SOSIOLOGI PENDIDIKAN

15
ARTIKEL SOSIOLOGI PENDIDIKAN ABSTRAK Tulisan ini membahas tentang orientasi sosiologi pendidikan, teori- teori sosiologi pendidikan, Lesson study sebagai model pembinaan guru profesional, PTK (Penelitian Tindakan Kelas) sebagai Upaya Guru untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa, dan metode research kualitatif sosiologi pendidikan. Hasil pembahasan menyimpulkan bahwa: 1) Orientasi dalam sosiologi pendidikan meliputi: a) Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat; b) Hubungan antarmanusia di dalam sekolah; c) Pengaruh sekolah terhadap perilaku dan kepribadian semua pihak di sekolah/ lembaga pendidikan; dan d) Lembaga pendidikan dalam masyarakat; 2) Teori-teori dalam sosiologi pendidikan meliputi: teori fungsionalis,teori konflik, dan teori interaksi dan interpretatif; 3) Lesson study dapat digunakan sebagai model pembinaan guru profesional. Kapasitas yang dapat dikembangkan dalam lesson study mencakup tiga sumber kapasitas. Kapasitas tersebut menurut Lewis et al (2003: 2) meliputi: a) kapasitas pengetahuan mengajar (knowledge for teaching); b) pengetahuan tentang lesson study (knowledge of lesson study); dan c) motivasi atau efikasi (motivation/ efficacy); 4) PTK merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan, sedangkan tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Dikaitkan dengan prestasi belajar siswa, PTK menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa; dan 5) Penelitian dalam bidang sosiologi pendidikan yang dilakukan harus merujuk pada tujuan dari sosiologi pendidikan. Ketiga paradigma tersebut meliputi: (1) paradigma fakta sosial, (2) paradigma definisi sosial, dan (3) paradigma perilaku sosial harus berkaitan dengan tujuan dari sosiologi pendidikan itu sendiri. A. Pendahuluan Pada dasarnya, sosiologi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sosiologi umum dan sosiologi khusus. Sosiologi umum menyelidiki gejala sosio- kultural secara umum. Sedangkan Sosiologi khusus, yaitu pengkhususan dari sosiologi umum, yaitu menyelidiki suatu aspek kehidupan sosio kultural secara mendalam. Misalnya: sosiologi masayarakat desa, sosiologi masyarakat 1

description

Artikel tentang Sosiologi pendidikan

Transcript of SOSIOLOGI PENDIDIKAN

Page 1: SOSIOLOGI PENDIDIKAN

ARTIKEL SOSIOLOGI PENDIDIKAN

ABSTRAK

Tulisan ini membahas tentang orientasi sosiologi pendidikan, teori-

teori sosiologi pendidikan, Lesson study sebagai model pembinaan guru

profesional, PTK (Penelitian Tindakan Kelas) sebagai Upaya Guru

untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa, dan metode research

kualitatif sosiologi pendidikan.

Hasil pembahasan menyimpulkan bahwa: 1) Orientasi dalam

sosiologi pendidikan meliputi: a) Hubungan sistem pendidikan dengan

aspek-aspek lain dalam masyarakat; b) Hubungan antarmanusia di

dalam sekolah; c) Pengaruh sekolah terhadap perilaku dan kepribadian

semua pihak di sekolah/ lembaga pendidikan; dan d) Lembaga

pendidikan dalam masyarakat; 2) Teori-teori dalam sosiologi

pendidikan meliputi: teori fungsionalis,teori konflik, dan teori interaksi

dan interpretatif; 3) Lesson study dapat digunakan sebagai model

pembinaan guru profesional. Kapasitas yang dapat dikembangkan

dalam lesson study mencakup tiga sumber kapasitas. Kapasitas tersebut

menurut Lewis et al (2003: 2) meliputi: a) kapasitas pengetahuan

mengajar (knowledge for teaching); b) pengetahuan tentang lesson study

(knowledge of lesson study); dan c) motivasi atau efikasi (motivation/

efficacy); 4) PTK merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan

guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan,

sedangkan tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa. Dikaitkan dengan prestasi belajar siswa, PTK menjadi salah satu

upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa; dan 5) Penelitian dalam bidang sosiologi pendidikan yang

dilakukan harus merujuk pada tujuan dari sosiologi pendidikan. Ketiga

paradigma tersebut meliputi: (1) paradigma fakta sosial, (2) paradigma

definisi sosial, dan (3) paradigma perilaku sosial harus berkaitan dengan

tujuan dari sosiologi pendidikan itu sendiri.

A. Pendahuluan

Pada dasarnya, sosiologi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sosiologi

umum dan sosiologi khusus. Sosiologi umum menyelidiki gejala sosio-

kultural secara umum. Sedangkan Sosiologi khusus, yaitu pengkhususan dari

sosiologi umum, yaitu menyelidiki suatu aspek kehidupan sosio kultural

secara mendalam. Misalnya: sosiologi masayarakat desa, sosiologi masyarakat

1

Page 2: SOSIOLOGI PENDIDIKAN

1

kota, sosiologi agama, sosiolog hukum, sosiologi pendidikan dan sebagainya.

Jadi sosiologi pendidikan merupakan salah satu sosiologi khusus.

Menurut F.G. Robbins, sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus

yang tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan. Struktur

mengandung pengertian teori dan filsafat pendidikan, sistem kebudayaan,

struktur kepribadian dan hubungan kesemuanya dengantata sosial masyarakat.

Sedangkan dinamika yakni proses sosial dan kultural, proses perkembangan

kepribadian,dan hubungan kesemuanya dengan proses pendidikan (Gunawan,

2006).

Menurut George Payne, yang kerap disebut sebagai bapak sosiologi

pendidikan, mengemukakan secara konsepsional yang dimaksud dengan

sosiolgi pendidikan adalah by educational sosiologi we the science whith

desribes andexlains the institution, social group, and social processes, that is

the spcial relationships in which or through which the individual gains and

organizes experiences”. Payne menegaskan bahwa, di dalam lembaga-

lembaga, kelompok-kelompok social, proses social, terdapatlah apa yang yang

dinamakan social itu individu memproleh dan mengorganisir pengalamannya-

pengalamannya. Inilah yang merupaka asepek-aspek atau prinsip-prinsip

sosiologisnya.

Charles A. Ellwood mengemukakan bahwa Education Sociology is the

sciense aims to reveld the connetion at all points between the educative

process and the social, sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang

Page 3: SOSIOLOGI PENDIDIKAN

2

mempelajari menuju untuk melahirkan maksud hubungan-hubungan antara

semua pokok-pokok masalah antara proses pendidikan dan proses sosial.

Francis Brown mengemukakan bahwa sosiologi pendidikan

memperhatikan pengaruh keseluruhan lingkungan budaya sebagai tempat dan

cara individu memproleh dan mengorganisasi pengalamannya. Sedangkan

Karsidi mengatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah Ilmu yang berusaha

untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk

memproleh perkembangan kepribadian individu yang lebih baik.

Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis proses sosialisasi anak,

baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Dalam hal ini harus

diperhatiakan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap

perkembangan pribadi anak. Misalnya, anak yang terdidik dengan baik dalam

keluarga yang religius, setelah dewasa/tua akan cendrung menjadi manusia

yang religius pula. Anak yang terdidik dalam keluarga intelektual akan

cendrung memilih/mengutamakan jalur intlektual pula, dan sebagainya

(Karsidi, 2007: 6).

B. Orientasi Sosiologi Pendidikan

Kajian sosiologi pendidikan menekankan pada implikasi dan akibat

sosial dari pendidikan dan memandang masalah-masalah pendidikan dari

sudut totalitas lingkup sosial kebudayaan, politik, dan ekonomisnya bagi

masyarakat (Karsidi, 2007: 1). Lebih lanjut, Karsidi mengemukakan bahwa

apabila psikologi pendidikan memandang gejala-gejala pendidikan dari

Page 4: SOSIOLOGI PENDIDIKAN

3

konteks perilaku dan perkembangan pribadi, maka sosiologi pendidikan

memandang gejala pendidikan sebagai bagian dari struktur sosial masyarakat.

Objek penelitian sosilogi pendidikan adalah tingkah laku sosial, yaitu

tingkah laku manusia dan institusi sosial yang terkait dengan pendidikan

(Ballantine, 2001: 2). Sebagaimana dalam terminologi sosiologi, sosiologi

pendidikan berbicara mengenai pandangan tentang kelas, sekolah, keluarga,

masyarakat desa, kelompok-kelompok masyarakat, dan lain sebagainya yang

masing-masing terangkum dalam wilayah suatu sistem sosial (Karsidi, 2007:

3).

Masalah-masalah yang diselidiki sosiologi pendidikan antara lain

meliputi pokok-pokok berikut ini:

1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat

Aspek ini mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Hubungan pendidikan dengan sistem sosial atau struktur sosial;

b. Hubungan antara sistem pendidikan dengan proses kontrol sosial dan

sistem kekuasaan;

c. Fungsi pendidikan dalam kebudayaan;

d. Fungsi sistem pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural

atau usaha mempertahankan status quo; dan Fungsi sistem pendidikan

formal berkaitan dengan kelompok rasial, kultural, dan sebagainya

2. Hubungan antarmanusia di dalam sekolah

Hubungan antarmanusia di dalam sekolah meliputi hubungan-hubungan

sebagai berikut:

Page 5: SOSIOLOGI PENDIDIKAN

4

a. Hakikat kebudayaan sekolah sejauh ada perbedaannya dengan

kebudayaan di luar sekolah; dan

b. Pola interaksi sosial dan struktur masyarakat sekolah, yang antara lain

meliputi berbagai hubungan kekuasaan, stratifikasi sosial dam pola

kepemimpinan informal sebagaimana terdapat dalam clique serta

kelompok-kelompok murid lainnya

3. Pengaruh sekolah terhadap perilaku dan kepribadian semua pihak di

sekolah/ lembaga pendidikan

Pengaruh sekolah terhadap perilaku dan kepribadian semua pihak di

sekolah/ lembaga pendidikan meliputi sebagai berikut:

a. Peranan sosial guru-guru/ tenaga pendidikan;

b. Hakikat kepribadian guru/ tenaga pendidikan;

c. Pengaruh kepribadian guru/ tenaga kependidikan terhadap kelakuan

anak/ peserta didik; dan

d. Fungsi sekolah/ lembaga pendidikan dalam sosialisasi murid/ peserta

didik.

4. Lembaga Pendidikan dalam Masyarakat

Lembaga Pendidikan dalam Masyarakat meliputi:

a. Pengaruh masyarakat atas organisasi sekolah/ lembaga pendidikan;

b. Analisis proses pendidikan yang terdapat dalam sistem-sistem sosial

dalam masyarakat luar sekolah;

c. Hubungan antarsekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan;

dan

Page 6: SOSIOLOGI PENDIDIKAN

5

d. Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam masyarakat berkaitan

dengan organisasi sekolah

C. Teori-teori Sosiologi Pendidikan

Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan dalam sosiologi

pendidikan. Pendekatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 1) teori

fungsionalis; 2) teori konflik; dan 3) teori interaksi dan interpretatif

(Ballantine, 2001: 6). Dua pendekatan yang pertama berfokus pada

pandangan-pandangan yang berbeda mengenai bagaimana cara masyarakat

bekerja. Sedangkan pandangan yang ketiga berkaitan dengan interaksi-

interaksi dalam situasi-situasi sosial, Ketiga pendekatan tersebut juga berfokus

pada tingkat analisis yang berbeda. Pendekatan fungsional dan konflik

cenderung berkaitan dengan pandangan analisis tentang hubungan-hubungan

sosial dan kultur sekolah tingkat makro; sedangkan pendekatan interaksi lebih

berfokus pada interaksi skala mikro antara individu dengan kelompok-

kelompok kecil (Ballantine, 2001: 7).

1. Teori Fungsionalis

Teori ini juga sering disebut sebagai teori fungsionalisme struktural,

konsensus, atau ekuilibrium. Pendekatan ini diawali dengan adanya asumsi

bahwa masyarakat dan lembaga-lembaga yang ada di dalam masyarakat,

seperti pendidikan, terbentuk dari bagian-bagian yang saling tergantung

dan saling bekerja sama satu sama lain, yang masing-masing saling

berkontribusi memberikan aktivitas yang diperlukan bagi berfungsinya

masyarakat secara keseluruhan (Ballantine, 2001: 7).

Page 7: SOSIOLOGI PENDIDIKAN

6

2. Teori Konflik

Teori konflik berangkat dari asumsi awal tentang adanya suatu

ketegangan di dalam masyarakat dan bagian-bagiannya yang tercipta

karena adanya kepentingan yang saling bertentangan dari individu dan

kelompok. Teori ini dilandasi dari tulisan Karl Marx dan Max Weber

tentang teori konflik.

3. Teori Interaksi dan Interpretatif

Teori interaksi dan interpretatif berfokus pada interaksi individu

dengan yang lain. Individu saling berbagi suatu kebudayaan dan mau

menginterpretasikan dan menentukan beberapa situasi sosial dengan cara

yang sama karena adanya sosialisasi, pengalaman, dan ekspektasi yang

sama. Teori ini berakar dari karya Mead dan Cooley tentang

perkembangan diri melalui interaksi sosial baik di dalam sekolah maupun

situasi lainnya.

D. Lesson Study sebagai Model Pembinaan Guru Profesional

Pengertian lesson study menurut Ibrahim, dosen Fakultas MIPA dari

Universitas Negeri Malang, didefinisikan sebagai berikut. ”Lesson study

adalah proses kegiatan pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan

berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual learning

untuk membangun learning community” (Suparlan, 2009: 1).

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka lesson study merupakan

kegiatan kajian terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh

guru. Jadi, lesson study bukan metode mengajar, walaupun dalam kegiatan

Page 8: SOSIOLOGI PENDIDIKAN

7

kajian pembelajaran tersebut, para guru pasti akan membicarakan metode

mengajar, media, dan alat bantu pembelajaran yang digunakan dalam proses

pembelajaran tersebut. Kegiatan kajian pembelajaran tersebut dilakukan oleh

sesama guru dalam kegiatan kelompok kerja guru di suatu sekolah atau pun

suatu tempat.

Pengertian lain tentang lesson study dikemukakan oleh Hiebert, dkk.

Menurut Hiebert et al (2002) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan lesson

study adalah ”a teaching improvement and knowledge building process that

requires teachers to work in a small teams to plan, teach, observe, analyze,

and refine individual class lessons.”

Langkah-langkah yang dilakukan dalam lesson study mencakup tujuh

langkah. Ketujuh langkah tersebut menurut Cerbin dan Knopp (2006: 251)

meliputi: 1) Merumuskan Tujuan Pembelajaran (Formulating Learning

Goals); 2) Merancang Penelitian Pelajaran (Designing the Research Lesson);

3) Merancang Penelitian (Designing the Study); 4) Pengajaran dan

Pengamatan Penelitian Pembelajaran (Teaching and Observing the Research

Lesson); 5) Menganalisis Bukti (Analyzing the Evidence); 6) Mengulang

Proses yang dilakukan (Repeating the Process); dan 7) Mendokumentasikan

Lesson Study (Documenting the Lesson Study).

Kapasitas yang dapat dikembangkan dalam lesson study mencakup tiga

sumber kapasitas. Kapasitas tersebut menurut Lewis et al (2003: 2) meliputi:

a) kapasitas pengetahuan mengajar (knowledge for teaching); b) pengetahuan

Page 9: SOSIOLOGI PENDIDIKAN

8

tentang lesson study (knowledge of lesson study); dan c) motivasi atau efikasi

(motivation/ efficacy).

Berdasarkan pendapat Lewis tersebut di atas, maka keterkaitan antara

lesson study dengan pembinaan profesionalisme guru adalah berupa manfaat

yang dapat diperoleh dari lesson study bagi guru. Manfaat tersebut antara lain

meliputi:

Pertama, para guru akan lebih terbuka dengan dunia luar. Ruang

kelasnya tidak dikunci sendiri untuk tidak boleh menerima guru lain untuk

melihat apa saja yang dilakukan guru itu setiap hari kerja dalam proses

pembelajaran yang dilaksanakannya. Guru itu, juga perlu melihat apa yang

dilakukan koleganya dalam proses pembelajaran.

Kedua, para guru akan saling belajar dan saling bekerjasama dalam

meningkatkan kualitas proses pembelajarannya melalui peningkatan

pemahaman bukan hanya tentang materi, tetapi juga metode, media dan alat

bantu pembelajaran, tetapi juga teknik penilaian yang digunakan dalam proses

pembelajaran. Dengan demikian, fokus kegiatan lesson study adalah kajian

pembelajaran sehingga dapat menemukan praktik terbaik (best practices),

berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diamati dalam beberapa tahapan

pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Ketiga, dengan praktik terbaik tersbut, para guru akan dilatih untuk

dapat mencoba untuk menghasilkan inovasi baru dalam pembelajaran, melalui

usulan tentang saran perbaikan yang diberikan oleh koleganya, juga melalui

kreativitas-kreativitas yang kemudian muncul dalam praktik pembelajaran.

Page 10: SOSIOLOGI PENDIDIKAN

9

Keempat, hasil akhir yang diharapkan dapat diperoleh melalui lesson

study ini adalah proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, yang

dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa (student

achievement).

E. PTK (Penelitian Tindakan Kelas) sebagai Upaya Guru untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

PTK atau action research mulai berkembang sejak perang dunia ke

dua, saat ini PTK sedang berkembang dengan pesatnya di negara-negara maju

seperti Inggris, Amerika, Australia, dan Canada. Para ahli penelitian

pendidikan akhir-akhir ini menaruh perhatian yang cukup besar terhadap PTK.

Menurut Stephen Kemmis seperti dikutip D. Hopkins dalam bukunya yang

berjudul A Teacher’s Guide to Classroom Research, menyatakan bahwa

action research adalah: a from of self-reflektif inquiry undertaken by

participants in a social (including education) situation in order to improve the

rationality and of (a) their own social or educational practices justice (b) their

understanding of these practices, and (c) the situastions in which practices are

carried out.

Secara singkat PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif

oleh pelaku tindakan, untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-

tinakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman

terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki dimana

praktek-praktek pembelajaran dilaksanakan.

Page 11: SOSIOLOGI PENDIDIKAN

10

Berdasarkan pemaparan di atas, PTK merupakan salah satu upaya yang

dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang

dilakukan, sedangkan tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan prestasi

belajar siswa. PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh

pelaku tindakan, untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-

tinakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman

terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki dimana

praktek-praktek pembelajaran dilaksanakan.

Dikaitkan dengan prestasi belajar siswa, PTK menjadi salah satu upaya

yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini

dikarenakan guru sebagai komponen penting dalam sistem pendidikan harus

senantiasa didorong untuk mampu mengembangkan dirinya sendiri untuk

mencapai tingkat kualitas tertentu, mempertahankan dan memelihara kualitas

itu dalam bentuk penjaminan kualitas, untuk senantiasa melakukan upaya

peningkatan kualitas kerjanya secara berkelanjutan.

F. Metode Research Kualitatif Sosiologi Pendidikan

Dalam kajian-kajian sosial termasuk juga kajian pendidikan, menurut

Ritzer sebagaimana dikutip oleh Subadi (2010: 1) terdapat tiga paradigma,

yaitu; (1) paradigma fakta sosial, (2) paradigma definisi sosial, dan (3)

paradigma perilaku sosial. Hal ini tentu saja berimplikasi lebih lanjut terhadap

penelitian yang dilakukan untuk mengkaji tentang permasalahan sosial yang

berkaitan dengan bidang pendidikan.

Page 12: SOSIOLOGI PENDIDIKAN

11

Lebih lanjut Subadi (2010: 1) menjelaskan bahwa peneliti yang bekerja

dalam paradigma fakta sosial memusatkan perhatiannya kepada struktur

makro (mocrokospik) masyarakat, teori yang digunakan dalam kajian

paradigm fakta social adalah teori-teori makro misalnya; teori fungsionalisme

struktural dan teori konflik, kecenderungannya menggunakan metode

interview/kuesioner dalam pengumpulan data. Sedangkan peneliti yang

menerima paradigma definisi sosial memusatkan perhatiannya pada aksi dan

interaksi sosial yang ditelorkan oleh proses berfikir, sebagai pokok persoalan

kajian dan kecenderungannya bergerak dalam kajian mikro, teori yang

digunakan antara lain; teori aksi, interaksionisme simbolik, dan fenomenologi,

etnometodologi, metode pengumpulan data menggunakan observasi dan

wawancara.

Peneliti yang menerima paradigma perilaku sosial mencurahkan

perhatiannya pada tingkah-laku dan perulangan tingkah laku sebagai pokok

persoalan kajian mereka, teori yang digunakan cenderung menggunakan teori

pertukaran dan eksperimen, bergerak dalam kajian mikro dengan metode

pengumpulan data Observasi dan wawancara.

Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan telah memiliki lapangan

penyelidikan, sudut pandang, metode dan susunan pengetahuan yang jelas.

Objek penelitian sosiologi pendidikan adalah tingkah laku sosial, yaitu tingkah

laku manusia dan institusi sosial yang terkait dengan pendidikan. Tingkah

laku itu hanya dapat dimengerti dari tujuan, cita-cita atau nilai-nilai yang

dikejar. Sebagaimana dalam terminologi sosiologi, sosiologi pendidikan

Page 13: SOSIOLOGI PENDIDIKAN

12

berbicara tentang pandangan tentang kelas, sekolah, keluarga, masyarakat

desa, kelompok- kelompok masyarakat dan sebagainya, masing-masing

terangkum dalam wilayah suatu sistem sosial. Tiap-tiap sistem sosial

merupakan kesatuan integral yang mendapat pengaruh dari : 1) sistem sosial

yang lain; 2) lingkungan alam; 3) sifat-sifat fisik manusia; dan 4) karakter

mental penghuninya.

Dikaitkan dengan pendidikan, maka penelitian dalam bidang sosiologi

pendidikan yang dilakukan harus merujuk pada tujuan dari sosiologi

pendidikan. Dengan demikian maka ketiga paradigma yang meliputi: (1)

paradigma fakta sosial, (2) paradigma definisi sosial, dan (3) paradigma

perilaku sosial harus berkaitan dengan tujuan dari sosiologi pendidikan itu

sendiri.

G. Penutup

Berdasarkan pemaparan di atas, selanjutnya dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Orientasi dalam sosiologi pendidikan meliputi: a) Hubungan sistem

pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat; b) Hubungan

antarmanusia di dalam sekolah; c) Pengaruh sekolah terhadap perilaku dan

kepribadian semua pihak di sekolah/ lembaga pendidikan; dan d) Lembaga

pendidikan dalam masyarakat.

2. Teori-teori dalam sosiologi pendidikan meliputi: teori fungsionalis,teori

konflik, dan teori interaksi dan interpretatif.

Page 14: SOSIOLOGI PENDIDIKAN

13

3. Lesson study dapat digunakan sebagai model pembinaan guru profesional.

Kapasitas yang dapat dikembangkan dalam lesson study mencakup tiga

sumber kapasitas. Kapasitas tersebut menurut Lewis et al (2003: 2)

meliputi: a) kapasitas pengetahuan mengajar (knowledge for teaching); b)

pengetahuan tentang lesson study (knowledge of lesson study); dan c)

motivasi atau efikasi (motivation/ efficacy).

4. PTK merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan, sedangkan tujuan

akhirnya adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Dikaitkan

dengan prestasi belajar siswa, PTK menjadi salah satu upaya yang dapat

dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

5. Penelitian dalam bidang sosiologi pendidikan yang dilakukan harus

merujuk pada tujuan dari sosiologi pendidikan. Ketiga paradigma tersebut

meliputi: (1) paradigma fakta sosial, (2) paradigma definisi sosial, dan (3)

paradigma perilaku sosial harus berkaitan dengan tujuan dari sosiologi

pendidikan itu sendiri.

Page 15: SOSIOLOGI PENDIDIKAN

14

DAFTAR PUSTAKA

Ballantine, Jeanne H., 2001. The Sociology of Education: A Systematic Approach.

Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Cerbin, William and Bryan Knopp, 2006. Lesson Study as a Model for Building

Pedagogical Knowledge and Improving Teaching. International Journal of

Teaching and Learning in Higher Education 2006, Volume 18, Number 3,

250-257, http://www.proquest.umi.com diakses pada 28 Desember 2010.

Gunawan, Ary. 2006. Sosiologi Pendidikan Suatu Analisis Sosiologi tentang

Pelbagai Problem Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Hiebert, James., Ronald Gallimore dan James W. Stigler. 2002. Konowledge Base

for the Teaching Profession: What Would It Look Like and How Can We

Get One? Educational Researcher Vol. 31 June 2002. pp 3 – 15.

http://www.proquest.umi.com.

Karsidi, Ravik. 2007. Sosiologi Pendidikan. Surakarta: UNS Press.

Lewis, Catherine., Rebecca Perry., and Aki Murata. 2003. Lesson Study and

Teachers’ Knowledge Development: Collaborative Critique of a Research

Model and Methods. Educational Research Association., pp: 1 – 32,

http://www.proquest.umi.com diakses pada 30 Desember 2010.

Nasution. S. 1999. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Subadi, Tjipto. 2010. Paradigma Penelitian Kualitatif. Artikel,

http://tjiptosubadi.blogspot.com/2010/04/sosiologi-pendidikan.html, diakses

pada 25 Desember 2010.

Suparlan. 2009. Lesson Study dan Peningkatan Kompetensi Guru. Artikel,

http://www.suparlan.com/pages/posts/lesson-study-dan-peningkatan-

kompetensi-guru-263.php, diakses pada 30 Desember 2010.