SP 1 Pertama

7
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN Inisial px : Tn. H Pertemuan : 1/SP 1 Hari/Tanggal : Senin, 28 September 2015 No. CM : 01. 54. XX Ruang : Kelas I,II, VIP dan RBD Pria A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Pasien Data Subjektif Komunikasi inkoheren (saat ditanyakan pasien berbicara dengan siapa dan kenapa tertawa sendiri jawabannya “tidak jelas dan pasien bergumam”) Data Objektif Pasien terlihat menyendiri dan tersenyum sampai tertawa sendiri Pasien terlihat berbicara sendiri dan tidak jelas apa yang dibicarakannya Pasien hanya berbicara ketika perawat bertanya dan mengajak mengobrol pasien dan jawabannya inkoheren, kadang nyambung apabila dipertegas 2. Diagnosa Keperawatan

description

sp halusinasi

Transcript of SP 1 Pertama

Page 1: SP 1 Pertama

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI PADA PASIEN DENGAN

HALUSINASI PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN

Inisial px : Tn. H Pertemuan : 1/SP 1

Hari/Tanggal : Senin, 28 September 2015 No. CM : 01. 54. XX

Ruang : Kelas I,II, VIP dan RBD Pria

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Pasien

Data Subjektif

Komunikasi inkoheren (saat ditanyakan pasien berbicara dengan siapa dan

kenapa tertawa sendiri jawabannya “tidak jelas dan pasien bergumam”)

Data Objektif

Pasien terlihat menyendiri dan tersenyum sampai tertawa sendiri

Pasien terlihat berbicara sendiri dan tidak jelas apa yang dibicarakannya

Pasien hanya berbicara ketika perawat bertanya dan mengajak mengobrol

pasien dan jawabannya inkoheren, kadang nyambung apabila dipertegas

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran dan penglihatan

3. Tujuan Khusus

1) Pasien dapat membina hubungan saling percaya

2) SP I

Mendiskusikan jenis halusinasi pasien

Mendiskusikan isi halusinasi pasien

Mendiskusikan waktu halusinasi pasien

Mendiskusikan frekuensi halusinasi pasien

Mendiskusikan situasi yang menimbulkan halusinasi

Mendiskusikan respon pasien terhadap halusinasinya

Melatih pasien mengontrol halusinasinya : menghardik halusinasi

Page 2: SP 1 Pertama

Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam

jadwal kegiatan harian

4. Tindakan Keperawatan

1) Membina hubungan saling percaya

2) SP I

Mendiskusikan jenis halusinasi pasien

Mendiskusikan isi halusinasi pasien

Mendiskusikan waktu halusinasi pasien

Mendiskusikan frekuensi halusinasi pasien

Mendiskusikan situasi yang menimbulkan halusinasi

Mendiskusikan respon pasien terhadap halusinasinya

Melatih pasien mengontrol halusinasinya : menghardik halusinasi

Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam

jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan

1. Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

“Assalamualaikum selamat pagi pak U (berjabat tangan), masih ingat nama saya

pak? Saya yang kemarin janjian dengan bapak hari ini, perawat Lola dari

keperawtan UNLAM yang berdinas disini, yang akan merawat bapak U disini

selama 2 minggu dari tanggal 21 September sampai 03 Oktober 2015 nanti, saya

berdinas dari jam 08.00-14.00 WITA. Sesuai janji kemarin, hari ini kita akan

belajar tentang cara mengontrol halusinasi yang pertama yaitu mengenal

halusinasi (jenis, isi, waktu, frekuensi, situasi, dan respon) dan cara menghardik

halusinasi ya pak.

b. Evaluasi/validasi

Page 3: SP 1 Pertama

“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana kesehatan bapak hari ini? Ada

keluhan yang Bapak rasakan hari ini?” “bagaimana tidurnya tadi malam pak?

Tadi pagi bapak bangun jam berapa? Sudah melakukan apa saja pagi ini pak?”

c. Kontrak

Topik :”seperti yang sudah saya sampaikan tadi, saya ingin berbincang-

bincang dan berdiskusi dengan bapak tentang tentang cara mengontrol

halusinasi yang pertama yaitu mengenal halusinasi (jenis, isi, waktu,

frekuensi, situasi, dan respon) dan cara menghardik halusinasi. Bisa

kita berbincang-bincang tentang apa yang Bapak U rasakan

sekarang?”

Waktu: “Berapa lama Bapak U mau berbincang-bincang dengan saya?

Bagaimana kalau 10 menit Pak?”

Tempat : “Dimana enaknya kita bercakap-cakap pak? Bapak mau disini (dimeja

makan), di depan ( di shopa) atau dimana pak? Apakah bapak

bersedia?”

2. Fase Kerja

“Bapak U, tidak usah khawatir karena sekarang kita berada di tempat yang

nyaman.”

Bapak U bisa bercerita apa saja kepada saya karena saya akan mendengarkan

semua keluh kesah bapak disini”

“Bapak U, tadi ibu lihat bapak bicara dan tersenyum sendiri. Apa bapak U

mendengar suara atau melihat bayangan? Apa yang dikatakan suara dan

bayangan itu?

“Apakah bisikan yan gbapak U dengar dan bayangan yang bapak U lihat, sering

muncul atau sewaktu-waktu saja pak”

“Kapan bapak U paling sering mendengar suara itu dan melihat bayangan itu?

Berapa kali sehari?”

“Pada saat kapan bapak U mendengar suara yang sering mengajak mengobrol

dengan bapak U?? Kapan bapak U melihat bayangan yang bapak U ceritakan

dulu? apakah pada waktu bapak U sendiri ??

Page 4: SP 1 Pertama

“Apa yang bapak U rasakan saat bapak U berbincang –bincang sendiri apakah

ada bayangan yang mengajak berbincang- bincang? Atau suara yang mengajak

berbincang-bincang?”

“Apa yang bapak U lakukan saat mendengar suara itu dan melihat bayangan

itu? apakah dengan cara itu bapak U tidak mendengar suara yang mengajak

bapak U berbincang-bincang? Dan tidak melihatnya lagi?”

“Apa yang bapak dengar dan lihat itu disebut halusinasi, halusinasi itu sendiri

adalah sesuatu yang tidak nyata contohnya tadi bapak U bicara sendiri, tertawa

sendiri padahal ibu tidak melihat ada orang yang bercakap-cakap dengan

Bapak”, ibu mempercayai bapak, tetapi ibu tidak melihat atau mendengar seperti

yang bapak U alami, jangan khawatir pasien disini juga ada yang seperti itu”

“Bagaimana kalau kita belajar cara mencegah agar suara-suara bisikan dan

bayangan itu tidak muncul lagi”

“ Bapak U, ada empat cara untuk mencegah suara-suara bisikan dan bayangan

yang bapak dengar dan lihat. Pertama, dengan menghardik suara dan banyangan

tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga,

melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat secara

teratur”

“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu? Yaitu dengan cara menghardik”

“Caranya begini Bapak U: Saat Bapak U mendengar suara bapak bisa menutup

telinga kemudian berbicara dalam hati atau berbicara dengan pelan-pelan lalu

bapak bilang, pergi... Saya tidak mau mendengar, kamu suara palsu. Begitu pula

dengan bayangan yang bapak lihatm bapak bisa tutup mata dan kemudian

berbicara dalam hati atau berbicara dengan pelan-pelan lalu bapak bilang,

pergi... Saya tidak mau lihat, kamu bayangan palsu, tidak nyata. Begitu diulang-

ulang sampai suara dan banyan itu tak ada lagi. Coba Bapak U peragakan! Nah

begitu.. bagus! Coba lagi.. ! ya bagus kalau Bapak U sudah bisa...”

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi Pasien (subjektif)

“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang dengan saya ?”

Page 5: SP 1 Pertama

“Tadi kita sudah belajar tentang mengenal halusinasi (jenis, isi, waktu, frekuensi,

situasi, dan respon) dan cara menghardik halusinasi. ya pak? Bapak masih ingat

tidak kita sudah melakukan apa tadi? O ya Bagus”

b. Evaluasi perawat (objektif setelah reinforcement)

“Apa yang bapak lakukan jika bisikan dan bayangan itu datang?........

(sebutkan)”. “Jadi bagaimana cara menghardik itu?.....(sebutkan)”

“ya bagus sekali bapak hari ini sudah mau berbincang dan berdiskusi dengan

saya”

c. Tindak Lanjut Pasien (apa yang perlu dilatih oleh pasien sesuai hasil

tindakan yang telah dilakukan)

“Tadi kita sudah membahas tentang mengenal halusinasi (jenis, isi, waktu,

frekuensi, situasi, dan respon) dan cara menghardik halusinasi. “Nanti bapak

bisa mencoba sendiri apa yang harus bapak lakukan jika suara dan bayangan itu

datang”

“Tadi saya sudah mengajarkan bagaimana caranya menghardik, nanti Bapak U

sambil dilatih ya pak”

Setelah bapak bisa melakukannya bapak bisa coba masukkan ke dalam jadwal

kegiatan harian tentang cara menghardik, jadi bapak bisa setiap hari melatih

cara menghardik, apabila suara dan bayangan itu datang bapak bisa langsung

menghadiknya”

d. Kontrak yang akan Datang (Topik, Waktu, Tempat)

Topik : “ baiklah pertemuan hari ini kita akhiri dulu, untuk besok kita bertemu

lagi ya pak dan berbincang-bincang lagi tentang mengenal halusinasi

dan cara menghardiknya karena Bapak U masih belum bisa

melakukannya dengan tepat”.

Waktu :”Besok sekitar jam 10.00 WITA ya pak kita berbincang-bincang lagi?”

Tempat: “Tempatnya besok mau di mana bapak?” baik bapak besok kita bertemu

disini lagi.”“Kalau begitu, saya permisi dulu ya pak. Assalamu’alaikum

bapak U, selamat pagi (berjabat tangan)”