SPT

5
Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes., PKK (AHLI KESEHATAN MASYARAKAT, UNDIP) 1. Gambar 1.32 Bagan Alir Proses Pelingkupan dan Tabel 1.26 Dampak Potensial, pada tahapan kegiatan Pra Konstruksi, komponen lingkungan Sosekbud, Dampak Potensial Gangguan proses sosial, dan Perubahan persepsi dan sikap masyarakat, semestinya juga terkait dampak ikutan gangguan kesehatan berupa psikosomatis. Dampak psikosomatis tidak dilingkup dalam kajian amdal ini mengingat ketersediaan data di puskesmas terkait gangguan kesehatan psikosomatis sebagai Rona Lingkungan Awal (RLA) tidak ada. - 2. Tabel 1.26 Pada tahap konstruksi, apa yang dimaksud dampak potensial berupa gangguan kesehatan, juga gangguan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)? Semua sub komponen dalam komponen kesehatan masyarakat tentu menimbulkan dampak pada kesehatan masyarakat. Bagaimana dengan gangguan K3? K3 bukan dampak pada masyarakat, melainkan pada tenaga kerja. K3 memang secara umum bukan dampak pada masyarakat. K3 menjadi dampak tidak penting hipotetik dikelola dan dipantau menyesuaikan peraturan keselamatan tenaga kerja. 3. Bab II – 154 Dalam daftar isi, Komponen Kesehatan Masyarakat sudah benar, tetapi dalam narasi Bab II – 154, jangan menggunakan Aspek Kesehatan Masyarakat, mengingat komponen merupakan bagian dari aspek, atau dalam aspek terdiri atas komponen-komponen. Terimakasih saran dan masukannya, aspek sudah diganti menjadi komponen dan telah disesuaikan. 136 4. Bab II – 154 Komponen Kesehatan Masyarakat di Bab II – 154, bukan sepenuhnya merupakan gabungan dari HL Blum (1974) dan KepKa Bapedal 124/1997. HL Blum terdiri atas 4 sub komponen, yaitu: keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku, dan lingkungan. Sedangkan KepKa Bapedal 124/1997 terdiri Terima kasih atas saran dan masukkannya. Terkait status gizi masyarakat terkena dampak telah ditambahkan dalam rona lingkungan awal. Kondisi lingkungan yang memperburuk proses penyebaran penyakit dalam kajian Amdal ini telah dipertimbangkan dengan 150 dan 137

description

kesmas

Transcript of SPT

Page 1: SPT

Prof. Dr. dr. Anies, M.Kes., PKK (AHLI KESEHATAN MASYARAKAT, UNDIP)1. Gambar 1.32 Bagan Alir Proses Pelingkupan dan Tabel 1.26

Dampak Potensial, pada tahapan kegiatan Pra Konstruksi, komponen lingkungan Sosekbud, Dampak Potensial Gangguan proses sosial, dan Perubahan persepsi dan sikap masyarakat, semestinya juga terkait dampak ikutan gangguan kesehatan berupa psikosomatis.

Dampak psikosomatis tidak dilingkup dalam kajian amdal ini mengingat ketersediaan data di puskesmas terkait gangguan kesehatan psikosomatis sebagai Rona Lingkungan Awal (RLA) tidak ada.

-

2. Tabel 1.26 Pada tahap konstruksi, apa yang dimaksud dampak potensial berupa gangguan kesehatan, juga gangguan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)? Semua sub komponen dalam komponen kesehatan masyarakat tentu menimbulkan dampak pada kesehatan masyarakat. Bagaimana dengan gangguan K3? K3 bukan dampak pada masyarakat, melainkan pada tenaga kerja.

K3 memang secara umum bukan dampak pada masyarakat. K3 menjadi dampak tidak penting hipotetik dikelola dan dipantau menyesuaikan peraturan keselamatan tenaga kerja.

3. Bab II – 154 Dalam daftar isi, Komponen Kesehatan Masyarakat sudah benar, tetapi dalam narasi Bab II – 154, jangan menggunakan Aspek Kesehatan Masyarakat, mengingat komponen merupakan bagian dari aspek, atau dalam aspek terdiri atas komponen-komponen.

Terimakasih saran dan masukannya, aspek sudah diganti menjadi komponen dan telah disesuaikan.

136

4. Bab II – 154 Komponen Kesehatan Masyarakat di Bab II – 154, bukan sepenuhnya merupakan gabungan dari HL Blum (1974) dan KepKa Bapedal 124/1997. HL Blum terdiri atas 4 sub komponen, yaitu: keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku, dan lingkungan. Sedangkan KepKa Bapedal 124/1997 terdiri atas 8 sub komponen, yaitu: Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan, proses dan potensi terjadinya pemajanan, potensi besarnya dampak timbulnya penyakit (angka kesakitan dan angka kematian), karakteristik spesifik penduduk yang berisiko), sumberdaya kesehatan, kondisi sanitasi lingkungan,

Terima kasih atas saran dan masukkannya. Terkait status gizi masyarakat terkena dampak telah ditambahkan dalam rona lingkungan awal. Kondisi lingkungan yang memperburuk proses penyebaran penyakit dalam kajian Amdal ini telah dipertimbangkan dengan menghitung besaran dampak gangguan kesehatan khusus-nya risiko kesehatan masyarakat di wilayah studi melalui ketersedian data yaitu hasil anal-isis kualitas udara di lingkungan sekitar. Berdasarkan data RLA kualitas udara untuk

150 dan 137

Page 2: SPT

status gizi masyarakat, dan kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit.

masing-masing parameter seperti PM10

khususnya dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap peningkatan jumlah ISPA, dimana ISPA ini dominan menjadi penyakit di puskesmas. Begitupula dengan parameter lainnya yaitu CO, SO2 dan NO2.

5. Bab II Apabila dalam Bab II (Deskripsi Rinci Rona Lingkungan Hidup Awal) untuk 2.4 Komponen Kesehatan Masyarakat dinyatakan menyesuaikan dengan teori HL Blum dan KepKa Bapedal 124/1997, mengapa dua sub komponen penting tidak dipertimbangkan ? Yaitu Status gizi masyarakat, dan Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit.

Terima kasih atas saran dan masukkannya. Terkait status gizi masyarakat terkena dampak telah ditambahkan dalam rona lingkungan awal. Kondisi lingkungan yang memperburuk proses penyebaran penyakit dalam kajian Amdal ini telah dipertimbangkan dengan menghitung besaran dampak gangguan kesehatan khusus-nya risiko kesehatan masyarakat di wilayah studi melalui ketersedian data yaitu hasil anal-isis kualitas udara di lingkungan sekitar. Berdasarkan data RLA kualitas udara untuk masing-masing parameter seperti PM10

khususnya dilihat bagaimana pengaruhnya terhadap peningkatan jumlah ISPA, dimana ISPA ini dominan menjadi penyakit di puskesmas. Begitupula dengan parameter lainnya yaitu CO, SO2 dan NO2.

150 dan 137

6. Bab II, 2.4.1 Dalam Bab II, 2.4.1 Lingkungan / Kesehatan Lingkungan, (a) Sanitasi Lingkungan dan (b) Kualitas Udara, Kebisingan dan Kualitas Air, bukan termasuk parameter lingkungan, melainkan sub komponen Kesehatan Masyarakat. Seandainya ini akan dimasukkan!

Terimakasih saran dan masukannya, parame-ter lingkungan sudah diganti menjadi sub komponen dan telah disesuaikan.

137

7. Bab II, halaman 156

Gambar untuk kondisi sanitasi lingkungan di lokasi proyek (Gambar 2.51, 2.52, 2.53, dan 2.54), tidak mencerminkan kondisi lingkungan hidup awal di wilayah studi.

Gambar itu hanya sebagai salah satu contoh Batasan pengertian sanitasi menurut WHO adalah pembuangan tinja dan air limbah, kon-disi perumahan. Gambar telah mencerminkan

139-140

Page 3: SPT

kondisi lingkungan hidup awal di wilayah studi sesuai pengertian sanitasi menurut WHO.

8. Bab II, halaman 159

Apa yang dimaksud dengan vektor penyakit? Harus spesifik dengan main issue, dalam hal ini kualitas udara misalnya. Penambangan batugamping dan batulempung serta pengoperasian pabrik semen lebih terkait dengan main issue kualitas udara, bukan kualitas air.

Main issue terkait udara telah dibahas dalam Bab III terkait risiko kesehatan akibat penurunan kualitas udara untuk masing-masing parameter PM10, SO2, dan sebagainya. Vektor penyakit dipaparkan karena ada kegiatan kontruksi yang berdampak pada penyebaran penyakit oleh vektor penyakit

9. Bab II – 164 Tentang Sumberdaya Kesehatan / Fasilitas Kesehatan. Tertulis, data pelayanan kesehatan yang ada di Kabupaten Kebumen dan Wilayah Studi, setuju. Tetapi tidak tertulis data kabupaten, hanya di wilayah studi.

Terimakasih saran dan masukannya, untuk fasilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Kebumen telah ditambahkan

148

10. Pada 2.4.3 Perilaku, halaman II 166 – 167, bagian ini sama sekali tidak menggambarkan kondisi Perilaku masyarakat, justru mencantumkan tentang lingkungan yang terkait dengan penyakit demam berdarah (demam berdarah dengue ?)

Terimakasih saran dan masukannya, data perilaku telah ditambahkan dalam dokumen.

151-153

11. Apa yang dimaksud oleh Tabel 2.101 Jumlah penduduk berisiko (jangan resiko) di wilayah studi? Mengapa dicantumkan kelompok umur 0 sampai lebih dari 75 ? Penduduk yang berisiko, terkait kondisi kesehatan lingkungan, khususnya main issue, antara lain, bayi, balita, wanita hamil, usia lanjut.

Terimakasih saran dan masukannya, judul tabel telah diganti dan disesuaikan

153

12. 2.4.5 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Mengapa dikatakan limbah B3 nonspesifik? Limbah yang terbesar dari industri semen atau pabrik semen adalah debu dan partikel, yang termasuk limbah gas dan limbah B3. Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5

Terima kasih atas masukannya. Dalam kajian ini lebih difokuskan kepada parameter PM10. Untuk deskripsi debu, partikel gas, dan pneumokoniosis telah ditambahkan.

154

Page 4: SPT

mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli, mengakibatkan penyakit yang disebut dengan pneumokoniosis. Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi.

13. Bab III – 133 Prakiraan Dampak Penting, Bab III – 133 tentang Gangguan Kesehatan. Dampak terhadap kesehatan, secara universal untuk pabrik semen adalah iritasi kulit, alergi, iritasi mata, gangguan pernafasan termasuk pneumokoniosis di atas.

a. Iritasi pada kulit dapat terjadi akibat sifat se-men yang abrasive kontak dengan kulit

b. Alergi terhadap debu semen dapat bermanifes-tasi bersin-bersin, gatal-gatal, memicu seran-gan asma bronkhiale

c. Iritasi pada mata, berupa mulai mata merah karena iritasi sampai cedera mata serius

d. Gangguan pernafasan, mulai dari iritasi yang mengakibatkan batuk-batuk sampai penyakit paru berupa pneumokoniosis.

Dalam bab III yang khusus dilihat adalah risiko kesehatan gangguan ISPA akibat PM10. Terkait data di Puskesmas dominan penyakit adalah ISPA. Untuk meminimalkan risiko gangguan kesehatan akibat PM10 di lingkungan/ambien, di dalam RKL telah ditambahkan penanaman pohon disekitar pabrik utamanya yang berdaun lebar diantara pabrik dan pemukiman masyarakat

29

14. Konsekuensi dari perubahan ANDAL tersebut, RKL – RPL yang terkait dengan Kesehatan Masyarakat, harus diubah / disesuaikan dengan koreksi di atas.

Terima kasih atas sarannya, RKL RPL dis-esuaikan.