Sop Limbah Infensius

2
Limbah padat infeksius rumah sakit adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis,perawatan, laboratorium, rawt jalan, gigi, ICU, OK atau kamar bedah, UGD, farmasi dan atau sejenisnya yang dihasilkan dirumah sakit ( Departemen kesehatan, 1996). Menurut EPA mengenai limbah padat infeksius adalah limbah yang mampu menimbulkan penyakit. ( Reinhardt, Gordon, 1996 ). Maka limbah padat infeksius rumah sakit harus dikelola dengan benar dan aman sesuai dengan prosedur pengolahan/ penangannya. Prosedur penanganan limbah padat infeksius meliputi : 1 Kelompokan atau digolongkan terlebih dahulu limbah padat infeksius sesuai dengan karakteristik, jenis dan sifatnya a. Golongan A : perban bekas pakai, sisa potongan tubuh manusia, pembalut, bekas infuse/transfusi set, sisa binatang percobaan b. Golongan B : spuit bekas, jarum suntik bekas, pisau bekas, pecahan botol obat. c. Golongan C : perlak yang terkontaminasi, tempat penampungan urine yang terkontaminasi, tempat penampungan muntahan yang terkontaminasi. d. Golongan D : obat kadaluarsa, kemasan obat dan bahan pembersih luka. e. Golongan E : pispot tempat penampungan urine, tempat penampungan mutahan pasien. 2 Mengurangi jumlah atau bahaya dari limbah , dengan mempertimbangkan hal sebagai berikut : a. Pengurangan jumlah limbah yang memerlukan perlakuan khusus, dengan pemisahan limbah padat B3 dan non B3. b. Pemasangan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis limbah. 3 Sarana penampungan limbah harus memadai, diletakkan pada tempat yang sesuai, aman, dan higienis. 4 Pengumpulan limbah dari setiap ruangan penghasil limbah harus menggunakan troli khusus dan tertutup( permukaan bagian dalam rata ,kedap air, mudah dibersihkan) .dengan mempertimbangkan jalur jalan yang ada dilingkungan rumah sakit dan jumlah sarana yang tersedia. 5 Limbah padat infeksius ditempat penampungan maksimal 24 jam pada musim kemarau dan maksimal 48 jam pada musim hujan.

Transcript of Sop Limbah Infensius

Page 1: Sop Limbah Infensius

Limbah padat infeksius rumah sakit adalah limbah yang berasal dari pelayanan medis,perawatan, laboratorium, rawt jalan, gigi, ICU, OK atau kamar bedah, UGD, farmasi dan atau sejenisnya yang dihasilkan dirumah sakit ( Departemen kesehatan, 1996). Menurut EPA mengenai limbah padat infeksius adalah limbah yang mampu menimbulkan penyakit. ( Reinhardt, Gordon, 1996 ). Maka limbah padat infeksius rumah sakit harus dikelola dengan benar dan aman sesuai dengan prosedur pengolahan/ penangannya. Prosedur penanganan limbah padat infeksius meliputi :

1 Kelompokan atau digolongkan terlebih dahulu limbah padat infeksius sesuai dengan karakteristik, jenis dan sifatnyaa. Golongan A : perban bekas pakai, sisa potongan tubuh manusia, pembalut, bekas

infuse/transfusi set, sisa binatang percobaanb. Golongan B : spuit bekas, jarum suntik bekas, pisau bekas, pecahan botol obat.c. Golongan C : perlak yang terkontaminasi, tempat penampungan urine yang terkontaminasi,

tempat penampungan muntahan yang terkontaminasi.d. Golongan D : obat kadaluarsa, kemasan obat dan bahan pembersih luka.e. Golongan E : pispot tempat penampungan urine, tempat penampungan mutahan pasien.

2 Mengurangi jumlah atau bahaya dari limbah , dengan mempertimbangkan hal sebagai berikut :a. Pengurangan jumlah limbah yang memerlukan perlakuan khusus, dengan pemisahan limbah

padat B3 dan non B3.b. Pemasangan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis limbah.

3 Sarana penampungan limbah harus memadai, diletakkan pada tempat yang sesuai, aman, dan higienis.

4 Pengumpulan limbah dari setiap ruangan penghasil limbah harus menggunakan troli khusus dan tertutup( permukaan bagian dalam rata ,kedap air, mudah dibersihkan) .dengan mempertimbangkan jalur jalan yang ada dilingkungan rumah sakit dan jumlah sarana yang tersedia.

5 Limbah padat infeksius ditempat penampungan maksimal 24 jam pada musim kemarau dan maksimal 48 jam pada musim hujan.

6 Petugas kebersihan mengikat kantong dengan rapat dan mengangkut dengan trolly khusus ke insenerator.

7 Untuk penampungan limbah padat infeksius dengan bentuk benda runcing atau tajam hendaknya ditempatkan dikontainer khusus yang dirancang kuat, tahan tususkan, kokoh , aman dan diberi label dengan benar.

8 Sebelum dikumpulkan ke tempat pembuangan atau pembakaran maka dilakukan desinfeksi terlebih dahulu.

9 Kantong limbah infeksius harus aman dari jangkauan manusia maupun binatang.10 Kode warna untuk limbah padat infeksius yaitu warna kantong/ container berwarna kuning .11 Untuk pembakaran limbah infeksius maka harus menggunakan minimal 2 ruang pembakar12 Insenerator limbah dioperasikan dengan efisiensi penghancur dan penghilangan senyawa

organic hingga 99,9 % sampai 99,99 %13 Temperatur chamber sekunder minimal 1000˚C14 Gunakan alat wet scrubber untuk meminimasi tingkat pencemaran di udara.

Page 2: Sop Limbah Infensius

15 Setelah proses insenerasi limbah maka harus dilakukan prosese landfiil atau penimbunan dengan metode controlled landfill

16 Petugas yang menangani limbah harus menggunakan alat pelindung diri seperti topi/helmt, masker, kaca mata, pakaian panjang ( coverall ).