Berdasarkan hasil analisis yang

dilakukan di atas secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa format rencana

pelaksanaan pembelajaran menemukan dan menghapalkan ayat-ayat Al-Quran

yang berhubungan dengan perintah melaksanakan shalat dan zakat telah sesuai

dengan ketentuan yang digariskan dalam Panduan Pengembangan RPP Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2006c). Secara operasional, rencana

pelaksanaan pembelajaran tersebut telah memiliki keterbacaan dan dapat

digunakan oleh siapa saja serta dalam lingkungan pembelajaran apa pun.

Sebagaimana dikemukakan pada analisis di atas, sebuah model

pembelajaran merupakan rumusan atau rencana dan strategi yang digunakan

dalam upaya memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Pada sebuah

model pembelajaran terkandung pendekatan, metode, serta teknik

pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Dengan kata

lain, model pembelajaran adalah strategi yang diterapkan dalam upaya

memberikan suatu materi pembelajaran tertentu dengan menggunakan

pendekatan, metode, serta teknik pembelajaran yang diduga tepat sesuai

dengan asumsi kondisi siswa yang ada. Oleh sebab itu, pada sebuah model

pembelajaran harus termuat di dalamnya rumusan strategi pembelajaran

(pendekatan, metode, dan teknik), rumusan materi pembelajaran, serta

prosedur penilaian secara keseluruhan.

Page 88: STAD Baca Tulis Al-Quran

88

Hasil analisis atas model pembelajaran menemukan dan menghapal-kan

ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan perintah melaksanakan shalat

dan zakat ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan rumusan model

pembelajaran yang dipersiapkan telah mencerminkan adanya stra-tegi

pembelajaran, rumusan materi pembelajaran, dan prosedur penilaian. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran menemukan dan

menghapalkan ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan perintah

melaksanakan shalat dan zakat dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran

karena di dalamnya telah termuat rumusan-rumusan yang diperlukan bagi

sebuah proses pembelajaran siswa.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam Menguasai Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Quran pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur

Proses pembelajaran merupakan inti kegiatan belajar mengajar serta

merupakan sasaran performansi guru. Hal-hal yang dipikirkan, direncana-kan,

dan dirumuskan melalui perangkat perencanaan pembelajaran diarahkan

kepada satu tujuan, yakni pelaksanaan proses pembelajaran. Keberhasilan

pencapaian tujuan dalam pembelajaran akan sangat bergantung kepada

kemampuan guru dalam mengkomunikasikan rumusan yang telah dibuatnya

dalam bentuk perencanaan pembelajaran.

Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa prinsip

pembelajaran adalah kerangka teori yang mengarahkan bagaimana seharusnya

sebuah metode pembelajaran digunakan dilihat dari segi-segi bahan yang

diajarkan, proses belajar mengajar, guru yang mengajarkan, siswa yang

mempelajari, serta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Konsep dasar

Page 89: STAD Baca Tulis Al-Quran

89

pertama yang perlu memperoleh perhatian dalam pembelajaran, khususnya

mata pelajaran muatan lokal Baca Tulis Al-Qur’an, adalah konstruktvisme.

Slavin, dalam Depdiknas (2002:10) mengemukakan bahwa ”konstruktivisme

merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan CTL, yaitu bahwa

pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-

konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah

yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia hanya mengkonstruksi

pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Berdasarkan

teori tersebut dapat dilihat bahwa konstruktivisme adalah faham pembelajaran

yang berasumsi bahwa pengetahuan seseorang dibentuk secara bertahap dari

hal-hal yang mendasar kemudian berkembang ke pemerolehan pengembangan

yang lebih luas dan lebih kompleks.

Deskripsi dan pembahasan pembelajaran yang disajikan di sini

merupakan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan penerapan model

pembelajaran menemukan dan menghapalkan ayat-ayat Al-Quran yang

berhubungan dengan perintah melaksanakan shalat dan zakat dengan

menggunakan pendekatan kooperatif tipe STAD. Aspek-aspek yang diamati

disesuaikan dengan prosedur atau langkah-langkah pembelajaran yang

ditempuh.

a. Proses pembelajaran diawali dengan pembentukan komunitas belajar

dalam bentuk kelompok pasangan siswa sehingga dalam kelas terdapat 8

(delapan) kelompok. Kegiatan pembentukan kelompok ini berlangsung

selama 3 menit dan setelah ditambah dengan pelaksanaan pengarahan

pendahuluan yang seluruhnya memakan waktu 7 menit.

Page 90: STAD Baca Tulis Al-Quran

90

b. Setiap pasangan siswa memperoleh penjelasan mengenai prosedur

pembelajaran yang akan dilakukan, di samping memperoleh lembar

petunjuk pembelajaran. Pada langkah ini, setiap kelompok siswa

memahami dengan baik petunjuk yang diberikan sehingga proses

penjelasan ini berjalan relatif singkat, yakni kurang dari 10 menit.

c. Setiap kelompok siswa memperoleh sebuah Al-Quran dengan

terjemahannya yang harus dibaca sesuai dengan petunjuk dan prosedur

pembelajaran yang telah dijelaskan.

d. Proses eksplorasi pembelajaran dilakukan dengan cara mengamati

karakteristik sebuah ensiklopedi secara bersama-sama. Pada umumnya

siswa melakukan kegiatan pengamatan terhadap karakteristik Al-Qur’an

ini dengan cermat sehingga suasana kelas menjadi hening.

e. Pada proses diskusi kelompok, sesuai dengan langkah-langkah yang

disusun, siswa melakukan kegiatan ini dengan dinamis. Pada kegiatan ini

siswa menyimpulkan karakteristik penempatan indeks dalam Al-Quran,

cara menemukan ayat-ayat yang dimaksud secara cepat dengan

menggunakan teknik membaca memindai serta pembelajaran kooperatif

tipe STAD. Pada umumnya setiap kelompok siswa mampu menemukan

ayat-ayat yang ditugaskan dan berusaha menghapalkan-nya sehingga dapat

disimpulkan bahwa tahap eksplorasi pembelajaran berlangsung dengan

baik. Proses eksplorasi ini berlangsung selama 17 menit.

f. Tahap berikutnya dari kegiatan pembelajaran adalah kegiatan konsolidasi

di mana setiap kelompok siswa menyampaikan hasil diskusinya berupa

kesimpulan dan komentar atas tata cara membaca dan menemukan ayat-

Page 91: STAD Baca Tulis Al-Quran

91

ayat Al-Quran yang dimaksud secara cepat. Pada tahap ini terdapat

keberagaman kesimpulan yang kemudian memper-oleh penguatan dari

guru mata pelajaran.

g. Tahap elaborasi dilakukan dengan cara menerapkan hasil kesimpulan siswa

dalam praktik menemukan dan menghapalkan ayat-ayat Al-Quran yang

berhubungan dengan perintah melaksanakan shalat dan zakat. Pada tahap

ini setiap pasangan siswa harus menemukan sebuah kata yang ditetapkan

secara cepat dengan teknik membaca memindai. Prosedur penggunaan Al-

Quran dalam kegiatan menemukan dan menghapalkan ayat-ayat yang

berhubungan dengan perintah melak-sanakan shalat dan zakat dilakukan

secara bergantian antar-pasangan. Ketika siswa yang satu melakukan

kegiatan, maka siswa lainnya menghitung waktu tempuh pencarian

informasi dan membaca infor-masi tersebut. Demikian pula sebaliknya.

h. Kegiatan refleksi dilakukan sebagai penutup pembelajaran. Pada tahap ini

siswa melakukan kegiatan perenungan kembali proses pembel-ajaran dan

mayoritas siswa menyatakan bahwa mereka merasa puas dengan proses

belajar yang telah dilaluinya.

Berdasarkan analisis yang dilakukan atas penilaian yang diberikan oleh

guru pamong, guru pendamping, dan kepala sekolah, dapat disimpul-kan

bahwa secara keseluruhan proses pembelajaran telah berhasil dengan baik dan

sesuai dengan rumusan prosedur pembelajaran yang tertuang dalam silabus

dan model pembelajaran. Di samping itu, aspek pengelolaan pembelajaran

yang dilakukan telah sesuai dengan strategi pembelajaran yang dirumuskan

dalam model pembelajaran.

Page 92: STAD Baca Tulis Al-Quran

92

3. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dalam Menguasai Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Quran pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur

Untuk mengukur efektivitas pembelajaran yang dilaksanakan, hasil

pembelajaran siklus I dan hasil pembelajaran siklus II sebagai produk

pembelajaran harus dianalisis dengan menggunakan statistik univariat yang

menggunakan uji t dua pihak. Uji t dua pihak digunakan untuk menentukan

adanya perbedaan antara hasil pembelajaran siklus I dan hasil pembelajaran

siklus II.

Analisis statistik yang dilakukan menunjukkan bahwa hasil pembel-

ajaran yang diukur melalui hasil pembelajaran siklus II jauh lebih baik

daripada hasil pembelajaran siklus II. Hal ini dibuktikan dengan uji t dua pihak

yang menunjukkan bahwa harga –ttabel < thitung > ttabel, atau -2,021 < 10,343 >

2,021. Pada pengujian ini Ho ditolak yang mengandung makna bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran siklus I dan hasil

pembelajaran siklus II pembelajaran membaca ensiklopedi dengan teknik

memindai (scanning).

Pengujian statistik serta data hasil pembelajaran siklus I dan hasil;

pembelajaran siklus II tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) ternyata efektif

dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menemukan dan menghapalkan

ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan perintah melaksanakan shalat

dan zakat.

Page 93: STAD Baca Tulis Al-Quran

93

C. Pembuktian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ”proses pembelajaran menemukan dan

menghapalkan ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan perintah

melaksanakan shalat dan zakat dengan menggunakan pembelajaran kooperatid tipe

STAD dapat meningkatkan kemampuan dan dapat mengubah perilaku belajar siswa

kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur Semester 2 Tahun Pelajaran 2010-2011”.

Untuk membuktikan hipotesis di atas disusun hipotesis statistik sebagai

berikut.

HO : µ1 = µ2 : Tidak terdapat perbedaan antara hasil pembelajaran menemukan

dan menghapalkan ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan

perintah melaksanakan shalat dan zakat pada siklus I dan siklus II.

HA : µ1 ≠ µ2 : Terdapat perbedaan antara hasil pembelajaran menemukan dan

menghapalkan ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan perintah

melaksanakan shalat dan zakat pada siklus I dan siklus II.

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis statistik di atas ternyata dapat

dibuktikan bahwa berdasarkan uji t dua pihak dapat diketahui bahwa thitung =

10,343 dan ttabel = 2,021. Berdasarkan ketentuan Ho diterima jika –ttabel < thitung <

ttabel. Pada konteks ini ternyata -2,21 < 10,343 > 2,021. Artinya, Ho ditolak dan

HA diterima yang mengandung makna bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

antara hasil pembelajaran siklus I dan hasil pembelajaran siklus II pada

kompetensi menemukan dan menghapalkan ayat-ayat Al-Quran yang

berhubungan dengan perintah melaksanakan shalat dan zakat.

Page 94: STAD Baca Tulis Al-Quran

94

Atas dasar hasil analisis hipotesis statistik di atas dapat dibuktikan bahwa

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

berpengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan dalam menemukan dan

menghapalkan ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan perintah

melaksanakan shalat dan zakat pada siswa kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur

tahun pelajaran 2010 – 2011.

Page 95: STAD Baca Tulis Al-Quran

95

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Tujuan umum dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menguji bahwa

model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achieve-ment Division)

berpengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam menemukan

dan menghapal ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan perintah shalat dan

zakat tahun pelajaran 2010 – 2011. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah

(1) mendeskripsikan struktur isi perencana-an pembelajaran kooperatif tipe STAD

(Student Teams Achievement Division) dalam menguasai mata pelajaran baca tulis

Al-Quran; (2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD

(Student Teams Achievement Division) dalam menguasai mata pelajaran baca tulis

Al-Quran; dan (3) mendeskripsikan efektivitas pembelajaran kooperatif tipe

STAD (Student Teams Achievement Division) dalam menguasai mata pelajaran

baca tulis Al-Quran pada siswa kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur.

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan serta analisis atas data

tersebut, diperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil penilaian guru pamong, guru pendamping, dan kepala

madrasah serta hasil analisis yang dilakukan, struktur rencana pelaksana-an

pembelajaran (RPP) pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams

Achievement Division) dalam menemukan dan menghapal ayat-ayat Al-Quran

yang berhubungan dengan perintah shalat dan zakat telah disusun berdasarkan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2008 tentang Standar

Page 96: STAD Baca Tulis Al-Quran

96

Proses serta Panduan Pengembangan Silabus dan RPP (BSNP, 2006) yang di

dalamnya termuat komponen-komponen identitas sekolah, standar kompetensi,

kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, indikator pencapaian hasil belajar,

prosedur pembelajaran, materi esensial pembelajaran, media pembelajaran,

serta penilaian berbasis kelas dan tindak lanjut pembelajaran. Prosedur

pembelajaran yang dirumuskan telah mengandung tahap-tahap atau langkah

pembelajaran yang proporsional dan terdiri atas langkah apersepsi, eksplorasi,

elaborasi, konfirmassi, serta tahap refleksi pembelajaran.

2. Proses pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran menemukan

dan menghapalkan ayat-ayat Al-Quran yang berhubungan dengan dengan

perintah pelaksanaan shalat dan zakat telah berlangsung sesuai dengan

rumusan prosedur pembelajaran yang tertuang dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran dan dilaksanakan dalam dua siklus secara berturut-turut.

Berdasarkan hasil analisis atas penilaian yang dilakukan oleh guru pamong,

guru pendamping, dan kepala madrasah dapat disimpulkan bahwa proses

pembelajaran yang meliputi langkah-langkah apersepsi, eksplorasi, elaborasi,

konfirmasi, dan refleksi terpusat pada siswa. Guru secara umum bertindak

sebagai fasilitator yang melayani siswa selama pembelajaran berlangsung.

Penilaian berbasis kelas dilaksanakan bukan hanya oleh guru, melainkan juga

oleh siswa lain secara terbuka sebagai penghargaan. Proses refleksi telah

menghasilkan masukan-masukan baru bagi perbaikan pengelolaan

pembelajaran bagi guru di masa mendatang.

3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division)

terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa menemukan dan

menghapal ayat-ayat Al-Quran yang erhubungan dengan perintah pelaksanaan

Page 97: STAD Baca Tulis Al-Quran

97

shalat dan zakat. Hal ini dibuktikan dengan pengujian statistik uji t dua pihak

menunjukkan bahwa thitung = 10,343 dan ttabel = 2,021. Berdasarkan ketentuan

Ho diterima jika –ttabel < thitung < ttabel. Pada konteks ini ternyata -2,021 <

10,343 > 2,021. Artinya, Ho ditolak dan HA diterima yang mengandung makna

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran pada

siklus II dan hasil pembelajaran siklus I dalam memahami mata pelajaran Baca

Tulis Al-Qur’an. Atas dasar hasil analisis hipotesis statistik di atas dapat

dibuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams

Achieve-ment Division) berpengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan

siswa dalam menemukan dan menghapal ayat-ayat Al-Quran yang

berhubungan dengan perintah shalat dan zakat pada siswa kelas X SMA Al-

Muawanah Cianjur tahun pelajaran 2010 – 2011.

B. Saran-saran

Saran-saran dan rekomendasi yang dapat disampaikan pada kesempatan ini

adalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran yang berhasil selalu diawali dengan perencanaan yang baik serta

sesuai dengan kondisi siswa. Pada konteks ini, disarankan agar guru mata

pelajaran muatan lokal Baca Tulis Al-Quran di tingkat satuan pendidikan dapat

menyusun perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan baik dan

benar, sesuai dengan kondisi yang berlangsung di sekolah. Perencanaan

pembelajaran ini selayaknya telah menggambarkan model pembelajaran yang

dipilih oleh guru. Pengembangan model pembelajaran yang baik dan tepat

(sesuai dengan kemampuan siswa) merupakan salah satu tugas dan kompetensi

Page 98: STAD Baca Tulis Al-Quran

98

guru yag harus selalu diasah dan dikembangkan sehingga menjadi guru yang

benar-benar profesional.

2. Setiap guru disarankan untuk membuat bahan ajar sendiri karena bahan ajar

yang baik adalah bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan

siswanya. Untuk itu, gurulah yang paling tahu. Hal yang perlu diperhatikan

dalam penyediaan bahan ajar bagi pembelajaran di tingkat sekolah adalah

bahan ajar tersebut harus disusun sesuai dengan kandungan isi dan sistematika

yang direncanakan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.

3. Proses pembelajaran, bagaimanapun juga merupakan inti dari penyelenggaraan

pendidikan. Berhasil tidaknya sebuah proses pendidikan akan sangat

bergantung kepada keberhasilan dalam pengelolaan kegiatan atau proses

pembelajaran ini. Idealnya, sebuah proses pembelajaran dilengkapi dengan

media pembelajaran yang memadai dan komprehensif sehingga proses

pembelajaran akan memiliki makna penting bagi siswa. Oleh sebab itu, sangat

disarankan sekolah mampu memenuhi media pembelajaran secara maksimal

dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran serta kebermaknaan proses

pembelajaran. Sebuah sekolah yang berstandar Nasional sudah selayaknya

memiliki sarana pembelajaran yang lengkap yang dapat selalu digunakan oleh

siswa di saat siswa memerlukannya. Media-media audio yang menyajikan

bacaan Al-Quran baik dalam bentuk qira’at maupun murotal sebaiknya dapat

disajikan untuk membantu siswa dalam proses menghapal.

4. Di samping itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan selayaknya mampu

menyediakan kebutuhan siswa dalam hal meningkatkan kemampuan membaca

dan menghapalkan Al-Qur’an secara komprehensif beserta memahami makna

Page 99: STAD Baca Tulis Al-Quran

99

yang terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, fungsi perpustakaan selayaknya

lebih ditingkatkan dengan menyediakan tafsir dan terjemahan Al-Qur’an yang

baik dan relatigf lengkap.

5. Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan muatan lokal Baca Tulis

Al-Quran di sekolah disarankan untuk lebih banyak memantau aktivitas siswa

dalam melaksanakan pengajian serta kegiatan-kegiatan keagamaan di luar jam

sekolah.

Page 100: STAD Baca Tulis Al-Quran

100

DAFTAR PUSTAKA

Al-Maliki, Muhammad Bin Alawi. 1986. Zubdatul Itqon. Makkah: Darus Syuruq.

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek REVISI IV. Jakarta: Rineka Cipta.

As-suyuti, Imam Jamaluddin. 2006. Samudra Ulumul Qur’an. Jilid I. Surabaya : Bina

Ilmu.

Imam Ghazali. 1983. Ihya ‘Ulumuddin alih bahasa Nurhichmah dan R.H.A. Suminto. Jakarta: Tintamas.

Imam Nawawi. 1964. Riadush Shalihin alih bahasa oleh Salim Bahreisi. Bandung: Al-Ma’arif.

Kasbolah, Kasihani . 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Depdikbud. Jakarta.

Makmun, Abin Syamsuddin. 1996. Psikologi Kependidikan: Belajar dan Pembelajaran, Bandung: CV Remaja Rosda Karya.

Muhibbin Syah. 1995. Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Ratna Wilis Dahar. 1989. Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga.

Tuti Sukamto. 1993. Perancangan dan Pengembangan Sistem Instruksional. Jakarta: Penerbit Intermedia.

Sayuti, Hamid. 2000. Teori-teori Pembelajaran. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Slameto. 1995. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Erlangga.

Subana, M. dkk. 2000. Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia.

Sudjana. 1996. Teknik Analisis Data Kualitatif, Bandung: Penerbit Tarsito.

Surin, Bachtiar. 1986. Adz-Dzikra: Terjemah dan Tafsir Al-Quran, Bandung: Angkasa.

Suyatna, Amir. 2000. Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Bahasa, FBPS UPI Bandung.

Winarno Surakhmad. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsito.

Page 101: STAD Baca Tulis Al-Quran

101

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

I. Identitas

1. Satuan Pendidikan : SMA Al-Muawanah Cianjur

2. Mata Pelajaran : Muatan Lokal Baca Tulis Al-Qur’an

3. Kelas : X

4. Semester : 2

5. Alokasi Waktu : 90 menit

II. Standar Kompetensi

Menghapal ayat-ayat Al-Qur’an dalam surah-surah tertentu.

III. Kompetensi Dasar

Menemukan dan menghapalkan ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan perintah pelaksanaan shalat.

IV. Indikator Pencapaian Kompetensi

1) Menemukan 5 ayat Al-Quran yang berkaitan dengan perintah pelaksanaan shalat.

2) Menghapalkan 5 ayat Al-Quran yang berkaitan dengan perintah pelaksanaan shalat.

V. Tujuan Pembelajaran

Menemukan dan menghapalkan 5 ayat Al-Quran yang berhubungan dengan perintah pelaksanaan shalat.

VI. Materi Pembelajaran

- Surah Al-Baqarah

- Surah Ali Imran

VII. Metode/Model Pembelajaran

Pendekatan Pembelajaran : Pembelajaran kooperatif

Model pembelajaran : STAD (Student Teams Achievement Division)

Teknik pembelajaran : Diskusi kelompok, inkuiri terbimbing, presentasi.

VIII. Alokasi Waktu

2 jam pellajaran masing-masing 45 menit.

Page 102: STAD Baca Tulis Al-Quran

102

IX. Prosedur Pembelajaran

A. Kegiatan Pendahuluan

1. Seluruh siswa memperoleh penjelasan mengenai tujuan pembelajaran, indikator yang harus dicapai, serta kriteria ketuntasan minimum yang harus dicapai.

2. Mempersiapkan siswa dalam kelompok belajar (komunitas belajar) dengan jumlah anggota masing-masing 4 orang setiap kelompok.

3. Setiap kelompok siswa memperoleh lembar kegiatan pembelajaran serta Al-Quran dan terjemahannya.

B. Kegiatan Inti

Fase Prosedur Kegiatan

Eksplorasi 1. Siswa mempelajari lembar kegiatan pembelajaran.

2. Siswa membuka dan membaca Surah Al-Baqarah dan Ali Imran

Elaborasi 3. Siswa berdiskusi untuk menemukan 5 ayat yang berkaitan dengan perintah pelaksanaan shalat dari surat Al-Baqarah dan Ali Imran.

4. Siswa menghapalkan 5 ayat yang berkaitan dengan perintah pelaksanaan shalat dari surat Al-Baqarah dan Ali Imran.

Konfirmasi 5. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya.

6. Kelompok lain memberikan tanggapan dan saran.

7. Siswa melakukan aan Al-Quran.

C. Kegiatan Penutup

1. Guru dan siswa melaksanakan refleksi atas proses dan hasil pembelajaran.

2. Guru menyampaikan apresiasi atas partisipasi siswa selama mengikuti pembelajaran.

X. Penilaian

A. Teknik dan Bentuk Penilaian

No. Indikator Pencapaian Kompetensi

Teknik Penilaian

Bentuk Instrumen Penilaian

1 Menemukan 5 ayat Al-Quran Tes Tertulis Uraian

Page 103: STAD Baca Tulis Al-Quran

103

No. Indikator Pencapaian Kompetensi

Teknik Penilaian

Bentuk Instrumen Penilaian

yang berkaitan dengan perintah pelaksanaan shalat.

2 Menghapalkan 5 ayat Al-Quran yang berkaitan dengan perintah pelaksanaan shalat.

Tes Praktik Demosntrasi

B. Instrumen Penilaian

Nomor Indikator Rumusan Instrumen Penilaian

1 Tuliskanlah 5 ayat yang berkaitan dengan perintah pelaksanaan shalat dan zakat dari Surat Al-Baqarah dan Surat Ali Imran!

2 Bacakanlah 5 ayat yang berkaitan dengan perintah pelaksanaan shalat dan zakat dari Surat Al-Baqarah dan Surat Ali Imran!

C. Pedoman Penilaian

Nomor Indikator Kunci Jawaban Rentang Skor

1 • Menuliskan 5 ayat dengan benar.

• Menuliskan arti/terjemahan ayat dengan benar.

0 – 10

0 – 10

2 • Membacakan 5 ayat dengan lancar.

• Membacakan dengan bacaan yang benar.

0 – 25

0 – 25

JUMLAH RENTANG SKOR IDEAL 0 – 70

Nilai Siswa = 100 x 70

SiswaPerolehan kor Jumlah S

XI. Alat dan Sumber Belajar

A. Sumber Pembelajaran

Departemen Agama RI. 2002. Al-Quran dan Terjemahannya.

Page 104: STAD Baca Tulis Al-Quran

104

Bachtiar Surin. 1986. Tafsir Adz-Dzikra. Bandung: Angkasa

B. Media Pembelajaran

- Media audio.

Cianjur, 5 April 2011

Diketahui oleh: Kepala SMA Al-Muawanah Cianjur Peneliti,

H. WAWAN RIDWAN I, S.Pd., M.H. SAMSUDIN NIP. NIMKO. 0903.0219

Page 105: STAD Baca Tulis Al-Quran

105

LEMBAR PENILAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Judul Penelitian : Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student

Teams Achievement Division) dalam Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Quran di SMA (Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur tahun pelajaran 2010-2011)

Peneliti : SAMSUDIN

NIMKO / NRK : 0903.0219 / 45211.2009

Tempat Penelitian : SMA Al-Muawanah Cianjur

Hasil Penilaian No. Aspek yang Dinilai

Ya Tidak

1 Struktur RPP pembelajaran mengacu kepada ketentuan yang dikeluarkan oleh Depdiknas

2 RPP memuat identitas satuan pendidikan serta standar kompetensi dan kompetensi dasar

3 RPP menyajikan tujuan pembelajaran atau indikator pencapaian kompetensi yang operasional

4 RPP memuat materi esensial pembelajaran dalam tata urutan yang sesuai dengan indikator/tujuan pembelajaran

5 RPP memuat langkah-langkah pembelajaran yang operasional sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2008

6 Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP mencerminkan aktivitas siswa secara keseluruhan

7 Langkah-langkah pembelajaran memberikan peluang penggunaan media pembelajaran yang variatif

8 Model pembelajaran menyajikan pedoman penilaian berbasis kelas dan penilaian sebenarnya (authentic assessment)

Cianjur, .......................................

Penilai:

Guru Pamong,

_______________________

NIP.

Page 106: STAD Baca Tulis Al-Quran

106

LEMBAR PENILAIAN PROSES PEMBELAJARAN

Judul Penelitian : Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student

Teams Achievement Division) dalam Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Quran di SMA (Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur tahun pelajaran 2010-2011)

Peneliti : SAMSUDIN

NIMKO / NRK : 0903.0219 / 45211.2009

Tempat Penelitian : SMA Al-Muawanah Cianjur

Hasil Penilaian No. Aspek yang Dinilai

Ya Tidak

1 Proses pembelajaran diawali dengan apersepsi secara proporsional selama tidak lebih dari 10 menit

2 Proses pembelajaran dibentuk dalam komunitas belajar

3 Proses pembelajaran sesuai dengan runtutan prosedur dalam model pembelajaran

4 Proses pembelajaran berpusat pada siswa

5 Guru melakukan aktivitas sebagai fasilitator kepada seluruh siswa dengan cara berkeliling pada saat diskusi kelompok

6 Guru mengarahkan proses konsolidasi pembelajaran dan memberikan justifikasi

7 Guru dan siswa melaksanakan refleksi secara terbuka

Cianjur, .......................................

Penilai:

Guru Pamong,

_______________________

NIP.

Page 107: STAD Baca Tulis Al-Quran

107

LEMBAR PENILAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Judul Penelitian : Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student

Teams Achievement Division) dalam Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Quran di SMA (Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur tahun pelajaran 2010-2011)

Peneliti : SAMSUDIN

NIMKO / NRK : 0903.0219 / 45211.2009

Tempat Penelitian : SMA Al-Muawanah Cianjur

Hasil Penilaian No. Aspek yang Dinilai

Ya Tidak

1 Struktur RPP pembelajaran mengacu kepada ketentuan yang dikeluarkan oleh Depdiknas

2 RPP memuat identitas satuan pendidikan serta standar kompetensi dan kompetensi dasar

3 RPP menyajikan tujuan pembelajaran atau indikator pencapaian kompetensi yang operasional

4 RPP memuat materi esensial pembelajaran dalam tata urutan yang sesuai dengan indikator/tujuan pembelajaran

5 RPP memuat langkah-langkah pembelajaran yang operasional sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2008

6 Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP mencerminkan aktivitas siswa secara keseluruhan

7 Langkah-langkah pembelajaran memberikan peluang penggunaan media pembelajaran yang variatif

8 Model pembelajaran menyajikan pedoman penilaian berbasis kelas dan penilaian sebenarnya (authentic assessment)

Cianjur, .......................................

Penilai:

Guru Pendamping,

_______________________

NIP.

Page 108: STAD Baca Tulis Al-Quran

108

LEMBAR PENILAIAN PROSES PEMBELAJARAN

Judul Penelitian : Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student

Teams Achievement Division) dalam Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Quran di SMA (Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur tahun pelajaran 2010-2011)

Peneliti : SAMSUDIN

NIMKO / NRK : 0903.0219 / 45211.2009

Tempat Penelitian : SMA Al-Muawanah Cianjur

Hasil Penilaian No. Aspek yang Dinilai

Ya Tidak

1 Proses pembelajaran diawali dengan apersepsi secara proporsional selama tidak lebih dari 10 menit

2 Proses pembelajaran dibentuk dalam komunitas belajar

3 Proses pembelajaran sesuai dengan runtutan prosedur dalam model pembelajaran

4 Proses pembelajaran berpusat pada siswa

5 Guru melakukan aktivitas sebagai fasilitator kepada seluruh siswa dengan cara berkeliling pada saat diskusi kelompok

6 Guru mengarahkan proses konsolidasi pembelajaran dan memberikan justifikasi

7 Guru dan siswa melaksanakan refleksi secara terbuka

Cianjur, .......................................

Penilai:

Guru Pendamping,

_______________________

NIP.

Page 109: STAD Baca Tulis Al-Quran

109

LEMBAR PENILAIAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Judul Penelitian : Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student

Teams Achievement Division) dalam Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Quran di SMA (Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur tahun pelajaran 2010-2011)

Peneliti : SAMSUDIN

NIMKO / NRK : 0903.0219 / 45211.2009

Tempat Penelitian : SMA Al-Muawanah Cianjur Hasil Penilaian

No. Aspek yang Dinilai Ya Tidak

1 Struktur RPP pembelajaran mengacu kepada ketentuan yang dikeluarkan oleh Depdiknas

2 RPP memuat identitas satuan pendidikan serta standar kompetensi dan kompetensi dasar

3 RPP menyajikan tujuan pembelajaran atau indikator pencapaian kompetensi yang operasional

4 RPP memuat materi esensial pembelajaran dalam tata urutan yang sesuai dengan indikator/tujuan pembelajaran

5 RPP memuat langkah-langkah pembelajaran yang operasional sesuai dengan Permendiknas No. 41 Tahun 2008

6 Langkah-langkah pembelajaran dalam RPP mencerminkan aktivitas siswa secara keseluruhan

7 Langkah-langkah pembelajaran memberikan peluang penggunaan media pembelajaran yang variatif

8 Model pembelajaran menyajikan pedoman penilaian berbasis kelas dan penilaian sebenarnya (authentic assessment)

Cianjur, .......................................

Penilai:

Kepala Sekolah,

_______________________

NIP.

Page 110: STAD Baca Tulis Al-Quran

110

LEMBAR PENILAIAN PROSES PEMBELAJARAN

Judul Penelitian : Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student

Teams Achievement Division) dalam Mata Pelajaran Baca Tulis Al-Quran di SMA (Studi Kasus pada Siswa Kelas X SMA Al-Muawanah Cianjur tahun pelajaran 2010-2011)

Peneliti : SAMSUDIN

NIMKO / NRK : 0903.0219 / 45211.2009

Tempat Penelitian : SMA Al-Muawanah Cianjur

Hasil Penilaian No. Aspek yang Dinilai

Ya Tidak

1 Proses pembelajaran diawali dengan apersepsi secara proporsional selama tidak lebih dari 10 menit

2 Proses pembelajaran dibentuk dalam komunitas belajar

3 Proses pembelajaran sesuai dengan runtutan prosedur dalam model pembelajaran

4 Proses pembelajaran berpusat pada siswa

5 Guru melakukan aktivitas sebagai fasilitator kepada seluruh siswa dengan cara berkeliling pada saat diskusi kelompok

6 Guru mengarahkan proses konsolidasi pembelajaran dan memberikan justifikasi

7 Guru dan siswa melaksanakan refleksi secara terbuka

Cianjur, .......................................

Penilai:

Kepala Sekolah,

_______________________

NIP.