Soon to Be Referat Radiologi FIX

37
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Bahkan WHO telah menetapkan dekade ini (2000-2010) menjadi dekade tulang dan persendian. Masalah pada tulang yang mengakibatkan keparahan disabilitas adalah fraktur. Fraktur merupakan kondisi terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan trauma langsung maupun tidak langsung. Fraktur dikenal dengan istilah patah tulang, biasanya disebabkan karena trauma atau tenaga fisik. Kekuatan, sudut, tenaga, keadaan tulang, dan jaringa lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi lengkap atau tidak. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang klavikula atau radius distal patah. Akibat trauma pada tulang bergantung pada jenis trauma, kekuatan dan arahnya. Trauma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat menyebabkan tulang patah dengaan luka terbuka sampai ke tulang yang disebut dengan patah tulang terbuka. Patah tulang yang 1

description

tes

Transcript of Soon to Be Referat Radiologi FIX

Page 1: Soon to Be Referat Radiologi FIX

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Saat ini penyakit muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak

dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Bahkan WHO telah

menetapkan dekade ini (2000-2010) menjadi dekade tulang dan persendian. Masalah

pada tulang yang mengakibatkan keparahan disabilitas adalah fraktur. Fraktur

merupakan kondisi terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya

disebabkan trauma langsung maupun tidak langsung. Fraktur dikenal dengan istilah

patah tulang, biasanya disebabkan karena trauma atau tenaga fisik. Kekuatan, sudut,

tenaga, keadaan tulang, dan jaringa lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah

fraktur yang terjadi lengkap atau tidak.

Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung,

misalnya benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius ulna,

dan dapat berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang

menyebabkan tulang klavikula atau radius distal patah. Akibat trauma pada tulang

bergantung pada jenis trauma, kekuatan dan arahnya. Trauma tajam yang langsung

atau trauma tumpul yang kuat dapat menyebabkan tulang patah dengaan luka terbuka

sampai ke tulang yang disebut dengan patah tulang terbuka. Patah tulang yang

didedak sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai luksasi

sendi yang disebut fraktur dislokasi.1 Dengan makin pesatnya kemajuan lalu lintas

baik dari segi jumlah pemakai jalan, jumlah pemakai kendaraan, jumlah pemakai jasa

angkutan, bertambahnya jaringan jalan dan kecepatan kendaraan maka mayoritas

terjadinya fraktur adalah kecelakaan lalu lintas. Sementara trauma – trauma lain yang

dapat menyebabkan fraktur adalah jatuh dari ketinggian, kecelakaan kerja dan cedera

olah raga.

Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2005 terdapat lebih dari 7 juta

orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang mengalami

kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang cukup tinggi yakni insiden fraktur

ekstremitas bawah, sekitar 46,2% dari insiden kecelakaan yang terjadi.

1

Page 2: Soon to Be Referat Radiologi FIX

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang

dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh tekanan yang berlebihan.

Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung dan trauma

tidak langsung.Fraktur tidak selalu disebabkan oleh trauma yang berat, kadang-

kadang trauma ringan saja dapat menimbulkan fraktur bila tulangnya sendiri terkena

penyakit tertentu. Juga trauma ringan yang terus menerus dapat menimbulkan fraktur.

2

Page 3: Soon to Be Referat Radiologi FIX

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi

Di dalam tubuh manusia, tulang-tulang menyusun alat gerak pasif dalam

bentuk rangka. Susunan rangka dibangun dari gelang-gelang dan lebih dari 200

potong tulang. Tulang-tulang bertemu satu dengan yang lain pada sambungan

tertentu. Sambungan itulah yang dapat membantu kelancaran gerakan. Sejumlah

gerakan dapat terjadi karena adanya macam-macam hubungan antar tulang

(artikulasi). Namun, gerakan tak mungkin terjadi tanpa penggerak, yaitu otot. Oleh

karen itu, tualng disebut sebagai alat gerak pasif sedangkan otot yang berperan

sebagai penggerak tulang disebut alat gerak aktif.

Menurut bentuk dan ukurannya tulang dibedakan sebagai berikut:

1. Tulang pendek

Tulang pendek bentuknya seperti silider kecil, berfungsi agar tulang dapat

bergerak bebas. Tulang pendek terdapat pada pergelangan tangan dan kaki,

telapak tangan dan kaki.

2. Tulang panjang

Tulang panjang bentuknya seperti pipa, berfungsi untuk artikulasi, terdapat

pada tulang hasta, tulang paha dan tulang betis.

3. Tulang pipih

Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar, berfungsi untuk melindungi struktur

dibawahnya, seperti pada pelvis, tulang belikat dan tempurung kepala.

4. Tulang tidak beraturan

Tulang tidak beraturan ini bentuknya kompleks dan berhubungan dengan

fungsi khusus. Contoh tulang tidak beraturan adalah tulang punggung dan

tulang rahang.

3

Page 4: Soon to Be Referat Radiologi FIX

Gambar 1: Anatomi Tulang Manusia

Fraktur adalah patah tulang atau terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang

ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya.2

Fraktur merupakan setiap retak atau patah pada tulang yang utuh. Fraktur atau

patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang

umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan

tulang dan atau tulang rawan baik komplet ataupun inkomplet. Fraktur dapat terjadi

4

Page 5: Soon to Be Referat Radiologi FIX

karena adanya trauma baik yang adekuat maupun yang tidak adekuat atau karena

adanya kelainan yang bersifat patologis.

Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur, yang beresiko tinggi untuk

terjadinya fraktur adalah orang yang lanjut usia, orang yang bekerja yang

membutuhkan kesimbangan, masalah gerakan, pekerjaan-pekerjaan yang beresiko

tinggi (tukang besi, supir, pembalap mobil, orang dengan penyakit degeneratif

atau neoplasma).3

2.2 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas,

pemendekan ektremitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan warna yang

dijelaskan secara rinci sebagai berikut :

a. Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang

diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai

alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang

b. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian tidak dapat digunakan dan cenderung

bergerak secara alamiah (gerakan luar biasa). Pergeseran fragmen pada fraktur

lengan dan tungkai menyebabkan deformitas (terlihat maupun teraba)

ektremitas yang bisa diketahui dengan membandingkannya dengan ektremitas

normal. Ekstremitas tidak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal

otot tergantung pada integritasnya tulang tempat melekatnya otot.

c. Pada fraktur panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena

kontraksi otot yang melekat di atas dan bawah tempat fraktur. Fragmen sering

saling melengkapi satu sama lain sampai 2,5 sampai 5 cm (1 sampai 2 inci).

d. Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang

dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan

lainnya. Uji krepitus dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak yang

lebih berat.

5

Page 6: Soon to Be Referat Radiologi FIX

e. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat

trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini biasa terjadi setelah

beberapa jam atau hari setelah cedera.

Tidak semua tanda dan gejala tersebut terdapat pada setiap fraktur. Kebanyakan justru

tidak ada pada fraktur linear atau fisur atau fraktur impaksi (permukaan patahan saling

terdesak satu sama lain). Diagnosis fraktur bergantung pada gejala, tanda fisik, dan

pemeriksaan sinar-x pasien. Biasanya pasien mengeluhkan mengalami cedera pada daerah

tersebut.4

2.3 Etiologi

Fraktur dapat diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu :

a. Fraktur akibat peristiwa trauma

Sebagian fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan

berlebihan yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, perubahan

pemuntiran atau penarikan. Bila tekanan yang kuat langsung mengenai tulang,

besar kemungkinan dapat menyebabkan fraktur pada tempat yang terkena dan

jaringan lunak yang ada di sekitarnya pasti akan ikut rusak.

b. Fraktur akibat peristiwa kelelahan atau tekanan

Retak dapat terjadi pada tulang seperti halnya pada logam dan benda

lain akibat tekanan berulang-ulang. Keadaan ini paling sering ditemukan pada

tibia, fibula atau metatarsal terutama pada atlet, penari atau calon tentara yang

berjalan baris-berbaris dalam jarak jauh.

c. Fraktur patologik karena kelemahan pada tulang

Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang tersebut

lunak (misalnya oleh tumor) atau tulang-tulang tersebut sangat rapuh.

2.4 Klasifikasi

6

Page 7: Soon to Be Referat Radiologi FIX

1. Menurut penyebab terjadinya:

a) Fraktur patologik

Adalah fraktur yang terjadi pada tulang yang sebelumnya telah mengalami

proses patologik, misalnya tumor tulang primer atau sekunder, myeloma

multiple, kista tulang, osteomyelitis, penyakit paget (kaki melengkung) dan

sebagainya. Trauma ringan saja sudah dapat menimbulkan fraktur.5

Gambar 2: Fraktur karena Osteochonfroma

b) Fraktur stress

Disebabkan oleh trauma ringan tetapi terus menerus, misalnya fraktur

march pada metatarsa, fraktur tibia pada penari balet, fraktur fibula pada pelari

jarak jauh, dan sebagainya

7

Page 8: Soon to Be Referat Radiologi FIX

Gambar 3: Fraktur stress pada tulang metatarsal

2. Menurut hubungan dengan jaringan ikat disekitarnya:

a) Fraktur terbuka

Fraktur terbuka merupakan suatu fraktur dimana terjadi hubungan

dengan lingkungan luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri

sehingga timbul komplikasi berupa infeksi

b) Fraktur tertutup

fraktur yang fragmen tulangnya tidak menembus kulit sehingga tempat

fraktur tidak tercemar oleh lingkungan / tidak mempunyai hubungan dengan

dunia luar.

8

Page 9: Soon to Be Referat Radiologi FIX

Gambar 4: Fraktur terbuka dan tertutup

3. Menurut bentuk garis fraktur dan hubungan dengan mekanisme trauma

Gambar 5: Beberapa tipe fraktur

9

Page 10: Soon to Be Referat Radiologi FIX

A. Fraktur transversal E. Fraktur greenstick

B. Fraktur oblik F.Fraktur epifisis dengan separasi

C. Fraktur komunitif G. Fraktur Kompresi

D. Fraktur avulsi H. Fraktur Impresi

Gambar 6: Beberapa tipe fraktur

a) Fraktur transversal

Fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang

tulang. Pada fraktur semacam ini, segmen-segmen tulang yang patah

direposisi atau direduksi kembali ke tempatnya semula, maka segmen-

segmen tersebut akan stabil, dan biasanya mudah dikontrol dengan bidai

gips.6

Gambar 6: Fraktur transversal

10

Page 11: Soon to Be Referat Radiologi FIX

Gambar 7: Fraktur transversal

b) Fraktur oblik

Fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang.

Fraktur ini cenderung tidak stabil dan sulit untuk diperbaiki.

Gambar 8: Fraktur Oblik

11

Page 12: Soon to Be Referat Radiologi FIX

c) Fraktur kominutif

Serpihan-serpihan atau terputusnya keutuhan jaringan dengan lebih

dari dua fragmen tulang.

d) Fraktur avulsi

Memisahkan suatu fragmen tulang pada tempat insersi tendon

ataupun ligamen. Biasanya tidak ada pengobatan yang spesifik yang

diperlukn untuk memulihkan fraktur ini. Namun, bila diduga akan terjadi

ketidakstabilan sendi atau hal-hal lain yang dapat menyebabkan kecacatan,

maka perlu dilakukan pembedahan untuk membuang atau meletakkan

kembali fragmen tulang tersebut.

Gambar 9: Fraktur Avulsi

12

Page 13: Soon to Be Referat Radiologi FIX

e) fraktur greenstick

Fraktur tidak sempurna dan sering terjadi pada anak-anak. Korteks

tulangnya sebagian masih utuh, demikian juga periosteum. Fraktur-fraktur

ini akan segera sembuh dan segera mengalami remodeling ke bentuk dan

fungsi normal.7

Gambar 10: Fraktur Greenstick

f) Fraktur epifisis dengan separasi

Biasanya terjadi pada anak-anak. Pada fraktur ini ada kemungkinan

fusi epifisis tulang terjadi lebih awal (premature) sehingga tulang tersebut

menjadi lebih pendek. Pada lengan hanya timbul efek kosmetik, tetapi bila

terjadi pada tungkai bawah akan menyebabkan pincang.

13

Page 14: Soon to Be Referat Radiologi FIX

Gambar 11: Fraktur epifisis dengan separasi

14

Page 15: Soon to Be Referat Radiologi FIX

g) Fraktur kompresi

Terjadi ketika dua tulang menumbuk (akibat tubrukan) tulang ketiga

yang berada di antaranya, seperti satu vertebra dengan dua vertebra lainnya.

Fraktur pada korpus vertebra ini dapat didiagnosis dengan radiogram. Pada

orang muda, fraktur kompresi ini dapat juga disertai dengan perdarahan

retroperitoneal yang cukup berat. Seperti pada fraktur pelvis, pasien dapat

secara cepat menjadi syok hipovolemik dan meninggal jika tidak dilakukan

pemeriksaan denyut nadi, tekanan darah, dan pernapasan secara akurat dan

berulang selama 24 sampai 48 jam pertama setelah cedera.

Gambar 12: Fraktur kompresi

h) Fraktur impresi

Fraktur impresi adalah fraktur dengan penekanan ke rongga dalam

otak yang diakibatkan oleh adanya kontak bentur pada kepala. fraktur

impresi tulang kepala terjadi akibat benturan dengan tenaga besar yang

langsung mengenai tulang kepala pada area yang kecil. Fenomena kontak

15

Page 16: Soon to Be Referat Radiologi FIX

bentur disini lebih terfokus dan lebih padat serta melebihi kapasitas

elastisitas tulang tengkorak.

Gambar 13 Fraktur impresi

2.6. Jenis Fraktur 6,10

o Fraktur pada tulang muka

Fraktur pada tulang muka dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu :

1. Dapat terjadi pada satu tulang atau2. Dapat terjadi pada beberapa tulang (fraktur kompleks)

Fraktur-fraktur ini meliputi :

a. Fraktur tulang nasal, dimana terjadi gangguan aliran dari sinus ke kavum nasib. Fraktur tulang frontalis, dimana terdapat sinus frontalisc. Fraktur arkus zigomatikus, dimana terlibat sinus maksilarisd. Fraktur yang meliputi etmoid, maksilaris atau keduanya.e. Fraktur kompleks yaitu fraktur yang mengenai beberapa tulang, yang sering terjadi

adalah :a. Fraktur naso-orbitalb. Fraktur trimalarc. Fraktur Le Fort

16

Page 17: Soon to Be Referat Radiologi FIX

Gambar 14. Fraktur os nasal

Gambar 15. Fraktur trimalar (tripod)

Gambar 16. Fraktur Le Fort

Fraktur tangan

1. Falangs

17

Page 18: Soon to Be Referat Radiologi FIX

Fraktur dapat disebabkan oleh trauma pada regio manus. Hiperekstensi dari sendi interfalang dapat mengakibatkan avulsi dengan fragmen fraktur yang kecil.

2. MetakarpalFraktur dari metakarpal V disebut Boxer’s fracture, dengan gambaran angulasi volar dari fragmen bagian distal. Dasar metakarpal I juga dapat mengalami fraktur dan dislokasi yang disebut dengan Bennet’s fracture.

Gambar 17. Fraktur Bennet

Gambar 18. Fraktur Boxer

Fraktur pergelangan tangan

1. Fraktur Colles

18

Page 19: Soon to Be Referat Radiologi FIX

Melibatkan daerah 2-3 cm proksimal dari pergelangan tangan pada radius distal dengan angulasi fragmen distal ke posterior.

Gambar 19. Fraktur colles

2. Fraktur SmithMelibatkan daerah 2-3 cm proksimal dari pergelangan tangan pada radius distal dengan angulasi fragmen distal ke anterior.

Gambar 20. Fraktur smith

Fraktur lengan bawah

1. Fraktur MoteggiaFraktur ulna proksimal dengan dislokasi proksimal radius relatif terhadap sendi siku.

19

Page 20: Soon to Be Referat Radiologi FIX

2. Fraktur GalleazziFraktur pada radius distal dengan dislokasi ulna bagian distal.

3. Fraktur sikuPaling sering melibatkan kaput atau leher dari os radius. Fraktur siku memberikan gambaran fraktur vertikal sederhana dan terlihat dengan baik pada proyeksi AP atau oblik.

Gambar 21. Fraktur montegia (kiri), fraktur galeazi (kanan)

Fraktur regio bahu

1. Fraktur humerusPaling sering terjadi pada collum chirurgicum humerus dan kolum anatomik, tuberkulum majus, tuberkulum minus, dan gabungannya.

2. Fraktur klavikulaPaling sering terjadi pada sepertiga medial klavikula.

3. Fraktur scapulaSeringkali terjadi pada korpus dan kolum dari scapula.

Fraktur sternum dan kosta

1. Fraktur sternumLebih mudah dilihat pada proyeksi lateral.

2. Fraktus kostaFraktur kosta komplit dapat ditemukan dengan mudah, namun jika inkomplit lebih sulit dan harus disertai dengan informasi klinis seperti : hematom pada daerah trauma.

20

Page 21: Soon to Be Referat Radiologi FIX

Fraktur pelvis

Pelvis merupakan suatu struktur berbentuk cincin. Umumnya, cincin pelvis dibagi menjadi arkus anterior yang meluas dari tulang pubis, dan arkus posterior dari asetabulum menuju asetabulum lain melewati artikulasio sakroiliaka dan sakrum. Fraktur pelvis sering melibatkan asetabulum dengan atau tanpa melibatkan dislokasi dari pelvis. Fraktur pelvis dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Fraktur stabilMelibatkan satu bagian dari cincin pelvis, atau tidak menyababkan terputusnya cincin tersebut.

2. Fraktur tidak stabilMelibatkan kedua bagian dari cincin pelvis, atau menyebabkan terputusnya cincin pelvis pada dua tempat atau lebih.

Fraktur femur

1. Fraktur femur proksimalUmum terjadi pada usia diatas 50 tahun

2. Fraktur kolum femurSering pada usia muda dan disebabkan trauma kuat. Sering disertai fraktur panggul.

3. Fraktur femur distal Biasa terjadi di antara dua kondilus

Fraktur patella

Sebagian besar adalah fraktur transversal dan dapat disertai penarikan oleh m.quadriseps femoris dari fragmen superior

2.7. Komplikasi Fraktur8

A. Osteomyelitis atau infeksi tulang terutama pada fraktur terbuka

B. Nekrosis avascular yaitu terputusnya supply darah pada suatu bagian

tulang sehingga menyebabkan kematian tulang tersebut

C. Non union: imombilisasi tidak sempurna, sklerosis pada ujung fragmen

dan garis patah menetap.

D. Delayed union: distraksi fragmen tulang

21

Page 22: Soon to Be Referat Radiologi FIX

E. Malunion: deformitas tulang akibat reposisi yang kurang baki

F. Atrofi sudeck: adanya disuse osteoporosis yang berat pada tulang distal,

pembengkakan jaringan lunak dan nyeri.

2.8 Penanganan Fraktur

Penanganan fraktur disesuaikan dengan lokasi fraktur. Ada beberapa

penanganan fraktur, yaitu :

1. Reduksi

Meskipun terapi umum dan resusitasi harus selalu didahulukan, tidak

boleh ada keterlambatan Fraktur yang melibatkan permukaan sendi ini

harus di reduksi sempurna mungkin karna setiap ketidakberesan akan

memudahkan timbulnya arthritis degenerative. Terdapat dua metode

reduksi; tertutup dan terbuka.9

2. Mempertahankan reduksi

Metode yang tersedia untuk mempertahankan reduksi adalah:

a. traksi terus-menerus

Gambar 22: Traksi terus-menerus

b. Pembebatan dengan gips

22

Page 23: Soon to Be Referat Radiologi FIX

Gambar 23: Pembebatan dengan gips

c. Fiksasi Internal

Gambar 24: Fiksasi Internal

d. Fiksasi Eksternal

Gambar 25: Fiksasi Eksternal

2.9 Perawatan Lanjut dan Rehabilitasi Fraktur

Ada lima tujuan pengobatan fraktur:

1. Menghilangkan nyeri

2. Mendapatkan dan mempertahankan posisi yang memadai dari

fragmen fraktur

3. Mengharapkan dan mengusahakan union

23

Page 24: Soon to Be Referat Radiologi FIX

4. Mengembalikan fungsi secara optimal dengan cara mempertahankan

fungsi otot dan sendi,mencegah atrofi otot,adhesi dan kekakuan

sendi,mecegah terjadinya komplikasi seperti dekubitus,trombosis

vena,infeksi saluran kencing serta pembentukan batu ginjal.

5. Mengembalikan fungsi secara maksimal merupakan tujuan akhir

pengobatan fraktur. Sejak awal penderita harus dituntun secara

psikologis untuk membantu penyembuhan dan pemberian

fisioterapi untuk memperkuat otot-otot serta gerakan sendi baik

secara isometrik (latihan aktif statik) pada setiap otot yang berada

pada lingkup fraktur serta isotonik yaitu latihan aktif dinamik pada

otot-otot tungkai dan punggung. Diperlukan pula terapi okupasi.

2.10 Penatalaksanaan

Terapi Konservatif

1. Proteksi saja

Misalnya mitella untuk fraktur collum chirurgicum humeri dengan kedudukan

baik

2. Immobilisasi saja tanpa reposisi

Misalnya dengan pemasangan gips atau bidai pada fraktur inkomplit dan

fraktur dengan kedudukan baik

3. Reposisi tertutup dan fiksasi gips

Fragmen distal dikembalikan pada kedudukan semula terhadap fragmen

proksimal dan dipertahankan dalam kedudukan yang stabil dalam gips

4. Traksi

Dipakai untuk reposisi secara perlahan dan fiksasi hingga sembuh atau

dipasang gips setelah tidak sakit lagi

Terapi Operatif

24

Page 25: Soon to Be Referat Radiologi FIX

Gambar 26. Pembidaian

Terapi operatif dengan reposisi secara tertutup dengan bimbingan radiologis :

1. Reposisi tertutup-fiksasi eksterna

2. Reposisi tertutup-fiksasi interna

Terapi operatif dengan membuka frakturnya adalah dengan reposisi terbuka dan

fiksasi interna

Keuntungan :

• Reposisi anatomis

• Mobilisasi dini tanpa fiksasi luar

Indikasi :

• Fraktur yang tidak bisa sembuh atau bahaya avaskular nekrosisnya tinggi.

Misalnya fraktur talus dan fraktur collum femur

• Fraktur yang tidak bisa direposisi tetutup, misalnya fraktur avulse dan fraktur

dislokasi

• Fraktur yang dapat direposisi tetapi sullit dipertahankan

• Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yang lebih baik dengan

operasi, misalnya fraktur femur

3.Excisional Arthroplasty

Membuang fragmen yang patah yang membentuk sendi

4.Excisi fragmen dan pemasangan endoprosthesis

Dilakukan excise caput femur dan pemasangan endoprosthesis

25

Page 26: Soon to Be Referat Radiologi FIX

Gambar 27. Fiksasi internal

Gambar 28. Fiksasi Eksternal

26

Page 27: Soon to Be Referat Radiologi FIX

BAB III

KESIMPULAN

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.

Fraktur dapat terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsi.

Patah tulang umumnya digolongkan dalam 2 macam, yaitu fraktur terbuka dan tertutup. Pada

fraktur tertutup, tulang yang patah tidak sampai keluar melewati kulit. Sedangkan patah

tulang terbuka, sebagian atau keseluruhan tulang yang patah terlihat menembus kulit.

Fraktur dapat disebabkan karena peristiwa trauma, peristiwa kelelahan atau tekanan

kelemahan pada tulang. Klasifikasi fraktur terdiri dari fraktur complete yaitu Fraktur / patah

pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran dari posisi normal,

fraktur incomplete yaitu fraktur / patah yang hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah

tulang, fraktur tertutup dimana fraktur yang tidak menyebabkan robeknya kulit, jadi fragmen

frakturnya tidak menembus jaringan kulit, fraktur terbuka adalah fraktur yang disertai

kerusakan kulit pada tempat fraktur (fragmen frakturnya menembus kulit), dimana bakteri

dari luar bisa menimbulkan infeksi pada tempat fraktur (terkontaminasi oleh benda asing)

terdiri atas 3 grade dan terdapat jenis khusus fraktur seperti fraktur greenstick, transversal,

oblik, spiral, kominutif, depresi, kompresi, patologik, avulsi, dan impaksi.

Penanganan fraktur disesuaikan dengan lokasi fraktur. Ada beberapa penanganan

fraktur, yaitu reduksi, mempertahankan reduksi dengan metode traksi terus menerus,

pembebatan gips, fiksasi internal dan fiksasi eksternal.

27

Page 28: Soon to Be Referat Radiologi FIX

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidajat R, Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2. Jakarta: EGC, 2005. 840-

841.

2. Smeltzer, Suzanne C, dan Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh AgungWaluyo. EGC ;

Jakarta.

3. Reeves CJ, Roux G and Lockhart R, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Buku I

(Penerjemah Joko Setyono), Jakarta : Salemba Medika.

4. Budiman, Icoel. Pemeriksaan Fisik Dan Radiologi Pada Fraktur (online). 2009. (Cited

2012 September 15) Available From: http://icoel.files.wordpress.com/2011/01/pem-

fisik-radiologi-fraktur.pdf

5. Patel, Pradip R. Fraktur . Lecture Notes: Radiologi. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit

Erlangga: 2006. Hal: 222-34.

6. Rasad, Sjahriar. Tulang. Radiologi Diagnostik. Edisi Kedua. Jakarta: Badan Penerbit

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: 2005. Hal: 31-36

7. Delahay, Lauerman. Children Orthopaedic. Wiesel et al. Essentials of Orthopedic

Surgery. Washington : WB Saunders Co. 2007

8. Mansjoer, Arif.M. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jakarta: Media

Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2000. Hal: 346-60

9. Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi,cetakan ke-V. Jakarta: Yarsif

Watampone, 2008. 332-334.

10. Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Empat.

Jakarta : Media Aeculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2014. Hal

938-39.

28