some thing

2
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laparaskopi adalahsuatuprosesinspeksi bagiandalam rongga perutdengan menggunakan endoskop melalui akses yang minimal. Untuk mendapatkan lapang pandan yang baik dalam rongga perutdiperlukan pneumoperitoneum, yaitu insuflasi rongga peritoneum dengan gas CO 2 . Prosedur ini ditambah dengan posisi pasien yang seringka ekstrim, membawa dampak fisiologik yang bermakna.Pengetahuan dan pemahaman mengenai hal ini sangat penting untuk manajemen anestesi yang baik. 1,2 indakan laparoskopi sudah dikenal sejak pertengahan 1!"#an ketika ahli gi memperkenalkan teknik yang aman untuk mendiagnosis nyeri panggul. $wal 1!%#an, tindakan ini mulai dilakukan pada prosedur kolesistektomi dan terus berkembang d pesat. &ekarang laparoskopi telah dilakukan untuk bedah 'askular (bypass aortom bedah urologi dengan komplikasi (nefrektomi pada malformasi arterio'ena prostatektomi radikal, pankreatomi distal dan reseksi hepar, bahkan tel anak*anak. 1,2 Penggunaan teknik laparoskopi telah sangat maju dan dapat diterapkan untuk prosedur. &aat ini laparoskopi telah menjadi prosedur operasi tersering jalan. Pembedahan laparoskopi disukai karena minimally invasive dan dihubungkan penyembuhan luka yang lebih +epat. eski demikian pada pasien dengan tindakan laparoskopi mungkin sulit untuk dilakukan karena perubahan*perubahan fi di atas. $nestesi harus dilakukan se+ara berhati*hati dan disesuaikan dengan jen kondisi pasien. 1,2

description

qsed

Transcript of some thing

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laparaskopi adalah suatu proses inspeksi bagian dalam rongga perut dengan menggunakan endoskop melalui akses yang minimal. Untuk mendapatkan lapang pandang yang baik dalam rongga perut diperlukan pneumoperitoneum, yaitu insuflasi rongga peritoneum dengan gas CO2. Prosedur ini ditambah dengan posisi pasien yang seringkali ekstrim, membawa dampak fisiologik yang bermakna. Pengetahuan dan pemahaman mengenai hal ini sangat penting untuk manajemen anestesi yang baik.1,2Tindakan laparoskopi sudah dikenal sejak pertengahan 1950an ketika ahli ginekologi memperkenalkan teknik yang aman untuk mendiagnosis nyeri panggul. Awal 1980an, tindakan ini mulai dilakukan pada prosedur kolesistektomi dan terus berkembang dengan pesat. Sekarang laparoskopi telah dilakukan untuk bedah vaskular (bypass aortomesenterika), bedah urologi dengan komplikasi (nefrektomi pada malformasi arteriovena renal besar), prostatektomi radikal, pankreatomi distal dan reseksi hepar, bahkan telah dilakukan pada anak-anak.1,2Penggunaan teknik laparoskopi telah sangat maju dan dapat diterapkan untuk banyak prosedur. Saat ini laparoskopi telah menjadi prosedur operasi tersering bagi pasien rawat jalan. Pembedahan laparoskopi disukai karena minimally invasive dan dihubungkan dengan penyembuhan luka yang lebih cepat. Meski demikian pada pasien dengan kondisi buruk tindakan laparoskopi mungkin sulit untuk dilakukan karena perubahan-perubahan fisiologik di atas. Anestesi harus dilakukan secara berhati-hati dan disesuaikan dengan jenis operasi dan kondisi pasien.1,2