SOP2

download SOP2

If you can't read please download the document

description

SOPSPO

Transcript of SOP2

STANDAR PEMELIHARAAN PREFENTIF ULTRASONOGRAFI

STANDAR PEMELIHARAAN PREFENTIF ULTRASONOGRAFI(USG)

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALTanggal TerbitDitetapkan DirekturRSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

Pengertian

USG (Ultrasonograph) adalah alat yang berfungsi untuk mendeteksi janin dalam kandungan. Periksa ginjal, jantung, dan organ-organ tubuh bagian dalamTujuanPritap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan USG (Ultrasonograph) agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.KebijakanPersyaratan SMM ISO 9001 : 2000Buku pengoperasian alat kesehatan pemerintah propinsi Jawa Timur (Dinkes)

ProsedurPersyaratansatu orang teknisi elektromedikperalatan kerja tersediaDokumen teknis tersediaBahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantu tersediaMekanisme kerja tersedia dan jelas

PersiapanSiapkan perintah kerjaSiapkan formolir laporan kerjaSiapkan dokumen teknis penyerta :Protap pemeliharaanOperating MANUALServise manualSiapkan peralatan kerjaTool setMulti testerPengukuran arys bocorSiapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantuContact cleanerKain lap halus dan kapasPasta/jellyFilm polaroid/kertas printerAlkoholAmplasLamu indikatorPemberitahuan kepada user

PelaksanaanCek dan bersihkan bagian-bagian alat, meliputi :

Periode 3 bulanan- Meja kontrol (tombol-tombol, joy stick/track ball).Periksa unjuk kerja alat dengan menggunakan probe dan perhatikan gambar tampilan (sensitivitas, brightness, tampilan dan lain-lain) lakukan penyetelan bila perlu

periode 3 bulananPeriksa camera dan cek shuter camera polaroid

Periode 1 TahunanPeriksa semua sistem/bagian-bagian yang diijinkan oleh pabrik

Periode 1 TahunanPeriksa kebocoran arus listrik

Periode 1 Tahunan Periksa hubungan pembumian

Periode 1 TahunanPencatatanIsi kartu pemeliharaan alatIsi formolir laporan kerjaUser menandatangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada userPengemasan Alat Kerja dan Dokumen Teknis PenyertaCek alat kerja dan sesuaikan dengan catatanCek dan rapikan dokumen teknis penyertaKembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula

Pelaporan- laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugasUnit TerkaitUnit Rawat Jalan

HUBUNGAN KERJASAMA UNIT RAWAT INAP DENGAN UNIT KASIR/T.U.K

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALTanggal TerbitDitetapkan DirekturRSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

Pengertian Prosedur pasien pulang merupakan suatu jaringan prosedur yang dilakukan sehubungan dengan kepulangan Pasien Rawat InapTujuanMempercepat proses kepulangan pasien Rawat InapKebijakanMempercepat administrasi kepulangan pasien Rawat InapProsedurMenerima data pasien dari perawatanmenghubungi Unit-Unit terkait dengan data pasien Rawat Inapmemasukkan obat-obatan, resep, laborat, rontgen, honor doketer, dan lain-lain.mencetak nota/rekening pasien Rawat Inapkeluarga pasien Rawat Inap melakuakn pembayaran di kasir kemudian keluarga pasien menerima bukti pembayaran berupa nota/rekening Rawat Inapkeluarga pasien kembali ke ruangan (Perawatan) dengan menunjukkan nota/rekening Rawat Inap pada Suster ruanganpasien Rawat Inap diperkenankan pulang setelah semua administrasi di selesaikanpasien Rawat Inap diperbolehkan pulang pada jam kerja

Unit Terkait

Unit Rawat InapSub Unit Kasir

HUBUNGAN KERJASAMA ANTARA UNIT RAWAT INAP SUB UNIT TRANSPORTASI (AMBULANCE)

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALTanggal TerbitDitetapkan DirekturRSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

PengertianHubungan kerjasama Unit Rawat Inap dengan kendaraan ambulance adalah suatu rangkaian kerjasama antara Unit Rawat Inap dengan unit kendaraan ambulance sebagai sarana transportasi baik untuk pengiriman pasien ke Rumah Sakit lain ataupun untuk mengantar penderita yang memelurkan pemerikasaan keluar Rumah Sakit

TujuanAgar pelayanan terhadap pasien berjalan lancarKebijakanTarif sesuai dengan yang telah ditentukan kepala Rumah SakitPetugas Sopir AmbulancePerawat Unit Rawat InapSDMSatpam

ProsedurBila ada penderita memerlukan kendaraan ambulance untuk pengiriman pasien ke RS lain atau pemeriksaan ke luar Rumah Sakit Umum Kaliwates

Misal : Periksa Lab, Foto Bor dllRujuk, pulangPetugas Sub Unit Rawat InapMenghubungi SDM atau satpam

Perawat Unit Rawat Inap memberi penjelasan sesuai dengan keperluan penderitaAmbulance siap di UGDpetugas Unit Rawat Inap mendampingi penderita yang akan dikirim/dirujuk

Unit TerkaitSDMUnit Rawat Inap

STANDAR PEMELIHARAAN PREVENTIF VACUM EXTRACTOR

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALTanggal TerbitDitetapkan DirekturRSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

PengertianPemeliharaan Preventif Vacum extractor adalah upaya-upaya yang dilakukan petugas untuk melakukan pemeriksaan kondisi Vacum Extractor secara teratur

TujuanProtap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan Vacum Extractor agar dapat digunakan sebagaimana mestinya

KebijakanPersyaratan SMM ISO 9001 : 2000Manual Book, Operational Book us alkes Pemprov Jatim (Depkes)

ProsedurPersyaratanSatu orang teknisi elektromedik atau tekhnis terlatihPeralatan kerja tersediaDokumen teknis tersediaBahan pemeliharaan dan material bantu tersediamekanisme kerja tersedia dan jelas

PersiapanSiapkan perintah kerjaSiapkan formulir laporan kerjaSiapkan dokumen teknis penyertaProtap pemeliharaanOperating ManualService manualSiapkan peralatan kerjaTool setMulti testerPengukuran arus bocorSiapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bantuKain lap halus/kain kasaVaselinAmplasfilter

Pemberitahuan kepada user

STANDAR PEMELIHARAAN PREVENTIF VACUM EXTRACTOR

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALTanggal TerbitDitetapkan DirekturRSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

PelaksanaanCek dan bersihkan bagian-bagian pompa penghisap

3 BulananCek dan berikan pelumasan pada lager

3 BulananCek filter, bersihkan dan ganti bila perlu

3 BulananCek katup inlet dan outlet, ganti bila perlu

3 BulananCek daya hisap, lakukan penyetelan bila perlu

3 Bulanan Cek kebocoran arus listrik

1 TahunanCek hubungan pembumian

1 Tahunan

PencatatanIsi kartu pemeliharaan alatIsi formulir laporan kerjaUser menandatangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user

Pengemasan Alat Kerja dan Dokumen Teknis PenyertaCek alat kerja dan sesuaikan dengan catatanCek dan rapikan dokumen teknis penyertaKembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula

PelaporanLaporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas

Unit TerkaitRuangan VK BersalinIPS-RS

STANDAR PENGOPERASIAN STERILISATOR

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALTanggal TerbitDitetapkan DirekturRSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

PengertianSterilisator adalah alat mensterilkan alat kesehatan seperti gunting, pinset, mangkok steril dan alat-alat lain agar terhindar dari bakteri, sehingga aman dalam melakukan tindakan pemakaian alat-alat kesehatan tersebut

TujuanProtap ini disusun sebagai acuan dalam pengoperasian Sterilisator untuk mensterilkan alat-alat kesehatan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan

KebijakanPersyaratan SMM ISO 9001 : 2000Buku pengoperasian alat kesehatan pemerintah propinsi Jawa Timur (Dinkes).

ProsedurPERSIAPANAlat : bisa dioperasikan

PelaksanaanAir sampai batas level maxSiapkan alat-alat yang disterilkanMasukkan alat-alat kke dalam sterilisatorOn kan pesawatPilih temperaturePerhatikan termometerAtur waktu yang dibutuhkanSetelai selesai off kan pesawat

Unit TerkaitRuangan kamar bersalinRuangan OK

STANDAR PENGOPERASIAN TELEPON

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALTanggal TerbitDitetapkan DirekturRSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

PengertianTelepon adalah alat komonikasi dengan menggunakan suara. Termasuk dalam pengertian telepon adalah aiphone, dan bentuk-bentuk sejenis lainnya baik yang berfungsi di lingkup internal maupun sampai ke luar rumah sakit

TujuanProtap ini disusun sebagai acuan dalam pemakaian telepon dengan baik dan benar.

KebijakanPersyaratan SMM ISO 9001 : 2000

ProsedurPenerimaan telepon

Bel telepon berbunyiTunggu bunyi bel telepon hingga 3 kaliAngkat gagang telepon dan katakan : Assalamualaikum, Rumah Sakit Bersalin Esto Ebhu Sumenep, ada yang bisa kami bantu.Tanyakan dan catat nama dan alamat penelponAkhiri hubungan telepon dengan ucapan Terima kasih, AssalamualaikumLetakkan gagang telepon dengan baik dan benar

Pemakaian telepon :

Angakat gagang telepon hingga terdengar nada telepon. Tekan nomor telepon yang ditujuTunggu hingga telepon yang dituju diangkat (ditandai nada telepon hilang)Lakukan pengecekan nomor telepon yang dituju, serta nama dan alamat tujuan dengan mengatakan Assalamualaikum apaila betul disini nomor telepon .. (nomor telepon tujuan), rumah . (tujuan) (alamat tujuan)Sebutkan nama dan tujuan teleponSampaikan pesan informasiAkhiri hubungan telepon dengan mengucapkan : Terima kasih, WassalamualaikumLetakkan gagang telepon dengan baik dan benar

Unit Terkait- Semua ruangan penerima telepon

STANDAR PENGOPERASIAN AUTO CLAVE

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALTanggal TerbitDitetapkan DirekturRSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

PengertianUV Lamp adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan ruangan, agar selalu terhindar dari bakteri

TujuanProtap ini disusun sebagai acuan dalam pengoperasian UV Lamp untuk mensterilkan ruangan agar tidak terjangkau oleh bakteri.

KebijakanPersyaratan SMM ISO 9001 : 2000Manual Bock, Operational Book Alkes Pemprof Jatim (Depkes)

ProsedurPersiapan : 1.Hubungkan alat dengan catu daya2.Hidupkan alat dengan menekan tombol on / off3.Ke posisi on sampai indikator menyala

Pelaksanaan1.Atur timer berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyeterilkan ruangan2.Tinggalkan ruangan yang kita steril, maka lampu akan menyala sendiri dan akan menyala sendiri dan akan mati sendiri secara otomatis sesuai dengan yang kita inginkan. 3.Setelah selesai rapikan kembali keadaan lampu.

Unit TerkaitRuangan OKRuangan Bayi

STANDAR PENGOPERASIAN VACUM EXTRACTOR

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALTanggal TerbitDitetapkan DirekturRSB Esto Ebhu

dr. Moh.Ibnu Hajar, SpOG.

PengertianVacum Extractor adalah alat yang digunakan untuk membantu pada saat proses kelahiran bayi

TujuanProtap ini disusun sebagai acuan dalam pengoperasian Vacum Extraktor secara baik dan benar.

KebijakanPersyaratan SMM ISO 9001 : 2000Manual Book, Operational Book us alkes Pemprov Jatim (Depkes)

ProsedurAlat: dalam kondisi baikPasien: PelaksanaanHubungkan alat dengan satu dayaTekan tombol on/off pada posisi onCek dya hisap dengan menmpel ibu jari pada ujung selang, kemudian regulator diatur dari minimum ke max.Pasang selang dan lap penghisap sesuai keperluanLakukan tindakanJika selesai off-kan pesawat

Unit TerkaitUnit Kamar Bersalin

STANDAR PENGOPERASIAN VENTILATORPengertianVentilator adalah alat yang berfungsi sebagai alat bantu pernafasan yang diberikan pada pasien sesuai dosis yang dibutuhkanTujuanProtap ini disusun sebagai acuan dalam pengoperasian Ventilator untuk memberikan bantuan pernafasan bagi pasienKebijakanPersyaratan SMM ISO 9001 : 2000Manual BOOK, Operational Book us alkes Pemprov Jatim (Depkes)

ProsedurPersiapan :Pasang humidity unitPasang supplay oksigen dengan alatHubungkan alat dengan menekan on/off ke on sampai indikator menyalaAtur regulator oksigenBuka regilator oksigenCek sistem alarm O2 untuk mengetahui kurang / lebih

PelaksanaanAtur ventiiation mode sesuai dengan kebutuhanAtur O2 concentrationPasang fase mask pada pasienLakukan tindakan Kembalikan alat pada tempatnya

Unit Terkait- Ruangan Ok

TATA CARA PEMULANGAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAPPengertianTata Cara Pemulangan Pasien adalah tata cara pemulangan pasien yang telah dinyatakan sembuh ataupun atas permintaan pasien sendiri dan/keluarganyaTujuanMempermudah proses pemulangan pasienKebijakanProsedur pemulangan pasien sesuai dengan ketentuan yang berlaku selama jam kerjaPetugasPerawat di Ruang Rawat InapBagian Administrasi dan Keuangan

ProsedurPasien mendapat ijin pulang dari dokter yang merawat

Bila pasien dan / keluarga menginginkan pulang sebelum diijinkan oleh doketr yang merawat, harus menandatangani surat penolakan untuk dilanjutkan perawatan di Ruang Rawat InapPerawat menyiapkan check list penderita kemudian dibawa ke bagian TUKKeluarga pasien menyelesaikan administrasi biaya perawatan di kasir

Bagi pasien relasi harus sudah melengkapi Surat Pengantar Tanggungan dari instansinyaPerawat mengecek ulang nota pembayaran pasien, bila terdapat kesalahan dikofirmasikan kembali ke Bagian AdministrasiPeawat membrikan sisa obat-obat untuk dilanjutkan di rumah dan hasil pemeriksaan penunjangPasien diantar oleh parawat sampai pintu keluar Rumah Sakit Bersalin Esto Ebhu Sumenep

Unit TerkaitUnit A.K.UUnit Pelayanan Medik

STANDAR PERAWAT JAGA SIFT PAGIPengertianProsedur atau langkah-langkah yang dilakukan oleh petugas jaga pagiTujuanMemberikan acuan bagi pelaksanaan askep pada shift jaga pagiWaktuJam 07.00 14.00ProsedurPerawat dan pembantu rawat datang 15 menit sebelum dilakukan serah terimaMembaca buku keterangan / laporan yang dibuat shift dinas malamMelakukan serah terima pasien dengan cara keliling ke ruang-ruang pasienMelakukan serah terima alat-alat kesehatan / tenun / RTKepala ruang mengatur pembagian tugas masing-masing perawat (Job perawat)Kepala ruang / Kepala jaga menyiapkan administrasi Px pulang, menlakukan koordinasi denga unit lainBersama-sama dengan perawat pelaksana membuat rencana tindakan keperawatan sesuai dengan keadaan pasien serta tingkat perkembangannyaMelaksanakan Pendokumentasian asuhan keperawatanMelakukan tumbang terima dengan petugas jaga shift selanjutnya

Unit TerkaitUnit Keperawatan

STANDAR PERAWAT JAGA SHIFT SOREPengertianProsedur atau langkah-langkah yang harus dilakukan oleh petugas jaga soreTujuanMemberikan acuan bagi pelaksanaan askep pada shift jaga soreWaktuJam 14.00 21.00ProsedurPerawat dan pembantu rawat datang 15 menit sebelum dilakukan serah terimaMembaca buku keterangan / laporan yang dibuat oleh shift dinas pagiMelakukan serah terima dengan dinas pagi dengan cara keliling ke ruang-ruang Px.Melakukan serah terima alat kesehatan / tenun / RT.Ketua Tim membagi tugas kepada masing-masing perawat sesuai job.Pelaksanaan askep mis : memandikan Px, melakukan injeksi dan lain-lain.Menyiapkan pasien yang akan dilakukan pemeriksaan / tindakan operatif keesokan harinya.Melakukan pelaporan / pencatatan tindakan yang sudah dilakukan.Melakukan timbang terima dengan shift dinas malam

Unit TerkaitUnit Keperawatan

STANDAR PERAWAT JAGA SHIFT MALAMPengertianProsedur atau langkah-langkah yang harus dilakukan oleh petugas jaga malamTujuanMemberikan acuan bagi pelaksanaan askep pada shift jaga malamWaktu Jam 21.00 07.00 WIBProsedurPerawat dan pembantu rawat datang 15 menit sebelum dilakukan serah terimaMembaca buku keterangan / laporan yang dibuat shift dinas malamMelakukan serah terima pasien dengan cara keliling ke ruang-ruang pasienMelakukan serah terima alat-alat kesehatan / tenun / RTKepala ruang mengatur pembagian tugas masing-masing perawat (Job perawat)Kepala ruang / Kepala jaga menyiapkan administrasi Px pulang, menlakukan koordinasi denga unit lainBersama-sama dengan perawat pelaksana membuat rencana tindakan keperawatan sesuai dengan keadaan pasien serta tingkat perkembangannyaMelaksanakan Pendokumentasian asuhan keperawatanMelakukan pencatatan / pelaporan selama pelaksanaan tugasMelakukan tumbang terima dengan petugas jaga shift selanjutnya

Unit TerkaitUnit Keperawatan

PENANGANAN PELANGGARAN ETIK KEPERAWATANPengertianPelanggaran etik Keperawatan dan Kebidanan adalah setiap ucapan, tulisan maupun perbuatan yang dilakukan seorang petugas keperawatan yang melanggar ketentuan, peraturan kode etik keperawatan / kode etik kebidanan yang dilakukan pad ajam kerja maupun diluar jam kerjaTujuanAgar tenaga keperawatan mampu melaksanakan tugas dengan baik secara profesional.Meningkatkan akuntabilitas perawat terhadap pasien dan masyarakatMeningkatkan mutu pelayananMenginventarisasi dan menyelesaikan masalah pelanggaran etikMengatur dalam pemberian punishment dari pelanggaran etik

KebijakanPengelolaan pelanggaran etik keperawatan menjadi tanggung jawab Bidang Pelayanan, yang pelaksanaannya dilakukan oleh panitia etik komite keperawatan dan Tim Etik Kredensial Rumah SakitSurat Keputusan Direktur RSB Esto Ebhu Sumenep

ProsedurTenaga keperawatan yang melakukan pelanggaran dilakukan klarifikasi dan pembinaan oleh kepala ruangan yang bersangkutan dan dilakukan penyelesaian masalah terhadap perawat yang melakukan pelanggaranBila terjadi pelanggaran yang tidak dapat siselesaikan maka kepala ruangan membuat rekomendasi ke tim etik komite keperawatanTim etik keperawatan melakukan pembinaan dan penyelesaian masalah bersama kasi keperawatanBila masalah tersebut perlu tindak lanjut yang berkaitan dengan kebijakan diektur maka tim etik Keperawatan bersama kasi keperawatan membuat rekomendasi kepasa Tim Etik Kredensial Rumah SakitSelanjutnya Tim Etik Kredensial Rumah Sakit menyelesaikan masalah sesuai ketentuan yang berlaku untuk kemudian dibuatkan rekomendasi kepada direktur.Direktur RSB Esto Ebhu Sumenep melalui Kabid Pelayanan dan Kasi Keperawatan menetapkan penyelesaian masalah dengan surat keputusan

Unit TerkaitUnit Rawat Jalan Unit Rawat InapUnit Rawat DaruratUnit Kamar BersalinRuang Bayi

ANAFILAKSISPengertianAnafilaksis adalah suatu alergi yang terjadi akut, segera, dan hebat, sebagai kontak dengan alerganTujuanSebagai acuan dalam menegakkan diagnosa dan memberikan terapiKebijakanDalam penanganan penyakit anafilaksis diperlukan buku standar pelayanan medikProsedurKriteria Diagnosa :

Anafilaksis merupakan reaksi alergi sistemik, kadang-kadang didahului rasa tidak enak/takut secara akut dan segera dapat timbut :Obstruksi jalan nafas atas dan bawah, disusun renjatan kardiovaskuler secara sekunderSecara primer timbul renjatan tanpa didahului gejala-gejala pernafasanRasa gatal, kemerahan seluruh tubuh dan pembengkakan tangan menjadi lebih hebat (urtikaria dan sembab angioneurotik)Diagnosa Banding :

Renjatan karena sebab lain, renjatan ini biasanya terjadi begitu mendadakTerapi :Adrenalin 1 : 1000 dengan dosis 0.01 ml/Kg, subkutan (maksimal 0,3 ml)Pasang tourniquet pada bagian pangkal dari tempat masuknya alergen (gigitan, serangan, suntikan obat)Beri adrenalin 0,1-1,3 ml sub kutan pada tempat masuknya alergen bila alergen telah diberikan/masuk secara subkutanBila perlu pemberian adrenalin dapat diulang setiap 15-20 menitBeri zat asam dengan nose prong atau sunkup 2-3, 1/menitBeri difenhidramin 2 mg/kg intavena atau intramuskulus, dilanjutkan dengan 3 mg/kg/24 jam dibagi 3 dosisPasang infus NaCI 0,9%. Bila terjadi hipotensi atau tekanan darah tak teratur beri NaCL 0,9% 20-40 ml/kg dalam 1-2 jam. Bila perlu ditambahklan plasma atau cairan ekspander volume lain 10-20 ml/kg dalam 1-2 jamPemberian Kortikosteroid :Hidrokotison 4-7 mg/kg secara intravena, dilanjutkan dengan 4-7 mg/kg/24 jam dibagi dalam 3-4 dosis selama 24-28 jam atauMetilprednisolon 1/5 dosis hidrokortison atauDexametason 1/25 dosis hidrokortisonBari Aminofilin bila ada tanda-tanda obstruksi jalan nafas di bagian bawah dengan dosis 7 mg/kg dilanjutkan dalam 10-20 ml NaCI 0,9% secara intravena dalam waktu 10-20 menit, dilanjutkan dengan 9 mg/kg/24 jam dibagi 3-4 dosisBila nadi dan tekanan darah sudah stabil, infus diganti dengan Dektrose 5% dalam 0,45% NaCL 1-1 kali kebutuhan rumatanPenyulit :Obstruksi jalan nafas bagian atas (sembab laring)Obstruksi jalan bagian bawah (asma)Konsultasi :

Spesialis AnakUnit TerkaitUnit Rawat InapUnit Rawat JalanUnit Gawat Darurat

PEMBUATAN JADWAL DINASPengertianTata cara dan ketentuan pangaturan jadwal jaga perawat di ruang unit khusus untuk tiga shiftTujuanEfisiensi tenaga keperawatan dengan memperhatikan kemampuan perawat dan tingkat ketergantungan pasien pada tiap shiftKebijakanAdanya penanggung jawab dan perawat yang dianggap mampu pada tiap shift jaga.Petugas Shift : - Penanggung jawab shift / ketua timPerawat pelaksanaTenaga penunjang perawatanWaktu dinas :Shift pagi jam 07.00 14.00Shift sore jam 14.00 21.00Shift malam jam 21.00 07.00

ProsedurKepala ruangan menyusun jadwal dinas untuk satu bulan dimulai tanggal 15 pada tiap bulannyaDaftar jaga harian mempertimbangkan tersedianya penanggung jawab shift pada tiap shift jaga dan tingkatketergantungan pasian pada tiap shiftKepala ruangan menentukan perawat penanggung jawab shift dengan ketentuan :Masa kerja minimal 2 tahun di Rumah Saki Bersalin Esto Ebhu SumenepTelah dianggap mampu melaksanakan tugas teknis keperawatanMempunyai rasa tanggung jawab yang tinggiDisiplin dan mempunyai kemampuan komonikasi yang baikJumlah jam kerja maksimal dalam 1 minggu untuk tiap staf adalah 40 jam.Tidak diperbolehkan dinas pada dua shift yang berurutan kecuali ada peningkatan ketergantungan pasien (beban kerja) perawat yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan misalnya karena sakit dan lain-lain dengan kompensasi penggantian liburJadwal dinas pada unit khusus harus mempertimbangkan adanya perawat yang mempunyai sertifikat keahlian khusus di ruangan tersebut pada tiap shift jaga

Unit Terkait-Unit Keperawatan

ALUR PELAPORANPengertianTata cara pelaporan hasil rekapitualsi data mulai dari tim Pengendalian Mutu Keperawatan sampai Kepala Rumah SakitTujuanUntuk mengetahui jalur pelaporan yang benarSebagai panduan dalam melaksanakan program peningkatan mutu keperawatanAdanya kejelasan langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk mendapatkan rekomendasiUntuk membantu kerja tim dalam memberikan arah tujuan hasil pelaporan

KebijakanDilakukan oleh Tim Pengendalian Mutu KeperawatanRekapitulasi hasil dan laporan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali secara periodik

ProsedurPengumpulan data dilakukan oleh Tim Pengendalian Mutu Keperawatan di ruangan masing-masing setiap bulannyaData yang harus dikumpulkan oleh Tim Pengendalian Mutu Keperawatan adalahKelengkapan asuhan keperawatanEvaluasi persepsi mutu asuhan keperawatanEvaluasi kegiatan asuhan keperawatanIndikator klinikSetelah data terkumpul tiap bulannya data direkap tiap tiga bulan sekaliHasil rekapitulasi dilaporkan untuk minta rekomendasi dan tindak lanjut pada Kepala Rumah SakitAlur pelaporan adalah

Tim Pengendalian Mutu Keperawatan

Kepala Pelayanan Medik / Keperawatan

Kepala Rumah Sakit

Kemudian Kepala Rumah Sakit memberikan Rekomendasi dan tindak lanjut melalui Kepala Pelayanan Medik / Keperawatan ke Tim Pengendalian Mutu Keperawatan

Unit TerkaitUnit Rawat Inap

SYOK KARDIOGENIKPengertianKetidakmampuan jantung mengalirkan cukup darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolism basal akibat gangguan fungsi pompa jantungTujuanMengembalikan fungsi sistemik yang adekuatMencegah terjadinya komplikasi lebih lanjutMencegah kematian

KebijakanPersiapan Alat :Oropharingeal tube / mayo tube sesuai dengan ukuran pasienFase mask sesuai dengan ukuran pasienAir bagPeralatan intubasiPapan resusitasiBantal kecilMeja emergency berisi alat-alat dan obat-obat emergencyPlester, guntingPeralatan suctionPeralatan oksigenPasien

Beritahu pasien bila sadar/keluarga tentang prosedur tindakan dan tujuanLangkah-Langkah :Kaji riwayat penyakit jantung : AMI, Miokarditis, Decomp cord, dll.Pastikan dengan rekaman EKG 12 leadKaji tanda-tanda vitalAtur posisi pasien dalam posisi syokBerikan terapi 4-6 liter/ menitBila pasien tidak sadar lakukan gerakan tripel : ektensi kepala, mendorong mandibula kedepan dan membuka mulutBila pasien henti nafas segera lakukan ventilasi 2 kali buatan, kalau memungkinkan denganoksigen murniSetelah dua kali ventilasi buatan awal, segera raba arteri karotis atau femoralisBila nadi berdenyut tetapi pasien masih henti nafas teruskan ventilasi buatan 12 kali/menit sampai timbul ventilasi spontan dan adekuatBila tidak teraba nadi berarti henti jantung segera lakukan kompresi jantung luar 15 kali dengan laju 80-100/menit yang kemudian dilakukan ventilasi 2 kali (1 ventilasi = 1-1,5 detik) dievakuasi setiap menit apakah tindakan efektifBeri Nore ephineperine iv 8-12ug/menit sampai mencapai tekanan sistolik sekurang-kurangnya 80 mmhg. Setelah tekanan sistolik mencapai 80 mmhg ganti dengan dopamine 5-15 ug/kg BB/menit pemberian dalam infuse D 5% mikroBila terjadi takikardi, tambahkan drip dobutamin 5-20 ug/kg BB/menit, mulai dosis kecil sampai terjadi tanda-tanda peningkatan tekanan darah 80/50 mmhgEvaluasi tanda-tanda vital dn respon pasienBila pemberian dopamine/dobutamin satu kali belum berespon menaikkan tekanan darah 80/50 mmgh, pertimbangkan pasien untuk masuk ICU guna terapi causatik (misalnya trombolitik untuk kasusu AMI)

Hal-hal yang perlu diperhatikan :Penanganan cepat,tepat, telitiJaga kenyamanan lingkunganRespon pasien

Unit TerkaitUGD, RR,Ruang Perawatan, Kamar Bersalin

40. PEMINDAHAN KLIEN ANTAR UNIT RAWAT INAPPengertianMemindahkan klien dari unit ke unit perawatan lain atas permintaan klien / keluarga atau atas perintah dokterTujuan1. Memenuhi permintaan klien/keluarga2. Memenuhi kebutuhan pelayanan keperawatanKebijakanPerpindahan klien antar unit dilaksanakan sesuai permintaan atau kebutuhan pelayananProsedurI. Menyiapkan alat1. Kereta dorong2. Kursi roda 3. Status klien4. Hasil pemeriksaan laboratorium, foto dan lain-lain5. Obat-obatan6. Buku serah terimaII. Menyiapkan klien1.Memberitahu klien tentang rencana tindakan yang akan diberikan2.Memindahkan klien ke kereta dorong / kursi roda sesuai prosedurIII. Melaksanakan1.Menghubungi unit perawatan yang dituju2.Membuat buku serah terima3.Menyiapkan status klien hasil, pemeriksaan laboratorium, hasil foto, obat-obatan4.Membereskan barang-barang klien5.Mengantar klien ke unit perawatan yang dituju6.Menyerahkan klien beserta status klien, laboratorium, foto, program pengobatan beserta buku serah terima yang ditanda tangani unit masing-masing Unit TerkaitUnit Rawat Inap

40. TATA CARA PENERIMAAN PASIEN BARU DI RUANG RAWAT INAPPengertianTata Cara Penerimaan Pasien Baru adalah tata cara penerimaan pasien baru di Ruang Rawat Inap setelah penderita / keluarganya menyelesaikan administrasi dan keuangan di bagian administratorTujuanMeningkatkan mutu Pelayanan dan memenuhi kepuasan pasienKebijakanProsedur penerimaan pasien baru harus sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkanPetugas: Perawat di Ruang Rawat InapProsedur1.Perawat mempersiapkan sarana dan prasarana kelengkapan alat tidur penderita yang meliputi :1.1Sarana tempat tidur beserta peralatannya1.2Alat-alat lain : Termometer, Tensimeter, Timbangan Berat Badan dan pengukur tinggi badan2.Cara kerja penerimaan penderita 2.1Pasien dan keluarga diterima oleh Bagian Triage UGD untuk ditentukan klasifikasi kegawatan dan mendapat pertolongan bila perlu2.2Pasien/keluarga mengurus administrasi pendaftaran pasien di Bagian Penerimaan (admition)2.3Pasien diantar oleh petugas2.4Perawat memperkenalkan diri2.5Bila pasien dapat berdiri, ditimbang berat badan sebelum dibaringkan ke tempat tidur2.6Setelah pasien berbaring di tempat tidur dilakukan :-Anamnese (pengumpulan data pasien pada catatan perawatan)-Pemeriksaan tanda vital (suhu, Respirasi, nadi, tekanan darah)2.7Pasien dan keluarga diberitahu tentang sarana dan fasilitas yang ada di ruangan dan tata cara-cara menggunakannya2.8Perawat menghubungi dokter dan membritahukan bahwa penderita masuk di Ruang Rawat Inap2.9Perawat menjalankan instruksi dokterUnit Terkait-Unit A.K.U-Unit Pelayanan Medik

36. MERAWAT LUKA DAN MEMASANG BALUTANPengertianTata cara merawat dan memasangka pembalut atau penutup pada luka agar luka tidak terbukaTujuan-Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka-Mencegah infeksi silang-Memberi rasa aman dan nyamanKebijakanDilakukan pada semua jenis luka sesuai dengan kebutuhannyaProsedurA. PERSIAPAN1.Alat-alat steril-1 pinset anatomi-2 pinset chirugi-Kapas lidi secukupnya-Kasa steril 10-15 lembar-Deppers 5 buah/secukupnya-Mangkuk steril-Handschoen 2. Alat-alat yang tidak steril-Gunting Plester-Plester-Alkohol 70 % dalam botol-Obat luka bethadin-BengkokB.PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN1.Memperkenalkan diri2.Beritahu maksud dan tujuan3.Mengatur posisi4.Bicara dengan sopan5.Ada respon dari pasien6.Mengatur lingkungan aman dan nyamanC. PELAKSANAAN1.Membawa alat-alat ke dekat pasien2.Perawat cuci tangan3.Balutan lama dibuka dan dibuang pada tempatnya dengan menggunakan pinset4.Bekas plester dibersihkan dengan alcohol5.Luka dibersihkan dengan kapas desinfektan ke satu arah*Jika luka ada darah / pus diambil dengan deppers dengan cara ditekan6.Kapas kotor dibuang pada tempatnya7.Pinset yang sudah dipakai ditaruh pada bengkok8.luka diberi obat yang ditentukan / diolesisi betadine dengan kapas lidi9.Luka ditutup dengan kain kassa steril secukupnya dengan menggunakan pinset dan usahakan serat kasa jangan melekat pada luka.10.Luka dibalut atau diplester dengan rapi 11.Pasien dirapikan dan alat-alat dibersihkan12.Perawat mencuci tangan* Perhatian: Tahnik aseptik harus dipertahankanUnit TerkaitUnit KeperawatanUnit Rawat JalanUnit UGD

35. MERAWAT PASIEN MENJELANG AJALPengertianMemberikan pelayanan / perawatan khusus jasmaniah dan rohaniah kepada pasien yang akan meninggalTujuanMemberi rasa tenang dan rasa puas jasmaniah dan rohaniah kepada pasien dan keluargaKebijakanDilakukan pada pasien yang akan meninggal (sakaratul maut)ProsedurA.PERSIAPAN ALAT HANDSCOEN1.Alat-alat pemberian O22.Alat-alat resusitasi3.Tensi meter4.Stetoskop5.Pinset6.Kasa penekan dan air matang dalam kom untuk membasahi bibir7.Kertas tissue/kertas lap.8.Handuk9.Handuk kecil untuk menyeka keringat10.Alat tenun secukupnya11.Meja bersih dengan taplak12.Al-Quran / Alkibat

B.PERSIAPAN PASIEN, KELUARGA DAN LINGKUNGAN1.Pasien dalam ruangan tertutup (memasang sampiran). 2.Memberitahu keluarga3.Pasien dipersiapkan menurut agama dan kepercayaannya.

C.PELAKSANAAN1.Pasien disendirikan / isolasi dari pasien lain2.Pasien tidak boleh ditinggal sendiri3.Keluarga diijinkan menunggu dan diberitahu keadaan pasien dengan cara yang bijaksana4.Membersihkan keringat supaya pasien selalu bersih5.Sekeliling pasien dalam keadaan tenang6.Membasahi bibir yang kering dengan kapas dan pinset7.Membantu melayani dalam upacara keagamaan 8.Mengamati tanda-tanda vital9. Perawat selalu bicara dengan suara yang lembut dan penuh perhatianUnit TerkaitUnit KeperawatanKeperawatan Rawat Inap

34. MEMBERI MAKAN DAN MINUMPengertianMenyajikan makanan dan minuman kepada pasien sesuai dengan daftar makanan / diet pasienTujuan-Agar pasien mendapatkan makanan dan minuman pada waktunya dan sesuai dengan kebutuhan / dietnya-Untuk mendolong pasien yang tidak sanggup atau tidak dapat makan / minum sendriri-Membantu mempercepat penyembuhan-Membantu meningkatkan selera makan / minum pasienKebijakanDilakukan pada pasien yang dapat makan sendiri / tidak dapat makan sendiriProsedurA.PERSIAPAN ALATTersedia dalam baki1.Piring berisi nasi atau bubur2.Mangkok berisi sayuran / kuah3.Piring kecil berisi lauk4.Sendok makan5.Sendok garpu6.Gelas berisi minuman7.Sedotan8.Buah-buahan9.TissueB.PERSIAPAN LINGKUNGAN1. Menjelaskan maksud dan tujuan2.Jauhkan benda-benda yang kurang menyenangkan untuk dilihatC.PELAKSANAAN1.Bawa makanan dan alat-alatnya ke dekat pasien2.Perawat cuci tangan3.Pasang /beri pasien serbet untuk alas4.Hidangkan makanan dan minuman kedekat pasien dengan hati-hati5.Bantu pasiaen untuk memotong lauknya bila diinginkan6.Persilahkan paseien untuk makan dan minumBila pasien tidak dapat makan dan minum sendiri :1.Suapi pasien sedikit demi sedikit sambil komonikasi2.Memberi minuman/obat sesuai dosisnya3.Memberi buah-buahan4.Membersihkan mulut dan sekitarnya dengan serbet/tissue5.Pasien dirapikan kembali6.Alat dibereskan dan mencuci tanganUnit TerkaitUnit KeperawatanKeperawatan Rawat InapUnit Gizi

33. MEMASANG ALAT TENUNPengertianTata cara memasang alat tenun pada tempat tidur sesuai dengan jenis dan fungsinyaTujuanMempersiapkan tempat tidur yang siap pakaiKebijakanSemua tempat tidur yang kosong pada setiap kamarRuang harus siap pakaiTerlihat rapi dan indahProsedur1.Memcuci tangan2.Membawa/meletakkan alat-alat didekat tampet tidur3.Letakkan laken dengan lipatan memanjang yang menentukan garis tengah2 tempat tidur4.Masukkan laken bagian kepala dibawah kasur lebih 25 cm kemudian buatkan sudut5.Masukkan laken bagian kaki dibawah kasur lalu buat sudut (masuk-kan laken bagian kepala lebih banyak dari pada bagian kaki)6.Masukkan laken bagian sisi ke bawah kasur (sisi tempat perawat berdiri ).7.Letakkan perlak melintang +50 cm dari garis kasur bagian kepala demikian juga steek laken lalu masukkan sama-sama ke bawah kasur. 8.Letakkan boven laken dengan jahitan lebar di bagian kepala mulai dari garis kasur, (masukkan sama-sama ke bawah). 9.Letakkan selimut + 25 cm dari garis kasur dengan bagian bawah kaki ke bawah kasur. 10.Melipat boven laken bagian atas tepat di atas garis selimut. 11.Masukkan bantl ke dalam sarungnya dan letakkan bantal dengan bagian tertutup ke jurusan pintu. 12. Menyelesaikan sisi yang lain seperti sisi yang pertama. 13. Memasang overlaken. 14. Mencuci tangan.

TEMPAT TIDUR TERBUKA15.Bila sudah tersedia tempat tidur tertutup hanya overlaken yang diangkat kemudian disimpan sebagaimana mestinya. 16.Melipat ovenlaken dan selimut ke bawah pada bagian kaki dengan cara 2 tangan memegang boven laken dan selimut, kemudian tarik-tarik ke bagian kaki lalu lipat secara bersusun. Unit Terkait- Unit Keperawat- Keperawatan Rawat Jalan

32. MELAKSANAKAN REKAMAN EKGPengertianMelakukan tindakan rekam jantung dengan mengutamakan alat EKGTujuan1. Merekam denyut jantung2.Mengetahui kelainan jantung3.Menegakkan diagnosaKebijakanTindakan Rekam Jantung dilakukan sesuai kebutuhan dan pada pasien usia 40 tahun ke atas. ProsedurI. Persiapan Alat : 1.Alat EKG lengkap siap pakai2.Ky Jelly3.Kassa lembab4.Tissue / lap5.Bengkok6.Kapas alkohol

II.Persiapan Kien : 1. Memberikan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan.2.Mengatur posisi pasien tidur terlentang datar.

III. Pelaksanaan : 1.Membuka pakaian bagian atas dan melepas perlengkapan lain (jam tangan, gelang, perhiasan logam). 2.Membersihkan kotoran dan lemak pada daerah dada, pergelangan tangan dan kaki dengan kapas alkohol. 3.Mengoleskan jelly pada pergelangan tangan, pergelangan kaki dan daerah dada yang akan dipasang elektroda. 4.Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan pergelangan kaki. 5.Menjepit arde pada kassa lembab. 6.Menyambung kabel EKG pada kedus pergelangan tangan dan kedua tungkai pasien untuk rekaman ekstremitas lead (I, II, III, AVR, AVL, AVF) dengan cara : a.Warna merah pada tangan kananb.Warna kuning pada tangan kiric.Warna hitam pada kaki kanand.Warna hijau pada kaki kiri7.Memasang elektroda pada dada untuk rekam precordial lead : a.V1: Pada intercosta keempat pada garis sternum sebelah kanan. b.V2: Pada intercosta keempat pada garis sternum sebelah kiri. c.V3:Pertengahan antara V2 V4.d.V4: Pada intercosta kelima pada midclavicula kiri. e.V5: Pada axilla sebelah depan kirif.V6: Pada intercosta kelima pada mid axilla.g.V7: Pada intercosta kelima pada axilla bagian belakang kirih.V8:Satu bidang sejajar dengan V7 pada garis scapula. i.V9: Sejajar dengan V8 pada batas kiri dan columna vertebra. 8.Menghidupkan monitor EKG9.Melakukan kalibrasi 10 mm dengan kecepatan 25 milivolt / detik. 10.Membuat rekaman secara berurutan sesuai dengan pemilihan lead. 11. Melakukan kalibrasi kembali setelah rekaman selesai dan mematikan mesin EKG.12. Melepas semua peralatan dan tubuh pasien dan membersihkan jelly dengan tissue. 13.Merapikan pasien.14.Membereskan alat-alat.15.Memberikan identitas pasien pada hasil rekaman meliputi : a.Namab.No. RMc.Umurd.Tanggal dan Jame.Tinggi badanf.Berat badang.Tekanan darah

Unit Terkait- Unit Keperawatan- Keperawatan Rawat Inap

116 STANDAR PEMELIHARAAN UV THERAPYPengertianPemeliharaan UV Terhphy adalah upaya-upaya yang dilakukan petugas untuk melakukan pemeriksaan kondisi UV Teraphy secara teraturTujuanProtap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan UV Teraphy agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.KebijakanPersyaratan SMM ISO 9001 : 2000Prosedur.Persiapan-Siapkan perintah kerja-Siapkan formulir laporan kerja-Siapkan dokumen teknis penyerta-Protap pemeliharan-Service manual-Siapkan peralatan kerja-Tool set-Multimeter

.Pelaksanaan1.Cek dan bersihkan bagian-bagian alat2.Cek fungsi timer3.Cek life time pemakaian UV4.Periksa unjuk kerja alat5.Cek kebocoran arus listrik6.Cek hubungan pembumian7.Isi kartu pemeliharaan alat8.Isi kartu formulir kerja9.User menandatangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user.

Unit Terkait

STANDAR PEMELIHARAAN TIMBANGAN BAYIPengertianPemeliharaan timbangan bayi upaya-upaya yang dilakukan petugas untuk melakukan pemeriksaan kondisi timbangan bayi secara teratur.

TujuanProtap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan timbangan bayi agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

KebijakanPersyaratan SMM ISO 9001 : 2000Pemeliharaan rutin dilakukan tiap bulan sekaliPemeriksaan alat bisa dilakukan sewaktu-waktu apabila ada keluhan alat dari pemakai.

Prosedur-Cek dan bersihkan bagian-bagian alat-Cek catu daya (baterai, jika menggunakan baterai)-Cek termometer pesawat dan timer-Cek kebocoran arus-Cek hubungan pembumian-Isi kartu pemeliharaan alat-Isi Formulir laporan kerja-User mendatangi laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user.

Unit TerkaitRuangan BayiRuangan Perawatan AnakRuangan VK Bersalin

STANDAR PEMELIHARAAN TENSI AIR RAKSAPengertianPemeliharaan tensi air raksa adalah upaya-upaya yang dilakukan petugas untuk melakukan pemeriksaan kondisi tensi air raksa secara teratur.

TujuanProtap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan tensi air raksa agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

KebijakanPersyaratan SMM ISO 9001 : 2000Buku Operation Alat Kes. Pemprov (Depkes)Pemeliharaan rutin dilakukan tiap 1 bulan sekaliPemeliharaan alat bisa dilakukan sewaktu-waktu apabila ada keluhan alat dari pemakai.

ProsedurCek dan bersihkan bagian-bagian alatCek fungsi alat.Cek kondisi air raksa, manset, knop. Isi kartu pemeliharaan alat.Isi formulir laporan kerja.User menandatangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user.

Unit Terkait-Unit Rawat Inap-Unit Rawat Jalan-Unit Kamar Bersalin

16 PENGIRIMAN PASIEN KE KAMAR OPERASIPengertianMengirimkan klien yang akan dilakukan tindakan operasi ke Kamar Operasi.

TujuanTerlaksananya program operasi sesuai jadwal.

KebijakanPengiriman klien ke Kamar Operasi Jam sebelum pelaksanaan operasi.

ProsedurI.Menyiapkan alat1.Brancard / kereta dorong2.Kursi roda.3.Status klien lengkap berisi : Lembar Rekam Medis, Hasil Laboratorium, Foto (USG, Thorax, Scan dan lain-lain), Informed Consent, Check Lyst penderita operasi. 4.Obat-obatan yang diperlukan-Dara bila diperlukan-Obat-obat pre operasiII.Menyiapkan klienMenyiapkan klien sesuai dengan jenis operasi yang akan dilakukan. III.Melaksanakan1.Memasang infus sesuai advis dokter.2.Memindahkan klien dari tempat tidur ke kereta dorong.3.Mengantar pasien ke kamar operasi jam sebelum pelaksanaan operasi. 4.Melaksanakan serah terima klien beserta status lengkap, ruangan dengan petugas kamar operasi.

Unit Terkait1. Unit Kamar Operasi2. Unit Rawat Inap

115 STANDAR PEMELIHARAAN VENTILATORPengertianVentilator adalah alat yang berfungsi sebagai alat bantu pernafasan yang diberikan pada pasien sesuai dosis yang dibutuhkan.

TujuanProta ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan Ventilator agar dapat digunakan sebagaimana mestinya dalam memberikan bantuan pernafasan bagi pasien.

KebijakanPersyaratan SMM ISO 9001 : 2000Manual Book Operational Book Alkes Pemprov Jatim (Depkes)

ProsedurPrasyaratSatu orang teknisi terlatih Peralatan kerja tersediaDokumen tertulis tersediaBahan pemeliharaan dan material bantu tersedia. Mekanisme kerja tersedia dan jelasPERSIAPAN.Siapkan perintah kerja.Siapkan formulir laporan kerja.Siapkan dokumen teknis penyerta-Protap pemeliharan-Service manual.Siapkan peralatan kerja-Tool set-Multimeter-Pengukur arus bocor-Oxymeter-Presure meter.Siapkan bahan pemeliharaan dan material bantu :-Contact cleaner-Kain lap halus-Lampu indikator-Filter oxygen-Seal tape-Amplas.Pemberitahuan kepada userPelaksanaan1.Cek dan bersihkan bagian-bagian alatPeriode 3 Bulanan2.Cek keutuhan mekanik dan tombol-tombolPeriode 3 Bulanan3.Cek perangkat tekanan kerja dari kebocoranPeriode 3 Bulanan4.Cek filter masuk udara tekan dan kesatuan O-ringPeriode 3 Bulanan5.Cek regulator controlPeriode 3 Bulanan6.Cek dan bersihkan manifol tabungPeriode 3 Bulanan7.Cek dan bersihkan unit humidifier, ganti O-ring bila perlu8.Cek semua sistem/bagian-bagian alat yang diijinkan oleh pabrik9.Periksa unjuk kerja alat10.Cek kebocoran arus listrik11.Cek hubungan pembumian

PencatatanIsi kartu pemeliharaanIsi formulir laporan kerjaUser menndatangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user

Pengemasan Alat Kerja dan Dokumen Teknis PenyertaCek alat kerja dan sesuaikan dengan catatanCek dan rapikan dokumen teknis penyertaKembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula.

PelaporanLaporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.

Unit TerkaitRuangan OK

105 STANDAR PEMELIHARAAN INFANT WARMERPengertianInfant wrmer adalah alat pemanas bayi.TujuanProtap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan Infant Warmer agar dapat digunakan sebagaimana mestinya dalam penghangatan bayi.

KebijakanPersyaratan SMM ISO 9001 : 2000ProsedurPRASYARATSatu orang teknisi terlatihPeralatan kerja tersediaDokumen tertulis tersediaBahan pemeliharaan dan material bantu tersediaMekanisme kerja tersedia dan jelas

PERSIAPANSiapkan perintah kerjaSiapkan fomulir laporan kerjaSiapkan dokumen teknis penyerta-Protap pemeliharaan-Service manualSiapkan peralatan kerja : -Tool set-Multi tester-Pengukur arus bocorSiapkan bahan pemeliharaan dan material bantu : -Contact celaner-Kain lap halis-Lampu indikatorPemberitahuan kepada user

PELAKSANAAN1.Cek dan bersihkan bagian-bagian alatPeriode 3 bulanan2.Cek kondisi lampu/elemen pemanas, ganti bila perluPeriode 3 bulanan3.Cek fungsi indikator dan alarmPeriode 3 bulanan4.Cek fungsi timerPeriode 3 bulanan5.Cek kebocoran arus listrikPeriode 1 tahunan6.Cek hubungan pembumianPeriode 1 tahunan

PENCATATAN1.Isi kartu pemeliharaan2.Isi formulir laporan kerja3.User menandatangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user.

PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA1.Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan2.Cek dan rapikan dokumen teknis penyerta3.Kembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula.

PELAPORAN1.Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.

Unit TerkaitRuangan PICU / NICURuangan VK BersalinKamar bersalin / Ruang Obsgyn

103 STANDAR PEMELIHARAAN GENSETPengertianPemeliharaan Genset adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh petugas untuk melakukan pemerikasaan kondisi genset secara teraturTujuanProtap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan Genset agar dapat digunakan sebagaimana mestinyaKebijakanPersyaratan SMM ISO 9001 : 2000ProsedurPersyaratanSatu orang teknisi yang terlatihPeralatan kerja tersediaDokumen teknis tersediaBahan pemeliharaan, bahan operasional dan metrial bahan tersediaMekanisme kerja jelas

Persiapan Siapkan perintah kerjaSiapkan formulir laporan kerjaSiapkan dokumen teknis penyerta :-Protap pemeliharaan-Operating mnaual-ServiseSiapkan peralatan kerja :-Tool set-Multi tester-Lang ampereSiapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional dan material bahan :-Contack cleaner-kain lap-Solar-Oli-Air (pendingin radiator)-Ban kipas-Filter oli-Filter solar-Accu 100ACek dan bersihkan bagian-bagian alat, meliputi :-Bersihkan bahan bakar solar-Cek air di radiator-Cek strum accu-Cek oli-Cek filter oli-Cek filter solar-Cek ban kipasMelakukan pemanasan Genset-Cek suhu mesin-Cek voltage genset-Cek ampere pada saat memasuki bebanPELAKSANAANIsi kartu pemeliharaan alatIsi formulir laporan kerja

Pengemasan Alat Kerja dan Dokumen Teknis PenyertaCek alat kerja dan sesuai dengan catatanCek dan rapikan dokumen teknis penyertaKembalikan alat kerja dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula.

PelaporanLaporkan hasil kerja kepada pemberi tugas (Ka. IPS)

Unit TerkaitIPSSeluruh Pengguna Genset

21 KATETERISASIPengertianMengeluarkan air kemih (urine) dari kandung kemih dengan menggunakan kateter steril.

Tujuan-Mengosongkan kandung kemih-Mengambil air kemih (urine) untuk bahan pemeriksaan

KebijakanDilakukan pada pasien retensio urine, incontinensia urine, pasien dengan gangguan system urologi dan persiapan operasi.

ProsedurA. PERSIAPAN ALATTersedia dalam baki : 1.Kateter steril, ukuran disesuaikan dengan pasien.2.Kapas sublimat/kapas savlon steril dalam tempatnya. 3.Korentang steril4.Jelly5.Perlak dan alasnya.6.Bengkok 2 buah (untuk kapas kotor dan penampung urine)7.Pinset anatomi steril / handscoen steril. 8.Spuit 10 CC + Aquabidest 25 cc.9.Sketsel10.Urobag11.Doek Lubang

B. PERSIAPAN PASIEN1.Menjelaskan maksud dan tujuan2.Atur posisi pasien3.Memasang tabir / sketsel dan menutup pintu.

C. PELAKSANAAN1.Cuci tangan2.Perlak dan alasnya dipasang di bawah bokong.3.Meletakkan 2 bengkok diantara kedua tungkai4.Menjelaskan pada pasien

Membuka labia mayora dengan ibu jari dan telunjuk1.Tangan kiri, yang sebelumnya dibungkus dengan kapas savlon2.Vulva dibersihkan dengan kapas savlon minimal 3x (dari atas ke bawah, kapas kotor diletakkan ke dalam bengkok, kapas yang terakhir dibiarkan diantara labia minora).3.Dengan memakai sarung tangan atau dengan pinset mengambil kateter dan diberi jelly pada ujungnya. 4.Perawat membuka labia minora dengan tangan kiri dan kapas tadi dibuang.5.Memasukkan kateter ke dalam uretra perlahan-lahan dan menganjurkan pasien untuk menarik nafas panjang.6.Bila kateter dipasang permanen / tetap maka kateter dikunci memakai spuit dan aquades steril (mengisi balon)7.Menyambung kateter dengan urobag / urine bag.8.Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan.9.Mencuci tangan.

Unit Terkait- Unit Keperawatan- Keperawatan Rawat Inap.

17 CARA PENGGUNAAN SUCTIONPengertianTata cara penggunaan Suction (alat penghisap) yaitu cara pengoperasian suatu alat yang berfungsi untuk menghisap cairan (misal : sekret) yang tidak bisa dikeluarkan secara spontan oleh pasien.

TujuanAlat terpelihara dengan baik dan siap pakai.

KebijakanPenggunaan peralatan sesuai prosedur

Prosedur1.Sambungkan kabel suction pada sumber listrik sesuai dengan voltage alat untuk mesin suction manure.2.Mencuci tangan3.Sambungkan kabel air pada panel air yang tersedia untuk suction sentral.4.Pasang slang suction yang sesuai ukuran pada mesin suction.5.Lakukan pengecekan fungsi mesin dengan cara menghisap air steril dalam botol sebelum dipakai. pada pasien.6.Hisap cairan pasien, untuk suction pada ETT, masukkan slang suction sepanjang ETT tanpa menghisap, tarik + 1 cm kemudian hisap dengan cara memutar, penghisapan tidak boleh lebih dari 10 detik. Sebelum dan sesudah penghisapan selalu dilakukan oksigenasi. 7.Bersihkan slang suction dengan kapas alkohol, hisap air untuk membersihkan bagian dalan slang suction.8.Setelah selesai melakukan suction sampai bersih, rapikan pasien, bereskan alat, siapkan untuk pamakaian selanjutnya. 9.Setelah selesai melaksanakan prosedur cuci tangan.

Unit Terkait- Unit Rawat INap- Unit OK

126 PEMELIHARAAN INSTRUMENT / ALAT LOGAMPengertianSuatu proses membersihkan semua peralatan logam (stainles steel) untuk keperluan opeasi atau pelayanan medik lain dari kotoran sampai siap di steril.

TujuanUntuk membersihkan instrumen dari kotoran / mikro organisme dan menghindari terjadinya kontaminasi alat kepada petugas maupun pasien.

KebijakanTerlaksananya proses atau kegiatan sterilisasi secara efektif dan efisien.

ProsedurDibedakan menjadi 2 bagian yaitu : 1.Pencucian pada Instrumen InfeksiusA.Pencucian pada Instrumen Infeksiusa.Petugas memakai sarung tanganb.Alat dicuci dengan ditergent sambil disikat (Umpower), kemudian dibilas. c.Alat yang digunakan dikumpulkan tetap dalam kondisi terbuka (klem, pean, gunting) direndam dalam larutan bayclin 5% dalam 10 menit.d.Setelah itu alat dicuci dengan ditergent dalam air yang mengalir hingga bersih. e.Letakkan dalam bak Instrumen dan dikeringkan. f.Beri label nama-nama alat.g.Masukkan alat dalam bak instrument ke dalam sterilisator (untuk klem, pean, gunting) dibuka. h.Alat siap disterilkan. B.Prosedur pencucian Instrument Non Infeksiusa. Petugas memakai sarung tanganb.Alat-alat dicuci dengan ditergent dan dibilas.c.Alat yang telah digunakan dikumpulkan (klem, pean, gunting) tetap dalam kondisi terbuka direndam dalam larutan desinfektan (Em Power) selama 5 menit. d.Setelah itu alat dibilas dengan air mengalir hingga bersih. e.Letakkan dalam bak instrument kemudian dikeringkanf.Pemberian label nama dan tanggal.g.Masukkan alat tersebut dalam sterilisator (gunting, pean dan klem) tetap dibuka.

Unit Terkait- Unit Kamar Bersalin- Tim Pengendalian Infeksi Nasokomial Rumah Sakit- Unit OK

124 CARA PEMELIHARAAN ALAT INKUBATORPengertianMemelihara / menjaga kebersihan dan fungsi alat incubator.

Tujuan-Terpeliharanya kebersihan alat incubator.-Mempertahankan alat tetap berfungsi dengan baik.-Menghindari infeksi silang.

KebijakanPemeliharaan incubator dilaksanakan setiap selesai dipergunakan.

ProsedurI.Menyiapkan Alat : a.Waskom berisi larutan desinfektan clorin 0,56b.Waskom berisi air bersih yang hangatc.Lap kering (+ 3 kali)II.Melaksanakan : Membersihkan incubator menggunakan lap yang dibasahi larutan desinfektan dengan : 1.Membuka hood, membersihkan bagian dalam Hood yang terdiri dari matras dan tempat matras.2.Membersihkan Filter untuk kelembagaan dengan merendam filter pada larutan desinfektan selama + 15 menit.3.Tempat filter dibersihkan4.Bilas semua alat dengan air bersih.5.Keringkan dengan menggunakan lap kering.6.Hood ditutup kemudian bersihkan bagian luar hood sampai dengan bagian bawah incubator, cara membersihkan seperti saat membersihkan bagian dalam hood. 7.Bila sudah selesai semua isi air kelembaban dengan air bersih batas maximal air. 8.Incubator ditutup dengan tutup incubator.

Unit Terkait- Unit Ruang Bayi- Unit Kamar Bersalin

2 MENILAI KESADARANPengertianMelakukan penilaian tingkat kesadaran dengan menggunakan Glascow Coma Scale (GCS)

TujuanMengetahui tingkat kesadaran pasien.KebijakanPenilaian tingkat kesadaran dengan menggunakan Glascow Coma Scale (GCS) dilakukan pada pasien dengan adanya penurunan kesadaran.

Prosedur1.Persiapan Alata. Status Pasienb.Bolpoint2.Persiapan Pasiena.Mengatur posisi pasienb.Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan terhadap pasien atau keluarga. 3.Pelaksanaana.Atur posisi pasien dengan aman dan nyamanb.Jelaskan pada pasien atau kluarga tentang prosedur yang akan dilakukanc.Kaji respon mata pasien dengan panduan nilai1.Mata tidak dapat membuka2.Mata terbuka dengan dirangsang3.Mata terbuka setelah diperintah4.Mata terbuka secara spontand.Kaji respon verbal dengan panduan nilai1.Tidak bersuara2.Suara tidak jelas3.Kata-kata tidak sesuai4.Percakapan / kalimat membingungkan5.Pembicaraan berorientasi pada ruang, tempat dan waktu.e. Kaji respon motor dengan panduan nilai1.Tidak dapat merespon nyeri2.Merespon nyeri dengan refleks extensi3.Merespon nyeri dengan flexi abnormal4.Merespon nyeri dengan flexi normal5.Dengan nyeri, pasien melokalisir6.Respon motorik sesuai dengan perintahf.Catat nilai tingkat kesadaran pada status pasien.g.Rapikan pasien

Unit Terkait- Unit Keperawatan- Keperawatan Rawat Inap

4 MENGHISAP LENDIR DENGAN SUCTIONPengertianTindakan keperawatan yang dilakukan dengan menggunakan alat penghisap lendir (suction) pada pasien yang tidak dapat mengeluarkan dahak, secret dalam mulut atau saluran nafas dengan spontan / sendiri.

Tujuan1.Mengerluakan kotoran / sekret dari rongga mulut2.Membebaskan jalan nafas.

KebijakanPelaksanaan menghisap lendir dilakukan sesuai dengan program pengobatan.

ProsedurI.Menyiapkan Alat1.Suction set siap pakai2.Tong spatel3.Kasa4.Bengkok5.Gelas / Cawan berisi air bersih6.Mayo tube (bila perlu)7.Kain pengalas / tissue8.Sarung tangan9.SampiranII.Menyiapkan Pasien1.Memberitahu pasien / keluarga tentang rencana tindakan yang akan dilakukan2.Mengatur posisi pasien3.Memasang mayo tube bila perluIII.Melaksanakan:1. Perawat mencuci tangan2.Melaksanakan sampiran3.Mendekatkan suction set disamping pasien4.Memastikan alat berjalan baik5.Memasang kain pengalas dibawah dagu pasien6.Memasang sarung tangan7.Memasang mayo tube (bila perlu)8.Menghubungkan kabel penyambung pada saluran listrik9.Menghidupkan mesin penghisap lender10.Membuka mulut pasien dengan tong spatel yang dibalut kain kassa.11.Memasukkan canule penghisap ke rongga mulut dengan lubang pada pangkal canule terbuka dan membersihkan rongga mulut dari secret, kotoran yang lain dengan menutup lubang pada pangkal canule. 12.Membilas canule dengan cara memasukkan ujung canule ke dalam gelas / cairan berisi air bersih berulang kali. 13.Memasukkan canule ke jalan nafas sedalam mungkin dengan cara yang sama sambil melihat respon pasien (cyanosis, batuk-batuk)14.Menarik canule penghisap dengan cara menutup lubang pada pangkal canule15.Membilas canule penghisap berulang kali sampai rongga mulut dan saluran nafas bersih16.Tindakan ini dilakukan berulang kali sampai rongga mulut dan saluran nafas bersih kemudian melepas tong spatel.17.Mematikan mesin penghisap lender (suction) bila tindakan sudah selesai dan mencabut kabel penghubung dari saluran listrik. 18.Membersihkan sekitar mulut pasien dengan lap / tissue dan membuang ke bengkok.19.Melepas sarung tangan dan merapikan pasien 20.Membuka sampiran21.Membereskan, membersihkan, dan mengembalikan ke tempat semula.22. Mencuci tangan23.Mencatat tindakan pada status pasien.24.Mengobservasi pasien. Unit Terkait- Unit Keperawatan- Keperawatan Rawat Inap

5 MENGGOSOK GIGIPengertianMembersihkan gigi dari kotoran / sisa makanan dengan menggosok gigiTujuan-Supaya mulut gigi dan tetap sehat, bersih dan tidak berbau-Mencegah terjadinya infeksi misalnya stomatitis, caries gigi dan lain-lain-Memberikan perasaan segar pada pasienKebijakanDilakukan pada pasien yang tidak dapat menggosok gigi sendiriProsedurA.PERSIAPAN ALATTersedia di baki :1.Handuk / pengalas2.Bengkok pengalas3.Air untuk kumur-kumur dalam gelas plastik4.Sikat gigi dan pasta gigi5.Tissue6.Sedotan (kalau perlu)

B.PELAKSANAAN1.Perawat mencuci tangan2.Kepala pasien dimiringkan3.Handuk atau pengalas diletakkan dibawah dagu4.Bengkok diletakkan dibawah dagu5.Pasien diberi air untuk kumur-kumur6.Sikatlah gigi pasien dengan perlahan dari atas ke bawah luar dan dalam geraham atas dan bawah7.Pasien diberi air untuk kumur-kumur8.Mulut dibersihkan/dikeringkan dengan tissue9.Bengkok dan pengalas diangkat pasien dibaringkan kembali10.Alat-alat dibereskan dan perawat cuci tangan

* Perhatian: Apakah ada perdarahan digusi, gigi rusak, luka-luka pada bibir dan lidah

Unit Terkait- Unit Keperawatan- Keperawatan Rawat Inap

6 MENGANGKAT JAHITAN LUKAPengertianMengangkat / membuka benang jahitan pada luka yang dijahitTujuan- Mencegah timbulnya infeksi- Mencegah tertinggalnya benangKebijakanDilkukan pada luka operasi yang sudah waktunya diangkat jahitannyaProsedurA.PERSIAPAN ALATTersedia di baki :1.Alat-alat steril-1 Pinset anatomi.-2 pinset chirugi.-Arteri klem ( bila perlu ).-1 gunting lurus/gunting angkat jahitan.-Kapas lidi sejukupnya-Kasa steril 10-15 lembar-Mangkuk steril-Agrave (kalau perlu)2.Alat-alat yang tidak steril-Plaster-Alkohol 70 % dalam botol-Bethadine-Bengkok-Kantong plastik-Obat luka-Gunting plesterB.PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN1.Memperkenalkan diri2.Memberitahu maksud dan tujuan3.Bicara dengan sopan4.Mengatur posisi5.Perhatikan respon dari pasien6.Mengatur lingkungan aman dan nyaman

C. PELAKSANAAN1.Alat-alat dibawa kedekat pasien2.Perawat cuci tangan3.Balutan lama dibuka dan dibuang4.Luka dibersihkan dengan kapas desinfektan kesatu arah5.Kapas kotor dibuang pada tempatnya6.Simpul jahitan ditarik sedikit ke atas benang digunting dan ditarik hati-hati digunting dan disimpul7.Tekan sekitar luka untuk mengetahui ada tidaknya pus8.Luka ditutup dengan kain kasa steril secukupnya lalu diplester.9.Pasien dirapikan dan alat-alat dibersihkan10. Parawat cuci tangan.

* Perhatikan: - Tehnik kerja harus secara aseptik- Mengangkat jahitan tergantung pada jenis jahitanUnit TerkaitUnit Rawat JalanUnit Rawat Inap

9 MEMBERI KOMPRES BASAHPengertianTata cara memberikan kompres pada luka atau bagian badan yang memerlukan agar selalu dalam keadaan basah.

Tujuan-Membersihkan luka-Mengobati luka-Mencegah kekeringan pada luka-luka tertentu

KebijakanDilakukan pada luka yang kotorProsedurA.PERSIAPANTersedia dalam baki1.Kain kasa steril secukupnya dalam mangkok berisi cairan untuk dikompres 2.Pinset anatomis steril 3 buah3.Kapas sublimat/kapas savlon dalam tempatnya4.Kasa kering dan steril5.Gunting verban6.Plaster7.Bengkok 1 buah8.Baskom berisi cairan kompres-NaCI 0,9%-Bethadin salution-H2O2 / Perhidrol 3%

B. PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN1.Memperkenalkan diri2.Memberitahu maksud dan tujuan3.Mengatur posisi pasien/mengatur lingkungan aman dan nyaman

C. PELAKSANAAN1. Membawa alat-alat ke dekat pasien2.Perawat cuci tangan3.Plaster dan balutan dibuka4.Kain kasa kotor diangkat memakai pinset dan masukkan ke bengkok5.Deran luka dibersihkan dengan kapas sublimat/ savlon satu arah saja lalu dibuang dilakukan sampai bersih.6.Pinset yang kotor dimasukkan dalam bengkok yang diberi larutan desinfektan.7.Dengan pinset steril ambil kasa steril yang telah dibasahi cairan obat, kemudian peras dengan pinset, bentangkan dan letakkan secukupnya diatas luka tutup dengan kasa kering kemudian balut dengan plaster. 8.Alat-alat dibereskan kemudian perawat cuci tangan.

Unit TerkaitUnit Keperawatan

10 MEMBERIKAN BANTUAN OKSIGENPengertianMemasukkan zat asam ke dalam paru-paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat khusus.

Tujuan- Membantu menambah kekurangan zat asam (O2)- Membantu kelancaran metabolisme- Pengobatan- Mencegah hypoxia

KebijakanDilakukan pada pasien anoxia, hypoxia, pasien yang mendapat trauma paru-paru.Pasien dengan kelumpuhan alat-alat pernafasan pasien shok, dispneu, cyanosis, apneu atau pasien dalam keadaan gawat (koma).

ProsedurA. PERSIAPAN ALAT1.Tabung oksigen dengan manumeternya.2.Flow meter (pengukur aliran)3.Humidifer (botol pelembab yang diisi air matang aquadest sampai batasnya. 4.Slang (pipa saluran zat asam)5.Kanula hidung ganda (Nasal Canule) / Pipa endothracheal / alat resusitasi otomatis yang lengkap.6.Alat tulis untuk mencatat.

B. PERSIAPAN ALAT DAN LINGKUNGAN1. Memberitahu maksud dan tujuan (bila pasien sadar).2.Mengatur posisi pasien sesuai dengan kebutuhan. 3.Ada respon dari pasien.4.Mengatur lingkungan aman dan nyaman.

C. PELAKSANAANProsedur dan cara-cara kerja.1.Setelah alat-alat dibawa ke dekat pasien perawat mencuci tangan. 2.Isi tabung dicoba dan diperiksa.3.Memasang pipa oksigen pada tabung.4.Pipa oksigen dihubungkan dengan kateter hidung/kanula hidung. 5.Mengatur volume sesuai program terapi dokter dengan membuka flow meter. 6.Memasang kateter hidung pasien. 7.Mengobservasi reaksi pasien. 8.Mencatat hasil tindakan 9.Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan. 10.Mencuci tangan.

Unit Terkait- Unit Keperawatan- Keperawatan Rawat Inap

11 TATA CARA HUBUNGAN KERJASAMA UNIT RAWAT INAP DENGAN SUB UNIT REKAM MEDIKPengertianTata cara yang mengatur koordinasi kerja antara Unit Rawat Inap dengan Sub Unit Rekam Medik yang meliputi pengiriman sensus harian, peminjaman berkas Rekam Medik (Status Pasien Lama) dan serah terima berkas Rekam Medik.

TujuanPelayanan Medis untuk pasien di Unit Rawat Inap yang membutuhkan perawatan dapat berjalan dengan lancar.

Kebijakan-Buku Pedoman Rekam Medik-Buku Pedoman Pelayanan Medik

ProsedurA. PENGISIAN SENSUS HARIAN1.Perawat dinas malam mengecek ulang jumlah pasien tiap hari, meliputi jumlah pasien baru, pasien pindah ruangan, pasien pindahan dari ruang lain dan pasien keluar dari Rumah Sakit (hidup, meninggal dunia, pulang paksa). 2.Data mutasi pasien tiap hari direkap pada lembar sensus harian pasien Rawat Inap. 3.Data yang harus dicantumkan pada lembar sensus/mutasi adalah jumlah pasien berdasarkan jenis pelayanan, jumlah pasien masuk (meliputi pasien baru/pindahan dari ruang lain) dan pasien keluar Rumah Sakit. 4.Penanggung jawab Shift dinas malam bertanggung jawab atas kelengkapan dan ketetapan pengisian Rekapitulasi Sensus Harian pasien Rawat Inap. 5.Lembar sensus tersebut diserahkan ke Sub Unit Rekam Medik keesokan harinya melalui Kepala Unit Rawat Inap.

B. PEMINJAM BERKAS REKAM MEDIK1.Perawat ruangan memberitahu petugas Rekam Medik bahwa ada peminjaman berkas Rekam Medik (Status Lama) dengan menyebutkan nomor Rekam Mediknya. 2.Petugas Rekam Medik mencarikan berkas Rekam Medik yang dimaksud. 3.Petugas Rekam Medik memberitahu perawat ruangan bahwa berkas yang dimaksud sudah ada. 4.Perawat meminjam berkas Rekam Medik dengan menulis Buku Peminjaman Berkas Rekam Medik yang disediakan di Rekam Medik.

C. PENGIRIMAN BERKAS REKAM MEDIK1. Perawat meneliti kelengkapan berkas Rekam Medik pasien yang telah dinyatakan pulang oleh dokter yang merawat. 2.Berkas Rekam Medik pasien pulang ditulis pada Buku Ekspedisi pengiriman berkas Rekam Medik sebelum dikirim ke Rekam Medik. 3.Petugas Rekam Medik meneliti jumlah berkas Rekam Medik yang diterima sebelum membubuhkan tanda tangan pada Buku Ekspedisi pengiriman berkas Rekam Medik Ruangan.

Unit Terkait- Unit Rawat Jalan- Unit Rawat Inap- Sub Unit Rekam Medik

12 TATA CARA HUBUNGAN KERJASAMA UNIT RAWAT INAP DENGAN UNIT GIZIPengertianTata cara yang mengatur hubungan kerja di Unit Pelayanan Keperawatan dengan Unit Gizi dan Dapur.

TujuanKelancaran pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan pelayanan diit pasien di unit pelayanan keperawatan.

KebijakanKoordinasi kerja antara Unit Gizi dan Unit Keperawatan meliputi pelayanan gizi pada pasien rawat inap.

Prosedur1.Perawat dinas malam mengecek ulang jenis diet tiap-tiap pasien. 2.Perawat dinas malam menyusun daftar diet pasien sesuai jenis diet yang ditetapkan dengan mengisi lembar daftar makanan penderita yang berisi : tanggal, nomor RM, nama pasien, kelas, macam diet dan keterangan lain yang diperlukan. 3.Setelah mengisi daftar makanan pasien, perawat membuat permintaan diet yang tercatat dalam lembar daftar makanan pasien. 4.Permintaan diet pasien diserahkan kepada dapur gizi untuk pelayanan diet pasien keesokan harinya. 5.Untuk permintaan diet bagi pasien baru/pasien pindah/permintaan penggantian diet, perawat yang bertugas pada shift tersebut membuat bon makan yang memuat permintaan diet pasien baru atau penggantian atau pembaritahuan pasien pindah kamar. 6.Distribusi dan pelayanan diet pasien di Unit Rawat Inap dikoordinasi olh petugas dapur ruangan. 7.Perawat mengkaji ulang kemampuan pasien dan membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan makan/minum. Unit Terkait- Unit Rawat Inap- Unit Gizi

7 MEMBERIKAN OBAT PERORALPengertianTata cara memberikan obat melalui mulut baik berupa obat padat (tablet / kaplet / kapsul) maupun cair (sirup / larutan).

TujuanMemberikan obat melalui mulut sesuai dosis indikasi dengan cara yang tepat.

Kebijakan-Pelaksanaan pemberian sesuai prosedur.- Pemberian obat per oral dengan cara ditelan langsung atau sublingual.

ProsedurI. 1.Obat-obatan yang sesuai2.Tempat obat3.Martil obat4.Etiket obat5.Air minum6.Sendok takar obat/sendok makan (sesuai dosis).7.Baki.

II. Persiapan Pasien1.Jelaskan maksud dan tujuan 2.Atur posisi sesuai kebutuhan

III. Pelaksanaan1. Cuci tangan2.Cek pemberian obat pada daftar obat (sesuaikan dosis dan cara pemberiannya). 3.Siapkan obat sesuai cara masuknya dan pemberiannya: -Siapkan obat dalam gelas obat untuk obat syrup.-Untuk obat padat bila pasien tidak bisa menelan langsung bila perlua hancurkan dengan martil. 4.Bawa obat pada pasien, jelaskan bagi cara pemberian waktu pemberiannya. 5.Berikan obat pada pasien, yakinkan obat benar-benar bisa dihabiskan. 6.Bereskan alat.7.Cuci tangan.

Unit Terkait- Unit Keperawatan- Keperawatan Rawat Inap.

13 PERHITUNGAN BALANCE CAIRANPengertianPerhitungan jumlah cairan yang masuk ke tubuh pasien meliputi jumlah cairan infuse, obat, transfuse darah, makan, minum, spoel kateter (mis: TUR) dan jumlah cairan yang keluar dari tubuh pasien meliputi jumlah BAB, BAK, muntah, perdarahan, Cairan drain cairan NGT dan IWL (Insesible Water Loss).

TujuanMengetahui defisit / excess cairanMempertahankan kebutuhan cairan tubuh yang seimbang / sesuai tujuan pengobatan.

Kebijakan-Dilakukan pada pasien post operasi besar-Dilakukan pada pasien dengan pembatasan cairan.-Dilakukan pada pasien yang mendapatkan pengobatan tertentu misalnya : lasix, dopamine.

ProsedurCara Perhitungan 1.Balans cairan pasien dihitung tiap 3 jam, 6 jam dan 24 jam. 2.Jumlah cairan yang masuk dan keluar yang telah dihitung dicatat di sebelah kiri jam perhitungan, jumlah cairan sisa yang akan dihitung pada balans cairan selanjutnya dicatat di sebelah kanan jam perhitungan. 3.Hitung cairan yang masuk meliputi jumlah cairan infus, obat, transfusi darah, makan, minum, spoel catheter (mis: TUR)4.Hitung jumlah cairan yang keluar meliputi : -BAB = diperkirakan air dalam feces adalah 100 ml/hr-BAK = jumlah urine-Muntah-Perdarahan-Cairan drain-Cairan NGT-IWL (Insensible Water Loss) Dewasa: 15 cc / Kg BB / hari, diperkirakan 250 cc / 6 jam. Anak: [30 usia (tahun)] cc / Kg BB / hari.Jika ada kenaikan suhu : IWL + 200 (suhu badan sekarang 36,8c)5.Hitung antara jumlah cairan yang keluar dan masuk, tentukan apakah pasien mengalami kekurangan cairan (defisit) atau kelebihan cairan (excess).6.Pada keadaan defisit cairan, ganti jumlah cairan pasien dengan cairan koloid (Hass, RL, PZ, D5 NS) sesuai dengan jumlah yang harus digantikan bila tidak ada kontra indikasi. 7.Pada keadaan excess bila perlu diberikan diuretik sesuai perintah dokter.

Unit Terkait- Unit Keperawatan- Keperawatan Rawat Inap

123 STANDAR PEMELIHARAAN STERILISATORPengertianPemeliharaan sterilisator adalah upaya-upaya yang dilakukan petugas untuk melakukan pemeriksaan kondisi sterilisator secara teratur.

Tujuan Protap ini disusun sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Pemeliharaan Sterilisator agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Kebijakan-Persyaratan SMM ISO 9001 : 2000-Pemeliharaan rutin dilakukan tiap 3 bulan sekali.-Pemeriksaan alat bisa dilakukan sewaktu-waktu apabila ada keluhan alat dari pemakai.

Prosedur-Cek dan bersihkan bagian-bagian alat-Cek catu daya-Cek elemen-Cek termometer pesawat dan timer-Cek kebocoran arus-Cek hubungan pembumian-Isi kartu pemeliharaan alat-Isi formulir laporan kerja-User mendatangi laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada user. Unit Terkait- IRD- PICU / NICU- Semua Ruangan- IPS - RS

PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN STIRILISATOR KERINGPengertianPemeliharaan dan perawatan stirilisator kering oleh petugas terutama perawat.

Tujuan Untuk menjaga kebersihan dan keawetan stirilisator.

Kebijakan-Pemeliharaan Stirilisator dilakukan setiap selesai dipergunakan.

Prosedur1.Sebelum digunakan, psatikan stirilisator dalam keadaan kering dan bersih. 2.Penggunaan stirilisator tidak lebih dari 2 x / hari3.Membersihkan stirilisasi minimal 1 bulan sekali dengan kain basah kemudian keringkan.4.Pada saat stirilisator menyala / on diharapkan tidak membuka pintu stirilisator sebelum lampu padam (selesai).

Unit Terkait- Unit OK

PEMELIHARAAN ALAT MEDIS DARI KARET NELATONPengertianPemeliharaan Alat Medis dari Karet Nelaton adalah cara pemeliharaan alat medis dari bahan karet nelaton di masing-masing unit yang menggunakan.

Tujuan Untuk membersihkan alat medik dari bahan karet yang habis pakai dan menghindari kontaminasi.

KebijakanSebagai acuan untuk membersihkan alat medis dari karet.

Prosedur1.Petugas memakai sarung tangan.2.Masukkan alat medis karet dalam larutan desinfektan yakni: -First aid 5 cc = 1 liter air3.Mencuci dengan sikat4.Bilas dengan air mengalir kuat.5.Dikeringkan dengan lap6.Untuk hand scoen / wwz / es cap setelah kering betul diberi alas / ditaburi bedak. 7.Untuk hand scoen masukkan dalam stoples dan diberi formalin. -Memberi etiket, tanggal dan penyeterilan-Setelah 2 x 24 jam siap digunakan. 8.Untuk barang lainnya diletakkan pada tempat yang kering.

Unit Terkait- Unit Rawat Inap- Unit Kamar Bedah- Bagian A.K.U

CARA PEMELIHARAAN ALAT PORTABLE DEFIBRILATORPengertianCara pemeliharaan dan menyimpan alat khusus berupa Portable Defibrilator

Tujuan Agar alat khusus berupa Defibrilator dapat terjaga fungsi dan kondisinya dengan baik.

KebijakanMempertahankan aset yang dimiliki rumah sakit agar tetap dapat memberikan pelayanan yang optimal terhadap pasien dengan menggunakan alat tersebut.

Prosedur1.Untuk pembersihan rutin, lap Defibrilator dan alat-alat perlengkapannya dengan alkohol.2.Jangan menggunakan pembersih yang mengandung sther, thinner dan bensin karena akan merusak bahan-bahan yang terbuat dari plastik. 3.Bersihkan paddle dengan air biasa atau solusion, jangan membersihkan dengan air yang bersuhu lebih dari 60 C.4.Jangan menggunakan autoklaf atau metode desinfeksi lain yang menggunakan temperature tinggi. Sterilkan paddle dengan menggunakan sthylene oxide gas.5.Permbersihan dilakukan dan sesudah tidak digunakan. Simpan alat di tempat yang tidak lembab.

Unit Terkait- UGD- ICU

PEMELIHARAAN ALAT MEDISDARI KARET NELATON ENDOTRACHEALPengertianPemeliharaan Alat Medis dari Karet Nelaton Endotracheal adalah cara pemeliharaan alat medis dari bahan karet nelaton di masing-masing unit yang menggunakan.

TujuanUntuk membersihkan alat medik dari bahan karet yang habis pakai dan menghindari kontaminasi.

KebijakanSebagai acuan untuk membersihkan alat medis dari karet.

Prosedur1.Petugas memakai sarung tangan dan scont plastik.2.Masukkan alat medis karet dalam larutan dsinfektan yakni: -Protelitic Enzymes-Nionitic Surfactane30 cc dilarutkan dalam 3 liter air bersih. 3.Mencuci dengan sikat4.Bilas dengan air mengalir kuat. 5.Dikeringkan dengan lap dan disemprot dengan kompresor. 6.Masukkan dalam stoples / bak instrument dan diberi formalin. 7.Memberi etiket, tanggal dan penyeterilan.8.Setelah 2 x 24 jam siap digunakan.9.Bila alat akan dipakai direndam dulu dengan aqua.

Unit Terkait- Unit Rawat Inap- Unit Kamar Bedah- Bagian A.K.U

PEMELIHARAAN DOPLERPengertianPemeliharaan Dopler adalah memelihara / menjaga kebersihan dan fungsi alat dopler.

Tujuan1. Terpeliharanya kebersihan alat.2. Mempertahankan fungsi alat.

KebijakanPemeliharaan dopler dilaksanakan setiap selesai dipergunakan.

Prosedur1.Menyiapkan alata. Lap keringb.Tissuec.Eengkok2.Menyiapkan Kliena.Membersihkan tranduser dari jelly dengan menggunakan tissue dan tissue kotor dibuang dibengkok.b.Membersihkan badan dopler dengan menggunakan lap kering.c.Mengecek baterai, bila lemah langsung dicharge, agar alat siap pakai. d.Membersihkan alat-alat, mengembalikan pada tempatnya.e.Petugas mencuci tangan.

Unit TerkaitRuang Kandungan / BKIA

45

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR GAWAT DARURAT

DAFTAR ISI

1. Syock Septik2. Syock Hipovolemik3. Anafilaksis4. Penanggulangan Bencana5. Syock Kardiogenik

SYOK SEPTIKPengertianSuatu kegagalan sirkulasi perifer dengan perfusi jaringan yang adekuat akibat septicemia.

Tujuan1.Mengembalikan sirkulasi perifer yang adekuat.2.Mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. 3.Mencegah kematian

Kebijakan1.Menyelamatkan jiwa.2.Mengacu pada pelayanan standar medik.

ProsedurAlat-alat: 1.Oropharingeal tuber / mayo tube sesuai dengan ukuran pasien.2.Face mask sesuai dengan ukuran pasien.3.Air bag4.Peralatan intubasi5.Papan resusitasi6.Bantal kecil7.Meja emergency berisi alat-alat dan obat-obat emergency. 8.Plester gunting9.Peralatan suction10.Peralatan oksigen11.PasienBeritahu pasien bila sadar / keluarga tentang prosedur tindakan dan tujuan.

Lankah-langkah:1.Kaji tanda-tanda vital2.Kaji tanda-tanda syok septic: demam tinggi, menggigil, takikardi, takipneu, proteinuria, leukositosis, dll.3.Mengkaji ABC dan kesadaran.4.Atur posisi pasien dalam posisi syok.5.Berikan terapi 4-6 liter/menit6.Bila pasien tidak sadar lakukan gerakan tripel: ektensi kepala, mendorong mandibula kedepan dan membuka mulut. 7.Bila pasien henti nafas segera lakukan ventilasi 2 kali buatan, kalau memungkinkan dengan oksigen murni. 8.Setelah dua kali ventilasi buatan awal, segera raba arteri karotis atau femoralis. 9.Bila nadi berdenyut tetapi pasien masih henti nafas teruskan ventilasi buatan 12 kali/menit sampai timbul ventilasi spontan dan adekuat. 10.Bila tidak teraba nadi berarti henti jantung segera lakukan kompresi jantung luar 15 kali dengan laju 80-100/menit yang kemudian dilakukan ventilasi 2 kali (1 ventilasi = 1-1,5 detik) dievaluasi setiap menit apakah tindakan efektif. 11.Pasang infuse NaCI 0,9 % / RL.12.Untuk mengatasi hemodinamik berikan dopamine IV drip 5-20 u/kg B/menit.13.Bila terjadi takikardi, tambahkandrip dobutamin 5-20 ug/kg BB/menit, bila dalam satu keur pemberian belum ada tanda-tanda tekanan darah sampai 80/50mmhg.15.Cek analisis gas darah, apabila terjadi asidosis metabolic koreksi dengan natrium bikarbonat sampai pH normal. 16.Pemberian antibiotik secara empiris, yaitu: a.Cefalosporin jenis ke III denan jenis, dosis dan cara pemberian yang sesuai dengan kondisi organ-organ ginjal, hepar.b.Aminoglikosida, jenis, dosis dan cara pemberian disesuaikan dengan kondisi organ seperti ginjal, hepar. 17.Evaluasi tanda-tanda vital dan respon pasien, bila tidak membaik dipertimbangkan untuk masuk ICU.

Hal.hal yang harus diperhatikan:1.Bekerja cepat, tepat, dan teliti.2.Jaga kenyamanan lingkungan

Unit Terkait- UGD, RR, Ruang Perawatan, Kamar Bersalin.

SYOK HIPOVOLEMIKPengertianMerupakan keadaan darurat yang disebabkan kegagalan peruse darah ke jaringan dengan volume plasma yang berkurang.

Tujuan1.Mengembalikan sirkulasi yang adekuat2.Mencegah terjadinya komplikasi terlalu jauh3.Mencegah kematianKebijakan1.Penyelamatan jiwa2.Mengacu pada standar pelayanan medis3.Dilakukan oleh dokter atau perawat yang telah pelatihan PPGD/ATLS/ACLSProsedurPersiapan 1.Alata. Air bagb. Oropharingeal air wayc. Face maskd.Endotracheal tubee.Perlengakapan infusef.Set intubasig.Obat-obat emergency : adrenalin, SA, dopamine, aminophilin, difenhidramine HCL, dll.2.PasienBeri penjelasan tentang prosedur tindakan terhadap keluarga/pasien bila sadarLangkah-langkah1.Kaji tanda-tanda vital dan pendarahan2.Kaji tanda-tanda kekurangan cairan : mukosa kering, mata cekung3.Bila disebabkan karena pendarahan, hentikan dengan tourniquet, balut tekan atau penjahitan4.Atur posisi pasien dalam posisi syok :a. Kepala setinggi atau lebih tinggi dari dadab.Tubuh horizontal atau dada lebih rendah kedua tungkai lurus, diangkat 205.Beri oksigen 4-6 liter binasal kanul6.Bila pasien tidak sadar lakukan gerakan tripel (ekstensi kepala, mendorong mandibula kedepan dan membuka mulut)7.Bila paasien henti nafas segera lakukan ventilasi buatan 2 kali buatan, kalau memungkinkan dengan O2 murni (100 %)8.Setelah dua kali ventilasi buatan awal, segera raba arteri karotis atau arteri femoralis9.Bila nadi berdenyut tetapi pasien masih henti nafas teruskan ventilasi buatan 12 kali/menit sampai timbul ventilasi spontan dan adequate.10.Bila tidak teraba berarti henti jantung (cardiac arrest) segera lakukan kompresi jantung luar 15 kali dengan laju 80-100 kali mneit yang kemudian dilakukan ventilasi 2 kali (1 ventilasi = 1-1,5 detik) dievakuasi setiap satu mneit, apakah tindakan efektif11.Pasang infuse NaCl / RL 1-2 liter dalam 30-60 menit, bila syok disebabkan oleh vomitus atau GEA sambil memonitoring tanda-tanda vital dan CVP12.Pasang infuse NaCI / RL 1-2 liter dalam 30-60 menit dan persiapan transfusi bila karena perdarahan. Sebelum tersedia darah diberikan plasma expander: plasmafusin maksimal 20ml/kg BB.13.Berikan transfusi PRC bila diperlukan hingga Ht >30% 14.Pasang kateter untuk memonitoring produksi urine.15.Cek elektrolit dan koreksi kelainannya.16.Koreksi acidosisBila dari pemeriksaan AGD terjadi acidosis metabolic diberikan Na-Bikarbonat 0,3 X BB X base exces meq IV17.Observasi TTV tiap 5 menit, sampai terlihat kembalinya organ vital: a. Otak : kembalinya kesadaranb. Ginjal : volume urine bertambah, sekitar 30 cc / jamc. Jantung : denyut nadi turun, tensi meningkatd. Kulit : ekstrimitas menjadi hangat.

Hal-hal yang harus diperhatikan1.Tindakan cepat, tepat dan akurat2.Monitoring respon pasien.

Unit TerkaitUGD, RR, Ruang Perawatan, Kamar Bersalin