Sosiologi Kebudayaan Suku Enggano

download Sosiologi Kebudayaan Suku Enggano

of 10

description

1. Peralatan dan Perlengkapan Suku Enggano2. Mata Pencaharian Suku Enggano3. Sistem Kemasyarakatan Suku Enggano4. Bahasa Suku Enggano5. Kesenian Suku Enggano6. Sistem Pengetahuan Suku Enggano7. Sistem Kepercayaan Suku Enggano

Transcript of Sosiologi Kebudayaan Suku Enggano

PowerPoint Presentation

Kelompok Enggano

Lyta Qodrine TjondronegoroRaynaldo PakpahanTarida EpiphaniasUsi Putri LestariVivian RubiantiWahyu Eka SaputraYosia Melkisedek

Peralatan dan Perlengkapan Hidup1. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN MENAGKAP IKAN ANTARA LAIN: PUKAT ( PAM PAPOS)TOMBAK IKAN (MANORA).2. ALAT-ALAT RUMAH TANGGA : SENDOK KAYU (ADWAR/ASIUS), PIRING UNTUK SAGU (AIBAR), PAKAIAN DARI KULIT KAYU (SARARE).3. KESENIAN : SONGER BERUPA KECAPI KECIL DAN KOROBOW YANG BERUPA GERINCING.4. ALAT PERHUBUNGAN : PERAHU BERCADIK SATU DAN PERAHU BERCADIK DUA (PERANG)

Mata PencaharianUmumnya bergantung pada pertanian dan nelayan.Pertanian yaitu mengelola sawah (irigasi, semi irigasi, tadah hujan),perkebunan (kelapa, melinjo, cengkeh, coklat, pisang), peternakan (kerbau, sapi, kambing, ayam) nelayan tangkap dan pengelolahan hasil ikan.

Sistem kemasyarakatanSistem kemasyarakatan Enggano dilandasi oleh gotong-royong dalam kebutuhan sehari-hari.

BAHASA

Rumpunan bahasa yang terdapat dan digunakan di Provinsi Bengkulu antara lain sebagai berikut:1. Bahasa Ra-Hyang atau Re-Hyang (Rejang).2. Bahasa Enggano (Pulau Perempuan).3. Bahasa Lampung.4. Bahasa Malayu Ippoh (Muko-muko, Lubuk Pinang, Bantal, Lima Koto, Ketahun, Pasar Bengkulu, dsb).5. Bahasa Malayu Lembak (Tanjung Agung, Dusun Besar, Pada Dewa, dsb).6. Bahasa Malayu Kotamadya Bengkulu.7. Bahasa Malayu Serawai dan Pasemah (Pha-semah) yang penyebarannya meliputi Manna, Tais, Kepalak Bengkerung, Tanjung Sakti, Padang Guci, Kedurang, Kaur, dsb.8. Bahasa Malayu Bintuhan. Tiga komunitas bahasa, yaitu Rejang, Enggano dan Lampung tidaklah termasuk dalam kelompok rumpunan Bahasa Malayu yang dikemukakan sebelumnya. Tiga etnik ini memiliki kelompok rumpunan bahasa tersendiri, dan etnik inilah yang merupakanpenduduk asli negeri Bengkulu.

KESENIAN1. Tari Andun Tari Andun merupakan salah satu tarian rakyat yang dilakukan pada saat pesta perkawinan. Biasanya dilakukan oleh para bujang dan gadis secara berpasangan pada malam hari dengan diringi musik kolintang.Pada zaman dahulu, tari andun biasanya digunakan sebagai sarana mencari jodoh setelah selesai panen padi. Sebagai bentuk pelestariannya, saat ini dilakukan sebagai salah satu sarana hiburan bagi masyarakat khususnya bujang gadis.

2.Tari GanauTari Ganau dari bengkulu, merupakan tarian yang diiringi dengan musik. Didominasi olrh iringan mandolin, rebab dan kendang serta lagu dengan irama melayu. Tarian ini dimainkan oleh sekelompok penari wanita dan laki-laki.Dimulai dengan tempo gerakan yang lambat diakhiri dengan gerakan yang cepat dan menghentak-hentak. Gerakan tangan, serta melompat dan dan formasi yang harmonis dengan iringan musik merupakan ciri khas yang dari tarian ini.

Sistem pengetahuan Pulau Enggano saat ini sudah memiliki beberapa sarana dan prasarana yang lumayan bagus walaupun beberapa diantaranya masih dalam tahap pembangunan dan pengerjaan. Enggano memiliki 1 kantor camat yang berlokasi di desa Apoho, 2 buah puskesmas yang masih-masing terletak di Malakoni dan Banjarsari, 2 buah dermaga yakni di Kahyapu dan Malakoni, 1 Madrasah Ibtidaiyah di Meok, 1 buah bandara dalam tahap pengerjaan, 1 buah area peluncuran satelit dalam tahap awal, jalan raya beraspal sepanjang 35,5 km, jalan tanah sepanjang 18 km, 1 buah SMP, 5 buah SD inpress, 6 buah pasar pekan dan 1 buah perpustakaan.

SISTEM KEPERCAYAANKehidupan keagamaan masyarakat suku-suku bangsa Enggano, terdiri dari:1. Agama Islam dan agama Kristen-Protestan, yang memiliki toleransi beragama yang sangat tinggi.2. Kedua agama yang besar ini hidup berdampingan secara damai dengan jiwa gotong-royong dan baik. Sebagai contoh, pada tahun 1938 masjid pertama kali dibangun di desa Malakoni dengan nama masjid Jami.Pembangunan masjid Jami ini dikerjakan bersama-sama secara gotong-royong oleh penduduk Enggano, baik umat Islam maupun Kristen-Protestan.Yang menjadi landasan sosial antarumat beragama adalah norma-norma hukum adat.

Sekian Presentasi, Kami Ucapkan