Spektroskopi Infra Merah Ftir Dan Sinar Tampak Uv Vis

download Spektroskopi Infra Merah Ftir Dan Sinar Tampak Uv Vis

of 19

description

FTIR dan spektroskopi infra merah

Transcript of Spektroskopi Infra Merah Ftir Dan Sinar Tampak Uv Vis

  • TUGAS KIMIA MATERIAL

    SPEKTROSKOPI INFRA MERAH (FT-IR) DAN

    SINAR TAMPAK (UV-Vis)

    Oleh :

    BENNY RIO FERNANDEZ

    10 212 07 029

    Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Syukri Arief, M.Eng

    PROGRAM STUDI KIMIA

    PASCASARJANA UNIVERSITAS ANDALAS

    PADANG

    2011

  • Spektroskopi Infra Merah (FT-IR)

    dan Sinar Tampak (UV-Vis)

    Spektroskopi merupakan studi antaraksi radiasi elektromagnetik dengan materi.

    Radiasi elektromagnetik adalah suatu bentuk dari energi yang diteruskan melalui ruang

    dengan kecepatan yang luar biasa. Dikenal berbagai bentuk radiasi elektromagnetik dan

    yang mudah dilihat adalah cahaya atau sinar tampak. Tabel I menjelaskan karakterisasi

    dari radiasi gelombang elektromagnetik. Contoh lain dari radiasi elektromagnetik adalah

    radiasi sinar gamma, sinar x, ultra violet, infra merah, gelombang mikro, dan

    gelombang radio seperti terlihat pada Tabel II.

    Tabel I. Spesifikasi dari masing-masing gelombang elektromagnetik (Macomber, 1998).

    Tabel II. Radiasi elektromagnetik dan tipe spektroskopi.

    Radiasi Elektromagnetik mempunyai panjang gelombang, frekuensi, kecepatan,

    dan amplitudo.Panjang gelombang (dengan simbol ) adalah jarak antara dua puncak

    atau dua lembah dari suatu gelombang seperti terlihat pada Gambar 1.

  • Gambar 1. Gelombang Elektromagnetik.

    Biasanya satuan panjang gelombang dinyatakan dalam nm atau Angstrom, (l

    nm = 10 Angstrom), kecuali radiasi infra merah dalam m, gelombang mikro dalam cm,

    dan gelombang radio dalam m (meter). Panjang gelombang radiasi sinar tampak

    berkisar dari 380 sampai 780 nm dan radiasi infra merah berkisar dari 780 sampai 1000

    um.

    Frekuensi dengan simbol menunjukkan jumlah gelombang yang terjadi per-

    detik. Frekuensi sering dinyatakan dengan satuan detik-1

    atau putaran per detik (Hz,

    Hertz).

    Radiasi elektromagnetik dipancarkan dan diserap sebagai paket energi yang

    disebut foton. Energi foton tergantung pada frekuensi radiasi dengan persamaan:

    dengan h menyatakan tetapan Planck yang besarnya 6,63 x 10-27

    erg detik atau 6,63 x

    10-34

    J detik. Besaran energi foton sinar X ( ~ 108 cm) adalah sekitar 1000 kali energi

    foton yang dipancarkan kawat Wolfram (Tungsten) pijar ( ~ 10-4 cm).

    Dikenal dua kelompok utama spektroskopi, yaitu spektroskopi atom dan

    spektroskopi molekul. Dasar dari spektroskopi atom adalah tingkat energi elektron

    terluar suatu atom atau unsur sedangkan dasar dari spektroskopi molekul adalah tingkat

    energi molekul yang melibatkan energi elektronik, energi vibrasi, dan energi rotasi.

    Berdasarkan sinyal radiasi elektromagnetik, maka penggolongan spektroskopi

    dibagi menjadi empat golongan yaitu :

    1. Serapan (Absorpsi),

    2. Emisi (Emission),

  • 3. Penghamburan (Scattering), dan

    4. Flouresensi.

    Spektroskopi absorpsi meliputi spektroskopi absorpsi sinar-X, spektroskopi

    absorpsi UV-Vakum, spektroskopi absorpsi UV-Vis, spektroskopi absorpsi infra merah

    (IR), spektroskopi absorpsi gelombang mikro, spektroskopi resonansi magnet inti

    (NMR), spektroskopi resonansi spin elektron (ESR), dan spektroskopi photoacoustic.

    Spektroskopi emisi terdiri atas emisi sinar gamma, spektroskopi emisi sinar-X,

    dan spektroskopi emisi UV-Vis. Spektroskopi scattering adalah spektroskopi Raman,

    sedangkan Spektroskopi fluoresensi terdiri dari spektroskopi fluoresensi sinar-X dan

    spektroskopi fluoresensi UV-Vis.

    Ketika proses serapan terjadi, maka energi foton akan ditransfer ke molekul

    yang memiliki kemampuan untuk menyerapnya. Sehingga menghasilkan suatu molekul

    atau partikel yang kelebihan energi, dan akan mengalami eksitasi. Pada saat kembali

    kekeadaan dasar, maka akan melepaskan sejumlah paket energi, yang dikenal dengan

    emisi. Sedangkan penghamburan terjadi ketika arah dari foton mengalami pergeseran

    kebeberapa sudut yang akan mengganggu keadaan suatu partikel.

    Gelombang dapat dikarakterisasi menggunakan dua kuantitas, yaitu:

    1. Panjang gelombang (), dan

    2. Amplitudo maksimum (A)

    I. Fourier Transform-Infra Red Spectroscopy (FT-IR) atau Spektroskopi

    Infra Merah

    Fourier Transform-Infra Red Spectroskopy atau yang dikenal dengan FT-IR

    merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menganalisa komposisi kimia dari

    senyawa-senyawa organik, polimer, coating atau pelapisan, material semikonduktor,

    sampel biologi, senyawa-senyawa anorganik, dan mineral. FT-IR mampu menganalisa

    suatu material baik secara keseluruhan, lapisan tipis, cairan, padatan, pasta, serbuk,

    serat, dan bentuk yang lainnya dari suatu material. Spektroskopi FT-IR tidak hanya

    mempunyai kemampuan untuk analisa kualitatif, namun juga bisa untuk analisa

    kuantitatif.

    Dasar lahirnya spektroskopi FT-IR adalah dengan mengasumsikan semua

    molekul menyerap sinar infra merah, kecuali molekul-molekul monoatom ( He, Ne, Ar,

    dll) dan molekul-molekul homopolar diatomik ( H2, N2, O2, dll). Molekul akan

  • menyerap sinar infra merah pada frekuensi tertentu yang mempengaruhi momen dipolar

    atau ikatan dari suatu molekul.

    Supaya terjadi penyerapan radiasi inframerah, maka ada beberapa hal yang perlu

    dipenuhi, yaitu :

    1. Absorpsi terhadap radiasi inframerah dapat menyebabkan eksitasi molekul

    ke tingkat energi vibrasi yang lebih tinggi dan besarnya absorbsi adalah

    terkuantitasi.

    2. Vibrasi yang normal mempunyai frekuensi sama dengan frekuensi radiasi

    elektromagnetik yang diserap

    3. Proses absorpsi (spektra IR) hanya dapat terjadi apabila terdapat perubahan

    baik nilai maupun arah dari momen dua kutub ikatan

    Spektroskopi infra merah dilakukan pada daerah infra merah yaitu dari panjang

    gelombang 0.78 sampai 1000 urn atau pada kisaran frekuensi 12800 - 10 cm . Teknik

    spektroskopi infra merah terutama untuk mengetahui gugus fungsional suatu senyawa,

    juga untuk mengidentifikasi senyawa, menentukan struktur molekul, mengetahui

    kemurnian, dan mempelajari reaksi yang sedang berjalan.

    Daerah Spektrum Inframerah

    Spektrum inframerah terletak pada daerah dengan panjang gelombang 0,78

    sampai 1000 m atau bilangan gelombang dari 12800 sampai 10 cm-1

    . Spektrum

    inframerah dapat dibagi menjadi inframerah dekat, inframerah pertengahan, dan

    inframerah jauh, seperti diperlihatkan pada Tabel III.

    Tabel iII. Daerah spektrum Infra merah.

    Aplikasi spektroskopi infra merah sangat luas baik untuk analisis kualitatif

    maupun kuantitatif. Penggunaan yang paling banyak adalah pada daerah pertengahan

    dengan kisaran bilangan gelombang 4000 sampai 670 cm-1

    atau dengan panjang

  • gelombang 2.5 sampai 15 m. Kegunaan yang paling penting adalah untuk identifikasi

    senyawa berikatan kovalen karena spektrumnya sangat kompleks terdiri dari banyak

    puncak-puncak. Spektrum infra merah dari senyawa kovalen juga mempunyai sifat fisik

    yang karakteristik, artinya kemungkinan dua senyawa mempunyai spektrum sama

    adalah kecil sekali.

    Spektrum Inframerah dan Vibrasi Molekul

    Radiasi infra merah dengan frekuensi kurang dari 100 cm-1

    atau dengan panjang

    gelombang lebih dari 100 m diserap oleh molekul dan dikonversi ke dalam energi

    rotasi molekul. Bila radiasi infra merah dengan frekuensi dalam kisaran 10000 sampai

    100 cm-1 atau dengan panjang gelombang 1 sampai 100 um, maka radiasi akan diserap

    oleh molekul dan dikonversi ke dalam energi vibrasi molekul.

    Gambar 2. Perubahan momen dwikutub molekul heterointi.

    Vibrasi molekul hanya akan terjadi bila suatu molekul terdiri dari dua atom atau

    lebih. Untuk dapat menyerap radiasi infra merah (aktif inframerah), vibrasi suatu

    molekul harus menghasilkan perubahan momen dwikutub. Gambar 2, memperlihatkan

    vibrasi molekul yang menghasilkan perubahan momen dwikutub. Sebagai contoh

    molekul HCl, dimana molekul hidrogen klorida mempunyai kerapatan elektron yang

    tidak sama antar atom pembentuknya. Kerapatan elektron Cl lebih besar dari H. Jadi

    HCI mempunyai momen dwikutub (disebut juga polar).

    Molekul yang tidak mempunyai momen dwi kutub ( = 0) atau selama

    bervibrasi ikatannya tidak menghasilkan perubahan momen dwikutub seperti O2, N2

    atau Cl2, maka rotasi ataupun vibrasi molekulnya tidak menyerap radiasi infra merah

    (tidak aktif inframerah).

    Terdapat dua jenis vibrasi molekul yaitu stretching (ulur) dan bending (tekuk).

    Vibrasi stretching adalah pergerakan atom yang teratur sepanjang sumbu ikatan antara

  • dua atom sehingga jarak antara atom dapat bertambah atau berkurang. Vibrasi

    stretching meliputi stretching simetris dan stretching asimetris. Gambar 3.

    memperlihatkan hal ini.

    Gambar 3. Vibrasi stretching simetris dan asimetris.

    Vibrasi bending adalah pergerakan atom yang menyebabkan perubahan sudut

    ikatan antara dua ikatan atau pergerakan dari sekelompok atom terhadap atom lainnya.

    Vibrasi bending meliputi scissoring (deformation), wagging, twisting dan rocking.

    Gambar 4. menunjukkan gerakan dari keempat vibrasi bending.

    Gambar 4. Tipe vibrasi tekuk (bending).

    Instrumentasi

    Komponen spektrofotometer infra merah (IR) terdiri dari lima bagian pokok

    yaitu :

    1. Sumber sinar,

    2. Tempat sampel,

    3. Monokromator,

    4. Detektor, dan

    5. Rekoder.

  • Gambar 5. Skema alat spektrofotometer infra merah.

    Terdapat dua macam spektrofotometer infra merah yaitu dengan berkas tunggal

    (single-beam) dan berkas ganda (double-beam).

    1. Sumber Sinar

    Radiasi infra merah dihasilkan dari pemanasan suatu sumber radiasi dengan

    listrik sampai suhu antara 1500 dan 2000 K. Sumber radiasi yang biasa digunakan

    berupa lampu Nernst Glower, Globar dan Kawat Nikrom.

    Nernst Glower merupakan campuran oksida dari zirkon (Zr) dan yitrium (Y)

    yaitu ZrO2 dan Y2O3, atau campuran oksida thorium (Th) dan serium (Ce). Nernst

    Glower ini berupa silinder dengan diameter 1 sampai 2 mm dan panjang 20 mm. Pada

    ujung silinder dilapisi platina untuk melewatkan arus listrik. Nernst Glower mempunyai

    radiasi maksimum pada panjang gelombang 1.4 m atau bilangan gelombang 7100 cm-

    1.

    Globar merupakan sebatang silikon karbida (SiC) biasanya dengan diameter 5

    mm dan panjang 50 mm. Radiasi maksimum Globar terjadi pada panjang gelombang

    1,8-2,0 m atau bilangan gelombang 7100 cm-1

    .

    Kawat Nikhrom merupakan campuran nikel (Ni) dan Krom (Cr). Kawat ini

    berbentuk spiral dan mempunyai intensitas radiasi lebih rendah dari Nernst Glower dan

    Globar tetapi umurnya lebih panjang.

    2. Tempat Sampel

    Wadah sampel atau sel tergantung dari jenis sampel. Untuk sampel berbentuk

    gas digunakan sel gas dengan lebar sel atau panjang berkas radiasi 40 m. Hal ini

  • dimungkinkan untuk menaikkan sensitivitas karena adanya cermin yang dapat

    memantulkan berkas radiasi berulang kali melalui sampel.

    Wadah sampel untuk sampel berbentuk cairan umumnya mempunyai panjang

    berkas radiasi kurang dari 1 mm biasanya dibuat lapisan tipis (film) diantara dua keping

    senyawa yang transparan terhadap radiasi infra merah. Senyawa yang biasa digunakan

    adalah natrium klorida (NaCI), kalsium fluorida (CaF2), dan kalsium iodida (CaI).

    Dapat pula dibuat larutan yang kemudian dimasukkan ke dalam sel larutan.

    Wadah sampel untuk padatan mempunyai panjang berkas radiasi kurang dari 1

    mm (seperti wadah sampel untuk cairan). Sampel berbentuk padatan ini dapat dibuat

    pelet, pasta, atau lapisan tipis. Pelet KBr dibuat dengan menggerus sampel dan kristal

    KBr (0.1 - 2.0 % berdasar berat ) sehingga merata kemudian ditekan (ada kalanya

    sampai 8 ton) sampai diperoleh pelet atau pil tipis. Pasta (mull) dibuat dengan

    mencampur sampel dan setetes bahan pasta sehingga merata kemudian dilapiskan

    diantara dua keping NaCl yang transparan terhadap radiasi infra merah. Bahan pasta

    yang biasa digunakan adalah parafin cair. Lapis tipis dibuat dengan meneteskan larutan

    dalam pelarut yang mudah menguap pada permukaan kepingan NaCI dan dibiarkan

    sampai menguap.

    Persiapan Sampel

    Persiapan sampel dapat dilakukan dengan beberapa cara, tergantung dari jenis

    sampel itu sendiri (padat, cair dan gas).

    Persiapan sampel padat.

    1. Metode Mull

    Sampel Disuspensikan ke dalam minyak mineral Nujol (hidrokarbon

    jenuh berantai panjang).

    2. Metode Pelet KBr

    1-10 gram sampel dihaluskan secara hati-hati dengan 100 mg

    KBr dan mencetaknya menjadi cakram tipis atau pelet.

    3. Metode Lapis Tipis

    Sampel disuspensikan dengan cara sonifikasi. Suspensi kemudian

    dipipet ke dalam sel jendela Irtran-II (kristal ZnS) atau kristal NaCl,

    sehingga 1-5 mg/cm2 dapat dipindahkan ke dalam sel tersebut.

    Sampel akan mengering setelah didiamkan pada suhu kamar.

  • Persiapan sampel cair.

    Tahapannya antara lain :

    1. Teteskan sedikit cairan sampel (bebas air) yang akan diukur pada

    satu bagian window KBr, kemudian pasangkan satu bagian window

    KBr lagi sehingga cairan merata pada permukaan window.

    2. Siapkan window KBr pada holder, kemudian lakukan

    pengukuran dengan alat.

    Persiapan sampel gas.

    Sampel gas dimasukkan kedalam tempat sampel khusus.

    4. Monokromator

    Pada pemilihan panjang gelombang infra merah dapat digunakan filter, prisma

    atau grating. Sehingga memungkinkan sebagian sinar melewati sampel dan sebagian

    melewati blanko (reference). Setelah dua berkas tersebut bergabung kembali kemudian

    dilewatkan ke dalam monokromator.

    Untuk tujuan analisis kuantitatif, biasa digunakan filter seperti: filter dengan

    panjang gelombang 9,0 m untuk penentuan asetaldehida, filter dengan panjang

    gelombang 13,4 m untuk o-diklorobenzena, dan filter dengan panjang gelombang 4,5

    m untuk dinitrogen oksida. Ada juga filter yang mempunyai kisaran 2,5 sampai 4,5

    m, 4,5 sampai 8 m, dan 8 sampai 14,5 m.

    5. Detektor

    Setelah radiasi infra merah melewati monokromator kemudian berkas

    radiasi ini dipantulkan oleh cermin-cermin dan akhirnya ditangkap oleh detektor.

    Detektor pada spektrofotometer infra merah merupakan alat yang bisa mengukur atau

    mendeteksi energi radiasi akibat pengaruh panas. Berbeda dengan detektor lainnya (

    seperti: phototube) dimana pengukuran radiasi infra merah lebih sulit karena

    intensitas radiasi rendah dan energi foton infra merah juga rendah. Akibatnya sinyal

    dari detektor infra merah kecil sehingga dalam pengukurannya harus diperbesar.

    Terdapat dua macam detektor, yaitu:

    1. Termokopel (thermocouple), dan

    2. Bolometer

    Yang paling banyak digunakan dalam spektrofotometri infra merah adalah

  • termokopel.

    6. Rekorder

    Sinyal yang dihasilkan dari detektor kemudian direkam sebagai spektrum infra

    merah yang berbentuk puncak-puncak absorpsi. Spektrum infra merah ini menunjukkan

    hubungan antara absorpsi dan frekuensi atau bilanqan gelombang atau panjang

    gelombang. Sebagai absis adalah frekuensi (Hertz, detik-1

    ) atau panjang gelombang

    (m) atau bilangan gelombang (cm-1

    ) dan sebagai ordinat adalah transmitan (%)

    atau absorban. Contoh spektrum absorpsi infra merah dapat dilihat pada Gambar 6.

    Gambar 6. Spektrum absorban dan transmitan.

    Spektrum infra merah merupakan spektrum yang menunjukkan banyak

    puncak absorpsi pada frekuensi yang karakteristik. Spektroskopi infra merah disebut

    juga spektroskopi vibrasi. Untuk setiap ikatan kimia yang berbeda seperti C - C, C= C,

    C=- 0, C = 0, 0 = H dan sebagainya mempunyai frekuensi vibrasi yang berbeda

    sehingga kemungkinan dua senyawa berbeda yang mempunyai spektrum absorpsi

    yang sama adalah kecil sekali.

    Untuk mengidentifikasi senyawa yang belum diketahui perlu dibandingkan

    dengan spektrum standar yang dibuat pada kondisi sama. Daerah absorpsi pada kisaran

    frekuensi 1500 sampai 700 cm-1

    atau panjang gelombang 6,7-14 m disebut daerah

    sidik jari (jati diri). Senyawaan yang mempunyai spektrum infra merah sama adalah

    identik. Untuk mempermudah memahami, maka ditampilkan pada Gambar 7.

  • Gambar 7. Intrepetasi spectrum spesifik dari masing-masing gugus fungsi senyawa.

    Keuntungan FT-IR

    Beberapa keuntungan dari FT-IR untuk analisa suatu material, antara lain:

    a. Tidak merusak sampel, non-destructive

    b. Metoda pengukuran dengan tingkat ketelitian yang tinggi tanpa harus

    dilakukan kalibrasi ulang

    c. Proses analisa berlangsung lebih cepat

    d. Sensitif

    Analisa Kualitatif dan Kuantitatif

    a. Analisa Kualitatif (gugus fungsi),

    Serapan khas untuk setiap ikatan dalam gugus. Secara sederhana, identifikasi

    suatu zat dilakukan dengan menbandingkan spektrumnya dengan spektrum dari

    zat standar. Bila zat yang diperiksa sama dengan standar, maka posisi dan

    intensitas relatif dari puncak-puncak resapan harus sama.

    b. Analisa Kuantitatif.

    Jarang dilakukan karena spektra IR rumit. Namun prinsipnya adalah Hukum

    Lambeer-Beer:

    Yaitu penentuan konsentrasi sebanding dengan serapan.

    Teknik yang umum dilakukan untuk pembuatan spektra pada analisis

    kuantitatif yaitu solution spektra atau KBr disc.

  • II. Spektroskopi UV-Vis (Spektroskopi Sinar Ultraviolet-Tampak)

    Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang

    memakai sumber radiasi elektromagnetik ultraviolet dekat (190-380 nm) dan sinar

    tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Spektrofotometri

    UV-Vis melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada molekul yang dianalisis,

    sehingga spektrofotometri UV-Vis lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif

    dibandingkan kualitatif.

    Teknik spektroskopi pada daerah ultra violet dan sinar tampak biasa disebut

    spektroskopi UV-Vis. Dari spektrum absorpsi dapat diketahui panjang gelombang

    dengan absorbans- maksimum dari suatu unsur atau senyawa. Konsentrasi suatu unsur

    atau senyawa juga dengan mudah dapat dihitung dari kurva standar yang diukur pada

    panjang gelombang dengan absorbans maksimum.

    Absorbsi cahaya UV-Vis mengakibatkan transisi elektronik, yaitu promosi

    elektron-elektron dari orbital keadaan dasar yang berenergi rendah ke orbital keadaan

    tereksitasi berenergi lebih tinggi. Energi yang terserap kemudian terbuang sebagai

    cahaya atau tersalurkan dalam reaksi kimia. Absorbsi cahaya tampak dan radiasi

    ultraviolet meningkatkan energi elektronik sebuah molekul, artinya energi yang

    disumbangkan oleh foton-foton memungkinkan electron-electron itu mengatasi

    kekangan inti dan pindah keluar ke orbital baru yag lebih tinggi energinya. Semua

    molekul dapat menyerap radiasi dalam daerah UV-tampak karena mereka mengandung

    electron, baik sekutu maupun menyendiri, yang dapat dieksitasi ke tingkat energi yang

    lebih tinggi.

    Absorbsi untuk transisi elektron seharusnya tampak pada panjang gelombang

    diskrit sebagai suatu spektrum garis atau peak tajam namun ternyata berbeda. Spektrum

    UV maupun tampak terdiri dari pita absorbsi, lebar pada daerah panjang gelombang

    yang lebar. Ini disebabkan terbaginya keadaan dasar dan keadaan eksitasi sebuah

    molekul dalam subtingkat-subtingkat rotasi dan vibrasi. Transisi elektronik dapat terjadi

    dari subtingkat apa saja dari keadaan dasar ke subtingkat apa saja dari keadaan eksitasi.

    Karena berbagai transisi ini berbeda energi sedikit sekali, maka panjang

    gelombang absorpsinya juga berbeda sedikit dan menimbulkan pita lebar yang tampak

    dalam spektrum itu.

    Di samping pita-pita spektrum visible disebabkan terjadinya tumpang tindih

    energi elektronik dengan energi lainnya (translasi, rotasi, vibrasi) juga disebabkan ada

    faktor lain sebagai faktor lingkungan kimia yang diberikan oleh pelarut yang dipakai.

  • Pelarut akan sangat berpengaruh mengurangi kebebasan transisi elektronik pada

    molekul yang dikenakan radiasi elektromagnetik.

    Panjang gelombang dimana terjadi eksitasi elektronik yang memberikan

    absorban maksimum disebut sebagai panjang gelombang maksimum ( maks ) .

    Penentuan panjang gelombang maksimum yang pasti (tetap) dapat dipakai untuk

    identifikasi molekul yang bersifat karakteristik-karakteristik sebagai data sekunder.

    Dengan demikian spektrum visibel dapat dipakai untuk tujuan analisis kualitatif (data

    sekunder) dan kuatitatif.

    Molekul-molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk promosi elektron

    akan menyerap cahaya pada panjang gelombang yang lebih pendek. Molekul yang

    menyerap energi lebih sedikit akan menyerap cahaya pada panjang gelombang yang

    lebih panjang. Senyawa yang menyerap cahaya dalam daerah tampak memiliki elektron

    yang lebih mudah dipromosikan daripada senyawa yang menyerap cahaya pada panjang

    gelombang UV yang lebih pendek.

    Analisis kualitatif dengan metode spektrofotometri UV-Vis hanya dipakai untuk

    data sekunder atau data pendukung. Pada analisis kualitatif dengan metode

    spektrofotometri UV-Vis yang dapat ditentukan ada 2 yaitu :

    Pemeriksaan kemurnian spektrum UV-Vis.

    Penentuan panjang gelombang maximum.

    Pada penentuan panjang gelombang maksimum didasarkan atas perhitungan

    pergeseran panjang gelombang maximum karena adanya penambahan gugus pada

    sistem kromofor induk.

    Prinsip Dasar

    Hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan antara serapan dan panjang jalan

    melewati medium yang menyerap , dan hubungan antara konsentrasi spesies penyerap

    dan tingkat absorbsi. Hokum ini menyatakan absorban zat terlarut adalah proporsional

    dengan konsentrasi sebagai:

    A = . b. C

    A = absorban

    = koefisien ansorbansi molar

    C = konsentrasi solute ( mol/L-1)

    b = tebal curvet

  • Orbital-orbital Yang Terlibat Dalam Transisi Elektronik

    Gambar 8. Transisi-transisi yang melibatkan berbagai macam orbital.

    1. Transisi ionisasi

    Transisi ini terjadi dalam ultraviolet jauh yaitu 180 nm dan untuk

    mempelajarinya membutuhkan alat khusus. Daerah ini dikenal daerah

    Schuman atau ultraviolet vakum.

    2. Transisi *

    Kelompok ini paling berguna dan merupakan serapan-serapan karakteristik

    dari senyawa-senyawa organik dan biasanya dihubungkan dengan tingkat

    tereksitasi polar. Dalam sistem-sistem yang sederhana transisi ini terjadi dalam

    ultraviolet jauh, misalnya etilena, maks kira-kira 160 nm, meskipun demikian

    substitusi oleh gugus alkil akan menggeser ke batokromik (merah).

    3. Transisi n *

    Transisi dari jenis meliputi transisi elektron-elektron hetero atom tak

    berikatan ke orbital anti ikatan * . Serapan ini terjadi pada panjang

    gelombang yang panjang dan intensitasnya rendah.

    4. Transisi n *

    Senyawa-senyawa jenuh yang mengandung hetero atom seperti nitrogen,

    oksigen, belerang, atau halogen memiliki electron-elektron tak berikatan

    (electron-elektron n atau -p) di samping elektron-elektron . Senyawa-

    senyawa hetero atom menunjukkan jalur serapan yang kemungkinan

    disebabkan oleh transisi elektron-elektron dari orbital tak berikatan atom-

    atom hetero ke orbital anti ikatan *.

  • Instrumentasi

    Komponen dari spektroskopi UV-Vis terdiri dari:

    1. Sumber sinar,

    2. Monokromator,

    3. Tempat sampel, dan

    4. Detektor.

    Gambar 8. Skema alat spektroskopi UV-Vis sinar tunggal dan sinar ganda.

    1. Sumber Sinar

    Sumber sinar terdiri dari benda yang tereksitasi hingga ke tingkat tenaga yang

    tinggi oleh sumber listrik bertegangan tinggi atau oleh pemanasan listrik. Benda atau

    materi yang kembali ke tingkat tenaga yang lebih rendah atau ke tingkat dasarnya,

    melepaskan foton dengan tenaga-tenaga yang karakteristik yang sesuai dengan E,

    yaitu perbedaan tenaga antara tingkat tereksitasi dan tingkat dasar rendah.

    Sumber sinar yang ideal untuk pengukuran serapan harus menghasilkan

    spektrum kotinu dengan intensitas yang seragam pada keseluruhan kisaran panjang

    gelombang yang sedang dipelajari.

    a. Sumber Radiasi Ultraviolet

    Sumber-sumber radiasi ultraviolet yang kebanyakan digunakan adalah lampu

    hidrogen dan lampu deuterium. Mereka terdiri dari sepasang elektroda yang

    terselubung dalam tabung gelas dan diisi dengan gas hidrogen atau deuterium

    pada tekanan yang rendah. Bila tegangan yang tinggi dikenakan pada

    elektroda-elektroda, maka akan dihasilkan elektron-elektron yang

    mengeksitasikan elektron-elektron lain dalam molekul gas ke tingkatan

    tenaga yang tinggi. Bila elektron-elektron kembali ke tingkat dasar mereka

  • melepaskan radiasi dalam daerah sekitar 180 dan 350 nm. Sumber radiasi UV

    yang lain adalah lampu xenon, tetapi dia tidak sestabil lampu hidrogen.

    b. Sumber Radiasi Terlihat

    Sumber radiasi terlihat dan radiasi infra merah dekat yang biasa digunakan

    adalah lampu filament tungsten. Filament dipanaskan oleh sumber arus

    searah (DC), atau oleh baterai. Filament tungsten menghasilkan radiasi

    kontinu dalam daerah antara 350 dan 2500 nm.

    2. Monokromator

    Seperti kita ketahui bahwa sumber radiasi yang umum digunakan menghasilkan

    radiasi kontinu dalam kisaran panjang gelombang yang lebar. Dalam spektrofotometer,

    radiasi yang polikromatik ini harus diubah menjadi radiasi monokromatik. Ada 2 jenis

    alat yang digunakan untuk mengurai radiasi polikromatik menjadi radiasi

    monokromatik yaitu:

    a. Penyaring, dan

    b. monokromator.

    3. Tempat Sampel

    Cuplikan yang akan dipelajari pada daerah ultraviolet atau terlihat yang biasanya

    berupa gas atau larutan ditempatkan dalam sel atau kuvet. Untuk daerah ultraviolet

    biasanya digunakan Quartz atau sel dari silika yang dilebur, sedangkan untuk daerah

    sinar tampak digunakan gelas biasa atau Quartz.

    Sel yang digunakan untuk cuplikan yang berupa gas mempunyai panjang dari

    0,1 hingga 100 nm, sedang sel untuk larutan mempunyai panjang lintasan tertentu dari 1

    hingga 10 cm, sebelum sel dipakai harus dibersihkan dengan air, atau jika dikehendaki

    dapat dicuci dengan larutan deterjen atau asam nitrat panas.

    4. Detektor

    Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada

    berbagai panjang gelombang. Pada spektrofotometer, tabung pengganda electron yang

    digunakan prinsip kerjanya telah diuraikan.

    Setiap detektor menyerap tenaga foton yang mengennainya dan mengubah

    tenaga tersebut untuk dapat diukur secara kuantitatif seperti sebagai arus listrik atau

  • perubahan-perubahan panas. Kebanyakan detektor menghasilkan sinyal listrik yang

    dapat mengaktifkan meter atau pencatat. Setiap pencatat harus menghasilkan sinyal

    yang secara kuantitatif berkaitan dengan tenaga cahaya yang mengenainya.

    Syarat-syarat Detektor

    1. Sensitivitas tinggi hingga dapat mendeteksi tenaga cahaya yang mempunyai

    tingkatan rendah sekalipun

    2. Waktu respon pendek

    3. Stabilitas yang panjang/ lama untuk menjamin respon secara kuantitatif

    4. Sinyal elektronik yang mudah diperjelas.

    Analisa Kualitatif dan Kuantitatif

    a. Analisa Kualitatif

    Dengan membandingkan intesitas puncak serapan.

    b. Analisa Kuantitatif

    Menggunakan rumus Lamber-Beer

  • DAFTAR PUSTAKA

    Macomber, Roger. S., 1998, A Complete Introduction to Modern NMR Spectroscopy,

    John Willey & Sons, United State of America.

    Perez, J. E., R. T. Meyer, FTIR Spectroscopy, CIC Photonic, In

    Sherman Hsu, C. P., Handbook of Instrumental Techniques for Analytical Chemistry

    Stuart, B., 2004, Infrared Spectroscopy: Fundamentals and Applications, John Willey

    & Sons, Ltd