Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

22
Diterima: Juli 2020. Disetujui: Agustus 2020. Dipublikasikan: September 2020 213 Humas: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 3, Nomor 3, 2020, 213-234 DOI: 10.15575/reputation.v3i3.2262 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/humas Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle Nerissa Listiani 1* , Imron Rosyidi 1 1 , Paryati 2 2 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Humas, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung *Email : [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat melaksanakan sosialisasi program Eco Lifestyle. Penelitian ini menggunakan model komunikasi SMCRE David K. Berlo. Paradigma yang dipakai dalam penelitian ini adalah konstruktivisme. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan sosialisasi program Eco Lifestyle PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat terdapat empat tahapan. Pertama humas PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat terjadi peningkatan pertumbuhan pelanggan listrik di wilayah operasional Jawa Barat pada tahun 2014 sampai tahun 2020. Kedua sosialisasi program Eco Lifestyle dilaksanakan dengan pendekatan langsung dan melalui media. Ketiga media yang digunakan surat kabar, radio dan media sosial. Media sosial yang digunakan yaitu instagram, facebook, dan twitter.Keempat setelah dilaksanakannya sosialisasi program Eco Lifestyle, pada Agustus 2020 terdapat permintaan tambah daya di wilayah Jawa Barat sebanyak 22.443 pelanggan. Meskipun demikian, masih terdapat publik memiliki pola berpikir yang menganggap tarif listrik mahal yang merupakan hambatan dalam pelaksanaan sosialisasi program Eco Lifestyle. Kata Kunci : Sosialisasi, model SMCRE ABSTRACT This research aims to find out how PT. PLN (Persero) West Java Distribution Master Unit implements the socialization of Eco Lifestyle program. The study used David K. Berlo's SMCRE communication model. The paradigm used in this study is constructivism. The approach used is qualitative. The method used in this study is qualitatively descriptive. The results and discussions in this study show that the socialization activities of Eco Lifestyle PROGRAM PT. PLN (Persero) West Java Distribution Master Unit there are four stages. First public relations PT. PLN (Persero) West Java Distribution Main Unit there was an increase in electricity customer growth in the operational area of West Java in 2014 to 2020. Both eco lifestyle socialization

Transcript of Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Page 1: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Diterima: Juli 2020. Disetujui: Agustus 2020. Dipublikasikan: September 2020 213

Humas: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat Volume 3, Nomor 3, 2020, 213-234

DOI: 10.15575/reputation.v3i3.2262 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/humas

Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Nerissa Listiani1*, Imron Rosyidi 11, Paryati 22 1Jurusan Ilmu Komunikasi Humas, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung

Djati, Bandung *Email : [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat melaksanakan sosialisasi program Eco Lifestyle. Penelitian ini menggunakan model komunikasi SMCRE David K. Berlo. Paradigma yang dipakai dalam penelitian ini adalah konstruktivisme. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan sosialisasi program Eco Lifestyle PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat terdapat empat tahapan. Pertama humas PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat terjadi peningkatan pertumbuhan pelanggan listrik di wilayah operasional Jawa Barat pada tahun 2014 sampai tahun 2020. Kedua sosialisasi program Eco Lifestyle dilaksanakan dengan pendekatan langsung dan melalui media. Ketiga media yang digunakan surat kabar, radio dan media sosial. Media sosial yang digunakan yaitu instagram, facebook, dan twitter.Keempat setelah dilaksanakannya sosialisasi program Eco Lifestyle, pada Agustus 2020 terdapat permintaan tambah daya di wilayah Jawa Barat sebanyak 22.443 pelanggan. Meskipun demikian, masih terdapat publik memiliki pola berpikir yang menganggap tarif listrik mahal yang merupakan hambatan dalam pelaksanaan sosialisasi program Eco Lifestyle. Kata Kunci : Sosialisasi, model SMCRE

ABSTRACT This research aims to find out how PT. PLN (Persero) West Java Distribution Master Unit implements the socialization of Eco Lifestyle program. The study used David K. Berlo's SMCRE communication model. The paradigm used in this study is constructivism. The approach used is qualitative. The method used in this study is qualitatively descriptive. The results and discussions in this study show that the socialization activities of Eco Lifestyle PROGRAM PT. PLN (Persero) West Java Distribution Master Unit there are four stages. First public relations PT. PLN (Persero) West Java Distribution Main Unit there was an increase in electricity customer growth in the operational area of West Java in 2014 to 2020. Both eco lifestyle socialization

Page 2: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Nama penulis depan dan tengah inisial, nama belakang lengkap (Garamond 8 rata kiri)

214 Reputation: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 3 (2020) 213-234

programs are carried out with a direct approach and through the media. All three media used newspapers, radio and social media. Social media used are instagram, facebook, and twitter. Fourth after the implementation of the Eco Lifestyle program socialization, in August 2020 there was a demand for more power in the West Java region of 22,443 customers. Nevertheless, there is still a public mindset that considers electricity tariffs expensive which is an obstacle in the implementation of eco lifestyle program socialization. Keywords: Socialization, SMCRE model PENDAHULUAN Griswold (dalam Ardianto, 2016: 9) menyatakan humas merupakan salah satu dari peran manajemen yang dilaksanakan melalui pembuatan perhitungan dengan memperhatikan potensi dari publik, melaksanakan sosialisasi mengenai sebuah program suatu perusahaan sesuai dengan kebutuhan publik, serta merancang strategi dan menjalankan sebuah program supaya mendapat pengakuan dan pengertian dari publik

Sosialisasi merupakan sebuah proses untuk mendapatkan pengetahuan untuk menjadi bagian dari anggota kelompok publik dan dengan melalui sosialisasi suatu individu dapat menjadi bagian dari anggota kelompok publik tersebut (Setiadi dan Kolip, 2011: 155). Melalui sosialisasi praktisi humas dapat memberikan informasi dan edukasi mengenai kebijakan maupun program peruasahaan kepada publik sehingga publik yang awalnya tidak mengetahui sebuah informasi mengenai kebijakan dan program suatu perusahaan dapat menjadi tahu. Sosialisasi dapat dilakukan oleh praktisi humas melalui lisan, tertulis maupun melalui media.

PT. PLN (Persero) sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada jasa kelistrikan di Indonesia. PT. PLN (Persero) beroperasional untuk menanganani segala keurusan mengenai kelistrikan yang berada di wilayah Indonesia. Tanggal 27 Oktober 2019 yang serta merupakan hari jadinya PT. PLN (Persero) yang ke-74, PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat memperkenalkan program electrical lifestyle yang merupakan program dari PT. PLN (Persero) Pusat, dalam program tersebut terdapat 3 bagian yaitu Eco Moving, Eco Living dan Eco Lifestyle.

Eco Lifestyle adalah sebuah gaya hiduo yang trendi dengan memanfaatkan oeralatan serba elektronik yang dinilai leboh bebss emisi dan ramag lingkngan. Salah satu alasan tergeraknya Program Eco Lifestyle ditujukan untuk green energy sehingga dapat mencegah pemanasan global. Pemanasan global adalah terjadinya peningkatan terhadap suhu bumi yang berpengaruh terhadap keadaan dan iklim bumi. Penyebab dari pemanasan

global merupakan meningkatnya kadar karbondioksida (CO₂) serta efek rumah kaca. Hadirnya program Eco Lifestyle dapat meminimalisir peningkatan

Page 3: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

Reputation: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 3 (2020) 213-234 215

karbondioksida dengan menggunakan peralatan serba elektronik yang ramah lingkungan.

Sepanjang tahun 2019, PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat telah banyak melakukan sosialisasi mengenai salah satu program Eco Lifestyle, yaitu konversi kompor gas ke kompor induksi. Sebelum program Eco Lifestyle hadir, PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat sudah melakukan sosialisasi mengenai konversi kompor gas ke kompor induksi, tetapi setelah program Eco Lifestyle hadir, program tersebut menjadi salah satu bagian Eco Lifestyle. Program unggulan pada Eco Lifestyle adalah konversi dari kompor gas ke kompor induksi, perihal tersebut dilakukan karena kompor induksi dinilai lebih aman, praktis dan lebih ramah lingkungan. Kompor induksi dinilai tidak seperti kompor gas yang dapat terjadi kebocoran gas dan bisa dapat menyebabkan kebakaran. Kompor induksi memiliki banyak kelebihan yaitu, kompor induksi aman, suhu mudah diatur serta konsisten, ramah lingkungan dan praktis. Kompor induksi aman dipakai karena tidak memancarkan panas dan tidak memiliki nyala api. Kompor induksi menginduksi peralatan masak yang digunakan sehingga proses pemanasannya menjadi lebih cepat. Kompor induksi ramah lingkungan karena tidak membuang emisi seperti CO2 sehingga lebih ramah lingkungan.

Kekhawatiran pemerintah akan sebuah dampak negatif terhadap sumber daya alam (SDA) yang tidak dapat diperbaharui jika tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi publik. Publik yang tidak memperdulikan kondisi lingkungan dalam aktivitas sehari-hari, maka dari itu pemerintah membuat program penggunaan peralatan yang lebih ramah lingkunagan. Listrik lebih ramah lingkungan karena bebas emisi

sehingga tidak mengeluarkan CO₂ dan listrik lebih mudah diproduksi dan sumber dayanya dapat dioerbaharui, seperti menggunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga panas buni (PLTP), pembangkit listrik tenaga air (PLTA), dan pembangkit lisktrik tenaga bayu (PLTB).

Program sosialisasi yang dijalankan melalui berbagai macam media, seperti menggunakan media cetak, elektronik, media online dan pendekatan langsung. Pelaksanaan sosialisasi turut bekerja sama dengan UP3 yang berada di wilayah Jawa Barat untuk melakukan sosialisasi program Eco Lifestyle. Humas PT. PLN (Perseroo) menjalin kerjasama dengan unit UP3 dengan tujuan supaya sosialisasi program Eco Lifestyle dapat terlaksana dengan merata di seluruh wilayah di Jawa Barat. Manfaat dari kerjasama tersebut publik di wilayah Jawa Barat dapat mengetahui program Eco Lifestyle tersebut sehingga diharapkan dapat menerapkan program Eco Lifestyle.

Penelitian mengenai sosialisasi sudah pernah dilakukan sebelumnya

Page 4: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Nama penulis depan dan tengah inisial, nama belakang lengkap (Garamond 8 rata kiri)

216 Reputation: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 3 (2020) 213-234

oleh Muhamad Aziz yakni meneliti tentang Sosialisasi Pelayanan Masyarakat PT. PLN Melalui PLN Mobile. Perbedaan signifikan degnan penelitian yang tela dilaksanakan dengan oenelitian yang tengah dilakukkan terletak oada subjek penelitian. Subjek penelitian penelitian terdahulu menganalisis strategi humas melalui model SMART sedangkan penelitian yang dilakukan menggunakan model SMCRE.

Penelitian ini dilakukan di Humas PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat, Jl. Asia Afrika No. 63, Kota Bandung, Jawa Barat. Sosialisasi Eco Lifestyle dilaksanakan melalui pendekatan langsung, media cetak, media elektronik dan media online. Pada penelitian ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai sosialisasi tentang pemanfaatan listrik melalui program Eco Lifestyle.

Berdasarkan latar belakang yang telak dijjelaskan diattas pada penelitian ini memiliki tujuan suopaya mengetahui tahapan dari sosialisasi pemanfaatan listrik melalui program Eco Lifestyle dengan fokus penelitian yakni pertama fenomena lifestyle yang dilakukan publik dalam pemakaian listrik di wilayah operasional PT. PLN (Perssero) Unit Indduk Distrribusi Jawa Barat. Kedua, pendekatan langsung yang dilakukan humas PT. PLN (Persero) Unnit Induuuk Distriibusi Jawa Barat dalam mensosialisasikan program Eco Lifestyle. Ketiga, pemanfaatan media cetak, media elektronik dan media sosial yang dilakukan humas PT. PLN (Perserro) Unit Induk Distribusi Jawa Barat dalam mensosialisasikan program Eco lifestyle. Keempat, evaluasi yang dilakukan humas PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat setelah pelaksanaan mensosialisasilan program Eco Lifestyle.

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme serta penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hal tersebut digunakan dengan alasan supaya mendapatkan informasi yang terperinci dan dapat mengetahui perihal pelaksanaan mengenai sosialisasi sebuah program, dan melakukan analisis strategi yang dilakukan mengenai program tersebut sudah sesuai dengan realita sosial yang diinginkan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif bertujuan untuk memberikan gambaran secara tepat mengenai keadaan sosial dan sifat-sifat individu atau kelompok.

LANDASAN TEORITIS Model komunikasi yang dijadikan landasan dalam penelitian ini adalah model komunikasi SMCRE yang dikemukakan oleh David K. Berlo. Model komunikasi S-M-C-R-E dirumuskan menjadi lima tahap yaitu source (sumber), message (pesan), channel (saluran), receiver (penerima pesan), dan effect (efek).

Tahap pertama source (sumber) merupakan komunikator yang menyampaikan pesan. Sumber dapat berupa seorang individu, tetapi dapat

Page 5: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

Reputation: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 3 (2020) 213-234 217

juga melibatkan banyak individu. Unsur penting dalam sumber adalah kemampuan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya.

Tahap kedua message (pesan) merupakan kandungan dari komunikasi yang dilakukan oleh komunikator. Pesan mempunyai sifat menghibur, edukasi, persuasi, dan propaganda. Pesan dipaparkan dengan dua cara yaitu melalui komunikasi verbal dan nonverbal, melalui pendekatan langsung maupun menggunakan media. Unsur penting dalam pesan adalah elemen, struktur, konten, treatment, dan kode.

Tahap ketiga channel (saluran) terbagi menjadi tiga bagian, yaitu lisan, tulisan dan elektronik. Media merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengirim pesan. Unsur penting dalam saluran komunikasi adalah penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan pengecapan.

Tahap keempat receiver (penerima pesan) merupakan individu penerima pesan yang telah disampaikan komunikator. Unsur penting dalam penerima pesan adalah kemampuan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya.

Tahap terakhir effect (efek) merupakan elemen tambahan dari proses komunikasi. Suatu proses komunikasi yang disampaikan oleh komunikator dapat menimbulkan sebuah efek terhadap komunikan. Efek komunikasi merupakan tanggapan dari individu yang dapat terasa ketika individu tersebut menghadapi transisi. Transisi tersebut dapat berupa perubahan positif maupun negatif selepas mendapatkan pesan. (Oktarina, et al., 2017: 104-107).

Menurut Cutlip dan center (dalam Ardianto, 2016: 212-213), terdapat empat langkah dalam manajemen humas, yaitu pertama pencarian fakta. Tahap pertama meliputi penelaahan dan pengamataan terhadap pandangan, prinsip dan kebijaksanaan yang berkaitan dengan tindakan dan kebijakan perusahaan. Kedua perencanaan program. Tahap kedua meliputi mengumpulkan data yang telah dilakukan pada tahap pertama dan kemudian data tersebut digunakan dalam membuat keputusan, tindakan, strategi, serta keputusan pada proses perancangan sebuah program. Tahap ketiga meliputi realisasi program dan mengkomunikasikannya. Realisasi sebuah program dan pengkomunikasiannya diciptakan guna menggapai target bagi publik dengan maksud untuk mencapai sasaran dari sebuah program. Keempat, hasil dari realisasi program. Tahap keempat meliputi kesiapan penilaian dari realisasi program yang telah dilaksanakan.

Veeger mengemukakan sosialisasi merupakan proses yang menjalin bertukar infomasi dengan melalui individu untuk menjadi sebuah anggota kelompok publik. Prosedur tersebut tidak sekadar mendidik norma berperilaku sosial terhadap individu, tetapi individu tersebut turut berkembang (Setiadi, et al., 2015: 155).

Page 6: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Nama penulis depan dan tengah inisial, nama belakang lengkap (Garamond 8 rata kiri)

218 Reputation: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 3 (2020) 213-234

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di Humas PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat yang berlokasi di Jl. Asia Afrika No. 63 Kota Bandung. PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat merupakan bagian dari PT. PLN (Persero) yang mengurusi kelistrikan yang berada di wilayah operasional Jawa Barat.

Pada 27 Oktober 2019, PT. PLN (Persero) Pusat baru meluncurkan Eco Lifestyle yang bertepatan dengan hari PLN yang ke-74. Program Eco Lifestyle merupakan implementasi dari misi ke empat PT. PLN (Persero) yaitu, menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. Eco lifestyle bertujuan untuk green energy.

PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat memulai program Eco Lifestyle yang sebagai program merelisasikan salah satu visinya yaitu menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan dan Jawa Barat merupakan provinsi yang pertama kali meluncurkan program tersebut. Program Eco Lifestyle merupakan program yang bekerjasama dengan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang berlandaskan misi Jawa Barat 2018-2023, yaitu misi ketiga, mempercepat pertumbuhan dan pemerataan pembangunan berbasis lingkungan dan tata ruang yang bekelanjutan melalui peningkatan konektivitas wilayah dan penataan daerah.

Eco lifestyle merupakan program mendukung publik untuk menggunakan peralatan elektronik yang ramah lingkungan, seperti kompor induksi. Kompor induksi dinilai tidak seperti kompor gas yang dapat terjadi kebocoran gas dan bisa dapat menyebabkan kebakaran. Kompor induksi memiliki banyak kelebihan yaitu, kompor induksi aman, suhu mudah diatur serta konsisten, ramah lingkungan dan praktis. Kompor induksi aman dipakai karena tidak memancarkan panas dan tidak memiliki nyala api. Kompor induksi menginduksi peralatan masak yang digunakan sehingga proses pemanasannya menjadi lebih cepat. Kompor induksi ramah lingkungan

karena tidak membuang emisi seperti CO₂ sehingga lebih ramah lingkungan. Fenomena Lifestyle yang dilakukan Publik dalam Pemakaian Listrik di Wilayah Operasional PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat Tahun 2019 Pemerintah Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat dan PT. PLN (Persero) Unit Induk Jawa Barat mencanangkan program Eco Lifestyle berdasarkan data di lapangan mengenai Jawa Barat dinilai sudah memenuhi kriteria Provinsi yang cocok untuk mengimplementasikan program tersebut.

“Sebagian besar itu kalau di Jawa Barat sudah lumayan besar untuk penggunaan green energinya, tapi kalau di tempat-tempat lain masih

Page 7: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

Reputation: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 3 (2020) 213-234 219

menggunakan batu bara, mungkin masih pakai disel. Untuk di bandung khususnya Jawa Barat sendiri itu untuk penggunaan listrik sudah sangat banyak ya, pelanggan rumah tangga pemakaian listrik dengan jumlah besar di Indonesia”.

Mengacu pada informasi yang peneliti peroleh dari informan Eriga, dapat diketahui bahwa Jawa Barat memiliki jumlah pelanggan listrik rumah tangga yang tinggi di Indonesia, hal tersebut dapat mendukung Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat dan PT. PLN (Persero) Unit Induk Jawa Barat untuk mengimplementasikan program Eco Lifestyle di Jawa Barat

Program Eco Lifestyle diciptakan karena data bahwa terjadi peningkatan berupa pelanggan listrik rumah tangga di wilayah operasional Jawa Barat. Berdasarkan data, terjadi pertumbuhan pelanggan listrik di wilayah operasional Jawa Barat pada tahun 2014 sampai tahun 2019. Pertumbuhan jumlah pelanggan pada tahun 2014 sampai tahun 2015 yaitu 8,57% (10.969.431). Pada tahun 2015 sampai 2016 yaitu 5,21% (11.887.529). Pada tahun 2016 sampai tahun 2017 yaitu 5,97% (13.253.611). Pada tahun 2017 sampai tahun 2018 yaitu 5,22%. Tahun 2019, terlihat jumlah pelanggan listrik rumah tangga di Jawa Barat meningkat hingga 14.629.314 pelanggan.

Cutlip dan Center (dalam Ardianto, 2016: 212-213) menyatakan bahwa tahap pertama dalam perencanaan sebuah program berupa penelaahan dan pengamataan terhadap pandangan, prinsip dan kebijaksanaan yang berkaitan dengan tindakan dan kebijakan perusahaan. Berdasarkan teori tersebut, Jawa Barat terdapat peningkatan jumlah pelanggan listrik rumah tangga pada tahun 2018 hingga 2019. Tahun 2014 terdapat 10.969.431 pelanggan, sedangkan pada tahun 2019 terdapat kenaikan hingga 14.629.314 pelanggan.

Menurut Berlo, (dalam Oktarina, et al., 2017: 104-107) menyatakan bahwa sumber merupakan komunikator yang menyampaikan pesan. Sumber dapat berupa seorang individu, tetapi dapat juga melibatkan banyak individu. Unsur penting dalam sumber adalah kemampuan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya. Berdasarkan model SMCRE yang dikemukakan oleh Berlo, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan jumlah pelanggan listrik rumah tangga pada tahun 2018 hingga 2019. Tahun 2014 terdapat 10.969.431 pelanggan, sedangkan pada tahun 2019 terdapat kenaikan hingga 14.629.314 pelanggan. Hal tersebut merupakan pengetahuan bagi komunikator yaitu memiliki pengetahuan mengenai sebuah persoalan. Kenaikan pelanggan listrik rumah tangga pada tahun 2014 hingga 2019 merupakan pengetahuan bagi komunikator yaitu humas. Pendekatan Langsung yang dilakukan Humas PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat dalam Mensosialisasikan Program

Page 8: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Nama penulis depan dan tengah inisial, nama belakang lengkap (Garamond 8 rata kiri)

220 Reputation: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 3 (2020) 213-234

Eco Lifestyle Tahap perencanaan sosialisasi program Eco Lifestyle diperlukan perencanaan yang mendalam, detail dan terperinci, sehingga sosialisasi mengenai sebuah program dapat terlaksana dengan baik dan matang. Tahapan perencanaan sebuah program yang akan dibuat maka akan terlebih dahulu direncanakan dalam 1 tahun atau persemester dan kemudian dibuat timeline kerja untuk mengatur jadwal dalam pelaksanaan sosialisasi Eco Lifestyle. Hasil dari tahapan perencanaan sebuah program dapat berupa jadwal dalam waktu sebulan. Pada waktu sebulan, akan sudah ditentukan mengenai sosialisasi program Eco Lifestyle akan berapa kali dilaksanakan dan dalam waktu seminggu sosialisasi akan berapa kali dilaksanakan.

Lokasi dan target sasaran publik dalam sosialisasi program Eco Lifestyle yang dinilai berpotensi akan menjalankan gaya hidup Eco Lifestyle perlu direncanakan juga supaya program tersebut dapat terealisasi dengan tepat sasaran. Perencanaan lokasi dan target dalam sosialisasi merupakan suatu yang penting mengingat tidak semua publik dapat menerima sosialisasi program Eco Lifestyle. Setelah timeline kerja selesai dibuat, maka akan disebarkan pada unit UP3 yang berada diwilayah operasional Jawa Barat untuk membantu sosialisasi. Unit UP3 dapat membantu melaksanakan sosialisasi melalui pendekatan langsung supaya sosialisasi program Eco Lifestyle dapat teralisasikan secara merata tidak hanya terfokus pada kota Bandung saja.

Cutlip dan Center (dalam Ardianto, 2016: 212-213) menyatakan bahwa tahap tersebut meliputi mengumpulkan data dan kemudian data tersebut digunakan dalam membuat keputusan, tindakan, strategi, dan tujuan dalam pembuatan program tersebut. Berdasarkan teori tersebut, setelah dilakukan pencarian fakta dilapangan, maka dibuat perencanaan untuk sosialisasi program Eco Lifestyle dalam bentuk timeline. Timeline tersebut dapat satu tahun atau dalam persemester, di dalamnya terdapat jadwal sosialisasi yang akan dilakukan dalam sebulan dan perminggu berapa kali akan dilaksanakan. Perencanaan turut meliputi lokasi dan sasaran dalam sosialisasi program Eco Lifestyle.

“Ya pasti segmentasinya harus ditentukan diawal posisinya itu kan untuk kompor, pasti kalau kompor ya arahnya ga lain ga bukan pasti adalah ini ibu-ibukan jadi yang kami gunakan ya tempat-tempat yang ada ibu-ibunya, gitu sih”

Berdasarkan informasi dari Eriga , sasaran dari program Eco Lifestyle merupakan Ibu-ibu. Sasaran program Eco Lifestyle Ibu-ibu karena kompor induksi lebih erat kaitannya dengan Ibu-ibu, selain itu publik dalam lokasi Car Free Day (CFD) dinilai merupakan sasaran yang tepat, karena publik yang berada dikawasan CFD datang untuk berolahraga dan memiliki gaya hidup

Page 9: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

Reputation: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 3 (2020) 213-234 221

yang sehat. Publik yang hadir dalam lokasi CFD dinilai mendukung gaya hidup yang ramah lingkungan, karena pada CFD banyak ditemui publik yang berjalan kali, bersepeda, dan bersekuter listrik.

Seitel (dalam Ardianto, 2016: 116-117), segmentasi publik terbagi menjadi delapan kategori yaitu sebagai berikut, pertama publik sebenarnya. Publik sebenarnya merupakan publik yang mempunyai latar belakang kekayaan dan kekuasaan. Kedua, publik yang matang. Publik yang matang merupakan publik yang memiliki sumber daya tinggi, memiliki prinsip berorientasi professional maupun pensiunan. Ketiga, publik yang dapat dipercayai. Publik yang dapat dipercayai yaitu publik yang tidak memiliki sumber daya. Keempat, publik yang sukses atau berprestasi. Publik yang sukses atau berprestasi yang memiliki sumber daya dan berorientadi status. Kelima, publik yang bekerja keras. Publik yang bekerja keras merupakan publik yang kurang memiliki sumber daya, tetapi sama dengan publik yang sukses atau berprestasi yang berorientasi status. Keenam, publik yang berpengalaman. Publik yang berpengalaman, merupakan publik yang memiliki sumber daya tingii dan berorientassi tindakan serta cenderung berani mengambil risiko. Ketujuh, publik pembina. Publik pembina merupakan publik yang berorientasi kepada tindakan, tetapi kurang memiliki sumber daya. Kedelapan, publik pejuang. Publik pejuang merupakan publik yang sedikit memiki sumber daya.

Cutlip dan Center (dalam Ardianto, 2016: 212-213) menyatakan bahwa tahap tersebut meliputi mengumpulkan data yang telah dilakukan pada tahap pertama dan kemudian data tersebut digunakan dalam membuat keputusan, tindakan, strategi, dan tujuan dalam pembuatan program tersebut. Berdasarkan teori tersebut, tahap ini masih merupakan perencanaan sasaran publik dalam pelaksanaan sosialisasi program Eco Lifestyle. Publik yang menjadi sasaran dalam sosialisasi program Eco Lifestyle merupakan Ibu-ibu, karena kompor induksi erat kaitannya dengan Ibu-ibu.

Menurut Berlo, (dalam Oktarina, et al., 2017: 104-107) menyatakan bahwa penerima pesan merupakan individu penerima pesan yang telah disampaikan komunikator. Unsur penting dalam penerima pesan adalah kemampuan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya. Berdasarkan model tersebut, penerima dalam sosialisasi program Eco Lifestyle merupakan Ibu-ibu.

Car free day, darmawanita, pertemuan ibu-ibu, arisan dan perumahan 3000 VA merupakan lokasi untuk menjalankan sosialisasi program Eco Lifestyle. Lokasi sosialisasi Eco Lifestyle memilih tempat seperti acara seperti Ibu-ibu arisan, dharma wanita, pertemuan Ibu-ibu karena kompor induksi erat kaitannya dengan wanita. Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari

Page 10: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Nama penulis depan dan tengah inisial, nama belakang lengkap (Garamond 8 rata kiri)

222 Reputation: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 3 (2020) 213-234

media sosial, dharma wanita istri pejabat esselon 1 wilayah Jawa Barat dan dharma wanita Kabupaten Cianjur yang menjadi beberapa sasaran sosialisasi program Eco Lifestyle. Sosialisasi program Eco Lifestyle dilaksanakan juga dengan mendatangi perumahan yang kapasitas daya listrik dirumahnya sudah diatas 3000. Perumah dengan daya listrik diatas 3000 merupakan lokasi yang tepat, karena dengan daya yang besar maka peluang publik dalam perumahan tersebut menerapkan gaya hidup Eco Lifestyle maka akan besar.

Sosialisasi program Eco Lifestyle tidak hanya terpaku pada kegiatan lomba masak atau dharma wanita, tetapi sosialisasi juga dilaksanakan di Car Free Day (CFD) mengingat CFD merupakan tempat umum yang ramai dikunjungi publik. CFD dipilih menjadi salah satu lokasi pelaksanaan sosialisasi program Eco Lifestyle karena lokasi tersebut merupakan tempat publiknya merupakan sasaran yang tepat mengingat Eco Lifestyle merupakan gaya hidup yang ramah lingkungan. Publik yang menerapkan gaya hidup sehat merupakan publik yang tepat dalam menjalankan sosialisasi program Eco Lifestyle.

Seitel (dalam Ardianto, 2016: 116-117), segmentasi publik terbagi menjadi delapan kategori yaitu sebagai berikut, pertama publik sebenarnya. Publik sebenarnya merupakan publik yang mempunyai latar belakang kekayaan dan kekuasaan. Kedua, publik yang matang. Publik yang matang merupakan publik yang memiliki sumber daya tinggi, memiliki prinsip berorientasi professional maupun pensiunan. Ketiga, publik yang dapat dipercayai. Publik yang dapat dipercayai yaitu publik yang tidak memiliki sumber daya. Keempat, publik yang sukses atau berprestasi. Publik yang sukses atau berprestasi yang memiliki sumber daya dan berorientadi status. Kelima, publik yang bekerja keras. Publik yang bekerja keras merupakan publik yang kurang memiliki sumber daya, tetapi sama dengan publik yang sukses atau berprestasi yang berorientasi status. Keenam, publik yang berpengalaman. Publik yang berpengalaman, merupakan publik yang memiliki sumber daya tingii dan berorientassi tindakan serta cenderung berani mengambil risiko. Ketujuh, publik pembina. Publik pembina merupakan publik yang berorientasi kepada tindakan, tetapi kurang memiliki sumber daya. Kedelapan, publik pejuang. Publik pejuang merupakan publik yang sedikit memiki sumber daya.

Cutlip dan Center (dalam Ardianto, 2016: 212-213) menyatakan bahwa tahap tersebut meliputi realisasi program dan mengkomunikasikannya. Realisasi sebuah program dan pengkomunikasiannya diciptakan guna menggapai target bagi publik dengan maksud untuk mencapai sasaran dari sebuah program. Berdasarkan teori tersebut, lokasi pelaksanaan sosialisasi dipilih berdasaekan dimana pertimbangan publik yang akan menjadi sasaran dalam pelakasanaan sosialisasi program Eco Lifestyle.

Page 11: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

Reputation: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 3 (2020) 213-234 223

“Kalau kegiatan yang kita lakukan sih above the line dan below the line. Above the line kita kampanye tentang kita care emisi gas bumi dan lain-lain menggunakan electrical lifestyle itu tadi. Menggunakan kompor induksi, karena bebas emisi. Kita sih dukungnya dari sisi situ ya, tetapi kalau yang tadi secara keseluruhan kita penggunaan sampah plastik seperti itu kita sudah kurangi, kalau secara below the line kita juga melakukan pemasaran-pemasaran ke publik-publik, edukasi”

Berdasarkan informasi dari Eriga, sosialisasi program Eco Lifestyle terlaksana dengan below the line. Menurut Kriyantono, (2013: 69) below the line merupakan jenis periklanan yang tidak melibatkan pemasangan iklan media komunikasi massa. Seperti mengadakan lomba masak, dharma wanita, mendatangi door to door, membuka stand di CFD, mendatangi desa atau sekolah untuk mengedukasi publik mengenai Eco Lifestyle.

Menurut Berlo, (dalam Oktarina, et al., 2017: 104-107) menyatakan bahwa saluran komunikasi terbagi menjadi 3 bagian, yaitu lisan, tulisan dan elektronik. Media merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengirim pesan. Unsur penting dalam saluran komunikasi adalah penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan pengecapan. Melalui sosialisasi melalui pendekatan langsung, saluran komunikasi yang digunakan yaitu lisan. Unsur penting yang diperoleh melalui pendekatan langsung yaitu penglihatan, pendengaran, dan peraba. Pemanfaatan Media Cetak, Media Elektronik dan Media Online yang dilakukan oleh Humas PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat dalam Mensosialisasikan program Eco Lifestyle Humas terlebih dahulu merancang konten yang akan diterbitkan pada surat kabar, setelah konten tersebut selesai dirancang maka akan dievaluasi terlebih dahulu, kemudian konten akan dikirimkan kepada media melalui grup pada aplikasi WhatsApp. Humas menjalin kerjasama dengan media cetak yang memiliki nilai eksposur yang tinggi. Media cetak yang miliki eksposur yang tinggi memiliki tingkat pembaca yang tinggi, sehingga dalam pelaksanaan sosialisasi program Eco Lifestyle dapat diketahui oleh publik.

Tamburaka (2013: 45) surat kabar merupakan media massa paling tettua. Media surat kabar hanya bisa dinikmati oleh publik yang mampu melek huruf dan baca tulis. Publik yang merupakan pelanggan dari surat kabar maayoritas merupakan golongan menengah ke atas yang memiliki Pendidikan yang tinggi, selain itu publik tersebut berasal dari kelompok pekerja kantoran yang mapan.

Hubungan antara perusahaan dan pers merupakan sebuah alat, pendukung atau media untuk menjalin kerjasama untuk kepentingan publikasi program kerja dengan tujuan meningkatkan pengenalan dan

Page 12: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Nama penulis depan dan tengah inisial, nama belakang lengkap (Garamond 8 rata kiri)

224 Reputation: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 3 (2020) 213-234

informasi atau pemberitaan (dalam Ruslan, 2017: 168). Berdasarkan pengertian tersebut, media massa cetak yang digunakan yaitu surat kabar yang sudah menjalin kerjasama. Surat kabar yang menjalin kerjasama terdapat di berbagai kota di Jawa Barat, yaitu Bandung, Cirebon, Bekasi, Karawang, Depok, Bogor, Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, Cianjur, dan Sumedang.

Menurut Berlo, (dalam Oktarina, et al., 2017: 104-107) menyatakan bahwa saluran komunikasi terbagi menjadi 3 bagian, yaitu lisan, tulisan dan elektronik. Media merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengirim pesan. Unsur penting dalam saluran komunikasi adalah penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan pengecapan. Berdasarkan model tersebut, saluran komunikasi yang dipakai yaitu tulisan. Melalui saluran tulisan unsur penting dalam saluran komunikasi yang terpenuhi yaitu penglihatan. Terdapat 15 media cetak yang bekerjasama yaitu Pikiran Rakyat, Tribun Jabar, Radar Bandung, Radar Cirebon, Radar Bogor, Karawang Bekasi Ekspres, Radar Karawang, Pasundan Ekspres, Radar Tasikmalaya, Radar Sukabumi, Radar Bekasi, Bandung Ekspres, Sumedang Ekspres, Cianjur Ekspres, Jabar Ekspres.

Humas menentukan materi yang akan disampaikan kepada publik sebelum materi tersebut dikirim kepada Unit UP3 yang berada di Jawa Barat. Sosialisasi melalui media elektronik radio serta dibantu oleh Unit UP3 yang berada di wilayah Jawa Barat supaya sosialisasi dapat tersampaikan merata. Publik yang mengetahui program tersebut tidak hanya di Bandung, tetapi publik di seluruh Jawa Barat dapat mengetahui.

Ardianto (2016: 139) radio dinilai lebih berhasil dalam menyampaikan sosialisasi sebuah program karena sifat dasar hubungan radio dengan publiknya dinilai lebih personal. Buktinya dengan sekarang banyaknya maraknya radio yang tumbuh dan berkembang di era saat ini. Meskipun saat ini radio dinilai sudah mulai ketinggalan zaman, tetapi masih banyak publik yang menikmati radio.

Menurut Berlo, (dalam Oktarina, et al., 2017: 104-107) menyatakan bahwa saluran komunikasi terbagi menjadi 3 bagian, yaitu lisan, tulisan dan elektronik. Media merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengirim pesan. Unsur penting dalam saluran komunikasi adalah penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan pengecapan. Berdasarkan model tersebut, saluran komunikasi yang dipakai yaitu elektronik. Melalui saluran tulisan unsur penting dalam saluran komunikasi yang terpenuhi yaitu pendengaran.

Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari humas, sosialisasi program Eco Lifestyle melalui media elektronik radio dilaksanakan melalui radio PRFM dan radio mara untuk kota Bandung, untuk kota Tasikmalaya melalui radio martha, untuk kota Bogor radio kisi, untuk kota Sukabumi radio elmitha dan

Page 13: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

Reputation: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 3 (2020) 213-234 225

radio airlangga, untuk kota Bekasi radio dakta, untuk kota Cirebon radio sidangkasih, untuk kota Indramayu radio Cinde, untuk kota Purwakarta radio trend, untuk kota Cianjur radio Tjandra.

Berdasarkan informasi dari informan Eriga dapat diketahui bahwa terlebih dahulu menentukan konten yang akan diunggah pada media sosial, setelah konten tersebut selesai dirancang maka akan dianalisa terlebih dahulu. Konten kemudian akan diunggah kepada media sosial instagram, facebook dan twitter. Konten selain di unggah pada media sosial instagram humas, diunggah juga pada media sosial instagram Unit UP3 yang berada di wilayah Jawa Barat. Konten diunggah pada media sosial setelah dievaluasi.

Menurut Berlo, (dalam Oktarina, et al., 2017: 104-107) menyatakan bahwa saluran komunikasi terbagi menjadi 3 bagian, yaitu lisan, tulisan dan elektronik. Media merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengirim pesan. Unsur penting dalam saluran komunikasi adalah penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan pengecapan. Berdasarkan model tersebut, saluran komunikasi yang dipakai yaitu online. Pada media online terdapat perpaduan tulisan, gambar, dan video yang merupakan dapat memenuhi unsur penglihatan dan pendengaran.

Atmoko (2012:3) instagram merupakan layanan jejaring sosial berbasis foto dan video. Nama instagram merupakan kependekan dari kata “instan-telegram”. Jadi bila dilihat dari perpaduan dua kata “insta” dan “gram”, Instagram berarti kemudahan dalam mengambil serta melihat foto dan video yang kemudian dapat dikirimkan atau dibagikan kepada orang lain.

Ardianto (2016: 168) facebook merupakan situs jejaring sosial yang berfungsi untuk memudahkan berinteraksi dan komunikasi dengan orang yang berada diseluruh belahaan dunia dengan biaya yang lebih murah disbanding melalui telepone. Adanya facebook membantu penyebaran informasi sehingga informasi dapat dengan cepat tersampaikan.

Ardianto (2016: 168) twitter merupakan situs jejaring sosial dan blog micro yang memungkinkan para penggunanya untuk mengirimkan teks dengan berisi tulisan, foto, maupun video. Limit kata pada twitter 140 karakter, tetapi pada 2017 diberi tambahan karakter sehingga dapat menjadi 280 karakter.

Berdasarkan data yang peneliti peroleh, media sosial yang digunakan yaitu instagram @pln_jabar, facebook @plndisjabar dan twitter @infoplnjabar. Jumlah media sosial instagram unit UP3 terdapat 16 akun, yaitu @pln_sumedang_id, @plncirebon, @pln.cikarang, @plnindramayu_, @pln_majalengka, @plnpurwakarta, @plndepok, @pln_cimahi, @plnbekasi, @plnsukabumi, @plnbogor, @plncianjur, @pln_garut, @plnmajalaya, @pln.cikarang, dan @pln_gunungputri.

Page 14: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Nama penulis depan dan tengah inisial, nama belakang lengkap (Garamond 8 rata kiri)

226 Reputation: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 3 (2020) 213-234

Sumber: Instagram @pln_jabar Gambar 1. Sosialisasi Program Eco Lifestyle

Sumber: @plnbekasi Gambar 2. Sosialisasi Program Eco Lifestyle

Page 15: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

Reputation: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 3 (2020) 213-234 227

Evaluasi yang dilakukan Humas PT. PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Barat dalam Mensosialisasilan Program Eco Lifestyle Tahap ini merupakan evaluasi dari implementasi program Eco Lifestyle yang sedang atau telah dilaksanakan. Evaluasi berfungsi sebagai masukan terhadap hal yang sudah bagus dan yang kurang, sehingga ke depannya humas lebih baik. “Kalau kita ngeliat realitanya ga bisa secara langsung sih mbak, karena kalau Eco Lifestyle itu kan gaya hidup ya, jadi kita ga bisa ngeliat secara langsung bahwa oh ini impactnya dia langsung pake kompor induksi dengan kita kampanye ini, kita ga bisa evaluasi secara langsung impactnya jadi kita cuma melihatnya apakah impactnya ada permintaan penambahan daya dari masyarakaat”.

Mengacu pada informasi yang peneliti peroleh dari informan Raden dapat diketahui bahwa Eco Lifestyle merupakan gaya hidup sehingga pihak humas tidak mudah untuk menilai publik mengenai penerapkan gaya hidup Eco Lifestyle, tetapi humas dapat melihat dampaknya pada permintaan tambah daya di publik.

“Indikatornya ya paling pertumbuhan dari penjualan energi listrik dari sekmen rumah tangga. Nah gitu kan kita bisa liat seperti apa, tahun sebelumnya sebelum kita sosialisasikan kompor induksi berapa, penjualan energi listrik untuk khusus tarif listrik rumah tangga, kemudian setelah kita lakukan sosialisasi di daerah yang sama itu ada gap ga nah paling kita lihat dari situ”.

Mengacu pada informasi yang peneliti peroleh dari informan Agus dapat diketahui bahwa humas tidak dapat menilai indikator keberasilan program Eco Lifestyle dari pemakaian kompor induksi. Pemakaian kompor induksi merupakan lifestyle dan tidak terlau terlihat. Tetapi untuk indikator keberasilah sosialisasi Program Eco Lifestyle dapat dinilai dari pertumbuhan dan penjualan listrik rumah tangga dari gap tahun lalu dan tahun ini.

“Kalau evaluasi di lapangan sih untuk Eco Lifestyle, tepat sasaran atau tidaknya itu secara masif di gerakan kalau kita ditanya tepat sasaran bisa tepat sasaran, karena kalau ngeliat pln se indo, bukan hanya di jabar. Kalau di Jabar sudah tentu tepat sasaran. Apa ya levelnya publiknya sudah apa ya, rasio electrivitasinya saja sudah tinggi ya jadi publik yang mendapatkan listik sudah tinggi kalau di Jabar apalagi bandung. Beda dengan daerah lain seperti di papua kaya gitu makanya kamapanye nya sendiri kita lebih galakan di Jabar karena Jabar RE nya ini udah tinggi jadi bisa dibilang tepat sasaran”.

Mengacu pada informasi yang peneliti peroleh dari informan Raden dapat diketahui bahwa program Eco Lifestyle bersifat massif karena sosialisasi program tersebut dilaksanakan di seluruh PLN se-Indonesia. Program Eco

Page 16: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Nama penulis depan dan tengah inisial, nama belakang lengkap (Garamond 8 rata kiri)

228 Reputation: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 3 (2020) 213-234

Lifestyle lebih gencar disosialisasikannya di Jawa Barat karena rasio elecrivitasinya merupakan yang tertinggi di Indonesia, oleh sebab itu humas menilai bahwa Jawa Barat merupakan provinsi yang tepat dalam menggalakan sosialisasi program Eco Lifestyle. Agustus 2020 terjadi peningkatan pelanggan listrik rumah tangga di Jawa Barat sebanyak 22.443 pelanggan.

Program Eco Lifestyle merupakan “gaya hidup” sehingga pihak humas tidak mudah untuk menilai publik mengenai penerapkan gaya hidup Eco Lifestyle, tetapi humas dapat melihat dampaknya pada permintaan tambah daya di publik. Meskipun demikian, Jawa Barat merupakan wilayah yang rasio elecrivitasinya merupakan yang tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data yang peneliti dapatkan, pada bulan Agustus 2020, jumlah permintaan tambah daya di wilayah jawa barat terdapat 22.443 pelanggan.

Menurut Hadi (dalam Ardianto, 2016: 225), humas memerlukan memonitoring guna mengetahui kekurangan, sehingga dapat memperhitungkan indeks prestasi kerja yang diperoleh. Terutama untuk humas yang menjalankan program dalam kurun waktu satu tahun. Terdapat enam tujuan evaluasi dilakukan oleh humas yaitu, pertama mendapatkan kritik dan saran perihal strategi rencana program. Kedua, mendapatkan masukan mengenai pertimbangan mengambil keputusan. Ketiga, mendapatkan masukan program. Keempat, mendapatkan masukan mengenai tantangan yang terjadi dilapangan. Kelima, mendapat kritik dan saran. Keenam, mendapatkan rekomendasi dan pelaporan terhadap penyadang dana. Berdasarkan penjelasan tersebut, tingkat pencapaian sosialisasi program Eco Lifestyle telah berhasil karena terdapat publik yang mengajukan permintaan tambah daya listrik rumah tangga.

Menurut Berlo (Oktarina, et al., 2017: 104-107) menyatakan bahwa efek merupakan elemen tambahan dari proses komunikasi. Suatu proses komunikasi yang disampaikan oleh komunikator dapat menimbulkan sebuah efek terhadap komunikan. Efek komunikasi merupakan tanggapan dari individu yang dapat terasa ketika individu tersebut menghadapi transisi. Transisi tersebut dapat berupa perubahan positif maupun negatif selepas mendapatkan pesan. Berdasarkan model tersebut, diketahui bahwa efek yang terjadi pada publik setelah pelaksanaan sosialisasi program Eco Lifestyle yaitu terjadi permintaan tambah daya pada listrik rumah tangga.

Tantangan dalam menjalankan sosialisasi program Eco Lifestyle merupakan pandangan publik terhadap tarif listrik yang mahal yang menjadikan tidak semua publik menerapkan gaya hidup Eco Lifestyle.

“Tantangannya itu stigma di publik kalau listrik mahal, itu sih tantangan kami apalagi kalau ah tarik listrik kan sekarang mahal gini gini gini, point itu loh kan kaya perspektif publik terhadap listrik tapi tarif listrik mahal itu aneh, tapi kalau misalnya orang bilang kuota data habis sekian atau

Page 17: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

Reputation: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 3 (2020) 213-234 229

pulsa habis sekian mereka bangga ya. Steorotip orang kalau bayar listrik mahal itu ga bangga malah marah, tapi kalau orang bayar kuota data atau internet besar itu it’s okay gitu. Jadi pemahaman itu lah yang jadi buat kita harus bergerak lebih dari cara yang berbrda gitu”.

Mengacu pada informasi yang peneliti peroleh dari informan Eriga dapat diketahui bahwa tantangan sosialisasi program Eco Lifestyle merupakan pandangan publik terhadap tarif listrik yang mahal yang menjadikan tidak semua publik menerapkan gaya hidup Eco Lifestyle, tetapi untuk gaya hidup yang hedonisme publik tidak merasa hal tersebut mahal.

Berdasarkan informasi yang peneliti peroleh, tantangan dan hambatan dalam sosialisasi program Eco Lifestyle merupakan pola berpikir publik yang menganggap listrik mahal. Publik menganngap listrik mahal, tetapi untuk gaya hidup lainnya seperti untuk kuota internet atau membeli makanan publik mampu membeli yang mahal.

Ardianto, (2016: 212-213) menyatakan bahwa tahap keempat meliputi kesiapan penilaian dari realisasi program yang telah dilaksanakan. Berdasarkan teori tersebut, tantangan atau hambatan humas merupakan pandangan publik terhadap tarif listrik yang mahal.

Menurut Hadi (dalam Ardianto, 2016: 225), humas membutuhkan memonitoring guna mengetahui kekurangan, sehingga dapat memperhitungkan indeks prestasi kerja yang diperoleh. Terutama untuk humas yang menjalankan program dalam kurun waktu satu tahun. Terdapat enam tujuan evaluasi dilakukan oleh humas yaitu, pertama mendapatkan kritik dan saran perihal strategi rencana program. Kedua, mendapatkan masukan mengenai pertimbangan mengambil keputusan. Ketiga, mendapatkan masukan program. Keempat, mendapatkan masukan mengenai tantangan yang terjadi dilapangan. Kelima, mendapat kritik dan saran. Keenam, mendapatkan rekomendasi dan pelaporan terhadap penyadang dana. Berdasarkan penjelasan tersebut masih terdapat permasalahan yaitu pola berpikir publik yang menganggap tarif listrik mahal.

Berdasarkan informasi dari informan Eriga dan Agus, diketahui bahwa humas mengandalkan pengalaman mencoba kompor induksi sebagai upaya mengatasi tantangan. Pengalaman mencoba kompor induksi dinilai efektif dalam proses sosialisasi, karena dengan pengalaman publik dapat menilai sendiri. Humas dalam sosialisasi menjelaskan informasi mengenai kelebihan dari pemakaian kompor induksi sehingga publik dapat beralih menggunakan kompor induksi.

Ardianto, (2016: 212-213) menyatakan bahwa tahap keempat meliputi kesiapan penilaian dari realisasi program yang telah dilaksanakan. Berdasarkan teori tersebut, upaya dalam mengatasi hambatan yang ada yaitu

Page 18: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Nama penulis depan dan tengah inisial, nama belakang lengkap (Garamond 8 rata kiri)

230 Reputation: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 3 (2020) 213-234

melalui pengalaman mencoba kompor induksi dan mengedukasi mengenai kelebihan kompor induksi.

Menurut Hadi (dalam Ardianto, 2016: 225), humas memerlukan memonitoring guna mengetahui kekurangan, sehingga dapat memperhitungkan indeks prestasi kerja yang diperoleh. Terutama untuk humas yang menjalankan program dalam kurun waktu satu tahun. Terdapat enam tujuan evaluasi dilakukan oleh humas yaitu, pertama mendapatkan kritik dan saran perihal strategi rencana program. Kedua, mendapatkan masukan mengenai pertimbangan mengambil keputusan. Ketiga, mendapatkan masukan program. Keempat, mendapatkan masukan mengenai tantangan yang terjadi dilapangan. Kelima, mendapat kritik dan saran. Keenam, mendapatkan rekomendasi dan pelaporan terhadap penyadang dana. Berdasarkan penjelasan tersebut pada tahap evaluasi, solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengadakan pengalaman mencoba kompor induksi dan mengedukasi mengenai kelebihan kompor induksi.

Humas mengandalkan pengalaman mencoba kompor induksi sebagai upaya mengatasi tantangan. Pengalaman mencoba kompor induksi dinilai efektif dalam proses sosialisasi, karena dengan pengalaman publik dapat menilai sendiri. Humas dalam sosialisasi menjelaskan informasi mengenai kelebihan dari pemakaian kompor induksi sehingga publik dapat beralih menggunakan kompor induksi.

Ardianto, (2016: 212-213) menyatakan bahwa tahap keempat meliputi kesiapan penilaian dari realisasi program yang telah dilaksanakan. Pelaksanaan kegiatan humas harus dievaluasi atau dilakukan perbaikan-perbaikan agar permasalahan atau hambatan yang ada dapat diatasi dan dipecahkan serta menciptakan hubungan yang harmonis. Berdasarkan teori tersebut, upaya dalam mengatasi hambatan yang ada yaitu melalui pengalaman mencoba kompor induksi dan mengedukasi mengenai kelebihan kompor induksi.

Menurut Hadi (dalam Ardianto, 2016: 225), humas memerlukan memonitoring guna mengetahui kekurangan, sehingga dapat memperhitungkan indeks prestasi kerja yang diperoleh. Terutama untuk humas yang menjalankan program dalam kurun waktu satu tahun. Terdapat enam tujuan evaluasi dilakukan oleh humas yaitu, pertama mendapatkan kritik dan saran perihal strategi rencana program. Kedua, mendapatkan masukan mengenai pertimbangan mengambil keputusan. Ketiga, mendapatkan masukan program. Keempat, mendapatkan masukan mengenai tantangan yang terjadi dilapangan. Kelima, mendapat kritik dan saran. Keenam, mendapatkan rekomendasi dan pelaporan terhadap penyadang dana. Berdasarkan penjelasan tersebut pada tahap evaluasi, solusi untuk

Page 19: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

Reputation: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 3 (2020) 213-234 231

mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengadakan pengalaman mencoba kompor induksi dan mengedukasi mengenai kelebihan kompor induksi.

“Ya gampang sih, berdasarkan pengalaman misalnya orang sudah memiliki pengalaman waktu dia menggunakan itu berbeda dengan orang yang diceritain aja, jadi harus membawa apa namanya, karena Ibu-ibu itu ga bisa kalau ga dicobain dulu ya harus mencoba, merasakan, menggunakan itu lah yang bisa menghilangkan stigma itu dan dia harus dijelaskan perhitungan secara rinci kenapa ini begini, kenapa ini begitu kaya gitu harus dijelasin karena stigmanya mahal, peralatan untuk kompor induksi mahal nah itu cara paling ampuhnya adalah experience gitu sih”.

Mengacu pada informasi yang peneliti peroleh dari informan Eriga dapat diketahui bahwa cara yang dipilih untuk mengatasi tantangan dan hambatan yaitu pengalaman dengan menggunakan kompor induksi dapat mengubah pandangan publik.

“Ya kita tetep kalau dalam sosialisasi itu tidak istilahnya tidak menjelekan produk yang lain dalam artian kompor gas gitu, kita tetep menjual kelebihan dari kompor induksi ini seperti apa. Jadi kita juga dalam mensosialisasikan tidak mengarahkan untuk memakai merek ini merek ini, kita prodaknya saja kompor induksi, kelebihannya ini, manfaatnya ini, ya itu kita samapaikan ke publik, bahwa kelebihan ini, sudah saatnya nih publik bisa beralih dari kompor gas ke kompor induksi karena lebih aman kemudian lebih hemat dan itu tadi juga lebih ramah lingkungan ya kompor listrik itu”.

Mengacu pada informasi yang peneliti peroleh dari informan Agus dapat diketahui bahwa dalam penyampaian informasi kepada publik menjelaskan mengenai kelebihan serta manfaat dari kompor induksi dan tidak menjelekan kompor gas. Upaya mengatasi tantangan dan hambatan yang dilakukan humas yaitu dengan mengandalkan pengalaman mencoba menggunakan kompor induksi. Pengalaman mencoba kompor induksi dinilai efektif dalam proses sosialisasi, karena dengan pengalaman publik dapat menilai sendiri. Humas dalam sosialisasi menjelaskan informasi mengenai kelebihan dari pemakaian kompor induksi sehingga publik dapat beralih menggunakan kompor induksi. PENUTUP Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa fenomena lifestyle yang dilakukan publik dalam pemakaian listrik di wilayah Jawa Barat menunjukan terjadi peningkatan pertumbuhan pelanggan listrik di wilayah operasional Jawa Barat pada tahun 2014 sampai tahun 2020. Pada tahun 2014 terdapat 10.969.431 pelanggan listrik rumah tangga, sedangkan pada tahun 2019 terdapat 14.629.314 pelanggan listrik rumah tangga.

Page 20: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Nama penulis depan dan tengah inisial, nama belakang lengkap (Garamond 8 rata kiri)

232 Reputation: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 3 (2020) 213-234

Sosialisasi melalui pendekatan langsung yang dilakukan oleh humas dilaksanakan dengan edukasi kepada publik. Edukasi yang dilakukan berupa penjelasan mengenai kelebihan kompor induksi. Target utama dalam sosialisasi program Eco Lifestyle merupakan Ibu-ibu. Car free day, darmawanita, pertemuan ibu-ibu, arisan dan perumahan 3000 VA merupakan lokasi yang dirasa tepat oleh humas dalam menjalankan sosialisasi program Eco Lifestyle

Pemanfaatan media yang digunakan dalam pelaksanaan sosialisasi program Eco Lifestyle oleh humas yaitu menggunakan surat kabar, radio, dan media sosial. Surat kabar yang dimanfaatkan sebagai media sosialisasi program Eco Lifestyle yaitu Pikiran Rakyat, Tribun Jabar, Radar Bandung, Radar Cirebon, Radar Bogor, Karawang Bekasi Ekspres, Radar Karawang, Pasundan Ekspres, Radar Tasikmalaya, Radar Sukabumi, Radar Bekasi, Bandung Ekspres, Sumedang Ekspres, Cianjur Ekspres, Jabar Ekspres. Radio yang dimanfaatkan sebagai media sosialisasi program Eco Lifestyle yaitu radio PRFM dan radio mara untuk kota Bandung, untuk kota Tasikmalaya melalui radio martha, untuk kota Bogor radio kisi, untuk kota Sukabumi radio elmitha dan radio airlangga, untuk kota Bekasi radio dakta, untuk kota Cirebon radio sidangkasih, untuk kota Indramayu radio Cinde, untuk kota Purwakarta radio trend, untuk kota Cianjur radio Tjandra. Media sosial yang dimanfaatkan sebagai media sosialisasi program Eco Lifestyle yaitu Instagram @pln_jabar, Facebook @plndisjabar dan Twitter @infoplnjabar. Media sosial instagram unit UP3 turut membantu dalam pelaksanaan sosialisasi program, Eco Lifestyle. Terdapat 16 akun, yaitu @pln_sumedang_id, @plncirebon, @pln.cikarang, @plnindramayu_, @pln_majalengka, @plnpurwakarta, @plndepok, @pln_cimahi, @plnbekasi, @plnsukabumi, @plnbogor, @plncianjur, @pln_garut, @plnmajalaya, @pln.cikarang, dan @pln_gunungputri.

Evaluasi setelah pelaksanaan sosialisasi program Eco Lifestyle yang dilaksanakan oleh yaitu terjadi permintaan tambah daya. Pada bulan Agustus 2020 terdapat permintaan tambah daaya di wilayah Jawa Barat sebanyak 22.443 pelanggan. Meskipun demikian, masih terdapat publik memiliki pola berpikir yang menganggap tarif listrik mahal. Pola berpikir publik yang menganggap tarif listrik mahal merupakan hambatan dalam pelaksanaan sosialisasi program Eco Lifestyle. Upaya yang dilakukan humas untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah mengadakan pengalaman mencoba kompor induksi dan edukasi kepada publik.

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro. 2016. Handbook of Public Relations Pengantar Komprehensif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media

Page 21: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

Reputation: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 3 (2020) 213-234 233

Atmoko Dwi, Bambang. 2012. Instagram Handbook Tips Fotografi Ponsel. Jakarta: Media Kita Kryiantono, Rachmat. 2013. Manajemen Periklanan Teori dan Praktek.

Malang.UB Press Kurniasih. 2017. Cinta Lingkungan. Yogyakarta: Relasi Inti Media Kurniawati, Khaerani. 2018. Sosialisasi Kepribadian. Yogyakarta: Sentra

Edukasi Media Oktarina, Yetty dan Yudi Abdullah. 2017. Komunikasi dalam Perspektif

Teori dan Praktik. Sleman: Deepublish Ruslan, Rosady. 2017. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi

Konsepsi dan Komunikasi. Depok: Raja Grafindo Persada Setiadi, Elly M dan Usman Kolip. 2015. Pengantar Sosiologi Pemahaman

Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial Teori Aplikasi dan Pemecahannya. Jakarta: Kencana

Tamburaka, Apriadi. 2013. Agenda Setting Media Massa. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada

Page 22: Sosialisasi Pemanfaatan Listrik Melaui Program Eco Lifestyle

Nama penulis depan dan tengah inisial, nama belakang lengkap (Garamond 8 rata kiri)

234 Reputation: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 3 (2020) 213-234