Sri S dkk 302.pdf

11
ProslllllJ,J pertamuan dan Presentaslllmlah fungslonal Teknls Non peneUn. 18 DesemIJer 2006 •• m ISSN :1410 - 6381 STUD I KESEHATAN PAD A PEKERJA RADIASI -DI BAD AN TENAGA NUKLIR NASIONAL Sri Sardini, EJistina, dan Titin Prihatin PTKMR - BA TAN ABSTRAK STUDI KESEI-IA T AN P ADA PEKERJA RADIASI DI BADAN TENAOA NUKLIR NASIONAL. Telah dilakukan pemantauan terhadap kesehatan pekerja radiasi di lingkungan Badan Tenaga Nuklir Nasional. Kegiatan ini diiakukan dengan cara mengumpulkan datal status kesehatan pekerja radiasi selama 5 tahun pada pekerja radiasi yang sarna di beberapa unit kerja di Batan dari tahun 1994 - 2002. Data yang diperoleh sebanyak 304 orang pekerja radiasi dan dikelompokkan berdasarkan jenis penyakit / kelainan yang ditemukan pada seluruh pekerja serta dilaporkan dalam bentuk prosentase penyakit / kelainan. Kelainan pada pemeriksaan fisik yang dominan adalah adalah infeksi gigi dan mulut ( mencapai 85 % ), kelainan mata ( refraksi terkoreksi ), tekanan darah rendah dan tinggi. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan hasil pengujian pada laju endap darah yang lebih besar dari normal. Pemeriksaan kimia darah menunjukkan kadar kolesterol, Trigliserida, SOOT, SOPT, dan asam urat lebih besar dari normal. Ditemukan kalsium oksalat pada sedimen urin. Hasil studi ini tidak menunjukkan efek/ pengaruh dari pajanan radiasi, tetapi merupakan penyakitl kelainan yang umum ditemukan pada masyarakat. Kata kunci: data kesehatan, pekerja radiasi, batan. ABSTRACT HEAL TH STUDY OF RADIATION WORKERS of NATIONAL NUCLEAR ENEROY AOENCY. The monitoring of health of radiation worker at National Nuclear energy agency ( BAT AN ) has been conducted. This activity has been conducted by the collection of health data of radiation workers for 5 years from 1994 to 2002. The collected data were taken from 304 radiation workers and grouped according to type of diseases found among them and presented as a percentage of diseases. The dominant disease had been found for physical examination namely : infection of teeth and mouth, low blood pressure, eyes diseases, especially corrected refraction and alergic of skin. The result of haematology examination for blood samples indicated that precipitated blood rate was higher than normal value. On the other hand, the blood chemical value such as cholesterol, triglyceride, SOOT, SOPT, and uric acid were also higher than normal value. Calcium oxalic was also found in sedimen urine. There were no effects found due to the radiation, but were diseases that were found in public community. Key words: health, radiation workers, batal1 302

Transcript of Sri S dkk 302.pdf

Page 1: Sri S dkk 302.pdf

ProslllllJ,J pertamuan dan Presentaslllmlah fungslonal Teknls Non peneUn. 18 DesemIJer 2006•• m

ISSN :1410 - 6381

STUD I KESEHATAN PAD A PEKERJA RADIASI-DI BAD AN TENAGA NUKLIR NASIONAL

Sri Sardini, EJistina, dan Titin PrihatinPTKMR - BA TAN

ABSTRAK

STUDI KESEI-IA TAN PADA PEKERJA RADIASI DI BADAN TENAOA NUKLIR

NASIONAL. Telah dilakukan pemantauan terhadap kesehatan pekerja radiasi di lingkunganBadan Tenaga Nuklir Nasional. Kegiatan ini diiakukan dengan cara mengumpulkan datalstatus kesehatan pekerja radiasi selama 5 tahun pada pekerja radiasi yang sarna di beberapaunit kerja di Batan dari tahun 1994 - 2002. Data yang diperoleh sebanyak 304 orang pekerjaradiasi dan dikelompokkan berdasarkan jenis penyakit / kelainan yang ditemukan padaseluruh pekerja serta dilaporkan dalam bentuk prosentase penyakit / kelainan. Kelainan padapemeriksaan fisik yang dominan adalah adalah infeksi gigi dan mulut ( mencapai 85 % ),kelainan mata ( refraksi terkoreksi ), tekanan darah rendah dan tinggi. Pada pemeriksaanlaboratorium ditemukan hasil pengujian pada laju endap darah yang lebih besar dari normal.Pemeriksaan kimia darah menunjukkan kadar kolesterol, Trigliserida, SOOT, SOPT, dan asamurat lebih besar dari normal. Ditemukan kalsium oksalat pada sedimen urin. Hasil studi ini

tidak menunjukkan efek/ pengaruh dari pajanan radiasi, tetapi merupakan penyakitl kelainanyang umum ditemukan pada masyarakat.Kata kunci: data kesehatan, pekerja radiasi, batan.

ABSTRACT

HEAL TH STUDY OF RADIATION WORKERS of NATIONAL NUCLEAR ENEROY

AOENCY. The monitoring of health of radiation worker at National Nuclear energy agency (BAT AN ) has been conducted. This activity has been conducted by the collection of healthdata of radiation workers for 5 years from 1994 to 2002. The collected data were taken from

304 radiation workers and grouped according to type of diseases found among them andpresented as a percentage of diseases. The dominant disease had been found for physicalexamination namely : infection of teeth and mouth, low blood pressure, eyes diseases,especially corrected refraction and alergic of skin. The result of haematology examination forblood samples indicated that precipitated blood rate was higher than normal value. On theother hand, the blood chemical value such as cholesterol, triglyceride, SOOT, SOPT, and uricacid were also higher than normal value. Calcium oxalic was also found in sedimen urine.There were no effects found due to the radiation, but were diseases that were found in publiccommunity.Key words: health, radiation workers, batal1

302

Page 2: Sri S dkk 302.pdf

ProsldinO Portomuan dan Prosontaslllml3h Fungslonal Toknls Non PunoUU.18Dosombor 2006Iiiii-~---

PENDAHULUAN

ISSN :14ID - 6381 -

Sesuai dengan SK Kepala BATAN No.73/ KA/ IV/ 1999 Bab IV, bagian ke empat,

Pnsal 121 tcntang tugas Sub Bidang Pclayanan Kcschatan clan Kcdal'uratan Nuklir PTKMR

adalah lIntlik mclaksanakan pcmcriksaan kesehatan terhadap pekerja radias! [1]. Pemeriksaan

di lakukan sekurang-kurangnya 1 kali dalam setahun meliputi pemeriksaan fisik, laboratorium,

radiologi dan pemeriksaan lain yang dianggap perIu [2]. Untuk menjamin keselamatan

pekerja maka diperlukan suatu sistem pengawasan/ keselamatan yang ketat terhadap pekerja

radiasi yang meliputi monitor radiasi ( film badge/ termoluminisensi dosimeter ) untuk

mengetahlli dosis radiasi yang diterima, pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui kesehatan

pekerja yang bersifat saling melengkapi, dan mencari sebab apabila terjadi keadaan patologis

[2].

Tujuan pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi adalah untuk mengetahui status

kesehatan pekerja radiasi sebelum, selama maupun sesudah bekerja. Data kesehatan digunakan

untuk menentukan apakah seseorang boleh bekerja sebagai pekerja radiasi atau tidak,

menentukan status kesehatan pekerja radiasi sesuai dengan beban kerjanya, dan mengetahui

apakah penyakit yang diderita oleh pekerja radiasi tersebut adalah penyakit akibat kerja atau

bukan [2].

Pajanan radiasi dapat terjadi dimanapun bahan radioaktif berada. Kemungkinan paling

besar adalah selama penggunaan bahan radioaktif di bidang medis, industri atau riset dimana

salah pemakaian atau kecelakaan menghasilkan pajanan yang tak diharapkan atau bisa juga

akibat kecelakaan selama pengangkutan [3]. Bila terjadi pajanan radiasi yang berIebihan pada

tubuh, maka akan menimbulkan berbagai efek biologi. Efek biologi yang timbul akan berbeda,

tergantllng pada besarnya dosis, energi, dan jenis radiasi yang diterima. Efek biologi radiasi

pengion pada tubuh bisa terjadi pada tingkat DNA ( kromosom ) sel, jaringan/ organ tllbuh

S'eperti : kulit, mata, tiroid, paru, organ reproduksi, sistem pembekuan darah, dan janin [4].

Interaksi radiasi pengion dengan jaringan dapat terjadi secara langsung yaitu radiasi

dapat langsung merusak molekul intraseluler atau secara tidak lansung yaitll molekul

pembentuk rac1ikal bebas yang akan merllsak sei. .Teniskerusakan yang terjac1i pada sel dapat

c1igolongkan sebagai efek dan efek genetik. Kerusakan pada sel somatik akan tampak pada

indivic1u terpajan, sedangkan efek genetik terjadi pac1a generasi dari inc1ividll terpajan [3].

303

Page 3: Sri S dkk 302.pdf

prosldilllJ Perteml/3J1 dan flrosentasl IIm1ah FunoslonaI Teknls Non PeneUtI. 19 Dosember 2006 ISSN :1410 - 5381

Kcpcban scl tcrhadap mdiasi hervariasi sesuai tahapannya dalam siklus kehidupannya. Sel

pad a aktifitas melakukan pembelahan merupakan sel yang paling sensitif terhadap radiasi.

Jaringan yang sclnya ccpat I11cmhclah sangat pcb terhadap radiasi, schagai contoh sumsum

tulang. kulit. salman pencernaan, dan sel padajanin [3].

Efek pajanan radiasi dapat dibedakan at as efek stokastik dan efek deterministik. Efek

stokastik ada!ah sctiap dosis, bctapapun kecilnya akan memperbesar risiko peluang terjadinya

kcrusakan. Efek genctik dan kanker merupakan efek stokastik. Efek deterministik adalah efek

yang tingkat kcparahannya sesuai dengan dosis yang diterima, seperti kemerahan kulit

(critema), kerontokan rambut, katarak, efek sumsum tulang dan gangguan kesuburan [3].

Studi ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi efek biologi yang disebabkan

radiasi pada pekerja radiasi di Batan dari tahun 1994 - 2002. Hasil studi digunakan sebagai

data epidemiologi akibat pajanan radiasi pada pekerja radiasi.

TAT A KERJA

Data kesehatan pekerja radiasi di Batan diperoleh dari Subbid. Pelayanan Kesehatan

PTKMR Batan Jakarta ( dari pusat PTKMR, P2GN, dan PA TIR ), Poliklinik Batan

Yogyakarta ( PT APB ), Poliklinik Batan Bandung ( PTNBR ) dan Poliklinik Batan Serpong (

dari pusat dikawasan PPT A Serpong ) berupa status kesehatan sejak tahun 1994 - 2002.

Status kesehatan berisi data mengenai hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan

laboratorium, rontgen, dan EKG. Data diambil dari status kesehatan yang mempunyai data

lengkap selama 5 tahun untuk masing-masing pusat dengan tahun yang berbeda.

Hasil pengumpulan data dikelompokkan herdasarkan jenis penyakitl kelainan yang

ditemukan, dan disajikan dalam bentuk prosentase penyakitl kelainan berupa histogram.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada semua data pekerja yang berhasil dikumpulkan dari berbagai pus at, kemudian

dilakukan pemilihan datal nama yang sama, maka diperoleh data sebanyak 304 orang yang

terdiri dari PTKMR 53 orang, P2GN 63 orang, PA TIR 54 orang, PT APB Y okyakarta 54

orang, PTNBR Bandung 36 orang, dan PPT A Serpong 44 orang. Ditemukan berbagai

penyakit/ kelainan pada pemeriksaan dan uji. Penyakitl kelainan yang ditemukan pada hasil

304

Page 4: Sri S dkk 302.pdf

ProsldiIJJ purtmnuan dan Prasuotasillmlah FllllUslonaJ Tuknls NWI PuouGtl.19 Dusumbur 2006- ISSN :1410 - 5381

pemeriksaan fisik, laboratorium, EKG dan rontgen torak. Penyakit/ kelainan dari hasil

pemeriksaan fisik yang terbanyak ditemukan adalah infeksi gigi, mata ( refraksi terkoreksi ),

tekanan darah rendah dan tinggi.

Hasil analisis data pemeriksaan laboratorium ditemukan uji laju endap darah,

kolesterol, trigliserida, SGOT, SGPT, dan asam urat umumnya di atas rentang normal serta

ditemukan adanya kalsium oksalat dalam sedimen urin.

Gambar 1. Memperlihatkan jumlah data hasil pemeriksaan kesehatan yang diperoleh

dari setiap unit kerja selama 5 tahun kecuali PTNBR Bandung hanya 4 tahun.

UNIT KERJA DI BATAN

----------------------ifm19-94-/1I 1111995

o 1996

o 1997

• 1998

IW- 19991

112000

EJ2002

70 ­

<1: 60I-<1: 50o 40J::5 30:2 20~ 10

o II,

PTKMR P2GN PATIR PTAPB

1 -

PTNBR PPTASRPNG

Gambar 1. Data pemeriksaan kesehatan pad a pusat di lingkungan BATAN

1:]199411119950199601997.19981:11999.2000I 02002

20

o

PTKMR P2GN PATIR PTAPB PTNBR PPT ASRPNG

Gambar 2. Data Infeksi gigi

305

Page 5: Sri S dkk 302.pdf

-Prosldl~ pertemuan dan Prosontasl IImlah Funosional Tsklils Non PonelitJ. 18Dosembor 2006• ISSN :1410 - 6381

I.r:35·~ RI30

-0 c 25RI

I

c .r:20RI RI .:0.:-0 15·oS c

c E10 .RI C 5·'cu

Qj0.:0.: ~ PTKMRP2GNPATIRPT APB

Gambar 2 memperlihatkan prosentase kelainan infeksi pada gigi. Pada PTKMR selalu

ditemukan kelainan rerata 59,6 % pada setiap peri ode pemeriksaan; P2GN pada tahun 1994

dan 1999 rentang 13 % - 22 %, tahun 1995-1998 rerata 84,7 %; PATIR rerata 67 % pada

setiap tahun; PTAPB 54 % pada tahun 1999, PTNBR Bandung hanya melakukan

pemeriksaan fisik terhadap pekerja yang mendapat kelainan laboratorium dan lainnya.

Pcmeriksi:\an fisik dilakukan di poliklinik pada waktu yang berlainan sehingga data tidak

tercantum dalam status kesehatan pekerja radiasi. PPT A Serpong pada tahun 1996 hanya 6 %,

tahun 1995, 1997- 1999 rerata 58,25 %.

[J 19941119950199601997.1998

",1999

11200002002

o

PTKMR P2GN PATIR

Gambar 3. Data kelainan mata ( refraksi terkoreksi)

G8mbar 3 ke]ainan mata ( refraksi terkoreksi ) pad a PTKMR rerata 50 % per tahun, P2GN 38

% per tahun, dan PATIR 34 % per tahun. Pada PTAPB, PTNBR dan PPT A Serpong tidak ada

data pemeriksaan fisiko

'm'8199511I

o 1996

o 1997

_ 1998

G 1999

PPTA I_ 2000SRPNG 0 2002

Gambar 4. Data kelainan tekanan darah rendah

306

Page 6: Sri S dkk 302.pdf

_. ..__ . .. __ . .__ m._. _

firos_ pertenwan daJ1Prusontasl UmJah FlUlOsionai ToknIs Non PBI1BIit118 D8sBm1Jor 2006• ISSN :1410 - 5381

Gambar 4 kelainan tekanan darah rendah pada PTKMR kira-kira 21 % pada setiap

pemeriksaan, P2GN 16 %, PATIR 20 %, PTAPB tahun 1997 dan 1998 rerata 3 %. PPTA

Scrpong rerata 17,2 % per talmn, dan PTNBR Bandung tidak melakukan pemeriksaan fisiko

'61> 16bO

..§ 14~ 12·•....•

"0 10­s::

~ 8..•..:.:

~ 6·s::

~ 4';;0; 2..:.:

?f'- 0ITKMR P2GN PATIR ITAPB PITA

SRPNG

[J 1994

.1995

01996

01997

• 1998

1:11999

.2000

02002

Gambar 5. Data kelainan tekanan darah tinggi

Gambar 5 tekanan darah tinggi pada PTKMR dari tahun 1994 - 1997 rerata 2 % per

tahun, pada tahun 2000 meningkat menjadi 8 %, P2GN 3 %, PATIR 5,8 %, PTAPB tahun

1996 2 %, PPT A Serpong rata-rata 8,6 % per tahun , dan PTNBR Bandung tidak melakukan

pemeriksaan fisiko

Dari hasil analisis data pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya beberapa

parameter yang melebihi nilai normal seperti yang tercantum pada Gambar 6 - 12,

-;; 60E

g 50"~ 40•..

~ 30p,.

~ 20s::<U

:=I 10·~?f'- 0

PTKMR r2GN rATIR PT ArB PTNBR

el994

.1995

CI996

CI997

.1998

el999

.2000

C2002

Gambar 6. Data laju endap darah

307

Page 7: Sri S dkk 302.pdf

F1rosldlngPortBmuan dan ProsontaslllmJah FWlOsIonaI ioknls Non punoDtI,19 Dosombur 2006• ISSN :1410 - 6381

Gambar 6 ditemukan laju endap darah melebihi nilai normal pada PTKMR rerata 36 % per

tahun, P2GN 13 %, PATIR 24 %, PTAPB tahun 1996 6 %, PTNBR tahun 2002 kira-kira 22

%, dan PPT A Serpong tidak ada.

lEJ1994 '1111995o 199601997.199811:j)1999II 2000G 2002

PTKMR P2GN PATIR PT APB PTNBR PPT A

SRPNG

Gambar 7. Data kelainan koiesterol

Gambar 7 kolesterol yang melebihi nilai normal pada P3KRBiN rata-rata 13 % per tahun,

P2BGGN 14 %, P3TIR tahun 1994 sebesar 43 %, tahun 1995 - 2000 rata-rata 21,5 % perI

tahun, PPTN Yokya 18 % per tahun, PPTN Bandung 21 % per tahun, PPTN Serpong tahun

1995 14 %, tahun 1996-1997 meningkat 37,5 % per tahun, tahun 1998-1999 turun menjadi 15

% per mhun.

------ -- u ------------ ----- ------- -------- -----------l

30'"~ 25

OJ

.~ 20"8J

'.8 15~.5 10 -••

] 5

'it- 0PTKMR P2GN P A TIR PT APB PTNBR PPTA

SRPNG

[-819941

I .1995- 01996

01997

.1998

[;]1999

112000

i 0 2002

Gambar 8. Data kelainan trigliserida

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

308

Page 8: Sri S dkk 302.pdf

Prosldl~ portomuan dan Prosontaslllmiah Fungslonal Toknls Nno poooun 18 Dosomb8r 2006- ISSN :1410 - 5381

Gambar 8 trigliserida melebihi normal pada PTKMR rerata 8 % per tahun, P2GN 8 %

per tahun, PATIR 13 % per tahun, PTAPB Yokya 5 % per tahun, PTNBR Bandung 18 % per

tahun, dan PPT A Serpong 5 % per tahun.

Ditemukan SGOT melebihi nilai normal pada PTKMR rerata 14,2 % per tahun, P2GN

tahun 1994-1995 dan 1999 rerata 7,3 % per tahun, tahun 1996-1998 terjadi peningkatan 34 %

per tahun, PATIR tahun 1994 sebesar 24 %, tahun 1995- 2000 ~erata 7,3 % per tahun, PTAPB

3 % per tahun, PTNBR 4 % per tahun, dan PPTA Serpong 10 % per tahun.

1- ... ~ ..•.., 40 ­

t 35 -l:) 30 -<FJ

; 25 -.~ 20 ­] 15~- 10

5o

PTKMR P2GN P A TIR PTAPB PTNBR PPTASRPNG

1:31994

.1995

01996

01997

.1998

EJ1999

.2000 I02002

Garnbar 10. Data kelainan SGPT

Oambar 10 SOPT yang melebihi nilai normal pada PPTKMR rerata 9 % per tahun,

P20N tahun 1994-1995 rerata 9 % per tahun, tahun 1996 terjadi peningkatan 40 %, tahun

1998-1999 terjadi penurunan 12 % per tahun, PATIR 12 % per tahun, PTAPB 5 % per tahun,

PTNBR 8 % per tahun, dan PPTA Serpong 8 % per tahun, kecuali tahun 1996 terjadi

peningkatan 23 %.

309

Page 9: Sri S dkk 302.pdf

Pr'DsldllJ,J portomuan dan PrB8nntasJ IImlah funos/unal Tnknls Non PennOn, 18 OB8nmhnr 2006-

35

30

~ 25E

~ 20~~ 15 ­

'n;

] 10 -<f. 5-

o -

ISSN :1410 - 6381

1l'J1994.199501996

01997.1998

[31999

.2000

1l'J2002

1 __

PTKMR P2GN PATIR ?TAPB PTNBR PPTASP..PNG

Gambar 11. Data kelainan asam urat

Gambar 11 asam urat melebihi nilai normal pada PTKMR tahun 2000 4 %, pada

tahun-tahun lainnya tidak dilakukan pemeriksaan asam urat. P2GN tahun 1994-1998 rerata

2,3 %, tahun 1999 terjadi peningkatan 18 %, PATIR 3 % per tahun, PTAPB 25 % per tahun,

PTNBR 18 % per tahun, dan PPT A Serpong 13 % per tahun.

l __

~';::::I 50E.; 40"tjE 30'"~ 200,§ 10'"~ 0..;.: :S:

PTKMRP2GN0

PATIR PT APB PTNBR PPTASRPNG

El1994.19950199601997.1998

m 1999,,1'

11200002002

Gambar 12. Data kalsium oksalat dalam urine

310

Page 10: Sri S dkk 302.pdf

ProsldlnO Portomuan daD ProsontasJ IImlah FUI!DsionaJ YOkuls Non PonoUtl, 18 Dosombor 2006__ R _

ISSN :1410 - 6381

Gambar 12 clitemukan kalsium oksalat pacla pckelja racliasi PTKMR rerata 14 % per

tahun, P2GN 15 % per tahun, P3TIR 11 % per tahun, PT APB 32 % per tahun, clan PPTA

Serpong rerata 18 % per tahun.

Data yang clibahas clalam stucli ini adalah clata status kesehatan selama masa bekerja

clari tahun 1994 - 2002. Kelainan pacla pemeriksaan fisik seperti infeksi gigi bukan akibat

pengaruh racliasi, tetapi karena perawatan yang kurang baik clari pekerja. Umumnya

diten:lIkan gigi berlubang baik yang slldah ditambal maupun yang masih dalam perawatan.

Kelainan mata sebagian besar berupa kelainan refraksi terkoreksi yang tidak disebabkan oleh

racliasi. Efek biologi racliasi pengion terhadap mata antara lain aclalah terjaclinya kekeruhan

atau katarak lens a mata [3]. Tekanan darah rendah clan tinggi yang clitemui merupakan

keaclaan yang sering ditemukan pacla masyarakat umum dan tidak disebabkan paparan radiasi.

Kelainan pada hasil uji laboratorium seperti laju endap darah yang melebihi nilai

normal karena berkurangnya sel darah merah. Hasil uji kolesterol clan triglisericla clan asam

urat yang melebihi nilai normal bukan pengaruh radiasi, melainkan pengaruh pola makan

sehari-hari. Peningkatan SGOT dan SGPT bisa disebabkan oleh faktor kelelahan fisik maupun

pikiran atau kelainan pacla fungsi hati, jantung, otot skeletal, ginjal clan eritrosit. Ditemukan

kalsium oksalat dalam sedimen urin mungkin kelainan pada ginjal yang disebabkan kurang

banyak meminum air putih.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kcsimpulan

Ditemukan pola distribusi penyakit / kelainan pada pekerja radiasi Batan dari tahun

1994 - 2002 yang hampir selalu ada untuk setiap tahunnya. Penyakit/ kelainan yang

ditemukan tidak menunjukkan tancla akibat paparan radiasi. Ditemllkan peningkatan pada

tahun tertentu pacla kelainan fisik maupun laboratorium, mungkin clisebabkan perubahan pola

hiclup clan pola makan.

Saran

Diperlukan penyuluhan mengenai perawatan gigi dan mulut untuk para pekerja radiasi,

khususnya membcrikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi, olah raga

311

Page 11: Sri S dkk 302.pdf

Prosldl~ pertumuan dan Presentasillmiah FunoslonaJ Teknls Non PeneUtL 18 Desember 2006 ISSN :14W - 5381

yang cukup, serta pola hidup sehat. Pengawasan atau pemeriksaan kesehatan secara rutin bagi

pckcrja radiasi atas pcnyakit/ kelainan yang ditcmukan yang mcmerlukan tindak Ianjut serta

mengikuti dan melaksanakan anjuran dokter baik berupa usaha pencegahan, pengobatan atau

pcmcriksaan lebih spesifik.

DAFT AR PUST AKA

1. SURAl' KEPUTUSAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

No.73/KA/IV/1999 Bab IV, bagian ke empat, Pasal 121, tentang tugas Sub Bidang

Pelayanan Kesehatan dan Kedaruratan Nuklir.

2. ANONIM, Epidemiologi penyakit pad a pekerja radiasi, PSPKR Batan.

3. BAT AN, Pedoman Teknis Kesiapsiagaan Medik pada Kedaruratan Radiasi, tahun

2000.

4. ZUBAIDAH A, Bulletin ALARA, volume 5 nomor 2 & 3 April 2004, Puslitbang

Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir.

5. Boehringer Manheim Indonesia, Pedoman kerja diagnostika, tahun 1995.

312