Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

40
KISARAN, JUNI 2013

Transcript of Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

Page 1: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

KISARAN, JUNI 2013

Page 2: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

POKOK PEMBAHASAN PERPAJAKAN1. PPh Pasal 21/26 2. PPh Pasal 223. PPh Pasal 234. PPh Pasal 4 Ayat (2)5. PPN

2

Page 3: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

Pajak Penghasilan Pasal 21Dasar Hukum

UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana diubah terakhir dengan UU no. 36 Tahun 2008

PER DJP No. 15/PJ/2006 tentang petunjuk pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh pasal 21 dan Pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi

UU No. 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana diubah terakhir dengan UU No. 28 Tahun 2007

PMK No. 254/PMK.03/2008 tentang Penetapan Bagian Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan

PMK No. 250/PMK.03/2008 tentang Besarnya Biaya Jabatan atau Biaya Pensiun yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto Pegawai Tetap atau Pensiunan

3

Page 4: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

Objek Pemotongan PPh Pasal 211. Gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya yang bersifat tetap ( PNS dan anggota TNI/POLRI )2. Gaji kehormatan dan tunjangan-tunjangan lain yang terkait atau imbalan tetap sejenisnya yang diterima Pejabat Negara ( Bupati, Walikota, Anggota DPRD )3. Uang pensiun dan tunjangan-tunjangan lain yang sifatnya tetap yang dibebankan kepada APBD/APBN4. Honorarium, uang sidang, uang hadir, uang lembur, imbalan prestasi kerja, dan imbalan lain dengan nama apapun yang dibebankan kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah, kecuali

- PNS : golongan II.d ke bawah- Anggota TNI/POLRI : berpangkat Pembantu Letnan Satu ke bawah5. Penghasilan yang diterima Oleh Penerima Penghasilan selain Pejabat Negara

Pegawai Negeri Sipil, Anggota TNI/POLRI dan Para Pensiunan yang dibebankan Kepada Keuangan Negara/Daerah, antara lain berupa :

- Upah harian, upah mingguan, upah satuan, uang saku harian dan upah borongan.- Honorarium, uang saku, hadiah, penghargaan, komisi, bea siswa, serta pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan.

4

Catatan : Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama apapun yang diberikan oleh Pemerintah tidak dipotong PPh Pasal 21

Page 5: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

KEWAJIBAN BENDAHARAWAN PEMOTONG PPh PASAL 21/26

MENDAFTARKAN DIRI UNTUK MENDAPAT NPWP

MENGAMBIL SENDIRI FORMULIR YANG DIBERIKAN

MENGHITUNG, MEMOTONG, MENYETOR, DAN MELAPOR, PPh YANG TERUTANG SETIAP BULAN

MEMBERIKAN BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 21 TAHUNAN KEPADA PEJABAT NEGARA, PNS, ABRI DAN PENSIUNAN

MENGISI, MENANDATANGI DAN MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN PPh PASAL 21

Page 6: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

TATA CARA PENYETORAN PPh PASAL 21/26

DITANGGUNG PEMERINTAH

TIDAK DITANGGUNGPEMERINTAH

TIDAK ADA PENYETORANDENGAN SSP KE:BANK PERSEPSI, ATAU

KANTOR POS DAN GIRO

PALING LAMBAT TANGGAL 10 BULAN BERIKUTNYA

BILA HARI LIBUR, PENYETORAN PADA

HARI KERJA BERIKUTYA

Page 7: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

TATA CARA PELAPORANPPh PASAL 21/26

DITANGGUNG PEMERINTAH

TIDAK DITANGGUNGPEMERINTAH

DENGAN SPT MASA PPh PASAL 21 KE KPP/KAPENPA

MELAPORKAN PENGHITUNGAN PPh PASAL 21

DALAM DAFTAR GAJI

KPKNPALING LAMBAT TANGGAL

20 BULAN BERIKUTNYA

JIKA HARI LIBUR, PADA HARI KERJA SEBELUMNYA

Page 8: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

8

TARIF PASAL 17 UU Pajak Penghasilan

No. Lapisan Penghasilan Tarif

1. s.d. Rp 50.000.000,- 5%

2. di atas Rp 50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000,- 15%

3. di atas Rp 250.000.000,- s.d.Rp 500.000.000,- 25%

4. di atas Rp 500.000.000,- 30%

Page 9: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

9

• Biaya Jabatan 5% dari penghasilan bruto atau maksimal utk pegawai aktif Rp 6.000.000/th = (Rp 500.000/bln) sementara bagi pensiun Rp. 2.400.000/th = (Rp 200.000/bln)• Iuran yg terkait dgn gaji yg dibayar oleh pegawai, iuran THT/JHT kpd dana pensiun yang telah disahkan oleh Menkeu

• PTKPWajib Pajak = Rp. 24.300.000Kawin = Rp. 2.025.000Tanggungan = Rp. 2.025.000 (max.3 org)

TK/0 = Rp.24.300.000TK/1 = Rp.26.325.000TK/2 = Rp.28.350.000TK/3 = Rp.30.375.000

K/0 = Rp.26.325.000K/1 = Rp.28.325.000K/2 = Rp.30.400.000K/3 = Rp.32.400.000

Page 10: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

Upah/Uang Saku Harian, Mingguan, Satuan, Borongan

Dibayarkan Bulanan Atau Jumlah Upah Kumulatif satu bulan melebihi Rp 7.000.000

Upah/Uang Saku Harian

≤ 200.000 > 200.000

Tidak Dipotong Dikurangi 200.000

Dipotong 5%

Upah kumulatif > Rp2,025 jt s.d. Rp7 jt sebulan

Upah sehari dikurangi PTKP sehari

Tarif PPh 21 = 5%

Dikali 12

Dikurangi PTKP Setahun

Penghasilan Kena Pajak

Dikenakan Tarif Ps 17

PPh Ps 21 Setahun

Dibagi 12

PPh Pasal 21 Sebulan

PPh Pasal 21Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja

Lepas

Page 11: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

Pengurang PPh Pasal 21Pegawai Tidak Tetap

Contoh: Boy bekerja sebagai tukang kebun dengan upah Rp. 260.000,-/hari dan

bekerja selama 5 hari pada bulan Maret 2013. Berapa PPh Pasal 21 atas penghasilan Boy?

Jawaban :Penghitungan PPh Pasal 21 terutang :a. Upah sehari Rp. 260.000,-b. PTKP Harian Rp. 200.000,-c. Penghasilan Kena Pajak Sehari Rp. 60.000,- (jumlah dari a-b )d. PPh Pasal 21 yang harus dipotong / hari Rp. 3.000,- ( 5% x Rp.

60.000,- )e. PPh Pasal 21 terutang bulan Maret 2013 Rp. 15.000,- ( 5 x Rp.

3.000,- ) 11

PTKP Bulanan Rp.2.025.000, PTKP Harian Rp.200.000

Page 12: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

12

PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 BAGI PEJABAT NEGARA, PNS, ANGGOTA ABRI DAN PARA PENSIUN YG DIBEBANKAN PADA APBN/D

PENGHASILAN BRUTO

- GAJI KEHORMATAN- GAJI - TUNJANGAN YG TERKAIT

- HONORARIUM, UANG SIDANG, UANG HADIR, UANG LEMBUR, IMBALAN PRESTASI KERJA- IMBALAN LAIN DGN NAMA APAPUNDIKURANGI:

- Biaya jabatan, 5% daripenghasilan bruto maks. Rp 6.000.000,-/ thn atau Rp 500.000,-/bln

- Iuran yg terikat dgn penghasilan tetap

DIKURANGI:Biaya pensiun, 5% dari penghasilan bruto (uang pensiun) maks. Rp 2.400.000,-/thn atauRp 200.000,-/bln

PENGHASILAN NETO

PENGHASILAN KENA PAJAK

DIPOTONG PPh Ps. 21 15% x PENGH. BRUTO

(FINAL)

- UANG PENSIUN- TUNJANGAN YG

TERKAIT

PTKP

TARIF Ps.17 UU PPh

DIKURANGI

PAJAK TERUTANGDITANGGUNG OLEH PEMERINTAH

Page 13: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

Karyawan yang Tidak berhak mendapat biaya jabatan dan PTKPPasal 11 Kep-DJP No.545/PJ/2000 JO PER-15/PJ./2006Adalah karyawan yg tidak tetap yg terdiri dari:

Honorarium Pencermah Uang saku Komisi Hadiah/penghargaan dgn nama dan dlm bentuk

apapun Honor Artis

Atas jasa/kegiatan yang jumlahnya dihitung tidak atas dasar banyaknya hari yg diperlukan untuk menyelesaikan jasa/kegiatan yang diberikan.

Page 14: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

14

Honorarium;Uang Sidang;Uang Hadir;Uang Lembur;Imbalan Prestasi Kerja; & Imbalan lain dgn nama apapun

Honorarium;Uang Sidang;Uang Hadir;Uang Lembur;Imbalan Prestasi Kerja; & Imbalan lain dgn nama apapun

dibebankan kepada

Keuangan Negara/Daera

h

15% x Jmlh Bruto Bukan Pegawai Negeridan Pegawai Negeri

Gol. III (5%)Gol. IV(15%)Bersifat Final

Dinas PU mengadakan pelatihan tanggal 15 Jan 2009dan membayar honor kepada Jamal, S.H. (PNS Gol. IV)sebagai pengajar sebesar Rp 1.000.000,-Penghitungan PPh Psl 21 :

15 % X Rp 1.000.000,- = Rp 150.000,- (FINAL)

Contoh Penghitungan:

Dipotong Saat melakukan PembayaranKepada ybs diberi Bukti Potong (F.1.1.33.02)

Page 15: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

15

Penghasilan yg diterima/diperoleh

Orang Pribadi WP Luar

Negeri, sbg imbalan atas

pekerjaan, jasa dan kegiatan

Penghasilan yg diterima/diperoleh

Orang Pribadi WP Luar

Negeri, sbg imbalan atas

pekerjaan, jasa dan kegiatan

dibebankan kepada

Keuangan Negara/Daera

h

20% X Jmlh Bruto

FINAL

dipotongPPh Psl 26

Jika WP berubah status menjadi WP Dalam Negeri maka tidak

bersifat FINAL

Dinas PU membayar tenaga ahli dari Amerika sebesar US $ 1.000 (kurs Rp. 11.000/US $ 1)PPh psl 26 yg harus dipotong :(Rp. 11.000 X 1.000) X 20% = Rp. 2.200.000,-

Contoh Penghitungan :

dipotong saat melakukan pembayaran,kepada ybs diberi Bukti Potong (F.1.1.33.02)

Page 16: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

16

Bento (blm menikah) pd bulan Mei 2009 bekerja di Dinas P.U, menerima upah sebesar Rp. 260.000,-/hari. Penghitungan PPh psl 21 : Upah sehari Rp 260.000,- Upah sehari di atas Rp 200.000 =Rp 260.000 – Rp 200.000 Rp 60.000,- PPh psl 21 = 5% X Rp 60.000 Rp 3.000,-/hari

Hari ke-9 bulan ybs, Bento telah menerima penghasilan Rp. 1.440.000,- (Rp 260.000,- X 9 hari) sehingga telah melebihi Rp 2.340.000,-/bulan.Penghitungan PPh psl 21 sbb :

Upah 9 hari kerja Rp. 2.340.000,-PTKP = 9 X (23.400.000 : 360) Rp. 607.500,-Upah harian terutang pajak Rp. 1.732.500,-PPh psl 21 = 5% X Rp.1.732.500 Rp. 86.625,-PPh psl 21 yg telah dipotong Rp. 24.000,- (8 hari X Rp.3.000,-)

PPh psl 21 kurang dipotong Rp. 62.625,-

Kurang Bayar Rp 62.625,- dipotong dari upah hari ke-9, shg upah yg diterima = Rp 260.000 – Rp 62.625 = Rp 197.375,- Hari ke-10 dan seterusnya dlm bulan ybs PPh 21 per hari dihitung sbb :

Upah sehari Rp 260.000,-PTKP (Rp 24.300.000 : 360) Rp 67.500,-Upah harian terutang pajak Rp 192.500,-PPh psl 21 = 5% X Rp 192.500 Rp 9.625,-

Page 17: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

Contoh Penghitungan PPh Pasal 21

Budiyanta pada tahun 2013 bekerja di PT Aman Bahagia dengan gaji sebulan Rp 8.000.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp. 200.000,00. Budiyanta menikah tetapi belum mempunyai anak. Pada bulan Juli 2013 menerima kenaikan gaji, menjadi Rp 10.000.000,00 sebulan dan berlaku surut sejak 1 Januari 2013. Dengan adanya kenaikan gaji yang berlaku surut tersebut, Budiyanta menerima rapel sejumlah Rp 12.000.000,00 (kekurangan gaji untuk masa Januari s.d. Mei 2013). Pada bulan Oktober 2013 menerima bonus tahunan sebesar Rp 20.000.000,00.

Page 18: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

A. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Pegawai Tetap - Gaji BulananGaji sebulan Rp 8.000.000 Pengurangan :

Biaya Jabatan (5% xRp 8.000.000) Rp 400.000 Iuran Pensiun Rp 200.000 Rp 600.000

Penghasilan Neto sebulan Rp 7.400.000 Penghasilan Neto setahun (12 x Rp 7.400.000,00 ) Rp 88.800.000 PTKP setahun :

- untuk diri sendiri Rp 24.300.000 - tambahan WP kawin Rp 2.025.000 Rp 26.325.000

Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 62.475.000 PPh Pasal 21 terutang :

5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000 15% x Rp 12.475.000,00 = Rp 1.871.000

Rp 4.371.000 PPh Pasal 21 sebulan

Rp 4.371.000,00 : 12 = Rp 364.250

Page 19: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

19

Contoh : PPh 21 Bagi Pegawai yang Baru Bekerja Pertengahan Tahun Budi, S.E. (K/0) mulai bekerja sebagai pegawai tetap sejak 1 Sept. 2013,

menerima gaji Rp 8jt/bln, dan iuran pensiun Rp 250 rb/blnPenghitungan sbb :Gaji sebulan Rp. 8.000.000Pengurangan- Biaya Jabatan 5%X 6jt = 400.000 Rp. 400.000- Iuran Pensiun Rp. 250.000Penghasilan Neto sebulan Rp. 7.750.000 Penghasilan Neto setahun = 4 x 7.750.000 Rp. 30.000.000PTKP (K/0) Rp. 26.325.000Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun Rp. 3.675.000PPh 21 Terutang setahun = 5% X 3.675.000 Rp. 183.750PPh 21 Terutang sebulan = Rp 183.750: 4 Rp. 45.937,5

PPh terutang pada akhir tahun pajak 2013Gaji selama 4 bulan Rp. 32.000.000Pengurangan : biaya jabatan Rp. 1.600.000

iuran pensiun Rp. 250.000 + Rp. 1.850.000 –Penghasilan Netto Setahun Rp. 30.150.000PTKP Rp. 26.325.000PKP Rp 3.675.000PPh Pasal 21 terutang = 5 % x Rp. 3.675.000 Rp. 183.750PPh Pasal 21 yang telah dipotong Sept – Des 2013 = 4 x Rp. 45.937,5 Rp. 183.750PPh yang masih harus dibayar akhir tahun 2013 Rp. 0

Page 20: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

20

Contoh : Kewajiban PPh 21 Berakhir pada Pertengahan Tahun

Drs. Jenius,S.E. (K/3) pada bulan Agustus 2013 meninggal dunia, bulan2 sebelumnya menerima gaji Rp 8 jt/bln dan iuran pensiun Rp 60 rb/bln.Penghitungannya sbb:Gaji sebulan Rp. 8.000.000Pengurangan

- Biaya Jabatan 5%X 8jt =400.000 Rp. 400.000- Iuran Pensiun Rp. 60.000 + Rp. 460.000 -

Penghasilan Neto sebulan Rp. 7.540.000 Penghasilan Neto setahun = 12 x 7.540.000 Rp. 90.480.000PTKP (K/3) Rp. 32.400.000Penghasilan Kena Pajak (PKP) Setahun Rp.58.080.000PPh 21 Terutang = 5% X 50.000.000 = 2.500.000

= 15% X 8.080.000 = 1.212.000+ Rp. 3.712.000PPh Pasal 21 Dipotong Sebulan = Rp. 3.712.000/12 Rp. 309.333,33

PPh Pasal 21 terutang akhir tahun pajak 2013Gaji setahun = Rp. 8.000.000 x 8 bulan Rp. 64.000.000Pengurang : Biaya Jabatan = Rp. 400.000 x 8 =Rp. 3.200.000

Iuran Pensiun = Rp. 60.000 x 8 =Rp. 480.000 + Rp 3.680.000–Penghasilan Netto Rp. 60.320.000PTKP ( K/3 ) Rp. 32.400.000 –PKP Rp. 27.920.000PPh 21 Terutang tahun 2013 = 5% x Rp. 27.920.000 Rp. 1.396.000PPh Pasal 21 yang telah dipotong = 8 x Rp. 309.333,33 Rp. 2.474.666,64PPh Pasal 21 yang Lebih Bayar dan dikembalikan ke karyawan Rp.

1.592.002,64

Page 21: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

21

TARIF TUNGGAL = 1,5% dari Harga Bruto Memungut Pajak berkenaan dengan pembayaran atas

penyerahan barang PENGECUALIAN :1. Pembelian barang/jasa yang nilainya paling banyak

Rp 2.000.000,00 (tidak terpecah-pecah), artinya sampai dengan jumlah pembelian Rp. 2.000.000,- tidak dikenakan pajak penghasilan pasal ini.

2. Pembayaran atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan utk keperluan pembangunan kepada Orang Pribadi

3. Pembayaran barang sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan proyek Pemerintah yang dibiayai dengan hibah Luar Negeri

4. Pembelian bahan bakar minyak, listrik, telepon, gas, air PAM, benda-benda pos

5. Pembayaran/pencairan dana Jaring Pengaman Sosial (JPS) oleh KPPN

Page 22: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

22

Tanggal 14 Pebruari 2009 Bendaharawan Dinas PU membayar atas pembelian sebuah mobil seharga Rp 110.000.000,- termasuk PPN kepada

PT. Bintang Semenjana NPWP 02.178.333.4-114.000

Maka Penghitungan PPh Pasal 22 sbb :

1,5% X Rp 100.000.000,- = Rp 1.500.000,-

Dibayar ke Bank Persepsi/Kantor Pos pada hari yang sama menggunakan SSP

Dilaporkan ke KPP/KP2KP setempat tanggal 14 Maret 2009,

karena hari libur paling lambat hari kerja sebelumnya

Identitas diisi identitas Rekanan, Penyetor diisi identitas

Bendaharawan

Karena dalam nilai kontrak termasuk PPN sebesar 10 % maka harus dikeluarkan dahulu PPN-nya dengan rumus : 10/110 X Rp

110.000.000,- = Rp 10.000.000,-Jadi harga mobil setelah dikurangi PPN : Rp 100.000.000,-

Contoh Penghitungan

Page 23: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

Contoh Perhitungan atas Belanja Barang

PT. Asyik berkedudukan di Kisaran, NPWP : 01.581.241.2-114.000 menjadi pemasok alat tulis Dinas Pendidikan Kab. Asahan dengan nilai kontrak sebesar Rp 11.000.000,00 ( nilai kontrak termasuk PPN ). Pada tanggal 1 April 2013 menagih dan baru dibayar Dinas Pendidikan tanggal 14 April 2013.

23

Dasar Pengenaan Pajak = 100/110 X Rp. 11.000.000,00 = Rp. 10.000.000,00PPN yang dipungut = 10 % X Rp 10.000.00,00 = Rp 1.000.000,00PPh Ps 22 yang dipungut = 1,5 % X Rp 10.000.000,00 = Rp 150.000,00

PPh Ps 22 paling lambat disetor tgl 14 April 2013 dan dilaporkan paling lambat tgl 14 Mei 2013

PPN paling lambat disetor tgl 7 Mei 2013 dan dilaporkan paling lambat tgl 14 Mei 2013

Uang yang diterima PT. Asyik Rp 9.850.000,00

PT. Asyik menerima SSP PPh Ps 22 dan SSP PPNFaktur Pajak yang telah dicap pada tgl disetor dan ditandatangani oleh bendaharawan

Page 24: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

Contoh Perhitungan atas Belanja Barang 2 PT. Asoiy Geboy berkedudukan di Kisaran, tidak mempunyai NPWP

menjadi pemasok alat tulis Dinas Pendidikan Kab. Asahan dengan nilai kontrak sebesar Rp 11.000.000,00 ( nilai kontrak termasuk PPN ). Pada tanggal 1 April 2013 menagih dan baru dibayar Dinas Pendidikan tanggal 14 April 2013.

24

Dasar Pengenaan Pajak = 100/110 X Rp. 11.000.000,00 = Rp. 10.000.000,00PPN yang dipungut = 10 % X Rp 10.000.00,00 = Rp 1.000.000,00PPh Ps 22 yang dipungut = 1,5 % X 200% X Rp 10.000.000,00 = Rp 300.000,00

PPh Ps 22 paling lambat disetor tgl 14 April 2013 dan dilaporkan paling lambat tgl 14 Mei 2013

PPN paling lambat disetor tgl 7 Mei 2013 dan dilaporkan paling lambat tgl 14 Mei 2013

Uang yang diterima PT. Asyik Rp 9.700.000,00

PT. Asyik menerima SSP PPh Ps 22 dan SSP PPNFaktur Pajak yang telah dicap pada tgl disetor dan ditandatangani oleh bendaharawan.

Page 25: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

25

PENGHASILAN BRUTO

TARIF

PPh PASAL 23

dividen, bunga termasuk premium, diskonto, imbalan sehubungandengan jaminan pengembalian utang,royalti.

hadiah dan penghargaan sehubungan dgn kegiatan selain yg telah dipotong PPh Pasal 21

sewa dan penghasilan lainsehubungan dgn penggunaan harta

Imbalan Jasa :jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultan, jasa konstruksi

jasa lain yg ditetapkan Dirjen pajak selain jasa yg telah dipotong

PPh Pasal 21

15% 2%

PENGHASILAN BRUTO

Page 26: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

26

Penghasilan yang dibayar/ terutang kepada bank

Sewa yang dibayarkan/ terutang sehubungan dengan SGU dengan hak opsi

Dividen/bag. laba yg diterima/diperoleh PT sbg WP dalam negeri, koperasi, BUMNdari penyertaan modal pada badan usaha yg didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat : dividen berasal dari cadangan laba di tahan; dan bagi PT, BUMN, BUMD saham yang dimiliki min. 25% dan mempy. usaha aktif di luar kepemilikan saham tsb.dan yang dibagikan kpd Wajib Pajak orang pribadi dlm negeri paling tinggi 10%

Bagian laba yg diterima/diperoleh angt dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi

SHU koperasi yg dibayarkan kepada anggotanya

Penghasilan yg dibayar atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yg berfungsi sbg penyalur pinjaman dan/atau pembiayaan yg diatur dgnPeraturan Menteri Keuangan

PENGHASILAN YANG DIKECUALIKAN

DIKECUALIKAN DARI PEMOTONGAN PPh PASAL 23Pasal 23 ayat (4)

Page 27: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

TARIF PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN

27

Jenis Pot/Put Tarif Non-NPWPdibandingkanTarif NPWP

Pasal 21 20% lebih tinggi

Pasal 22 100% lebih tinggi

Pasal 23 100% lebih tinggi

Page 28: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

28

CONTOH PENGHITUNGAN

Dinas PU melakukan resetting ruangan Kepala Kantor, dalam pelaksanaannya bekerja sama dengan CV. Adidaya NPWP 02.178.222.3-114.000 sebagai perencana & pengawas, dgn nilai proyek sebesar Rp 50.000.000,- dibayar 10 Januari 2013.PPh 23 terhutang : 2% X Rp 50 jt = Rp 1.000.000,-

Dinas PU mengadakan sosialisasi dengan memakai jasa katering Sono Kembang, dengan nilai transaksi sebesar Rp 25.000.000,- dibayar 10 Januari 2013. Tidak memiliki NPWP.PPh 23 terhutang :4% x Rp 25.000.000,- = Rp 1.000.000,-

Page 29: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

29

PPh Final (PPh Pasal 4 ayat (2))

JENIS TARIF Hadiah Undian 25% Persewaan Tanah dan atau Bangunan 10% Usaha Jasa Konstruksi

- Jasa Pelaksanaan Konstruksi- kualifikasi kecil 2%- tdk memiliki kualifikasi 4%- selain kualifikasi kecil dan tidak memiliki kualifikasi 3%

- Jasa Perencanaan/ Pengawasan- memiliki kualifikasi 4%- tidak memiliki kualifikasi 6%

Pengalihan Hak Atas Tanah &/Bangunan 5%

Page 30: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

Contoh Perhitungan

Dinas PU Kab Asahan mempunyai 3 proyek pembangunan bendungan (pelaksanaan konstruksi) dengan nilai kontrak masing-masing Rp. 200.000.000,- dimenangkan pengusaha kecil (kategori C), Rp. 400.000.000,- dimenangkan pengusaha besar (kategori A), dan 1.900.000.000,- dimenangkan pengusaha besar (kategori A).

1. Proyek bendungan I : Rp. 200.000.000 x 2% = Rp. 4.000.000,- ( dipotong PPh Final karena memenuhi syarat pengusaha kecil ).

2. Proyek bendungan II : Rp. 400.000.000 x 3% = Rp. 12.000.000,- (dipotong PPh Final ).

3. Proyek bendungan III : Rp. 1.900.000.000 x 3% = Rp. 57.000.000,- ( dipotong PPh Final ).

Departemen Keuangan menyelenggarakan hadiah undian untuk karyawan sebesar Rp. 30.000.000,-.

- PPh Final yang terutang = Rp. 30.000.000 x 25% = Rp. 7.500.000,-

30

Page 31: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

31

DI DALAM

PENGERTIAN

Pajak PertambahanNilai (PPN)

Pajak Yg Dikenakan Atas Konsumsi

Barang Dan Jasa

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPn BM)

Pajak Yg Dikenakan Atas Konsumsi Barang Yang Berdasarkan KMK

Tergolong Barang Mewah

DAERAH PABEAN

Wilayah RI yg meliputi wilayah darat, perairan dan ruangan di atasnya serta tempat-tempat tertentu di ZEE dan landas kontinen yg di dalamnya berlaku

UU No.10 Tahun 1995 ttg Kepabeanan

Pajak Pertambahan Nilai

Page 32: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

32

PRINSIP PENGENAAN PPN

TARIP PPN 10%SEPANJANG TIDAK DIKECUALIKAN,

DIKENAKAN PPNYANG DIKECUALIKAN :PPN TIDAK DIPUNGUTPPN YANG DIBEBASKANPPN TIDAK DIKENAKAN (adanya negative

list atas BKP dan JKP yang tidak dikenakan PPN)

Page 33: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

33

Pembayaran paling banyak Rp 1.000.000,- yang tidak terpecah-pecah

Pembayaran Pembebasan Tanah kecuali oleh Real/Industrial Estat

Pembayaran BKP/JKP mendapat Fasilitas PPN Tidak Dipungut dan/ atau Dibebaskan dari Pengenaan PPN (detail slide selanjutnya)Pembayaran atas penyerahan BBM dan Bukan BBM oleh PT (Persero) Pertamina

Pembayaran atas Rekening Telepon

Pembayaran Jasa Angkutan Udara oleh Perusahaan PenerbanganPembayaran lainnya menurut UU tidak dikenakan PPN (UU NO. 42 tahun 2009)

PPN, PPn BM TIDAK DIPUNGUT BENDAHARAWAN KMK 563/KMK.03/2003

PPN, PPn BM TIDAK DIPUNGUT BENDAHARAWAN KMK 563/KMK.03/2003

Page 34: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

34

HARGA JUAL Rp 950.000,00PPN = 10 % X Rp 950.000 Rp 95.000,00HARGA JUAL TERMSK PPN Rp 1.045.000,00

HARGA JUAL Rp 900.000,00PPN = 10 % X Rp 900.000 Rp 90.000,00HARGA JUAL TERMSK PPN Rp 990.000,00

CONTOH

Rp 1.045.000,- > Rp 1.000.000,- DIPUNGUT PPN

Rp 990.000,- Rp 1.000.000,- TIDAK DIPUNGUT PPN

PPN TERUTANGDISETOR SENDIRI

OLEH PKP

B

A

Page 35: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

35

0 0 0 . 0 0 0 – 0 0 . 0 0 0 0 0 0 0 0

KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK STANDAR

Kode Transaksi

Kode Status

Tahun PenerbitanNomor Urut

Nomor Seri FP StandarKode FP Standar

Kode Cabang

Page 36: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

36

01-kpd Selain Pemungut PPN02-kpd Pemungut Bendaharawan03-kpd Pemungut PPN lainnya04-yg menggunakan DPP Nilai Lain kpd selain Pemungut PPN05-yg Pajak Masukannya di Deemed kpd selain Pemungut PPN06-pnyrhn Lainnya kpd selain Pemungut PPN07-yg PPN-nya Tidak Dipungut kpd selain Pemungut PPN08-yg dibebaskan dr pengenaan PPN kpd selain Pemungut PPN09-pnyrhn Aktiva Psl 16 D kpd selain Pemungut PPN

Kode Transaksi :

Kode Faktur Pajak

Kode Status :

0-Normal1-Penggantian

Page 37: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

Contoh Perhitungan atas Belanja Barang PT. Jacko berkedudukan di Kisaran, NPWP : 01.581.241.2-114.000

menjadi pemasok alat tulis Dinas Pendidikan Kab. Asahan NPWP : 00.068.321.4-114.000 dengan nilai kontrak sebesar Rp 11.000.000,00 ( nilai kontrak termasuk PPN ). Pada tanggal 1 April 2013 barang diserahkan sekaligus menagih pembayaran dan baru dibayar Dinas Pendidikan tanggal 14 April 2013.

37

Dasar Pengenaan Pajak = 100/110 X Rp. 11.000.000,00 = Rp. 10.000.000,00PPN yang dipungut = 10 % X Rp 10.000.00,00 = Rp 1.000.000,00PPh Ps 22 yang dipungut = 1,5 % X Rp 10.000.000,00 = Rp 150.000,00

PPh Ps 22 paling lambat disetor tgl 14 April 2013 dan dilaporkan paling lambat tgl 14 Mei 2013

PPN paling lambat disetor tgl 7 Mei 2013 dan dilaporkan paling lambat tgl 14 Mei 2013

Uang yang diterima PT. Asyik Rp 9.850.000,00

PT. Asyik menerima SSP PPh Ps 22 dan SSP PPNFaktur Pajak yang telah dicap pada tgl disetor dan ditandatangani oleh bendaharawan.

Page 38: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

38

CONTOH PENGHITUNGAN

Dinas PU membeli makanan dari Toko Ani yang menyediakan jasa catering dgn nilai sebesar Rp 5.000.000,- dibayar 10 Januari 2013.PPh 23 terhutang : 2% X Rp 5 jt = Rp 100.000,-

Dinas PU mengadakan sosialisasi dengan memakai jasa katering Sono Kembang, dengan nilai transaksi sebesar Rp 25.000.000,- dibayar 10 Februari 2013. Tidak memiliki NPWP.PPh 23 terhutang :4% x Rp 25.000.000,- = Rp 1.000.000,-

Page 39: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

MEKANISME PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAKOLEH BENDAHARAWAN

PPh Pasal 21Disetor paling lambat tgl 10 bulan berikut dan dilaporkan paling lambat tgl 20 bulan berikut.

PPh Pasal 22Disetor pada hari yang sama saat pembayaran dan dilaporkan paling lambat 14 hari setelah masa pajak berakhir

PPh Pasal 23Disetor paling lambat tgl 10 bulan berikut dan dilaporkan paling lambat tgl 20 bulan berikut.

PPNDisetor paling lambat tgl 7 bulan berikut dan dilaporkan paling lambat tgl 14 bulan berikut.

39

Page 40: Sosialisasi Pajak Pusat Kisaran

BEKERJA DARI HATI UNTUK

PEMKAB ASAHAN

TERCINTA

40