Spesies tanaman

11
Spesies : Terminalia catappa L. Nama Inggris : Indian almond, Singapore almond . Nama Indonesia : Ketapang Nama Lokal : ketapang (Jawa), ketapang (Sunda) Deskripsi : Pohon berukuran moderat, mudah gugur, bentuk seperti pagoda, terutama bila pohon masih muda. Batang sering berbanir pada pangkal, pepagan coklat abu-abu tua, melekah; cabang tersusun dalam deretan bertingkat dan melintang. Daun berseling, bertangkai pendek, mengumpul pada ujung cabang, biasanya membundar telur sungsang, kadang-kadang agak menjorong, mengertas sampai menjangat tipis, mengkilap. Bunga berbulir tumbuh pada ketiak daun, sebagian besar adalah bunga jantan, bunga biseksual terdapat ke arah pangkal, sangat sedikit, warna putih-kehijauan dengan cakram berjanggut. Buah pelok membulat telur atau menjorong, agak pipih, hijau ke kuning dan merah saat matang. Buah batu dikelilingi lapisan daging berair setebal 3-6 mm. Jenis ini dapat dikenali langsung dari cabangnya yang kaku dan daun- daun besarnya yang tersusun dalam roset. Distribusi/Penyebaran : Ketapang berasal dari Asia Tenggara, dan umum di seluruh daerah, tetapi sepertinya jarang di Sumatra dan Borneo. Umumnya ditanam di Australia Utara, Polinesia, juga di Pakistan, India, Afrika Timur dan Barat, Madagaskar dan dataran rendah Amerika Selatan dan Tengah. Habitat : Ketapang tumbuh alami pada pantai berpasir atau berbatu. Toleran terhadap tanah masin dan tahan terhadap percikan air laut; sangat tahan terhadap angin dan menyukai sinar matahari penuh atau naungan sedang. Mampu bertahan hanya pada daerah-daerah tropis

Transcript of Spesies tanaman

Page 1: Spesies tanaman

Spesies :Terminalia catappa L.

Nama Inggris :Indian almond, Singapore almond .

Nama Indonesia :Ketapang

Nama Lokal :ketapang (Jawa), ketapang (Sunda)

Deskripsi :Pohon berukuran moderat, mudah gugur, bentuk seperti pagoda, terutama bila pohon masih muda. Batang sering berbanir pada pangkal, pepagan coklat abu-abu tua, melekah; cabang tersusun dalam deretan bertingkat dan melintang. Daun berseling, bertangkai pendek, mengumpul pada ujung cabang, biasanya membundar telur sungsang, kadang-kadang agak menjorong, mengertas sampai menjangat tipis, mengkilap. Bunga berbulir tumbuh pada ketiak daun, sebagian besar adalah bunga jantan, bunga biseksual terdapat ke arah pangkal, sangat sedikit, warna putih-kehijauan dengan cakram berjanggut. Buah pelok membulat telur atau menjorong, agak pipih, hijau ke kuning dan merah saat matang. Buah batu dikelilingi lapisan daging berair setebal 3-6 mm. Jenis ini dapat dikenali langsung dari cabangnya yang kaku dan daun-daun besarnya yang tersusun dalam roset.

Distribusi/Penyebaran :Ketapang berasal dari Asia Tenggara, dan umum di seluruh daerah, tetapi sepertinya jarang di Sumatra dan Borneo. Umumnya ditanam di Australia Utara, Polinesia, juga di Pakistan, India, Afrika Timur dan Barat, Madagaskar dan dataran rendah Amerika Selatan dan Tengah.

Habitat :Ketapang tumbuh alami pada pantai berpasir atau berbatu. Toleran terhadap tanah masin dan tahan terhadap percikan air laut; sangat tahan terhadap angin dan menyukai sinar matahari penuh atau naungan sedang. Mampu bertahan hanya pada daerah-daerah tropis atau daerah dekat tropis dengan iklim lembab. Pada habitat alaminya curah hujan tahunan berkisar 3000 mm. Tumbuh baik pada semua jenis tanah dengan drainase baik. Umumnya dibudidayakan pada ketinggian sampai 800 m.

Perbanyakan :Seringkali buahnya ditanam di kebun pembibitan karena biji batunya sulit dipisahkan dari daging buahnya. Kecepatan perkecambahan sekitar 25%. Jarak tanam biji di persemaian 25 cm x 25 cm. Pemindahan ke lahan dilakukan pada musim hujan tahun depannya.

Manfaat tumbuhan :Ketapang merupakan tumbuhan multiguna. Pepagan dan daunnya, kadang-kadang juga akar dan buah mudanya dipakai secara lokal untuk penyamakan kulit dan memberi warna hitam, dipakai unttuk mencelup kapas dan rotan dan sebagai tinta. Kayunya berkualitas baik dan digunakan

Page 2: Spesies tanaman

untuk konstruksi rumah dan kapal. Kayunya rentan terhadap rayap. Bijinya enak dimakan, dan mengandung minyak yang tidak berbau, mirip minyak almond. Minyaknya dipakai sebagai pengganti minyak almond yang sebenarnya to meredakan radang rongga perut, dan, dimasak dengan daun, dalam menyembuhkan lepra, kudis dan penyakit kulit yang lain. Daging buahnya dapat dimakan, tetapi berserat dan tidak enak walaupun harum. Pohonnya ditanam di jalan raya dan kebun sebagai naungan karena perawakannya yang cocok, seperti pagoda. Daunnya digunakan untuk rematik pada sendi. Tanin dari pepagan dan daunnya digunakan sebagai astringen pada disentri dan sariawan. Juga sebagai diuretik dan kardiotonik dan dipakai sebagai obat luar pada erupsi kulit. Di Filipina rebusan daunnya dipakai sebagai vermifuge. Penggunaan ketapang sebagai bahan pewarna celup dan penyamak sangat terbatas. Kandungan taninnya rendah, dan pewarna sintetis banyak tersedia dan lebih mudah dipakai. Tetapi keserbagunaan dari kegunaannya menyebabkan mahalnya penanaman di kemudian hari, terutama dimana kadar garam tanah membatasi pilihan lain. Prioritas penelitian adalah pemilihan tipe-tipe dengan buah besar, mempunyai daging yang enak dan bij besar yang enak, dan metode untuk perbanyakan vegetatifnya.

Sinonim :Terminalia moluccana Lamk (1783), Terminalia procera Roxb. (1832), Terminalia latifolia Blanco, non Swartz (1837).

Sumber Prosea :3: Dye and tannin-producing plants p.120-122 (author(s): Lemmens, R.H.M.J. and Wulijarni-Soetjipto, N.)

Kategori :Tumbuhan pantai

http://www.proseanet.org/prohati4/browser.php?docsid=173

Polyathia Longifolia atau yang biasa kita sebut dengan pohon “Glodokan Tiang” merupakan salah satu jenis tanaman yang berguna sebagai tanaman peneduh. Memiliki subkingdom Tracheobionta (Tumbuhan Berpembuluh) dengan Famili Annonaceae, glodokan tiang merupakan pohon yang dapat menghasilkan biki serta merupakan tumbuhan yang masuk dalam divisi Magnoliophyta (Berbunga). Glodokan tiang juga merupakan tumbuhan dikotil atau berkeping dua.

Biasanya pohon Glodokan Tiang ini memiliki bentuk daun yang menyirip, bergelombang serta berwarna hijau, dengan karakteristik batang pohon yang kuat dan kokoh, membuat pohon ini memiliki kesan yang tegas dan asri. Untuk bagian akar, biasanya pohon glodokan tiang memiliki akar berukuran dari sedang hingga besar yang terdapat di dalam tanah dan terkadang sebagian di luar tanah, apabila pohon ini tidak terawat dan tidak sehat maka sering sekali terdapat sarang semut di batangnya yang dapat membuat batang dari pohon peneduh yang satu ini menjadi terkelupas dan rusak.

Pohon Glodokan Tiang, tanpa kita sadari sering kita jumpai di jalan – jalan umum. Dengan pola berbaris sepanjang jalan, pohon glodokan tiang ini benar – benar menunjukkan keindahannya kepada setiap pasang mata yang melihatnya. Warna hijau yang pekat, lebatnya daun, serta kokohnya bentuk pohon tentu merupakan kelebihan dari tanaman yang satu ini.

Page 3: Spesies tanaman

Pada umumnya pohon Glodokan Tiang tumbuh menjulang ke atas, namun bisa juga tumbuh seperti pohon cemara. Tanaman ini dapat hidup dengan baik walau ditempatkan dibawah sinar matahari secara langsung, perawatan pohon Glodokan Tiang juga sangat mudah dan tidak merepotkan. Pohon Glodokan Tiang sering dimanfaatkan sebagai penetralisir udara yang sudah tercemar di kota – kota besar, tanaman ini juga dapat berperan sebagai peredam suara. Daun dari pohon Glodokan Tiang juga sangat bagus untuk dekorasi ornamen yang biasanya dimanfaatkan dalam perayaan – perayaan festival dan sebagainya. Harga tanaman yang satu ini cukup murah, anda dapat membelinya dengan harga mulai 10 ribu rupiah untuk satu bibit glodokan tiang dengan tinggi 50 Centimeter.

http://www.anggrek-lintang.com/non-orchid/pohon-glodokan-tiang

Kersen atau talok (Muntingia calabura L.) adalah sejenis pohon sekaligus buahnya yang kecil dan manis berwarna merah cerah. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini juga dinamai ceri (untuk ceri yang sebenarnya, lihat artikel ceri).

Dalam Bahasa Madura, buah ini disebut baleci. Nama-nama lainnya di beberapa negara adalah datiles, aratiles, manzanitas (Filipina); mât sâm (Vietnam); khoom sômz, takhôb (Laos); takhop farang (Thailand); krâkhôb barang (Kamboja); dan kerukup siam (Malaysia).

Juga dikenal sebagai capulin blanco, cacaniqua, nigua, niguito (bahasa Spanyol); Jamaican cherry, Panama berry, dan Singapore cherry (Inggris). Orang Belanda dulu menyebutnya Japanse kers ("ceri jepang"), yang lalu dari sini diambil menjadi kersen dalam bahasa Indonesia atau ada yang menyebutnya ceri.

Perdu atau pohon, tinggi sampai 12 m, meski umumnya hanya sekitar 3-6 m saja. Hijau abadi dan terus menerus berbunga dan berbuah sepanjang tahun.

Cabang-cabang mendatar, menggantung di ujungnya; membentuk naungan yang rindang. Ranting-ranting berambut halus bercampur dengan rambut kelenjar; demikian pula daunnya.

Daun-daun terletak mendatar, berseling; helaian daun tidak simetris, bundar telur lanset, tepinya bergerigi dan berujung runcing, 1-4 × 4-14 cm, sisi bawah berambut kelabu rapat; bertangkai pendek. Daun penumpu yang sebelah meruncing bentuk benang, lk. 0,5 cm, agak lama lalu mengering dan rontok, sementara sebelah lagi rudimenter.

Bunga kersen, muncul di antara dedaunan

Page 4: Spesies tanaman

Bunga dalam berkas, berisi 1-3(-5) kuntum, terletak di ketiak agak di sebelah atas tumbuhnya daun; bertangkai panjang; berkelamin dua dan berbilangan 5; kelopak berbagi dalam, taju meruncing bentuk benang, berambut halus; mahkota bertepi rata, bundar telur terbalik, putih tipis, gundul, lk. 1 cm. Benang sari berjumlah banyak, 10 sampai lebih dari 100 helai. Bunga yang mekar menonjol keluar, ke atas helai-helai daun; namun setelah menjadi buah menggantung ke bawah, tersembunyi di bawah helai daun. Umumnya hanya satu-dua bunga yang menjadi buah dalam tiap berkasnya.

Buah buni bertangkai panjang, bulat hampir sempurna, diameter 1-1,5 cm, hijau kuning dan akhirnya merah apabila masak, bermahkota sisa tangkai putik yang tidak rontok serupa bintang hitam bersudut lima. Berisi beberapa ribu biji yang kecil-kecil, halus, putih kekuningan; terbenam dalam daging dan sari buah yang manis sekali.

Selain itu, buah kersen juga dapat digunakan untuk obat penyakit asam urat, diabetes, dan masih banyak lagi.

Buah kersen disukai terutama oleh anak-anak, burung dan codot. Anak-anak sekolah sering memanjat pohonnya, meninggalkan bekas-bekas berupa ranting yang berpatahan dan kulit batang yang terkelupas. Buah ini juga dapat dijadikan selai. Di Meksiko, buah kersen dijual di pasar.Pohon kersen di Indonesia mudah dijumpai. Biasanya pohon ini dijadikan tempat teduh bagi tukang becak di Indonesia.

Kayu kersen lunak dan mudah kering, sangat berguna sebagai kayu bakar. Kulit kayunya yang mudah dikupas digunakan sebagai bahan tali dan kain pembalut. Daunnya dapat dijadikan semacam teh.

Burung-burung pemakan buah, seperti kelompok merbah dan burung cabe, sering mengunjungi pohon ini di waktu siang untuk memakan buah atau sari buahnya yang manis. Di waktu hari gelap, berganti aneka jenis kelelawar pemakan buah yang datang dengan tujuan yang sama. Biji kersen tidak tercerna oleh burung dan codot, karena itu kedua kelompok hewan ini sekaligus berfungsi sebagai pemencar bijinya.

Pohon kersen khususnya berguna sebagai pohon peneduh di pinggir jalan. Pohon kecil ini awalnya sering tumbuh sebagai semai liar di tepi jalan, selokan, atau muncul di tengah retakan tembok lantai atau pagar, dan akhirnya tumbuh dengan cepat –biasanya dibiarkan saja– membesar sebagai pohon naungan. Sebab itulah pohon kersen acapkali ditemukan di wilayah perkotaan yang ramai dan padat, di tepi trotoar dan lahan parkir, di tepi sungai yang tidak terurus atau di tempat-tempat yang biasa kering berkepanjangan.

Page 5: Spesies tanaman

Semai kersen tumbuh pada retakan lantai trotoar

Karena sifat-sifat dan daya tahannya itu, kersen menjadi salah satu tumbuhan pionir yang paling banyak dijumpai di wilayah hunian manusia di daerah tropis. Berasal dari Amerika tropis (Meksiko selatan, Karibia, Amerika Tengah sampai ke Peru dan Bolivia), kersen dibawa masuk ke Filipina pada akhir abad-19, dan lalu dengan cepat menyebar di seluruh wilayah tropis Asia Tenggara.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kersen

Wedusan Bandotan (Ageratum conyzoides)

Nama Daerah :Sumatera: bandotan, daun tombak, siangit, tombak jantan, siangik kahwa, rumput tahi ayam. Jawa: babadotan, b. leutik, babandotan, b. beureum, b. hejo, jukut bau, ki bau, bandotan, berokan, wedusan, dus wedusan, dus bedusan, tempuyak. Sulawesi: dawet, lawet, rukut manooe, rukut weru, sopi. NAMA ASING : Sheng hong ji (C), bulak manok (Tag.), ajganda, sahadevi (IP), billy goat weed, white weed, bastard agrimony (I), celestine, eupatoire bleue. NAMA SIMPLISIA: Agerati Herba (herba bandotan), Agerati Radix (akar bandotan).

Habitat :Di Indonesia, bandotan merupakan tumbuhan liar dan lebih dikenal sebagai tumbuhan pengganggu (gulma) di kebun dan di ladang. Tumbuhan ini, dapat ditemukan juga di pekarangan rumah, tepi jalan, tanggul, dan sekitar saluran air pada ketinggian 1-2.100 m di atas permukaan laut (dpl).

Deskripsi :Bandotan tergolong ke dalam tumbuhan terna semusim, tumbuh tegak atau bagian bawahnya berbaring, tingginya sekitar 30-90 cm, dan bercabang. Batang bulat berambut panjang, jika menyentuh tanah akan mengeluarkan akar. Daun bertangkai, letaknya saling berhadapan dan

Page 6: Spesies tanaman

bersilang (compositae), helaian daun bulat telur dengan pangkal membulat dan ujung runcing, tepi bergerigi, panjang 1-10 cm, lebar 0,5-6 cm, kedua permukaan daun berambut panjang dengan kelenjar yang terletak di permukaan bawah daun, warnanya hijau. Bunga majemuk berkumpul 3 atau lebih, berbentuk malai rata yang keluar dari ujung tangkai, warnanya putih. Panjang bonggol bunga 6-8 mm, dengan tangkai yang berambut. Buahnya berwarna hitam dan bentuknya kecil. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Bandotan dapat diperbanyak dengan biji. Bandotan berasal dari Amerika tropis. Jika daunnya telah layu dan membusuk, tumbuhan ini akan mengeluarkan bau tidak enak.

https://kedokteranherbal.wordpress.com/2010/08/20/wedusan-bandotan-ageratum-conyzoides/

2. Ageratum conyzoides L.Nama umum : Chick weed , bandotanNama lokal : Babadotan (Sunda), Wedusan (J)Klasifikasi :Kingdom : PlantaeDivisi : SpermatophytaSubdivisi : GymnospermaeKelas : DicotyledonaeFamili : AsteracaeMarga : ageratumSpesies : Ageratum Conyzoides L.

Page 7: Spesies tanaman

Deskripsi :Akar : tanaman ini mempunyai akar tunggang.Batang : batangnya berbentuk bulat bercabang, tumbuh tegak, dapat mencapai ketinggian 60-120 cm. berbulu pada buku-bukunya dan bagian rendahDaun : pada daun, berbentuk bulat telur dimana pada bagian tepinya bergerigi dan berbulu. Daun bertangkai cukup panjang. Duduk daun bawah berhadapan, sedangkan bagian atas bertangkai pendekBunga : bunga pada tanaman ini berkelompok seperti cawan, warna biru muda, putih dan violet, mahkota bergantung sempit seperti lonceng terbalik berbentuk lima.Buah : buah yang terdapat pada tanaman ini berwarna putih, keras, bergerigi lima, runcing dan rambut sisik ada lima.Habitat : pada daerah tropis berada pada tempat yang tak tergenang air dan pada daerah subtropis berada pada ketinggian 1-1200 m dpl. Suhu optimal untuk tumbuh 16-24 ˚C. intensitas cahaya tinggi yang dibituhkan gulma ini sehingga pertumbuhan direduksi bila ternaungi. Dapat tumbuh berasosiasi dengan padi gogo, palawija, kopi, tembakau, kelapa sawit dan cengkeh.Perbanyakan : perbanyakan tanaman ini secara generatif dengan biji dan akar.Pengendalian : dengan cara kimiawi yaitu secara umum dapat diberantas dengan menggunakan Dalapon, Gliturat dan Paraquat tapi bila terasosiasi dengan jagung, kacang tanah dan kedelai dapat digunakan Alachor

https://sman2sidikalang.wordpress.com/pertanian/

Mahoni

Mahoni termasuk pohon besar dengan tinggi pohon mencapai 35–40 m dan diameter mencapai 125 cm.[2] Batang lurus berbentuk silindris dan tidak berbanir.[2] Kulit luar berwarna cokelat kehitaman, beralur dangkal seperti sisik, sedangkan kulit batang berwarna abu-abu dan halus ketika masih muda, berubah menjadi cokelat tua, beralur dan mengelupas setelah tua.[2] Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun, mahkota bunganya silindris, kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari

Page 8: Spesies tanaman

putih, kuning kecoklatan.[3] Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima, warnanya cokelat. Biji pipih, warnanya hitam atau cokelat.[4] Mahoni dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat-tempat lain yang dekat dengan pantai, atau ditanam di tepi jalan sebagai pohon pelindung.[5] Tanaman yang asalnya dari Hindia Barat ini, dapat tumbuh subur bila tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai. [6]

Pohon mahoni bisa mengurangi polusi udara sekitar 47% - 69% sehingga disebut sebagai pohon pelindung sekaligus filter udara dan daerah tangkapan air.[7] Daun-daunnya bertugas menyerap polutan-polutan di sekitarnya. Sebaliknya, dedaunan itu akan melepaskan oksigen (O2) yang membuat udara di sekitarnya menjadi segar.[7] Ketika hujan turun, tanah dan akar-akar pepohonan itu akan mengikat air yang jatuh, sehingga menjadi cadangan air.[7] Buah mahoni mengandung flavonoid dan saponin [8] . Buahnya dilaporkan dapat melancarkan peredaran darah sehingga para penderita penyakit yang menyebabkan tersumbatnya aliran darah disarankan memakai buah ini sebagai obat, mengurangi kolesterol, penimbunan lemak pada saluran darah, mengurangi rasa sakit, pendarahan dan lebam, serta bertindak sebagai antioksidan untuk menyingkirkan radikal bebas [8] , mencegah penyakit sampar, mengurangi lemak di badan, membantu meningkatkan sistem kekebalan, mencegah pembekuan darah, serta menguatkan fungsi hati dan memperlambat proses pembekuan darah[9].

Sifat Mahoni yang dapat bertahan hidup di tanah gersang menjadikan pohon ini sesuai ditanam di tepi jalan. Bagi penduduk Indonesia khususnya Jawa, tanaman ini bukanlah tanaman yang baru, karena sejak zaman penjajahan Belanda mahoni dan rekannya, Pohon Asam, sudah banyak ditanam di pinggir jalan sebagai peneduh terutama di sepanjang jalan yang dibangun oleh Daendels antara Anyer sampai Panarukan. Sejak 20 tahun terakhir ini, tanaman mahoni mulai dibudidayakan karena kayunya mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Kualitas kayunya keras dan sangat baik untuk meubel, furnitur, barang-barang ukiran dan kerajinan tangan. Sering juga dibuat penggaris karena sifatnya yang tidak mudah berubah. Kualitas kayu mahoni berada sedikit dibawah kayu jati sehingga sering dijuluki sebagai primadona kedua dalam pasar kayu. Pemanfaatan lain dari tanaman mahoni adalah kulitnya dipergunakan untuk mewarnai pakaian. Kain yang direbus bersama kulit mahoni akan menjadi kuning dan tidak mudah luntur. Sedangkan getah mahoni yang disebut juga blendok dapat dipergunakan sebagai bahan baku lem, dan daun mahoni untuk pakan ternak.

Mahoni dapat tumbuh dengan subur di pasir payau dekat dengan pantai dan menyukai tempat yang cukup sinar matahari langsung. Tanaman ini termasuk jenis tanaman yang mampu bertahan hidup di tanah gersang sekalipun. Walaupun tidak disirami selama berbulan-bulan, mahoni masih mampu untuk bertahan hidup.[10] Syarat lokasi untuk budi daya mahoni diantaranya adalah ketinggian lahan maksimum 1.500 meter dpl, curah hujan 1.524-5.085 mm/tahun, dan suhu udara 11-36 C.

https://id.wikipedia.org/wiki/Mahoni