Spirometri - Sundari

8
Tinjauan Pustaka Uji fungsi faal paru pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui apakah kerja pernapasan seseorang mampu mengatasi kedua resistensi yang mempengaruhi kerja pernapasan, yaitu resistensi elastik dan resistensi nonelastik, sehingga dapat menghasilkan fungsi ventilasi yang optimal. Ventilasi dipengaruhi oleh saluran napas, paru dan dinding dada. Dua bagian terakhir mengatur besarnya volume dan aliran udara pada saat istirahat dan ketika beraktivitas, seperti: kegiatan fisik, bersuara, batuk, tertawa, perubahan posisi tubuh, dan lain-lain. Pada penyakit kardiopulmoner, volume paru dapat berubah sebagai hasil dari mekanisme dinamis saluran napas dan pola bernapas disertai perubahan statis pada paru dan dinding dada. Spirometri merupakan satu pemeriksaan yang menilai fungsi reintegrasi mekanik paru, dinding dada dan otot- otot pernapasan dengan mengukur jumlah volume udara yang dihembuskan dari kapasitas paru total (TLC) ke volume residu. Ada banyak uji spirometrik, yang paling sering digunakan adalah forced vital capacity (FVC), forced expiratory volume dalam 1 detik (FEV 1,0 ) rasio FEV 1,0 /FVC, maximal voluntary ventilation (MVV). Nilai

description

RESPIRASI

Transcript of Spirometri - Sundari

Page 1: Spirometri - Sundari

Tinjauan Pustaka

Uji fungsi faal paru pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui apakah kerja

pernapasan seseorang mampu mengatasi kedua resistensi yang mempengaruhi

kerja pernapasan, yaitu resistensi elastik dan resistensi nonelastik, sehingga dapat

menghasilkan fungsi ventilasi yang optimal. Ventilasi dipengaruhi oleh saluran

napas, paru dan dinding dada. Dua bagian terakhir mengatur besarnya volume dan

aliran udara pada saat istirahat dan ketika beraktivitas, seperti: kegiatan fisik,

bersuara, batuk, tertawa, perubahan posisi tubuh, dan lain-lain. Pada penyakit

kardiopulmoner, volume paru dapat berubah sebagai hasil dari mekanisme

dinamis saluran napas dan pola bernapas disertai perubahan statis pada paru dan

dinding dada.

Spirometri merupakan satu pemeriksaan yang menilai fungsi reintegrasi

mekanik paru, dinding dada dan otot-otot pernapasan dengan mengukur jumlah

volume udara yang dihembuskan dari kapasitas paru total (TLC) ke volume

residu.

Ada banyak uji spirometrik, yang paling sering digunakan adalah forced vital

capacity (FVC), forced expiratory volume dalam 1 detik (FEV1,0) rasio

FEV1,0/FVC, maximal voluntary ventilation (MVV). Nilai normal fungsi paru

didasarkan pada usia, jenis kelamin, dan tinggi badan.

Sebelum melakukan spirometri, perlu diketahui mengenai indikasi dan kontra

indikasi spirometri. Indikasi spirometri dibagi dalam 4 manfaat, yaitu:

1. Diagnostik : evaluasi individu yang mempunyai gejala, tanda, atau hasil

laboratorium yang abnormal; skrining individu yang mempunyai risiko

penyakit pari; mengukur efek fungsi paru pada individu yang mempunyai

penyakit paru; menilai risiko preoperasi; menentukan prognosis penyakit

yang berkaitan dengan respirasi dan menilai status kesehatan sebelum

memulai program latihan.

2. Monitoring : menilai intervensi terapeutik, memantau perkembangan yang

mempengaruhi fungsi paru, monitoring individu yang terpajan agen beresiko

Page 2: Spirometri - Sundari

terhadap fungsi paru dan efek samping obat yang mempunyai toksisitas pada

paru.

3. Evaluasi kecacatan/kelumpuhan : menentukan pasien yang membutuhkan

program rehabilitasi, kepentingan asuransi dan hukum.

4. Kesehatan masyarakat : survei epidemiologi (skrining penyakit konstruktif

dan restriktif) menetapkan standar nilai normal dan penelitian klinis).

Sebelum melakukan interpretasi hasil pemeriksaan terdapat beberapa standar yang

harus dipenuhi. American Thoracic Society (ATS) mendefinisikan bahwa hasil

spirometri yang baik adalah satu usaha ekspirasi yang menunjukkan (1) gangguan

minimal pada saat awal ekspirasi paksa, (2) tidak ada batuk pada detik pertama

ekshalasi paksa, dan (3) memenuhi 1 dari 3 kriteria valid and-of-test: (a)

peningkatan kurva linier yang halus dari volume Time ke fase plateau dengan

durasi sedikitnya 1 detik; (b) jika pemeriksaan gagal untuk memperlihatkan

gambaran plateau ekspirasi, waktu ekspirasi paksa/Force expiratory Time (FET)

dari 15 detik; atau (c) ketika pasien tidak mampu melanjutkan ekshalasi paksa

berdasarkan alasan medis.

Sumber:

Bellarny D. Spirometry in Practice: A Practical Guide to Using Spirometry in

Primary Care. 2 Edition. British: BTS COPD Consortium. 2005.

Sherwood L. Fisiologi manusia.Edisi 6. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran

EGC;2011

Page 3: Spirometri - Sundari

HASIL

Nama : Sundari

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 20 tahun

Faktor : 100 (Asian)

Tinggi badan : 160 cm

Berat badan : 55 kg

IMT : 21,5

Base %Pr Min Pred Max

FEV1 2.11 80 2.19 2.64 3.09

FVC 2.16 74 2.43 2.93 3.43

FEV1/FVC 98 107 83 92 100

Page 4: Spirometri - Sundari

PEMBAHASAN

Spirometri adalah suatu teknik pemeriksaan untuk mengetahui fungsi paru – paru,

dimana pasien diminta sekuat – kuatnya melalui suatu alat yang dihubungkan

dengan mesin spirometer yang akan menghitung kekuatan, kecepatan dan volum

udara yang dikeluarkan, sedangkan alatnya bernama spirometer, dan hasil

perekamannya bernama spirogram. Dengan menggunakan spirometer ini, maka

kami dapat mengukur volume tidal, volume cadangan inspirasi, volume cadangan

ekspirasi, kapasitas vital, dan kapasitas total paru. Nilai normal untuk setiap

volume dan kapasitas paru bervariasi dan dipengaruhi oleh usia, tinggi badan,

jenis kelamin, suku, berat badan dan bentuk tubuh. Berdasarkan pada ratio

normal, untuk menentukan gangguan restriksi atau obstruksi :

1. FEV1 % Pr ≥ 80%

2. FVC % Pr ≥ 80%

3. Ratio FEV = FEV1/FVC > 0,7

Menurut pemeriksaan yang telah dilakukan, data yang diperlukan adalah tanggal

pemeriksaan, nama, umur, jenis kelamin, tinggi, berat dan tinggi badan. Hal ini di-

inputkan ke dalam Spirometer karena sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan

paru-paru probandus tersebut. Melihat kolom prediksi (pred.) Pemeriksaan FVC

yaitu saat probandus diminta inspirasi diluar alat dan ekspirasi menggunakan alat

diperoleh data sebesar 2.93 pada kolom prediksi, hasil sebenarnya 2.16 dengan

persentase 74%, FEV1 2.11 dengan persentase 80% dan rasio FEV1/FVC

diperoleh data sebesar 92 pada kolom prediksi dengan hasil akhir 98 dan

persentase 107% prediksi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan spirometri di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi

peningkatan pada rasio FEV1/FVC dan terjadi penurunan FVC yaitu 74%, dan

diindikasikan mengarah ke gangguan respirasi restriksi berdasarkan tabel

klasifikasi kelainan paru.

Tabel 1. Klasifikasi kelainan paru yang ditunjukkan spirometri2

Page 5: Spirometri - Sundari

Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya kriteria

persiapan maupun pemeriksaan spirometri berdasarkan rekomendasi American

Thoracic Society (ATS) yang tidak terlaksana dengan tepat.

1. Kriteria Acceptability

a. Permulaan pengujian harus memuaskan, ekspirasi paksa tidak ragu-ragu

b. Waktu ekspirasi paksa minimal 6 detik

c. Pengujian dilakukan sampai selesai

2. Kriteria Reproductable

Setelah 3 kali pemeriksaan yang acceptable, kemudian ditentukan 2 yang

reproductable yang menurut rekomendasi ATS adalah :

a. 2 KVP yang terbesar perbedaannya kurang dari 5%

b. 2 VEP1 yang terbesar perbedaannya kurang dari 5%

Perlu dilakukan pemeriksaan spirometri ulang dan dilakukannya seluruh prosedur

dengan lengkap selama pemeriksaan sedang berlangsung.

Sumber:

1. Bellarny D. Spirometry in Practice: A Practical Guide to Using Spirometry in

Primary Care. 2 Edition. British: BTS COPD Consortium. 2005.

2. Pierce R. Spirometry: the measurement and interpretation of ventilator

function in clinical practice. In: Rob P, ed. Spirometry. 1 ed. Tasmania: PJ

David; 2004. p. 1-24.

Page 6: Spirometri - Sundari
Page 7: Spirometri - Sundari

Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pemeriksaan spirometri probandus

(Sundari), diinterpretasikan bahwa mengalami gangguan respirasi restriktif. Hasil

tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu salah satunya adalah tidak

terlaksananya prosedur dengan tepat dan diperlukan pemeriksaan ulang.