Spektrofotometri Infra Merah II
-
Upload
muhammad-banagung -
Category
Documents
-
view
683 -
download
39
Transcript of Spektrofotometri Infra Merah II
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah II )
SPEKTROFOTOMETRI INFRA MERAH (IR) II
1. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu:
- Menjelaskan teori mengenai spektrofotometri infra merah.
- Mengoperasikan peralatan spektrofotometri infra merah dengan baik dan benar.
- Menganalisi suatu senyawa kimia dengan menggunakan peralatan Spektrofotometri
Infra Merah.
2. ALAT YANG DIGUNAKAN
- Seperangkat alat Spektrofotometri Infra Merah
3. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)
4. BAHAN YANG DIGUNAKAN
- KBr
- Asam Benzoate
5. DASAR TEORI
Radiasi eletromagnetik ialah energi yang dipancarkan menembus ruang dalam
bentuk gelombang-gelombang. Yang termasuk radiasi elektromagnetik antara lain:
gelombang radio, sinar infra merah, sinar tampak, sinar ultra violet dan sinar X. Setiap
jenis radiasi elektromagnetik dicirikan oleh panjang gelombangnya (wavelenght), yaitu
jarak antara suatu puncak panjang gelombang dengan puncak berikutnya. Panjang
gelombang infra merah adalah 10-4 sampai 10-2 cm. Radiasi elektromagnetik dapat
dicirikan juga oleh frekuensinya, yang didefinisikan banyaknya getaran per detik.
Biasanya, spektrum infra merah dialurkan dengan % T sebagai koordinat, dan sering
dengan bilangan gelombang (u, cm-1) sebagai absis. Hal ini disebabkan energi sinar (E)
berbanding lurus, baik frekuensi (u) maupun dengan bilangan panjang gelombang (u).
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah II )
E=hu=hc / λ = hcuFrekuensi sinar (v) dapat dikaitkan dengan frekuensi getaran molekul. Inti-inti atom
yang berikatan oleh ikatan kovalen mengalami getaran (vibrasi) atau osilasi, yang serupa
dengan dua bola yang terikat oleh suatu pegas. Bila molekul menyerap radiasi infra
merah, energi yang diserap menyebabkan kenaikan dalam amplitudo getaran-getaran
atom-atom yang terikat. Jadi, molekul berada dalam keadaan vibrasi tereksitasi (excited
vibrational state) energi yang diserap ini akan dilepaskan dalam bentuk panas bila
molekul itu kembali ke keadaan dasar. Panjang gelombang absorbsi oleh suatu jenis
ikatan tertentu, bergantung pada macam getaran dari ikatan tersebut. Oleh karena itu,
type ikatan yang berlainan (C-H, C-C, O-H) dan sebagainya menyerap radiasi infra merah
pada panjang gelombang yang berlainan.
Suatu ikatan dalam sebuah molekul dapat menjalin berbagai macam osilasi. Hal ini
menyebabkan suatu ikatan tertentu dapat menyerap energi lebih besar dari satu panjang
gelombang. Misalnya suatu ikatan O-H menyerap energi radiasi em pada kira-kira 3300
cm-1 energi pada panjang ini akan menyebabkan kenaikan vibrasi ulur (stretch vibration)
ikatan pada panjang gelombang inikenaikan vibrasi tekukan (bending vibration). Jenis
vibrasi yang berbeda-beda ini desebut cara fundamental vibrasi (fundamental mode of
viration).
Banyaknya energi yang diserap juga beraneka ragam dari suatu ikatan ke ikatan
yang lain. Hal ini disebabkan oleh perubahan momen ikatan pada saat diserap. Ikatan non
polar seperti C-H dan C-C menyebabkan absorbsi lemah. Ikatan polar seperti C=O
menunjukkan absobsi yang kuat.
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah II )
Rangkaian alat spektrofotometri infra merah
Instrument yang digunakan untuk mengukur absorbsi radiasi infra merah pada
berbagai gelombang disebut spektrometer infra merah, dengan skema seperti gambar
berikut ini:
1 2 3 4 5 6Keterangan:
1. Sumber radiasi
2. Sampel kompartemen
3. Monokromator
4. Detector
5. Amplier atau penguat
6. Rekorder
Pada gambar diatas terlihat sumber sinar memancarkan siar infra merah pada lebih
dari satu panjang gelombang. Sinar sumber ini di pecah oleh system cermin menjadi dua
berkas sinar, yaitu berkas rujukan (reference) dan berkas cuplikan (sampel). Setelah
masing-masing cuplikan melewati sel rujukan (pelarut murni, jika pelarut itu digunakan
dalam cuplikan tidak mengandung pelarut) dan sel cuplikan, kedua berkas ini
digabungkan kembali dalam pemenggal (chopper, suatu cermin) menjadi satu berkas
yang berasal dari kedua berkas itu, yang berselang-seling.
Berkas berselang-seling itu difraksi oleh suatu kisi, sehingga berkas itu terpecah
menurut panjang gelombangnya. Detektor mengukur beda intensitas antara kedua
macam berkas itu pada tiap-tiap panujang gelombag dan meneruskan informasi inike
rekorder (perekam), akhirnya menghasilkan spektrum infra merah.
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah II )
Pita-pita infra merah dalam sebuah spektrum dapat dikelompokkan menurut
intensitasnya: kuat (strong, s); sedang (medium); dan lemah (weak). Suatu pita lemah
yang bertumpang tindih dengan suatu pita kuat disebut bahu (sholder, sh). Istilah-istilah
ini relative dan bersifat kuantitatif.
Peta korelasi
Peta korelasi adalah semacam daftar secara singkat memberikan julat-julat
frekuensi serapan infra merah yang kemungkinan suatu gugus fungsi akan menyerap.
Berdasarkan peta korelasi ini dapat dilakukan perkiraan jenis-jenis gugus fungsi, atau ada
tidaknya gugus fungsi tertentu dalam suatu molekul bila spektrum molekul ini diketahui.
Langkah diatas hanya untuk tahap pertama saja mengindentifikasi suatu molekul. Untuk
tahap selanjutnya, dibutuhkan data-data yang diperoleh dari peralatan lain, misalnya
NMR, spektrofotometer massa, dan spektroskopi UV.
Sumber Sinar Infra Merah
Pada umumnya, sumber sinar infra merah yang biasa dipakai adalah berupa zat
padat inert yang dipanaskan dengan listrik sehingga mencapai suhu antara 1500-2000oK.
Akibat pemanasan ini akan dipancarkan sinar infra merah yang continue.
Jenis-jenis Sumber Infra Merah
1. Nerst Glower
Terbuat dari campuran oksida unsur lantanida.
2. Globar
Berbentuk batang yang terbuat dari silikom karbida.
3. Kawan Ni-Cr yang dipijarkan
Sumber radiasi untuk instrument ini berbentuk gulungan kawan Ni-Cr yang
dipanaskan dan diletakkan pada tiang keramik. Gulungan kawat tersebut
dipanaskan sampai kira-kira mencapai 1000oC, menghasilkan suatu spektrum
kontinyu dari energy elektromagnetic mencakup daerah dari 4000-2000 cm -1
bilangan gelombang. Energy yang diradiasi oleh sumbe sinar akan dibagi
menjadi dua bentuk kaca sferik M1 dan M2.
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah II )
Penyiapan Cuplikan untuk Spektrofotometer Infra Merah
Spektrofotometer infra merah dapat digunakan untuk menganalisis cuplikan
yang berupa cairan, zat padat, maupun gas. Cara penyiapan cuplikan dalam bentuk
sel tempat cuplikan harus terbuat daribahan tembus sinar infra merah (tidak boleh
menyerapnya). Bahan demikian itu antara lain ialah NaCl dan Kbr. Cuplikan yang
berbentuk cairan dapat berupa larutan suatu senyawa atau berupa senyawa murni
yang cair (pure and neat liquid).
1. Cuplikan Berupa Larutan
Disini diperlukan pelarut yang mempunyai daya yang melarut cukup
tinggi terhadap senyawa yang akan dianalisis, tetapi tak ikut melakukan
penyerapan didaerah infra merah yang dianalisi. Selain itu, tidak boleh
terjadi reaksi antara pelarut dengan senyawa cuplikan.
Pelarut-pelarut yang biasa digunakan adalah:
a. Carbon Disulfide (CS2)
Untuk daerah spektrum 1330-625 per cm.
b. Carbon Tertachloride (CCl4)
Untuk daerah spektrum 4000-1330 per cm.
c. Pelarut-pelarut polar
Misalnya kloroform, dioksan, dimetil formamida.
2. Cuplikan Berupa Cairan Murni (neat liquid)
Cuplikan murni dipakai bila jumlah cuplikam sedikit sekali atau bila
tidak ditemukan pelarut yang memadai. Dalam hal ini, biasanya setetes
cairan itu diapit dan ditekan diantara dua lempeng hablur NaCl, sehingga
merupakan lapisan yang tebalnya 0,01 mm atau kurang.
Sel infra Merah Untuk Cuplikan Yang Berupa Larutan Atau Cairan
Sel untuk larutan dan cairan terdiri dari dua lempeng yang terbuat
dari bahan tembus infra merah, misalnya hablur NaCl. Diantara kedua
lempeng itu ditempatkan specer, sehingga ada jarak diantara kedua
lempeng itu. Biasanya, jarak itu antara 0,1 – 1 mm. Karena bahan pembuat
sel infra merah harus kebanyakan bersifat higroskopik, maka sel-sel infra
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah II )
merah harus disimpan dalam desikator dan pengerjaannya dilakukan
dalam ruangan yang udaranya kering (gunakan alat dehumidifier).
3. Cuplikan Padat
Zat padat yang tidak dapat dilarutkan dalam pelarut yang tembus
infra merah, dapat dicampurkan dengan medium cairan yang tembus IR,
sehingga membentuk suatu campuran yang terdiri dari dua fase yang
disebut mull. Cairan yang kerap digunakan adalah nujol dan flouruble.
Selain itu, sampel padatan dapat pula dicampur dengan senyawa garam
anorganik tembus infra merah, misalnya KBr. Campuran itu selanjutnya
dibentuk pelet pipih tembus IR dengan bantuan suatu alat perekam.
4. Cuplikan Gas
Sampel gas ditiempatkan dalam sebuah bejana gelas atau plastik
yang kedua ujungnya ditutup oleh lempengan NaCl atau KBr. Pengisian gas
kedalam bejana itu dilakukan setelah bejana itu divakumkan terlebih
dahulu.
Cara menganalisis Spektrum IR
Dalam usah untuk menganalisis sp. IR suatu senyawa yang tak
diketahui, sebagai pemula harus mengutamakan penentuan ada atau
tidaknya gugus-gugus fungsional utama. Puncak-puncak spektra dari
ikatan C=O, O-H, N-H, C-O, C=C, C≡C dan C≡N adalah puncak-puncak yang
menonjol dan memberikan informasi kemungkinan struktur apabila
ikatan-ikatan tersebut ada didalam senyawa yang diidentifikasi.
Sebagai pemula, dianjurkan untuk tidak menganalisa secara detail terhadap
penyerapan ikatan C-H didekat daerah 3000 cm-1 (3,33µ) karena hampir seluruh senyawa
mempunyai serapan C-H.
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah II )
Berikut ini 7 (tujuh) langkah-langkah umum sebagai pemula untuk memerikasa pita-
pita serapan tersebut.
1. Apakah terdapat Gugus Karbonil?
Gugus C=O terdapat pada daerah 1820-1660 cm-1 (5,6-6,1µ), puncak ini biasanya
yang terkuat dengan lebar madium dalam spektrum. Serapan tersebut sangat
karateristik.
2. Bila gugus C=O ada, ujilah daftar berikut, bila tidak ada langsung pada nomor 3.
Asam : Apakah ada –OH (asam karboksilat)?
Serapan melebar didekat 3400-2400 cm-1 (biasanya tumpang tindih
dengan C-H yang muncul pada daerah 3000 cm-1.Tumpang tindihnya gugus O-H dengan gugus C-H ini mengakibatkan sulitnya membedakan antara
karboksilat alifatik dan karboksilat aromatik (lihat keterangan langkah 4).
Amida : Apakah ada N-H?
Serapan medium didekat 3500 cm-1 (2,85µ) kadang-kadang puncak
rangkap dengan ukuran yang sama.
Ester : Apakah ada C-O?
Serapan kuat didekat 1300-1000 cm-1 (7,7-10µ).
Anhidrida : Mempunyai dua serapan C=O didekat 1810 dan 1760 cm -1 (5,5 dan
5,7µ).
Aldehida : Apakah ada CH aldehida?
Serapan lemah didekat 1850 dan 2750 cm-1 (3,5 dan 3,65µ) yaitu
disebelah kanan serapan CH.
Keton : Apabila kelima kemungkinan diatas tidak ada, maka spektra tersebut
adalah senyawa keton.
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah II )
3. Jika tidak terdapat gugus C=O perikasa gugus-gugus fungsional berikut:
Alkohol/Fenol : Adakah gugus O-H?
Gugus O-H merupakan puncak dengan serapan kuat dan lebar
(tetappi lebih sempit dari serapan O-H karboksilat) pada daerah
3600-3300 cm-1 (2,8-3,0µ). Pastikan gugus O-H ini dengan melihat
puncak gugus alkohol (C-O) didekat 1300-1000 cm-1 (7,7-10µ).
Amina : Ujilah untu N-H
Merupakan puncak dengan serapan medium didekat 3500 cm-1
(2,85µ).
Ester : Ujilah serapan C-O (serapan O-H tidak ada) didekat 1300-1000
cm-1 (7,7-10µ).
4. Ikatan rangkap dua dan cincin aromatik.
C=C memiliki serapan lemah didekat 1650 cm-1 (6,1µ). Serapan medium tinggi kuat
pada daerah 1650-1450 cm-1 (6,7µ) sering menunjukkan adanya cincin
aromatic. Buktikanlah kemungkinan diatas dengan memperhatikan serapan
didaerah CH. Aromatik dan Vinil CH terdapat disebelah kiri 3000 cm -1 (3,3µ),
sedangkan CH alifatik terjadi disebelah kanan daerah tersebut.
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah II )
5. Ikatan rangkap tiga
C≡N memiliki serapan medium dan tajam didekat 2250 cm-1 (4,5µ).
C≡C memiliki serapan lemah tapi tajam didekat 2150 cm-1 (4,65µ).
Ujilah C-H asetilenik didekat 3300 cm-1.
6. Gugus Nitro
Dua serapan kuat pada 1600-1500 cm-1 (6,25-66,7µ) dan 1390-1300 cm-1 (7,2-7,7µ)
7. Hidrokarbon
Bila keenam serapan di atas tidak ada.
Serapan utama untuk CH didekat 3000 cm-1 (3,3µ), spektrumnya sangat sederhana
hanya terdapat serapan lain-lain didekat 1450 cm-1 (6,9µ) dan 1375 cm-1 (7,27µ).
6. PROSEDUR KERJA
1. Menghidupkan alat spektrofotometer Infra Merah, memanaskan alat ± 20 menit
sebelum memulai percobaan. Membiarkan alat melakukan self test hingga alat siap
digunakan (penunjukkan 4000 cm-1) pada layar wavenumber.
2. Memasang pena pada saat.
3. Menekan angka 0,5 pada chart expansion untuk mengatur lebar kertas grafik pada
alat.
4. Menekan angka 3 pada scan time untuk mengatur waktu scan.
5. Menekan tombol wavenumber 1x diikuti dengan penekanan ↓ atau ↑ untuk
mengatur angka gelombang.
6. Menekan tombol chat 1x diikuti penekanan ↓ atau ↑ untuk mengatur kertas grafik.
7. Meletakkan film polystyrene pada jendela alat dibagian didepan.
8. Menekan scan untuk memulai menindai.
9. Menganalisis spektra yang didapat terhadap gambar spektra pada film polystyrene,
terutama pada angka sel 1600 cm-1.
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah II )
Catatan:
1. Pada alat spektrofotometer IR terdapat wavenumber yang berfungsi untuk mengatur bilangan
gelombang yang diinginkan.
2. Untuk mengatur bilangan gelombang, dilakukan hal-hal berikut:
a. Menekan tombol wavenumber, tombol akan menyala dan tampilan. Menekan tombol
parameter adjust atau untuk mendapatkan bilangan gelombang yang diinginkan (arah
untuk bilangan golombang yang lebih kecil)
b. Setelah semua percobaan selesai dilakukan, semua alat dikembalikan dan bahan-bahan
yang digunakan dikembalikan kembali ketempat semula.
7. KESELAMATAN KERJA
Instrument IR harus bebas debu. Jangan sekali-kali menyentuk atau memegang
permukaan optik. Instrument tidak boleh mengandung uap embun dan uap korosif.
8. DATA PENGAMATAN
Sampel PuncakWavenumber
(cm-1) Kemungkinan
Nujol
A 2810-2990 C-H
B ± 1450 CH2
C ± 720 Monosubstituted Benzene
Nujol + Asam
Benzoate
A ± 1650 C=O
B ± 2910 O-H
C ± 1650 C=O
D ± 1450 Aromatic
E ± 1010 C-O
KBr + Asam
Benzoate
A ± 1690 C=O
B ± 2500-3090 O-H
C 1650 C=C
D ± 1450 Aromatic
E 1300 C-O
F ± 710 Monosubstituted Benzene
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah II )
KBr + Asam Benzoate
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah II )
Nujol + Asam Benzoate
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah II )
9. ANALISA PERCOBAAN
Pada percobaan kali ini, menggunakan sampel padat yang berupa asam benzoate
yang dicampurkan dengan KBr dalam bentuk pelet serta asam benzoate yang
dicampurkan dengan minyak nujol. Sebelum dianalisis sampel padatan asam benzoate
digerus dan dicampurkan dengan KBr yang telah dipanaskan agar menghilang kadar
airnya. Setelah itu campuran ini di press dengan menggunakan press hidrolik agar didapat
lempengan tipis yang dapat ditembus oleh sinar infra merah. Begitu juga dengan asam
benzoate yang dicampurkan dengan nujol yang makan membentuk “mull” atau pasta
dengan menggunakan cakram NaCl.
Pada sampel campuran asam benzoate dengan KBr, dibuat pellet, dalam hal ini
campuran ini dipress dengan tekanan antara 8-20 ton, kerugian menggunakan metode ini
adalah sifat dari KBr yang hidroskopis hingga sukar untuk memperoleh pellet yang bebas
sempurna terhadap kontaminan uap air. Pada sampel ini didapat puncak serapan dari
sampel yang disinari infra merah sebanyak 6 puncak, puncak A, B, C, D, E, dan F.
Mempunyai rentang wavenumber ± 1690, ± 2500-3090, 1650, ± 1450, 1300, dan ± 710.
Kemudian sampel berikutnya yaitu campuran nujol dengan asam benzoate, yang
mana telah diketahui nujol merupakan campuran senyawa hidrokarbon jenuh rantai
panjang. Nujol hanya memberikan empat serapan pada daerah 5000 hingga 650 cm -1.
Dalam menggunakan metode nujol ini memiliki kelemahan yaitu bila senyawa
hidrokarbon alifatik akan mempunyai serapan yang sama karena diakibatkan oleh nujol
itu sendiri.
Sampel ini menghasilkan puncak serapan sebanyak 5 puncak, diantaranya puncak A
± 1650 C=O, puncak B ± 2910 O-H, puncak C ± 1650 C=O, puncak D ± 1450 Aromatic, dan
puncak E ± 1010 C-O.
Dan sampel terakhir yaitu hanya nujol saja. Sampel ini digunakan sebagai media
pembantu sampel (untuk sampel padatan) pada alat spektrofotometer IR, yang pada saat
percobaan didapat 3 puncak, diantaranya puncak A 2810-2990 C-H, puncak B ± 1450 CH2,
dan puncak C ± 720 Monosubstituted Benzene.
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah II )
10. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Sampel Nujol kemungkinan termasuk gugus hidrokarbon.
2. Sampel asam benzoate + nujol kemungkinan termasuk dalam asam karboksilat.
3. Sampel KBr + asam benzoate kemungkinan termasuk salam asam karboksilat.
11. PERTANYAAN
1. Apakah perbedaan Sp. IR dengan Sp. UV/Vis?
- Bila dibedakan, Sp. IR kebanyakan digunakan untuk menganalisis senyawa
organik, sedangkan Sp. UV/Vis digunakan untuk senyawa anorganik.
2. Senyawa kimia apakah yang dapat dianalisa dengan alat sp. IR?
- Senyawa kimia yang dapat dianalisa dengan alat Sp. IR adalah senyawa yang
memiliki ikatan polar dan non polar, mengandung gugus fungsi tertentu yang
dapat dideteksi sp. IR, misalnya senyawa polimer aldehid, benzene, dsb yang
mempunyai gugus CH.
3. Mengapa alat Sp. IR jarang digunakan untuk analisa kuantitatif?
- Karena alat ini tidak memberikan informasi mengenai kadar suatu senyawa
yang dianalisis, melainkan hanya memberikan informasi gugus apa yang
terdapat dalam suatu senyawa. Selain itu, Sp. IR hanya dapat menganalisis
senyawa tertentu yang termasuk IR dan tidak bereaksi dengan senyawa
campuran.
4. Bila cuplikan berbentuk padatan, langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan
agar dapat dianalisis oelh sp. IR?
- Langkah-langkahnya:
1. Mengambil x gram cuplikan yang telah digerus halus.
2. Mencampurkan cuplikan dengan ± x gram serbuk KBr.
3. Mengeringkan campuran yang telah dihomogenkan dalam oven selama 1
jam, kemudian didinginkan dalam desikator.
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah II )
4. Menekan campuran ini dengana alat penekan hidrofolik (Kbr pellet die)
dengan tekanan 10000-15000 psi sehingga membentuk suatu lempeng
tipis dan bulat yang tembus sinar IR.
5. Memasang lempeng KBr ini dalam sel, ditempatkan dalam jalan berkas
sinar untuk membuat spektrum IR-nya.
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah II )
GAMBAR ALAT
S T A T E P O L Y T E C H N I C O F S R I W I J A Y A Chemical Engineering Department
Kimia Analitik Instrument ( Spektrofotometer Infra Merah II )
DAFTAR PUSTAKA
______, Rusdianasari, dkk. Penuntun Praktikum Kimia Analitik Instrument. Spektrofotometer
Infra Merah. Politeknik Negeri Sriwijaya. 2011.