SPGDT

5
SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU (SPGDT) Sistem Penaggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) adalah Sistem penanggulangan pasien gawat darurat yang terdiri dari unsur pra RS, RS dan antar RS. Berpedoman pada respon cepat yang menekankan time saving is life and limb saving, yang melibatkan masyarakat awam umum dan khusus, petugas medis, pelayanan ambulans gawat darurat dan komunikasi. Sejak tahun 2000 Kementerian Kesehatan RI telah mengembangkan konsep Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) memadukan penanganan gawat darurat mulai dari tingkat pra rumah sakit sampai tingkat rumah sakit dan rujukan antara rumah sakit dengan pendekatan lintas program dan multisektoral. Penanggulangan gawat darurat menekankan respon cepat dan tepat dengan prinsip Time Saving is Life and Limb Saving mengandung unsur kecepatan atau ”quick response” dan ketepatan berupa pertolongan pertama ditempat kejadian oleh awam dan awam khusus yang terlatih, dan oleh tenaga kesehatan profesional ke-gawat darurat-an ambulans dan dokter sebagai ujung tombak , dan bila perlu rujukan ke rumah sakit. Pelayanan di tingkat Rumah Sakit Pelayanan gawat darurat meliputi suatu system terpadu yang dipersiapkan mulai dari IGD, HCU, ICU dan kamar jenazah serta rujukan antar RS mengingat kemampuan tiap-tiap Rumah Sakit untuk penanganan efektif (pasca gawat darurat) disesuaikan dengan Kelas Rumah Sakit.

description

spgdt

Transcript of SPGDT

Page 1: SPGDT

SISTEM PENAGGULANGAN GAWAT DARURAT TERPADU (SPGDT)

Sistem Penaggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) adalah Sistem

penanggulangan pasien gawat darurat yang terdiri dari unsur pra RS, RS dan antar RS.

Berpedoman pada respon cepat yang menekankan time saving is life and limb saving,

yang melibatkan masyarakat awam umum dan khusus, petugas medis, pelayanan

ambulans gawat darurat dan komunikasi.

Sejak tahun 2000 Kementerian Kesehatan RI telah mengembangkan konsep

Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) memadukan penanganan

gawat darurat mulai dari tingkat pra rumah sakit sampai tingkat rumah sakit dan rujukan

antara rumah sakit dengan pendekatan lintas program dan multisektoral.

Penanggulangan gawat darurat menekankan respon cepat dan tepat dengan prinsip Time

Saving is Life and Limb Saving mengandung unsur kecepatan  atau ”quick response”

dan ketepatan berupa pertolongan pertama ditempat kejadian oleh awam dan awam

khusus yang terlatih, dan oleh tenaga kesehatan profesional ke-gawat darurat-an

ambulans dan dokter sebagai ujung tombak , dan bila perlu rujukan ke rumah sakit.

Pelayanan di tingkat Rumah Sakit Pelayanan gawat darurat meliputi suatu

system terpadu yang dipersiapkan mulai dari IGD, HCU, ICU dan kamar jenazah serta

rujukan antar RS mengingat kemampuan tiap-tiap Rumah Sakit untuk penanganan

efektif (pasca gawat darurat) disesuaikan dengan Kelas Rumah Sakit.

Permasalahan dalam penanggulangan bencana

Secara umum, masyarakat Indonesia termasuk aparat pemerintahan di daerah

memiliki keterbatasan pengetahuan tentang bencana seprti berikut.

Kurangnya pemahaman terhadap karakteristik bahaya

Sikap atau perilaku yang mengakibatkan menurunnya kualitas SDA

Kurangnya informasi atau peringatan dini yang menyebabkan ketidaksiapan

Ketidakberdayaan atau ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bahaya

Ketika bahaya dan kerentanan tadi dipicu dengan adanya fenomena alam maupun

buatan manusia, maka timbul masalah beruntun, meliputi korban jiwa dan luka,

pengungsi, kerusakan infrastruktur, dan terputusya pelayanan public. Sebagian besar

masalah ini pada akhirnya merupakan masalah social dan masalah kesehatan.

Page 2: SPGDT

Guna mencapai SPDGT dan Penanggulangan Krisis akibat bencana, dilakukan

upaya-upaya sebagai berikut :

1. Reevaluasi terhadap kemampuan dan sumber daya yang ada, serta sejauhmana

sistem tersebut masih berjalan saat ini yang harus ditindaklanjuti dengan

perencanaan dan prioritas dalam penganggarannya.

2. Revisi dan penyempurnaan terhadap peraturan pelaksanaan/pedoman, standar,

SPO, pengorganisasian dan modul pelatihan untuk disesuaikan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kondisi lingkungan saat ini

yang terkait dengan keterpaduan dalam penanganan gawat darurat dan

manajemen bencana.

3. Meningkatkan upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan penanganan krisis

dan masalah kesehatan lain.

4. Mendorong terbentuknya unit kerja untuk penanganan masalah krisis kesehatan

lain di daerah.

5. Mengembangkan sistem manajemen penanganan masalah krisis dan masalah

kesehatan lain hingga ke tingkat Desa. Setiap Provinsi dan Kabupaten/Kota

berkewajiban membentuk satuan tugas kesehatan yang memiliki kemampuan

dalam penanganan krisis dan masalah kesehatan di wilayahnya secara terpadu

berkoordinasi.

6. Menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung pelayanan

kesehatan bagi korban akibat krisis dan masalah kesehatan lain dengan

memobilisasi semua potensi.

7. meningkatkan pemberdataan dan kemandirian masyarakat dalam mengenal,

mencegah dan mengatasi krisis dan masalah kesehatan lain di wilayahnya.

8. Mengembangkan sistem regionalisasi penanganan krisis dan masalah kesehatan

lain melalui pembentukan pusat-pusat penanganan regional.

9. Monitoring evaluasi secara berkesinambungan dan ditindak lanjuti dengan

pelatihan dan simulasi untuk selalu meningkatkan profesional dan kesiap

siagaan. Itu sebabnya diperlukan upaya untuk selalu meningkatkan kualitas dan

kuantitas petugas melalui pendidikan dan latihan.

10. Pengembangan sistem e-health, secara bertahap disesuai dengan prioritas

kebutuhan khususnya sistem informasi dan komunikasi.

Page 3: SPGDT

11. Memperkuat jejaring informasi dan komunikasi melalui peningkatan intensitas

pertemuan koordinasi dan kemitraan lintas program/lintas sektor, organisasi non

Pemerintah, masyarakat dan mitra kerja Internasional secara berkala. Dengan

berjalannya SPGDT tersebut, diharapkan terwujudlah Safe Community yaitu

suatu kondisi/keadaan yang diharapkan dapat menjamin rasa aman dan sehat

masyarakat dengan melibatkan peran aktif seluruh masyarakat khususnya dalam

penanggulangan gawat darurat sehari-hari maupun saat bencana.

Page 4: SPGDT

Daftar Pustaka

1. Efendi, Ferry & Makhfuli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta :

Salemba Medika.

2. Syaiful Saanin. BSB Dinkes Prop. Sumbar. Sistem Penanggulangan Gawat

Darurat Terpadu (SPGDT). Diakses pada 10 Februari 2015 di

http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/SPGDT11.pdf

3. Ditjen BUK , Kemenkes RI. Kebijakan Kemenkes Dalam Sistem

Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dan Bencana. Diakses pada

10 Februari 2015 di http://www.buk.kemkes.go.id