Spesifikasi Teknis Sda 2015

53
SPESIFIKASI TEKNIS I. PEKERJAAN PERSIAPAN Bagian I. Umum 1. Lokasi Pekerjaan Lokasi pekerjaan sesuai yang tercantum dalam dokumen lelang. 2. Ruang Lingkup Kontrak Klasifikasi Pekerjaan konstruksi mengacu pada daftar kuantitas dan harga. 3. Jalan Masuk ke Daerah Kerja Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja dapat menggunakan jalan-jalan setempat yang berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan dengan daerah. Penyedia Jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat pembangunan jalan tersebut. Penyedia Jasa harus memperbaiki dan memperlebar jalan yang ada, memperbaiki dan memperkuat jembatan beton sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutan-nya, sejauh yang dibutuhkan untuk pekerjaannya. Semua pekerjaan yang dimaksudkan Penyedia Jasa untuk dikerjakan dalam hubungannya dengan jalan dan jembatan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas dan harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan dan perlu pengaturan sebaik-baiknya dengan Badan Pemerintah setempat dan Badan Swasta. Penyedia Jasa dapat menggunakan tanah yang sudah dibebaskan oleh Pejabat Pembuat Komitmen untuk keperluan jalan masuk ke daerah kerja, apabila Penyedia Jasa membutuhkan tambahan jalan masuk demi kemajuan pekerjaan. Dalam hal ini Penyedia Jasa diminta membuat permohonan tertulis kepada Pengawas Lapangan jauh sebelumnya, sehingga tambahan pembebasan tanah dapat dilakukan. Pejabat Pembuat Komitmen tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau bangunan yang digunakan oleh Penyedia Jasa selama pelaksanaan pekerjaan. Apabila Penyedia Jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh Pengawas Lapangan maka harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa atas bebannya sendiri, dan harga untuk semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam Harga Satuan Pekerjaan. 4. Gambar-gambar 4.1. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap (a) Gambar Kontrak / Gambar Tender Semua gambar-gambar yang diterima oleh Penyedia Jasa pada awal pekerjaan adalah gambar kontrak dan gambar tersebut harus telah ditanda- tangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen. (b) Gambar-gambar Pelaksanaan/Gambar Kerja (Construction Drawing) Penyedia Jasa wajib menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar untuk mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar-gambar ini dibuat lebih detail untuk pekerjaan tetap. Dan untuk pekerjaan khusus seperti pekerjaan beton dapat memperlihatkan penampang melintang dan memanjang beton. Pengaturan batang

description

Spesifikasi Teknis SDA DPU Kab. Semarang

Transcript of Spesifikasi Teknis Sda 2015

Page 1: Spesifikasi Teknis Sda 2015

SPESIFIKASI TEKNIS

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

Bagian I. Umum

1. Lokasi Pekerjaan Lokasi pekerjaan sesuai yang tercantum dalam dokumen lelang.

2. Ruang Lingkup Kontrak

Klasifikasi Pekerjaan konstruksi mengacu pada daftar kuantitas dan harga.

3. Jalan Masuk ke Daerah Kerja

Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja dapat menggunakan jalan-jalan setempat yang berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan dengan daerah. Penyedia Jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat pembangunan jalan tersebut. Penyedia Jasa harus memperbaiki dan memperlebar jalan yang ada, memperbaiki dan memperkuat jembatan beton sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutan-nya, sejauh yang dibutuhkan untuk pekerjaannya. Semua pekerjaan yang dimaksudkan Penyedia Jasa untuk dikerjakan dalam hubungannya dengan jalan dan jembatan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas dan harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan dan perlu pengaturan sebaik-baiknya dengan Badan Pemerintah setempat dan Badan Swasta. Penyedia Jasa dapat menggunakan tanah yang sudah dibebaskan oleh Pejabat Pembuat Komitmen untuk keperluan jalan masuk ke daerah kerja, apabila Penyedia Jasa membutuhkan tambahan jalan masuk demi kemajuan pekerjaan. Dalam hal ini Penyedia Jasa diminta membuat permohonan tertulis kepada Pengawas Lapangan jauh sebelumnya, sehingga tambahan pembebasan tanah dapat dilakukan. Pejabat Pembuat Komitmen tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau bangunan yang digunakan oleh Penyedia Jasa selama pelaksanaan pekerjaan. Apabila Penyedia Jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh Pengawas Lapangan maka harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa atas bebannya sendiri, dan harga untuk semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam Harga Satuan Pekerjaan.

4. Gambar-gambar

4.1. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap (a) Gambar Kontrak / Gambar Tender

Semua gambar-gambar yang diterima oleh Penyedia Jasa pada awal pekerjaan adalah gambar kontrak dan gambar tersebut harus telah ditanda-tangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

(b) Gambar-gambar Pelaksanaan/Gambar Kerja (Construction Drawing) Penyedia Jasa wajib menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar untuk mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar-gambar ini dibuat lebih detail untuk pekerjaan tetap. Dan untuk pekerjaan khusus seperti pekerjaan beton dapat memperlihatkan penampang melintang dan memanjang beton. Pengaturan batang

Page 2: Spesifikasi Teknis Sda 2015

pembesian termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar besi beton. Tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat. Gambar pelaksanaan ini harus dimintakan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen sebelum dilaksanakan.

(c) Penyedia jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di lapangan. Pekerjaan yang dilaksanakan sebelum ada persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen adalah menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen terhadap gambar-gambar tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas kebenaran gambar tersebut.

4.2. Gambar-gambar Pekerjaan Sementara

(a) Umum Semua gambar untuk pekerjaan sementara yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus terinci dan disetujui Pejabat Pembuat Komitmen sebelum tanggal program pelaksanaan atau dalam waktu yang telah ditentukan dalam kontrak. Gambar-gambar harus menunjukkan detail dari pekerjaan sementara seperti kisdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya. Gambar perencanaan yang disusulkan Penyedia Jasa yang dipakai dalam pelaksanaan konstruksi harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen sebanyak 3 (tiga) rangkap.

(b) Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yang ditinggalkan Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan dengan pekerjaan tetap. Secara lebih mendetail dan diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapat persetujuan, tujuh hari sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.

5. Gambar-gambar yang sebenarnya terbangun/terpasang (as-built drawing)

Selama masa pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyimpan satu set gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian dicap “sudah dilaksanakan”. Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan oleh Pengawas Lapangan, apabila ditemukan hal-hal yang tidak memuas-kan dan tidak dilaksanakan, diperbaiki kembali selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai (penyerahan kedua), Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen dalam 3 set cetakan yang dijilid ukuran A3 berikut 2 set negatifnya ukuran A1.

Standar Bahan

Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Standar Normalisasi Indonesia (SNI).

Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada Standar Indonesia, maka dapat dipakai standar lain yang disetujui oleh Pengawas Lapangan dan sesuai dengan spesifikasi ini. Semua bahan dan mutu pekerjaan yang sepenuhnya diperinci di sini atau tidak dicakup oleh Standar Nasional haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas utama. Pengawas Lapangan akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut dan keputusan Pengawas Lapangan dalam hal ini pasti dan menentukan.

Page 3: Spesifikasi Teknis Sda 2015

6. Program Pelaksanaan dan Laporan 1. Program Pelaksanaan

Penyedia Jasa harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat kontrak dengan menggunakan CPM network. Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan : i). Mulai tanggal paling awal ii). Mulai tanggal paling akhir iii). Waktu yang diperlukan iv). Waktu float v). Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan sementara dan tetap kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan persetujuan gambar-gambar pengiriman peralatan dan bahan ke lapangan dan juga kelonggaran dengan adanya hari liburan umum atau keagamaan.

2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan

Sebelum tanggal 10 ( sepuluh ) setiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan Pengawas Lapangan, Penyedia Jasa harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan kemajuan bulanan dalam bentuk yang bisa diterima, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan terdahulu. Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut : (i) Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada

bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.

(ii) Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada bulan laporan.

(iii) Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan tanggal permulaan dan penyeselaian.

(iv) Daftar tenaga buruh setempat. (v) Daftar perlengkapan kontruksi peralatan dan bahan di lapangan yang

digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan dipindahkan dari lapangan.

(vi) Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap harus diuraikan sebagai berikut : a) Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan beton. b) Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan. c) Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang digunakan. d) Jumlah volume dari pekerjaan pasangan batu yang diselesaikan. e) Jumlah banyaknya bangunan dan lain-lain.

(vii) Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.

(viii) Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan dibutuhkan pembayaran yang diperlukan pada bulan berikutnya.

(ix) Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul atau berhubungan dengan pelaksanaan selama bulan laporan.

3. Rencana Kerja Harian, Mingguan

Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Kerja Mingguan yang disetujui oleh Pengawas Lapangan setiap akhir minggu dan untuk minggu-minggu berikutnya.

Page 4: Spesifikasi Teknis Sda 2015

Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, pengadaan tanah, pengangkutan bahan dan peralatan serta lain-lain yang diminta Pengawas Lapangan. Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara tertulis untuk semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Pengawas Lapangan setiap hari maupun untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan tanah, pekerjaan beton dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan. Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistem bar-chart pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana Kerja ini harus memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan pada hari ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.

4. Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan

Rapat tetap antara Pengawas Lapangan dan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada tempat dan waktu yang telah disetujui. Maksud daripada rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk seminggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan. Sedangkan rapat bulanan diadakan sebulan sekali dipimpin oleh Pelaku Aktifitas dihadiri oleh Penyedia Jasa dan Pengawas Lapangan.

7. Bahan dan Perlengkapan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa

1. Umum Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak sesuai dengan standar, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan kepada Pengawas Lapangan.

2. Perlengkapan Konstruksi Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi yang diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Pengawas Lapangan memandang belum sesuai dengan Kontrak, maka Penyedia Jasa harus segera memenuhi kekurangannya dalam penyediaan semua perlengkapan dan peralatan, lengkap dengan spare parts yang cukup dan memeliharanya agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan sempurna.

3. Bahan Pengganti Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut tidak tersedia di pasaran maka dapat digunakan bahan pengganti dengan mendapat ijin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen. Harga satuan dalam volume pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya pertambahan harga antara bahan yang ditentukan dengan bahan pengganti dan kualitas bahan pengganti sama dengan bahan yang diganti.

4. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau lebih tempat yang ditentukan Pengawas Lapangan : (a) Tempat produksi dan pembuatan (b) Tempat penyimpanan (c) Lapangan

Page 5: Spesifikasi Teknis Sda 2015

Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan dan bahan kepada Pejabat Pembuat Komitmen sesuai yang dimintanya untuk tujuan pemeriksaan, tetapi bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya untuk menyediakan perlengkapan dan bahan sesuai dengan spesifikasi.

8. Survey dan Pengukuran Pekerjaan 1. Bench Marks ( Titik ikat )

Tanda dasar untuk Proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan dengan Saluran Induk seperti terlihat pada Gambar. Ketinggian dari Bench Mark ini adalah didasarkan pada titik tetap utama. Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terletak pada Gambar diberikan kepada Penyedia Jasa sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu Bench Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan. Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran/pemeriksaan atas ketelitiannya. Pejabat Pembuat Komitmen tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang lain begitu juga dengan titik referensinya. Penyedia Jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk kemudahannya, tetapi setiap Bench Mark sementara yang didirikan, rencana dan tempatnya harus disetujui oleh Pengawas Lapangan dan akan merupakan ketelitian yang berhubungan dengan Bench Mark yang didirikan oleh Pengawas Lapangan atau Pejabat lain yang ditunjuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

2. Permukaan Tanah Asli untuk Tujuan Pengukuran

Muka tanah yang terlihat pada gambar dianggap betul sesuai dengan Kontrak. Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka tanah, sekurang-kurangnya 14 (empat belas ) hari sebelum mulai bekerja, Penyedia Jasa memberitahukan kepada Pengawas Lapangan secara tertulis untuk menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut. Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Penyedia Jasa akan mengukur dan mengambil lokasi ketinggian lokasi pekerjaan, dengan menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui Pengawas Lapangan. Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui.

3. Peralatan untuk Pengukuran

Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran untuk dipakai sendiri dan Pengawas Lapangan. Alat dan perlengkapan itu harus baik dan layak dipakai dan sebelumnya harus di check oleh Pengawas Lapangan dan harus diganti jika hilang atau rusak. Semua alat-alat dan perlengkapan itu tetap menjadi milik Penyedia Jasa. Penjelasan secukupnya harus diserahkan bersama penawaran, untuk memungkinkan Pengawas Lapangan menilai mutu daripada alat-alat dan perlengkapan yang akan disediakan Penyedia Jasa. Alat-alat dan perlengkapan itu tidak boleh ditukar dalam waktu pelaksanaan kontrak, kecuali dengan ijin atau perintah Pengawas Lapangan.

9. Pekerjaan Sementara

1. Umum Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan, spesifikasi, pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara dimana Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan di lapangan, pertama-tama diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapatkan persetujuan sesuai dengan prosedur dalam Spesifikasi Teknis.

Page 6: Spesifikasi Teknis Sda 2015

Apabila Penyedia Jasa bermaksud mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara di luar daerah lapangan seperti terlihat pada Gambar, semua biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa tanah dan sebagainya, ditanggung oleh Penyedia Jasa dan biayanya sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar volume pekerjaan. Keterlambatan tidak akan meringankan Penyedia Jasa terhadap tanggung jawab untuk memenuhi ketentuan dalam Kontrak. Dalam hal tersebut tidak diberikan perpanjangan waktu bila terjadi keterlambatan.

2. Lapangan Kerja

Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, dijamin oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan bebas biaya pembebasan tanah. Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada lokasi seperti pada gambar atau seperti petunjuk Pengawas Lapangan. Penyedia Jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan anak buahnya pada tanah yang sudah dibebaskan, termasuk arah jalan masuk yang disetujui Pengawas Lapangan sehingga mengurangi kerusakan supaya diperbaiki. Sebelum diterimanya pekerjaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen tanah harus dikembalikan ke keadaan semula. Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk semua kerusakan misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik Pejabat Pembuat Komitmen atau orang lain. Penyedia Jasa mengganti kerugian terhadap semua kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.

3. Brak kerja (tergantung kondisi dan keperluan proyek)

Penyedia Jasa menyediakan, memelihara dan memindahkan bangunan sementara seperti gudang, bengkel, pemondokan buruh dan memindahkan bangunan sementara lainnya setelah selesai pekerjaan. Penyedia Jasa menyediakan sebuah brak kerja dilengkapi dengan peralatan secukupnya. Semua biaya untuk keperluan tersebut ditanggung Penyedia Jasa.

4. Pekerjaan Pengeringan selama Pelaksanaan ( Dewatering )

Gambar, metode pelaksanaan pekerjaan, pengeringan dibuat oleh Penyedia Jasa dan dimintakan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Pengeringan air harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan saluran, drainase dan bangunan. Penyedia Jasa harus memasang, memelihara semua pipa dan peralatan lain yang diperlukan untuk pengeringan air agar lokasi pekerjaan bebas dari air sehingga pekerjaan konstruksi dapat dilakukan sesuai dengan syarat-syarat. Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir atau kegagalan pengeringan air atau pekerjaan pengamanan. Kisdam, semua tanggul atau pengeringan air sementara harus segera dibongkar atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak mengganggu kelancaran aliran air setelah pekerjaan perbaikan bangunan dan saluran selesai. Cara pengeringan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan, dan tidak boleh mengganggu jalannya air yang dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang ada. Apabila pelaksanaan pekerjaan berada di bawah muka air tanah, air tersebut supaya dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian. Pengeringan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara kestabilan dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan konstruksi dikerjakan pada keadaan kering.

Page 7: Spesifikasi Teknis Sda 2015

5. Pengalihan Sementara dari Saluran Irigasi yang ada Penyedia Jasa tidak diperbolehkan menganggu saluran irigasi yang ada selama pelaksanaan pekerjaan. Bila pengalihan sementara dari saluran irigasi yang ada merupakan satu-satunya penyelasaian masalah, maka Penyedia Jasa supaya menyerahkan rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Setelah rencana itu disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen, pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan rencana yang telah disetujui.

10. Keamanan dan Pemeriksaan Kesehatan

1. Umum Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama pelaksanaan pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan lapangan, bahan peledak dan bensin, pemagaran sementara, keamanan dan pencegahan kebakaran, dibuat dan dipelihara oleh Penyedia Jasa atas biaya Penyedia Jasa. harus bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan kesehatan. Tidak ada pembayaran tambahan, dan dalam hal ini semua biaya sudah termasuk dalam harga kontrak.

2. Sistem Pengawasan Keamanan

Penyedia Jasa supaya mengatur sistim Pengawasan keamanan dan organisasinya dan diserahkan untuk mendapatkan persetujuan kepada Pejabat Pembuat Komitmen. Sistim Pengawasan keamanan dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang cukup untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan terhadap manusia dan barang milik yang bersangkutan. Sistim Pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program yang disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.

3. Peraturan Kesehatan Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan keadaan sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk penggunaan tenaga yang dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan dan oleh Penguasa setempat. Penyedia Jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan kerja tetap bersih.

4. Pencegahan Kebakaran

Penyedia Jasa harus melakukan setiap pencegahan dan melindungi api yang terjadi pada atau sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang diperlukan/ peralatan pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap digunakan pada semua bangunan air dan bangunan gedung atau pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal, pemondokan buruh dan bangunan gedung lainnya.

Penyedia Jasa akan memelihara peralatan dan perlengkapan pemadam kebakaran yang dibutuhkan dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Penyedia Jasa harus berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di lapangan kerja. Dalam hal ini Penyedia Jasa menyediakan perlengkapan yang mutlak diperlukan dan tenaga buruh yang dikerjakan di lapangan, termasuk peralatan dan tenaga Sub Kontrak.

Page 8: Spesifikasi Teknis Sda 2015

11. Penyelidikan Tanah Tambahan ( Bila diperlukan ) Penyedia Jasa atas perintah Pejabat Pembuat Komitmen akan melakukan penggalian dan atau pengeboran yang berhubungan dengan penyelidikan tanah pada bangunan-bangunan yang telah ada di lapangan atau di tempat-tempat lain. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan akan mencakup contoh tanah “undisturb” atau “disturb” dari material pondasi untuk pemeriksaan (analisa), pengetesan langsung pada pondasi dengan disaksikan oleh Pengawas Lapangan dan menyerahkan contoh-contoh (samples) untuk dilakukan pengetesan laboratorium. Penyedia Jasa akan menyerahkan hasil dari penyelidikan tanah kepada Pejabat Pembuat Komitmen dengan segera untuk mendapatkan persetujuan.

12. Foto-foto

Penyedia Jasa harus menyerahkan foto untuk laporan progress pekerjaan pada lokasi yang ditentukan oleh Pengawas Lapangan. Minimum tiga gambar harus diambil pada tiap lokasi yang memperlihatkan keadaan sebelum mulai pekerjaan, keadaan dalam tahap konstruksi dan keadaan dalam penyelesaian. Foto-foto pada tiap lokasi harus diambil dengan arah yang tertentu dan tetap dalam ketiga-tiganya keadaan tersebut di atas dengan latar belakang yang mudah dipakai sebagai tanda dari lokasi tersebut. Ketiga gambar untuk tahapan itu harus diletakkan dalam album disertai dengan tanggal pengambilan, foto negative yang bersangkutan harus diserahkan dalam album terpisah yang mudah dihubungkan satu sama lain. 2 ( dua ) set album-album harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan pada penyelesaian pekerjaan serta menyerahkan foto ukuran R12 dibingkai sebanyak 1 ( satu ) buah.

13. Mutual Check

1. System Pekerjaan 1.1. System Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah kontrak harga satuan.

2. Pelaksanaan Mutual Check

2.1. Pelaksanaan Mutual Check 0% diadakan berpedoman pada tender Drawing.

2.2. Pelaksana untuk Pekerjaan Mutual Check adalah terdiri dari Penyedia Jasa bersama-sama dengan PPHP, Pengawas , Konsultan yang diketahui oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

2.3. Uraian Pekerjaan Mutual Check yang dilaksanakan Penyedia Jasa adalah sebagai berikut : - Pengukuran kembali semua kegiatan-kegiatan pekerjaan dengan

mencocokkan kembali pada titik tetap. - Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali (Uitzet) profil

memanjang dan melintang dengan mengikuti Standar Penggambaran Tender Drawing.(shop Drawing )

- Membuat gambar-gambar bangunan dengan mengikuti Standar Penggambaran Tender Drawing (termasuk gambar detail).

- Membuat perhitungan Bill of Quantity (BOQ) dan RAB perubahan tambahan/ pengurangan.

2.4. Semua produk-produk hasil Uitzet (data pengukuran kembali, gambar-

gambar, Bill of Quantity, RAB tambahan biaya/pengurangan biaya) disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk selanjutnya diteliti/diperiksa kebenarannya dan setelah mendapat persetujuan maka Penyedia Jasa dapat melaksanakan pekerjaan tersebut.

2.5. Dari hasil pengukuran kembali/Uitzet akan didapat perbandingan volume dengan Tender Drawing.

Page 9: Spesifikasi Teknis Sda 2015

2.6. Gambar-gambar hasil Uitzet adalah sebagai dasar untuk Pelaksanaan Konstruksi Lapangan.

2.7. Semua gambar – gambar hasil mutual chek diperbanyak 3 kali.

3. Mutual Check 100% 3.1. Mutual Check II dilaksanakan Penyedia Jasa bersama sama dengan

Panitia Penerima Hasil Pekerjaan, Pengawas dan Konsultan yang disetujui Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan/gambar terpasang (Asbuilt Drawing).

3.2. Dari hasil Mutual Check II dengan gambar terpasang (Asbuilt Drawing) sebagai dasar pembayaran volume pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.

3.3. Semua gambar-gambar terpasang (Asbuilt Drawing) dibuat rangkap 2.

4. Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check 4.1. Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check akan diatur/ditentukan Pejabat

Pembuat Komitmen. 4.2. Jika tidak ditentukan lain, pengajuan biaya tambahan/pengurangan biaya

paling lambat 14(empat belas ) hari sebelum jangka waktu pelaksanaan berakhir sudah harus disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

4.3. Segala ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam Mutual Check ini akan ditentukan kemudian oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

5. Penilaian dan Pembayaran

Semua pengeluaran yang timbul untuk semua kebutuhan Mutual Check menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

II. PEKERJAAN TANAH

2.1. Pembersihan

1. Semua daerah di sekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan oleh Pengawas Lapangan, harus dibersihkan dari segala pohon-pohon, semak-semak sampah dan bahan lain yang mengganggu dan bahan-bahan itu harus dibuang, kecuali bila ada ketentuan lain yang disetujui oleh Pengawas Lapangan. Umumnya hanya pohon-pohon yang mengganggu bangunan yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini yang harus dibuang, dan ditumpuk di tempat-tempat yang ditunjuk oleh Pengawas Lapangan di sepanjang tepi jalan atau batas tanah. Pagar-pagar, dinding-dinding, bangunan-bangunan reruntuhan dari tempat-tempat pekerjaan harus dibuang menurut persetujuan Pengawas Lapangan.

2. Untuk semua pohon dan semak-semak yang tidak harus dibersihkan / tidak harus ditebang dan tetap berada di tempatnya, maka Penyedia Jasa harus melindunginya dari kerusakan.

3. Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, kemudian mengisi lobang dan dipadatkan dan memindahkan dari tempat semua bahan-bahan yang timbul akibat pembersihan lapangan.

4. Penyedia Jasa diminta untuk memulai pembersihan sebelum pekerjaan pembangunan dimulai.

5. Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua bahan-bahan yang berguna dan peralatan dikumpulkan.

6. Semua kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik umum atau Perorangan yang diakibatkan pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa harus diperbaiki atau diganti biaya oleh Penyedia Jasa.

Page 10: Spesifikasi Teknis Sda 2015

7. Semua pengeluaran yang timbul akibat dari pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

2.1.1. Stripping (Pengupasan) bila diperlukan

Sebelum Penggalian dari borrow pits dimulai, terlebih dahulu membersihkan dan mengupas seperlunya daerah untuk timbunan. Begitu juga pada tanggul, sebelum penimbungan dimulai terlebih dahulu tanggul dibersihkan dan dikupas setebal 0.20 m atau pembuatan terasering dengan ukuran 0.50 m” x 0.50 m”. Bahan hasil kupasan harus ditumpuk. Tumpukan semua material/sampah hasil kupasan harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.

2.2. Pekerjaan Penggalian Tanah

2.2.1. Galian pada Pondasi Bangunan

1. Sebelum mengadakan kegiatan galian pondasi, Penyedia Jasa diwajibkan memperhitungkan struktur tanah dan bangunan (bila ada) lokasi yang akan digali. Metode galian penyedia jasa harus dipertimbangkan terhadap struktur tanah sekitar lokasi dan alat gali yang digunakan.

Dasar dan sisi galian, dimana akan didirikan bangunan harus selesai dengan rapi menurut duga/tingkat dan dimensi yang tertuang pada gambar bestek.

Jika waktu penggalian material yang digali melampaui garis dan tingkat yang telah ditentukan, galian yang melampaui batas tadi harus ditimbuni lagi seluruhnya dengan material yang terpilih kemudian ditumbuk atau digilas lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm dengan dan atas biaya Penyedia Jasa.

Jika tanah pondasi asli (natural foundation) terganggu atau longgar karena pekerjaan-pekerjaan penggalian Penyedia Jasa, ia harus dipadatkan dengan menumbuknya atau menggilasnya atau jika Pengawas Lapangan menghendakinya ia harus dipindahkan atau diganti dengan bahan yang terpilih yang seluruhnya harus dipadatkan.

2. Jika pada suatu tempat penggalian bangunan atau penggalian untuk bangunan lainnya yang dikehendaki dipakai bahan yang tidak cocok, untuk pondasi menurut ketentuan Pengawas Lapangan, maka akan memerintahkan secara tertulis untuk memindahkan barang-barang yang tidak cocok tersebut dan dipadatkan seluruhnya dengan menumbuknya atau menggilasnya lapis demi lapis yang tebalnya tidak boleh lebih dari 15 cm. Semua biaya yang diakibatkan adanya perintah Pengawas Lapangan tersebut menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia Jasa.

3. Penyedia Jasa harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa Pembangunan. Cara menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air harus dengan cara yang dapat disetujui oleh Pengawas Lapangan.

4. Penyedia Jasa harus menjamin adanya perlatan yang stand by dan cukup di lapangan setiap waktu guna menghindari terputusnya kontinuitas pengeringan air.

5. Bila terjadi keruntuhan/kerusakan tanah dan bangunan disekitar lahan galian akibat kecerobohan dan kekurang telitian metode pelaksanaan, maka seluruh resiko menjadi tanggungan Penyedia Jasa.

6. Setiap permukaan galian harus dirapihkan dengan cara manual atau alat lain yang disetujui oleh Pengawas lapangan, sehingga bidang pondasi atau bagian lain dari bangunan atau timbunan yang berhubungan lansung dengan tanah asli bisa berhubungan baik. Apabila tanah dasar pondasi atau bagian lain yang dianggap peka oleh Pengawas rusak akibat berlangsungnya pekerjaan maka Penyedia Jasa

Page 11: Spesifikasi Teknis Sda 2015

wajib memperbaikinya sesuai dengan petunjuk Pengawas lapangan atas biaya PenyediaJasa. Dasar galian yang akan menerima beton, pasangan batu atau isian dipadatkan 0,15 m yang terakhir dari galian harus dirapikan dengan tangan, atau dengan cara yang mungkin dibenarkan atau diperintahkan oleh Pengawas lapangan. Hal ini dilakukan setelah pembersihan semua lumpur pada waktu akan menempatkan konstruksi diatasnya.

2.2.2. Tanah-tanah Longsor (Slide Material)

Tanah-tanah yang tidak dapat bertahan pada lereng-lereng seperti ditunjukkan di gambar atau yang ditentukan oleh Pengawas Lapangan dan Material-material yang mungkin longsor ke daerah galian di sepanjang garis galian, harus dipindahkan oleh Penyedia Jasa menurut cara yang disetujui, dan lereng-lereng harus diselesaikan kembali menurut garis dan tingkat yang ditetapkan oleh Pengawas Lapangan. Penyedia Jasa mungkin diminta pula untuk menggali daerah-daerah yang mungkin akan longsor di luar batas-batas penggalian yang diperlukan untuk mencegah kerusakan pada pekerjaan atas biaya Penyedia Jasa.

2.3. Bahan Hasil Galian 1. Diharapkan bahwa semua bahan-bahan dari galian yang dimaksud akan

cocok untuk dipakai dalam pembangunan-pembangunan yang dikehendaki menurut spesifikasi ini. Dimana dapat dikerjakan semua bahan-bahan harus diletakkan dari penggalian ke tempat-tempat terakhir yang telah direncanakan kecuali jika bahan tersebut menurut perintah Pengawas Lapangan harus ditempatkan di tempat penampungan sementara dan untuk kemudian harus ditempatkan di tempat yang telah direncanakan. Sepanjang masih dapat dikerjakan sebagaimana ditempatkan oleh Pengawas Lapangan, semua bahan-bahan yang telah direncakan untuk digunakan dalam pemadatan harus diusahakan agar kadar air cukup dengan cara menyiramnya atau cara-cara lain yang cocok sebelum dan selama penggalian.

2. Seluruh bahan timbunan di sekitar bangunan-bangunan yang berada pada lereng-lereng, dan garis-garis batas yang telah ditentukan pembayarannya untuk bangunan, dan berada di bawah permukaan tanah asli dinyatakan sebagai timbunan kembali yang dipadatkan (compacted back fill) dan semua timbunan atau timbunan kembali di sekitar bangunan dan di atas permukaan tanah asli harus dikerjakan sebagai membuat tanggul atau tanggul yang dipadatkan, kecuali ada ketentuan yang lain pada syarat-syarat khusus.

3. Dimana tanah yang baik dari penggalian yang ditentukan tidak mencukupi untuk pembuatan tanggul, penimbunan kembali dan pekerjaan tanah lainnya yang diperlukan seperti tertera di dalam gambar atau petunjuk Pengawas Lapangan maka tambahan tanah yang baik dapat diambil dari daerah pengambilan yang direncanakan seperti yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.

4. Bahan hasil galian yang mengandung tonggak-tonggak, akar-akar dan bahan-bahan lain yang mengganggu dan bahan galian yang tidak diperlukan untuk penimbunan kembali, penanggulangan dan bangunan lain yang diperlukan menurut spesifikasi ini harus ditempatkan di tempat penimbunan (spoil bank) yang berbatasan dengan saluran irigasi dan saluran-saluran drainage, jalan-jalan air, muara serta pembuangan yang rembes yang terletak pada atau di luar jalan yang diperlukan untuk ditimbuni, dan daerah-daerah pembuangan lainnya yang direncakan oleh Pengawas Lapangan.

5. Tempat penimbunan (spoil bank) yang berbatasan dengan tanggul-tanggul

saluran harus bersambung kecuali untuk celah-celah (gaps) dengan

Page 12: Spesifikasi Teknis Sda 2015

selang-selang yang pantas untuk drainage seperti yang ditunjukkan pada gambar atau petunjuk Pengawas Lapangan. Semua tempat penimbunan dan daerah pembuangan harus diratakan dan dimiringkan untuk keperluan pembuangan dan dirapikan menurut garis-garis teratur yang ditunjukkan pada gambar-gambar atau menurut petunjuk-petunjuk dari Pengawas Lapangan.

6. Material sisa galian yang tidak bisa dipergunakan untuk timbunan akan dibuang disuatu tempat didalam dan/atau diluar daerah irigasi yang disetujui oleh pemilik sesuai yang ditunjukan dalam gambar atau Pengawas. Penyedia Jasa harus merapihkan dan mengatur ketinggian serta meratakannya dengan rapi dan tinggi maksimum 3.00 m.

2.4. Borrow Area (Daerah Asal Bahan)

1. Bila disebutkan atau diperintahkan oleh Pengawas Lapangan, bahan

timbunan yang diperlukan untuk pekerjaan harus diambilkan dari borrow area yang disetujui, setelah diuji untuk mengetahui kecocokan bahan (soil properties).

2. Sebelum penggalian pada tanah tersebut, permukaannya harus dikupas dari tanaman-tanaman termasuk akar-akarnya. Apabila diperintahkan Pengawas Lapangan permukaan tanah harus dikupaskan sampai kedalaman 0.15 m, untuk sementara tanah kupasan ditimbun dan ditempatkan di sekitar borrow area.

3. Setelah selesai penggalian, Penyedia Jasa harus meninggalkan daerah tersebut dalam keadaan rapi sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, termasuk semua pekerjaan tanah yang diperlukan untuk mencegah penggenangan air di daerah tersebut. Apabila borrow area terletak pada sawah atau tanah tegalan, tanah yang dipakai untuk timbunan tidak boleh melebih kedalaman 0.5 m dan setelah semua penggalian selesai, daerah tersebut bisa dipakai kembali untuk pertanian, termasuk hal-hal yang menyangkut pengairan dan drainase dari daerah tersebut.

4. Batas borrow area minimum 20 m di luar batas pekerjaan tetap. 5. Penyedia Jasa harus menggali, memuat, mengangkut, membuang,

membentuk dan memadatkan bahan-bahan timbunan tersebut sampai dengan ukuran yang tercantum di dalam gambar.

6. Setelah penggalian selesai di borrow area, material kupasan (stripped) (termasuk material humus dan material tidak dipergunakan yang mungkin akan ditimbunkan kembali) harus dikembalikan ke borrow area di mana pada saatnya akan ditutup seperti arahan Pengawas untuk memelihara kesuburan lahan dan mencegah resiko terhadap ternak dan orang.

2.5.Penggalian Saluran dan Pembuangannya Penggalian saluran harus sesuai dengan Dimensi yang ada pada gambar.

1. Tanah galian dari saluran primer, sekunder, saluran pembuang dan saluran jalan harus ditempatkan di sepanjang tanggul saluran atau jika terdapat kelebihan galian, dan jika tidak disebutkan, harus diletakkan di tanggul lain yang memerlukan tambahan timbunan.

2. Kelebihan galian yang tidak dibutuhkan untuk pekerjaan tanah, baik setempat atau di tempat lain dimana volume galian dan timbunan tidak seimbang di sepanjang saluran, harus diletakkan pada tempat tanggul buangan terpisah, di luar pekerjaan tanah permanen. Tanggul buangan ini harus dibentuk menurut ukuran yang ditunjuk dalam gambar atau menurut Pengawas Lapangan dan harus dibentuk sedemikian rupa sehingga rapi dan stabil. Penyedia Jasa harus menyiapkan rencana pekerjaan tanah tersebut bagi setiap bagian dari pekerjaan dengan detail lokasi dan

Page 13: Spesifikasi Teknis Sda 2015

program penggalian dari saluran dan membuang tanahnya sebagai timbunan tanggul.

3. Penyedia Jasa harus mengajukan usul rencana pelaksanaan pekerjaan tanah tersebut ini selambat-lambat 7 (tujuh) hari sebelum tanggal yang dimaksud sebagai pemberitahuan kepada Pengawas Lapangan.

4. Untuk penggalian tanah lunak dapat digunakan alat-alat seperti hydraulic excavator, bulldozers dengan dihubungkan alat pembelas, scrapers tanpa dihubungkan dengan alat khusus.

5. Sedang untuk galian batu atau tanah keras dapat digunakan alat pembelas khusus yang dihubungkan bulldozer D8 atau peralatan yang sebanding, atau yang diperlukan sesuai dengan pelaksanaan.

2.6. Longsoran di Talud

Penyedia Jasa harus mencoba untuk menjaga dengan sangat hati-hati dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan, untuk mencegah terjadinya longsoran bahan di samping galian dan tanggul. Dalam hal terjadinya longsoran Penyedia Jasa harus memperbaiki semua pekerjaan tanah dan kerusakan yang bersangkutan dan melaksanakan perubahan yang diperlukan pada pekerjaan yang dapat disetujui Pengawas Lapangan.

2.7.Kelebihan Penggalian dan atau timbunan

Jika selokan atau saluran digali, tanggul atau berm dibentuk di luar ukuran yang disebutkan, harus membangun kembali sesuai Spesifikasi, atau ditentukan lain menurut petunjuk Pengawas Lapangan.

2.8.Luasnya Penggalian

Luasnya penggalian tanah harus diusahakan sekecil mungkin sesuai gambar bestek. Penggalian dimulai pada muka tanah dengan keharusan mengambil kelebaran yang sesuai menurut petunjuk pada gambar atau sesuai yang ditentukan oleh Pengawas Lapangan, dan harus turun ke bawah dan akhirnya baru menambah luasnya. Cara dan metode galian tidak boleh membahayakan bangunan/lahan pekerjaan. Pembangunan saluran terbuka dan pipa selalu harus dibatasi pada panjang yang telah mendapat persetujuan Pengawas Lapangan lebih dahulu secara tertulis. Pekerjaan pada setiap panjang yang sudah disetujui, diselesaikan sampai disetujui Pengawas Lapangan sebelum pekerjaan selanjutnya dimulai. Selama proses penggalian tanah agar secara langsung dipisahkan dan ditumpuk pada suatu tempat yang disetujui Pengawas lapangan, material yang layak/bisa dipakai untuk timbunan dan material yang tidak layak. Material yang layak selanjutnya akan dipakai untuk timbunan tanah biasa dan timbunan kembali, sedangkan material yang tidak layak selanjutnya akan dibuang keluar atau kesuatu tempat yang tidak akan mengganggu areal pekerjaan dan dirapihkan.

III. Pekerjaan Tanggul

3.1. Tanggul

1. Tanggul-tanggul untuk saluran primer, sekunder, saluran pembuang, sungai bisa dibentuk dengan galian tanah dari saluran dan saluran pembuang bila tersedia dan memenuhi syarat teknis yang ditentukan. Bila diperlukan tambahan tanah untuk timbunan maka tanah bahan timbunan diperoleh dari borrow area.

2. Tanggul untuk saluran di atas tanah asli harus dibuat rapat air, dan tidak boleh ada tanda-tanda rembesan sesudah diisi dengan debit maximum.

Page 14: Spesifikasi Teknis Sda 2015

3. Tanggul tersebut di atas dan tanggul yang dipakai sebagai jalan inspeksi atau jalan masuk harus dibentuk seperti yang telah diuraikan di atas atau dibuat dengan cara lain yang disetujui Pengawas Lapangan.

4. Bahan timbunan dihampar horizontal dan ketebalan merata (sesudah dipadatkan) secara berlapis-lapis dan tiap lapis tidak boleh mempunyai ketebalan jadi lebih dari 0.20 m kecuali ditentukan lain didalam spesifikasi teknik khusus.

5. Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin pemadat, mesin penggetar atau cara lain yang disetujui sehingga hasil pemadatan mencapai maksimum.

6. Timbunan di atas tanah asli di belakang bangunan-bangunan baru harus dipadatkan seperti yang diuraikan di atas bagi tanggul-tanggul yang dipakai untuk jalan inspeksi.

7. Penyedia Jasa harus memperhitungkan tambahan pengisian pemadatan sendiri, dan penurunan dari tanggul, baik disebutkan atau tidak, maka tinggi, lebar dan ukuran yang ditunjuk dalam gambar-gambar, harus dilebihkan (freeboard), sehingga setelah penurunan selesai dan tanggul dirapihkan maka akan tercapai dimensi/ukuran sesuai dengan gambar.

8. Pengujian kepadatan timbunan tanah dilakukan pada setiap lapis dengan jarak antara titik satu dengan yang lain harus mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan. Apabila dari hasil pengujian tidak memenuhi sesuai yang disyaratkan maka penyedia jasa harus mengulangi lagi hingga memenuhi syarat yang ditetapkan.

9. Penyedia Jasa harus merencanakan Operasi-operasi pembuatan tanggulnya dengan mempertimbangkan mungkin perlunya penundaan penimbunan, penyampuran dengan bahan-bahan kering atau prosedur-prosedur lain atau kombinasi seperti yang diperlukan untuk memungkinkan memenuhi pengarahan teknis yang ditentukan. Tata cara tersebut harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.

3.2. Penyiapan Tanah

1. Tanah hasil penggalian saluran atau saluran pembuang dapat dipakai sebagai bahan timbunan bila memenuhi syarat teknis yang ditentukan dan harus bersih dari segala kotoran tumbuh-tumbuhan termasuk akar-akarnya

2. Sebelum mulai penghamparan lapisan timbunan maka permukaan tanah yang akan ditimbun harus dikupas (stripping) sampai kedalaman yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0.15 m dan kadar air dari tanah kupasan harus selalu dijaga baik dengan cara pengeringan alam atau pembasahan dengan alat semprot.

3. Bila oleh karena sesuatu sebab pelaksanaan penempatan dan pemadatan terhenti, permukaan dari timbunan harus digaruk kembali dan kadar airnya diperiksa kembali sebelum pelaksanaan pemadatan dilanjutkan.

3.3. Tambahan untuk Penurunan Tanah

Penyedia Jasa memperhitungkan tambahan fungsi timbunan tanggul, pengisian guna mengatasi pemadatan sendiri (consolidation) dan penurunan akibat pemadatan tanah timbunan (settlemen) dari tanggul sedemikian rupa sehingga lebar dan ukuran permukaan yang telah selesai pada akhir masa pemeliharaan harus sesuai dengan tinggi, dan ukuran yang ditunjukkan dalam gambar atau atas perintah Pengawas Lapangan.

Page 15: Spesifikasi Teknis Sda 2015

3.4. Percobaan Pendahuluan untuk Tanah Timbunan

1. Bahan-bahan yang diusulkan untuk timbunan harus diuji di laboratorium pengujian yang telah disetujui Pengawas Lapangan untuk menentukan karakteristik dan sifat-sifat bahannya.

2. Penyedia Jasa harus melaksanakan percobaan pendahuluan (trial embankment) dengan terlebih dahulu ditentukan jenis dan type alat pemadat yang dipakai dan telah disetujui oleh Pengawas Lapangan. Seluruh biaya untuk pengujian dan trial embankment menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

3.5. Pemadatan pada Timbunan

1. Tanggul-tanggul dan timbunan-timbunan yang dipersyaratkan untuk dipadatkan sesuai dengan gambar-gambar harus dilaksanakan lapis demi lapis dan tebal lapisan jadi (setelah dipadatkan) setebal 15 cm. Operasi-operasi Penyedia Jasa dalam penggalian material yang direncanakan untuk digunakan pada tanggul-tanggul atau urugan-urugan yang dipadatkan harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga material tersebut berada dalam keadaan memenuhi syarat teknis yang ditentukan waktu ditempatkan. Bagian dari tanggul saluran yang pada gambar direncanakan untuk dipadatkan harus dibangun dari material yang baik dan paling cocok untuk memberikan kekedapan (impermeabilitas) dan stabilitas waktu dipadatkan.

2. Operasi-operasi penggalian dan penempatan harus dibuat sedemikian rupa sehingga material yang dipadatkan akan cukup bercampur/berpadu dengan baik untuk menjamin adanya tingkatan-tingkatan pemadatan yang baik sehubungan dengan kepadatannya dan stabilitasnya.

3. Untuk bagian tanggul-tanggul yang berbatasan dengan bangunan, termasuk pipa-pipa beton, dimana pemadatan tanggul-tanggul atau urugan yang diperlukan tidak mungkin dilakukan dengan alat pemadat (roller compaclor) untuk mendapatkan pemadatan yang cukup, maka tanggul atau urugan harus dipadatkan dengan mesin penumbuk (hand stamper) dengan mencapai kepadatan yang setingkat dengan tanggul atau urugan yang dipadatkan didekatnya. Dalam tebal lapisan-lapisan pemadatan tanah dan kelembaban bahan-bahan tersebut yang akan ditimbun harus seperti Spesifikasi di atas dan pemeliharaan khusus harus dijalankan untuk menjamin agar ada ikatan yang cukup dan tanggul-tanggul yang akan dipadatkan didekatnya. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan bangunan yang disebabkan operasi-operasi pemadatan bahan tanggul atau urugan yang berdampingan dengan bangunan-bangunan lain dan harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa.

4. Pemadatan dengan tenaga manusia. a. Material yang akan dipadatkan harus dibuat dengan lapisan-lapisan

horizontal dengan tebal hamparan tidak lebih dari 15 cm dengan alat penumbuk tangan (hand stamper/tamping ramer) beratnya tidak kurang dari 15 kg serta jarak jatuh bebas (graving fall) untuk melaksanakan pekerjaan harus 30 cm. Material harus dipadatkan sampai kepadatan yang diinginkan tercapai.

b. Penggunaan tenaga wanita dan anak-anak di bawah umur 16 tahun tidak diijinkan.

5. Material pada tanggul yang dipadatkan dan urugan kembali yang dipadatkan, harus dipadatkan sampai pada kepadatan yang kering (dry

Page 16: Spesifikasi Teknis Sda 2015

density) tidak kurang 90% dari dry density maksimum di laboratorium menurut Standar Proctor Compaction Test. Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan test kepadatan dan diuji di laboratorium untuk membuktikan bahwa pemadatan telah memenuhi syarat. Bukti test ini harus ditanda tangani Pengawas Lapangan. Test kepadatan dilaksanakan pada volume timbunan ≥ 10 m3. Bila diperoleh hasil test tidak sesuai atau nilai kepadatan lebih kecil daripada persyaratan maka timbunan tersebut harus dibongkar dan diadakan ulang sampai memenuhi syarat. Seluruh biaya untuk pelaksanaan test dan pemadatan ulang menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

IV. BETON Bagian I. Bahan

4.1. S e m e n

Semen yang dipakai dalam pekerjaan pada umumnya jenis semen Portland dari perusahaan Dalam negeri dan memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-B dan Pasal 3.2. NI-2. Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan khusus jika diperintahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Penyedia Jasa harus menyediakan contoh semen yang berada di gudang lapangan atau dari pabrik dan Pengawas Lapangan bisa memerintahkan untuk diadakan test / pengujian material, bila dari hasil test ditemukan semen yang tidak memenuhi syarat maka ditolak dan penyedia jasa harus memindahkan keluar daerah pekerjaan.

4.2. Bahan Batuan dan Pasir

Bahan batuan untuk beton dan adukan harus memenuhi pasal 3.3. dan 3.4. Standar Nasional Indonesia NI-2 serta Pasal 11 dan 12 dari PUBI. 1. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan,

apabila menurut Pengawas Lapangan, pasir yang ada tidak memenuhi gradasinya.

2. Semua pasir yang akan dipakai untuk beton dengan spesifikasi ini harus pasir alam dengan mempunyai modulus kehalusan butir antara 2 sampai 3.

3. Pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari gumpalan tanah bebas tanah kosong bahan-bahan organik tanah dan lain-lain yang dapat merusak beton.

4. Bahan batuan (kerikil) harus memenuhi persyaratan bergradasi dari ukuran nominal yang dipersyaratkan kelas beton yang dikehendaki.

Apabila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka bahan batuan harus diambil dari lokasi setempat yang menurut penilai Pengawas Lapangan adalah yang terbaik. Penyedia Jasa harus mengirim contoh material apabila dibutuhkan oleh Pengawas Lapangan. Contoh dapat diambil atas perintah Pengawas Lapangan. Penyedia Jasa harus membuat percobaan dari contoh material sesuai dengan permintaan Pengawas Lapangan secara rutin dan dengan frekuensi yang disetujui Pengawas Lapangan serta mengirimkan kepada Pengawas Lapangan setiap copy laporan test. Apabila tes abrasi dibutuhkan oleh Pengawas Lapangan maka Penyedia Jasa harus melakukan tes sesuai dengan persyaratan untuk membandingkan dengan data-data hasil tes dari beberapa lokasi.

Page 17: Spesifikasi Teknis Sda 2015

4.3. A i r

Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan adukan beton harus dari sumber yang disetujui oleh Pengawas Lapangan dan memenuhi Standar Nasional Indonesia PUBI. Serta pada waktu pemakaian, air harus terhindar dari bahan – bahan yang bisa mengotorkan air diantaranya: 1. Mempengaruhi waktu permulaan pengikatan dari semen yang melebihi

dari 30 menit, atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus lebih dari 20 persen, apabila dites sesuai Standar yang diminta oleh Pengawas Lapangan.

2. Mencegah tercapainya kekuatan kubus percobaan yang ditentukan dalam 28 hari untuk beton klas tertentu.

3. Menghasilkan perubahan warna atau kembang garam di atas permukaan semen yang sedang mengeras.

4. Menunjukkan reaksi alkali pada bahan batuan. Air harus bebas dari hidrokarbon dan larutan bubuk dari bahan organik. Larutan suspensi bubuk dari bahan organik tidak boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap juta bagian suspensi dalam berat. Penyedia Jasa harus mengadakan percobaan bagi air yang diusulkannya untuk dipakai dan harus menyerahkan catatan-catatan mengenai percobaan tersebut pada Pengawas Lapangan untuk persetujuannya sebelum meletakkan pekerjan beton percobaan yang teratur dari beton dan adukan dalam suatu pola dan frekuensi yang disetujui oleh Pengawas Lapangan dan harus memberi kepada Pengawas Lapangan salinan catatan dari hasil percobaan.

5. Apabila disekitar lokasi sulit/tidak terdapat sumber air yang memenuhi syarat, atas inisiatip sendiri penyedia jasa harus mendatangkan air dari luar dan meyiapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tong untuk pengaduk dan tandor air. Peletakan tong harus dilokasi pekerjaan harus dalam posisi berdiri.

4.4. Zat Tambahan

1. Beton dan adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air sebagaimana ditentukan. Tidak boleh ada campuran bahan-bahan lain dengan beton adukan tanpa persetujuan Pengawas Lapangan, Penyedia Jasa boleh memakai zat pelambat/percepatan untuk keperluan pekerjaan dan cara pemakaiannya harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.

2. Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses pengadukan atau selama pelaksanaan pengadukan tambahan dalam pengecoran beton. Bahan tambah yang digunakan harus sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2495-1991.

3. Bahan tambah yang berupa mineral atau bahan limbah seperti Fly Ash, Pozzolan, silica fume yang ditambahkan ke dalam campuran beton. Bahan tambah yang digunakan harus sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI 03-2460-1991.

4.5. Tulangan

1. Tulangan baja untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar dan Standar Nasional Indonesia NI-2.

2. Untuk tiap-tiap pengiriman baja lunak yang diserahkan ke tempat pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan apabila ada permintaan

Page 18: Spesifikasi Teknis Sda 2015

Pengawas Lapangan suatu hasil pemeriksaan dari laboratorim. Sesuai dengan prosedur, hasil tersebut harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.

3. Untuk tiap-tiap kiriman tulangan anyaman baja yang dikirm ke tempat pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Lapangan satu kutipan sertifikat dari pabrik mengenai catatan-catatan pemeriksaan dan pengujiannya yang berhubungan dengan pemuatan-pemuatan darimana kiriman itu dibuat.

4. Penyedia Jasa harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan jika dibutuhkan oleh Pengawas Lapangan. Tulangan pada waktu pengecoran beton harus bersih dan bebas dari kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas. Batang-batang baja yang telah menjadi bengkok, tidak boleh diluruskan, atau dibengkokkan lagi untuk dipakai dipekerjakan tanpa persetujuan Pengawas Lapangan.

4.6. Penyimpanan Bahan Bangunan

1. Semua semen harus dikirim ke tempat pekerjaan dalam karung kertas yang ditandai, utuh dan ditutup sepatutnya atau bungkusan lainnya yang disetujui. Semua semen harus disimpan dalam gudang tidak terpengaruh oleh cuaca.

2. Lantai dari gudang harus dibuat lebih tinggi di atas permukaann tanah untuk mencegah pengisapan air. Penyimpanan di tempat terbuka dapat diizinkan pada pekerjaan kecil dengan persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan, dalam hal mana selalu harus ditempatkan di atas tempat yang dilindungi dengan tutup yang tahan air. Masing-masing kiriman semen harus disimpan terpisah sedemikian, sehingga ada jalan masuk dengan mudah untuk pemeriksaan dan pengujian.

3. Setelah disetujui Pengawas Lapangan penggunaan semen harus menurut urutan pengiriman.

4. Tiap-tiap jenis bahan batuan, pasir dan kerikil maupun batu-batu harus disimpan dalam petak yang terpisah atau di halaman yang tanahnya ditutup dengan lembaran logam atau tutup lainnya yang keras dan bersih, yang harus bisa kering sendiri dan dilindungi dari pencampuran dengan tanah atau benda-benda lainnya yang merusak.

5. Tulangan baja harus disimpan jauh dari tanah dan diganjal untuk mencegah perubahan bentuknya.

Bagian II. Kelas dan Mutu

4.7. Kelas dan Mutu Beton

1. Kelas dan mutu dari bahan beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia NI-2-P.B.I 1971, menurut tabel di bawah ini :

No. Mutu σσσσBk KG/ CM2

σσσσBm S = 46 KG/ CM2

Kategori Dari

Bangunan (Tujuan)

1.26.1.1. Pengawasan Terhadap

Kwalitas Agregat

Kekuatan Tekanan

I BO - - Non Strukturil Pemeriksaan dengan mata

Tidak ada Pengujian

II B1 - - Strukturil Pemeriksaan dengan teliti

Tidak ada Pengujian

4.8. Komposisi / Campuran Beton

1. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir kerikil/batu pecah air seperti yang ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada

Page 19: Spesifikasi Teknis Sda 2015

ketentuan yang baik/tepat, dalam hal ini dilakukan dengan membuat rencana campuran beton (Design Mix)

2. Untuk beton mutu BO campuran yang biasa untuk pekerjaan non strukturil dipakai perbandingan dari semen portland, terhadap pasir dan agregat kasar tidak boleh kurang dari 1:3:5. Banyaknya semen untuk tiap m3 sedikitnya harus 225 kg.

3. Untuk beton mutu B.1 dan K 125, campuran nominal dari semen portland, pasir dan kerikil/batu pecahan harus digunakan dengan perbandingan volume 1:2:3 atau 1 : 1½ : 2 ½. Banyaknya semen untuk tiap m3 beton harus tidak kurang dari 275 kg.

4.9. Perlengkapan Mengaduk

Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian yang cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-masing bahan pembentukan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan Pengawas Lapangan.

4.10. M e n g a d u k

1. Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu “Batch Mixer” atau “Portable Continous Mixer” selama sedikitnya 1½ menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1.5 m3. Pengawas Lapangan berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan ketentuan dan warna yang merata/seragam. Beton harus seragam dalam komposisi dari adukan ke adukan, kecuali bila dimintakan adanya perubahan dalam komposisi. Dalam pekerjaan mencampur adukan beton, air harus dituangkan lebih dahulu. Pengadukan yang berlebih-lebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki tidak diperkenankan.

2. Penyampuran dengan pencampuran tangan diperkenankan apabila pada lokasi-lokasi tertentu sebuah Portable Mixer tak mungkin dipergunakan menurut pandangan Pengawas Lapangan. Untuk mempermudah pencampuran ini, Penyedia Jasa akan membuat beton masif dengan ketebalan tidak kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2 cm2, dibatasi dengan parapet setinggi 10 cm. Semua kondisi hand-mixing adalah sama.

4.11. S u h u

Suhu beton sewaktu dicor/dituang tidak boleh lebih dari 32 derajat celcius dan tidak kurang dari 43 derajat celcius. Bila suhu dari beton yang ditaruh berada antara 27 C° dan 32 C°, beton harus diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton melebihi 32 C°, sebagai yang ditetapkan oleh Pengawas Lapangan, Penyedia jasa harus mengambil langkah-langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan agregat, mencampur air dan mengecor pada waktu malam hari bila perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu di bawah 32 C°.

Page 20: Spesifikasi Teknis Sda 2015

4.12. Cetakan (Bekesting)

1. Cetakan haruslah dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan ukuran dari beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar-gambar atau seperti ditetapkan Pengawas Lapangan.

2. Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang dikehendaki harus digunakan bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari logam, lembaran plywood, papan kayu yang dipress atau dari papan yang dipress halus, dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang sempurna seperti terperinci di sini.

3. Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian jalan air. Cetakan untuk permukaan yang demikian dapat dibuat dari kayu ataupun dari logam dan harus di dalam segala hal benar-benar berbentuk dan berukuran yang tetap pada tempat dan bentuknya selama pembebanan dan berlangsungnya pekerjaan vibrasi pemadatan beton. Usaha yang sesuai dan efektif harus dilaksanakan pada pembuatan cetakan untuk menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya dalam arah yang tepat untuk menghindari terbentuknya pelengkungan-pelengkungan, sisi pinggiran tersebut atau kerusakan-kerusakan permukaan beton yang telah diselesaikan.

4. Semua cetakan yang dibangun harus teguh, alat-alat dan usaha-usaha yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak permukaann dari beton yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton dicor, semua material untuk mempermudah melepaskan cetakan harus dipakai hanya setelah disetujui oleh Pengawas Lapangan. Penggunaan minyak cetakan harus berhati-hati agar tidak kontak dengan besi beton yang mengakibatkan kurang daya lekat.

5. Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga dicegah pengembangan atau lain gerakan selama penuangan beton. Mereka dapat dicegah selama pengecoran beton pada pilar-pilar beton (Concrete Piers), kaki-kaki logam (Metal Pedestral) atau dengan cara-cara lain yang disetujui. Penyangga cetakan (Perancah) harus bersandar pada fondasi yang baik sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama pelaksanaan.

4.13. Pengecoran

1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton, pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyekangan dan pengikatan dan penyiapan-penyiapan permukaan yang berhubungan dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.

2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan pada tempat pengecoran beton, lantai kerja harus bersih dari air yang menggenang, reruntuhan atau bahan lepas. Permukaan-permukaan dengan bahan-bahan yang menyerap dengan rata hingga kelembaban (air) dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.

3. Permukaan-permukaan beton yang lebih dahulu dicor pada mana beton baru akan dicor, permukaan lama telah begitu mengeras sehingga beton baru tidak akan berpadu dengan sempurna, ditentukan di sini sebagai “Construction Joints” (hubungan konstruksi/ pelaksana). Permukaan Construction Joints harus bersih dan lembab ketika ditutup dengan beton baru atau adukan. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran, beton-beton yang mengelupas atau rusak, bahan-bahan asing yang menutupinya. Permukaan-permukaan Construction Joints harus dibersihkan dengan cara-cara yang disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya dengan penyemprotan air dengan tekanan udara segera sebelum pengecoran beton

Page 21: Spesifikasi Teknis Sda 2015

baru. Pembersihan dan pencucian harus dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran beton. Semua genangan-genangan air harus dibuang dari permukaan Construction Joints sebelum beton baru dicor.

4. Semua Construction Joints atau expansion joints seperti ditunjukkan pada gambar harus dibersihkan seluruhnya dari kelebihan-kelebihan beton atau material dengan menggaruk atau cara lain yang disetujui Pengawas Lapangan.

5. Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.

6. Beton dicor dilaksanakan pada waktu Pengawas Lapangan serta Pelaksana Penyedia Jasa yang setaraf ada di tempat kerja. Setelah permukaan disiapkan baik-baik, permukaan-permukaan Construction Joints dimana beton baru akan dicorkan harus dilapisi dengan penutup yang terbuat dari adukan semen (air semen) atau ditutup dengan lapisan spesi/mortel harus mempunyai perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton yang bersangkutan kecuali ditentukan lain, demikian juga konsistensinya. Adukan harus dihamparkan merata dan harus rata juga pada permukaan yang tidak beraturan. Beton harus segera dicor saat adukan yang masih baru (fresh). Dalam pengecoran beton pada Construction Joints yang telah dibentuk, penjagaan khusus harus dijalankan untuk menjamin agar beton yang baru menjadi rapat betul dengan permukaan joints (sambungan) dengan pembobokan memakai alat-alat yang cocok.

7. Pencampuran/penumbukan kembali beton tidak diperkenankan. Beton yang sudah mengeras dalam hal mana pengecoran yang tepat untuk dituang/dicor harus diusahakan agar pengangkutannya ke tempat posisi terakhir sependek mungkin. Sehingga pada waktu pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.

8. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (joints), semua penuangan beton harus selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan umumnya tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Pengawas / Pengawas Daerah mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal lapisan-lapisan 50 cm tidak dapat memenui spesifikasi-spesifikasi ini. Semua pertemuan/sambungan dan hubungan konstruksi dengan permukaan beton, harus dibuat menerus dan rata atau tegak jika tidak ditentukan di dalam kontrak, jumlah dan lokasi dari hubungan konstruksi harus dimintakan persetujuan Pengawas Lapangan.

9. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama sedemikian sehingga spesi/mortel terpisah dari agregat kasar.

10. Ember-ember beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat pada slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada mana mekanisme pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,035 m3 sekali tuang. Ember beton harus mudah untuk diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan, terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.

11. Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak ada ketentuan lain dari yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh Pengawas Lapangan.

12. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan tertentu, sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat semua permukaan-permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan. Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala, alat penggetar (vibrator) harus mengenai bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah.

Page 22: Spesifikasi Teknis Sda 2015

Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immersion teroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000 putaran permenit.

4.14. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan

1. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Segera sesudah cetakan-cetakan dibuang, permukaan beton harus diperiksa dengan hati-hati. Permukaan-permukaan yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui Pengawas Lapangan.

2. Umumnya diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan dibuka untuk dinding- dinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping lainnya; tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran serta 14 hari untuk dek-dek jembatan.

4.15. Perawatan (Curing)

1. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan disini. Pengawas Lapangan berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.

2. Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera sesudah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau dengan pipa-pipa berlubang-lubang, penyiram mekanis atau cara-cara yang disetujui yang akan menjaga agar permukaan selalu basah. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi maksud-maksud spesifikasi-spesifikasi air untuk campuran beton.

4.16. Perlindungan (Protection)

Penyedia Jasa harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan sebelum penerimaan terakhir oleh Pengawas Lapangan. Permukaan beton yang terbuka kecuali permukaan-permukaan yang tertutup oleh white pigmentod sealing compound, harus dilindungi terhadap sinar-sinar matahari yang langsung paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan semacam itu harus dibuat effective dan dapat dilaksanakan sesudah pengecoran beton tanpa cetakan atau sesudah pembukaan cetakan-cetakan.

4.17. Penyelesaian-penyelesaian dan Penyempurnaan

1. Penyempurnaan-penyempurnaan beton harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan disaksikan oleh Pengawas Lapangan. Permukaan-permukaan beton akan diuji/dites oleh Pengawas Lapangan dimana perlu untuk menentukan apakah ketidak teraturan permukaan berada dalam batas-batas yang ditentukan di sini. Ketidak teraturan digolongkan sebagai sekonyong-konyong (abrupt) atau lambat laun (gradual). Offiset yang disebabkan oleh pemindahan atau penempatan cetakan yang salah yang membentuk garis-garis, yang disebabkan mata kayu lepas pada cetakan atau kerusakan lain dari kayu, akan dianggap sebagai ketidak teraturan yang sekonyong-konyong (abrupt) dan akan diuji dengan menggunakan pengukuran langsung. Semua ketidak teraturan lainnya dapat dianggap sebagai ketidak teraturan yang gradual dan akan diperiksa dengan mempergunakan template, terdiri dari alat dengan pinggiran yang lurus atau melengkung untuk permukaan yang melengkung.

Page 23: Spesifikasi Teknis Sda 2015

Panjang template tersebut harus 1,5 m untuk pengujian permukaan hasil cetakan dan 3 m untuk permukaan yang tidak pakai cetakan. Sebelum menerima pekerjaannya, Penyedia Jasa harus membersihkan semua permukaan yang terbuka dari kerak-kerak dan karat yang tidak nampak kecuali bila ditentukan secara lain.

2. Permukaan dalam yang tidak bercetakan harus dibuat miring untuk drainase seperti ditunjukkan pada gambar-gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Pengawas Lapangan. Bila tidak ditentukan secara lain tingkat-tingkat penyelesaian untuk permukaan yang tidak bercetakan adalah sebagai berikut : a. Permukaan yang tidak bercetakan yang akan ditutup dengan urugan

(backfill) atau dengan beton harus diselesaikan dengan meratakannya secara memuaskan dan penambalan untuk menghasilkan permukaan yang sama.

b. Penyelesaian dengan sendok baja yang keras (hard steel trowel) harus dipakai terhadap permukaan yang tidak bercetakan yang terbuka atau mudah terkena air yang mengalir, kecuali permukaan dek jembatan yang akan menjadi jalan lalu lintas orang-orang berjalan kaki atau kendaraan harus diselesaikan dengan memakai tangan atau perlengkapan yang digerakkan dengan mesin. Peralatan dan troweling harus dimulai segera sesudah permukaan yang diratakan telah cukup keras menghasilkan permukaan yang bebas dari bekas-bekas plesteran dan harus sama dalam susunannya. Ketidak rataan pada permukaan, diukur menurut pasal 3.17.1 tidak diperkenankan lebih dari 6 mm untuk ketidak rataan yang gradul dan bekas-bekas pahatan atau ketidak rataan yang sekonyong-konyong.

4.18. Perbaikan Permukaan Beton

1. Bila sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak menurut gambar atau ternyata ada permukaan yang rusak atau keluar dari garis sesuai dengan spesifikasi ini, harus dibuang dan diganti oleh Penyedia Jasa atas bebannya sendiri kecuali bila Pengawas Lapangan memberikan izinnya untuk menambal tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.

2. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang terdiri dari sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena keropos, lubang-lubang baut, ketidak rataan oleh pengaruh sambungan-sambungan cetakan dan bergeraknya cetakan. Ketidak rataan dan bengkok harus dibuang dengan pemahat atau dengan alat lain dan seterusnya digosok dengan batu gurinda. Semua lubang harus terus menerus dibasahi selama 24 jam sebelum di cor , dan seterusnya disempurnakan.

3. Jika menurut pendapat Pengawas Lapangan hal-hal yang tidak sempurna pada bagian bangunan-bangunan yang akan terlihat sedemikian, sehingga dengan penambahan saja tidak akan menghasilkan sebuah dinding yang tidak memuaskan kelihatannya, Penyedia Jasa diwajibkan untuk menutupi saluran dinding (dengan spesi plester) demikian juga dinding yang berbatasan (yang bersambungan), sesuai dengan instruksi dari Pengawas Lapangan.

4. Cacat lubang-lubang baut angker dan tempat cukilan dari sarang kerikil yang akan diperbaiki, harus diisi dengan spesi/mortel tambalan yang kering yang disusun dari satu bagian semen portland dengan dua bagian pasir beton bersama dengan bahan pengisi yang susut, yang disetujui oleh Pengawas Lapangan, dalam jumlah yang diperinci oleh pabrik dan dengan air yang cukup sehingga sesudah bahan-bahan spesi dicampur akan melekat satu sama lain dan apabila diremas-remas menjadi bola dan

Page 24: Spesifikasi Teknis Sda 2015

ditekan dengan tangan tidak akan mengeluarkan air. Spesi penambal harus dikerjakan dengan lapisan-lapisan yang tipis dan selalu dipadatkan dengan alat yang cocok. Ketelitian diharapkan pada pengisian baut-baut angker dan lubang-lubang pipa hingga seluruhnya dapat diisi penuh dengan spesi yang padat.

4.20. Mengawasi dan Mencampur Bahan

1. Penyedia Jasa harus membuat secara akurat perbandingan dari beton berdasar ukuran volume.

2. Air harus ditambah pada bahan batuan, pasir dan semen di dalam mesin pengaduk mekanis, banyaknya harus menurut jumlah paling kecil yang diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh. Alat pengukur air harus dapat menunjukkan secara akurat volume yang diminta dan harus didesign sedemikian rupa sehingga supply air akan secara otomatis berhenti kalau jumlah air yang dikehendaki sudah disalurkan ke dalam alat pencampur beton. Dan kemudian bahan-bahan beton harus benar-benar tercampur.

3. Beton pencampur hanya boleh digunakan dengan mendapat persetujuan Pengawas Lapangan lebih dahulu. Apabila pencampuran beton diijinkan dilakukan dengan tangan, maka semen, bahan batuan dan pasir harus dicampur di atas lantai kayu yang rapat.

4. Bahan-bahan harus dibalikkan paling sedikit dua kali dalam keadaan yang kering, dan paling sedikit tiga kali sesudah air telah dicampurkan, sampai campuran beton mencapai warna dan kekentalan yang sama. Penyedia Jasa harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan tempat bahan-bahan untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus diserahkan untuk mendapat persetujuan Pengawas Lapangan, sebelum alat pencampur dan bahan-bahan diletakkan.

4.21. Mengangkat, Menempatkan dan Memadatkan Beton

1. Beton harus dibawa sedemikian rupa sehingga sampai di tempat penuangan, ia masih masih mempunyai mutu yang ditentukan dan kekentalan yang dibenarkan, tak ada terjadi penambahan atau pengurangan apapun sejak ia meninggalkan tempat adukan.

2. Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan atas pengaturan yang diusulkannya, sebelum pekerjaan pembetonan dimulai.

3. Beton tidak diijinkan untuk dijatuhkan atau digelincirkan secara tak terkendalikan dari ketinggian lebih dari 1,5 m tanpa harus diaduk lagi. Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat sambungan cor yang disediakan sebelum permulaan pembetonan.

4. Penyedia Jasa harus memperhatikan pemadatan dari beton sebagai pekerjaan yang besar yang penting dengan tujuan untuk menghasilkan beton rapat air dengan kepadatan terbesar. Pemadatan harus dibantu dengan mengakibatkan bergeraknya tulangan dan acuan. Jumlah dan jenis alat getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa pembetonan, harus dengan persetujuan Pengawas Lapangan.

4.22. Sambungan Men”cor” Beton

1. Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan cor harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan berlangsung.

2. Tempat sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga pengaruh dari penyusutan dan suhu sangat dapat diperkecil. Dimana pekerjaan beton memanjang atau meluas dan jika menurut pendapat Pengawas Lapangan mungkin dilaksanakan, maka Penyedia Jasa harus

Page 25: Spesifikasi Teknis Sda 2015

mengatur rencana pelaksanaan sedemikian rupa, sehingga beton sudah mempunyai umur 4 minggu sebelum beton baru diletakkan terhadapnya.

3. Sambungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus dengan acuran yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan sejauh mungkin dapat dilaksanakan pada tempat gaya lintang yang terkecil. Itu harus disetujui oleh Pengawas Lapangan. Sebelum beton yang baru dicor disamping beton sudah mengeras, beton yang lama harus dibersihkan dari batuan-batuan di atas seluruh penampangnya dan meninggalkan permukaan kasar tak teratur serta bebas dari buih semen.

4. Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada saat hari Pelaksanaan harus tidak lebih dari 1,5 m dan ukuran mendatang harus tidak lebih dari 7 m tanpa mendapat persetujuan lebih dahulu dari Pengawas Lapangan.

Bagian III. Tulangan Baja

4.23. Daftar Bengkokan

1. Penyedia Jasa harus menentukan sendiri dari penjelasan yang diberikan dalam gambar-gambar dan spesifikasi, kebutuhan-kebutuhan akan tulangan baja yang tepat untuk dipakai dalam pekerjaan. Daftar bengkokan yang mungkin diberikan oleh Pengawas Lapangan kepada Penyedia Jasa ketelitiannya harus dicek sendiri oleh Penyedia Jasa.

2. Tulangan baja harus dipotong dari batang-batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan bengkokan atau kerusakan lainnya dan dibengkokkan dalam keadaan dingin oleh tukang yang berpengalaman. Batang-batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokkan di mesin pembengkokan yang direncanakan untuk itu dan disetujui oleh Pengawas Lapangan. Ukuran pembengkokan harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia NI-2 kecuali jika ditentukan atau diperintahkan lain oleh Pengawas Lapangan. Bentuk-bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh menyambung tulangan tanpa persetujuan Pengawas Lapangan.

4.24. Pemasangan

Penyedia Jasa harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar dan harus ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu pengecoran beton. Pengelasan tempel harus ada persetujuan Pengawas Lapangan lebih dahulu untuk diijinkan memasang dengan tepat. Pada pengelasan lainnya, pengokoh, ganjal dan tali pengikat harus atas persetujuan Pengawas Lapangan. Ganjal harus dibuat dari beton yang dicor. Ganjal dari besi, jepit dan kawat pengikat harus berkwalitas sama dengan bahan tulangan beton dan tebal selimut harus dibuat sesuai dengan spesifikasi.

Bagian IV Pengujian Campuran 4.25. Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)

Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas lapangan, harus dilaksanakan pada setiap pencampuran beton yang dihasilkan, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan kecuali disaksikan oleh Pengawas Pekerjaan atau wakilnya. Nilai slump pada setiap campuran tidak boleh berada diluar rentang nilai slump (± 2 cm) yang

Page 26: Spesifikasi Teknis Sda 2015

disyaratkan . Dilaksanakan untuk pekerjaan beton dengan volume diatas 10 m3/pada bangunan yang berstruktur .

4.26. Pengujian Kuat Tekan

1. Penyedia Jasa harus membuat sejumlah set benda uji (3 buah benda uji per set) untuk pengujian kuat tekan berdasarkan jumlah beton yang dicorkan untuk setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis komponen bangunan yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran.

2. Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan benda uji beton berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebut harus dicetak bersamaan dan diambil dari contoh yang sama dengan benda uji silinder yang akan dirawat di laboratorium.

3. Jumlah set benda uji yang dibuat berdasarkan jumlah kuantitas pengecoran atau komponen bangunan yang dicor secara terpisah dan diambil jumlah terbanyak diantara keduanya.

4. Pengambilan benda uji untuk pengecoran yang didapat dari pencampuran secara manual, setiap 10 meter kubik beton harus dibuat 1 set benda uji dan untuk setiap komponen bangunan yang dicor terpisah minimal diambil 3 set benda uji.

5. Jumlah benda uji yang harus dibuat untuk pengecoran hasil produksi ready mix, diambil pada setiap pengiriman (1 set untuk setiap truk). 1set = 3 buah benda uji.

6. Setiap set pengujian minimum tersebut harus diuji untuk kuat tekan beton umur 28 hari.

7. Apabila dalam pengujian kuat tekan benda uji tersebut terdapat perbedaan nilai kuat tekan yang > 5% antara dua buah benda uji dalam set tersebut, maka benda uji ketiga dalam set tersebut harus diuji kuat tekannya. Hasil kuat tekan yang digunakan dalam perhitungan statistik adalah hasil dari 2 buah benda uji yang berdekatan nilainya.

8. Kekuatan beton diterima dengan memuaskan bila fc karakteristik dari benda uji lebih besar atau sama dengan fc rencana. fc karakteristik dihitung dengan rumus sebagai berikut : fc’= fcm ± k.S , di mana S menyatakan nilai deviasi standar dari hasil uji tekan, dan k adalah konstanta yang tergantung pada jumlah hasil kuat tekan dari benda uji (k=1,64 untuk jumlah hasil kuat tekan benda uji lebih besar atau sama dengan dari 30)

n 2 ∑ ( fci - f cm ) i S = √ ------------------------------ n - 1 dimana, fc’ = Kuat tekan beton karakteristik fci = Kuat tekan beton yang diuji fcm = Kuat tekan beton rata-rata

9. Nilai hasil uji tekan satupun tidak boleh mempunyai nilai di bawah 0,85 fc’.

10.Jika salah satu dari kedua syarat tersebut di atas tidak dipenuhi, maka harus diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata dari hasil uji kuat tekan berikutnya, dan langkah-langkah lain untuk memastikan bahwa kapasitas daya dukung dari bangunan tidak membahayakan.

11. Jika dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan bahwa kapasitas daya dukung bangunan berkurang, maka diperlukan suatu uji bor (core drilling) pada daerah yang diragukan berdasarkan aturan

Page 27: Spesifikasi Teknis Sda 2015

pengujian yang berlaku. Dalam hal ini harus diambil paling tidak 3 (tiga) buah benda uji bor inti pada daerah yang tidak membahayakan bangunan untuk setiap hasil uji tekan yang meragukan atau terindikasi bermutu rendah seperti disebutkan di atas.

12. Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil uji bor inti bisa dianggap secara bangunan antara lain cukup baik bila rata-rata kuat tekan dari ketiga benda uji bor inti tersebut tidak kurang dari 0,85 fc’, dan tidak satupun dari benda uji bor inti yang mempunyai kekuatan kurang dari 0,75 fc’. Dalam hal ini, perbedaan umur beton saat pengujian kuat tekan benda uji bor inti terhadap umur beton yang disyaratkan untuk penetapan kuat tekan beton (yaitu 28 hari, atau lebih bila disyaratkan), perlu diperhitungkan dan dilakukan koreksi dalam menetapkan kuat tekan beton yang dihasilkan. Dilaksanakan untuk pekerjaan beton dengan volume diatas 10 m3/pada bangunan yang berstruktur

4.27. Pengujian Tambahan ( apabila diperlukan ) Penyedia Jasa harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir, sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Pengujian tambahan tersebut meliputi : 1. Pengujian yang tidak merusak menggunakan alat seperti Impact Echo,

Ultrasonic Penetration Velocity atau perangkat penguji lainnya (hasil pengujian tidak boleh digunakan sebagai dasar penerimaan);

2. Pengujian pembebanan bangunan atau bagian bangunan yang dipertanyakan;

3. Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton; 4. Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan oleh Pengawas Lapangan.

4.28. Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

1. Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi

yang disyaratkan,atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang memenuhi ketentuan,atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan, harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh Pengawas Lapangan antara lain; a) Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum

dikerjakan; b) Penanganan pada bagian bangunan yang hasil pengujiannya gagal; c) Perkuatan, pembongkaran atau penggantian sebagian atau menyeluruh

pada bagian pekerjaan yang memerlukan penanganan khusus. d) Jika terjadi perbedaan pendapat dalam hal mutu pekerjaan beton atau

adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Pengawas Pekerjaan dapat meminta Penyedia Jasa melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil dengan meminta pihak ketiga untuk melaksanakannya.

2. Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini. Penyedia Jasa harus mengajukan detail rencana perbaikan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas lapangan sebelum memulai pekerjaan.

Page 28: Spesifikasi Teknis Sda 2015

V. PASANGAN BATU BELAH Bagian I. Bahan-bahan

5.1. Batu Belah

Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar seperti pasangan batu belah haruslah batu kali/batu gunung yang bersih dan keras, tahan lama , bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang pasir, cacat atau ketidak sempurnaan lainnya dan mendapat persetujuan Pengawas Lapangan. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui oleh Pengawas Lapangan.

5.2. Adukan (Campuran)

1. Adukan untuk pasangan batu belah terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan 1:4 seperti disebutkan dalam Spesifikasi atau gambar untuk masing-masing pekerjaan ( diperuntukan untuk pekerjaan Bangunan bendung/bangunan yang berada melintang sungai).

2. Adukan untuk pasangan batu belah terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan 1:5 seperti disebutkan dalam Spesifikasi atau gambar untuk masing-masing pekerjaan ( diperuntukan untuk pekerjaan saluran).

3. Jika tidak ditentukan lain, adukan yang dipakai untuk pasir bata menurut perbandingan isi harus terdiri semen PC : pasir 1:4 untuk pekerjaan biasa, dan semen PC : pasir 1:3 untuk pasangan kedap air atau lainnya yang diperintahkan oleh Pengawas Lapangan.

4. Pasir harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton pada Pasal 3.2. Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran yang memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik.

5. Semen merah haruslah memenuhi persyaratan dari standar Indonesia NI-20. Ini semua harus langsung dipasang dengan baik untuk persetujuan Pengawas Lapangan.

6. Air yang dipakai untuk membuat adukan haruslah memenuhi Pasal 3.3. Hanya air yang baik yang dapat dipakai untuk menghasilkan seperti apa yang ditentukan.

7. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa sehingga jumlah dari setiap bahan adukan bisa ditentukan secara tepat dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.

8. Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan adukan tidak dipakai selama 30 menit harus dibuang. Pemakaian kembali dari adukan tidak diperkenankan.

5.3. Kerikil Landasan (Gravel Backing)

Kerikil landasan harus terdiri dari kerikil sungai yang bersih, keras dan tahan lama atau pecahan batu dengan gradasi baik, dari 50 mm sampai 100 mm, kesemuanya menurut persetujuan Pengawas Lapangan.

5.4. Saringan Kerikil

1. Saringan kerikil dengan pembagian butir tertentu harus terdiri dari bahan yang mengandung silikat, bersih keras dan tahan lama serta bebas dari lapisan yang melekat, seperti tanah liat. Bahan tersebut tidak boleh mengandung besi belerang, batu bara, mika, batu lempung atau bahan-bahan lainnya yang berpori atau rapuh.

2. Kerikil harus terdiri dari butiran bulat dan harus mempunyai pembagian butir sedemikian sehingga memenuhi syarat-syarat seperti di bawah ini : (i) 50% berukuran antara 5 sampai 8 kali dari bahan yang ia lindungi.

Page 29: Spesifikasi Teknis Sda 2015

(ii) Keragamannya harus dengan bahan yang ia lindungi. “Keseragaman” ialah perbandingan antara yang berukuran 60% dengan yang berukuran 10% (ukuran”X” persen dari suatu bahan seperti ditentukan dalam pasal ini adalah ukuran lubang ayakan yang dapat meloloskan “X” % dari contoh bahanyang diayak). Penyedia Jasa harus mengadakan pengujian terhadap butir jika Pengawas Lapangan membutuhkannya, untuk meyakinkan syarat-syarat Spesifikasi tetap diikuti.

5.5. Saringan Pasir

Pasir untuk saringan pada umumnya harus sesuai dengan ketentuan Standar Nasional Indonesia untuk bahan batuan halus, tetapi harus merupakan pasir kasar dan mudah dilalui air menurut persetujuan Pengawas Lapangan.

5.6. Penyimpanan Bahan-bahan

Semen dan pasir untuk adukan harus disimpan seperti yang disyaratkan pada Pasal 3.8. Kapur dan semen merah harus disimpan di dalam kotak, di atas beton atau lembaran logam atau lantai kayu untuk mencegah tergenang dari air, dan juga harus dilindungi dengan atap atau penutup yang tahan air lainnya.

5.7. Penyelesaian Sambungan

Kecuali jika ditentukan lain, sambungan yang kelihatan harus disiar rata dan halus dengan adukan semen PC : Pasir 1:3, pada waktu pekerjaan sedang berlangsung, dengan menjaga supaya dijamin adanya keseragaman warna. Selanjutnya sambungan yang tidak kelihatan harus diisi rata dengan adukan.

Bagian II. Pasangan batu belah

5.8. Ukuran Batu

1. Pasangan batu harus dari batu yang dipecahkan dengan palu besar yang berukuran sembarangan, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup.

2. Setiap batu harus berukuran antara 10/15 cm dan 15/20 cm akan tetapi batu yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan Pengawas Lapangan, ukuran maksimum harus memperhatikan tebal dinding, harus pula memperhatikan batasan seperti tercantum di atas.

5.9. Alas dan Sambungan

1. Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum dipakai dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah tegangan pokok. Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan adukan pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu yang berimpit satu sama lain.

2. Pasak tidak boleh disisipkan sesudah semua batu baru selesai dipasang.

5.10. Pasangan Batu pada Permukaan

1. Pasangan batu pada permukaan yang kelihatan harus menyatukan batu belah yang dipasang dengan paling sedikit satu batu pengikat untuk tiap-tiap meter persegi. Pekerjaan ini harus naik secara bersama-sama dengan pasangan bagian dalam agar supaya batu pengikat dapat dipasang dengan sebaik-baiknya.

Page 30: Spesifikasi Teknis Sda 2015

2. Batu-batu permukaan harus dipilih dengan bentuk segienam tidak beraturan dengan ukuran 15/20 cm dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebalnya adukan tidak kurang dari pada rata-rata 20 - 30 mm. Semua pekerjaan batu pada permukaan yang kelihatan harus disiar.

5.11. Pipa Peresapan

Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus dilengkapi dengan suling-suling. Suling-suling apabila saluran terletak dalam galian (untuk saluran dalam timbunan suling – suling tak perlu dipasang). Suling - suling harus dibuat dari pipa PVC dengan diameter 50 mm dan paling tidak satu buah untuk setiap 1 m2 permukaan.( sesuai kebutuhan lapangan ). Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan saringan. Saringan ini bisa terbuat dari kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ditutup dengan ijuk. Biaya pemasangan Pipa peresapan sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan pasangan batu belah.

5.12. Sambungan Gerak Sederhana

Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar sambungan gerak sederhana harus dibuat/ dipasang pada bagian pasangan batu yang tidak direncanakan untuk tahan air. Umumnya sambungan gerak sederhana dibutuhkan bilamana terdapat suatu penyambungan dengan bangunan lama yang akan mempunyai tingkat penurunan (settlement) yang berbeda. Sambungan gerak sederhana harus dibentuk dengan memasang susunan batu yang terdiri dari batu bergradasi sebagai filter di belakang pasangan batu pada bagian sambungan, setinggi sambungan tadi. Filter ini harus terdiri dari batu dan kerikil terpilih, dan baik untuk menahan hilangnya/ hanyutnya bahan filter dan harus di bagian luas diberi lapisan penutup ijuk setebal 30 mm atau geotextil membrane yang diijinkan.

5.13. Perlindungan Perawatan

Dalam membangun pekerjaan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang telah selesai. Penyedia Jasa harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk beton. Pekerjaan pasangan jangan dilaksanakan pada hujan deras atau hujan yang cukup lama sehingga mengakibatkan adukan larut. Adukan yang dipasang akan larut karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya diteruskan. Pekerja tidak dibolehkan berdiri di atas pasangan batu atau pasangan batu kosong yang belum mantap.

5.14. Urugan Kembali dan Urugan di Belakang Pasangan Batu

Sebelum mengurug kembali pada bagian muka pasangan yang tidak kelihatan, pasangan batunya harus dilapisi kasar dengan adukan, semen : pasir 1:4 setebal 20 mm.( sesuai kebutuhan lapangan ). Biaya tersebut termasuk dalam harga satuan pekerjaan pasangan batu belah. Urugan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan dan bahan urugan harus pasir yang kasar dan mudah dilalui air.

VI. PEKERJAAN PLESTERAN

Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari pasangan bata/ batu kali diplester dengan adukan PC : pasir 1:3. Campuran untuk pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan untuk bahan dan

Page 31: Spesifikasi Teknis Sda 2015

campuran. Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1- 3 cm dan dihaluskan dengan air semen. Apabila tidak diperintahkan lain, pasangan harus diplester pada bagian atas dari dinding, bagian tepi pasangan pada sorongan/pipa saluran, dan selebar 0.10 m di bawah tepi atas dinding dan pasangan sorongan/pipa saluran.

VII. PEKERJAAN SIARAN

Sebelum pekerjaan siaran dimulai, semua bidang sambungan diantara batu muka harus dikorek sebelum ditutup dengan adukan. Permukaan harus dibersihkan dengan memakai kawat dibasahi. Adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 pasir (1:2) kecuali ditentukan lain. Pekerjaan Siaran dapat dibagi atas : a. Siaran Tenggelam (masuk ke dalam ± 1 cm) b. Siaran Rata (rata dengan muka batu) c. Siaran Timbul (timbul tebal 1 cm lebar 2 cm, kecuali ditentukan lain sama

pekerjaan siaran harus siaran timbul)

VIII. Bronjong / Matras a. Bonjong Manual

Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar, Penyedia Jasa harus membuat bronjong kawat dan menempatkannya dalam keadaan seperti diuraikan di bawah ini, termasuk penyiapan permukaan tanahnya. Batu-batu untuk bronjong harus seperti yang ditentukan dengan ukuran tidak kurang dari 15 cm dan tidak lebih dari 25 cm. Bronjong kotak harus mempunyai batas pemisah bagian dalam dengan bahan kawat dan bentuk anyaman yang sama. Batas pemisah ditempatkan sedemikian membentuk matras berukuran 2m x 1m x 0.50 m. Hubungan antara bronjong atau matras harus terikat erat dengan kawat pada ujung-ujungnya sehingga menjadi satu kesatuan. Bronjong untuk penahan tanah harus ditempatkan bagian yang bersinggungan dengan tanah diberi lapisan filter kerikil. Pengerjaan bronjong harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia PBUI-1982. Apabila bronjong ditempatkan pada lapisan saringan maka harus dikerjakan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan kawatnya. Bronjong harus diikat kawat dengan erat-erat pada bronjong berdampingan sepanjang tepinya. Ukuran dari bronjong seperti ditunjukkan di dalam gambar atau diperintahkan oleh Pengawas Lapangan, dengan anyaman bentuk segi enam beraturan yang jarak sisi-sisinya 13-15 cm, serta sisi anyaman yang dililit harus terdiri dari tiga lilitan. Kecuali ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan, maka ukuran kawat yang digunakan adalah berdiameter 3 s/d 5 mm.

b. Bronjong Pabrikasi b.1. Mutu

Kawat bronjong harus terbuat dari bahan baja karbon rendah berlapis galvanize, untuk tebal minimal kawat anyaman harus 0,27 kg/m2, untuk kawat tulangan tepi harus 0,30 kg/m2, untuk kawat pengikat 0,25kg/m2.

b.2. Karakteristik bahan Karakteristik bronjong kawat pabrikasi adalah :

- Heavy galvanized - Kawat tulangan tepi diameter : 3 – 4,5 mm - Kawat anyaman diameter : 2,7 – 3,7 mm - Kuat tarik kawat : 41 – 51 kg/mm2

Page 32: Spesifikasi Teknis Sda 2015

- Perpanjangan diameter : 12% ( maksimum)

c. Anyaman Anyaman harus merata berbentuk segi enam yang teranyam dengan tiga lilitan dengan bukaan lubang kira kira 80 mm x 120 mm dengan kekuatan tarik anyaman sebesar 42 – 50 kN/m. Keliling tepi dari anyaman kawat harus diikat pada kerangka bronjong sehingga sambungan yang diikatkan pada kerangka harus sama kuatnya seperti pada badan anyaman.

d. Keranjang Keranjang harus merupakan unit tunggal dengan dimensi yang disyaratkan dalam gambar dan dibuat sedemikian sehingga dapat dikirim ke lapangan dengan mudah .

e. Sekat Diafragma Tiap bronjong kawat pabrikasi harus dberi diafragma/sekat setiap jarak 1 meter. Sekat ini harus disatukan dengan cara dlilit dengan kawat pengikat pada bagian dasar bronjong.

f. Tabel Ukuran standar kawat bronjong pabrikasi

Untuk ukuran dimensi ( 2 x 1 x 0.5 )

Tipe Dimensi ( m ) Kawat sisi

(mm)

Kawat anyaman

(mm)

Lubang Mesh ( cm )

A 2 x 1 x 0.5 3,40 2,70 18 x 20 B 2 x 1 x 0.5 3,40 2,70 15 x 17 C 2 x 1 x 0.5 3,40 2,70 8 x 10 D 2 x 1 x 0.5 3,40 3,0 8 x 10

Untuk pekerjaan bronjong dengan volume minimal 300 m3 harus menggunakan produk bronjong pabrikasi.

IX. SPESIFIKASI KHUSUS 9.1. Geomembran

Geomembran berbentuk lembaran yang terbuat dari bahan HDPE (High Density Polyetylene) yang mempunyai tingkat impermeabilitas yang sangat tinggi dan sangat homogen berfungsi sebagai lapis kedap air (impermeable liner), selain mempunyai impermeabilitas yang tinggi kelebihan lain material ini sangat tahan terhadap ultraviolet dan bahan kimia yang berbahaya, membuat lapisan impermeable yang baik guna menghindari tercemarnya air tanah dari limbah yang ditampung kolam, yang kadang kala tidak cuma air kotor, tetapi juga mengandung limbah berbahaya. Geomembran HDPE yang digunakan dengan ketebalan 0,75 mm

9.1.1. Persiapan Instalasi Geomembran Sebelum memulai pekerjaan instalasi geomembrane, ada beberapa hal yang harus diperhatikan: 1. Pekerjaan tanah (Earthwork)

Tempat kerja harus dipersiapkan dengan baik sebelum instalasi geomembrane. Tanah harus dipadatkan sesuai dengan spesifikasi proyek. Daerah yang lembek atau kompresibel (tidak padat) harus dipadatkan dan diganti dengan mengisi tanah dengan benar lalu dipadatkan. Semua permukaan yang akan dilapisi harus mulus, bebas dari semua bahan asing dan organik, benda tajam, atau puing-puing apapun. Benda-benda tajam

Page 33: Spesifikasi Teknis Sda 2015

harus dibuang jauh-jauh serta air atau kelembaban yang berlebihan tidak diperbolehkan. Sebelum instalasi, installer atau inspektur harus meninjau dan memeriksa tempat kerja agar sesuai dengan spesifikasi proyek yang dibutuhkan.

2. Jangkar Trench Parit jangkar harus digali untuk garis, ketinggian, dan lebar sesuai desain proyek konstruksi dan gambar, sebelum instalasi. Waktu penggalian prosedur harus dipertimbangkan untuk mencegah keruntuhan. Sudut agak bulat diperlukan dalam parit untuk menghindari tikungan tajam geomembran tersebut. Mengisi ulang harus berhati-hati untuk menghindari geomembrane rusak.

3. Menghampar Geomembrane Semua mesin atau peralatan yang digunakan dalam menhampar harus dalam cara yang tepat untuk mencegah dari kemungkinan geomembrane tertarik memanjang atau keriput. Gunakan kantung pasir (sandbags) agar mencegah terangkat oleh angin. Merokok atau sepatu yang dapat merusak geomembrane yang tidak diizinkan. Sedapat mungkin dikurangi berjalan diatas permukaan geomembrane. Tutup pelindung tambahan atas geomembran yang dianjurkan. Penempatan Geomembrane menyesuailan bentuk permukaan tanah. Geomembran yang keriput harus dihindari. Penghamparan dimulai dari atas dan mengikuti arah angin. Material yang cukup harus diberikan untuk memungkinkan ekspansi dan kontraksi termal dari geomembran. Welding harus dilakukan sesegera mungkin setelah geomembran ditempatkan.

9.1.2. Pelapisan (SEAMING) Proses pelapisan harus memperhatikan beberapa faktor berikut: a. Material

1. Moisture atau kotoran harus dihilangkan dari permukaan geomembrane. Jangan menggunakan pelarut atau perekat untuk membersihkan atau tujuan lainnya. Setidaknya 100mm (4 inci) rentang diperlukan untuk tumpang tindih yang akan seamed.

2. Tumpang tindih seaming harus halus dan bebas dari kerut atau kebocoran. Keriput dan kebocoran akan dipotong dan daerah pengganti akan tumpang tindih dengan berbagai minimal 75mm (3 “).

3. On-site lapisan kemiringan harus paralel dengan arah lereng, bukan di lereng. Pengelasan yang tidak perlu di sudut atau tanah yang tidak rata harus dihindari.

b. Kondisi Cuaca 1. Penempatan Geomembrane harus memperhatikan temperatur, bila

suhu di bawah 0°C, penempatan tidak akan preformed kecuali telah diverifikasi bahwa kualitas seaming memenuhi persyaratan spesifikasi.

2. Penempatan Geomembrane harus dihentikan selama setiap kondisi kelembaban yang berlebihan, misalnya kabut, hujan, embun, salju, atau dalam kondisi angin ekstrim.

3. Jika penempatan geomembrane adalah preformed di suhu rendah atau kondisi cuaca buruk, installer akan melihat dan mencatat suhu itu, suhu lingkungan, pengaturan mesin las suhu, dan suhu mesin las yang sebenarnya, dan kecepatan pengelasan.

4. Sebelum penempatan geomembrane, installer harus mengevaluasi temperatur, kelembaban, curah hujan, dan kecepatan angin.

Page 34: Spesifikasi Teknis Sda 2015

c. Persiapan seaming 1. Menyetujui mesin seaming, kondisi, metode, dan kualitas benar-

benar dapat memenuhi kebutuhan saat instalasi, pengujian seaming harus dilakukan dalam lingkungan kerja yang sama dan kondisi instalasi seperti di lapangan sebenarnya.

2. Frekuensi tes seaming harus disepakati oleh kedua belah pihak dari pemilik dan installer.

3. Seam sampel untuk uji kuat geser dan kupas tes kekuatan harus diambil di site sebenarnya.

d. Peralatan dan Aksesoris 1. Wedge welder machine dan extrusion machine harus memiliki

alat ukur untuk pengukuran suhu dan pengendalian. Peralatan tersebut harus dipelihara dalam kondisi yang memadai untuk menghindari pekerjaan yang keliru.

2. Power supply generator listrik hanya menggunakan yang baik dan listriknya stabil (konstan)

e. Percobaan hasil Las dan Pengujian 1.Percobaan harus dilakukan pada sampel geomembrane untuk

memverifikasi bahwa mesin seaming dan kondisi operasi yang memadai.

2.Hasil Las yang didapat adalah langsung di site dan lasan uji coba juga akan dilakukan dalam kontak dengan tanah.

3.Setidaknya dua lasan diuji coba harus dilakukan per hari untuk setiap mesin las. Salah satunya adalah dibuat pada awal pekerjaan, yang lain selesai di pertengahan pekerjaan.

4.Spesimen pengujian seaming (1″ x 6″) disiapkan untuk pengujian kekuatan geser (tarik)

9.2. Pekerjaan Pancang

(a) Untuk pekerjaan pancang yang terdiri dari besi siku, pipa galvanis dan dolken / bambu harus dikerjakan oleh penyedia jasa secara baik serta memperhitungkan keperluan yang ada di lapangan.

(b) Jarak pemasangan pancang antara satu dengan yang lain harus seperti gambar yang ada / menurut petunjuk Pengawas.

(c) Pancang yang ada harus dikaitkan dengan bidang matras/ menurut petunjuk Pengawas.

X. KONSTRUKSI JEMBATAN PIPA

10.1.1 Umum Penyedia jasa harus menyediakan tenaga, bahan, perkakas, peralatan, lainnya yang diperlukan diluar yang disediakan atau dipinjamkan oleh Pemilik untuk pekerjaan konstruksi jembatan pipa sebagaimana yang diperilihatkan dalam gambar dan / atau ditentukan disini.

Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan "flexible' dan / atau 'fitting" yang digunakan untuk hubungan "flexible" sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Dikarenakan perbedaan dalam ketinggian dan alinyemen jembatan dan jalur pipa, diperlukan berrtang transisi guna merrghubungkannya sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan harus dilaksanakan sesuai dengan perintah Direksi sesuai dengan kondisi lapangan.

Page 35: Spesifikasi Teknis Sda 2015

Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus dilakukan setelah penyelesaian pekerjaan jembatan pipa dan setelah persetujuan Direksi. Penyedia jasa harus melaksanakan pekerjaan konstruksi jembatan pipa dengan banar sesuai dengan ketentuan butir-butir yang dapat diterapkan dalam spesifikasi teknik ini. Penyedia jasa atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa yang diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survai sendiri dilokasi pekerjaan.

Penyedia jasa harus melakukan, mengkoordinasikan dengan Instansi terkait dan membantu Pemilik mendapatkan ijin dan Instansi Pemerintah yang terkait dalam pelaksanaan pekerjaan perlintasan ini.

10.1.2 Gambar Kerja Dan Jadwal Pelaksanaan Penyedia jasa berdasarkan pemeriksaan lapangan dan data geo!ogi tersebut, harus menyusun jadwal pelaksanasn dan gambar kerja jembatan pipa yang memperlihatkan semua ukuran rincian pipa, bangunan bawah (abutment), pilar, pancang, pekerjaan sementara termasuk penurapan, perancah dan lain-lain, perbaikan kembali atau membuat lapis lindung (revetment pada sungai atau saluran dimana diperiukan, termasuk perhitungan yang diperiukan serta menyerahkannya kepada Direksi untuk persetujuannya - sebelum memulai pekerja-pembangunannya.

10.1.3 Perancah

Penyedia jasa harus menyediakan perancah yang memadai melintas sungai atau saluran dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung, mengelas dan mengecat pipa dan membuat pilar dengan aman dan effisien. Tindakan khusus harus dilakukan dalarn merencanakan dan membangun perancah dilokasi jembatan dimana pendirian pilar termasuk kedalam pekerjaan, sehingga dapat menopang dengan baik atau mendukung berat peralatan pancang dan tekanan atau kejutan dari pelaksanaan pancang.

10.1.4 Konstruksi Bangunan Bawah

Penyedia jasa harus menyediakan turap / atau perlengkapan kedap air untuk pembuatan bangunan bawah, sehingga dapat dilaksanakan dalarn kondisi kering dan aman. 10.1.4.1 Pondasi

Penyedia jasa harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan atau yang diperlihatkan dalam gambar. (a) Pondasi langsung

Penyedia jasa harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung tanah dilapangan sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar yang disetujui, bilamana penggalian dilakukan hingga gradien yang direncanakan sebagaimana terlihat dalam gambar.

Page 36: Spesifikasi Teknis Sda 2015

Pembuatan lantai ker}a dengan beton K 100 tidak boleh dilakukan sebelum diperoleh persetujuan dan Direksi. Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti dengan pasir atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan sebagaimana diperiihatkan dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.

Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan ketebalan maksimum 15 cm dan dipadatkan dengan alat pemadat tangan, minimum empat kali sebagaimana disetujui oleh direksi.

Pengujian lapangan harus dilakukan setelah pengisian mencapai ketinggian yang direncanakan sebagaimana dijelaskan diatas untuk memenuhi kapasitas daya dukung.

Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan sehingga akan diperoleh tanah dasar rata tak terganggu.

Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang diperintahkan Direksi tidak sesuai untuk pondasi, Penyedia jasa harus menggali lebih dalam lagi dibawah gradien tersebut sampal kedalaman tertentu sebagaimana diperintahkan Direksi.

(b) Pondasi Pancang

Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat yang diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam bab selanjutnya. Pancang tidak boleh dipancang sebelum diperiksa dan disetujui oleh Direksi.

Kepala pancang direncanakan sebagai sendi dan harus disisipkan kedalam bangunan bawah sedalam 10 cm.

10.1.4.2 Pekerjaan Beton

Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi, Penyedia jasa harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam bab selanjutrrya, yaitu "Pekerjaan Beton".' Harus digunakan beton dengan kuat tekan karakteristik minimum 175 ka/cm2. Pipa yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantapkan ke besi tulangan dengan cara yang disetujui guna menghindari pergeseran dari lokasi semula selama pengecoran beton. 10.1.5 Konstruksi Pilar

Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton. Berkaitan dengan pancang yang dipancang disungai atau saluran, Penyedia jasa harus memilih secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap pada jalur dan ketinggian yang benar sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.

Page 37: Spesifikasi Teknis Sda 2015

Puncak pancang harus digabungkan ke dalam bantalan beton dengan kedalaman yang cukup sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah penyelesaian pekerjaan, semua bahan yang digunakan bagi pekerjaan konstruksi, seperti perancah, peralatan kerja sementara dan lain-lain, harus disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu aliran sungai atau saluran. 10.1.6 Konstruksi Bangunan Atas

Penyedia jasa harus menyediakan bekisting yang kualitasnya untuk beton expose dan peralatan water stop untuk penyambungan antar dinding. 10.1.7 Pemasangan Pipa

Penyedia jasa harus memasang dan menyambung semua pipa, 'fitting" dan "coupling" sesuai dengan jalur dan ketinggian yang dipertihatkan dalam gambar.

10.1.7.1 Anti Lendutan (Cambering)

Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk bekisting lengkung. Besarnya anti lendutan ini harus 1/250 persatuan panjang bentang dibagian garis tengah bentang sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Penyedia jasa harus menyiapkan gambar kerja yang memperlihatkan susunan rinci bahan pipa dan juga garis pemotongan dan sudut masing-masing pipa untuk anti lendutan dan harus menyerahkannya ke Direksi untuk persetujuarmya setelah pekerjaan pemasangan pipa.

10.1.7.2 Pendukung Berbentuk Cincin (Ring Support)

“Fixed Type Ring Support" yang ditunjukkan dalam gambar harus dianggap pendukung berbentuk cincin yang dipasang dibantalan pilar. "Sliding Type Ring Support" harus dianggap sebagai pendukung berbentuk cincin yang dapat digeser secara horizontal dibanta!an pilar ke sumbu jalur pipa.

Pendukung harus terbuat dari baja yang memenuhi strandard yang ditentukan Direksi atau yang dianggap setara, dan dibuat sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja yang memenuhi standard yang sesuai seperti tersebut di atas..

Pendukung berberntuk cincin harus dilas merata melingkari pipa baja.

10.1.7.3 Pengujian dan Pengecatan

(a)Umum

Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji secara radiografi sebagaimana dinyatakan dibawah ini.

Page 38: Spesifikasi Teknis Sda 2015

Setalah disetujui oleh Direksi, semua permukaan bagian dalam (interior), sambungan las, dan permukaan bagian luar (exterior) harus dicat.

(b)Pengujian Radiografi untuk Hasil Pengelasan

Penyedia jasa harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian radiografi hasil pengelasan. Pengujian radiografi harus dilakukan o!eh penguji yang mampu, memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup untuk pekerjaan pengujian. Penyedia jasa harus menyerahkan pengalaman dan kualifikasi yang dimilikinya untuk persetujuan Direksi. Semua pelaksanaan pengujian harus dikerjakan dengan dihadiri oleh Direksi atau Wakilnya. Pengujian hasil pengelasan harus dilakukan sesuai dengan JIS Z 3104 `Method of Radiografic Test and Classification of (Radiographs)" cara pengujian radiografi dan klasifikasi radiograf untuk pengelasan baja, atau standar lain yang dapat diterima oleh Direksi.

Jika hasil pengujian memperlihatkan kelas dan tingkat lain dari pada yang disebutkan diatas, Penyedia jasa harus mengelas dan menguji ulang atas beban biayanya sendiri sampai hasil yang diperoleh diterima oleh Direksi.

XI. PEKERJAAN BAJA

11.1 STANDAR-STANDAR PELAKSANAAN

Semua bahan dan peralatan, detail-detail konstruksi dan perhitungan struktur harus sesuai dengan dan didasarkan pada "Spesifikasi for the Design, Fabrication and Erection of Structural Steel for Buildings' dari American Institute of Steel Construction, kecuali ditetapkan lain dalam gambar-gambar atau ditetapkan secara khusus.

British Standard atau standard lain yang setara dapat dipakai. Semua baja structural harus sesuai dengan baja A36 menurut ASTM kecuali ditetapkan lain dalam gambar.

Sebagai tambahan, semua peraturan-peraturan lokal harus diperhatikan dan dipatuhi dalam pelaksanaan.

Dalam hal terjadi perbedaan, maka peraturan-peraturan setempat umumnya lebih menentukan, tetapi keputusan akhir berada pada Direksi.

11.2 BAHAN-BAHAN

11.2.1 U m u m

Semua bahan harus baru, tidak cacat dan harus sesuai dengan spesifikasi standard yang ditetapkan dalam spesifikasi ini.

Semua material yang rusak atau cacat akan ditolak oleh Direksi, dan harus diganti dengan material yang disetujui atas biaya kontraktor.

Keterlambatan yang mungkin timbul akibat penggantian material tersebut tidak dapat diiadikan alasan untuk mendapatkan perpanjangan waktu.

Page 39: Spesifikasi Teknis Sda 2015

Sertifikat pengujian dari pabrik pembuat untuk semua profil baja struktural, pelat, batang, pipa, profll ringan (cold formed steel), baut dan sabagainya harus diserahkan kepada Direksi sebelum dilaksanakannya pabrikasi atau pengiriman bahan ke lapangan.

Bilamana sertifikat pengujian dari pabrik pembuat tidak bisa didapat atau bila oleh Direksi maka kontraktor harus menyelenggarakan pengujian di laboratorium Pengujian Bahan yang disetujui oleh Direksi.

Informasi yang didapat dari hasil pengujian harus cukup untuik menyatakan bahwa barang yang diuji tersebut sesuai dengan spesifikasi standard yang ditetapkan.

Kontraktor harus memasukkan didalam penawarannya biaya untuk pengujian-pengujian tersebut.

11.2.2 Profil-profil Baja, Pelat dan Pelat Strip

Semua komponen tersebut diatas harus sesuai dengan ASTM A36 "Standard Spesific-ation of Structural Steel", atau yang setara.

Tegangan leleh minimum adalah 250 MPa (2500 kg/cm2) dan tegangan tarik minimum adalah 425 MPa (4250 kg/cm2).

Pelat bordes haruslah pelat dengan sirip anti selip pada seluruh permukaan bagian atas saja.

Yang dimaksud dengan tebalnya dalam hal ini adalah tebal netto dari pelat, dan tinggi minimum dari sirip-sirip adalah 1,5 mm.

11.2.3.Profil-profil Baja Ringan (Coldformed Steel Sections)

Semua jenis profil baja ringan harus terbuat dari lembaran baja dengan kadar karbon rendah dan kadar mangan sedang.

Tegangan leleh minimurn sebelutn dibentuk menjadi profil adalah 260 MPa (2000 kg/cm2).

Profil-profil tersebut harus memenuhi persyaratan-persyaratan dari AISI : Specrflcation for the design of light gauge cold forrried steel structural members".

11.2.4 Elektroda Untuk Pengelasan

Semua elektroda untuk pengelasan harus sesuai dengan spesifikasi dari American Welding Society dan harus kelas E70 xx atau alternatif lain yang setara dan telah disetujui Direksi. Batang-batang elektroda harus disimpan dalam lemari yang kering.

11.2.5.Baut-baut dan Mur

(a) Umum

Bahan untuk mur dan baut harus memenuhi persyaratan-persyaratan dari standard yang berlaku.

baut-baut penyambung harus terdiri dari baut yang digalvanis.

Penggunaan pelat pertemuan harus dijaga seminim mungkin.

Page 40: Spesifikasi Teknis Sda 2015

Bilamana pertemuan adalah sedemikian rupa sehingga pelat pertemuan akan menambah eksentrisitas sambungan diluar batas yang wajar maka penggunaannya tidak diperkenankan.

Bila memungkinkan, dalam hal pelat pertemuan digunakan, batang-batang tegak dan diagonal harus disambung ke batang-batang utama dengan menggunakan paling sedikit dua buah baut.

Bilamana pengisi dibutuhkan pada dua atau lebih lubang-lubang yang bersebelahan, maka harus digunakan pelat pengisi tunggal.

Struktur harus dirancang secara rinci sehingga semua bagian dapat diinspeksii dan dibersihkan.

Kantung-kantung atau cekungan-cekungan yang dapat menahan air harus diberi lubang drain.

(b) Baut Mutu Tinggi (High Tension Bolts)

Baut, mur dan ring harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan dan komposisi kimia sebagaimana yang dinyatakan dalam standard-standard untuk Baut Mutu Tinggi (ASTM A325).

(c) Baut-baut Angker

Baut, mur dan ring harus sesuai dengan persyaratan dari spesifikasi ASTM A307 edisi terakhir.

Semua baut-baut, mur dan ring yang diperlukan untuk pemasangan harus disediakan bersama-sama dengan baja konstruksi dan termasuk didalam harga penawaran.

Baut angker harus mempunyai tegangan leleh minimum sebesar 2500 kg/cm2 dan harus sesuai dengan ASTM A3Z.

(d) Grout

Grout untuk mengisi ruang-ruang/celah-celah dibawah pelat landas dan disekeliiingi baut-baut angker harus dapatdituangkan, tidak susut, dapat diaduk diluar (premixed) dan dari jenis epoxy.

Penggunaan suatu produk grout harus mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu.

Kuat tekan minimum dan' bahan grout pada umur 28 hari adalah 30 MPa (300 kg/cm2).

11.3 PABRIKASI

11.3.1 Bentuk dan Dimensi Profil

Bilamana kontraktor tidak bisa mendapatkan profil-profil baja sebagaimana ditetapkan dalam gambar-gambar rencana, maka pada saat mengajukan penawaran kontraktor harus menyerahkan daftar yang berisi besaran-besaran geometris dari profil-profil pengganti.

Sebelum pabrikasi dilaksanakan, semua pekerjaan baja harus diperiksa ukurannya, kelurusannya, dan bila dijumpai adanya bengkokan atau distorsi pada materiall terrsebut, maka cacat-cacat tersebut harus dikoreksi terlebih dahulu dengan cara sedernikian rupa sehingga tidak merusak baja atau mengurangi kekuatannya.

Hanya ketidak sempurnaan yang kecil boleh diperbaiki dengan cara pemanasan yang terbebas, selain itu semua perbaikan harus dilaksanakan dengan peralatan mekanis.

Page 41: Spesifikasi Teknis Sda 2015

11.3.2 Identifikasi Komponen-komponen Konstruksi

Semua batang/komponen konstruksi yang telah selesai dipabrikasi harus diberi tanda dengan jelas oleh Pabrikator sesuai dengan rencana penandaan dan sebagairana yang diperlukan untuk memudahkan pemasangan.

11.3.3 Pemotongan

Semua baja lunak dapat dipotong dengan cara menggunting, menggergaji atau dengan nyala api.

Profil-profll ringan (coldformed section) tidak boleh dipotong dengan alat potong yang menggunakan nyala api.

Tepi pemotongan harus bebas dari cacat-cacat yang dapat mengganggu fungsi dari bagian tersebut.

11.3.4 Lubang-lubang Baut

Lubang-lubang baut harus dibor, dipons atau dibor,/dipons sarnpai ukuran lubang mendekati 3 mm lebih kecil dari ukuran akhimya, kemudian lubang dibesarkan. Lubang tidak boleh dibuat dengan alat potong dengan nyala api.

Lubang-lubang harus diratakan tanpa tersobek atau bergerigi.

Diameter dari lubang yang sudah salesai tidak boleh lebih dari 2 mm lebih besar dari diameter nominal dari baut.

Semua lubang-lubang baut dari komponen-komponen yang membentuk pertemuan harus cocok satu sama lain sehingga baut dengan ukuran 2 mm lebih kecil dari lubang tersebut dapat masuk dengan bebas pada sudut yang tegak lurus, pemeriksaan ini harus dilakukan dibengkel kerja Kontraktor.

11.3.5 Pengelasan

(a) Standard Pelaksanaan

Kecuali ditetapkan lain, semua las, pengelasan dari pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pengelasan harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan dari "AISC Specification for the Design, Fabrication and Erection of Structural Steel for Buildings" terrmasuk supple ment-nya den "Code for Welding in Building Construction", AWS D1.0-69 yang dikeluarkan oleh American Welding Society.

Semua prosedur pengelasan dari tukang lasnya harus diuji oleh suatu latxoratoijum pengujian yang bebas sesuai dengan "AWS Standard Qualification Procedures" edisi terakhir.

Semua kualifikasi prosedur dari tukang las harus mendapatkan persetuiuan Direksi. Semua catatan tentang kualifikasi tersebut harus disimpan oleh kontraktor den harus selalu siap bila diminta oleh Direksi.

Semua sambungan las yang berada di luar ruangan atau yang ada kemungkinan tercelup air harus diberi las yang menerus sepanjang tepi-tepinya yang berhubungan dengan udara luar.

Las-las yang tidak diberi ukuran dalam gambar-gambar rencana harus diberi ukuran untuk mendapatkan kekuatan-kekuatan penuh dari komponen terlemah yang disambung.

Page 42: Spesifikasi Teknis Sda 2015

(b) Persiapan Permukaan Yang Akan di Las

Semua permukaan yang akan dilas harus dipersiapkan menurut spesifikasi standard dan harus bebas dari kerak, debu, cat, oli, karat dan lapisan-lapisan lair, pada jarak paling sedikit 10 mm dari permukaan tersebut.

(c) Kualitas Dari Las

Semua las harus bebas dari kerak, porositas, keropos dan cacat-cacat lainnya.

Bila terdapat las yang memperiihatkan tanda-tanda di atas maka harus dipotong dan dilas kembali.

Semua pekerjaan las harus cukup mendapat pegangan selama pengelasan, dan distorsi harus dijaga seminimum mungkin.

Las-las yang ditolak harus diperbaiki atas biaya kontraktor.

Kecuali ditetapkan lain didalam gambar, semua las tumpul harus merupakar, las tumpul penetrasi penuh dengan menggunakan pekerjaan pendahuluan.

Urutan dari pengelasan harus sedemikian rupa untuk memperkecil distorsi.

(d) Kondisi Untuk Pengelasan

Pengelasan tidak boleh diiaksanakan pada keadaan cuaca yang dapat mempengaruhi operasi pengelasan. Dengan persetujuan Direksi, pemanasan pendahuluan boleh dilaksanakan. Semua pengeiasan diatas tanah harus dilaksanakan dengan menggunakan scaffolding atau panggung yang cukup kuat. Tangga tidak boleh digunakan sebagai sarana untuk mencapai tempat pengelasan.

(e) Panjang Las

Las yang berakhir disudut harus diselesaikan dengan memperpanjangnya di sekitar sudut tersebut dengan jarak nominal 10 mm.

11.3.6 Pertemuan Yang Menggunakan Baut Mutu Tinggi

Bidang-bidang kontak dari pertemuan-pertemuan yang memakai baut mutu tinggi (high strength friction grip bolts) harus sejajar satu sama lain dan harus mempunyai bidang kontak yang penuh pada saat baut dikencangkan.

Dalam hal beberapa batang yang berpenampang sama dihubungkan dengan menggunakan pelat-pelat sayap (flange plates), maka batang-batang tersebut harus diberi tanda dan dipotong dari batang yang sama.

11.3.7 Gambar-gambar kerja

Detail-detail kerja yang lengkap dari semua pekerjaan baja struktural harus dibuat menurut standard penggambaran yang umum diterima.

Dua copy gambar tersebut harus diserahkan kepada Direksi untuk pemeriksaan.

Page 43: Spesifikasi Teknis Sda 2015

Direksi akan memeriksa hal-hal yang penting dari gambar tersebut (bukan pemeriksaan detail) dan mengembalikan satu copy yang telah dikoreksi kepada kontraktor.

Dua copy dari gambar kerja yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada Direksi.

11.4 TOLERANSI

11.4.1 Kelurusan

Suatu batang strukural sebelum dipasang tidak boleh menyimpang dari kelurusan atau konfigurasi lain yang ditetapkan melebihi dari nilai-nilai sebagai berikut :

Kolom atau batang tekan lainnya L/1000

Pipa L/600

Pelat B/200

Batang-batang lainnya L/S00

Dimana L adalah panjang akhir batang dan B adalah lebar dari pelat.

11.4.2 Panjang

Panjang dari suatu batang tidak boleh berselisih dari panjang yang telah ditetapkan dengan melebihi :

a) Kolom dan batang tekan dengan bidang kontak penuh ± 1 mm.

b) Batang-batang lain dengan panjang maksimum 9 meter ± 2 mm.

c) Batang-batzng dengan panjang lebih dad 9 meter ± 3 mm.

11.4.3Elevasi dan Garis Sumbu Balok, Kap, Gording dan Kaso

Pada posisi terpasang. penyimpangan maksimum dari posisi yang tepat adalah 5 mm.

6.4.4 Posisi dan Ke-tegaklurus-an Kolom

Pada posisi terpasang dasar kolom harus berada dalam batas 5 mm dari posisi sebenarnya tidak boleh melebihi melebihi 25 mm.

11.5 PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

Direksi atau wakilnya setiap saat harus dapat melihat tempat/ bengkel untuk pabrikasi pekerjaan baja. Kontraktor harus menyediakan semua fasilitas yang memungkinkan Direksi atau wakilnya untuk melaksanakan pemeriksaan dan pengujian yang diminta.

Frekwensi dari pemeriksaan, jenis dan frekwensi pengujian akan ditetapkan oleh Direksi.

Direksi dapat meminta suatu bagian las untuk dipotong dan ditest sesuai ketentuanketentuan AISC.

Kontraktor harus menyediakan, bila diminta oleh Direksi, benda-benda uji sesuai dengan spesifikasi dari AISC.

Pengujian non-destrutif akan dilakukan atas 5 % dari sambungan/pertemuan dan 1 % atas penampang yang dilas.

Page 44: Spesifikasi Teknis Sda 2015

Sambungan/pertemuan dan penampang-penampang yang akan diuji akan ditentukan oleh Direksi. Pengujian dapat beerupa pengujian ultra-sonic atau Radiographic (X-Ray).

Seluruh biaya pengujian termasuk untuk menetapkan kualifikasi tukang las harus disediakan oleh kontraktor dan harus dimasukkan dalam penawarannya:

11.6 PENYIAPAN PERMUKAAN

11.6.1 Umum

Semua permukaan baja termasuk las dan simpul harus dibersihkan dengan baik untuk menghilangkan kotoran, oli dan sebagainya. Semua karat dan kerak yang lepas harus dibuang dengan pembersihan secara mekanis, penyemprotan dengan pasir, membersihkan dengan sekat kawat dan lain-lain cara yang disetujui. Lapisan, cat atau bitumen dan sebagainya harus dilaksanakan segera setelah pekerjaan persiapan selesai.

11.6.2 Pembersihan Secara Mekanis

Pembersihan secara mekanis harus dikerjakan dengan alat-alat yang digerakkan dengan tenaga listrik seperti carborundum grinding discs dan chipping hammer, diikuti dengan penyikatan dengan sikat kawat untuk menghilangkan semua material lepas.

yang berlebihan pada baja akibat penggunaan sikat kawat yang terlalu lama harus dihindari.

11.6.3 Pemberslhan Dengan Penyemprotan

Dengan cara penyemprotan harus dikerjakan menurut B.S.4232 atau Swedist Standard SA Z 1/2 atau yang setara.

Penggosok non-metallic yang digunakan harus bebas dari kontaminasi yang merugikan dari penggunaan kembali material bekas harus mendapat ijin dari Direksi. .

yang disemprot harus disikat atau di vakum dan tidak boleh disentuh dengan atau terkontaminasi dengan cara lain.

11.7 PERLINDUNGAN TERHADAP KARAT

11.7.1 U m u m

pekerjaan baja struktural termasuk las sambungan-sambungan harus dilindungi karat dengan cara yang ditetapkan dalam peraturan-peraturan yang berkaitan.

11.7.2 Pengecatan

Penggunaan Meni dan Cat :

a) Semua cat yang digunakan dalam pekerjaan harus mendapat persetujuan Direksi teriebih dulu.

b) Untuk bidang-bidang permukaan dari pekerjaan logam, kecuali diientukan lain maka harus diberikan pengecatan sebagai berikut :

Page 45: Spesifikasi Teknis Sda 2015

permukaan dipersiapkan, diberikan satu lapis meni besi, kemudian satu lapis cat dasar dan terakhir dua lapis cat akhir dari jenis synthetic enamel paint.

c) Untuk permukaan-permukaan baja terbuka yang digalvanis termasuk pipa-pipa dan jaringan kawat yang dilas, setelah dipersiapkan diberikan satu lapis larutan mordant, satu lapis zinc chronate metal primer, satu lapis cat dasar dan dua lapis cat akhir dari jenis synthetic enamel paint.

d) Untuk pipa-pipa dari besi tuang dan besi siku, setelah dipersiapkan, diberikan satu lapis meni, satu lapis cat dasar dan dua lapis cat akhir jenis synthetic enamel paint.

11.7.3 Baja Struktural Yang Tertanam Didalam Beton

Kecuali ditetapkan lain, permukaan-permukaan baja yang akan ditanam dalam beton harus dibiarkan tanpa cat serta harus dibersihkan sehingga bebas dari karat lepas dan kerak pada saat pengecoran.

11.7.4 Pencegahan Karat Lainnya

Cara-cara lain untuk periindungan terhadap karat antara lain adalah rnetailic , pengecatan, pelapisan bitumen, cathodic protection, dll.

Kontraktor harus mempersiapkan alat untuk mengukur ketebalan dari coating diperintahkan oleh Direksi.

Biaya untuk pengadaan/ sewa peralatan semacam itu dianggap sudah termasuk jumlah kontrak.

11.7.5 Pelapisan Permukaan Dengan Galvanis

Semua pekerjaan logam yang ditentukan dalam spesifikasi ini atau ditunjukkan didalam gambar untuk digalvanisir, harus dikerjakan dengan cara "hot dip galvanized" sesuai dengan standard ASTM atau yang setara.

Material yang akan digalvanisir harus dipersiapkan'lebih dulu dengan cara membersihkan dengan baik, mencuci dan mengeringkannya material yang sudah kering tersebut harus segera digalvanisir sebelum timbul karat.

Tebal minimum lapisan gatvanis adalah 0,008 mm (8 micron).

11.8 PENGANGKUTAN DAN PENYIMPANAN

Semua pekerjaan baja harus diangkut dan ditangani sedemikian rupa sehingga semua kerusakan dapat dihindari.

Kontraktor harus memperlihatkan cara pengangkatan yang benar termasuk penempatan sling secara hati-hati dan penggunaan balok pembagi tekanan sesuai keperluan.

Dalam segala hal pekerjaan baja tidak boleh dilemparkan, ditumpuk secara atau dipertakukan secara tidak tepat.

Batang yang terkikuk, bengkok atau mendapat kerusakan. lain harus diganti atau dengan cara yang disetujui Direksi.

Semua macam sistem lapisan pelindung sebagaimana yang diuraikan pada pasal-pasal di atas harus mendapat kesempatan untuk mengeras secukupnya sebelum pekerjaan baja tersebut ditangani.

Page 46: Spesifikasi Teknis Sda 2015

Pekerjaan baja harus ditumpuk dengan baik dan diberi jarak dari tanah dengan menumpuknya di atas susunan balok kayu dan semua batang harus dipisahkan secara vertikal oleh balok-balok kayu.

Tempat penyimpanan di lapangan harus rata dan diberi atap agar didapat ruang yang bersih dan tahan cuaca.

Tempat penyimpanan terrsebut harus dikembalikan seperti semula setelah pekerjaan selesai.

Semua batang-batang/penampang-penampang harus diberi tanda dengan jelas untuk memudahkan pemasangan ; dan cara panumpukan harus diatur sedemikian rupa agar sesuai dengan jadual pemasangan dan menghindari pengangkutan yang terulang.

Pada saat penawaran kontraktor harus menaksir besarnya area yang akan dipakai untuk penyimpanan.

11.9 PENGIRIMAN

Direksi harus mendapat cukup waktu untuk pemeriksaan akhir sebelum pekerjaan baja yang telah selesai dikirim ke lapangan.

Waktu pengiriman ke lapangan harus diatur agar sesuai dengan jadual pemasangan.

11.10 PEMASANGAN

11.10.1 Umum

Kontraktor harus menyusun rencana pemasangan di lapangan dalam waktu yang cukup. Kontraktor harus menyediakan tenaga yang terlatih untuk melaksanakan dan mengatur berbagai fase pekerjaan dan menjamin keseluruhan operasi pemasangan berada dibawah kontrol dari tenaga ahli yang cukup berpengalaman.

Pada saat tenaga ahli tersebut tidak berada di lapangan maka ia harus diwakili oleh staff pengawas yang dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan dan mengkoordinasikan pekerjaan.

Sebelum pengiriman pekerjaan baja ke lapangan, Kontraktor harus merryerahkan suatu rencana kerja yang lengkap kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

Rencana kerja tersebut hanya memuat :

a) Rincian dari tenaga-tenaga untuk pemasangan

b) Cara pelaksanaan (method of operation)

c) Peralatan yang akan digunakan

d) Program untuk pemasangan alat-alat pengaman/ pelindung seperti penopang-penopang sementara untuk pengamanan semua tegangan-tegangan yang timbul sewaktu pemasangan, termasuk yang disebabkan oleh penggunaan jenis-jenis peralatan tertentu dan pengoperasiannya.

Persetujuan dari Direksi tidak membebaskan kontraktor dari tanggung jawabnya untuk rancangan-rancangan pekerjaan sementara yang dibuatnya ataupun dari kewajibannya untuk menjamin bahwa cara pelaksanaan yang digunakan harus menghasilKan konstruksi yang eflsien, aman, stabil dan memuaskan.

Page 47: Spesifikasi Teknis Sda 2015

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk keamanan dan ketepatan arah dan posisi dari struktur selama pemasangan.

Bilamana suatu peralatan untuk pemasangan harus ditumpu pada suatu kerangka baja, maka detail-detail yang lengkap dari pembebanannya harus pula disertakan dalam rencana kerja di atas.

11.10.2Koreksi dari kesalahan-kesalahan

menyarankan untuk tidak melakukan pengelasan-pengelasan di lapangan ; semua pertemuan batang di lapangan hanya direncanakan dengan memakai baut.

Namun koreksi-koreksi dari kesalahan-kesalahan kecil atau ketidak telitian dalam dapat diijinkan, tetapi dalam segala hal diperlukan persetujuan Iebih dulu dari Direksi sebelum melaksanakan perbaikan-perbaikan tersebut.

Kesalahan-kesalahan atau ketidak telitian yang besar dalam pabrikasi akan menyebabkan penolakan material yang kurang sempurna tersebut.

Bilamana batang-batang yang diperbaiki tersebut dilapisi dengan cat atau digalvanis untuk perlindungan permukaan, maka daerah yang rusak tersebut harus diperbaiki sesuai dengan pasal-pasal di atas untuk hal tersebut.

11.10.3 Pengelasan

Pengelasan di lapangan yang telah mendapatkan ijin dari Direksi hanya boleh dilaksanakan oleh tukang las yang memiliki sertifikat dan telah mendapat persetujuan serta memenuhi persyaratan-persyaratan untuk itu.

Untuk setiap pekerjaan pengelasan hanya boleh dipakai batang-batang las yang sesuai baik las busur maupun gas.

Kekuatan tariknya harus sesuai dengan bahan yang akan dilas seperti ditetapkan spesifikasi AWS untuk batang-batang las dan baja lunak untuk las busur.

untuk las busur harus diklasiflkasikan berdasarkan sifat-sifat mekanikal dari bahan las terdeposit, jenis pelapisan, posisi pengelasan dari elektroda-elektroda dan dari jenis arus.

11.10.4 Pemasangan Baut

(a) Um u m

Semua baut, mur dan ring harus disimpan dengan cara sedemikian rupa selama pengiriman dan setetah di lapangan sehingga tidak rusak oleh karat atau terkena bahan-bahan atau gas yang merugikan.

Baut-baut mutu tinggi seperti baut jepit mutu tinggi (High Strength Friction Grip Bott), berikut mur dan ringnya harus dikirim dengan masih dilapisi lapisan pelindung atau "malam" (wax) yang dalam segala hal tidak boleh dihilangkan/ dihapus.

(b) Baja Lunak dan Baut Mutu Tinggi

Bidang-bidang kontak pada pertemuan yang dibuat dengan baut-baut inii harus terlebih dulu dibersihkan dari material-material yang mungkin akan menghalangi kontak antara bidang-bidang tersebut secara penuh.

Page 48: Spesifikasi Teknis Sda 2015

Baut-baut penyetel harus dipasang dan harus tetap ditempatnya hingga baut-baut yang bersebelahan dikencangkan dengan urutan dari bagian tengah pertemuan hingga ke bagian tepi atau dari bagian terjepit menuju ke arah tepi-tepi yang bebas:

(c) Baut Jepit Mutu Tinggi (High Strength Friction Grip Bofts)

Semua kotoran, oli, kerak, karat lepas, cat dan lain-lain lapisan pada bidang-bidang kontak yang akan menghalangi kontak secara penuh dari bidang inii harus dibuang.

Lubang-lubang baut harus diperhalus dengan baut stel (drift).

Baut-baut dipasang dengan ring yang sesuai dan dikencangkan dengan tenaga orang terlebih dulu.

Setelah semua baut dikencangkan dengan cara demikian maka pengencangan baut tahap II dikerjakan.

Bilamana bidang-bidang yang dipertemukan tidak sepenuhnya kontak,maka pertemuan tersebut harus dibongkar kembali dan ketidak cocokan tersebut harus dikoreksi.

Bila bidang-bidang kontak telah benar-benar sempurna maka baut-baut harus dikencangkan lagi sampai sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya.

Urutan pengencangan baut haruslah dari bagian tengah dari pertemuan menuju ke arah luar.

Baut-baut yang pemah dikencangkan secara penuh tidak boleh dipakai ulang.

Baut harus dipasang sesuai dengan standard ASI.

Pengencangan harus menggunakan metoda "Part tum' dan kontraktor bertanggung jawab untuk memberi tanda pada baut tersebut setelah dikencangkan dengan tenaga orang.

Pengencangan harus dibawah pengawaszn Direksi dan pengencangan akhir harus disetujui oleh Direksi.

(d) Baut-baut Angker

Kontraktor harus menempatkan tenaga yang ahli dan berpengalaman untuk memeriksa ketepatan posisi dari baut-baut angker, dan bila perlu Direksi dapat meminta kontraktor untuk menyediakan tenaga ahli lain yang telah mendapatkan persetujuan Direksi untuk mengadakan pemeriksaan ulang atas ketelitian pemasangan dan penempatan baut angker tersebut.

(e) Paku Keling (Rivet)

Paku keling harus sesuai dengan persyaratan kekerasan dari standard yang bersangkutan yaitu ASTM A 502 atau lain-lain standard yang telah disetujuii Direksi.

11.11 BATANG-BATANG PENGAKU

Batang-batang pengaku harus dipasang sesuai gambar-gambar detail.

Setelah pemasangan semua pengaku-pengaku harus lurus dan dalam keadaan tertarik.

Page 49: Spesifikasi Teknis Sda 2015

11.12 GROUTING DIBAWAH PELAT LANDAS

Semua pelat landas yang berada dibawah kolom, penyangga peralatan dan sebagainya yang berhubungan dengan pondasi beton haruslah digrouting secara penuh setelah pekerjaan baja selesai dipasang dengan tepat pada posisi akhimya.

Bahan grouting haruslah yang dapat dicampurkan dan jenis epoxy yang tidak menyusut sebagaimana ditetapkan di atas dalam spesifikasi ini serta digunakan sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya dan atas pengarahan Direksi.

XII. PENGADAAN PIPA DAN PERLENGKAPANNYA 12.1.1. Umum

Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan fitting, valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material penyambung dan bahan pelengkap sebagaimana dirinci dalam Daftar Kualitas dan Bahan atau dalam gambar / drawing. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan perpipaan dari semua material sebagaimana dirinci disini dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas bahan. Semua pipa, fitting, valve dan perlengkapan lainnya harus sesuai dengan untuk pemakaian di daerah tropis, beriklim lembab dan bersuhu udara 32° C. Tekanan kerja normal dan uji tekanan di lapangan disesuaikan dengan jenis pipa dan standarisasi pipa/material yang terkait. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan suatu affidavit (Sertifikat Jaminan Barang) dari pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan kebutuhan yang dirinci dalam spesifikasi teknis. Penyedia Jasa Pengadaan juga harus menyampaikan tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang telah dilakukan di pabrik dan berlaku untuk semua jenis barang.

Referensi Standart

Referensi pada standard dalam dokumen lelang ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai jenis dan kualitas material yang diminta. Semua material yang ditawarkan harus dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan atau sertifikat ISO untuk pipa air minum. Bila ternyata belum ada SNI untuk produk tertentu atau belum dibuat di dalam negeri, maka yang ditawarkan dapat menggunakan standard ISO, dengan syarat bahwa kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa yang ditetapkan dalam dokumen lelang ini. Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan material bekas), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan. Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam Standar Nasional Indonesia, maka barang atau peralatan tersebut harus memiliki standar-standar sebagai berikut:

• ISO - International for Standardization Organization • JIS - Japanesse Industrial Standard • BS - British Standard • DIN - Deutsche Industrie Norm • AWWA - American Water Works Association • ASTM - American Society for Testing and Materials • ANSI - American National Standard Institute.

Page 50: Spesifikasi Teknis Sda 2015

Bahan Pipa dan Fitting

Untuk pipa dan fitting yang telah dapat dibuat maka Penyedia Jasa Pengadaan harus melampirkan surat dari pabrik untuk izin penggunaan Sll / SNI dan atau ISO Bahan pipa yang ditawarkan dapat berlainan dengan bahan pipa yang tercantum dalam dokumen lelang ini, dengan syarat bahwa pipa yang ditawarkan mempunyai kualitas keseluruhan yang sekurang-kurangnya sama dengan apa yang tercantum dalam dokumen lelang ini. Dalam hal bahan pipa yang ditawarkan berbeda dengan apa yang tercantum dalam dokumen lelang ini, peserta pelelangan harus menyertakan gambar-gambar detail junction (gambar detail penyambungan pipa) disertai dengan jumlah dan spesifikasi dari tiap material yang ditawarkan. Seluruh pipa dan fitting yang ditawarkan harus dapat digunakan di daerah tropis dengan temperatur air yang mengalir antara 15-35 derajat Celcius dan pH antara 6 sampai dengan 8. Seluruh pipa dan fitting pipa akan ditanam didalam tanah kecuali untuk hal-hal khusus yang membutuhkan lain.

Tekanan Kerja/Working Pressure

Tekanan kerja dari pipa minimal 100 m kolom air atau 10 kg/cm2 (SNI 06-0084-1987 dan SNI 03-6419-2000) dan tekanan pengujian minimal 2 (dua) kali tekanan kerja pipa. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan tanda bukti hasil pemeriksaan tekanan kerja dari pipa/fitting pipa yang ditawarkan. Bila dianggap perlu, atas permintaan Direksi Pengawas Penyedia Jasa Pengadaan harus dilakukan pengujian kekuatan tekanan kerja pipa/fitting pipa di lapangan pada pipa/fitting pipa yang dikirim ke lapangan atas biaya Rekanan. Jumlah pipa/fitting pipa yang akan diuji di lapangan akan ditentukan kemudian oleh Direksi Pengawas. Bila ternyata hasil pengujian tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi ini, maka Penyedia Jasa Pengadaan harus menggantinya dengan yang baru sampai memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan

12.1.2. PENGADAAN PIPA BESERTA PERLENGKAPANNYA 12.1.2.1. Umum

Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.

12.1.2.2. Spesifikasi Teknis PE dan GRP

1. Panjang Pipa

Panjang pipa dibuat 4 meter atau kecuali ditentukan lain dalam bentuk batangan lurus tidak boleh kurang dari persetujuan antara pemasok dan pengguna barang dengan toleransi ± 0,05 m.

12.1.2.3. Sifat Mekanik

1. Ketahanan Hidrostatik

Page 51: Spesifikasi Teknis Sda 2015

Pipa harus memenuhi persyaratan uji hidrostatik yang diberikan sebagaimana table dibawah ini:

KETAHANAN HIDROSTATIK PIPA

Tekanan nominal PN

untuk σs 10 MPa Syarat kekuatan minimum bahan

PN 10 75 Kgf/cm²

12.1.2.4. Sifat Fisik

Nilai Perubahan Arah Panjang Nitai perubahan arah panjang maksimum 3 %

12.1.2.5. Dimensi Pipa

1.Ketebalan Pipa

Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI 06-4829-2005 tentang pipa Polietilena dan ISO 161-1 pipa GRP untuk air minum

2.Bahan Baku Pipa

Bahan baku yang digunakan untuk membuat pipa harus merupakan bahan baku yang menyatakan layak digunakan untuk air minum yang dikeluarkan oleh pemasok bahan baku, bebas dari bahan-bahan yang beracun (termasuk acid and alkali resistance) hal tersebut dibuktikan dengan Certificate Badan Independen

12.1.3. SYARAT MUTU MATERIAL

Pipa dan sambungan terbuat dari jenis material untuk saluran air minum harus mempunyai anti oksidan, stabilisasi UV dan pigmen.

Bahan yang dikerjakan ulang

Bahan bersih yang dikerjakan ulang yang berasal dari pembuatan pipa di pabrik itu sendiri sesuai dengan spesifikasi ini dapat digunakan jika bahan tersebut berasal dari bahan yang sama sebagaimana yang digunakan untuk produksi terkait, bila dilakukan uji sesuai kriteria

12.1.3.1 JENIS DAN KLASIFIKASI BAHAN

Coefficient of Flow ( C )

PIpa harus mempunyai permukaan dalam yang halus dengan nilai koefisien flow yang baik agar pipa sanggup mengangkut lebih banyak volume air ,dengan nilai tidak kurang dari standart nilai Hanzen-Williams Coefficient (C )=150,Manning Roughness Coeffisient (n)=0.010 , juga tidak terjadi

Page 52: Spesifikasi Teknis Sda 2015

pengikisan (Abrasion) yang berarti dalam pemakaian jangka waktu yang lama (pada pusaran 100.000 Cycle kurang dari 0,28 mm)

12.1.4. SYARAT MUTU PIPA 12.1.4.1. Dimensi Pipa

1 Diameter luar nominal tekanan nominal dan tebal dinding nominal pipa Pipa Polietilena atau pipa GRP dengan tegangan desain (σs )6 MPa Tabel Ketebalan pipa menurut diameter

Diameter Pipa Tebal (mm)

Inch ND Dia Luar OD (mm)

3 90 5,4

4 110 6,6

5 125 7,4

6 160 - 166 8 – 9,5

7 180 10,7

8 200 - 216 8 - 11,9

9 225 13,4

10 250 - 266 8 - 14,8

12 315 - 317 8,5 - 18,7

14 355 - 368 9 - 21,1

16 400 - 418 9 - 23,7

18 450 - 469 9,5 - 26,7

20 500 - 520 10 - 29,6

24 624 - 630 12 - 37,2

28 710 - 728 14 - 42,1

32 800 - 832 16 - 47,4

36 900 - 936 18 - 53,5

40 1000 - 1040 20 - 59,3

12.1.4.2. Sambungan

Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu dengan menggunakan Butt Fusion , sambungan Elektrofusion, atau dengan Mechanical Joint. Sambungan dapat berbentuk socket and spigot (double socket joint),locked socket and spigot joint, connected or wrapped joint, dan bolted flange joint. Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa dengan diameter mulai dari 63 mm dengan ketebalan minimum 4,7 mm dengan SDR 13,6. Penyambungan dengan elektrofusion dan Mechanical Joint direkomendasikan untuk digunakan untuk semua ukuran pipa.

Page 53: Spesifikasi Teknis Sda 2015

12.1.4.3. Pengujian Pipa

Acuan normatif untuk pengujian khusus pipa polietilena adalah SNI 06-2552-1991 dan ISO 8639-2000 untu pipa GRP tentang metode pengujian dimensi pipa untuk air minum.

12.1.4.4. Penandaan Pipa

Penandaan pada batang pipa, sekurang-kurangnya mencantumkan : � Nama pabrik pernbuat atau merek dagang � Dimensi luar pipa � Tekanan kerja nominal � Jenis material yang digunakan � Seri pipa � Tanggal produksi