Spinal Cord Injury

7
Cedera medulla spinalis adalah cedera pada medulla spinalis yang dapat mempengaruhi fungsi motorik, sensorik, dan otonom. Perubahan ini dapat sementara atau permanen. Cedera medulla spinalis paling banyak pada servikal dan lumbal. Insidensi fraktur torakal lebih sedikit karena mobilitas tulang torakal lebih terbatas dibandingkan servikal dan mempunyai penyokong tambahan dari tulang iga. Pria lebih berisiko mengalami cedera medulla spinalis dibandingkan perempuan. 80% cedera medulla spinalis terjadi pada pria dan biasanya berusia kurang dari 30 tahun. Cedera medulla spinalis dapat disebabkan karena trauma ataupun non-trauma Trauma : kecelakaan motor, jatuh, kecelakaan kerja, sport injuries, penetrasi tusukan atau luka tembak. Non- trauma: kanker, infeksi, intervertebral disc disease, vertebral injury, dan spinal cord vascular disease. Cedera medulla spinalis yang disebabkan trauma terjadi karena : Axial loading Hiperfleksi Hiperekstensi Rotasi Lateral bending

description

Spinal cord injury

Transcript of Spinal Cord Injury

Page 1: Spinal Cord Injury

Cedera medulla spinalis adalah cedera pada medulla spinalis yang dapat

mempengaruhi fungsi motorik, sensorik, dan otonom. Perubahan ini dapat sementara

atau permanen. Cedera medulla spinalis paling banyak pada servikal dan lumbal.

Insidensi fraktur torakal lebih sedikit karena mobilitas tulang torakal lebih terbatas

dibandingkan servikal dan mempunyai penyokong tambahan dari tulang iga. Pria

lebih berisiko mengalami cedera medulla spinalis dibandingkan perempuan. 80%

cedera medulla spinalis terjadi pada pria dan biasanya berusia kurang dari 30 tahun.

Cedera medulla spinalis dapat disebabkan karena trauma ataupun non-trauma

Trauma : kecelakaan motor, jatuh, kecelakaan kerja, sport injuries, penetrasi tusukan

atau luka tembak.

Non- trauma: kanker, infeksi, intervertebral disc disease, vertebral injury, dan spinal

cord vascular disease.

Cedera medulla spinalis yang disebabkan trauma terjadi karena :

Axial loading

Hiperfleksi

Hiperekstensi

Rotasi

Lateral bending

Mekanisme trauma:

1. Trauma langsung

2. Kompresi fragmen oleh bone fragment/ hematoma/ disc material

3. Iskemia karena edema, kompresi, dan kerusakan arteri spinalis

Anatomi medulla spinalis

Medula spinalis berawal dari ujung bawah medulla oblongata di foramen magnum.

Pada dewasa berakhir di L1 menjadi konus medularis. Selanjutnya akan menjadi

kauda equina yang lebih tahan terhadap cedera. Terdapat 3 traktus yang penting: 1.

Traktus kortikospinalis 2. Traktus spinothalamikus 3. Kolumna posterior.

1. Traktus kortikospinalis (posterior lateral medulla spinalis): Mengatur kekuatan

motorik bagian ipsilateral tubuh

Page 2: Spinal Cord Injury

2. Traktus spinotalamikus (anterolateral medulla spinalis) : Sensasi nyeri dan

suhu bagian kontralateral tubuh

3. Kolumna posterior : Sensasi posisi (propioseptif), getar dan sentuh bagian

ipsilateral tubuh

Cedera medulla spinalis komplit: keadaan dimana tidak ada fungsi sensorik dan

motorik di bawah level tertentu.

Cedera medulla spinalis inkomplit: cedera dimana masih ada fungsi motorik atau

sensorik yang tersisa

Pemeriksaan sensorik

Dermatom adalah daerah kulit yang dipersarafi oleh akson sensoris radiks saraf

segmen tertentu. Level dermatom penting diketahui untuk menentukan level trauma

dan menilai perbaikan atau perburukan.

C1-C4 sangat bervariasi dalam distribusi ke kulit dan tidak dipakai dalam lokalisasi

C2-C4 ( Nervus supraclavicularis member inervasi sensorik ke daerah yang menutupi

muscular pektoralis (cervical cape)

C3 – area diatas deltoid

C6 – ibu jari

C7 – jari tengah

C8 – jari kelingking

T4 – Papila mamae

T8 – Prosesus xiphoideus

T10 – Umbilicus

T12 – Simfisis pubis

L4 – sisi medial betis

L5 – ruas antara ibu jari dan telunjuk kaki

S1 – sisi lateral kaki

S3 – tuberositas iskium

S4 dan S5 – daerah perianal

Miotom

Beberapa otot atau kelompok otot diidentifikasi sebagai perwakilan dari segmen saraf

spinal tertentu.

C5 –deltoid

Page 3: Spinal Cord Injury

C6 – ekstensor pergelangan tangan (biceps, ekstensor carpi radialis longus dan brevis)

C7 – triseps

C8 – fleksor digitorum profundus

T1 – abductor digiti minimi

L2 – iliopsoas

L3,L4 – quadriceps, reflex patella

L4, L5, S1 – fleksi lutut (hamstring)

L5 – tibialis anterior dan ekstensor halusis longus

S1 – gastronecmeus dan soleus

Syok neurogenik terjadi akibat gangguan pada jaras simpatis desenden di serbikal

atau torakal atas. Hal ini mengakibatkan hilangnya tonus vasomotor dan inervasi

simpatis ke jantung. Akibatnya terjadi vasodilatasi pembuluh darah visceral dan

ekstremitas bawah, pengumpulan darah dan sebagai akibatnya terjadi hipotensi.

Hilangnya tonus simpatis jantung menyebabkan terjadinya bradikardia atau paling

tidak kegagalan takikardi sebagai respon hipovolemi. Tekanan darah dapat diperbaiki

dengan pemberian vasopresor. Atropine dapat dipaka untuk mengatasi kondisi

bradikardi yang signifikan.

Syok spinal dipakai untuk menunjukan keadaan flaccid ( hilangnya tonus otot) dan

hilangnya reflex setelah terjadinya cedera medulla spinalis.

Klasifikasi cedera medulla spinalis

1. Quadriplegia: Cedera pada segmen cervical dan keempat ekstrimitas terkena

2. Paraplegia: Cedera pada segmen thorakal, lumbal atau sacral dan kedua

ekstrimitas terkena

American Spinal Injury Association Scale

A: Complete: tidak terdapat fungsi sensorik dan motorik pada level dibawah lesi

B: Incomplete: tidak terdapat fungsi motorik tetapi fungsi sensorik dibawah lesi masih

baik dan terdapat sacral sparing

C: Fungsi motorik intak namun kekuatan otot fungsi motorik dibawah lesi < 3

D: Fungsi motorik intak namun kekuatan otot fungsi motorik dibawah lesi 3 dan >3

E: Normal: fungsi sensorik dan motorik normal

Page 4: Spinal Cord Injury

Sindrom Medulla Spinalis

1. Central cord syndrome: ditandai dengan hilangnya kekuatan motorik lebih

banyak pada ekstrimitas atas dibandingkan dengan ekstrimitas bawah, dengan

kehilangan sensorik yang bervariasi. Sering terjadi pada pasien dengan trauma

hiperekstensi yang telah mengalami kanalis stenosis servikal sebelumnya

(serikali disebabkan oleh OA degenerative)

Dari anamnesis didapatkan riwayat jatuh ke depan terkena wajah. Dapat

terjadi dengan atau tanpa fraktur tulang servikal dan dislokasi. Perbaikan

biasanya mengikuti pola yang khas, ekstrimitas bawah mengalami perbaikan

terlebih dahulu diikuti dengan fungsi kandung kemih, dan ekstrimitas atas

serta tangan terakhir. Prognosis central cord syndrome lebih baik

dibandingkan dengan cedera inkomplit lainnya. Central cord syndrome

diperkirakan terjadi akibat gangguan vaskuler di daerah yang diperdarahi oleh

arteri spinalis anterior. Arteri ini member suplai ke daerah sentral medulla

spinalis. Karena serabut motorik di segmen servikal secara topografis tersusun

kea rah sentral medulla spinalis, lengan serta tangan adalah yang terpengaruh

paling parah.

2. Anterior cord syndrome: ditandai dengan paraplegi dan kehilangan sensorik

disosiasi dengan hilangnya sensasi nyeri dan suhu. Fungsi kolumna posterior

(posisi, vibrasi, dan tekanan dalam) tetap bertahan. Biasanya anterior cord

syndrome disebabkan infark apda daerah medulla spinalis yang diperdarahi

oleh arteri spinalis anterior. Prognosis sindrom ini paling buruk dibaandingkan

cedera inkomplit lainnya.

3. Brown Sequard Syndrome: terjadi akibat hemiseksi medulla spinalis,

biasanya akibat trauma tembus, hal ini jarang terjadi. Namun, variasi dari

gambaran klasik tidak jarang terjadi. Sindrom ini terdiri dari kehilangan

motorik ipsilateral (traktus kortikospinalis) dan hilagnya sensasi posisi

(kolumna posterior), disertai dengan hilangnya sensasi suhu serta nyeri

kontralateral mulai satu atau da level dibawah level trauma (traktus

spinothalamikus). Walaupun sindrom ini disebabkan trauma tembus langsung

ke medulla spinalis, biasanya masih mungkin terjadi perbaikan.

Page 5: Spinal Cord Injury

Diagnosis

Evaluasi dengan radiography dengan X-Ray, MRI, CT scan dapat menentukan apakah

terdapat cedera medulla spinalis dan dapat diketahui letak cedera tersebut.