SPEKTROFOTOMETRI uv1

download SPEKTROFOTOMETRI uv1

of 19

Transcript of SPEKTROFOTOMETRI uv1

  • 8/10/2019 SPEKTROFOTOMETRI uv1

    1/19

    SPEKTROFOTOMETRI UV/VIS 1

    ( Analisis Cu2+

    )

    I. TUJUAN PERCOBAAN

    Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat :

    1. Menggunakan alat spektrofotometer sinar tampak (Vis) dan Ultraviolet

    2. Menganalisis cuplikan secara spektrofotometri

    II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

    Alat yang digunakan :

    1.

    Spektrofotometri Agilent

    2. Kuvet / sel

    3. Labu takar 250 ml, 100 ml, 50 ml

    4.

    Gelas kimia 100 ml

    5. Pipet tetes

    6. Pipet ukur 10 ml

    7.

    Bola karet

    8. Batang pengaduk

    9. Spatula

    10. Corong gelas

    11. Botol aquadest

    Bahan yang digunakan :

    1. Kristal CuSO4.5H2O

    2. Larutan H2SO4pekat

    3. Larutan ammonia pekat

    4. Sampel

  • 8/10/2019 SPEKTROFOTOMETRI uv1

    2/19

    III. DASAR TEORI

    Spektrofotometri

    Spektrofotometer sesuai dengan namanya adalah alat yang terdiri dari

    spectrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum

    dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas

    cahaya yang di transmisikan atau yang di absorpsi. Pada umumnya ada beberapa

    jenis spektrofotometri yang sering digunakan dalam analisis secara kimiawi

    berdasarkan Anonim (2012a) antara lain:

    1. Spektrofotometri Vis (visibel)

    Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energi

    adalah cahaya tampak (visible). Cahaya visible termasuk spektrum

    elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang gelombang

    sinar tampak adalah 380 sampai 750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat

    oleh kita, entah itu putih, merah, biru, hijau, apapun selama ia dapat dilihat oleh

    mata, maka sinar tersebut termasuk ke dalam sinar tampak(visible). sumber sinartampak yang umumnya dipakai pada spektro visible adalah lampu Tungsten.

    Tungsten yang dikenal juga dengan nama Wolfram merupakan unsur kimia

    dengan simbol W dan no atom 74.

    Tungsten mempunyai titik didih yang tertinggi (3422 C) dibanding logam

    lainnya. karena sifat inilah maka ia digunakan sebagai sumber lampu. Sample

    yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sample yang memiliki warna. Hal

    ini menjadi kelemahan tersendiri dari metode spektrofotometri visible. Oleh

    karena itu, untuk sample yang tidak memiliki warna harus terlebih dulu dibuat

    berwarna dengan menggunakan reagent spesifik yang akan menghasilkan

    senyawa berwarna. Reagent yang digunakan harus betul-betul spesifik hanya

    bereaksi dengan analit yang akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa

    berwarna yang dihasilkan stabil.

  • 8/10/2019 SPEKTROFOTOMETRI uv1

    3/19

    2. Spektrofotometri UV (ultra violet)

    Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada spektrofotometri UV

    berdasarkan interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang

    gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium.

    Deuterium disebut juga heavy hidrogen merupakan isotop hidrogen yang stabil

    yang terdapat berlimpah di laut dan daratan. Inti atom deuterium mempunyai satu

    proton dan satu neutron, sementara hidrogen hanya memiliki satu proton dan tidak

    memiliki neutron. Nama deuterium diambil dari bahasa Yunani, deuteros, yang

    berarti dua, mengacu pada intinya yang memiliki dua pertikel. Karena sinar UV

    tidak dapat dideteksi oleh mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini

    terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna, bening dan transparan.

    Oleh karena itu, sample tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna

    dengan penambahan reagent tertentu. Bahkan sample dapat langsung dianalisa

    meskipun tanpa preparasi. Namun perlu diingat, sample keruh tetap harus dibuat

    jernih dengan filtrasi atau centrifugasi. Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah

    sample harus jernih dan larut sempurna. Tidak ada partikel koloid apalagi

    suspensi. Spektrofotometri UV memang lebih simple dan mudah dibanding

    spektrofotometri visible, terutama pada bagian preparasi sample. Namun harus

    hati-hati juga, karena banyak kemungkinan terjadi interferensi dari senyawa lain

    selain alat yang juga menyerap pada panjang gelombang UV. Hal ini berpotensi

    menimbulkan bias pada hasil analisa.

    3. Spektrofotometer UV-VIS

    Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV

    dan Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV

    dan sumber cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah

    menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu

    photodiode yang dilengkapi dengan monokromator. Untuk sistem

    spektrofotometri, UV - Vis paling banyak tersedia dan paling populer digunakan.

    Penyerapan sinar uv dan sinar tampak oleh molekul, melalui 3 proses yaitu :

  • 8/10/2019 SPEKTROFOTOMETRI uv1

    4/19

    a) Penyerapan oleh transisi elektron ikatan dan electron anti ikatan.

    b) Penyerapan oleh transisi electron d dan f dari molekul kompleks.

    c) Penyerapan oleh perpindahan muatan.

    Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang

    gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu

    yang khas untuk komponen yang berbeda.Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti

    hukum Lambert-Beer, yaitu :

    A = log ( Io / It ) = a b c

    Keterangan :

    Io = Intensitas sinar datang

    It = Intensitas sinar yang diteruskan

    a = Absorptivitas

    b = Panjang sel/kuvet

    c = konsentrasi (g/l)

    A = Absorban

    Spektrofotometri merupakan bagian dari fotometri dan dapat dibedakan

    dari filter fotometri sebagai berikut :

    a) Daerah jangkauan spektrum

    Filter fotometr hanya dapat digunakan untuk mengukur serapan sinar

    tampak (400-750 nm). Sedangkan spektrofotometer dapat mengukur serapan di

    daerah tampak, UV (200-380 nm) maupun IR (> 750 nm).

  • 8/10/2019 SPEKTROFOTOMETRI uv1

    5/19

    b) Sumber sinar

    Sesuai dengan daerah jangkauan spektrumnya maka spektrofotometer

    menggunakan sumber sinar yang berbeda pada masing-masing daerah (sinar

    tampak, UV, IR). Sedangkan sumber sinar filter fotometer hanya untuk daerah

    tampak.

    c) Monokromator

    Filter fotometere menggunakan filter sebagai monokromator. Tetapi pada

    spektro digunakan kisi atau prisma yang daya resolusinya lebih baik.

    d) Detektor

    - Filter fotometer menggunakan detektor fotosel

    - Spektrofotometer menggunakan tabung penggandaan foton atau fototube.

    Kegunaan UV-Visible Spektrofotometer

    UV-Visble spektrofotometer dapat digunakan untuk menentukan kandunganzat organik maupun anorganik dalam suatu larutan. Absorbsi energi radiasi pada

    daerah spektrum UV dan Visible tergantung pada jumlah dan susunan elektron

    pada molekul-melekul atau ion-ion penyerap. Pada senyawa anorganik

    penyerapan terjadi bilamana ada energi level, yang kosong tertutup oleh energi

    level yang penuh, biasanya terbentuk dengan koordinat kovalen dengan atom lain.

    Absorbsi pada molekul-molekul organik tergantung pada sebaran elektron-

    elektron pada molekul.

    Senyawa organik jenuh tidak menunjuk adanya absorbsi untuk daerah visible

    dan UV. Senyawa dengan ikatan ganda menyerap dengan kuat pada daerah UV.

    Ikatan rangkap terkonjugasi menyerap panjang gelombang yang lebih panjang.

    Sistem terkonjugasi sempurna dalam sebuah senyawa disebut chromopore dari

    senyawa itu. Berikut adalah contoh senyawa organik dengan chromophorenya,

    serta panjang gelombang yang diserap, diperkiraan nilai molar absorbsivitasnya :

  • 8/10/2019 SPEKTROFOTOMETRI uv1

    6/19

    Senyawa Chromophore Pelarut max, nm Log

    Acetylene C = C Uap 173 3,8

    Acetone C = O Hexane 188 2,9

    Butadiene C = CC = C Hexane 217 4,3

    Crotonaldehyde C = CC = O Ethanol 217 4,2

    Analisa dengan spektrofotometri UV-Visible selalu melibatkan pembacaan

    radiasi elektromagnetik oleh molekul atau radiasi elektromagnetik ang diteruskan,

    keduanya dikenal dengan absorbansi (A) tanpa satuan dan transmitansi denagn

    satuan persen (%). Spektrometri dapat dibayangkan sebagai suatu perpanjangan

    dari penilikan visual dalam mana studi yang lebih rinci mengenai lebih besar

    dalam pencirian dan pengukuran kuantitatif. Dengan menggantikan mata manusia

    dengan detector-detektor radiasi lain, dimungkinkan studi absorbs (serapan) di

    luar daerah, spectrum tampak dan sering kali eksperimen spektrometri dilakukan

    secara automatic. Klasifikasi sinar tampak beserta warna komplementernya adalah

    sebagai berikut :

    Tabel Spektrum tampak dan warnawarna komplementer

    Panjang gelombang

    (nm)warna Warna komplementer

    400435 Violet Kuninghijau

    435480 Biru Kuning

    480490 Hijaubiru Jinggaorange

    490500 Biruhijau Merah

    500560 Hijau Ungu

    560580 Kuninghijau Violet

    580595 Kuning Biru

    595610 Jingga / orange Hijaubiru

    610750 Merah Biruhijau

  • 8/10/2019 SPEKTROFOTOMETRI uv1

    7/19

    Metode analisa spektrometri banyak digunakan sebagai metode analisa

    kuantitatif disamping metode-metode analisa lain veperti vpektrografi emisi,

    spektrofotometri sinar-X. analisa dengan ini berdasarkan pengukuran spectrum

    sinar yang terverap oleh larutan berwarna setelah melalui larutan (warna yang

    timbul disebabkan oleh pembentukan senyawa berwarna unsure yang dianalisa

    dengan penambahan pereaksi yang sesuai, atau berasal dari dalam penyusunannya

    sendiri). Intensitas sinar setelah melalui larutan diubah oleh fotosel menjadi

    tenaga listrik dan besarnya intensitas sinar ini bergantung pada konsentrasi unsure

    dalam larutan dan tebal larutan yang dilalui sinar. Alat untuk mengukur intensitas

    sinar setelah melalui sinar disebut spektrofotometer.

    Larutan standar

    Larutan baku / larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya sudah

    diketahui. Larutan baku biasanya berfungsi sebagai titran sehingga ditempatkan

    buret, yang sekaligus berfungsi sebagai alat ukur volume larutanbaku. Larutan

    yang akan ditentukan konsentrasinya atau kadarnya, diukur volumenya denganmenggunakan pipet volumetri dan ditempatkan di erlenmeyer (Basset, 1994).

    -

    Larutan baku primer

    Larutan yang mengandung zat padat murni yang konsentrasi larutannya

    diketahui secara tepat melalui metode gravimetri (perhitungan massa), dapat

    digunakan untuk menetapkan konsentrasi larutan lain yang belum diketahui. Nilai

    konsentrasi dihitung melalui perumusan sederhana, setelah dilakukan

    penimbangan teliti dari zat pereaksi tersebut dan dilarutkan dalam volume

    tertentu. Contoh: K2Cr2O7, As2O3, NaCl, asam oksalat, asam benzoat. Menurut

    Basset (1994) Syarat-syarat larutan baku primer :

    a) Zat harus mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan (jika mungkin pada suhu

    110-120 derajat celcius) dan disimpan dalam keadaan murni. (Syarat ini biasanya

    tak dapat dipenuhi oleh zat-zat terhidrasi karena sukar untuk menghilangkan air-

    permukaan dengan lengkap tanpa menimbulkan pernguraian parsial.)

  • 8/10/2019 SPEKTROFOTOMETRI uv1

    8/19

  • 8/10/2019 SPEKTROFOTOMETRI uv1

    9/19

    dengam sinar. Akan tetapi, dalam larutan yang sangat encer, sangat sulit untuk

    melihat warnanya. Absorbansinya sangat rendah (Mentari, 2012)

    IV. PROSEDUR KERJA

    Pembuatan Larutan Standar

    1. Melarutkan 3,977 gr CuSO4.5H2O dalam labu takar 500 ml, menambahkan 5

    ml H2SO4 pekat dan mengencerkannya sampai tanda batas dengan

    menambahkan aquadest 1 ml = 2 mg Cu2+.

    2.

    Memindahkan larutan diatas sejumlah masing-masing :

    0, 5, 10, 15, 20, 25, 30 dan 35 ml ke dalam masing-masing labu takar 100 ml,

    kemudian menambahkan masing-masing dengan 5 ml NH3 pekat dan

    mengencerkan dengan aquadest sampai tanda batas.

    3.

    Menghitung konsentrasi dan tiap-tiap larutan diatas.

    Penentuan panjang gelombang maksimum

    1.

    Menghidupkan alat spektofotometer UV/VIS

    2. Menekan F1 (tasks), memilih single wl, menekan enter

    3.

    Memasukkan panjang gelombang minimum (450 nm), menekan F6 (done)

    4. Memasukkan kuvet (larutan blanko) pada tempat kuvet pada alat

    spektofotometer, menekan F8 (blank)

    5.

    Mengganti kuvet dengan kuvet 2 (larutan standar, missal cs=100 rpm),

    menekan F7 (sampel). Mencatat absorbansi pada 450 nm

    6.

    Menekan F2 (setting), memilih 1 wavelength menekan enter

    7. Memasukkan panjang gelombang berikutnya (missal 460 nm, dengan interval

    10 nm) menekan F6 (done)

    8. Menggulangi langkah 4 -7 hingga panjang gelombangb750 nm.

    Penentuan panjang gelombang maksimum dengan spektrum

    1.

    Menghidupkan alat, menunggu sampai proses inisialisasi selesai

    2.

    Menekan F1 / tasks dan memilih spectrum

  • 8/10/2019 SPEKTROFOTOMETRI uv1

    10/19

    3.

    Memilih tipe pengukuran absorbance

    4. Memilih sistem/F5, menekan configure/F2 dan memilih spektrofotometer

    5. Memasukan nilai range pengukuran panjang gelombang, missal 350-750 nm

    6.

    Menekan F6/done

    7. Menekan spectrum/F5

    8. Mengisi kuvet dengan larutan blanko, kemudian meletakkan ditempat kuvet

    dan menekan F8

    9. Mengganti kuvet yang berisi larutan standar dan menekan sampel/ F7

    10. Menekan graphic /F6, menekan mark/F7, memilih peaks lalu menekan enter

    11. Mencentang hasilnya dengan menekan F6, memilih set-up menekan enter

    12. Menekan F7, memilih band rate 38400 bits 8 dan parity even, lalu menekan

    done 2X

    13. Menekan enter

    Pembuatan kurva kalibrasi

    1. Menekan tasks/menekan F1

    2.

    Memilih quantification, menekan enter

    3. Memasukkan larutan blank pada kuvet, menekan F8

    4. Menjadikan larutan blank sebagai standar nol (konsentrasi nol) dengan

    menekan F7

    5.

    Mengganti kuvet yang berisikan larutan standar (mulai dari larutan standar

    dengan konsentrasi kecil) lalu menekan F7

    6. Menggulangi langkah 4 dan 5, sampai semua larutan standar selesai diukur

    7.

    Membawa kursor ke STDI dan menekan enter

    8. Memasukkan nilai 0 (pada concentration) dan diberi nama analyte, menekan

    next atau F7

    9. Untuk melarutkan standar 2, masukkan nilai konsentrasinya

    10. Menggulangi langkah (9) sampai semua larutan standar dimasukkan nilai

    konsentrasinya

    11. Menekan done

    12. Menekan file/print, memilih print calibration

  • 8/10/2019 SPEKTROFOTOMETRI uv1

    11/19

    13. Memilih set-up, menekan enter

    14. Memilih serial/F7

    15. Memilih baurate 38400bits 8, perify even

    16. Menekan F6/done 2X

    17. Menekan F6/print

    Menganalisis sampel

    1. Menekan F4/sampel

    2.

    Memasukkan kuvet (larutan blanko), menekan F8 (blank)

    3. Mengganti dengan kuvet 2 (larutan sampel 1) menekan F7 (sampel)

    4. Menggulangi langkah 2 dan 3 untuk keseluruhan sampel

    5.

    Menekan F8 (done)

    6. Menekan graphic/F6

    7. Menekan mark/F6 memilih peaks, menekan enter

    8.

    Menekan print/F6, memilih set-up menekan enter

    9. Menekan serial, memilih bandrate 38400 bits 8 dan parity even

    10. Menekan F6/done 2X

    11. Menekan F6

    Cara mematikan alat

    1. Menekan sistem (F5)

    2. Menekan tombol m

    3.

    Memilih restart, menekan enter

    4.

    Memilih yes

    5. Menunggu proses inisialisasi selesai

    6.

    Menekan tombol power ke off

  • 8/10/2019 SPEKTROFOTOMETRI uv1

    12/19

    IV. DATA PENGAMATAN

    Pembuatan Larutan standar

    Konsentrasi (ppm) Volume pipet (ml)

    0 0

    5 0,25

    10 0,5

    15 0,75

    20 1

    25 1,25

    30 1,5

    35 1,75

    Mencari panjang gelombang Maksimum

    NO. Absorbansi

    1 450 0,0088

    2 460 0,0114

    3 470 0,0131

    4 480 0,0155

    5 490 0,0170

    6 500 0,0193

    7 510 0,0213

    8 520 0,0234

    9 530 0,0254

    10 540 0,0269

    11 550 0,0283

    12 560 0,0300

    13 570 0,0307

  • 8/10/2019 SPEKTROFOTOMETRI uv1

    13/19

    14 580 0,0309

    15 590 0,031816 600 0,0322

    17 610 0,0323

    18 617 0,0330

    19 618 0,0343

    20 619 0,0330

    21 620 0,0332

    22 630 0,0316

    Pembuatan Kurva Kalibrasi

    Konsentrasi larutan standar

    (ppm)Absorbansi

    0 0,0147

    10 0,0160

    15 0,0196

    20 0,0214

    25 0,0240

    30 0,0294

    35 0,0408

    Pengukuran Sampel

    Nama Sampel Absorbansi Konsentrasi (ppm)

    Air Sumur 0,3369 0

    Air PAM - 0,0073 0

    Air Galon - 0,0036 0

    Air limbah praktek 0,0242 19,89

  • 8/10/2019 SPEKTROFOTOMETRI uv1

    14/19

    V. PERHITUNGAN

    Berat Cu =

    3,927 gr

    =

    3,927 gr

    = 1 gr

    Berat Cu =

    = 2000 mg/l

    = 2000 ppm

    Menghitung volume larutan

    1. Konsentrasi 0 ppm

    V1 M1 = V2 M2

    V1 2000 ppm = 100 ml 0 ppm

    V1 = 0 ml

    2. Konsentrasi 5 ppm

    V1 M1 = V2 M2

    V1 2000 ppm = 100 ml 5 ppm

    V1 = 0,25 ml

    3. Konsentrasi 10 ppm

    V1 M1 = V2 M2

    V1 2000 ppm = 100 ml 10 ppm

    V1 = 0,5 ml

  • 8/10/2019 SPEKTROFOTOMETRI uv1

    15/19

    4.

    Konsentrasi 15 ppm

    V1 M1 = V2 M2

    V1 2000 ppm = 100 ml 15 ppm

    V1 = 0,75 ml

    5. Konsentrasi 20 ppm

    V1 M1 = V2 M2

    V1 2000 ppm = 100 ml 20 ppm

    V1 = 1ml

    6. Konsentrasi 25 ppm

    V1 M1 = V2 M2

    V1 2000 ppm = 100 ml 25 ppm

    V1 = 1,25 ml

    7. Konsentrasi 30 ppm

    V1 M1 = V2 M2

    V1 2000 ppm = 100 ml 30 ppm

    V1 = 1,5 ml

    8. Konsentrasi 35 ppm

    V1 M1 = V2 M2

    V1 2000 ppm = 100 ml 35 ppm

    V1 = 1,75 ml

  • 8/10/2019 SPEKTROFOTOMETRI uv1

    16/19

    Perhitungan konsentrasi Cu2+dalam sampel :

    Persamaan : y = 1.215,6839 x9,5260

    1. Konsentrasi Sampel Air Sumur

    y = 1.215,6839 x9,5260

    y = 1.215,6839 (0,3369)9,5260

    y = 400,03 ppm

    2. Konsentrasi Sampel Air PAM

    y = 1.215,6839 x9,5260

    y = 1.215,6839 (- 0,0073)9,5260

    y = - 8,874492479,5260

    y = - 18,4 ppm = 0 ppm

    3. Sampel Air Galon

    y = 1.215,6839 x9,5260

    y = 1.215,6839 (- 0,0036)9,5260

    y = - 4,37649,5260

    y = - 13,902 ppm = 0 ppm

    4. Sampel Air Limbah praktek

    y = 1.215,6839 x9,5260

    y = 1.215,6839 (0,0242)9,5260

    y = 29,41969,5260

    y = 19,89 ppm

  • 8/10/2019 SPEKTROFOTOMETRI uv1

    17/19

    VI. ANALISA PERCOBAAN

    Pada percobaan ini, dilakukan analisa penentuan Cu2+ dalam sampel air

    yaitu air sumur, air PAM, air galon dan air limbah praktek dengan teknik

    spektrofotometri UV/Vis. Spektrofotometri yang digunakan adalah

    spektrofotometer cahaya tampak karena Cu2+ mempunyai panjang gelombang

    lebih dari 400 nm sehingga jika menggunakan spektrofotometer UV, logam Cu2+

    dalam sampel tidak akan terdeteksi. Syarat analisa menggunakan visible adalah

    cuplikan yang dianalisis bersifat stabil membentuk kompleks dan larutan

    berwarna.

    Berdasarkan hasil pengamatan, panjang gelombang maksimum yang

    didapat adalah 619 nm sehingga pada panjang gelombang tersebut kadar Cu2+

    lebih banyak menyerap cahaya monokromatis yang dipancarkan oleh sumber

    sinar. Dalam pengukuran, diketahui bahwa panjang gelombang yang berbeda

    maka absorbnsinya juga berbeda. Akan tetapi, pada keadaan tertentu nilai

    absorbansi kembali menurun seiring peningkatan panjang gelombang.

    Dari hasil analisa, diperoleh persamaan linier dari pengukuran larutan

    standar yaitu : y = 1.215,6839 x 9,5260 dengan nilai R2 adalah 0,8266 yang

    berarti larutan standar yang dibuat memiliki ketelitian yang baik. Konsentrasi

    Cu2+dalam sampel air yang didapat yaitu sampel air sumur sebesar 400,03 ppm,

    air PAM sebesar 0 ppm, air galon 0 ppm, dan air limbah praktek 19,89 ppm.

  • 8/10/2019 SPEKTROFOTOMETRI uv1

    18/19

  • 8/10/2019 SPEKTROFOTOMETRI uv1

    19/19

    DAFTAR PUSTAKA

    Jobsheet. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Analitik Instrument. Politeknik

    Negeri Sriwijaya : Palembang.

    http://www.wanibesak.wordpress.com

    http://www.wanibesak.wordpress.com/http://www.wanibesak.wordpress.com/http://www.wanibesak.wordpress.com/